BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Keterbukaan merupakan indikator bagi perusahaan untuk menjadi lebih
bertanggung jawab dalam menjalankan perusahaan. Seperti Enron dan Parmalat,
merupakan contoh nyata dari ketidakterbukaan perusahaan sehingga banyak terjadi
penyimpangan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, menunjukkan bahwa organorgan perusahaan belum dapat melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya
secara baik. Pada saat ini, publik membutuhkan keterbukaan informasi, terutama bagi
perusahaan yang sudah go publik. Karena publik sebagai salah satu pemangku
kepentingan di dalam perusahaan memiliki hak untuk mengetahui informasi-informasi
yang relevan, tidak hanya sebatas terkait dengan informasi keuangan, tetapi juga
informasi non keuangan seperti informasi terkait dengan operasi, struktur, dan konflik
kepentingan yang mungkin terjadi di perusahaan.
Oleh sebab itu
saat ini publik menuntut perusahaan untuk mengungkapkan
segala informasi yang dimiliki secara lebih terbuka dan bertanggung jawab . Masalah
transparansi dan akuntabilitas sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi. Para pemegang saham dan stakeholder memiliki hak yang sama
untuk memperoleh informasi yang relevan secara tepat waktu, akurat, seimbang, dan
kontinyu. Pengungkapan informasi perusahaan perlu dilakukan secara seimbang.
Artinya informasi yang disampaikan bukan hanya bersifat positif saja, namun termasuk
informasi yang bersifat negatif. Salah satu prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau
1 Good Corporate Governance (GCG) yang banyak menjadi perhatian publik adalah
masalah keterbukaan (Transparency) (KNKG, 2006:5). Saat ini publik lebih menuntut
perusahaan untuk mengungkap segala informasi yang dimiliki secara lebih terbuka dan
bertanggung jawab (KNKG, 2006:5). Dengan demikian, diharapkan pemenuhan
terhadap prinsip GCG ini akan meminimalisir timbulnya disinformasi. Dan salah bentuk
tanggung jawab perusahaan adalah dengan peduli terhadap lingkungan sosial di luar
perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan
salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan
(stakeholders). Hal ini terkait dengan isu kerusakan lingkungan yang terjadi di
Indonesia, seperti penggundulan hutan, polusi air dan udara, hingga perubahan iklim.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan yang terjadi pada kasus perusahaan trans
nasional ataupun multinasional yang beroperasi di Indonesia banyak menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat dan bagi lingkungan disekitar perusahaan beroperasi.
Hal itu telah memberikan pelajaran bagi perusahaan untuk lebih peduli dengan
masyarakat dan stakeholder lainnya.
Aktivitas ekonomi yang dijalankan perusahaan sebagaimana prinsip etika bisnis
diharapkan bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi
masyarakat. Penerapan etika bisnis tersebut merupakan wujud kepedulian dan tanggung
jawab sosial-moral suatu institusi bisnis dan para pelaku dunia usaha terhadap
masyarakat dan lingkungannya. Untuk mewujudkan penerapan tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) secara benar
berarti juga memenuhi prinsip responsibilitas yang diusung GCG. Penerapan CSR secara
2 konsisten merupakan bagian dari upaya memaksimalkan nilai perusahaan. CSR
merupakan komitmen perusahaan berperilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas
hidup karyawan beserta keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Program
CSR sekilas sepertinya membutuhkan biaya tak sedikit sehingga berpengaruh terhadap
laba perusahaan. Jika dikaji, CSR merupakan investasi jangka panjang yang juga
berguna untuk minimalisasi risiko sosial. CSR berfungsi pula sebagai sarana
meningkatkan citra perusahaan bagi publik, termasuk investor dan menjadi bagian dari
strategi bisnis dan pengelolaan risiko perusahaan. Penerapan CSR secara konsisten akan
membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat serta menumbuhkan
kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis.
Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” pada tahun 1999 yang dilakukan
oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of
Wales Business Leader Forum (London), seperti yang dikutip dalam Ismuniarti (2010)
adalah sebagai berikut :
Di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam
membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik
terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra
perusahaan & brand image-lah yang akan paling mempengaruhi kesan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa hanya 1/3 yang mendasari opini atas faktor-faktor
bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan, strategi perusahaan, atau
3 manajemen. Dan perusahaan-perusahaan yang concern terhadap praktik CSR biasanya
adalah perusahaan-perusahaan yang kegiatan operasionalnya mengakibatkan kerusakan
alam, atau perusahaan yang produknya banyak digunakan oleh masyarakat (perusahaan
barang konsumen).
Perusahaan barang konsumen (consumer goods) adalah perusahaan yang
menyediakan barang yang banyak digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu,
perusahaan consumer goods adalah jenis perusahaan yang sangat concern terhadap
masalah lingkungan. Program corporate social responsibility akan menciptakan suatu
kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan apabila dikembangkan dengan
baik, yang nantinya akan berdampak pada brand awareness, dan lama-kelamaan akan
dikembangkan menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang
menguntungkan bagi perusahaan (Temporal dan Trott, 2005:37). Program kesehatan,
aksi kemanusiaan dan peduli kepada pendidikan di tanah air merupakan sedikitnya dari
banyak program yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan industri barang konsumsi
untuk menunjukan kepeduliannya terhadap para pelanggan. Seperti “gerakan cuci tangan
Lifebuoy”, beasiswa pendidikan bersama SAMPOERNA, juga program air bersih oleh
AQUA adalah bentuk interaksi yang sangat positif antara perusahaan kepada masyarakat
indonesia. Hal ini tentu saja membawa dampak yang sangat positif bagi perusahaan
untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan citra yang baik di masyarakat.
Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri Nurdiyanti
mengenai hubungan tata kelola perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab
perusahaan pada industri high profile: study kasus di BEI tahun 2008 menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara pengungkapan GCG terhadap pengungkapan
4 CSR. Akan tetapi berdasarkan sampel terpilih, perusahaan-perusahaan yang menjadi
sampel sebagian besar adalah perusahaan yang berada dalam kelompok industri
manufaktur. Oleh karena dasar itulah, penulis ingin mengetahui apakah terdapat
hubungan
antara
penerapan
GCG
terhadap
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility pada perusahaan barang konsumen pada periode 2005 sampai dengan
2009. Penulis melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG berdasarkan pada
prinsip GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas, kewajaran, dan responsibilitas. Penulis
ingin mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara penerapan GCG dengan
pengungkapan CSR yang diukur berdasarkan dengan pedoman GRI. Oleh sebab itu,
maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “ HUBUNGAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS DI BEI
PERIODE 2005-2009”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berkut :
1. Bagaimana korelasi antara Penerapan GCG dan Pengungkapan CSR pada
perusahaan dalam kelompok industri consumer goods yang tercatat di
BEI pada periode 2005-2009
2. Apakah perusahaan menerapkan CSR sebatas pemenuhan syarat dari
GCG belaka?
3. faktor dominan apa yang mempengaruhi GCG dan CSR pada perusahaan
Consumer Goods yang tercatat di BEI?
5 I.3 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat belum banyaknya penelitian yang mengangkat masalah serupa serta
pertimbangan akan adanya hubungan diantara GCG dan CSR dalam suatu perusahaan,
maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola hubungan yang terjadi diantara
pengungkapan Good Corporate Governance dengan Corporate Social Responsibility
pada perusahaan Consumer Goods yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian juga
dilakukan untuk membuktikan sejauh mana penerapan GCG serta pengungkapan CSR
pada industri barang konsumen (consumer goods) pada periode 2005-2009.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pola hubungan Pengungkapan Good Corporate Governance dan pengungkapan
Corporate Social Responsibility dalam suatu industri barang konsumen. Penelitian juga
dilakukan untuk membuktikan sejauh mana penerapan GCG dan pengungkapan CSR
pada industri barang konsumen tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi para akademisi berupa bukti empiris mengenai pola hubungan
pengungkapan Good Corporate Governance dan pengungkapan Corporate
Social Responsibility dalam suatu perusahaan.
2. Bagi para pembaca berupa pengetahuan mengenai sejauh mana penerapan GCG
dan pengungkapan CSR pada perusahaan barang konsumen sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai CGC dan CSR. Serta menjadi
referensi yang bermanfaat dimasa yang akan datang.
6 I.5 Ringkasan Metodologi Penelitian.
Riset yang akan dilakukan adalah riset yang akan melihat hubungan GCG terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan consumer goods untuk periode 2005-2009.
karakteristik riset ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis riset adalah pengujian hipotesis ;
2. Risetnya adalah riset kausal;
3. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan banyak waktu tertentu dan banyak
sampel (pooled data);
4. Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung, berupa data arsip;
5. Unit analisisnya adalah beberapa perusahaan di pasar modal Indonesia;
Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Menggunakan jurnal-jurnal dan artikel yang terkait guna memperoleh gambaran
umum serta hal-hal lain yang berhubungan dengan Corporate Governance,
Corporate Social Responsibility dan model statistik.
2. Pengumpulan data sekunder
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber sekunder,
yaitu laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang terkait, yang didapatkan dari
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) BEI, internet, Website perusahaan industri
barang konsumen, serta publikasi lainnya.
7 3. Pengujian Hipotesis
Setelah pengumpulan data-data yang dibutuhkan, maka penulis menguji
hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik SPSS.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini terbagi menjadi lima bagian. Bagian pertama merupakan
pendahuluan yang berisikan tentang gambaran penelitian secara garis besar penelitian
yang akan dilakukan. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah penelitian, ruang
lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bagian yang kedua adalah tinjauan pustaka yang akan menguraikan mengenai
teori-teori yang melandasi dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam bagian ini
juga dijelaskan mengenai penelitian terdahulu yang membantu menjelaskan mengenai
permasalahan yang akan diteliti. Selain itu diuraikan juga mengenai perumusan hipotesis
penelitian yang akan diuji.
Bagian yang ketiga dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang berisi
uraian mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini dan juga membahas
mengenai variabel-variabel penelitian dan pengukurannya, penentuan populasi dan
sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
Bagian keempat dalam penelitian ini adalah hasil dan pembahasan penelitian
yang berisikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi hasil, dan
argumentasi terhadap hasil penelitian. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu
diuji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji normalitas, multikolinearitas, dan
heterokedastisitas. Setelah semua terpenuhi baru dilakukan uji hipotesis.
8 Bagian kelima merupakan penutup dalam penelitian ini yang berisikan tentang
simpulan dari penelitian yang menjawab seluruh pertanyaan penelitian, keterbatasan
penelitian, serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
9 
Download