BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Model METANET merupakan model arus lalu lintas yang dapat digunakan untuk memprediksi keadaan lalu lintas. Keadaan yang dapat diprediksi yaitu kecepatan rata-rata, kepadatan dan arus lalu lintas pada segmen dan ruas jalan, serta panjang antrean dan arus yang keluar dari origin. Model ini berbentuk nonlinear dan diskrit terhadap waktu dan kedudukan. Dalam hal ini, kedudukan yang dimaksud adalah segmen dan ruas jalan. 2. Pada skripsi ini dilakukan pemodelan tentang pengaruh off-ramp terhadap kecepatan rata-rata di segmen jalan yang berkaitan, berdasarkan model METANET. Rumus penurunan kecepatan ini yaitu − δof f Ts βµ (k)qm,Nm (k)vm,Nm (k) . Lm λm (ρm,Nm (k) + κ) 3. Masalah meminimumkan total waktu tempuh (Total Time Spent) merupakan masalah lalu lintas yang dapat diselesaikan menggunakan kendali model prediktif (Model Predictive Control). Penyelesaian masalah ini dilakukan berdasarkan model METANET. Dilakukan linearisasi model agar solusi optimal dari masalah optimisasi dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat. Linearisasi dilakukan dengan pendekatan PWA (Piecewise-Affine) dan ditransformasi dari sistem PWA ke sistem MLD (Mixed Logical Dynamical System). Untuk input kendali, digunakan speed limit dan outflow limit. 4. Pada skripsi ini diberikan empat contoh kasus untuk disimulasikan dengan kendali MPC. Salah satunya yaitu masalah pada jaringan lalu lintas 109 110 yang memuat off-ramp. Berdasarkan contoh kasus yang diberikan, error pendekatan model cukup kecil, sehingga menjamin akurasi pendekatan. Setiap langkah waktu, masalah optimisasi dari kasus ini dapat dipandang sebagai masalah MILP (Mixed Integer Linear Programming). 5. Simulasi kendali lalu lintas dilakukan menggunakan program MATLAB, berdasarkan masalah optimisasi yang telah dirumuskan. Setiap langkah waktu melibatkan masalah MILP yang harus diselesaikan. Simulasi dilakukan pada empat jenis jaringan jalan bebas hambatan yang berbeda. Dari hasil simulasi, diperoleh input kendali yang berbeda-beda antarkasus. Input kendali ini dapat meminimumkan total waktu tempuh. TTS hasil simulasi model dengan kendali terbukti lebih kecil dari TTS hasil simulasi model tanpa kendali. Panjang antrean kendaraan dan kepadatan lalu lintas yang turun dan menuju nilai tertentu menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas pada jaringan stabil. 6. Untuk membandingkan efek penurunan kecepatan, dilakukan simulasi numerik pada empat jenis jaringan, termasuk jaringan yang memuat offramp. Masing-masing dilakukan pada kasus yang menerapkan dan yang tidak menerapkan kendali lalu lintas. Untuk yang tidak menerapkan kendali lalu lintas, digunakan model nonlinear dan model pendekatan PWA. Dari simulasi ketiga jenis model, keberadaan on-ramp maupun off-ramp dapat menurunkan kecepatan rata-rata. 5.2. Saran Saran dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Pada Bab 3 telah dilakukan modifikasi model baru dengan sebuah asumsi. Sudut yang dibentuk oleh off-ramp dan jalan utama diasumsikan dapat menyebabkan penurunan kecepatan kendaraan yang akan berbelok melalui off-ramp. Pemodelan ini sebaiknya dibandingkan dengan data yang sebenarnya atau ditambah asumsi lain. 111 2. Pada Bab 4, jaringan yang disimulasikan dengan MPC berupa jaringan sederhana yang hanya terdiri atas satu segmen jalan sepanjang 1 km. Pada penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan jaringan yang lebih kompleks. Akan lebih baik jika melakukan studi kasus di lokasi yang rawan terjadi kemacetan sehingga membutuhkan pengendalian lalu lintas. 3. Kepadatan lalu lintas dan arus lalu lintas di segmen jalan semu, serta traffic demand dan proporsi arus kendaraan yang keluar dari jalan utama pada skripsi ini diasumsikan konstan selama periode simulasi 30 menit. Keadaan ini sangat jarang ditemui di kehidupan nyata. Pada penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan kondisi lalu lintas yang sesuai kenyataan. 4. Pada skripsi ini kendali model prediktif diterapkan di jaringan lalu lintas untuk meminimumkan total waktu tempuh. Padahal permasalahan nyata yang muncul tidak hanya masalah meminimumkan total waktu tempuh. Untuk penelitian lebih lanjut, dapat dilakukan untuk penyelesaian masalah-masalah lain.