MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetik Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 hingga bulan Februari 2012. Materi Ternak Sampel darah yang digunakan berasal dari tiga spesies sapi yaitu Bos javanicus (sapi Bali), Bos taurus (sapi Limousin, Simmental, Angus, dan FH), dan Bos indicus (sapi Brahman dan PO) dari berbagai lokasi. Sampel tersebut merupakan koleksi Laboratorium Genetika Molekuler Ternak dengan jumlah seperti yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Sampel yang Digunakan dalam Penelitian No 1 Spesies Bos javanicus Bangsa Bali (59) 2 Bos taurus Limousin (57) Simmental (50) Angus (6) FH (24) 3 Bos indicus Brahman (9) PO (2) Total Keseluruhan Sampel Asal BPTU Bali BIBD Bali BET Cipelang BIB Singosari BIB Lembang BET Cipelang BIB Singosari BIB Lembang BET Cipelang BIB Lembang BET Cipelang BIB Lembang BET Cipelang BIB Lembang BIB Lembang Jumlah Sampel 9 50 13 21 23 13 18 19 5 1 7 17 5 4 2 207 Keterangan : Angka di dalam kurung menunjukkan jumlah sampel setiap bangsa sapi Pengambilan Sampel Bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah alkohol 70%, es, dan kapas. Alat yang digunakan adalah jarum venoject, tabung vacutainer 10 ml, dan termos. Ekstraksi DNA Bahan yang digunakan untuk ekstraksi DNA adalah sampel darah, Destilation Water (DW), NaCl, Proteinase-K, 1 x STE (5M NaCl, 2M tris HCl, 0,2M EDTA), SDS 10% (sodium dodesil sulfat), CIAA, etanol absolute, etanol 70%, phenol, buffer TE 80% (tris EDTA). Peralatan yang digunakan adalah tabung eppendorf 1,5 ml, satu set mikro pipet, tip, vortexmixer, mikrosentrifuge, inkubator, dan freezer. Primer Primer yang digunakan dalam penelitian untuk mengamplifikasi gen FSHR|Alu1 berdasarkan Houde et al. (1994) adalah forward : 5’-CTG CCT CCC TCA AGG TGC CCC TC-3’; dan reverse : 5’-CCC CCT AAG ACA TTT AGC CAA GAA CT -3’. Amplifikasi Gen FSHR|Alu1 Bahan yang digunakan dalam amplifikasi metode analisa PCR-RFLP (Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Lenght Polymorphism) adalah sampel DNA, destilated water (DW), buffer, MgCl 2 , pasangan primer fragmen Gen FSHR|AluI, enzim Taq polymerase, dan dNTP (deoxy Nukleotida Triposfat). Alat yang digunakan adalah satu set pipet mikro, sentrifuge, mesin thermocycler, rak dan tabung eppendorf, tip pipet dan vortex. Elektroforesis Bahan yang digunakan adalah produk PCR, agarose, loading dye, marker 100 pb, 0,5 x TBE, dan Ethidium Bromide. Alat yang digunakan adalah tip pipet, mikropipet, gelas ukur, stirrer, microwave, gel tray, pencetak untuk sumur (comb), power supply electrophoresis 100 volt, alat foto UV trans-iluminator, dan sarung tangan. Genotyping (Penentuan Genotipe) Bahan yang digunakan untuk genotyping adalah produk PCR, agarose, loading dye, marker 100pb, enzim restriksi AluI, DW, buffer tango, 0,5 x TBE, dan Ethidium Bromide (EtBr). Alat yang digunakan adalah tip pipet, mikropipet 10 P Gilson, gelas kimia, gelas ukur, stirrer, microwave, gel tray, pencetak untuk sumur 10 (comb), power supply electrophoresis 100 volt, alat foto UV trans iluminator, dan sarung tangan. Prosedur Pengambilan Sampel Sampel darah diambil melalui vena jugularis dengan menggunakan jarum venoject. Sampel darah ditaruh pada tabung vaccutainer yang ditambahkan etanol absolute dengan perbandingan 1:2 dan disimpan dalam lemari es hingga akan digunakan lebih lanjut. Ekstraksi DNA Ekstraksi DNA dilakukan dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Sambrook et al. (1989). Ekstraksi DNA dimulai dengan preparasi sampel. Sampel darah sebanyak 200 µl dimasukkan ke dalam tabung 1,5 ml dan ditambahkan 1000 µl DW (destilation water). Campuran sampel darah dan DW tersebut selanjutnya dikocok atau di vortex dan didiamkan selama lima menit, setelah itu disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama lima menit. Bagian supernatannya dibuang selanjutnya diulangi seperti proses sebelumnya. Tahap selanjutnya dari ekstraksi DNA adalah degradasi protein. Proteinase-K sebanyak 10 µl, 1xSTE (sodium tris-EDTA) serta 40 µl 10% SDS 350 µl (sodium dodesil sulfat) ditambahkan. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 55oC selama 2 jam sambil dikocok perlahan menggunakan alat pemutar (nutator). Degradasi bahan organik dilakukan dengan menambahkan 40 µl 5M NaCl, 400 µl larutan fenol, dan 400 µl CIAA (chloroform iso amil alcohol), lalu dikocok pelan pada suhu ruang selama satu jam. Tahap terakhir dari ekstraksi DNA adalah presipitasi DNA yakni dengan larutan hasil degradasi bahan organik disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 selama lima menit sehingga terbentuk fase DNA. Fase DNA tersebut selanjutnya diambil sebanyak 40 µl dan dipindahkan ke tabung baru 1,5 ml. NaCl 5M sebanyak 40 µl dan etanol absolut sebanyak 800 µl ditambahkan, kemudian dihomogenkan, dan didiamkan over night pada suhu -20oC. Molekul DNA kemudian dipisahkan daru etanol absolute dengan cara disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama lima menit.Supernatan yang terbentuk dibuang sehingga didapatkan endapan molekul DNA. Endapan tersebut didiamkan sampai kering dan 11 disuspensikan dalam 100 µl 80% buffer TE (tris EDTA) lalu di spin down. Sampel selanjutnya dielektroforesis untuk mengetahui ada atau tidaknya DNA menggunakan agar 1,5%. Amplifikasi DNA Amplifikasi gen FSHR dilakukan dengan menggunakan metode PCR-RFLP. Pereaksi yang dicampurkan untuk melakukan amplifikasi terdiri dari 1 µl sampel DNA, 10,85 µl DW, 0,3 µl primer, 0,05 µl taq polymerase, 1,5 µl buffer, 0,3 µl dNTP, dan 1 µl MgCl 2 . Amplifikasi invitro ini menggunakan mesin thermocycler. Kondisi suhu yang terjadi pada setiap tahapan PCR yaitu pra-denaturasi 95oC selama lima menit dalam satu siklus, 35 siklus untuk tahapan denaturasi 95oC selama 45 detik, annealing pada suhu 60oC selama 45 detik, dan elongasi pada suhu 72oC selama satu menit. Tahap selanjutnya adalah elongasi akhir 72oC selama lima menit dalam satu siklus. Elektroforesis Elektroforesis produk PCR dilakukan dengan terlebih dahulu membuat gel agarose 1,5% dengan cara agarose 0,45 g dilarutkan dalam larutan 0,5 x TBE sebanyak 30 ml lalu dipanaskan dalam microwave selama lima menit dan distirer dengan menambahkan 2,5 µl EtBr. Larutan yang masih cair dituangkan ke dalam pencetak gel serta sisir ditempatkan di dekat tepian gel dan dibiarkan mengeras. Sisir dicabut setelah gel mengeras sehingga terbentuk sumur-sumur. Gel selanjutnya ditempatkan ke dalam gel tray elektroforesis yang sudah berisi larutan buffer. Produk PCR sebanyak 5 µl dicampur dengan loading dye (bromothymol blue 0,01%, xylene cyanol 0,01%, dan gliserol 50%) sebanyak 1 µl dengan menggunakan mikropipet dimasukkan dalam sumur-sumur gel. Marker sebanyak 2 µl ditaruh dalam sumur paling kiri sebagai penanda. Gel tray selanjutnya dialiri listrik 100 volt selama 30 menit, molekul DNA yang bermuatan negatif pada pH netral akan bergerak (bermigrasi) ke arah positif. Setelah elektroforesis selesai, gel agarose diambil untuk dilihat panjang pita DNA dengan menggunakan sinar ultraviolet dalam mesin UVtransiluminator. Pembacaan fragmen DNA dilakukan dengan menarik garis lurus antara posisi pita dari masing-masing sampel DNA dengan posisi pita DNA marker. 12 Genotyping Tahapan RFLP dilakukan dengan memindahkan 5 µl produk PCR kedalam tabung 0,5 ml dan ditambahkan 0,3 µl enzim restriksi AluI, buffer tango 0,7 µl, dan DW 1 µl. Campuran tersebut kemudian diinkubator pada suhu 37oC selama 16 jam. Sampel DNA yang telah dipotong dengan enzim restriksi ditambahkan loading dye sebanyak 1 µl, dielektroforesis pada gel agarose 2% (0,6 agarose dalam 30 ml 0,5 x TBE) dengan tegangan 100 volt selama 45 menit. Setelah dielektroforesis, gel agarose diambil untuk dilihat panjang pita DNA dengan menggunakan sinar ultraviolet dan dibandingkan dengan marker untuk mengetahui panjangnya. Gambar 3 merupakan posisi penempelan primer gen FSHR dan posisi pemotongan oleh enzim AluI. forward 1 61 121 181 241 301 ctgcctccct caaggtgccc ctcatcactg tgtccaagtc aaagatcctc ctggtcctgt tctaccccat caactcctgt gccaacccct tcctctatgc catcttcacc aagaacttcc gcagggattt cttcattctg ctgagcaagt ttggctgcta tgaagtgcaa gcccagacct ataggtcaga aACCTcatcc actgcccaca actttcatcc aaggaatggc cactgccccc cAG|CTcccag ggttactaat ggttccaatt acacccttat ccccctaaga catttagcca agaact reverse Keterangan Alel C : 5’-----tcagaaACCTcatcc-----3’ Alel G : 5’-----tcagaaAGCTcatcc-----3’ : Alel C mempunyai basa C pada posisi basa ke 193 Alel G mempunyai basa G pada posisi basa ke 193 Gambar 3. Fragmen gen Follicle Stimulating Hormone Reseptor (FSHR|AluI) berdasakan sekuens gen FSHR di genbank (kode akses: L22319.1) Analisis Data Frekuensi Alel dan Genotipe Frekuensi genotipe adalah rasio dari jumlah suatu genotipe terhadap suatu populasi dengan menghitung perbandingan antara jumlah genotipe tertentu pada setiap populasi. Rumus menghitung frekuensi genotipe menurut Nei dan Kumar (2000) adalah sebagai berikut : 𝒙ii = Keterangan : 𝑥ii = frekuensi genotipe ke-ii n ii = jumlah individu bergenotipe ii N = jumlah individu sampel 𝒏𝒊𝒊 𝑵 13 Frekuensi alel adalah rasio suatu alel terhadap keseluruhan alel pada satu lokus dalam populasi. Frekuensi alel (𝑥 i ) gen FSHR dapat dihitung berdasarkan rumus Nei dan Kumar (2000) seperti di bawah ini : 𝒙i = Keterangan : 𝑥i n ii n ij N 𝟐𝒏𝒊𝒊 +∑𝒏𝒊𝒋 𝟐𝑵 = frekuensi alel ke-i = jumlah individu bergenotipe ii = jumlah individu bergenotipe ij = jumlah individu sampel Heterozigositas Keragaman genetik dapat diketahui melalui estimasi frekuensi heterozigositas pengamatan yang diperoleh dari masing-masing populasi dengan menggunakan rumus Weir (1996) sebagai berikut : 𝑯𝒐 = � 𝒊≠𝒋 𝒏𝒊𝒋 𝑵 Keterangan : Ho = heterozigositas pengamatan (populasi) = jumlah individu heterozigot n ij N = jumlah individu yang diamati Heterozigositas harapan (He) berdasarkan frekuensi alel dihitung dengan menggunakan rumus Nei dan Kumar (2000) : 𝒒 𝑯𝒆 = 𝟏 − � 𝒙𝟐𝒊 Keterangan : He = nilai heterozigositas harapan 𝑥i = frekuensi alel q = jumlah alel 𝒊=𝟏 14