Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap

advertisement
Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Pelayanan Taman Baca Zoe Café
Library Depok
Yudistira Abjani
Ike Iswary Lawanda
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 Indonesia
[email protected]
Abstrak
Skripsi ini membahas mengenai pelayanan taman baca di Zoe Cafe Library Depok. Penulis mencoba
menjelaskan mengenai pelayanan – pelayanan yang memadai untuk melayani taman baca pengguna dari taman
baca Zoe Café Library. Lalu dengan teori third places yang diciptakan oleh Ray Oldenburg, pelayanan taman
baca yang memiliki kafe, dimana penggabungan konsep antara taman baca dan kafe ini dengan tujuan
mempopulerkan budaya membaca dengan melalui gaya hidup, apakah akan menimbulkan konflik antara
pelayanan taman baca dengan kafe tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, mendapatkan
hasil yang beragam responnya dari responden tentang masing – masing dimensinya pelayanannya.
Kata Kunci
: Tempat ketiga, Pelayanan, Servqual, Taman baca
Abstract
This essay discusses about the service performed on Zoe Library Café, Depok. The author tries to explain the
appropriate service provided for users of the library. Referring to third place theory by Ray Oldenburg, service
of the library café, where the concepts of reading spot and café combined together in purpose to socialize
reading culture through lifestyle; whether will this concept cause a conflict between the service on the reading
spot and café mentioned. Applying descriptive research methods, the results vary from each respondent on the
service dynamic.
Keywords
: Third Places, Services, Servqual, Reading spot
I. PENDAHULUAN
Perpustakaan umum adalah satu – satunya dari sekian jenis perpustakaan yang paling
dekat dengan masyarakat (Nasution, 1992). Tugas perpustakaan umum adalah menyediakan
bahan pustaka dan pelayanan bagi masyarakat dalam rangka mendukung kebutuhan
informasi, kebudayaan dan kebutuhan rekreasi.
Menurut Harkriyati Kamil (2003), keberadaan perpustakaan umum di Indonesia jika
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, masih mengecewakan. Pelayanan
1 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
perpustakaan yang tidak maksimal, kurangnya program yang berhubungan dengan
pemberdayaan masyarakat, serta fungsi perpustakaan yang belum maksimal menjadi beberapa
faktor yang menyebabkan perpustakaan umum di Indonesia tertinggal jauh dengan negara
berkembang lainnya.
Seiring berjalannya waktu berkembanglah konsep baru perpustakaan umum
contohnya taman baca. Dengan menambahkan konsep yang modern dengan memberikan
layanan – layanan seperti fasilitas dan prasarana yang menunjang suasana santai seperti kafe,
menyediakan koleksi komik, novel, majalah, koran. Dengan menghadirkan suasana third
place pada perpustakaan, dimana karakteristik third place mewadahi masyarakat untuk
berkumpul untuk berinteraksi dengan bebas dengan orang lain, berada di tengah masyarakat,
dapat dijangkau secara finansial oleh masyarakat umum dengan keadaan lingkungan yang
ramah dan nyaman (Oldenburg, 1991).
Menjadikan taman baca masyarakat sebagai tempat ketiga bukanlah hal mudah,
Menurut Sutarno (2006) antara perpustakaan dan masyarakat perlu memiliki keterkaitan agar
memiliki benang merah. Namun dalam kenyataannya masing – masing pihak seolah – olah
berjalan sendiri – sendiri. Perpustakaan disibukkan dengan tugas – tugas rutin yang lebih
bersifat teknis, administratif yang kadang kurang berhubungan baik dengan kepentingan
masyarakat. Sementara masyarakat juga asyik dengan rutinitas kesehariannya. Oleh sebab itu
perlu dibangun jembatan yang menghubungkan perpustakaan dan masyarakat.
Tetapi untuk melangsungkan kegiatan mempopulerkan budaya baca di taman baca
banyak aspek yang harus diperhatikan oleh pengelola taman baca tersebut. Berawal dari
pengamatan penulis di lapangan di Zoe Cafe Library, penulis melihat adanya bentuk layanan
kafe di Zoe Cafe Library ini menyediakan penyelenggaraan event yang untuk menunjang
keberadaan third places seperti kelas lukis untuk anak – anak, nonton bareng pertandingan
sepak bola, mendongeng untuk anak – anak. Tetapi letak posisi penyelenggaraan event ini
tidak jauh dari ruang baca taman bacanya itu sendiri. Apakah penyelenggaraan event ini
berpengaruh pada kenyamanan pengguna taman baca itu sendiri. Lalu dengan sarana dan
prasarana yang menunjang kenyamanan pengunjung Zoe Cafe Library (seperti fasilitas
musik) yang fungsinya untuk memanjakan pengunjung kafe itu apakah akan berpengaruh
kepada kenyamanan pengguna taman baca tersebut.
Kenyamanan ruang baca bagi pengguna taman baca adalah elemen penting dalam
pelayanan yang harus diperhatikan oleh pengelola taman baca. Sebagai penunjang kegiatan
membaca maupun kegiatan pelayanan lainnya, pengelola taman baca berkewajiban mendesain
ruang taman baca senyaman dan sesehat mungkin. Pengetahuan dan pemahaman mengenai
2 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
ruang menjadi penting bagi pengelola taman baca untuk menarik pengunjung sebanyak
mungkin dan membuat mereka merasa nyaman berlama-lama berada di lingkungan taman
baca.
Keadaan posisi ruangbaca taman baca Zoe Cafe Library yang terletak di dekat arah
pintu masuk dan posisi Zoe Cafe Library yang berada di pinggir jalan raya apakah hal ini
memberi suasana kondusif untuk memberi kenyamanan pengguna perpustakaan membaca
koleksi yang dipinjam di taman baca tersebut karena faktor external noise. Kurangnya
pengunjung yang memanfaatkan sarana ruang baca dengan membaca buku yang dipinjamnya
dengan waktu yang lama, yang dimana menurut pengamatan saya selama penelitian bahwa
pengunjung yang datang kebanyakan hanya memanfaatkan fasilitas kafe yang disediakan Zoe
Cafe Library atau meminjam koleksi taman baca tersebut dan membawa pulang.
Masalah utama dalam penelitian kali ini adalah sejauh mana kenyamanan ruang baca
taman baca dan penerapan third places Zoe Cafe Library telah memenuhi kebutuhan
penggunanya. Keingintahuan peneliti membuat penulis untuk meneliti tingkat kepuasan
pengguna terhadap layanan Zoe Cafe Library.
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui tingkat kepuasan pengguna
terhadap layanan di Zoe Cafe Library Depok untuk mengembangkan kualitas layanan taman
baca mereka ke depannya.
II.
TINJAUAN TEORITIS
1.
Perpustakaan Sebagai Tempat Ketiga (Library As a Third Places)
Ray Oldenburg seorang sosiologis urban yang menjabat sebagai dosen ilmu sosial di
University of West Florida berpendapat bahwa manusia membutuhkan sebuah tempat dimana
mereka bisa “lari” sejenak dari tuntutan kehidupan sehari – hari dan tempat ini disebut tempat
ketiga (third place). Dalam bukunya Ray Oldenburg mengungkapkan, tempat pertama (first
place) adalah tempat tinggal dan tempat kedua atau (second place) adalah tempat dimana
masyarakat banyak menghabiskan waktunya disana untuk tuntutan profesinya. Tempat ketiga
atau third place adalah tempat informal yang menjadi wadah suatu komunitas untuk
berinteraksi saling bertuker ide dengan gaya informal.
Ray Oldenburg menguraikan ciri – ciri dari tempat ketiga atau third places
diantaranya :
-
Gratis atau harga terjangkau oleh masyarakat umum
3 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
-
Mudah diakses
-
Tersedia fasilitas yang menjual makanan dan minuman
-
Memiliki pengunjung tetap atau pengunjung setia
-
Memiliki lingkungan yang nyaman dan terbuka bagi siapa saja
Untuk mewujudkan third place di taman baca, pengelola taman baca harus
memperhatikan jenis layanan yang tidak hanya sekedar memberikan kenyamanan dan jasa
untuk menunjang cepatnya temu - kembali koleksi yang ingin dipinjam oleh pengguna,
kelengkapan koleksi, tetapi pengelola taman baca harus menyajikan layanan yang membuat
terjadinya interaksi sosial bagi penggunanya tersebut dan dapat membuat suatu sarana dan
prasarana dimana perpustakaan umum menjadi gaya hidup masyarakat.
Pam Baker seorang pustakawan koleksi referensi di California State University
menyatakan pendapat mengenai perpustakaan umum sebagai tempat ketiga:
“The library as place started out as a repository, and now has become more of a
human space, more of a gathering space for people who need information, for
people who want to learn. For curious people, for people with personal needs
and professional needs, to try to find the information they need to answer their
own questions. But it's definitely a social space”
(http://wikis.ala.org/professionaltips/index.php?title=Library_as_Place)
Pendapat Pam Baker diatas adalah perpustakaan memang dimulai dari tempat
penyimpanan koleksi, tetapi kini perpustakaan adalah tempat berkumpulnya orang –
orang yang memerlukan informasi untuk keperluannya masing – masing . Tetapi
tetaplah perpustakaan merupakan definisi dari wadah sosial. Bila dihubungkan dengan
konsep third places, kini perpustakaan harus membuat wadah sosial tersebut bukan
sekedar pencarian informasi yang mereka perlukan dalam bentuk pencarian koleksi,
tetapi harus menyediakan wadah dimana orang – orang tersebut dapat melakukan
interaksi sosial sesama pengguna perpustakaan dan pustakawannya tersebut.
2.
Taman Baca
Taman Bacaan Masyarakat menurut Panduan Penyelenggaraan Taman Bacaan
Masyarakat (2006) adalah sebuah tempat/wadah yang didirikan dan dikelola baik masyarakat
atau pemerintah untuk memberikan layanan bahan bacaan bagi masyarakat sekitar sebagai
sarana pembelajaran sepanjang hidup dalam rangka peningkatan kualitas masyarakat sekitar
4 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
taman bacaan. Lalu, taman baca juga diartikan sebagai suatu lembaga pembudayaan
kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah
buku, menulis dan kegiatan – kegiatan sejenis lainnya, yang dilengkapi dengan berbagai
bahan bacaan berupa : buku, majalah, tabloid, koran, komik dan bahan multi media lainnya
serta didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator (Kemendiknas, 2011).
3.
Elemen – Elemen yang Mempengaruhi kenyamanan di Ruang Baca
Berikut ini akan dijabarkan elemen – elemen yang mempengaruhi kenyamanan pada
ruang baca.
Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dapat mempengaruhi kondisi psikologi seseorang. Kualitas pencahayaan
yang tidak sesuai dengan fungsi ruang berakibat pada tidak berjalannya dengan baik kegiatan
yang ada (Haryadi, 2006). Pencahayaan yang baik, erat hubungannya dengan kenyaman
membaca (Thompson, 1989). Namun respon/tanggapan manusia terhadap cahaya sebagai
besar subyektif sifatnya. Dalam kondisi apapun tidak dapat ditemukan standar baku yang
dinilai sukses. Mata manusia sangat sensitif pada perubahan, dan hal ini bila dalam jumlah
yang besar sangat mengganggu kondisi membaca yang terus menerus (jangka waktu lama).
Begitu pula halnya dengan sudut datang sinar. Satu hal yang pasti bila kondisi membaca tidak
ingin dirusak, sangat berpengaruh pada tingkat silau (glare) dan kontras yang diterima
(Thompson, 1989).
Bising
Dalam kegiatan bising (noise) merupakan faktor lingkungan yang pengaruhnya besar
(Gifford, 1997). Hubungan antara bising dengan belajar kompleks, karena tergantung pada
sifat fisik suara (menerus, kekerasan), karakteristik pengguna yang bersangkutan (motivasi,
kepribadian, kontrol perasaan), serta jenis dan tingkat kesulitan jenis koleksinya. Hal ini
menyebabkan ketenangan sangat diperlukan oleh seseorang pada saat membaca. Karena
makin tinggi tingkat kesulitan tugas, makin minim tingkat bising yang diharapkan. Menurut
Thompson, dari sumbernya dapat dibagi menjadi dua, external noise (bising dari luar) dan
internal noise (bising dari dalam) (Thompson, 1989). Untuk sebuah ruang baca, seperti dalam
perpustakaan bising dari dalam lebih besar pengaruhnya.
5 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
Temperatur
Suhu untuk tubuh dan udara di sekitarnya memiliki kondisi tertentu yang
dikategorikan nyaman. Menurut Robert Giford (1997) Untuk toleransi kenyaman yang masih
dapat diterima tubuh. Temperatur yang masih dianggap nyaman bagi seseorang sangat
variabel, yang semuanya tergantung pada jenis bahan pakaian yang digunakannya, serta
kemampuan kondisi fisik tubuhnya. Kenyamanan baru terasa dibutuhkan bila terjadi
penyimpangan dan itu dirasakan oleh tubuh. Ketidaknyamanan justru akan terasa bila sakit,
tidak enak, mengacu pada terjadinya ketidak seimbangan panas pada tubuh.
Lingkungan Sekitar
Penelitian Eastman dan Harper menyatakan seseorang cenderung menghindari
pengaturan bersisian. Mereka lebih memilih duduk membelakang. Semua untuk menghindari
gangguang baik secara visual, maupun akustik yang mungkin ditimbulkan. Ini menunjukkan
pentingnya memberi batas di sekitar pembaca untuk membantunya berkonsentrasi pada
bacaan. Sehingga pemilihan jenis perabot yang dipergunakan untuk membaca serius yang
butuh konsentrasi ini menjadi penting.
Konsentrasi seseorang erat dengan gangguan apa yang didapatnya dari lingkungan
sekitar. Pada pengamatan awal gejala ini tampak, dimana seseorang memilih menyingkir ke
tempat yang sepi, dimana tidak banyak orang lalu lalang bila ia ingin membaca serius.
Pemberian privasi pembaca, selain mendukung konsentrasi juga bertujuan meminimalkan
interaksi sosial. Penataan yang baik, dapat membiarkan seseorang memiliki privasi tersebut
(Robert Gifford, 1989).
Posisi Tubuh
Posisi yang kerap dilakukan saat membaca adalah duduk dan yang mendukung
nyamannya posisi duduk seseorang adalah rancangan kursi yang benar. Menurut Gifford
(1997), posisi tubuh seseorang saat duduk menjadi perhatian besar dalam ergonomi karena
berhubungan dengan kenyamanannya, juga kesehatannya. Posisi yang baik adalah bila
mampu menyangga tubuh, mulai dari tulang belakang, hingga posisi kepala. Intinya,
kenyamanan akan tercipta bila kursi sesuai dengan tugas yang dikerjakan penggunanya.
Untuk membaca, dikembalikan pada tujuan awal pembacanya. Namun bagaimanapun itu,
tubuh manusia bukan mesin. Ia memiliki saat letih, sakit, hingga merasa jenuh.
6 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
III.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian
deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kepuasan pengguna
mengenai pelayanan Zoe Cafe Library. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
bersifat memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek / obyek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
dan mengemukakan hubungannya satu dengan yang lain dalam aspek-aspek yang diselidiki,
kemudian dianalisis dan diinterpretasi tentang arti data tersebut (Nawawi, 1985).
Jika dilihat dari tekhnik pengumpulan datanya penelitian ini merupakan penelitian
survei. Survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1989).
Tujuan pokoknya adalah menggunakan data yang kita peroleh untuk memecahkan masalah
(Sevilla, 1993). Survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari
kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara
membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan (Arikunto, 1989).
IV.
HASIL PENELITIAN
1. Profile Zoe Cafe Library
Zoe itu sendiri adalah singkatan dari Zone of Edutainment (Education and
Entertainment). Zoe Cafe Library adalah sebuah tempat yang menawarkan konsep yang unik
dengan menggabungkan kafe, taman baca dan toko buku. Zoe Cafe Library terdapat di dua
tempat yaitu Bandung dan Depok. Zoe Cafe Library Depok berlokasi di Jl. Margonda Raya
No. 27 Depok, sedangkan Zoe Cafe Library Bandung berlokasi di Jl. Pager Gunung 3
Bandung.
Visi dari Zoe Café Library adalah Menjadi sarana hiburan alternatif yang mendidik
dan pengalaman rehat yang berbeda ditengah kesibukan kota depok, lalu misi dari Zoe Café
Library adalah menyediakan sarana edukasi untuk para pengunjung Zoe Café Library dan
memberikan hiburan alternative kepada pengunjung Zoe Café Library.
Pengembangan koleksi buku terbarunya, Zoe Cafe Library bekerjasama dengan
beberapa toko buku diantaranya Gramedia, Toko Andy, Cahaya Cipta Makmur Sejahtera,
7 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
Toko Arif. Lalu Zoe Cafe Library juga bekerjasama dengan penerbit juga diantaranya Elex
Media, Level Comics.
2. Analisis Deskriptif
Dengan memperoleh hasil kuesioner dari sampel sebanyak 88 orang hasil yang
diperoleh mengenai penelitian tingkat kepuasan pelayanan Zoe Cafe Library adalah sebagai
berikut :
Lokasi Taman Baca Zoe Cafe Library
Tanggapan
Responden
Jawaban
Sangat Puas
Total
Puas
Kurang
Tidak Puas
F
%
88
100
Puas
Lokasi Zoe
F
%
F
%
F
%
f
%
Cafe Library
36
41
48
54,5
4
4,5
0
0
Dilihat dari tabel tersebut hasil tanggapan responden dapat dikaitkan antara lokasi
taman baca yang merupakan bagian dari dimensi bukti fisik dengan tempat ketiga (third
places) mengenai kemudahan mengakses tempat tersebut. Menurut para responden lokasinya
sangat strategis untuk dijangkau oleh pengguna.
Ketenangan di ruang baca
Tanggapan
Responden
Jawaban
Sangat Puas
Puas
Total
Kurang
Tidak Puas
F
%
88
100
Puas
Ketenangan
F
%
F
%
F
%
f
%
di ruang baca
8
9,1
17
19,3
16
18,2
47
53,4
Dapat dikaitkan antara ketenangan di ruang baca dengan tempat ketiga (third places)
banyak responden yang tidak puas mengenai ketenangan di ruang baca di Zoe Cafe Library.
Ketenangan dalam hal ini adalah external noise yang membuat sebagian besar responden
tidak dapat ketenangan dalam memanfaatkan ruang baca. Hal ini tidak memenuhi kriteria
memiliki lingkungan yang nyaman.
8 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
Keadaan bangku dan meja di ruang baca
Tanggapan
Jawaban
Responden
Sangat Puas
Total
Puas
Kurang
Tidak Puas
F
%
88
100
Puas
Keadaan
f
%
F
%
F
%
F
%
bangku dan
12
13,6
43
48,9
25
28,4
8
9,1
meja di
ruangbaca
Dapat dikaitkan antara keadaan bangku dan meja di ruang baca dengan tempat ketiga
(third places) responden merasa keadaan bangku puas. Hal ini memenuhi syarat mengenai
kenyamanan lingkungan di tempat ketiga.
Keadaan pencahayaan di ruang baca
Tanggapan
Jawaban
Responden
Sangat Puas
Total
Puas
Kurang
Tidak
Puas
Puas
Keadaan
f
%
F
%
F
%
f
%
pencahayaan di
25
28,4
56
63,6
7
8
0
0
F
%
88
100
ruang baca
Dapat dikaitkan antara keadaan pencahayaan di ruang baca dengan tempat ketiga
(third places) responden merasa puas. Menurut Haryadi (2006) Pencahayaan dapat
mempengaruhi kondisi psikologi seseorang. Kualitas pencahayaan yang tidak sesuai dengan
fungsi ruang berakibat pada tidak berjalannya dengan baik kegiatan yang ada. Hal ini
memenuhi syarat tempat ketiga mengenai kenyamanan lingkungan.
Intensitas petugas taman baca untuk berinteraksi tukar pikiran (exchange idea) dengan pengguna
Tanggapan
Responden
Jawaban
Sangat Puas
Puas
Total
Kurang Puas
Tidak Puas
Petugas
f
%
F
%
F
%
f
%
taman baca
0
0
6
6,8
43
48,9
39
44,3
untuk
berinteraksi
tukar pikiran
9 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
F
%
88
100
Dapat dikaitkan antara intensitas petugas taman baca untuk berinteraksi tukar pikiran
dengan pengguna dengan tempat ketiga (third places) yaitu untuk memenuhi kriteria
exchange idea di tempat tersebut. Namun apresiasi menurut responden masih rendah dengan
melihat 43 responden menjawab kurang puas dan 39 responden menjawab tidak puas.
V.
KESIMPULAN & SARAN
1.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian “Tingkat Kepuasan Pengguna Terhadap Pelayanan
Taman Baca di Zoe Cafe Library Depok”, Zoe Cafe Library memiliki tempat yang strategis
namun keadaan ruang baca di Zoe Cafe Library kurang menunjang kenyamanan terhadap para
pengguna taman baca tersebut akibat dari internal noise dan external noise dari lingkungan
ruang baca tersebut. Selain menggabungkan dengan kafe dimana beberapa sarana dan
prasarananya menimbulkan internal noise, Zoe Cafe Library juga menggelar acara – acara
untuk menunjang kriteria third place dimana letaknya berdekatan dengan ruang baca, dimana
hal tersebut juga menimbulkan internal noise mengganggu kenyamanan dari ruang baca
tersebut. Keadaan diatas menggambarkan Zoe Cafe Library dengan keterbatasan ruang ingin
menghadirkan banyak konsep dalam tempat tersebut sedangkan hal tersebut justru
menimbulkan masalah terhadap kenyamanan ruang baca. Demi menjaga integritas dari third
places tersebut, peran dari petugas taman baca cukup besar untuk melancarkan kriteria dari
third places tersebut. Dengan mengajak interaksi pengguna taman baca, petugas sudah
menjalankan fungsi dari Library as a third place.
2.
SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan, berikut ini saran – saran yang diberikan untuk
meningkatkan jasa pelayanan taman baca Zoe Cafe Library :
1. Melakukan perubahan tata ruang baca untuk mengurangi internal noise dan
external noise kepada pengguna Zoe Cafe Library
10 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
2. Meningkatkan kualitas SDM mengenai informasi koleksi – koleksi yang
tersedia di Zoe Cafe Library dan menambah wawasan agar dapat berinteraksi
exchange idea dengan pengguna Zoe Cafe Library.
11 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
VI.
DAFTAR ACUAN
Ellis, Allen (1992). Popular Culture and acquisitions. New York : The Haworth Press, Inc
Gifford, Robert. (1997). Environmental Psychology : Principles and practice. Boston : Allyn
and Bacon
Library as place. (http://wikis.ala.org/professionaltips/index.php?title=Library_as_Place)
[Diakses pada tanggal 23 Juli 2013 pukul 21.16]
NS, Sutarno. (2006). Perpustakaan dan masyrakat. Jakarta : Sagung Seto.
Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian ilmu perpustakaan dan informasi: sebuah pengantar
diskusi epistemologi & metodologi. Jakarta : JIP-FSUI
Singarimbun, Sofian Effendi. (1985). Metode Penelitian Survei. Jakarta : Media Pratama
Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Thompson, Godfrey. (1989). Planning and design of library buildings. London : Butterworth
Architecture
Toffler, Alvin (1970) Future Shock. New York : Bantam Books
12 Tingkat kepuasan..., Yudistira Abjani, FIB UI, 2013.
Download