perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang
saham, dengan pembagian dividen atau perolehan capital gain (Mahfoedz
dan Naim, 1996 dalam Purbandari, 2008). Didalam
perusahaan,
pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen sangat diperlukan.
Karena sebagian besar perusahaan itu memiliki banyak pemegang saham
dan tidak mungkin jika semuanya harus terlibat dalam manajemen
perusahaan, maka dari itu diperlukan otoritas untuk mendelegasikan
usahanya kepada manajemen. Hal ini bertujuan agar apabila terjadi
perubahan kepemilikan saham tidak akan menganggu operasi perusahaan
yang ada. Akan tetapi ada kemungkinan timbul permasalahan apabila
terdapat perbedaan tujuan antara manajer dengan pemegang saham
(Prasetyo, 2009). Masalah yang timbul tersebut biasa disebut agency
conflict.
Timbulnya konflik tersebut karena manajer perusahaan cenderung
untuk
mengejar
tujuan
pribadinya
sendiri
yang
mengakibatkan
kecenderungan manajer untuk memfokuskan pada proyek dan investasi
perusahaan yang menghasilkan laba yang tinggi dalam jangka pendek
daripada memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham
melalui
investasi di proyek – proyek yang menguntungkan dalam jangka panjang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Warsono, Amalia dan Kartika, 2010). Sedangkan Jensen and Menckling
(1976) menyebutkan bahwa manajer suatu perusahaan sebagai „agen‟ dan
pemegang saham sebagai „prinsipal‟. Pemegang saham yang merupakan
prinsipal mendelegasikan pengambilan keputusan bisnis kepada manajer
yang merupakan perwakilan atau „agen‟ dari pemegang saham.
Permasalahan yang muncul sebagai akibat sistem kepemilikan perusahaan
seperti ini adalah bahwa agen tidak selalu membuat keputusan – keputusan
yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan terbaik prinsipal. Dan
mekanisme
untuk
mengatasi
konflik
keagenan
adalah
dengan
meningkatkan kepemilikan manajerial (insider ownership) yang dapat
mensejajarkan kepentingan pemilik dengan manajer, meningkatkan
dividend payout ratio untuk mengurangi sumber – sumber dana yang
dikendalikan manajer sehingga mengurangi kekuasaan manajer dan
kepemilikan institusional sebagai monitoring agent untuk meningkatkan
pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajemen dan untuk
menjamin peningkatan kesejahteraan pemegang saham.
Mekanisme tersebut dikenal dengan istilah good corporate
governance atau tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan
usahanya. Lembaga corporate governance di Malaysia yaitu Finance
Committee on Corporate Governance (FCCG), mendefinisikan corporate
governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktivitas perusahaan ke arah
peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan (Effendi,
2009). Sedangkan menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(FCGI) berpendapat bahwa perusahaan – perusahaan di Indonesia
mempunyai tanggungjawab untuk memperhatikan standar – standar
Corporate Governance yang disepakati sebagai best practices di
Internasional. Tidak hanya perusahaan yang telah terdaftar di bursa saham
atau perusahaan – perusahaan besar yang mempunyai tanggung jawab
tersebut. Tetapi setiap perusahaan di Indonesia harus menyadari betapa
pentingnya sistem Corporate Governance bagi kepentingan – kepentingan
para pemegang sahamnya, para penyandang dana, karyawannya dan pada
akhirnya bagi perusahaan itu sendiri (Hinuri, 2002). Corporate
governance dalam suatu perusahaan tercermin pada pertanggungjawaban
manajer kepada stakeholder perusahaan tersebut. Dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), manajer selaku pengambil keputusan
memberikan pertanggungjawabannya dalam mengelola perusahaan kepada
pemegang saham. Salah satu pertanggungjawaban yang diberikan manajer
kepada pemegang saham adalah mengenai pembagian keuntungan atau
dikenal dengan kebijakan dividen (Syakhroza, 2002).
Kebijakan dividen merupakan salah satu dalam keputusan
perusahaan yang tidak bisa terlepaskan dari konflik kepentingan.
Easterbrook (1984) menyatakan bahwa dividen merupakan hasil atau
jawaban dari permasalahan agensi (agency conflicts), karena manajer lebih
suka menahan earnings untuk meningkatkan konsumsi pribadi atau
mengurangi
risiko
sumber
daya
manusianya,
rendahnya
standar
governance dan rendahnya proteksi pemegang saham menghasilkan rasio
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembayaran dividen yang lebih rendah. Sebaliknya pembayaran dividen
dapat mengurangi agency conflicts.
Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti
pemegang saham, kreditor maupun pihak eksternal lain yang memiliki
kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan. Melalui
kebijakan ini perusahaan memberikan sebagian dari keuntungan bersih
kepada pemegang saham secara tunai (Brigham dan Houston, 2001).
Keputusan tersebut merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham, khususnya pemegang saham yang
berinvestasi dalam jangka panjang dan bukan pemegang saham yang
berorientasi pada capital gain. Oleh karena itu, perusahaan berusaha
meningkatkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun. Kebijakan
perusahaan tentang pembayaran dividen merupakan topik manajemen
perusahaan yang penting, karena tidak hanya menggambarkan return
kepada pemegang saham tetapi juga mengandung informasi yang berguna
untuk menilai perusahaan (Prasetyo, 2009).
Dilihat dari sisi manajer, direksi yang mengambil kebijakan
dividen, komisaris dan komisaris independen yang mengawasi kebijakan
manajemen. Jumlah direksi yang besar dapat berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividen (Mediastuti dan Machfoedz, 2003) karena dapat
mengurangi konflik kepentingan yang timbul dari hubungan keagenan
antara manajemen dengan pemegang saham, dan bersifat negatif
(Yermack, 1996) karena akan membuat jalur komunikasi koordinasi akan
semakin panjang sehingga akan melemahkan kerjasama dan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengambilan keputusan. Sementara jumlah komisaris dan komisaris
independen yang besar akan akan membuat kegiatan monitoring manajer
menjadi lebih baik (Fama, 1980) dan dapat menyelesaikan masalah agensi
(Jensen dan Meckling, 1976).
Sedangkan dilihat dari sisi struktur kepemilikan saham baik itu
kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional yang
merupakan pihak yang menerima dividen. Kepemilikan manajerial yang
meningkat dapat menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang
saham, sehingga terdapat peningkatan insentif bagi owner-manager untuk
memaksimalkan nilai perusahaan ketika terjadi peningkatan kepemilkan
manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Sementara kepemilikan
institusional yang besar (lebih dari 5%) pada perusahaan mengindikasikan
adanya kemampuan untuk mengawasi manajemen dengan lebih baik
(Mangel dan Singh, 1993).
Banyak penelitian yang menitikberatkan pada variabel – variabel
yang berkaitan dengan kebijakan dividen. Diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Afzal dan Saba Sehrish (2009) dalam
“Ownership Structure, Board Composition and Dividend Policy in
Pakistan” yang m hasil bahwa board size menunjukkan pengaruh positif
dan signifikan terhadap DPR, insider ownership menunjukkan pengaruh
negatif dan signifikan terhadap DPR, board independence dan institutional
ownership menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
DPR. Setayesh m.h., Kazemnezhad mostafa (2010) dalam “The Effects Of
Ownership Structure And Board Composition On The Dividend Policy Of
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
The Listed Firms In Tehran Stock Exchange (Tse)”, menyatakan hasil
bahwa ukuran dewan Independen menunjukkan pengaruh negatif terhadap
DPR. Kepemilikan Institusional menunjukkan pengaruh positif terhadap
DPR. Dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan
manajerial dan DPR. Dan Arief Prasetyo (2009) dalam
“Corporate
Governance, Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan : Studi Empiris
pada Perusahaan Non keuangan yang terdaftar di BEI Tahun 2006 –
2007”, menyatakan hasil bahwa ukuran direksi berpengaruh positif secara
signifikan terhadap kebijakan dividen, sementara ukuran komisaris dan
kepemilikan institusi berpengaruh negatif secara signifikan pada kebijakan
dividen sedangkan variabel persentase komisaris independen, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan
pada kebijakan dividen. Selain itu, ditemukan bukti bahwa kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Omneya
Abdelsalam Ahmed El-Masry Sabri Elsegini (2008) dalam “Board
Composition, Ownership Structure and Dividend Polices In an Emerging
Market Further Evidence From Case 50”, menyatakan hasil bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemilikan institusi
dengan kinerja perusahaan dan kebijakan dividen Hasil mengkonfirmasi
bahwa pengembalian yang tinggi pada modal dan kepemilikan institusi
yang tinggi, maka perusahaan akan mendistribusikan dividen lebih besar.
Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komposisi dewan
direksi dengan kebijakan dividen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa
hasil penelitian yang tidak konsisten. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Board Size, Board Independence, Managerial Ownership
Dan Institutional Ownership Terhadap Divident Payout Ratio : Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005 – 2011”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh antara board size terhadap dividend
payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara board independence terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara managerial ownership terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI ?
4. Apakah terdapat pengaruh antara institutional ownership terhadap
dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh antara board
size terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI.
2. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh antara board
independence terhadap dividend payout ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh antara
managerial ownership terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
4. Untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh antara
institutional ownership terhadap dividend payout ratio pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi
khususnya dalam hal kebijakan dividen.
2. Bagi perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya pengaruh board size, board independence,
managerial ownership dan institutional ownership terhadap
divident payout ratio terutama perusahaan manufaktur. Serta dapat
memberikan tambahan masukan perusahaan dalam membuat
kebijakan divident payout ratio.
3. Bagi akademisi
Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
pengaruh board size, board independence, managerial ownership
dan institutional ownership terhadap divident payout ratio. Hasil
dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
penelitian mengenai dividend payout ratio selanjutnya.
commit to user
Download