kingdom training

advertisement
KINGDOM TRAINING
KINGDOM
TRAINING
HEIRS
BE A SOURCE
MODUL
1
BE A SOURCE
Heirs - Leadership
1
LEADERSHIP
HEIRS
BE A SOURCE
Tujuan:
Agar calon pemimpin dapat mengetahui :
1. Arti dari kepemimpinan
2. Pola / gaya kepemimpinan
3. Kepemimpinan pola Kristus
4. Tahapan kepemimpinan yang melahirkan
pemimpin
5. Bagaimana memperlengkapi calon
pemimpin / mewariskan kepemimpinan
1 Petrus 5:2-3 “Gembalakanlah kawanan domba Allah
yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi
dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan
jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi
dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat
seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang
dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu
menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
2
Heirs - Leadership
PELAJARAN 1
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
LEADERSHIP / KEPEMIMPINAN
I. DEFINISI
Ada banyak definisi mengenai KEPEMIMPINAN, setiap
aspek kehidupan yang memiliki hirarki/jenjang pasti
memiliki seorang pemimpin dan juga penerapan
kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai:
“The only definition of a leader is someone who has
followers / Satu-satunya definisi seorang pemimpin
adalah seseorang yang memiliki pengikut”. Untuk
memenangkan pengikut diperlukan pengaruh, dan
dalam memenangkan pengikut atau meraih pengaruh
atas pengikutnya seorang pemimpin harus memiliki
keutuhan integritas hidup.
Hampir sama seperti di atas, John C. Maxwell
menyimpulkan kepemimpinan dengan sangat singkat
namun tepat, yaitu “leadership is influence - nothing
more, nothing less / kepemimpinan adalah pengaruh –
tidak lebih, tidak kurang”. Ini bukan sekedar pendefinisian seorang pemimpin, tetapi melihat kemampuannya untuk memberikan pengaruh / dampak bagi
orang lain. Kepemimpinan yang baik akan terlihat dari
dampak yang diberikan, baik itu dampak pada
sekelilingnya atau pun juga orang-orang yang akan
mengikuti cara kepemimpinannya.
Kepemimpinan
mengenai
adalah
PENGARUH
John C. Maxwell
II.POLA / GAYA KEPEMIMPINAN
Pola kepemimpinan dalam gereja ada lima, dan
kelimanya saling membutuhkan satu sama lain:
1. Kepemimpinan Pelopor / Pioneering Leadership:
Ciri khas kepemimpinan ini adalah mampu mendorong
diri sendiri untuk mengambil risiko demi membawa
Heirs - Leadership
3
maju orang-orang yang dipimpinnya, menemui dan
meraih sasaran jangka panjang. Pemimpin pelopor
bergairah akan visinya, memiliki komitmen sepenuh
hati. Paulus adalah contoh dari pemimpin seperti ini,
yang mengarahkan pelayanannya untuk menghancurkan batas-batas dalam gereja, tanpa mempedulikan
risiko yang harus ditanggung sendiri.
2. Kepemimpinan Strategis / Strategic Leadership:
Dalam kepemimpinan starategis, pemimpin dapat
menjabarkan visi dan tujuan besar ke dalam tugastugas terperinci. Mereka sangat dibutuhkan dalam gereja, karena visi besar hanya bisa berjalan jika dapat
diperinci dan dimonitor pelaksanaannya. Contoh pemimpin strategis dalam Alkitab adalah Nehemia, yang
dapat membangun Tembok Yerusalem dalam jangka
waktu singkat, memiliki kemampuan menjalankan
dan mengawasi rencana yang sudah dibuat.
3. Kepemimpinan Kelompok / Team Leadership:
Pemimpin dalam konteks kelompok, memiliki kepemimpinan secara formal ataupun non-formal, sangat
dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan dan efektifitas pelayanan tim.
Kunci kekuatan pemimpin kelompok adalah keinginannya bekerja-sama dengan anggota lainnya (a leader
among leaders), dan kemampuan mempercayai mereka.
Sebagai pemimpin kelompok dibutuhkan kerendahan
hati dan kehambaan. Tujuan pemimpin kategori ini
hanyalah mencapai sasaran bersama tim, tujuan
pribadi menjadi sekunder. Contoh dalam Alkitab
adalah Barnabas yang menolong Paulus, Markus yang
menolong Petrus.
4. K e p e m i m p i n a n Pe n d o r o n g / E n c o u r a g i n g
Leadership:
Pemimpin pendorong memiliki kemampuan untuk
memotivasi seluruh jemaat, kelompok dan individu.
Mereka memiliki ketajaman melihat talenta, pikiran/
perasaan dan apa yang dapat memotivasi orang-orang
yang dipimpin. Pemimpin pendorong memiliki pengetahuan bagaimana kata/kalimat yang tepat dapat
menggerakkan orang berjalan ke arah visi / tujuan,
4
Heirs - Leadership
kapan untuk menantang mereka mengeluarkan yang
terbaik dari diri masing-masing, atau untuk mendukung.
5. Manajemen – Administrasi/ManagementAdministration:
Selain keempat jenis kepemimpinan di atas, masih
ada satu jenis lagi, yaitu pemimpin yang fokus pada
administrasi. Mereka seringkali tidak dilihat sebagai
pemimpin, hanya sebagai pembantu/wakil pemimpin. Gereja membutuhkan pengelola yang baik,
seseorang dengan talenta di bidang administrasi.
Setiap visi atau perubahan membutuhkan pemimpin
yang dapat merencanakan dan mengatasi masalah,
mendelegasikan serta mengorganisir (Kel. 18:19-23
dan Kis 6:3).
III.KEPEMIMPINAN POLA KRISTUS
Kepemimpinan pola Kristus berbeda sama sekali
dengan kepemimpinan sekuler, kriteria yang
terpenting bukanlah apa yang dia miliki atau mampu,
melainkan hubungannya dengan Allah. Berikut adalah
pola kepemimpinan Sang Raja:
1. Kepemimpinan Hamba / Servant Leadership
Hal pertama dan terpenting dalam kepemimpinan
pola Kristus adalah kepemimpinan-hamba yang harus
lahir dari jiwa hancur, bukan akibat kerendahan diri
melainkan melihat anugerah Allah yang menyelamatkan dia dari dosa. Kesadaran orang hina yang
diangkat menjadi anak Raja inilah yang mendasari
kepemimpinan-hamba. Kepemimpinan hamba adalah
sebuah proses dari sebuah hubungan, dimana keunikannya terletak pada pelayanan sang pemimpin kepada anggota-anggota lainnya dalam sebuah kelompok,
dan kekuatannya terletak dari kerendahan hati pemimpin terhadap kelompok serta di antara anggota
satu sama lain. Mereka menyadari bahwa sendiri
mereka tidak dapat berhasil, melainkan hanya secara
bersama-sama / dalam kelompok.
Gambaran yang salah mungkin melekat pada pemimpin-hamba; yaitu lemah, penurut, tidak bisa memimpin dengan dinamis / tegas, takut terhadap tekanan.
Pemimpin bukan mengenai
menjadi
BOS,
tetapi mengenai menjadi
PELAYAN
Heirs - Leadership
5
“..kemudian Ia menuangkan air
ke dalam sebuah basi, dan mulai
membasuh kaki murid-muridNya lalu menyekanya dengan
kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu”
(Yoh. 13:5).
Padahal justru sebaliknya, pemimpin-hamba adalah
seorang pemimpin yang memiliki karakter, determinasi, kepribadian, dan yang terpenting kerohanian
yang kuat, namun dengan sukarela mengambil sikap
seorang hamba.
Hati dan sikap seorang pemimpin-hamba ditunjukkan
Yesus ketika membasuh kaki murid-muridNya. Yesus
ingin memberi contoh bahwa pola kepemimpinan
murid-muridNya untuk meneruskan pekerjaanNya di
bumi adalah pemimpin-hamba, di mana sendiri mereka tidak akan bisa berhasil, tetapi bersama-sama
dengan saling merendahkan hati terhadap sesama
mereka pasti akan dapat melakukan pekerjaan yang
lebih besar lagi dari DIA.
Satu hal paling membedakan antara pemimpin-hamba
dari pemimpin sekuler adalah, bahwa motivasi kepemimpinannya hanya untuk mengeluarkan potensi
pengikutnya dan mengarahkan mereka melakukan
suatu tugas / menjalani suatu tujuan, dan pada akhirnya mereka sendirilah yang akan menikmati hasilnya.
Kekuatan mereka terletak bukan pada temperamen,
energi atau kelebihan lainnya, tetapi pada motivasi
yang mengutamakan pengikut atau sesamanya.
2. Iman / Faith
Iman kepada Allah adalah salah satu aspek penting
bagi seorang pemimpin sejati, yang berarti:
a. Percaya bahwa Allah akan menyediakan (Filipi
4:19). Apa yang disediakanNya? Hal penting yang
dibutuhkan seorang pemimpin, yaitu kekayaan
akan hikmat dan bijaksana.
b. Percaya bahwa apa yang diperbuat bagi Allah pasti
akan berhasil (Mazmur 1:3). Pasti berhasil karena
Allah yang akan memberikan akal budi dan solusi
bagi setiap rencana dan masalah yang dihadapi.
c. Percaya bahwa Allah dapat dipercaya dan akan
kuasaNya. Penyerahan total akan Allah dan kedaulatanNya, janji-janjiNya, dan bahwa Dia tidak akan
pernah gagal atau menipu anak-anakNya, membuat seorang pemimpin yang dipilih Allah tenang dan
yakin pada dirinya dan pelayanan/ pekerjaannya.
6
Heirs - Leadership
3. Kerendahan Hati / Humility
Allah menuntut dari para hamba-Nya kerendahan hati
agar bisa dipakai untuk menjalankan visi-misi Allah.
Seorang pemimpin harus sadar bahwa Allah adalah
Yang Tertinggi, dan dia hanyalah alat di tanganNYA.
Kerendahan hati ini juga didasari kesadaran bahwa
pemilihan Allah atas dia untuk menjadi pemimpin atas
domba-dombaNYA bukan berdasarkan kehebatan dirinya,
melainkan berdasarkan kedaulatan Allah semata saja.
Seorang pemimpin baru dapat memimpin orang lain
berdasarkan kerendahan hatinya, hanya jika dia bisa
mengembangkan tiga sikap total kepada Tuhan:
a. Dia harus tidak memiliki apapun untuk dibuktikan
(tidak mencoba untuk menganggap diri layak).
b. Dia harus tidak memiliki apa-apa yang dapat dirugikan/sikap legawa (tidak berusaha menciptakan
suatu gambaran dalam diri kita atau popularitas).
c. Dia harus tidak memiliki sesuatu yang disembunyikan (tidak memainkan suatu permainan, tapi
terbuka, tidak bersembunyi).
4. Kekudusan Hidup / Holiness Life
Apa hubungannya kekudusan hidup dengan
kemampuan memimpin? Dalam pemikiran sekuler
kepemimpinan adalah suatu area kehidupan dalam
ruang publik, berhubungan dengan orang-orang lain.
Sedangkan kekudusan adalah area pribadi seseorang,
dan itu tidak ada hubungannya dengan orang lain.
Kualitas seorang pemimpin di mata Allah hanya berdasarkan hubungannya dengan Dia. Aspek hubungan
antara seorang pemimpin dengan Allah adalah kekudusan hidupnya. Allah Mahakudus hanya akan memberikan karunia memimpin kepada seseorang jika orang
itu menjaga kekudusan, sehingga dapat berhubungan
dengan Dia.
Contoh bahwa kepemimpinan ilahi berkaitan erat
dengan kekudusan hidup adalah Daniel dan ketiga
kawannya di Babel. Walaupun mereka hidup di tengah
bangsa kafir, mereka menjaga dengan ketat
kekudusan; tidak makan dan minum yang haram, taat
beribadah kepada Allah, dan hanya mau menyembah
Heirs - Leadership
7
Dia. Dan bagaimana kepemimpinan dan akhir hidup
mereka? Walaupun difitnah, diancam mati lewat
tungku api dan singa-singa yang lapar, Allah tetap
melindungi mereka. Dan Allah mengangkat mereka
menjadi orang kepercayaan raja bangsa kafir.
Jadi tidak mungkin seorang pemimpin yang berkenan
bagi Tuhan hanya mengasah kemampuan atau tehnik
kepemimpinan tanpa mau sungguh-sungguh menjaga
kekudusan hidupnya. Kekudusan bukan hanya
mengasah kemampuan memimpin, tetapi juga
menjaga integritas pribadi pemimpin, yang tidak akan
mudah jatuh ke dalam godaan duniawi (tahta, harta,
wanita).
Dari pemaparan pola kepemimpinan Kristus kita melihat bahwa bukan kemampuan kepemimpinan duniawi, seperti intelegensia, kemampuan komunikasi,
pendidikan tinggi, dsb yang menjadi kriteria penting
di mata Allah, melainkan aspek-aspek rohani atau
aspek hubungan sang pemimpin dengan Sang Raja.
I. TA H A PA N K E P E M I M P I N A N
MELAHIRKAN PEMIMPIN
“saya sedang tidak membangun
sebuah pelayanan, saya sedang
membangun orang-orang.
Kesuksesan dalam pelayanan
saya bukan terletak pada
berapa banyak cabang gereja
yang dibangun, tetapi berapa
banyak anak-anak rohani yang
saya lahirkan bagi kemuliaan
Tuhan.”
Pdt. Timotius Arifin.
YA N G
Kesuksesan seorang pemimpin rohani tidak diukur dari
hasil yang dilakukan atau diraih bersama gereja,
melainkan dari keberhasilannya melahirkan
pemimpin-pemimpin baru dalam pelayanan. Dalam
Alkitab kita melihat contoh bahwa pemimpinpemimpin besar selalu melahirkan pemimpin baru
yang meneruskan tongkat kepemimpinan bagi
r e n c a n a A l l a h : A b r a h a m ? I s h a k ? Ya k u b ,
Musa? Yosua, Elia? Elisa, Paulus? Timotius dan tentu
Yesus? 12 Murid.
Perlu disadari bahwa posisi seorang pemimpin tidak
otomatis melahirkan calon pemimpin baru, bahkan
tidak jarang status / posisi justru tidak menghasilkan
pemimpin dari antara orang-orang yang dipimpin.
8
Heirs - Leadership
Lima tahap kepemimpinan
(sumber : dari EQUIP buku 3) :
Pribadi Seseorang
Orang mengikuti
pemimpin karena jati
dirinya dan apa yang
diwakilinya
Pengembangan Orang
Orang mengikuti
pemimpin karena
apa yang telah
diperbuatnya bagi
mereka
Produksi
Orang mengikuti pemimpin karena apa
yang dia telah lakukan bagi organisasi
atau gereja
Tahap para pemimpin yang telah
menghabiskan waktu lama
mengembangkan orang dan
organisasi. Hanya sedikit orang
mencapai tahap ini. Menjadi teladan
dalam kehidupan yang berintegritas.
Tahap ini terjadi pertumbuhan jangka
panjang. Komitmen untuk mengembangkan
para pemimpin menjamin pertumbuhan
berkelanjutan bagi gereja maupun pribadipribadi yang dipimpin. Pemimpin menjadi
mentor dan terjadi pelipatgandaan.
Ini adalah tahap di mana kesuksesan dirasakan
banyak orang. Pemimpin di tahap ini disukai baik
pribadi maupun apa yang dilakukan.
Calon pemimpin bisa/mulai muncul karena
mereka melihat buah yang dihasilkan pemimpin
bagi gereja.
Orang mengikuti lebih dari otoritas resmi. Tahap ini
menyebabkan pekerjaan pelayanan menjadi
Orang mengikuti pemenyenangkan. Namun terlalu lama dalam posisi ini
mimpin karena sudah
akan menyebabkan pengikut yang punya motivasi
ada hubungan pribamenjadi gelisah. Belum ada pemimpin dilahirkan karena
di antara pemimpin
belum berbuah bagi gereja.
dan yang dipimpin
Permisi
Posisi
Orang mengikuti
pemimpin karena
suatu keharusan
(jabatan / gelar)
Pengaruh pada tahap ini tidak akan melebihi deskripsi tugas.
Otoritas yang dimiliki hanyalah otoritas yang diberikan oleh
jabatan. Semakin lama berada pada tahap ini semakin cepat
tingkat kemunduran dan semakin rendah tingkat kepercayaan
dari orang yang dipimpin. Tidak akan ada pemimpin yang
dilahirkan karena tidak ada hubungan pribadi.
Heirs - Leadership
9
Dari tahapan kepemimpinan diatas kita melihat bahwa
dalam tahap 1-2 seorang pemimpin hanya dapat
melahirkan pengikut-pengikut bukan calon pemimpin,
karena mereka diharuskan berdasarkan posisi sang
pemimpin dan keuntungan yang diraih bagi diri mereka
masing-masing. Hanya pada tahap 3-5 saja seorang
pemimpin dapat melahirkan calon pemimpin, dan
semuanya diraih berdasarkan hubungan pribadi
antara mereka. Atau dengan kata lain tahap 1-2
melahirkan pengikut organisatoris, tahap 3-5
melahirkan anak-anak organisme.
Dalam pelayanan seorang pemimpin harus menyadari
bahwa dia tidak mungkin menyelesaikan rencana
Allah hanya melalui dirinya sendiri, tanpa
menginginkan lahirnya pemimpin baru. Syarat mutlak
untuk dapat menciptakan pemimpin baru adalah
memiliki hubungan bapak-anak dalam kasih Kristus.
Diluar itu yang terbangun adalah hubungan atasanbawahan. Dalam hubungan bapak-anak hasil yang
ingin diraih adalah: bapak ingin memperlengkapi dan
melihat anaknya berhasil, dan anak ingin melihat
ayahnya berhasil menyelesaikan visi-misinya.
Sikap sejati seorang bapak rohani adalah dia ingin
anak-anaknya mendapatkan semua yang Allah ingin
berikan kepada mereka. Inilah yang disebut
meneruskan warisan kepemimpinan berdasarkan
sebuah hubungan “..the heart of the father must be
turned toward the son; it is the father's choosing and
responsibility. The father's purpose must not be the
promotion of self but the furtherance of the visions in
his sons..”.
V. MEMPERLENGKAPI CALON PEMIMPIN/
MEWARISKAN KEPEMIMPINAN
Organisasi tidak mungkin meningkatkan produtivitasnya, hanya sumber daya manusia yang bisa “..sistem
bisa ketinggalan, bangunan dan mesin bisa menjadi
usang, tetapi manusia bisa bertumbuh berkembang
dan menjadi lebih efektif kalau mereka mempunyai
pemimpin yang memahami nilai potensial mereka.
Kalau Anda ingin menjadi pemimpin yang benar-benar
sukses, Anda harus mengembangkan serta
10
Heirs - Leadership
memperlengkapi pemimpin-pemimpin lain di sekeliling
Anda”.
Memperlengkapi berarti memberikan nilai tambah
dalam diri calon pemimpin berdasarkan kasih, bukan
berdasarkan kemampuan teknis semata saja. Proses
memperlengkapi calon pemimpin seperti yang akan
kita lihat di bawah dimulai dari aspek hubungan atau
hati antara keduanya:
Pertama: Mengembangkan hubungan pribadi dengan
orang yang diperlengkapi / anak rohani. Semua hubungan bimbing-membimbing dimulai dengan hubungan
pribadi. Pemimpin / bapak rohani harus tahu seluruh kisah
kehidupan anak didiknya, hasrat hati, kekuatan dan
kelemahan pribadinya. Satu pertanyaan yang selalu
diajukan Pdt. Timotius Arifin kepada anak-didik yang
bergabung dalam pelayanan di ROCK adalah “..what
is your dream in the ministry?..”. Setelah mengenal
kehidupan anak didik, pemimpin harus menunjukkan
minat tulusnya dalam membangun hubungan bapakanak. Dengan demikian anak didik akan melihat
pemimpin bukan sebagai atasan melainkan bapak
rohaninya, dan ini akan memberikan ketenangan bagi
dirinya dalam berhubungan di segala aspek.
Kedua: Menjelaskan visi-misi pemimpin kepada anak
rohaninya. Pemimpin harus mau dan berani menjelaskan visi-misi dan impiannya, sehingga anak didik
mengerti tujuan hidup dan hasrat hati pemimpinnya. Ini
membuat anak didik yang diperlengkapi memahami
arah tujuan pemimpin berjalan, dan memahami bahwa
dia memiliki peran untuk ikut mengantar pemimpin
meraih impiannya. Di sini anak didik tidak melihat
dirinya sebagai obyek bagi bapak rohaninya,
melainkan anak yang berjalan dengan bapaknya.
Ketiga: Meminta komitmen anak rohani. Sebelum
memulai proses memperlengkapi, pemimpin harus
menjelaskan harga yang harus dibayar anak rohani
dan meyakini bahwa anak didiknya rela dan bisa membayar harga tersebut. Salah satu harga yang harus
dibayar adalah kesetiaan total.
Keempat: Menetapkan sasaran untuk pertumbuhan.
Calon pemimpin harus diberikan tujuan yang jelas di
hadapan mereka, sehingga mereka memiliki sasaran
yang tepat, dan ini memberikan gairah serta motivasi
Heirs - Leadership
11
dalam diri mereka. Sasaran seperti sebuah peta
kehidupan yang dapat diikuti untuk bertumbuh
“sasaran membentuk rencana; rencana menetapkan
tindakan; tindakan mencapai hasil; dan hasil
mendatangkan sukses”. Pemimpin memandu calon
pemimpin menetapkan sasaran mereka sebagai
berikut:
1. Pastikan sasarannya pantas: Dalam melahirkan
calon pemimpin baru, seorang pemimpin hanya punya
satu target, yaitu berkembangnya orang yang dipimpin
menjadi pemimpin baru yang efektif. Sasaran yang
dituju harus diidentifikasikan sejak awal.
2. Pastikan sasaran dapat diraih: Pemimpin membuat
sasaran yang dapat diraih, bukan yang muluk-muluk.
Sasaran yang tidak dapat diraih hanya akan membuat
kedua belah pihak frustrasi dan cepat menyerah.
Salah satu cara untuk meraih sasaran akhir adalah
membuat sasaran tahapan, dari yang paling mudah/
rendah sampai kepada yang paling susah/tinggi.
3. Pastikan sasaran dapat diukur: Sasaran bertahap
yang dapat diukur akan memberikan gambaran jelas
bagi calon pemimpin apakah dia sudah lulus secara
bertahap atau tidak. Dengan begitu dia tahu perkembangannya dan apa yang harus terus diperbaiki.
4. Pastikan sasarannya 'menuntut': Pemimpin harus
cukup mengenal anak didiknya untuk mengidentifikasikan sasaran yang dapat dicapai tetapi juga menuntut
upaya keras. Ini membuat pemimpin tahu batas
tanggung-jawab yang dapat diberikan kepada calon
pemimpin.
5. Nyatakan dan tuliskan sasaran dengan jelas: Bapak
dan anak rohani memiliki sesuatu yang dapat terus
dilihat untuk mengukur keberhasilan yang akan
dicapai.
Setelah mendapatkan calon pemimpin / anak rohani
yang tepat, pemimpin / bapak rohani barulah memulai
proses memperlengkapi diri anak didiknya, dalam hal
ini melatih mereka melaksanakan tugas-tugas yang
telah ditetapkan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan. Perlu kembali diingat, ini merupakan
proses pelatihan seumur-hidup, karena yang diberikan
bukanlah pelatihan akademis atau teoretis, melainkan
12
Heirs - Leadership
kehidupan dan pribadi sang pemimpin / bapak rohani.
Metode pelatihan bapak-anak ini mencakup lima
langkah:
1. Pemimpin memberikan teladan: Pemimpin
melaksanakan tugas-tugasnya, sementara anak
rohani memperhatikan / mengamati. Dengan demikian
pemimpin memberikan peluang kepada anak-anak
rohaninya untuk melihat keseluruhan proses yang
dijalankan untuk mencapai sasarannya. Salah satu
proses yang dapat dilihat adalah waktu doa yang
diambil pemimpin dalam mencari pimpinan Tuhan
dalam setiap langkah rencananya.
2. Pemimpin membimbing: Dalam menjalankan
tugas-tugasnya pemimpin mengajak anak didiknya
untuk mendampingi, melatihnya dengan cara
mengizinkan mereka membantu bapak rohani dalam
setiap tahap proses. Dengan demikian ada
kesempatan bagi pemimpin untuk menjelaskan, dan
bagi anak didik untuk bertanya. Hal yang paling
penting disini adalah waktu yang diberikan dan
kesabaran.
3. Pemimpin memantau: Dalam tahap ini anak didik
diberikan kesempatan untuk melakukan tugas-tugas
bapak rohani. Pemimpin memperhatikan, memberikan
koreksi. Hal yang penting disini adalah pemimpin
bersikap positif dan selalu memberikan semangat
kepada anak didiknya.
4. Pemimpin memotivasi: Anak didik diberikan
kesempatan untuk melakukan tugasnya sendiri. Tugas
pemimpin disini adalah memastikan bahwa anak didik
tahu cara menyelesaikan tugasnya dan mau
memperbaiki diri menuju kesempurnaan. Peran
pemimpin disini adalah pendamping dan motivator.
5. Pemimpin melipat-gandakan: Setelah satu calon
pemimpin lulus dalam keseluruhan proses dan
mencapai sasaran, dan menjadi pemimpin baru, dia
harus menjalankan pelatihan yang diterima dari
mentor lama kepada calon pemimpin baru. Dengan
demikian akan lahir calon pemimpin baru lainnya.
Dalam proses memperlengkapi calon pemimpin, satu
hal penting yang harus dimiliki adalah sebuah hubungan bapak-anak. Hanya sebagai bapak dalam sebuah
“Sebab memang sesuai dengan
keadaan Allah--yang bagi-Nya
dan oleh-Nya segala sesuatu
dijadikan-- yaitu Allah yang
membawa banyak orang (sons –
uihos/õéï
? òì ) kepada kemuliaan,
juga menyempurnakan Yesus,
yang memimpin mereka kepada
keselamatan, dengan
penderitaan. Sebab Ia yang
menguduskan dan mereka yang
dikuduskan, mereka semua
berasal dari Satu; itulah
sebabnya Ia tidak malu
menyebut mereka saudara,”
Ibr 2:10-11
“Semua orang, yang dipimpin
Roh Allah, adalah Anak Allah.
Sebab kamu tidak meneri-ma
roh perbudakan yang membuat
kamu menjadi takut lagi, tetapi
kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah.
Oleh Roh itu kita ber-seru: “ya
Abba, ya Bapa!” Roh itu
bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah
anak-anak Allah. Dan jika kita
adalah anak, maka kita juga
adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak
menerima janji-janji Allah,
yang akan menerimanya
bersama-sama dengan Dia,
supaya kita juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia.”
Rom 8:14-18
Heirs - Leadership
13
pelayanan pemimpin dapat mewariskan identitas,
tujuan, visi dan juga berkat-berkat ilahi kepada
generasi-generasi berikutnya. Tanpa hubungan
bapak-anak, maka warisan yang ditinggalkan dengan
mudah akan hancur oleh penerusnya, karena mereka
tidak tahu rencana jangka panjang yang diterima
pemimpin sebelumnya dari Allah. Seorang pemimpin
gereja harus menyadari ini, oleh sebab itu tujuannya
bukanlah membangun gereja atau pelayanan
melainkan membangun orang-orang kudus dan
generasi-generasi berikutnya.
Kegagalan menciptakan hubungan bapak-anak akan
membawa gereja kepada visi-misi baru yang belum
tentu dari Allah, pengajaran sesat, munculnya pemimpin yang sebenarnya masih dalam tahap “bayi rohani”,
dan cepat atau lambat pada kehancuran gereja. Tuhan
Yesus selalu menekankan bahwa semua yang dilakukanNya di muka bumi adalah melakukan kehendak
BapaNya di sorga, dan Anak selalu satu bersama
dengan Bapa. Yesus bukan saja melahirkan muridmurid, tetapi lebih dari itu, dia melahirkan anak-anak
rohani. Hanya sebagai anak murid-murid dapat satu
dengan Kristus, mampu melakukan perintahNya, dan
juga mendapatkan kekuatan dari Dia melalui Roh
Kudus yang diberikan kepada mereka.
Bukan hanya kesediaan pemimpin sebagai bapak
rohani yang penting, sebaliknya juga demikian, yaitu
calon pemimpin bersedia untuk masuk dalam
hubungan sebagai anak rohani dengan pemimpinnya.
Ini adalah hubungan bapak-anak dalam pelayanan
untuk mengerti dan menerima visi, menemukan
identitas, menyelesaikan tujuan hidup, dan untuk
menerima warisan ilahi bagi tugas ini. Ini bukan
mengenai mengikuti manusia tetapi untuk
pembangunan tugas yang diberikan Allah.
Seorang anak rohani dalam mengikuti bapak
rohaninya akan mendapatkan banyak berkat dan
keuntungan yang berharga yang diperlukannya. Dia
bukan hanya berjalan dalam keadaan baik, tetapi dia
akan senang mengikuti bapak rohaninya dalam
keadaan-keadaan sulit sekalipun. Oleh karena itu
syarat penting yang harus dimiliki seorang anak rohani
14
Heirs - Leadership
adalah kesetiaan dan penundukan diri total kepada
bapak rohaninya “..submission is not just obedience to
a father but a willingness to not only heed the father's
voice but also be about his business..”.
Di sinilah kunci dalam memperlengkapi calon
pemimpin baru dan mewariskan kepemimpinan
kepada penerusnya, yaitu dalam sebuah hubungan
sebagai bapak-anak rohani. Melalui teladan hidupnya
seorang pemimpin mengajarkan nilai-nilai kebenaran,
dan yang terpenting visi-misi Allah yang diterimanya.
Visi-misi ini belum tentu diselesaikan oleh sang
pemimpin, tetapi justru oleh penerusnya (Musa
memimpin di padang gurun, tetapi Yosua yang
membawa masuk bangsa Israel ke Kanaan).
DISKUSI & APLIKASI
Diskusikan :
1. Adakah pemahaman mengenai Kepemimpinan ini memberi Anda inspirasi?
2. Apakah manfaat Anda mempelajari Kepemimpinan ini?
3. Bagaimana rencana Anda menerapkan pola Kepemimpinan ini dalam hidup Anda?
Heirs - Leadership
15
FATHER’S FUNCTION
Tujuan:
HEIRS
BE A SOURCE
Agar setiap perserta kelas dapat mengerti:
1. Pengertian dari Bapa
2. Tujuan menjadi Bapa
3. 10 Kesalahan yang sering dilakukan Bapa
4. 10 Fungsi Bapa
5. Dampak menjadi Bapa
1 Korintus 4:15 “Sebab sekalipun kamu mempunyai
beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak
mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam
Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang
kuberitakan kepadamu.”
16
Heirs - Father’s Function
PELAJARAN 2
FATHER’S FUNCTION
FUNGSI BAPA
FUNGSI BAPA
I. Pengertian <
1. Bapa - father
a. Definisi - (http://www.merriam-webster.com/
dictionary/father)
<
seorang pria yang mempunyai anak
<
- seseorang dihubungkan dengan orang lain
dalam kaitan bapa kepada anak
- orang tua - digunakan sebagai bentuk
penghargaan kepada seseorang
<
seseorang yang menjadi asal / sumber
http://www.thefreedictionary.com/father
pria yang spermanya bersatu dengan
sel telur, hasil dari pembuahan seorang anak
- Seorang pria yang mengadopsi seorang anak
- Seorang pria yang membangkitkan seorang
anak
<
Leluhur laki-laki
<
Seorang pemimpin laki-laki dari sebuah kota
b. Biblical
<
Hebrew:
Abba àáà (AHB-bah) bahasa Aramaic. n. Abba.
"Daddy," "dear Father," "papa"; bentuk sapaan
mesra bagi seorang bapa (Markus 14:26; Roma
8:15; Galatia 4:6). Abba adalah ungkapan lebih
intim daripada kata normal Ibrani "father" (av).
<
Greek:
ðáôñ pate¯r; “father - Inggris” (harfiah atau
kiasan): —ayah, orangtua.
<
- Seorang
Heirs - Father’s Function
17
c. Pengertian umum
Myles Munroe mendefinisikan bapa dengan
menjabarkan konsep mendasar dari pengertian
kata bapa sebagai:
<
Sumber (Source)
<
Memberi Makan (Nourisher)
<
Memelihara (Sustainer)
<
Mendukung (Supporter)
<
Membangun (Founder)
<
Melindungi (Protector)
(The Fatherhood Principle, Hal 26)
2. Kebapaan - Fatherhood
a. hubungan kekeluargaan antara anak dan ayah,
hubungan keluarga, kekerabatan, hubungan (antropologi) keterkaitan atau koneksi oleh darah
atau perkawinan atau adopsi
b. Allah ketika diingat sebagai pribadi pertama dari
Tritunggal; "dengarlah doa kami, Bapa surgawi",
Ayah-Allah
c. status dari pemimpin keagamaan
3. Pembapaan - Fathering
a. Untuk berkembang biak (keturunan) sebagai
orangtua laki-laki
b. Untuk bertindak atau melayani sebagai seorang
ayah untuk (anak)
c. Untuk membuat, menemukan, atau berasal
d. Mengakui tanggung jawab.
e. <
Untuk sifat ayah, penciptaan, atau asal usul
<
Untuk menetapkan salah atau tidak adil
Bertindak atau melayani sebagai seorang ayah
http://www.thefreedictionary.com/fatherhood
II. Tujuan
Ada tiga tujuan utama dalam diri seorang bapa, yang
pertama adalah “melahirkan” putra-putra
(menemukan dan memanggil mereka) – yang kedua
membuat mereka bertumbuh dewasa (memuridkan
dan menjadi teladan) dan yang terakhir adalah
mendewasakan putra-putranya sehingga mengalami
hidup yang maksimal.
18
Heirs - Father’s Function
1. Melahirkan Putra-Putra
Perintah pertama setelah Allah memberkati
Adam dan Hawa adalah beranakcucu dan
bertambah banyak. Kepada kita Tuhan
memberikan potensi untuk memultiplikasikan diri
kita. Prinsip ini tidak hanya berlaku secara fisik
tetapi juga secara rohani. Tuhan mau agar kita
melahirkan putra-putra secara rohani, agar
kerajaanNya mengalami ekspansi dan
kemuliaanNya dinyatakan. Bapa-bapa rohani
dipanggil untuk melahirkan putra-putra didalam
dan lewat hidupnya (Potensi).
Titik awal dari keberadaan seorang putra adalah
saat bapanya “menemukan” dia. Saat di mana
mereka bertemu dan hubungan yang bermakna
kemudian dibangun. Secara umum, seorang
putra dipanggil dan dipilih untuk ada di bawah
pembinaan bapanya. Inilah tujuan awal dari
keberadaan seorang bapa dalam Tubuh Kristus.
Bapa yang tidak melahirkan putra-putra adalah
bapa yang mandul. Bapa yang tidak memiliki
kemampuan untuk memultiplikasikan dirinya
(Benih).
Yesus sebagai teladan utama kita menemukan
dan memanggil murid-muridNya. Pertemuan itu
bisa terjadi dimana dan dalam keadaan apa saja.
Ada murid-murid yang dipanggil saat mereka
gagal, ada yang dipanggil saat mereka sibuk, ada
yang dipanggil justru saat mereka berada di
puncak keberhasilan, dan seterusnya. Intinya
adalah seorang bapa harus belajar peka untuk
menemukan momen yang tepat dan bertindak
untuk memanggil calon putra-putranya.
Sekalipun dalam beberapa kasus ada putraputra yang justru datang dan meminta untuk
dibina, tetapi pada umumnya bapalah yang
memilih putra-putranya (Proaktif).
Proses kelahiran seorang putra juga seringkali
mem-butuhkan adanya waktu. Dalam hal ini
kematangan seorang bapa memegang peranan
yang sangat pen-ting. Kedewasaan seorang
bapa merupakan syarat mutlak dalam kelahiran
seorang putra. Kedewasaan itulah yang
“Allah memberkati mereka, lalu
Allah berfirman kepada mereka:
“Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu,……”
Kejadian 1:28
Heirs - Father’s Function
19
memberikannya kepekaan dan kemam-puan dalam
melakukan pilihan. Yesus memanggil murid-muridNya
disaat yang tepat yaitu waktu dimana Dia memulai
pelayananNya dibumi ini. Yesus tidak memanggil
murid-muridNya sebelum dan sesudah waktu yang
tepat (Kedewasaan).
“Dan jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir, yang selalu ingin
akan air susu yang murni dan
yang rohani, supaya olehnya
kamu bertumbuh dan beroleh
keselamatan.”
1 Petrus 2:2
20
Heirs - Father’s Function
2. Menumbuhkan Putra-Putra
Pertumbuhan adalah kehendak Tuhan, sama dengan
kelahiran. Pertumbuhan adalah sesuatu yang alami
dan normal terjadi setelah proses kelahiran. Semua
yang dilahirkan dilengkapi dengan potensi untuk bertumbuh. Karena ini adalah kehendak Tuhan, maka
Tuhan juga yang memberikan kemampuan dalam diri
setiap Putra untuk dia bisa mengalami pertumbuhan.
Masalahnya adalah tanpa peran seorang bapa, maka
proses pertumbuhan seorang putra akan mengalami
banyak hambatan. Peran bapa akan menyempurnakan proses pertumbuhan putra-putranya (Peran).
Langkah berikutnya tujuan mengapa diperlukan bapabapa dalam gereja adalah untuk membawa para putra
bertumbuh secara rohani. Pertumbuhan adalah suatu
keharusan apabila kita menginginkan putra-putra
berfungsi secara maksimal. Hanya putra-putra yang
rela dibentuk dan didewasakan yang akan mengalami
pertumbuhan secara maksimal. Problem yang
seringkali terjadi adalah adanya putra-putra yang
“setengah jadi.” Dari pihak bapa sebaliknya, bapabapa yang bertanggung jawab sangat diperlukan
dalam proses pertumbuhan para putra. Dibutuhkan
bapa-bapa yang mau membayar harganya untuk
mendidik para putra agar mengalami pertumbuhan
yang sejati (Inisiatif/Bayar Harga).
Sangat diperlukan adanya hubungan yang dibangun
secara serius dalam proses ini. Melewati kesulitankesulitan maupun kemenangan-kemenangan yang
dialami bersama, hubungan antara bapa-putra akan
diperkuat. Hubungan ini selanjutnya akan menjadi
landasan yang kuat pada saat para putra menghadapi
tantangan dalam proses pertumbuhannya. Hubungan
yang sehat akan menanamkan suatu rasa aman
dalam diri putra-putra yang melewati proses
pertumbuhan. Kadang-kadang mereka harus melalui
masa-masa sukar yang menyakitkan, disaat itulah hal
ini sangat diperlukan (Hubungan).
Para putra yang memiliki kepastian bahwa mereka
dikasihi oleh bapanya akan memiliki rasa aman yang
mendalam. Rasa aman inilah yang membuat mereka
tangguh dalam menghadapi dan menyelesaikan
tantangan dalam masa pertumbuhan mereka.
Seorang bapa harus mengambil keputusan untuk
belajar mengasihi putranya terlepas dari bagaimana
keadaan mereka. Penerimaan terhadap putra (karena
kasih), akan mempersiapkan para putra dan
memampukan mereka menyelesaikan proses yang
ada (Kasih dan Penerimaan).
3. Mendewasakan Putra-Putra
Kedewasaan adalah sesuatu yang bukan hanya
sangat diperlukan, tetapi juga sesuatu yang harus
dicapai dalam hidup para pemercaya. Oleh sebab
itulah peran seorang bapa sangat diperlukan, karena
bapa adalah sumber bagi putra-putranya. Lewat
kehidupan seorang bapa, para putra mendapatkan
apa yang dia perlukan dalam proses pendewasaan.
Bapa menjadi sumber inspirasi dan jawaban bagi
putra-putranya (Sumber).
Sebagai sumber bagi putra-putranya, seorang bapa
haruslah juga mampu menjadi teladan bagi mereka.
Putra-putranya belajar bagaimana menghadapi kesukaran hidup, tantangan dalam pelayanan, menyelesaikan konflik dalam hubungan, menolong orang lain
menang dalam pergumulan hidup, dan seterusnya
lewat cara bagaimana bapa menyelesaikan semuanya. Hampir semua prinsip-prinsip hidup yang mendasar didapatkan putra lewat teladan bapanya. Teladan
sangat diperlukan karena putra perlu menyaksikan
secara langsung bagaimana bapanya bertindak dalam
menjawab pelajaran kehidupan. Kita tahu bagaimana
perbuatan berbicara lebih keras dari sekedar sebuah
perkataan (Teladan).
Putra selanjutnya memerlukan disiplin, tanpa sebuah
disiplin yang tepat seorang putra tidak akan memiliki
daya pembeda terhadap apa yang pantas dan tidak.
Lewat disiplin, seorang bapa akan membangun nilainilai yang hakiki dalam diri putra-putranya. Disiplin
“sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan
penuh, dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus.”
Efesus 4:13
Heirs - Father’s Function
21
yang diberikan bapa terhadap putra sekaligus akan
mengungkap apa yang ada dalam hati putranya. Karena lewat pendisiplinan dari seorang bapa, putra-putra
akan belajar bertanggung jawab dalam hidupnya.
Pada akhirnya lewat hidup yang penuh tanggung
jawab, mereka akan menjadi dewasa (Disiplin).
Proses kedewasaan juga ditandai dengan kepercayaan yang diberikan oleh seorang bapa kepada putranya. Lewat pendelegasian tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya seorang putra akan belajar secara
langsung untuk menyelesaikan apa yang dipercayakan kepadanya. Pendelegasian dari seorang bapa
bukan hanya menyatakan kepercayaannya terhadap
putranya, tetapi sekaligus merupakan ujian bagi kesanggupan putranya. Keberhasilan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, berarti keberhasilan
dalam ujian yang dipercayakan kepadanya. Apa yang
selama ini sudah diimpartasikan dan diajarkan oleh
bapa akan tampak secara nyata lewat tugas-tugas
yang telah dipercayakan tersebut (Delegasi).
III.10 Kesalahan Bapa
Di sini akan membahas kesalahan-kesalahan yang
seringkali dilakukan oleh seorang bapa. Rick Johnson
dalam bukunya “Better Dads, Stronger Sons”
menjabarkan ada 10 kesalahan yang dapat dilakukan
dalam pembapaan. Meskipun ide dasar dari hal-hal ini
lebih kepada bapa secara jasmani, tetapi hikmat yang
didapat bisa diterapkan kepada bapa-bapa rohani.
Dengan mempelajari kesalahan-kesalahan yang
berpotensi untuk bisa dilakukan sebagai bapa, kita
bisa berhati-hati untuk jadi lebih bijaksana. Sepuluh
kesalahan tersebut adalah:
1. Lebih menekankan kelemahan dan bukan kekuatan
(Emphasizing weaknesses, not strengths)
Manusia lebih cenderung fokus kepada hal-hal yang
negatif dan bukan yang positif. Sebagai bapa lebih
mudah bagi kita menemukan kelemahan putra kita
yang sebenarnya tidak jadi masalah selama sikap kita
tidak secara terus menerus tertuju kepada hal-hal
tersebut. Setiap orang memiliki kelemahan masing-
22
Heirs - Father’s Function
masing, mengetahuinya akan membuat kita lebih berhati-hati. Tugas utama bapa justru adalah membantu
putranya untuk menemukan kelebihan yang menjadi
kekuatan dalam dirinya. Membantu mereka untuk
mengembangkannya dan memakainya agar menjadi
berkat bagi banyak orang.
2. Menghindari afeksi fisik (Avoiding physical
affection)
Ada banyak hal yang sulit untuk kita ungkapkan
dengan kata-kata justru lebih mudah dikomunikasikan
lewat “sentuhan fisik.” Tepukan di pundak, pelukan,
jabat tangan yang hangat, “high five”, dan sebagainya
seringkali berbicara lebih banyak dari kata-kata yang
kita ucapkan. Masalahnya para pria cenderung menghindari sentuhan-sentuhan fisik karena seringkali
dianggap tidak pantas/lemah.
3. Memberikan terlalu sedikit waktu (Giving too little
time)
Pada akhirnya setelah semua pencapaian dan prestasi yang didapatkan oleh seorang putra, maka yang
paling mereka ingat adalah waktu-waktu berharga
yang kita luangkan bersama mereka. Waktu adalah
komoditi berharga yang tidak akan bisa didapat
kembali atau diulang pada saat itu sudah berlalu.
Taburan waktu berharga yang kita berikan kepada
putra-putra kita akan menunjukkan kepada mereka isi
hati kita yang sesungguhnya.
4. Hanya tertarik kepada tampilan (Pushing for
performance).
Seringkali tanpa sadar kita menilai putra kita hanya
dari pencapaian yang mereka peroleh. Di saat kita
mulai membandingkan hasil kerja mereka dengan
orang lain, maka secara tanpa sadar kita melihat
mereka hanya dari apa yang mereka kerjakan.
Akibatnya mereka akan melihat Tuhan dengan cara
pandang yang sama. Putra kita akan cenderung
menilai diri mereka dari pembuktian diri, lebih dari
siapa mereka yang sesungguhnya.
5. Lupa untuk waktu bersantai (Forgetting to have fun)
Saat kita menjadi telalu sering untuk melihat segala
Heirs - Father’s Function
23
sesuatu dengan sangat serius dan lupa untuk memiliki
waktu menyenangkan bersama putra kita, kita gagal
untuk mengajar mereka keseimbangan dalam hidup.
Bahkan Tuhan menciptakan hari sabat untuk manusia.
Bapa-bapa yang “over serious” justru seringkali menghambat kreatifitas putra-putranya. Berapa banyak ide
brilian dilahirkan justru di tengah-tengah suasana
santai dan menyenangkan.
6. Takut gagal (Fearing failure)
Tidak ada seorangpun manusia yang sudah
sempurna, semua kita berpotensi untuk bisa gagal.
Takut akan kegagalan membuat banyak putra menjadi
kehilangan kesempatan untuk bisa bertumbuh.
Seorang bapa diperlukan agar putranya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tapi itupun tidak menjamin mereka bisa melakukan kesalahan dalam hidup
mereka. Justru dengan adanya keberanian dan terbukanya kesempatan yang kita berikan kepada putraputra kita, akan membuat mereka berani mengambil
resiko dan menjadi lebih berkembang kemampuannya.
7. Menyalahgunakan kekuasaan (Abusing your
power)
Otoritas yang diberikan Tuhan sebagai bapa memberikan kepada kita pilihan dalam penggunaannya. Dalam
hal ini seringkali kita justru memperlakukan putra-putra
kita jauh lebih “keras” dibanding mereka yang tidak
terlalu dekat kita. Ada saat-saat yang tepat dan
diperlukan untuk bertindak demikian karena
menginginkan kualitas terbaik dalam diri mereka.
Masalahnya kedekatan kita terhadap mereka dapat
menjadi jebakan yang sangat berbahaya, yang
membuat kita tidak peka saat kita mengekspresikan
atau mengkomunikasikan emosi kita kepada mereka.
8. Mengabaikan kebutuhan akan persahabatan
(Neglecting your need for friendships)
Putra-putra kita perlu melihat bagaimana kita membangun persahabatan dengan orang lain. Mereka akan
melihat dan belajar secara langsung apa arti persahabatan dan menarik manfaat dari hal tersebut. Mereka
24
Heirs - Father’s Function
akan belajar bagaimana mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan dan saling
membangun satu dengan yang lain. Mereka akan
belajar cara berkomunikasi yang sehat, dan bagaimana menyelesaikan masalah dalam sebuah hubungan.
9. Menjadi tidak konsisten (Being inconsistent)
Kestabilan emosi kita khususnya saat menghadapi
tekanan dan masalah dalam hidup akan menyediakan
kebutuhan akan rasa aman yanag mereka perlukan
untuk bisa bertumbuh secara sehat. Bapa-bapa yang
tidak terkendali emosinya saat tekanan datang akan
menghasilkan putra-putra yang serupa. Seorang putra
belajar bagaimana cara mengatasi emosinya saat
tekanan datang lewat teladan yang diberikan bapanya.
Mereka akan mampu mengendalikan dirinya, saat
mereka melihat bagaimana kita berhasil menang
terhadap hal yang demikian.
10.Menjadi berpuas diri dan pasif (Being complacent
and passive)
Bapa-bapa yang berpikir bahwa semuanya akan
selalu baik-baik saja menjadi tidak sadar dengan
segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Hal ini
akan membuat mereka menjadi pasif dan berhenti
untuk mengerjakan yang terbaik dalam hidup mereka.
Keberhasilan yang kita peroleh tidak boleh menjadi
penghalang untuk kita menjadi lebih berkembang.
Putra-putra memerlukan dorongan senantiasa, salah
satunya dengan melihat pencapaian-pencapaian dari
bapanya.
IV.10 Fungsi Bapa
Myles Munroe dalam bukunya “The Fatherhood
Principle” menjelaskan sepuluh fungsi utama bagi
seorang bapa. Saat kita mengetahui apa fungsi utama
kita sebagai seorang bapa maka kita akan maksimal
dalam fungsi tersebut. Fungsi ini adalah tanggung
jawab kita kepada putra-putra yang Tuhan percayakan
dalam hidup kita. Sepuluh fungsi tersebut adalah:
1. Sumber (Source)
Sebagaimana Tuhan yang adalah Bapa bagi kita
Heirs - Father’s Function
25
menjadi sumber bagi segala sesuatu (Yoh 1:3, Kej 1,
Yes 3, Rom 1:20), maka seorang bapa juga memiliki
potensi untuk menjadi sumber bagi putranya. Putra
belajar, diinspirasi, diarahkan, dididik, dibentuk
didisiplin, dikuatkan, dan sebagainya oleh seorang
bapa. Bagaimana kita bisa menjadi bapa yang baik
yaitu dengan belajar dari Bapa kita yang di surga.
Itulah sebabnya apapun yang Yesus lakukan
bersumber dari BapaNya.
2. Yang menurunkan (Progenitor)
Bapa adalah pribadi yang menjamin keberlangsungan
generasi yang berikutnya. Kehormatan tertinggi yang
bisa didapatkan manusia adalah menjadi seorang
bapa yang diberi “benih” oleh Tuhan. Bapa-bapa yang
tidak berbuah (mandul) akan membuat hilangnya
generasi penerus. Itulah sebabnya kekristenan mulamula di Asia kecil punah dan hanya meninggalkan
puing-puing sampai saat ini. Sebaliknya bapa-bapa
yang berbuah akan menghasilkan generasi yang kuat,
yang selanjutnya akan melahirkan generasi baru yang
jauh lebih baik dari sebelumnya.
3. Yang memelihara dan memberi makan (Sustainer
and Nourisher)
Allah menciptakan manusia pada bagian akhir saat
semuanya sudah tertata dan tersedia untuk
keberlangsungan hidup manusia. Hal yang bersama
berlaku bagi keberadaan seorang bapa. Seorang bapa
dianugerahi kemampuan untuk dapat memelihara dan
memberi makan putra-putranya. Itu sebabnya
ketiadaan bapa membuat masyarakat kita menjadi
kacau balau. Ada begitu banyak kelaparan dalam
berbagai bentuk yang menghasilkan kerusakan dalam
tatanan kehidupan manusia (Yes 3:12).
4. Pelindung (Protector)
Sebagaimana Tuhan menjaga alam semesta pada
fungsinya sehingga semuanya berjalan dengan harmonis. Seorang bapa bertanggung jawab melindungi
keluarganya dari semua potensi dalam bentuk apapun
yang bisa merusak. Semua bentuk serangan terhadap
putra-putra yang dapat menghancurkan hidup dan
26
Heirs - Father’s Function
masa depan mereka, dapat dipatahkan oleh keberadaan seorang bapa. Kepada bapa Tuhan memberikan
otoritas dan kewenangan yang memampukan mereka
untuk melindungi keluarganya dari setiap ancaman
yang ada.
5. Pengajar (Teacher)
Seorang bapa harus terus belajar dan mengembangkan dirinya. Sebagaimana Adam yang pertama kali
menerima semua instruksi dari Tuhan sebelum Hawa
dan anak-anak mereka ada. Bapa-bapa juga perlu
menerima dari Tuhan apa saja yang mereka butuhkan
agar mampu mengajar dan mem-perlengkapi putraputra mereka kelak. Kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam kehidupan para putra adalah disebabkan
karena ketidakmampuan seorang bapa dalam
mengajar anak-anaknya. Dimulai dari dirinya untuk
bisa diajar (teachable), maka para putrapun akan bisa
diajar. Para putra hanya mulai dari batas mana
bapanya mengajar dia dan tidak akan melampaui apa
yang sudah dibagikan kepada dirinya.
6. Yang mendisiplin (Disciplinarian)
Kekacauan terjadi pada saat disiplin gagal untuk
diterapkan. Disiplin yang sehat tidak pernah akan
menghancurkan seseorang. Disiplin akan menjaga
putra untuk bertindak benar dan pada akhirnya
membawa dirinya menghasilkan yang terbaik. Tanpa
disiplin tidak akan ada hasil yang maksimal. Disiplin
yang diberikan oleh seorang bapa akan banyak
menolong putranya untuk terjebak dalam kesalahan
dalam hidupnya. Putranya akan menjadi orang yang
terampil dalam menjalani kehidupan. Disiplin akan
mempertajam kemampuan kita dan senantiasa
membuat kita menjadi lebih baik.
7. Pemimpin (Leader)
Seorang pemimpin diperlukan untuk membawa kita
kepada arah yang benar dalam hidup kita. Pemimpin
adalah seseorang yang berjalan didepan kita. Para
putra hanya akan berjalan kearah dimana bapanya
melangkah kesana. Itu sebabnya seorang bapa
sangat bertanggung jawa untuk membawa putranya
Heirs - Father’s Function
27
ke arah yang benar. Seorang bapa memiliki pengaruh
yang sangat kuat dalam penggenapan “destiny” dalam
kehidupan putra-putranya (Yoh 15:1,2).
8. Kepala (Head)
Menjadi kepala berarti dia yang pertama-tama
bertanggung jawab dan memiliki akuntabilitas dalam
keluarganya. Dari seorang bapalah kita dapatkan
solusi dalam setiap masalah yang ada, bapa juga yang
bertanggung jawab memikirkan semua perencanaan
dan bapa juga yang harus memberikan nasehat dalam
pergumulan yang dihadapi. Dari bapa kita memperoleh visi dan sudut pandang yang benar dalam
menjalani kehidupan.
9. Yang memperhatikan (Caring One)
Bapa adalah seseorang yang bertanggung jawab
dalam mengantisipasi kebutuhan yang ada dalam
hidup anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Gambaran dari Bapa yang disorga menyatakan
hal ini (Maz 8:4). Bahkan Yesus sendiri menggambarkan bapaNya sebagai pribadi yang memahami
kebutuhan kita dan memenuhinya (Mat 6:31-33).
Seorang bapa berkewajiban memakai waktu dan
enerjinya untuk kebutuhan putra-putranya.
Pemenuhan dalam hal ini akan membuat para putra
tidak mencari perhatian dalam bentuk apapun dan di
manapun juga.
10.Yang mengembangkan (Developer)
Mengembangkan berarti membuat bertumbuh secara
gradual dan secara terus menerus dalam cara yang
lebih penuh, luas, dalam dan lebih baik (1Kor 3:6-9).
Setiap bapa harus merencanakan, mengkonstruksi,
dan mulai membangun putra-putranya secara
maksimal. Saat kita membantu mereka menemukan
karunia dalam diri mereka, mendorongnya untuk
bertumbuh, dan menyediakan lahan untuk itu
dikembangkan serta melengkapi dengan semua yang
dia diperlukan, maka kita mulai membawa mereka
untuk mencapai potensi maksimal dalam diri mereka.
28
Heirs - Father’s Function
V. Dampak
Pada akhirnya kita akan melihat dampak yang
dihasilkan lewat keberadaan seorang bapa. Ada paling
tidak tiga hal utama yang dihasilkan lewat adanya
peran bapa terhadap gerejaNya: (1) lahirnya para
pemimpin yang lebih baik, (2) adanya generasi baru
yang lebih dari generasi sebelumnya, (3) yang terakhir
adalah terciptanya masa depan yang jauh lebih maju.
1. Menghasilkan Bapa-Bapa
Yang dimaksud pemimpin di sini adalah para pemercaya yang dewasa, yang mampu untuk membapai
generasi dibawahnya. Hanya bapa yang melahirkan
bapa-bapa yang lainnya. Kita akan memproduksi yang
sejenis dengan kita. Lewat potensi yang diberikan
Tuhan kepada kita dan komitmen kita untuk
melakukan yang terbaik maka putra-putra dilahirkan,
dibentuk dan didewasakan. Tugas utama seorang
bapa adalah menghasilkan bapa-bapa yang lain
dalam hidupnya. Sebagaimana Musa menghasilkan
Yosua, Elia – Elisa, Paulus – Timotius, Titus, dan yang
lainnya, demikian pula Yesus menghasilkan para rasul
yang kemudian meneruskan apa yang Yesus sudah
mulai selama hidupNya.
2. Generasi Baru Yang Lebih Baik
Generasi yang dipersiapkan dan dididik dengan
sungguh-sungguh akan menjadi bahkan lebih baik dari
para pendahulunya. Alkitab lewat Mazmur 37:25-26
berkata: “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi
tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar
ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti,
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi
pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” Ada
jaminan yang diberikan kepada anak cucu (generasi
penerus) kita, mereka bukan hanya dipelihara Tuhan
tetapi menjadi lebih baik dari generasi yang
sebelumnya.
Pada waktu kita berhenti atau tidak berfungsi secara
maksimal dalam fungsi kita sebagai bapa, maka
sebaliknya kita akan menghasilkan generasi yang
Heirs - Father’s Function
29
lebih buruk. Alkitab mencatat bahwa setelah Yosua
maka bangkitlah suatu angkatan yang tidak hidup
dalam kebenaran. Kita tahu bagaimana setelah Yosua,
maka kitab hakim-hakim ditulis dan menyatakan
adanya generasi yang bertindak “apa yang benar”
menurut pandangan mereka sendiri. Hanya ada satu
jaminan bagaimana kita bisa menghasilkan generasi
yang lebih baik. Yaitu apabila kita menjalankan
kewajiban kita menjadi bapa bagi generasi yang baru.
3. Masa Depan Yang Lebih Cerah
Tentu saja dengan lahirnya sebuah generasi yang
lebih baik akan tercipta masa depan yang lebih baik
pula. Kalau pemimpinnya baik, pemerintahannya akan
baik, maka negara juga akan menjadi baik dan
rakyatnya otomatis akan sejahtera. Umat percaya
akan memiliki masa depan cerah saat gereja dipimpin
oleh mereka yang bijaksana dan hidup sungguhsungguh mengasihi Tuhan. Pemimpin yang adalah
bapa yang berkomitmen terhadap tanggung jawabnya
akan melahirkan keputusan-keputusan bijaksana
serta bekerja dengan keras untuk menghasilkan yang
terbaik dalam hidupnya. Akibatnya gereja akan kuat
dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dunia.
Selanjutnya pekerjaan Tuhan akan bertumbuh dan
berkembang, kerajaanNya diperluas dan bumi
dipenuhi kemuliaanNya. Dampak dari kehidupan
seorang bapa, dan sebuah proses pembapaan yang
signifikan akan sangat dashyat, masa depan yang jauh
lebih baik.
30
Heirs - Father’s Function
DISKUSI & APLIKASI
Diskusikan :
1. Sejauh mana Anda memahami peran Bapa? Jelaskan!
2. Sudahkah Anda berperan sebagai Bapa? Jika belum, hal apa yang perlu diperbaiki?
3. Apakah Anda sendiri mempunyai seorang Bapa seperti yang dipelajari di sini?
Heirs - Father’s Function
31
HEIRS
BE A SOURCE
LEGACY
Tujuan
Supaya peserta dapat memahami arti:
1. Apakah Legacy
2. Mengapa perlu legacy
3. Bagaimana meninggalkan legacy
4. Kepada siapa legacy diberikan
Amsal 13:22 “Orang baik meninggalkan warisan bagi
anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa
disimpan bagi orang benar.”
32
Heirs - Legacy
PELAJARAN 3
LEGACY - WARISAN
LEGACY
I. Apakah Legacy
1. Definisi umum:
Menurut Merriam Webster dictionary;
something transmitted by or received from an
ancestor or predecessor or from the past.
Sesuatu yang diturunkan oleh atau dari nenek moyang
atau leluhur atau dari masa lalu.
Menurut John Maxwell;
legacy is created only when a person positions
someone else to do great things WITHOUT him.
Warisan dibuat hanya ketika seseorang menempatkan
orang lain melakukan karya besar TANPA dia.
2. Definisi khusus:
Dari penjelasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
Legacy adalah nilai-nilai, keteladanan, kebiasaan,
bakat dan sikap yang bersifat sosial, fisik, mental,
spiritual dan emosional yang diturunkan kepada
generasi penerus.
Pada hakekatnya, apa saja yang dimiliki hari ini baik
ataupun buruk, itulah legacy yang akan diwariskan.
Sebagai contoh; seorang ayah yang jujur dan
berintegritas akan meneruskan nilai-nilai ini kepada
anak-anaknya. Akan sulit mendapatkan generasi
penerus yang takut akan Allah jika generasi
sebelumnya tidak takut kepada Allah.
Karena legacy ada dalam berbagai bentuk maka
legacy yang baik menurut Paul J. Meyer jika :
a. Berdasar pada prinsip yang baik
Heirs - Legacy
33
“Orang baik meninggalkan
warisan bagi anak cucunya,
tetapi kekayaan orang berdosa
disimpan bagi orang benar.”
Amsal 13:22
“Nama baik lebih berharga dari
pada kekayaan besar, dikasihi
orang lebih baik dari pada perak
dan emas.”
Amsal 22:1
“Orang benar yang bersih
kelakuannya (integrity)-berbahagialah keturunannya.”
Amsal 20:7
34
Heirs - Legacy
b. Memberikan hasil yang kekal
c. Dapat diterapkan pada setiap orang
d. Bekerja dalam enam wilayah kehidupan :
§
Keuangan dan karir
§
Keluarga dan rumah tangga
§
Kerohanian dan etika
§
Sosial dan budaya
§
Fisik dan kesehatan
§
Mental dan pendidikan
Catatan:
Legacy yang baik tidak gratis tapi perlu
diusahakan, diupayakan dan butuh energi yang
tidak sedikit sementara legacy yang buruk gratis
dan akan turun dengan sendirinya tanpa perlu
upaya apapun.
3. Apa yang akan ditinggalkan sebagai legacy
a. Kekayaan
Orang yang baik dan bertanggungjawab akan
memikirkan keturunannya. Dia akan bekerja
dengan tangannya sendiri dan tidak menjadi
beban bagi orang lain. Ada karya yang
ditinggalkannya.
b. Nama Baik/reputasi
Warisan yang lebih baik adalah nama
baik/reputasi. Reputasi akan membuat keturunan
hidup terhormat. Orang yang mempunyai reputasi
seperti orang yang menanam, suatu hari akan
dinikmati orang banyak orang.
Reputasi adalah apa yang orang katakan tentang
diri kita.
c. Integritas
Integritas adalah legacy yang selalu diingat dari
generasi ke generasi. Integritas adalah siapa kita
di hadapan Tuhan. Orang dapat membangun citra
diri ataupun nama baik walaupun hatinya jauh
dari Tuhan. Tetapi Tuhan melihat hati apa yang
tersembunyi di dalamnya.
Integritas adalah legacy yang tertinggi yang dapat
diwariskan.
Contoh legacy dapat dilihat dari cuplikan berikut ini.
Pada tahun 1900, A.E. Winship meneliti garis
keturunan dua orang yang hidup di zaman yang sama.
Pertama, seorang lelaki atheis yang hidup berantakan
dan menikahi seorang wanita yang juga tidak benar
hidupnya. Pria itu diberi nama samaran Max Jukes
(lahir tahun 1700), darinya lahir keturunan, 310
gembel, 150 penjahat, 7 pembunuh, dan 100
pemabuk berat. Selain itu hampir separuh keturunan
mereka menjadi beban negara, memboroskan
keuangan negara tak kurang dari Rp. 250.000.000.Kedua, Jonathan Edward (lahir tahun 1703), seorang
pengkotbah terkenal yang menikahi wanita yang
saleh. Darinya didapati keturunan, 13 rektor, 65
profesor, 3 senator AS, 30 hakim, 100 pengacara, 60
dokter, 75 perwira angkatan darat dan laut, 100
penginjil dan pendeta, 60 penulis terkenal dalam
bebagai disiplin ilmu, 1 wakil presiden AS, 80 pemuka
masyarakat, dan 195 alumnus universitas yang
menjadi gubernur dan menteri. tak seorangpun dari
1.394 keturunan mereka yang didata memboroskan
dan menjadi beban keuangan negara.
Hasil penelitian nyata tersebut menegaskan firman
Tuhan. Orang tua yang mengandalkan Tuhan dan
mendidik anak-anak berdasarkan firman Tuhan,
keturunannya tidak akan mendapat malu. Mereka
memiliki anak2 yang membanggakan dan berguna
bagi banyak orang. Menurut pemazmur, orang tua
yang takut akan Tuhan tidak akan malu membicarakan
anak-anak mereka di pintu gerbang, di mana di zaman
itu merupakan tempat berkumpulnya orang-orang
untuk memutuskan hal-hal penting pada zaman itu.
“Berbahagialah orang yang
telah membuat penuh tabung
panahnya dengan semuanya itu.
ia tidak akan mendapat malu,
apabila ia berbicara dengan
musuh-musuh di pintu gerbang”
Mazmur 127:5.
II.Mengapa perlu legacy
1. Meneruskan karya Tuhan Yesus demi kepentingan
Allah
Kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia adalah
membawa kehidupan yang baru. Kehidupan yang
dibawa-Nya telah mengubah dunia dari gelap menjadi
terang. Apa yang telah dikerjakan Tuhan Yesus tidak
Heirs - Legacy
35
“Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaanpekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu.
Sebab Aku pergi kepada Bapa;”
Yohanes 14:12
“Maka kata Yesus sekali lagi:
"Damai sejahtera bagi kamu!
Sama seperti Bapa mengutus
Aku, demikian juga sekarang
Aku mengutus kamu."”
Yohanes 20:21
akan berhenti hanya pada satu generasi saja tapi
menjadi legacy yang diturunkan dari generasi ke
generasi sepanjang sejarah.
Tuhan Yesus sudah memberikan legacy yang
diteruskan murid-murid-Nya sampai hari ini.
2. Melahirkan generasi penerus demi kepentingan
orang lain
2 Timotius 2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari
padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu
kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga
cakap mengajar orang lain.”
Timotius adalah generasi pertama dari Paulus dan
diminta meneruskan kepada orang yang dapat
dipercaya (generasi kedua) untuk melahirkan dan
mengajar generasi ketiga.
Kitab Hakim-hakim menunjukkan betapa pentingnya
meninggalkan generasi penerus. Kisah-kisah
kepahlawan hanya sekedar cerita saja karena semua
hakim-hakim di Israel pada masa itu tidak
meninggalkan warisan untuk generasi penerus.
Mereka semua hanya sibuk dengan tugas dan
melupakan betapa pentingnya legacy. Akibatnya,
setiap kali seorang hakim meninggal maka Israel lalu
kehilangan hubungan dengan Allah karena tidak ada
yang mengajar dan memberikan contoh.
3. Cara hidup yang berkenan kepada Tuhan demi
kepentingan diri sendiri
Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
Orang yang tidak melahirkan generasi disebut sebagai
orang yang mandul yang konotasinya sebagai orang
yang kena kutuk. Dengan meninggalkan legacy akan
menunjukkan identitas kita di hadapan orang lain.
Setiap orang pasti diciptakan dengan destiny yang
36
Heirs - Legacy
harus dicapai. Menurunkan legacy adalah indikator
dari destiny yang terpenuhi.
III.Bagaimana meninggalkan legacy
1. Membuat keputusan
Setiap keputusan membawa akibat dan akibat itu
harus dipertanggungjawabkan.
Kehidupan harus dipilih karena kehidupan tidak
datang dengan sendirinya. Jika seseorang gagal
membuat keputusan untuk hidup, maka keputusan
akan diambil alih oleh iblis, dan itu berarti kematian.
Ke p u t u s a n d i m u l a i d e n g a n m e m b a n g u n /
memperbaiki:
a. Citra diri. Seseorang tidak akan pernah bisa
bersikap dan bertindak benar jika citra dirinya
buruk. Lengkapnya lihat pelajaran Believer modul
2 – Harmonious with Self.
b. Sikap. Bagaimana seseorang memberikan respon
sangat menentukan bagaimana penerimaan orang
lain. Lengkapnya lihat pelajaran Disciple modul 1 –
Attitude.
c. Perkataan. Pro 16:24 “Perkataan yang
menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis
bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.” Perkataan
adalah merupakan ungkapan hati. Hati yang baik
akan memberikan dampak yang baik, sebaliknya
hati yang jahat akan menghasilkan perkataan yang
jahat.
d. Perbuatan. Lukas 6:31 “Dan sebagaimana kamu
kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Perbuatan yang baik akan menghasilkan dampak
yang baik dari orang lain.
e. Kebiasaan. Kebiasaan dilahirkan melalui latihan
yang membutuhkan waktu. Setiap tindakan dan
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang akan
melahirkan kebiasaan.
“Aku memanggil langit dan
bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini: kepadamu
kuperhadapkan kehidupan dan
kematian, berkat dan kutuk.
Pilihlah kehidupan, supaya
engkau hidup, baik engkau
maupun keturunanmu, dengan
mengasihi TUHAN, Allahmu,
mendengarkan suara-Nya dan
berpaut pada-Nya, sebab hal itu
berarti hidupmu dan lanjut
umurmu untuk tinggal di tanah
yang dijanjikan TUHAN dengan
sumpah kepada nenek
moyangmu, yakni kepada
Abraham, Ishak dan Yakub,
untuk memberikannya kepada
mereka.”
Ulangan 30:19-20
2. Membuat komunitas
Manusia tidak dapat hidup sendiri dan perlu
Heirs - Legacy
37
“Besi menajamkan besi, orang
menajamkan sesamanya.”
Amsal 27:17
“haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anakanakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang
dalam perjalanan, apabila
engkau berbaring dan apabila
engkau bangun.”
Ulangan 6:7
“Ketika Abram mendengar, bahwa
anak saudaranya tertawan, maka
dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka
yang lahir di rumahnya, tiga
ratus delapan belas orang
banyaknya, lalu mengejar
musuh sampai ke Dan.”
Kejadian 14:14
38
Heirs - Legacy
komunitas yang baik. Selanjutnya lihat KT Disciple
Modul 1.
Contoh dalam Alkitab adalah kehidupan Tuhan Yesus
selama Dia berada dalam dunia. Pertama kali tampil,
Dia memilih duabelas orang murid yang dipanggil
mengikuti-Nya. Tuhan Yesus berjalan, tinggal dan
hidup bersama-sama dengan murid-murid-Nya di
nama saja. Walaupun banyak orang mengikuti Dia,
tetapi Tuhan Yesus lebih fokus kepada keduabelas
murid-Nya itu.
Setiap hari Dia bersama-sama dan mempengaruhi
murid-murid-Nya. Memang tidak mudah bagi Tuhan
Yesus memberikan legacy dan merubah murid-muridNya, buktinya sampai saat terakhir bersama-sama,
beberapa murid masih menampilkan perilaku manusia
lama. Terutama Yudas Iskariot yang justru
mengkhianati Dia.
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang akan berinteraksi dan bertemu dengan banyak orang. Dari semua
orang itu, akan ada orang-orang yang melaluinya kita
dapat memberikan perhatian, waktu dan tenaga
untuk membangun mereka. Itulah komunitas yang
Tuhan berikan kepada kita.
3. Melatih dan mengembangkan komunitas
a. Teaching
Ini adalah perintah Allah untuk membangun
generasi penerus. Firman Tuhan yang diajarkan
berulang-ulang adalah dasar legacy yang sangat
penting. Perlu konsistensi dan ketekunan karena
Firman Tuhan seperti benih yang ditabur, perlu
disirami dan disiangi setiap hari sampai bertumbuh
dan menghasilkan buah, buah kehidupan.
b. Coaching
Abraham adalah seorang pelatih yang baik yang
berhasil membangun pasukan yang kuat.
Bayangkan, hanya dengan jumlah yang sedikit
dapat mengalahkan ribuan musuh yang menawan
Lot keponakannya.
3. Mentoring
Daud orang biasa yang berhasil membangun, melatih
dan mendampingi orang-orang yang berlatar belakang
buruk, sampah masyarakat dan tanpa harapan
menjadi pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa (2
Samuel 23:8-12).
4. Fathering
Secara khusus Paulus berperan sebagai bapa bagi
jemaat di Korintus. Peran bapa adalah sebagai sumber
bagi anak-anaknya dalam hal :
a. Identitas
b. Visi
c. Warisan
“Berhimpunlah juga kepadanya
setiap orang yang dalam
kesukaran, setiap orang yang
dikejar-kejar tukang piutang,
setiap orang yang sakit hati,
maka ia menjadi pemimpin
mereka. ......”
1 Samuel 22:2
“Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam
Kristus, kamu tidak mempunyai
banyak bapa. Karena akulah
yang dalam Kristus Yesus telah
menjadi bapamu oleh Injil yang
kuberitakan kepadamu.”
1 Korintus 4:15
IV.Kepada siapa legacy diberikan
1. Secara spesifik kepada putera-putera.
Hubungan bapa anak tidak didapatkan secara
kebetulan. Ada mata rantai yang menghubungkan
yang disebut DNA. Walaupun kita harus mengasihi
semua orang tetapi tidak dapat menjadi bapa buat
semua orang. Setiap orang akan menemukan mata
rantai DNA yang spesifik yang berbeda dari orang lain.
Untuk itu, sebagai bapa, seseorang haruslah asli apa
adanya. Jangan pernah mencoba menjadi orang lain.
Jadilah diri sendiri dengan anak-anak yang dilahirkan
dari pelayanan sendiri.
2. Secara umum kepada semua orang
Abraham adalah bapa bagi banyak orang khususnya
kepada tiga agama besar di dunia.
Setiap orang harus sadar bahwa kehidupannya tidak
dapat dipisahkan dari orang lain. Setiap apapun yang
dilakukan baik maupun buruk, pasti akan berdampak
kepada orang lain.
“Kepada Timotius, anakku yang
sah di dalam iman: kasih
karunia, rahmat dan damai
sejahtera dari Allah Bapa dan
Kristus Yesus, Tuhan kita,
menyertai engkau.”
1 Timotius 1:2
“Karena itulah kebenaran
berdasarkan iman supaya
merupakan kasih karunia,
sehingga janji itu berlaku bagi
semua keturunan Abraham,
bukan hanya bagi mereka yang
hidup dari hukum Taurat, tetapi
juga bagi mereka yang hidup
dari iman Abraham. Sebab
Abraham adalah bapa kita
semua”.
Roma 4:16
Heirs - Legacy
39
DISKUSI & APLIKASI
Diskusikan :
1. Apakah Anda sudah memahami arti dari Legacy? Jelaskan!
2. Menurut Anda, sudahkah Anda mempersiapkan/meninggalkan Legacy?
3. Adakah penghalang-penghalang yang membuat Anda gagal meninggalkan Legacy?
40
Heirs - Legacy
Download