PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL SEJAHTERA BATAM TUGAS AKHIR Di susun Oleh YURNELA ASNITA NIM : 11002736 AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016 ABSTRAK PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL SEJAHTERA Oleh: Yurnela Asnita Dosen Pembimbing: Jan Marhusa Pakpahan, S.E., M.M Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kondisi persaingan bisnis penjualan dari waktu ke waktu yang semakin ketat, sehingga perusahaan harus membuat strategi pemasaran baru untuk mempertahankan dan meraih pangsa pasar yang lebih tinggi. Adapun yang menjadi masalah penelitian ini adalah “Apakah lokasi dan harga berpengaruh terhadap penjualan PT. Hotel Panbil Sejahtera Batam?”. Penelitian ini mencoba mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi lokasi dan harga terhadap penjualan dengan menggunakan metode purpose sampling untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing-masing variable. Kemudian dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji validitas dan reliabilita, uji asumsi dasar dan klasik, uji hipotesis lewat uji F dan uji t serta uji analisis koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda yang berfungsi untuk membuktikan hipotesis penelitian. Kata kunci : lokasi, harga, penjualan ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia telah memasuki era globalisasi. Adanya perdagangan bebas memungkinkan semakin terbukanya persaingan antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat, maka perusahaan tumbuh dan berkembang perlu memperhatikan efektifitas dan efisiensi dalam pendayagunaan sumber daya yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan tercapai, salah satunya karena perusahaan mempunyai strategi yang jitu dan andal serta dapat diimplementasikan dengan tepat pemasarannya. Konsep pemasaran menyebutkan bahwa laba merupakan pencerminan usaha perusahaan melalui keingingan dan kebutuhan mitra kerja yang diberikan. Dengan diperolehnya laba, maka akan mencerminkan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta memberikan tingkat kepuasan yang lebih baik pada mitra kerja. Untuk memberikan pada mitra kerja serta menjaga kualitas dan peningkatan kuantitas produk, maka perlu adanya marketing mix, karena merupakan suatu perangkat yang menentukan tingkat keberhasilan pemasaran yang terdiri atas produk, harga, distribusi dan promosi. Produk merupakan unsur yang penting dalam marketing mix, maka dalam pemasaran hasil produksi yang penting ialah menjual inti dari produk, yaitu manfaat dari produk, manfaat atau inti dari produk merupakan jasa hakiki yang memang dikehendaki oleh mitra kerja. 1 2 Harga bagi perusahaan adalah untuk menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan dan juga merupakan penentu bagi permintaan pasar. Dalam menentukan harga bagi produknya, perusahan harus melihat situasi pasar dan kualitas barang yang akan dijual. Promosi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilaksanakan oleh perusahaan untuk memperlancar pemasaran, suatu perusahaan bias dengan cara promosi melalui periklanan, personal selling dan publisitas. Untuk melaksanakan semua itu harus disesuaikan dengan dana perusahaan. Alternative saluran distribusi ada beberapa macam dan biasanya didasarkan pada golongan barang konsumsi dan barang produksi. Keputusan perusahaan untuk memilih salah satu saluran merupakan keputusan yang sangat penting, karena perusahaan dihadapkan pada berbagai pilihan untuk menyalurkan hasil produksi, sehingga tujuan perusahaan tercapai dan membantu kelancaran perusahaan dalam memasarkan barang secara lebih efektif. Jadi marketing mix merupakan hal sangat penting dalam perusahaan. Jika marketing mix itu berhasil, dalam arti memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, maka akan mendapat hasil volume penjualan total dalam presentase yang lebih besar. Jika marketing mixnya gagal, maka akan menimbulkan turunnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Panbil Industrial Estate adalah US$ 300 juta untuk pengembangan proyek, yang terdiri dari sekitar 200 hektar lahan utama di Pulau Batam. Ini adalah stateof-the-art, benar-benar terintegrasi dan konsep kota industri mandiri khusus diciptakan untuk memungkinkan investor untuk membuat sebagian besar investasi mereka di Batam, Indonesia. 3 Penggunaan lahan di Panbil dibagi menjadi empat bidang yang berbeda, penggunaan komersial, perumahan dan publik industri untuk infrastruktur dan ruang hijau atau terbuka untuk menjaga keseimbangan alam di seluruh perkebunan. Pada Panbil, misi kami adalah sangat spesifik. Kami berkomitmen penuh untuk menyediakan fasilitas manufaktur kelas dunia, infrastruktur yang sangat baik dan layanan dukungan terintegrasi untuk para investor dan juga untuk menciptakan lingkungan hidup dan dinamis dimana orang-orang dan perusahaan dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama. Oleh karena itu, PT. Hotel Panbil Sejahtera mendirikan sebuah bangunan yang sangat berkelas dengan nuansa fasilitas yang luxirious yaitu condotel dan apartement yang di bangun secara bersamaan dengan menggandeng perusahaan frenchise Eropa BESTWESTERN yang sudah sangat terkenal baik di nasional maupun internasional dan akan menjadi ikon tersendiri bagi perusahaan. Promosi yang dilakukan harus dapat menyampaikan informasi produk yang dihasilkan oleh perusahaan serta dengan cara pemasaran yang baik karena promosi merupakan kegiatan menyalurkan informasi, dimana informasi itu dapat mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar atas perusahaan dan produk agar dapat bersedia untuk menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang dihasilkan dan ditawarkan oleh perusahaan. Sementara itu pemilihan tempat,lokasi dan harga untuk menunjang siklus banguan yang telah di pasarkan merupakan suatu masalah yang sangat penting, apabila dalam pemilihan strategi ini kurang tepat dan masih jauh dari daya minat dan kemampuan bagi para konsumen, namun seiring berjalannya waktu maka terkadang cara pemasaran yang efektif 4 masih banyak terkendala guna untuk mencari tempat sebagai stand pameran khususnya dalam penjualan apartemen .Namun saat ini ternyata di lapangan di temukan, bahwa bayaknya pihak developer yang mengembangkan produknya di bidang kontruksi bangunan apartemen serta condotel khususnya Pulau Batam oleh karena itu telah menjamurnya apartemen serta condotel yang harganya memilik varian yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya .oleh sebab itu masingmasing perusahaan yang bergerak di bidang property saling bersaing membaca keadaan pasar dan daya minat, serta kesanggupan para konsumen.Karena masalah terbesar adalah harga yang di tawarkan serta lokasi dimana letak property apartemen. Menurut Boyd Walker (1998 : 16) Manajemen Pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Kemudian menurut Kottler dan Keller (2009 : 5) dalam bukunya mengungkapkan bahwa : Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “ memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan”. Didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan. 5 Menurut Basu Swastha (2012 : 08), mendefinisikan penjualan sebagai berikut: “ menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya ”. Menurut Fandy Tjiptono (2008 : 249) yang dimaksud dengan penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian ( dalam proses pengambilan keputusan ) melalui penjualan tatap muka. Pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai dibidang pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, pemasaran ini mempunyai ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah dalam menghadapi persaingan, harga, promosi, produk dan pelayanan dan sebagainya. Dari berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam setiap persaingan, hal ini akan sangat membantu dalam mengenali diri, serta memanfaatkan setiap peluang yang ada dan menghindari atau meminimalkan setiap kelemahan atau kekurangan, dimana pemasaran merupakan upaya mencari posisi pemasaran yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan berlangsung. Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menjual produk sejenis, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaan dengan baik, supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain dan melakukan pembelian ulang terus-menerus.Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan 6 kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu juga diperlukan pemasaran yang baik agar konsumen yang ada menjadi loyal dan tidak beralih ke perusahaan lain. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen ( M Suyanto, 2007 : 14 ). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penilitian bagi perusahaan PT. Hotel Panbil Sejahtera yang bergerak dalam bidang Properti, jika dilihat dari usaha yang dijalankan perusahaan tersebut mampu menghasilkan produk yang tidak kalah dengan pengusaha property ternama lain dan dapat bersaing dengan baik. Berdasarkan keadaan tersebut diatas penulis ingin mengadakan penelitian yang di kemas dalam judul: “PENGARUH PEMASARAN PADA PENJUALAN PT. HOTEL PANBIL SEJAHTERA”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang penulis kemukakan pada latar belakang di atas, maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pengaruh pemasaran pada penjualan produk apartemen di PT. Hotel Panbil Sejahtera? 2. Apakah pengaruh harga dan lokasi apartemen pada PT. Hotel Panbil Sejahtera? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang ada maka penulis membatasi penulisan yang dikarenakan oleh adanya keterbatasan biaya, waktu, dan kondisi yang ada maka penulis hanya membatasi dan hanya membahas mengenai pengaruh pemasaran pada penjualan PT. Hotel Panbil Sejahtera. 7 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebaga berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh pemasaran pada penjualan produk apartemen di PT. Hotel Panbil Sejahtera. 2. Untuk mengetahui pengaruh harga dan lokasi apartemen pada PT. Hotel Panbil Sejahtera. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai pemasaran yang tepat untuk penjualan produk apartemen. 2. Sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan studi penulis pada jurusan Akuntansi Permata Harapan GICI Bussiness School. 3. Sebagai acuan dan bahan pustaka bagi pihak-pihak yang melakukan penelitian lanjutan pada masalah yang sama. . BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Karakteristik Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Djaslim Saladin (2007 : 1) Pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Pengertian diatas mengandung beberapa kesimpulan, yaitu : A. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan langganan melalui proses pertukaran. B. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana, menentukan harga, promosi serta mendistribusikan barang dan jasa. C. Pemasaran berorientasikan kepada langganan yang ada dan potensial. D. Pemasaran tidak hanya bertujuan memuaskan langganan tetapi juga memperhatikan semua pihak yang berkaitan dengan perusahaan. E. Program pemasaran itu dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru, dan tidak berhenti sampai keinginan konsumen benar-benar terpuaskan. 2.1.2 Teori Harga Selanjutnya harga sering menjadi factor penentu dalam pembelian, disamping tidak menutupi kemungkinan factor-factor lain. 9 10 Dengan demikian harga menjadi lebih penting bagi konsumen sebagai tanda dari apa yang diharapkan. Menurut Macrae (1996: 131) , pembeli baik ya Baru maupun yang lama menggunakan harga sebagai suatu seleksi terhadap citra kualitas suatu merek. Berdasarkan kualitas dan harga menurut kotler (2000:520) menunjukkan Sembilan kemungkinan strategi harga-kualitas. 2.1.2.1 Pengertian Penetapan Harga Menurut Djaslim Saladin (2010:159) penetapan harga adalah konsumen utama kedua dari bauran pemasaran. Harga adalah komponen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan yang lainnya menghasilkan biaya. Menurut Husein umar (2000:32-33) harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Howkins Best dan Coney (2001:21) dalam mendefinisikan harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar untuk mendapatkan hak menggunakan suatu produk. Perusahaan menangani harga dengan berbagai cara pada perusahaan kecil, harga lebih sering ditentukan oleh manajemen tingkat atas daripada departemen penjualan. Dalam perusahaan besar penetapan harga secara khusus ditangani oleh manajer divisi. Oleh karena itu harga merupakan salah satu factor penting dalam mempengaruhi minat beli konsumen (kotler,2001). 11 Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga factor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya kualitas barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya (tjiptono, 1997). Harga adalah merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan jika dibandingkan dengan elemen0elemen yang lain yang justru menimbulkan biaya ( cost ). Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, dalam artian harga dapat dirubah dalam waktu relative singkat sesuai dengan kondisi pasar pada umumya. Dalam kaitan ini Paul dan Gultinan (1994:128) mengemukakan sedikitnya ada empat alas an mengapa harga menjadi isu penting dalam pemasaran yakni: 1. Semua produk barang dan jasa memiliki harga 2. Keputusan tentang harga dapat dibuat lebih sering daripada keputusan keputusan lain. 3. Dari sudut penganggaran,keputusan rapat mempunyai dampak margin kontribusi. 4. Keputusan tentang harga akan mempunyai implikasi yang penting bagi jenis-jenis program periklanan,promosi penjualan serta distribusi yang dipilah. Perusahaan dalam menetapkan harga tentunya memiliki perbedaan satu sama lainnya. Pada perusahaan kecil misalnya harga ditentukan pemiliknya yang bertindak sebagai manajemen puncak bukan oleh bagian pemasaran atau bagian penjualan. Mengenai kebijakan harga ini Kotler (2002:520) mengemukakan 12 bahwa dalam penetapan kebijakan hargap perlu dipertimbangkan aspek pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing, memilih penetapan harga serta memilih harga akhir. Perusahaan yang menggunakan harga sebagai instrument pengembangan strateginya akan menghasilkan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan perusahaan yang hanya menunggu biaya ataupun pasar yang menentukan harga pasar. Harga sebuah produk dan jasa merupakan factor penentu utaman permintaan pasar. Engel (2004) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang (ditambah dengan beberapa produk) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Penetapan harga merupakan hal yang krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran. Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran yang akan mendatangkan laba bagi peritel, sedangkan unsur lainnya menghabiskan biaya (Kotler, 1997). Menurut Djaslim Saladin harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen. 13 2.1.2.2 Sasaran Penetapan Harga 1. Berorientasi pada laba, yaitu: Untuk mencapai target laba investasi laba penjualan. Untuk memaksimalkan laba. 2. Berorientasi pada Penjualan Untuk meningkatkan penjualan. Untuk mempertahankan atau meningkatkan bagian pacar dan penjual. 2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga 1. Demand for the product, dimana perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah ditargetkan dalam penetapan harga suatu produk. 2. Target share of the market, yaitu market share yang ditargtkan oleh perusahaan Competitive reactions, yaitu reaksi dari pesaing Use of creams-skimming pricing of penetration princing, yaitu mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah. 3. Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi, dan saluran distribusi). 14 4. Biaya untuk memproduksi atau membeli produk. 2.1.2.4 Produk Line Pricing 1. Berhubungan dengan biaya, yaitu penetapan harga dimana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya. 2. Mengadakan penyesuaian harga, dengan cara a. Penurunan harga, alasannya Kelebihan kapasitas. Kemerosotan pangsa pasar. Gerakan mengejar dominasu dengan biaya rendah. b. Mengadakan kenaikan harga, alasannya Inflasi biaya yang terus menerus dibidang ekonomi. Permintaan yang berlebihan. 2.1.2.5 Potongan Harga dan Imbalan Khusus (price Discount and allowances) Potongan harga ini terdiri, yaitu : 1. Potongan tunai (cash discount), yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar hutangnya tepat atau mendahului waktu yang telah ditentukan 2. Potongan kuantitas (quality discount), yaitu pengaruh harga jual bagi pembelian yang telah membeli dalam jumlah besar. 15 3. Potongan komulatif (comulatif discount), yaitu potongan yang diberikan atas dasar volume total pembelian yang dilakukan pada suatu periode tertentu. 4. Potongan fungsional (fungsional discount), yaitu potongan yang diberikan karena perantara menjalankan fungsi perusahaan. 5. Potongan musiman (seasonal discount), merupakan pengurangan harga bagi siapa saja yang membeli barang pada musim-musim sepi. 6. Imbalan khusus (allowances), adalah imbalan yang diberikan kepada siapa saja yang membeli barang baru dengan membawa yang lama. 7. Promotion allowances, yaitu berupa potongan harga atau pembayaran yang digunakan untuk member imbalan kepada dealer yang berperan serta dalam iklan program promosi. 2.1.2.6 Potongan Harga Promosi (promotional pricing) Menurut Djaslim saladin (2007) yaitu penetapan harga dibawah daftar harga bahkan dibawah harga pokok, yang dilakukan pada saat-saat tertentu dalam rangka promosi. 2.1.2.7 Potongan Harga Diskriminatif (Discriminatory pricing) Menurut Djaslim Saladin (2007) terjadi bila perusahaan menjual barang atau jasa yang berbeda-beda meskipun biaya produk tersebut tidak proposional dengan perkembangan harga. 16 Penetapan harga diskriminatif terdiri dari empat dasar: 1) Konsumen, yaitu pembayaran harga yang berbeda-beda bagi konsumen yang berlainan. 2) Bentuk produk, yaitu produk yang sedikit berbeda dihargai berlainan dan tidak proposional dengn perbedaan biayanya. 3) Tempat, yaitu produk yang didasarkan di tempat yang berbeda akan ditawarkan dengan harga yang berbeda pula, walaupun biaya untuk pemasaran ditempat-tempat tersebut tidak berbeda sebesar perbedaan harga yang dijual. 4) Waktu, yaitu harga ditetapkan menurut musiman, hari bahkan jam. 2.1.2.8 Potongan Harga Produk Baru (new-product pricing) Menurut Djaslim Saladin (2007) yaitu penetapan harga yang berbeda-beda antara produk asli yang dilindungi hak paten dengan produk yang sudah ada. Penetapan harga ini tediri dari : 1) Penetapan Harga Inovatif Perusahaan yang sedang memperkenalkan suatu inovasi yang dilindungi hak paten. 2) Penetapan harga untuk penetrasi pasar, yaitu perusahaan yang memasang harga relative rendah pada produk inofativ mereka, dengan harapan akan menarik banyak sekali pembeli sehingga memperoleh bagian pasar yang luas. 17 3) Penetapan harga pada produk baru tiruan Sebuah perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk baru tiruan akan menghadapi masalah produk, perusahaan tersebut harus mengambil keputusan mengenai penetapan produk dari segi harga jual dan mutu. 2.1.3 Lokasi Dalam membuka usaha lokasi merupakan salah satu factor penting yang berhubungan dengan pemilihan tempat usaha, karena lokasi yang strategis menentukan volume penjualan sebuah tempat usaha dan sasaran pelanggan. Metode menentukan sebuah lokasi yang strategis yang memiliki akses luas dan fasilitas unggul, menjadi jurus yang tidak bias ditawar. 2.1.3.1 Pengertian Lokasi Lokasi atau tempat juga tidak hanya mempresentasikan suatu kemudahan yang akan didapat oleh konsumen, seperti yang telah dikatakan oleh kotler (2003, 94-95) lokasi atau tempat juga harus bisa memasarkan atau mempromosikan dirinya sendiri. Karenanya, lokasi atau tempat pada dasarnya melakukan empat aktivitas yaitu: 1. Jasa yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2. Harga yang ditawarkan harus bisa menarik konsumen 3. Menghadirkan lokasi yang strategis sehingga memudahkan bagi konsumen 18 4. Lokasi atau tempat akan mempromosikan nilai citra dari tempat itu sendiri sehingga konsumen bisa membedakan dengan tempat lain. Dalam membangun suatu bisnis, maka salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah masalah lokasi perusahaan. Masalah lokasi dianggap paling penting menyangkut kinerja perusahaan tersebut. Menurut swastha dan sukotjo (1997:304) ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi suatu perusahaan antara lain: 1. Dekat Dengan Pasar 2. Dekat Dengan Bahan Baku 3. Ongkos Pengiriman 4. Penyediaan Tenaga Kerja 5. Penyediaan Sumber Tenaga (energy) 6. Lingkungan Sekitar dan Iklim Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan Konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba. Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha yang strategis menjadi salah satu factor yang mempengaruhi kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggai pula tingkat penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah usaha. 19 2.1.3.2 Factor Lokasi Menurut levy (2007 ; 213) ada beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu tempat atau tempat berjualan makanan yaitu 1. Visibilitas dari tempat tersebut yaitu lokasi atau tempat yang dapat di lihat dari jangkauan normal 2. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi tersebut 3. Ketersediaan tempat parkir yaitu luas atau tidaknya tempat parkir bagi kendaraan 4. Factor ketersediaaan angkutan umum yaitu lokasi yang dilalui oleh transportasi yang melewati tempat tersebut 5. Karakteristik dari lokasi yaitu kesetrategisan akan lokasi. 2.1.4 Pengertian Penjualan Penjualan bisa didefinisikan sebagai program yang terdiri atas berbagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyimpanan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan) (Tjiptono 2012 : 393). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu: 20 1. Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. 2. Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negoisasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggung risiko, dan arus pemesanan. Menurut (Tjiptono 2012 : 407). Terdapat enam jenis daya tarik yang bisa diterapkan dalam program penjualan dan distribusi: 1. Daya tarik produk, berupa kualitas produk, reliabilitas, fitur teknis, fitur kinerja khusus, kemampuan memenuhi spesifikasi pelanggan individual, kompatibilitas dengan poduk dan system yang sudah ada, dan sebagainya. 2. Daya tarik logistic, seperti kecepataan dalam memproses pesanan, ketepatan waktu dalam pengiriman barang, manajemen sediaan, dan lain-lain. 3. Daya tarik protektif, diantaranya hak distributor ekslusif (exclusive distributorship), penjualan konsinyasi, return allowances, kontrak jangka panjang, dan private branding 4. Daya tarik simplifikasi, yaitu daya tarik yang dirancang untuk memudahkan pembeli atau distributor dalam mengurangi biaya penanganan, pemakaian atau promosi produk. Contohnya meliputi 21 pretiketing, merchandising assistance, dan jasa MRO (Maintenance, Repair and Operation). 5. Daya tarik harga, diantaranya price shading (situasi dimana wiraniaga memiliki kewenangan untuk menetapkan harga “dibawah harga daftar”) dan diskon kuantitas. 6. Daya tarik buatan finansial, misalnya fasilitas kredit, diskon kas, peralatan special yang gratis, dan slotting allowances. Keenam daya tarik ini berkaitan erat dengan tujuan penjualan dan distribusi. Keterkaitan spesifik tersebut antara lain: 1. Daya tarik protektif, price shading, dan daya tarik produk banyak digunakan untuk mewujudkan account development, khususnya apabila pembeli atau distributor kurang memahami produk penjual. 2. Daya tarik simplifikasi dan bantuan finansial sangat bermanfaat dalam membangun distributor support. 3. Daya tarik logistic dan simplikasi banyak diterapkan untuk mencapai tujuan account maintenance, khususnya jika fitur produk dan harga tidak terlalu bervariasi diantara para pemasok yang saling bersaing. 4. Diskon kuantitas dan kontrak jangka panjang merupakan focus yang efektif untuk mencapai tujuan account penetration. terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang dikutip (Sunyoto, 2012 : 26). Pada intinya kegiatan penjualan antara lain: 1. Tekanan pada produk 22 2. Perusahaan pertama-tama membuat produk dan kemudian bagaimana menjualnya. 3. Manajemen berorientasi laba volume penjualan 4. Perencanaan berorientasi ke jangka pendek, berdasarkan produk dan pasar. 5. Tekanannya pada kebutuhan penjual. 2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Peneliti Judul Ari Susanto Pengaruh Harga, Wibowo Kualitas Pelayanan (2013) dan Nilai Pelanggan Variable Y X1 X2 Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Rumah Makan Di Kota Purwokerto Kepuasan Hasil hipotesis secara simultan ( Konsumen Uji F) didapatkan F hitung Harga Kualitas sebesar 51.991 Dengan tingkat Pelayanan X3 Hasil penelitian signifikasi 0,000. Karena Nilai probabilitas jauh lebih kecil dari Pelanggan 0,05. Sedangkan dari hasil uji parsial (Uji 1) diperoleh 1 hitung untuk variable harga sebesar 5,511 dan t hitung variable kualitas pelayanan sebesar 2,525 lalu t hitung untuk variable nilai pelanggan sebesar 4,289 dimana probabilitasnya lebih kecil dari 0, koefisien determinasi 23 (Adjusted R2) sebesar 0,447 hal ini berarti 47,7% kepuasan konsumen pada rumah makan di Kota Purwokerto dipengaruhi oleh harga, kualitas pelayanan, dan saran dari penelitian ini adalah ada pengaruh secara parsial dan simultan antara harga, kualitas pelayanan, dan nilai pelanggan terhadap kepuasan konsumen. Oldy Pengaruh Kualitas Ardhana Pelayanan, Harga (2010) dan Lokasi Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Pada Bengkel Caesar Semarang Y X1 X2 X3 Kepuasan Kepuasan Konsumen variable Pelanggan Kualitas (y), Pelayanan Kualitas (X1), variable Harga (X2) dan Pelayanan variable Lokasi (X3). Pengujian Harga Lokasi hipotesis menggunakan uji t menunjukkan variable bahwa ketiga independen yang diteliti terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap secara variable parsial dependen Kepuasan Pelanggan Kemudian melalui uji F dapat di ketahui 24 bahwa ketiga variable independen yang diteliti secara simultan berpengerahu terhadap variable dependen Kepuasan Pelanggan. Angka Adjusted R Square sebesar menunjukkan persen 0,584 bahwa variable 58,4 Kepuasan Pelanggan dapat dijelaskan oleh ketiga dalam variable persamaan independen regresi. Sedangkan sisanya sebesar 41,6 persen dijelaskan oleh variable lain diluar ketiga variable yang digunakan dalam penelitian ini.digunakan dalam penelitian ini. Diandaris Pengaruh Kualitas Nurhadika Pelayanan, Fasilitas, Rahman Persepsi Harga da (2013) Lokasi Terhadap Kepuasan Y X1 X2 X3 Konsumen Pada X4 Kepuasan Hasil penelitian menunjukkan Konsumen bahwa variable kualitas pelayan Pelayanan memberikan pengaruh secara Fasilitas parsial dan simultan terhadap Persepsi kepuasan konsumen, variable Harga Lokasi fasilitas memberikan pengaruh 25 Pemancingan secara parsial dan simultan Ngrembel Asri terhadap kepuasan konsumen, Gunugpati variable persepsi harga Semarang memberikan pengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepuasan konsumen, variable lokasi memberikan pengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepuasan konsumen. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan: Y ^ = 2,994 – 0,063 X1 – 0,094 X2 + 1,038 X3 + 0,301 X4. persamaan Uji keberartian regresi dengan analisis varian untuk regresi diperoleh F hitung = 204,329 dengan harga signifikansi sebesar 0,000 dengan demikian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan, fasilitas, persepsi harga, dan lokasi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Hasil uji secara parsial 26 diperoleh t hitung variable kualitas sebesar = signifikansi untuk pelayanan 2,673 dengan 0,009, untuk variable fasilitas diperoleh t hitung sebesar -2,526 dengan signifikansi variable diperoleh 18,472 t 0,013 untuk persepsi harga hitung sebesar dengan signifikansi 0,000 dan untuk variable lokasi diperoleh 10,219 t hitung dengan sebesar signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kualitas pelayanan, fasilitas, ix persepsi harga, dan lokasi berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh kualitas pelayanan, fasilitas, persepsi lokasi terhadap harga, dan keputusan pembeli termasuk cukup besar (87,,7%). Di antara 27 kualitas pelayanan, fasilitas, persepsi harga, dan lokasi yang memberikan pengaruh paling besar terhadap kepuasan konsumen adalah variable konsumen adalah variable persepsi harga kemudian di ikuti oleh lokasi sedangkan kualitasa pelayanan dan fasilitas pengaruhnya sangat lemah. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan, persepsi harga, fasilitas, dan lokasi merupakan parameter-parameter yang dijadikan pertimbangan knsumen untuk tingkat kepuasan menggunakan menunjukka dalam produk dari Pemancingan Ngrembel Asri Gunungpati Semarang, oleh karena itu pihak manajemen perusahaan hendaknya 28 meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas serta mempertahankan harga yang telah di tetapkan tersebut tanpa mengurangi kualitas dan manfaat yang dapat diperoleh konsumen sehingga menjadikan konsumen menjadi loyal dan selalu memanfaatkan produk dari Pemancingan Ngrembel Asri Gunungpati Semarang. Gilang Layanan Purna Jual Kepuasan Hasil Nurcahyo W dan Harga Terhadap Konsumen signifikansi 5% menunjukkan (2012) Kepuasan Layanan bahwa: (1) Terdapat pengaruh Purna Jual positing dan signifikan layan Harga purna jual terhadap kepuasan Konsumen (Studi Pada Kosumen Y X1 X2 penelitian pada taraf Sepeda Motor konsumen, hal ini dibuktikan Suzuki Di dengan koefisien regresi sebesar Kelurahan 0,920, nilai t hitung 7,462 > Pangenjurutengah 1,661, dan nilai signifikansi Kabupaten 0,000 < 0,05, (2) Terdapat Purworejo) pengaruh positif dan signifikan harga terhadap kepuasan 29 konsumen, hail ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,805 nilai t hitung 4,405 > 1,661, sebesar dan nilai 0,000 < signifikan 0,05 (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan layanan purna jual dan harga secara bersama-sama terhadap kepuasan konsumen. Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung 53,321 > 3,09 dan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan persamaan regresi Y = 8,552 + 0,920 X1 + 0,805 X2 + e. Asep Sukmo Pengaruh Fasilitas Kepuasan Hasil pengujian hipotesis yang Raharjo Pelayanan, Konsumen di lakukan dapat disimpulkan (2009) Pelayanan dan Fasilitas bahwa fasilitas, pelayanan, dan Lokasi Terhadap Kepuasan Y X1 X2 Konsumen Dalam Pelayanan lokasi Pelayanan simultan mempunyai pengaruh Lokasi yang secara positif parsial dan dan signifikan X3 Menggunakan Jasa Internet Di terhadap kepuasan konsumen. Lokasi memiliki pengaruh 30 Kecamatan Gajahmungkur Semarang paling dominan kepuasan terhadap konsumen Dotnet Warnet Gajahmungkur Semarang dengan koefisien regresi sebesar 0,341, koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,670. Hal ini berarti 67,00% kepuasan konsumen Warnet Dotnet Gajahmungkur Semarang dapat dijelaskan oleh fasilitas, pelayanan, dan lokasi, sedangkan dijelaskan sisanya oleh 33,00% variable- variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran penelitian disusun untuk mengggambarkan hubungan antara variable independen dengan variable dependen. Variabale independen disimbulkan dengan (X), sedangkan variable dependen disimbolkan dengan (Y). Lokasi dan harga 31 merupakan variable independen, sedangkan kepuasan konsumen merupakan variable dependen. Kerangka pemikiran dapat digambarkan seperti di bawah ini: Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Konseptual Penelitian Lokasi (X1) H1 Penjualan (Y) H3 Harga (X2) 2.3.2 H2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan lokasi terhadap penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera. H2 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan harga terhadap penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera. H3 : Secara simultain terdapat pengaruh signifikan lokasi dan harga terhadap penjualan PT Hotel Panbil Sejahtera. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2008:115) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek, yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah meliputi seluruh konsumen PT. Hotel Panbil Sejahtera yaitu sebanyak 56 orang. 3.1.2 Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2008: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam banyak kasus tidak mungkin tidak meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel. Adapun beberapa teknik penarikan sampel yaitu, sample random sampling dan sampel jenuh. Maka teknik penarikan sampel ini menggunakan sample jenuh. Menurut Sugiyono (2001 : 61) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi di gunakan sebagai sampel. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian itu adalah secara sensus sebanyak 56 orang. 32 33 3.2 Data Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Data kualitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari dalam perusahaan baik secara lisan maupun tulisan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. a. Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik melalui observasi, kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan dan staff perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. b. Data sekunder yaitu informasi yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 34 a. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pertanyaan kepada konsumen yaitu pengaruh lokasi dan harga terhadap kepuasan konsumen pada PT. Hotel Panbil Sejahtera. Pengukuran variable penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara personal (Personality Quesitionnaires). Data dikumpulkan dengan menggunakan angket tertutup. Skala pengukuran untuk semua indikator pada masing-masing variable menggunakan skala Likert (skala 1 sampai dengan 5) dimulai dari Sangat Tidak Setuju (STS) sampai dengan Sangat Setuju (SS). b. Observasi Observasi/pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan sebagai subjek penelitian, yang diteliti dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang pengumpulan data serta mempelajari berbagai berkas yang ada serta peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan sebagai objek penelitian. c. Penelitian Pustaka Dalam penelitian ini penelitian pustaka berupa dokumen-dokumen perusahaan, buku-buku yang berhubungan untuk memperoleh landasan teori dan mendapatkan data yang menunjang penelitian. 3.3 Variabel Penelitian Variable penelitian menurut Sugiyono (2012: 38) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk 35 mempelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variable penelitian terdiri dari dua macam, yaitu variable terikat (dependent variable) atau variable yang tergantung pada variable lainnya, dan variable bebas (independent variable) atau variable yang tidak tergantung pada variable lainnya. Berkaitan dengan penelitian ini, maka variable penelitian yang terdiri dari variable terikat (dependent variable) dan variable bebas (independent variable) diuraikan sebagai berikut: a. Variabel Independen Variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable bebas. Variable bebas adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen atau terikat, (Sugiyono, 2014: 96). Dalam hal ini Lokasi dan Harga merupakan variable indenpenden, Lokasi (X1) dan Harga (X2). b. Variabel Dependen: Sering disebut variable output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable terikat. Variable terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/pemodelan Persamaan Struktural, variable dependen disebut sebagai variable indogen. 36 3.4 Kisi – kisi dan Indikator Tabel 3.1 Kisi – kisi dan Indikator Variabel Lokasi Sub-Variabel Kesetrategisan lokasi usaha (X1) Kondisi lokasi usaha Indikator Skala a. Arus lalulintas menuju lokasi Summated Rating Scale – lancer b. Tempat penjualan yang strategis Likert dan mudah dijangkau (interval) c. Situasi lingkungan yang aman d. Dekat dengan pusat keramaian Harga (X2) Kewajaran harga a. Keterjangkauan harga Kesesuaian harga b. Kesesuaian Pengaruh harga harga dengan c. Daya saing harga dan pengambilan d. Kesesuaian (interval) harga dengan manfaat produksi e. Harga mempengaruhi daya beli konsumen f. Harga dapat konsumen keputusan Rating Scale – Likert kualitas produk terhadap daya beli keputusan Summated mempengaruhi dalam mengambil 37 Penjualan (Y) Melakukan pembelian ulang Merekomendasikan a. Konfirmasi penjualan Summated b. Minat pembelian ulang Rating Scale – c. Kesediaan merekomendasikan Likert (interval) 3.5 Skala Pengukuran Menurut Sugiyono (2014: 92), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantatif. Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Sugiyono (2014: 93) menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi social seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Data diolah dengan menggunakan skala berdasarkan teori likert dengan jawaban atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban responden, dimana nilai yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 1. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 2. Jawaban Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 3. Jawaban Kurang Setuju (KS) dengan skor 3 4. Jawaban Setuju (S) dengan skor 4 5. Jawaban Sangat Setuju (SS) dengan skor 5 38 3.6 Metode Analisi Data Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana variable yang mempengaruhi variable lain agar data yag dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat maka harus diolah atau dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 3.6.1 Uji Kualitas Data Sebelum menganalisa dan menginterpretasi harus terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data yang dimana terbagi menjadi dua yaitu: 3.6.1.1 Uji Validitas Uji Validitas menunjukan ketetapan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan metode person atau metode product moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir pada kuesioner dengan skor totalnya. Pengujian untuk membuktikan valid dan tidaknya item-item kuisioner dapat dilakukan dengan melihat angka koefisien kolerasi pearson product moment. Dalam menentukan kelayakan suatu item yang digunakan biasanya dilakukan uji signifikan koefisien korelasi pada tingkat 0,05 Wibowo (2012: 37). Uji validitas digunakan korelasi product moment sebagai berikut: 39 Perhitungan korelasi product moment untuk uji validitas menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 21. Nilai uji akan dibuktikan dengan menggunakan uji dua sisi pada taraf signifikansi 0,05 (SPSS akan secara default menggunakan nilai ini). Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik Bivariate Pearson, dengan kriteria penilaian uji validitas sebagai berikut (Ghozali, 2013): a. Apabila nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dari r table maka pertanyaaan yang dibuat dikategorikan valid. b. Apabila nilai Pearson Correlation (x hitung) lebih kecil dari r table maka pertanyaaan yang dibuat dikategorikan tidak valid. 3.6.1.2 Uji Reliabilitas Menurut Wibowo (2012: 52) Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur misalnya: metode Anova Hoyt, Formula Flanagan, Formula Belah Dua SpearmanBrown, dan metode Test Ulang. Dalam metode uji reliabilitas yang paling sering digunakan dan begitu umum untuk uji instrument pengumpulan data yaitu metode Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat popular dan community 40 digunakan pada skala uji yang berbentuk skala Likert ( Scoring Scale ), misalnya pengukuran dengan skala 1-5. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur sesuatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Uji reliabilitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.0. Untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah koefisien Cronbach Alpha, dengan kriteria penilaian uji reliabilitas sebagai berikut (Ghozali, 2009): 1. Apabila koefisien Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka suatu konstruk atau variable dikatakan reliable. 2. Apabila koefisien Cronbach Alpha lebih kecil dari 0,6 maka suatu konstruk atau variable dikatakan tidak reliable. 3.6.2 Uji Asumsi Dasar Uji asumsi digunakan untuk memberikan pre-test, atau uji awal terhadap suatu perangkat atau instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data, bentuk data dan jenis data yang akan diproses lebih 41 lanjut dari suatu kumpulan data awal yang lebih diperoleh, sehingga syarat untuk mendapatkan data yang tidak bisa menjadi terpenuhi, Wibowo (2012: 61). Uji Asumsi Dasar terdiri dari: 3.6.2.1 Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013), “ Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan variable independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal”. Uji normalitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21. Beberapa cara yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Histogram adalah pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berupa bentuk lonceng (Bell Shape). Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Data dikatakan normal apabila kurva berbentuk kemiringan yang cenderung imbang, baik disisi kanan maupun disisi kiri. b. Grafik Normality Probability Plot, dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah sebagai berikut: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak 42 menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. c. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho : Data residual tidak berdistribusi normal. Ha : Data residual berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut : Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho diterima Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ha diterima 3.6.2.2 Uji Linearitas Uji linearitas merupakan suatu perangkat uji yang diperlukan untuk mengetahui bentuk hubungan yang terjadi diantara variable yang sedang diteliti. Uji ini merupakan uji untuk melihat apakah ada hubungan linear yang signifikan dari dua buah variable yang sedang diteliti, Wibowo (2012: 72-73). Pengujian linearitas dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan perangkat Test for Linearity. Dinyatakan memiliki hubungan linear dengan variable lainnya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 , Wibowo (2012: 73). 43 3.6.3 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui hasil penilaian regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas. 3.6.3.1 Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013: 110), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya (Santoso, 2010: 216). Penelitian ini menggunakan data time series sehingga peneliti melakukan uji autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilihat dari uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Santoso, 2010: 219): a. Angkat Durbin Watson di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif. b. Angkat Durbin Watson di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angkat Durbin Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negative. 44 3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2012: 93), uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetapm maka disebut homoskedastisitas dan ika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Uji heteroskedastisitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengujian dengan Scatter Plot. Dasar analisis uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2013: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angkat heteroskedastisitas. 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi 45 3.6.3.3 Uji Multikolinearitas Menurut Priyatno (2012: 93) Uji Multikolinearitas adalah keadaan dimana ada hubungan linear secara sempurna atau mendekati sempurnat antara variable independen dalam model regresi. Menurut Ghozali (2013), uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Uji Multikolinearitas ini akan dilakukan dengan penggunaan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.0. Menurut Ghozali (2013), dasar pengambilan keputusan atas uji Multikolinearitas adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai Tolerance Value lebih besar dari 0,1 atau VIF ( Variance Inflation Factor ) lebih kecil dari 10, maka tidak terjadi Multikolinearitas. b. Apabila nilai Tolerance Value lebih kecil dari 0,1 atau VIF ( Variance Inflation Factor ) lebih besar dari 10, maka terjadi Multikolinearitas. 3.7 Pengujian Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukn dengan menggunakan metode regresi linier berganda karena memiliki tiga variable independen dan satu variable dependen. Analisis regresi linear berganda pada dasarnya merupakan analisis yang memiliki pola teknis dan substansi yang hamper 46 sama dengan analisis regresi linear sederhana. Analisis ini memiliki perbedaan dalam hal jumlah variable independen yang merupakan variable penjelas jumlahnya lebih dari satu buah ( Wibowo, 2012:126). Regresi berganda menurut Siregar (2012: 301) adalah pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan dimasa akan dating berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variable bebas ( independent ) terhadap satu variable tak bebas ( dependent ). Model regresi ini dipilih untuk memprediksikan nilai dari variable dependen apabila nilai variable independen mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variable independen yaitu lokasi dan harga dengan variable dependen yaitu kepuasan konsumen apakah positif atau negative. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi ( Ghozali, 2013: 97), pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut: 3.7.1 Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk pengambilan keputusan hipotesis dengan melihat angka signifikansi. Pengujian ini lebih memfokuskan kepada masing-masing indivu variable independen dalam menerangkan variasi variable dependen. Menurut Ghozali (2013: 98), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh atau variable independen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen. 47 Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variable bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variable terikatnya. Dimana Ttabel > Thitung, H0 diterima. Dan jika Ttabel < Thitung, maka H1 diterima, begitupun jika sig > ἀ (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak dan jika sig < ἀ (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima. 3.7.2 Uji Simultan (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variable bebas terhada variable terikat. Dimana Fhitung > Ftable, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variable bebas dapat menerangkan variable terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-sama variable bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variable terikat. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variable bebas terhadap variable terikat maka digunakan probability sebesar 5% (α = 0,05). a. jika sig > ἀ (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak. b. jika sig < ἀ (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima. 3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted ) Uji Adjusted R2 menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara variable independen dan variable dependennya. merupakan besaran non negative dan besarnya koefisien determinasi adalah antara angka nol sampai angka satu ( 0 < < 1). Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti 48 variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variable dependen (Ghozali, 2013: 97). Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variable independen berpengaruh terhadap variable dependen yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independen terhadap variable dependen digunakan koefisien determinan dengan rumus: KD = Keterangan : x 100% KD = Koefisien Determinasi R2 = Koefisien Korelasi 100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase 3.7.4 Uji Regresi Linear Berganda Seperti telah dijelaskan dibagian sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dalam menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pengujian terhadap normalitas data di depan telah dijelaskan bahwa untuk mengatasi distribusi variable residual yang tidak normal maka dilakukan transformasi terhadap data kedalam bentuk logaritma natural (Ghozali, 2005), Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas yaitu: Lokasi (X1) dan Harga (X2) terhadap variable terikatnya yaitu Penjualan (Y). Persamaan regresi liner berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e 49 Dimana: Y : Variable dependen ( penjualan) a : Konstanta b1, b2 : Koefisien garis regresi X1, X2 : Variabel independen (lokasi, harga) e : error / variable pengganggu