ADNAN YELIPELE-FSH - UIN Repository

advertisement
TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA
DITIN.JAll DARI HUKUIVI ISLAIVI
SKR!PS!
Di<\jukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Mernperoleh
Gelar Sarjana Hukurn Islam (SH!)
Olch:
-.,
;)ilcri11P.,,
"
~~-~'""'"'
(i,•wl
•
Adnan Yelipelc
"1-.X •• ::::.: .....
NIM: !04044201457 Tgl.
~.. ,l'.1 ...L .............................
·-z:::·.:::·'ii:i'8'"......
No. Indnk : Q.(Q.:::.!..Z.::::Lf...
9.q:_ .. .
k)asilikasi : ............................................. .
KONSENTRASI ADIVllNISTRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUD! AL-AHWAL AL-SY AKHSIYY AH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF 1-IIDAVATULLAH
.JAKARTA
1429 H/2008 M
TRADISI DALAM PERK.A \VIN AN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
SKRIP SI
Diajukan Kepada Fakul.as Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
------~---~---,
PERPUSTAKAAN UTAMA
LJIN SY,<\HID JAKARTA
Adnan Yelipele
i'ilM: 10404-1201457
Di Bawah Bimbingan
lcmbimbing
I
I ('(' '··'-...._
Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. D
NIP. 150312-127
KONSENTRASI AD:\HN!STRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUDI AL-AH\VAL AL-SYAKHSIYYAH
FAKUL T AS SY Alli' AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
LEMEAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini rnerupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk rnemenuhi
salah satu persyarntan rnernperoleh gelar strata I di Fakultas Syari'ah clan
Hukum Uni,·ersitas Islam Negeri (UIN) Syarif 1-liclayatullah Jakarta.
Semua surnber yang saya gunakan clalarn penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syari'ah clan Hukurn
l_. ni' ersi tas Islam Negeri Syari f Hidayatullah Jakarta.
'
.lik:1 di kernudian hari terbukti bal·wa karya ini bukan basil karya asli saya
awu merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerinw sanksi 'ang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
I Iida) arulbh Jakarta.
Jakarta, 18 Dzulga'dah 1429 1-l
18 Nove.mber 2008
Adnan Yelir1ele
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "TRADISI DALAM PERKA\VINAN ADAT
MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM" (Studi
Kasusu Di Desa Walesi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 18
November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Al-Ahwal AsySyakhsiyyah Administrasi Keperdataan Islam (AKI).
Jakarta, 18 November 2008
Mengesahkan,
Syari'ah dan Hukum
PAN/TIA UJIAN
1. Ketua
Ors. H. A. Basig Djalil. SH, i'v1A
NIP. 150169102
2. Sekretaris
Kamarusdiana. S.Ae. l'vlH
NIP. 150285972
3. Pembimbing I
: Dr. J.M. Muslimin. MA. Ph.D
NIP. 150312427
"
(..... .. ................ ,, ... ")
/; . ..!:.~~
~rfr~i
'
4. Penguji I
: Drs. H. Afifi Fauzi Abbas. MA
NIP. 150210421
( ...............................)
5. Penguji II
Kamarusdiana. S. Ag. MH
NIP. 150285972
(................................)
iv
~;;
KATA PENGANTAR
Bismillah hirrahman nirrahim.
Puji syukur al-hamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hiday~h-Nya kepada Penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Qudwah Hasanah
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan
skripsi ini banyak pihak yang telah berpartisipasi membantu baik moril maupun
meteril kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
sebab itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma. SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas
Syari'ah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ketua Program Studi Ahwal Syakhshiyynh Fakultas Syari'ah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ors. H. A. Basiq Djalil., SH. MA., dan Bapak
Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhshiyyah, Kamarusdiana S. Ag, MH., yang
selalu memberikan motifasi dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. 0., sebagai Dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan,
"
mengoreksi
dan
memotivasi
kepada
Penulis
sehingga
Penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada
Penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum
serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas tersedianya
buku-buku, melayani Penu!is
dengan ramah dan meminjamkan buku-buku
tersebut yang sangat membantu Penulis dalmn penyusunan skripsi ini.
6. Segenap slap dan karyawan Akademik Fakultas Syari'ah dan Hukum dan
Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ayahanda Munenek Yelipele (Alm) dan Ibunda tercinta Tekogohe Asso yang telah
memberikan dukungan. semangat, moti\·asi. dorongan, perhatian dan kasih
sayang dan do'a serta bantuan baik moriL materil dan spiritual
yang telah
diberikan dengan tulus kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini
dengan lancar. Maka dari itu Penulis haturkan terimaksih dan pengho1matan yang
setinggi-tingginya kepada beliau. Kepada Kakanda As'ad A dan Isterinya Ibu
Supiana serta anak tercinta Anni Asso dan juga kepada adinda-adindaku tercinta
Umi Kulsum Y, Lia Y, Adnun Y dan Alam Y serta Maryam Asso yang ikut
memberikan motifasi kepada Penulis.
vi
8. Kakanda Karlus Y , Yulianus Y dan sauclaraku Keliapas Y, anak Herman E, clan
keluarga serta keluarga besar Honai Honosukama Walaj yang telah memberikan
dukungan dan motivasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Bapak Drs.I-I. Abdushamad, yang telah banyak memberikan kemudahan dan
petunjuk kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar dan semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amiin ...
I 0. Bapak Dr. I-I. Mulya Tarmidi, yang telah menjadi Bapak as uh Penulis dan telah
banyak membantu Penulis baik moril maupun materil selama Penulis menjacli
Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga amal baiknya di balas
oleh Allah SWT. Amiin ...
11. Bapak H. Memet Sururi clan keluarganya, yang juga telah banyak memberikan
bantuan moril clan materil scrta motivr.si kepada Penulis sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
12. Ibunda Tri Endang Y dan Bapak Abel Halim J. : ang tdah ban yak memberikan
bantuan kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sempuma.
13. Bapak H. Machmud Yahya, selaku pembina santri muslim Desa Walesi yang
telah lama mengabdikan dirinya clan telah banyak memberikan bantuan
bimbingan dan motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
14. Kepala Suku adat Muslim Sulrn Dani Desa Walesi, Bapak 1-1. Aipon Asso (Alm).
Bapak Tahuluk Asso, dan Bapak Amandus Asso yang telah banyak meluangkan
1!11
waktunya untuk dapat diwawancarai sehingga mempennudah penulis dalam
menyusun skripsi ini.
15. Bapak U. Ruben Yelipele selaku kepala Desa Walesi dan stafnya yang telah
banyak memberikan informasi dan data-data yang diperlukan oleh Penulis
sehingga Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
16. Bapak H. Jafri Jamil, selaku Ketua Masjid Imam Bonjol dan Bapak H. Pulung
serta Stafnya, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis sehingga
penulis dapat menye!esaikan skripsi ini.
17. Sahabatku Mia Bunai, yang telah banyak membantu mengirimkan buku-buku dari
Papua serta data-data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh Penulis. sehingga
memudahkan Penulis dalam menyusun skripsi ini.
18. Kakanda Sannina Yelipele dan Bapak Laorens Lani, serta keluarganya yang telah
membantu Penulis da!am melakukan penelitian di Wamena Papua, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
19. Kakanda Ponto Y, Mudzakkir A. Ibrahim K, Ismail A. Tahir Y dan Yudo A serta
adik-adikku Nurdin Y, lrsan Y, Makmur Y, Nawan Kuban. Ammn A, Laila
Musyaraofah A, Haula A dan semua adik-adikku yang tergabung dalam
Komunitas Santri Pelajar dan Mahasiswa Jayawijaya (KOSAPMAJA) Jakarta,
yang belum dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi
kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.
20. Bapak Wahidin Puarnda, Bupati Kabupaten Fak-fak, yang telah membantu baik
moril maupun materil kepada Penulis sehingga dapat menyusun skripsi ini.
21. Masjid al-Jami'ah UIN Syaril' I lidayahtullah Jakarta. hotel bintang satu dunia
sebagai tempat yang paling anrnn clan tempal tinggal Penulis selama Penulis
menjalani stucli. Terimakasih kcpada 13apak Rektor llfN Syarif 1-Iidayatullah
Jakarta yang telah 111e111berikan kepercayaan clan fasilitas tersebut. sehingga
Penulis clapal menyelesaikan skripsi ini clengan baik.
22. Te111an-te111anku Administrasi Keperdataan Islam Angkalan Tahun 2004: Rizal
(Ari). Riclwan (Poso). Yanlo. l'c1rida. Siti l}ujiati dan Ade serta sahabat-sahabatku
yang belum dapal Penulis sd1utkan satu persatu. Semoga kelak kita semua bisa
menjadi orang yang sukses. Amin ...
23. Semua pihak yang telah 111cmbcrikan bantuan ckngan sukarela yang bclum clapal
Penulis sebutkan satu persutu t:.1npa 111engurangi rasa horn1at Penulis. sehingga
Penulis clapal menyelesaikan pcnyusunan skripsi ini.
Den1ikianlah ucapan rasn terin1akasih dan pcnggahargaun yang sctinggi-
tingginya ini Penulis sampaikan. Dan ckngan segala keterbatasan clan kemarnpuan
ilmu pengetahuan yang dimiliki pcnulis, apabilah clalam Penulisan skaripsi i11i
terdapat kesalahan clan kekurangan. l'enul is terima kritik dan saran dengan senang
hati yang tentunya bersifat 111e111bangun demi penyempurnaan skripsi ini. 1-Iarapan
Penulis semoga skripsi ini clapal mernbantu clan 111e111berikan pengetahuan yang
berrnanfaat bagi semua pihak yang 111c111butuhkan.
Jakarta. 18 Dzulqa'dah 1429 H
8 November 2008 M
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
IX
DAFT AR ISI .....................................................................................................
x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... ..
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
10
D. Studi Review............................................................................... 11
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.................................... I 4
F. Sistematika Penulisan ..... :.......................................................... 15
BAB II : SEKILAS SUKU DANI PAPUA
A. Letak Geografis.. ... ........ ...... ...... .................. ...... ............ ..... ......... 17
B. Keadaan Demografis................................................................... 19
C. Kondisi Sosial Keagamaan ................................................ ........ 22
BAB III : PERI<AWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA
A. Pengertian Perkawinan ................................................................ 28
B. Sejarah Singkat Hukmn Perkawinan Adat Muslim Suku Dani... 30
1. Pengelompokan Klen Besar !Gen Kecil Dan Paroh
Masyarakat .... .. ...... ................ ......... ... .. ... ..... .............. ... ... .. .. .. 3 5
2. Larangan Kawin Semarga dan Akibat Hukumnya ................ 40
3. Penentuan Jodoh ..................................................................... 44
4. Pelamaran (Perninangan) ........................................................ 49
C. He Oko (rnahar) Dalam Perkawinan Adat Muslirn Suku Dani .... 50
D. Perkawinan Muslirn Suku Dani .................................................. 54
BAB IV : PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI DITINJAlJ DARI
HlJKlJM ISLAM
A. Tinjauan Huku111 lslarn Terhadap Perkawinan Aclat
Muslim Suku Dani .......... ..
B. Tinjauan Hukutn
····························· .................. 63
lsla111 Terhadap Mahar Dan Aki bat
Hukunrnya ........................................................ .
............ '" .. 83
C. Tinjauan Huku1n lslarn Terhadap Pclarnngan Kawin satu
Marga ....................................................................................... 90
D. Stanclarisasi Perkawinan Aclat Muslirn Suku Dani
Keclalam Hukurn lsla111 ............................................................... 97
BAB V
PENlJTlJP
A. Kesimpulan ..
113
B. Saran .................. .
11
s
DAFTAR PlJSTAKA ....................................................................................... 117
LAMPIRAN-LAMl'IRAN ..................... .
············································ .. 120
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman di dunia ini di warnai df'ngan adanya perbedaan suku, bangsa,
adat istiadat, bahasa, dan warna kulit. Semua itu diciptakan Allah SWT, agar manusia
dapat saling kenal mengenal di antara sesama. Adanya kemungkinan akulturasi
timbal balik antara Islam clan budaya lokal diakui clalam suatu kaedah atau ketentuan
dasar dalam Ilmu Ushul al-Fiqh bahwa Aclat itu dihukumkan (al-Ada 1\1uhakkama),
atau lebih lengkapnya "Adat adalah syari'ah yang dihukumkan" (al-Ada Syari'ah
A1uhakkamah) artinya, adat clan kebiasaan suatu masyar?kat, yaitu budaya lokalnya,
bisa menjadi sumber hukum Islam. 1
Berkenaan dengan itu, rnaka perlu ditegaskan bahwa unsur-unsur budaya lokal
yang dapat menjacli sumber hukum Islam ialah yang sekurang-kurangnya ticlalc
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Unsur-unsur yang bertentangan dengan
Islam dengan sendirinya harus dihilangkan clan diganti. Dan inilal1 makna kehadiran
Islam di suatu tempat atau negeri.
Karena itu tiap masyarakat Islam mempunyai masa jal1iliyahnya senc!iri yang
sebanding clengan apa yang ada pada bangsa Arab. Masa jahiliyah suatu bangsa atau
masyarakat ialah masa sebelum datangnya Islam di situ. Masa i.tu diliputi oleh
1
Abdul al-wahab al-Khallaf, //11111 Ushu/ a/jiqh, \Kuwait: al-Dar al-Kuwaytyyah, 1388
H/J 968 M), h. 90
praktek-praktek yang berlawanan dengan ajaran tauhid se1ia ajaran-ajaran lain dalam
Islam, seperti misalnya, tata sosial tanpa hukum (chaotik)), takhayul, mitologi,
feodalisme, ketidak pedulian kepada nasib orang kecil yang tertindas, pengingkaran
hale asasi, perlawanan terhadap prinsip persamaan umat manusia, dan seterusnya.
Semuanya harus ditiadakan dan diganti dengan ajaran Islam tentang tauhid atau
paham Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kedatangan Islam selalu mengakibatkan aclanya perombakan masyaralcat atau
pengalihan bentuk (transformasi) sosial menuju kearah yang lebih baik. Tapi pacla
saat yang sama, kedatangm1 Islam tidak rnesti distruptif atau bersifat memotong
suatu masyarakat dari masa lampaunya semata, melainkm1 juga dapat ikut
melestarikan apa saja yang baik clan benar clari masa lampau itu clan bisa
dipertahankan dalam 1ijian ajaran Universal lslam. 2
Suatu traclisi yang selama ini masih tetap berlaku clan terlestarikan dalam adat
muslim suku Dm1i aclalah praktek perkawinan aclat. Perkawinan aclat yang clalnm
bentuk pelaksanaannya sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, karena
menjadikan babi sebagai syarat maha·.· untuk kawin. Di samping itu juga acla
pelarangan perkawinan antara satu marga/klen clalam tradisi aclat perkawinan,
paclalml tradisi larangm1 kawin satu marga ini tidak ada hubungan nasab smna sekali,
baik hubungan nasab clari atas maupun clari bawah. Kaitannya clengan ma11ar babi,
bahwasmmya <\iaran Islam telah mengharamkan babi uniuk clikonsumsi apalagi
2
Nurcholish Madjid, Islam Doktri11 da11 Peradaban. (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 550
dijadikan sebagai mahar dalan1 perkawinan. Hal ini dijelaslcan di dalam Q.S alMaidah (5): 3
~\
I;. , ~ !..:'j :t~~
L.: ~It
'".I\ J-'111.:~1'i;;-:''i\~~'Y~._,..,..,.)
''i\)
~ Cj
\"""
ft
•
I
j
-,
j
-).J"-4-' j
~
( 3 :5/0 ~~t.,,i\) ... ~
}
,.. t.
r5Q•.':i
"""'t .,.,...
~
).
?
,..
t
~j';/~ I~ 0lj
Artinya:
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu)
adalah kefasikan"... (OS. Al-Adaidah:J)
Jadi Firman Allah SWT, di atas bahwa secara prinsip babi dalam agama Islam
tidak ada toleransi. Maka yang menjadikan permasalahan disin:i adalah dapatkah
kedudukan mahar babi digantikan clengan benda iain. Adapun posisi babi dalam
tradisi adat istiadat muslim suku Dani cukup sentral. Bagaimana jika diperhadapkan
pada pe1tanyaan sah ataukah bathil perkawinan yang telah terjadi bi!a ditinjau dari
perspektif hukum Islam. Dan sejauh manakah signifikansi perkawinan hukum Islam
perspektif adat muslim suku Dani.
Dalam ilmu Ushul al-Fiqh budaya lokal clalam bentuk adat kebiasaan itu juga
disebut 'U1f (secara etimologi berasal clari asal kata yang sama clengan al-ma'ruj).
Karena 'U1f suatu masyarakat sesuai dengan uraian di atas, mengandung unsur yang
salah clan yang benar sekaligus, malrn dengan senclirinya masyarakat muslim suku
Dani harus melihatnya clengan kJitis dan ticlak dibenarkan sikap yang hanya
membenarkan semata sesuai dengan berbagai prinsip Islam sendiri yang amat
menentang tradisionalisme. Sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Zukhruf (43):
23-24
Artinya:
"Demikianlah, kami (Allah) lidak pernah mengulus sebelum engkau (I\lfuhammad)
seorang pun pemberi peringa/an (Rasul) dalam sualu negeri. Melainkan kaum yang
hidup berlebihan (kaya raya) di negeri itu tentu akan berkata, "Sesungguhnya kami
telah mendapatkan leluhur kami berjalan di alas tradisi, dan kami tentulah mengikuti
jejak mereka. Dia (Rasul) itu berkata, "Apakah kamu akan mengikutinya juga)
sekalipun aku datang kepadamu semua dengan yang lebih benar dari pada yang
kamu dapakant leluhurmu berada di atasnya? 11!fereka menjawab. "Sesungguhnya
kami menolak apa yang menjadi tugasm11 itu." (QS. al-Zukhrujl43: 23-24)
Jadi Firman itu menegaskan apa yang di atas telah dijelaskan yaitu bahwa Islam
menentang tradisionalisme, yaitu sikap yang secara a priori memandang bahwa
tradisi leluhur selalu baik dan harus dipertahankan serta diikuti. Prinsip ini diletakkan
dalam suatu kerangka ajaran dasar mengharuskan kita selalu bersikap kritis
sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Isra (Bani Isra'il)/17:36
~
( 36 :17/•ly.» ';/\).
,
'lY.::.
Artinya:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggunganjawabnya at as ha/ itu." (QS al-Isra' /17: 36).
Sikap kritis terhadap tradisi inilah yang menjadi unsur te1jadinya transformasi
sosial suatu masyarakat yang menjadi perkenalan dengan Islam.
Kar~na
itu
kedatangan Islam di suatu negeri atau masyarakat, sebagaimana telah dijelaskan dapat
bersifat distruptif (tidak bersifat memotong).
Tapi
sesuai
dengan
kaedah
yurisprudensi Islam di atas, perlu membeclakan antara tradisi dan traclisionalitas.
Jelasnya ialah, suatu traclisi belum tentu semua unsurnya ticlak baik mal<a harus
clilihat clan cliteliti mana yang baik untuk dipertahankan clan cliikuti. Sedangkan
traclisionalitas aclalah pasti tidak baik, karena ia merupakan sikap tertutup akibat
pemutlakan tradisi secara keseluruhan, tanpa sikap kritis untuk memisahkan mana
yang baik clan mana yang buruk. 3
Perkawinan aclat merupakan salah satu tradisi yang tetap clipertaliankan dan
mengikuti perkembangan budaya manusia yang telal1 ada sejak abad lampau. Tradisi
perkawinan aclat ini berlaku ticlak hanya pacla satu claerah saja melainkan berlaku di
berbagai claerall. Dengan berbagai macam tata cara perkawinan aclat yang berlaku
pada tiap-tiap claerah sebagai perwujudan tatanan nilai leluhur yang telah clibentuk
oleh nenek moyang clan diwariskan kepacla generasi ke generasi berikutnya. Karena
itu perkawinan aclat merupakan kegiatan tradisional turun temurun yang mempunyai
tujuan agar tercipta keluarga sakinah, mawaclclah dan rahmah. Sebagaimana Firman·
Allah SWT, yang berbunyi:
3
Nurchalish Madjid, Ibid, h. 553
Artinya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ia/ah dia menciptakan untukmu isteriisteri darijenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir "(OS ArRum/30:21)
Perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat atau Mitsaqan
Ghollidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.
Kemudian pasal 3 menyebutkan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan
rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 4 Sedangkan menurut BAB I
pasal I Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ialah ikatan lahir batin
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Malia Esa. 5
Berdasarkan nash dan ketentuan undang-undang tersebut di atas perkawinan
harus dilakukan dengan syariat Islam. Maka bagi mereka yang melakukan
perkawinan tidak berdasarkan ketentuan itu, maka perkawinannya akan mendapatkan
murka Allah SWT. Mengingat syari'at Islam telah mengatur tata cara perkawinan
yang sangat mendasar bagi kelangsungan hidup rnmah tangga antara suami clan isteri,
4
I-I. Abdurrahn1an, Kon1pi/asi ffukiun lslcun di fndonesia" (Jakarta: Akadetnika Prcsindo,
2004), h. 67
5
Undang-undang Perkawinan Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1996), h. 2
maka perkawinan aclat muslim suku Dani sangat memerlukan perhatian khusus. Perlu
kiranya clitekankan clisini aclalah syarat mahar babi clalam perkawinan. Karena ha!
semacam ini sangat berimplikasi pacla sah atau ticlaknya perkawinan aclat bagi keclua
pasangan (suami isteri) yang telah menikah dan keturunan yang terla11ir clari kedua
pasangan tersebut.
Syarat Jainnya aclalali kedua pasangan yang hendak menika11 harus berbeda
marga karena perkawinan satu marga dianggap ha! yang terlarang. Apabila
perkawinan satu marga tetap dilaksanakan rnaka menurut adat setempat keclua
pasangan akan mendapat murka clari para leluhn dan hasil perkawinam1ya disebut ap
pawi clan he pawi (laki-Jaki zina dan perempuan zina). Untuk menghilangkan
iclentitas keclua pasangan sebagai ap pawi clan he pawi ini dengan cara upacara adat
yang clisebut upacara Pawi.
Untuk menghinclari aturan-aturan aclat yang berlaku seseorang yang hendak
melakukan perkawinan cliharuskan untuk memilih pasangan yang berbeda marga
cliantara laki-laki clan perempuan. Misalnya; Asso harus berpasangan clengan
Yelipele, Kuban dengan Yaleget, Elopere dengan Wetapo dan seterusnya. Karena
clalam budaya Wamena ada dua Nyuk:uluak-Ewe (dua marga terbesar) yaitu Wita dan
Way a. Dal am Waya terdiri clari beberapa suku atau kl en yang menj adi pilihan clan
boleh dikawini, oleh suku Wita, demikian sebaliknya. Maka Yelipele tidak dapat
berpasangan dengan sesama Yelipele danjuga Asso tidak dapat berpasangan dengan
sesama Asso, atau dari suku lain yang masih dalam parohan (belahan) Waya kecuali
dengan Wita.
6
Desa Walesi adalal1 pusat Islam (Islamic Centre), yang terletak 8 km arah
Selatan yang berada di wilayah Kecamatan Wamena Kabupaten, Jayawijaya.
Penduduk Desa Walesi mayoritas Islam, yang telali Jania memeluk Islam sejak tahun
1969. Dakwah Islam pe1iama kali diperkenalkan oleh pendatang (transmigran) dari
Jawa, Makasar, Ternate dan Fak-fak. Hingga kini dakwah Islam tersebar di beberapa
Desa yaitu Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik,
Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu, dan Pugima. 7
Perkembangan Islam selanjutnya meluas ke beberapa kabupaten di Wilayah
Pegunungan Tengah ( Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Pegununungan
Bintang, dan Yalrnkimo) yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan
dengan jumlali penganut yang beragama Islam mencapai 7. 215 ribu jiwa dari totRI
227. 474 ribujiwa penduduk Kabupaten Jayawijaya Papua. 8
Masyarakat muslim suku Dani walaupun s1 ;dah lama memeluk Islam tapi sarana
keagamaannya kurang mendukung dan pemahaman Islam sangat minim. Sehingga
mereka menganggap bahwa tradisi tersebut telah ada sejak nenek moyang dahulu dan
diturunkan kepada generasi ke generasi hingga saat ini. Apabila kebiasaan ini tetap
6
Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario, "Kebudayaan Jaya\Vijaya Dalan1 Pe111bangunan
Bangsa", (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 14.
2008.
7
H. Burhabuddin, I(etua MUI Knbupaten Jaya\vijaya, 1Vcnvancara Pribadi, Wamena, 21 Juni
8
BPS Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka Tahun 2006, h. l
0
dipertahankan maka sudah sangat jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan
ketentuan Undang-Undang No. I Tahun 1974. tentang perkawinan.
Penulis melihat bahwa pelaksanaan perkawinan adat yang telah terj adi di
masyarakat muslim suku Dani ini tetap dipertahankan maka berapa banyak dari
masyarakat yang te1jerumus dalrun perkawinan ilegal yang berkedok perkawinan sah
yang diwarisi secara tunm temurun. Dengan permasalahan tersebut, menurut penulis
ha! ini dianggap urgen dan perlu ditinjau, karena clengan penelitian ini bisa cliketahui
bagaimana posisi hukum perkawinan aclat muslim suku Dani dalam panclangan
hukum Islam. Maka clari itu penulis tertarik dan bermaksucl melakukan penelitian
clalam bentuk skripsi clengan juclul: "TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT
MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Traclisi perkawinan aclat adalah suatu aktivitas yang ticlak pernah lepas clari pacla
aclat kebiasaan di tiap-tiap suku atau claerahnya yang tetap terlestarikan clari nenek
moyang clan cliturunkan kepacla para generasi berikutnya. Maka dari itu penulis telah
menguraikan pelaksanaan perkawinan aclat masyarakat muslim suku Dani clitinjau
dari hukum Islam. Untuk mempermudah dar terfokus pacla juclul skripsi yang telah
dipilih clalam penulisan karya tulis ini penulis membatasi permasalahan sebagai
berikut:
I. Tinjauan budaya mengenai perkawinan a jat masyarakat muslim suku Dani;
2. Tinjauan
Hukum
Islam terhadap ma11ar babi
dalam
perkawinan
adat
muslim suku Dani;
3. Tinjauan pelarangan kawin satu marga dan perkawinan adat muslim suku
Dani;
2. Perumusan Masalall
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masala11 yang telah dipaparkan di
atas, malca penulis telah merumuskan permasalahan di antaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang mahar babi?
2. Mengapa tradisi perkawinan satu marga dilarang oleh adat Muslim Suku
Dani?
3. Bagaimana menstandarisasikan tradisi pt-rkawinan adat Muslim Suku Dani ke
dalam perkawinan Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang hendalc dicapai dalam penulisan skripsi ini adalalah:
1. Untuk mengetahui perkawinan adat muslirn suku Dani secara umum;
2. Untuk mengetalrni dan memahami implikasi hukum perkawinan adat rnuslirn
suku Dani, yang masih tetap mempertahankan babi sebagai mahar dalam
perkawinan ditinj au dari perspektif hukum Islam;
3. Untuk mengetahui status hukum perkawinan yang tela11 te1jadi dalam
perkawinan adat muslim suku Dani;
Diantara rnanfaat dari penelitian karya ilmiah ini adalall:
I. Untuk penulis: menambah wawasan penulis dan ingin mengetahui !ebih jauh
tentang hukum perkawinan adat masyarakat adat muslim suku Dani agar
dapat memahami adat istiadat yang berlaku ditinjau dari perspektif hukum
Islam. Dengan demikian penulis mampu meuingkatkan disiplin ilmu yang
akan dikembangkan menjadi profesi penulis sebagai
Sa~jana
Hukum Islam
(SHI) dan akan diperdalam lebih lanjut dengan disiplin ilmu yang tel ah ada.
2. Untuk kalangan akademisi: sebagai penambahan literatur perpustakaan baik
perpustakaan Utama maupun perpustakaan Fakultas.
3. Untuk masyarakat: memberikan sumbangan kepada masyarakat bagaimana
cara pelalcsanaan perkawinan yang dibenarkan menurut tatanan lmkmn Islam,
sehingga masyarakat
mengetahui
pandangan
hukum
Islam terhadap
perkawinan adat yang selama ini masih tetap dipertal1ankan oleh masyarakat
muslim suku Dani.
D. Studi Review
lJntuk mengetalrni kelebihan dan kekurangan dari skripsi ini, kiranya per'·
mereview kembali beberapa buku yang telah Penulis jadikan sebagai •
penulisan skripsi ini. Adapun sumlier yang telah dir<""
bersmnber dari lima buku yang membahas
+·
Dani. Di antara sumber buku yang dimaksud,
I. Review dari sumber buku yang berjudul;
Lembah Baliem Papua, yang di sustm oleh N
diterbitkan oleh Biro Penelitian STFT Fajar Timur Jayapura, Papua, Februari
2003.
Dari buku tersebut yang dapat dibedakan dengan skripsi ini adalah bahwa dalam
pembahasan ini menempatkan pengertian secara jelas tentang perkawinan adat
muslirn suku Dani, penge1iian perkawinan rnenurut hukurn Islam, larangan
perkawinan rnenurut lrnkum Islam, hukurn dera bagi pezina laki-laki clan perernpuan
se1ia penentuan jodoh menurut hukum Islam.
Dengan demikian muslim suku Dani akan clapat mengerti dan paham tentang
perkawinan menurut hukum Islam dengan baik, karena dalam buku di atas hanya
membahas perkawinan aclat masyarakat suku Dani pada unmmnya. Dan kelebihan
dari skripsi ini terfokus pada perkawinan muslim suku Dani dan inilah yang
membedakannya clari judul buku tersebut.
2. Review dari buku yang berjuclul; manusia irian dalrnlu, sekarang dan masa depan,
yang clisusun oleh Jan Boelaars, diterbitkan oleh PT. Grameclia, Jakarta, tahun
1986.
Perbedaan clari buku tersebut dengan skripsi ini antara lain; sejarah perkawinan
muslim suku Dani, tata cara perkmyinan menurut hukum Islam, mahar menurut
hukum Islam, ketentuan dan syarat mahar, standarisasi mahadrndalam hukum Islam.
Sehingga kelebihan dari skripsi ini nampak jelas pada pembahas8n tersebut.
Maka dari itu skripsi ini akan memberikan keuntungan bagi muslim suku Dani
yang selarna ini belum mema11ami perkawinan menurut hukum Islam. Selaajutnya
skripsi ini akan memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan hukum Islam pada
masyarakat klmsusnya muslim suku Dani dan Muslim Papua pada umumnya.
3. Review dari judul buku; kebudayaan jayawijaya dalam perkembangan bangsa,
disusun oleh Astrid, S. Susanto-Sunario, yang diterbitkan oleh pustaka sinar
harapan, Jakaiia, talmn 1993.
Di dalam skripsi ini telah dibahas tentang pelarangan perkawinan menurut
hukum Islain dan pembagian macam-macain hukum zina serta tinjauan tentang
pelarangan kawin semarga yai1g menurut hukum Islam tidak dilarang. Dengan adanya
pembahasan tersebut maka muslim suku Dani alcan memahaini pelarangan
perkawinan yang sebelumnya ti dale dibahas oleh judul buku tersebut.
4. Review dari buku yang be1judul;. irian jaya membangun masyarakat majemuk,
karya Koentjaraningrat dklc, penerbit djambatan, Jakarta, 1993.
5. Review dari judul buku; mengenal beberapa aspek budaya sulrn Dani, karya A.
Mampioper, yang diterbitkan oleh biro kesra pemda TK I Irian Jaya, Jayapura,
1980.
Dari kedua judul buku terse but yang dapat dibedakan dengan skripsi penulis ini
antara lain; pengelompokan klen/mmga yang clijelaskan dalai11 bentuk tabel yang
lebih mudal1 dipallaini, bagaimana masyarakat muslim suku Dani menentukan jodoh
antara lald-laki dan perempuan untuk clapat dikawinkan. Disamping itu dalai11 skripsi
ini lebih terfokus pacla perkawinan muslim suku Dani ditinjau dari perspektif Hukum
!slain.
E. Metode Penelitian dan Telmik Penulisan
Di dalam penulisan skripsi ini, jenis data yang dibutuhkan adalah data
kualitatif, dan penulis menggunakan sistem studi kepustakaan (Libraiy Research) dan
sistem penelitian lapangan (Field Research) yaitu dengan mengumpulkan data-data
dari berbagai sumber, baik yang sifatnya primer maupun sekunder. Selanjutnya dari
data-data primer dan sekunder kemudian analisa dengan cara membuat pertimbanganpertimbangan dan disusun secara sistematis serta logis dengan menggunakan metode
penelitian deskriptif analisis yaitu tentang perkawinan adat muslim suku Dani Papua.
Sebagai sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah al-Qur'an, Hadis,
buku fiqh munakahat karya Abel Rahman Ghazaly, buku mengenal beberapa aspek
budaya suku Dani karya A. Mampioper, buku manusia irian dahulu, sekarang, masa
depan karya Jan Boelars, irian jaya membangun masyarakat majemuk karya
Koentjaraningrat dkk, dan kebudayaan jayawijaya dalam pembangunan bangsa karya
Astrid A. Susanto-Sunario. Disamping itu penulis melakukan wawancara dengan
ulama clan tokoh adat muslim suku Dani Papua.
Sedangkan sumber data yang bersifat sekunder adalah penulis mengambil dari
karya-karya lainnya yang tentunya relevan dengan pokok permasalahan yang penulis
bahas yaitu perkawinan adat muslim suku Dani.
Adapun pedoman dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan buku
Pedomai1 Penulisan Skripsi, cetakan ke-1 yang diterbitkan Fakultas Syari'ah clan
Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah paru pcmbaca dalarn 111e111aha111i skripsi ini. maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis susun dalam linw bub dan 111asing-111asing bab menjacli
sub bab yaitu:
Bab Perrama. rnerupakan bab Pcndahuluan yang rnenrnat tentang latar belakang
111asalah, pembatasan clan perumusan masalah, 1ujuan clan rnanfaat penelitian. stucli
review, rnetocle penelitian clan teknik penulisan serta sisternatika penulisan.
Bab Kedua, berisi pembahasan tentang letak geografis, keaclaan cle111ografis, clan
kondisi sosial keagamaan.
Bab Ketiga, tentang perkawinan adat muslim suku clani Papua. pengertian
perkawinan, sejarah hukum perkawinan adal 111usli111 suku Dani. Pengelornpokan
klen/suku Kecil, Klen Besar clan l'aroh/belahan rnasyarakat. he oko (mahar) dalatn
perkawinan aclat 111usli111 suku Dani dan pcrkawinan tnuslim suku Dani.
Bab Keempar. aclalah perbwinan aclat Muslim suku Dani clitinjau clari hukurn
Islam, tinjauan hukurn Islam terhachip perkawinan adat 111uslim suku Dani, tinjauan
hukum Islam terhaclap mahar clan akibat hukumnya. tinjauan hukum Islam terhaclap
pelarangan kawin satu marga, dan standarisasi hukurn perkawinan adat muslim suku
ke clalam Hu!rnm Islam.
Bab kelima, merupakan bab penutup yang lerc!iri kesimpulan, sarnn-saran.
rekomenclasi, serta c!ilengkapi dengan daflar pustab clan lampiran-lampiran vang
clianggap perlu.
BABU
SEKILAS SUKU DANI PAPUA
A. Letak Geografis
Pada sisi Timur dataran tinggi pegunungan Jayawijaya terdapat Lembah Besar
sepanjang kurang-lebih 15 kilometer, dan bagian yang terlebar berjarak sekitar 10
kilometer dari pinggir ke pinggir. Di tengah Lembah Baliem ini dialiri Sungai
Baliem/Palim, yang bersumber di lereng pegunungan Jayawijaya dan mengalir
berliku-liku ke arah Timur. Dan di isinilah terutama berdiam muslim suku Dani. 1
Suku Dani. merupakan salah satu suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu dari 20 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
Papua yang terletak di \\'ilayah pegunungan tengah Papua memiliki wilayah yang
cukup luas yakni I 5. 440 Km 2• Secara geogralis letak Kabupaten Jayawijaya berada
pada garis meridian antara 137° 12' BT - 138" 37' BT dan 03° 2' LS - 12 LS dengan
jarak te1jauh dari Baral ke Timur 339 Km 2 dan dari Utara ke Selatan 209 Km 2.
2
Suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki luas wilayah 15. 440 Km 2 dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:
I. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jayapura dan Tolikara;
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Timika dan Asma!;
1
Koentjaraningrat dkk, !rian Jaya Me111bang1111 Masyarakat Majemuk, (Jakarta: Penerbit
Djambatan, 1994) h. 258
2
LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya Tahun Anggaran 2006, Bab I, h. 5
l '7
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pegummgan Bintang;
4. Sebelah Barnt berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya clan Kabupaten Paniai;
Wilayah suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki topografi yang bervariasi,
dimana sebagian besar merupakan daerah pegunw1gan dengan tiga puncak tertinggi
yaitu; Puncak Yamin 4. 595 m, Puncak Trikora 4. 750 m, dan Puncak Mandala 4. 700
m, di atas permukaan laut. Sebagian daerah terdiri dari perbukitan berbatu yang terjal
serta terdapat beberapa lembah luas serta daratan rendah di bagian selatan dengan
kondisi topografi yang cukup subur clan menyimpan potensi Sumber Daya Alam
(SDA) yang cukup besar.
Iklim daerah ini adalah iklim Tropis Basah, karena dipengaruhi oleh ketinggian
Jetak yang umumnya I 00 - 5.000 m, di atas permukaan laut. Rata-rata temperatur
udara bervariasi antara 12 C - 28 C, curah hujan cukup tinggi dengan variasi m1tara
1.500 - 7 .000 mm/tahun dengan rala-rnta hujan 192 hari/tahun. 3
Penduduk Lembah Besar Baliem serta lembah-lembah lain clisekitarnya kadangkadang dikenal dengan nama Pescgem, Timorini. Morip, Uringup, dan lain-lain.
Nan1a-narna itu merupakan nama-nama kelompok-kelompok kekerabatan atau klenklen khusus. Adapun nama y<mg dipakai pemerintah untuk menyebut seluruh Lembah
Besar Balim adalah Dani, yang juga merupakan nama sebuah Iden. Orang Dani
sebagai suatu kesatuan manusia, menyebut clirinya nit apunilakhuni Lembah
Balim/Palim meke (kami manusia Lembah Ba!iem). 4
3
4
LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 6
Koentjaraningrat, Irian Jaya Membangun Masyarakat majemuk, ibid, h. 259
B. Keadaan Demografis
Sebelum tahun 1954 masyarakat muslim suku Dani homogen dan hidup
berkelompok menurut wilayah adat, sosial dan konfederasi perang suku tradisinya.
Relasi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain terdiri
'
dari lmbungan pemmsuhan (antar k<Jnfederasi perang) tetapi juga berdasarkan
hubungan perkawanan dan persaudaraan. Seorang kepala suku adalah orang yang
berani dalam memimpin pertempuran perang suku dan mampu memimpin warganya
dalam keadaan sulit. Pemimpin dalam bahasa muslim suku Dani disebut kain yang
dapat berarti !mat, cakap, dermawan, pemberani, terhormat, baik hati, berwibawa dan
berpengaruh. 5
Adapun kain (pemimpin) muslim suku Dani terkenal adalah H. Aipon Asso
sebagai kepala suku, kepala adat dan kepala suku perang dan wakilnya Tahuluk Asso
serta sepuluh orang panglima perang.dan para warganya. Mereka hidup dalam satuansatuan ikatan seadat kanekelhareken, satuan-satuan konfederasi perang suku
tradisional dan satuan-satuau Iden menurut silsilah patrilinial. Istilah kaneke terbentuk
dari kata kain yang beratii kepala adat, raja, raksasa dan eken yang berarti isi, hati,
intisai·i, dan hakekat Dengan demikian kaneke berai·ti hati (diri) dari seorang kepala
suku/raja/raksasa yang bersumber pada seorang tokoh mitos yang terbunuh di masa
lampau. Selain itu kaneke juga berarti benda-benda pusaka warisan leluhur yang
5
Astrid S. SusantowSunario, Kebudayaan Jaya}vijaya Da/a1n Pen1bangunan Bangsa, (Jaka11r.:
Pustaka Sinar Harapan, 1993), cet. Ke-I, h. 22
sampai kini masih clisimpan di lemari-lernari (kakok) keramat di clalam rumah ticlur
laki-laki (honai). 6
Seclangkan hareken terbentuk dari kata har yang berarti
~ngkau
clan eken yang
berarti inti/pusat. Jacli hareken adalah engkau sebagai pusat dari segala sesuatu yang
ada. Sebagaimana diungkapkan dalam bahasa muslim Dani bahwa yimeke timeke ero
pakiat atukenen yang artinya sumber segala sumber berasal. Adapun tempat di mana
terdapat benda kaneke/hareken sering dinamakan clengan kanekela. 7
Proses pembentukan sistem adat kaneke terletak pada mitos pembunuhan
seorang makhluk ideal ajaib di zaman lampau. Asal usul seorang tokoh mitos tersebut
tidak diketahui dari mana datangnya. Ia tiba-tiba saja muncul dalam tata kehidupan
orang Dani. Oleh karena tidak jelas i..ientitasnya. pengaruhnya besar melampaui
pengaruh para kepala suku lainnya. Maka ia dibunuh. Setelah dibunuh, bagian-bagian
tubuhnya dipotong-potong, dibagi-bagi atau saling clirampas dan potongan-potongan
itulah yang kini clisimpan sebagai kaneke.
Kalangan generasi tua berpandangan bahwa tanpa kaneke kesuburan hidup
seperti regenerasi, kesejahteraan hidup baik, ketertiban clan keamanan sulit tercapai.
Kaneke merupakan titik sentral dari seluruh rangkaian kegiatan hidup. Keadaan babi
yang sehat clan gemuk, kesehatan manusian te1jamin, ubi berisi clan besar-besar,
kesuburan tanah, ritus-ritus adat, upacara kematian, relasi dengan Nan Ilahi, sesama
manusia clan alam sekitarnya harus berdasarkan pada aclat kaneke itu.
6
Astdd S. Kebudayaan Jayawijaya, h. 26
'Ismail Assa, Tokoh adat muda muslim Dani, Wawancara Pribadi, Wamena, 7 Juni 2008
')(\
Disamping itu hal-hal yang rnenyangkut nmsibah, kesakitan, kekalahan dalam
perang, kekerdilan ubi/tanaman lain, krisis tanah, krisis regenerasi, kematian, babi
yang kurus, dan seterusnya, pada umumnya dikembalikan pada kekurangberesan atau
relasi yang tidak baik dan sikap kurang baik terhadap norma-norma adat yang
dipercayai bersumber pada kaneke. Semua ha! di atas berlaku pada umumnya namun
hidup orang Dani tidak seluruhnya tergantung pada adat kaneke, karena ad at kaneke
dijiwai atau dihidupkan oleh manusia adat itu sendiri. 8
Pada zaman sekarang masyarakat telah menjadi heterogenitas dari pelbagai latar
belakang sosio-kultural. Oleh karena itu, rnasyarakat rnuslim Dani dituntut untuk
memiliki suatu keberanian dan keterampilan untuk menghadapi musuh dalam perang,
memahami gerak-gerik dan bahasa-bahasa isyarat musuh, tahu membaca tanda-tanda
alamiah sebagai tanda untung/rnalang, mental bersaing dan seterusnya. Sebaliknya
rnereka juga mempunyai relasi perkawanan dan persaudaraan dengan sikap saling
mencintai, mema11an1i, persaudaraan, kebersamaan, kekeluargaan, solidaritas dan
saling ketergantungannya. 9
Dengan berlaku UU No. 2612002 tentang pemekaran kabupaten, maka
Kabupaten Jayawijaya telah dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu:
I. Kabupaten Jayawijaya (Kabupaten Induk) dengan ibukota Wamena yang terdiri
dari 39 distrik, 2 kelurahan dan 3 76 karnpung;
8
9
Astrid S., Kebudayaan Jayawijaya, h. 26-27
Astrid S., Kebudayaan Jayawijaya, h. 23
2. Kabupaten Tolikara dengan Ibukota Karubaga terdiri dari 10 distrik, 2 kelurahan
dan 134 kampung;
3. Kabupaten Yahukimo dengan Ibukota Dekai terdiri dari 11 distrik, 1 kelurahan
dan 91 kampung;
4. Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Ibukota Oksibil teridiri dari 7 distrik dan
88 kampung;
Perkembangan muslim suku Dm1i. Kabupaten Jayawijaya secara bertahap dan
berkesinambungan telah mencapai perubahan-perubahan (transformasi) penting dari
aspek wilayah secara fisik maupun dari aspek perkembangan manusia dan aktivitas
kehidupan ekonominya yang kini mulai mensejajarkan Kabupaten Jayawijaya dengan
kabupaten lainnya di seluruh nusantara. Pencapaian perkemb311gan ini secm·a total
belum memenuhi syarat kesejahteraan standar, karena masih terdapat berbagai
keterbatasm1 d311 persoalan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan,
pemb311gun311 dan pelayanan masyarakat. 10
Hingga kini jumlah penduduk suku Dm1i Kabupaten Jayawijaya berdasark311
basil pemutahir311 data penduduk tahun 2006 sebanyak 227. 474 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 117. 561 jiwa dan perempuan seb311yak I 09. 913 jiwa. 11
C. Kondisi Sosial Keagamaan
Muslim suku D311i Lembah Baliem mulai berinteraksi dengffi1 transmigr311
muslim asal Jawa, Madura, Makasar, Ternate dm1 Fak-fak yang dat311g bertugas
'° LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 5
11
BPS Kabupaten Jayawijaya Tahun 2006 h. I
menjadi guru dan tentara. Pru·a trru1smigran mula-mula ditempatkan di daerah Sinata.
Hubungan m1tara masyru·akat setempat dengm1 pendatang te1jalin dengm1 baik,
sehingga ada di antara penduduk asli ym1g tertarik dengm1 kehadirm1 muslim asal
pendatm1g ym1g beragruna Islrun. Lambat laun penduduk asli tertarik dengm1
kehadirm1 agama Islam dm1 ingin menjadi muslim seperti orm1g-orang pendatm1g.
Selm1jutnya penduduk asli ada yang memeluk Islam dm1 menjadi muslim. Interaksi
agruna Islrun dikalm1gm1 suku Dm1i itu terjadi pasca integrasi dengm1 NKRI pada
dekade 1960-an akhir. 12
Sejarah Islam di masyarakat muslim suku Dm1i Jayawijaya bermula dari
seorm1g lelaki berusia 30-m1 bernru1m Merasugun Asso (Yelipele). Sebagaimrum
biasa, Asso setiap pagi berangkat meninggalkru1 kampung halrunannya di Desa
Walesi menuju kota Wamena yang berjarak 7 km. Tanpa beralas kaki, tanpa pakaim1,
hru1ya mengenakan koteka suatu pemandangan rutin masyarakat Wamena sehari-hari.
Asso memanggul seikat kayu bakar clengan ditemani clua orang m1ak kecil untuk
clijual di pasar. Sebelum sarnpai di tempat tujuan seseorang menghentikannya untuk
mernbeli kayu bakar tersebut. Pembeli kayu bakar tersebut adalah I-I. Abu Yamin,
pendatm1g asal Madura yang menjabat sebagai anggota DPRD II Kabupaten
Jayawijaya. 13
Se!m1jutnya Asso dengan segala kepolosannya berkeinginan untuk mengikuti
agama ym1g clianut I-I. Abu Yamin. Akhirnya tepat pacla tanggal 2 Juni 1975, Asso
12
13
Ali Asso, Tokoh Muda Muslim Pertama, Wawancara Pribadi, (Walesi, 25 Juni 2008)
Majalah Islam, Suara Hidayatu/lah, (lrian Jaya: 9 Mei 1998), h. 64
dengan dua orang temannya (Ali Asso dan Firdaus Asso) memeluk Islam dengan
dibimbing oleh H. Abu Yamin sendiri yang pacla waktu itu juga menjabat sebagai
ketua MUI Kabupaten Jayawijaya.
Pengaruh keislaman Asso di suku Dani Jayawijaya ini membawa clampak yang
ticlak kecil. Aipon Asso, kepala suku setempat justru yang tertarik lebih dahulu untuk
mengikuti jejak Merasugun. Sehingga pada hari Kamis 26 Mei 1978 Aipon Asso
resmi bersyahaclat. Selang beberapa lama kemuclian warga Aipon yang berjumlah 600
orang clan tinggal dilereng-lereng bukit clan di hutan-hutan, turun gunung untuk
menyatakan syahadat mengikuti langkah kepala sukunya. 14
Disamping itu pacla tahun 1975-1978 clakwah Islam juga cliclukung oleh
beberapa orang penclatang yang sangat berj asa cl a lam menyebarkan agama Islam.
Orang-orang yang berjasa itu antara lain aclalah Kolonel Dr. H. Mulya Tarmidi
(Tentara), Hasan Panjaitan (Sekcla) clan Paiyen (Depag RI). Berka! perjuangan
merekalah orang asli suku Dani memeluk agan .a Islam clan orang asli yang pertama
kali memeluk Islan1 selain Merasugun clan Aipon adalah Firdaus Asso, M. Ali Asso,
Musa Asso disusul Talmluk Asso. 15
Agama Islam di Suku Dani hingga kini tersebar di beberapa Desa yaitu
Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik, Ibele,
Araboda, Mapenduma, Kurulu clan Pugima. Perkembangan Islam selanjutnya meluas
14
Ibid
Mulya Tarmidi, Kol. Angkalan Laut, Wawancara Pribadi. Pondok Labu/Melur, 4
September 2008.
15
ke beberapa kabupaten di Wilayah Pegunungan Tengah (Kabupaten Jayawijaya,
Puncak Jaya, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo) dengan lima kabupaten
yang baru dimekarkan yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan dengan
jumlah penganut yang beragama Islam mencarai 7.215 ribu jiwa dari total 227.474
ribu jiwa penduduk Wamena kabupaten Jayawijaya. 16
Penduduk muslimnya lebih senang be1ielanjang dari pada berpakaian.
W alaupun mereka kebanyakm1 yang berusia 40 tahun ke atas. Palrnian bagi mereka
sesuatu yffi1g mengganggu dan merepotkan. Babi juga masih menjadi bagian dm·i
mereka yffi1g sulit dihapuskan. Selain itu mereka juga hm·us bersaing dengffi1 berbagai
kelompok misionaris yang sudah lama rnembina masyarakat pedalaman suku Dani
. . 17
1111.
Adapun sarana keaganrnan yang ada di suku Dani Kabupaten Jayawijaya antara
lain; jumlah masjid sebanyak 7 masjid dan mushallah sebanyak 3 mushalla.
Disampil1llg itu secara umum perkembangan pendidikan, baik pendidikan agama
maupun pendidikan umum, di suku Dani kabupaten Jayawijaya masih dalam tahap
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas pendiclikm1 yang ada, yang berstatus
swasta dan lembaga pendidikm1 formal maupun nonfonnal, diantaranya; TPQ 2 buah,
SD Yayasm1 Penclidikan Islam (YAPIS) 1 buah clan MI YAP!S 1 buah, SLTP YAPIS
16
17
H. Burhanudin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wawancara Pribad, Ibid
Maja!ah Islam, Suara Hidayatullah, h. 60
1 buah, SLTA/SMK I buah, dan Akademi STIE YAPIS I buah se1ia Pesantren
YAPIS 1 buah. 18
Pembinaan masyarnkat muslim di suku Dani nampaknya memang tidak
sederhana. Seorang mubaligh yang ditempatkan di sini semestinya bukan saja pandai
berceramah, tapi mereka yang bisa menyelami kejiwaan masyarakat dan sosiologinya
dengan baik, tidak gampang menyerah dan lapang dada. Kini setelah 20 talrnn mereka
masuk Islam, sudah sili berganti muballigh yang ditugaskan ke tempat ini. Selain dari
departemen Agama, juga pernah ada dari Rab itha 'Alam Jslamiy. 19
Sekalipun demikian sebagian dari mereka kini masih ada yang memelihara babi
dan tetap mengenakan koteka. Yang menari:<, mereka sudah senang bila anakanaknya yang sudah berpakaian seperti halnya masyarakat pada umumnya. 20
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa kehidupan beragama dalam
masyarakat muslim sulrn Dani perlu mendapatkan perhatian yang sangat penting,
karena sebagian besar mereka belum memahami ajaran agama Islam. Dengan
demikian dapat clisimpulkan bahwa masym·akat muslirn suku Dani terntama
masyarakat adat suku Dm1i adalah masyarakat yang belmn agamis. Karena dalam ha!ha! tertentu sering tidak memperhatikan apa yang dibenarkan dalam ajarffil agama
seperti mahar babi sebagai syarat kawin dan pelarangan kawin antar marga yang ticlak
ada hubungtm nasab. Hal demikian dapatla11 di maklumi karena masyaralrnt muslim
18
H. Burhanuddin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wmvancara Pribadi, ibid
19
Majalah Islam. Suara Hidayatul!ah, Ibid, h. 65
Ibid
20
suku Dani umumnya belajar agama kadang hanya sekedar belajar bukan untuk
diamalkan, jadi pernahaman terhadap ajaran agarna mereka sangat kurang.
Kabupaten Jayawijaya pada umumnya mayoritas nonrnuslim tetapi mereka
tidak pernal1 rnengganggu keberadaan penduduk muslim suku Dani, baik dalarn
menjalankan aktivitas sehari-hari maupun dalam menjalankan pernbinaan keagamaan
bagi komunitas muslirn suku Dani.
--
•z..
,....,,..,_,_ _ __
'USTAKAAN UTAMA
SYAHID JAl<ARTA
---_J
BAB III
PERI<A WINAN ADAT MUSLIM
SUKU DANI PAPUA
A. Pengertian Perkawinan
Perkawinan atau pernikahan dalam istilah muslim suku Dani disebut he yokal.
Secara bahasa (etimology) he yoked, terdiri clari clua kata yaitu He clan yokal. He
berarti wanita atau perempuan clan yokal berarti busana wanita yang telab menikah.
Sedangkan he yokal menurut istilah (terminology) aclalah upacara memakaikan
busana dari kemsililsili ke yoked, atau upacara merubah status secara resmi clari
homalugilhilimikurugi (gaclis yang belum menikah) menjacli helhimi (wanita yang
suclah bersuami). 1
Masyarakat muslim suku Dani istilah memakaikan he yoked ini aclanya melalui
beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Seseorang yang masih gadis (hilimikurugi) akan mengenakan busana sili
(busana gadis);
2. Ketika seseorang gadis menginjak usia remaja/usia nikah (ap wanusak
hagaklaga uguneme) akan mengenakan busana apilik (busana gaclis yang
suclah remaja);
1
Nico A. Lokobal dkk, Ni/ai-Ni/ai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Baliem Papua,
(Jayapura, Papua: Biro Penelitian STFT Fajar Timur, 2003) h. 153
')Q
3. Ketika seseorang gadis meginjak usia clewasa clan layak untuk nikah (ewe
nyeki kuogolukmore) alcan mengenakan busana ewe yokal (busana gaclis yang
suclah clewasa);
Jika seseorang telah melewati ketiga tahapan di alas yaitu; sili, apilik dan ewe yokal,
maka sesorang gaclis dinyatakan layak oleh keclua orang tuanya untuk clilakukan
upacara perkawinan. Tahapan-tahapan tersebut juga digunakan oleh Muslim Suku
Dani bagian Se Iatan yaitu Walaj, Megapura, Hepuba clan Hitigima. 2
Pacla setiap klen (marga) yang ada di suku Dani Lembah Baliem berbeda clalam
tahap pemakaian busana he yokal ini. Misalnya; Iden Mukoko hanya melalui clua
tahap yaitu sili clan apilik. Demikian pula halnya clengan orang suku Dani bagian
Barat hanya satu tahap yakni sili. Perbedaan ini dibatasi oleh tom watikemo (nama
sebuah gunung) clan ue pakogo (yang clibatasi oleh sungai) yang terclapat di suku
Dani Lembah Baliem. 3
Dengan usainya upacara memakaikan busana oleh clua wanita isteri kerabat klen
maka resmilah menjacli wanita clewasa. Dalam 11pacara memakaikan busana juga
clisertakan clengan menggantungkan beberapa su (jala/noken) di kepala gaclis clan
tubuh gaclis itu climinyaki clengan lemak babi. Melalui proses tersebut gaclis
clinyatakan resmi 1nenjacli wanita clewasa. Gadis yang akan dikawinkan itu bemmm
antara clua belas clan clelapan belas talnm. Unsur penting clalam upacara muslim suku
2
Bapak Amandus Asso, Tako Adat Assolipele Walesi dan Assolokobal Wesapot,
Wawancara Pribadi, Wamena, 27 April 2008.
3
Jbid
Dani adalah yokal isin, atau upacara memakaikan yokal (pakaian untuk wanita yang
sudah menikah) pada mempelai wanita. 4
Adapun yang dimaksud dengan yokal adalah rok yang sangat pendek terbuat
dari benang rotan yang dikenakan melintang di depan perut dengan ikatan di samping
bagian pinggul. 5
Fungsi dari perkawinan bagi musfon suku Dani adalah memberikan ketentuan
hak dan kewajiban, selain memenuhi kebutuhan akan teman hidup, ingin memiliki
harta, pengakuan dan gengsi dalam masyarakat, keturunan dan pemeliharaan
hubungan antar kaum kerabat serta menjaga relasi antar sesama klen. 6
Sedangkan tujuan utama perkawinan bagi muslim suku Dani adalah untuk
mendapatkan keturunan dan melestarikan tradisi yang terkait erat dengan nilai relasi
yaitu relasi yang dinamis dengan manusia, dengan alam sekitar dan dengan para
leluhur mereka. Relasi yang harmonis memungkinkan manusia Dani Lernbah Baliern
menyadari laridasan pijaknya, dimana ia kini berada dan kernana hendak mengacu. 7
B. Sejarah Singkat Hukum Perkawinan Adat Muslim Suku Dani
Agania Islam telah rnembawah perubahan pada masyarakat muslim suku Dani.
Namun, para warganya sangat awrun tentang pengetahuan keislru11a1111ya. Hingga kini
' Koenjaraningrat dkk, lrian Jaya Membangun Masyarakat Maiemuk h. 277
5
Astrid S. Susanto~Sunario, Men1bangun Mas)1arakat Pedesaan Suatu Te/aah Analitis
Masyarakat Wamena, Ir/an Jaya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) h. 57
6
Nico A. Lokobal dkk, Jbicl. h. 154
7
Astrid S. Susanto-Sunario, Kebudayaan Jayawijaya Dalam Pembangunan Bangsa,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993) h. 44
adat kebiasaan mereka telap clijaga dan clilestariakn clengan baik. Aclat bagi mereka
aclalah suatu ha! yang harus clihargai . clihormati clan clijunjung tinggi sebagai warisan
para leluhur beberapa ribu tahun yang la\u. Menurul mereka jika hubungan mereka
clengan aclat 'baik maka kebaikt111 akan scla\u haclir. akan tetapi apabi\a aclat ticlak
dihormati dengan baik maka kcmungkinan besar musiba akan 111en1111pa mereka.
Kepercayaan seperti ini suclah mentrndisi clalam kehiclupan mereka. 8
Panclangan orang Dani bahwa dunia mercka scbagai suatu alam semesta yang
hiclup. Seluruh alam se111estt1 itu iharnt scorang ibu-asal. yang menainpakkan cliri
palingjelas sebagai matahari. Dia dipcrlakukan dengan rasa hormat yang besar, langit
clan bumi pacla mulanya berclampingan seperti dua buah tangan. Di dalam sebuah
lubang di dalam bumi hiduplah manusia clan hewan-hewan bersama-sama. Manusia
pcrtama, N<tkmaturi membuat Cluntur clan memisahkan langit clan bumi. Matahari
mengantar para penghuni lubang itu 111elalui pcgunungan i\pulakma (atau Seinma).
. muncu I"
tempat mere Irn 1tu
.
Selain itu menurut panclangan 111ereka 111anusia pertama muncul terletak antara
muara Baliem clan Eagec-Ima (nama sungai). Nama tempatnya adalah Wesapot.
Wesapot, yang artinya: clibelakang kcramat/rahasia dari acla. yang tcrdiri dari dua kata
8
Adnan Ye!ipele. Mahasls\-Vil {JIN J11Knrta Angkatan 2004. Pendapal Pribodi. Ciputat, 18
Sepeten1ber 2008.
9
Jan Boelaars. ihid. IL 110
wesa; keramat/tabu/tidak boleh, dan Apot; dibelakang, tertutup. Jadi Wesapot artinya
adalah dibelakang (rahasia) dari ada. 10
Semua ahli yang melakukan penelitian tentang agama suku-suku di Fasifik dan
Papua (Jan Boelaars), menunjukkan bahwa keseluruhan suku bangsa Papua clalam
mithologi keagamaannya menganggap rnereka berasal clari dalam Goa, clemikian juga
konsepsi suku Dani Baliem Selatan bahwa manusia pertama muncul di daerah
Maima. Sebagian menyebut manusia pertama kelu&r dari lubang di claerah Seinma,
acla juga yang menyebut di Wesagaput clan orang Kurulu menyebut clari Goa di
claerahnya. Masing-rnasing suku juga rnenganggap bahwa daeralmyalah yang
rnerupakan tempat asal usu! rnanusia pertama rnuncul di suku Dani Lembah Baliern.
Sebagaimana halnya dengan mithologi muslim suku Dani desa Walesi dan
orang Dani Lembah Baliem Se Iatan juga meyakini bahwa asal mula kejadian manusia
berasal dari Seimna/Senymo, bagi orang Kurima dan Siwaso, dari Huruhalua bagi
orang Mukoko, Hubikosi clan Logomawel. Seclangkan bagi orang Maima, Hitigima,
Hepuba, Megapura (Sinata), Walaik dari Maima/Wesapot. Perbedaan ini hanya dalam
soal tempat. Karena masing-masing mengakui asal daerahnyalah asal mula mam1sia
pertama muncul. Adapun perbedaan itu juga terletak pacla lokasi, moiety (belahan),
Iden, konfederasi dan aliansi perang suku
10
11
11
Amandus Asso, Tokoh Adat, Wa11 ancara Pribadi, ibid, 2008
1
/bid
1")
Menurut suatu ceritera, seonmg laki-laki teramat besar bernama Naruekul
dibunuh lalu dipotong-potong, dan potongan-potongan itu clipanclang oleh berbagai
orang sebagai milik pribadi mereka. Tetapi Nmuekul muncul dan menuntut supaya
potongan-potongan itu diserahkan kepada klen-klen untuk clisimpan sebagai bendabenda sakral (kaneke). Kaneke yang artinya engkau punya buah hati, engkau punya
buah tubuh, atau batu suci hm·ta warisan leluhur diambil clari tulang-tulang Narnekul.
Pandangm1 tentang kesatuan bru1gsa mmmsia clan perbedaan manusia clan hewan oleh
orang Dani merumuskannya lewat kata -kata. Ticlak jelas bahwa aclakah orang Dani
itu sudah clibagi di clalam gunung atau barn di luar menjacli clua paruhan, yakni
bermarga Wita dan bermarga Waya. Tetapi pembagian ini menjacli tanggung jawab
pria pertama dan wanita pe1iama pacla zaman terdahulu. 12
Manusia pertama terdiri clari dua orill1g clari relasi belahanlmoiety wita clan
moiety Waya yilllg kemudian menjacli suami istri. Mereka kini beranak cucu, yang
kemudiill1 berkembill1g dill1 tersebar keseluruh pelosok Suku Dani Lembah Baliem.
Pada mulanya, mereka hidup rukun, clamai dan bahagia. Semua ini berkat aclanya
relasi yang hru·monis lli1tar incliviclu, antm· kelompok, antar Iden, serta relasi serasi
dengan alam sekitarnya. 13
Relasi belahm11moiety wita clan waya merupakan relasi yang cukup luas. Klen
suku clalam masym·akat Muslim Dani Lembah Baliem terbagi clalam keclua belahill1
12
Jan Boelaars, Ibid, h.121
13
Astrid S, Ibid, h. 75
tersebut. Wita dan woya c\alam istilah lainnya discbut ewe/ebe (besar) yang
menunjukkan kepada dua bagian bcsar dari kelo111pok rnanusia garis keturunan (ayah)
dan bersifat eksogarn dala111 111asyarnkat Muslim suku Dani. Moidy wira clan waya
terc\iri clari kelornpok patrilincagc yang ke1nudian 111e111bentuk patrikan (inyukuloak). Dengan demikian seluruh Suku Dani Lembah Baliem terdapat Jnyukul- Oak
ewe/Ebe (konfeclerasi) yakni
Cll'<'
11•ila clan e11·e 11•uyu. 1·1
Misalnya belahan/moiely 11•i111 terdiri clari suku: Lagowan, Kosi, Wuka, ltlay,
Marian. Mulait. Belahan /Vum 1ercliri dari suku: 1.ukobal. Matuan. Huby. Alua.
Hisage, Hilapok, Doga clan lain scbagainya. Rel«.si anlara kedua bclahan lebih tampak
dalarn perkawinan eksoga111i clan larangan pcrkawinan intern clari belahan sarna.
Relasi belahan tarnpak juga dalam penyclenggaraan ritual clan pesta ewe ako (pesta
babi) sebagai puncak perayaan clalam kehidupan orang Dani Lernbah Baliem. 15
Dernikian pula dala111 nrnsyarnkat rnuslirn suku Dani yang juga terbagi clalam
belahan/moie/y wila clan wayu. rvtisalnya belahan wira tercliri clari suku; Asso,
Elokpere, Lani, dan Kuan. Sedangkan relasi belalrnn \l'aya tercliri dari suku; Yelipele,
Yaleget. Wetapo, Matuan dan lain-lain . .lika kedua belahan/moiely itu digabungkan
rnaka akan rnenjadi Assolipele. Yelipelelokpere, Assoyaleget, Lanitapo, Lanirnatuan,
dan Kuantapo. Keclua belahan hidup saling berdampingan, saling melengkapi, saling
"Nico A. Lokobal dkk, /hid. h.30
15
Astrid S, Ibid, h. 45
membutuhkan sebagai satu belahan yang tidak terpisahkan. Kehadiran yang satu
melengkapi yang lainnya.
Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan hidup yang indah dipandang
dengan demikian prinsip ewe (bagian tesar) adalah pasangan agon-age (suaminyaistrinya), agosa-opase (ibunya-ayahnya). Seorang dari paroh wita,misalnya; Asso,
Elokpere, Kuan, Lani, dan Matuan serta lain-lainya merupakan pasangan tetap dari
paroh waya, misalnya; Yelipele, Yaleget, Weta.po, Matuan dan lain-lainnya. Apabila
terjadi hubungan gelap atau perzinahan yang melanggar aturan ini maka dianggap
telah melakukan tindakan perzinahan yang disebut pawi atau eloali (hubungan seks
dengan induknya atau pokoknya sendiri). Hubungan itu mendatangkan kemerosotan
akhlak bagi kehidupan sosial masyarakat muslim suku Dani. 16
1. Pengelompokan Klen Kecil dan Klen Besar serta Paroh (belahan/bagian)
Masyarakat.
a. Klen Kecil
Kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada keluarga luas adalah
kelompok yang menganggap dirinya keturumm seorang nenek-moyang yang jaraknya
kurang lebih 4-5 angkatan ke atas. Namun nenek moyang itu masih diingat, clan
warga kelompok biasanya masih mengenal atau mengetahui semua keturunan nenek
moyang itu, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Orang muslim suku Dani
menyebut kelompok kekerabatan seperL itu ukul arti sebenarnya adalah "kepala",
16
Nico A. Lokobal dkk, Ibid, h. 30
oc
"hulu", "asal"), dan istilal1 ilmiahnya adalah klen kecil 17• Sebagai contoh kongkret,
perkampm1gan desa Walesi di daearh orang Asolipele, Yeliplelokpere, asoyaleget,
Lanimatuan, dan Kuantapo mempunyai 300 orang penduduk, yang berasal dari 8 klen
yang berbeda.
Adapun jmnlall lden kecil orang muslim suku Dani yang diperhitungkan secara
patrilinial berkisar antara beberapa puluh hingga beberapa ratus jiwa. Suatu kelompok
seperti itu biasanya terebar di dalam beberapa perkampungan, tetapi tersebar pada
suatu daerah tertentu. Sebaliknya suatu warga perkampungan biasanya juga dihuni
oleh warga-waTga dari berbagai Iden kecil lain, yang masing-masing mempunyai
namanya sendiri.
IGen kecil itu bisa juga diisi oleh beberapa keluarga luas dari Iden yang sama
atau atau dari klen yang berbeda. Indikatornya adalah, kepala klen kecil ini
menguasai wilayah tana11 tertentu, dan biasanya tinggal dalam kesatuan pemukiman
seperti kampung yang dalam bahasa setempat disebut yukmo. Biasanya dalam klen
kecil ini ada honai adat (ruma11 adat) yang bisa bermii pula simbol dm·i satu
keturunm1 kelum·ga atau kesatuan klen tersebut, nanmn tidak semua klen kecil atau
keluarganya mempunyai honai adat, terutama zaman sekarang. Dalam klen kecil ini
kadang-kadang ada wm·ga yang tidak ada lmbungan kekerabatan dengan warga-warga
yang lain, clan merupakan warga clm·i suatu Iden yang sudah mulai kandas. Sisa-sisa
17
Koentjaraningrat, Ibid, h. 270
Iden semacama itu sering kali bergabung dengan klen lain yang besar dan yang
diharapkan masih dapat hidup subur. 18
b. Klen Besar
IGen besar yaitu suatu organisasi sosial tradisonal yang merupakan gabungan
klen-klen kecil dalam aliansi territorial yang jelas. A tau kelompok kekerabatan yang
lebih besar daripada klen kecil yang disebut uku-oaklnyukul oak (Iden besar).
Biasanya nenek-moyang mereka tidak dikenal lagi, karena jaraknya sudah terlampau
jauh. Para warga kelompok kekerabatan klen besar hanya mengetahui bahwa mereka
adalal1 warga ukul-oak tertentu, karena adat clan kewargaannya juga diperolehnya
secara patrilinial. jumlah klen besar orang muslim Dani kadang-kadang beratus-ratus,
bahkan beberapa ribu jiwa, yang tinggal tersebar di daerah yang lebih luas daripacla
claerali klen kecil, sehingga para warganya sering kali suclah ticlak saling mengenal.
Di antara nama-nama lden besar acla yang mirip clengan nama-nama klen kecil,
sehingga clapat dikatakan bahwa Iden besar sebenarnya merupakm1 perluasan dari
Iden kecil. Bedanya ialal1 bahwa warga Iden kecil (Ukul) masih saling kenal
mengenal atau saling mengetahui, seclangkan warga ukul-oaklnyukuluak (klen besar)
tidak lagi dikenal.
Menurut laporm1 H.L Peters ( 1965), klen-klen orang Dani Lembah Baliem ticlak
menampaldcan cirri-ciri toteisme, yaitu aclat untuk berjati cliri dengan Iambang
18
Susanto-Sunario, Ibid, h. I 0 I
binatang 19 atau tumbuh-tumbuhan, dan karena itu pantang memakan daging binatang
lambang jati dirinya, walaupun clalam laporan Wirz (1924) mengenai penducluk Dani
Lembah Swart adat itu ada. 20
Sesuai dengan laporan Wirz clan pendapat tokoh adat H. Aipon Asso yang telah
Penulis wawancarai mengatakan bahwa yang climaksud clengan lan1bang jati diri
disini adalah babi. Maka dapat diketaliui bahwa sebenarnya babi bagi masyarakat
sulcu Dani aclalah suatu lambang yang seharusnya clihormati, namun kenyataannya
tidak karena babi masih clikonsumsi clan clijaclikan sebagai mahar clalam perkawinan.
Menurnt penclapat Penulis jika babi clianggap sebagai lambang jati diri seharusnya
clilarang (cliharamkan) karena berimplikasi pacla jati cliri orang Dani Lem bah Bali em
sel uruhnya.
Aclapun fongsi utama organisasi sosial itu aclalah sebagai kesatuan aclat,
terntama upacara-upacara aclat, seperti pesta babi (sering disebut pesta besar) setiap 5
tahun. Isi acara besar ini antara lain upacara perkawinan, pcmbaptisan moiety waya,
membayar hutang piutang secara simbolik, clan menyucikan bencla-bencla krmnat di
kaneke. Setiap Iden besm· selalu memiliki honai adat. Kepala.klen besar dibantu oleh
kepala klen adat clan kepala klen perang. Tugas kepala klen perang aclalah me11iadi
penasehat clan pengatur strategi perang. Namun yang menentukan perm1g atau ticlak
adalah tetap kepala klen besar.
19
Dia1nbil dari ekor babi yang biasanya dikenakan di leher untuk rnenghindarkan seseorang
dari gangguan rohjahat atau ekor babi yang clipake untuk kesembuhan dari suatu penyakit.
2
°Koentjaraningrat, Ibid, h. 271
1Q
Sedangkan kepala Iden adat bertugas menangani rnasalah-masalah adat serta
kesuburan tanah. Umurnnya semua ritual upacara adal ditandai clengan pernotongan
babi, baik itu pesta perkawinan, perdarnaian, kernatian atau rnengakhiri masa
berkabung. Kepala Iden besar juga 111enentukan kapan pesta besar (ewe ako) akan
dilaksanakan, clan dengan berpatokan pada persediaan babi yang akan clipotong,
makanan (f-lopuru), perturnbuhan biologis anak, atau adanya pasangan yang siap
dikawinkan. Babi bagi bagi 111asyarakal suku Duni adalah 111ernpakan simbol status
ekonomi seseorang clan semakin banyak babi y<1ng dimiliki. maka semakin kaya
orang tersebut: 21
C. Paroh (belahan/bagian) Masyarakat
Kelornpok kekerabatan muslim suku Dani yang lebih besar lagi, yaitu kesatuan
sosial yang tercliri clari gabungan berbagai Iden, yang clalarn bahasa Dani clisebut
ebe/ewe. Koenjaraningrat ( 1994 ). rnenyebut bahwa diseluruh suku Dani ada dua
ebelewe yaitu wita clan waya. Dala111 11·'ilo 23 buah kle11 clan wayu 26 Iden. Suku Dani
clalam keanggotaan nyukuluak etl'e (Iden paling besar). jurnlahnya lebih banyak clari
perhitungan ini.
Selain penggabungan dari klen-klen besar ke dnla111 dua paroh. yaitu wita clan
waya, ada penggabungan dari pasangan-pasangan
dari dua Iden kecil di claerah-
daerah yang terbatas. Dengan de1nikian di sualu daeruh tertentu Iden kecil Yelipele,
misalnya; tergabung clengan Iden keeil Elokperc. sehingga rnembentuk pasangan
21
Susanto-Sunario, Ibid. Ii. 3~
Yelipelelokpere. Di daerah lain klen kecil Yelipele tergabung dengan Iden kecil Asso,
sehingga terbentuk pasangan Assolipele. 22
Dengan demikian diseluruh suku Dani Lembah Baliem tersebar berpuluh-puluh
kesatuan semacarn itu, seperti misalnya; Hubikosi, Siepkosi, Siepeloksak, Hubikiak,
Mulajtipo, Asolokobal, Asotipo, Asolipele, Asoyaleget, Yelipelelokpere, Lanimatuan,
Kuantapo, dan lain-lain. Pasangan seperti itu biasanya merupakan gabungan dari klen
kecil-kecil yang berbeda ewe/ukul.
2. Larangan Kawin Semarga dan Akibat Hulmmnya
Perkawinan yang layak dilakukan oleh muslim suku Dani adalah yang bersifat
eksogami, artinya; seseorang dilarang kawin dengan calon pasangan yang berasal dari
paroh/belahan atau kl en yang sama. 0 !eh sebab itu Yelipele dilarang kawin dengan
orang Y elipele, karena mereka adalah warga klen yang sama. Disamping itu Yelipele
juga dilarang kawin dengan orang Yaleget kare1a Yelipele dengan Y aleget keduanya
tergabung dalam paroh waya. Demikian pula dari orang Asso tidak dapat
berpasangan dengan sesama Asso dan juga tidak boleh be1vasangan dengan orang
Elokpere lrnrena Asso clan Elokpe!e keduanya tergabung dalam paroh wita.
Hukum adat dalam tradisi perkawinan muslim suku Dani diatur dengan aturan
yang sangat ketat. Sehingga aturan-aturan adat itu harus ditaati oleh masyarakat,
karena nilai-nilai Jeluhur telah membentuk dalam kehidupan mereka. Apabi!a aturan
adat itu dilqnggar, misalnya; seseorang me!akukan perkawinan dalam Iden yang sama
antara Y elipele sesama Y elipele atau Elokpere sesama Elokpere. Maka dalam
22
Koenjaraningrat, Ibid, h. 272
perkawinan itu sangat bertentangan dengan atunm adat dan bagi yang melanggamya
akan disebut ap pawi dan he pawi (laki-laki zina dan perempuan zina) atau lebih
dikenal dengan pawi.
Pawi adalah pelanggaran seks dengan sesama suku dalam belahan/moiety sanm
atau menyimpang dari tata cara mengatur kaneke. Perbuatan mengancam kesuburan
hidup manusia, harus ditebus atau dibebaskan dengan upacara mawusan yakni
membersihkan diri dari pencemaran pawi. Bila perbuatan seseorang mengancam
kehidupan bersama, maka pembersihannya clilakukan secara bersama-sama (dosa
sosial). Dalam istilah suku Dani clisebut ima pegarek/ ima wusna (pengakuan masal
atas pelanggaran seksual).
Upacara ima pegarek/ima wusna itu dilakukan untuk memulihkan dan
mengembalikan nilai-nilai hiclup baik bagi orang Muslim suku Dani yang meliputi;
kesehatan manusia, dinamika relasi, kesuburan tumbuh-tumbuhan, panen yang
melimpah, kesehatan, dan perkembangan ternak yang subur. Selain itu untuk
memulihkan tubuh manusia yang kurus, sakit, lemah, keluarga berantakan, kekalahan
clalam perang, kegagalan panen, keticlaksuburan menanclakan hubungan relasi
manusia dengan haclirin yang ditimpa musibah, sehingga keseimbangan harus
dipulihkan melalui leluhur. Pentingnya nilai kesuburan dapat diamati melalui ritusritus karena diungkapkannya secara jelas .neialui simbol-simbol konvesional
tertentu. 23
23
Astrid, Ibid, h. 53
A1
Penerapan istilah pmvi dan anggapan orang tentang perbuatan pawi bervariasi
dalam masyarakat muslim suku Dani, antara lain sebagai berikut:
1. Pawi adalah perbuatan yang dinilai sebagai pelanggaran seksuaJ yang terjadi dalan1
belahan yang sama (inscest). Perbuatan ini dapat dipercayai dapat mendatangkan
pel bagai maJapetaka, seperti kekalahan dalam perang, ketidaksuburan pada
generasi berikut, tanaman, ternak, dan menimbulkan kekalahan dalam perang.
2. Pawi dalam konteks perang khususnya muslim suku Dani dan orang Dani pada
umumnya di Lembah Balim Selatan dapat dikenakan juga kepada orang yang
tidak berani berperang (pengecut) atau o-ang yang mendatangkan kekalahan
dalam perang.
3. Pawi dalam konteks sakral terbagi atas tugi pawl dan ouma pawi. Tugi pawi terjadi
bilamana te1jadi perkawinan yang menyimpang dari seseorang ducla clan janda
dari tata cara pengaturan kaneke/tugi. Sedangkan ouma pawl terjacli bilamana
hubungan clilakukan clengan orang clari klen yang sama atan berbeda klen tetapi
dalam belahanlmoiety yang sanm. 24
Maka jelaslaJ1 bahwa dalam masyarakat muslim suku Dani itu terbagi atas clua
golongan besar menurut perkawinan moiety yang masing-masing clisebut wita clan
waya. Pembagian inilah merupakan dasar clalam pembentukan keluarga, marga
ataupun klen, kampung, dan suku-suku masyarakat muslim Dani. Dalam ha!
mengambil istri, pihak wita haruslah mengawini wanita dari pihak waya (eksogami).
Untuk selanjutnya anak-anak yang lahir dari keturunan ini termasuk garis keturunan
24
Astrid S, Ibid, h. 68
bapak, "patrilinial". Perkawinan dalam satu golongan (endogami) misalnya waya
dengan waya adalah terlarang.25
Memandang tradisi dalam perkawinan adat muslim suku Dani, ditemukan
keadaan di satu pihak menuju kearah unilateral patrilinial dan di lain pihak ke arah
unilateral- matrilinial. Misalnya; kehadiran seorang paman (ami) yang adalah hampir
selalu adik dari ibu yang mendidik anak laki-laki dalam honai dan mempunyai
tanggung jawab mewakili kepenlingan-kepentingan keluarga di luar silimo (halaman
rumah) menunjuk kearah buclaya unilateral-matrilinial. Sebalikriya mengenai warisan
haiia kekayaan keluarga clan penurunai1 ke-waya-an hanya climungkinkan melalui
anak laki-laki clari seorang ayah waya yai1g menunjuk ke ara11 sistem unilateral
patrilinial. Sebab seorang ibu waya ticlak clapat menurunkan ke-waya-annya kepacla
anak laki-laldnya, sebagimai1a seorai1g ayah waya clapat melakukannya terhaclap
anak-anaknya, tem1asuk aiiak perempuannya. 26
Sehubungai1 clenga!l hal tersebut maka konsekwensi dari perbuatan zina di
clalam lingkungai1 sencliri (eksogam) aclala11 berat clan mengakibatkan pertumpahan
elm-ah bagi para pelakunya. Bahkan pelakunya bisa dihukum mati sebagaimana
hukum ya!lg ber!aku pada zaman clu!u. Begitu beratnya hukum aclat tersebut sehingga
jenazah para pelakunya ticlak diperkenankan dibakar atau clikubur sebagaimana
lazimnya tetapi clibuang ke dalam sungai atau clibiarkan begitu saja dalam hutan.
25
A. Ampioper, Mengenal Beberapa Aspek Budaya Suku Dani, (Jayapura: Penerbit Biro
KESRA PEMDA TKT I IRJAN JA YA, 1980), h. 15
26
Astrid S, Ibid, h. 15
Alasan lain ketentnan itu ialah bahwa perkawinan kedalam atau perkawinan
antara saudara sepupu (eras cousin) dan antara sanak saudara (para/el cousin), selain
tabu anak-anak yang dilahirkan biasanya tidak kuat, lemah dan tidak hidup lama.
Selain itu perkawinan ke dalam ini dapat juga membawah bencana terhadap selurnh
klen. 27
Oleh sebab itu menjaga dan memelihara relasi diantara klen, paroh wita dan
waya adalah suatu keharusan atau bahkan diwajibkan. Perkawinan yang wajar adalah
antara paroh wita dan waya. Dalam kehidupan suatu silimo, seorang muslim Dani
yang sejati menghargai dan menjaga kestabilan, keseimbangan serta keham1onisan
hidup dengan memelihara relasi wita clan waya dalam perkawinan clan pergaulan
seks. Dengan demikian penghayatan hiclup akhlak seorang muslim suku Dani
dipandang baik dan terjaga dari tradisi atau kebiasaan yang berlaku di claerahnya. 28
3. Penentuan Jodoh
Pergaulan antara remaja suku Dani pacla zaman clulu tidak bebas, tapi juga tidak
terikat seeara ketat. Banyak faktor penghambat untuk pergaulan bebas antara remaja,
diantaranya perang suku antar konfederasi sehingga kaum remaja
tidak
diperkenankan untuk bergaul bebas di luar konfederasi cleugan alasan pe1musuhan
perang. Perkawinan pun jarang te1jadi antara pasangan di luar konfederasi musuh.
Namun, pacla masa kini sejak pebrangan perang suku oleh pemerintah tahun 1990-an
awal para generasi remaja suku Dani clapat dengan bebas bergaul.
27
28
A. Ampioper, Ibid, h. 17
Nico A. Lokobal, Ibid, h. 59
Zaman <lulu kaum remaJa suku Dani tidak mengenal pacaran. Anak-anak
perempuan harus lebih banyak membantu ibu-ibu mereka di kebun dan pekerjaan
lainnya sepe1ti agosalak nyane ikenem holek (dapat menuruti perkataan ibu) ai
yasusak elok (bisa menanam ubi), warn tasusak elok (bisa piara babi), agosalak yimi
yamak elok .(dapat membantu ibu-ibu), hopuru tasusak nen isasusak elok (bisa
menggali ubi dan bisa memasak) hele owa luwulawasek (gadis yang ramah) dan lainlainnya adalah suatu penilaian dan tipe ideal pemilihan jodoh atau pasangan bagi
pihak orang tua laki-laki dalam melamar gadis calon menantu.
Demikian sebaliknya seorang remaja adalah calon kepala suku sebagai sosck
ideal seorang gadis jika seorang pemuda terlihat melakukan ke1ja laki-laki
diantaranya rajin membantu orang tua di ladang dan pekerjaan lai1111ya sepe1ti
opaselak nyane ikenem asuk holek (menuruti perkataan ayah), yatvu /eget elok (dapat
memebuka lahan baru untuk berkebun) hali wususak elok (bisa mencari kayu bakar),
apuni yimi yamak (dapat membanlu orang lain) ivenekak egarek elok (mampu
berkomunikasi dengan baik), awut hewelek (lihai dalam bertindak), owa isoseklisago
(pria yang ramah) dan keberanian dalam berperang se1ta lain-lainnya. Dengan !criteria
pemuda seperti itu akan menjadi suatu penilaian dan tipe ideal penilihan jodoh atau
pasangan bagi pihak orang tua gadis dalam melamar laki-laki sebagai calon
menantu. 29
Masyarakat muslim Dani memiliki pandangan tersendiri tentang kapan seorang
gadis dan remaja dinyatakan telah siap kawin. Tanda tersebut mengacu pada
29
Amandus Assa, Ibid
perkembangan fisik clan kesiapan clalam beke1ja, antara lain seorang gaclis siap kawin
apabilah telah kelnar susu (payuclara telah membesar) clan telah menclapat menstruasi
(bahasa Dani; mep). Seclangkan tancla untuk laki-laki yaitu telah keluar kurnis clan
jenggot se1ia merniliki babi banyak.
Perkembagan zaman sekarang ini pergaulan rernaja yang rnenginjak usia
clewasa bersifat bebas clan ticlak banyak clibatasi oleh aturan adat. Seorang remaja
memilih calon istrinya sendiri, walaupun menurut 2.dat muslim Dani ia harus menaati
dua syarat, yaitu bahwa gadis itu berasal dari klen maupun paroh lain. Orang klen
Yelipele rnisalnya, tidak boleh kawin dengan gadis klen Yelipele pula, tetapi juga
tidak dengan gadis dari klen-klen seperti Wetapo, Yaleget, Matuan, dan 22 klen lain,
karena sernua Iden itu termasuk paroh waya. Sebaliknya, disarnping klen-klen itu
rnasih ada J 9 klen lain yang rnenjadi anggota paroh wita dan dari klen-klen itulah ia
dapat mernilih j odohya.
Pada rnasa lalu dalarn rnasyarakat muslim Dani terdapat dua medium sebagai
sarana pergaulan remaja dalan1 rangka menentukan jodoh dan pasangan yang akan
siap dikawinkan. Diantara medium yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Heselum/Heselum Wuni (syair-syair cinta)
Heselum adalah syair mengisahkan tentang cinta dan kemesraan/erotis. Medium
ini sebagai jalan perkenalan antara remaja yang pemah ada zaman dulu. Untuk zaman
sekarang heselum wuni tidak dilakukan, namun sering juga terjadi hampir mirip
walaupun tidak persis sama sebagaimana clulu. Heselum wuni clulu, sebagaimana
diceritakan orang tua-tua bahwa para pasangan remaja berhadap-hadapan antara
kelornpok wanita yang berdiri di satu sisi sungai dengan sekelornpok laki-laki yang
berdiri diseberangnya, lalu rnereka rneny<myikan syair-syair cinta secara bersahutsahutan.
Maksud dari nyanyian syair-syair adalah untuk rnenarik hati pasangan, bila ada
respon biasanya juga dibalas dengan nyanyian yang sama rnewujudkan cintanya
diterirna oleh pasangan yang ditaksir. Adakalanya dalam kesempatan be1iernu dirnana
rnereka bisa kawin lari. Kendati dernikian te1jacli pacla usia rernaja yang suclah cukup
rnatang. Tujuan clari sernua tinclakan tersebut adalah untuk menernukanjocloh. 30
2. Tern/Tern Wuni (syair cinta yang cliselingi dengan tarian)
Nyanyian ini tujuannya sama dengan heselum. Syair-syairnya juga rnengisahkan
tentang cinta. Tem wuni ini biasanya dilakukan cliclalam mrnah (lesema) ternpat
tinggal keluarga yang baru clibangun selama beberapa hari. Sebelurn rurnah ditinggali
clan cliisi oleh keluarga, pada zaman clulu rumah (Iese) yang barn dibangun tersebut
dipestakan oleh kaurn remaja terlebih dulu dengan kegiatan tem (tarian). Tem
sebagaimana heselum (syair), sebagai ajang pergaulan rernaja yang dimabuk cinta.
Dalarn hal ini kelornpok pria ducluk menjacli satu kelompok berjejer panjang
clan cluduk saling behaclapan serta saling berpasangan clengan gadis-gadis
disebelalmya sambil melempar senyum clan tawa. Kemudian mereka bemyanyi clan
tangan digerakkan untuk saling tukar menukar barang. Yang wanita akan memberi
gelang/taring babi, kulit siput, clan sebagainya, sedangkan pria akan memberikan
Palisulsu hotik (kantong) clan Yosi (benang tradisional). Tujuannya ialah rnenernukan
30
Astrid.S, Ibid. h. 125
jodoh ataupun sekedar hiburan. Apabila pasangan menyetujui, dan menerima cinta
pasangan dalarn tern, maka pasangan ini biasanya menjadi pilihan utama dalarn
memilih jodoh dan berakhir dengan pesta perkawinan oleh orang tua mereka.
Medium sebagai arena pergaulan rernaja muslim suku Dani khususnya dan
orang Dani pada umurnnya, ada satu ha! penting yang perlu diperhatikan yaitu bahwa
dalarn arena pergaulan remaja baik d.alam tern wuni maupun heselum wuni pasangan
harus dari klen lain. Dalarn memilih pasangan atau patner fem atau heselum wuni-nya,
misalnya; Yelipele harus berpasangan dengan Asso, tapi juga boleh dengan beberapa
Iden lain dari wita yang semuanya boleh dinikabi dalam tradisi adat rnuslim suku
Dani. Demikian pula Yelipele tidak dapat berpasangan dengan sesama Yelipele atau
dari klen lain yang masih dalam parohan waya, kecuali dengan wita.
Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat pasangan-pasangan yang akan menjadi
jodoh atau pilihan menurut moiety/belahan dengan gabungan klen dalam
hubungannya dengan perkawinan:
Tabel I
Muslim Suku Daui Dalam Mcncntukan Jodoh
No
0
Pasangan/Jodoh
Yang Akan I\lenjadi Pasangan/Jodoh
Moiety Waya
Moiety /Vita
I.
Yelipele
2.
Yaieget
As so
3.
Wetapo
Kuan
4.
Matuan
Lani
.
Elokpere
Adnan Yclipele: Masjid al-Jami" ah UIN Jakarta, 12/9/2008
.10
4. Pclamaran
Masyarakat muslim suku Dani pelamaran secara resmi pada nmumnya
dilakukan oleh saudara-saudara perempuan si remaja. Tapi dapat juga dilakukan oleh
orang lain dari kerabat calon suami. Apabila lamaran disetujui dari pihak orang tua
dan si gadis menerima lamaran keluarga calon suan1i, biasanya sebagai tanda setuju
pihak orang tua gadis memberikan sepotong daging babi untuk diumumkan atau
diiformasikan dimuka umum atas nama orang tua calon pria. Yang dalam bahasa
Dani disebut wam Zani hunik (berjalan untuk dihubungkan). Hal ini te1jadi bila
seorang gadis dipestakan terlebih dahulu oleh pihak orang tuanya.
Adakalanya saudara si remaja melamar si gadis yang belum dipestakan oleh
orang tua si gadis dibawah langsung ke rumah mempelai laki-lilki. Kemudian orang
tua mempelai pria mengadakan pesta memotong satu ekor babi kecil untuk dimakan
oleh si gadis. Pemotongan babi kecil itu dinamakan wam nyeluke hunogo
(pemotongan babi atas kehadiran si gadis). Setelah itu para orang tua pria
mengundang saudara-saudaranya untuk menentukan waktu pesta perkawinan yang
akan dilaksanakan. Jika tiba waktu yang telah disepakati maka pesta perkawinan
dilaksanakan di rumah mempelai laki-laki. 31
31
Nameke Yelipele, Kepala Penasellat Muslim Dalam Hukum Adat, Wawancara Pribadi,
Walesi, 26 Juni 2008
C. Ile Oko (mahar) Dalam Perkawinan Adat Muslim Suku Dani
Dalam perkawinan muslim suku Dani mahar (he oko) kadangkala ditentukan
pada saat pelamaran si gadis. Jumlah babi yang hams dibayar oleh pihak keluarga
laki-laki biasanya terdiri dari beberapa ekor babi dan sejumlah perhiasan manikmanik dan kerang. Mahar diserahkrn1 tanpa brn1yak upacara kepada saudara Jaki-Jaki
gadis kira-kira sebulan sebelum perkawinan dilangsungkan. Perkawinan juga
berlangsung tanpa mahar, tetapi clalam hal ini pihak keluarga laki-laki hams
menyediakan seorang kerabat wanita untuk clijadikan isteri wrn·ga kerabat paroh si
gadis. Adat pertukaran gadis ini clisebut ail ipo logo. 32
Dalrnn ikatan perkawinan, Jaki-laki berkewajiban membayar mahar kepada
keluarga perempuan berupa babi. Pada zrnnan <lulu, jumlah mahar tidak terbatas dan
tergantung kemampuan pihak mempelai pria clan dapat dibayarkan secara bertahap.
Untuk laki-laki yang belum memiliki cukup banyak babi clapat membayrn·nya setelah
mereka menjadi suami isteri, namun pembayaran tersebut hams dilengkapi kemudian
hrni. Mahar tersebut cliterima oleh om-om/amilak (paman/adik kakak pengantin
perempuan). Amilak memiliki kedudukan yang sangat penting dalrnn kehidupan
suami isteri ini beserta keturunannya.
Selain pembayaran di atas, pihak suami juga berkewajiban memberikan bantuan .
berupa babi dan sumbangan/jasa lain kepada keluarga isteri bila terjadi musibah
ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Menurut ungkapan mereka, pembayaran ini
bukan merupakan beban yang clipaksakan tetapi merupakan kewajiban dan
32
Koenjaraningrat, Ibid, h. 277
tangggungjawab suami terhadap pihak isteri dan keluarganya. Menurut anggapan
masyarakat orang akan merasakan ketimpangan dalam hidup bila tidak pernah
memberikan bantuan berupa babi kepada famili isterinya.
Apabila suatu ketika terjadi peristiwa musibah manakalal1 isteri lari kepada lakiIaki lain, maka mahar dan sumbangan-sumbangan yang pernah diterima harus
dikembalikan lagi. Karena perkawinan itu mengikat tidak hanya pasangan suami
isteri tapi juga seluruh kerabat keluarg2, Iden sebgai relasi. Adakalanya anak yang
dilahirkan meninggal, maka suami berkewajiban memberikan sejumlah babi kepada
amilak (paman/kerabat isteri). Bahkan seseorang dari pihak om atau paman yang eki
werek/nyeki werek meke (ada tangan dalam membantu terlaksananya perkawinan),
dan keluarga isteri (erugi) biasanya akan menuntut secara hukum perdata.
Adapun
he oko (mahar) dalam perkawinan adat muslim suku Dani ada
beberapa macam yaitu:
I. Mahar yang dibamakan wam oken yaitu I ekor babi sedang yang dipotong klmsus
untuk mempelai wanita.
2. Mahar yang dinamakan wam ewe yaitu 2 ekor babi yang terdiri dari satu ekor babi
besar clan satu ekor babi sedang yang dipotong untuk dibagikan kepada paman
clan untuk dimakm1 bersama dengm1 saudara-sm1dara ym1g hadir pada acara pesta
perkawinan.
3. Mahar yang dinamakan dengan ap ecesa yaitu I ekor babi kecil yang dipotong
untuk disimpan di dalam su (noken/jala), yang kemudian digantungkan di kepala
mempelai wanita untuk kemudian dimakan.
4. Mahar yang disebut dengan warn silipalek yaitu 1 atau 2 ekor babi untuk
diserahkan kepada orang tua si gadis. Warn si/ipalek diberikan oleh orang tua lakilaki bisa dalarn bentuk babi hidup dan boleh juga babi yang sudah dibnnuh (babi
mati) yang diserahkan kepada saudara mempelai wm1ita (erugike), ditarnbah
dengan 5 su ewesulpenansu (noken/jala).
5. Mahar yang dinamakan warn ayato/warn apepalek yaitu I ekor babi besar atau
sedang yang dipotong untuk dimakan oleh saudara si gadis dm1 anak-anak dari
keluarga si gadis (nyerugi nyeagi). Warn ayato/apepa/ek dimakan oleh nyerugi
nyeagi tanpa mengganti kerugian jika suatu pada suatu saat ada tuntutan dari
pihak orang tua laki-laki. 33
Demikianlah ketetapan mahar dalam perkawinan muslim suku Dani, yang telah
mereka warisi secara turun-temurun dari nenek-moyang mereka terdahulu. Jika
dihitur.g jumlah ma11m· yang hams dibayflr dalam setiap pesta perkawinan oleh pihak
mempelai laki-laki adalah berjumlah 7 (tujuh) ekor babi. Selain itu masih banyak
lagi babi yang disumbangkm1 oleh keluarga yang tidak terhitung jumlalmya, tapi yang
pokok dan lebih diutamakan ma11ar telah disebutkan di atas yaitu berjun1la tujuh ekor
babi.
Ketetapan mahar ini ticlak selalu tetap dan bisa berubah clisesuaikan dengan
kemampuan seseorang. Seseorang yang belum mampu membayar mahar diberikan
dispensasi hutang untuk clibayar belakangm1. Jika ticlak demikian cl<Ul hmus melunasi
mahar yang ditetapkan secm·a sepont<lll pacla saat perkawinan maka besar
33
Nameke Yelipele, Wmvancara Pribadi, Ibid, Walesi, 2008
kemungkinan akan terjadi masalah. Akibatnya kedua pasangan bisa kawin lari atau
salah satu diantara mereka yaitu gadis bisa bunuh diri karena cinta dengan
menceburkan dirinya ke dalam sungai ;1zimi ap hesik ilagecarekma). Hal-hal inilah
yang melatarbelakangi orang tua si gadis untnk memberikan keringanan kepada orang
tua Iaki-laki sebagai calon suaminya.
Ketika penulis melakukan penelitian clan wawancara dengan beberapa orang
clari masyarakat muslim suku Dani, ternyata banyak sekali permasalahan yang
muncul berkaitan dengan mahar ini. Salal1 seorang yang penulis wawancarai aclalah
Kepala suku Dani, beliau sangat antusias sekali dengan keha<liran penulis waktu itu.
Berbagai persoalan pun dibeberkan dimuka penulis, cliantaranya yaitu; rnasalah pawi,
mahar, seorang laki-laki yang rnenitip salam kepada wanita yang punya suami (wene
warogo hikenem ), seorang laki-laki yang menitip salam kepada gaclis (wene
hilimikurugi nyowa hikenem), perzinahan, dan perkosaan. Masalah-masalah tersebut
telah ditetapkan denda atau maharnya masing-masing kepala desa muslim suku Dani
yang dapat clikemukalrnn sebagai berikut: 34
I. Untuk mahar pawi ecoko (hubungan intim dalam klen yang san1a) adalah I
sampai dengan 3 ekor babi besar clan sedang;
2. Mas kawin dalam perkawinan pada nmumnya adalah 5. sampai dengan 30 ekor
babi;
3. Salam kepada wanita yang punya suami dencla berupa I ekor babi seclang;
4. Untuk salam kepada gaclis sama dengan poin ketiga;
34
U. Ruben Yelipele, Kepala Desa Wales, Wmvancara Pribadi, Walesi, 20 Juni 2008
5.
Perzinahan denda berupa I ekor babi besar;
6. Perkosaan denda berupa 2 ekor babi sedang; 35
Penentuan mahar tersebut telah disepalcati melalui musyawara11 adat dengan
kepala desa bersama dengan masyarakat setempat, sehingga ketetapan itu tidak bisa
berubah kecuali dalam hal-hal tertentu.
D. Perkawinan Muslim Suku Dani
Upacara perkawinan (he yokal) adat dilakukan di desa tempat terdapat batu
kaneke (batu hitam), yaitu pusat kerarnat Iden, dan tempat sebagian besar calon
pengantin berasal. Gadis yang akan dil<awinkan pada hari itu dikumpulkan di desa
tersebut dan dijaga dengan ketat untuk rnenghindari te1jaclinya penculikan. Upacara
perkawinan juga dilalcukan bersamaan dengan upacara inisiasi yang berdimensi sakral
yang erat terkait clengan honai kanekela (ruma11 adat). Oleh sebab itu upacara
memakaikan he yokal harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi kaneke. 36
Pesta perkawinan yang menjacli titik perhatian clan yang clipestakan aclalah
seorang gadis. Dalan1 perkawinan muslim suku Dani mengenal empat jenis
perkawinan yaitu:
I. Pad a kesempatan wam mawe (pesta claur hidup) selama Jima-enam tahun sekali;
35
36
Ibid
Jan Boelaars, Manusia Jrian Dahulu, Sekarang, Masa Depan, (Jakarta: PT. Gramedia,
1986) h. 112-113
2. Pesta perkawinan clari pihak calon suarnilpemucla clan sepenuhnya pesta
perkawinan cliselenggarakan di rumah ternpat tinggal laki-laki calon suarni si
pengantin gaclis;
3. Pesta perkawinan oleh orang tua si gaclis. Biasanya clalarn upacara ini beberapa
gaclis lainnya dari satu Iden atau lain Iden yang seusianya clipestakan bersama bi la
usia gaclis clirasa cukup oleh pihak keluarga gad is:
6. Pesta keclua clari pihak calon suami bila si gaclis telah dipestakan lebih clahulu
oleh pihak keluarga atau orang luanya. setelah pengantin dibawah pulang ke
rumah laki-laki calon suarni;
Laki-laki calon suami pengantin gadis tirlak
tepat bila dinamakan sebagai
pengantin. sebab asumsi pengantin mcnurul penulis aclalah kedua pasangan calon
suarni isteri biasanya harus clirias clan dipestakan serta clihadirkan bersama clalam
pesta perkawinan. Dalam pesta perkawinan aclat muslim suku Dani lebih baik hanya
wanita atau si gaclis yang lebih tepal disebut sebagai pengantin. Karena pria ticlak
dipestakan atau dihias dalam pcrkawinan adat muslim suku Dani. Hanya wanita satusatunya sebagai oricntasi dari pesta perkawinan. Upacara perkawinan climaksuclkan
lebih pacla seo1;ang gadis. sebagaimana juga pria suclah dipestakan pada pesta inisiasi
(up hagurinyupurek) pacla usia scpuluh sampai dengan lima belas tahun. 37
Seorang gaclis yang akan menikah di boyong ke dapur (lese/o//esemo) untuk
memakaikan yokol yang dihadiri ulch wnnita. Di dapur sebelumnya telah disecliakan
jala-jala (su) dan 111anik-111anik yang dihadiahkan oleh keluarga ibu para gaclis. Salah
7
~ ls111ail Asso, l11a1Yancara Pribadi, !hid, 2008.
seorang isteri dari Ap tugi metek meke (eksekutif/pemangku pelaksana upacara adat),
biasanya memegang bagian kepala dan memakaikan yokal dari arah kepala se1ia
menggantungkan beberapa su (noken/jala) dengan mengucapkan beberapa kata
sebagai nasehat kemudian yokal ditutup dan dirapikan oleh salah seorang isteri dari
Ap tugi hurek meke (legislatif/pemangki: pengontrol adat), biasanya akan merapikau,
merapatkan dan menutup aurat dengan yokal arah dari bawah. 38
Wejangan-wejangan penting pun di!impahkan kepada gadis agar mendapat
berkat kemakmuran dari ibu-ibu berpengalaman, sepe1ii:
Semoga engkau menjadi sumber kehidupan dan kesuburan.
Semoga dari tanganmu meneteskan lemak kesuburan.
Semoga engkau menjadi ibu keluarga, marga/klen, dan masyarakat. 39
Beberapa unsur penting dihadirkan dalam pesta perkawinan sebagai alat
pembayaran tetapi bukan mahar, yaitu; Ye Eken (batu hitam), Yerak Eken (kerang
laut), penansu (jala) dan Su-Ewe su (noken, kantong dari anymnan serat kayu).
Unsur-unsur tersebut dihadiahkan oleh saudara-saudara pengantin wanita, tapi jika
pelaksanaan pesta perkawinan dilaksm1akan di rumah calon suami maka benda-benda
tersebut dihadiahkan oleh kedua kerabat pasangan calon suami-isteri. 40
Adapun fungsi daripada unsur-unsur benda berharga ini sebagai alat penukar
daging babi yang dibagikan kepada kerabat sebngai hadiah yang sebelumnya
menghadiahkan benda-benda tersebut. Karena dalam pesta perkawinan yang
38
Ibid
39
Nico A. Lokobal dkk, Ibid, h. 154.
40
Jan Boelaars, Ibid, h. 112-113
dipestakan terfokus hanya pada wanita, adakalanya seorang pemuda tidak tahu kalau
dirinya dikawinkan.
Setiap pesta perkawinan adat muslim suku Dani sebagimana pesta lainnya harns
selalu dengan pesta potong babi. Perkawinan hanya orientasi pada perhatian
sepenuhnya kepada gadis. Maka ada beberapa ekor babi harus dipotong yang
dipruntukkan khusus untuk dimakan si gadis yang dinamakan wam oken. Terjemahan
teknis warn oken adalah wam (babi), dan oken (bw1ga). Kemudian ada istilah wam
silipalek; wam (babi), sili pa/ek (pelepasan busana kegadisan), lalu ada juga wam
yokal palin; wam (babi), yokal (busana wanita telah menika), palin (pembagian babi
kepada kerabat sebagai balas jasa/alat tukar),yang telah menghadiahkan unsur-unsm
perkawinan tersebut diatas.41
Dalam pesta perkawinan ketiga unsur korban babi adalah yang pokok, tapi juga
pihak amilak ( om/paman), harus membagikan babi dalan1 keadaan hidup, bila
diadakan pesta oleh dan dipihak orang tua gadis kepada para paman gadis dan jika
yang berpesta perkawinm1 calon suami maka babi lain sebagai smnbangan oleh
kerabat kelum·ga diberikan kepada para paman calon sumni. Biasanya pesta
perkawinan b'erlangsung lima sampai enam hari. Para kerabat utamanya para wanita
berpesta, menyanyi, malrnn minum sepuasnya dalam acara perkawinan ber!m1gsung
dan membagikan daging babi kepada kerabat sesuai adat kebiasaan yang berlaku. 42
41
Amandus Asso, Wawancara Pribadi, 2008
42
Ismail Asso, Wmvancara Pribadi, 2008
Selanjutnya dalam perkawinan Lda acara penjemputan pengantin wanita ke
rumah pihak calon suami. Upacara
pe1~emputan
ini dilakukan bila pesta perkawinan
sepenuhnya dilakukan di rumah orang tua gadis. Penjemputan biasanya dilakukan
oleh pihak keluarga calon suami pengantin wanita. Kemudian dilangsungkan lagi
pesta kedua oleh pihak keluarga cakm suami selama beberapa hari. Dalam pesta itu
babi yang dipotong khusus si gadis disebut wam sili palek. 43
Dengan tari-tarian yang meriah kelompok ibu-ibu mengantarkan mempelai
wanita ke tempat tinggal suaminya. Daging terlebih dahulu dipersembahkan kepada
leluhur, dibawah ke tempat tinggal itu dan kemudian si suami al<an membagibagikannya dan rnakan bersama isterinya. Sebelum orang meninggalkan tempat
tinggal itu para tokoh adat meminta perhatian dan dia menggali sebual1 lubang dekat
pagar dan menaruh sehelai daun didalamnya. Lalu semua wanita menjatullkan tunastunas ubi kedalam lubang itu, yang kemudian ditutup kembali. 44
Dari semua tindakan yang dilakukan dalam perkawinan (he yokal)
menunjukkan kejelasan dan ketegasan kepada pengantin wanita daripada pria. Dalam
ha! ini wanita mendapat pelayanan istimewa dengan berbagai macam hadiah dan
diarak keluar dari rumal1 orang tuanya menuju rumah mempelai pria dengan taritarian yang meriah. Sementara itu pengantin pria tidak diperlakukan istimewal1, ia
tinggal menanti di rumahnya bersama kerabatnya untuk menerima pengantin. Ba!J.kan
43
44
Ibid
Arti dari perbuatan itu terkandung dala1n ibarat ini; seperti halnya tunas-tunas dan daun
dipersatukan dan tetap bersatu demikian pula \Vanita dipersatukan dengan pria supaya selanjutnya
menghasilkan ubi-ubi untuk dia.
'iR
pria sering malu dru1 tidak berada di tempat, ia menghindar bersama teman-temrumya
pergi keluar rnmah.
Upacru·a terakhir dari pesta perkawinan disebut he ecep.He ecep terjemahrui
teknik he (perempuan), dan ecep (lutut) atau disebut ta'aruf Maksud upacara ini
adalah merapatkan atau mengakrabkan kedua pasangrui cal.on suami isteri yruig resmi
dikawinkrui drui dilaksanakan pacla malam hari. Upacara he ecep (ta'aruf)
dimaksudkrui untuk memperkenalkru1
p~ngantin
wanita dengan calon suami. Hal itu
sruigat penting karena adakalanya atau pada umumya calon pasruigan suami isteri
sebelumnya tidak saling mengenal diantara satu sama lain, atau kalu kenal tapi belum
akrab. Pada malrun upacara tersebut teman calon suami hadir dan juga teman
pengruitin wanita semuanya pada hadir, untuk menciptakan suasana keakraban calon
pengruitin suami-isteri bru·u. Upacara dimulai pada malrun hari hingga menjelang
pagi, mereka bernyru1yi (etai) bersama, bahkan saling mengejek clan menghibur yang
dinrunakan wenepugut dan silon.
Etai adalal1 seni vocal/suara yang dibawakru1 dengan tari-tarian, atau dengan
kata lain merupakrui perpaduru1 antara nyanyian dan tarian yang utuh dan menyatu
tetap. Adapun yru1g disebut dengan wenepugut adalah syair yang berisikan sindiran
atau sinisme. Setelah upacru·a perkawinan, clibentuk clua kelompok orruig yruig duduk
drui bernyruiyi sambil bersahut-sahutan seperti berpruitun; syairnya berisikan sindiran,
sehingga sering pula dapat menimbulkan perkelahian. Namun, semuanya dianggap
kewajaran. Sedruigkrui silon sama clalam maksud clan tujuannya dengan wenepugut.
Bedanya hanya dalam soal waktu dan ternpat. Wenepugut dinyanyikan setelah
upacara perkawinan pada malam hari, sedangkan silon dinyanyikan pada waktu
kapan saja dan rnana saja. 45
Dalam perkawinan muslirn suku Dani menaruh perhatian lebih dititik beratkan
kepada wanita. Wanita dihormati sebagai sumber kesuburan, ia rnenyimpan rnisteri
yang talc terselami oleh kaum pria. Seorang gadis melepaskan busana gadisnya (sili)
dan diganti dengan busana ibu (yokal) rnerupalcan lambang pengalcuan keibuan
seseorang perempuan sebagai sumber kesuburan keluarga dan rnasyarakat. Kesuburan
keluarga dinilai ha! yang sangat penting karena justrn rnernperlancar kehidupan
bersama, memperluas jaringan relasi secam mulus dan teratur serta menyebabkan
harga diri ses~orang mendapat pengakuan dari masyaralcat. 46
Kebiasaan itulah yang berlaku dalam perkawinan adat dikalangan muslim
suku Dani sampai saat ini dan dari perkawinan yang telah terjacli keclua pasangan
yang telah rnenikah belum memiliki bukti yang kongkrit, seperti; sumt nikah dan lainlainnya. Karena mereka hanya menikah secam adat bukan secam agama Islam
clihaclapan penghulu atau Kantor Urusan Agama (KUA).
Adapun usaha yang clilakukan oleh oraganisasi Islam yang acla di Wamena
Kabupaten Jayawijaya seperti MUI, PHBI clan lain-lainnya aclalah dengan cam
menyelenggamkan nikah masal pacla hari-hari besar Islam (Maulicl Nabi clan Ism
mi'raj). Pertama kali nikah masal cliselenggamkan di Masjicl Al-aqsha Desa Walesi
45
46
Astrid S. Ibid, h. 123-126
Astrid S. Ibid, h. 54.
hi\
dengan 6 pasang calon suami isteri pada tahtm 1996. Dalam hal ini panitia PHBI
mengundang penghulu dari kota untuk melangsungkan pernikahan secara masal.
Dengan demikian muslim suku Dani akan menikah dua kali yaitu pertama,
pemikahan secarn adat dan kedua, pernikal1an secara Islam.
Sesuai dengan data KUA yang mana penulis peroleh jumlal1 kepala keluarga
(KK) muslim suku Dani dan muslim pendatang seluruhnya be1jumlah 2.019 dan
jumlah penduduknya 7.215 jiwa. Muslim suku Dani yang menikah secara masal dari
tahun 1996-2008, terjadi peristiwa nikah be1jumlah 71 pasangan dari 272 kepala
keluarga (KK) muslim pribumi. Dan sisanya be1jumlal1 201 kepala keluarga (KK)
yang masih belum menikah secara syari'at Islam. Dari perhitungan tersebut masih
banyak muslim suku Dani yang belum menikah secara Islam. Jumlah perhitimgan di
atas tidak te1masuk muslim pendatang yang jumlah kepala keluarganya (KK)
be1jumlal1 I. 74 7.
Tabel II
Rekapitulasi Jumlah Pcnduduk Muslim Kabupaten Jayawijaya
No
Kecamatan
l
Wa1nena
2
Asolokobal
Jumlah Penduduk
Jurnlah KK
Jumlah Jiwa
a. Megapura
3
4
5
b. Walesi Atas
c. Walesi Bawah
d. Jagara
e. Hitigima
f. Air Garam
Ti om
Asologaima (Kimbim)
Hubykosi (Okilik)
Jumlah
1.747
6.095
15
64
24
28
31
19
19
141
294
70
121
75
29
41
157
21
2.019
90
7.215
72
Sumber: KUA Kecamatan Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua, 30 Juni 2008
"1
Dari rekapitulasi jumlah pcnduduk 111usli111 Jayawijaya tersebut di atas dapat
diketahui bahwa banyak muslirn suku Dani yang belum menikah secara hukum Islam.
Hal itu terjadi kai·ena kurnngnyn sosialisasi dnri pihak KUA setempat untuk mengajak
masyarakatnya agar menikah SL'cara Sya1·i'at
ls\~1111.
Disamping itu kurangnya
ketegasan dalam memberikan pcmahaman agama kepada rnasyarakat aclat muslim
suku DanL hingga kini Hukum Islam be\um rnemperoleh kuasa alau masih da\am
proses transisi.
Berkaitan dengan ha\ ini kepala KUA mengatakan bahwa Sesuatu yang sudah
mentradisi dalam jiwa belurn dapal melepaskannya begitu saja tanpa usaha untuk
merubah kebiasaan itu menjadi ha\ barn yang clirasa bermanfaat clan bermaslahat.
Aclat tetap acla karena masyarakat tumbuh karena aclat, untuk itu bagaimana
meluruskan yang bertentangan itu menjacli ticlak bertentangan clengan syari'at. 47
17
• rrt111·uncoru
"'
Prt·11u(1·1 tenga11,
I
1\1nran AlqasdijnL S.Ag. "f...'l!/)li/o KL/A Kee. l+ a111ena"
(Wan1ena, 30 Juni 2008)
1
BAB IV
PER.KA WINAN ADAT MUSLIM SUI(U DANI
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pcrkawinana Adat Muslim
Suku Dani
Di dalam membahas tinjauan 1-lukum Islam tentang perkawinan adat Muslim
Suku Dani lebih jauh, terlebih dahulu penulis akan menguraikan beberapa prinsipprinsip 1-lukum Islam sebagai landasan yang akan menjadi titik tolak atau pedoman
pemikiran kefilsafatan dan pembinaan 1-!ukum Islam. Prinsip-prinsip yang dimaksud
sebagai berikut:
I. Mengesakan Tuhan (lauhid). scrnua manusia dikumpulkan di bawah panjipanji atau ketetapan yang sama yaitu; Lai/aha ii/al/ah (QS. Ali-Imran: 64);
2. Manusia . berhubungan langsung Jengan Allah. tanpa atau meniadakan
perantara antara manusia dcngan Tuhan (QS. al-Ghafir: 60, QS. al-Baqarah:
186);
3. Keadilan bagi manusia, baik terhadap dirinya sendiri, rnaupun terhadap orang
lain (QS. an-Nisa: 135, QS. al-Maidah: 8, QS. al-An'am: 152, QS. al-1-lujurat:
9);
4. Persamaan (al-Musawah) diantara umat rnanusia, persamaan diantara umat
Islam. Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan orang Ajm, antara manusia
63
berkulit putih dan hitam, yang membedakan hanyalah takwanya, (QS. alI-Iujurat: 13, QS. al-Isra': 70, dan beberapa hadis);
5. Kemerdekaan atau kebebasan (al-Hurriyah), meliputi kebebasan agama,
kebebasan berbuat dan bertindak, kebebasan pribadi dalam batas-batas yang
dibenarkan oleh lmkum (QS. al-Baqarah: 256, QS. al-Kaafirun: 5, QS. alKahfi: 29);
6. Amar ma'ruf nahi mungkar, yaitu memerintahkan berbuat yang baik, benar,
sesuai dengan kemaslahatan manusia, diridhai oleh Allah dan memerintabkan
untuk menjahui perbuatan buruk, tidak benar, merugikan umat manusia,
bertentangan dengan perintahh Allah, (QS. Ali-Imran: 11 O);
7. Tolong menolong (ta'awun), yaitu tolong menolong, saling membantu antar
sesama manusia sesuai dengan prinsip tanhid, dalam kebaikan dan takwah
kepada Allah SWT, bukan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (QS.
al-Maidah: 2, QS. al-Mnjadalah: 9);
8. Toleransi (tasamu), yaitn sikap saling menghormati, nntuk menciptakan
kerukunan dan kedamaian antar sesama iLanusia (QS. Ali-lmran: 8, 9);
9. Mnsyawarah dalam memecahkan segala masalah kehiclnpan (QS. Al-Imran:
159, QS. as-Syura': 38);
10. Jalan tengah (ausath, wasathan), clalam segala ha! (QS. al-Baqarah: 143);
11. Menghadapkan pembebanan (Khitab, taklij), kepada aka! (QS. al-Hasyr: 2,
QS. al-Baqarah: 75, QS. al-An'am: 32, 118). 1
Di dalam suatu masyarakat memiliki unsur-unsur budaya lokalnya yang dapat
atau dijadikan sumber lmkum ialah yang sekurang-kurangya tidak bertentangan
dengan prirnip-prinsip Islam dan dengan kaedah atau ketentuan dasar dalam ilmu
Ushul al-Fiqh. Unsur-unsur yang bertentan;;an dengan prinsip Islam dengan
sendirinya harus dihilangkan dan diganti. Dan inilah makna kehadiran Islan1 di suatu
tempat atau negeri.
Karena disetiap masyarakat muslim mempunyai masa
jahiliyahnya sendiri sebanding dengan apa yang ada pada bangsa Arab. Masa
jahiliyah suatu bangsa ialah masa sebelum datangnya Islam disitu. Masa itu diliputi
oleh praktek-praktek yang berlawanan dengan ajaran Tuhan (tauhid). 2
Suatu masyarakat dengan pemahaman agama yang minim masih tetap
mempertahankan kebiasaan lama yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Sebagaimana masyarakat muslim suku Dani Papua yang telah lama rnempercayai
adanya tata sosial tanpa hukum, takhayul, mitologi, feodalisme dan anggapan
masyarakat suku Dani bahwa manusia pertama keluar dari dalam Goa. Kepercayaan
semacam itu sangatlah bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, maka semuanya
harus ditiadakan dan diganti dengan ajaran Islam.
1
H. Supannan Usman, Hukun1 lslarn .Asas-Asas dan Pengantar Stud/ Huku1n ls/tun Dalan1
Tata Hukum Indonesia", (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 65-69
2
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradabar,, Ibid, h. 550
Di dalam sejarah Islam, ketika Nabi SAW datang, pada bangsa Arab telah
kokoh adat istiadat mereka yang sebagian dari padanya baik untulc dikekalkan dan
tidak membahayakan pada pembentukan bangsa. Sebahagian dari padanya ada yang
membahayakan dimana syar'i (pencipta syari'at) berkemauan untuk menjauhkan
mereka dari padanya. Kebijaksanaan syar'i dalan1 menghadapi ha! ini dengan
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dalam menjelaskan hukum-Nya dan untulc
mnyempurnakan agama-Nya. Misalnya, pada suatu ketika Rasulullah ditanya tentang
khamar danjudi, beliau menjawab;" pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."(QS. alBaqarah/2: 219), sedangkan keduanya termasuk adat-istiadat yang kokoh dikalangan
Arab wal(tu itu. 3
Pertama kali prosesi Islamisasi di kepulauan Indonesia oleh para saudagar
melalui perdagangan dan perkawinan. Setelah agama Islam berakar dalam
masyarakat, peranan saudagar cligantikan oleh para ulama sebagai guru clan pengawal
I-Iukum Islam. Hukum Islam sebagai hukum yang berdiri sendiri telah ada dalam
masyarakat, tumbuh dan berkembang clisamping tradisi atau adat penduduk yang
mendian1i kepulauan nusantara ini. Pada saat itu I-Iukum Islam berlaku dikalangan
3
Muhammad Zuhri, Tarikh Tasyrik Sejarah Pembentukan Hukum Islam, (Semarang: Daarul
Ihys-Indonesia, 1980), h. 38.
cc
PERPUSTA!<.AAN U1"AMA
UIN SYAHID JAKARTA
lJ
masyarakat dan diterima serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebelum
Indonesia dijajah oleh masa pemerintahan kolon,al Belanda. 4
Disamping itu hukum adat tidak ketinggalan eksistensinya, sehingga hukum
adat sebelum pe1tjajahan telah berkembang dan berlaku dalam masyarakat dan juga
perkembangan hukum agama bagi masing-masing pemeluknya. Maka pada waktu itu
muncul beberapa teori, yang dikenal dengan teori Receptio In Complexi, teori
Receptio (resepsi), teori Receptio Exit dan teori Receptio A Contrario, serta teori
Eksistensi. Dua teori pertama muncul sebelum Indonesia merdeka clan tiga teori
terakhir muncul setelah Indonesia merdeka. 5
Dengan munculnya teori-teori tersebut sehingga pada masa abad ke-19
berekembang pendapat, bahwa di Indonesia bcrlaku Hukum Islam, yaitu antara lain
dikemukakan oleh Salomon Keyzer. Kemudian diperkuat oleh Leddewijk Willem
Christian Van Den Berg yang berpendapat, bahwa lmkum yang mengikuti agama
yang dianut seseorang. Jika orang itu memeluk agama Islam, hukum Islamlah yang
berlaku baginya. Pendapatnya dikenal dengan Receptio Jn Comp/exu yaitu orang
Islam Indonesia telah melakukan resepsi Hukum Islam dalam keseluruhannya clan
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Selanjutnya Christian Snouck HourgronJe 6 menentang teori Receptio Jn
Complexu, clan berpendapat bahwa yang berlaku bagi orang Islam bukanlah Hukum
4
Gemala Dewi dan Barlinti Yeni Salma, Hukum Perikatan Isla11I di Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media, 2005), cet. Ke- I, h. 11-12
' Suparman Usman, Ibid, h. 111
6
Adalah seorang dokter sastra semit dan ahli dalam bidang Hukum Islam.
Islam tetapi hukum adat. Dalam hukum adat telah masuk pengarnh hukum Islam
tetapi pengarnh itu barn mempunyai kekuatan hukum bila telah benar-benar dite1ima
(diresepsi) oleh hukum adat (berdasarkan penelitiannya di Aceh dan Gayo). Pendapat
ini dikenal dengan Theorie Receptio yang diikuti oleh Cornelis Van Vollenhoven dan
Bertrand Ter Haar. Cornelis Van Vollenhoven (1974-1933) adalah seorang ahli
Hukum Adat di Indonesia, yang diberi gelar sebagai pendasar dan pencipta, pembuat
sistem ilmu Hukum Adat. 7
Teori Receptio ini mendapat kritikan dari pemikiran Hukum Islam di Indonesia,
antara lain oleh Hazairin dan Sajuti Thalib yang berpendapat, bahwa Hukum Adat
barn berlaku bila tidak bertentangan dengan Hukum Islam yang dikenal dengan teori
Receptio A Contrario. Menurut Hazairin, teori Receptio bertujuan politik yaitu; untuk
menghapuskan Hukum Islam di Indonesia dan mematahk:an perlawanan bangsa
Indonesia terhadap kekuasaan pemerintah !colonial yang dijiwai oleh Hukum Islam.
Maka lebih lanjut Hazairin menganggap teori Receptie adalah teori iblis (setan) dan
telah modar, artinya telah hapus atau harus dinyatakan hapus (keluar) dengan
berlakunya UU 1945, yang terkenal dengan teori Receptio Exit.
Pada perkembangan selanjutnya muncul pula teori Eksistensi yaitu teori yang
menerangkan adanya Hukum Islam dalam hukum Nasional Indonesia. Menurut teori
ini bentuk eksistensi Hukum Islam dalam hukum Nasional itti ialah:
7
Sajuti Thalib , Receptio A Contrario Hubungan Hukum Adat dan Hukum Islam, (Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1985), h. 58-63
I. Ada, dalam arti Hukum Islam berada dalam hukum Nasional sebagian yang
integral darinya;
2. Ada, dalam arti adanya kemandiriannya yang diakui berkekuatan hukum
Nasional dan sebagai hukum Nasional;
3. Ada dalan1 hukum Nasional, dalam arti norma Hukum Islam yang berfungsi
sebagai penyaring bahan-bahan hukum Nasional Indonesia;
4. Ada dalam hukum Nasional, dalam arti sebagai bahan utama dan unsur utama
hukum Nasional Indonesia yang tidak dapat dibanta11 adanya;
Jadi, kedatangan Islam selalu mengakibatkan adanya perombakan masyarakat
atau pengalihan bentuk (transformasi) sosial menuju ke arah yang baik. Tap1, pada
saat yang sama, kedatangan Islam tidak mesti distruptif atau bersifat memotong suatu
masyarakat dari masa lampaunya semata, melainkan juga dapat ikut melestarikan apa
saja yang baik dan benar dari masa lampau itu clan bisa dipertahankan dalam ujim1
ajaran universal Islam. 8
Hal demikian dialami masym·akat muslim suku Dani dengan kepercayaan
mereka kepada benda-benda keramat yaitu kaneke. Dalmn tradisi perkawinan juga
terdapat unsl!r-unsur yang bertentangan dengm Hukum Islmn, misalnya ketika
mengantarkm mempelai wanita ke rumah calon suami yang terlebih dalrnlu hams
mempersembahkan daging babi kepada leluhur mereka. Adat seperti ini tela11 lama
ada dalmn masyarakat adat dan telah dilaksanakan dalmn setiap upacara perkawinan.
8
Nurchalis Madjid,,Jslam Doktrin dan Peradaban, Ibid, h. 551
Selain itu, muslim suku Dani beranggapan bahwa dunia mereka sebagai suatu
alam semesta yang hidup ibarat lbu-asal. Ada anggapan bahwa mereka berasal dari
Goa dan setiap daerah meyakini tempat keluarnya masing-masing. Dari sinilah
muncul berbagai makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan sekaligus, seperti manusia,
hewan temak (babi), sayuran (hopurulsemeka) dan pohon pisang dan sebagainya.
Dari dalam Goa itu pula muncul dua belahan, yakni marga!klen wita dan waya yang
menjadi tanggung jawab pria pertama dan wanita pertama pada zaman nenek moyang
mereka dahulu.
Tinjauan hukum Islam terhadap mitologi dalam masyarakat adat muslim suku
Dani ditinjau dari perspektif Ilmu Ushul Fiqh maka budaya lokal dalam bentuk adat
kebiasaan itu. qisebut 'Ulf(secara etimologis berasal dari akar kata yang sama dengan
al-ma'ruf ), karena 'Urf suatu masyarakat, sesuai dengan uraian di atas, mengandung
unsur yang salah dan yang benar sekaligus, rnaka dengan sendirinya muslim suku
Dani klmsusnya dan muslim pada umumnya diharuskan untuk melihatnya dengan
kritis, dan tidak dibenarkan sikap yang hanya rnembenarkan semata, sesuai dengan
berbagai prbsip Islam sendiri yang runat menentang tradisionalitas. 9 Sebagaimana
dijelaskan di dalam al-Qur'an surat al-Zukhruf/43: 23
Artinya:
9
Nurchalish Majid, Ibid, h. 552
7(1
"Demikianlah, kami (Allah) tidak pernah mengutus sebelum engkau (lv!uhammad)
seorang pun pemberi peringatan (Rasul) dalam suatu negeri. Melainkan kaum yang
hidup berlebihan (kaya raya) di negeri itu tentu akan berkata, "Sesungguhnya kami
telah mendapatkan leluhur kami be1jalan di alas tradisi, dan kmni tentulah mengikuti
jejak mereka. "(QS. al-Zukhruj!43: 23).
Berdasarkan Firman Allah SWT, di atas maka jelaslah bahwa Islam menentang
tradisionalisme, yaitu sikap yang secara a priori memandang bahwa tradisi leluhur
selalu baik dan harus dipertahankan serta diikuti. Prinsip ini diletaldcan dalam suatu
kerangka ajaran dasai- mengahruskan kita selalu bersikap laitis dan teliti dengan tidak
bersikap taklid terhadap sesuatu tanpa pengetahuan yang memadai. Hal ini dijelaskan
di dalam al-Qur'an surat al-lsra' (Bani Jsrail/17 ayat 36:
,
'J?)
( 36 :17/• \..>"';/I).
Artinya:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggunganjawabnya alas hal itu." (QS al-lsra/17: 36).
Ada kemungkinan dikalangan rnasyarakat adat sendiri hukum adat tidak banyak
dikenal, yang biasa disebut anggota masyarakat ialah adat saja, dalam arti tradisi
untuk dibedakan dengan istilah lmkum dalarn arti peraturan agama atau sebagaimana
dikemukakan Abdul Karim Amrullah ialah ketetapan dari masyarakat yang diberi
sanksi oleh masyarakat, sedangkan hukum ialah ketetapan Allah yang memptmyai
,., 1
sanksi dari pada Allah. Dan hukum penmdang-undangan adalah ketetapan dari
penguasa (pemerintah) yang mempunyai sanksi dari penguasa. 10
Di dalam masyarakat adat tata tertib perkawinan antara adat yang satu berbeda
dari masyarakat adat yang lain, antara r.dat masyarakat muslim snku Dani berbeda
dengan masyaTakat adat di daerah lain, antara snku bangsa yang satu bebeda dari
suku bangsa yanga lain, antara yang beragama Islam berbeda dari yang beragama
Kristen, Hindu, dll. Begitu pula antara masyarakat desa dari masyarakat kota.
Dikarenakan perbedaan tata tertib adat maka seringkali dalam menyelesaikan
persoalan perkawinan antara adat menjadi berlarnt-larnt, bahkan kadang-kadang tidak
tercapai kesepakatan antaia kedua pihak dan menimbulkan ketegangan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan adat perkawinan adalah hnkum
masyarakat (hukum rakyat) yang ticlak tertulis clalam bentuk perunclang-unclangan
negara yang mengatur tata tertib perkawinan. Berbecla clengan hukmn Islam yang
telah mengatur tata tertib perkawinan clengan baik menurut petunjuk al-Qur'an clan
as-Sunnah. Jika terjadi pelanggaran terhaclap hukum perundang-unclangan maka yang
mengaclili adalah pengadilan agama atau pengaclilan negeri, seclangkan jika terjadi
pelanggaran terhaclap hukum adat, maim yang mengaclili dalmn arti menyelesaikan
aclalah peraclilan adat (peraclilan masyarakat keluarga atau kerabat yang bersngkutan.
Di pandang clari rasa keaclilan clan kerukunan belum tentu penyelesaian yang
dilakukan peradilan resmi clengan keputusan berclasarkan kepastian lmkum memberi
'°Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat, (Bandung: PT. Citra Aditiyah Bakti, 1990),
cet. Ke-4, h. 14
""]')
kepuasan bagi masyarakat, sebaliknya apa vang clisepakati oleh para pihak sebagai
basil penyelesaian perundingan pcrda111aian dibawah bimbingan pemuka masyarakm
(aclat) lebih dirasakan sebagai keaclilan yang 111embawah kerukunan, karena sesuai
dengan kesadaran hukum masyarukat bersangkutan. 11
Di c!alam masyarakat ad at mus Ii111 suku Dani pclanggaran terhac!ap hukum adat
seperti
pawi!eloali
(perzinahan)
dalam
belahan/moiely
yang
sama
malrn
pernbersihnnya c!ilakukan c!engan upacara inw pegurek.litna wusna (pengakuan masal
atas pelanggaran seks). Sedangkan yang cli111aksuc! perzinahan menurut ajaran Islam.
ialah bercampurnya pria clan wanita yang bersetubuh ticlak dalam ikatan perkawinan
yang sah, baik ha! itu clilakukan antma 1ma dan wanita yang sucbh atau sec!ang dalam
ikatan perkawinan. maupun antnra pria\lan wanila yang tidak atau belurn acla ikatan
perkawinan, ataupun cliantara yang sudah kawin dan yang belu111 kawin.
Maka barang siapa yang rnclakukan perbualan zina seclangkan yang 111elakukan
itu belu111 pei-nah kawin. 111aka 111enurul hukurn Islam dapat clijatuhi hukuman clera
seratus kali dan dibuang keluar ncgeri satu tahun larnanya. Apabila yang melakukan
zina itu ialah orang yang pernah kawin (bersetubuh) clapat dijatuhi hukurnan rajam,
yaitu clilontar dengan batu sampai rnati. Di kalangan 111asyarakat adat dimasa
sekarang yang masih berlaku aclalah hukuman buang atau pengusiran dari kampung.
Berbecla dengan hukuman zina yang clalam rnasyarakal rnuslim suku Dani c!ilakukan
clengan penghapusan dosa secara bcrsanrn-sarna (dosa sosial), untuk menghindari
ancaman kehidupan clan menjaga keseimbangan masyarakat adat bersangkutan.
11
Hiln1an Hadikusun1a, Huku111 /ler/(u11·inun Ada!. /hid. h. 15
Berkaitan dengan hukum zina Allah SWT berlirman dalam al-Qur'an surat an-Nur/24
ayat 2:
Artinya:
''perempuan yang berzina dan laki-/aki yang berzina deralah tiap-tiap seorang dari
keduanyc1 seratuskali dera ... "(QS.on-Nur/2-1:2).
Pada ayat dan sabda Na bi SAW. di alas tel ah clijelaskan bahwa hukuman zina
adalah berat maka tidak boleh cliclekati karena akibat dari perbuatan zina itu dapat
merusak stabilitas sosial masyarakat, kescimbangan alarn sekitar clan kekerabatan.
Untuk itu perbuatan tersebut pcrlu dijauhi agar tercipta kemaslahatan dalam
kehiclupan bermasyarakat. Sebagairnana Allah berfirman dalam al-Qur'an surat alIsra'/l 7 ayat 32:
Artinya:
"Janganlah kamu mendekati ::inu /wrena ses1111gguh11yo zinu itu suatu perhuutan keji,
dan sualuja!an yang huruk, "(()So/-/.1·1·0'.i/ 7: 32).
Berlakunya hukum aclat pcrkawi•1an tergantung pacla susunan masyarakat
aclatnya. Oleh karenanya tanpa mengetahui bagaimana susunan aclat rnasyaralrnt
bersangkutan, maka ticlak mudah dapat diketahui hukum perkawinannya. Menurnt
teori telah cliketahui ada susunan masyarakat aclat yang geneologis patrilinial,
geneologis matrilinial, geneologis parental. d:rn geneologis teritorial. Namun
clemikian tidaklah berarti bahwa pada setiap 111asyarakat adat yang mengrnrnt garis
keturnnan kebapakan misalnya akan berlaku hukum adat yang sama, ada
kemungkinan bersamaan.
Masyarakat hukum adat geneologis, adalah suatu masyarakat hukum yang
keanggotaannya tergantung dari pada soal apakah ia tem1asuk dalam prinsip garis
keturnnan yang sama. Untuk menentukan apakah termasuk dalam prinsip garis
keturnnan yang sama, dalam ha! ini ada tiga macam dasar pertalian keturnnan, yaitu:
I. Pe1ialian daral1 menurnt garis bapak (patrilinial);
2. Pertalian darah menurut garis ibu (matrilinial);
3. Pertalian darah menurut garis ibu dan bapak (pilateral atau parental);
Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa terdapat masyarakat hukum adat yang
dikembangkan atas dasar pertalian darah menurut garis bapak (patrilinial), pe1ialian
darah menurut garis
ibu
(matrilinial),
clan masyarakat hukum adat yang
clikembangkan atas pertalian clarah menurut garis ibu clan bapak. 12
Masyarakat hukum teritorial aclalah suatu masyarakat hukum yang keanggotaan
warganya tt;rgantung pacla soal apakah ia be1iempat tinggal di clalam lingkungan
wilayah dari masyarakat hukum aclat yang bersangkutan. Sebagaimana masyarakat
aclat muslim suku Dani yang biasanya tinggal dalam kesatuan pemukiman sepe1ii
kampung yang clalam bahasa setempat clisebut yukmo. Sehingga faktor tempat tinggal
di dalam wilayah masyarakat yang bersangkutan merupalcan dasar untuk menentukan
kewargaan clari masyarakat hukum aclat tersebut.
12
149
Soerjono Soekanto, Hukum Ada/ Indonesiar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h.
Kewargaan dalam masyarakat muslim suku Dani, pada dasarnya didirikan atas
dasar faktor geneologis, sehingga masalah prinsip garis keturunan yang sama
merupakan dasar untuk menentukan kewargaan dari masyarakat hukum adat yang
bersangkutan. Faktor prinsip keturunan yang sama disini, harus ditambahkan dengan
faktor pertalian darah mennrut garis tertentu. Pada masyarakat adat muslim suku
Dani, faktor pertalian darah menurut garis bapak (patrilinial), merupakan ukuran
untuk menentukan keturunan yang sama. Oleh sebab itu, apabilah terjadi perkawinan
maka umumnya pihak perempuan (istri) akan beralih keanggotaan masyarakat hukum
adatnya kepada keanggotaan masyarakat hukum adat suaminya.
Sedangkan dalam Islam, menurut pendapat Hazairin pakar hukum adat di
Indonesia, mengatakan bahwa sistem kemasyarakatan Arab adalah sistem patrilinial
(garis kebapakan), sedang yang dituju 01eh al-Qur'an adalah garis bilateral (garis ihu
dan bapak) yang sui geberis al-Qur'an, bukan kemasyarakatan bilateral yang ada saat
ini. Oleh karena itu, perlu mencarinya kembali, apa sesunguhnya yang dituju oleh alQm,an tentang konsep-konsep kemasyarakatan. Menurnt Iqbal cukup kembali kepada
maqashid al-syari'ah apabila hukum Islam ingin bergeralc maju clan pentingnya
kembali kepada nilai-nilai universal ajaran Islam. 13
Dalam ha] ini penulis berpendapat bahwa kedua sarjana itu adalah benar, yaitu
nilai-nilai universal dan konsep-konsep yang dituju al-Qur'an tentang aspek-aspek
sosial, ekonomi, dan budaya, perlu terns dilakukan penelitian-penelitian clan
ketekunan luar biasa disamping keluasan dan kedalaman ilnrn, sambil terns
13
A. Djazuli, Kaidah-kaidah Ushul Fiqh, (Jakarta: Pernada Media Group, 2006) h. 89
menelusuri karya-karya ulama besar masa lalu agar tidak te1vutus rantai keilmuan
Islam. Dengan kata lain, hukum Islan1 akan terus berkembang dengan cara yang arif
yaitu al-tadrij atau evolusi.
Di kalangan masyarakat sering terjadi benturan antara tata nilai Islam dan tata
nilai masyarakat dalam pelaksanaannya. Misalnya; misalnya masyarakat muslim suku
Dani menganut tata nilai kekerabatan atau kekeluargaan, Islam pun menganut tata
nilai persaudaraan dan kekeluargaan. Dalam masyarakat semacam ini, aspek-aspek
kelahiran, pernikahan, dan kematian sudah menjadi adat kebiasaan merayakannya
atau memperingatinya. Kaitannya dengan persaudaraan dalam Islam Allah SWT,
berfirman:
(I 0 :49/ul~I).
Artinya:
"sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, o/eh karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat
rahmat "(QS.al-Hujurat/49:10).
Masyarakat adat yang masih kuat prinsip kekerabataannya berdasarkan ikatsn
keturunan (geneologis), maka perkawinan merupakan suatu nilai hidup untuk dapat
meneruskan keturunan,
mempertahankan silsila clan kedudukan sosial yang
bersangkutan. Disamping itu adakalanya suatu perkawinan merupakan sarana .tmtuk
memperbaiki hubungan kekerabatan yang tel ah menj auh atau retak, ia merupakan
sarana pendekatan dan perdamaian kerabat dan begitu pula perkawinan itu bersangkut
paut dengan warisan kedudukan dan harta kekayaan. 14
Menurut hukum adat muslim suku Dani suatu ikatan perkawinan bukan saja
berarti bahwa suami dan isteri harus saling bantu membantu dan melengkapi rumah
tangganya, tetapi juga berarti ikut sertanya orang tua, keluarga, atau kerabat kedua
pihak untuk menunjang kebahagiaan dan kekekalan hidup rumah tangga mereka.
Demkian puia dalam Islam bahwa perkawinan bertujuan untuk menciptakan keluarga
yang sakinah mawadda dan ralunah.
Masing-masing lingkungan masyarakat adat suku Dani terdapat perbedaan
prinsip dan azas-azas perkawinan yang berlaku. Pada masyarakat adat yang susunan
kekerabatannya kebapalc-an (patrilinial) berbeda dari masym·akat adat yang susunan
kekerabatannya ke-ibu-m1 (matrilineal), begitu pula terhadap masymakat yang
bersendi ke-ibu-bapak-an (parental) atau yang bersendi ke-bapak·an beralih-alih
(altemerend). Ballkan di kalangan masyaralcat ad at selingkungan adatnya bersamam1,
terdapat variasi-variasi ym1g berlainan.
Berkaitan dengan penentuan jodoh bagi pasangan yang hendalc kawin, maka
dalam tradisi adat muslim suku Dani bagi seorm1g laki-laki harus mencari jodohnya
yang berbeda marga. Bila te1jadi sebalilmya maka kedua· pasm1gan tidak akan
diiiz11kan untuk kawin. Adapun dalam pemelihm1 jodoh ini Islam telah memberikm1
tuntunan anatara lain:
1. Kafaah (sekufu)
14
Lihat Hadikusuma, Hukum Perkmvinan Adat, Ibid, h. 23
70
Kafaah artinya, sepandan dan sebanding. Dalam memilih jodoh, mencari yang
sekufoh yaitu sepandan dan sebanding akhlak dan budi pekertinya, pendidikan dan
pengetahuan serta keturunan dan umur. Pandangan yang sarna akan ditentukan oleh
persamaan keyakinan, persamaan agama dan kebudayaan serta persamaan latar
belakang kehidupan kedua belah pihak.
2. Seagama
I.
Di dalam perkawinan secara Isianl, unsur agama ,memegang peranan penting.
I
Pria muslim dilarang
kawin
dengan wanita musyrik
walaupun wajahnya
mempesonakan. Tetapi pria muslim boleh kawin dengan wanita kitabiyah (ahli kitab)
sebab pria muslim tidak akan dipengaruhi oleh wanita tersebut, karena pria biasanya
lebih kuat pendiriannya dari wanita. Sedangkan wanita muslim tidak dibolehkan
untuk kawin dengan pria yang bukan muslim.
Memilih calon isteri lebih baik jika wanita tersebut mempunyai agama karena
menurut agama Islam adalah suatu pilihan yang tepat, karena wanita yang betjiwa
aganm dia akan mempunyai pandangan yang lebih luas serta pertimbangan yang
matang dalam membina keluarga. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
Artinya:
"Dari Abu Hurairah R.a. Nabi SAW bersabda: wanita itu dinikahi karena 4 faktor:
karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena
"Al-Hafiz bin Hajar al-Asqalani, Bu/ughul a/-Maram, (ar-Riyad: al-Ma'rif, 141711996 M),
Juz 4, h. 204
7Q
agamanya. Maka pilihlah yasng beragama mudah-mudahan engkau akan selamat." (
Riwayat Tirmidzi).
Apabila seorang pria telah memilih jodoh dan mengenal wanita yang akan
dikawininya, dan pria te1iarik kepada pilihannya itn maka diadakanlah peminangan.
Jika perempuan itu janda boleh dipinang secara langsung terhadap dirinya sendiri.
Tetapi jika wanita itu masih gadis hendaklah dipinang melalui walinya.
Meminang sinonimnya adalah melamar, yang dalam bahasa Arab disebut
khitbah. Menurnt etimologi, melamar artinya meminta wanita untuk dijadikan iste1i
(bagi diri sebdiri atau orang lain). Sedangkan menurut tenninologi, pelamaran ialah
"kegiatan upaya ke arah te1jadinya hubungan pe1jodohan antara seorang pria dengan
seorang wanita. Atau, seorang laki-laki meminta kepada seorang perempuan untuk
menjadi istrinya, dengan cara-cara yang umumnya berlaku di masyarakat. 16
Adapun wanita yang boleh dilamar adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Bukan isteri orang lain;
2. Tidak dalam lamaran orang lain (tidak terikat);
3.
Pada walctu dilamar tidak ada penghalang syar'i yang melarang
melangsungkan pernikahan;
4. Bukan yang masih dalam iddah karena talak raj'i;
5. Apabila perempuan dalam massa iddah karena talak ba'in, hendaklah
melamar dengan earn siny;
16
Abd Rahman Ghazaly, Fiqh lv/unakahat, (Jakarta: Pcrnada Media, 2003) h. 73-74
QI)
Dalam agama Islam dilarang melamar lamaran orang lain km·ena itu hukumnya
haram, sebab berarti menyerang hak dan menyakiti hati pelamar pertama, memecah
belah lmbungan kekeluargaan dan menggaanggu ketentraman.
Melamar lamaran orang lain yang diharamkan itu bilamana perempuan itu telah
menerima
lamaran
pertama
dan
walinya
telah
dengan
terang-terangan
mengizinkannya, bila izin itu memang diperlukan.
Menurut Asy-Syafi'i bahwa bilamana wanita yang dilamar merasa ridha dan
senang maka tidak ada seorang pun melmarnya lagi, tetapi kalau belum diketahui
ridha dan senangnya, maka tidaklah berclosa melamarnya. Dan Imam Abu Daud
berkata perkawinannya clengan pelamar keclua harus clibatalkan, baik sesudah
maupun sebelum persetubuhan. 17
Bagi seorang yang akan melakukan lanrnran kepada mantan isteri orang lain
yang sedang dalam masa idclah, karena kematian suaminya, karena talak raj'i maupun
talak ba'in, maka hukumnya haram. Maksud dihm·amkan ini karena dua alasan yaitu:
I. Perempuan yang sedang iddah karena talak raj 'i maka ia haram di Jamar, karena
masih ada ikatan dengan mantan suaminya, dan suaminya itu masih berhak
merujuknya kembali sewaktu-waktu ia menyukainya.
2. Perempuan yang yang sedang iddah karena talak ba'in' maim ia haram d.ilamar
secara terang-terangan km·ena mantan suaminya masih tetap mempunyai hak
terhadap dirinya, juga masih mempunyai hak untuk menikahinya clengan akad
yangbm·u.
17
Lihat Ghazaly. Jbid, h. 78-80
Q1
Dalam melakukan pelamaran, seorang muslim diharuskan/disunnahkan untuk
memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar antara lain:
I. Disunnahkan agar wanita tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap calon
suaminya.
2. Disunnahkan pula agar wanita yang akan dilamar itu seorang yang banyak
memberikan ketunman, karena ketenangan, kebahagiaan dan kehaTmonisan
keluarga alcan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap
pasangan suami isteri.
3. Hendaklah wanita yang dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih mudah.
4. Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk ke!uarga dekat,
karnna Imam Syafi'i pernah mengatakan, jika seseorang menikahi wanita dari
kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknya mempunym
daya pikir yang lema11.
5. Disunnahkan bagi seorang muslim untuk menika11i wanita yang mempunym
silsila keturunan yang jelas clan terhormat, karena ha! itu alcan berpengaruh pacla
dirinya clan juga anak keturnnannya.
6. Hendaklah wanita yang akan clinikahi it;1 taat beragama dan berakhlak mulia.
7. Selain itu, henclakla11 wanita yang akan dinikahi aclalah seorang yang cantik,
karena kecantikan akan menjadi clambaan setiap insan clan selalu diinginkan oleh
setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan i tu pula yang akan membantu
menjaga kesucian dan kehonnatan. 18
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mahar dan Akibat Hukumnya
Pengertian mahar secara bahasa (etimologi) miinya maskawin. Sedangkan
secara istilah (terminologi), mahar adalah "pernberian wajib dari calon suami kepada
calon isteri sebagai ketulusan hati calon suami untuk rnenimbulkan rasa cinta kasih
bagi seorang isteri kepada calon suaminya. Atau, " suatu pernberian yang diwajibkan
bagi calon suami kepada calon isterinya, baik dalarn bentuk benda ataupun jasa". 19
Adapun yang dimaksud dengan mahar ialah sesuatu yang wajib dibayarkan oleh
calon sumni kepada calon isteri disebabkan untuk menghalalkan persetubuhan bagi
keduanya. Hukum rnahar adalah wajib bagi suami untuk membayarkan sebagaimana
yang diucapkannya dalam ijab qabuI. 20
Perhatian dan penghargaan tcrhadap kedudukan wanita dalam Islam sangat
diutmnakan dalam memperoleh hak-haknya, diantara haknya adalah menerima mahar
dari calon sumninya. Mahar tersebut tidak diberikan kepada orang lain dm1 tidak
boleh dipegang serta digunakannya, kecuali si isteri ridha dan merelakannya. Dalam
ha! ini suan1i juga tidak diperkenankan untuk memanfaatkan mahar isterinya.
Sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa/4 : 4
18
Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Ke/uarga, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2004), cet. Ke-4, h. 12-
19
Rahman, Fiqh Munakahat, Ibid, h. 84
20
Ramayulis dkk, Pendididkan !slam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam mulia, 2001)
15
h. 39
83
Artinya:
"Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian yang wajib ... "(QS. An-Nisa/4: 4).
Dan sabda Nabi SAW:
W ~ I .L. L.. • i fa)\ J y J if~) J.,Y j.>- 15\.J
2
\15.\... _;:)I o\J.J ) . iW.., } J JI .:.JJ 1;,1 .!.\ .J4 :
r
f
J
9" 1;,1
JW ._,...,,,;, i f
J..-"
1;,1
J
i \j 0 jJ
if.J
01 :
.:.JJ
L.. J
~\ J
JP ol _,..I <.::->.- JJ Jll : J
Artinya:
"Dari Anas bin lvlalik: Bahwa Rasulullah SAW melihat Abdurrahman bin Au/
membawa benda kekuning-kuningan. Rasulullah bertanya: Apa ini? Abdurrahman
menjawab: Sesungguhnya saya telah menikah dengan seorang perempuan dengan
mas kawin seberat satu biji emas kemudian Rasulullah bersabda: Semoga Allah
merahmatimu, adakanlah resepsi atau pesta sekalipun dengan seekor kambing".
(Riwayat Tirmidzi).
Kaitannya dengan mahar tersebut, Imam Syafi'i berpenclapat bahwa mahar
adalah sesuatu yang wajib cliberikan oleh seorang laki-laki kepada perempuan untuk
clapat menguasai selumh anggota baclaimya. Seclangkan Imam Malik berpenclapat
bahwa mahar ialah salah satu rukun nikah dan hukum memberikannya adalah wajib.
Oleh karena mal1ar merupakan syarat sahnya nikah. 22 Dalan1 pemberian mahar
sunnahnya ialah meringankan mahar, sebagaimana Rasulullah SAW menikahi isteriisterinya dan anak perempuan beliau. ·
Umar Bin Khattab berkata ingatlah janganlah kamu meminta berlebihan
terhaclap mahar seorang wanita, kalau clia ingin terhormat di clunia atau clisebut
21
Al-Hafiz bin Hajar al-Asqalani, Bu/ugh al-Marmn, Ibid, h. 220
22
Abd Rahman, Ibid, h. 86
R4
bertakwah disisi Allah. Sesungguhnya orang yang paling muliah diantara kamu yaitu
Rasulullah SAW. Tidaldah beliau memberikan mahar untuk isteri-isteri beliau dan
meminta mahar untuk putri-putri beliau, lebih dari dua belas auqiyah.
Adapun jumlah auqiyah menurut mereka yaitu empat puluh dirham dan
merupakan jun1lah mahar keseluruhan. Tidak ada yang didahulukan atau ditunda
pembayarannya. Menurut Umar RA, berkata bahwa mahar putri-putri Rasulullah
SAW sebesar itu jumlahnya. Begitu juga mahar isteri-isteri Rasulullah SAW yaitu
dua belas a'uqiyah dan nasy. Nasy adalah mahar dari setengah auqiyal1. Maka barang
siapa yang memberikan mahar melebihi mahar putri-putri Rasulullah SAW, padalial
beliau adalah manusia yang paling sempurnah di muka bumi dan sebaik-baik ciptaan
Allah SWT, maka ia termasuk orang )'ang bodoh dan dungu.
Dalam
pemberian
mahar
hendaknya
seseorang
berusaha
sesum
kemampuannya, pemberian mahar tersebut baik didahulukan atau yang ditangguhkan
pembayarannya, dan mahar tersebut tidak melebihi apa yang cliberikan kepacla isteriisteri Rasulullah SAW, clan putri-putri beliau, yaitu sebesar a!1tara empat ratus saillpai
lima ratus dirhmn. Apabila c!itukar dengan mahar ym1g bersih, maka mencapai kirakira sembilan belas dinar.
Semua itu aclalah sunnah Rasulullah SAW, maka dari itu barang siapa ym1g
111enge1jakannya ia telah mengikuti sunnah beliau di clalaill pernberian rnal1ar. Barang
siapa yang maillpu, cla!l ia senang memnerikan isterinya ma11ar yang banyak, maka
ticlak masalah. Sementm·a orang yang miskin ia ticlak wajib memberikan mahar
oc
kepada seseorang wanita, kecuali sesuai dengan kemam puan yang dimilikinya.23
Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat an-Nisa/4: 20
•
.J,.J
i ....
,,...,.,.
;::',...
~J.
,...,..
;.,,.""
.,,. ....
.,.,,..
,.,.
-;;
.,. .... ,..
\J...1.i>b >l.9 \..!~ u+i..L:>} ~l~j (;.'J ~~ UJ
:::'
,...
,J
J.t
t.,,.
JI 1:: ',\ r-3.)j\ o}j
,::'
(, ...-:""
,...
(20 :4/>- WI) ... I~_.~.~
Artinya:
"Sedangkan kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang
banyak, maka kamu jangan mengambil kembali daripadanya sedikitpun ... "(QS.anNisa/3: 20).
Dengan banyaknya mahar, syari'at Islam tidak membatasinya. Dalam ha! ini
dipandang dari segi kemampuan suami dan adanya keridhaan dari pihak isteri.
Namun, suami hendaklah sanggup membayarnya, karena mahar itu apabilah tidak
ditetapkan, maka jumlahnya menjadi utang atas suami dan wajib dibayar
sebagaimana halnya utang kepada orang lain. Suami hendaknya jangan terperdaya
dengan kebiasaan bermegah-megah dengan banyak mahar sehingga suami menerima
perjanjian itu karena utang, sedangkan ia tidak ingat akibat yang akan menimpa
dirinya pada suatu hari, bila ia tidak mampu membayarnya. 24
Seorang suami dalam memberikan mahar kepada calon isterinya hams
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
23
Ibnu Taimiyah, Majmu Fa/\Va Tenlang Nikah, (Jakm1a: Pustaka Azzam, 2002), cet.ke-1, h.
173-175
21
' Al-Imam
Asy-Syafi'i RA, al-Um/Ki/ab fnduk, (Malaysia: Victory Agence, 1982), cet. Ke-1,
h. 285-286
') 1-.
1. Benda atau hartanya berharga. Kalau bendanya tidak berharga maka tidak sah.
Walaupun di dalam syari'at Islam tidak ada ketentuan banyak atau sedikitnya.
Mahar tetap sah bila sedikit tapi bemilai.
2. Bendanya suci dan bisa diambil manfaatnya. Apabila mahamya khamr, babi, atau
darah, maka tidak sah, karena semua itu haram dan tidak berharga.
3. Bendanya bukan barang yang dian1bil dari milik orang lain (ghasab), tapi milik si
suami sendiri.
4. Barangnya harus jelas, bukan barang yang tidak jelas keadaannya atau tidak
disebutkan jenis barangnya. Karena ha! demikian itu tidak akan menjadi sah.
5. Bendanya harus diketahui, baik sifat danjumlah yang dijadikan mahar. Tidak sah
jika tidak diketahui bendanya.
6. Kesanggupan dalam menyerahkan bendanya, tidak sah menjadi mahar benda
yang tidak sanggup menyerahkannya. 25
Sesungguhnya kadar mahar dalam perkawinan tidak ada batasan tertentu, boleh
banyak dan juga boleh sedikit atau rendah. Dalam ha! mahar benda terenda ini para
fuqaha berselisi pendapat. Sebagaimana pendapat Imam Syafi'i, Ahmad, Ishaq, Abu
Tsur dan Fuqaha Madinah bahwa bagi. mahar tidak ada batas terendahnya. Segala
sesuatu yang dapat menjadi harga bagi sesuatu yang lain dapat dijadikan mahar.
Sedangkan para fuqaha lainnya berpendapat bahwa mahar itu ada batas
terendalmya. Menurut Imam Malik dan para pengikutnya mengatakan bahwa mal1ar
itu paling sedikit seperempat dinar emas murni atau perak seberat tiga dirham, atau
25
Lihat Abd Rahman Ghazaly, Ibid, h. 87-89
R7
bisa dengan barang yang sebanding berat emas dan perak tersebut. Iman Abu Hanifah
berpendapat bahwa paling sedikit mahar itu adalah sepuluh dirham. Dalam riwayat
lainnya mengatakan lima dirham clan ada juga yang mengatakan empat puluh dirham.
Semua itu tergantung pada kesanggupan seseorang yang hendak kawin.
Di dalam kesepakatan para ulama fiqh bahwa mahar itu ada dua macam, yaitu:
I. Mahar musamma (sudah acla ketentuan kaclarnya).
Mahar musamma ialah mahar yang sudah clisebutkan atau clijanjikan kadar dan
besarnya pada waktu akacl nikah. Mahar musamma diberikan secara penuh apabib
telah bercampur.
2. Mahar mitsil (sepaclan)
Mahar .mitsil adalah mahar yang tidak disebut besar kaclarnya pada saat sebelum
ataupun ketika te1jadi pernikahan. Nikah yang tidak clisebutkan clan tidak ditetapkan
maharnya disebut nikah tafividh, sebagaimana clibolehkan oleh Jumhur Ulama. 26
Tinjauan Hukum Islam terhaclap mahar dalam perkawinan adat Muslim Suku
Dani aclalah mahar babi yang ticlak termasuk syarat sebagai mahar untuk kawin dan
sangat bertentangan clengan prinsip-prinsip Islam. Di clalam ilmu Ushul Fiqh hal yang
bertentangan ini disebut dengan 'Ur/ fasid. Karena posisi babi clalam Hukum Islam
aclalah haram dan ticlak ada yang clapat memberikan toleransi untuk menghalalkan
atau untuk mengkonsumsinya, apalagi dijadikan syarat sebagai mahar dalam
perkawinan. Berclasarkan firman Allah clalam surat al-Maiclah/3: 3
26
Ghazaly,/bid, h. 92-94
RR
Artinya:
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih alas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang s1:mpat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu)
adalah kefasikan. .. "(OS. Al-1\!faidah/5:3).
Jadi, berdasarkan firman Allah di atas maka secarn prinsip mahar babi dalam
agama Islam tidak ada toleransi clan haram hukumnya. Maka dari itu muslim suku
Dani hams menyadari bahwa mahar babi dalan1 perkawinan selama ini sangat
bertentangan dengan hukum Islam. Dengan clemikian bagaimana dengan perkawinan
yang te1jadi clengan syarat mahar babi clalam masyarnkat muslim suku Dani? Menurut
penulis jika clitinjau dari hukum adat kebiasaan dianggap sah, tetapi jika ditinjau dmi
perspektif hukum Islmn maka perkawinannya batal atau ticlak sah. Kecuali
perkawinan itu clilaksanakan dua kali yaitu setelah perkawinan adat kemudian disusul
clengan perkawinan seem-a syari'at Islam.
Sehubtmgan dengan traclisi aclat ini, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya H.
Burhanuddin, yang tetap istiqomah clalam memberikm1 fatwa kepada masyarakat
muslim suku Dani mengatakan, bahwa untuk merubah kebiasaan itu memerlukan
waktu clan kewajiban seorang muslim adalah menyampaikan manfaat clan maclaratnya
dengan cm-a hikmah clan bijaksana. Penymnpaian berclasarkan al-Qur'an clan al-Haclis
Q()
dan dengan pendekatan budaya yang telah ada serta keterlibatan dalam dialog antar
umat beragama, kepala suku, kepala suku adat clan pimpinan. 27
C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelarangan Kawin Satu Marga
Segala sesuatu yang dapat menjadi sebab perkawinan tidak dapat dilakukan,
atau jika dilakukan maka keseirnbangan masyarakat menjadi terganggu, disebut
larangan perkawinan. Ada larangan perkawinan karena memenuhi persyaratan
larangan agama yang telah masuk rnenjadi hukum adat, ada halangan perkawinan
karena memenuhi ketentuan hukum adat, tetapi tidak bertentangan dengan hukum
agama.
Di berbagai daerah Indonesia terdapat perbedaan-perbedaan larangan terhadap
perkawinan antara pria clan wanita yang ada hubungan kekerabatan. Malahan ada
daerah yang melarang te1jadinya perkawinan antara anggota kerabat tertentu,
sedangkan di daerah lainnya perkawinan antara anggota kerabat yang dilarang itu
justru digemari pelaksanaannya. 28
Menurut perkawinan adat muslim suku Dani yang hubungan kekerabatannya
bersifat Asymmetrisch Connubiwn, rnelarang te1jadinya perkawinan antara pria clan
wanita yang satu marga. Maka perkawinan yang dilaksanakan harus bersifat
eksogami artinya pihak
wita (marga) harus mengawini wanita dari pihak waya
(marga) atau sebaliknya. Oleh sebab itu perkawinan dalam satu golongan (endogan1i)
yaitu antara waya dengan waya adalah terlarang.
21
Burhanuddin, Wawancara Pribadi, 2008-11-28
28
Hilman Hadikusuma, Huk11111 Perkawinan Adat, Ibid, h. l 00
C)()
Sedangkan menmut tinjauan lrnkum Islam terdapat ketentuan tentang orang
yang tidak boleh mengikat tali perkawinan. Meskipun perkawinan telah memenuhi
seluruh rukun dan syarat yang ditentukan belum tentu perkawinan tersebut sah,
karena masih tergantm1g lagi pada satu ha!, yaitu perkawinan itu telah terlepas dari
segala ha! penghalang yang dalam hukum Islam disebut muhrim. Muhrim ialah
wanita yang haram dinikahi yang disebabkan oleh pertalian darah, pertalian
perkawinan, clan pertalian sepersusuan. Dalan1 ha! ini perempuan-perempuan mana
saja yang tidak boleh dikawini oleh laki-laki, atau sebaliknya laki"laki mana saja yang
tidak boleh mengawini seorang perempuan. 29
Menurut hukum Syara' bahwa larangan kawin antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan sacara garis besarnya ada dua bagian yaitu; haram dinikahi
selama-lamanya (mahram muabad) dan haram dinikahi sementara (mahram
muaqqad). 30
I. Haram dinikahi selama-lamanya (mahram muabad)
Mahram muabad adalah larangan perkawinan yang berlaku haram untuk
selamanya dalam arti sampai kapan pun laki-laki dan perempuan itu tidak boleh
melkukan perkawinan. Menurut al-Qur'an beberapa wanita yang haram dinikahi itu
ada empat b':!las orang wanita. Tiga belas diantaranya terdapat dalam al-Qur'an surat
an-Nisa ayat 22-23 :
29 Am;r Syarifuddin, Hukum Perkawinan :Ii Indonesia, (Jaka11a: Pernada Media, 2004) h. 109
30
Abd Rahman Ghazaly, Ibid, h. I04
91
Arlinya:
"Diln janganillh kilmu menilwhi 11'<111illl-\Fllllitll yong le/ah dinikuhi oleh ayahnw,
kecua/i (kajadian pada masa) yung le/uh li11npu11. Sunggulz, perbua1w1 itu Sllngat keji
dan dibenci (a/eh Al!ilh) diln seh11mk-hurukja/an (yang dirempuh), Diharomkan alas
kamu (menikahl) ibu-ibwm1, anak-anu/u1111 yong J!ere1111ma11, sm.tdora-saudaramu
yang perempuan, saudara-.1·011dl1ru uyahm11 yong peremp1w11, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-wwk pere111p11a11 dari .1'011daro-sauduramu yang lakilaki, anak-ilnak perempuan duri .rnudaro-saudaromu yang luki-/aki, anak-anak
perempuan dari saudaro-saudaram11 yang peremJ!uan, ibu-ibwnu yang mcnyusui
kamu, saudara-saudara peren1p11111111111 sesus111111, ibu-ilnt isrrimu (111et1ua), anak-anak
perempuan dari istrimu (anak liri) yang da!am pe/iharaanmu dari islri yang le/ah
kamu campuri, letapijika kam11 he/um campur dengan islrimu itu (yang sudah kamu
ceraikan), maka tidak berdosa kwnu (111enikahi11ya), (dan diharamkan bagimu) islriislri anak kandungmu (me11an111), dun (dihammlwn) 1ne11gumpu/ka11 (dalarn
pernikahan) dua peremp1.wn y(fng hersaudaru, kecuali yang re/ah rerjadi pada masa
lampau. Sungguh, Allah 1v/uh(f Pc11gum1Jw1. Muha Penyayang"(QS an-Nisa/4: 2223)
Pada ayat tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa tuju dati keempat belas wanita
tersebut yang haram dinikahi karena hubungan nasab, dua diantaranya hai·am karena
penyusuai1, empat lainuya karena perkawinan, dan satu lagi karena penggabungan. 31
Adapun yang haram dinikahi selama-lat11anya, adalah sebagai berikut:
a. Larangau kawin karena keturunai1 (nasab) atau karena pertalian dai·ah:
1. !bu, nenek dan seterusnya sampai ke atas baik dari pihak bapak maupun pihak
ibu;
2. Anak, cucu dan seterusnya ke bawah;
3. Saudara perempuan seibu sebapak, sebapak saja atau seibu saja;
4. Saudara perempuan bapak;
5. Saudai·a perempuan ibu;
6. Anak perempuan saudara laki-laki dan seterusnya ke bahwah;
7. Anak perempuan saudara perempuan dan seterusnya ke bawah;
b. Larangai1 kawin karena sepersusuan (ridha) adalah sebagai berikut:
I. !bu yai1g menyusukat1 dan begitu juga ibunya;
2. Saudara perempuan sepersusuan yaitu anak perempuan dari ibu yai1g
menyusukan anak perempuan dari suami ibu susuan;
3. Anak susuan, yaitu anak perempuan yang menyusu kepada isteri seseorang
atau anaknya;
4. Saudara perempuan dari suami ibu susuan;
5. Saudara perempuan dari i bu susuan;
3
.1
Hasan Ayyub, Fiqh Ke/uarga, Ibid, h. 120-126
en
6. Anak perempuan dari saudara laki-laki sepersusuan;
7.
Anak perempuan dari saudara perempuan sepersusuan;
c. Haram dari sebab perkawinan atau musharan (pertalian kerabat semenda) adalah
sebagai berikut:
I. Ibu tiri dan anak tiri;
2. Menantu yaitu isteri anak atau isteri cucu;
3. Mertua (ibu tiri);
4. Anak tiri, apabila ibunya sudah dicampuri (dukhul); 32
Dalam ha! ini Imam Syafi'i berpendapat bahwa larangan perkawinan karena
musharah hanya disebabkan hanya semata-mata akad saja, tidak bisa karena
perzinaan, dengan alasan tidak layak perzinaan yang dicela itu disamakan dengan
hubungan ml1sharah. Sedangkan Imam Abu Hanifah sebaliknya berpendapat bahwa
larangan perkawinan karena musharah, disamping disebabkan akad yang sah, bisa
juga disebabkan karena perzinaan. Perselisihan ini disebabkan oleh perbedaan dalam
menafsirkan Firman Allah surat an-Nisa/24 ayat 22 di atas.
d. Larangan kawin dari sebab sumpah li'an.
Dalam ha! ini jika ada suami yang menuduh isterinya berbuat zma tanpa
mendatangkan empat orang saksi. Maka suami diharuskan bersumpah empat kali dan
yang kelima kali dilanjutkan clengan menyatakan bersedia menerima laknat Allah
tuduhannya itu dusta. Isteri yang mendapat tuduhan itu bebas dari hukuman zina
32
Ramayulis dkk, Ibid, h. 36-37
94
kalau mau bersumpah seperti swnpah suami di atas empat kali dan yang kelima
kalinya diteruskan bersedia mendapat Iaknat bila tuduhan suami itu benar. Apabila
terjadi sumpah Ii'an antara keduanya maka putuslah hubungan perkawinan keduanya
untuk selama-Iamanya. 33 Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nur ayat 6-9.
2. Haram dinikahi karena sementara (mahram muaqqad) adalah sebagai berikut:
a. Disebabkan permaduan, yaitu:
1. Suadara perempuan isteri;
2. Saudara perempuan bapak isteri;
3. Saudara perempuan ibu isteri;
b. Disebabkan ihram
Wanita yang sedang melakukan ihram, baik ihram haji maupun ihram wnrah,
tidak boleh dikawini
c. Disebabkan iddah
Wanita yang sedang dalam masa iddah haram dinikahi, baik iddah cerai mauptm
iddah wafat berdasarkan firman Allah dalam surat al-Baqarah/2 ayat 228 dan 234.
d. Disebabkan musyrik
Wanita musyrik haram dinikahi karena menyembah selain Allah, kecuali ahli
kitab. Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah wanita Nasrani clan wanita Yahudi,
berdasarkan firman Allah dalam al-Qur'an surat al-Ma'idah ayat 5.
e. Disebabkan empat orang isteri
33
Abd Rahman, Fiqh Muna/what, .Ibid, h. I 09
Seorang suami dilarang menikahi wanita lain kalau sudah memiliki empat orang
isteri yang sedang berjalan (dipakainya).
f. Disebabkan talak tiga (ba'in kubra)
Wanita ym1g ditalak tiga, haram kawin lagi dengan bekas suaminya, kecuali
kalau sudah kawin lagi dengan orang lain clan telah berhubungan kelamin serta
dicerai oleh suami terakhir itu clan telah habis masa icldahnya. 34
Dalam melihat pelarangan kawin menurut hukum Islam yang telah penulis
uraikan di atas, jika clikorelasikan clengan pelarangan kawin clalam masyarakat
muslim suku Dani. Maka akan terlihat bahwa pelarangan perkawinan muslim suku
Dani bersifat eksogfillli yaitu seorang clilarang kawin clengan calon pasangan yang
berasal clari belahan/moiety yang sama. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang telah
penulis lakukm1 bahwa pelarangan hanya dititik beratkan pada pelm·angan kawin satu
marga yaitu antara yang bermarga wita clan waya.
Pelarangan kawin satu marga ini berlaku bagi semua masyarakat aclat suku Dani
clan muslim suku Dani. Maka di mana saja seseorang berada dimana ia be1marga
sama maim ada lm·angan untuk melakukan perkawinan. Oleh sebab itu seseorang
dituntut untuk selalu waspacla dengan banyak bertanya kepada orang tua wm1ita yang
hendak dikawininya. Sebenarnya prinsip kemargaan itu tidak kuat apabila terns
dipertahankan karena diantara masyaraka', muslim suku Dani sudah mulai melakukan
perkawinan lintas budaya antara suku lain di Indonesia.
34
Ramayulis dkk, Ibid, h. 38
96
Misalnya perkawinan antara laki-laki Jawa dengan gadis muslim suku Dani.
Perkawinan yang akan terjadi secara otomatis kemargaan wanita akan hilang karena
belum dapat menurunkan kemargaannya kepada keturunan yang akan lahir, kecuali
laki-laki dari muslim suku Dani mengawini gadis dari suku Jawa. Maka
kemargaarmya tidak akan hilang clan akan tetap menurunkan kemargaannya kepacla
anak yang akan lahir clari hasil perkawinan kecluanya. Meskipun clalam aclat gaclis
suku Jawa ticlak mengatur sistem kemargaannya. Tetapi meneurut anggapan muslim
suku Dani gaclis Jawa tersebut akan masuk cliantara dua marga besar (ewe nyukuluak)
yakni marga wita dan marga iraya dalam a1Uran pcrkawinan suku Dani.
Dalam ha! ini syari'at Islam tidak mengatur aclanya larangan kawin antar marga
yang sama ataupun yang berbecla marga, maka ticlak acla larangan untuk kawin.
Dengan merujuk pada pelarangan dalam Hukum Islam yang telah mengatur larangan
selama-lamanya (mahram muabhad) dan larangan sementara (mahram muaqqat).
Yang dalam larangan muabacl terdiri clari; lar:mgan kawin seketurunan (nasab),
larangan kawin· sepesusuan. larangan kawin karena musharah clan larangan kawin
sebab sumpah li'an. Seclangkan dalam larangan sementara tercliri clari; aclanya sebab
perrnaduan, sebab ihram, sebab icldah, sebab musyrik clan sebab empat orang istri
serta clisebabkan talak tiga (ba'in kubra).
D. Standarisasi Hukum Perkawinan Ada! Muslim Suku Dani Kedalam Hukum
Islam
Pacla dasamya hukum-hukum syar'i tidak hilang clan ticlak berubah bila
dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa, kejaclian-kejadian baru dan perkembangan
97
zaman. Yang berubah dan berganti hanyalah tempat bergantungnya hukum. Ketika
kebiasaan dan tradisi suatu masyarakat pada zaman tertentu diangkat menjadi
ketentuan lmkum, kemudian pada zanmn berik.utnya, kebiasaan dan tradisi
masyarakat mengalami proses transfonnasi, maka hukum pun harus mengalami
transformasi untuk menyesuaikan dengan perubahan yang te1jadi pada kebiasaankebiasaan masyarnkat yang ada.
Dengan dernikian yang dimaksud hukum bisa berubah adalah hukum yang
tercipta dari kebiasaan dan tradisi. Adapun hukum yang tercipta berdasarkan dalil
nash baik al-Qur'an maupun al-Hadis, maka tidak bisa berubah. Berubalmya hukum
sebab berubahnya adat dari satu zaman ke zaman lain, adalah suatu keniscayaan yang
tidak bisa dipungkiri dan dihindari.
Ali Haidar mengatakan bahwa hukum-hukum yang bisa berubah sebab
berubahnya zaman adalah hukum-hukum yang terbangun di atas kebiasaan dan
tradisi. Sebab berubahnya zaman menyebabkan bcrubalmya kebutuhan-kebutuhan
dan tuntutan masyarakat. Dari kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini
menyebabkan adat dan kebiasaan yang berbeda dari zaman sebelumnya. Ketika adat
dan kebiasaan telah berubah, maka lrnkum pun harus berubah. Berbeda dengan
hukum yang terbagun di atas dalil-dalil syar'i, maka selamanya tidak akan berubah. 35
Biasanya, perangai, kepercayaan, dan tingkah laku- seseorang tumbuh dan
berubah sampai batas menimal sesuai dengan tuntutan situasi yang terdekat dalam
35
Sudirman Abbas, Qawaid Fiqhiyyah Dalam Perspektif Fiqh, (Jakarta: Radar Jaya Ofset,
2004), h. 194
OQ
hidupnya. Yang diperlukan disini adalah bahwa perangai dan persepsi hariannya
harus utuh dan mempunyai makna. Kaclang-kaclang sebuah persepsi sangat
tergantung pada sejumlah dasar kepercayaan yang asasi, yang tidak memungkinkan
lagi suatu perbuatan untuk diubah tanpa mengubah seluruh susunan kepercayaan itu.
Sebab, bagi setiap masyarakat, traclisi itu merupakan suatu kesatuan yang hidup,
sehhingga adanya perubahan dalam suatu aspek mana pun akan mempunyai clampak
pada aspek-aspek yang lain.
Setiap individu cenderung berkehendak mewujudkan tradisi, yang dengan tradsi
itu dia hidup, maka kesenjangna, penyimpangan, dan perbedaan laju perubahan pada
bagian-bagian budaya itu akan mempunyai dampak dalam susunan kepribaclian
individu-individu yang hidup clalam tradisi yang sedang mengalami perubahan
tersebut. Oleh karena itu, perubahan yang sangat cepat yang tidak terkejar oleh
masyarakat atau inclividu-individu tertentu akan mengakibatkan permasalahan
sosialpsikologis sepe1ii dislokasi, disorientasi, dan deprivasi relatif.
Maka dari itu setiap traclisi memiliki sesuatu yang unik, clan karena setiap
situasi yang menjadi latar suatu perubahan yang sedang berlangsung atau yang
sedang direncanakan adalah juga unik, maka tidak mungk!n bagi kita meletakkan
resep tentang apa yang harus cliperbuat dalam setiap kasus perubahan. Tetapi, semua
perubahan jelas harus clilaksanakan clengan persetujuan dan partisipasi mereka yang
kehidupn sehari-harinya akan terpengaruh o!eh perubahan itn. 36
36
Nurcholish Madjid, Tradisi ls/am Peran dan Fungsinya Dalam Pembangunan Di
Indonesia, (Jakarta: Penerbit Paramadina, 1997), eel, ke-1, h. 171-172
00
Perubahan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perubahan kuantitatif dan
perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif terlihat dalam jumlah penganut atau
pendukungnya. Rakyat dapat ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu yang kemudian
mempengaruhi seluruh rakyat satu Negara atau bahkan dapat mencapai skala global.
Demikianlah penyebaran tradisi yang berkaitan dengan agama besar seperti Islam,
Kristen, dan Budha. Doktrin politik dan tradisi yang dikembangkannya meliputi:
demokrasi liberal, sosialisme, dan konservatisme. Sebalilmya, rakyat mungkin bosan
atau kecewa terhadap tradisi tertentu sehingga secara bertahap atau tiba-tiba
meninggalkannya.
Sedangkan arah perubahan lain adalah perubahan kualitatif yakni perubahan
kadar tradisi. Gagasan, simbol, dan nilai tertentu ditambahkan dan yang lainnya
dibuang. Benda material tertentu dimasukkan ke dalam lingkup tradisi yang diakui,
yang lainnya dibuang. Misalnya masyarakat suku Dani dulu pesolek tapi kini mulai
ditinggalkan. Bila tradisi pribumi cukup kuat atau bila tradisi dari luar tak terlalu
dipaksalcan maka sebagian unsur tradisi dari luar itu akan diserap oleh tradisi pribumi.
Bila tradisi yang berinteraksi itu hampir sama kuat maka akan te1jadi percarnpuran
tradisi. Meski unsur-unsur pokok rnasing-rnasing dipertahankan nanmn akan terjadi
perubahan di kedua pihak. 37
Di dalam merubah tradisi mahar dalam perkawinan adat muslim suku Dani ke
dalam hukum Islam. Penulis hendak menstandarisasikan rnahar babi tersebut dengan
37
h. 72-74
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. Ke-I,
benda lain yang senilai dengan babi atau clcngan ternak lain. Karena babi menurut
pandangan
hukum
Islam
adalah
haram
yang
bagi
siapa
pun
tidak
dapal
menghalalkannya untuk dikonsurnsi clan apalagi clijadikan sebagai syarat rnahar
dalam suatu perkawinan. Maka c!ari itu diperlukan stanclarisasi mahar babi tersebut
dengan benda lain yang halal yang ticlak bcrtcntangan dengan hukurn Islam.
Dalam ilmu hukum sosiologi, perubahan te1jacli menentang latar belakang yang
banyak kesamaannya. Kebanyakan apa yang dilakukan. clipikirkan. clan dicita-citakan
orang merupakan apa yang telah clilakukan dan clipikirkan sejak lama, jauh sebelum
orang yang masih hidup kini lahir ke clunia. Bahkan pcrubahan rcYolusioner ,·ang
paling menyeluruh dan paling radiknl pun tctap mcninggalkan bcrbagai a,;pck
kehiclupan masyarakat yang tak berubah. Di sisi lain. kclangsungan pun tak pernah
absolute. Warisan sosial clibentuk ulang. diubaL. dimodilikasi atau dipcrka'a dan
setiap saat berikutnya dalam kehiclupan masyarakat akan bcrbcda dMi kc·aJaan
sebelumnya. 38
Oleh karena itu, menurut penulis standarisasi 'ang pcrlu Jila\..ukrn .idalah
dengan merubah ketentuan-ketentuan rnahar babi yang tclah ada dalam rcr\..,m inan
adat muslim suku Dani dengan mcnggantikan kedudukannya dengan benJa lain \an!l
tidak bertentangan dengan syara'. Adapun standarisasi yang dirnaksud adalah scbagai
berikut:
1. Mahar warn oken diganti dengan 2 ekor kambing/clomba di tam bah dengan I 0 ekor
ayam. Jika berupa uang Rp 5.000.000.
38
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/.lbid h. 68-69
2. Mahar warn ewe diganti dengan 3 ekor sapi besar clan 2 ekor sapi sedang dan
ditambah dengan 25 ekor ayam. Atau bisa uula dengan 5 ekor kambing/domba.
Jika berupa uang Rp 20.000.000.
3. Mahar ap ecesa diganti dengan 2 ekor sapi besar ditambah dengan 15 ekor ayam.
Atau, dengan kambing/domba 4 ekor. Jika berupa uang Rp 10.000.000.
4. Mahar warn silipalek diganti dengan 4 ekor sapi besar dan 4 ekor kambing/domba
serta ditambah 30 ekor ayam. Adapun su ewesu/penansu (noken/jala) dapat
digantikan dengan seperangkat a!at shalat atau bisa pula dengan emas 19 gram.
Jika berupa uang Rp 30.000.000.
5. Mahar warn ayato/warn apepalek dapat diagantikan dengan 3 ekor sapi besar atau
5 elcor kambing/domba ditan1bah dengan 20 ekor ayam. Jika bernpa uang Rp
15.000.000.39
Sejalan dengan pemikiran penulis di atas, kepala suku Dani desa Walesi U.
Ruben Yelipele mengatakan bahwa dengan adanya transformasi yang te1jadi dalam
berbagai lini kehidupan yang te1jadi alchir-akhir ini, orientasi masyarakat adat muslim
suku Dani sudah mulai meninggalkan kebiasaan lama. Dan mereka mulai menerima
perubahan yang datang dengan jiwa terbuka tidak seperti sebelumya yakni tertutup
tanpa mau menerima perubahan itu.
Jadi, tradisi mencakup kelangsungan masa lalu di masa kini ketimbang sekedar
menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal dari masa lalu. Kelangsungan masa lalu
di masa kini mempunyai dua bentuk: material dan· gagasan, atau objektif dan
39
Tahuluk Asso, Tokoh Adat Muslim Suku Dani, Wawancara Pribadi, Walest 8 Juni 2008
subjektif. Menurut arti yang lebih lengkap. tradisi adalah keseluruhan bencla material
dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar rnasih ada kini, belum
dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. Di sini tradsi hanya berarti warisan,
. cl an. masa Iarnpau. .10
apa yang benar- b enar ters1sa
Adapun beberapa agenda perubahan yang direncanakan dalam merubah
ketentuan mahar babi ini adalah clengan uang yang sarna nilainya dengan babi dalam
masalah perkawinan. Agenda yang dimaksucl sudah diputuskan bersama antara
kepala Desa Walesi clan masyarakat muslim suku Dani. anatara lain sebagai bcrikut:
I. Untuk pawi ecoko (denda dalam berhubungan intirn dalam kleri.!marga yang
sama) dapat digantikan dengan uang Rp 6.000.000. sampai deng:111 uang Rp
10.000.000
2. Mahar dalarn perkawinan pada umumnya dapat digantikan dengan uang Rr
50.000.000.
3. Salam kepada wanita bersuarni clapat cliganti clengan uang Rp 500.000 .. \1•abiLi
salarn dua kali berupa uang Rp 1.000.000, dan seterusn) a.
4. Untuk salam kepada gaclis sama dengan poin ketiga.
5.
Perzinahan dapat digantikan dengan uang Rp 3.000.000.
6. Perkosaan dapat digantikan uang Rp 500.000, sarnpai ckngan 2.000.000.
Menurut penulis bahwa ha! ini erat sekali dengan icleologi yang sedang
berkembang selama ini clan akan berlaku antara lain sebagai berikut:
40
Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, Ibid h. 69-70
1. Perkawinan adat sudah dianggap sebagai proses, dan diharuskan nikah agama
secepat mungkin agar terhindar dari hukum-hukum zina. Jadi kesadaran
masyarakat sudah ada, yang menjadi ambang ialah ketegasan hukwn agama
(Islam) pada hukum adat (belum memberi kuasa kepada Hukum Islam atau masih
proses transisi.
2. Mahar babi berlaku saat Islam belum dipahami masyarakat, maksudnya babi
bukan disebut mahar lagi tetapi benda tebus (harga sosial).
3. Telah dilakukan beberapa kali nikah masal bagi masyarakat yang belum nikah
agama. Hal ini menunjukkan bahwa masayarakat turn! merubah dan menerima
Islam sebagai agama barn yang keputusan hukumnya lebih tinggi dari hukum
adat.
4. Tuntutan mahar babi, bukan oleh manusia melainkan roh animis, tetapi dapat
dikompromi. Hanya saja ada anggapan roh akan tidak ridha atas barang lain,
itupun hanya anggapan (mitos).
Kenyataannya, tatkalah musibah (wabah) penyakit babi menghabisi babi hampir
daerah lembah baliem suku Dani Wamena, masyarakat bisa gunakan ayam sebagai
barang berlemak disukai roh animis. Disisi Jain babi dianggap mahar yang sah di
mata sosial yang merupakan banya pikiran dan perasaan manusia tanpa melihat
hukum hakekat, juga tidak ber-Tuhan. Perlu kita disadari bahwa dunia manapun tidak
pernah ada manusia yang tidak bertradisi hanya saja tradisi itu ada yang relevan dan
H\A
ada yang tidak, tetapi dapat dibedakan oleh kita bahwa tidak relevan itu karena tidak
tahu dan yang relevan ialah yang harus, diikuti secara arif dan bijak. 41
Adapun fungsi
tradsi
berkaitan
dengan
perubahan
suatu
masyarakat,
diantaranya adalah:
1. Dalam bahasa klise dinyatakan, tradisi adalah kebijakan tunm temurun. Tempatnya
di dalam kesadaran, keyakinan, norma, dan nilai yang dianut kini serta di dalam
benda yang diciptakan dimasa lalu.
2. Memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup, keyaldnan, pranata, dan aturan
yang sudah ada.
3. Menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan, memperkuat loyalitas
primordial terhadap bangsa, komunitas, dan kelompok.
4. Membantu menyediakan tempat pelarian clari keluhan, ketakpuasan, dan
kekecewaan kehidupam modern.
Di samping itu semua ciptaan manusia, tradisi tak selalu menguntungkan bagi
masyaralrnt atau anggotanya. Tradisi berfungsi ambivalen. Selain fingsional, tradisi
pun berakibat disfungsional diantaranya:
1. Setiap tradisi, terlepas dari kadarnya, dapat 111enghan1bat kreativitas atau semangat
pembaruan dengan menyediakan solusi siap pakai untuk masalal1 kontemporer.
Tradisi cenclerung menggantikan upaya penemuan cara paru dengan metode kuno,
teruji, dan aman. Kemungkinan aldbatnya ad<ilah stagnasi.
41
Muslimin Yelipele, Pegaivai KUA H'an1ena asli Pu1ra daerah Muslim H1an1ena, Walesi, 13
Juli 2008.
1 l\C
2. Ada kecendrungan untuk mempercayai pandangan hidup, metode memerintah, dan
strategi ekonomi tradisional, meski sudah te1jacli perubahan radikal clalam kondisi
historis. Terikat pada tradisi kuno di tengah keadaan yang suclah berubah adalah
cerminan kelambanan.
3. Tradisi tertentu mungkin disfimgsional atau rnembahayakan
karena kadar
khususnya. Tak semua yang berasal dari rnasa lalu itu bernilai baik. Sejarah
manusia penuh dengan tragedi dan penderitaan. kehancuran. percekcokan.
penindasan, diskriminasi, ideologi jahat, keyakinan tak rasional. hukurn yang tak
adil, tirani clan kediktatoran. Sebagian di antaranya rnungkin dijadikan traclisi.
dilestarikan, dan dihargai oleh incliviclu a tau kclompok tenentu.
4.
Ada traclisi yang dipelihara bukan karena pilihan sadar tetapi karena kebiasaan
semata. Dipertahankan bukan karena dihargai atau diruia ktapi dinilai sd1agai
cara hidup yang tak menyusahkan.'12
Maka clari itu kelestarian traclisi menjadi amat penting. L1re11:1 ketulu,;an scrta
kesungguhan berfikir clan kepercayaan rnernerlukan rasa keabsahan clan kecll<:lllikan.
Kita tidak akan memiliki kernantapan dalarn kepercayaan. bcrpanJangan hidup. atau
menganut suatu etos jika kepercayaan, pandangan hidup atau etos itu tidak kita
rasakan sebagai absah clan otentik. Dan biasanya rasa keabsahan dan keotentikan itu
kita peroleh antara lain karena aclanya kesinambungan dengan masa lalu clan
kelestariannya.
42
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial. Ibid, h. 74-77
Sudah tentu semua harus terjacli dalarn kerangka sikap kritis yang merupakan
fungsi kepahaman yang tepat dan terbuka sehingga tidak jatuh kedalam atavisme
dengan menganggap bahwa apa saja yang berasal clari masa lampau tentu benar dan
baik. Atavisme atau obsesi masa lampau dan pengagungannya biasanya berjalan
seiring clengan sikap-sikap konservatif, karena itu justru akan menghambat kemajuan
clan daya inovasi. Dari sinilah mulai tarnpak persoalan kesinambungan dan
keterputusan. Kesinambungan cliperlukan untuk rasa keabsahan dan keotentikan yang
akan berfungsi sebagai lanclasan kemantapan clan kreatifitas. Tetapi kreatifitas itu
sencliri akan terhambat jika suatu rnasyarakat terjerembab ke dalam pandanganpanclangan atavistik dan pemujaan masa lampau.
Maka, clalam keadaan te1ientu cliperlukan kemampuan memutuskan diri dari
tradisi masa lampau yang negative, yang kemampuan itu sendiri clihasilkan oleh
sikap-sikap kritis yang bersifat membangun. Dan sikap kritis yang membangun itu
antara lain merupakan hasil aclanya pengertian menyelurnh terhadap eksistensi nilainilai traclisi masa lampau tersebut termasuk pengertian tentang dinamika interaksinya
clengan tuntutan sejarah clan keberhasilan menangkap tantangan zaman mutakhir.
Jadi clisini diperlukan kecakapan clalam mengelolah secara kreatif clinamika
ketegangan antara keperluan kepada kelestarian atau kesinambungan dan kemampuan
melakukan inovasi untuk memberi responsi kepacla tuntutan zaman yaitu memerlukan
sikap-sikap; "al-muhafazhatu 'ala 'l-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi 'ljadid alashlah" yang artinya memelihara yang lama yang baik clan mengambil yang barn
yang lebih baik.
1 "''
Disamping itu diperlukan pula sikap amar ma'ruf yang secara kebahasaan, alma'ruf beraiii yang telah diketahui, yakni yang telah diketahui sebagai baik dalam
pengalaman manusia menurut ruang dan waktu. Oleh karena itu secara etimologis
pula perkatafl!1 itu berkaitan dengan perkataan al-'U1fya11g berarti "adat", dalam hal
ini adat yang baik. Dalam pengertiannya sebagai adat yang baik itulah al- 'Urf diakui
eksistensinya dan fungsinya dalam Islam, sehirgga dalam teori pokok yurisprudensi
disebutkan bahwa adat dapat dijadikan hukum.
Dalam penge1iiannya yang lebih luas dan mendalam, perkataan al-ma'ruf dapat
beraiii kebaikan yang "diakui", atau "diketahui" oleh hati nurani, sebagai kelanjutan
dari kebaikan universal tersebut (al-Islam adalah agama fitrah yang suci). Karena alma'ruf dalam penge1iian ini sebagai lawan dari al-munkar. Sebab, al-munkar adalah
apa saja yang "diingkmi", yakni
diingl~ari
oleh fitrah, atau ditolak oleh hati nurani.
Kemudian kedua-duanya ini menunjuk pada kenyataan kebaikan dan keburukan
dalam masymakat.
Maka dari itu masyarakat muslim suku Dani Papua khususnya dan umat Islam
pada umumnya dituntut untulc mampu mengenali kebaikan dan keburulcan dalam
masyarakat itu, kemudian mendorong, memupuk, dan memberanikan tindakantindakan kebaikan, dan pada waktu yang sama mencegah, menghalangi, dan
menghambat tindakan-tindakan keburukan. Berdasarkan firman Allah dalam surat alImran/3 ayat 104:
]t)R
Artinya:
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan
merekalah orang-orang yang beruntung "(QS. Ali-Imran/3:104).
Pada ayat di atas dapat dipetik trilogy Da'wah ila '/.-khayr, Amar ma'ruf, dan
Nahy munkar yang merupakan poros perjuangan umat Islam sepanjang sejarah.
Terilogi itulah yang menjadi dasar keunggulan umat Islam atas mnat-umat lain.
Sehingga mereka disebut sebagai yang beruntung, yang menang, atau yang
berbahagia (al-muflihun). Namun, semua ini tidak bisa disikapi secara taken for
granted. Adapun trilogy yang dimaksud adalah:
a. Yang pertama dari trilogi itu yaitu; Da'wan ila 'l-khayr, menuntut kemampuan
umat Islam melalui para pemimpinnya untuk dapat memahami nilai-nilai etis dan
moral yang universal, yang berlaku clisetiap zaman clan tempat. Tanpa
kemampuan itu kita tidak akan mempunyai pedoman yang jelas, yang menjacli
tuntunan dan bimbingan kita masa depan.
b. Yang kedua dari trilogi itu yaitu; Amar ma'ruf, menuntut kemampuan memahami
lingkungan hidup sosial, politik clan kultural. Yaitu lingkungan yang menjadi
wadah terwujudnya al-khayr secara kongkrit, dalam konteks ruang dan waktu.
Juga lingkungan dalam konteks ruang dan waktu itu yang menjadi waclah
terjadinya keburukan nyata, yang beroperasi dalam masyarakat. Lingkungan
lf\C)
buruk akan menjadi "wada" bagi al-munkar, sehingga masyarakat bersangkutan
mungkin akan terkena wabah dosa dan kezaliman.
c. Karena itu, yang ketiga dari trilogi pe1juangan tersebut, yaitu Nahy munkar,
menuntut keman1puan kita untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan hidup
kultural, sosial politik, juga ekonomi, yang sekiranya akan menjadi wadah bagi
munculnya perangai, tindakan, dan perbuatan yang berlawanan dengan hati nurani
(jadi tidak ma'ruf). Kemudian diusahakan untuk mencegah dan menghambat
pe1iumbuhan lingkungan serupa itu. 43
Zamah sekarang, yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah
bagaimana agar taat menjalankan agama tidak berhenti datf terbatas hanya pada
pelaksaiiaat1 segi-segi formal simbolik, sepe1ii ibadah, ritual, dan sakramen. Tetapi,
sikap taat ini ditindak lanjuti dengan amal perbuatan atas dasar kesadai·an mendalam
dan menyeluruh akan makna clan semangat ajaran agama itu. Simbolisme memang
penting, clan tidak ada individu atau masyat'akat yang dapat hidup tanpa simbolsimbol tertentu, kat'ena simbol-simbol itu pada hakekatnya adalah penyederhatiaan
permasalahan sehingga dapat dipahami dengan mudah. Tetapi jika simbol menjadi
mutlak, dan makna dibalik simbol itu terlupakan, maka ha! itu beratii menukar tujuan
clan alat, mengganti yang intrinsik dengan yang instrumental.
Oleh karena itu, harus diusahakan penataan kembali, sedikit demi sedikit,
susunan dan hirai·ki dalam agatna sehingga yang primer tetap perimer dat1 yang
sekunder tatap sekunder, begitu seterusnya. Kondisi ini diperlukan agar tidak te1jadi
43
Nurchalish Madjid, Tradisi Islam Peran dan Fungsinya, Ibid, h. 165
110
kekacauan dan pertukaran nilai hirarki. Ini bukan berarti kita harns merombak,
mengubah, dan menukar
ajaran dan nilai agama (dan tradisi), karena sepanjang
mengenai agama, manusia tidak berhak melakukan suatu perubahan apa pun yang
datang dari Allah SWT.
Tetapi, karena persepsi dan pemahaman terhadap agama ada clalam lingkungan
tradisi cipt1"an manusia, maka adalah suatu ha! yang mustahil bahwa persepsi dan
pemahaman itu tidak terpengaruhi oleh kerangka dan sistem tradisi ciptaan manusia
itu. Maka, yang diperlukan disini adalah sekeclar penynsunan kembali urutan hirarki
nilai-nilai itu secara proporsional.
Karena itu selain acla tantangan, dari zanmn Ice zaman, bagian yang mana clari
suatu paham keagamaan clalam masyarakat itu yang benar-benar asli berasal dari
agama yang bersangkutan, dan bagian mana pula yang merupakan produk traclisi
manusia. Juga clari zaman ke zaman, selalu ada usaha untuk memberi tafsiran barn
dan pengertian yang lebih segar serta relevan terhadap nukhtah-nukhtah tertentu
agama sebagai sistem simbolik. Dengan pengenalan mana yang asli ini akan
diperoleh keabsahan dan otentisitas, dan clengan kemampuan rnemberi tafsiran barn
yang segar dan relevan cliperoleh kreatifitas pemikiran.
Agaknya sikap icleologis paling pantas terhaclap tradisi aclalah yang
berpandangan kritis terhaclap traclisionalisme. Pandangan kritis dimaksud adalah
bersikap analitis dan skeptis terhadap manfaat dan mudharat traclisi di setiap kasus
kongkret, memperhatikan kadar dan lingkungan historis pengaruhnya. Sikap
semacam ini menghindarkan sikap taklid buta terhadap traclisi, mengikuti traclisi
1 11
keliru yang menyamakan masa lalu dengan kebaikan. Sikap kritis ini pun
menghindarkan anti tradisiona!isme secara dogmatis, tidak mengabaikan peran tradisi
yang menguntungkan.44
44
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/, Ibid, h. 79
112
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat muslim suku Dani Papua telah cukup lama terisolasi dari
perkembangan dunia luar, sehingga pemahan1an mereka tentang hukum Islam sangat
kurang. Tradisi dalam perkawinan mereka masih menggunakall mahar babi sebagai
syarat untuk kawin, padahal tinjanan hukum Islmn terhadap mahar babi ini adalah
haram hukumnya berdasarkan firman Adah SWT, dalam surat al-Maidah/4 ayat 3.
Disamping itu juga dalam hubungan perkawinan tidak berdasarkan petunjuk alQur'an surat an-Nisa ayat 22- 23, dan hanya berclasarkan sistem kekerabatan yang
bersifat eksogami clari dua belahan/moiety yaitu wita yang terdiri dari 23 buah klen
dan waya yang terdiri dari 26 buah kl en yang disebut inyukul oak/ewe (clua
klen/mm·ga besm· yang dapat dikenali).
Belahan wita dan waya menunjukkan kepada dua bagian besm· dari kelompok
manusia garis ketumnan ayah (eksogami) yang cukup luas clalam masyarakat adat
muslim suku Dani. Adapun yang termasuk dalam klen/belahan wita yang dapat
dikenali diantaranya; Elokpere, Assa, Kuan, Lani, Lagowan, Kosi, Wuka, Itlay,
Marim1 dan Mulait serta 13 klen lainnya. Dan yang termasuk ke dalam klen/bermarga
waya diantm·anya; Yelipele, Yaleget, Wetapo, Lokobal, Matum1, Huby, Alua, Hisage,
Hilapok dan Doga serta 16 Iden lainnya. Jika kedua belahan/moiety wita clan waya ini
digabungkan maka akan menjadi Yelipelelokpere, Asolipele, Lanitapo, Asolokobal
dan seterusnya. Hubnngan (relasi) antara kedua belahan tersebut lebih tampak dalam
perkawinan eksogami dan larangan perkawinan intern dari belahan sama.
Maka dari itu seorang remaja memilih calon isterinya sendiri. Walaupun
menurut adat muslim suku Dani ia harus menaati dua syarat, yaitu bahwa gadis itu
berasal dari klen maupun belahan lain. Orang klen/marga Yelipele misalnya, tidak
boleh kawin dengan gadis Iden Yelipele pula, tetapi juga tidak dengan gadis dari
klen-klen seperti Wetapo, Yaleget, Matuan, clan 22 Iden lain, karena semua klen itu
termasuk paroh waya. Sebaliknya, disamping klen-klen itu masih acla 23 Iden lain
yang menjacli anggota paroh wila clan clari kl en-kl en itulah ia clapat memilih jodohnya
untuk kemuclian dinikahi.
Terlepas dari tradisi perkawinan adat muslim suku Dani bahwa perkawinan
pacla clasarnya w1tuk mempertahankan eksistensi keberlangsungan kehidupan
manusia. Naluri sex sebagai komponen yang di dalamnya terkanclung bahwa manusia
harus melanjutkan kehidupan demi memre1iahankan eksistensinya. Namw1 demikian,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan manusia, lembaga
perkawinan mengatur mengingat tanggung jawab melaksanakannya adalah ibadah
sekaligus naluri "kawin" sifatnya natur (alami). Dari pandangan ini perkawinan baik
hukum Islam maupun hukum adat muslim suku Dani san1a.
Namun, perangkat dan tata cara perkawinan muslim suku Dani banyak yang
tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Islam dan nilai-nilai hukum Islam, diantarnnya:
1. Adanya kepercayaan kepada roh animis yang diwariskan turun- temunm dari
nenek moyang mereka terdahulu.
114
·'~:p~;~~-U-T_A_M_A~,··1,
UIN SYAHiO JAKARTA
- - - - ,_ __:__I
2. Penerapan mahar babi yang sah di mata sosial dalam tradisi perkawinan adat
muslim suku Dani.
3. Adanya mitos bahwa alam semesta itu ibarat seorang ibu-asal yang menampakan
diri paling jelas sebagai matahari.
4. Adanya anggapan bahwa mereka berasal dari Goa dan masing-masing suku
mengganggap Goa di daerahnyalah sebagai tempat asal usu! manusia pertama
beserta hewan dan tumbuh-tumbuhan.
5. Adanya upacara pembersihan yang dilakukan secara bersama-sama (dosa sosial)
dalam kasus perzinahan (pawi), yang tidak sesuai dengan hukuman clera bagi
pezina laki-laki dan perempuan dalam syari'at Islam. Yang dalam istilah suku
Dani disebut ima pegarek (turun kali secara bersama) sebagai pengakuan masal
atas pelanggaran seksual antara Iden dan lain sebagainya.
B. Saran
Mengingat tradisi perkawinan aclat muslim suku Dani yang clalam tata cara
dan prakteknya tidak sejalan dengan nilai-nilai hukum Islam, maka saran penulis
sebagai berikut:
I. Sosialisasi perkawinan Hukum Islam pacla muslim suku Dani Wamena Kebupaten
Jayawijaya Papua penting cliperhatikan.
2. Memberikan pemal1aman tentang pernikahan yang sesuai dengan syari'at Islam
baik clengan pendekatan keluarga, jakwah (ceramah), rnaupun clengan cara
pengajian kepada pemuda pemucli Desa Walesi tentang perkawinan secara Islam.
115
3. Penggunaan mahar dapat diganti dengan uang senilai dengan harga babi atau
dapat digantikan dengan ternak lain yang sama nilainya dengan babi.
4. Pesta adat perlu disederhanakan kembali sesuai dengan tuntunan zaman.
5. Mengikut sertakan anak-anak ataupun orang tua dalam kajian-kajian keislaman
khususnya menyangkut pernikahan berdasarkan syari'at Islan1.
6. Standarisasi perkawinan adat dan Islam.
7. Proses pencatatan penikahan muslim suku Dani perlu didampingi penghulu.
8. Upacara
he
ecep
(ta'aruf/khitbah)
moment
penghulu
hadir
mensahkan
perkawinan.
9. Masih perlu ditinjauh kembali peran rencatat nikah/penghulu.
I 0. Mengaktifkan/memberdayakan
tokoh-tokoh
atau
sarjana-sarjana
muslim
(intelektual-intelektual muslim) suku Dani dalam mensosialisasikan perkawinan
berdasarkan syari'at Islan1.
11. Agar dapat melakukan trilogy Da'wah ila'l-khayr, amar ma'ruf dan nahy munkar
yang merupakan poros pe1juangan umat Islam sepanjang sejarah.
116
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan al-Hadis
A. Mampioper, "Mengenal Beberapa Aspek Budaya Suku
Kesra Pemda TKT I Irian Java, 1980.
Dani'~
Jayapura: Biro
Ayub Syaikh Hasan, "Fikih Keluarga ", Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2004
Abdurralunan H, "Kompilasi Hukum Islam di Indonesia" Jakmia: Akademika
Presindo, 2004
Asqalani bin al-Hafiz bin Hajar, "Buluqh a/-,\faram", ar-Riyadh: al-Ma'rifah,
1417/1996 M
Abbas Ahmad Sudim1an, "Qo1raid Fiqhi;Jah Dal am Perspektif Fiqh", Jakmia: Radar
Jaya Ofset, 2004
BPS Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka Tahun 2006
Boelaars Jan. "Manusia
PTGrarriedia. 1986
Irian
Dahalu,
Sekarang,
Masa
Depan," Jakarta:
Djazuli A., "Kaidah-Kaiduh Fiqh." Jakarta: Prenada Media Group, 2006
De\\ i Gemala dan Yeni Sal ma Barlianti , "Hukum Perikatan Islam di Indonesia,"
Jakarta: Prenada Media. 2005
Ghazaly Abd Rahman," Flqh Munakahat" Jakaiia: Pernada Media, 2003
Hadikusuma Hilman , ''Hukum Perkawinan Adat", Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti,
1995
Koentjaraningrat dkk, "Irian Jaya Membangun Masyarakat
Penerbit Djambatan, 1993
Majemjuk'~
Jakarta:
Lokobal Nico A., dkk. " Nilai-nilai Hidup Masyarakat Hubula Di Lembah Baliem
Papua" Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur, 2003
117
LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya Papua Tahun Anggaran 2006
Madjid Nurchalish, "Islam Doktrin dan Peradaban" Jakarta: Paramadina, 2005
Madjid Nurchalish, "Tradisi Islam P'eran dan Fungsinya Dalam Pembangunan",
Jakarta: Paramadina, 1997
Majalah Islam, Suara Hidayatullah, Irian Jaya: 9 Mei 1998
Ramayulis dkk, "Pendidikan !shun Dalam Rumah Tangga", Jakarta: Kalam Mulia,
2001
Susanto-Sunario Astrid S.,"Pembangunan Masyarakat Pedesaan Suatu Telaah
Ana/iris Masyarakat Wamena lrian Jaya", Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996
Syafi'i RA al-Imam, "al-Um/Kitab Jnduk", Malaysia: Victori Agence, 1982
Susanto-Sunario Astrid S .. "Kebndayaan Jaymrijaya Dalam Pembangunan Bangsa"
Jakarta: Pustaka Sinar Harnpan. 1993
Soekanto Soe1jono, "Hukum Adat Indonesia", Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007
Syarifuddin Amir, "Hukum Perkmri11a11 Islam di Indonesia'', Jakarta: Prenada Media
2004
Sztompka Piotr," Sosiologi Perubaban Sosial", Jakarta: Prenada Media, 2004
Thalib Sajuti," Receptio A Contrario H11b1111ga11 Hukum Adat dan Hukum
Jakart:i: PT. Bina Aksara. 1985
Islam'~
Taimiyah lbnu, "Majmu Far.ra Tentang Nikah", Jakarta: PustakaAzzam, 2002
Undang-Undang Perkawinan No. l Tahun 1974, Jakarta: Departemen Agama RI,
1996
Usman Suparman H., "Hukum Islam Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
Dalam Tata Hukum Indonesia", Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001
Wawancara Pribadi dengan, H. Aipon Asso, Walesi, 18 Mei 2008
Wawancara Pribadi dengan, Amandus Ass1J, Wiaima/Walesi, 27 April 2008
1 lR
Wawancara Pribadi dengan, Ismail Asso, Walesi, 7 Juni 2008
Wawancara Pribadi dengan, Ali Asso, Walesi, 25 Juni 2008
Wawancara Pribadi dengan, Nameke Yelipele, Walesi, 26 Juni 2008
Wawancara Pribadi dengan, U. Ruben Yelipele, Walesi, 20 Juni 2008
Wawancara Pribadi dengan, Tahuluk Asso, 8 Juli 2008
Wawancara Pribadi dengan, Muslimin Yelipele, Walesi, 13 Juli, 2008
Wawancara Pribadi dengan, H. Burhanuddin, Wamena, 21 Juni 2008
Wawancara Pribadi dengan, Arman Alqasdijal", Wamena, 30 Juni 2008
Zuhri Muhammad, "Terjemah Tarikh al-h1.1yri' al-Islam Sejarah Pembentukan
Hukum Islam", Semarang: Daarul lhsy Indonesia, 1980
11
Q
DATA WAWANCARA
Vawancara
: Bapak Amandus Asso (Kepala Suku Adat)
'em pat
: Wiaima, Hp 085254194208
'anggal
: Wamena, 27 April 2008
ertanyaan
: Bagaimana proses adanya he yokal dalam perkawinan muslim suku
Dani 9
rnab
: Proses he yokal adanya melaui tiga tahap yaitu pertama, pada masa gadis
(hilimikurugi) akan mengenakan sili (busana gadis). Kedua, masa
remaja,(ap wanusak hagaklaga uguneme) akan mengenakan busana apilik
(busana gadis remaja). Ketiga, gadis ketika menginjak usia dewasa (ewe
nyeki kuogolukmore) akan mengenakan busana ewe yokal (busana gadis
de11asa).
c11anyaan
: Apakah ada perbedaan dalam proses he yo/ml ini bagi setiap suku/klen
yang ada di masyarakat muslim suku Dani Lembah Baliem?
iwab
: Perbedaan ada yaitu bagi suku Mukoko hanya melalui dua tahap yakni
sili dan apilik. Bagi orang bagian Barat Lembah hanya melalui satu tahap
yaitu
sili
sa3a.
Sedangkan
orang
Iden
Walesi,
Walaj,
dan
Wesapot/Asolokobal adanya he yokal melalui tiga tahap yaitu sili, apilik,
dan eire yokal. Maka dari itu setiap perkawinan muslim suku Dani akan
melalui tiga tahapan ini.
crtanyaan
: Bagaimana sejarah perkawinan muslim suku Dani?
m·ab
: Masalah sejarah perkawinan yaP.g bapak ketahui bermula ketika manusia
Lembah Baliem ini keluar dari Goa. Adapun nama tempat kejadian
manusia pertama beasal dari beberapa tempat yaitu Seinma/Senymo,
Huruhalua, dan Maima/Wesapot. Dari Goa tersebut juga lahir berbagai
klen dan klen/suku yang terbesar (ewe nyuku/uak) ada dua yaitu wita dan
waya, sebagai proses awal te1jadinya perkawinan ad at muslim suku Dani.
•ertanyaan
: Sampai saat ini masyarakat muslim suku Dani masih piara babi sebagai
kebutuhan hidup baik untuk dikonsumsi dan untuk dijadikan syarat mahar
dalam perkawinan. Apakah bapak tahu sejarah asal mula adanya babi itu?
awab
: Sejarah awal (wene heseke kolik!wene oak iki/aukama) babi bermula
ketika manusia Lembah ini keluar dari Goa. Dan setiap honai adat (rumah
adat)
membawa kupi (tali pengikat)
masing-masing yang dalam
masyarakat muslim suku Dani disebut wam era paliklaike.
ertanyaan
1
: Bagaimana konteks hukum zina menurut muslim suku Dani?
: H~1kum zina dalam masyarakat muslim suku Dani disebut pawi/eloali.
Pmri adalah pelanggaran seks antara gadis dan laki-laki yang belum
ka\\·in, yang terjadi dalam suku/klen yang sama (pelanggaran seks antar
marga yang sama). Hukumah bagi pelaku zina dilakukan dengan cara
turun kali bersama (ima pegarek) atau upacara penghapusan dosa sosial.
Tuju::m dari upacara tersebut adalah untuk mengembalikan keamanan,
ketertiban. serta demi te1jaganya kesuburan hidup antara manusia dan
alam di sekitarnya. Jadi, dari penjelasan di atas konteks hukum zina dalam
masyarakat muslim suku Dani berbeda dengan konteks hukum zina yang
ada dalam h ukum Islan1.
In ten·ie\ved
Amandus Asso
Jayawijaya, 27 April 2008
Interviewer
Adnan Y clipele
'awancara
: Bapak U. Ruben Yclipclc (Kepala Desa Walesi)
;mpat
: Walesi/Kowasiem, Hp 081248156395
mg gal
: Wamena, 20 Juni 2008
~rtanyaan
: Menurut hukum Islam perkawinan antar sesama marga tidak ada
larangan kecuali larangan karena adanya hubnngan darah dan hubungan
nasab. Mengapa perkawinan satu marga dalam adat perkawinan muslim
suku Dani dilarang dan apa hikmahnya?
t11Bb
: Perkm,·inan satu marga dilarang karena menurut nenek moyang
terdahulu apabila perkawinan antar sesama marga te1jadi maka akan
mendapatkan murka dari roh leluhur dan hubungan antara masyarakat
serta alam sekitarnya menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu perkawinan
antara satu marga dilarang. Adapun hikmahnya dapat memperkokoh
hubungan persaudaraan dalam batas-Latas daerah tertentu dan dapat
mengikat hubungan keluarga secara baik. Di samping itu dapat menjaga
pergaulan bebas antara remaja dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
juga dalam setiap marga tersusun dengan baik dan di antara mereka saling
ban tu membantu serta hidup bersosial yang dalam adat' muslim suku Dani
clisebut nerob nyerugilak, neaklnyeagilak clan nami/nyamilak.
enanyaan
: Bagaimana ketentuan/ketetaprn mahar babi dalam · perkawinan adat
muslim suku Dani?
i11al'
: .lurnlah rnahar yang ditetapkan sesuai kesepakatan masyarakat antara\Jain
sebagai berikut:
a. Mahar clalam perkawinan pada umumnya 5 sampai derigan 30 efoor
babi;
b. Mahar yang disebut pawi ecoko (hubungan intim antar sesama marga)
l sampai dengan 3 ekor babi besar dan sedang;
c. Salam kepacla wanita yang suclah bersuami, dencla 1 ekor babi seclang;
d. U ntuk salam kepada gad is sama dengan po in ketiga;
e.
Perzinahan berupa dencla I ekor babi besar;
f.
Perkosaan cliclenda berupa 2 ekor babi sedang;
Adapun ketetapan mahar dan denda tersebut di atas dapat berubah atau
dapat diganti dengan uang atau benda lain yang sama nilainya dengan
babi. Perubahan itu di antaranya:
a. Pawi ecoko Rp 6.000.000,- sampai dengan I 0.000.000,b. Mahar pada umumnya Rp 50.000.000,c. Salam kepada wanita yang sudah bersuami Rp 500.000,- dan apabilah
salamnya dua kali Rp 1.000.000,- dan seterusnya.
d. Salam kepada gadis sama dengan poin ketiga;
e. Perzinahan didenda berupa uang Rp 3.000.000,f.
~erkosaan
Rp 500.000,- sampai dengan Rp 2.000.000,-
Jayawijaya, 20 Juni 2008
Interviewer
U. Ruben Yclipclc
Ad nan Y elipele
v'awancara
: B:ipak H. Burhanuddin (Ketua MUI Kab. Jayawijaya Papua)
'empat
: Masjid Agung Baiturrahman Wamena-Jayawijaya,
anggal
: Wamena, 21Juni2008
ertanyaan
: Sejak tahun berapakah MUI Wamena Kabupaten Jayawijaya didirikan?
iwab
: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jayawijaya didirikan sejak
tahun 1979. Pada waktu itu, yang menjacli ketua MUI aclalah H. Abu
Yamin clan saya wakilnya. Pacla perkembangar. selanjutnya, ketua MUI
cliganti dan saya terpilih serta dipercaya untuk mengemban amanah umat
hingga tahun 2008 sekarang. Dalam mengembangkan syai'ar Islam di
kabupaten Jayawijaya ini, saya suclah 30 tahur bersama masyarakat
muslim suku Dani dan saya tahu pcrsis bagaimana liku-liku clakwah clisini,
hingga perkembangan umat saat ini meningkat cukup signifikan.
ertanyaan
: Bagaimana peranan ulama dalam menyelesaikan masalah umat Islam
Wamena semenjak awal berdfrinya MUI hingga sekarang?
rwab
: Dalam menyelesaikan masalah umat berkaitan· Clengan traclisi masyarakat
muslim suku Dani, terutama sekali permasalahan umat diselesaikan
berdasarkan al-Qur'an clan al-I-Jadis. Selanjutnya, pendekatan buclaya yang
telah ada dan berdialog antar umat beragama dengan melibatkan kepala
sukn adat serta para pemimpin.
ertanyaan
: Dalam tradisi perkawinan adat muslim suku Dani sampai sekarang masih
menjadikan babi sebagai mahar clalam perkawinan clan hal ini sangat
bertentangan clengan Q.S. al-Maiclah ayat 3. Usaha-usaha apa sajakah
yang clilakukan untuk merubah traclisi rnahar yang sangat lbe11entangan
dengan prinsip hukum Islam?
1wab
: Dalarn ha! merubah kebiasaan itu memerlukan wak!L1 clan kewaj iban
seorang muslirn aclalah menyampaikan manfaat clan madliaratl1ya clengan
cara hikmah clan bijaksana. Setiap tradisi belum clapat clipolong:begitu saja
karena itu turun-temurun clan lebih banyak mengandung nilai-nilai tauhicl
keclalam hati rnereka. Penyampaian secara arif clan bijaksana sehingga
lama kelarnaan clapat merubah itu semua. Penyampaian clari segi positif
dan negatifnya kepada mereka agar mereka tersadarkan dari kebiasaan
yang
bertentangan
dengan
prinsip
hukum
Islam.
Tradisi
adat
menyengsarakan jiwa dan orang lain se1ia membebani orang lain. Bukan
kepentingan keluarga tapi orang lain yang menikmatinya.
:rtanyaan
: Menurut bapak apakah mahar babi dapat digantikan dengan benda lain?
1wab
: Bisa digantikan dengan benda lain yang sama nilainya dan harus sesuai
dengan apa yang clisenangi.
:rtanyaan
: Bagaimana pandangan ulama terhadap pelarangan kawin satu rnarga
dalam tradisi perkawinan aclat rnuslirn suku Dani?
.wab
: Ticlak acla masalah dalarn Islam .
:rtanyaan
: Bagaimana perkembangan umat Islam suku Dani Kabupaten Jayawijaya
saat ini?
.\rnb
: Perkembangan urnat saat ini cukup signifikan dan tersebar di beberapa
Desa yaitu Walesi, Walaj, Paserna, Air Garam, Hitigima, Megapura,
Jagara, Walaik, Pua Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu dan
Pugima dan tersebar di wilayah Pegunungan Tengah .. Hingga kini jumlah
penganut muslim mencapai 7.215 ribu jiwa dari total 227. 474 ribu jiwa
penduduk Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua.
:rtanyaan
: Ada berapajumlah Masjid dan Mushalla di Kabupaten Jayawijaya ini')
: Masjid sebanyak 7 buah masjid dan mushalla sebanyak 3 mushalla.
:rtanyaan
: Berapakah fasilitas pendidikan yang ada?
1wab
: Di antara fasilitas yang tersedia aclalah TPQ 2 buah, SD Yayasan
Pendidikan Islam (YAPIS) 1 buah, dan Maclrasah Ibtidaiyah (Ml) 1 buah,
SLTP Y APIS I buah, SLT A/SMK 1 buah, clan Akademi STIE YAPIS 1
buah serta Pesantren YAPIS 1 buah.
Interviewed
Jayawijaya, 21 Juni 2008
Interviewer
H. Burhanuddin
Adnan Yelipele
wancara
: Amran Asqasdijal S.Ag (Kepala KUA Wamena Kabupaten Jayawijaya)
1pat
: Kantor KUA Wamena, Hp. 081344078713
.ggal
: Wamena, 30 Juni 2008
tanyaan
: Bagaimana peranan KUA Wamena dalam melihat perkawinan adat
muslim suku Dani yang tidak sesuai dengan hukum Islam?
rab
: Peranan KUA selama ini berusaha agar dalam perkawinan adat muslim
suku Dani harus ada rukun dan syarat, karena bagi mereka belum paham
apa itu rukun dan syarat. Di samring itu perlu adanya sosialisasi kepada
masyarakat perkawinan menurut aturan agama dan UU No. I Tahun 1974
tentang perkawinan.
1anyaan
I
: Apakah ada kesadaran masyarakat rnuslim suku Dani untuk menikah
secara hukum Islam? Kalau ada bagaimana bentuk pelaksaannya?
vab
: Kesadaran ada dan krus berkembang dilakukan dengan nikah masal
yang dikoordinir oleh Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten
Jayawijaya.
rtanyaan
: Berapakah jumlah rnasyarakat muslim suku Dani yang sadar dan
menikah secara Islam·'
: .lumlah muslim suku Dani yang rnenikah secara masal dari tahun 1996~008
terjadi peristi\\a nikah 71 pasangan dari 272 kepala keluarga (KK)
rnuslim pribumi. Dan sisanya krjumiah 201 kepaia keluarga (KK) yang
belum menikah seeara syariat Islam.
~rtanyaan
: Apakah ada usaha ,ang dilakukan oleh KUA Wamena agar muslim suku
Dani untuk mcnikah seeara Islarn°
wab
: Usaha tetap
ada yaitu dengan melakukan suatu terobosan dan
rnenjelaskan pentingnya perkm1 inan berdasarkan syariat Islam bekerja
sama dengan MUI dan organisasi Islam yang. ada di Kabupaten
Jayawijaya.
orlanyaan
: Apakah ada kesadaran rnasyarakat musiim suku Dani untuk mencatatkan
perkawinannya ke KUA Wamena(
iwab
: Ada tapi masih perlu ditingkatk«n Iagi berdasarkan data yang suda ada.
I
tanyaan
: Perkawinan muslim suku Dani masih menggunakan babi sebagai syarat
mahar untuk kawin, bagaimana menurut pendapat bapak?
: Mahar babi jelas haram hukumnya berdasarkan Qur'an surat al-Maaidah
mb
ayat 3. Maka dari itu mahar babi tidak bisa dijadikan sebagai mahar, untuk
itu mahar yang bisa dij adikan untuk kawin harus berdasarkan petunjuk
Rasulullah seperti; emas beberapa gram dll. Apabilah mahar babi itu tetap
dijadikan sebagai syarat kawin, maka ha! itu tidak memenuhi bahkan tidak
sesuai dengan syariat Islam, karena syariat Islam menginginkan mahar itu
bersih dan suci serta halal.
rtanyaan
Dengan adanya transformasi yang teijadi di kota dan di pedesaan
sekarang ini, apakah tradisi perkawin:rn adat muslim suku Dani akan
terhapus secara perlahan atau bagaimana?
: Adat tetap ada karena masyarakat tumbuh karena adat, untuk itu
j
bagaimana meluruskan yang bertentangan dapat diubah menjadi tidak
bertentangan dengan syariat Islam.
I
Jayawijaya, 3 0 Juni 2008
Interviewer
Amran Alqasdijal S.Ag
Ad nan Y elipele
~~~)>~)(fl(
MAJELIS ULAJVIA INDONESIA
KABUPATEN JAYAWIJAYA
(WADAH PARA ULMA ZU' AMA DAN CENDJKIA WAN MUSLIM)
Sekretariat JI. Yosudarso
Kon~pleks ~a~jid _Agung Baitu~Rahm:m W~ena
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangru1 di
bawah
Ketua MUI
Kabupaten Jayawijaya,
menerangkan bahwa :
Nama
Adnan Yel ipele
Tempat/Tgl Lahir
Walcsi, 19 Fcbruari l984
NomorPokok
104044201457
Semester
VII (Dclapan)
Jurusru1/Konsentrasi
Administrasi Keperdataru1 Islam (AKI)
Alam at
JI. Masjid Al-Jami'ah UIN Jakarta
HP
081387655612
Judul Skripsi
Tradisi Perkawinan Adat Muslim Suku Dani Papua
Ditinjau dari Hukum [slam (Studi Kasus di Desa Walesi).
benar telah melakukan wawru1cara dengru1 saya selaku Ketua MUI Kabupaten
Jayawijaya pada hari Ahad, 2 l Juni 2008 mengenai Tradisi Perkawinan Adat Muslim
di Walesi.
Demikian
surat
keterangan
dipergunakan sebagai mestinya.
ini
dibuat
dengan
sesungguhnya
untuk
DEPARTEMEN AGAMA
KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN WAMENA
J!. Ahmad Yani Non1or 37
IV AMEN A 99511
SURAT KETERANGAN
NOMOR: Kk.26.04.1/Pw.00/ 81 / 2008
Yang bertanda tang,an <llb<iwah ini Kepalri Kuntor Urusan Agan1a (KUA) \Van1ena
Kabupaten Jayawijaya Papua, nwncrangkan balnva :
Na
111
n
: Adnan Yelipcle
TeinpaUTgl Lahir
: \Va!esi, !9 Februari 1984
NIM
: 19,!0 . ~-1201457
Se1nester
: V!!I ( Dclapan)
Jurusan/ Konsentrasi · 1\d1ni11istrasi Kcperdarnan !slnm (AKI)
Al~Jami'ah
A!ainat
: JI. lvlcsjid
Te!epon/HP
: 081387655612
Judul Skripsi
: TRAD IS I PERKA WINAN ADAT ,MUSLIM SUKll
DANI
UIN .Jakarta
PAPUA DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM
(Studi Kasus di Desa
V.'?l~si).
Bcnar yang bersangkutan Ldah melakukan \Nawancara di Kantor Urusan Aga1na
Kecan1atan \Varnena dan telah rnengambil data pada Kantor terscbut untuk keper!uan
Skripsin¥a. Wa\vancara dan pengan1bilan data telah di!akukan dari tanggal 19 SID 30
Juni 2008 yang berkaitan dengan judul Skripsi diatas.
De1nikian surat kcterangan ini knmi buat dengan sesungguhnya untuk dapat
dipergunakan sebagai1nana 1nestinya.
PEMERINTAH WILAYAH DISTRIK ASOLOKOBAL
KEPALA DESA WALESI
Sd:rctariat: 11. SD YPPK Sill4lmll No. l Desa Walesi Distrik Aso!okobal Kabugatt:n Jayawijm Pap51: Hp: 081344554265
Nomor
Lampiran
Perihal
: 06/2006/DS-WN 12008
: Rekomendasi
Kepada Yth;
Bapak Pimpinan UIN Syadf 1-lidayutuilah .Jakarta
DiTempat
Assa/an-1u 'a/aikuni fVr. fVb.
Teriring salam dan do'a kan1i smnpaikan semoga Allah SWf., senantiasa men1berikan
~ufik
rahmat,
dan hidayah-Nya kepada Bapak Pi111pinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
stafnya, serta sukses selalu dalam menjalankan aktivitasnya schai-hari, amin.
Sehubungan dengan ini kami dari Kcpala Desa Walcsi Distrik Assolokobal Kabupatcn
Jayawijaya Papua menerangkan dan n1cngucapkan terin1akasih ser1a memberikan rekornendasi
ini kepada saudara:
Nama
: ADNAN YELIPELE
Tempatffgl Lahir
: Walesi, 19 Februari 1984
Status
: Mahasiswa
NlM
; 104044201457
Fakultas
: Syari'ah dun Hukum
Jurusan
: Administrasi Keperdataan lslrun (AKI)
Alamat
: Ciputat-Jakarta
Atas penelitian skripsi yang telah
dilaku~_an
di Desa kami selama tiga bulan dengan baik.
Maka dari itu harapan kami kepada Bapak Pim pi nan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat
dibitnbing dan dibina saudara tersebut menjadi manusia yang paripun1a.
Demikian surat rekomendasi ini karni buat untuk dapat dipergunakan dengan sebaik~
baiknyn.
Wassalamu 'alaikum 1Vr. 1Fb.
DEPARTEMLN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYAHJAH DAN HUKUM
Jln. lr. H Junnda No. 95 C1pwnt · Jakurl•1 15.J!'.!
Non1or
La1npiran
I-Ial
Telp. ((i2.'.2J) 747 I JSJ7 Fax. (62-2 l) 7491821
\Vell.'>!le ww_J'.'.J.tW.lW,.;_1LlsL email: [email protected]!ud
Jakarta,~J
: Un.Ol/F4/KM.00.02/12.:)-.d08
lvlaret 2008
: Mohon Data /. W<nvancara
Kepada Yth,
1.) Kepala Kantor Urusan 1\g,111«1 (KUA) \ Van1cna
1
2.) Ketua MU! Kab. Jay<nvij<iya Papua
di
Assalm11u'alailo.n11 VVr.\,Vb.
Dengan hormat,
Pimpinan Fakultas Syarinh
Jakarta n1enerangkan b<!lnva:
dan
Huku1n
UIN Syarif Hidayal11llah
Nama
: Adnan Yc!ipde
: \Valesi, 19 Februar1 1984
Tempat/Tangga! Lahir
: I04Cl<l4201'!57
Nomor Pokok
: VIII (Dela pan)
Semester
Jurusan/ I<onsentrasi
: Ad1ninistrasi Keperdataan Islain/ AI<I
Alamat
: JI. Masjid Al-Jami' ah UIN Jakarta
'relp
: 08138765566'!2
Adalah benar n1ahasis\va Faku!tas Syuri'ah & I-Iukun1 UIN Syarif
1-Iidayatul!ah Jakarta yang seclang n1enyelesaikan skripsi dengan Topik/
Judul:
"Tradisi dalam Perlwrt1i1wn odr11 M11sli111 S11k11 Dani Papua di Tinjau Dari I-Iukurn
Islam ( Studi Kas1,1s di Desa VV11lesi )"
Unluk n1elengk<1pi bah"1n/ dat<i yang berkaitan dengan penulisan
/pembahasan Topik/Judul di nlns, din1ohon kiranya Bapak/Thu/Saudara /i
dapat inembantu/ fftenerin1a yang bersangkutan untuk benvawancara.
Atas kesediaan Bapak/Jbu/Saudara/i, ka1r.i ucarkan banyak terilna kasih.
Wassala1t1u'alaiku111
An,DEKAN
VVr.~'Vb.
DEPARTEMf,,N AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HIJKUM
Tt:lp- (62·2 ! l 74"/ ! ! 537 F;1x. (62-2!) 749 JS~ l
\Veh.\1lc ~\'..J!_i.t.u_ht,.;\UQ email: fah __ [email protected]
Jin. Ir H Juanda No. 95 C1purnt ·Jakarta !5412
Non1or
La1npiran
: Un.01/F4/KM.00.02h, 7rf08
Hal
: Mohon Data / Wawancara
Jakarta,3\Maret 2008
:-
Kepada Yth,
1.) Kepala Desa Walesi
2.) Kepala Suku Adal Muslin1 di Desa VValesi
di
Ten1pat
Assala111u 'alaik111n Wr, \;Vb.
Dengan honnat,
Pin1pinan Faku!tas Syariah dan
Jakarta menerangkan balnva :
I--Iukurn
UIN Syarif Hidayah11lah
: Adnan Yelipele
: Walesi, 19Februari1984
: 104044201457
Nomor Pokok
Sen1ester
: VITI (Delo pan)
Jurusan/Konsentrasi
: Adn1inb~:-"'Si Keperdataan Islan1/ AKI
: JI. Masjid Al-Jami' ah UIN Jakarta
Alamat
: 0813876556612
Telp
Adalah benar n1ahasis\va Fakultas Syari' ah & I-Iukurn UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sedang 111enyelesaikan skripsi dengan Topik/
judul:
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
"Tradisi dala111 Perknu i111111 adf1f M11sli111 S11k11 Dani Papua di Tinjau Dari I-Iukum
Isfan1 ( Studi Kasus di Dcsn \!Vafcsi )"
1
Untuk melengkapi bahan/ data yang berkaitan dengan penulisan
/pembahasan Topik/Judu! di atas, dhnohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara /i
dapat me1nbantu/ 1nenerin1a yang bersangkutan untuk berwawancara.
Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i, ka1ni ucapkan banyak teri1na kasih.
Wassnlrunu'alaiki1111 11\fr.Wb.
MACAM-MACAM KLEN/MARGA YANG ADA DALAM MASYARAKAT
MUSLIM SUKU DANI SEHUNBUNGAN DENGAN
PENENTUAN JO DOH DAN PERKA WIN AN
!vloiety/B e/11/11111
Wita
Elokpere
As so
As so
Asso
Walilo
Kuan
Lani
Itlay
Mabel
Lago wan
Wandikbo
\\.uga
\\.alilo
\\ ilil
Gosi
Wamu
Gutesi
Elokbete
\ lulait
Waya
\\·anJik
Yelipele
Yaleget
Lokobal
Kalolik
Kalolik
Wetapo
Matuan
Hubi
Siep
Hutugal uk
Heiman
Aloa
IV!atuan
J\1atuan
Loka
Jukusu
Logo
Ndawi
Matuan
Egina
Haluk
Mo lama
Hi sake
Oakai
Wiliagen
[3apig~1
Meage
Hali tnru
Kalolik
Halilabok
Jeli
Kogoya
Wanimbo
Bunai
Dibo
Heselo
Thotaput
.lakc'ri
L111 i
\ lclbma
He sake
lsa11 e
L~ga
Gerda
\\' akcrk11·a
Wenda
Tebai
1
·-
HWRl
akwar1, Peran Pendatang,
an liku-likunva
yang bertugas di kawasan ini harus memiliki jiwa pengabclian total. Mereka 111esti
adapan dengan lingkungan dan alamnya yang keraf,,
ebih dari 75% wilayah Irian.masih
lertutup kawasan hutan dan rawa·
rawa yallg lebat dan asli, dihiasi
dengan pegunungan batu dan ka-
111 pur yang sangat iuas. Penduduk
ng sudah 1nuslim tinggal bertebaran
1ung, lembah, ngarai dan bukityang
Hngi hutan.
endati tak terdapat binatang buas di
yang Juasnya 4 kali.pulaujawa ini,
m !vlalaria me1upnkan penyakit me·
tkan bagi kalangan pendatang.
1
dari missionarb yang bcketja di 1vfAF (1His·
sion Aviation Fellowship). MAF ac\alah
sebuah yayasan milik missi Katho!ik yang
men1iliki 14 pesawat Lerbang clan 2 helikopter.
MAF mcngkoordinasi 50 pendeta (be·
serta keluarga) yang sebagian besar bcrasal dari Amerika. Merckafah tulang pung·
gung missi ini. tvienurut Pcn<lcta Walley,
I-.lanajer Progran1 t>r1AF, 1nereka memiliki
300 lapangan terbang yang tersebar di
lalaria ha1npir scperti penyakit
bagi siapa saja yang ingin bersen·
l denga11 daratan Irian. Tak terke·
para muballigh. Tidak scdikit
alligh yang 1neninggalk.'ln medan
1
karena tak tahan pada malaria
i sainping karena ganasnya ala1n.
Ii VVainena, di mana tnedan dak·
1ya cukup be(at, seOrang mubal·
harus bersabar n1embina masyat yang 1nasih hidup menyatu de1 ala1n. , /
)enduduk mus\imnya lebih senang
elanjang dari pada berpakaian.
aupun n1ereka kebanyakan yang
1sia 40 tahun ke atas. Pakaian bagi
·eka sesuaLu yang n1engganggu
merepotkan. Babi juga masih ,;
tjadi bagian dari mereka yang stilit
~puskan. Selain itu mereka juga
us bisa menghidupi diri dan kelganya.
,
.
Selain it\I mereka jug:a 11arus bertg dengan berbagai kelompok mis1aris yang sudah lama membina
syarakat pedalaman ini.
\Valaupun 1nereka hanya melakuL pembinaan bagi komun~tas mus'tak jarang mereka tetap'mendapat
;lnan psikologis, bahkan ancaman
k.
Bahkan ada diantara merek~ yang
~rtjadi 1nurtad karena alasan tertentu serti ekonomi aLau menikah dengan pe·
:\uk agama lain.
Akibal kesu,litan ekono1ni, menurut
:tua MUI Kabupaten Jayawijaya KH Abu
min, seorang S'i.l:rj.~Jta_ lulusan Institut
iama Islam Negert.'(IAIN) Padang _ma·
k Kri~ten setelah menikah dengan pilot
berbagai daerah di pcdabman.
~X yang sud<1h 21 tahun berdornisili.di lnan ini, menceritakan, bahwa 10
tahun pertama masa tinggalnya nterupakan masa pendekat,an dengan masyarakat
pedalainan. la tida~ langsung meitjalankan nlissinya sebagai rohaniawan,
Waktu itu penduduk asH tT .enganggap
pendatang asing sebagai ancarnan bagi komunilas rnercka. Bahkan, masih 1nenunn
\Valley, ada di anlara seniornya yaflg harus
meningga! karena <libunuh clan dimakan
dagingnya o\eh suku kanilnl. Kelon1pok
masyarakat liar ini masih i .diam di pedalaman-peda!aman yang bi. _1••n terjangkau transpor1asi.
·
Selain l\.1AF 111asih ada 5 buah yayasan
n1i\ik missinnan'.Vzending yang bcroperasi
di se!uruh Irian Jaya. Di antara narna-natna yayasan tersebut adalah: AMA
( (Associated J\1ission Aviation), Yayasan
Advent lndone.sia, Cl\.1A (Canada
A1fasion Avidion), AB't'o.IS {Australian
Baptist Missionary Society) 'clan Yayasan
Jasa Aviasi Indonesia.
Total pesawat seluruh yayasan itu
lidak kurang dari 30 buah, dua di antaranya hclikopter. 1-Iarga sebuah pesa·
wat -k..cbanyakan jenis Cessna- yang
muat dua orang (tcrmasuk pilot), menu rut seorang nlanajer perusahaan
carter pesawat komersial, berkisar an·
tarn 350.\500 dolar Amerika.
Bila kita mendarat di BandaraSenlani, di ibukota propinsi Jayapura, maka di sebelah kiri Jandasan terdapat
pu!uhan p_esawat n1ilik missionaris/zending seperti tersebut di atas. Para tcknisi dan operator pesawat hilir mudik
di hanggar dan lapangan pesawat khur,us yang disewanya dari Pemda.
Kabarnya, mereka dibiayai oleh pa·
ra_ sponsor dari berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia, Seorang pcjabal
bidang kcrohanian Kristen di Kanwil
•cDepag Jayapura, kctika ditanya me·
ngenr.i sumber dana ini, menjelaskan
tidak tahu 1nenahu. Pengelo\aan dana
itu sepenuhnya 1nc1Uadi tanggungjawab yayasan.
Seluruh landasan yang be1jumlah
ratusan itu merupakan swad<lya mere·
ka sendiri. Para pejabat pcn1erintah dacrah ,bahkan mcrasa sangat tertolong da·
lam kaitannya dengan pembinaan terhadap nuisyarakat pi!dalann1l. Pcsawat-pesawat 1nlssi ini sama sibukny 1 dCngan pesawat kotnersial lain yang hil.1 : udik menerobos pedalaman,
"Terus lcrang kila kagum pada mere-
T
\ __
~flO!I 1 ~rlitiffii:.111 '$·ijMJilJ@lli!!i!~~~--_..,'r!M'te!lliil...' ;·;::
i'rttWRl
lamoung Muslim
!~,!!!~!.!!grj!!Y.!mh
'"'°"imp;,.,
H: Mohammad Aipon Asso. Perkampungan yang terletak tepat di lereng pegunungan
Jayawijaya In! maslh memprlhatlnkan.
J
alan nlenuju kan)pung ini n1asih
berupa kri·k.il yang dihamparkan. .
Di samping itu_di sana sini terdapa~
lobang yang menganga-ikihat
erosi. Tepat disebelah kanan jalan
ini terdapat sungai besar yang menyedia·
kan banyak batu, dengan 'lirnya yang
jernih.
, Se!ain seba:;.ii petani dan pekebun,
sebagian dari warga disini me!njadi buruh
pengumpul batu. Batu-batu .tersebllt_ kemudian diangkut ke kota dcngan truk-truk
yang sebagian besar milik para pendatang,
baik.Bugis maupunjawa.v
..
Selain dengan ojek membayar- 3 ribu
''·rupiah, pengunjung yang n1enuju kampung ini juga bis a naik angkot-kalau ada
yang mau naik ke sini- dengan ongkos 2
ribu rupiah. Dari tempat ini terlihat indah
wajah kota \Vamena yang terdapat di ba·
wah sana, sekitar 7 km arah tlmur,
Vlalau sudah musli1n, sebagian pendu·
duk desa 1nasih ·mcmakan babi, bertelanjang, dan lnelakukan shalat dengan tidak memahami apa bacaannya.
Ironisnya, muballigh·muballigh yang
dikirim ke desa ini meninggalkan n1ereka sejak 1986, Yang ada sekarang hanya
pembina. pengajian anak-anak saja.
Be;mufa da.tttf,kisah s~~r~g lela~
berus1a 30-an bernama "Me~lJ.SU_fil!ll'
~ Sebagaimana biasa, ~tiap
pagi berangkat meninggalkan kampung hahunannya di des a Walesi menuju kota \Vamena yang berjarak 7 km.
.. Tanpa beralas kaki, .tanpa pakaian,
hitnya ·menggenakan koteka suatu peffiaridangan rutin masyarakat Wamena
s.ehari-hari- ia memanggul seikat kayu
bakar untuk dijual di ·Pasar. Scbelum
sampai di tempat tujuan seseorang '
menghentikanny:. untuk membcli kayu'
bakar tersebut. Merasugun tentu saja
sangat senang.
Ketika hend* dibayar Merasugun
menolak diberi uang, ia ingin .s.upaya:
seikat kayu bakar itu diganti dengan
nasi saja. Karena waktu shaiat sudah
tiba, Merasugun dis~ruh ·menunggu
dulu barang sebentar~
Haji Abu Yamin nama pe1nbeli
@
SUARA
>llDAYATU~H 00/Yll~~!
I
"''
kayu1 ·pendatang -asal Madura yang juga
anggota DP.RD ll \.Vamena itu, meny-.imbil
wudhu untuk shalat zbuhur. Gerakan
meng·angk:il tariga.n, n1enil.nduk {ruku)
dah mendum ta_nah (sujud) mengundang
keheranan Merasugun, Hari·hari kemu·
dian ~ferasugun sudlih membawa 4 ikat
k.ayu dengan ditemani dua orang anak Kecil membawa kayu bakar pesanan Pak
Haji..'bcgitt_i panggilan akrabnya ..
· : Ja sclan1utnya menyatakan tngm mda·
ki.tkan. apa yang difakukan Pak Haji. Dengan ·segala kepolosannya ia 1nen1inta kopiah, sarung dan pakaian. Akhirnya tepat
pada tanggal 2 Juni 1975 mereka masuk
Islam denga~dihimbingaleh H. Abu Ya·
91in sendid yang ki.1i adalah Ketua MUI
Kabup!lten Jayawijaya.
Pengaruh J\.eislaman /us':J di kampung
Walesi yang 't'Cr!etak di !creng bu kit Jayawijaya ini nwn1bawa drunpak yang ti<lak
kedL Aipon Asso, kepala suku setempat
justru yang tcrrnrik !ebih dahulu untuk
mengikuti jejaknya.
"Saya tertarik kepada Islam karena
lslain itu baik," kata Aipon As so terbatabata oleh 103at daerahnya.
Beh1n1 lagi A'iponAsso menyatakan secara resmi keislamannya, rupanya ada pi·
hak·pibak tertentu yang bern1aksud n1tng·
hentikan !angkah Aipon dan rnemasuk·
kannya ke dalam lingkar politik.
Puncaknya adalah ketika lerjadi pcm·
beronL'lkan OPM {Organisasi Papua Merdeka) pada whun 1977. Merebak!ah isu
bahwa pasukan OPM akan menghabisi
pendud11k desa Walesi .yang akan ·masuk
Islam. Di 1nata para pemberontaI-:.; keditangan Islam banya akan mendatangkan
kerusakan.
Wa!aupun Alpon belum 1nuslirii, mar·
tab_atnya sebagai kepa!a suku .terbangkit
untuk membe!a kehorni."1tan sukuh.ya_y;ing
berniat masuk Islam.
':
Aipon d;:i.n pasukanny3: berinisiatif
nienyerbu keloinpok 0Ptv1 itu di bukit
scberang kanlpung yang berjarak sekilar 20 km. Setelah meJalui perten1puran keras beberapa minggu, Aipon dan
selunih pasukannya keinbali, ke kam·
pung ha!amannya dengan menggerig·
gain kemenangan.
Langkah selanjutnya Aipon tidak.
menunggu-nunggu waktu lagi. Pada
hari Kamis 26 Mei 1978 ia resmi bersyahadat. Se!ang beb~r.apa lama kemu...
di an warga Aipon ,-a,1g berjumlah 600
orang dan tinggal di .:reng-lereng bukit dan di hutan-hu.tan,. turun gunung
untuk menyatakan syahadat n1engikuti
langkah kepala su.kunya, ,_,
,
Merek._a rnq.suk ~slam ·dengan. penuh kesungguhan, merekaselanjutuya
berundlng untuk membua.t '.gertja', sedang yang dimaksud gereja di sini ada·
lah inaajid. Bagi merek.a, rumah ibadah
;_.?d-alah 'gereja1,
Mendlrikan masjld
Dan pada tahun .1984 dengan sa·
ling bahu membahu di antara kehidupannya yang sebenarnya sangat sulit,
1nereka berh-asil membangun sebuah
,,
r
"
,;\>;.:
Sulitnya mendirikan temp~{
\
h-1enurut mcreka, kegiatan pembinaan
·
·dari rum ah· kc rumi .1 tidak. lagi 1nereka ' Ibadan meinbang1fn masjtd senlla1 1tu dengan lakuk~n . _Soalnya.seiing dHntip,9leh n\e·
,
_
sWadaya mereka sendiri, yang mereka reka').iang-tidak seriang. Kareha.'sebagian
· 8~aliptm 1inisyarab11,yang ting'gai di
kumpulkan dari sisa keuntungan menjual besar_ p'ara pengija.r .di Yapiii' p~eg~w,i 11~ · ttfmpat ihi nampak po_luS°'dan sederJrnna,
ubi, kayu bakar clan sayur·sayuran. Tapi geri, mcreka khawatirkalau tcrhcmbus isu_~ --'.akan·:·tefapi-gairah me·reka diilan\ beraga·
versi Jain inengatak..'ln bahwa ada bantuan yang ~ig~k.·Renar ,dan lantas mereka -~i: ma sangatlah .besar. Edy Yelipele, putra
muta ·
·'
sulung._Aipon·A.sso, menceritakan rasa
dana dari ?11alaysia. .
'·Kini setelah 20 tahun mereka masuk
tr!.. •'
·}·_ghirah:·itu Clengah penuh semal)gat.
Islam, sudah silih berganti muballighyatJ.g berla1rgs'
·y: · M~rek:,i.sc.tjen~rnya bermakSud rrif!n·
diiugaskan ke tempat ini. Selain dari De· supkan~u tu
·. dirlkair·'mi.ishalla di pemukiman pendu·
partemen Agama, 'juga pernah ada dart lahannya')m.enj
bu informasi duk yang run:iahnya berjauhan dari mas'. ... :.
Rabithah 'Alam Islamiy.
·
yling diteriiiia'
..itu setehgah·SC· · jid' ya~g adi 'sekarang. Dengan. adany:Cci;_;~·:·
· ·· Sekalipun dem.iklansebagian dari me- tengah · dan diterjemahk'.annya seba'g'a•.i. m:ushalla·n1us.halla terse but diharapkan ·
reka kini masih ada yang memelihara babi tindakan Islamisasi.
·. · ·
pembinaan akan berlangsung Jebih,inten·
dan tetip mengenakan koteka. Yang me·
Pengalan1an scperti itu tclah pernah sif lagi.
narik, mereka sudah senang bila ·anak-'' dirasakanolehjamaluddinlribanrnm,da'i
Aka·n tetapi izin mendirik.an rumah :..:.·
an,aknya yang sudah berpakaian· seperti penduduk as\i·kelahfran Fakfak,· saa~ ber- ibadah ituselalu tida¥. diperkenankan oleh
h:a·Jnya masyarakat pada "'llllllllllllllllllllllllllllilllllllllllllllillllllllllllllllllll!llllaillllli•1111111B,"'•'11111i1 p\hak pemerintah daerah. aita
umumnya.
..
,. •
mereka. tetap saja rtlembandet
. Seperti di katakan oleh Ai·
·maka pihak DeparteinenAgami'·, ·..... ~·~
· pan Asso 1 "Kita tidak ltisa me·,
akan_ memanggBnya daIT"·m~iµ>~U'.~;;·.
maks a mei'eka, ·harus pelan-pe•
· .berinya peringatan. Hal ihi p~~":';.' ·
ian."· Pembinaan.masyarakat di
: nah dial<imi olch M A_lli, ¥sp; ·.
"
•ge~eja'.(masjid)yangmereka rindukan den.gan angaran 4.5~.4.500 rupi~h. Mereka
~~~~~~
tidak sederhana. Seorang mubal·
Hgh yang d!tempatkap.di sini se- ,
'mestinya bUkan saja yang pandai
.Perceramah, tapi mereka yang. ·
bisa mCnyelami kejiwaan masya,
rakat clan .sosioJoginya dengan
baik, tidak .gampang menyerah
dan lapang <lada,
Sc.orang warga Wa\esi yang
dijumpai di kota Wamena, Ali,
. seusai shalat di scbt1ah musholla,
ternyata_ tidak mampu melafal- ·.
kan ucapan bismillah. Ucapan
terscbut baginyasangatlah beraL
Berulang kali kalimat ·itu dituntunkan,
berulangkali ·111\a ia lupa menyebutnya.
· , Padahal A:; ;,\:lalah termnsuk salah seor3.ngpasukan perangyangbcrsamaAipon
Asso penumpas OPf\.1. Dengan demikian
berarti ia sudah Iebih sembilan belas ta·
hurt masllk Islam.
, Tapi i.a·rtiasih sangat antusias bila dia·
jak b.ercerita-:tentangpeperangan. Kendati.
tidak bisa niembaca untaian bacaan shalat,
, , ia_Sail~tS.~flang tinggat di Sekit?X musha~la,dan si,:.l.~lu·mengenal<an-kop1ah.
· .
~--~~
:bersama· ?vlerasugurFAssO:'.i'Nl.~~'.(
"Seb{!narnya kami dt sirii :_ti·.
daku~ah dilarang-larang,.'¥aii_-~F
·
.
.'sipi kampuhg k~:
:~~~a~
· h1ran kath_i_. ·Meng,
· rang-larang!":'.~ki:i.t:)i~''
dengari nadaJinggL
mengeluarkan ·koma~.... . ,... · ., .. •;;:-~
pasukanny_a, seperti 1.l?lfiY,at'¥Il~ ~!)/F
seringdllakukartnya. b·~tp:ulillf~~~. .:.:>:<x
fl
, bun yang te.Jah lat~::': :'i:: ::_{'-·:;.:<.::.'·' '>; ..
·: Seme~tar.a. f\.1u~ammad ·.~l~i;::
Assa, yang kini akti.(;ili.PJ?~;:_i:am~,
, pi\ n1cnjadijuru biCaf,a.·Ke-n~ati
tugas di ten1pit itu. df akhir ..ahun 1970- pendidlkannyh sebatas .Ts3.nawi)1'3.hjdi
an, scbelum asrama Istiqamah d\<lirikan. Jayapura, tetapi Alli memput1yai keiiigin·
"Setelah asrama terbentu~, saya cepat·ce- an yang besar.untuk membenahi teru_s mu·
pat ditarik ke \Vamena,".kataJamaluddin, tu 'keimanan masyarakat di ·k.a1npi.tng
pegawai kantor DepattemenAgamajaya- halawannya.·
·,
wijaya. Isu_yangberkemban·g,jamaludd_in
Kaum muslimindilabupatenjayaWija·
melancarkan I~lamisasi di kalanga_n pen- ya tersebar di 12 tcn,~t yang tcrpisah di
duduk,
.
berbagai kecamatarl s~pcrti di Kurulu 61
Kini tantangari utn'Ol;:ii.: !dam Walesi ·, orang, di Kelila 131 orang,·.di Bakondini'
clan be ban tug as. yang· ~ih0.dapi oleh mu: 57 orang;. di Karubaga 59 orang, di Jiom
balligh di tCmpat ini semakin-berat setelah 79 .orang, di Makki 40 orang, di ·Kurinm
tepat di pintu mastik perkampungan iri~fl: 18 orang,. di Assologima 184 otang,: di
"Terli~terangkitatidakmemiliki_dana
siap berdh'i pergUruan YPPK (Yi)'asan Oksibil 20 orang, di OkbiQab 10.orang,
yang cukup untukmembina mereka yang Pcndidikan Persekolahan Krl~ten).
di Kiwirok 15 orang dan .di kota Wamei1a
ada di kampung-kainpung," k.a.ta salnh ·
Pondasi dan frmg:tia.ng besi sudah mu- sendir:i 5.237 orang.
·
seorang d;_:i.! yaOg sudah beberapa tahu~ lai ditanam. Seka iipun be git~ yat,g mengTotal kescluruhan komunitas .rou.suni'. :;
tinggal di sini. ·~Oulu dari }labithah per· UT)dang'rasa haru, mereka memasang pa· di kabupaten]ayawijaya ini'Sebanyak5:919 ·
na~1 ada yang melakukan pCmbinaan dari
pan nama bcsar bertuliskan "Selam11t <la- jiwa dari totai penduduk sebanyak
ho_nai ke honai (rumah.rumah adat), tapi tang di f\.1asjid Al·Aqsha, Walcsi·Wainena, 443.000 jiwa.
.
·
. mereka pulang .8 tahun yang lalu,~ tam· Jayawijaya".
·
Se1nentarajumlah tnasjid yang ada sc·bahnya.
Di pintu masuk perkampungan ini ada banyak 8 masjid, semu\a P~.da tahun 1994.
Untunglah di sini berdiri Yapis (Yaya· gapura beratap daun ilala.ng. Anak·anak clan 1995 _berjumlah 9 bu ah. Karena alas."·
san Pendidikan Islam). Sebanyak 126 mu- yang sedang :asyik bermain, mci1getahui an kcamanan, kaum mus1imin hariJs merC- · ·
rid dari pelcisok desa Walesi belajar dan kedatangan tamu mercka akan menyerbu · laka_n sepuah masjid yang bera.Ifiln<\tdi'.kef·
.
tinggal di asrama lstiqomah yang didi: dan menyambutnya dengan sambutan ka- camatan Kurulu dibongkar.· Memang .l_e-1:,
: rikan olch Yapis i~i. Namun na:mpaknya
ta yang sangat bersahabat 0Assa\anlu'alai· taknyadi pen1ukiman pendudtik yarigma·
~.!.,;,___',·,, : para pengafar yang berjumlah 9·orang in l kum" yang diucapkan sccara s:rentak.
yoritas non.muslim. 11asjid itu dibongkar
ii.)-;
·'jug a tidak fepas dari· peras:ian was-was.
sendiri oleh um mat Islan1. •
_:i_i·
~''.\:
~ iyf'
·.'&
!t
SUARA HlOAYATULLAH •
09/X/Febtuaru'.~~-~.1?'_~$.·
e
..
llilillllllllllllililllllill!llllllllJl.Ulllllllllll.,~i=;;;,;~::;:==::::!:~~~.~,!~~~-~---~-~;
Download