PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL

advertisement
PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN
PT. HOTEL PANBIL SEJAHTERA BATAM
TUGAS AKHIR
Di susun Oleh
YURNELA ASNITA
NIM : 11002736
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN
BATAM
2016
ABSTRAK
PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL
SEJAHTERA
Oleh:
Yurnela Asnita
Dosen Pembimbing:
Jan Marhusa Pakpahan, S.E., M.M
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kondisi persaingan bisnis penjualan dari
waktu ke waktu yang semakin ketat, sehingga perusahaan harus membuat strategi
pemasaran baru untuk mempertahankan dan meraih pangsa pasar yang lebih
tinggi. Adapun yang menjadi masalah penelitian ini adalah “Apakah lokasi dan
harga berpengaruh terhadap penjualan PT. Hotel Panbil Sejahtera Batam?”.
Penelitian ini mencoba mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi lokasi dan
harga terhadap penjualan dengan menggunakan metode purpose sampling untuk
mengetahui tanggapan responden terhadap masing-masing variable. Kemudian
dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif
dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji validitas dan reliabilita, uji
asumsi dasar dan klasik, uji hipotesis lewat uji F dan uji t serta uji analisis
koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda yang berfungsi untuk membuktikan hipotesis penelitian.
Kata kunci : lokasi, harga, penjualan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian Indonesia telah memasuki era globalisasi. Adanya
perdagangan bebas memungkinkan semakin terbukanya persaingan antar
perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat, maka perusahaan
tumbuh dan berkembang perlu memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam
pendayagunaan sumber daya yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan tercapai, salah
satunya karena perusahaan mempunyai strategi yang jitu dan andal serta dapat
diimplementasikan dengan tepat pemasarannya.
Konsep pemasaran menyebutkan bahwa laba merupakan pencerminan
usaha perusahaan melalui keingingan dan kebutuhan mitra kerja yang diberikan.
Dengan diperolehnya laba, maka akan mencerminkan perusahaan dapat tumbuh
dan berkembang serta memberikan tingkat kepuasan yang lebih baik pada mitra
kerja. Untuk memberikan pada mitra kerja serta menjaga kualitas dan
peningkatan kuantitas produk, maka perlu adanya marketing mix, karena
merupakan suatu perangkat yang menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
yang terdiri atas produk, harga, distribusi dan promosi.
Produk merupakan unsur yang penting dalam marketing mix, maka dalam
pemasaran hasil produksi yang penting ialah menjual inti dari produk, yaitu
manfaat dari produk, manfaat atau inti dari produk merupakan jasa hakiki yang
memang dikehendaki oleh mitra kerja.
1
2
Harga bagi perusahaan adalah untuk menghasilkan pendapatan dari hasil
penjualan dan juga merupakan penentu bagi permintaan pasar. Dalam menentukan
harga bagi produknya, perusahan harus melihat situasi pasar dan kualitas barang
yang akan dijual.
Promosi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan untuk memperlancar pemasaran, suatu perusahaan bias dengan cara
promosi melalui periklanan, personal selling dan publisitas. Untuk melaksanakan
semua itu harus disesuaikan dengan dana perusahaan.
Alternative saluran distribusi ada beberapa macam dan biasanya
didasarkan pada golongan barang konsumsi dan barang produksi. Keputusan
perusahaan untuk memilih salah satu saluran merupakan keputusan yang sangat
penting, karena perusahaan dihadapkan pada berbagai pilihan untuk menyalurkan
hasil produksi, sehingga tujuan perusahaan tercapai dan membantu kelancaran
perusahaan dalam memasarkan barang secara lebih efektif.
Jadi marketing mix merupakan hal sangat penting dalam perusahaan. Jika
marketing mix itu berhasil, dalam arti memiliki tingkat efektifitas yang tinggi,
maka akan mendapat hasil volume penjualan total dalam presentase yang lebih
besar. Jika marketing mixnya gagal, maka akan menimbulkan turunnya daya beli
masyarakat yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.
Panbil Industrial Estate adalah US$ 300 juta untuk pengembangan proyek,
yang terdiri dari sekitar 200 hektar lahan utama di Pulau Batam. Ini adalah stateof-the-art, benar-benar terintegrasi dan konsep kota industri mandiri khusus
diciptakan untuk memungkinkan investor untuk membuat sebagian besar
investasi mereka di Batam, Indonesia.
3
Penggunaan lahan di Panbil dibagi menjadi empat bidang yang berbeda,
penggunaan komersial, perumahan dan publik industri untuk infrastruktur dan
ruang hijau atau terbuka untuk menjaga keseimbangan alam di seluruh
perkebunan.
Pada Panbil, misi kami adalah sangat spesifik. Kami berkomitmen penuh
untuk menyediakan fasilitas manufaktur kelas dunia, infrastruktur yang sangat baik
dan layanan dukungan terintegrasi untuk para investor dan juga untuk menciptakan
lingkungan hidup dan dinamis dimana orang-orang dan perusahaan dapat tumbuh
dan berkembang bersama-sama.
Oleh karena itu, PT. Hotel Panbil Sejahtera mendirikan sebuah bangunan
yang sangat berkelas dengan nuansa fasilitas yang luxirious yaitu condotel dan
apartement yang di bangun secara bersamaan dengan menggandeng perusahaan
frenchise Eropa BESTWESTERN yang sudah sangat terkenal baik di nasional
maupun internasional dan akan menjadi ikon tersendiri bagi perusahaan.
Promosi yang dilakukan harus dapat menyampaikan informasi produk
yang dihasilkan oleh perusahaan serta dengan cara pemasaran yang baik karena
promosi merupakan kegiatan menyalurkan informasi, dimana informasi itu dapat
mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar atas perusahaan dan produk
agar dapat bersedia untuk menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang
dihasilkan dan ditawarkan oleh perusahaan. Sementara itu pemilihan tempat,lokasi
dan harga untuk menunjang siklus banguan yang telah di pasarkan
merupakan
suatu masalah yang sangat penting, apabila dalam pemilihan strategi ini kurang
tepat dan masih jauh dari daya minat dan kemampuan bagi para konsumen,
namun seiring berjalannya waktu maka terkadang cara pemasaran yang efektif
4
masih banyak terkendala guna untuk mencari tempat sebagai stand pameran
khususnya dalam penjualan apartemen .Namun saat ini ternyata di lapangan di
temukan, bahwa bayaknya pihak developer yang mengembangkan produknya di
bidang kontruksi bangunan apartemen serta condotel khususnya Pulau Batam oleh
karena itu telah menjamurnya apartemen serta condotel yang harganya memilik
varian yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya .oleh sebab itu masingmasing perusahaan yang bergerak di bidang property saling bersaing membaca
keadaan pasar dan daya minat, serta kesanggupan para konsumen.Karena masalah
terbesar adalah harga yang di tawarkan serta lokasi dimana letak property
apartemen.
Menurut Boyd Walker (1998 : 16) Manajemen Pemasaran adalah suatu
proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program
pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari
produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan
pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi.
Kemudian menurut Kottler dan Keller (2009 : 5) dalam bukunya
mengungkapkan
bahwa
:
Inti
dari
pemasaran
(marketing)
adalah
mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan social.
Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “
memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan”. Didalamnya tercantum
keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar,
bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.
5
Menurut Basu Swastha (2012 : 08), mendefinisikan penjualan sebagai
berikut: “ menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan
oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa
yang ditawarkannya ”.
Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 249) yang dimaksud dengan penjualan
adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian ( dalam proses
pengambilan keputusan ) melalui penjualan tatap muka.
Pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai dibidang pemasaran.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, pemasaran ini mempunyai ruang lingkup
yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah dalam menghadapi persaingan,
harga, promosi, produk dan pelayanan dan sebagainya.
Dari berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perusahaan
perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam setiap persaingan, hal
ini akan sangat membantu dalam mengenali diri, serta memanfaatkan setiap
peluang yang ada dan menghindari atau meminimalkan setiap kelemahan atau
kekurangan, dimana pemasaran merupakan upaya mencari posisi pemasaran yang
menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan
berlangsung.
Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang
menjual produk sejenis, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola
perusahaan dengan baik, supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada
perusahaan lain dan melakukan pembelian ulang terus-menerus.Untuk itu
perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan
konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan
6
kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu juga diperlukan pemasaran yang
baik agar konsumen yang ada menjadi loyal dan tidak beralih ke perusahaan lain.
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen ( M Suyanto, 2007 : 14 ).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk
mengadakan suatu penilitian bagi perusahaan PT. Hotel Panbil Sejahtera yang
bergerak dalam bidang Properti, jika dilihat dari usaha yang dijalankan perusahaan
tersebut mampu menghasilkan produk yang tidak kalah dengan pengusaha property
ternama lain dan dapat bersaing dengan baik. Berdasarkan keadaan tersebut diatas
penulis ingin mengadakan penelitian yang di kemas dalam judul:
“PENGARUH
PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL SEJAHTERA”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang penulis kemukakan pada latar belakang di
atas, maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Apakah pengaruh pemasaran pada penjualan produk apartemen di PT.
Hotel Panbil Sejahtera?
2.
Apakah pengaruh harga dan lokasi apartemen pada PT. Hotel Panbil
Sejahtera?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada maka penulis membatasi penulisan yang
dikarenakan oleh adanya keterbatasan biaya, waktu, dan kondisi yang ada maka
penulis hanya membatasi dan hanya membahas mengenai pengaruh pemasaran
pada penjualan PT. Hotel Panbil Sejahtera.
7
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebaga berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh pemasaran pada penjualan
produk apartemen di PT. Hotel Panbil Sejahtera.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga dan lokasi apartemen pada PT.
Hotel Panbil Sejahtera.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi perusahaan dalam
mengambil keputusan mengenai pemasaran yang tepat untuk
penjualan produk apartemen.
2. Sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan akademik dalam
menyelesaikan studi penulis pada jurusan Akuntansi Permata
Harapan GICI Bussiness School.
3. Sebagai acuan dan bahan pustaka bagi pihak-pihak yang melakukan
penelitian lanjutan pada masalah yang sama.
.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pemasaran
2.1.1
Pengertian Pemasaran
Menurut Djaslim Saladin (2007 : 1) Pemasaran adalah suatu system total
dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan
dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Pengertian diatas mengandung beberapa kesimpulan, yaitu :
A. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran.
B. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana,
menentukan harga, promosi serta mendistribusikan barang dan jasa.
C. Pemasaran berorientasikan kepada langganan yang ada dan potensial.
D. Pemasaran tidak hanya bertujuan memuaskan langganan tetapi juga
memperhatikan semua pihak yang berkaitan dengan perusahaan.
E. Program pemasaran itu dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru,
dan tidak berhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan.
2.1.2
Teori Harga
Selanjutnya harga sering menjadi factor penentu dalam pembelian,
disamping tidak menutupi kemungkinan factor-factor lain.
9
10
Dengan demikian harga menjadi lebih penting bagi konsumen sebagai tanda dari
apa yang diharapkan. Menurut Macrae (1996: 131) , pembeli baik ya Baru maupun
yang lama menggunakan harga sebagai suatu seleksi terhadap citra kualitas suatu
merek. Berdasarkan kualitas dan harga menurut kotler (2000:520) menunjukkan
Sembilan kemungkinan strategi harga-kualitas.
2.1.2.1
Pengertian Penetapan Harga
Menurut Djaslim Saladin (2010:159) penetapan harga adalah konsumen
utama kedua dari bauran pemasaran. Harga adalah komponen bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan, sedangkan yang lainnya menghasilkan biaya.
Menurut Husein umar (2000:32-33) harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk
atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar
menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap
semua pembeli.
Howkins Best dan Coney (2001:21) dalam mendefinisikan harga adalah
sejumlah uang yang harus dibayar untuk mendapatkan hak menggunakan suatu
produk.
Perusahaan menangani harga dengan berbagai cara pada perusahaan kecil,
harga lebih sering ditentukan oleh manajemen tingkat atas daripada departemen
penjualan. Dalam perusahaan besar penetapan harga secara khusus ditangani oleh
manajer divisi. Oleh karena itu harga merupakan salah satu factor penting dalam
mempengaruhi minat beli konsumen (kotler,2001).
11
Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi
barang/jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Keputusan dari konsumen ini
tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga factor lain yang
menjadi pertimbangan, misalnya kualitas barang atau jasa, kepercayaan terhadap
perusahaan dan sebagainya (tjiptono, 1997).
Harga adalah merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan jika dibandingkan dengan elemen0elemen yang lain yang justru
menimbulkan biaya ( cost ). Harga juga merupakan salah satu elemen bauran
pemasaran yang paling fleksibel, dalam artian harga dapat dirubah dalam waktu
relative singkat sesuai dengan kondisi pasar pada umumya.
Dalam kaitan ini Paul dan Gultinan (1994:128) mengemukakan sedikitnya
ada empat alas an mengapa harga menjadi isu penting dalam pemasaran yakni:
1. Semua produk barang dan jasa memiliki harga
2. Keputusan tentang harga dapat dibuat lebih sering daripada keputusan
keputusan lain.
3. Dari sudut penganggaran,keputusan rapat mempunyai dampak margin
kontribusi.
4. Keputusan tentang harga akan mempunyai implikasi yang penting bagi
jenis-jenis program periklanan,promosi penjualan serta distribusi yang
dipilah.
Perusahaan dalam menetapkan harga tentunya memiliki perbedaan satu
sama lainnya. Pada perusahaan kecil misalnya harga ditentukan pemiliknya yang
bertindak sebagai manajemen puncak bukan oleh bagian pemasaran atau bagian
penjualan. Mengenai kebijakan harga ini Kotler (2002:520) mengemukakan
12
bahwa dalam penetapan kebijakan hargap perlu dipertimbangkan aspek pemilihan
tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya,
menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing, memilih penetapan harga serta
memilih harga akhir. Perusahaan yang menggunakan harga sebagai instrument
pengembangan strateginya akan menghasilkan lebih banyak keuntungan
dibandingkan dengan perusahaan yang hanya menunggu biaya ataupun pasar yang
menentukan harga pasar.
Harga sebuah produk dan jasa merupakan factor penentu utaman
permintaan pasar. Engel (2004) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang
(ditambah dengan beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Penetapan harga merupakan
hal yang krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran. Harga
adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran yang akan
mendatangkan laba bagi peritel, sedangkan unsur lainnya menghabiskan biaya
(Kotler, 1997).
Menurut Djaslim Saladin harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar
untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai
suatu produk dibenak konsumen.
13
2.1.2.2
Sasaran Penetapan Harga
1. Berorientasi pada laba, yaitu:
 Untuk mencapai target laba investasi laba penjualan.
 Untuk memaksimalkan laba.
2. Berorientasi pada Penjualan
 Untuk meningkatkan penjualan.
 Untuk mempertahankan atau meningkatkan bagian pacar
dan penjual.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
1. Demand for the product, dimana perusahaan perlu memperkirakan
permintaan terhadap produk yang merupakan langkah ditargetkan
dalam penetapan harga suatu produk.
2. Target share of the market, yaitu market share yang ditargtkan oleh
perusahaan
 Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing
 Use of creams-skimming pricing of penetration princing, yaitu
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada
saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau
dengan harga yang rendah.
3. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu
mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk,
kebijakan promosi, dan saluran distribusi).
14
4. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.
2.1.2.4
Produk Line Pricing
1. Berhubungan dengan biaya, yaitu penetapan harga dimana kedua
macam produk mempunyai hubungan dalam biaya.
2. Mengadakan penyesuaian harga, dengan cara
a. Penurunan harga, alasannya
 Kelebihan kapasitas.
 Kemerosotan pangsa pasar.
 Gerakan mengejar dominasu dengan biaya rendah.
b. Mengadakan kenaikan harga, alasannya
 Inflasi biaya yang terus menerus dibidang ekonomi.
 Permintaan yang berlebihan.
2.1.2.5
Potongan Harga dan Imbalan Khusus (price Discount and
allowances)
Potongan harga ini terdiri, yaitu :
1. Potongan tunai (cash discount), yaitu pengurangan harga jual bagi
pembeli yang membayar hutangnya tepat atau mendahului waktu
yang telah ditentukan
2. Potongan kuantitas (quality discount), yaitu pengaruh harga jual
bagi pembelian yang telah membeli dalam jumlah besar.
15
3. Potongan komulatif (comulatif discount), yaitu potongan yang
diberikan atas dasar volume total pembelian yang dilakukan pada
suatu periode tertentu.
4. Potongan fungsional (fungsional discount), yaitu potongan yang
diberikan karena perantara menjalankan fungsi perusahaan.
5. Potongan musiman (seasonal discount), merupakan pengurangan
harga bagi siapa saja yang membeli barang pada musim-musim
sepi.
6. Imbalan khusus (allowances), adalah imbalan yang diberikan
kepada siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa
yang lama.
7. Promotion allowances, yaitu berupa potongan harga atau
pembayaran yang digunakan untuk member imbalan kepada dealer
yang berperan serta dalam iklan program promosi.
2.1.2.6
Potongan Harga Promosi (promotional pricing)
Menurut Djaslim saladin (2007) yaitu penetapan harga dibawah
daftar harga bahkan dibawah harga pokok, yang dilakukan pada saat-saat
tertentu dalam rangka promosi.
2.1.2.7
Potongan Harga Diskriminatif (Discriminatory pricing)
Menurut Djaslim Saladin (2007) terjadi bila perusahaan menjual
barang atau jasa yang berbeda-beda meskipun biaya produk tersebut tidak
proposional dengan perkembangan harga.
16
Penetapan harga diskriminatif terdiri dari empat dasar:
1) Konsumen, yaitu pembayaran harga yang berbeda-beda bagi
konsumen yang berlainan.
2) Bentuk produk, yaitu produk yang sedikit berbeda dihargai
berlainan dan tidak proposional dengn perbedaan biayanya.
3) Tempat, yaitu produk yang didasarkan di tempat yang berbeda akan
ditawarkan dengan harga yang berbeda pula, walaupun biaya untuk
pemasaran
ditempat-tempat
tersebut
tidak
berbeda
sebesar
perbedaan harga yang dijual.
4) Waktu, yaitu harga ditetapkan menurut musiman, hari bahkan jam.
2.1.2.8
Potongan Harga Produk Baru (new-product pricing)
Menurut Djaslim Saladin (2007) yaitu penetapan harga yang
berbeda-beda antara produk asli yang dilindungi hak paten dengan produk
yang sudah ada.
Penetapan harga ini tediri dari :
1) Penetapan Harga Inovatif
Perusahaan yang sedang memperkenalkan suatu inovasi yang
dilindungi hak paten.
2) Penetapan harga untuk penetrasi pasar, yaitu perusahaan yang
memasang harga relative rendah pada produk inofativ mereka,
dengan harapan akan menarik banyak sekali pembeli sehingga
memperoleh bagian pasar yang luas.
17
3) Penetapan harga pada produk baru tiruan
Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan
produk baru tiruan akan menghadapi masalah produk, perusahaan
tersebut harus mengambil keputusan mengenai penetapan produk
dari segi harga jual dan mutu.
2.1.3
Lokasi
Dalam membuka usaha lokasi merupakan salah satu factor penting
yang berhubungan dengan pemilihan tempat usaha, karena lokasi yang
strategis menentukan volume penjualan sebuah tempat usaha dan sasaran
pelanggan. Metode menentukan sebuah lokasi yang strategis yang
memiliki akses luas dan fasilitas unggul, menjadi jurus yang tidak bias
ditawar.
2.1.3.1
Pengertian Lokasi
Lokasi atau tempat juga tidak hanya mempresentasikan suatu
kemudahan yang akan didapat oleh konsumen, seperti yang telah dikatakan
oleh kotler (2003, 94-95) lokasi atau tempat juga harus bisa memasarkan
atau mempromosikan dirinya sendiri. Karenanya, lokasi atau tempat pada
dasarnya melakukan empat aktivitas yaitu:
1. Jasa yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat
2. Harga yang ditawarkan harus bisa menarik konsumen
3. Menghadirkan lokasi yang strategis sehingga memudahkan bagi
konsumen
18
4. Lokasi atau tempat akan mempromosikan nilai citra dari tempat itu
sendiri sehingga konsumen bisa membedakan dengan tempat lain.
Dalam membangun suatu bisnis, maka salah satu hal penting yang
harus diperhatikan adalah masalah lokasi perusahaan. Masalah lokasi
dianggap paling penting menyangkut kinerja perusahaan tersebut. Menurut
swastha dan sukotjo (1997:304) ada beberapa factor yang harus
diperhatikan dalam memilih lokasi suatu perusahaan antara lain:
1. Dekat Dengan Pasar
2. Dekat Dengan Bahan Baku
3. Ongkos Pengiriman
4. Penyediaan Tenaga Kerja
5. Penyediaan Sumber Tenaga (energy)
6. Lingkungan Sekitar dan Iklim
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan
strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa
dagangannya ke tangan Konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi
yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan
laba. Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang
strategis menjadi salah satu factor yang mempengaruhi kesuksesan
pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih,
semakin tinggai pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap
kesuksesan sebuah usaha.
19
2.1.3.2
Factor Lokasi
Menurut levy (2007 ; 213) ada beberapa karakteristik dari lokasi
yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu tempat atau tempat berjualan
makanan yaitu
1. Visibilitas dari tempat tersebut yaitu lokasi atau tempat yang dapat
di lihat dari jangkauan normal
2. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas
menuju lokasi tersebut
3. Ketersediaan tempat parkir yaitu luas atau tidaknya tempat parkir
bagi kendaraan
4. Factor ketersediaaan angkutan umum yaitu lokasi yang dilalui oleh
transportasi yang melewati tempat tersebut
5. Karakteristik dari lokasi yaitu kesetrategisan akan lokasi.
2.1.4
Pengertian Penjualan
Penjualan bisa didefinisikan sebagai program yang terdiri atas
berbagai
kegiatan
pemasaran
yang
berusaha
memperlancar
dan
mempermudah penyimpanan barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis,
jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan) (Tjiptono 2012 : 393). Dengan
kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
20
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran
yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu,
dan kepemilikan.
2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow)
secara fisik dan non-fisik yang meliputi arus barang fisik, arus
kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negoisasi, arus
pembayaran, arus pendanaan, arus penanggung risiko, dan arus
pemesanan.
Menurut (Tjiptono 2012 : 407). Terdapat enam jenis daya tarik
yang bisa diterapkan dalam program penjualan dan distribusi:
1. Daya tarik produk, berupa kualitas produk, reliabilitas, fitur teknis,
fitur kinerja khusus, kemampuan memenuhi spesifikasi pelanggan
individual, kompatibilitas dengan poduk dan system yang sudah
ada, dan sebagainya.
2. Daya tarik logistic, seperti kecepataan dalam memproses pesanan,
ketepatan waktu dalam pengiriman barang, manajemen sediaan, dan
lain-lain.
3. Daya tarik protektif, diantaranya hak distributor ekslusif (exclusive
distributorship), penjualan konsinyasi, return allowances, kontrak
jangka panjang, dan private branding
4. Daya tarik simplifikasi, yaitu daya tarik yang dirancang untuk
memudahkan pembeli atau distributor dalam mengurangi biaya
penanganan, pemakaian atau promosi produk. Contohnya meliputi
21
pretiketing, merchandising assistance, dan jasa MRO (Maintenance,
Repair and Operation).
5. Daya tarik harga, diantaranya price shading (situasi dimana
wiraniaga memiliki kewenangan untuk menetapkan harga “dibawah
harga daftar”) dan diskon kuantitas.
6. Daya tarik buatan finansial, misalnya fasilitas kredit, diskon kas,
peralatan special yang gratis, dan slotting allowances.
Keenam daya tarik ini berkaitan erat dengan tujuan penjualan dan
distribusi. Keterkaitan spesifik tersebut antara lain:
1. Daya tarik protektif, price shading, dan daya tarik produk banyak
digunakan untuk mewujudkan account development, khususnya
apabila pembeli atau distributor kurang memahami produk penjual.
2. Daya tarik simplifikasi dan bantuan finansial sangat bermanfaat
dalam membangun distributor support.
3. Daya tarik logistic dan simplikasi banyak diterapkan untuk
mencapai tujuan account maintenance, khususnya jika fitur produk
dan harga tidak terlalu bervariasi diantara para pemasok yang saling
bersaing.
4. Diskon kuantitas dan kontrak jangka panjang merupakan focus yang
efektif untuk mencapai tujuan account penetration.
terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip
(Sunyoto, 2012 : 26). Pada intinya kegiatan penjualan antara lain:
1. Tekanan pada produk
22
2. Perusahaan
pertama-tama
membuat
produk
dan
kemudian
bagaimana menjualnya.
3. Manajemen berorientasi laba volume penjualan
4. Perencanaan berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan
pasar.
5. Tekanannya pada kebutuhan penjual.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneliti
Judul
Ari Susanto
Pengaruh Harga,
Wibowo
Kualitas Pelayanan
(2013)
dan Nilai Pelanggan
Variable
Y
X1
X2
Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada
Rumah Makan Di
Kota Purwokerto
Kepuasan
Hasil hipotesis secara simultan (
Konsumen
Uji F) didapatkan F hitung
Harga Kualitas sebesar 51.991 Dengan tingkat
Pelayanan
X3
Hasil penelitian
signifikasi
0,000.
Karena
Nilai
probabilitas jauh lebih kecil dari
Pelanggan
0,05. Sedangkan dari hasil uji
parsial (Uji 1) diperoleh 1 hitung
untuk variable harga sebesar
5,511 dan t hitung variable
kualitas pelayanan sebesar 2,525
lalu t hitung untuk variable nilai
pelanggan sebesar 4,289 dimana
probabilitasnya lebih kecil dari
0,
koefisien
determinasi
23
(Adjusted R2) sebesar 0,447 hal
ini
berarti
47,7%
kepuasan
konsumen pada rumah makan di
Kota Purwokerto dipengaruhi
oleh harga, kualitas pelayanan,
dan saran dari penelitian ini
adalah
ada
pengaruh
secara
parsial
dan
simultan
antara
harga, kualitas pelayanan, dan
nilai
pelanggan
terhadap
kepuasan konsumen.
Oldy
Pengaruh Kualitas
Ardhana
Pelayanan, Harga
(2010)
dan Lokasi
Terhadap Kepuasan
Konsumen (Studi
Pada Bengkel
Caesar Semarang
Y
X1
X2
X3
Kepuasan
Kepuasan
Konsumen
variable
Pelanggan
Kualitas
(y),
Pelayanan
Kualitas
(X1), variable Harga (X2) dan
Pelayanan
variable Lokasi (X3). Pengujian
Harga Lokasi
hipotesis menggunakan uji t
menunjukkan
variable
bahwa
ketiga
independen
yang
diteliti terbukti secara signifikan
berpengaruh
terhadap
secara
variable
parsial
dependen
Kepuasan Pelanggan Kemudian
melalui uji F dapat di ketahui
24
bahwa
ketiga
variable
independen yang diteliti secara
simultan berpengerahu terhadap
variable
dependen
Kepuasan
Pelanggan. Angka Adjusted R
Square
sebesar
menunjukkan
persen
0,584
bahwa
variable
58,4
Kepuasan
Pelanggan dapat dijelaskan oleh
ketiga
dalam
variable
persamaan
independen
regresi.
Sedangkan sisanya sebesar 41,6
persen dijelaskan oleh variable
lain diluar ketiga variable yang
digunakan
dalam
penelitian
ini.digunakan dalam penelitian
ini.
Diandaris
Pengaruh Kualitas
Nurhadika
Pelayanan, Fasilitas,
Rahman
Persepsi Harga da
(2013)
Lokasi Terhadap
Kepuasan
Y
X1
X2
X3
Konsumen Pada
X4
Kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan
Konsumen
bahwa variable kualitas pelayan
Pelayanan
memberikan pengaruh secara
Fasilitas
parsial dan simultan terhadap
Persepsi
kepuasan konsumen, variable
Harga Lokasi
fasilitas memberikan pengaruh
25
Pemancingan
secara parsial
dan simultan
Ngrembel Asri
terhadap kepuasan konsumen,
Gunugpati
variable
persepsi
harga
Semarang
memberikan pengaruh secara
parsial dan simultan terhadap
kepuasan konsumen, variable
lokasi memberikan pengaruh
secara parsial
dan simultan
terhadap kepuasan konsumen.
Hasil analisis regresi diperoleh
persamaan: Y ^ = 2,994 – 0,063
X1 – 0,094 X2 + 1,038 X3 +
0,301
X4.
persamaan
Uji
keberartian
regresi
dengan
analisis varian untuk regresi
diperoleh F hitung = 204,329
dengan
harga
signifikansi
sebesar 0,000 dengan demikian
menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan,
fasilitas,
persepsi
harga, dan lokasi berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen.
Hasil
uji
secara
parsial
26
diperoleh
t
hitung
variable
kualitas
sebesar
=
signifikansi
untuk
pelayanan
2,673
dengan
0,009,
untuk
variable fasilitas diperoleh t
hitung sebesar -2,526 dengan
signifikansi
variable
diperoleh
18,472
t
0,013
untuk
persepsi
harga
hitung
sebesar
dengan
signifikansi
0,000 dan untuk variable lokasi
diperoleh
10,219
t
hitung
dengan
sebesar
signifikansi
0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa secara parsial kualitas
pelayanan, fasilitas, ix persepsi
harga, dan lokasi berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen.
Besarnya
pengaruh
kualitas
pelayanan,
fasilitas,
persepsi
lokasi
terhadap
harga,
dan
keputusan
pembeli termasuk
cukup besar (87,,7%). Di antara
27
kualitas
pelayanan,
fasilitas,
persepsi harga, dan lokasi yang
memberikan pengaruh paling
besar
terhadap
kepuasan
konsumen
adalah
variable
konsumen
adalah
variable
persepsi harga kemudian di
ikuti oleh lokasi sedangkan
kualitasa pelayanan dan fasilitas
pengaruhnya
sangat
lemah.
Berdasarkan hasil penelitian di
atas dapat disimpulkan bahwa
kualitas
pelayanan,
persepsi
harga,
fasilitas,
dan
lokasi
merupakan parameter-parameter
yang dijadikan pertimbangan
knsumen
untuk
tingkat
kepuasan
menggunakan
menunjukka
dalam
produk
dari
Pemancingan Ngrembel Asri
Gunungpati
Semarang,
oleh
karena itu pihak manajemen
perusahaan
hendaknya
28
meningkatkan
kualitas
pelayanan dan fasilitas serta
mempertahankan harga
yang
telah di tetapkan tersebut tanpa
mengurangi
kualitas
dan
manfaat yang dapat diperoleh
konsumen sehingga menjadikan
konsumen menjadi loyal dan
selalu memanfaatkan produk
dari
Pemancingan
Ngrembel
Asri Gunungpati Semarang.
Gilang
Layanan Purna Jual
Kepuasan
Hasil
Nurcahyo W
dan Harga Terhadap
Konsumen
signifikansi 5% menunjukkan
(2012)
Kepuasan
Layanan
bahwa: (1) Terdapat pengaruh
Purna Jual
positing dan signifikan layan
Harga
purna jual terhadap kepuasan
Konsumen (Studi
Pada Kosumen
Y
X1
X2
penelitian
pada
taraf
Sepeda Motor
konsumen, hal ini dibuktikan
Suzuki Di
dengan koefisien regresi sebesar
Kelurahan
0,920, nilai t hitung 7,462 >
Pangenjurutengah
1,661, dan nilai signifikansi
Kabupaten
0,000 < 0,05, (2) Terdapat
Purworejo)
pengaruh positif dan signifikan
harga
terhadap
kepuasan
29
konsumen, hail ini dibuktikan
dengan koefisien regresi sebesar
0,805 nilai t hitung 4,405 >
1,661,
sebesar
dan
nilai
0,000
<
signifikan
0,05
(3)
Terdapat pengaruh positif dan
signifikan layanan purna jual
dan harga secara bersama-sama
terhadap kepuasan konsumen.
Hal ini dibuktikan dengan nilai
F hitung 53,321 > 3,09 dan
signifikansi sebesar 0,000 <
0,05 dan persamaan regresi Y =
8,552 + 0,920 X1 + 0,805 X2 +
e.
Asep Sukmo
Pengaruh Fasilitas
Kepuasan
Hasil pengujian hipotesis yang
Raharjo
Pelayanan,
Konsumen
di lakukan dapat disimpulkan
(2009)
Pelayanan dan
Fasilitas
bahwa fasilitas, pelayanan, dan
Lokasi Terhadap
Kepuasan
Y
X1
X2
Konsumen Dalam
Pelayanan
lokasi
Pelayanan
simultan mempunyai pengaruh
Lokasi
yang
secara
positif
parsial
dan
dan
signifikan
X3
Menggunakan Jasa
Internet Di
terhadap kepuasan konsumen.
Lokasi
memiliki
pengaruh
30
Kecamatan
Gajahmungkur
Semarang
paling
dominan
kepuasan
terhadap
konsumen
Dotnet
Warnet
Gajahmungkur
Semarang
dengan
koefisien
regresi sebesar 0,341, koefisien
determinasi
(Adjusted
R2)
sebesar 0,670. Hal ini berarti
67,00%
kepuasan
konsumen
Warnet Dotnet Gajahmungkur
Semarang dapat dijelaskan oleh
fasilitas, pelayanan, dan lokasi,
sedangkan
dijelaskan
sisanya
oleh
33,00%
variable-
variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.3.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran penelitian disusun
untuk mengggambarkan hubungan antara variable independen dengan
variable dependen. Variabale independen disimbulkan dengan (X),
sedangkan variable dependen disimbolkan dengan (Y). Lokasi dan harga
31
merupakan
variable
independen,
sedangkan
kepuasan
konsumen
merupakan variable dependen.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Konseptual Penelitian
Lokasi (X1)
H1
Penjualan (Y)
H3
Harga (X2)
2.3.2
H2
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis untuk
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 :
Secara parsial terdapat pengaruh signifikan lokasi terhadap
penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera.
H2 :
Secara parsial terdapat pengaruh signifikan harga terhadap
penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera.
H3 :
Secara simultain terdapat pengaruh signifikan lokasi dan harga
terhadap penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1
Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:115) mengemukakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek, yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah meliputi seluruh konsumen PT. Hotel Panbil
Sejahtera yaitu sebanyak 56 orang.
3.1.2
Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam banyak kasus
tidak mungkin tidak meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita
membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel. Adapun
beberapa teknik penarikan sampel yaitu, sample random sampling dan
sampel jenuh. Maka teknik penarikan sampel ini menggunakan sample
jenuh. Menurut Sugiyono (2001 : 61) sampel jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel.
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian itu adalah secara sensus
sebanyak 56 orang.
32
33
3.2
Data Penelitian
3.2.1
Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah:
a. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka
yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Data kualitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari dalam
perusahaan baik secara lisan maupun tulisan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer.
a.
Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau
pengamatan langsung dari perusahaan, baik melalui observasi,
kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan staff
perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
b.
Data sekunder yaitu informasi yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
34
a. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pertanyaan kepada
konsumen yaitu pengaruh lokasi dan harga terhadap kepuasan
konsumen pada PT. Hotel Panbil Sejahtera. Pengukuran variable
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara
personal (Personality Quesitionnaires). Data dikumpulkan dengan
menggunakan angket tertutup. Skala pengukuran untuk semua
indikator pada masing-masing variable menggunakan skala Likert
(skala 1 sampai dengan 5) dimulai dari Sangat Tidak Setuju (STS)
sampai dengan Sangat Setuju (SS).
b. Observasi
Observasi/pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai
subjek penelitian, yang diteliti dengan baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menunjang pengumpulan data serta mempelajari
berbagai berkas yang ada serta peraturan, prosedur, dan kebijakan
yang ditetapkan perusahaan sebagai objek penelitian.
c. Penelitian Pustaka
Dalam penelitian ini penelitian pustaka berupa dokumen-dokumen
perusahaan, buku-buku yang berhubungan untuk memperoleh landasan
teori dan mendapatkan data yang menunjang penelitian.
3.3
Variabel Penelitian
Variable penelitian menurut Sugiyono (2012: 38) adalah sesuatu
hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
35
mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
Variable penelitian terdiri dari dua macam, yaitu variable terikat
(dependent variable) atau variable yang tergantung pada variable lainnya,
dan variable bebas (independent variable) atau variable yang tidak
tergantung pada variable lainnya. Berkaitan dengan penelitian ini, maka
variable penelitian yang terdiri dari variable terikat (dependent variable)
dan variable bebas (independent variable) diuraikan sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable
bebas. Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen
atau terikat, (Sugiyono, 2014: 96). Dalam hal ini Lokasi dan Harga
merupakan variable indenpenden, Lokasi (X1) dan Harga (X2).
b. Variabel
Dependen:
Sering
disebut
variable
output,
kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable
terikat. Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Dalam SEM
(Structural Equation Modeling/pemodelan Persamaan Struktural,
variable dependen disebut sebagai variable indogen.
36
3.4
Kisi – kisi dan Indikator
Tabel 3.1
Kisi – kisi dan Indikator
Variabel
Lokasi
Sub-Variabel
 Kesetrategisan
lokasi usaha
(X1)
 Kondisi lokasi
usaha
Indikator
Skala
a. Arus lalulintas menuju lokasi Summated
Rating Scale –
lancer
b. Tempat penjualan yang strategis Likert
dan mudah dijangkau
(interval)
c. Situasi lingkungan yang aman
d. Dekat dengan pusat keramaian
Harga (X2)

Kewajaran harga
a. Keterjangkauan harga

Kesesuaian harga
b. Kesesuaian

Pengaruh harga
harga
dengan
c. Daya saing harga
dan pengambilan
d. Kesesuaian
(interval)
harga
dengan
manfaat produksi
e. Harga mempengaruhi daya beli
konsumen
f. Harga
dapat
konsumen
keputusan
Rating Scale –
Likert
kualitas produk
terhadap daya beli
keputusan
Summated
mempengaruhi
dalam
mengambil
37
Penjualan
(Y)
 Melakukan
pembelian ulang
 Merekomendasikan
a. Konfirmasi penjualan
Summated
b. Minat pembelian ulang
Rating Scale –
c. Kesediaan merekomendasikan
Likert
(interval)
3.5
Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2014: 92), skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantatif.
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah
skala likert. Sugiyono (2014: 93) menjelaskan bahwa skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi social seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Data diolah dengan menggunakan skala berdasarkan teori likert
dengan jawaban atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud
adalah skor atas jawaban responden, dimana nilai yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:
1.
Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1
2.
Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan skor 2
3.
Jawaban Kurang Setuju (KS) dengan skor 3
4.
Jawaban Setuju (S) dengan skor 4
5.
Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan skor 5
38
3.6
Metode Analisi Data
Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana variable yang mempengaruhi variable lain agar
data yag dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau
dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
3.6.1
Uji Kualitas Data
Sebelum menganalisa dan menginterpretasi harus terlebih dahulu
dilakukan uji kualitas data yang dimana terbagi menjadi dua yaitu:
3.6.1.1 Uji Validitas
Uji Validitas menunjukan ketetapan suatu alat ukur dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini uji validitas
dilakukan dengan metode person atau metode product moment, yaitu
dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya.
Pengujian untuk membuktikan valid dan tidaknya item-item kuisioner
dapat dilakukan dengan melihat angka koefisien kolerasi pearson product
moment.
Dalam menentukan kelayakan suatu item yang digunakan biasanya
dilakukan uji signifikan koefisien korelasi pada tingkat 0,05 Wibowo
(2012: 37). Uji validitas digunakan korelasi product moment sebagai
berikut:
39
Perhitungan
korelasi
product
moment
untuk
uji
validitas
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social
Science) versi 21. Nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji dua
sisi pada taraf signifikansi 0,05 (SPSS akan secara default menggunakan
nilai ini).
Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik Bivariate
Pearson, dengan kriteria penilaian uji validitas sebagai berikut (Ghozali,
2013):
a. Apabila nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dari r table
maka pertanyaaan yang dibuat dikategorikan valid.
b. Apabila nilai Pearson Correlation (x hitung) lebih kecil dari r table
maka pertanyaaan yang dibuat dikategorikan tidak valid.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut Wibowo (2012: 52) Reliabilitas adalah istilah yang
dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur misalnya:
metode Anova Hoyt, Formula Flanagan, Formula Belah Dua SpearmanBrown, dan metode Test Ulang. Dalam metode uji reliabilitas yang paling
sering digunakan dan begitu umum untuk uji instrument pengumpulan data
yaitu metode Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat popular dan community
40
digunakan pada skala uji yang berbentuk skala Likert ( Scoring Scale ),
misalnya pengukuran dengan skala 1-5.
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur sesuatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variable. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Uji reliabilitas ini akan
dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for
Social Sciences) versi 16.0.
Untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah koefisien Cronbach
Alpha, dengan kriteria penilaian uji reliabilitas sebagai berikut (Ghozali,
2009):
1. Apabila koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka suatu
konstruk atau variable dikatakan reliable.
2. Apabila koefisien Cronbach Alpha lebih kecil dari 0,6 maka suatu
konstruk atau variable dikatakan tidak reliable.
3.6.2
Uji Asumsi Dasar
Uji asumsi digunakan untuk memberikan pre-test, atau uji awal
terhadap suatu perangkat atau instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data, bentuk data dan jenis data yang akan diproses lebih
41
lanjut dari suatu kumpulan data awal yang lebih diperoleh, sehingga syarat
untuk mendapatkan data yang tidak bisa menjadi terpenuhi, Wibowo
(2012: 61). Uji Asumsi Dasar terdiri dari:
3.6.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), “ Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variable dependen dan variable independen
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal”.
Uji normalitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program
SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21. Beberapa cara
yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Histogram adalah pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa
data normal berupa bentuk lonceng (Bell Shape). Data yang baik
adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Data dikatakan
normal apabila kurva berbentuk kemiringan yang cenderung imbang,
baik disisi kanan maupun disisi kiri.
b. Grafik Normality Probability Plot, dasar pengambilan keputusan
menurut Ghozali (2013) adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak
42
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual tidak berdistribusi normal.
Ha : Data residual berdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
adalah sebagai berikut :
Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho diterima
Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ha diterima
3.6.2.2 Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan suatu perangkat uji yang diperlukan untuk
mengetahui bentuk hubungan yang terjadi diantara variable yang sedang
diteliti. Uji ini merupakan uji untuk melihat apakah ada hubungan linear
yang signifikan dari dua buah variable yang sedang diteliti, Wibowo
(2012: 72-73).
Pengujian linearitas dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan
dengan perangkat
Test for Linearity. Dinyatakan memiliki hubungan
linear dengan variable lainnya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 ,
Wibowo (2012: 73).
43
3.6.3
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui hasil
penilaian regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas.
3.6.3.1 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013: 110), uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada suatu periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi
yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti
bulanan, tahunan, dan seterusnya (Santoso, 2010: 216). Penelitian ini
menggunakan data time series sehingga peneliti melakukan uji
autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat
dilihat dari uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut
(Santoso, 2010: 219):
a.
Angkat Durbin Watson di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
b.
Angkat Durbin Watson di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
c.
Angkat Durbin Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negative.
44
3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2012: 93), uji heteroskedastisitas adalah varian
residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetapm maka disebut homoskedastisitas dan ika berbeda
disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Uji heteroskedastisitas ini akan dilakukan dengan penggunaan
program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengujian dengan Scatter
Plot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2013:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah
angkat
heteroskedastisitas.
0
pada
sumbu
Y,
maka
tidak
terjadi
45
3.6.3.3 Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2012: 93) Uji Multikolinearitas adalah keadaan
dimana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurnat
antara variable independen dalam model regresi.
Menurut Ghozali (2013), uji Multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variable independen.
Uji Multikolinearitas ini akan dilakukan dengan penggunaan
program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.0.
Menurut Ghozali (2013), dasar pengambilan keputusan atas uji
Multikolinearitas adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai Tolerance Value lebih besar dari 0,1 atau VIF ( Variance
Inflation Factor ) lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi
Multikolinearitas.
b. Apabila nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0,1 atau VIF ( Variance
Inflation Factor ) lebih besar dari 10, maka terjadi Multikolinearitas.
3.7
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi
dan pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini dilakukn dengan menggunakan metode
regresi linier berganda karena memiliki tiga variable independen dan satu
variable dependen. Analisis regresi linear berganda pada dasarnya
merupakan analisis yang memiliki pola teknis dan substansi yang hamper
46
sama dengan analisis regresi linear sederhana. Analisis ini memiliki
perbedaan dalam hal jumlah variable independen yang merupakan variable
penjelas jumlahnya lebih dari satu buah ( Wibowo, 2012:126). Regresi
berganda menurut Siregar (2012: 301) adalah pengembangan dari regresi
linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk
memprediksi permintaan dimasa akan dating berdasarkan data masa lalu
atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variable bebas (
independent ) terhadap satu variable tak bebas ( dependent ). Model
regresi ini dipilih untuk memprediksikan nilai dari variable dependen
apabila nilai variable independen mengalami kenaikan atau penurunan dan
untuk mengetahui arah hubungan antara variable independen yaitu lokasi
dan harga dengan variable dependen yaitu kepuasan konsumen apakah
positif atau negative.
Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan
pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis
koefisien determinasi ( Ghozali, 2013: 97), pengujian hipotesis tersebut
sebagai berikut:
3.7.1
Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk pengambilan keputusan hipotesis dengan
melihat angka signifikansi. Pengujian ini lebih memfokuskan kepada
masing-masing indivu variable independen dalam menerangkan variasi
variable dependen. Menurut Ghozali (2013: 98), uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variable independen secara
individual dalam menerangkan variasi variable dependen.
47
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variable bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan
terhadap variable terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan
jika Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun jika sig > ἀ (0,05),
maka H0 diterima H1 ditolak dan jika sig < ἀ (0,05), maka H0 ditolak H1
diterima.
3.7.2
Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama
variable bebas terhada variable terikat. Dimana Fhitung > Ftable, maka H1
diterima atau secara bersama-sama variable bebas dapat menerangkan
variable terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel,
maka H0 diterima atau secara bersama-sama variable bebas tidak memiliki
pengaruh terhadap variable terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak
pengaruh secara bersama-sama variable bebas terhadap variable terikat
maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05).
a. jika sig > ἀ (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.
b. jika sig < ἀ (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.
3.7.3
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted
)
Uji Adjusted R2 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan
antara variable independen dan variable dependennya.
merupakan
besaran non negative dan besarnya koefisien determinasi adalah antara
angka nol sampai angka satu ( 0 <
< 1). Nilai Adjusted R2 yang kecil
berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
48
variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variable dependen (Ghozali,
2013: 97).
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa
besar variable independen berpengaruh terhadap variable dependen yang
dinyatakan dalam persentase. Untuk mencari besarnya pengaruh yang
ditimbulkan oleh variable independen terhadap variable dependen
digunakan koefisien determinan dengan rumus: KD =
Keterangan :
x 100%
KD = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase
3.7.4
Uji Regresi Linear Berganda
Seperti telah dijelaskan dibagian sebelumnya bahwa penelitian ini
menggunakan metode regresi berganda dalam menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam pengujian terhadap normalitas data di depan telah
dijelaskan bahwa untuk mengatasi distribusi variable residual yang tidak
normal maka dilakukan transformasi terhadap data kedalam bentuk
logaritma natural (Ghozali, 2005), Pengujian ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas yaitu: Lokasi (X1)
dan Harga (X2) terhadap variable terikatnya yaitu Penjualan (Y).
Persamaan regresi liner berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
49
Dimana:
Y
: Variable dependen ( penjualan)
a
: Konstanta
b1, b2
: Koefisien garis regresi
X1, X2
: Variabel independen (lokasi, harga)
e
: error / variable pengganggu
Download