BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan - badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Perbankan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Perbankan merupakan perusahaan yang dalam kegiatannya berhubungan langsung dengan masyarakat. Kegiatan perbankan begitu dipengaruhi oleh kepercayaan nasabah atau masyarakat luas. Apabila dalam tubuh bank terjadi gejolak maka akan muncul reaksi keras dari masyarakat. Dalam krisis ekonomi yang diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan November 1997, dan menyusul kemudian pada tanggal 13 Maret 1999 sebanyak 38 bank lain dinyatakan tidak boleh lagi meneruskan kegiatannya. Ada 2 macam kegagalan, yaitu kegagalan ekonomi dan 1 2 kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi suatu perusahaan dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Kegagalan ekonomi juga bisa disebabkan oleh biaya modal perusahaan yang lebih besar dari tingkat laba atas biaya historis investasi. Sementara itu, sebuah perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo, meskipun aktiva total melebihi kewajibannya. Penyebab lain jatuhnya bank-bank-seperti terjadi pada krisis perbankan periode 1997-1998 adalah banyaknya pemilik bank yang ikut campur tangan dalam operasional bank sehari-hari, pemberian kredit yang tidak hati-hati serta praktek bank dalam bank, sehingga kurang memperhatikan sama sekali aspek manajemen risiko, good governance, dan kehati-hatian. Kebangkrutan sebuah bank bisa dipicu oleh berbagai faktor, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Bank bisa bangkrut dan harus ditutup kalau kinerjanya buruk akibat naiknya kredit macet, atau aset bermasalah secara signifikan. Selain itu adalah bank tersebut kesulitan likuiditas karena adanya penarikan dana secara besar-besaran dalam waktu bersamaan karena terjadinya krisis bersifat sistemik, bank run, maupun ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Bisa juga kesulitan likuiditas tersebut akibat mismatch dari struktur pendanaan yang lebih bersifat jangka pendek. Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan 3 menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan operasional bank, laporan arus kas yang memberikan informasi perputaran uang. Laporan keuangan tidak hanya mencerminkan kondisi suatu perusahaan pada masa lalu tetapi juga dapat digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan suatu perusahaan pada masa mendatang (Pankof dan Virgil, 1970) dalam Suharman (2007). Salah satu teknik yang digunakan untuk menilai perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Indikator kinerja suatu perbankan dapat dilihat dari rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio risiko usaha bank, rasio permodalan dan rasio efisiensi usaha. Rasio likuiditas menilai kemampuan perusahan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio rentabilitas menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Rasio risiko usaha menilai risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha. Rasio permodalan mengukur kemampuan permodalan menutup kerugian. Rasio efisiensi usaha mengukur tingkat efisiensi perusahaan. Rasio keuangan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan suatu perusahaan dapat tercermin dari indikator kinerja yakni apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan jangka pendek (likuiditas) yang tidak segera diatasi akan mengakibatkan kesulitan keuangan jangka panjang (solvabilitas) sehingga dapat berujung pada kebangkrutan suatu perusahaan (Suharman, 2007). Menurut Darsono dan Ashari (2005) kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan 4 perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Kebangkrutan perusahaan dapat dideteksi lebih awal dengan adanya early warning system. Menurut Sofyan (2002), kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan, dan profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya diisimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan return on asset (ROA) pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Obyek penelitian ini adalah bank di Indonesia pada periode 2013 dengan tujuh variabel yaitu CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap kondisi bank. 5 1.2 1.2.1 Identifikasi Perumusan dan Batasan Masalah Identifikasi Masalah Saat ini perusahaan perbankan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia manfaatkan keberadaan pasar modal tersebut untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal dapat dijadikan sebagai alat untuk merefleksikan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Pasar akan merespon positif melalui peningkatan harga saham perusahaan jika kondisi keuangan dan kinerja perusahaan bagus. Karena para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi kemungkinan kebangkrutan atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting. Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah ditanamkan pada suatu perusahaan. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan latar belakang masalah mengenai krisis ekonomi yang diawali dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan November 1997, dan menyusul kemudian pada tanggal 13 Maret 1999 6 sebanyak 38 bank lain dinyatakan tidak boleh lagi meneruskan kegiatannya. Ada 2 macam kegagalan, yaitu kegagalan ekonomi dan kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi suatu perusahaan dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Kegagalan ekonomi juga bisa disebabkan oleh biaya modal perusahaan yang lebih besar dari tingkat laba atas biaya historis investasi. Sementara itu, sebuah perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo, meskipun aktiva total melebihi kewajibannya (Patriana Dewi,2006). Dengan menggunakan laporan keuangan dapat menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan yang dalam hal ini adalah bank dengan menggunakan ukuran – ukuran tertentu, sehingga nantinya informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio keuangan. Analisis dan penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada hanya analisis terhadap laporan keuangannya saja. Dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah ditetapkan bahwa setiap bank harus menyerahkan kepada Bank Indonesia semua informasi akuntansi dan data yang berhubungan dengan setiap operasi bank selama jangka waktu 1 tahun dalam bentuk laporan keuangan. Untuk mendapat informasi yang dikehendaki maka laporan keuangan harus dianalisis. Analisis laporan keuangan meliputi penghitungan dan 7 interpretasi rasio keuangan. Dari hasil analisis laporan keuangan akan memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan, aliran kas perusahaan, dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh suatu entitas usaha. Untuk menentukan sehat atau tidaknya sebuah bank, Pemerintah Republik mengeluarkan berbagai Indonesia ketentuan melalui yang Bank telah Indonesia dan akan telah terus disempurnakan, untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank. Setiap perbankan yang beroperasi di Indonesia baik bank BUMN, swasta nasional, swasta campuran, maupun bank asing harus memenuhi ketentuan yang telah digariskan dalam setiap unsur tingkat kesehatan bank tersebut. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Aspek – aspek tersebut adalah CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian ini memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013 maka permasalahan yang ada adalah: 1. Apakah CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM secara simultan merupakan model yang dapat berpengaruh terhadap probabilitas kebangkrutan bank? 2. Bagaimana tingkat ketepatan prediksi yang dihasilkan oleh persamaan logistik dalam melihat kebangkrutan bank? 8 1.2.3 Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah, maka Penelitian ini memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013. 1.3 1.3.1 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia berdasarkan pengkajian dan hasil analisi pengaruh signifikan CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, NIM dengan logit model. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh yang signifikan CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE, NIM terhadap kebangkrutan bank serta memberikan bukti empiris ketepatan prediksi kebangkrutan dalam logit model. . 9 1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat menyangkut analisis laporan keuangan sebagai alat prediksi kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi banyak pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu: a) Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris menyangkut analisis laporan keuangan sebagai alat prediksi kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan perbankann pada tahun 2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b) Manfaat praktis Penelitian ini diharapakan mampu memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan adanya potensi kemungkinan kebangkrutan. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. sebagai