TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITIN.JAll DARI HUKUIVI ISLAIVI SKR!PS! Di<\jukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mernperoleh Gelar Sarjana Hukurn Islam (SH!) Olch: -., ;)ilcri11P.,, " ~~-~'""'"' (i,•wl • Adnan Yelipelc "1-.X •• ::::.: ..... NIM: !04044201457 Tgl. ~.. ,l'.1 ...L ............................. ·-z:::·.:::·'ii:i'8'"...... No. Indnk : Q.(Q.:::.!..Z.::::Lf... 9.q:_ .. . k)asilikasi : ............................................. . KONSENTRASI ADIVllNISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUD! AL-AHWAL AL-SY AKHSIYY AH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF 1-IIDAVATULLAH .JAKARTA 1429 H/2008 M TRADISI DALAM PERK.A \VIN AN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM SKRIP SI Diajukan Kepada Fakul.as Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: ------~---~---, PERPUSTAKAAN UTAMA LJIN SY,<\HID JAKARTA Adnan Yelipele i'ilM: 10404-1201457 Di Bawah Bimbingan lcmbimbing I I ('(' '··'-...._ Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. D NIP. 150312-127 KONSENTRASI AD:\HN!STRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AL-AH\VAL AL-SYAKHSIYYAH FAKUL T AS SY Alli' AH DAN HUKUM UIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M LEMEAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini rnerupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk rnemenuhi salah satu persyarntan rnernperoleh gelar strata I di Fakultas Syari'ah clan Hukum Uni,·ersitas Islam Negeri (UIN) Syarif 1-liclayatullah Jakarta. Semua surnber yang saya gunakan clalarn penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syari'ah clan Hukurn l_. ni' ersi tas Islam Negeri Syari f Hidayatullah Jakarta. ' .lik:1 di kernudian hari terbukti bal·wa karya ini bukan basil karya asli saya awu merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerinw sanksi 'ang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif I Iida) arulbh Jakarta. Jakarta, 18 Dzulga'dah 1429 1-l 18 Nove.mber 2008 Adnan Yelir1ele PENGESAHAN P ANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "TRADISI DALAM PERKA\VINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM" (Studi Kasusu Di Desa Walesi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 18 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Al-Ahwal AsySyakhsiyyah Administrasi Keperdataan Islam (AKI). Jakarta, 18 November 2008 Mengesahkan, Syari'ah dan Hukum PAN/TIA UJIAN 1. Ketua Ors. H. A. Basig Djalil. SH, i'v1A NIP. 150169102 2. Sekretaris Kamarusdiana. S.Ae. l'vlH NIP. 150285972 3. Pembimbing I : Dr. J.M. Muslimin. MA. Ph.D NIP. 150312427 " (..... .. ................ ,, ... ") /; . ..!:.~~ ~rfr~i ' 4. Penguji I : Drs. H. Afifi Fauzi Abbas. MA NIP. 150210421 ( ...............................) 5. Penguji II Kamarusdiana. S. Ag. MH NIP. 150285972 (................................) iv ~;; KATA PENGANTAR Bismillah hirrahman nirrahim. Puji syukur al-hamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hiday~h-Nya kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Qudwah Hasanah Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah berpartisipasi membantu baik moril maupun meteril kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma. SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Ketua Program Studi Ahwal Syakhshiyynh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ors. H. A. Basiq Djalil., SH. MA., dan Bapak Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhshiyyah, Kamarusdiana S. Ag, MH., yang selalu memberikan motifasi dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. 0., sebagai Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, " mengoreksi dan memotivasi kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada Penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas tersedianya buku-buku, melayani Penu!is dengan ramah dan meminjamkan buku-buku tersebut yang sangat membantu Penulis dalmn penyusunan skripsi ini. 6. Segenap slap dan karyawan Akademik Fakultas Syari'ah dan Hukum dan Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ayahanda Munenek Yelipele (Alm) dan Ibunda tercinta Tekogohe Asso yang telah memberikan dukungan. semangat, moti\·asi. dorongan, perhatian dan kasih sayang dan do'a serta bantuan baik moriL materil dan spiritual yang telah diberikan dengan tulus kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini dengan lancar. Maka dari itu Penulis haturkan terimaksih dan pengho1matan yang setinggi-tingginya kepada beliau. Kepada Kakanda As'ad A dan Isterinya Ibu Supiana serta anak tercinta Anni Asso dan juga kepada adinda-adindaku tercinta Umi Kulsum Y, Lia Y, Adnun Y dan Alam Y serta Maryam Asso yang ikut memberikan motifasi kepada Penulis. vi 8. Kakanda Karlus Y , Yulianus Y dan sauclaraku Keliapas Y, anak Herman E, clan keluarga serta keluarga besar Honai Honosukama Walaj yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini. 9. Bapak Drs.I-I. Abdushamad, yang telah banyak memberikan kemudahan dan petunjuk kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amiin ... I 0. Bapak Dr. I-I. Mulya Tarmidi, yang telah menjadi Bapak as uh Penulis dan telah banyak membantu Penulis baik moril maupun materil selama Penulis menjacli Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga amal baiknya di balas oleh Allah SWT. Amiin ... 11. Bapak H. Memet Sururi clan keluarganya, yang juga telah banyak memberikan bantuan moril clan materil scrta motivr.si kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 12. Ibunda Tri Endang Y dan Bapak Abel Halim J. : ang tdah ban yak memberikan bantuan kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sempuma. 13. Bapak H. Machmud Yahya, selaku pembina santri muslim Desa Walesi yang telah lama mengabdikan dirinya clan telah banyak memberikan bantuan bimbingan dan motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 14. Kepala Suku adat Muslim Sulrn Dani Desa Walesi, Bapak 1-1. Aipon Asso (Alm). Bapak Tahuluk Asso, dan Bapak Amandus Asso yang telah banyak meluangkan 1!11 waktunya untuk dapat diwawancarai sehingga mempennudah penulis dalam menyusun skripsi ini. 15. Bapak U. Ruben Yelipele selaku kepala Desa Walesi dan stafnya yang telah banyak memberikan informasi dan data-data yang diperlukan oleh Penulis sehingga Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 16. Bapak H. Jafri Jamil, selaku Ketua Masjid Imam Bonjol dan Bapak H. Pulung serta Stafnya, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis sehingga penulis dapat menye!esaikan skripsi ini. 17. Sahabatku Mia Bunai, yang telah banyak membantu mengirimkan buku-buku dari Papua serta data-data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh Penulis. sehingga memudahkan Penulis dalam menyusun skripsi ini. 18. Kakanda Sannina Yelipele dan Bapak Laorens Lani, serta keluarganya yang telah membantu Penulis da!am melakukan penelitian di Wamena Papua, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. 19. Kakanda Ponto Y, Mudzakkir A. Ibrahim K, Ismail A. Tahir Y dan Yudo A serta adik-adikku Nurdin Y, lrsan Y, Makmur Y, Nawan Kuban. Ammn A, Laila Musyaraofah A, Haula A dan semua adik-adikku yang tergabung dalam Komunitas Santri Pelajar dan Mahasiswa Jayawijaya (KOSAPMAJA) Jakarta, yang belum dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini. 20. Bapak Wahidin Puarnda, Bupati Kabupaten Fak-fak, yang telah membantu baik moril maupun materil kepada Penulis sehingga dapat menyusun skripsi ini. 21. Masjid al-Jami'ah UIN Syaril' I lidayahtullah Jakarta. hotel bintang satu dunia sebagai tempat yang paling anrnn clan tempal tinggal Penulis selama Penulis menjalani stucli. Terimakasih kcpada 13apak Rektor llfN Syarif 1-Iidayatullah Jakarta yang telah 111e111berikan kepercayaan clan fasilitas tersebut. sehingga Penulis clapal menyelesaikan skripsi ini clengan baik. 22. Te111an-te111anku Administrasi Keperdataan Islam Angkalan Tahun 2004: Rizal (Ari). Riclwan (Poso). Yanlo. l'c1rida. Siti l}ujiati dan Ade serta sahabat-sahabatku yang belum dapal Penulis sd1utkan satu persatu. Semoga kelak kita semua bisa menjadi orang yang sukses. Amin ... 23. Semua pihak yang telah 111cmbcrikan bantuan ckngan sukarela yang bclum clapal Penulis sebutkan satu persutu t:.1npa 111engurangi rasa horn1at Penulis. sehingga Penulis clapal menyelesaikan pcnyusunan skripsi ini. Den1ikianlah ucapan rasn terin1akasih dan pcnggahargaun yang sctinggi- tingginya ini Penulis sampaikan. Dan ckngan segala keterbatasan clan kemarnpuan ilmu pengetahuan yang dimiliki pcnulis, apabilah clalam Penulisan skaripsi i11i terdapat kesalahan clan kekurangan. l'enul is terima kritik dan saran dengan senang hati yang tentunya bersifat 111e111bangun demi penyempurnaan skripsi ini. 1-Iarapan Penulis semoga skripsi ini clapal mernbantu clan 111e111berikan pengetahuan yang berrnanfaat bagi semua pihak yang 111c111butuhkan. Jakarta. 18 Dzulqa'dah 1429 H 8 November 2008 M Penulis DAFTARISI KATA PENGANTAR....................................................................................... IX DAFT AR ISI ..................................................................................................... x BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... .. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10 D. Studi Review............................................................................... 11 E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.................................... I 4 F. Sistematika Penulisan ..... :.......................................................... 15 BAB II : SEKILAS SUKU DANI PAPUA A. Letak Geografis.. ... ........ ...... ...... .................. ...... ............ ..... ......... 17 B. Keadaan Demografis................................................................... 19 C. Kondisi Sosial Keagamaan ................................................ ........ 22 BAB III : PERI<AWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA A. Pengertian Perkawinan ................................................................ 28 B. Sejarah Singkat Hukmn Perkawinan Adat Muslim Suku Dani... 30 1. Pengelompokan Klen Besar !Gen Kecil Dan Paroh Masyarakat .... .. ...... ................ ......... ... .. ... ..... .............. ... ... .. .. .. 3 5 2. Larangan Kawin Semarga dan Akibat Hukumnya ................ 40 3. Penentuan Jodoh ..................................................................... 44 4. Pelamaran (Perninangan) ........................................................ 49 C. He Oko (rnahar) Dalam Perkawinan Adat Muslirn Suku Dani .... 50 D. Perkawinan Muslirn Suku Dani .................................................. 54 BAB IV : PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI DITINJAlJ DARI HlJKlJM ISLAM A. Tinjauan Huku111 lslarn Terhadap Perkawinan Aclat Muslim Suku Dani .......... .. B. Tinjauan Hukutn ····························· .................. 63 lsla111 Terhadap Mahar Dan Aki bat Hukunrnya ........................................................ . ............ '" .. 83 C. Tinjauan Huku1n lslarn Terhadap Pclarnngan Kawin satu Marga ....................................................................................... 90 D. Stanclarisasi Perkawinan Aclat Muslirn Suku Dani Keclalam Hukurn lsla111 ............................................................... 97 BAB V PENlJTlJP A. Kesimpulan .. 113 B. Saran .................. . 11 s DAFTAR PlJSTAKA ....................................................................................... 117 LAMPIRAN-LAMl'IRAN ..................... . ············································ .. 120 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman di dunia ini di warnai df'ngan adanya perbedaan suku, bangsa, adat istiadat, bahasa, dan warna kulit. Semua itu diciptakan Allah SWT, agar manusia dapat saling kenal mengenal di antara sesama. Adanya kemungkinan akulturasi timbal balik antara Islam clan budaya lokal diakui clalam suatu kaedah atau ketentuan dasar dalam Ilmu Ushul al-Fiqh bahwa Aclat itu dihukumkan (al-Ada 1\1uhakkama), atau lebih lengkapnya "Adat adalah syari'ah yang dihukumkan" (al-Ada Syari'ah A1uhakkamah) artinya, adat clan kebiasaan suatu masyar?kat, yaitu budaya lokalnya, bisa menjadi sumber hukum Islam. 1 Berkenaan dengan itu, rnaka perlu ditegaskan bahwa unsur-unsur budaya lokal yang dapat menjacli sumber hukum Islam ialah yang sekurang-kurangnya ticlalc bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Unsur-unsur yang bertentangan dengan Islam dengan sendirinya harus dihilangkan clan diganti. Dan inilal1 makna kehadiran Islam di suatu tempat atau negeri. Karena itu tiap masyarakat Islam mempunyai masa jal1iliyahnya senc!iri yang sebanding clengan apa yang ada pada bangsa Arab. Masa jahiliyah suatu bangsa atau masyarakat ialah masa sebelum datangnya Islam di situ. Masa i.tu diliputi oleh 1 Abdul al-wahab al-Khallaf, //11111 Ushu/ a/jiqh, \Kuwait: al-Dar al-Kuwaytyyah, 1388 H/J 968 M), h. 90 praktek-praktek yang berlawanan dengan ajaran tauhid se1ia ajaran-ajaran lain dalam Islam, seperti misalnya, tata sosial tanpa hukum (chaotik)), takhayul, mitologi, feodalisme, ketidak pedulian kepada nasib orang kecil yang tertindas, pengingkaran hale asasi, perlawanan terhadap prinsip persamaan umat manusia, dan seterusnya. Semuanya harus ditiadakan dan diganti dengan ajaran Islam tentang tauhid atau paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedatangan Islam selalu mengakibatkan aclanya perombakan masyaralcat atau pengalihan bentuk (transformasi) sosial menuju kearah yang lebih baik. Tapi pacla saat yang sama, kedatangm1 Islam tidak rnesti distruptif atau bersifat memotong suatu masyarakat dari masa lampaunya semata, melainkm1 juga dapat ikut melestarikan apa saja yang baik clan benar clari masa lampau itu clan bisa dipertahankan dalam 1ijian ajaran Universal lslam. 2 Suatu traclisi yang selama ini masih tetap berlaku clan terlestarikan dalam adat muslim suku Dm1i aclalah praktek perkawinan aclat. Perkawinan aclat yang clalnm bentuk pelaksanaannya sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, karena menjadikan babi sebagai syarat maha·.· untuk kawin. Di samping itu juga acla pelarangan perkawinan antara satu marga/klen clalam tradisi aclat perkawinan, paclalml tradisi larangm1 kawin satu marga ini tidak ada hubungan nasab smna sekali, baik hubungan nasab clari atas maupun clari bawah. Kaitannya clengan ma11ar babi, bahwasmmya <\iaran Islam telah mengharamkan babi uniuk clikonsumsi apalagi 2 Nurcholish Madjid, Islam Doktri11 da11 Peradaban. (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 550 dijadikan sebagai mahar dalan1 perkawinan. Hal ini dijelaslcan di dalam Q.S alMaidah (5): 3 ~\ I;. , ~ !..:'j :t~~ L.: ~It '".I\ J-'111.:~1'i;;-:''i\~~'Y~._,..,..,.) ''i\) ~ Cj \""" ft • I j -, j -).J"-4-' j ~ ( 3 :5/0 ~~t.,,i\) ... ~ } ,.. t. r5Q•.':i """'t .,.,... ~ ). ? ,.. t ~j';/~ I~ 0lj Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan"... (OS. Al-Adaidah:J) Jadi Firman Allah SWT, di atas bahwa secara prinsip babi dalam agama Islam tidak ada toleransi. Maka yang menjadikan permasalahan disin:i adalah dapatkah kedudukan mahar babi digantikan clengan benda iain. Adapun posisi babi dalam tradisi adat istiadat muslim suku Dani cukup sentral. Bagaimana jika diperhadapkan pada pe1tanyaan sah ataukah bathil perkawinan yang telah terjadi bi!a ditinjau dari perspektif hukum Islam. Dan sejauh manakah signifikansi perkawinan hukum Islam perspektif adat muslim suku Dani. Dalam ilmu Ushul al-Fiqh budaya lokal clalam bentuk adat kebiasaan itu juga disebut 'U1f (secara etimologi berasal clari asal kata yang sama clengan al-ma'ruj). Karena 'U1f suatu masyarakat sesuai dengan uraian di atas, mengandung unsur yang salah clan yang benar sekaligus, malrn dengan senclirinya masyarakat muslim suku Dani harus melihatnya clengan kJitis dan ticlak dibenarkan sikap yang hanya membenarkan semata sesuai dengan berbagai prinsip Islam sendiri yang amat menentang tradisionalisme. Sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Zukhruf (43): 23-24 Artinya: "Demikianlah, kami (Allah) lidak pernah mengulus sebelum engkau (I\lfuhammad) seorang pun pemberi peringa/an (Rasul) dalam sualu negeri. Melainkan kaum yang hidup berlebihan (kaya raya) di negeri itu tentu akan berkata, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan leluhur kami berjalan di alas tradisi, dan kami tentulah mengikuti jejak mereka. Dia (Rasul) itu berkata, "Apakah kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku datang kepadamu semua dengan yang lebih benar dari pada yang kamu dapakant leluhurmu berada di atasnya? 11!fereka menjawab. "Sesungguhnya kami menolak apa yang menjadi tugasm11 itu." (QS. al-Zukhrujl43: 23-24) Jadi Firman itu menegaskan apa yang di atas telah dijelaskan yaitu bahwa Islam menentang tradisionalisme, yaitu sikap yang secara a priori memandang bahwa tradisi leluhur selalu baik dan harus dipertahankan serta diikuti. Prinsip ini diletakkan dalam suatu kerangka ajaran dasar mengharuskan kita selalu bersikap kritis sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Isra (Bani Isra'il)/17:36 ~ ( 36 :17/•ly.» ';/\). , 'lY.::. Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya at as ha/ itu." (QS al-Isra' /17: 36). Sikap kritis terhadap tradisi inilah yang menjadi unsur te1jadinya transformasi sosial suatu masyarakat yang menjadi perkenalan dengan Islam. Kar~na itu kedatangan Islam di suatu negeri atau masyarakat, sebagaimana telah dijelaskan dapat bersifat distruptif (tidak bersifat memotong). Tapi sesuai dengan kaedah yurisprudensi Islam di atas, perlu membeclakan antara tradisi dan traclisionalitas. Jelasnya ialah, suatu traclisi belum tentu semua unsurnya ticlak baik mal<a harus clilihat clan cliteliti mana yang baik untuk dipertahankan clan cliikuti. Sedangkan traclisionalitas aclalah pasti tidak baik, karena ia merupakan sikap tertutup akibat pemutlakan tradisi secara keseluruhan, tanpa sikap kritis untuk memisahkan mana yang baik clan mana yang buruk. 3 Perkawinan aclat merupakan salah satu tradisi yang tetap clipertaliankan dan mengikuti perkembangan budaya manusia yang telal1 ada sejak abad lampau. Tradisi perkawinan aclat ini berlaku ticlak hanya pacla satu claerah saja melainkan berlaku di berbagai claerall. Dengan berbagai macam tata cara perkawinan aclat yang berlaku pada tiap-tiap claerah sebagai perwujudan tatanan nilai leluhur yang telah clibentuk oleh nenek moyang clan diwariskan kepacla generasi ke generasi berikutnya. Karena itu perkawinan aclat merupakan kegiatan tradisional turun temurun yang mempunyai tujuan agar tercipta keluarga sakinah, mawaclclah dan rahmah. Sebagaimana Firman· Allah SWT, yang berbunyi: 3 Nurchalish Madjid, Ibid, h. 553 Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ia/ah dia menciptakan untukmu isteriisteri darijenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir "(OS ArRum/30:21) Perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat atau Mitsaqan Ghollidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Kemudian pasal 3 menyebutkan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 4 Sedangkan menurut BAB I pasal I Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Malia Esa. 5 Berdasarkan nash dan ketentuan undang-undang tersebut di atas perkawinan harus dilakukan dengan syariat Islam. Maka bagi mereka yang melakukan perkawinan tidak berdasarkan ketentuan itu, maka perkawinannya akan mendapatkan murka Allah SWT. Mengingat syari'at Islam telah mengatur tata cara perkawinan yang sangat mendasar bagi kelangsungan hidup rnmah tangga antara suami clan isteri, 4 I-I. Abdurrahn1an, Kon1pi/asi ffukiun lslcun di fndonesia" (Jakarta: Akadetnika Prcsindo, 2004), h. 67 5 Undang-undang Perkawinan Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1996), h. 2 maka perkawinan aclat muslim suku Dani sangat memerlukan perhatian khusus. Perlu kiranya clitekankan clisini aclalah syarat mahar babi clalam perkawinan. Karena ha! semacam ini sangat berimplikasi pacla sah atau ticlaknya perkawinan aclat bagi keclua pasangan (suami isteri) yang telah menikah dan keturunan yang terla11ir clari kedua pasangan tersebut. Syarat Jainnya aclalali kedua pasangan yang hendak menika11 harus berbeda marga karena perkawinan satu marga dianggap ha! yang terlarang. Apabila perkawinan satu marga tetap dilaksanakan rnaka menurut adat setempat keclua pasangan akan mendapat murka clari para leluhn dan hasil perkawinam1ya disebut ap pawi clan he pawi (laki-Jaki zina dan perempuan zina). Untuk menghilangkan iclentitas keclua pasangan sebagai ap pawi clan he pawi ini dengan cara upacara adat yang clisebut upacara Pawi. Untuk menghinclari aturan-aturan aclat yang berlaku seseorang yang hendak melakukan perkawinan cliharuskan untuk memilih pasangan yang berbeda marga cliantara laki-laki clan perempuan. Misalnya; Asso harus berpasangan clengan Yelipele, Kuban dengan Yaleget, Elopere dengan Wetapo dan seterusnya. Karena clalam budaya Wamena ada dua Nyuk:uluak-Ewe (dua marga terbesar) yaitu Wita dan Way a. Dal am Waya terdiri clari beberapa suku atau kl en yang menj adi pilihan clan boleh dikawini, oleh suku Wita, demikian sebaliknya. Maka Yelipele tidak dapat berpasangan dengan sesama Yelipele danjuga Asso tidak dapat berpasangan dengan sesama Asso, atau dari suku lain yang masih dalam parohan (belahan) Waya kecuali dengan Wita. 6 Desa Walesi adalal1 pusat Islam (Islamic Centre), yang terletak 8 km arah Selatan yang berada di wilayah Kecamatan Wamena Kabupaten, Jayawijaya. Penduduk Desa Walesi mayoritas Islam, yang telali Jania memeluk Islam sejak tahun 1969. Dakwah Islam pe1iama kali diperkenalkan oleh pendatang (transmigran) dari Jawa, Makasar, Ternate dan Fak-fak. Hingga kini dakwah Islam tersebar di beberapa Desa yaitu Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu, dan Pugima. 7 Perkembangan Islam selanjutnya meluas ke beberapa kabupaten di Wilayah Pegunungan Tengah ( Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Pegununungan Bintang, dan Yalrnkimo) yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan dengan jumlali penganut yang beragama Islam mencapai 7. 215 ribu jiwa dari totRI 227. 474 ribujiwa penduduk Kabupaten Jayawijaya Papua. 8 Masyarakat muslim suku Dani walaupun s1 ;dah lama memeluk Islam tapi sarana keagamaannya kurang mendukung dan pemahaman Islam sangat minim. Sehingga mereka menganggap bahwa tradisi tersebut telah ada sejak nenek moyang dahulu dan diturunkan kepada generasi ke generasi hingga saat ini. Apabila kebiasaan ini tetap 6 Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario, "Kebudayaan Jaya\Vijaya Dalan1 Pe111bangunan Bangsa", (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 14. 2008. 7 H. Burhabuddin, I(etua MUI Knbupaten Jaya\vijaya, 1Vcnvancara Pribadi, Wamena, 21 Juni 8 BPS Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka Tahun 2006, h. l 0 dipertahankan maka sudah sangat jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan ketentuan Undang-Undang No. I Tahun 1974. tentang perkawinan. Penulis melihat bahwa pelaksanaan perkawinan adat yang telah terj adi di masyarakat muslim suku Dani ini tetap dipertahankan maka berapa banyak dari masyarakat yang te1jerumus dalrun perkawinan ilegal yang berkedok perkawinan sah yang diwarisi secara tunm temurun. Dengan permasalahan tersebut, menurut penulis ha! ini dianggap urgen dan perlu ditinjau, karena clengan penelitian ini bisa cliketahui bagaimana posisi hukum perkawinan aclat muslim suku Dani dalam panclangan hukum Islam. Maka clari itu penulis tertarik dan bermaksucl melakukan penelitian clalam bentuk skripsi clengan juclul: "TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM". B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Traclisi perkawinan aclat adalah suatu aktivitas yang ticlak pernah lepas clari pacla aclat kebiasaan di tiap-tiap suku atau claerahnya yang tetap terlestarikan clari nenek moyang clan cliturunkan kepacla para generasi berikutnya. Maka dari itu penulis telah menguraikan pelaksanaan perkawinan aclat masyarakat muslim suku Dani clitinjau dari hukum Islam. Untuk mempermudah dar terfokus pacla juclul skripsi yang telah dipilih clalam penulisan karya tulis ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut: I. Tinjauan budaya mengenai perkawinan a jat masyarakat muslim suku Dani; 2. Tinjauan Hukum Islam terhadap ma11ar babi dalam perkawinan adat muslim suku Dani; 3. Tinjauan pelarangan kawin satu marga dan perkawinan adat muslim suku Dani; 2. Perumusan Masalall Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masala11 yang telah dipaparkan di atas, malca penulis telah merumuskan permasalahan di antaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang mahar babi? 2. Mengapa tradisi perkawinan satu marga dilarang oleh adat Muslim Suku Dani? 3. Bagaimana menstandarisasikan tradisi pt-rkawinan adat Muslim Suku Dani ke dalam perkawinan Islam? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendalc dicapai dalam penulisan skripsi ini adalalah: 1. Untuk mengetahui perkawinan adat muslirn suku Dani secara umum; 2. Untuk mengetalrni dan memahami implikasi hukum perkawinan adat rnuslirn suku Dani, yang masih tetap mempertahankan babi sebagai mahar dalam perkawinan ditinj au dari perspektif hukum Islam; 3. Untuk mengetahui status hukum perkawinan yang tela11 te1jadi dalam perkawinan adat muslim suku Dani; Diantara rnanfaat dari penelitian karya ilmiah ini adalall: I. Untuk penulis: menambah wawasan penulis dan ingin mengetahui !ebih jauh tentang hukum perkawinan adat masyarakat adat muslim suku Dani agar dapat memahami adat istiadat yang berlaku ditinjau dari perspektif hukum Islam. Dengan demikian penulis mampu meuingkatkan disiplin ilmu yang akan dikembangkan menjadi profesi penulis sebagai Sa~jana Hukum Islam (SHI) dan akan diperdalam lebih lanjut dengan disiplin ilmu yang tel ah ada. 2. Untuk kalangan akademisi: sebagai penambahan literatur perpustakaan baik perpustakaan Utama maupun perpustakaan Fakultas. 3. Untuk masyarakat: memberikan sumbangan kepada masyarakat bagaimana cara pelalcsanaan perkawinan yang dibenarkan menurut tatanan lmkmn Islam, sehingga masyarakat mengetahui pandangan hukum Islam terhadap perkawinan adat yang selama ini masih tetap dipertal1ankan oleh masyarakat muslim suku Dani. D. Studi Review lJntuk mengetalrni kelebihan dan kekurangan dari skripsi ini, kiranya per'· mereview kembali beberapa buku yang telah Penulis jadikan sebagai • penulisan skripsi ini. Adapun sumlier yang telah dir<"" bersmnber dari lima buku yang membahas +· Dani. Di antara sumber buku yang dimaksud, I. Review dari sumber buku yang berjudul; Lembah Baliem Papua, yang di sustm oleh N diterbitkan oleh Biro Penelitian STFT Fajar Timur Jayapura, Papua, Februari 2003. Dari buku tersebut yang dapat dibedakan dengan skripsi ini adalah bahwa dalam pembahasan ini menempatkan pengertian secara jelas tentang perkawinan adat muslirn suku Dani, penge1iian perkawinan rnenurut hukurn Islam, larangan perkawinan rnenurut lrnkum Islam, hukurn dera bagi pezina laki-laki clan perernpuan se1ia penentuan jodoh menurut hukum Islam. Dengan demikian muslim suku Dani akan clapat mengerti dan paham tentang perkawinan menurut hukum Islam dengan baik, karena dalam buku di atas hanya membahas perkawinan aclat masyarakat suku Dani pada unmmnya. Dan kelebihan dari skripsi ini terfokus pada perkawinan muslim suku Dani dan inilah yang membedakannya clari judul buku tersebut. 2. Review dari buku yang berjuclul; manusia irian dalrnlu, sekarang dan masa depan, yang clisusun oleh Jan Boelaars, diterbitkan oleh PT. Grameclia, Jakarta, tahun 1986. Perbedaan clari buku tersebut dengan skripsi ini antara lain; sejarah perkawinan muslim suku Dani, tata cara perkmyinan menurut hukum Islam, mahar menurut hukum Islam, ketentuan dan syarat mahar, standarisasi mahadrndalam hukum Islam. Sehingga kelebihan dari skripsi ini nampak jelas pada pembahas8n tersebut. Maka dari itu skripsi ini akan memberikan keuntungan bagi muslim suku Dani yang selarna ini belum mema11ami perkawinan menurut hukum Islam. Selaajutnya skripsi ini akan memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan hukum Islam pada masyarakat klmsusnya muslim suku Dani dan Muslim Papua pada umumnya. 3. Review dari judul buku; kebudayaan jayawijaya dalam perkembangan bangsa, disusun oleh Astrid, S. Susanto-Sunario, yang diterbitkan oleh pustaka sinar harapan, Jakaiia, talmn 1993. Di dalam skripsi ini telah dibahas tentang pelarangan perkawinan menurut hukum Islain dan pembagian macam-macain hukum zina serta tinjauan tentang pelarangan kawin semarga yai1g menurut hukum Islam tidak dilarang. Dengan adanya pembahasan tersebut maka muslim suku Dani alcan memahaini pelarangan perkawinan yang sebelumnya ti dale dibahas oleh judul buku tersebut. 4. Review dari buku yang be1judul;. irian jaya membangun masyarakat majemuk, karya Koentjaraningrat dklc, penerbit djambatan, Jakarta, 1993. 5. Review dari judul buku; mengenal beberapa aspek budaya sulrn Dani, karya A. Mampioper, yang diterbitkan oleh biro kesra pemda TK I Irian Jaya, Jayapura, 1980. Dari kedua judul buku terse but yang dapat dibedakan dengan skripsi penulis ini antara lain; pengelompokan klen/mmga yang clijelaskan dalai11 bentuk tabel yang lebih mudal1 dipallaini, bagaimana masyarakat muslim suku Dani menentukan jodoh antara lald-laki dan perempuan untuk clapat dikawinkan. Disamping itu dalai11 skripsi ini lebih terfokus pacla perkawinan muslim suku Dani ditinjau dari perspektif Hukum !slain. E. Metode Penelitian dan Telmik Penulisan Di dalam penulisan skripsi ini, jenis data yang dibutuhkan adalah data kualitatif, dan penulis menggunakan sistem studi kepustakaan (Libraiy Research) dan sistem penelitian lapangan (Field Research) yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, baik yang sifatnya primer maupun sekunder. Selanjutnya dari data-data primer dan sekunder kemudian analisa dengan cara membuat pertimbanganpertimbangan dan disusun secara sistematis serta logis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yaitu tentang perkawinan adat muslim suku Dani Papua. Sebagai sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah al-Qur'an, Hadis, buku fiqh munakahat karya Abel Rahman Ghazaly, buku mengenal beberapa aspek budaya suku Dani karya A. Mampioper, buku manusia irian dahulu, sekarang, masa depan karya Jan Boelars, irian jaya membangun masyarakat majemuk karya Koentjaraningrat dkk, dan kebudayaan jayawijaya dalam pembangunan bangsa karya Astrid A. Susanto-Sunario. Disamping itu penulis melakukan wawancara dengan ulama clan tokoh adat muslim suku Dani Papua. Sedangkan sumber data yang bersifat sekunder adalah penulis mengambil dari karya-karya lainnya yang tentunya relevan dengan pokok permasalahan yang penulis bahas yaitu perkawinan adat muslim suku Dani. Adapun pedoman dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku Pedomai1 Penulisan Skripsi, cetakan ke-1 yang diterbitkan Fakultas Syari'ah clan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah paru pcmbaca dalarn 111e111aha111i skripsi ini. maka dalam penyusunan skripsi ini penulis susun dalam linw bub dan 111asing-111asing bab menjacli sub bab yaitu: Bab Perrama. rnerupakan bab Pcndahuluan yang rnenrnat tentang latar belakang 111asalah, pembatasan clan perumusan masalah, 1ujuan clan rnanfaat penelitian. stucli review, rnetocle penelitian clan teknik penulisan serta sisternatika penulisan. Bab Kedua, berisi pembahasan tentang letak geografis, keaclaan cle111ografis, clan kondisi sosial keagamaan. Bab Ketiga, tentang perkawinan adat muslim suku clani Papua. pengertian perkawinan, sejarah hukum perkawinan adal 111usli111 suku Dani. Pengelornpokan klen/suku Kecil, Klen Besar clan l'aroh/belahan rnasyarakat. he oko (mahar) dalatn perkawinan aclat 111usli111 suku Dani dan pcrkawinan tnuslim suku Dani. Bab Keempar. aclalah perbwinan aclat Muslim suku Dani clitinjau clari hukurn Islam, tinjauan hukurn Islam terhachip perkawinan adat 111uslim suku Dani, tinjauan hukum Islam terhaclap mahar clan akibat hukumnya. tinjauan hukum Islam terhaclap pelarangan kawin satu marga, dan standarisasi hukurn perkawinan adat muslim suku ke clalam Hu!rnm Islam. Bab kelima, merupakan bab penutup yang lerc!iri kesimpulan, sarnn-saran. rekomenclasi, serta c!ilengkapi dengan daflar pustab clan lampiran-lampiran vang clianggap perlu. BABU SEKILAS SUKU DANI PAPUA A. Letak Geografis Pada sisi Timur dataran tinggi pegunungan Jayawijaya terdapat Lembah Besar sepanjang kurang-lebih 15 kilometer, dan bagian yang terlebar berjarak sekitar 10 kilometer dari pinggir ke pinggir. Di tengah Lembah Baliem ini dialiri Sungai Baliem/Palim, yang bersumber di lereng pegunungan Jayawijaya dan mengalir berliku-liku ke arah Timur. Dan di isinilah terutama berdiam muslim suku Dani. 1 Suku Dani. merupakan salah satu suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu dari 20 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Papua yang terletak di \\'ilayah pegunungan tengah Papua memiliki wilayah yang cukup luas yakni I 5. 440 Km 2• Secara geogralis letak Kabupaten Jayawijaya berada pada garis meridian antara 137° 12' BT - 138" 37' BT dan 03° 2' LS - 12 LS dengan jarak te1jauh dari Baral ke Timur 339 Km 2 dan dari Utara ke Selatan 209 Km 2. 2 Suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki luas wilayah 15. 440 Km 2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: I. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jayapura dan Tolikara; 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Timika dan Asma!; 1 Koentjaraningrat dkk, !rian Jaya Me111bang1111 Masyarakat Majemuk, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1994) h. 258 2 LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya Tahun Anggaran 2006, Bab I, h. 5 l '7 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pegummgan Bintang; 4. Sebelah Barnt berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya clan Kabupaten Paniai; Wilayah suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki topografi yang bervariasi, dimana sebagian besar merupakan daerah pegunw1gan dengan tiga puncak tertinggi yaitu; Puncak Yamin 4. 595 m, Puncak Trikora 4. 750 m, dan Puncak Mandala 4. 700 m, di atas permukaan laut. Sebagian daerah terdiri dari perbukitan berbatu yang terjal serta terdapat beberapa lembah luas serta daratan rendah di bagian selatan dengan kondisi topografi yang cukup subur clan menyimpan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup besar. Iklim daerah ini adalah iklim Tropis Basah, karena dipengaruhi oleh ketinggian Jetak yang umumnya I 00 - 5.000 m, di atas permukaan laut. Rata-rata temperatur udara bervariasi antara 12 C - 28 C, curah hujan cukup tinggi dengan variasi m1tara 1.500 - 7 .000 mm/tahun dengan rala-rnta hujan 192 hari/tahun. 3 Penduduk Lembah Besar Baliem serta lembah-lembah lain clisekitarnya kadangkadang dikenal dengan nama Pescgem, Timorini. Morip, Uringup, dan lain-lain. Nan1a-narna itu merupakan nama-nama kelompok-kelompok kekerabatan atau klenklen khusus. Adapun nama y<mg dipakai pemerintah untuk menyebut seluruh Lembah Besar Balim adalah Dani, yang juga merupakan nama sebuah Iden. Orang Dani sebagai suatu kesatuan manusia, menyebut clirinya nit apunilakhuni Lembah Balim/Palim meke (kami manusia Lembah Ba!iem). 4 3 4 LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 6 Koentjaraningrat, Irian Jaya Membangun Masyarakat majemuk, ibid, h. 259 B. Keadaan Demografis Sebelum tahun 1954 masyarakat muslim suku Dani homogen dan hidup berkelompok menurut wilayah adat, sosial dan konfederasi perang suku tradisinya. Relasi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain terdiri ' dari lmbungan pemmsuhan (antar k<Jnfederasi perang) tetapi juga berdasarkan hubungan perkawanan dan persaudaraan. Seorang kepala suku adalah orang yang berani dalam memimpin pertempuran perang suku dan mampu memimpin warganya dalam keadaan sulit. Pemimpin dalam bahasa muslim suku Dani disebut kain yang dapat berarti !mat, cakap, dermawan, pemberani, terhormat, baik hati, berwibawa dan berpengaruh. 5 Adapun kain (pemimpin) muslim suku Dani terkenal adalah H. Aipon Asso sebagai kepala suku, kepala adat dan kepala suku perang dan wakilnya Tahuluk Asso serta sepuluh orang panglima perang.dan para warganya. Mereka hidup dalam satuansatuan ikatan seadat kanekelhareken, satuan-satuan konfederasi perang suku tradisional dan satuan-satuau Iden menurut silsilah patrilinial. Istilah kaneke terbentuk dari kata kain yang beratii kepala adat, raja, raksasa dan eken yang berarti isi, hati, intisai·i, dan hakekat Dengan demikian kaneke berai·ti hati (diri) dari seorang kepala suku/raja/raksasa yang bersumber pada seorang tokoh mitos yang terbunuh di masa lampau. Selain itu kaneke juga berarti benda-benda pusaka warisan leluhur yang 5 Astrid S. SusantowSunario, Kebudayaan Jaya}vijaya Da/a1n Pen1bangunan Bangsa, (Jaka11r.: Pustaka Sinar Harapan, 1993), cet. Ke-I, h. 22 sampai kini masih clisimpan di lemari-lernari (kakok) keramat di clalam rumah ticlur laki-laki (honai). 6 Seclangkan hareken terbentuk dari kata har yang berarti ~ngkau clan eken yang berarti inti/pusat. Jacli hareken adalah engkau sebagai pusat dari segala sesuatu yang ada. Sebagaimana diungkapkan dalam bahasa muslim Dani bahwa yimeke timeke ero pakiat atukenen yang artinya sumber segala sumber berasal. Adapun tempat di mana terdapat benda kaneke/hareken sering dinamakan clengan kanekela. 7 Proses pembentukan sistem adat kaneke terletak pada mitos pembunuhan seorang makhluk ideal ajaib di zaman lampau. Asal usul seorang tokoh mitos tersebut tidak diketahui dari mana datangnya. Ia tiba-tiba saja muncul dalam tata kehidupan orang Dani. Oleh karena tidak jelas i..ientitasnya. pengaruhnya besar melampaui pengaruh para kepala suku lainnya. Maka ia dibunuh. Setelah dibunuh, bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong, dibagi-bagi atau saling clirampas dan potongan-potongan itulah yang kini clisimpan sebagai kaneke. Kalangan generasi tua berpandangan bahwa tanpa kaneke kesuburan hidup seperti regenerasi, kesejahteraan hidup baik, ketertiban clan keamanan sulit tercapai. Kaneke merupakan titik sentral dari seluruh rangkaian kegiatan hidup. Keadaan babi yang sehat clan gemuk, kesehatan manusian te1jamin, ubi berisi clan besar-besar, kesuburan tanah, ritus-ritus adat, upacara kematian, relasi dengan Nan Ilahi, sesama manusia clan alam sekitarnya harus berdasarkan pada aclat kaneke itu. 6 Astdd S. Kebudayaan Jayawijaya, h. 26 'Ismail Assa, Tokoh adat muda muslim Dani, Wawancara Pribadi, Wamena, 7 Juni 2008 ')(\ Disamping itu hal-hal yang rnenyangkut nmsibah, kesakitan, kekalahan dalam perang, kekerdilan ubi/tanaman lain, krisis tanah, krisis regenerasi, kematian, babi yang kurus, dan seterusnya, pada umumnya dikembalikan pada kekurangberesan atau relasi yang tidak baik dan sikap kurang baik terhadap norma-norma adat yang dipercayai bersumber pada kaneke. Semua ha! di atas berlaku pada umumnya namun hidup orang Dani tidak seluruhnya tergantung pada adat kaneke, karena ad at kaneke dijiwai atau dihidupkan oleh manusia adat itu sendiri. 8 Pada zaman sekarang masyarakat telah menjadi heterogenitas dari pelbagai latar belakang sosio-kultural. Oleh karena itu, rnasyarakat rnuslim Dani dituntut untuk memiliki suatu keberanian dan keterampilan untuk menghadapi musuh dalam perang, memahami gerak-gerik dan bahasa-bahasa isyarat musuh, tahu membaca tanda-tanda alamiah sebagai tanda untung/rnalang, mental bersaing dan seterusnya. Sebaliknya rnereka juga mempunyai relasi perkawanan dan persaudaraan dengan sikap saling mencintai, mema11an1i, persaudaraan, kebersamaan, kekeluargaan, solidaritas dan saling ketergantungannya. 9 Dengan berlaku UU No. 2612002 tentang pemekaran kabupaten, maka Kabupaten Jayawijaya telah dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu: I. Kabupaten Jayawijaya (Kabupaten Induk) dengan ibukota Wamena yang terdiri dari 39 distrik, 2 kelurahan dan 3 76 karnpung; 8 9 Astrid S., Kebudayaan Jayawijaya, h. 26-27 Astrid S., Kebudayaan Jayawijaya, h. 23 2. Kabupaten Tolikara dengan Ibukota Karubaga terdiri dari 10 distrik, 2 kelurahan dan 134 kampung; 3. Kabupaten Yahukimo dengan Ibukota Dekai terdiri dari 11 distrik, 1 kelurahan dan 91 kampung; 4. Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Ibukota Oksibil teridiri dari 7 distrik dan 88 kampung; Perkembangan muslim suku Dm1i. Kabupaten Jayawijaya secara bertahap dan berkesinambungan telah mencapai perubahan-perubahan (transformasi) penting dari aspek wilayah secara fisik maupun dari aspek perkembangan manusia dan aktivitas kehidupan ekonominya yang kini mulai mensejajarkan Kabupaten Jayawijaya dengan kabupaten lainnya di seluruh nusantara. Pencapaian perkemb311gan ini secm·a total belum memenuhi syarat kesejahteraan standar, karena masih terdapat berbagai keterbatasm1 d311 persoalan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, pemb311gun311 dan pelayanan masyarakat. 10 Hingga kini jumlah penduduk suku Dm1i Kabupaten Jayawijaya berdasark311 basil pemutahir311 data penduduk tahun 2006 sebanyak 227. 474 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 117. 561 jiwa dan perempuan seb311yak I 09. 913 jiwa. 11 C. Kondisi Sosial Keagamaan Muslim suku D311i Lembah Baliem mulai berinteraksi dengffi1 transmigr311 muslim asal Jawa, Madura, Makasar, Ternate dm1 Fak-fak yang dat311g bertugas '° LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 5 11 BPS Kabupaten Jayawijaya Tahun 2006 h. I menjadi guru dan tentara. Pru·a trru1smigran mula-mula ditempatkan di daerah Sinata. Hubungan m1tara masyru·akat setempat dengm1 pendatang te1jalin dengm1 baik, sehingga ada di antara penduduk asli ym1g tertarik dengm1 kehadirm1 muslim asal pendatm1g ym1g beragruna Islrun. Lambat laun penduduk asli tertarik dengm1 kehadirm1 agama Islam dm1 ingin menjadi muslim seperti orm1g-orang pendatm1g. Selm1jutnya penduduk asli ada yang memeluk Islam dm1 menjadi muslim. Interaksi agruna Islrun dikalm1gm1 suku Dm1i itu terjadi pasca integrasi dengm1 NKRI pada dekade 1960-an akhir. 12 Sejarah Islam di masyarakat muslim suku Dm1i Jayawijaya bermula dari seorm1g lelaki berusia 30-m1 bernru1m Merasugun Asso (Yelipele). Sebagaimrum biasa, Asso setiap pagi berangkat meninggalkru1 kampung halrunannya di Desa Walesi menuju kota Wamena yang berjarak 7 km. Tanpa beralas kaki, tanpa pakaim1, hru1ya mengenakan koteka suatu pemandangan rutin masyarakat Wamena sehari-hari. Asso memanggul seikat kayu bakar clengan ditemani clua orang m1ak kecil untuk clijual di pasar. Sebelum sarnpai di tempat tujuan seseorang menghentikannya untuk mernbeli kayu bakar tersebut. Pembeli kayu bakar tersebut adalah I-I. Abu Yamin, pendatm1g asal Madura yang menjabat sebagai anggota DPRD II Kabupaten Jayawijaya. 13 Se!m1jutnya Asso dengan segala kepolosannya berkeinginan untuk mengikuti agama ym1g clianut I-I. Abu Yamin. Akhirnya tepat pacla tanggal 2 Juni 1975, Asso 12 13 Ali Asso, Tokoh Muda Muslim Pertama, Wawancara Pribadi, (Walesi, 25 Juni 2008) Majalah Islam, Suara Hidayatu/lah, (lrian Jaya: 9 Mei 1998), h. 64 dengan dua orang temannya (Ali Asso dan Firdaus Asso) memeluk Islam dengan dibimbing oleh H. Abu Yamin sendiri yang pacla waktu itu juga menjabat sebagai ketua MUI Kabupaten Jayawijaya. Pengaruh keislaman Asso di suku Dani Jayawijaya ini membawa clampak yang ticlak kecil. Aipon Asso, kepala suku setempat justru yang tertarik lebih dahulu untuk mengikuti jejak Merasugun. Sehingga pada hari Kamis 26 Mei 1978 Aipon Asso resmi bersyahaclat. Selang beberapa lama kemuclian warga Aipon yang berjumlah 600 orang clan tinggal dilereng-lereng bukit clan di hutan-hutan, turun gunung untuk menyatakan syahadat mengikuti langkah kepala sukunya. 14 Disamping itu pacla tahun 1975-1978 clakwah Islam juga cliclukung oleh beberapa orang penclatang yang sangat berj asa cl a lam menyebarkan agama Islam. Orang-orang yang berjasa itu antara lain aclalah Kolonel Dr. H. Mulya Tarmidi (Tentara), Hasan Panjaitan (Sekcla) clan Paiyen (Depag RI). Berka! perjuangan merekalah orang asli suku Dani memeluk agan .a Islam clan orang asli yang pertama kali memeluk Islan1 selain Merasugun clan Aipon adalah Firdaus Asso, M. Ali Asso, Musa Asso disusul Talmluk Asso. 15 Agama Islam di Suku Dani hingga kini tersebar di beberapa Desa yaitu Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu clan Pugima. Perkembangan Islam selanjutnya meluas 14 Ibid Mulya Tarmidi, Kol. Angkalan Laut, Wawancara Pribadi. Pondok Labu/Melur, 4 September 2008. 15 ke beberapa kabupaten di Wilayah Pegunungan Tengah (Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo) dengan lima kabupaten yang baru dimekarkan yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan dengan jumlah penganut yang beragama Islam mencarai 7.215 ribu jiwa dari total 227.474 ribu jiwa penduduk Wamena kabupaten Jayawijaya. 16 Penduduk muslimnya lebih senang be1ielanjang dari pada berpakaian. W alaupun mereka kebanyakm1 yang berusia 40 tahun ke atas. Palrnian bagi mereka sesuatu yffi1g mengganggu dan merepotkan. Babi juga masih menjadi bagian dm·i mereka yffi1g sulit dihapuskan. Selain itu mereka juga hm·us bersaing dengffi1 berbagai kelompok misionaris yang sudah lama rnembina masyarakat pedalaman suku Dani . . 17 1111. Adapun sarana keaganrnan yang ada di suku Dani Kabupaten Jayawijaya antara lain; jumlah masjid sebanyak 7 masjid dan mushallah sebanyak 3 mushalla. Disampil1llg itu secara umum perkembangan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum, di suku Dani kabupaten Jayawijaya masih dalam tahap peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas pendiclikm1 yang ada, yang berstatus swasta dan lembaga pendidikm1 formal maupun nonfonnal, diantaranya; TPQ 2 buah, SD Yayasm1 Penclidikan Islam (YAPIS) 1 buah clan MI YAP!S 1 buah, SLTP YAPIS 16 17 H. Burhanudin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wawancara Pribad, Ibid Maja!ah Islam, Suara Hidayatullah, h. 60 1 buah, SLTA/SMK I buah, dan Akademi STIE YAPIS I buah se1ia Pesantren YAPIS 1 buah. 18 Pembinaan masyarnkat muslim di suku Dani nampaknya memang tidak sederhana. Seorang mubaligh yang ditempatkan di sini semestinya bukan saja pandai berceramah, tapi mereka yang bisa menyelami kejiwaan masyarakat dan sosiologinya dengan baik, tidak gampang menyerah dan lapang dada. Kini setelah 20 talrnn mereka masuk Islam, sudah sili berganti muballigh yang ditugaskan ke tempat ini. Selain dari departemen Agama, juga pernah ada dari Rab itha 'Alam Jslamiy. 19 Sekalipun demikian sebagian dari mereka kini masih ada yang memelihara babi dan tetap mengenakan koteka. Yang menari:<, mereka sudah senang bila anakanaknya yang sudah berpakaian seperti halnya masyarakat pada umumnya. 20 Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa kehidupan beragama dalam masyarakat muslim sulrn Dani perlu mendapatkan perhatian yang sangat penting, karena sebagian besar mereka belum memahami ajaran agama Islam. Dengan demikian dapat clisimpulkan bahwa masym·akat muslirn suku Dani terntama masyarakat adat suku Dm1i adalah masyarakat yang belmn agamis. Karena dalam ha!ha! tertentu sering tidak memperhatikan apa yang dibenarkan dalam ajarffil agama seperti mahar babi sebagai syarat kawin dan pelarangan kawin antar marga yang ticlak ada hubungtm nasab. Hal demikian dapatla11 di maklumi karena masyaralrnt muslim 18 H. Burhanuddin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wmvancara Pribadi, ibid 19 Majalah Islam. Suara Hidayatul!ah, Ibid, h. 65 Ibid 20 suku Dani umumnya belajar agama kadang hanya sekedar belajar bukan untuk diamalkan, jadi pernahaman terhadap ajaran agarna mereka sangat kurang. Kabupaten Jayawijaya pada umumnya mayoritas nonrnuslim tetapi mereka tidak pernal1 rnengganggu keberadaan penduduk muslim suku Dani, baik dalarn menjalankan aktivitas sehari-hari maupun dalam menjalankan pernbinaan keagamaan bagi komunitas muslirn suku Dani. -- •z.. ,....,,..,_,_ _ __ 'USTAKAAN UTAMA SYAHID JAl<ARTA ---_J BAB III PERI<A WINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan atau pernikahan dalam istilah muslim suku Dani disebut he yokal. Secara bahasa (etimology) he yoked, terdiri clari clua kata yaitu He clan yokal. He berarti wanita atau perempuan clan yokal berarti busana wanita yang telab menikah. Sedangkan he yokal menurut istilah (terminology) aclalah upacara memakaikan busana dari kemsililsili ke yoked, atau upacara merubah status secara resmi clari homalugilhilimikurugi (gaclis yang belum menikah) menjacli helhimi (wanita yang suclah bersuami). 1 Masyarakat muslim suku Dani istilah memakaikan he yoked ini aclanya melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 1. Seseorang yang masih gadis (hilimikurugi) akan mengenakan busana sili (busana gadis); 2. Ketika seseorang gadis menginjak usia remaja/usia nikah (ap wanusak hagaklaga uguneme) akan mengenakan busana apilik (busana gaclis yang suclah remaja); 1 Nico A. Lokobal dkk, Ni/ai-Ni/ai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Baliem Papua, (Jayapura, Papua: Biro Penelitian STFT Fajar Timur, 2003) h. 153 ')Q 3. Ketika seseorang gadis meginjak usia clewasa clan layak untuk nikah (ewe nyeki kuogolukmore) alcan mengenakan busana ewe yokal (busana gaclis yang suclah clewasa); Jika seseorang telah melewati ketiga tahapan di alas yaitu; sili, apilik dan ewe yokal, maka sesorang gaclis dinyatakan layak oleh keclua orang tuanya untuk clilakukan upacara perkawinan. Tahapan-tahapan tersebut juga digunakan oleh Muslim Suku Dani bagian Se Iatan yaitu Walaj, Megapura, Hepuba clan Hitigima. 2 Pacla setiap klen (marga) yang ada di suku Dani Lembah Baliem berbeda clalam tahap pemakaian busana he yokal ini. Misalnya; Iden Mukoko hanya melalui clua tahap yaitu sili clan apilik. Demikian pula halnya clengan orang suku Dani bagian Barat hanya satu tahap yakni sili. Perbedaan ini dibatasi oleh tom watikemo (nama sebuah gunung) clan ue pakogo (yang clibatasi oleh sungai) yang terclapat di suku Dani Lembah Baliem. 3 Dengan usainya upacara memakaikan busana oleh clua wanita isteri kerabat klen maka resmilah menjacli wanita clewasa. Dalam 11pacara memakaikan busana juga clisertakan clengan menggantungkan beberapa su (jala/noken) di kepala gaclis clan tubuh gaclis itu climinyaki clengan lemak babi. Melalui proses tersebut gaclis clinyatakan resmi 1nenjacli wanita clewasa. Gadis yang akan dikawinkan itu bemmm antara clua belas clan clelapan belas talnm. Unsur penting clalam upacara muslim suku 2 Bapak Amandus Asso, Tako Adat Assolipele Walesi dan Assolokobal Wesapot, Wawancara Pribadi, Wamena, 27 April 2008. 3 Jbid Dani adalah yokal isin, atau upacara memakaikan yokal (pakaian untuk wanita yang sudah menikah) pada mempelai wanita. 4 Adapun yang dimaksud dengan yokal adalah rok yang sangat pendek terbuat dari benang rotan yang dikenakan melintang di depan perut dengan ikatan di samping bagian pinggul. 5 Fungsi dari perkawinan bagi musfon suku Dani adalah memberikan ketentuan hak dan kewajiban, selain memenuhi kebutuhan akan teman hidup, ingin memiliki harta, pengakuan dan gengsi dalam masyarakat, keturunan dan pemeliharaan hubungan antar kaum kerabat serta menjaga relasi antar sesama klen. 6 Sedangkan tujuan utama perkawinan bagi muslim suku Dani adalah untuk mendapatkan keturunan dan melestarikan tradisi yang terkait erat dengan nilai relasi yaitu relasi yang dinamis dengan manusia, dengan alam sekitar dan dengan para leluhur mereka. Relasi yang harmonis memungkinkan manusia Dani Lernbah Baliern menyadari laridasan pijaknya, dimana ia kini berada dan kernana hendak mengacu. 7 B. Sejarah Singkat Hukum Perkawinan Adat Muslim Suku Dani Agania Islam telah rnembawah perubahan pada masyarakat muslim suku Dani. Namun, para warganya sangat awrun tentang pengetahuan keislru11a1111ya. Hingga kini ' Koenjaraningrat dkk, lrian Jaya Membangun Masyarakat Maiemuk h. 277 5 Astrid S. Susanto~Sunario, Men1bangun Mas)1arakat Pedesaan Suatu Te/aah Analitis Masyarakat Wamena, Ir/an Jaya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) h. 57 6 Nico A. Lokobal dkk, Jbicl. h. 154 7 Astrid S. Susanto-Sunario, Kebudayaan Jayawijaya Dalam Pembangunan Bangsa, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993) h. 44 adat kebiasaan mereka telap clijaga dan clilestariakn clengan baik. Aclat bagi mereka aclalah suatu ha! yang harus clihargai . clihormati clan clijunjung tinggi sebagai warisan para leluhur beberapa ribu tahun yang la\u. Menurul mereka jika hubungan mereka clengan aclat 'baik maka kebaikt111 akan scla\u haclir. akan tetapi apabi\a aclat ticlak dihormati dengan baik maka kcmungkinan besar musiba akan 111en1111pa mereka. Kepercayaan seperti ini suclah mentrndisi clalam kehiclupan mereka. 8 Panclangan orang Dani bahwa dunia mercka scbagai suatu alam semesta yang hiclup. Seluruh alam se111estt1 itu iharnt scorang ibu-asal. yang menainpakkan cliri palingjelas sebagai matahari. Dia dipcrlakukan dengan rasa hormat yang besar, langit clan bumi pacla mulanya berclampingan seperti dua buah tangan. Di dalam sebuah lubang di dalam bumi hiduplah manusia clan hewan-hewan bersama-sama. Manusia pcrtama, N<tkmaturi membuat Cluntur clan memisahkan langit clan bumi. Matahari mengantar para penghuni lubang itu 111elalui pcgunungan i\pulakma (atau Seinma). . muncu I" tempat mere Irn 1tu . Selain itu menurut panclangan 111ereka 111anusia pertama muncul terletak antara muara Baliem clan Eagec-Ima (nama sungai). Nama tempatnya adalah Wesapot. Wesapot, yang artinya: clibelakang kcramat/rahasia dari acla. yang tcrdiri dari dua kata 8 Adnan Ye!ipele. Mahasls\-Vil {JIN J11Knrta Angkatan 2004. Pendapal Pribodi. Ciputat, 18 Sepeten1ber 2008. 9 Jan Boelaars. ihid. IL 110 wesa; keramat/tabu/tidak boleh, dan Apot; dibelakang, tertutup. Jadi Wesapot artinya adalah dibelakang (rahasia) dari ada. 10 Semua ahli yang melakukan penelitian tentang agama suku-suku di Fasifik dan Papua (Jan Boelaars), menunjukkan bahwa keseluruhan suku bangsa Papua clalam mithologi keagamaannya menganggap rnereka berasal clari dalam Goa, clemikian juga konsepsi suku Dani Baliem Selatan bahwa manusia pertama muncul di daerah Maima. Sebagian menyebut manusia pertama kelu&r dari lubang di claerah Seinma, acla juga yang menyebut di Wesagaput clan orang Kurulu menyebut clari Goa di claerahnya. Masing-rnasing suku juga rnenganggap bahwa daeralmyalah yang rnerupakan tempat asal usu! rnanusia pertama rnuncul di suku Dani Lembah Baliern. Sebagaimana halnya dengan mithologi muslim suku Dani desa Walesi dan orang Dani Lembah Baliem Se Iatan juga meyakini bahwa asal mula kejadian manusia berasal dari Seimna/Senymo, bagi orang Kurima dan Siwaso, dari Huruhalua bagi orang Mukoko, Hubikosi clan Logomawel. Seclangkan bagi orang Maima, Hitigima, Hepuba, Megapura (Sinata), Walaik dari Maima/Wesapot. Perbedaan ini hanya dalam soal tempat. Karena masing-masing mengakui asal daerahnyalah asal mula mam1sia pertama muncul. Adapun perbedaan itu juga terletak pacla lokasi, moiety (belahan), Iden, konfederasi dan aliansi perang suku 10 11 11 Amandus Asso, Tokoh Adat, Wa11 ancara Pribadi, ibid, 2008 1 /bid 1") Menurut suatu ceritera, seonmg laki-laki teramat besar bernama Naruekul dibunuh lalu dipotong-potong, dan potongan-potongan itu clipanclang oleh berbagai orang sebagai milik pribadi mereka. Tetapi Nmuekul muncul dan menuntut supaya potongan-potongan itu diserahkan kepada klen-klen untuk clisimpan sebagai bendabenda sakral (kaneke). Kaneke yang artinya engkau punya buah hati, engkau punya buah tubuh, atau batu suci hm·ta warisan leluhur diambil clari tulang-tulang Narnekul. Pandangm1 tentang kesatuan bru1gsa mmmsia clan perbedaan manusia clan hewan oleh orang Dani merumuskannya lewat kata -kata. Ticlak jelas bahwa aclakah orang Dani itu sudah clibagi di clalam gunung atau barn di luar menjacli clua paruhan, yakni bermarga Wita dan bermarga Waya. Tetapi pembagian ini menjacli tanggung jawab pria pertama dan wanita pe1iama pacla zaman terdahulu. 12 Manusia pertama terdiri clari dua orill1g clari relasi belahanlmoiety wita clan moiety Waya yilllg kemudian menjacli suami istri. Mereka kini beranak cucu, yang kemudiill1 berkembill1g dill1 tersebar keseluruh pelosok Suku Dani Lembah Baliem. Pada mulanya, mereka hidup rukun, clamai dan bahagia. Semua ini berkat aclanya relasi yang hru·monis lli1tar incliviclu, antm· kelompok, antar Iden, serta relasi serasi dengan alam sekitarnya. 13 Relasi belahm11moiety wita clan waya merupakan relasi yang cukup luas. Klen suku clalam masym·akat Muslim Dani Lembah Baliem terbagi clalam keclua belahill1 12 Jan Boelaars, Ibid, h.121 13 Astrid S, Ibid, h. 75 tersebut. Wita dan woya c\alam istilah lainnya discbut ewe/ebe (besar) yang menunjukkan kepada dua bagian bcsar dari kelo111pok rnanusia garis keturunan (ayah) dan bersifat eksogarn dala111 111asyarnkat Muslim suku Dani. Moidy wira clan waya terc\iri clari kelornpok patrilincagc yang ke1nudian 111e111bentuk patrikan (inyukuloak). Dengan demikian seluruh Suku Dani Lembah Baliem terdapat Jnyukul- Oak ewe/Ebe (konfeclerasi) yakni Cll'<' 11•ila clan e11·e 11•uyu. 1·1 Misalnya belahan/moiely 11•i111 terdiri clari suku: Lagowan, Kosi, Wuka, ltlay, Marian. Mulait. Belahan /Vum 1ercliri dari suku: 1.ukobal. Matuan. Huby. Alua. Hisage, Hilapok, Doga clan lain scbagainya. Rel«.si anlara kedua bclahan lebih tampak dalarn perkawinan eksoga111i clan larangan pcrkawinan intern clari belahan sarna. Relasi belahan tarnpak juga dalam penyclenggaraan ritual clan pesta ewe ako (pesta babi) sebagai puncak perayaan clalam kehidupan orang Dani Lernbah Baliem. 15 Dernikian pula dala111 nrnsyarnkat rnuslirn suku Dani yang juga terbagi clalam belahan/moie/y wila clan wayu. rvtisalnya belahan wira tercliri clari suku; Asso, Elokpere, Lani, dan Kuan. Sedangkan relasi belalrnn \l'aya tercliri dari suku; Yelipele, Yaleget. Wetapo, Matuan dan lain-lain . .lika kedua belahan/moiely itu digabungkan rnaka akan rnenjadi Assolipele. Yelipelelokpere, Assoyaleget, Lanitapo, Lanirnatuan, dan Kuantapo. Keclua belahan hidup saling berdampingan, saling melengkapi, saling "Nico A. Lokobal dkk, /hid. h.30 15 Astrid S, Ibid, h. 45 membutuhkan sebagai satu belahan yang tidak terpisahkan. Kehadiran yang satu melengkapi yang lainnya. Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan hidup yang indah dipandang dengan demikian prinsip ewe (bagian tesar) adalah pasangan agon-age (suaminyaistrinya), agosa-opase (ibunya-ayahnya). Seorang dari paroh wita,misalnya; Asso, Elokpere, Kuan, Lani, dan Matuan serta lain-lainya merupakan pasangan tetap dari paroh waya, misalnya; Yelipele, Yaleget, Weta.po, Matuan dan lain-lainnya. Apabila terjadi hubungan gelap atau perzinahan yang melanggar aturan ini maka dianggap telah melakukan tindakan perzinahan yang disebut pawi atau eloali (hubungan seks dengan induknya atau pokoknya sendiri). Hubungan itu mendatangkan kemerosotan akhlak bagi kehidupan sosial masyarakat muslim suku Dani. 16 1. Pengelompokan Klen Kecil dan Klen Besar serta Paroh (belahan/bagian) Masyarakat. a. Klen Kecil Kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada keluarga luas adalah kelompok yang menganggap dirinya keturumm seorang nenek-moyang yang jaraknya kurang lebih 4-5 angkatan ke atas. Namun nenek moyang itu masih diingat, clan warga kelompok biasanya masih mengenal atau mengetahui semua keturunan nenek moyang itu, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Orang muslim suku Dani menyebut kelompok kekerabatan seperL itu ukul arti sebenarnya adalah "kepala", 16 Nico A. Lokobal dkk, Ibid, h. 30 oc "hulu", "asal"), dan istilal1 ilmiahnya adalah klen kecil 17• Sebagai contoh kongkret, perkampm1gan desa Walesi di daearh orang Asolipele, Yeliplelokpere, asoyaleget, Lanimatuan, dan Kuantapo mempunyai 300 orang penduduk, yang berasal dari 8 klen yang berbeda. Adapun jmnlall lden kecil orang muslim suku Dani yang diperhitungkan secara patrilinial berkisar antara beberapa puluh hingga beberapa ratus jiwa. Suatu kelompok seperti itu biasanya terebar di dalam beberapa perkampungan, tetapi tersebar pada suatu daerah tertentu. Sebaliknya suatu warga perkampungan biasanya juga dihuni oleh warga-waTga dari berbagai Iden kecil lain, yang masing-masing mempunyai namanya sendiri. IGen kecil itu bisa juga diisi oleh beberapa keluarga luas dari Iden yang sama atau atau dari klen yang berbeda. Indikatornya adalah, kepala klen kecil ini menguasai wilayah tana11 tertentu, dan biasanya tinggal dalam kesatuan pemukiman seperti kampung yang dalam bahasa setempat disebut yukmo. Biasanya dalam klen kecil ini ada honai adat (ruma11 adat) yang bisa bermii pula simbol dm·i satu keturunm1 kelum·ga atau kesatuan klen tersebut, nanmn tidak semua klen kecil atau keluarganya mempunyai honai adat, terutama zaman sekarang. Dalam klen kecil ini kadang-kadang ada wm·ga yang tidak ada lmbungan kekerabatan dengan warga-warga yang lain, clan merupakan warga clm·i suatu Iden yang sudah mulai kandas. Sisa-sisa 17 Koentjaraningrat, Ibid, h. 270 Iden semacama itu sering kali bergabung dengan klen lain yang besar dan yang diharapkan masih dapat hidup subur. 18 b. Klen Besar IGen besar yaitu suatu organisasi sosial tradisonal yang merupakan gabungan klen-klen kecil dalam aliansi territorial yang jelas. A tau kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada klen kecil yang disebut uku-oaklnyukul oak (Iden besar). Biasanya nenek-moyang mereka tidak dikenal lagi, karena jaraknya sudah terlampau jauh. Para warga kelompok kekerabatan klen besar hanya mengetahui bahwa mereka adalal1 warga ukul-oak tertentu, karena adat clan kewargaannya juga diperolehnya secara patrilinial. jumlah klen besar orang muslim Dani kadang-kadang beratus-ratus, bahkan beberapa ribu jiwa, yang tinggal tersebar di daerah yang lebih luas daripacla claerali klen kecil, sehingga para warganya sering kali suclah ticlak saling mengenal. Di antara nama-nama lden besar acla yang mirip clengan nama-nama klen kecil, sehingga clapat dikatakan bahwa Iden besar sebenarnya merupakm1 perluasan dari Iden kecil. Bedanya ialal1 bahwa warga Iden kecil (Ukul) masih saling kenal mengenal atau saling mengetahui, seclangkan warga ukul-oaklnyukuluak (klen besar) tidak lagi dikenal. Menurut laporm1 H.L Peters ( 1965), klen-klen orang Dani Lembah Baliem ticlak menampaldcan cirri-ciri toteisme, yaitu aclat untuk berjati cliri dengan Iambang 18 Susanto-Sunario, Ibid, h. I 0 I binatang 19 atau tumbuh-tumbuhan, dan karena itu pantang memakan daging binatang lambang jati dirinya, walaupun clalam laporan Wirz (1924) mengenai penducluk Dani Lembah Swart adat itu ada. 20 Sesuai dengan laporan Wirz clan pendapat tokoh adat H. Aipon Asso yang telah Penulis wawancarai mengatakan bahwa yang climaksud clengan lan1bang jati diri disini adalah babi. Maka dapat diketaliui bahwa sebenarnya babi bagi masyarakat sulcu Dani aclalah suatu lambang yang seharusnya clihormati, namun kenyataannya tidak karena babi masih clikonsumsi clan clijaclikan sebagai mahar clalam perkawinan. Menurnt penclapat Penulis jika babi clianggap sebagai lambang jati diri seharusnya clilarang (cliharamkan) karena berimplikasi pacla jati cliri orang Dani Lem bah Bali em sel uruhnya. Aclapun fongsi utama organisasi sosial itu aclalah sebagai kesatuan aclat, terntama upacara-upacara aclat, seperti pesta babi (sering disebut pesta besar) setiap 5 tahun. Isi acara besar ini antara lain upacara perkawinan, pcmbaptisan moiety waya, membayar hutang piutang secara simbolik, clan menyucikan bencla-bencla krmnat di kaneke. Setiap Iden besm· selalu memiliki honai adat. Kepala.klen besar dibantu oleh kepala klen adat clan kepala klen perang. Tugas kepala klen perang aclalah me11iadi penasehat clan pengatur strategi perang. Namun yang menentukan perm1g atau ticlak adalah tetap kepala klen besar. 19 Dia1nbil dari ekor babi yang biasanya dikenakan di leher untuk rnenghindarkan seseorang dari gangguan rohjahat atau ekor babi yang clipake untuk kesembuhan dari suatu penyakit. 2 °Koentjaraningrat, Ibid, h. 271 1Q Sedangkan kepala Iden adat bertugas menangani rnasalah-masalah adat serta kesuburan tanah. Umurnnya semua ritual upacara adal ditandai clengan pernotongan babi, baik itu pesta perkawinan, perdarnaian, kernatian atau rnengakhiri masa berkabung. Kepala Iden besar juga 111enentukan kapan pesta besar (ewe ako) akan dilaksanakan, clan dengan berpatokan pada persediaan babi yang akan clipotong, makanan (f-lopuru), perturnbuhan biologis anak, atau adanya pasangan yang siap dikawinkan. Babi bagi bagi 111asyarakal suku Duni adalah 111ernpakan simbol status ekonomi seseorang clan semakin banyak babi y<1ng dimiliki. maka semakin kaya orang tersebut: 21 C. Paroh (belahan/bagian) Masyarakat Kelornpok kekerabatan muslim suku Dani yang lebih besar lagi, yaitu kesatuan sosial yang tercliri clari gabungan berbagai Iden, yang clalarn bahasa Dani clisebut ebe/ewe. Koenjaraningrat ( 1994 ). rnenyebut bahwa diseluruh suku Dani ada dua ebelewe yaitu wita clan waya. Dala111 11·'ilo 23 buah kle11 clan wayu 26 Iden. Suku Dani clalam keanggotaan nyukuluak etl'e (Iden paling besar). jurnlahnya lebih banyak clari perhitungan ini. Selain penggabungan dari klen-klen besar ke dnla111 dua paroh. yaitu wita clan waya, ada penggabungan dari pasangan-pasangan dari dua Iden kecil di claerah- daerah yang terbatas. Dengan de1nikian di sualu daeruh tertentu Iden kecil Yelipele, misalnya; tergabung clengan Iden keeil Elokperc. sehingga rnembentuk pasangan 21 Susanto-Sunario, Ibid. Ii. 3~ Yelipelelokpere. Di daerah lain klen kecil Yelipele tergabung dengan Iden kecil Asso, sehingga terbentuk pasangan Assolipele. 22 Dengan demikian diseluruh suku Dani Lembah Baliem tersebar berpuluh-puluh kesatuan semacarn itu, seperti misalnya; Hubikosi, Siepkosi, Siepeloksak, Hubikiak, Mulajtipo, Asolokobal, Asotipo, Asolipele, Asoyaleget, Yelipelelokpere, Lanimatuan, Kuantapo, dan lain-lain. Pasangan seperti itu biasanya merupakan gabungan dari klen kecil-kecil yang berbeda ewe/ukul. 2. Larangan Kawin Semarga dan Akibat Hulmmnya Perkawinan yang layak dilakukan oleh muslim suku Dani adalah yang bersifat eksogami, artinya; seseorang dilarang kawin dengan calon pasangan yang berasal dari paroh/belahan atau kl en yang sama. 0 !eh sebab itu Yelipele dilarang kawin dengan orang Y elipele, karena mereka adalah warga klen yang sama. Disamping itu Yelipele juga dilarang kawin dengan orang Yaleget kare1a Yelipele dengan Y aleget keduanya tergabung dalam paroh waya. Demikian pula dari orang Asso tidak dapat berpasangan dengan sesama Asso dan juga tidak boleh be1vasangan dengan orang Elokpere lrnrena Asso clan Elokpe!e keduanya tergabung dalam paroh wita. Hukum adat dalam tradisi perkawinan muslim suku Dani diatur dengan aturan yang sangat ketat. Sehingga aturan-aturan adat itu harus ditaati oleh masyarakat, karena nilai-nilai Jeluhur telah membentuk dalam kehidupan mereka. Apabi!a aturan adat itu dilqnggar, misalnya; seseorang me!akukan perkawinan dalam Iden yang sama antara Y elipele sesama Y elipele atau Elokpere sesama Elokpere. Maka dalam 22 Koenjaraningrat, Ibid, h. 272 perkawinan itu sangat bertentangan dengan atunm adat dan bagi yang melanggamya akan disebut ap pawi dan he pawi (laki-laki zina dan perempuan zina) atau lebih dikenal dengan pawi. Pawi adalah pelanggaran seks dengan sesama suku dalam belahan/moiety sanm atau menyimpang dari tata cara mengatur kaneke. Perbuatan mengancam kesuburan hidup manusia, harus ditebus atau dibebaskan dengan upacara mawusan yakni membersihkan diri dari pencemaran pawi. Bila perbuatan seseorang mengancam kehidupan bersama, maka pembersihannya clilakukan secara bersama-sama (dosa sosial). Dalam istilah suku Dani clisebut ima pegarek/ ima wusna (pengakuan masal atas pelanggaran seksual). Upacara ima pegarek/ima wusna itu dilakukan untuk memulihkan dan mengembalikan nilai-nilai hiclup baik bagi orang Muslim suku Dani yang meliputi; kesehatan manusia, dinamika relasi, kesuburan tumbuh-tumbuhan, panen yang melimpah, kesehatan, dan perkembangan ternak yang subur. Selain itu untuk memulihkan tubuh manusia yang kurus, sakit, lemah, keluarga berantakan, kekalahan clalam perang, kegagalan panen, keticlaksuburan menanclakan hubungan relasi manusia dengan haclirin yang ditimpa musibah, sehingga keseimbangan harus dipulihkan melalui leluhur. Pentingnya nilai kesuburan dapat diamati melalui ritusritus karena diungkapkannya secara jelas .neialui simbol-simbol konvesional tertentu. 23 23 Astrid, Ibid, h. 53 A1 Penerapan istilah pmvi dan anggapan orang tentang perbuatan pawi bervariasi dalam masyarakat muslim suku Dani, antara lain sebagai berikut: 1. Pawi adalah perbuatan yang dinilai sebagai pelanggaran seksuaJ yang terjadi dalan1 belahan yang sama (inscest). Perbuatan ini dapat dipercayai dapat mendatangkan pel bagai maJapetaka, seperti kekalahan dalam perang, ketidaksuburan pada generasi berikut, tanaman, ternak, dan menimbulkan kekalahan dalam perang. 2. Pawi dalam konteks perang khususnya muslim suku Dani dan orang Dani pada umumnya di Lembah Balim Selatan dapat dikenakan juga kepada orang yang tidak berani berperang (pengecut) atau o-ang yang mendatangkan kekalahan dalam perang. 3. Pawi dalam konteks sakral terbagi atas tugi pawl dan ouma pawi. Tugi pawi terjadi bilamana te1jadi perkawinan yang menyimpang dari seseorang ducla clan janda dari tata cara pengaturan kaneke/tugi. Sedangkan ouma pawl terjacli bilamana hubungan clilakukan clengan orang clari klen yang sama atan berbeda klen tetapi dalam belahanlmoiety yang sanm. 24 Maka jelaslaJ1 bahwa dalam masyarakat muslim suku Dani itu terbagi atas clua golongan besar menurut perkawinan moiety yang masing-masing clisebut wita clan waya. Pembagian inilah merupakan dasar clalam pembentukan keluarga, marga ataupun klen, kampung, dan suku-suku masyarakat muslim Dani. Dalam ha! mengambil istri, pihak wita haruslah mengawini wanita dari pihak waya (eksogami). Untuk selanjutnya anak-anak yang lahir dari keturunan ini termasuk garis keturunan 24 Astrid S, Ibid, h. 68 bapak, "patrilinial". Perkawinan dalam satu golongan (endogami) misalnya waya dengan waya adalah terlarang.25 Memandang tradisi dalam perkawinan adat muslim suku Dani, ditemukan keadaan di satu pihak menuju kearah unilateral patrilinial dan di lain pihak ke arah unilateral- matrilinial. Misalnya; kehadiran seorang paman (ami) yang adalah hampir selalu adik dari ibu yang mendidik anak laki-laki dalam honai dan mempunyai tanggung jawab mewakili kepenlingan-kepentingan keluarga di luar silimo (halaman rumah) menunjuk kearah buclaya unilateral-matrilinial. Sebalikriya mengenai warisan haiia kekayaan keluarga clan penurunai1 ke-waya-an hanya climungkinkan melalui anak laki-laki clari seorang ayah waya yai1g menunjuk ke ara11 sistem unilateral patrilinial. Sebab seorang ibu waya ticlak clapat menurunkan ke-waya-annya kepacla anak laki-laldnya, sebagimai1a seorai1g ayah waya clapat melakukannya terhaclap anak-anaknya, tem1asuk aiiak perempuannya. 26 Sehubungai1 clenga!l hal tersebut maka konsekwensi dari perbuatan zina di clalam lingkungai1 sencliri (eksogam) aclala11 berat clan mengakibatkan pertumpahan elm-ah bagi para pelakunya. Bahkan pelakunya bisa dihukum mati sebagaimana hukum ya!lg ber!aku pada zaman clu!u. Begitu beratnya hukum aclat tersebut sehingga jenazah para pelakunya ticlak diperkenankan dibakar atau clikubur sebagaimana lazimnya tetapi clibuang ke dalam sungai atau clibiarkan begitu saja dalam hutan. 25 A. Ampioper, Mengenal Beberapa Aspek Budaya Suku Dani, (Jayapura: Penerbit Biro KESRA PEMDA TKT I IRJAN JA YA, 1980), h. 15 26 Astrid S, Ibid, h. 15 Alasan lain ketentnan itu ialah bahwa perkawinan kedalam atau perkawinan antara saudara sepupu (eras cousin) dan antara sanak saudara (para/el cousin), selain tabu anak-anak yang dilahirkan biasanya tidak kuat, lemah dan tidak hidup lama. Selain itu perkawinan ke dalam ini dapat juga membawah bencana terhadap selurnh klen. 27 Oleh sebab itu menjaga dan memelihara relasi diantara klen, paroh wita dan waya adalah suatu keharusan atau bahkan diwajibkan. Perkawinan yang wajar adalah antara paroh wita dan waya. Dalam kehidupan suatu silimo, seorang muslim Dani yang sejati menghargai dan menjaga kestabilan, keseimbangan serta keham1onisan hidup dengan memelihara relasi wita clan waya dalam perkawinan clan pergaulan seks. Dengan demikian penghayatan hiclup akhlak seorang muslim suku Dani dipandang baik dan terjaga dari tradisi atau kebiasaan yang berlaku di claerahnya. 28 3. Penentuan Jodoh Pergaulan antara remaja suku Dani pacla zaman clulu tidak bebas, tapi juga tidak terikat seeara ketat. Banyak faktor penghambat untuk pergaulan bebas antara remaja, diantaranya perang suku antar konfederasi sehingga kaum remaja tidak diperkenankan untuk bergaul bebas di luar konfederasi cleugan alasan pe1musuhan perang. Perkawinan pun jarang te1jadi antara pasangan di luar konfederasi musuh. Namun, pacla masa kini sejak pebrangan perang suku oleh pemerintah tahun 1990-an awal para generasi remaja suku Dani clapat dengan bebas bergaul. 27 28 A. Ampioper, Ibid, h. 17 Nico A. Lokobal, Ibid, h. 59 Zaman <lulu kaum remaJa suku Dani tidak mengenal pacaran. Anak-anak perempuan harus lebih banyak membantu ibu-ibu mereka di kebun dan pekerjaan lainnya sepe1ti agosalak nyane ikenem holek (dapat menuruti perkataan ibu) ai yasusak elok (bisa menanam ubi), warn tasusak elok (bisa piara babi), agosalak yimi yamak elok .(dapat membantu ibu-ibu), hopuru tasusak nen isasusak elok (bisa menggali ubi dan bisa memasak) hele owa luwulawasek (gadis yang ramah) dan lainlainnya adalah suatu penilaian dan tipe ideal pemilihan jodoh atau pasangan bagi pihak orang tua laki-laki dalam melamar gadis calon menantu. Demikian sebaliknya seorang remaja adalah calon kepala suku sebagai sosck ideal seorang gadis jika seorang pemuda terlihat melakukan ke1ja laki-laki diantaranya rajin membantu orang tua di ladang dan pekerjaan lai1111ya sepe1ti opaselak nyane ikenem asuk holek (menuruti perkataan ayah), yatvu /eget elok (dapat memebuka lahan baru untuk berkebun) hali wususak elok (bisa mencari kayu bakar), apuni yimi yamak (dapat membanlu orang lain) ivenekak egarek elok (mampu berkomunikasi dengan baik), awut hewelek (lihai dalam bertindak), owa isoseklisago (pria yang ramah) dan keberanian dalam berperang se1ta lain-lainnya. Dengan !criteria pemuda seperti itu akan menjadi suatu penilaian dan tipe ideal penilihan jodoh atau pasangan bagi pihak orang tua gadis dalam melamar laki-laki sebagai calon menantu. 29 Masyarakat muslim Dani memiliki pandangan tersendiri tentang kapan seorang gadis dan remaja dinyatakan telah siap kawin. Tanda tersebut mengacu pada 29 Amandus Assa, Ibid perkembangan fisik clan kesiapan clalam beke1ja, antara lain seorang gaclis siap kawin apabilah telah kelnar susu (payuclara telah membesar) clan telah menclapat menstruasi (bahasa Dani; mep). Seclangkan tancla untuk laki-laki yaitu telah keluar kurnis clan jenggot se1ia merniliki babi banyak. Perkembagan zaman sekarang ini pergaulan rernaja yang rnenginjak usia clewasa bersifat bebas clan ticlak banyak clibatasi oleh aturan adat. Seorang remaja memilih calon istrinya sendiri, walaupun menurut 2.dat muslim Dani ia harus menaati dua syarat, yaitu bahwa gadis itu berasal dari klen maupun paroh lain. Orang klen Yelipele rnisalnya, tidak boleh kawin dengan gadis klen Yelipele pula, tetapi juga tidak dengan gadis dari klen-klen seperti Wetapo, Yaleget, Matuan, dan 22 klen lain, karena sernua Iden itu termasuk paroh waya. Sebaliknya, disarnping klen-klen itu rnasih ada J 9 klen lain yang rnenjadi anggota paroh wita dan dari klen-klen itulah ia dapat mernilih j odohya. Pada rnasa lalu dalarn rnasyarakat muslim Dani terdapat dua medium sebagai sarana pergaulan remaja dalan1 rangka menentukan jodoh dan pasangan yang akan siap dikawinkan. Diantara medium yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Heselum/Heselum Wuni (syair-syair cinta) Heselum adalah syair mengisahkan tentang cinta dan kemesraan/erotis. Medium ini sebagai jalan perkenalan antara remaja yang pemah ada zaman dulu. Untuk zaman sekarang heselum wuni tidak dilakukan, namun sering juga terjadi hampir mirip walaupun tidak persis sama sebagaimana clulu. Heselum wuni clulu, sebagaimana diceritakan orang tua-tua bahwa para pasangan remaja berhadap-hadapan antara kelornpok wanita yang berdiri di satu sisi sungai dengan sekelornpok laki-laki yang berdiri diseberangnya, lalu rnereka rneny<myikan syair-syair cinta secara bersahutsahutan. Maksud dari nyanyian syair-syair adalah untuk rnenarik hati pasangan, bila ada respon biasanya juga dibalas dengan nyanyian yang sama rnewujudkan cintanya diterirna oleh pasangan yang ditaksir. Adakalanya dalam kesempatan be1iernu dirnana rnereka bisa kawin lari. Kendati dernikian te1jacli pacla usia rernaja yang suclah cukup rnatang. Tujuan clari sernua tinclakan tersebut adalah untuk menernukanjocloh. 30 2. Tern/Tern Wuni (syair cinta yang cliselingi dengan tarian) Nyanyian ini tujuannya sama dengan heselum. Syair-syairnya juga rnengisahkan tentang cinta. Tem wuni ini biasanya dilakukan cliclalam mrnah (lesema) ternpat tinggal keluarga yang baru clibangun selama beberapa hari. Sebelurn rurnah ditinggali clan cliisi oleh keluarga, pada zaman clulu rumah (Iese) yang barn dibangun tersebut dipestakan oleh kaurn remaja terlebih dulu dengan kegiatan tem (tarian). Tem sebagaimana heselum (syair), sebagai ajang pergaulan rernaja yang dimabuk cinta. Dalarn hal ini kelornpok pria ducluk menjacli satu kelompok berjejer panjang clan cluduk saling behaclapan serta saling berpasangan clengan gadis-gadis disebelalmya sambil melempar senyum clan tawa. Kemudian mereka bemyanyi clan tangan digerakkan untuk saling tukar menukar barang. Yang wanita akan memberi gelang/taring babi, kulit siput, clan sebagainya, sedangkan pria akan memberikan Palisulsu hotik (kantong) clan Yosi (benang tradisional). Tujuannya ialah rnenernukan 30 Astrid.S, Ibid. h. 125 jodoh ataupun sekedar hiburan. Apabila pasangan menyetujui, dan menerima cinta pasangan dalarn tern, maka pasangan ini biasanya menjadi pilihan utama dalarn memilih jodoh dan berakhir dengan pesta perkawinan oleh orang tua mereka. Medium sebagai arena pergaulan rernaja muslim suku Dani khususnya dan orang Dani pada umurnnya, ada satu ha! penting yang perlu diperhatikan yaitu bahwa dalarn arena pergaulan remaja baik d.alam tern wuni maupun heselum wuni pasangan harus dari klen lain. Dalarn memilih pasangan atau patner fem atau heselum wuni-nya, misalnya; Yelipele harus berpasangan dengan Asso, tapi juga boleh dengan beberapa Iden lain dari wita yang semuanya boleh dinikabi dalam tradisi adat rnuslim suku Dani. Demikian pula Yelipele tidak dapat berpasangan dengan sesama Yelipele atau dari klen lain yang masih dalam parohan waya, kecuali dengan wita. Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat pasangan-pasangan yang akan menjadi jodoh atau pilihan menurut moiety/belahan dengan gabungan klen dalam hubungannya dengan perkawinan: Tabel I Muslim Suku Daui Dalam Mcncntukan Jodoh No 0 Pasangan/Jodoh Yang Akan I\lenjadi Pasangan/Jodoh Moiety Waya Moiety /Vita I. Yelipele 2. Yaieget As so 3. Wetapo Kuan 4. Matuan Lani . Elokpere Adnan Yclipele: Masjid al-Jami" ah UIN Jakarta, 12/9/2008 .10 4. Pclamaran Masyarakat muslim suku Dani pelamaran secara resmi pada nmumnya dilakukan oleh saudara-saudara perempuan si remaja. Tapi dapat juga dilakukan oleh orang lain dari kerabat calon suami. Apabila lamaran disetujui dari pihak orang tua dan si gadis menerima lamaran keluarga calon suan1i, biasanya sebagai tanda setuju pihak orang tua gadis memberikan sepotong daging babi untuk diumumkan atau diiformasikan dimuka umum atas nama orang tua calon pria. Yang dalam bahasa Dani disebut wam Zani hunik (berjalan untuk dihubungkan). Hal ini te1jadi bila seorang gadis dipestakan terlebih dahulu oleh pihak orang tuanya. Adakalanya saudara si remaja melamar si gadis yang belum dipestakan oleh orang tua si gadis dibawah langsung ke rumah mempelai laki-lilki. Kemudian orang tua mempelai pria mengadakan pesta memotong satu ekor babi kecil untuk dimakan oleh si gadis. Pemotongan babi kecil itu dinamakan wam nyeluke hunogo (pemotongan babi atas kehadiran si gadis). Setelah itu para orang tua pria mengundang saudara-saudaranya untuk menentukan waktu pesta perkawinan yang akan dilaksanakan. Jika tiba waktu yang telah disepakati maka pesta perkawinan dilaksanakan di rumah mempelai laki-laki. 31 31 Nameke Yelipele, Kepala Penasellat Muslim Dalam Hukum Adat, Wawancara Pribadi, Walesi, 26 Juni 2008 C. Ile Oko (mahar) Dalam Perkawinan Adat Muslim Suku Dani Dalam perkawinan muslim suku Dani mahar (he oko) kadangkala ditentukan pada saat pelamaran si gadis. Jumlah babi yang hams dibayar oleh pihak keluarga laki-laki biasanya terdiri dari beberapa ekor babi dan sejumlah perhiasan manikmanik dan kerang. Mahar diserahkrn1 tanpa brn1yak upacara kepada saudara Jaki-Jaki gadis kira-kira sebulan sebelum perkawinan dilangsungkan. Perkawinan juga berlangsung tanpa mahar, tetapi clalam hal ini pihak keluarga laki-laki hams menyediakan seorang kerabat wanita untuk clijadikan isteri wrn·ga kerabat paroh si gadis. Adat pertukaran gadis ini clisebut ail ipo logo. 32 Dalrnn ikatan perkawinan, Jaki-laki berkewajiban membayar mahar kepada keluarga perempuan berupa babi. Pada zrnnan <lulu, jumlah mahar tidak terbatas dan tergantung kemampuan pihak mempelai pria clan dapat dibayarkan secara bertahap. Untuk laki-laki yang belum memiliki cukup banyak babi clapat membayrn·nya setelah mereka menjadi suami isteri, namun pembayaran tersebut hams dilengkapi kemudian hrni. Mahar tersebut cliterima oleh om-om/amilak (paman/adik kakak pengantin perempuan). Amilak memiliki kedudukan yang sangat penting dalrnn kehidupan suami isteri ini beserta keturunannya. Selain pembayaran di atas, pihak suami juga berkewajiban memberikan bantuan . berupa babi dan sumbangan/jasa lain kepada keluarga isteri bila terjadi musibah ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Menurut ungkapan mereka, pembayaran ini bukan merupakan beban yang clipaksakan tetapi merupakan kewajiban dan 32 Koenjaraningrat, Ibid, h. 277 tangggungjawab suami terhadap pihak isteri dan keluarganya. Menurut anggapan masyarakat orang akan merasakan ketimpangan dalam hidup bila tidak pernah memberikan bantuan berupa babi kepada famili isterinya. Apabila suatu ketika terjadi peristiwa musibah manakalal1 isteri lari kepada lakiIaki lain, maka mahar dan sumbangan-sumbangan yang pernah diterima harus dikembalikan lagi. Karena perkawinan itu mengikat tidak hanya pasangan suami isteri tapi juga seluruh kerabat keluarg2, Iden sebgai relasi. Adakalanya anak yang dilahirkan meninggal, maka suami berkewajiban memberikan sejumlah babi kepada amilak (paman/kerabat isteri). Bahkan seseorang dari pihak om atau paman yang eki werek/nyeki werek meke (ada tangan dalam membantu terlaksananya perkawinan), dan keluarga isteri (erugi) biasanya akan menuntut secara hukum perdata. Adapun he oko (mahar) dalam perkawinan adat muslim suku Dani ada beberapa macam yaitu: I. Mahar yang dibamakan wam oken yaitu I ekor babi sedang yang dipotong klmsus untuk mempelai wanita. 2. Mahar yang dinamakan wam ewe yaitu 2 ekor babi yang terdiri dari satu ekor babi besar clan satu ekor babi sedang yang dipotong untuk dibagikan kepada paman clan untuk dimakm1 bersama dengm1 saudara-sm1dara ym1g hadir pada acara pesta perkawinan. 3. Mahar yang dinamakan dengan ap ecesa yaitu I ekor babi kecil yang dipotong untuk disimpan di dalam su (noken/jala), yang kemudian digantungkan di kepala mempelai wanita untuk kemudian dimakan. 4. Mahar yang disebut dengan warn silipalek yaitu 1 atau 2 ekor babi untuk diserahkan kepada orang tua si gadis. Warn si/ipalek diberikan oleh orang tua lakilaki bisa dalarn bentuk babi hidup dan boleh juga babi yang sudah dibnnuh (babi mati) yang diserahkan kepada saudara mempelai wm1ita (erugike), ditarnbah dengan 5 su ewesulpenansu (noken/jala). 5. Mahar yang dinamakan warn ayato/warn apepalek yaitu I ekor babi besar atau sedang yang dipotong untuk dimakan oleh saudara si gadis dm1 anak-anak dari keluarga si gadis (nyerugi nyeagi). Warn ayato/apepa/ek dimakan oleh nyerugi nyeagi tanpa mengganti kerugian jika suatu pada suatu saat ada tuntutan dari pihak orang tua laki-laki. 33 Demikianlah ketetapan mahar dalam perkawinan muslim suku Dani, yang telah mereka warisi secara turun-temurun dari nenek-moyang mereka terdahulu. Jika dihitur.g jumlah ma11m· yang hams dibayflr dalam setiap pesta perkawinan oleh pihak mempelai laki-laki adalah berjumlah 7 (tujuh) ekor babi. Selain itu masih banyak lagi babi yang disumbangkm1 oleh keluarga yang tidak terhitung jumlalmya, tapi yang pokok dan lebih diutamakan ma11ar telah disebutkan di atas yaitu berjun1la tujuh ekor babi. Ketetapan mahar ini ticlak selalu tetap dan bisa berubah clisesuaikan dengan kemampuan seseorang. Seseorang yang belum mampu membayar mahar diberikan dispensasi hutang untuk clibayar belakangm1. Jika ticlak demikian cl<Ul hmus melunasi mahar yang ditetapkan secm·a sepont<lll pacla saat perkawinan maka besar 33 Nameke Yelipele, Wmvancara Pribadi, Ibid, Walesi, 2008 kemungkinan akan terjadi masalah. Akibatnya kedua pasangan bisa kawin lari atau salah satu diantara mereka yaitu gadis bisa bunuh diri karena cinta dengan menceburkan dirinya ke dalam sungai ;1zimi ap hesik ilagecarekma). Hal-hal inilah yang melatarbelakangi orang tua si gadis untnk memberikan keringanan kepada orang tua Iaki-laki sebagai calon suaminya. Ketika penulis melakukan penelitian clan wawancara dengan beberapa orang clari masyarakat muslim suku Dani, ternyata banyak sekali permasalahan yang muncul berkaitan dengan mahar ini. Salal1 seorang yang penulis wawancarai aclalah Kepala suku Dani, beliau sangat antusias sekali dengan keha<liran penulis waktu itu. Berbagai persoalan pun dibeberkan dimuka penulis, cliantaranya yaitu; rnasalah pawi, mahar, seorang laki-laki yang rnenitip salam kepada wanita yang punya suami (wene warogo hikenem ), seorang laki-laki yang menitip salam kepada gaclis (wene hilimikurugi nyowa hikenem), perzinahan, dan perkosaan. Masalah-masalah tersebut telah ditetapkan denda atau maharnya masing-masing kepala desa muslim suku Dani yang dapat clikemukalrnn sebagai berikut: 34 I. Untuk mahar pawi ecoko (hubungan intim dalam klen yang san1a) adalah I sampai dengan 3 ekor babi besar clan sedang; 2. Mas kawin dalam perkawinan pada nmumnya adalah 5. sampai dengan 30 ekor babi; 3. Salam kepada wanita yang punya suami dencla berupa I ekor babi seclang; 4. Untuk salam kepada gaclis sama dengan poin ketiga; 34 U. Ruben Yelipele, Kepala Desa Wales, Wmvancara Pribadi, Walesi, 20 Juni 2008 5. Perzinahan denda berupa I ekor babi besar; 6. Perkosaan denda berupa 2 ekor babi sedang; 35 Penentuan mahar tersebut telah disepalcati melalui musyawara11 adat dengan kepala desa bersama dengan masyarakat setempat, sehingga ketetapan itu tidak bisa berubah kecuali dalam hal-hal tertentu. D. Perkawinan Muslim Suku Dani Upacara perkawinan (he yokal) adat dilakukan di desa tempat terdapat batu kaneke (batu hitam), yaitu pusat kerarnat Iden, dan tempat sebagian besar calon pengantin berasal. Gadis yang akan dil<awinkan pada hari itu dikumpulkan di desa tersebut dan dijaga dengan ketat untuk rnenghindari te1jaclinya penculikan. Upacara perkawinan juga dilalcukan bersamaan dengan upacara inisiasi yang berdimensi sakral yang erat terkait clengan honai kanekela (ruma11 adat). Oleh sebab itu upacara memakaikan he yokal harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi kaneke. 36 Pesta perkawinan yang menjacli titik perhatian clan yang clipestakan aclalah seorang gadis. Dalan1 perkawinan muslim suku Dani mengenal empat jenis perkawinan yaitu: I. Pad a kesempatan wam mawe (pesta claur hidup) selama Jima-enam tahun sekali; 35 36 Ibid Jan Boelaars, Manusia Jrian Dahulu, Sekarang, Masa Depan, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986) h. 112-113 2. Pesta perkawinan clari pihak calon suarnilpemucla clan sepenuhnya pesta perkawinan cliselenggarakan di rumah ternpat tinggal laki-laki calon suarni si pengantin gaclis; 3. Pesta perkawinan oleh orang tua si gaclis. Biasanya clalarn upacara ini beberapa gaclis lainnya dari satu Iden atau lain Iden yang seusianya clipestakan bersama bi la usia gaclis clirasa cukup oleh pihak keluarga gad is: 6. Pesta keclua clari pihak calon suami bila si gaclis telah dipestakan lebih clahulu oleh pihak keluarga atau orang luanya. setelah pengantin dibawah pulang ke rumah laki-laki calon suarni; Laki-laki calon suami pengantin gadis tirlak tepat bila dinamakan sebagai pengantin. sebab asumsi pengantin mcnurul penulis aclalah kedua pasangan calon suarni isteri biasanya harus clirias clan dipestakan serta clihadirkan bersama clalam pesta perkawinan. Dalam pesta perkawinan aclat muslim suku Dani lebih baik hanya wanita atau si gaclis yang lebih tepal disebut sebagai pengantin. Karena pria ticlak dipestakan atau dihias dalam pcrkawinan adat muslim suku Dani. Hanya wanita satusatunya sebagai oricntasi dari pesta perkawinan. Upacara perkawinan climaksuclkan lebih pacla seo1;ang gadis. sebagaimana juga pria suclah dipestakan pada pesta inisiasi (up hagurinyupurek) pacla usia scpuluh sampai dengan lima belas tahun. 37 Seorang gaclis yang akan menikah di boyong ke dapur (lese/o//esemo) untuk memakaikan yokol yang dihadiri ulch wnnita. Di dapur sebelumnya telah disecliakan jala-jala (su) dan 111anik-111anik yang dihadiahkan oleh keluarga ibu para gaclis. Salah 7 ~ ls111ail Asso, l11a1Yancara Pribadi, !hid, 2008. seorang isteri dari Ap tugi metek meke (eksekutif/pemangku pelaksana upacara adat), biasanya memegang bagian kepala dan memakaikan yokal dari arah kepala se1ia menggantungkan beberapa su (noken/jala) dengan mengucapkan beberapa kata sebagai nasehat kemudian yokal ditutup dan dirapikan oleh salah seorang isteri dari Ap tugi hurek meke (legislatif/pemangki: pengontrol adat), biasanya akan merapikau, merapatkan dan menutup aurat dengan yokal arah dari bawah. 38 Wejangan-wejangan penting pun di!impahkan kepada gadis agar mendapat berkat kemakmuran dari ibu-ibu berpengalaman, sepe1ii: Semoga engkau menjadi sumber kehidupan dan kesuburan. Semoga dari tanganmu meneteskan lemak kesuburan. Semoga engkau menjadi ibu keluarga, marga/klen, dan masyarakat. 39 Beberapa unsur penting dihadirkan dalam pesta perkawinan sebagai alat pembayaran tetapi bukan mahar, yaitu; Ye Eken (batu hitam), Yerak Eken (kerang laut), penansu (jala) dan Su-Ewe su (noken, kantong dari anymnan serat kayu). Unsur-unsur tersebut dihadiahkan oleh saudara-saudara pengantin wanita, tapi jika pelaksanaan pesta perkawinan dilaksm1akan di rumah calon suami maka benda-benda tersebut dihadiahkan oleh kedua kerabat pasangan calon suami-isteri. 40 Adapun fungsi daripada unsur-unsur benda berharga ini sebagai alat penukar daging babi yang dibagikan kepada kerabat sebngai hadiah yang sebelumnya menghadiahkan benda-benda tersebut. Karena dalam pesta perkawinan yang 38 Ibid 39 Nico A. Lokobal dkk, Ibid, h. 154. 40 Jan Boelaars, Ibid, h. 112-113 dipestakan terfokus hanya pada wanita, adakalanya seorang pemuda tidak tahu kalau dirinya dikawinkan. Setiap pesta perkawinan adat muslim suku Dani sebagimana pesta lainnya harns selalu dengan pesta potong babi. Perkawinan hanya orientasi pada perhatian sepenuhnya kepada gadis. Maka ada beberapa ekor babi harus dipotong yang dipruntukkan khusus untuk dimakan si gadis yang dinamakan wam oken. Terjemahan teknis warn oken adalah wam (babi), dan oken (bw1ga). Kemudian ada istilah wam silipalek; wam (babi), sili pa/ek (pelepasan busana kegadisan), lalu ada juga wam yokal palin; wam (babi), yokal (busana wanita telah menika), palin (pembagian babi kepada kerabat sebagai balas jasa/alat tukar),yang telah menghadiahkan unsur-unsm perkawinan tersebut diatas.41 Dalam pesta perkawinan ketiga unsur korban babi adalah yang pokok, tapi juga pihak amilak ( om/paman), harus membagikan babi dalan1 keadaan hidup, bila diadakan pesta oleh dan dipihak orang tua gadis kepada para paman gadis dan jika yang berpesta perkawinm1 calon suami maka babi lain sebagai smnbangan oleh kerabat kelum·ga diberikan kepada para paman calon sumni. Biasanya pesta perkawinan b'erlangsung lima sampai enam hari. Para kerabat utamanya para wanita berpesta, menyanyi, malrnn minum sepuasnya dalam acara perkawinan ber!m1gsung dan membagikan daging babi kepada kerabat sesuai adat kebiasaan yang berlaku. 42 41 Amandus Asso, Wawancara Pribadi, 2008 42 Ismail Asso, Wmvancara Pribadi, 2008 Selanjutnya dalam perkawinan Lda acara penjemputan pengantin wanita ke rumah pihak calon suami. Upacara pe1~emputan ini dilakukan bila pesta perkawinan sepenuhnya dilakukan di rumah orang tua gadis. Penjemputan biasanya dilakukan oleh pihak keluarga calon suami pengantin wanita. Kemudian dilangsungkan lagi pesta kedua oleh pihak keluarga cakm suami selama beberapa hari. Dalam pesta itu babi yang dipotong khusus si gadis disebut wam sili palek. 43 Dengan tari-tarian yang meriah kelompok ibu-ibu mengantarkan mempelai wanita ke tempat tinggal suaminya. Daging terlebih dahulu dipersembahkan kepada leluhur, dibawah ke tempat tinggal itu dan kemudian si suami al<an membagibagikannya dan rnakan bersama isterinya. Sebelum orang meninggalkan tempat tinggal itu para tokoh adat meminta perhatian dan dia menggali sebual1 lubang dekat pagar dan menaruh sehelai daun didalamnya. Lalu semua wanita menjatullkan tunastunas ubi kedalam lubang itu, yang kemudian ditutup kembali. 44 Dari semua tindakan yang dilakukan dalam perkawinan (he yokal) menunjukkan kejelasan dan ketegasan kepada pengantin wanita daripada pria. Dalam ha! ini wanita mendapat pelayanan istimewa dengan berbagai macam hadiah dan diarak keluar dari rumal1 orang tuanya menuju rumah mempelai pria dengan taritarian yang meriah. Sementara itu pengantin pria tidak diperlakukan istimewal1, ia tinggal menanti di rumahnya bersama kerabatnya untuk menerima pengantin. Ba!J.kan 43 44 Ibid Arti dari perbuatan itu terkandung dala1n ibarat ini; seperti halnya tunas-tunas dan daun dipersatukan dan tetap bersatu demikian pula \Vanita dipersatukan dengan pria supaya selanjutnya menghasilkan ubi-ubi untuk dia. 'iR pria sering malu dru1 tidak berada di tempat, ia menghindar bersama teman-temrumya pergi keluar rnmah. Upacru·a terakhir dari pesta perkawinan disebut he ecep.He ecep terjemahrui teknik he (perempuan), dan ecep (lutut) atau disebut ta'aruf Maksud upacara ini adalah merapatkan atau mengakrabkan kedua pasangrui cal.on suami isteri yruig resmi dikawinkrui drui dilaksanakan pacla malam hari. Upacara he ecep (ta'aruf) dimaksudkrui untuk memperkenalkru1 p~ngantin wanita dengan calon suami. Hal itu sruigat penting karena adakalanya atau pada umumya calon pasruigan suami isteri sebelumnya tidak saling mengenal diantara satu sama lain, atau kalu kenal tapi belum akrab. Pada malrun upacara tersebut teman calon suami hadir dan juga teman pengruitin wanita semuanya pada hadir, untuk menciptakan suasana keakraban calon pengruitin suami-isteri bru·u. Upacara dimulai pada malrun hari hingga menjelang pagi, mereka bernyru1yi (etai) bersama, bahkan saling mengejek clan menghibur yang dinrunakan wenepugut dan silon. Etai adalal1 seni vocal/suara yang dibawakru1 dengan tari-tarian, atau dengan kata lain merupakrui perpaduru1 antara nyanyian dan tarian yang utuh dan menyatu tetap. Adapun yru1g disebut dengan wenepugut adalah syair yang berisikan sindiran atau sinisme. Setelah upacru·a perkawinan, clibentuk clua kelompok orruig yruig duduk drui bernyruiyi sambil bersahut-sahutan seperti berpruitun; syairnya berisikan sindiran, sehingga sering pula dapat menimbulkan perkelahian. Namun, semuanya dianggap kewajaran. Sedruigkrui silon sama clalam maksud clan tujuannya dengan wenepugut. Bedanya hanya dalam soal waktu dan ternpat. Wenepugut dinyanyikan setelah upacara perkawinan pada malam hari, sedangkan silon dinyanyikan pada waktu kapan saja dan rnana saja. 45 Dalam perkawinan muslirn suku Dani menaruh perhatian lebih dititik beratkan kepada wanita. Wanita dihormati sebagai sumber kesuburan, ia rnenyimpan rnisteri yang talc terselami oleh kaum pria. Seorang gadis melepaskan busana gadisnya (sili) dan diganti dengan busana ibu (yokal) rnerupalcan lambang pengalcuan keibuan seseorang perempuan sebagai sumber kesuburan keluarga dan rnasyarakat. Kesuburan keluarga dinilai ha! yang sangat penting karena justrn rnernperlancar kehidupan bersama, memperluas jaringan relasi secam mulus dan teratur serta menyebabkan harga diri ses~orang mendapat pengakuan dari masyaralcat. 46 Kebiasaan itulah yang berlaku dalam perkawinan adat dikalangan muslim suku Dani sampai saat ini dan dari perkawinan yang telah terjacli keclua pasangan yang telah rnenikah belum memiliki bukti yang kongkrit, seperti; sumt nikah dan lainlainnya. Karena mereka hanya menikah secam adat bukan secam agama Islam clihaclapan penghulu atau Kantor Urusan Agama (KUA). Adapun usaha yang clilakukan oleh oraganisasi Islam yang acla di Wamena Kabupaten Jayawijaya seperti MUI, PHBI clan lain-lainnya aclalah dengan cam menyelenggamkan nikah masal pacla hari-hari besar Islam (Maulicl Nabi clan Ism mi'raj). Pertama kali nikah masal cliselenggamkan di Masjicl Al-aqsha Desa Walesi 45 46 Astrid S. Ibid, h. 123-126 Astrid S. Ibid, h. 54. hi\ dengan 6 pasang calon suami isteri pada tahtm 1996. Dalam hal ini panitia PHBI mengundang penghulu dari kota untuk melangsungkan pernikahan secara masal. Dengan demikian muslim suku Dani akan menikah dua kali yaitu pertama, pemikahan secarn adat dan kedua, pernikal1an secara Islam. Sesuai dengan data KUA yang mana penulis peroleh jumlal1 kepala keluarga (KK) muslim suku Dani dan muslim pendatang seluruhnya be1jumlah 2.019 dan jumlah penduduknya 7.215 jiwa. Muslim suku Dani yang menikah secara masal dari tahun 1996-2008, terjadi peristiwa nikah be1jumlah 71 pasangan dari 272 kepala keluarga (KK) muslim pribumi. Dan sisanya be1jumlal1 201 kepala keluarga (KK) yang masih belum menikah secara syari'at Islam. Dari perhitungan tersebut masih banyak muslim suku Dani yang belum menikah secara Islam. Jumlah perhitimgan di atas tidak te1masuk muslim pendatang yang jumlah kepala keluarganya (KK) be1jumlal1 I. 74 7. Tabel II Rekapitulasi Jumlah Pcnduduk Muslim Kabupaten Jayawijaya No Kecamatan l Wa1nena 2 Asolokobal Jumlah Penduduk Jurnlah KK Jumlah Jiwa a. Megapura 3 4 5 b. Walesi Atas c. Walesi Bawah d. Jagara e. Hitigima f. Air Garam Ti om Asologaima (Kimbim) Hubykosi (Okilik) Jumlah 1.747 6.095 15 64 24 28 31 19 19 141 294 70 121 75 29 41 157 21 2.019 90 7.215 72 Sumber: KUA Kecamatan Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua, 30 Juni 2008 "1 Dari rekapitulasi jumlah pcnduduk 111usli111 Jayawijaya tersebut di atas dapat diketahui bahwa banyak muslirn suku Dani yang belum menikah secara hukum Islam. Hal itu terjadi kai·ena kurnngnyn sosialisasi dnri pihak KUA setempat untuk mengajak masyarakatnya agar menikah SL'cara Sya1·i'at ls\~1111. Disamping itu kurangnya ketegasan dalam memberikan pcmahaman agama kepada rnasyarakat aclat muslim suku DanL hingga kini Hukum Islam be\um rnemperoleh kuasa alau masih da\am proses transisi. Berkaitan dengan ha\ ini kepala KUA mengatakan bahwa Sesuatu yang sudah mentradisi dalam jiwa belurn dapal melepaskannya begitu saja tanpa usaha untuk merubah kebiasaan itu menjadi ha\ barn yang clirasa bermanfaat clan bermaslahat. Aclat tetap acla karena masyarakat tumbuh karena aclat, untuk itu bagaimana meluruskan yang bertentangan itu menjacli ticlak bertentangan clengan syari'at. 47 17 • rrt111·uncoru "' Prt·11u(1·1 tenga11, I 1\1nran AlqasdijnL S.Ag. "f...'l!/)li/o KL/A Kee. l+ a111ena" (Wan1ena, 30 Juni 2008) 1 BAB IV PER.KA WINAN ADAT MUSLIM SUI(U DANI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pcrkawinana Adat Muslim Suku Dani Di dalam membahas tinjauan 1-lukum Islam tentang perkawinan adat Muslim Suku Dani lebih jauh, terlebih dahulu penulis akan menguraikan beberapa prinsipprinsip 1-lukum Islam sebagai landasan yang akan menjadi titik tolak atau pedoman pemikiran kefilsafatan dan pembinaan 1-!ukum Islam. Prinsip-prinsip yang dimaksud sebagai berikut: I. Mengesakan Tuhan (lauhid). scrnua manusia dikumpulkan di bawah panjipanji atau ketetapan yang sama yaitu; Lai/aha ii/al/ah (QS. Ali-Imran: 64); 2. Manusia . berhubungan langsung Jengan Allah. tanpa atau meniadakan perantara antara manusia dcngan Tuhan (QS. al-Ghafir: 60, QS. al-Baqarah: 186); 3. Keadilan bagi manusia, baik terhadap dirinya sendiri, rnaupun terhadap orang lain (QS. an-Nisa: 135, QS. al-Maidah: 8, QS. al-An'am: 152, QS. al-1-lujurat: 9); 4. Persamaan (al-Musawah) diantara umat rnanusia, persamaan diantara umat Islam. Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan orang Ajm, antara manusia 63 berkulit putih dan hitam, yang membedakan hanyalah takwanya, (QS. alI-Iujurat: 13, QS. al-Isra': 70, dan beberapa hadis); 5. Kemerdekaan atau kebebasan (al-Hurriyah), meliputi kebebasan agama, kebebasan berbuat dan bertindak, kebebasan pribadi dalam batas-batas yang dibenarkan oleh lmkum (QS. al-Baqarah: 256, QS. al-Kaafirun: 5, QS. alKahfi: 29); 6. Amar ma'ruf nahi mungkar, yaitu memerintahkan berbuat yang baik, benar, sesuai dengan kemaslahatan manusia, diridhai oleh Allah dan memerintabkan untuk menjahui perbuatan buruk, tidak benar, merugikan umat manusia, bertentangan dengan perintahh Allah, (QS. Ali-Imran: 11 O); 7. Tolong menolong (ta'awun), yaitu tolong menolong, saling membantu antar sesama manusia sesuai dengan prinsip tanhid, dalam kebaikan dan takwah kepada Allah SWT, bukan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (QS. al-Maidah: 2, QS. al-Mnjadalah: 9); 8. Toleransi (tasamu), yaitn sikap saling menghormati, nntuk menciptakan kerukunan dan kedamaian antar sesama iLanusia (QS. Ali-lmran: 8, 9); 9. Mnsyawarah dalam memecahkan segala masalah kehiclnpan (QS. Al-Imran: 159, QS. as-Syura': 38); 10. Jalan tengah (ausath, wasathan), clalam segala ha! (QS. al-Baqarah: 143); 11. Menghadapkan pembebanan (Khitab, taklij), kepada aka! (QS. al-Hasyr: 2, QS. al-Baqarah: 75, QS. al-An'am: 32, 118). 1 Di dalam suatu masyarakat memiliki unsur-unsur budaya lokalnya yang dapat atau dijadikan sumber lmkum ialah yang sekurang-kurangya tidak bertentangan dengan prirnip-prinsip Islam dan dengan kaedah atau ketentuan dasar dalam ilmu Ushul al-Fiqh. Unsur-unsur yang bertentan;;an dengan prinsip Islam dengan sendirinya harus dihilangkan dan diganti. Dan inilah makna kehadiran Islan1 di suatu tempat atau negeri. Karena disetiap masyarakat muslim mempunyai masa jahiliyahnya sendiri sebanding dengan apa yang ada pada bangsa Arab. Masa jahiliyah suatu bangsa ialah masa sebelum datangnya Islam disitu. Masa itu diliputi oleh praktek-praktek yang berlawanan dengan ajaran Tuhan (tauhid). 2 Suatu masyarakat dengan pemahaman agama yang minim masih tetap mempertahankan kebiasaan lama yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Sebagaimana masyarakat muslim suku Dani Papua yang telah lama rnempercayai adanya tata sosial tanpa hukum, takhayul, mitologi, feodalisme dan anggapan masyarakat suku Dani bahwa manusia pertama keluar dari dalam Goa. Kepercayaan semacam itu sangatlah bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, maka semuanya harus ditiadakan dan diganti dengan ajaran Islam. 1 H. Supannan Usman, Hukun1 lslarn .Asas-Asas dan Pengantar Stud/ Huku1n ls/tun Dalan1 Tata Hukum Indonesia", (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 65-69 2 Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradabar,, Ibid, h. 550 Di dalam sejarah Islam, ketika Nabi SAW datang, pada bangsa Arab telah kokoh adat istiadat mereka yang sebagian dari padanya baik untulc dikekalkan dan tidak membahayakan pada pembentukan bangsa. Sebahagian dari padanya ada yang membahayakan dimana syar'i (pencipta syari'at) berkemauan untuk menjauhkan mereka dari padanya. Kebijaksanaan syar'i dalan1 menghadapi ha! ini dengan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dalam menjelaskan hukum-Nya dan untulc mnyempurnakan agama-Nya. Misalnya, pada suatu ketika Rasulullah ditanya tentang khamar danjudi, beliau menjawab;" pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."(QS. alBaqarah/2: 219), sedangkan keduanya termasuk adat-istiadat yang kokoh dikalangan Arab wal(tu itu. 3 Pertama kali prosesi Islamisasi di kepulauan Indonesia oleh para saudagar melalui perdagangan dan perkawinan. Setelah agama Islam berakar dalam masyarakat, peranan saudagar cligantikan oleh para ulama sebagai guru clan pengawal I-Iukum Islam. Hukum Islam sebagai hukum yang berdiri sendiri telah ada dalam masyarakat, tumbuh dan berkembang clisamping tradisi atau adat penduduk yang mendian1i kepulauan nusantara ini. Pada saat itu I-Iukum Islam berlaku dikalangan 3 Muhammad Zuhri, Tarikh Tasyrik Sejarah Pembentukan Hukum Islam, (Semarang: Daarul Ihys-Indonesia, 1980), h. 38. cc PERPUSTA!<.AAN U1"AMA UIN SYAHID JAKARTA lJ masyarakat dan diterima serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebelum Indonesia dijajah oleh masa pemerintahan kolon,al Belanda. 4 Disamping itu hukum adat tidak ketinggalan eksistensinya, sehingga hukum adat sebelum pe1tjajahan telah berkembang dan berlaku dalam masyarakat dan juga perkembangan hukum agama bagi masing-masing pemeluknya. Maka pada waktu itu muncul beberapa teori, yang dikenal dengan teori Receptio In Complexi, teori Receptio (resepsi), teori Receptio Exit dan teori Receptio A Contrario, serta teori Eksistensi. Dua teori pertama muncul sebelum Indonesia merdeka clan tiga teori terakhir muncul setelah Indonesia merdeka. 5 Dengan munculnya teori-teori tersebut sehingga pada masa abad ke-19 berekembang pendapat, bahwa di Indonesia bcrlaku Hukum Islam, yaitu antara lain dikemukakan oleh Salomon Keyzer. Kemudian diperkuat oleh Leddewijk Willem Christian Van Den Berg yang berpendapat, bahwa lmkum yang mengikuti agama yang dianut seseorang. Jika orang itu memeluk agama Islam, hukum Islamlah yang berlaku baginya. Pendapatnya dikenal dengan Receptio Jn Comp/exu yaitu orang Islam Indonesia telah melakukan resepsi Hukum Islam dalam keseluruhannya clan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Selanjutnya Christian Snouck HourgronJe 6 menentang teori Receptio Jn Complexu, clan berpendapat bahwa yang berlaku bagi orang Islam bukanlah Hukum 4 Gemala Dewi dan Barlinti Yeni Salma, Hukum Perikatan Isla11I di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), cet. Ke- I, h. 11-12 ' Suparman Usman, Ibid, h. 111 6 Adalah seorang dokter sastra semit dan ahli dalam bidang Hukum Islam. Islam tetapi hukum adat. Dalam hukum adat telah masuk pengarnh hukum Islam tetapi pengarnh itu barn mempunyai kekuatan hukum bila telah benar-benar dite1ima (diresepsi) oleh hukum adat (berdasarkan penelitiannya di Aceh dan Gayo). Pendapat ini dikenal dengan Theorie Receptio yang diikuti oleh Cornelis Van Vollenhoven dan Bertrand Ter Haar. Cornelis Van Vollenhoven (1974-1933) adalah seorang ahli Hukum Adat di Indonesia, yang diberi gelar sebagai pendasar dan pencipta, pembuat sistem ilmu Hukum Adat. 7 Teori Receptio ini mendapat kritikan dari pemikiran Hukum Islam di Indonesia, antara lain oleh Hazairin dan Sajuti Thalib yang berpendapat, bahwa Hukum Adat barn berlaku bila tidak bertentangan dengan Hukum Islam yang dikenal dengan teori Receptio A Contrario. Menurut Hazairin, teori Receptio bertujuan politik yaitu; untuk menghapuskan Hukum Islam di Indonesia dan mematahk:an perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan pemerintah !colonial yang dijiwai oleh Hukum Islam. Maka lebih lanjut Hazairin menganggap teori Receptie adalah teori iblis (setan) dan telah modar, artinya telah hapus atau harus dinyatakan hapus (keluar) dengan berlakunya UU 1945, yang terkenal dengan teori Receptio Exit. Pada perkembangan selanjutnya muncul pula teori Eksistensi yaitu teori yang menerangkan adanya Hukum Islam dalam hukum Nasional Indonesia. Menurut teori ini bentuk eksistensi Hukum Islam dalam hukum Nasional itti ialah: 7 Sajuti Thalib , Receptio A Contrario Hubungan Hukum Adat dan Hukum Islam, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1985), h. 58-63 I. Ada, dalam arti Hukum Islam berada dalam hukum Nasional sebagian yang integral darinya; 2. Ada, dalam arti adanya kemandiriannya yang diakui berkekuatan hukum Nasional dan sebagai hukum Nasional; 3. Ada dalan1 hukum Nasional, dalam arti norma Hukum Islam yang berfungsi sebagai penyaring bahan-bahan hukum Nasional Indonesia; 4. Ada dalam hukum Nasional, dalam arti sebagai bahan utama dan unsur utama hukum Nasional Indonesia yang tidak dapat dibanta11 adanya; Jadi, kedatangan Islam selalu mengakibatkan adanya perombakan masyarakat atau pengalihan bentuk (transformasi) sosial menuju ke arah yang baik. Tap1, pada saat yang sama, kedatangan Islam tidak mesti distruptif atau bersifat memotong suatu masyarakat dari masa lampaunya semata, melainkan juga dapat ikut melestarikan apa saja yang baik dan benar dari masa lampau itu clan bisa dipertahankan dalam ujim1 ajaran universal Islam. 8 Hal demikian dialami masym·akat muslim suku Dani dengan kepercayaan mereka kepada benda-benda keramat yaitu kaneke. Dalmn tradisi perkawinan juga terdapat unsl!r-unsur yang bertentangan dengm Hukum Islmn, misalnya ketika mengantarkm mempelai wanita ke rumah calon suami yang terlebih dalrnlu hams mempersembahkan daging babi kepada leluhur mereka. Adat seperti ini tela11 lama ada dalmn masyarakat adat dan telah dilaksanakan dalmn setiap upacara perkawinan. 8 Nurchalis Madjid,,Jslam Doktrin dan Peradaban, Ibid, h. 551 Selain itu, muslim suku Dani beranggapan bahwa dunia mereka sebagai suatu alam semesta yang hidup ibarat lbu-asal. Ada anggapan bahwa mereka berasal dari Goa dan setiap daerah meyakini tempat keluarnya masing-masing. Dari sinilah muncul berbagai makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan sekaligus, seperti manusia, hewan temak (babi), sayuran (hopurulsemeka) dan pohon pisang dan sebagainya. Dari dalam Goa itu pula muncul dua belahan, yakni marga!klen wita dan waya yang menjadi tanggung jawab pria pertama dan wanita pertama pada zaman nenek moyang mereka dahulu. Tinjauan hukum Islam terhadap mitologi dalam masyarakat adat muslim suku Dani ditinjau dari perspektif Ilmu Ushul Fiqh maka budaya lokal dalam bentuk adat kebiasaan itu. qisebut 'Ulf(secara etimologis berasal dari akar kata yang sama dengan al-ma'ruf ), karena 'Urf suatu masyarakat, sesuai dengan uraian di atas, mengandung unsur yang salah dan yang benar sekaligus, rnaka dengan sendirinya muslim suku Dani klmsusnya dan muslim pada umumnya diharuskan untuk melihatnya dengan kritis, dan tidak dibenarkan sikap yang hanya rnembenarkan semata, sesuai dengan berbagai prbsip Islam sendiri yang runat menentang tradisionalitas. 9 Sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur'an surat al-Zukhruf/43: 23 Artinya: 9 Nurchalish Majid, Ibid, h. 552 7(1 "Demikianlah, kami (Allah) tidak pernah mengutus sebelum engkau (lv!uhammad) seorang pun pemberi peringatan (Rasul) dalam suatu negeri. Melainkan kaum yang hidup berlebihan (kaya raya) di negeri itu tentu akan berkata, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan leluhur kami be1jalan di alas tradisi, dan kmni tentulah mengikuti jejak mereka. "(QS. al-Zukhruj!43: 23). Berdasarkan Firman Allah SWT, di atas maka jelaslah bahwa Islam menentang tradisionalisme, yaitu sikap yang secara a priori memandang bahwa tradisi leluhur selalu baik dan harus dipertahankan serta diikuti. Prinsip ini diletaldcan dalam suatu kerangka ajaran dasai- mengahruskan kita selalu bersikap laitis dan teliti dengan tidak bersikap taklid terhadap sesuatu tanpa pengetahuan yang memadai. Hal ini dijelaskan di dalam al-Qur'an surat al-lsra' (Bani Jsrail/17 ayat 36: , 'J?) ( 36 :17/• \..>"';/I). Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya alas hal itu." (QS al-lsra/17: 36). Ada kemungkinan dikalangan rnasyarakat adat sendiri hukum adat tidak banyak dikenal, yang biasa disebut anggota masyarakat ialah adat saja, dalam arti tradisi untuk dibedakan dengan istilah lmkum dalarn arti peraturan agama atau sebagaimana dikemukakan Abdul Karim Amrullah ialah ketetapan dari masyarakat yang diberi sanksi oleh masyarakat, sedangkan hukum ialah ketetapan Allah yang memptmyai ,., 1 sanksi dari pada Allah. Dan hukum penmdang-undangan adalah ketetapan dari penguasa (pemerintah) yang mempunyai sanksi dari penguasa. 10 Di dalam masyarakat adat tata tertib perkawinan antara adat yang satu berbeda dari masyarakat adat yang lain, antara r.dat masyarakat muslim snku Dani berbeda dengan masyaTakat adat di daerah lain, antara snku bangsa yang satu bebeda dari suku bangsa yanga lain, antara yang beragama Islam berbeda dari yang beragama Kristen, Hindu, dll. Begitu pula antara masyarakat desa dari masyarakat kota. Dikarenakan perbedaan tata tertib adat maka seringkali dalam menyelesaikan persoalan perkawinan antara adat menjadi berlarnt-larnt, bahkan kadang-kadang tidak tercapai kesepakatan antaia kedua pihak dan menimbulkan ketegangan. Dengan demikian yang dimaksud dengan adat perkawinan adalah hnkum masyarakat (hukum rakyat) yang ticlak tertulis clalam bentuk perunclang-unclangan negara yang mengatur tata tertib perkawinan. Berbecla clengan hukmn Islam yang telah mengatur tata tertib perkawinan clengan baik menurut petunjuk al-Qur'an clan as-Sunnah. Jika terjadi pelanggaran terhaclap hukum perundang-unclangan maka yang mengaclili adalah pengadilan agama atau pengaclilan negeri, seclangkan jika terjadi pelanggaran terhaclap hukum adat, maim yang mengaclili dalmn arti menyelesaikan aclalah peraclilan adat (peraclilan masyarakat keluarga atau kerabat yang bersngkutan. Di pandang clari rasa keaclilan clan kerukunan belum tentu penyelesaian yang dilakukan peradilan resmi clengan keputusan berclasarkan kepastian lmkum memberi '°Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Adat, (Bandung: PT. Citra Aditiyah Bakti, 1990), cet. Ke-4, h. 14 ""]') kepuasan bagi masyarakat, sebaliknya apa vang clisepakati oleh para pihak sebagai basil penyelesaian perundingan pcrda111aian dibawah bimbingan pemuka masyarakm (aclat) lebih dirasakan sebagai keaclilan yang 111embawah kerukunan, karena sesuai dengan kesadaran hukum masyarukat bersangkutan. 11 Di c!alam masyarakat ad at mus Ii111 suku Dani pclanggaran terhac!ap hukum adat seperti pawi!eloali (perzinahan) dalam belahan/moiely yang sama malrn pernbersihnnya c!ilakukan c!engan upacara inw pegurek.litna wusna (pengakuan masal atas pelanggaran seks). Sedangkan yang cli111aksuc! perzinahan menurut ajaran Islam. ialah bercampurnya pria clan wanita yang bersetubuh ticlak dalam ikatan perkawinan yang sah, baik ha! itu clilakukan antma 1ma dan wanita yang sucbh atau sec!ang dalam ikatan perkawinan. maupun antnra pria\lan wanila yang tidak atau belurn acla ikatan perkawinan, ataupun cliantara yang sudah kawin dan yang belu111 kawin. Maka barang siapa yang rnclakukan perbualan zina seclangkan yang 111elakukan itu belu111 pei-nah kawin. 111aka 111enurul hukurn Islam dapat clijatuhi hukuman clera seratus kali dan dibuang keluar ncgeri satu tahun larnanya. Apabila yang melakukan zina itu ialah orang yang pernah kawin (bersetubuh) clapat dijatuhi hukurnan rajam, yaitu clilontar dengan batu sampai rnati. Di kalangan 111asyarakat adat dimasa sekarang yang masih berlaku aclalah hukuman buang atau pengusiran dari kampung. Berbecla dengan hukuman zina yang clalam rnasyarakal rnuslim suku Dani c!ilakukan clengan penghapusan dosa secara bcrsanrn-sarna (dosa sosial), untuk menghindari ancaman kehidupan clan menjaga keseimbangan masyarakat adat bersangkutan. 11 Hiln1an Hadikusun1a, Huku111 /ler/(u11·inun Ada!. /hid. h. 15 Berkaitan dengan hukum zina Allah SWT berlirman dalam al-Qur'an surat an-Nur/24 ayat 2: Artinya: ''perempuan yang berzina dan laki-/aki yang berzina deralah tiap-tiap seorang dari keduanyc1 seratuskali dera ... "(QS.on-Nur/2-1:2). Pada ayat dan sabda Na bi SAW. di alas tel ah clijelaskan bahwa hukuman zina adalah berat maka tidak boleh cliclekati karena akibat dari perbuatan zina itu dapat merusak stabilitas sosial masyarakat, kescimbangan alarn sekitar clan kekerabatan. Untuk itu perbuatan tersebut pcrlu dijauhi agar tercipta kemaslahatan dalam kehiclupan bermasyarakat. Sebagairnana Allah berfirman dalam al-Qur'an surat alIsra'/l 7 ayat 32: Artinya: "Janganlah kamu mendekati ::inu /wrena ses1111gguh11yo zinu itu suatu perhuutan keji, dan sualuja!an yang huruk, "(()So/-/.1·1·0'.i/ 7: 32). Berlakunya hukum aclat pcrkawi•1an tergantung pacla susunan masyarakat aclatnya. Oleh karenanya tanpa mengetahui bagaimana susunan aclat rnasyaralrnt bersangkutan, maka ticlak mudah dapat diketahui hukum perkawinannya. Menurnt teori telah cliketahui ada susunan masyarakat aclat yang geneologis patrilinial, geneologis matrilinial, geneologis parental. d:rn geneologis teritorial. Namun clemikian tidaklah berarti bahwa pada setiap 111asyarakat adat yang mengrnrnt garis keturnnan kebapakan misalnya akan berlaku hukum adat yang sama, ada kemungkinan bersamaan. Masyarakat hukum adat geneologis, adalah suatu masyarakat hukum yang keanggotaannya tergantung dari pada soal apakah ia tem1asuk dalam prinsip garis keturnnan yang sama. Untuk menentukan apakah termasuk dalam prinsip garis keturnnan yang sama, dalam ha! ini ada tiga macam dasar pertalian keturnnan, yaitu: I. Pe1ialian daral1 menurnt garis bapak (patrilinial); 2. Pertalian darah menurut garis ibu (matrilinial); 3. Pertalian darah menurut garis ibu dan bapak (pilateral atau parental); Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa terdapat masyarakat hukum adat yang dikembangkan atas dasar pertalian darah menurut garis bapak (patrilinial), pe1ialian darah menurut garis ibu (matrilinial), clan masyarakat hukum adat yang clikembangkan atas pertalian clarah menurut garis ibu clan bapak. 12 Masyarakat hukum teritorial aclalah suatu masyarakat hukum yang keanggotaan warganya tt;rgantung pacla soal apakah ia be1iempat tinggal di clalam lingkungan wilayah dari masyarakat hukum aclat yang bersangkutan. Sebagaimana masyarakat aclat muslim suku Dani yang biasanya tinggal dalam kesatuan pemukiman sepe1ii kampung yang clalam bahasa setempat clisebut yukmo. Sehingga faktor tempat tinggal di dalam wilayah masyarakat yang bersangkutan merupalcan dasar untuk menentukan kewargaan clari masyarakat hukum aclat tersebut. 12 149 Soerjono Soekanto, Hukum Ada/ Indonesiar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. Kewargaan dalam masyarakat muslim suku Dani, pada dasarnya didirikan atas dasar faktor geneologis, sehingga masalah prinsip garis keturunan yang sama merupakan dasar untuk menentukan kewargaan dari masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Faktor prinsip keturunan yang sama disini, harus ditambahkan dengan faktor pertalian darah mennrut garis tertentu. Pada masyarakat adat muslim suku Dani, faktor pertalian darah menurut garis bapak (patrilinial), merupakan ukuran untuk menentukan keturunan yang sama. Oleh sebab itu, apabilah terjadi perkawinan maka umumnya pihak perempuan (istri) akan beralih keanggotaan masyarakat hukum adatnya kepada keanggotaan masyarakat hukum adat suaminya. Sedangkan dalam Islam, menurut pendapat Hazairin pakar hukum adat di Indonesia, mengatakan bahwa sistem kemasyarakatan Arab adalah sistem patrilinial (garis kebapakan), sedang yang dituju 01eh al-Qur'an adalah garis bilateral (garis ihu dan bapak) yang sui geberis al-Qur'an, bukan kemasyarakatan bilateral yang ada saat ini. Oleh karena itu, perlu mencarinya kembali, apa sesunguhnya yang dituju oleh alQm,an tentang konsep-konsep kemasyarakatan. Menurnt Iqbal cukup kembali kepada maqashid al-syari'ah apabila hukum Islam ingin bergeralc maju clan pentingnya kembali kepada nilai-nilai universal ajaran Islam. 13 Dalam ha] ini penulis berpendapat bahwa kedua sarjana itu adalah benar, yaitu nilai-nilai universal dan konsep-konsep yang dituju al-Qur'an tentang aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya, perlu terns dilakukan penelitian-penelitian clan ketekunan luar biasa disamping keluasan dan kedalaman ilnrn, sambil terns 13 A. Djazuli, Kaidah-kaidah Ushul Fiqh, (Jakarta: Pernada Media Group, 2006) h. 89 menelusuri karya-karya ulama besar masa lalu agar tidak te1vutus rantai keilmuan Islam. Dengan kata lain, hukum Islan1 akan terus berkembang dengan cara yang arif yaitu al-tadrij atau evolusi. Di kalangan masyarakat sering terjadi benturan antara tata nilai Islam dan tata nilai masyarakat dalam pelaksanaannya. Misalnya; misalnya masyarakat muslim suku Dani menganut tata nilai kekerabatan atau kekeluargaan, Islam pun menganut tata nilai persaudaraan dan kekeluargaan. Dalam masyarakat semacam ini, aspek-aspek kelahiran, pernikahan, dan kematian sudah menjadi adat kebiasaan merayakannya atau memperingatinya. Kaitannya dengan persaudaraan dalam Islam Allah SWT, berfirman: (I 0 :49/ul~I). Artinya: "sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, o/eh karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat "(QS.al-Hujurat/49:10). Masyarakat adat yang masih kuat prinsip kekerabataannya berdasarkan ikatsn keturunan (geneologis), maka perkawinan merupakan suatu nilai hidup untuk dapat meneruskan keturunan, mempertahankan silsila clan kedudukan sosial yang bersangkutan. Disamping itu adakalanya suatu perkawinan merupakan sarana .tmtuk memperbaiki hubungan kekerabatan yang tel ah menj auh atau retak, ia merupakan sarana pendekatan dan perdamaian kerabat dan begitu pula perkawinan itu bersangkut paut dengan warisan kedudukan dan harta kekayaan. 14 Menurut hukum adat muslim suku Dani suatu ikatan perkawinan bukan saja berarti bahwa suami dan isteri harus saling bantu membantu dan melengkapi rumah tangganya, tetapi juga berarti ikut sertanya orang tua, keluarga, atau kerabat kedua pihak untuk menunjang kebahagiaan dan kekekalan hidup rumah tangga mereka. Demkian puia dalam Islam bahwa perkawinan bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawadda dan ralunah. Masing-masing lingkungan masyarakat adat suku Dani terdapat perbedaan prinsip dan azas-azas perkawinan yang berlaku. Pada masyarakat adat yang susunan kekerabatannya kebapalc-an (patrilinial) berbeda dari masym·akat adat yang susunan kekerabatannya ke-ibu-m1 (matrilineal), begitu pula terhadap masymakat yang bersendi ke-ibu-bapak-an (parental) atau yang bersendi ke-bapak·an beralih-alih (altemerend). Ballkan di kalangan masyaralcat ad at selingkungan adatnya bersamam1, terdapat variasi-variasi ym1g berlainan. Berkaitan dengan penentuan jodoh bagi pasangan yang hendalc kawin, maka dalam tradisi adat muslim suku Dani bagi seorm1g laki-laki harus mencari jodohnya yang berbeda marga. Bila te1jadi sebalilmya maka kedua· pasm1gan tidak akan diiiz11kan untuk kawin. Adapun dalam pemelihm1 jodoh ini Islam telah memberikm1 tuntunan anatara lain: 1. Kafaah (sekufu) 14 Lihat Hadikusuma, Hukum Perkmvinan Adat, Ibid, h. 23 70 Kafaah artinya, sepandan dan sebanding. Dalam memilih jodoh, mencari yang sekufoh yaitu sepandan dan sebanding akhlak dan budi pekertinya, pendidikan dan pengetahuan serta keturunan dan umur. Pandangan yang sarna akan ditentukan oleh persamaan keyakinan, persamaan agama dan kebudayaan serta persamaan latar belakang kehidupan kedua belah pihak. 2. Seagama I. Di dalam perkawinan secara Isianl, unsur agama ,memegang peranan penting. I Pria muslim dilarang kawin dengan wanita musyrik walaupun wajahnya mempesonakan. Tetapi pria muslim boleh kawin dengan wanita kitabiyah (ahli kitab) sebab pria muslim tidak akan dipengaruhi oleh wanita tersebut, karena pria biasanya lebih kuat pendiriannya dari wanita. Sedangkan wanita muslim tidak dibolehkan untuk kawin dengan pria yang bukan muslim. Memilih calon isteri lebih baik jika wanita tersebut mempunyai agama karena menurut agama Islam adalah suatu pilihan yang tepat, karena wanita yang betjiwa aganm dia akan mempunyai pandangan yang lebih luas serta pertimbangan yang matang dalam membina keluarga. Sebagaimana sabda Nabi SAW: Artinya: "Dari Abu Hurairah R.a. Nabi SAW bersabda: wanita itu dinikahi karena 4 faktor: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dank arena "Al-Hafiz bin Hajar al-Asqalani, Bu/ughul a/-Maram, (ar-Riyad: al-Ma'rif, 141711996 M), Juz 4, h. 204 7Q agamanya. Maka pilihlah yasng beragama mudah-mudahan engkau akan selamat." ( Riwayat Tirmidzi). Apabila seorang pria telah memilih jodoh dan mengenal wanita yang akan dikawininya, dan pria te1iarik kepada pilihannya itn maka diadakanlah peminangan. Jika perempuan itu janda boleh dipinang secara langsung terhadap dirinya sendiri. Tetapi jika wanita itu masih gadis hendaklah dipinang melalui walinya. Meminang sinonimnya adalah melamar, yang dalam bahasa Arab disebut khitbah. Menurnt etimologi, melamar artinya meminta wanita untuk dijadikan iste1i (bagi diri sebdiri atau orang lain). Sedangkan menurut tenninologi, pelamaran ialah "kegiatan upaya ke arah te1jadinya hubungan pe1jodohan antara seorang pria dengan seorang wanita. Atau, seorang laki-laki meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi istrinya, dengan cara-cara yang umumnya berlaku di masyarakat. 16 Adapun wanita yang boleh dilamar adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Bukan isteri orang lain; 2. Tidak dalam lamaran orang lain (tidak terikat); 3. Pada walctu dilamar tidak ada penghalang syar'i yang melarang melangsungkan pernikahan; 4. Bukan yang masih dalam iddah karena talak raj'i; 5. Apabila perempuan dalam massa iddah karena talak ba'in, hendaklah melamar dengan earn siny; 16 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh lv/unakahat, (Jakarta: Pcrnada Media, 2003) h. 73-74 QI) Dalam agama Islam dilarang melamar lamaran orang lain km·ena itu hukumnya haram, sebab berarti menyerang hak dan menyakiti hati pelamar pertama, memecah belah lmbungan kekeluargaan dan menggaanggu ketentraman. Melamar lamaran orang lain yang diharamkan itu bilamana perempuan itu telah menerima lamaran pertama dan walinya telah dengan terang-terangan mengizinkannya, bila izin itu memang diperlukan. Menurut Asy-Syafi'i bahwa bilamana wanita yang dilamar merasa ridha dan senang maka tidak ada seorang pun melmarnya lagi, tetapi kalau belum diketahui ridha dan senangnya, maka tidaklah berclosa melamarnya. Dan Imam Abu Daud berkata perkawinannya clengan pelamar keclua harus clibatalkan, baik sesudah maupun sebelum persetubuhan. 17 Bagi seorang yang akan melakukan lanrnran kepada mantan isteri orang lain yang sedang dalam masa idclah, karena kematian suaminya, karena talak raj'i maupun talak ba'in, maka hukumnya haram. Maksud dihm·amkan ini karena dua alasan yaitu: I. Perempuan yang sedang iddah karena talak raj 'i maka ia haram di Jamar, karena masih ada ikatan dengan mantan suaminya, dan suaminya itu masih berhak merujuknya kembali sewaktu-waktu ia menyukainya. 2. Perempuan yang yang sedang iddah karena talak ba'in' maim ia haram d.ilamar secara terang-terangan km·ena mantan suaminya masih tetap mempunyai hak terhadap dirinya, juga masih mempunyai hak untuk menikahinya clengan akad yangbm·u. 17 Lihat Ghazaly. Jbid, h. 78-80 Q1 Dalam melakukan pelamaran, seorang muslim diharuskan/disunnahkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar antara lain: I. Disunnahkan agar wanita tersebut memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap calon suaminya. 2. Disunnahkan pula agar wanita yang akan dilamar itu seorang yang banyak memberikan ketunman, karena ketenangan, kebahagiaan dan kehaTmonisan keluarga alcan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap pasangan suami isteri. 3. Hendaklah wanita yang dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih mudah. 4. Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk ke!uarga dekat, karnna Imam Syafi'i pernah mengatakan, jika seseorang menikahi wanita dari kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknya mempunym daya pikir yang lema11. 5. Disunnahkan bagi seorang muslim untuk menika11i wanita yang mempunym silsila keturunan yang jelas clan terhormat, karena ha! itu alcan berpengaruh pacla dirinya clan juga anak keturnnannya. 6. Hendaklah wanita yang akan clinikahi it;1 taat beragama dan berakhlak mulia. 7. Selain itu, henclakla11 wanita yang akan dinikahi aclalah seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi clambaan setiap insan clan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan i tu pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehonnatan. 18 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mahar dan Akibat Hukumnya Pengertian mahar secara bahasa (etimologi) miinya maskawin. Sedangkan secara istilah (terminologi), mahar adalah "pernberian wajib dari calon suami kepada calon isteri sebagai ketulusan hati calon suami untuk rnenimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang isteri kepada calon suaminya. Atau, " suatu pernberian yang diwajibkan bagi calon suami kepada calon isterinya, baik dalarn bentuk benda ataupun jasa". 19 Adapun yang dimaksud dengan mahar ialah sesuatu yang wajib dibayarkan oleh calon sumni kepada calon isteri disebabkan untuk menghalalkan persetubuhan bagi keduanya. Hukum rnahar adalah wajib bagi suami untuk membayarkan sebagaimana yang diucapkannya dalam ijab qabuI. 20 Perhatian dan penghargaan tcrhadap kedudukan wanita dalam Islam sangat diutmnakan dalam memperoleh hak-haknya, diantara haknya adalah menerima mahar dari calon sumninya. Mahar tersebut tidak diberikan kepada orang lain dm1 tidak boleh dipegang serta digunakannya, kecuali si isteri ridha dan merelakannya. Dalam ha! ini suan1i juga tidak diperkenankan untuk memanfaatkan mahar isterinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa/4 : 4 18 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Ke/uarga, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2004), cet. Ke-4, h. 12- 19 Rahman, Fiqh Munakahat, Ibid, h. 84 20 Ramayulis dkk, Pendididkan !slam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam mulia, 2001) 15 h. 39 83 Artinya: "Dan berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang wajib ... "(QS. An-Nisa/4: 4). Dan sabda Nabi SAW: W ~ I .L. L.. • i fa)\ J y J if~) J.,Y j.>- 15\.J 2 \15.\... _;:)I o\J.J ) . iW.., } J JI .:.JJ 1;,1 .!.\ .J4 : r f J 9" 1;,1 JW ._,...,,,;, i f J..-" 1;,1 J i \j 0 jJ if.J 01 : .:.JJ L.. J ~\ J JP ol _,..I <.::->.- JJ Jll : J Artinya: "Dari Anas bin lvlalik: Bahwa Rasulullah SAW melihat Abdurrahman bin Au/ membawa benda kekuning-kuningan. Rasulullah bertanya: Apa ini? Abdurrahman menjawab: Sesungguhnya saya telah menikah dengan seorang perempuan dengan mas kawin seberat satu biji emas kemudian Rasulullah bersabda: Semoga Allah merahmatimu, adakanlah resepsi atau pesta sekalipun dengan seekor kambing". (Riwayat Tirmidzi). Kaitannya dengan mahar tersebut, Imam Syafi'i berpenclapat bahwa mahar adalah sesuatu yang wajib cliberikan oleh seorang laki-laki kepada perempuan untuk clapat menguasai selumh anggota baclaimya. Seclangkan Imam Malik berpenclapat bahwa mahar ialah salah satu rukun nikah dan hukum memberikannya adalah wajib. Oleh karena mal1ar merupakan syarat sahnya nikah. 22 Dalan1 pemberian mahar sunnahnya ialah meringankan mahar, sebagaimana Rasulullah SAW menikahi isteriisterinya dan anak perempuan beliau. · Umar Bin Khattab berkata ingatlah janganlah kamu meminta berlebihan terhaclap mahar seorang wanita, kalau clia ingin terhormat di clunia atau clisebut 21 Al-Hafiz bin Hajar al-Asqalani, Bu/ugh al-Marmn, Ibid, h. 220 22 Abd Rahman, Ibid, h. 86 R4 bertakwah disisi Allah. Sesungguhnya orang yang paling muliah diantara kamu yaitu Rasulullah SAW. Tidaldah beliau memberikan mahar untuk isteri-isteri beliau dan meminta mahar untuk putri-putri beliau, lebih dari dua belas auqiyah. Adapun jumlah auqiyah menurut mereka yaitu empat puluh dirham dan merupakan jun1lah mahar keseluruhan. Tidak ada yang didahulukan atau ditunda pembayarannya. Menurut Umar RA, berkata bahwa mahar putri-putri Rasulullah SAW sebesar itu jumlahnya. Begitu juga mahar isteri-isteri Rasulullah SAW yaitu dua belas a'uqiyah dan nasy. Nasy adalah mahar dari setengah auqiyal1. Maka barang siapa yang memberikan mahar melebihi mahar putri-putri Rasulullah SAW, padalial beliau adalah manusia yang paling sempurnah di muka bumi dan sebaik-baik ciptaan Allah SWT, maka ia termasuk orang )'ang bodoh dan dungu. Dalam pemberian mahar hendaknya seseorang berusaha sesum kemampuannya, pemberian mahar tersebut baik didahulukan atau yang ditangguhkan pembayarannya, dan mahar tersebut tidak melebihi apa yang cliberikan kepacla isteriisteri Rasulullah SAW, clan putri-putri beliau, yaitu sebesar a!1tara empat ratus saillpai lima ratus dirhmn. Apabila c!itukar dengan mahar ym1g bersih, maka mencapai kirakira sembilan belas dinar. Semua itu aclalah sunnah Rasulullah SAW, maka dari itu barang siapa ym1g 111enge1jakannya ia telah mengikuti sunnah beliau di clalaill pernberian rnal1ar. Barang siapa yang maillpu, cla!l ia senang memnerikan isterinya ma11ar yang banyak, maka ticlak masalah. Sementm·a orang yang miskin ia ticlak wajib memberikan mahar oc kepada seseorang wanita, kecuali sesuai dengan kemam puan yang dimilikinya.23 Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat an-Nisa/4: 20 • .J,.J i .... ,,...,.,. ;::',... ~J. ,...,.. ;.,,."" .,,. .... .,.,,.. ,.,. -;; .,. .... ,.. \J...1.i>b >l.9 \..!~ u+i..L:>} ~l~j (;.'J ~~ UJ :::' ,... ,J J.t t.,,. JI 1:: ',\ r-3.)j\ o}j ,::' (, ...-:"" ,... (20 :4/>- WI) ... I~_.~.~ Artinya: "Sedangkan kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, maka kamu jangan mengambil kembali daripadanya sedikitpun ... "(QS.anNisa/3: 20). Dengan banyaknya mahar, syari'at Islam tidak membatasinya. Dalam ha! ini dipandang dari segi kemampuan suami dan adanya keridhaan dari pihak isteri. Namun, suami hendaklah sanggup membayarnya, karena mahar itu apabilah tidak ditetapkan, maka jumlahnya menjadi utang atas suami dan wajib dibayar sebagaimana halnya utang kepada orang lain. Suami hendaknya jangan terperdaya dengan kebiasaan bermegah-megah dengan banyak mahar sehingga suami menerima perjanjian itu karena utang, sedangkan ia tidak ingat akibat yang akan menimpa dirinya pada suatu hari, bila ia tidak mampu membayarnya. 24 Seorang suami dalam memberikan mahar kepada calon isterinya hams memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 23 Ibnu Taimiyah, Majmu Fa/\Va Tenlang Nikah, (Jakm1a: Pustaka Azzam, 2002), cet.ke-1, h. 173-175 21 ' Al-Imam Asy-Syafi'i RA, al-Um/Ki/ab fnduk, (Malaysia: Victory Agence, 1982), cet. Ke-1, h. 285-286 ') 1-. 1. Benda atau hartanya berharga. Kalau bendanya tidak berharga maka tidak sah. Walaupun di dalam syari'at Islam tidak ada ketentuan banyak atau sedikitnya. Mahar tetap sah bila sedikit tapi bemilai. 2. Bendanya suci dan bisa diambil manfaatnya. Apabila mahamya khamr, babi, atau darah, maka tidak sah, karena semua itu haram dan tidak berharga. 3. Bendanya bukan barang yang dian1bil dari milik orang lain (ghasab), tapi milik si suami sendiri. 4. Barangnya harus jelas, bukan barang yang tidak jelas keadaannya atau tidak disebutkan jenis barangnya. Karena ha! demikian itu tidak akan menjadi sah. 5. Bendanya harus diketahui, baik sifat danjumlah yang dijadikan mahar. Tidak sah jika tidak diketahui bendanya. 6. Kesanggupan dalam menyerahkan bendanya, tidak sah menjadi mahar benda yang tidak sanggup menyerahkannya. 25 Sesungguhnya kadar mahar dalam perkawinan tidak ada batasan tertentu, boleh banyak dan juga boleh sedikit atau rendah. Dalam ha! mahar benda terenda ini para fuqaha berselisi pendapat. Sebagaimana pendapat Imam Syafi'i, Ahmad, Ishaq, Abu Tsur dan Fuqaha Madinah bahwa bagi. mahar tidak ada batas terendahnya. Segala sesuatu yang dapat menjadi harga bagi sesuatu yang lain dapat dijadikan mahar. Sedangkan para fuqaha lainnya berpendapat bahwa mahar itu ada batas terendalmya. Menurut Imam Malik dan para pengikutnya mengatakan bahwa mal1ar itu paling sedikit seperempat dinar emas murni atau perak seberat tiga dirham, atau 25 Lihat Abd Rahman Ghazaly, Ibid, h. 87-89 R7 bisa dengan barang yang sebanding berat emas dan perak tersebut. Iman Abu Hanifah berpendapat bahwa paling sedikit mahar itu adalah sepuluh dirham. Dalam riwayat lainnya mengatakan lima dirham clan ada juga yang mengatakan empat puluh dirham. Semua itu tergantung pada kesanggupan seseorang yang hendak kawin. Di dalam kesepakatan para ulama fiqh bahwa mahar itu ada dua macam, yaitu: I. Mahar musamma (sudah acla ketentuan kaclarnya). Mahar musamma ialah mahar yang sudah clisebutkan atau clijanjikan kadar dan besarnya pada waktu akacl nikah. Mahar musamma diberikan secara penuh apabib telah bercampur. 2. Mahar mitsil (sepaclan) Mahar .mitsil adalah mahar yang tidak disebut besar kaclarnya pada saat sebelum ataupun ketika te1jadi pernikahan. Nikah yang tidak clisebutkan clan tidak ditetapkan maharnya disebut nikah tafividh, sebagaimana clibolehkan oleh Jumhur Ulama. 26 Tinjauan Hukum Islam terhaclap mahar dalam perkawinan adat Muslim Suku Dani aclalah mahar babi yang ticlak termasuk syarat sebagai mahar untuk kawin dan sangat bertentangan clengan prinsip-prinsip Islam. Di clalam ilmu Ushul Fiqh hal yang bertentangan ini disebut dengan 'Ur/ fasid. Karena posisi babi clalam Hukum Islam aclalah haram dan ticlak ada yang clapat memberikan toleransi untuk menghalalkan atau untuk mengkonsumsinya, apalagi dijadikan syarat sebagai mahar dalam perkawinan. Berclasarkan firman Allah clalam surat al-Maiclah/3: 3 26 Ghazaly,/bid, h. 92-94 RR Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih alas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang s1:mpat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. .. "(OS. Al-1\!faidah/5:3). Jadi, berdasarkan firman Allah di atas maka secarn prinsip mahar babi dalam agama Islam tidak ada toleransi clan haram hukumnya. Maka dari itu muslim suku Dani hams menyadari bahwa mahar babi dalan1 perkawinan selama ini sangat bertentangan dengan hukum Islam. Dengan clemikian bagaimana dengan perkawinan yang te1jadi clengan syarat mahar babi clalam masyarnkat muslim suku Dani? Menurut penulis jika clitinjau dari hukum adat kebiasaan dianggap sah, tetapi jika ditinjau dmi perspektif hukum Islmn maka perkawinannya batal atau ticlak sah. Kecuali perkawinan itu clilaksanakan dua kali yaitu setelah perkawinan adat kemudian disusul clengan perkawinan seem-a syari'at Islam. Sehubtmgan dengan traclisi aclat ini, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya H. Burhanuddin, yang tetap istiqomah clalam memberikm1 fatwa kepada masyarakat muslim suku Dani mengatakan, bahwa untuk merubah kebiasaan itu memerlukan waktu clan kewajiban seorang muslim adalah menyampaikan manfaat clan maclaratnya dengan cm-a hikmah clan bijaksana. Penymnpaian berclasarkan al-Qur'an clan al-Haclis Q() dan dengan pendekatan budaya yang telah ada serta keterlibatan dalam dialog antar umat beragama, kepala suku, kepala suku adat clan pimpinan. 27 C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelarangan Kawin Satu Marga Segala sesuatu yang dapat menjadi sebab perkawinan tidak dapat dilakukan, atau jika dilakukan maka keseirnbangan masyarakat menjadi terganggu, disebut larangan perkawinan. Ada larangan perkawinan karena memenuhi persyaratan larangan agama yang telah masuk rnenjadi hukum adat, ada halangan perkawinan karena memenuhi ketentuan hukum adat, tetapi tidak bertentangan dengan hukum agama. Di berbagai daerah Indonesia terdapat perbedaan-perbedaan larangan terhadap perkawinan antara pria clan wanita yang ada hubungan kekerabatan. Malahan ada daerah yang melarang te1jadinya perkawinan antara anggota kerabat tertentu, sedangkan di daerah lainnya perkawinan antara anggota kerabat yang dilarang itu justru digemari pelaksanaannya. 28 Menurut perkawinan adat muslim suku Dani yang hubungan kekerabatannya bersifat Asymmetrisch Connubiwn, rnelarang te1jadinya perkawinan antara pria clan wanita yang satu marga. Maka perkawinan yang dilaksanakan harus bersifat eksogami artinya pihak wita (marga) harus mengawini wanita dari pihak waya (marga) atau sebaliknya. Oleh sebab itu perkawinan dalam satu golongan (endogan1i) yaitu antara waya dengan waya adalah terlarang. 21 Burhanuddin, Wawancara Pribadi, 2008-11-28 28 Hilman Hadikusuma, Huk11111 Perkawinan Adat, Ibid, h. l 00 C)() Sedangkan menmut tinjauan lrnkum Islam terdapat ketentuan tentang orang yang tidak boleh mengikat tali perkawinan. Meskipun perkawinan telah memenuhi seluruh rukun dan syarat yang ditentukan belum tentu perkawinan tersebut sah, karena masih tergantm1g lagi pada satu ha!, yaitu perkawinan itu telah terlepas dari segala ha! penghalang yang dalam hukum Islam disebut muhrim. Muhrim ialah wanita yang haram dinikahi yang disebabkan oleh pertalian darah, pertalian perkawinan, clan pertalian sepersusuan. Dalan1 ha! ini perempuan-perempuan mana saja yang tidak boleh dikawini oleh laki-laki, atau sebaliknya laki"laki mana saja yang tidak boleh mengawini seorang perempuan. 29 Menurut hukum Syara' bahwa larangan kawin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sacara garis besarnya ada dua bagian yaitu; haram dinikahi selama-lamanya (mahram muabad) dan haram dinikahi sementara (mahram muaqqad). 30 I. Haram dinikahi selama-lamanya (mahram muabad) Mahram muabad adalah larangan perkawinan yang berlaku haram untuk selamanya dalam arti sampai kapan pun laki-laki dan perempuan itu tidak boleh melkukan perkawinan. Menurut al-Qur'an beberapa wanita yang haram dinikahi itu ada empat b':!las orang wanita. Tiga belas diantaranya terdapat dalam al-Qur'an surat an-Nisa ayat 22-23 : 29 Am;r Syarifuddin, Hukum Perkawinan :Ii Indonesia, (Jaka11a: Pernada Media, 2004) h. 109 30 Abd Rahman Ghazaly, Ibid, h. I04 91 Arlinya: "Diln janganillh kilmu menilwhi 11'<111illl-\Fllllitll yong le/ah dinikuhi oleh ayahnw, kecua/i (kajadian pada masa) yung le/uh li11npu11. Sunggulz, perbua1w1 itu Sllngat keji dan dibenci (a/eh Al!ilh) diln seh11mk-hurukja/an (yang dirempuh), Diharomkan alas kamu (menikahl) ibu-ibwm1, anak-anu/u1111 yong J!ere1111ma11, sm.tdora-saudaramu yang perempuan, saudara-.1·011dl1ru uyahm11 yong peremp1w11, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-wwk pere111p11a11 dari .1'011daro-sauduramu yang lakilaki, anak-ilnak perempuan duri .rnudaro-saudaromu yang luki-/aki, anak-anak perempuan dari saudaro-saudaram11 yang peremJ!uan, ibu-ibwnu yang mcnyusui kamu, saudara-saudara peren1p11111111111 sesus111111, ibu-ilnt isrrimu (111et1ua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak liri) yang da!am pe/iharaanmu dari islri yang le/ah kamu campuri, letapijika kam11 he/um campur dengan islrimu itu (yang sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kwnu (111enikahi11ya), (dan diharamkan bagimu) islriislri anak kandungmu (me11an111), dun (dihammlwn) 1ne11gumpu/ka11 (dalarn pernikahan) dua peremp1.wn y(fng hersaudaru, kecuali yang re/ah rerjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah 1v/uh(f Pc11gum1Jw1. Muha Penyayang"(QS an-Nisa/4: 2223) Pada ayat tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa tuju dati keempat belas wanita tersebut yang haram dinikahi karena hubungan nasab, dua diantaranya hai·am karena penyusuai1, empat lainuya karena perkawinan, dan satu lagi karena penggabungan. 31 Adapun yang haram dinikahi selama-lat11anya, adalah sebagai berikut: a. Larangau kawin karena keturunai1 (nasab) atau karena pertalian dai·ah: 1. !bu, nenek dan seterusnya sampai ke atas baik dari pihak bapak maupun pihak ibu; 2. Anak, cucu dan seterusnya ke bawah; 3. Saudara perempuan seibu sebapak, sebapak saja atau seibu saja; 4. Saudara perempuan bapak; 5. Saudai·a perempuan ibu; 6. Anak perempuan saudara laki-laki dan seterusnya ke bahwah; 7. Anak perempuan saudara perempuan dan seterusnya ke bawah; b. Larangai1 kawin karena sepersusuan (ridha) adalah sebagai berikut: I. !bu yai1g menyusukat1 dan begitu juga ibunya; 2. Saudara perempuan sepersusuan yaitu anak perempuan dari ibu yai1g menyusukan anak perempuan dari suami ibu susuan; 3. Anak susuan, yaitu anak perempuan yang menyusu kepada isteri seseorang atau anaknya; 4. Saudara perempuan dari suami ibu susuan; 5. Saudara perempuan dari i bu susuan; 3 .1 Hasan Ayyub, Fiqh Ke/uarga, Ibid, h. 120-126 en 6. Anak perempuan dari saudara laki-laki sepersusuan; 7. Anak perempuan dari saudara perempuan sepersusuan; c. Haram dari sebab perkawinan atau musharan (pertalian kerabat semenda) adalah sebagai berikut: I. Ibu tiri dan anak tiri; 2. Menantu yaitu isteri anak atau isteri cucu; 3. Mertua (ibu tiri); 4. Anak tiri, apabila ibunya sudah dicampuri (dukhul); 32 Dalam ha! ini Imam Syafi'i berpendapat bahwa larangan perkawinan karena musharah hanya disebabkan hanya semata-mata akad saja, tidak bisa karena perzinaan, dengan alasan tidak layak perzinaan yang dicela itu disamakan dengan hubungan ml1sharah. Sedangkan Imam Abu Hanifah sebaliknya berpendapat bahwa larangan perkawinan karena musharah, disamping disebabkan akad yang sah, bisa juga disebabkan karena perzinaan. Perselisihan ini disebabkan oleh perbedaan dalam menafsirkan Firman Allah surat an-Nisa/24 ayat 22 di atas. d. Larangan kawin dari sebab sumpah li'an. Dalam ha! ini jika ada suami yang menuduh isterinya berbuat zma tanpa mendatangkan empat orang saksi. Maka suami diharuskan bersumpah empat kali dan yang kelima kali dilanjutkan clengan menyatakan bersedia menerima laknat Allah tuduhannya itu dusta. Isteri yang mendapat tuduhan itu bebas dari hukuman zina 32 Ramayulis dkk, Ibid, h. 36-37 94 kalau mau bersumpah seperti swnpah suami di atas empat kali dan yang kelima kalinya diteruskan bersedia mendapat Iaknat bila tuduhan suami itu benar. Apabila terjadi sumpah Ii'an antara keduanya maka putuslah hubungan perkawinan keduanya untuk selama-Iamanya. 33 Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nur ayat 6-9. 2. Haram dinikahi karena sementara (mahram muaqqad) adalah sebagai berikut: a. Disebabkan permaduan, yaitu: 1. Suadara perempuan isteri; 2. Saudara perempuan bapak isteri; 3. Saudara perempuan ibu isteri; b. Disebabkan ihram Wanita yang sedang melakukan ihram, baik ihram haji maupun ihram wnrah, tidak boleh dikawini c. Disebabkan iddah Wanita yang sedang dalam masa iddah haram dinikahi, baik iddah cerai mauptm iddah wafat berdasarkan firman Allah dalam surat al-Baqarah/2 ayat 228 dan 234. d. Disebabkan musyrik Wanita musyrik haram dinikahi karena menyembah selain Allah, kecuali ahli kitab. Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah wanita Nasrani clan wanita Yahudi, berdasarkan firman Allah dalam al-Qur'an surat al-Ma'idah ayat 5. e. Disebabkan empat orang isteri 33 Abd Rahman, Fiqh Muna/what, .Ibid, h. I 09 Seorang suami dilarang menikahi wanita lain kalau sudah memiliki empat orang isteri yang sedang berjalan (dipakainya). f. Disebabkan talak tiga (ba'in kubra) Wanita ym1g ditalak tiga, haram kawin lagi dengan bekas suaminya, kecuali kalau sudah kawin lagi dengan orang lain clan telah berhubungan kelamin serta dicerai oleh suami terakhir itu clan telah habis masa icldahnya. 34 Dalam melihat pelarangan kawin menurut hukum Islam yang telah penulis uraikan di atas, jika clikorelasikan clengan pelarangan kawin clalam masyarakat muslim suku Dani. Maka akan terlihat bahwa pelarangan perkawinan muslim suku Dani bersifat eksogfillli yaitu seorang clilarang kawin clengan calon pasangan yang berasal clari belahan/moiety yang sama. Hal ini berkaitan dengan penelitian yang telah penulis lakukm1 bahwa pelarangan hanya dititik beratkan pada pelm·angan kawin satu marga yaitu antara yang bermarga wita clan waya. Pelarangan kawin satu marga ini berlaku bagi semua masyarakat aclat suku Dani clan muslim suku Dani. Maka di mana saja seseorang berada dimana ia be1marga sama maim ada lm·angan untuk melakukan perkawinan. Oleh sebab itu seseorang dituntut untuk selalu waspacla dengan banyak bertanya kepada orang tua wm1ita yang hendak dikawininya. Sebenarnya prinsip kemargaan itu tidak kuat apabila terns dipertahankan karena diantara masyaraka', muslim suku Dani sudah mulai melakukan perkawinan lintas budaya antara suku lain di Indonesia. 34 Ramayulis dkk, Ibid, h. 38 96 Misalnya perkawinan antara laki-laki Jawa dengan gadis muslim suku Dani. Perkawinan yang akan terjadi secara otomatis kemargaan wanita akan hilang karena belum dapat menurunkan kemargaannya kepada keturunan yang akan lahir, kecuali laki-laki dari muslim suku Dani mengawini gadis dari suku Jawa. Maka kemargaarmya tidak akan hilang clan akan tetap menurunkan kemargaannya kepacla anak yang akan lahir clari hasil perkawinan kecluanya. Meskipun clalam aclat gaclis suku Jawa ticlak mengatur sistem kemargaannya. Tetapi meneurut anggapan muslim suku Dani gaclis Jawa tersebut akan masuk cliantara dua marga besar (ewe nyukuluak) yakni marga wita dan marga iraya dalam a1Uran pcrkawinan suku Dani. Dalam ha! ini syari'at Islam tidak mengatur aclanya larangan kawin antar marga yang sama ataupun yang berbecla marga, maka ticlak acla larangan untuk kawin. Dengan merujuk pada pelarangan dalam Hukum Islam yang telah mengatur larangan selama-lamanya (mahram muabhad) dan larangan sementara (mahram muaqqat). Yang dalam larangan muabacl terdiri clari; lar:mgan kawin seketurunan (nasab), larangan kawin· sepesusuan. larangan kawin karena musharah clan larangan kawin sebab sumpah li'an. Seclangkan dalam larangan sementara tercliri clari; aclanya sebab perrnaduan, sebab ihram, sebab icldah, sebab musyrik clan sebab empat orang istri serta clisebabkan talak tiga (ba'in kubra). D. Standarisasi Hukum Perkawinan Ada! Muslim Suku Dani Kedalam Hukum Islam Pacla dasamya hukum-hukum syar'i tidak hilang clan ticlak berubah bila dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa, kejaclian-kejadian baru dan perkembangan 97 zaman. Yang berubah dan berganti hanyalah tempat bergantungnya hukum. Ketika kebiasaan dan tradisi suatu masyarakat pada zaman tertentu diangkat menjadi ketentuan lmkum, kemudian pada zanmn berik.utnya, kebiasaan dan tradisi masyarakat mengalami proses transfonnasi, maka hukum pun harus mengalami transformasi untuk menyesuaikan dengan perubahan yang te1jadi pada kebiasaankebiasaan masyarnkat yang ada. Dengan dernikian yang dimaksud hukum bisa berubah adalah hukum yang tercipta dari kebiasaan dan tradisi. Adapun hukum yang tercipta berdasarkan dalil nash baik al-Qur'an maupun al-Hadis, maka tidak bisa berubah. Berubalmya hukum sebab berubahnya adat dari satu zaman ke zaman lain, adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri dan dihindari. Ali Haidar mengatakan bahwa hukum-hukum yang bisa berubah sebab berubahnya zaman adalah hukum-hukum yang terbangun di atas kebiasaan dan tradisi. Sebab berubahnya zaman menyebabkan bcrubalmya kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dari kebutuhan-kebutuhan dan tuntutan yang berbeda ini menyebabkan adat dan kebiasaan yang berbeda dari zaman sebelumnya. Ketika adat dan kebiasaan telah berubah, maka lrnkum pun harus berubah. Berbeda dengan hukum yang terbagun di atas dalil-dalil syar'i, maka selamanya tidak akan berubah. 35 Biasanya, perangai, kepercayaan, dan tingkah laku- seseorang tumbuh dan berubah sampai batas menimal sesuai dengan tuntutan situasi yang terdekat dalam 35 Sudirman Abbas, Qawaid Fiqhiyyah Dalam Perspektif Fiqh, (Jakarta: Radar Jaya Ofset, 2004), h. 194 OQ hidupnya. Yang diperlukan disini adalah bahwa perangai dan persepsi hariannya harus utuh dan mempunyai makna. Kaclang-kaclang sebuah persepsi sangat tergantung pada sejumlah dasar kepercayaan yang asasi, yang tidak memungkinkan lagi suatu perbuatan untuk diubah tanpa mengubah seluruh susunan kepercayaan itu. Sebab, bagi setiap masyarakat, traclisi itu merupakan suatu kesatuan yang hidup, sehhingga adanya perubahan dalam suatu aspek mana pun akan mempunyai clampak pada aspek-aspek yang lain. Setiap individu cenderung berkehendak mewujudkan tradisi, yang dengan tradsi itu dia hidup, maka kesenjangna, penyimpangan, dan perbedaan laju perubahan pada bagian-bagian budaya itu akan mempunyai dampak dalam susunan kepribaclian individu-individu yang hidup clalam tradisi yang sedang mengalami perubahan tersebut. Oleh karena itu, perubahan yang sangat cepat yang tidak terkejar oleh masyarakat atau inclividu-individu tertentu akan mengakibatkan permasalahan sosialpsikologis sepe1ii dislokasi, disorientasi, dan deprivasi relatif. Maka dari itu setiap traclisi memiliki sesuatu yang unik, clan karena setiap situasi yang menjadi latar suatu perubahan yang sedang berlangsung atau yang sedang direncanakan adalah juga unik, maka tidak mungk!n bagi kita meletakkan resep tentang apa yang harus cliperbuat dalam setiap kasus perubahan. Tetapi, semua perubahan jelas harus clilaksanakan clengan persetujuan dan partisipasi mereka yang kehidupn sehari-harinya akan terpengaruh o!eh perubahan itn. 36 36 Nurcholish Madjid, Tradisi ls/am Peran dan Fungsinya Dalam Pembangunan Di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Paramadina, 1997), eel, ke-1, h. 171-172 00 Perubahan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif terlihat dalam jumlah penganut atau pendukungnya. Rakyat dapat ditarik untuk mengikuti tradisi tertentu yang kemudian mempengaruhi seluruh rakyat satu Negara atau bahkan dapat mencapai skala global. Demikianlah penyebaran tradisi yang berkaitan dengan agama besar seperti Islam, Kristen, dan Budha. Doktrin politik dan tradisi yang dikembangkannya meliputi: demokrasi liberal, sosialisme, dan konservatisme. Sebalilmya, rakyat mungkin bosan atau kecewa terhadap tradisi tertentu sehingga secara bertahap atau tiba-tiba meninggalkannya. Sedangkan arah perubahan lain adalah perubahan kualitatif yakni perubahan kadar tradisi. Gagasan, simbol, dan nilai tertentu ditambahkan dan yang lainnya dibuang. Benda material tertentu dimasukkan ke dalam lingkup tradisi yang diakui, yang lainnya dibuang. Misalnya masyarakat suku Dani dulu pesolek tapi kini mulai ditinggalkan. Bila tradisi pribumi cukup kuat atau bila tradisi dari luar tak terlalu dipaksalcan maka sebagian unsur tradisi dari luar itu akan diserap oleh tradisi pribumi. Bila tradisi yang berinteraksi itu hampir sama kuat maka akan te1jadi percarnpuran tradisi. Meski unsur-unsur pokok rnasing-rnasing dipertahankan nanmn akan terjadi perubahan di kedua pihak. 37 Di dalam merubah tradisi mahar dalam perkawinan adat muslim suku Dani ke dalam hukum Islam. Penulis hendak menstandarisasikan rnahar babi tersebut dengan 37 h. 72-74 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. Ke-I, benda lain yang senilai dengan babi atau clcngan ternak lain. Karena babi menurut pandangan hukum Islam adalah haram yang bagi siapa pun tidak dapal menghalalkannya untuk dikonsurnsi clan apalagi clijadikan sebagai syarat rnahar dalam suatu perkawinan. Maka c!ari itu diperlukan stanclarisasi mahar babi tersebut dengan benda lain yang halal yang ticlak bcrtcntangan dengan hukurn Islam. Dalam ilmu hukum sosiologi, perubahan te1jacli menentang latar belakang yang banyak kesamaannya. Kebanyakan apa yang dilakukan. clipikirkan. clan dicita-citakan orang merupakan apa yang telah clilakukan dan clipikirkan sejak lama, jauh sebelum orang yang masih hidup kini lahir ke clunia. Bahkan pcrubahan rcYolusioner ,·ang paling menyeluruh dan paling radiknl pun tctap mcninggalkan bcrbagai a,;pck kehiclupan masyarakat yang tak berubah. Di sisi lain. kclangsungan pun tak pernah absolute. Warisan sosial clibentuk ulang. diubaL. dimodilikasi atau dipcrka'a dan setiap saat berikutnya dalam kehiclupan masyarakat akan bcrbcda dMi kc·aJaan sebelumnya. 38 Oleh karena itu, menurut penulis standarisasi 'ang pcrlu Jila\..ukrn .idalah dengan merubah ketentuan-ketentuan rnahar babi yang tclah ada dalam rcr\..,m inan adat muslim suku Dani dengan mcnggantikan kedudukannya dengan benJa lain \an!l tidak bertentangan dengan syara'. Adapun standarisasi yang dirnaksud adalah scbagai berikut: 1. Mahar warn oken diganti dengan 2 ekor kambing/clomba di tam bah dengan I 0 ekor ayam. Jika berupa uang Rp 5.000.000. 38 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/.lbid h. 68-69 2. Mahar warn ewe diganti dengan 3 ekor sapi besar clan 2 ekor sapi sedang dan ditambah dengan 25 ekor ayam. Atau bisa uula dengan 5 ekor kambing/domba. Jika berupa uang Rp 20.000.000. 3. Mahar ap ecesa diganti dengan 2 ekor sapi besar ditambah dengan 15 ekor ayam. Atau, dengan kambing/domba 4 ekor. Jika berupa uang Rp 10.000.000. 4. Mahar warn silipalek diganti dengan 4 ekor sapi besar dan 4 ekor kambing/domba serta ditambah 30 ekor ayam. Adapun su ewesu/penansu (noken/jala) dapat digantikan dengan seperangkat a!at shalat atau bisa pula dengan emas 19 gram. Jika berupa uang Rp 30.000.000. 5. Mahar warn ayato/warn apepalek dapat diagantikan dengan 3 ekor sapi besar atau 5 elcor kambing/domba ditan1bah dengan 20 ekor ayam. Jika bernpa uang Rp 15.000.000.39 Sejalan dengan pemikiran penulis di atas, kepala suku Dani desa Walesi U. Ruben Yelipele mengatakan bahwa dengan adanya transformasi yang te1jadi dalam berbagai lini kehidupan yang te1jadi alchir-akhir ini, orientasi masyarakat adat muslim suku Dani sudah mulai meninggalkan kebiasaan lama. Dan mereka mulai menerima perubahan yang datang dengan jiwa terbuka tidak seperti sebelumya yakni tertutup tanpa mau menerima perubahan itu. Jadi, tradisi mencakup kelangsungan masa lalu di masa kini ketimbang sekedar menunjukkan fakta bahwa masa kini berasal dari masa lalu. Kelangsungan masa lalu di masa kini mempunyai dua bentuk: material dan· gagasan, atau objektif dan 39 Tahuluk Asso, Tokoh Adat Muslim Suku Dani, Wawancara Pribadi, Walest 8 Juni 2008 subjektif. Menurut arti yang lebih lengkap. tradisi adalah keseluruhan bencla material dan gagasan yang berasal dari masa lalu namun benar-benar rnasih ada kini, belum dihancurkan, dirusak, dibuang, atau dilupakan. Di sini tradsi hanya berarti warisan, . cl an. masa Iarnpau. .10 apa yang benar- b enar ters1sa Adapun beberapa agenda perubahan yang direncanakan dalam merubah ketentuan mahar babi ini adalah clengan uang yang sarna nilainya dengan babi dalam masalah perkawinan. Agenda yang dimaksucl sudah diputuskan bersama antara kepala Desa Walesi clan masyarakat muslim suku Dani. anatara lain sebagai bcrikut: I. Untuk pawi ecoko (denda dalam berhubungan intirn dalam kleri.!marga yang sama) dapat digantikan dengan uang Rp 6.000.000. sampai deng:111 uang Rp 10.000.000 2. Mahar dalarn perkawinan pada umumnya dapat digantikan dengan uang Rr 50.000.000. 3. Salam kepada wanita bersuarni clapat cliganti clengan uang Rp 500.000 .. \1•abiLi salarn dua kali berupa uang Rp 1.000.000, dan seterusn) a. 4. Untuk salam kepada gaclis sama dengan poin ketiga. 5. Perzinahan dapat digantikan dengan uang Rp 3.000.000. 6. Perkosaan dapat digantikan uang Rp 500.000, sarnpai ckngan 2.000.000. Menurut penulis bahwa ha! ini erat sekali dengan icleologi yang sedang berkembang selama ini clan akan berlaku antara lain sebagai berikut: 40 Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, Ibid h. 69-70 1. Perkawinan adat sudah dianggap sebagai proses, dan diharuskan nikah agama secepat mungkin agar terhindar dari hukum-hukum zina. Jadi kesadaran masyarakat sudah ada, yang menjadi ambang ialah ketegasan hukwn agama (Islam) pada hukum adat (belum memberi kuasa kepada Hukum Islam atau masih proses transisi. 2. Mahar babi berlaku saat Islam belum dipahami masyarakat, maksudnya babi bukan disebut mahar lagi tetapi benda tebus (harga sosial). 3. Telah dilakukan beberapa kali nikah masal bagi masyarakat yang belum nikah agama. Hal ini menunjukkan bahwa masayarakat turn! merubah dan menerima Islam sebagai agama barn yang keputusan hukumnya lebih tinggi dari hukum adat. 4. Tuntutan mahar babi, bukan oleh manusia melainkan roh animis, tetapi dapat dikompromi. Hanya saja ada anggapan roh akan tidak ridha atas barang lain, itupun hanya anggapan (mitos). Kenyataannya, tatkalah musibah (wabah) penyakit babi menghabisi babi hampir daerah lembah baliem suku Dani Wamena, masyarakat bisa gunakan ayam sebagai barang berlemak disukai roh animis. Disisi Jain babi dianggap mahar yang sah di mata sosial yang merupakan banya pikiran dan perasaan manusia tanpa melihat hukum hakekat, juga tidak ber-Tuhan. Perlu kita disadari bahwa dunia manapun tidak pernah ada manusia yang tidak bertradisi hanya saja tradisi itu ada yang relevan dan H\A ada yang tidak, tetapi dapat dibedakan oleh kita bahwa tidak relevan itu karena tidak tahu dan yang relevan ialah yang harus, diikuti secara arif dan bijak. 41 Adapun fungsi tradsi berkaitan dengan perubahan suatu masyarakat, diantaranya adalah: 1. Dalam bahasa klise dinyatakan, tradisi adalah kebijakan tunm temurun. Tempatnya di dalam kesadaran, keyakinan, norma, dan nilai yang dianut kini serta di dalam benda yang diciptakan dimasa lalu. 2. Memberikan legitimasi terhadap pandangan hidup, keyaldnan, pranata, dan aturan yang sudah ada. 3. Menyediakan simbol identitas kolektif yang meyakinkan, memperkuat loyalitas primordial terhadap bangsa, komunitas, dan kelompok. 4. Membantu menyediakan tempat pelarian clari keluhan, ketakpuasan, dan kekecewaan kehidupam modern. Di samping itu semua ciptaan manusia, tradisi tak selalu menguntungkan bagi masyaralrnt atau anggotanya. Tradisi berfungsi ambivalen. Selain fingsional, tradisi pun berakibat disfungsional diantaranya: 1. Setiap tradisi, terlepas dari kadarnya, dapat 111enghan1bat kreativitas atau semangat pembaruan dengan menyediakan solusi siap pakai untuk masalal1 kontemporer. Tradisi cenclerung menggantikan upaya penemuan cara paru dengan metode kuno, teruji, dan aman. Kemungkinan aldbatnya ad<ilah stagnasi. 41 Muslimin Yelipele, Pegaivai KUA H'an1ena asli Pu1ra daerah Muslim H1an1ena, Walesi, 13 Juli 2008. 1 l\C 2. Ada kecendrungan untuk mempercayai pandangan hidup, metode memerintah, dan strategi ekonomi tradisional, meski sudah te1jacli perubahan radikal clalam kondisi historis. Terikat pada tradisi kuno di tengah keadaan yang suclah berubah adalah cerminan kelambanan. 3. Tradisi tertentu mungkin disfimgsional atau rnembahayakan karena kadar khususnya. Tak semua yang berasal dari rnasa lalu itu bernilai baik. Sejarah manusia penuh dengan tragedi dan penderitaan. kehancuran. percekcokan. penindasan, diskriminasi, ideologi jahat, keyakinan tak rasional. hukurn yang tak adil, tirani clan kediktatoran. Sebagian di antaranya rnungkin dijadikan traclisi. dilestarikan, dan dihargai oleh incliviclu a tau kclompok tenentu. 4. Ada traclisi yang dipelihara bukan karena pilihan sadar tetapi karena kebiasaan semata. Dipertahankan bukan karena dihargai atau diruia ktapi dinilai sd1agai cara hidup yang tak menyusahkan.'12 Maka clari itu kelestarian traclisi menjadi amat penting. L1re11:1 ketulu,;an scrta kesungguhan berfikir clan kepercayaan rnernerlukan rasa keabsahan clan kecll<:lllikan. Kita tidak akan memiliki kernantapan dalarn kepercayaan. bcrpanJangan hidup. atau menganut suatu etos jika kepercayaan, pandangan hidup atau etos itu tidak kita rasakan sebagai absah clan otentik. Dan biasanya rasa keabsahan dan keotentikan itu kita peroleh antara lain karena aclanya kesinambungan dengan masa lalu clan kelestariannya. 42 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial. Ibid, h. 74-77 Sudah tentu semua harus terjacli dalarn kerangka sikap kritis yang merupakan fungsi kepahaman yang tepat dan terbuka sehingga tidak jatuh kedalam atavisme dengan menganggap bahwa apa saja yang berasal clari masa lampau tentu benar dan baik. Atavisme atau obsesi masa lampau dan pengagungannya biasanya berjalan seiring clengan sikap-sikap konservatif, karena itu justru akan menghambat kemajuan clan daya inovasi. Dari sinilah mulai tarnpak persoalan kesinambungan dan keterputusan. Kesinambungan cliperlukan untuk rasa keabsahan dan keotentikan yang akan berfungsi sebagai lanclasan kemantapan clan kreatifitas. Tetapi kreatifitas itu sencliri akan terhambat jika suatu rnasyarakat terjerembab ke dalam pandanganpanclangan atavistik dan pemujaan masa lampau. Maka, clalam keadaan te1ientu cliperlukan kemampuan memutuskan diri dari tradisi masa lampau yang negative, yang kemampuan itu sendiri clihasilkan oleh sikap-sikap kritis yang bersifat membangun. Dan sikap kritis yang membangun itu antara lain merupakan hasil aclanya pengertian menyelurnh terhadap eksistensi nilainilai traclisi masa lampau tersebut termasuk pengertian tentang dinamika interaksinya clengan tuntutan sejarah clan keberhasilan menangkap tantangan zaman mutakhir. Jadi clisini diperlukan kecakapan clalam mengelolah secara kreatif clinamika ketegangan antara keperluan kepada kelestarian atau kesinambungan dan kemampuan melakukan inovasi untuk memberi responsi kepacla tuntutan zaman yaitu memerlukan sikap-sikap; "al-muhafazhatu 'ala 'l-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi 'ljadid alashlah" yang artinya memelihara yang lama yang baik clan mengambil yang barn yang lebih baik. 1 "'' Disamping itu diperlukan pula sikap amar ma'ruf yang secara kebahasaan, alma'ruf beraiii yang telah diketahui, yakni yang telah diketahui sebagai baik dalam pengalaman manusia menurut ruang dan waktu. Oleh karena itu secara etimologis pula perkatafl!1 itu berkaitan dengan perkataan al-'U1fya11g berarti "adat", dalam hal ini adat yang baik. Dalam pengertiannya sebagai adat yang baik itulah al- 'Urf diakui eksistensinya dan fungsinya dalam Islam, sehirgga dalam teori pokok yurisprudensi disebutkan bahwa adat dapat dijadikan hukum. Dalam penge1iiannya yang lebih luas dan mendalam, perkataan al-ma'ruf dapat beraiii kebaikan yang "diakui", atau "diketahui" oleh hati nurani, sebagai kelanjutan dari kebaikan universal tersebut (al-Islam adalah agama fitrah yang suci). Karena alma'ruf dalam penge1iian ini sebagai lawan dari al-munkar. Sebab, al-munkar adalah apa saja yang "diingkmi", yakni diingl~ari oleh fitrah, atau ditolak oleh hati nurani. Kemudian kedua-duanya ini menunjuk pada kenyataan kebaikan dan keburukan dalam masymakat. Maka dari itu masyarakat muslim suku Dani Papua khususnya dan umat Islam pada umumnya dituntut untulc mampu mengenali kebaikan dan keburulcan dalam masyarakat itu, kemudian mendorong, memupuk, dan memberanikan tindakantindakan kebaikan, dan pada waktu yang sama mencegah, menghalangi, dan menghambat tindakan-tindakan keburukan. Berdasarkan firman Allah dalam surat alImran/3 ayat 104: ]t)R Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan merekalah orang-orang yang beruntung "(QS. Ali-Imran/3:104). Pada ayat di atas dapat dipetik trilogy Da'wah ila '/.-khayr, Amar ma'ruf, dan Nahy munkar yang merupakan poros perjuangan umat Islam sepanjang sejarah. Terilogi itulah yang menjadi dasar keunggulan umat Islam atas mnat-umat lain. Sehingga mereka disebut sebagai yang beruntung, yang menang, atau yang berbahagia (al-muflihun). Namun, semua ini tidak bisa disikapi secara taken for granted. Adapun trilogy yang dimaksud adalah: a. Yang pertama dari trilogi itu yaitu; Da'wan ila 'l-khayr, menuntut kemampuan umat Islam melalui para pemimpinnya untuk dapat memahami nilai-nilai etis dan moral yang universal, yang berlaku clisetiap zaman clan tempat. Tanpa kemampuan itu kita tidak akan mempunyai pedoman yang jelas, yang menjacli tuntunan dan bimbingan kita masa depan. b. Yang kedua dari trilogi itu yaitu; Amar ma'ruf, menuntut kemampuan memahami lingkungan hidup sosial, politik clan kultural. Yaitu lingkungan yang menjadi wadah terwujudnya al-khayr secara kongkrit, dalam konteks ruang dan waktu. Juga lingkungan dalam konteks ruang dan waktu itu yang menjadi waclah terjadinya keburukan nyata, yang beroperasi dalam masyarakat. Lingkungan lf\C) buruk akan menjadi "wada" bagi al-munkar, sehingga masyarakat bersangkutan mungkin akan terkena wabah dosa dan kezaliman. c. Karena itu, yang ketiga dari trilogi pe1juangan tersebut, yaitu Nahy munkar, menuntut keman1puan kita untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan hidup kultural, sosial politik, juga ekonomi, yang sekiranya akan menjadi wadah bagi munculnya perangai, tindakan, dan perbuatan yang berlawanan dengan hati nurani (jadi tidak ma'ruf). Kemudian diusahakan untuk mencegah dan menghambat pe1iumbuhan lingkungan serupa itu. 43 Zamah sekarang, yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah bagaimana agar taat menjalankan agama tidak berhenti datf terbatas hanya pada pelaksaiiaat1 segi-segi formal simbolik, sepe1ii ibadah, ritual, dan sakramen. Tetapi, sikap taat ini ditindak lanjuti dengan amal perbuatan atas dasar kesadai·an mendalam dan menyeluruh akan makna clan semangat ajaran agama itu. Simbolisme memang penting, clan tidak ada individu atau masyat'akat yang dapat hidup tanpa simbolsimbol tertentu, kat'ena simbol-simbol itu pada hakekatnya adalah penyederhatiaan permasalahan sehingga dapat dipahami dengan mudah. Tetapi jika simbol menjadi mutlak, dan makna dibalik simbol itu terlupakan, maka ha! itu beratii menukar tujuan clan alat, mengganti yang intrinsik dengan yang instrumental. Oleh karena itu, harus diusahakan penataan kembali, sedikit demi sedikit, susunan dan hirai·ki dalam agatna sehingga yang primer tetap perimer dat1 yang sekunder tatap sekunder, begitu seterusnya. Kondisi ini diperlukan agar tidak te1jadi 43 Nurchalish Madjid, Tradisi Islam Peran dan Fungsinya, Ibid, h. 165 110 kekacauan dan pertukaran nilai hirarki. Ini bukan berarti kita harns merombak, mengubah, dan menukar ajaran dan nilai agama (dan tradisi), karena sepanjang mengenai agama, manusia tidak berhak melakukan suatu perubahan apa pun yang datang dari Allah SWT. Tetapi, karena persepsi dan pemahaman terhadap agama ada clalam lingkungan tradisi cipt1"an manusia, maka adalah suatu ha! yang mustahil bahwa persepsi dan pemahaman itu tidak terpengaruhi oleh kerangka dan sistem tradisi ciptaan manusia itu. Maka, yang diperlukan disini adalah sekeclar penynsunan kembali urutan hirarki nilai-nilai itu secara proporsional. Karena itu selain acla tantangan, dari zanmn Ice zaman, bagian yang mana clari suatu paham keagamaan clalam masyarakat itu yang benar-benar asli berasal dari agama yang bersangkutan, dan bagian mana pula yang merupakan produk traclisi manusia. Juga clari zaman ke zaman, selalu ada usaha untuk memberi tafsiran barn dan pengertian yang lebih segar serta relevan terhadap nukhtah-nukhtah tertentu agama sebagai sistem simbolik. Dengan pengenalan mana yang asli ini akan diperoleh keabsahan dan otentisitas, dan clengan kemampuan rnemberi tafsiran barn yang segar dan relevan cliperoleh kreatifitas pemikiran. Agaknya sikap icleologis paling pantas terhaclap tradisi aclalah yang berpandangan kritis terhaclap traclisionalisme. Pandangan kritis dimaksud adalah bersikap analitis dan skeptis terhadap manfaat dan mudharat traclisi di setiap kasus kongkret, memperhatikan kadar dan lingkungan historis pengaruhnya. Sikap semacam ini menghindarkan sikap taklid buta terhadap traclisi, mengikuti traclisi 1 11 keliru yang menyamakan masa lalu dengan kebaikan. Sikap kritis ini pun menghindarkan anti tradisiona!isme secara dogmatis, tidak mengabaikan peran tradisi yang menguntungkan.44 44 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosia/, Ibid, h. 79 112 BABV PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat muslim suku Dani Papua telah cukup lama terisolasi dari perkembangan dunia luar, sehingga pemahan1an mereka tentang hukum Islam sangat kurang. Tradisi dalam perkawinan mereka masih menggunakall mahar babi sebagai syarat untuk kawin, padahal tinjanan hukum Islmn terhadap mahar babi ini adalah haram hukumnya berdasarkan firman Adah SWT, dalam surat al-Maidah/4 ayat 3. Disamping itu juga dalam hubungan perkawinan tidak berdasarkan petunjuk alQur'an surat an-Nisa ayat 22- 23, dan hanya berclasarkan sistem kekerabatan yang bersifat eksogami clari dua belahan/moiety yaitu wita yang terdiri dari 23 buah klen dan waya yang terdiri dari 26 buah kl en yang disebut inyukul oak/ewe (clua klen/mm·ga besm· yang dapat dikenali). Belahan wita dan waya menunjukkan kepada dua bagian besm· dari kelompok manusia garis ketumnan ayah (eksogami) yang cukup luas clalam masyarakat adat muslim suku Dani. Adapun yang termasuk dalam klen/belahan wita yang dapat dikenali diantaranya; Elokpere, Assa, Kuan, Lani, Lagowan, Kosi, Wuka, Itlay, Marim1 dan Mulait serta 13 klen lainnya. Dan yang termasuk ke dalam klen/bermarga waya diantm·anya; Yelipele, Yaleget, Wetapo, Lokobal, Matum1, Huby, Alua, Hisage, Hilapok dan Doga serta 16 Iden lainnya. Jika kedua belahan/moiety wita clan waya ini digabungkan maka akan menjadi Yelipelelokpere, Asolipele, Lanitapo, Asolokobal dan seterusnya. Hubnngan (relasi) antara kedua belahan tersebut lebih tampak dalam perkawinan eksogami dan larangan perkawinan intern dari belahan sama. Maka dari itu seorang remaja memilih calon isterinya sendiri. Walaupun menurut adat muslim suku Dani ia harus menaati dua syarat, yaitu bahwa gadis itu berasal dari klen maupun belahan lain. Orang klen/marga Yelipele misalnya, tidak boleh kawin dengan gadis Iden Yelipele pula, tetapi juga tidak dengan gadis dari klen-klen seperti Wetapo, Yaleget, Matuan, clan 22 Iden lain, karena semua klen itu termasuk paroh waya. Sebaliknya, disamping klen-klen itu masih acla 23 Iden lain yang menjacli anggota paroh wila clan clari kl en-kl en itulah ia clapat memilih jodohnya untuk kemuclian dinikahi. Terlepas dari tradisi perkawinan adat muslim suku Dani bahwa perkawinan pacla clasarnya w1tuk mempertahankan eksistensi keberlangsungan kehidupan manusia. Naluri sex sebagai komponen yang di dalamnya terkanclung bahwa manusia harus melanjutkan kehidupan demi memre1iahankan eksistensinya. Namw1 demikian, untuk mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan manusia, lembaga perkawinan mengatur mengingat tanggung jawab melaksanakannya adalah ibadah sekaligus naluri "kawin" sifatnya natur (alami). Dari pandangan ini perkawinan baik hukum Islam maupun hukum adat muslim suku Dani san1a. Namun, perangkat dan tata cara perkawinan muslim suku Dani banyak yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Islam dan nilai-nilai hukum Islam, diantarnnya: 1. Adanya kepercayaan kepada roh animis yang diwariskan turun- temunm dari nenek moyang mereka terdahulu. 114 ·'~:p~;~~-U-T_A_M_A~,··1, UIN SYAHiO JAKARTA - - - - ,_ __:__I 2. Penerapan mahar babi yang sah di mata sosial dalam tradisi perkawinan adat muslim suku Dani. 3. Adanya mitos bahwa alam semesta itu ibarat seorang ibu-asal yang menampakan diri paling jelas sebagai matahari. 4. Adanya anggapan bahwa mereka berasal dari Goa dan masing-masing suku mengganggap Goa di daerahnyalah sebagai tempat asal usu! manusia pertama beserta hewan dan tumbuh-tumbuhan. 5. Adanya upacara pembersihan yang dilakukan secara bersama-sama (dosa sosial) dalam kasus perzinahan (pawi), yang tidak sesuai dengan hukuman clera bagi pezina laki-laki dan perempuan dalam syari'at Islam. Yang dalam istilah suku Dani disebut ima pegarek (turun kali secara bersama) sebagai pengakuan masal atas pelanggaran seksual antara Iden dan lain sebagainya. B. Saran Mengingat tradisi perkawinan aclat muslim suku Dani yang clalam tata cara dan prakteknya tidak sejalan dengan nilai-nilai hukum Islam, maka saran penulis sebagai berikut: I. Sosialisasi perkawinan Hukum Islam pacla muslim suku Dani Wamena Kebupaten Jayawijaya Papua penting cliperhatikan. 2. Memberikan pemal1aman tentang pernikahan yang sesuai dengan syari'at Islam baik clengan pendekatan keluarga, jakwah (ceramah), rnaupun clengan cara pengajian kepada pemuda pemucli Desa Walesi tentang perkawinan secara Islam. 115 3. Penggunaan mahar dapat diganti dengan uang senilai dengan harga babi atau dapat digantikan dengan ternak lain yang sama nilainya dengan babi. 4. Pesta adat perlu disederhanakan kembali sesuai dengan tuntunan zaman. 5. Mengikut sertakan anak-anak ataupun orang tua dalam kajian-kajian keislaman khususnya menyangkut pernikahan berdasarkan syari'at Islan1. 6. Standarisasi perkawinan adat dan Islam. 7. Proses pencatatan penikahan muslim suku Dani perlu didampingi penghulu. 8. Upacara he ecep (ta'aruf/khitbah) moment penghulu hadir mensahkan perkawinan. 9. Masih perlu ditinjauh kembali peran rencatat nikah/penghulu. I 0. Mengaktifkan/memberdayakan tokoh-tokoh atau sarjana-sarjana muslim (intelektual-intelektual muslim) suku Dani dalam mensosialisasikan perkawinan berdasarkan syari'at Islan1. 11. Agar dapat melakukan trilogy Da'wah ila'l-khayr, amar ma'ruf dan nahy munkar yang merupakan poros pe1juangan umat Islam sepanjang sejarah. 116 DAFTAR PUSTAKA Al-Qur'an dan al-Hadis A. Mampioper, "Mengenal Beberapa Aspek Budaya Suku Kesra Pemda TKT I Irian Java, 1980. Dani'~ Jayapura: Biro Ayub Syaikh Hasan, "Fikih Keluarga ", Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 2004 Abdurralunan H, "Kompilasi Hukum Islam di Indonesia" Jakmia: Akademika Presindo, 2004 Asqalani bin al-Hafiz bin Hajar, "Buluqh a/-,\faram", ar-Riyadh: al-Ma'rifah, 1417/1996 M Abbas Ahmad Sudim1an, "Qo1raid Fiqhi;Jah Dal am Perspektif Fiqh", Jakmia: Radar Jaya Ofset, 2004 BPS Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka Tahun 2006 Boelaars Jan. "Manusia PTGrarriedia. 1986 Irian Dahalu, Sekarang, Masa Depan," Jakarta: Djazuli A., "Kaidah-Kaiduh Fiqh." Jakarta: Prenada Media Group, 2006 De\\ i Gemala dan Yeni Sal ma Barlianti , "Hukum Perikatan Islam di Indonesia," Jakarta: Prenada Media. 2005 Ghazaly Abd Rahman," Flqh Munakahat" Jakaiia: Pernada Media, 2003 Hadikusuma Hilman , ''Hukum Perkawinan Adat", Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 1995 Koentjaraningrat dkk, "Irian Jaya Membangun Masyarakat Penerbit Djambatan, 1993 Majemjuk'~ Jakarta: Lokobal Nico A., dkk. " Nilai-nilai Hidup Masyarakat Hubula Di Lembah Baliem Papua" Jayapura: Biro Penelitian STFT Fajar Timur, 2003 117 LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya Papua Tahun Anggaran 2006 Madjid Nurchalish, "Islam Doktrin dan Peradaban" Jakarta: Paramadina, 2005 Madjid Nurchalish, "Tradisi Islam P'eran dan Fungsinya Dalam Pembangunan", Jakarta: Paramadina, 1997 Majalah Islam, Suara Hidayatullah, Irian Jaya: 9 Mei 1998 Ramayulis dkk, "Pendidikan !shun Dalam Rumah Tangga", Jakarta: Kalam Mulia, 2001 Susanto-Sunario Astrid S.,"Pembangunan Masyarakat Pedesaan Suatu Telaah Ana/iris Masyarakat Wamena lrian Jaya", Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996 Syafi'i RA al-Imam, "al-Um/Kitab Jnduk", Malaysia: Victori Agence, 1982 Susanto-Sunario Astrid S .. "Kebndayaan Jaymrijaya Dalam Pembangunan Bangsa" Jakarta: Pustaka Sinar Harnpan. 1993 Soekanto Soe1jono, "Hukum Adat Indonesia", Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 Syarifuddin Amir, "Hukum Perkmri11a11 Islam di Indonesia'', Jakarta: Prenada Media 2004 Sztompka Piotr," Sosiologi Perubaban Sosial", Jakarta: Prenada Media, 2004 Thalib Sajuti," Receptio A Contrario H11b1111ga11 Hukum Adat dan Hukum Jakart:i: PT. Bina Aksara. 1985 Islam'~ Taimiyah lbnu, "Majmu Far.ra Tentang Nikah", Jakarta: PustakaAzzam, 2002 Undang-Undang Perkawinan No. l Tahun 1974, Jakarta: Departemen Agama RI, 1996 Usman Suparman H., "Hukum Islam Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Indonesia", Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001 Wawancara Pribadi dengan, H. Aipon Asso, Walesi, 18 Mei 2008 Wawancara Pribadi dengan, Amandus Ass1J, Wiaima/Walesi, 27 April 2008 1 lR Wawancara Pribadi dengan, Ismail Asso, Walesi, 7 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan, Ali Asso, Walesi, 25 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan, Nameke Yelipele, Walesi, 26 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan, U. Ruben Yelipele, Walesi, 20 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan, Tahuluk Asso, 8 Juli 2008 Wawancara Pribadi dengan, Muslimin Yelipele, Walesi, 13 Juli, 2008 Wawancara Pribadi dengan, H. Burhanuddin, Wamena, 21 Juni 2008 Wawancara Pribadi dengan, Arman Alqasdijal", Wamena, 30 Juni 2008 Zuhri Muhammad, "Terjemah Tarikh al-h1.1yri' al-Islam Sejarah Pembentukan Hukum Islam", Semarang: Daarul lhsy Indonesia, 1980 11 Q DATA WAWANCARA Vawancara : Bapak Amandus Asso (Kepala Suku Adat) 'em pat : Wiaima, Hp 085254194208 'anggal : Wamena, 27 April 2008 ertanyaan : Bagaimana proses adanya he yokal dalam perkawinan muslim suku Dani 9 rnab : Proses he yokal adanya melaui tiga tahap yaitu pertama, pada masa gadis (hilimikurugi) akan mengenakan sili (busana gadis). Kedua, masa remaja,(ap wanusak hagaklaga uguneme) akan mengenakan busana apilik (busana gadis remaja). Ketiga, gadis ketika menginjak usia dewasa (ewe nyeki kuogolukmore) akan mengenakan busana ewe yokal (busana gadis de11asa). c11anyaan : Apakah ada perbedaan dalam proses he yo/ml ini bagi setiap suku/klen yang ada di masyarakat muslim suku Dani Lembah Baliem? iwab : Perbedaan ada yaitu bagi suku Mukoko hanya melalui dua tahap yakni sili dan apilik. Bagi orang bagian Barat Lembah hanya melalui satu tahap yaitu sili sa3a. Sedangkan orang Iden Walesi, Walaj, dan Wesapot/Asolokobal adanya he yokal melalui tiga tahap yaitu sili, apilik, dan eire yokal. Maka dari itu setiap perkawinan muslim suku Dani akan melalui tiga tahapan ini. crtanyaan : Bagaimana sejarah perkawinan muslim suku Dani? m·ab : Masalah sejarah perkawinan yaP.g bapak ketahui bermula ketika manusia Lembah Baliem ini keluar dari Goa. Adapun nama tempat kejadian manusia pertama beasal dari beberapa tempat yaitu Seinma/Senymo, Huruhalua, dan Maima/Wesapot. Dari Goa tersebut juga lahir berbagai klen dan klen/suku yang terbesar (ewe nyuku/uak) ada dua yaitu wita dan waya, sebagai proses awal te1jadinya perkawinan ad at muslim suku Dani. •ertanyaan : Sampai saat ini masyarakat muslim suku Dani masih piara babi sebagai kebutuhan hidup baik untuk dikonsumsi dan untuk dijadikan syarat mahar dalam perkawinan. Apakah bapak tahu sejarah asal mula adanya babi itu? awab : Sejarah awal (wene heseke kolik!wene oak iki/aukama) babi bermula ketika manusia Lembah ini keluar dari Goa. Dan setiap honai adat (rumah adat) membawa kupi (tali pengikat) masing-masing yang dalam masyarakat muslim suku Dani disebut wam era paliklaike. ertanyaan 1 : Bagaimana konteks hukum zina menurut muslim suku Dani? : H~1kum zina dalam masyarakat muslim suku Dani disebut pawi/eloali. Pmri adalah pelanggaran seks antara gadis dan laki-laki yang belum ka\\·in, yang terjadi dalam suku/klen yang sama (pelanggaran seks antar marga yang sama). Hukumah bagi pelaku zina dilakukan dengan cara turun kali bersama (ima pegarek) atau upacara penghapusan dosa sosial. Tuju::m dari upacara tersebut adalah untuk mengembalikan keamanan, ketertiban. serta demi te1jaganya kesuburan hidup antara manusia dan alam di sekitarnya. Jadi, dari penjelasan di atas konteks hukum zina dalam masyarakat muslim suku Dani berbeda dengan konteks hukum zina yang ada dalam h ukum Islan1. In ten·ie\ved Amandus Asso Jayawijaya, 27 April 2008 Interviewer Adnan Y clipele 'awancara : Bapak U. Ruben Yclipclc (Kepala Desa Walesi) ;mpat : Walesi/Kowasiem, Hp 081248156395 mg gal : Wamena, 20 Juni 2008 ~rtanyaan : Menurut hukum Islam perkawinan antar sesama marga tidak ada larangan kecuali larangan karena adanya hubnngan darah dan hubungan nasab. Mengapa perkawinan satu marga dalam adat perkawinan muslim suku Dani dilarang dan apa hikmahnya? t11Bb : Perkm,·inan satu marga dilarang karena menurut nenek moyang terdahulu apabila perkawinan antar sesama marga te1jadi maka akan mendapatkan murka dari roh leluhur dan hubungan antara masyarakat serta alam sekitarnya menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu perkawinan antara satu marga dilarang. Adapun hikmahnya dapat memperkokoh hubungan persaudaraan dalam batas-Latas daerah tertentu dan dapat mengikat hubungan keluarga secara baik. Di samping itu dapat menjaga pergaulan bebas antara remaja dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga dalam setiap marga tersusun dengan baik dan di antara mereka saling ban tu membantu serta hidup bersosial yang dalam adat' muslim suku Dani clisebut nerob nyerugilak, neaklnyeagilak clan nami/nyamilak. enanyaan : Bagaimana ketentuan/ketetaprn mahar babi dalam · perkawinan adat muslim suku Dani? i11al' : .lurnlah rnahar yang ditetapkan sesuai kesepakatan masyarakat antara\Jain sebagai berikut: a. Mahar clalam perkawinan pada umumnya 5 sampai derigan 30 efoor babi; b. Mahar yang disebut pawi ecoko (hubungan intim antar sesama marga) l sampai dengan 3 ekor babi besar dan sedang; c. Salam kepacla wanita yang suclah bersuami, dencla 1 ekor babi seclang; d. U ntuk salam kepada gad is sama dengan po in ketiga; e. Perzinahan berupa dencla I ekor babi besar; f. Perkosaan cliclenda berupa 2 ekor babi sedang; Adapun ketetapan mahar dan denda tersebut di atas dapat berubah atau dapat diganti dengan uang atau benda lain yang sama nilainya dengan babi. Perubahan itu di antaranya: a. Pawi ecoko Rp 6.000.000,- sampai dengan I 0.000.000,b. Mahar pada umumnya Rp 50.000.000,c. Salam kepada wanita yang sudah bersuami Rp 500.000,- dan apabilah salamnya dua kali Rp 1.000.000,- dan seterusnya. d. Salam kepada gadis sama dengan poin ketiga; e. Perzinahan didenda berupa uang Rp 3.000.000,f. ~erkosaan Rp 500.000,- sampai dengan Rp 2.000.000,- Jayawijaya, 20 Juni 2008 Interviewer U. Ruben Yclipclc Ad nan Y elipele v'awancara : B:ipak H. Burhanuddin (Ketua MUI Kab. Jayawijaya Papua) 'empat : Masjid Agung Baiturrahman Wamena-Jayawijaya, anggal : Wamena, 21Juni2008 ertanyaan : Sejak tahun berapakah MUI Wamena Kabupaten Jayawijaya didirikan? iwab : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jayawijaya didirikan sejak tahun 1979. Pada waktu itu, yang menjacli ketua MUI aclalah H. Abu Yamin clan saya wakilnya. Pacla perkembangar. selanjutnya, ketua MUI cliganti dan saya terpilih serta dipercaya untuk mengemban amanah umat hingga tahun 2008 sekarang. Dalam mengembangkan syai'ar Islam di kabupaten Jayawijaya ini, saya suclah 30 tahur bersama masyarakat muslim suku Dani dan saya tahu pcrsis bagaimana liku-liku clakwah clisini, hingga perkembangan umat saat ini meningkat cukup signifikan. ertanyaan : Bagaimana peranan ulama dalam menyelesaikan masalah umat Islam Wamena semenjak awal berdfrinya MUI hingga sekarang? rwab : Dalam menyelesaikan masalah umat berkaitan· Clengan traclisi masyarakat muslim suku Dani, terutama sekali permasalahan umat diselesaikan berdasarkan al-Qur'an clan al-I-Jadis. Selanjutnya, pendekatan buclaya yang telah ada dan berdialog antar umat beragama dengan melibatkan kepala sukn adat serta para pemimpin. ertanyaan : Dalam tradisi perkawinan adat muslim suku Dani sampai sekarang masih menjadikan babi sebagai mahar clalam perkawinan clan hal ini sangat bertentangan clengan Q.S. al-Maiclah ayat 3. Usaha-usaha apa sajakah yang clilakukan untuk merubah traclisi rnahar yang sangat lbe11entangan dengan prinsip hukum Islam? 1wab : Dalarn ha! merubah kebiasaan itu memerlukan wak!L1 clan kewaj iban seorang muslirn aclalah menyampaikan manfaat clan madliaratl1ya clengan cara hikmah clan bijaksana. Setiap tradisi belum clapat clipolong:begitu saja karena itu turun-temurun clan lebih banyak mengandung nilai-nilai tauhicl keclalam hati rnereka. Penyampaian secara arif clan bijaksana sehingga lama kelarnaan clapat merubah itu semua. Penyampaian clari segi positif dan negatifnya kepada mereka agar mereka tersadarkan dari kebiasaan yang bertentangan dengan prinsip hukum Islam. Tradisi adat menyengsarakan jiwa dan orang lain se1ia membebani orang lain. Bukan kepentingan keluarga tapi orang lain yang menikmatinya. :rtanyaan : Menurut bapak apakah mahar babi dapat digantikan dengan benda lain? 1wab : Bisa digantikan dengan benda lain yang sama nilainya dan harus sesuai dengan apa yang clisenangi. :rtanyaan : Bagaimana pandangan ulama terhadap pelarangan kawin satu rnarga dalam tradisi perkawinan aclat rnuslirn suku Dani? .wab : Ticlak acla masalah dalarn Islam . :rtanyaan : Bagaimana perkembangan umat Islam suku Dani Kabupaten Jayawijaya saat ini? .\rnb : Perkembangan urnat saat ini cukup signifikan dan tersebar di beberapa Desa yaitu Walesi, Walaj, Paserna, Air Garam, Hitigima, Megapura, Jagara, Walaik, Pua Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu dan Pugima dan tersebar di wilayah Pegunungan Tengah .. Hingga kini jumlah penganut muslim mencapai 7.215 ribu jiwa dari total 227. 474 ribu jiwa penduduk Wamena Kabupaten Jayawijaya Papua. :rtanyaan : Ada berapajumlah Masjid dan Mushalla di Kabupaten Jayawijaya ini') : Masjid sebanyak 7 buah masjid dan mushalla sebanyak 3 mushalla. :rtanyaan : Berapakah fasilitas pendidikan yang ada? 1wab : Di antara fasilitas yang tersedia aclalah TPQ 2 buah, SD Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) 1 buah, dan Maclrasah Ibtidaiyah (Ml) 1 buah, SLTP Y APIS I buah, SLT A/SMK 1 buah, clan Akademi STIE YAPIS 1 buah serta Pesantren YAPIS 1 buah. Interviewed Jayawijaya, 21 Juni 2008 Interviewer H. Burhanuddin Adnan Yelipele wancara : Amran Asqasdijal S.Ag (Kepala KUA Wamena Kabupaten Jayawijaya) 1pat : Kantor KUA Wamena, Hp. 081344078713 .ggal : Wamena, 30 Juni 2008 tanyaan : Bagaimana peranan KUA Wamena dalam melihat perkawinan adat muslim suku Dani yang tidak sesuai dengan hukum Islam? rab : Peranan KUA selama ini berusaha agar dalam perkawinan adat muslim suku Dani harus ada rukun dan syarat, karena bagi mereka belum paham apa itu rukun dan syarat. Di samring itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat perkawinan menurut aturan agama dan UU No. I Tahun 1974 tentang perkawinan. 1anyaan I : Apakah ada kesadaran masyarakat rnuslim suku Dani untuk menikah secara hukum Islam? Kalau ada bagaimana bentuk pelaksaannya? vab : Kesadaran ada dan krus berkembang dilakukan dengan nikah masal yang dikoordinir oleh Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Jayawijaya. rtanyaan : Berapakah jumlah rnasyarakat muslim suku Dani yang sadar dan menikah secara Islam·' : .lumlah muslim suku Dani yang rnenikah secara masal dari tahun 1996~008 terjadi peristi\\a nikah 71 pasangan dari 272 kepala keluarga (KK) rnuslim pribumi. Dan sisanya krjumiah 201 kepaia keluarga (KK) yang belum menikah seeara syariat Islam. ~rtanyaan : Apakah ada usaha ,ang dilakukan oleh KUA Wamena agar muslim suku Dani untuk mcnikah seeara Islarn° wab : Usaha tetap ada yaitu dengan melakukan suatu terobosan dan rnenjelaskan pentingnya perkm1 inan berdasarkan syariat Islam bekerja sama dengan MUI dan organisasi Islam yang. ada di Kabupaten Jayawijaya. orlanyaan : Apakah ada kesadaran rnasyarakat musiim suku Dani untuk mencatatkan perkawinannya ke KUA Wamena( iwab : Ada tapi masih perlu ditingkatk«n Iagi berdasarkan data yang suda ada. I tanyaan : Perkawinan muslim suku Dani masih menggunakan babi sebagai syarat mahar untuk kawin, bagaimana menurut pendapat bapak? : Mahar babi jelas haram hukumnya berdasarkan Qur'an surat al-Maaidah mb ayat 3. Maka dari itu mahar babi tidak bisa dijadikan sebagai mahar, untuk itu mahar yang bisa dij adikan untuk kawin harus berdasarkan petunjuk Rasulullah seperti; emas beberapa gram dll. Apabilah mahar babi itu tetap dijadikan sebagai syarat kawin, maka ha! itu tidak memenuhi bahkan tidak sesuai dengan syariat Islam, karena syariat Islam menginginkan mahar itu bersih dan suci serta halal. rtanyaan Dengan adanya transformasi yang teijadi di kota dan di pedesaan sekarang ini, apakah tradisi perkawin:rn adat muslim suku Dani akan terhapus secara perlahan atau bagaimana? : Adat tetap ada karena masyarakat tumbuh karena adat, untuk itu j bagaimana meluruskan yang bertentangan dapat diubah menjadi tidak bertentangan dengan syariat Islam. I Jayawijaya, 3 0 Juni 2008 Interviewer Amran Alqasdijal S.Ag Ad nan Y elipele ~~~)>~)(fl( MAJELIS ULAJVIA INDONESIA KABUPATEN JAYAWIJAYA (WADAH PARA ULMA ZU' AMA DAN CENDJKIA WAN MUSLIM) Sekretariat JI. Yosudarso Kon~pleks ~a~jid _Agung Baitu~Rahm:m W~ena SURAT KETERANGAN Yang bertanda tangru1 di bawah Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, menerangkan bahwa : Nama Adnan Yel ipele Tempat/Tgl Lahir Walcsi, 19 Fcbruari l984 NomorPokok 104044201457 Semester VII (Dclapan) Jurusru1/Konsentrasi Administrasi Keperdataru1 Islam (AKI) Alam at JI. Masjid Al-Jami'ah UIN Jakarta HP 081387655612 Judul Skripsi Tradisi Perkawinan Adat Muslim Suku Dani Papua Ditinjau dari Hukum [slam (Studi Kasus di Desa Walesi). benar telah melakukan wawru1cara dengru1 saya selaku Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya pada hari Ahad, 2 l Juni 2008 mengenai Tradisi Perkawinan Adat Muslim di Walesi. Demikian surat keterangan dipergunakan sebagai mestinya. ini dibuat dengan sesungguhnya untuk DEPARTEMEN AGAMA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN WAMENA J!. Ahmad Yani Non1or 37 IV AMEN A 99511 SURAT KETERANGAN NOMOR: Kk.26.04.1/Pw.00/ 81 / 2008 Yang bertanda tang,an <llb<iwah ini Kepalri Kuntor Urusan Agan1a (KUA) \Van1ena Kabupaten Jayawijaya Papua, nwncrangkan balnva : Na 111 n : Adnan Yelipcle TeinpaUTgl Lahir : \Va!esi, !9 Februari 1984 NIM : 19,!0 . ~-1201457 Se1nester : V!!I ( Dclapan) Jurusan/ Konsentrasi · 1\d1ni11istrasi Kcperdarnan !slnm (AKI) Al~Jami'ah A!ainat : JI. lvlcsjid Te!epon/HP : 081387655612 Judul Skripsi : TRAD IS I PERKA WINAN ADAT ,MUSLIM SUKll DANI UIN .Jakarta PAPUA DI TINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa V.'?l~si). Bcnar yang bersangkutan Ldah melakukan \Nawancara di Kantor Urusan Aga1na Kecan1atan \Varnena dan telah rnengambil data pada Kantor terscbut untuk keper!uan Skripsin¥a. Wa\vancara dan pengan1bilan data telah di!akukan dari tanggal 19 SID 30 Juni 2008 yang berkaitan dengan judul Skripsi diatas. De1nikian surat kcterangan ini knmi buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagai1nana 1nestinya. PEMERINTAH WILAYAH DISTRIK ASOLOKOBAL KEPALA DESA WALESI Sd:rctariat: 11. SD YPPK Sill4lmll No. l Desa Walesi Distrik Aso!okobal Kabugatt:n Jayawijm Pap51: Hp: 081344554265 Nomor Lampiran Perihal : 06/2006/DS-WN 12008 : Rekomendasi Kepada Yth; Bapak Pimpinan UIN Syadf 1-lidayutuilah .Jakarta DiTempat Assa/an-1u 'a/aikuni fVr. fVb. Teriring salam dan do'a kan1i smnpaikan semoga Allah SWf., senantiasa men1berikan ~ufik rahmat, dan hidayah-Nya kepada Bapak Pi111pinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan stafnya, serta sukses selalu dalam menjalankan aktivitasnya schai-hari, amin. Sehubungan dengan ini kami dari Kcpala Desa Walcsi Distrik Assolokobal Kabupatcn Jayawijaya Papua menerangkan dan n1cngucapkan terin1akasih ser1a memberikan rekornendasi ini kepada saudara: Nama : ADNAN YELIPELE Tempatffgl Lahir : Walesi, 19 Februari 1984 Status : Mahasiswa NlM ; 104044201457 Fakultas : Syari'ah dun Hukum Jurusan : Administrasi Keperdataan lslrun (AKI) Alamat : Ciputat-Jakarta Atas penelitian skripsi yang telah dilaku~_an di Desa kami selama tiga bulan dengan baik. Maka dari itu harapan kami kepada Bapak Pim pi nan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar dapat dibitnbing dan dibina saudara tersebut menjadi manusia yang paripun1a. Demikian surat rekomendasi ini karni buat untuk dapat dipergunakan dengan sebaik~ baiknyn. Wassalamu 'alaikum 1Vr. 1Fb. DEPARTEMLN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYAHJAH DAN HUKUM Jln. lr. H Junnda No. 95 C1pwnt · Jakurl•1 15.J!'.! Non1or La1npiran I-Ial Telp. ((i2.'.2J) 747 I JSJ7 Fax. (62-2 l) 7491821 \Vell.'>!le ww_J'.'.J.tW.lW,.;_1LlsL email: [email protected]!ud Jakarta,~J : Un.Ol/F4/KM.00.02/12.:)-.d08 lvlaret 2008 : Mohon Data /. W<nvancara Kepada Yth, 1.) Kepala Kantor Urusan 1\g,111«1 (KUA) \ Van1cna 1 2.) Ketua MU! Kab. Jay<nvij<iya Papua di Assalm11u'alailo.n11 VVr.\,Vb. Dengan hormat, Pimpinan Fakultas Syarinh Jakarta n1enerangkan b<!lnva: dan Huku1n UIN Syarif Hidayal11llah Nama : Adnan Yc!ipde : \Valesi, 19 Februar1 1984 Tempat/Tangga! Lahir : I04Cl<l4201'!57 Nomor Pokok : VIII (Dela pan) Semester Jurusan/ I<onsentrasi : Ad1ninistrasi Keperdataan Islain/ AI<I Alamat : JI. Masjid Al-Jami' ah UIN Jakarta 'relp : 08138765566'!2 Adalah benar n1ahasis\va Faku!tas Syuri'ah & I-Iukun1 UIN Syarif 1-Iidayatul!ah Jakarta yang seclang n1enyelesaikan skripsi dengan Topik/ Judul: "Tradisi dalam Perlwrt1i1wn odr11 M11sli111 S11k11 Dani Papua di Tinjau Dari I-Iukurn Islam ( Studi Kas1,1s di Desa VV11lesi )" Unluk n1elengk<1pi bah"1n/ dat<i yang berkaitan dengan penulisan /pembahasan Topik/Judul di nlns, din1ohon kiranya Bapak/Thu/Saudara /i dapat inembantu/ fftenerin1a yang bersangkutan untuk benvawancara. Atas kesediaan Bapak/Jbu/Saudara/i, ka1r.i ucarkan banyak terilna kasih. Wassala1t1u'alaiku111 An,DEKAN VVr.~'Vb. DEPARTEMf,,N AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARIAH DAN HIJKUM Tt:lp- (62·2 ! l 74"/ ! ! 537 F;1x. (62-2!) 749 JS~ l \Veh.\1lc ~\'..J!_i.t.u_ht,.;\UQ email: fah __ [email protected] Jin. Ir H Juanda No. 95 C1purnt ·Jakarta !5412 Non1or La1npiran : Un.01/F4/KM.00.02h, 7rf08 Hal : Mohon Data / Wawancara Jakarta,3\Maret 2008 :- Kepada Yth, 1.) Kepala Desa Walesi 2.) Kepala Suku Adal Muslin1 di Desa VValesi di Ten1pat Assala111u 'alaik111n Wr, \;Vb. Dengan honnat, Pin1pinan Faku!tas Syariah dan Jakarta menerangkan balnva : I--Iukurn UIN Syarif Hidayah11lah : Adnan Yelipele : Walesi, 19Februari1984 : 104044201457 Nomor Pokok Sen1ester : VITI (Delo pan) Jurusan/Konsentrasi : Adn1inb~:-"'Si Keperdataan Islan1/ AKI : JI. Masjid Al-Jami' ah UIN Jakarta Alamat : 0813876556612 Telp Adalah benar n1ahasis\va Fakultas Syari' ah & I-Iukurn UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang 111enyelesaikan skripsi dengan Topik/ judul: Nama Tempat/Tanggal Lahir "Tradisi dala111 Perknu i111111 adf1f M11sli111 S11k11 Dani Papua di Tinjau Dari I-Iukum Isfan1 ( Studi Kasus di Dcsn \!Vafcsi )" 1 Untuk melengkapi bahan/ data yang berkaitan dengan penulisan /pembahasan Topik/Judu! di atas, dhnohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara /i dapat me1nbantu/ 1nenerin1a yang bersangkutan untuk berwawancara. Atas kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i, ka1ni ucapkan banyak teri1na kasih. Wassnlrunu'alaiki1111 11\fr.Wb. MACAM-MACAM KLEN/MARGA YANG ADA DALAM MASYARAKAT MUSLIM SUKU DANI SEHUNBUNGAN DENGAN PENENTUAN JO DOH DAN PERKA WIN AN !vloiety/B e/11/11111 Wita Elokpere As so As so Asso Walilo Kuan Lani Itlay Mabel Lago wan Wandikbo \\.uga \\.alilo \\ ilil Gosi Wamu Gutesi Elokbete \ lulait Waya \\·anJik Yelipele Yaleget Lokobal Kalolik Kalolik Wetapo Matuan Hubi Siep Hutugal uk Heiman Aloa IV!atuan J\1atuan Loka Jukusu Logo Ndawi Matuan Egina Haluk Mo lama Hi sake Oakai Wiliagen [3apig~1 Meage Hali tnru Kalolik Halilabok Jeli Kogoya Wanimbo Bunai Dibo Heselo Thotaput .lakc'ri L111 i \ lclbma He sake lsa11 e L~ga Gerda \\' akcrk11·a Wenda Tebai 1 ·- HWRl akwar1, Peran Pendatang, an liku-likunva yang bertugas di kawasan ini harus memiliki jiwa pengabclian total. Mereka 111esti adapan dengan lingkungan dan alamnya yang keraf,, ebih dari 75% wilayah Irian.masih lertutup kawasan hutan dan rawa· rawa yallg lebat dan asli, dihiasi dengan pegunungan batu dan ka- 111 pur yang sangat iuas. Penduduk ng sudah 1nuslim tinggal bertebaran 1ung, lembah, ngarai dan bukityang Hngi hutan. endati tak terdapat binatang buas di yang Juasnya 4 kali.pulaujawa ini, m !vlalaria me1upnkan penyakit me· tkan bagi kalangan pendatang. 1 dari missionarb yang bcketja di 1vfAF (1His· sion Aviation Fellowship). MAF ac\alah sebuah yayasan milik missi Katho!ik yang men1iliki 14 pesawat Lerbang clan 2 helikopter. MAF mcngkoordinasi 50 pendeta (be· serta keluarga) yang sebagian besar bcrasal dari Amerika. Merckafah tulang pung· gung missi ini. tvienurut Pcn<lcta Walley, I-.lanajer Progran1 t>r1AF, 1nereka memiliki 300 lapangan terbang yang tersebar di lalaria ha1npir scperti penyakit bagi siapa saja yang ingin bersen· l denga11 daratan Irian. Tak terke· para muballigh. Tidak scdikit alligh yang 1neninggalk.'ln medan 1 karena tak tahan pada malaria i sainping karena ganasnya ala1n. Ii VVainena, di mana tnedan dak· 1ya cukup be(at, seOrang mubal· harus bersabar n1embina masyat yang 1nasih hidup menyatu de1 ala1n. , / )enduduk mus\imnya lebih senang elanjang dari pada berpakaian. aupun n1ereka kebanyakan yang 1sia 40 tahun ke atas. Pakaian bagi ·eka sesuaLu yang n1engganggu merepotkan. Babi juga masih ,; tjadi bagian dari mereka yang stilit ~puskan. Selain itu mereka juga us bisa menghidupi diri dan kelganya. , . Selain it\I mereka jug:a 11arus bertg dengan berbagai kelompok mis1aris yang sudah lama membina syarakat pedalaman ini. \Valaupun 1nereka hanya melakuL pembinaan bagi komun~tas mus'tak jarang mereka tetap'mendapat ;lnan psikologis, bahkan ancaman k. Bahkan ada diantara merek~ yang ~rtjadi 1nurtad karena alasan tertentu serti ekonomi aLau menikah dengan pe· :\uk agama lain. Akibal kesu,litan ekono1ni, menurut :tua MUI Kabupaten Jayawijaya KH Abu min, seorang S'i.l:rj.~Jta_ lulusan Institut iama Islam Negert.'(IAIN) Padang _ma· k Kri~ten setelah menikah dengan pilot berbagai daerah di pcdabman. ~X yang sud<1h 21 tahun berdornisili.di lnan ini, menceritakan, bahwa 10 tahun pertama masa tinggalnya nterupakan masa pendekat,an dengan masyarakat pedalainan. la tida~ langsung meitjalankan nlissinya sebagai rohaniawan, Waktu itu penduduk asH tT .enganggap pendatang asing sebagai ancarnan bagi komunilas rnercka. Bahkan, masih 1nenunn \Valley, ada di anlara seniornya yaflg harus meningga! karena <libunuh clan dimakan dagingnya o\eh suku kanilnl. Kelon1pok masyarakat liar ini masih i .diam di pedalaman-peda!aman yang bi. _1••n terjangkau transpor1asi. · Selain l\.1AF 111asih ada 5 buah yayasan n1i\ik missinnan'.Vzending yang bcroperasi di se!uruh Irian Jaya. Di antara narna-natna yayasan tersebut adalah: AMA ( (Associated J\1ission Aviation), Yayasan Advent lndone.sia, Cl\.1A (Canada A1fasion Avidion), AB't'o.IS {Australian Baptist Missionary Society) 'clan Yayasan Jasa Aviasi Indonesia. Total pesawat seluruh yayasan itu lidak kurang dari 30 buah, dua di antaranya hclikopter. 1-Iarga sebuah pesa· wat -k..cbanyakan jenis Cessna- yang muat dua orang (tcrmasuk pilot), menu rut seorang nlanajer perusahaan carter pesawat komersial, berkisar an· tarn 350.\500 dolar Amerika. Bila kita mendarat di BandaraSenlani, di ibukota propinsi Jayapura, maka di sebelah kiri Jandasan terdapat pu!uhan p_esawat n1ilik missionaris/zending seperti tersebut di atas. Para tcknisi dan operator pesawat hilir mudik di hanggar dan lapangan pesawat khur,us yang disewanya dari Pemda. Kabarnya, mereka dibiayai oleh pa· ra_ sponsor dari berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia, Seorang pcjabal bidang kcrohanian Kristen di Kanwil •cDepag Jayapura, kctika ditanya me· ngenr.i sumber dana ini, menjelaskan tidak tahu 1nenahu. Pengelo\aan dana itu sepenuhnya 1nc1Uadi tanggungjawab yayasan. Seluruh landasan yang be1jumlah ratusan itu merupakan swad<lya mere· ka sendiri. Para pejabat pcn1erintah dacrah ,bahkan mcrasa sangat tertolong da· lam kaitannya dengan pembinaan terhadap nuisyarakat pi!dalann1l. Pcsawat-pesawat 1nlssi ini sama sibukny 1 dCngan pesawat kotnersial lain yang hil.1 : udik menerobos pedalaman, "Terus lcrang kila kagum pada mere- T \ __ ~flO!I 1 ~rlitiffii:.111 '$·ijMJilJ@lli!!i!~~~--_..,'r!M'te!lliil...' ;·;:: i'rttWRl lamoung Muslim !~,!!!~!.!!grj!!Y.!mh '"'°"imp;,., H: Mohammad Aipon Asso. Perkampungan yang terletak tepat di lereng pegunungan Jayawijaya In! maslh memprlhatlnkan. J alan nlenuju kan)pung ini n1asih berupa kri·k.il yang dihamparkan. . Di samping itu_di sana sini terdapa~ lobang yang menganga-ikihat erosi. Tepat disebelah kanan jalan ini terdapat sungai besar yang menyedia· kan banyak batu, dengan 'lirnya yang jernih. , Se!ain seba:;.ii petani dan pekebun, sebagian dari warga disini me!njadi buruh pengumpul batu. Batu-batu .tersebllt_ kemudian diangkut ke kota dcngan truk-truk yang sebagian besar milik para pendatang, baik.Bugis maupunjawa.v .. Selain dengan ojek membayar- 3 ribu ''·rupiah, pengunjung yang n1enuju kampung ini juga bis a naik angkot-kalau ada yang mau naik ke sini- dengan ongkos 2 ribu rupiah. Dari tempat ini terlihat indah wajah kota \Vamena yang terdapat di ba· wah sana, sekitar 7 km arah tlmur, Vlalau sudah musli1n, sebagian pendu· duk desa 1nasih ·mcmakan babi, bertelanjang, dan lnelakukan shalat dengan tidak memahami apa bacaannya. Ironisnya, muballigh·muballigh yang dikirim ke desa ini meninggalkan n1ereka sejak 1986, Yang ada sekarang hanya pembina. pengajian anak-anak saja. Be;mufa da.tttf,kisah s~~r~g lela~ berus1a 30-an bernama "Me~lJ.SU_fil!ll' ~ Sebagaimana biasa, ~tiap pagi berangkat meninggalkan kampung hahunannya di des a Walesi menuju kota \Vamena yang berjarak 7 km. .. Tanpa beralas kaki, .tanpa pakaian, hitnya ·menggenakan koteka suatu peffiaridangan rutin masyarakat Wamena s.ehari-hari- ia memanggul seikat kayu bakar untuk dijual di ·Pasar. Scbelum sampai di tempat tujuan seseorang ' menghentikanny:. untuk membcli kayu' bakar tersebut. Merasugun tentu saja sangat senang. Ketika hend* dibayar Merasugun menolak diberi uang, ia ingin .s.upaya: seikat kayu bakar itu diganti dengan nasi saja. Karena waktu shaiat sudah tiba, Merasugun dis~ruh ·menunggu dulu barang sebentar~ Haji Abu Yamin nama pe1nbeli @ SUARA >llDAYATU~H 00/Yll~~! I "'' kayu1 ·pendatang -asal Madura yang juga anggota DP.RD ll \.Vamena itu, meny-.imbil wudhu untuk shalat zbuhur. Gerakan meng·angk:il tariga.n, n1enil.nduk {ruku) dah mendum ta_nah (sujud) mengundang keheranan Merasugun, Hari·hari kemu· dian ~ferasugun sudlih membawa 4 ikat k.ayu dengan ditemani dua orang anak Kecil membawa kayu bakar pesanan Pak Haji..'bcgitt_i panggilan akrabnya .. · : Ja sclan1utnya menyatakan tngm mda· ki.tkan. apa yang difakukan Pak Haji. Dengan ·segala kepolosannya ia 1nen1inta kopiah, sarung dan pakaian. Akhirnya tepat pada tanggal 2 Juni 1975 mereka masuk Islam denga~dihimbingaleh H. Abu Ya· 91in sendid yang ki.1i adalah Ketua MUI Kabup!lten Jayawijaya. Pengaruh J\.eislaman /us':J di kampung Walesi yang 't'Cr!etak di !creng bu kit Jayawijaya ini nwn1bawa drunpak yang ti<lak kedL Aipon Asso, kepala suku setempat justru yang tcrrnrik !ebih dahulu untuk mengikuti jejaknya. "Saya tertarik kepada Islam karena lslain itu baik," kata Aipon As so terbatabata oleh 103at daerahnya. Beh1n1 lagi A'iponAsso menyatakan secara resmi keislamannya, rupanya ada pi· hak·pibak tertentu yang bern1aksud n1tng· hentikan !angkah Aipon dan rnemasuk· kannya ke dalam lingkar politik. Puncaknya adalah ketika lerjadi pcm· beronL'lkan OPM {Organisasi Papua Merdeka) pada whun 1977. Merebak!ah isu bahwa pasukan OPM akan menghabisi pendud11k desa Walesi .yang akan ·masuk Islam. Di 1nata para pemberontaI-:.; keditangan Islam banya akan mendatangkan kerusakan. Wa!aupun Alpon belum 1nuslirii, mar· tab_atnya sebagai kepa!a suku .terbangkit untuk membe!a kehorni."1tan sukuh.ya_y;ing berniat masuk Islam. ': Aipon d;:i.n pasukanny3: berinisiatif nienyerbu keloinpok 0Ptv1 itu di bukit scberang kanlpung yang berjarak sekilar 20 km. Setelah meJalui perten1puran keras beberapa minggu, Aipon dan selunih pasukannya keinbali, ke kam· pung ha!amannya dengan menggerig· gain kemenangan. Langkah selanjutnya Aipon tidak. menunggu-nunggu waktu lagi. Pada hari Kamis 26 Mei 1978 ia resmi bersyahadat. Se!ang beb~r.apa lama kemu... di an warga Aipon ,-a,1g berjumlah 600 orang dan tinggal di .:reng-lereng bukit dan di hutan-hu.tan,. turun gunung untuk menyatakan syahadat n1engikuti langkah kepala su.kunya, ,_, , Merek._a rnq.suk ~slam ·dengan. penuh kesungguhan, merekaselanjutuya berundlng untuk membua.t '.gertja', sedang yang dimaksud gereja di sini ada· lah inaajid. Bagi merek.a, rumah ibadah ;_.?d-alah 'gereja1, Mendlrikan masjld Dan pada tahun .1984 dengan sa· ling bahu membahu di antara kehidupannya yang sebenarnya sangat sulit, 1nereka berh-asil membangun sebuah ,, r " ,;\>;.: Sulitnya mendirikan temp~{ \ h-1enurut mcreka, kegiatan pembinaan · ·dari rum ah· kc rumi .1 tidak. lagi 1nereka ' Ibadan meinbang1fn masjtd senlla1 1tu dengan lakuk~n . _Soalnya.seiing dHntip,9leh n\e· , _ sWadaya mereka sendiri, yang mereka reka').iang-tidak seriang. Kareha.'sebagian · 8~aliptm 1inisyarab11,yang ting'gai di kumpulkan dari sisa keuntungan menjual besar_ p'ara pengija.r .di Yapiii' p~eg~w,i 11~ · ttfmpat ihi nampak po_luS°'dan sederJrnna, ubi, kayu bakar clan sayur·sayuran. Tapi geri, mcreka khawatirkalau tcrhcmbus isu_~ --'.akan·:·tefapi-gairah me·reka diilan\ beraga· versi Jain inengatak..'ln bahwa ada bantuan yang ~ig~k.·Renar ,dan lantas mereka -~i: ma sangatlah .besar. Edy Yelipele, putra muta · ·' sulung._Aipon·A.sso, menceritakan rasa dana dari ?11alaysia. . '·Kini setelah 20 tahun mereka masuk tr!.. •' ·}·_ghirah:·itu Clengah penuh semal)gat. Islam, sudah silih berganti muballighyatJ.g berla1rgs' ·y: · M~rek:,i.sc.tjen~rnya bermakSud rrif!n· diiugaskan ke tempat ini. Selain dari De· supkan~u tu ·. dirlkair·'mi.ishalla di pemukiman pendu· partemen Agama, 'juga pernah ada dart lahannya')m.enj bu informasi duk yang run:iahnya berjauhan dari mas'. ... :. Rabithah 'Alam Islamiy. · yling diteriiiia' ..itu setehgah·SC· · jid' ya~g adi 'sekarang. Dengan. adany:Cci;_;~·:· · ·· Sekalipun dem.iklansebagian dari me- tengah · dan diterjemahk'.annya seba'g'a•.i. m:ushalla·n1us.halla terse but diharapkan · reka kini masih ada yang memelihara babi tindakan Islamisasi. ·. · · pembinaan akan berlangsung Jebih,inten· dan tetip mengenakan koteka. Yang me· Pengalan1an scperti itu tclah pernah sif lagi. narik, mereka sudah senang bila ·anak-'' dirasakanolehjamaluddinlribanrnm,da'i Aka·n tetapi izin mendirik.an rumah :..:.· an,aknya yang sudah berpakaian· seperti penduduk as\i·kelahfran Fakfak,· saa~ ber- ibadah ituselalu tida¥. diperkenankan oleh h:a·Jnya masyarakat pada "'llllllllllllllllllllllllllllilllllllllllllllillllllllllllllllllll!llllaillllli•1111111B,"'•'11111i1 p\hak pemerintah daerah. aita umumnya. .. ,. • mereka. tetap saja rtlembandet . Seperti di katakan oleh Ai· ·maka pihak DeparteinenAgami'·, ·..... ~·~ · pan Asso 1 "Kita tidak ltisa me·, akan_ memanggBnya daIT"·m~iµ>~U'.~;;·. maks a mei'eka, ·harus pelan-pe• · .berinya peringatan. Hal ihi p~~":';.' · ian."· Pembinaan.masyarakat di : nah dial<imi olch M A_lli, ¥sp; ·. " •ge~eja'.(masjid)yangmereka rindukan den.gan angaran 4.5~.4.500 rupi~h. Mereka ~~~~~~ tidak sederhana. Seorang mubal· Hgh yang d!tempatkap.di sini se- , 'mestinya bUkan saja yang pandai .Perceramah, tapi mereka yang. · bisa mCnyelami kejiwaan masya, rakat clan .sosioJoginya dengan baik, tidak .gampang menyerah dan lapang <lada, Sc.orang warga Wa\esi yang dijumpai di kota Wamena, Ali, . seusai shalat di scbt1ah musholla, ternyata_ tidak mampu melafal- ·. kan ucapan bismillah. Ucapan terscbut baginyasangatlah beraL Berulang kali kalimat ·itu dituntunkan, berulangkali ·111\a ia lupa menyebutnya. · , Padahal A:; ;,\:lalah termnsuk salah seor3.ngpasukan perangyangbcrsamaAipon Asso penumpas OPf\.1. Dengan demikian berarti ia sudah Iebih sembilan belas ta· hurt masllk Islam. , Tapi i.a·rtiasih sangat antusias bila dia· jak b.ercerita-:tentangpeperangan. Kendati. tidak bisa niembaca untaian bacaan shalat, , , ia_Sail~tS.~flang tinggat di Sekit?X musha~la,dan si,:.l.~lu·mengenal<an-kop1ah. · . ~--~~ :bersama· ?vlerasugurFAssO:'.i'Nl.~~'.( "Seb{!narnya kami dt sirii :_ti·. daku~ah dilarang-larang,.'¥aii_-~F · . .'sipi kampuhg k~: :~~~a~ · h1ran kath_i_. ·Meng, · rang-larang!":'.~ki:i.t:)i~'' dengari nadaJinggL mengeluarkan ·koma~.... . ,... · ., .. •;;:-~ pasukanny_a, seperti 1.l?lfiY,at'¥Il~ ~!)/F seringdllakukartnya. b·~tp:ulillf~~~. .:.:>:<x fl , bun yang te.Jah lat~::': :'i:: ::_{'-·:;.:<.::.'·' '>; .. ·: Seme~tar.a. f\.1u~ammad ·.~l~i;:: Assa, yang kini akti.(;ili.PJ?~;:_i:am~, , pi\ n1cnjadijuru biCaf,a.·Ke-n~ati tugas di ten1pit itu. df akhir ..ahun 1970- pendidlkannyh sebatas .Ts3.nawi)1'3.hjdi an, scbelum asrama Istiqamah d\<lirikan. Jayapura, tetapi Alli memput1yai keiiigin· "Setelah asrama terbentu~, saya cepat·ce- an yang besar.untuk membenahi teru_s mu· pat ditarik ke \Vamena,".kataJamaluddin, tu 'keimanan masyarakat di ·k.a1npi.tng pegawai kantor DepattemenAgamajaya- halawannya.· ·, wijaya. Isu_yangberkemban·g,jamaludd_in Kaum muslimindilabupatenjayaWija· melancarkan I~lamisasi di kalanga_n pen- ya tersebar di 12 tcn,~t yang tcrpisah di duduk, . berbagai kecamatarl s~pcrti di Kurulu 61 Kini tantangari utn'Ol;:ii.: !dam Walesi ·, orang, di Kelila 131 orang,·.di Bakondini' clan be ban tug as. yang· ~ih0.dapi oleh mu: 57 orang;. di Karubaga 59 orang, di Jiom balligh di tCmpat ini semakin-berat setelah 79 .orang, di Makki 40 orang, di ·Kurinm tepat di pintu mastik perkampungan iri~fl: 18 orang,. di Assologima 184 otang,: di "Terli~terangkitatidakmemiliki_dana siap berdh'i pergUruan YPPK (Yi)'asan Oksibil 20 orang, di OkbiQab 10.orang, yang cukup untukmembina mereka yang Pcndidikan Persekolahan Krl~ten). di Kiwirok 15 orang dan .di kota Wamei1a ada di kampung-kainpung," k.a.ta salnh · Pondasi dan frmg:tia.ng besi sudah mu- sendir:i 5.237 orang. · seorang d;_:i.! yaOg sudah beberapa tahu~ lai ditanam. Seka iipun be git~ yat,g mengTotal kescluruhan komunitas .rou.suni'. :; tinggal di sini. ·~Oulu dari }labithah per· UT)dang'rasa haru, mereka memasang pa· di kabupaten]ayawijaya ini'Sebanyak5:919 · na~1 ada yang melakukan pCmbinaan dari pan nama bcsar bertuliskan "Selam11t <la- jiwa dari totai penduduk sebanyak ho_nai ke honai (rumah.rumah adat), tapi tang di f\.1asjid Al·Aqsha, Walcsi·Wainena, 443.000 jiwa. . · . mereka pulang .8 tahun yang lalu,~ tam· Jayawijaya". · Se1nentarajumlah tnasjid yang ada sc·bahnya. Di pintu masuk perkampungan ini ada banyak 8 masjid, semu\a P~.da tahun 1994. Untunglah di sini berdiri Yapis (Yaya· gapura beratap daun ilala.ng. Anak·anak clan 1995 _berjumlah 9 bu ah. Karena alas."· san Pendidikan Islam). Sebanyak 126 mu- yang sedang :asyik bermain, mci1getahui an kcamanan, kaum mus1imin hariJs merC- · · rid dari pelcisok desa Walesi belajar dan kedatangan tamu mercka akan menyerbu · laka_n sepuah masjid yang bera.Ifiln<\tdi'.kef· . tinggal di asrama lstiqomah yang didi: dan menyambutnya dengan sambutan ka- camatan Kurulu dibongkar.· Memang .l_e-1:, : rikan olch Yapis i~i. Namun na:mpaknya ta yang sangat bersahabat 0Assa\anlu'alai· taknyadi pen1ukiman pendudtik yarigma· ~.!.,;,___',·,, : para pengafar yang berjumlah 9·orang in l kum" yang diucapkan sccara s:rentak. yoritas non.muslim. 11asjid itu dibongkar ii.)-; ·'jug a tidak fepas dari· peras:ian was-was. sendiri oleh um mat Islan1. • _:i_i· ~''.\: ~ iyf' ·.'& !t SUARA HlOAYATULLAH • 09/X/Febtuaru'.~~-~.1?'_~$.· e .. llilillllllllllllililllllill!llllllllJl.Ulllllllllll.,~i=;;;,;~::;:==::::!:~~~.~,!~~~-~---~-~;