BAB II KAJIAN PUSTAKA , KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pemasaran Sebelum membahas mengenai promosi terlebih dahulu penulis akan membahas mengenai pemasaran (marketing), karena pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan – kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Karena kegiatan pemasaran bertujuan untuk melancarkan arus barang dan jasa perusahaan sampai ke tangan konsumen secara lebih efektif dan efesien untuk menciptakan permintaan yang efektif. Kotler dan Keler (2007) menjelaskan bahwa “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. “Suatu proses sosial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain” (Sunarto 2006). Sedangkan menurut Tjiptono (2008) “Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendai yang sangat terbatas dalam lingkungan eksternal”. Pemasaran bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, pemasaran 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 memainkan peran penting dalam pengembangan strategi. Berdasarkan keseluruhan pengertian pemasaran sebagaimana yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang mencakup penilaian kebutuhan dan keinginan konsumen, peneltian pemasaran dan pengenalan pasar sasaran. 2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kasmir (2009), Marketing Mix atau bauran pemasaran terdiri atas : Strategi produk, Strategi harga, Strategi lokasi dan distribusi, Strategi promosi. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Alma (2009), “Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendapatkan hasil paling memuaskan. Ada empat komponen yang mencakup dalam kegiatan matketing mix yang terkenal dengan sebutan 4P, yakni : Produk, Price, Place/Distribution, dan Promotion”. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2006) bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P : product, price, place, dan promotion. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : people, process dan physical evidence. Sebagai suatu unsur bauran, unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Unsur bauran pemasaran jasa terdiri atas tujuh hal yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 a. Produk (Product) Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang diberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. b. Harga (Price) Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut memengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. c. Tempat (Place) Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. d. Promosi (Promotion) Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas : Iklan (advertising), penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mounth), surat pemberitahuan langsung (direct mail). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 e. Orang (People) Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka “orang” yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memenuhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam orang ini berarti berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. f. Proses (Process) Proses merupakam gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. g. Bukti Fisik (Physical Evidence) Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang lainnya. 3. Citra Merek (Brand Image) a. Definisi Merek Asosiasi Pemasaran Amerika di dalam Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan merek (brand) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Merek memiliki enam tingkat pengertian (Kotler, 2005), yaitu: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 a) Atribut, yaitu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. b) Manfaat, yaitu suatu merek lebih daripada serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan/atau emosional. c) Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. d) Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu. e) Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan kepribadian tertentu, yaitu kepribadian bagi para penggunanya. Menurut (Kotler 1994), “ A brand is name, term, sign, symbol, or design, or acombination of them, intended to identify the goods or service of one seller or groupof sellers and to differentiate them from those of competitor.” Maksudnya, merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, atau desaign atau kombinasi dari semuanya itu yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk untuk membedakannya dari produk atau barang pesaing. Secara umum image dapat dideskripsikan dengan karakteristikkarakteristik tertentu seperti manusia, semakin positif deskripsi tersebut semakin kuat brand image dan semakin banyak kesempatan bagi pertumbuhan merek itu (Davis, 2000). Menilai baik-tidaknya suatu merek dapat dilihat dari kriteria-kriteria mengenai merek yang baik. Menurut (Setiawan, 2007) kriteria merek yang baik diantaranya terlindung dengan baik, mudah diucapkan, mudah diingat. Mudah dikenali, menarik, menampilkan manfaat produk, menonjolkan perbadaan produk dibanding pesaing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Menurut (Simamora, 2006) mengatakan bahwa image adalah persepsi yang relative konsisten dalam jangka panjang (enduring perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk image, sehingga bila terbentuk sulit untuk mengubahnya. b. Citra Merek Citra menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Sedangkan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Surachman (2008) mendefinisikan citra merek sebagai bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau jasa yang diwakili oleh mereknya. Dapat juga dikatakan bahwa brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadinya (Ferrinadewei, 2008). Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek (aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek afektif). Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek. Kesimpulannya Citra Merek (brand image) merupakan gambaran atau kesan yang ditimbulkan oleh suatu merek dalam benak pelanggan. Penempatan citra merek dibenak konsumen harus dilakukan secara terusmenerus agar citra merek yang tercipta tetap kuat dan dapat diterima secara positif. Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek yang bersangkutan sangat besar. c. Komponen Brand Image Menurut (Keller, 1993). mendefinisikan brand image sebagai persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Brand image terdiri dari komponen- komponen: 1) Atribut (Attributes) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam produk atau jasa a) atribut produk (Product related attributes) Didefinisikan sebagai bahan-bahan yang diperlukan agar fungsi produk yang dicari konsumen dapat bekerja. Berhubungan dengan komposisi fisik atau persyaratan dari suatu jasa yang ditawarkan, dapat berfungsi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 b) atribut non-produk (Non-product related attributes) Merupakan aspek eksternal dari suatu produk yang berhubungan dengan pembelian dan konsumsi suatu produk atau jasa. Terdiri dari: informasi tentang harga, kemasan dan desain produk, orang, per group atau selebriti yang menggunakan produk atau jasa tersebut, bagaimana dan dimana produk atau jasa itu digunakan. 2) Keuntungan (Benefits) Nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atributatribut produk atau jasa tersebut. a) Functional benefits : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik dan keamanan atau pemecahan masalah. b) Experiental benefits : berhubungan dengan perasaan yang muncul dengan menggunakan suatu produk atau jasa. Benefit ini memuaskan kebutuhan bereksperimen seperti kepuasan sensori. c) Symbolic benefits : berhubungan dengan kebutuhan akan persetujuan sosial atau ekspresi personal dan self-esteem seseorang. Konsumen akan menghargai nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya fashion merek karena hal-hal ini berharap. 3) Sikap Merek (Brand Attitude) Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. Adapun brand image selalu berkaitan dengan atribut produk karena untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan konsumen bereaksi terhadap atribut produk yang dibelinya. Atribut yang digunakan dalam suatu produk adalah rasa, kemasan, harga, aman, dan distribusi (Kotler.2002) yaitu: a) Rasa Rasa dari makanan yang disajikan kepada konsumen merupakan salah satu faktor yang menentukan citra suatu merek dari produk. Rasa makan itu sendiri adalah semua yang dirasakan atau dialami oleh lidah baik itu rasa pahit, manis, asam, dan sebagainya. Biasanya sebelum melakukan pembelian konsumen makanan akan melihat yang disajikan terlebih dahulu penampilan dari selanjutnya apabila penampilan makanan tersebut menarik hatinya konsumen akan melakukan pembelian. b) Kemasan Menurut Kotler (2000) pengemasan mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Kemasan merupakan sarana pemasaran yang penting. Kemasan yang di desaign dengan menarik secara otomatis akan menarik perhatian konsumen pula. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Hal itu jelas akan mengemukakan memberikan beberapa faktor nilai yang bagi produsen berperan dalam meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran yaitu: a. Swalayan Saat semakin banyak produk yang dijual secara swalayan, sehingga kemasan merupakan penjualan. Kemasan menggambarkan harus atribut penting dalam menarik perhatian, ciri-ciri produk, serta mengesankan konsumen. b. Kemakmuran konsumen Meningkatnya kemakmuran konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih mahal dari kemudahan dan penampilan. c. Citra perusahaan dan merek Kemasan yang baik akan mempercepat pengenalan konsumen terhadap perusahaan dan merek dari produk yang dicitrakan perusahaan tersebut. d. Peluang inovasi Cara pengemasan yang inovatif akan memberikan manfaat bagi konsumen dengan keuntungan yang besar bagi perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Konsumen dapat mengetahui keunggulan suatu produk dengan mencoba produk tersebut. Namun mereka dapat saja tidak tertarik untuk mencoba produk tersebut karena kemasan yang kurang menarik. Demikian mereka tidak akan mengetahui keunggulan produk tersebut walaupun kualitas produk tersebut baik. c) Harga Harga merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan sebagai kompensasi produk yang diperoleh dari prusahaan. Setiap perusahaan pada umumnya, akan menghitung biaya yang akan dikeluarkan sebelum menetapkan harga produknya. Perusahaan yang mampu merumuskan strategi harga yang tepat akan memperoleh penghasilan dan keuntungan optimal. d. Dimensi / Indikator Brand Image Menurut (Shiffman dan kanuk, 1997) menyebutkan faktorfaktor pembentuk brand image adalah sebagai berikut: 1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu. 2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat dan kesepakatan yang di bentuk oleh masyarakat tentang suatui produk yang dikonsumsi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen. 4. Pelayanan, yang berkaitan dangan tugas produsen dalam melayani konsumennya. 5. Resiko berkaitan dengan untung rugi yang dialami oleh konsumen. 6. Harga, dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang. 7. Image, yang dimiliki merek itu pelanggan, kesempatan dan informasi sendiri, yaitu berupa yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu. Menurut Timmerman (dalam Noble, 1999) brand image sering terkonseptualisasi sebagai sebuah koleksi dari semua asosiasi yang berhubungan dengan sebuah merek. Citra merek terdiri dari: a) Faktor fisik: karakteristik dari merek tersebut, seperti desain kemasan, logo, nama merek, fungsi dan kegunaan produk dari merek itu. b) Faktor psikologis: di bentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai, kepribadian yang dianggap oleh konsumen menggambarkan produk dari merek tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa faktor-faktor pembentuk brand image yaitu faktor fisik (kemasan, logo, nama merek) dan faktor psikologis (kepercayaan, nilai, kepribadian ), kualitas atau mutu, dapat dipercaya, manfaat dan harga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Brand image sangat erat kaitananyya dengan apa yang orang pikirkan, rasakan terhadap suatu merek tertentu sehingga dalam citra merek faktor psikologis lebih banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek tersebut. 4. Pengetahuan Produk a. Definisi pengetahuan produk Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk, Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminology produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Bila Pemasar/penjual dapat memehami tentang pengetahuan produk yang baik dan benar maka ia akan mudah melakukan konfirmasi kepada konsumen/pelanggan untuk memastikan pembelian produk. Pengetahuan produk juga meliputi berbagai informasi yang diproses oleh konsumen untuk memproleh suatu produk. Pengetahuan produk juga terdiri dari atas pengetahuan tentang di mana membeli produk, dan kapan membeli produk. Ketika konsumen memutuskan akan membeli suatu produk, maka ia akan menentukan di mana ia membeli produk tersebut dan kapan membelinya. Keputusan konsumen mengenai tempat pembelian produk akan sangat ditentukan oleh pengetahunnya. Implikasi penting bagi strategi pemasaran adalah memberikan konfirmasi kepada konsumen di mana konsumen dapat membeli produk tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 b. Dimensi / Indikator Pengetahuan produk Peter dan Olson (2012) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu : Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, Pengetahuan tentang manfaat produk, Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen atau pelanggan. 1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk Seorang konsumen/pelanggan akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut produk tersebut. Bagi seorang konsumen/pelanggan bila membeli suatu mobil, maka mobil yang dipilih harus memiliki atribut warna, model, tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau otomatis, dan sebagainya. 2. Pengetahuan tentang manfaat produk. Jenis pengetahuan produk yang kedua adalah tentang manfaat produk. Konsumen/pelanggan mengkonsumi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah memperlancar buang air besar. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat produk. Konsumen seringkali berpikir mengenai manfaat yang ia rasakan jika mengkonsumsi atau membeli suatu produk, bukan mengenai atributnya. Secara umum terdapat 2 (dua) jenis manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah mengkonsumsi produk: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 a. Manfaat Fungsional Adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis. Misalnya : minum teh Sosro akan menghilangkan rasa haus, menggunakan printer laser mempercepat pencetakan dokumen, menggunakan telepon seluler memudahkan konsumen berkomunikasi di mana saja dengan siapa saja. Inilah beberapa contoh manfaat fungsional yang dirasakan oleh konsumen/pelanggan. b. Manfaat Psikososial Adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen/pelanggan terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. Seseorang konsumen selalu menggunakan parfum karena membuat lebih percaya diri. Seseorang akan memilih sedan BMW seri 7 sebagai kendaraan sehari-harinya, karena orang-orang sekelilingnya akan menilai bahwa BMW adalah symbol kesuksesan karier seseorang. 5. Perilaku konsumen Konsumen sebagai stakeholder suatu perusahaan yang harus diperhatikan, mempunyai perilaku dan persepsi yang berbeda-beda. Konsumen dapat menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena itu perusahaan harus dapat mengambil hati dan membuat image baik dimata konsumen. Tujuan pemasar adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan atau pasar sasaran. Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah sederhana. Pelanggan mungkin memahami motivasi mereka lebih dalam. http://digilib.mercubuana.ac.id/ tidak 24 Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Tidak adanya pemahaman terhadap motivasi, kebutuhan dan kesukaan/preferensi pelanggan jelas bisa merusak. Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi keberhasilan sistem pemasaran dari perusahaan. Dalam penyediaan barang dan jasa bagi konsumen perusahaan berusaha untuk memuaskan bukan hanya kebutuhan ekonomi saja tetapi juga kebutuhan sosial dan motivasi-motivasi lain. a. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Leon G. Sciffman yang diterjemahkan Rati Maharani dalam bukunya perilaku konsumen (2007;14) menjelaskan bahwa : Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang-barang ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut . Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007;213) dalam bukunya Manajemen Pemasaran yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan perilaku konsumen adalah : Studi tentrang bagaimana cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka . Menurut Kotler dan Armstrong yang dialihbahasakan oleh Bob Sabran (2008), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Perilaku Konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Sedangkan menurut Engel et al. yang dikutip oleh Tjiptono (2008;19), definisi perilaku konsumen diuraikan sebagai berikut: Perilaku konsumen merupakan tindakan tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tindakan tersebut. Dari definisi definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Perilaku Konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga. 2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk. Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, dimana, dan bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel variabel yang tidak dapat diamati seperti nilai nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam macam. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses dimana seseorang atau sekelompok orang menentukan sikapnya terhadap suatu produk, pemikiran, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Seseorang atau sekelompok orang tersebut juga melakukan pertukaran tentang aspek-aspek dalam kehidupan (bertukar pikiran). b. Karakteristik yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2007;214-226) terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor ini meliputi : 1. Faktor budaya Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling dalam tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budaya, dan kelas sosial pembeli, dimana : Budaya Faktor budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Sub Budaya Sub budaya merupakan bagian dari budaya yang meliputi : agama, kewarganegaraan, ras, dan daerah geografis. Kelas Sosial Setiap kelompok masyarakat tentu saja memiliki pengelompokan bila dilihat berdasarkan kelas sosialnya. Kelas sosial digolongkan berdasarkan pekerjaan, pendidikan, pemasukan atau pendapatan dan faktor-faktor lain yang dapat dihubungkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2. Faktor Sosial Tingkah laku konsumen juga di pengaruhi oleh factor-faktor sosial yaitu : Kelompok acuan Kelompok acuan memberikan ilham kepada seseorang mengenai perilaku dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri konsumen. Keluarga Lingkungan di dalam keluarga mempengaruhi sikap seseorang. Setiap anggota keluarga memilki pengaruh dalam tindakan pembelian. Peran dan Status Peran dan status sangat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian demi menjaga gengsi dan menunjukkan keberadaan mereka di dalam masyarakat. 3. Faktor Pribadi Faktor- faktor pribadi juga tentu saja turut mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian sebuah produk seperti : gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Faktor-faktor pribadi meliputi : Umur dan tahap siklus hidup Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja membawa perubahan terhadap perilaku konsumen terhadap banyak hal, termasuk produk yang akan dibeli dan dikonsumsi. Pekerjaan Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang adadipengaruhi oleh jenis pekerjaan mereka termasuk keputusan untuk membeli dan menggunakan sebuah produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Situasi Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang tentu mempengaruhi perilaku pembelian. Besar kecilnya pendapatan turut menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian. Gaya Hidup Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia. Kepribadian dan konsep Diri Kepribadian biasanya kepercayaan diri, dideskrisikan dominasi, berdasarkan sosialitas, otonomi, sifat-sifat sifat seperti pertahanan, kemampuan beradaptasi, dan agresifitas. Kepribadian berguna dalam menganalisa perilaku konsumen untuk produk dan pilihan merek tertentu. 4. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi : a. Motivasi Mendapatkan kepuasaan atas barang dan jasa merupakan motivasi terkuat yang dilandasi rasa butuh atas barang dan jasa. b. Persepsi Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Orang yang memperoleh rangsangan yang sama dapat membentuk persepsi yang berbeda- beda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 c. Pembelajaran Pembelajaran terjadi karena saling pengaruh antara dorongan, stimulant, tanggapan dan penguatan. Signifikan secara praktis teori pembelajaran bagi pemasar adalah teori itu bisa membangun permintaan akan produk dengan mengaitkan permintaan tersebut dengan dorongan yang kuat dan memberikan penguatan yang positif. d. Keyakinan dan Sikap Adanya sikap yakin setelah melakukan pertimbangan akan membawa konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa. c. Klasifikasi Model Perilaku Konsumen Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, tergantung pada jenis keputusan pembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin membutuhkan lebih banyak pertimbangan dan melibatkan banyak peserta. Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Kotler dan Armstrong yang dialihbahasakan oleh Sabran (2008), membedakan empat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara diilustrasikan gambar di bawah ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ merek, seperti 30 Perilaku pembelian kompleks Perilaku pembelian pengurangan disonasi Perilaku pembelian yang mencari keragaman Perilaku pembelian kebiasaan Gambar. 2.1 Empat Tipe Perilaku Pembelian Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah Sumber : Kotler-Armstrong Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1 (2008) 1. Perilaku Pembelian Kompleks (Complex Buying Behavior) Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya konsumen harus banyak mempelajari hal tentang kategori produk. 2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi (Dissonance Reducing Buying Behavior) Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 hanya sedikit perbedaan antarmerek. Konsumen tampaknya memiliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli. 3. Perilaku Pembelian Kebiasaan (Habitual Buying Behavior) Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil merek yang sama, hal ini merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang kuat terhadap sebuah merek. Konsumen tampaknya memiliki keterlibatan rendah dengan dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli. 4. Perilaku Pembelian Mencari Keragaman (Variety Seeking Buying Behavior) Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan dalam kasus semacam itu, konsumen sering melakukan banyak pertukaran merek. Tetapi pada saat berikutnya, konsumen mungkin memilih merek lain agar tidak bosan atau hanya untuk mencoba sesuatu yang berbeda. Penukaran merek terjadi untuk mencari keragaman dan bukan karena ketidakpuasan. d. Model Rangsangan-Tanggapan Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kanuk (2007;6), titik tolak model rangsangan-tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.3 berikut. Rangsangan pemasaran lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Rangsangan Pemasaran Produk Harga Saluran pemasaran Promosi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Ciri-ciri Pembeli Budaya Sosial Pribadi Psikologi Proses Keputusan Pembeli Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi sesudah Pembelian Keputusan Pembeli Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan saluran distribusi Penentuan waktu pembelian Jumlah pembelian Gambar 2.2 Model Rangsangan tanggpan Sumber: Kanuk (2007) e. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Tahaptahap proses keputusan pembelian menurut Paul Peter dan Donnelly (2007) Need Alternative Alternative Purchase Postpurchase Recognition search evaluation Decision evaluation Gambar 2.3 Consumer decision making Sumber: Paul Peter dan Donnelly (2007) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 1. Need recognition. Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang belum terpuaskan dan dapat dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan itu mungkin sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh hari sebelumnya. 2. Alternative search. Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan suatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber informasi konsumen terbagi dalam 5 (lima) kelompok yaitu : a) Sumber internal : informasi ini berasal dari seringnya berbelanjaatau kebiasaan berbelanja, sehingga diri kita dapat menentukan pilihannya sendiri. b) Sumber kelompok : sumber kedua ialah berasal dari orang lain, seperti keluarga, teman-teman, tetangga dan kenalan. c) Sumber niaga : Periklanan, petugas penjualan, kemasan dan pemajangan. d) Sumber umum : Media massa dan organisasi konsumen e) Sumber pengalaman : Pernah menangani, memuji, dan memakai produk atau jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 3. Alternative evaluation. Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen : a) Pertama, konsumen mendapatkan informasi tentang berbagai merek dari suatu tingkatan produk. b) konsumen berusaha mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c) Merek-merek tersebut mempunyai sejumlah atribut (warna, kualitas, ukuran, dan lainnya). d) konsumen memandang masing-masing produk sebagai suatu sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. e) Mereka akan memberikan perhatian terbesar terhadap atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. f) Merek yang sangat disukai akan menjadi merek yang akan dibeli. 4. Purchase decision. Apabila tidak ada faktor lain yang mengganggu setelah konsumen menentukan pilihan yang telah ditetapkannya, pembelian yang aktual adalah hasil akhir dari pencarian dan evaluasi. 5. Postpurchase evaluation. Secara umum, apabila individu merasakan ketertarikan yang sangat atau kepuasan dalam memenuhi kebutuhan, biasanya mereka akan terus mengingat hal tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Perilaku pascapembelian meliputi kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa, jika kinerja ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut kepada orang lain. Konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima dari penjual, teman, dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Beberapa konsumen memperbesar kesenjangan ketika produk yang mereka terima tidak sempurna, dan mereka menjadi sangat tidak puas. b. Tindakan Pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas akan berperilaku sebaliknya. c. Pemakaian dan Pembuangan Pasca pembelian Jika konsumen menyimpan produk ke dalam lemari, produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan, dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika konsumen menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun 6. Minat Beli Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan pada apa yang akan mereka lakukan. Minat adalah kesadaran suatu obyek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seorang konsumen harus mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal inilah yang dimaksud oleh para pemasar dengan membangkitkan minat akan suatu kategori, yang juga disebut usaha menciptakan permintaan primer (primary demand). Berikut ini definisi minat beli menurut beberapa ahli. Pengertian minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (2007;228) didefinisikan sebagai berikut : Suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu . http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 Sedangkan pengertian minat beli menurut Howard yang dikutip oleh Durianto dan Liana (2004) adalah : Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu . Definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor yang dikutip oleh Thamrin (2003) : Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Menurut Djatnika (2007), terdapat empat langkah yang dialami konsumen dalam proses keputusan pembelian yang disebut dengan AIDA,terdiri dari: 1. Attention: Tahap dimana konsumen menaruh perhatian terhadap barang atau jasa. 2. Interest: Tahap dimana ketertarikan konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa. 3. Desire: Tahap dimana konsumen berhasrat/berminat karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya 4. Action: Tahap dimana konsumen mengambil keputusan dan tindakan untuk membeli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 Dari konsep AIDA diatas, attention, interest, dan desire merupakan indikator dari minat beli konsumen. Adapun tidak digunakannya tahapaction karena hal tersebut sudah bukan lagi bagian dari minat beli karena pada tahap tersebut konsumen sudah melakukan suatu keputusan pembelian dimana menurut Kinnear dan Taylor yang dikutip oleh Thamrin (2003) Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan . a. Hubungan Brand Perceived Quality dengan Minat beli Image yang diyakini oleh konsumen dari sebuah merek sangatlah bervariasi dari persepsi masing-masing individu. Persepsi kualitas sebuah merek memberikan alasan yang sangat penting untuk proses pembelian yang sebelumnya didahului oleh minat beli yang timbul dalam diri konsumen. Hal ini mempertimbangkan merek mana yang harus dipertimbangkan dan selanjutnya merek mana yang akan dipilih oleh konsumen. Menurut Durianto, (2001) Brand Perceived Quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk . Sedangkan Menurut Aaker 1991 Perceived quality dapat di definisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan/intended purpose dan serangkaian alternative. Kesimpulannya, brand perceived quality dapat didefinisikan sebagai persepsi, tanggapan, penerimaan langsung pelanggan dari sesuatu terhadap keseluruhan kualitas dari suatu merek produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang relatif berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Perceived quality ini akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk atau jasa di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 mata pelanggan. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk/jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan membeli konsumen dan loyalitas merek. Brand perceived quality merupakan salah satu dimensi dari brand equity, dimana konsumen mempersepsikan kualitas produk atau jasa dari perusahaan. Apabila persepsi konsumen terhadap produk dari perusahaan positif maka hal itu akan memperkuat minat beli konsumen terhadap produk perusahaan tetapi apabila persepsi konsumen terhadap produk perusahaan negatif maka akan mengurangi tingkat minat beli konsumen terhadap produk perusahaan. Mengacu kepada Pendapat Garvin, (2001) dimensi perceived quality dibagi menjadi tujuh, yaitu: a. Kinerja. Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain, sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai atribut-atribut kinerja perusahaan. b. Pelayanan Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24 jam di seluruh dunia. c. Ketahanan Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, Misal Mmobil merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil tahan lama walau telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. d. Keandalan Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 e. Karakteristik Produk Bagian-bagian tambahan dari produk (features), yang biasanya penambahan ini digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberikan penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan. f. Kesesuaian dengan spesifikasi Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan danteruji. g. Hasil Mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan hasik akhir produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, akan sangat berpengaruh terhadap konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap suatu barang. Persepsi kualitas yang tertanam dalam diri konsumen tentang suatu merek menjadi suatu hal yang penting sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian yang sebelumnya di dahului oleh minat beli konsumen. Minat beli menurut menurut Schiffman dan Kanuk (2007) didefinisikan sebagai berikut : Suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu . Perceived quality berbeda dengan kepuasan, seorang pelanggan dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 dipuaskan karena ia mempunyai harapan yang rendah terhadap tingkat kinerjanya. Perceived quality yang tinggi tidak identik dengan harapan-harapan yang rendah. Perceived quality yang baik akan menjadi pertimbangan konsumen untuk memilih merek tersebut. Bagi konsumen, membeli suatu barang adalah dipandang sebagai suatu investasi, sehingga mereka menuntut akan adanya kualitas yang dapat diandalkan, paling tidak dalam jangka waktu seperti yang mereka perkirakan. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin baik brand perceived quality yang tertanam dalam diri konsumen akan semakin menimbulkan minat beli. b. Dimensi / Indikator Minat Beli Menurut Ferdinand (2002) minat beli dapat di dapat diidentfikasi melalui indicator – indicator sebagai berkut : 1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk 2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain 3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Prefernsi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perlaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu No 1 2 Variabel Independen Kualitas produk, citra merek Dependen Keputusan pembelian Praba Sulistyawati (2012) Independen Kualitas Produk, Harga, Citra Merek, Dependen Keputusan Pembelian Pragita Shinta Uli Sitorus (2013) 3 Independen Dependen Nurlisa Fivi Rahmatus Sofiyah Harga, Kualitas Produk, Citra Merek Keputusan pembelian Judul Penelitian Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Hasil Penelitian Variabel kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Hipotesis yang menyatakan variabel harga,kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Variabel citra merek, kualitas produk dan harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (2015) 4 Independen Dependen Eli Ermawati(2013) Kualitas produk, Pengaruh Kualitas Variabel kualitas prodruk kepercayaan merek Produk dan dan kepercayaan merek Keputusan kepercayaan Merek pembelian berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Pencuci Rinso 5 Independen Sabun terhadap keputusan pembelian product quality and The role of the study investigated the overall statisfaction perceived product effects of perceived http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 Dependen 6 purchase intentions quality and overall product quality and overall statisfaction on satisfaction on purchase Rodoula tsiotsou purchase intentions intentions. moreover, the (2012) direct and indirect effects of values and ivolvement on purchase intentions were studied. the study utilized the survey questionnaire and used sport shoes as the product being researched. the sample consisted of 197 student who responded to anonymous questionnaire. Independen Kualitas layanan, ANALISIS Hasil penelitian Kualitas Produk PENGARUH menunjukkan bahwa KUALITAS kualitas produk dan PRODUK DAN kualitas layanan KUALITAS mempunyai pengaruh LAYANAN positif dan signifikan TERHADAP terhadap keputusan KEPUTUSAN Pembelian dan Kepuasan PEMBELIAN DAN Pelanggan. . KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PURI MEDITERANIA SEMARANG) Dependen Keputusan pembelian,kepuasan Bayu Hadyanto pelanggan Mulyono, Yoestini , Rini Nugraheni, Mustofa Kamal (2013) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka konseptual di atas maka penulis mengajukan hipotesis untuk melakukan pengujian terhadap variabelvariabel yang ada. Adapun pengembangan hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbedabeda telah membuktikan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli pelanggan seperti yang diungkapkan oleh Ria Maharani Ridhwan (2013) menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk smartphone Samsung di Kota Denpasar serta persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk smartphone Samsung di Kota Denpasar. Sejalan dengan Fransiska nela (2015) yang menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek memberikan pengaruh secara parsial dan simultan terhadap minat beli pelanggan. H2 : Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Minat Beli Pelanggan Menurut beberapa ahli, Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi katagori produk, merek, terminologi produk, atribut produk, atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olson (2010) menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 bentuk produk, merek, dan model/ fitur. Untuk mengetahui suatu kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen adalah jika suatu produk akan memberikan kepuasan kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Agar produk tersebut bisa memberikan kepuasan yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbedabeda telah membuktikan bahwa pengetahuan produk berpengaruh positif terhadap minat beli pelanggan seperti yang diungkapkan oleh Aditya Syamsu Sanaji (2014) menyatakan pengetahuan produk berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap minat beli pelanggan. D. Kerangka Konseptual ci CITRA MEREK (X1) H1 MINAT BELI PELANGGAN (Y) PENGETAHUAN PRODUK (X2) H3 Gambar 2.5 Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/