BAB II LANDASAN TEORI A. Agensi Teori (Agency Theory) Satu hal penting dalam manajemen keuangan, bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham. Tetapi dalam kenyataannya tidak jarang manajer memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Konflik kepentingan antar agen sering disebut dengan agency problem. Hubungan antar agen terjadi pada satu orang atau lebih disebut principals. Sedangkan,mengangkat satu atau lebih orang lain disebut agen untuk bertindak atas nama pemberi wewenang dan memberikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Agency problem biasanya terjadi antara manajer dan pemegang saham atau antara debtholders dan stockholders (Agus Sartono, 1996 dalam fanny puspitasari (2012). Agency problem adalah konflik yang timbul antara pemilik, karyawan dan manajer perusahaan di mana ada kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Agency problem muncul terutama apabila perusahaan menghasilkan free cash flows yang sangat besar. Free cash flows adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena tidak tersedia kesempatan investasi yang 8 9 profitable. Selain itu konflik antara manajemen dan pemegang saham sering timbul dalam transaksi pembelian sebuah perusahaan oleh perusahaan besar dengan menggunakan utang yang sering disebut dengan leverage buyout (Agus Sartono, 1996 dalam fanny (2008). Teori Keagenan (agency theory) merupakan dasar yang digunakan untuk menjelaskan tentang kepemilikan manajerial. Di dalam teori ini berisi tentang hubungan antara agent (manajer) dan principal (pemilik). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa “hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara principal dan agent”. Inti dari hubungan keagenan ini adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Dalam hal ini, agent diberikan amanat atau kepercayaan oleh principal untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal. Terjadinya konflik kepentingan antara principal dan agent karena kemungkinan agent bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan. Sebagai agent, manajer bertanggung jawab secara moral untuk memaksimalkan keuntungan untuk para pemilik (principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan 10 dan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Van Horne dan Wachowicz,1998 dalam fanny (2008). B. Teori Sinyal (Signalling Theory ) Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali oleh Ackerlof, Spence dan Stiglitz yang menjadikan mereka memperoleh Nobel Ekonomi pada tahun 2001. Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam ( insiders ) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan kondisi mutakhir dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar. ( Arifin, 2005 dalam Subalno 2009 ). Signaling theory menurut Brigham dan Houstan (2001) dalam Yuniarta (2011) “merupakan suatu tindakan yang dipilih manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Signaling theory, 11 mengembangkan model di mana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang lebih credible karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Keputusan investasi yang dilakukan oleh manajer pastinya telah memperhitungkan return yang akan diterima dan hal tersebut sudah pasti akan menentukan pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. Signalling theory merupakan penjelasan dari asimetri informasi. Terjadinya asimetri informasi disebabkan karena pihak manajemen mempunyai informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan. Untuk menghindari asimetri informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada pihak investor. Asimetri informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaanperusahaan secara transparan kepada investor. Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai pemantauan dalam menanamkan dana pada suatu perusahaan. Jadi sangat 12 penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada inestor maupun calon investor. C. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti : menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai institusi pemerintah melalui perdagangan instrument keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya. Menurut Marzuki Usman (1989) Lembaga pasar modal adalah merupakan pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik dana dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten ( perusahaan yang go public). Para pemodal meminta instrument pasar modal untuk keperluan investasi portofolionya sehingga pada akhirnya dapat memaksimumkan penghasilan. Instrument pasar modal itu terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrument pemilikian (equity) seperti saham dan 13 instrument utang (obligasi/bond) seperti obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dan sebagainya. Patut juga diketahui bahwa adalah berbeda sekali antara investasi secara portofolio yaitu biasanya dengan membeli instrument-instrumen di pasar modal dengan investasi secara langsung yaitu biasanya ikut langsung dalam proses pendirian perusahaan. Pada kasus pertama, para investor tidak tertarik dan tidak berkepentingan untuk menjalankan usaha perusahaan yang ia beli sahamnya, mereka lebih berkepentingan terhadap deviden dan capital gain dari saham yang ia beli. Pada kasus terakhir, investor yang bersangkutan ingin menguasai dan Perekembangan menjalankan terakhir langsung memperlihatkan, usaha karena investasi para dimaksud. pemodal itu kebanyakan terdiri dari para pengelola dana (fund manager) dari dana pensiun, kepentingan mereka untuk ikut campur tangan di dalam kepengurusan perusahaan yang sahamnya mereka beli melalui pasar modal menjadi semakin tidak mengerti. Mereka justru mau membeli saham dari perusahaan – perusahaan itu karena mereka percaya kepada pimpinan yang mengelola perusahaan sekarang ini. 1. Fungsi Pasar Modal Adapun fungsi keuangan yang dilakukan dengan menyediakan dana tanpa harus terlihat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan dalam investasi tersebut meskipun kadang fungsi keuangan kadang sulit 14 dibedakan (Suad Husnan, 1996: 24 ). Fungsi pasar modal adalah sebagai berikut : 1. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat yang disalurkan kedalam kegiatan yang lebih produktif. 2. Sumber pembiayaan yang mudah, dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional. 3. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja. 4. Mempertinggi efisiensi lokasi sumber produksi. 5. Memperkokoh beroperasinya mekanisme dalam menata system moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana open market operation, apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh bank sentral. 6. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang masuk akal. 7. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal. D. SAHAM 1. Pengertian saham Menurut Paulus (2008:45) “saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas”. Menurut Jogiyanto (2003: 67) “saham yaitu hak kepemilikan yang dijual oleh perusahaan “. 15 2. Manfaat kepemilikan saham Menurut Paulus (2008:45) manfaat yang dapat diperoleh oleh pemegang saham diantaranya: 1. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham; 2. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya; 3. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. 3. Jenis – jenis saham a. Saham Preferen Menurut Jogiyanto (2003:67) “ saham preferren merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa”. Menurut Andy Porman (2007:2) “ saham preferen (preferred stock) adalah penanaman modal atau kepemilikan pada suatu perusahaan pada tingkat terbatas”. Pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara seperti pemegang saham biasa, tetapi pemegang saham akan dijanjikan sejumlah dividen yang jumlahnya pasti dan tetap dalam persentase tertentu (tingkat bunga), yang pelaksanaan pembayarannya lebih didahulukan dibandingkan dividen saham biasa. 16 b. Saham biasa Menurut Jogiyanto (2003:73) “ saham biasa merupakan saham yang dikeluarkan satu kelas saja oleh perusahaan” menurut Paulus (2008:48) “ saham biasas adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividend an ha katas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi”. E. Return Saham Pengembalian (return) saham merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return saham menurut jogiyanto (2003:110) adalah :”return total adalah return keseluruhan dari suatu investasi dalam periode yang tertentu”. Menurut Jones (2000:124) dalam fanny fuspitasari (2012), “return is yield and capital gain or loss”. Secara umum, return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya yang terdiri atas dividend and capital gain/loss. Return dibedakan menjadi dua, yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis dan return yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa mendatang Sedangkan menurut eduardus (2010:102) menyatakan bahwa :”return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga 17 merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya”. Tingkat pengembalian (return) dapat berupa capital gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. 1. Jenis-jenis Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dan return dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Return realisasi (realized return), merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. b. Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Dalam kaitannya antara keputusan investasi dengan return, bahwa dalam berinvestasi investor harus dapat membedakan antara realizes return 18 dengan expected return. Investor akan melakukan investasi untuk masa depannya dengan harapan memperoleh return maksimal, tetapi tidak jarang pula apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi, return yang didapat oleh investor bisa melebihi atau mungkin kurang dari harapan mereka. Oleh karena itu investor harus selalu mempertimbangkan resiko dari investasi. 2. Perhitungan return saham Perhitungan return saham ( capital gain/loss) dapat dirumuskan dalam persamaan berikut (jogiyanto,2003:110): Keterangan : Ri = Return saham Pt = Harga saham periode t Pt-1 = Harga saham periode t-1 Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham merupakan selisih antara return saham pada suatu periode diselisihkan dengan return saham periode sebelumya kemudian dibagi dengan return saham periode sebelumnya. 19 F. Laporan Arus Kas (Statement Of Cash Flow) 1. Pengertian laporan arus kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagi dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Laporan arus kas wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui PSAK No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan khusunya investor dan kreditor. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2. 20 2. Manfaat laporan arus kas 1. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. 2. Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingankan nilai sekarang dari arus kas masa depan ( future cash flows) dari berbagai entitas. 3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas suatu entitas selama periode tertentu. Tujuan lain adalah memberikan informasi kepada kreditor, investor dan pemakai lainnya dalam: a. Menemtukan kemampuan perusahaan untuk menimbulkan arus bersih positif dimasa yang akan datang. b. Menentukan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya seperti melunasi hutang kepada kreditor. c. Menentukan alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dan dihubungkan dengan pembayaran dan penerimaan kas. 21 d. Menentukan pengaruh transaksi kas pembelajaran dan investasi bukan kas terhadap posisi keuangan perusahaan. 3. Penyajian laporan arus kas 1. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi ,investasi dan pendanaan. 2. Penyajian ketiga aktivitas tersebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. 3. Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan bunganya = pendanaan dan operasi. 4. Klasifikasi Arus Kas Menurut Aktivitas Klasifikasi arus kas menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas setara kas. Klasifikasi arus kas menurut aktifitas antara lain: a. Aktivitas operasi Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing aktivities) dan aktivitas yang lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. 22 Indikator utama menentukan apakah operasi dapat menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan investasi. Inflows terdiri dari : a. Penerimaan dari penjualan barang/jasa , royalty, pendapatan lain. b. Penerimaan dari pendapatan sewa, resistusi pajak. c. Penerimaan dari pemberian untuk bank dan penjualan sekuritas dari perusahaan efek. Outflows terdiri dari : a. Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa b. Pembayaran untuk karyawan. c. Pembayaran klaim (asuransi), pembelian efek (perusahaan efek), pengembalian kredit (bank) d. Pembayaran biaya operasi Pelaporan Arus kas dari aktivitas operasi 1. Metode yang dapat digunakan : a. Metode langsung yaitu kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; b. Metode tidak langsung yaitu laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan. 23 2. Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung informasi yang lebih berguna. Perusahaan sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang dibeli untuk dijual kembali, karenanya arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi atau perdagangan sekuritas tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga keuangan juga harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan lembaga keuangan tersebut. b. Aktivitas investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa mendatang. Inflows terdiri dari a. Penerimaan penjualan asset tetap ,asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain. b. Penerimaan kas dari kontrak future/forward,future untuk pendanaan 24 c. Penerimaan penjualan instrument utang atau kas (selain diperdagangkan) d. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain. Outflows terdiri dari: a. Pembayaran kas untuk membeli asset tidak tetap,asset tidak berwujud, biaya pengembangan dikapilarisasi b. Pembayaran kas dari kontrak future,forward,swap untuk aktivitas pendanan. c. Pembayaran untuk membeli instrument utang/ekuitas/ventura selain untuk diperdagangkan. c. Aktivitas pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan : (PSAK 2004 No. 2, paragraph 16) a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal laiinya. b. Pembayaran kas kepadapara pemegang saham untuk menembus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman wesel, hipotik dan pinjaman lainnya. 25 d. Pelunasan pinjaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. G. Laba Bersih Dalam Standar Akuntansi Keuangan 2007, pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 25: Laporan laba/rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 46 tahun 2012 : Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama suatu periode sebelum dikurangi beban pajak. 1. Pengertian Laba Bersih Menurut Sofyan Syafri Harahap (2005:267), “Pengertian laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut”. Sedangkan “laba secara operasional sebagai selisih antara pendapatan yang direalisasikan dari transaksi pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut”(Belkaoui,2007:233) 26 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Laba Bersih Menurut Belkaoui (2007: 226-228) perhitungan laba bersih merupakan informasi yang penting dalam laporan keuangan karena informasi ini digunakan untuk tujuan antara lain: a. Perhitungan pajak yang menjadi kewajiban perusahaan dan harus dibayarkan kepada Pemerintah. b. Menghitung besarnya deviden yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. c. Sebagai pedoman kebijakan investasi dan pengambilan keputusan perusahaan. d. Dapat dijadikan dalam melakukan prediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. e. Penilaian efesiensi perusahaan. H. Ukuran Perusahaan ( Company Size) Semakin besar ukuran perusahaan ,biasanya informasi yang tersedia untuk para investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi yang akan dilakukannya dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, jumlah karyawan, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya 27 terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Berdasarkan uraian tentang ukuran perusahaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan suatu kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran (besar/kecilnya) suatu perusahaan, seperti banyaknya jumlah karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk melakukan aktivitas operasional perusahaan, jumlah aktiva ( total assets ) yang dimiliki perusahaan, total penjualan yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode, serta jumlah saham yang beredar. Saham tersebut mempunyai nilai nominal atau pari yang mengartikan bahwa harga saham perdana yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Jumlah saham yang dilepas dipasar bursa tergantung dari kebijakan manajemen atas kebutuhan dana untuk pengembangan perusahaan. Besaran ukuran perusahaan dapat dianalisa, seberapa besar saham yang beredar pada periode akhir tahun dan nilai pasar pada saat ini. I. Net Profit Margin Menurut Batian dan Suhardjono (2006 : 299) dalam Rinati (2008) Net Profit Margin adalah perbandingan laba bersih dan penjualan. Menurut 28 Mamduh dan Abdul Halim (2007:83) “ profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu”. Menurut Batian dan Suhardjono (2006 : 299) dalam Rinati (2008) Net Profit Margin adalah perbandingan laba bersih dan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sisa pajak dan penjualan bersih menunjukan kemampuan manejemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. 29 J. Penelitian Terdahulu Penelitian – penilitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, yang mana penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dari penelitian ini adalah : Table 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti 1. Ninna Variabel dan Suhairi Variabel independen: arus kas operasi,investasi,dan pendanaan,laba kotor dan size perusahaan. Variabel Dependen: expected return saham. Nova (2011) Variabel independen: laba akuntansi,total arus kas dan net profit margin. Variabel dependen : reurn saham (2006) 2 Hasil Penelitian Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected return;arus kas investasi berpengaruh negative terhadap expected return;laba kotor berpengaruh positif terhadap excpected return saham dan size perusahaan berpengaruh negatif terhadap expected return saham. Laba akuntansi dan total arus kas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sementara net profit margin 30 3 Petrus Dwi (2012) 4 Mulisanti 5 Variabel independen: Laba Kotor,Total Arus Kas,Size Perusahaan Variabel dependen : return saham Suryani Variabel independen :DER,NPM,EPS,PBV,PER (2012) .Variabel Dependen : Return Saham. Ahmad Firdaus (2012) Independen : net profit margin,laba akuntansi,total arus kas Dependen : Return saham Sumber : data yang telah diolah penulis,2014 memiliki pengaruh yang siggnifikan terhadap return saham Laba kotor tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham,total arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham,size perusahaan mempunyai pengaruh yang abuabu terhadap return saham. PBV yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Total arus kas, net profit margin dan laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham. Net profit margin yang memiliki pengaruh yang lebih mendekati terhadap return saham. 31 K. Hubungan Antar Variabel 1. Pengaruh Informasi Arus kas dengan Return Saham Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Nilai pasar (market value) dari perusahaan, merupakan nilai sekarang (present value) dari aliran-aliran kas (cash flows) masa datang. Arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berimbas pada meningkatnya return perusahaan. Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis transaksi yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih; (2) Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva lancer dan (3) Arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang perusahaan. 2. Pengaruh Informasi Laba Bersih dengan Return Saham Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. 32 Setiap perusahaan ataupun jenis usaha lainnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba yang besar untuk dapat memperoleh keuntungan. Secara teori, semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk berinvestasi di perusahaan, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham. Dan sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham. 3. Pengaruh Informasi Ukuran Perusahaan (Size) dengan Return Saham Ukuran perusahaan (size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva. Perusahaan yang lebih besar memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil. 4. Pengaruh Informasi Net Profit Margin (NPM) dengan Return Saham Net Profit Margin (NPM) yang tinggi memberikan sinyal akan keberhasilan perusahaan dalam mengemban misi dari pemiliknya. Perusahaan 33 yang mampu menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi investor maupun calon investor untuk melakukan investasi. Investor akan bersedia membeli saham dengan harga lebih tinggi apabila memperkirakan tingkat Net Profit Margin (NPM) perusahaan naik, dan sebaliknya investor tidak bersedia membeli saham dengan harga tinggi apabila nilai Net Profit Margin (NPM) perusahaan rendah. Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang meningkat akan menyebabkan investor memburu suatu saham perusahaan akibatnya return perusahaan tersebut akan meningkat pula Makin tinggi nilai Net Profit Margin (NPM) maka makin tinggi pula nilai return saham. L. Kerangka pemikiran Total Arus Kas Laba Bersih Retrun saham Size perusahaan Net profit margin Gambar 2.2 Kerangka pemikiran