BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Definisi Penjadwalan Penjadwalan terkait pada aktivitas dalam hal untuk membuat sebuah jadwal. Sebuah jadwal adalah sebuah tabel dari kegiatan - kegiatan yang disusun berdasarkan waktu kapan aktivitas tersebut ditempatkan. Kegiatan ini biasanya pertemuan antar beberapa komponen pada sebuah waktu dan tempat yang sama. Jadwal harus memenuhi beberapa persyaratan dan memenuhi keinginan semua orang yang terlibat sebaik mungkin. Waktu dari aktivitas harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada salah satu komponen pun memliki lebih dari satu kegiatan pada waktu yang sama Penjadwalan bisa menjadi suatu masalah apabila terdapat suatu sekumulan tugas yang datang secara bersamaan pada waktu tertentu, seperti per bulan, per minggu, per hari, atau skala waktu lainnya, sedangkan fasilitas yang dimiliki perusahaan terbatas. Biasanya jika hal ini terjadi, maka akan diberlakukan aturan prioritas. Untuk membuat suatu penjadwalan maka masukan yang dibutuhkan untuk membuatnya adalah mencakup jenis dan banyaknya job yang akan diproses. Dari masukan tersebut, penjadwalan yang dihasilkan adalah berupa urutan pekerjaan yang akan dijadwalkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.2 Tujuan Penjadwalan Menurut Narasimhan (1985), penjadwalan yang baik seharusnya simpel, mudah dimengerti dan dapat dilaksanakan oleh pihak manajemen dan oleh siapapun yang menggunakannya. Aturan-aturan penjadwalan seharusnya cukup kuat tetapi mempunyai tujuan yang realistis sehingga cukup flexible untuk memecahkan masalah yang tidak terprediksi sebelumnya dan membolehkan satu perencanaan ulang. 1.3 Manajemen Proyek Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja.Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Inilah 3 garis besar untuk berlangsungnya suatu proyek : 1. Perencanaan Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan suatu perencanaan yang benar-bebar matang. Yaitu dengan meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus menyiapkan semua program teknis dan menyiapkan administrasi supaya dapat diimplementasikan. Tujuannya yaitu supaya memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu, biaya maupun keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area dari manajemen proyek (Seperti: waktu, biaya, mutu, kesehatan, lingkungan,keselamatan kerja, sumber daya, resiko dan sistem informasi). 2. Penjadwalan Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, dan material), durasi dan juga progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek yang mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai macam permasalahannya. Proses monitoring dan juga updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis supaya sesuai dengan tujuan proyek tersebut. Terdapat beberapa metode untuk mengelola http://digilib.mercubuana.ac.id/ penjadwalan proyek, diantaranya yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning serta waktu dan durasi kegiatanna. Jika terjadi penyimpangan terhadap rencana awal, maka dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek tetap berada dijalur yang diharapkan. 3. Pengendalian Proyek Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek. Tujuan utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan yang mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian ialah berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan selama proses. 1.4 Teknik manajeman Proyek : Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique ( PERT ) T. Hani Handoko (1993 : 401) mengemukakan bahwa CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya dan waktu penyelesaian proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin. CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan fasilitas analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang dibutuhkan. Adapun langkah langkah yang harus dilakukan pada CPM dan PERT adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone). Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan. 3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram). Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan (pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah. 4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas. Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. 5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path). Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu : ES – Early Start LS – Latest Start EF – Early Finish LF – Latest Finish http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis sesuai dengan diagram. 6. Melakukan pembaharuan diagram sesuai dengan kemajuan proyek. Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Kedua metode ini dikenal dengan istilah Network analysis atau teori jaringan kerja. Pada dasarnya metode analysis ini adalah sama.perbedaannya terletak pada perkiraan waktu, CPM memperkirakan waktu dengan cara pasti ( deterministic ) sementara PERT dengan cara kemungkinan ( Probabilitas ). CPM dan PERT sangatlah memiliki peranan yang sangat penting karena kedua metod tersebut bisa menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dari suati proyek. Adapun pertanyaan pertanyaan itu adalah sebagai berikut : a. Kapan seluruh proyek akan dapat diselesaikan. b. Apakah aktivitas kritis atau tuga tugas dalam proyek akan menunda keseluruhan proyek. c. Apakah aktivitas non kritis yaitu pekerjaan pekerjaan yang bisa berjalan terlambat tanpa menunda penyelesaian seluruh proyek. http://digilib.mercubuana.ac.id/ d. Probabilitas apa yang akan membuat proyrk ini diselesaikan pada tanggal waktu e. Pada suatu tanggal tertentu, apakah sesuai jadwal,dibelakang jadwal atau didepan jadwal. f. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang akan dibelanjakan itu sama, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan. g. Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktunya. h. Jika proyek telah diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, cara apa yang lebih baik untuk mneyelesaikan proyek tersebut biaya yang sekecil mungkin. 2.4.1 Membuat diagram jaringan kerja Langkah pertama dalam jaringan PERT dan CPM adalah membagi keseluruhan pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan menurut struktur pecahan kerja. Ada 2 cara pendekatan untuk menggambarkan jaringan kerja : 1. Kegiatan pada titik (activity on node, AON) 2. Kegiatan pada panah (activity on arrow, AOA) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada AON titik menunjukan kegiatan memerlukan waktu dan sumber daya. Perbedaan mendasar pada AON dan AOA, adalah pada AON, titik memiki kegiatan. Pada jaringan AOA,titik merupakan watu mulai dan selesainya suatu kegiatan yang disebut kejadian, artinya titik AOA tidak memerlukan waktu maupun sumber daya. 2.4.2 Simbol dalam critical path method (CPM) Dalam metode jalur ktitis atau CPM waktu melaksanakan kegiatan dianggap sudah pasti dan untuk menentukan jalur kritis perlu dibuat diagram jaringan kerja dengan menggunakan simbol-simbol sebagai berikut : a. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Diatas anak panah ditulis symbol kegiatan, sedangkan dibawah anak panah di tulis waktu kegiatan. b. Lingkaran kecil (nodle), menyatakan sebuah kegiatan atau peristiwa. Dalam diagram jaringan kerja di mungkinkan terdapat mlebih dari satu peristiwa melebihi, tapi diantara dua peristiwa hanya boleh satu kegiatan. c. Anak panah putus-putus menyatakan kegiatan semu atau dummy. Dalam kegiatan jaringan kerja, kegiatan semu atau dummy boleh ada atau tidak, kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Sebelum menggambarkan aktivitas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Panjangnya panah tidak menunjukan lamanya waktu penyelesaian pekerjaan. 2. Aktivitas-aktivitas apa yang menndahului dan aktivitas apa yang mengikuti. 3. Aktivitas apa yang dapat dilakukan bersama-sama. 4. Aktivitas-aktivitas tersebut sudah ditentukan saat mulai dan saat berakhirnya. 5. Biaya dari aktivita-aktivitas tersebut. Tabel 2.1 perbandingan antara jaringan AON dan AOA http://digilib.mercubuana.ac.id/ Pada tabel 2.1 No.5 dan 6 menggambarkan bahwa pendekatan AOA terkadang memerlukan tambahan kegiatan dummy untuk memperjelas hubungan. Kegiatan dummy tidak membutuhkan waktu dan sumber daya, tetapi dibutuhkan jika sebuah jaringan memiliki kegiatan dengan kejadian mulai dan akhir yang sama. Kegiatan dummy juga penting pada saat software computer digunakan untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ menetukan waktu penyelesaian pekerjaan. Kegiatan dummy mempunyai waktu penyelesaian nol. 2.4.3 Contoh kegiatan pada titik (AON) Sebuah rumah sakit akan melakukan pemasangan sistim penyaringan, seperti di tunjukan pada table 2.2. Kita lihat pada table bahwa kegiatan A terdaftar sebagai pendahulu langsung dari kegiatan C, demikian pula, kedua kegiatan D dan E harus dilakukan sebelum memulai kegiatan G. Tabel 2.2 contoh kegiatan pada titik AON Kegiatan Penjelasan Pendahulu langsung A Membangun komponen internal - B Memodifikasi atap dan lantai - C Membangun tumpukan A D Menuangkan beton dan memasang rangka A, B E Membangun pembakar temperature tinggi C F Memasang sistem kendali polusi C G Membangun alat pemecah polusi udara D, E H Pemeriksaan dan pengujian F, G http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam contoh ini, terdapat dua kegiatan (A dan B) yang tidak mempunyai pendahulu. Penulis menggambarkan titik-titik yang terpisah untuk setiap kegiatan ini. Sebagaimana ditunjukan pada gambar 2.1. meskipun tidak diperlukan, biasanya lebih nyaman untuk menggunakan kegiatan awal yang unik untuk suatu proyek. Karena itu penulis memasukan kegiatan dummy tersebut mulai pada gambar 2.1. kegiatan dummy ini benar-benar tidak ada, dan tidak memerlukan waktu dan sumber daya apapun. Kegiatan mulai adalah pendahulu langsung untuk kegiatan A dan B, dan bertindak sebagai kegiatan awal yang unik untuk keseluruhan proyek. Gambar 2.1 memlulai jaringan AON untuk pemasangan Sistim penyaringan Hubungan yang didahulukan mengunakan garis diperlihatkan dengan mengunakan tanda panah. Secara keseluruhan jaringan kerja dengan mengunakan AON sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.2 Jaringan AON yang masih dalamproses untuk pemasangan system jaringan Jaringan proyek AON yang sudah selesai untuk proyek pemasangan system penyringan ditunjukkan pada gambar 2.3 yang mengambarkan jaringan proyek secara tepat membutuhkan waktu dan pengalaman. Gambar 2.3 JAringan AON yang sudah selesai untuk pemasangan system penyaringan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.4 Contoh kegiatan pada panah ( AOA ) Sebuah titik pada jaringan kerja AOA berarti kejadian, yang mendekati Gambar 2.4 jaringan AOA lengkap (dengan kegiatan Dummy) untuk pemasangan sistem penyaringan. 2.4.5 Kegiatan semu / Dummy Activity Tanda panah pada format arrow ( AOA ) tidak menyatakan sutu kejadian apapun,digambarkan hanya untuk menyatakan / menunjukkan keterkaitan antar kegiatan. Pengunaan Dummy sebagai berikut : E dapat dimulai bila A,B dan C selesai http://digilib.mercubuana.ac.id/ A,B.C berasal dari kejadian 1 menuju 4 D Dimulai bila A dan B selesai, F dimulai bila B dan C selesai. C dumulai jika A selesai, dan E dapat dimulai jika A dan B selesai. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.6 Membuat penjadwalan dengan Critical Path Method ( CPM ) Setelah diagram jaringan ini digambarkan untuk menunjukkan semua kegiatan dan hubungan yang harus didahulukan, langkah selanjutnya adalah menentukan jadwal artinnya mengidentifikasi waktu mulai dna waktu selesai yang direncanakan untuk setiap kegiatan. Waktu awal dan waktu selesai dalam hal ini diidentifikasi sebagai berikut : 1. Earliest Start Time ( ES ) Adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat dimulai,dengan asumsi semua pendahulu sudah selesai 2. Earliest Finish Time ( EF ) Adalah waktu terdahulu suatu kegiatan dapat selesai. 3. Latest Start Time ( LS ) Adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat dimulai sehingga tidak menunda waktupenyelesaian keseluruhan proyek. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4. Latest Finish Time ( LF ) Adalah waktu terakhir suatu kegiatan dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek. Penulis mengunakan proses Two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass, untuk menentukan jadwal waktu untuktiap kegiatan.ES dan EF ditentukan selama forward pass, sedangakan LS dan LF ditentukan selama Backward pass Gambar 2.6 Notasi yang digunakan pada titik ( Node ) untuk forward pass dan backward pass Dua langkah yang dilakukan dalam analisa jaringan kerja yaitu forward pass dan backward pass. : 1. Forward pass http://digilib.mercubuana.ac.id/ Forward pass dilakukan dengan mengidentifikasi waktu waktu awal kegiatan dimulai dan berakhir ( ES dan EF ) a. Aturan ES Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai,semua pendahulu langsung ( Predecessor ) harus diselesaikan Jika Suatu kegiatan hanya mempunyai suatu processor, maka ES kegiatan tersebut = EF dari predecessornya. Jika suatu kegiatan mempunyai beberapa predecessor,maka ES kegiatan tersebut diambil dari nilai maksimum EF diantara predecessornya. b. Aturan EF EF adalah jumlah dari waktu terdahulu ( ES ) dan waktu kegiatannya. EF = ES + Durasi Kegiatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.7 Waktu-waktu mulai dan selesai terdahulu untuk pemasangan sistem penyaringan Karena kegiatan “mulai” tidak mempunyai pendahulu, kita memulai dengan menetapkan ES sebagai 0. Artinya kegiatan “mulai” dapat dimulai pada akhir minggu 0, yang sama dengan awal minggu 1. Jika kegiatan “mulai” mempunyai ES = 0, EF juga 0, karena waktu kegiatan = 0. ES A = EF dari “mulai” = 0 EF A = ES dari A + durasi = 0 + 2 = 2 EF B = EF dari “mulai” = 0 EF B = ES dari B + durasi = 0 + 3 = 3 ES C = EF dari A = 2 EF C = ES C + durasi = 2 + 2 = 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ ES D = Max ( EF dari A, EF dari B ) = Max ( 2,3 ) = 3 EF D = ES D + durasi = 3 + 4 = 7 dst. 1. Backward Pass Sebagaimana forward pass dimulai dari awal seluruh kegiatan dimulai, backward pass dimulai dari kegiatan terakhir. Untuk setiap kegiatan. Pertama – tama menuntukan nilai ES. Dua aturan tersebut digunakam pada proses ini. a. Aturan LF Seluruh kegiatan adalah predecessor harus telah diselesaikan. Jika suatu kegiatan adalah predecessor bagi satu kegiatan, maka LF predecessor = LS kegiatan successornya. Jika suatu kegiatan adalah predecessor bagi lebih dari satu kegiatan yang secara langsung mengikutinya, maka nilai LF diambil dari nilai minimum LS successor. b. Aturan LF Waktu diambil terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah perbedaan waktu selesai akhir (LF) dan durasi kegiatan yaitu : LS = LF – Durasi Contoh, berdasarkan tabel 2.2 akan diketahui LS dan LF seperti yang ditunjukan gambar 2.8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.8 Wakti-waktu Mulai dan Selesai Terakhir Untuk Pemasangan Sistem Penyaringan 1.5 Menghitung Waktu Slack dan Mengidentifikasi Jalur Kritis Setelah menghitung waktu terdahulu dan waktu terakhir dari semua kegiatan, untuk menemukan jumlah waktu slack (slack time), atau waktu bebas, yang dimiliki oleh setiap kegiatan menjadi mudah. Slack adalah waktu longgar yang dimiliki oleh sebuah kegiatan sehingga kegiatan tersebut masih bisa diundur tanpa menyebabkan keterlambatan pekerjaan keseluruhan. Waktu slack adalah perbedaan earliest dan latest yang secara matematisnya, Slack = LS –ES atau Slack = LF – EF. Tabel 2.3 Jadwal Pemasangan Sistem Penyaringan Kegiatan ES http://digilib.mercubuana.ac.id/ EF LS LF Slack Pada jalur kritis A 0 2 0 2 0 Ya B 0 3 1 4 1 Tidak C 2 4 2 4 0 Ya D 3 7 4 8 1 Tidak E 4 8 4 8 0 Ya F 4 7 10 13 6 Tidak G 8 13 8 13 0 Ya H 13 15 13 15 0 Ya Kegiatan dengan waktu slack = 0 disebut kegiatan kritis (critical activities) dan berada pada jalur kritis. Jalur kritis (Critical path) adalah jalur tidak terputus melalui jaringan kerja ( Network diagram), yaitu : 1. Mulai pada kegiatan pertama (contoh : mulai) 2. Berhenti pada kegiatan terakhir pekerjaan (contoh : T) 3. Terdiri pada kegiatan kritis (yaitu kegiatan yang tidak mempunayi waktu slack) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Gambar 2.9 Jalur Kritis dan Waktu Slack untuk Pemasangan Sistem Jaringan Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang dimulai dari kegiatan awal dan berhenti pada kejadian akhir. Berdasarkan ketentuan ini maka definisi jalur kritis dapatlah ditetapkan sebagai berikut : 1. Suatu jalur dimana tipe kejadian pada jalur tersebut mempunyai waktu kejadian paling lambat, maka jalur tersebut jalur kritis. 2. Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jalur kritis sama dengan jumlah waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek. 3. Semua kegiatan yang terletak di jalur kritis tersebut disebut jalur kritis. Ketentuan-ketentuan lainya adalah : 1. Jalur kritis dapat juga melalui kegiatan dummy atau kegiatan semu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Jalur kritis dapat terdiri dari beberapa jalur. 3. Waktu penyelesaian suatu kegiatan kritis tidak oleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan dapat memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek. Metode jalur kritis menggambarkan seuatu proyek dalam bentuk network dengan kmponen aktivitas-aktivitas. Agar metode ini dapat diterapkan maka suatu proyek harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Kegiatan suatu proyek harus ada waktu mulai dan waktu akhir. 2. Kegiatan dapat dimulai atau diakhiri dan dilaksanakan secara terpisah dalam suatu rangkaian tertentu. 3. Kegiatan dapat diatur menurut rangkaian tertentu. Jalur kritis digunakan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang sangat tinggi (kegiatan kritis). Dan jika kegiatan kritis ini mengalami keterlambatan maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, oleh karena itu mempercepat waktu penyelesaian kegiatan kritis akan mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1.6 Program Evaluation and Review Technique (PERT) Metode yang digunakan untuk menentukan lama waktu pengerjaan kegiatan adalah variable random atau disebut dengan evaluation and review technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas tiga dasar perkiraan, yaitu : a = waktu optimis b = waktu pesimis m = waktu paling mungkin Perkiraan lama waktu kegiatan atau sama dengan isilah rata-rata dalam bahasa sehari-hari atau µ dalam bahasa matematika dapat dihitung dengan cara : Mean = µ= a + 2m +b 6 Dalam persamaan tersebut, setiap a dan b mempunyai bobot satu dan waktu normal memiliki bobot 4. Oleh karena itu total bobot adalah 6 ( 1 + 1 + 4 ) dan dibagi dengan 6 sebagai rata-rata bobot. Sedangkan b-a sama dengan 6 standar deviasi. Berarti satu standar deviasi sama dengan b-a dibagi 6 atau : 1 standar deviasi = σ (b-a/6 ) Tujuan dari metode ini adalah : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Untuk menentukan brobabilitas tercapainya bebas waktu proyek. 2. Untuk menetapkan kegiatan dimana dari suatu proyek yang merupakan bottleneck menentukan waktu penyelesaian suatu proyek sehingga dapat diketahui pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi. 3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan-perubahan program-program evaluation and review technique (PERT) juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada jadwal proyek. http://digilib.mercubuana.ac.id/