| 235 | 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 235 | NOVEMBER 2015 “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” [Mazmur 107:1] Saran-saran Praktis Bersaat Teduh PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible! PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab. Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut: Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit. Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda. Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan. Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah. Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu. Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan) PERSPEKTIF www.gkagloria.or.id Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email: [email protected] Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria Penulis edisi 235: Alex Lim, Alfred Jobeanto, Anggiat M. Pandiangan, Bambang Alim Bambang Tedjokusumo, Haryono Wong, Hendry Heryanto, Ie David Ivan Kwananda, Liem Sien Liong, Liona Margareth Olivia Carroline, Otniol H. Seba, Rohani, Sahala Marpaung Penerjemah: Tertiusanto EDITORIAL Beriman P embaca PERSPEKTIF yang dikasihi Tuhan. Hidup tidaklah semudah “membalikkan telapak tangan,” ada kalanya kita mengalami putus asa, frustrasi, bahkan sampai depresi. Persoalan demi persoalan menghadang jalan hidup kita, masalah yang satu belum terselesaikan, masalah yang lain sudah menekan kita, hingga kita ingin menyerah, bahkan mengakhiri hidup ini. Kondisi macam ini tidak bisa kita hadapi dengan kekuatan jasmaniah dan akal kita yang terbatas. Semakin kita berusaha kuat mengatasinya dengan kekuatan dan akal kita yang terbatas, semakin besar pula frustasi kita. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan? “Beriman!” Ketika kita percaya kepada kuasa dan hikmat Tuhan, bukanlah berarti kita menjadi orang yang pasif dan tidak mengerjakan apaapa. Kita tetap mengerjakan yang terbaik dan menghadapi masalah sebagaimana mestinya; namun kita sadar bahwa kita butuh sesuatu yang lebih besar dan melampaui keterbatasan kita, yaitu iman (Ibr. 11:1). Iman itu bukan percaya pada hal yang tidak masuk akal, tetapi melampaui akal dan keterbatasan hikmat kita. Dalam iman itulah kita menemukan penghiburan dan kekuatan dalam menghadapi segala rintangan. Iman membuat kita tekun, sabar, dan tenang. Iman itu bukan percaya pada kekuatan sendiri, tetapi pada kekuatan dan hikmat Tuhan. Iman itu bersandar penuh pada jalan Tuhan dan segala yang dikerjakan-Nya pada kita; bukan bergantung pada situasi yang sedang kita hadapi. Iman itu menerima apa yang Tuhan berikan, bukan hasil yang kita harapkan (Dan. 3:16-18). Iman itu melihat pada rancangan Allah dan bukan rancangan diri sendiri. Iman itu membawa kita pada kehendak Allah, bukan mendorong Allah mengerjakan kehendak kita. Iman itu menghasilkan perkara yang besar, karena Allah menggenapkan rencana-Nya dalam hidup kita. Jadi, janganlah berhenti beriman. Tetaplah percaya kepada Tuhan, lakukan yang terbaik, sebab segala sesuatu itu indah pada waktu-Nya. Amin. 01 MINGGU “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka …” NOVEMBER 2015 (Yeremia 24:7) Bacaan hari ini: Yeremia 24:1-10 Bacaan setahun: Yeremia 24-26 PEMELIHARAAN DAN HUKUMAN TUHAN K epemimpinan yang buruk bisa saja membawa dampak buruk bagi mereka yang dipimpinnya, sebab seorang pemimpin memegang pengaruh dan pengarah bagi hidup bawahan atau masyarakatnya. Demikian halnya yang terjadi dalam kerajaan Yehuda, dimana Zedekia, raja Yehuda, telah menyeret sejumlah besar masyarakat dan orang-orang terdekatnya untuk berlaku tidak setia kepada Tuhan, karena perbuatannya. Meskipun demikian, ternyata tidak semua masyarakat Yehuda terpengaruh oleh sikap raja mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang menjaga hati dan menetapkan iman mereka kepada TUHAN, termasuk Yeremia. Mereka adalah orang-orang yang berserah kepada Tuhan daripada kepada para pemimpin mereka. Dua kondisi masyarakat Yehuda ini digambarkan Tuhan seperti dua keranjang buah ara; yang satu berisi buah yang baik dan yang lain berisi buah yang busuk. Keduanya akan sama-sama mengalami masa yang sulit, yaitu masa pembuangan di Babel. Namun keduanya memiliki kepastian masa depan yang berbeda. Mereka yang tidak setia kepada Tuhan, yaitu Zedekia, para pendukungnya, dan masyarakat Yehuda yang mengikuti jejaknya, akan dibinasakan oleh Tuhan; sedangkan mereka yang setia, sekalipun harus mengalami masa-masa yang susah, mereka akan mendapatkan kelegaan dan pertolongan dari Tuhan. Kata TUHAN, “Aku akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini...” (ay. 6). Semua yang TUHAN janjikan pasti tergenapi. Melalui Ezra dan Nehemia, misalnya, TUHAN membawa umat-Nya kembali ke tanah yang telah dijanjikan-Nya. Pelajaran apa yang kita dapatkan dari bacaan ini? (1) Jangan pernah merasa sia-sia mempertahankan sikap yang baik dan setia di hadapan Tuhan, sekalipun ada kalanya kita merasa rugi/terancam karena sikap benar itu, sebab Tuhan memperhatikannya. (2) Sekalipun Tuhan mengijinkan kita melewati pergumulan yang sulit, tetaplah setia, sebab pada waktu-Nya, Ia akan memberkati dan memulihkan kita. Amin. STUDI PRIBADI: (1) Apakah dengan melakukan yang benar dan setia kepada Tuhan, hidup tidak akan memiliki masalah? Mengapa? (2) Apa janji Tuhan terhadap mereka yang setia? Berdoalah bagi para misionaris yang sedang menghadapi situasi sulit dalam ladang pelayanan agar mereka tetap setia dan melakukan tugas mereka dengan baik. 02 SENIN NOVEMBER 2015 “Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang ketujuh.” (Yeremia 28:17) Bacaan hari ini: Yeremia 28 Bacaan setahun: Yeremia 27-29 “STATUS QUO” T idak mudah bagi kita memilih mana yang salah dan benar, ketika yang benar itu nampak salah dan yang salah itu nampak benar. Pada umumnya, kita akan memilih suara mayoritas, karena itu akan lebih mudah dan pasti menang. Kondisi ini sedang dihadapi oleh nabi Yeremia. Kita tahu tidak banyak orang yang mendukungnya, bahkan orang yang mengenal dia benar pun, tidak berani bersuara. Ketika Hananya, sang nabi palsu itu menyuarakan “firman Allah” tentang kedamaian dan kemenangan Yehuda atas Babel, suara itu disambut baik oleh raja Zedekia dan para pembesarnya. Itulah yang mereka butuhkan, tetapi mereka tidak tahu, bahwa sesungguhnya Hananya hanyalah seorang nabi yang sedang mencari keuntungan pribadi. Ia tidak sedang membawa raja Zedekia dan rakyat Yehuda kepada pertobatan, tapi pada kesulian yang lebih besar, dengan menina-bobokan mereka dalam nubuat-nubuat hiburan yang palsu (ay. 2-4; 12-16). Beda dari Hananya, Yeremia mengingatkan mereka akan kebenaran, sekalipun nubuat itu bernada negatif, karena mereka harus tunduk pada raja Babel. Jika kita dalam kondisi yang sama dengan masyarakat Yehuda, manakah yang akan kita pilih, nubuat Hananya atau Yeremia? Ketika kita dalam situasi yang sulit, lalu ada seorang hamba Tuhan mengingatkan kita untuk setia, taat, dan tetap percaya kepada kuasa Tuhan, sedangkan yang lain meminta kita untuk percaya pada kekuatan kita sendiri, bahkan minta pertolongan dari kuasa lain, manakah yang kita pilih? Atau ketika kita melakukan kesalahan, dan kita ditegur oleh seorang hamba Tuhan untuk berbalik kepada-Nya, sedangkan yang lain memberikan penghiburan yang semu, dan berkata: “tidak apa-apa, Tuhan tahu kelemahanmu! Tuhan akan pulihkan kamu!” manakah yang akan kita pilih? Rakyat Yehuda, raja dan pembesar memilih Hananya dan menolak Yeremia. Mereka tidak bertobat, tetapi mengikuti penghiburan palsu dan suara terbanyak (status quo), tanpa kebenaran. Akibatnya, hukuman yang hebat akan menimpa mereka. Bagaimana dengan Anda? STUDI PRIBADI: (1) Untuk kepentingan siapakah Hananya bernubuat melawan kehendak TUHAN? (2) Mengapa raja dan pembesar lebih memilih Hananya daripada Yeremia? Berdoalah bagi jemaat agar mereka tidak terjebak pada status quo dalam suatu masalah, tetapi mereka dapat peka terhadap kehendak Tuhan sesuai firman-Nya (Alkitab). 03 SELASA “...demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda-firman TUHAN-dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan..., dan mereka akan memilikinya.” (Yeremia 30:3) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yeremia 30:1-24 Bacaan setahun: Yeremia 30-31 PEMULIHAN DARI TUHAN U mat Yehuda dihukum Tuhan karena dosa mereka menyembah allah lain dan menjauh dari Tuhan. Penghukuman itu dimulai dengan serangan kerajaan Babel dan mencapai puncaknya pada zaman raja Zedekia. Namun di balik penghukuman tersebut ada janji pemulihan Tuhan, seperti yang ada dalam pasal 30 ini. Tuhan akan memulihkan umatNya dan membawa mereka kembali ke tanah mereka. Maka dari kisah ini, kita bisa belajar tentang penghukuman dan pemulihan Tuhan. Tuhan adalah Allah yang adil dan membenci dosa. Penghukuman yang dijatuhkan atas umat Yehuda adalah karena dosa-dosa mereka. Berulang kali Tuhan mengutus nabi-nabi-Nya untuk memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak pernah mau bertobat. Pada akhirnya, murka Tuhan dilaksanakan dengan menghukum mereka melalui kerajaan Babel yang dipimpin raja Nebukadnezar. Penghukuman Tuhan ini bukan hanya pelampiasan amarah, karena Tuhan diabaikan dan tidak ditaati. Kemudian, Tuhan menjanjikan pemulihan bagi mereka. Akan tiba waktunya mereka akan dipulihkan dan kembali ke tanah milik mereka. Tujuan penghukuman Tuhan bukan pelampiasan amarah semata, tetapi agar mereka menyadari kesalahan dan kondisi mereka yang telah jauh dari Tuhan, dan kembali menjadi umat-Nya (ay. 22). Tuhan ingin umat-Nya menyadari bahwa hidup yang sejati hanya ditemukan ketika mereka mau hidup taat kepada Tuhan, bukan kepada allah lain, apalagi mengandalkan diri sendiri. Karena itu dalam Ibrani 12:5-11, dikatakan bahwa Allah menghajar mereka yang dikasihi-Nya. Mengapa demikian? Karena Allah mengasihi mereka sebagai anak-anak-Nya dan ingin agar mereka berbagian dalam kekudusan-Nya sehingga hidup dalam damai dan kebenaran. Jika umatNya tidak dihajar, ketika telah berbuat dosa, maka mereka hanyalah anakanak gampangan. Melalui peristiwa ini, kita melihat bahwa Allah selalu menyertai, dan telah terbukti Dia tidak melepaskan umat-Nya yang sedang menjauh dari-Nya. Hajaran atau penghukuman-Nya justru membawa mereka kembali hidup di dalam Tuhan. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan menghajar umat yang dikasihi-Nya? (2) Mengapa hajaran Tuhan justru adalah bukti bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar senantiasa hidup setia dalam mengikuti Tuhan dan dikuatkan dalam menghadapi cobaan dan godaan, sehingga kita boleh memiliki iman yang sejati. 04 RABU “Namun Engkau, ya Tuhan ALLAH, telah berfirman kepadaku: Belilah ladang itu dengan perak dan panggillah saksi-saksi! —padahal kota itu telah diserahkan ke dalam tangan NOVEMBER 2015 orang-orang Kasdim.” (Yeremia 32:25) Bacaan hari ini: Yeremia 32:1-44 Bacaan setahun: Yeremia 32-33 TUHAN MENUNJUKKAN BUKTI SETIA-NYA T erkadang Tuhan menunjukkan bukti kasih setia-Nya atau sesuatu yang ingin diajarkan-Nya melalui contoh nyata. Ini yang terjadi pada waktu itu dalam kehidupan Yeremia sebagai ingatan bagi dia dan umat Yehuda. Ingatan bahwa Allah memang menghukum mereka dengan menyerahkan umat Yehuda ke tangan kerajaan Babel. Tetapi pada saatnya nanti mereka akan dipulihkan dan akan kembali ke tanah perjanjian. Bagaimana cara Allah menunjukkan buktinya? Allah memerintahkan Yeremia untuk membeli ladang di Anatot dari Hanameel, anak Salum, pamannya. Hanameel datang dengan usulan agar Yeremia membeli dan menebus tanah itu sebagai kerabat Hanameel. Yeremia yang memang mempunyai hak untuk melakukan itu diperintahkan Tuhan untuk menyetujui dan membelinya. Yeremia pun menaati perintah Tuhan tersebut. Dari sini, jika dipikir-pikir dengan akal sehat maka kita akan bertanya, mengapa Yeremia membeli tanah yang sebentar lagi akan diserahkan kepada bangsa lain untuk dikuasainya? Bukankah itu akan membuang-buang uang dan merugikan? Tetapi Yeremia percaya bahwa melalui hal ini Tuhan ingin menunjukkan kepastian akan janji pemulihan atas umat Yehuda. Jika umat Yehuda nantinya dipimpin Tuhan kembali ke tanah Perjanjian ini, maka keturunan Yeremia adalah yang mempunyai hak untuk memiliki tanah yang telah dibeli tersebut. Melalui kisah ini kita mendapatkan satu keyakinan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang menepati janji. Dia memang adalah Allah yang adil dan tidak pernah bermain-main dengan dosa. Tetapi Dia adalah Allah yang tidak meninggalkan kita dan ingin kita selalu hidup di dalam Dia. Bahkan Dia berjanji akan memulihkan hidup umat-Nya yang mau hidup di dalam Dia. Walaupun sedang mengalami kesullitan sekalipun, janganlah kita melepaskan Tuhan karena Dia berjanji dan Dia akan menepati-Nya. Bukankah Tuhan Yesus Kristus menjanjikan hal itu? Dia berjanji bahwa Dia akan selalu menyertai kita sampai pada akhir zaman, dimana kita akan bersama Tuhan di “Tanah Perjanjian,” Kerajaan Allah. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang ingin diajarkan Tuhan kepada Yeremia melalui perintah untuk membeli tanah tersebut? (2) Pelajaran rohani apakah yang Anda dapatkan? Berdoa bagi Jemaat Tuhan agar diberikan kekuatan iman dan tetap memiliki pengharapan dalam Tuhan walaupun dalam kesulitan sekalipun. Janji-Nya untuk menyertai kita adalah iya dan pasti. 05 KAMIS “Tetapi sesudah itu mereka berbalik pikiran, lalu mengambil kembali budak-budak lelaki dan perempuan yang telah mereka lepaskan sebagai orang merdeka itu dan menundukkan mereka menjadi NOVEMBER 2015 budak laki-laki dan budak perempuan lagi” (Yeremia 34:11). Bacaan hari ini: Yeremia 34:8-22 Bacaan setahun: Yeremia 34-36 PERTOBATAN SETENGAH HATI B ertobat adalah berbalik dari jalan yang salah menuju kepada jalan Tuhan, jalan yang benar. Tetapi terkadang kita menemukan adanya pertobatan setengah hati, atau pertobatan semu. Apakah artinya? Mereka bertobat hanya untuk mendapatkan berkat dari Tuhan atau lepas dari kesulitan. Ini yang terjadi dalam kehidupan umat Yehuda waktu itu. Ketika Tuhan telah menyatakan akan menyerahkan mereka ke tangan Raja Babel, maka mereka kemudian menunjukkan perubahan perilaku dan membebaskan para budak Ibrani, saudara sebangsa mereka sendiri. Memang Tuhan memerintahkan agar mereka jangan memperbudak saudara sebangsanya sendiri. Kalaupun ada saudara sebangsa yang ingin bekerja demi nafkah dan menjadi budak, mereka pun harus membebaskan orang tersebut pada tahun Yobel (Im. 25). Dasar dari hal ini adalah karena Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, maka mereka tidak diperbolehkan untuk saling memperbudak satu sama lain. Ternyata, ada indikasi yang tidak baik dengan membebaskan para budak, yaitu agar para budak ini dapat menjadi kekuatan tambahan untuk berperang dengan kerajaan Babel. Ketika situasi mulai kelihatan membaik, ditambah Mesir yang datang membantu Yehuda untuk menyerang Babel, raja dan umat Yehuda berpikir bahwa kondisi telah membaik dan kembali seperti semula. Celakanya, di tengah kondisi tersebut, mereka ternyata tidak bertobat sungguh-sungguh. Mereka memutuskan untuk memperbudak kembali saudara-saudara mereka tersebut. Ini menjadi suatu hal yang menyedihkan bagi Tuhan atas mereka. Maka Tuhan pasti akan menghukum mereka melalui Raja Babel. Hal ini mengingatkan kita, seringkali kita bertobat dan memohon pengampunan Tuhan hanya karena kita tidak ingin malu di depan orang lain. Tetapi ketika kita melihat situasi baik-baik saja, maka kita melupakan pertobatan kita. Sesungguhnya kita tidak bertobat, tetapi bermain-main dengan Tuhan. Jikalau kita bertobat, hendaknya kita bersungguh-sungguh bertobat dan kembali hidup seturut kehendak-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apa bedanya pertobatan yang setengah hati dan sungguh-sungguh? (2) Apa yang Tuhan lakukan terhadap mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat? Berdoa bagi jemaat Tuhan agar dijaga dari jalan yang salah, dan jika mereka jatuh dalam dosa, hendaknya belas kasihan Tuhan menolong mereka untuk bertobat dan hidup sungguh-sungguh dalam kehendak Tuhan. 06 JUMAT NOVEMBER 2015 “Raja Zedekia memberi perintah, lalu orang menahan Yeremia di pelataran penjagaan …” (Yeremia 37:21) Bacaan hari ini: Yeremia 37:1-21 Bacaan setahun: Yeremia 37-39 NABI YANG SETIA K ebenaran seringkali dikaburkan, bahkan dianggap salah. Apa yang benar bisa menjadi salah, dan apa yang salah, bisa menjadi benar. Kita menyukai hal-hal yang membenarkan pendapat kita dibanding dengan kebenaran itu sendiri. Jarang kita mempertahankan kebenaran karena memang benar, terlebih konsekuensinya tidak menyenangkan. Pada zaman nabi Yeremia, ada suatu masa ketika pengepungan tentara Babel berhenti untuk sementara, Yeremia berusaha meninggalkan Yerusalem dan menuju ke daerah Benyamin untuk mengurus pembagian warisan di antara kaum keluarganya. Namun di pintu gerbang Benyamin, ia ditangkap oleh kepala penjaga dan dituduh mau menyeberang ke pihak Babel. Apalagi khotbah Yeremia terus-menerus menyerukan agar orang Yehuda menyerah kepada Babel, telah menimbulkan kebencian terhadap Yeremia di hati para patriot bangsa. Dalam kemarahannya, mereka dan para pembantu raja memukul Yeremia dan menjebloskannya ke dalam ruang cadangan air di bawah tanah yang sudah diubah menjadi penjara. Ketika memiliki kesempatan untuk bertemu dengan raja Zedekia, Yeremia tetap menyerukan berita yang sama dari Tuhan, yaitu bahwa Babel akan menghancurkan Yerusalem. Karena itu, ia tetap mendorong raja Zedekia untuk menyerah kepada Babel. Akibatnya, ia tetap berada dalam penjara, namun bukan di bawah tanah tapi di pelataran penjagaan. Reaksi para patriot bangsa itu sangat khas. Dalam keadaan stress karena kepungan tentara Babel, mereka justru menyalahkan Yeremia dan tidak menyadari bahwa situasi dan kondisi yang terjadi saat itu adalah tanggung jawab mereka, karena tidak mau menaati firman Allah. Dari sikap Yeremia ini, kita belajar: (1) Yeremia berdiri di hadapan raja dan dengan tegas menyatakan firman Allah, sekalipun beritanya tidak populer, yaitu kota mereka akan dibinasakan sesuai dengan firman Allah (Yer. 37:8,10). (2) Pukulan, hukuman penjara, dan ancaman kematian tidak membuatnya goyah dari iman kesetiaannya kepada Tuhan (Yer. 37:11-17). Bagaimana dengan kita? STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Yeremia terhadap kebenaran firman Tuhan yang harus disampaikannya? (2) Apa yang Anda dapatkan dari sikap hidupnya? Berdoa bagi jemaat Tuhan agar mereka mempertahankan kesetiaan mereka terhadap kebenaran firman Tuhan dan mampu untuk menghidupinya dalam kehidupan mereka hari lepas hari. 07 SABTU NOVEMBER 2015 “… Tetapi Gedalya bin Ahikam tidak percaya kepada mereka.” (Yeremia 40:14) Bacaan hari ini: Yeremia 40:1-16 Bacaan setahun: Yeremia 40-42 PERKARA KECIL YANG TERABAIKAN P ada masa kini, kita harus berlomba dengan kecepatan waktu. Sering kita merasa, kita tertinggal oleh waktu. Sehingga, menyediakan hati dan menentukan prioritas dalam kehidupan seringkali kita abaikan, dan ketika waktunya tiba, kita menyesal dan tidak berdaya menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi pada masa kemudian. Sebenarnya, Yeremia mendapat kesempatan pergi ikut ke Babel dan menikmati pemeliharaan raja Babel. Namun ia memilih tinggal bersama dengan umat yang tersisa di Yerusalem. Kota itu sudah porak poranda, Bait Allah rata dengan tanah. Rakyat yang tertinggal di Yudea miskin dan sengsara. Namun Yeremia yang sadar bahwa semua ini adalah hukuman Allah atas keberdosaan umat, peka akan kebutuhan mereka sehingga ia mendampingi hidup mereka agar bisa bertobat dan bangkit kembali. Inilah kesungguhan hati seseorang yang memperhatikan kehidupan dan memahami prioritas kehidupannya sebagai Nabi Allah. Lain halnya dengan Gedalya, memang diangkat oleh Nebukadnezar untuk memimpin sisa-sisa Israel di Yudea. Namun ia melakukan dengan hati yang tulus, karena mengasihi rakyatnya. Ia menjanjikan kesejahteraan bagi mereka, tentu dengan syarat agar mereka tunduk dan takluk kepada Babel, sesuai dengan kehendak Allah atas mereka. Sikapnya yang tulus ditanggapi positif oleh banyak orang. Mereka datang berhimpun, bersamasama bertekad untuk membangun kembali kehidupan umat dari serpihanserpihan masa lalu. Sayangnya, ketulusan Gedalya tidak dibarengi dengan kepekaan akan kemungkinan adanya ketidakpuasan yang timbul di antara orang-orang yang bergabung dengannya. Bisikan dari Yohanan akan adanya orang yang akan berkhianat, ditepis begitu saja oleh Gedalya. Akibatnya sangat fatal (Yer. 41:2). Kegagalan Gedalya adalah tidak memiliki kepekaan dan terseret oleh kenikmatan yang dimilikinya, sebagai seorang yang memiliki kedudukan dan kuasa, ia kehilangan kepekaan akan apa yang seharusnya dia perhatikan. Bagaimana dengan diri Anda pada saat ini? Milikilah prioritas dan kepekaan! STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Yeremia memilih tinggal bersama sisa-sisa rakyat Yehuda yang tertinggal? (2) Mengapa Gedalya tidak menuruti nasihat Yohanan? Berdoalah bagi para pemimpin gereja agar mereka tetap memiliki semangat untuk benar-benar memperhatikan dan menggembalakan jemaat Tuhan dengan ketulusan dan tangggung jawab. 08 MINGGU NOVEMBER 2015 “Mengapa kamu mau menimbulkan sakit hati-Ku dengan perbuatan tanganmu, yakni membakar korban kepada allah lain …?” (Yeremia 44:8a) Bacaan hari ini: Yeremia 44:1-30 Bacaan setahun: Yeremia 43-45 JANGAN ADA YANG LAIN S alah satu penyebab rusaknya sebuah rumah tangga adalah karena perselingkuhan, dimana salah satu pasangan sudah tidak lagi setia terhadap pasangannya. Keadaan inilah yang juga dialami bangsa Yehuda pada saat itu, dimana mereka sudah tidak lagi setia kepada Allah. Mereka telah mendua hati kepada allah yang lain. Bangsa Yehuda tidak lagi datang beribadah, mempersembahkan korban kepada Allah. Karena itu, TUHAN mengutus nabi Yeremia untuk kembali mengingatkan kesalahan yang telah diperbuat oleh bangsa Yehuda pada masa itu. Bangsa Yehuda ditegur sangat keras oleh Allah karena segala dosadosa mereka yang begitu jahat dan keji di hadapan Tuhan (ay. 7). Mereka lebih memilih untuk mempercayai Baal dan mengandalkan Mesir, sehingga tindakan mereka telah menyakiti hati Tuhan (ay. 3,8). Sudah berulangkali Tuhan memperingatkan mereka dengan mengutus para hamba dan para nabi-Nya (ay. 4), supaya mereka jangan lagi melakukan perbuatan yang jijik dan dibenci oleh Tuhan yaitu dengan menyembah dan mempersembahkan korban kepada allah lain yang mereka dan nenek moyang mereka tidak kenal. Tetapi Tuhan menghendaki supaya mereka berbalik kepada Tuhan dan bertobat. Namun yang menjadi respons mereka adalah, mereka tidak mau mendengarkan dan memperhatikan apa yang Tuhan telah sampaikan melalui hamba-Nya, Yeremia (ay. 16, 17, 23). Dengan demikian, mereka telah mendatangkan celaka besar atas dirinya sediri. Tuhan akan sungguhsungguh menghukum mereka dengan kematian yang akan mereka alami di tanah Mesir dan tidak ada yang terluput (ay. 12, 13, 14, 29). Kesetiaan kepada Tuhan harus ada dalam kehidupan orang percaya. Ketika kita sudah tidak lagi setia kepada Tuhan, akan ada banyak dosa yang kita lakukan. Tuhan adalah Allah yang setia, sehingga Ia menuntut kesetiaan kita kepada-Nya. Jangan pernah menduakan Tuhan (Kel. 20:3) karena Ia adalah Allah yang cemburu (Kel. 34:14). Utamakan Tuhan dalam hidup kita, maka pertolongan, penyertaan dan perlindungan-Nya senantiasa menyertai kehidupan kita. STUDI PRIBADI: (1) Apakah Allah berkenan melihat umat-Nya mendua hati di hadapanNya? (2) Apakah yang Allah perbuat jika umat-Nya berlaku tidak setia? Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup benar dan tetap setia kepada Tuhan, sehingga hidup mereka diberkati dan menjadi kesaksian yang baik, serta memuliakan Tuhan. 09 SENIN “… Sesungguhnya, Aku mendatangkan hukuman atas dewa Amon dari Tebe, atas Firaun beserta Mesir, dewa-dewanya dan raja-rajanya, yakni atas Firaun beserta orang-orang yang percaya kepadanya.” (Yeremia 46:25) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yeremia 46:1-6, 25-26 Bacaan setahun: Yeremia 46-47 DISIPLIN TUHAN-(1) S alah satu bentuk kasih kepada anak adalah dengan memberlakukan disiplin hidup. Walaupun berat dan terkadang terlihat “kejam” di mata anak, tindakan ini diperlukan demi anak tersebut memiliki suatu karakter dan kehidupan yang baik. Demikian pula yang terjadi pada bangsa Israel. Tuhan memberikan disiplin kepada bangsa Israel justru karena Ia mencintainya. Pada waktu itu, di daerah Palestina (Israel dan sekitarnya) terjadi pergolakan politik yang hebat. Ini disebabkan karena kerajaan Asyur yang menguasai Palestina pada waktu itu sedang mengalami kehancuran dari dalam yang menyebabkan daerah-daerah jajahan mereka memberontak. Tak terkecuali Israel, sebagai salah satu daerah jajahan mereka. Di tengahtengah kondisi seperti ini, Israel mulai tergoda untuk membentuk koalisi dengan raja-raja sekitar (Mesir, Filistin, Moab, Amon). Mereka hendak memberontak dan melepaskan diri terhadap Asyur. Namun masalahnya adalah, itu berarti Israel bekerja sama dengan bangsa kafir. Allah YHWH dicampur-adukkan dengan dewa-dewa yang lain. Nabi Yeremia datang kepada Israel untuk mengingatkan Israel agar mereka tidak bekerja sama dengan mereka. Ia memberitahukan bahwa bangsa-bangsa yang kafir itu akan menerima penghukuman dari Tuhan (ay. 3-6). Ia lebih berkuasa dari dewa-dewa mereka sehingga hukuman pasti terjadi (ay. 25). Jika Israel bergabung dengan mereka, Israel akan mengalami hukuman yang sama yang akan diterima oleh bangsa-bangsa tersebut. Israel akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel. Sebaliknya, jika Israel menyadari ia adalah anak Allah, maka ia diminta untuk bersandar kepada Allah dan Allah akan menyelamatkannya. Peringatan yang diberikan kepada Israel melalui nabi Yeremia pada waktu yang lampau berlaku pula untuk kita semua pada masa kini. Jika kita mengaku adalah anak Allah, seharusnya kita hidup sebagai anak Allah: berserah, bersandar, dan hidup menaati Firman-Nya. Sudahkah kita hidup demikian? Ataukah kita masih hidup berkoalisi dengan dunia? STUDI PRIBADI: (1) Mengapa persekutuan dengan orang-orang yang tidak takut Tuhan, bisa mendatangkan murka Tuhan? Jelaskan! (2) Apa yang Tuhan inginkan dari umat-Nya? Berdoalah bagi bangsa-bangsa yang belum kenal Tuhan, agar mereka mendapatkan lawatan dan anugerah Tuhan melalui pemberitaan Injil dan kuasa-Nya yang mengubahkan hidup mereka. 10 SELASA NOVEMBER 2015 “Maka Moab akan menjadi malu oleh karena dewa Kamos, sama seperti kaum Israel menjadi malu oleh karena Betel, kepercayaan mereka.” (Yeremia 48:13) Bacaan hari ini: Yeremia 48:1-13 Bacaan setahun: Yeremia 48-49 DISIPLIN TUHAN-(2) P eringatan demi peringatan Tuhan berikan kepada bangsa Israel karena Ia sayang pada mereka. Sekali lagi Tuhan melalui nabi-Nya, Yeremia memberikan peringatan mengenai Moab yang kelak akan diporak-porandakan karena dosa-dosa mereka. Ia mengingatkan Israel untuk tidak berkoalisi dengan Moab. Apabila bangsa Israel tidak taat, maka Tuhan akan memberlakukan hal yang sama kepada Israel. Moab, sama seperti bangsa yang lain, akan menerima penghukuman mereka oleh karena mereka berdosa kepada Tuhan melalui cara hidup mereka dan penyembahan berhala. Mereka berpikir bahwa mereka tidak mungkin dikalahkan. Mereka adalah bangsa yang kuat. Ditempa oleh panasnya gurun dan strategi untuk bertahan hidup pada kondisi yang sulit, telah menjadikan tentara Moab salah satu tentara yang terkuat di daerah Palestina. Namun yang demikian kuat ini tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan. Tuhan akan menghukum mereka dengan mendatangkan pasukan yang jauh lebih kuat daripada mereka. Dewa Kamos, dewa yang melambangkan kekuatan dan pertahanan yang tak terbatas juga akan dihancurkan Tuhan. Tuhan ingin memberikan sebuah pemahaman kepada bangsa Israel bahwa tidak ada Tuhan selain Allah YHWH. Dialah yang berkuasa atas dunia, atas semesta. Tuhan akan menghancurkan Moab (ay. 9 dan 11) agar seluruh bangsa tahu, tidak ada Tuhan yang lebih besar daripada Allah YHWH. Dewa Kamos atau dewadewi apapun tidak berkuasa atas-Nya. Sekali lagi, jika Israel bekerja sama dengan Moab, mengandalkan tentara mereka dan menyembah dewa Kamos, mereka akan bernasib sama seperti Moab. Peringatan ini juga berlaku untuk kita hari ini. Tidak ada Allah lain selain Allah YHWH. Ia telah menebus kita sepenuhnya dan membayar harganya. Ia meminta kita untuk senantiasa mengandalkan Dia dan bergantung padaNya. Sudahkah kita melakukannya? Atau malah kita bergantung pada yang lain? Hati-hatilah, disiplin Tuhan akan datang kepada kita anak-anak-Nya, jika kita berlaku sama seperti Israel pada zaman Yeremia. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah tidak berkenan terhadap umat-Nya yang tidak percaya dan setia kepada-Nya? (2) Apa akibatnya? Berdoa agar orang-orang Kristen memiliki hidup kudus dan bergantung pada Tuhan. Doakan pula agar hidup mereka menjadi kesaksian yang baik bagi mereka yang belum percaya. 11 RABU “Tetapi Penebus mereka adalah kuat; TUHAN semesta alam namaNya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, Ia memberi ketenteraman kepada bumi, tetapi kegemparan kepada penduduk Babel.” (Yeremia 50:34) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yeremia 50 Bacaan setahun: Yeremia 50 TUHAN PENEBUS YANG HEBAT N ubuatan Yeremia mengenai kejatuhan Babel adalah peristiwa yang memiliki peranan penting dalam sejarah penebusan. Kekuasaan Babel atas Israel harus dipatahkan dan umat Allah dibebaskan agar Allah bisa menjalankan kehendak-Nya dan bersiap-siap untuk kedatangan Mesias, yakni Sang Penebus. Nubuatan Yeremia meramalkan kebinasaan Babel,—Babel yang penuh kesombongan dan nafsunya untuk menjarah. Melalui pembacaan Yeremia 50, ada 2 alasan mengapa Tuhan adalah Penebus yang hebat, yaitu: Pertama, karena Allah memulihkan umat-Nya. Keadaan Israel yang pecah menjadi Israel dan Yehuda adalah tragis dan tidak berpengharapan lagi. Mereka yang dulunya digembalakan oleh pemimpin-pemimpin hebat pilihan Allah dan hidup di padang rumput pemberian-Nya, kini mereka tidak mempunyai gembala dan padang rumput, bahkan segera akan musnah. Pengharapan muncul dari situasi yang tidak berpengharapan ketika Allah sendiri yang tampil sebagai Gembala atas mereka. Allah akan memulihkan keadaan Israel baik secara fisik (ay. 19), maupun rohani (ay. 20). Pemulihan ini akan mempersatukan kembali Israel dan Yehuda menjadi satu bangsa di bawah pimpinan dan penggembalaan Allah sendiri. Kedua, karena Allah menyelamatkan umat-Nya. Babel takkan pernah berhenti menyerang Israel, tetapi Allah tidak akan pernah diam dan tidak akan membiarkan umat-Nya dibinasakan. Ayat 34 dikatakan, Allah adalah Penebus yang kuat, artinya Babel tidak akan sanggup menghadapi atau melawan kekuatan kuasa Allah yang hebat. Ia akan menghancurkan Babel tanpa sisa (ay. 21-27), bukan sekadar pembalasan, tetapi lebih kepada kecongkakan, kesombongan dan keserakahan Babel. Pemulihan atas diri Israel akan memberikan ketentraman kepada seluruh umat manusia. Ketika kita dipulihkan Tuhan, ini adalah karya penebusan dari Kristus, dan kita disatukan dalam Yesus Kristus untuk mendatangkan ketentraman dalam kehidupan kita. Hanya Tuhan Yesus lah satu-satunya Penebus yang hebat dalam kehidupan kita. STUDI PRIBADI: (1) Siapakah yang menjadi Penebus dalam kehidupan kita? (2) Mengapa TUHAN menjadi Penebus yang hebat? Berdoalah secara pribadi kepada Tuhan dengan meyakini bahwa hanya Tuhan lah satu-satunya Penebus dalam hidup kita; Tuhan lah satu-satunya yang sanggup memulihkan keadaan kita. 12 KAMIS “Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem … Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang telah dilakukan Yoyakim.” (Yeremia 52:1-2) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yeremia 52 Bacaan setahun: Yeremia 51-52 MEMILIKI HATI YANG TAKUT TUHAN Z edekia adalah seorang raja yang tidak baik. Sebagai seorang yang dipercaya untuk memimpin rakyatnya, ia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, bahkan ia pun melakukan hal yang bodoh di dalam kepemimpinannya, sama seperti yang dilakukan oleh Yoyakim (ay. 1-2). Pada awalnya, ia takluk kepada Babel dan membayar upeti, namun kemudian ia memberontak terhadap Babel (ay. 3; bdk. 2Raj. 24:20). Karena Yehuda pernah memberontak terhadap Babel sebelumnya, maka kali ini Babel tidak lagi berbelas kasihan kepadanya. Sehingga Babel mengepung Yerusalem sekitar dua tahun lamanya (ay. 4; bdk. 2Raj. 25:1-3) dan tembok kota Yerusalem pun, mereka hancurkan. Mengetahui hal tersebut, larilah raja dengan semua tentaranya meninggalkan kota tersebut (ay. 7). Namun demikian, mereka mampu dikejar dari belakang dan raja Zedekia dibawa untuk menghadap kepada raja Babel, sedangkan tentaranya kocar-kacir meninggalkannya, menyelamatkan diri sendiri (ay. 8-9). Zedekia mendapat hukuman yang sangat mengerikan. Anak-anaknya disembelih di depan matanya (ay. 10), kemudian mata Zedekia dibutakan, lalu ia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibuang ke Babel, di rumah hukuman, sampai kepada hari matinya (ay. 11). Begitu pula imam kepala dan imam lainnya beserta pegawai istananya, mereka semuanya dibunuh (ay. 27a), dan orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan dari tanahnya (ay. 27b). Babel tidak hanya menghancurkan Yerusalem, rumah Allah juga dibakar (ay. 13-14), tiang-tiang tembaga dipecahkan, perkakas-perkakas dalam rumah Allah, diambil semuanya (ay. 17-23). Hal yang sama bisa juga terjadi kepada kita, jika kita tidak hidup takut akan Tuhan dan mentaati perintah-perintah-Nya. Karena itu, segera bertobat sebelum Tuhan memutuskan hukumanNya. Ia adalah Tuhan yang penuh kasih. Jika kita mau bertobat dari segala kejahatan kita, maka Ia akan mengampuni kita dan tidak akan menghukum kita dalam murka-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Tuhan telah percayakan kepada kita pada saat ini? (2) Bagaimanakah sikap kita terhadap Tuhan dalam menjalankan pekerjaan-Nya? Marilah kita berdoa agar kita dan semua para pemimpin kita mempunyai hati yang takut akan Tuhan dan sikap hormat serta taat kepada Tuhan. Apapun yang kita lakukan, ada dalam rencana dan kehendak-Nya. 13 JUMAT NOVEMBER 2015 “Tuhanlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa, dan lihatlah kesedihanku; dara-daraku dan teruna-terunaku pergi sebagai tawanan.” (Ratapan 1:18) Bacaan hari ini: Ratapan 1 Bacaan setahun: Ratapan 1-2 PERTOBATAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN “TUHANlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa, dan lihatlah kesedihanku; daradaraku dan teruna-terunaku pergi sebagai tawanan” (Rat. 1:18). Ayat ini sesungguhnya mengungkapkan tema utama kitab Ratapan, bahwa “dosa mendatangkan kesedihan.” Kitab ini melukiskan bagaimana kesedihan yang dialami oleh umat Tuhan karena dosa-dosa yang telah dibuat oleh para pemimpin mereka (Yer. 52). Dosa itu telah membuat mereka semua ditimpa oleh berbagai macam kesukaran, keputusasaan, kesengsaraan, kesedihan, kehinaan dan kebinasaan. Sunguh amat menyedihkan akibat dosa tersebut (ay. 12). Karena itu sebagai pemimpin, sudah seharusnyalah kita berlaku yang baik, benar dan takut akan Tuhan. Jangan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Orang lain mungkin bisa saja tidak mengetahui apa yang sedang kita perbuat dan apa yang menjadi motivasi di baliknya, tetapi ketahuilah bahwa Tuhan itu Mahatahu. Sadarilah, bahwa sesungguhnya dosa yang diperbuat oleh para pemimpin ternyata mempunyai dampak yang sangat besar bagi orangorang yang dipimpinnya. Karena itu, berhati-hatilah! Seandainya ada perbuatan yang jahat dan berdosa di mata Tuhan, sebagai pemimpin, kita harus segera bertobat, mohonkanlah ampun kepada Tuhan dan perbaikilah segala perbuatan dosa kita, agar Tuhan tidak murka dan menghukum kita, begitu juga dengan orang-orang yang kita pimpin. Ketahuilah bahwa Tuhan itu juga Mahapengasih. Tuhan masih mau mendengar seruan pertobatan kita sebagaimana Ia telah mendengarkan seruan mereka, dan menerima pengakuan dosa mereka (Rat. 5:1-22). Marilah kita, baik sebagai pemimpin maupun sebagai yang dipimpin, apa pun status kita, hiduplah takut akan Tuhan, berlakulah sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya, dan sembahlah Dia melalui perilaku kehidupan kita sehari-harinya. Maka kita akan mengalami kebaikan dan kebahagiaan bersama Tuhan yang mengasihi kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita mengalami kesusahan dan penderitaan di dalam hidup ini? (2) Apakah yang sesungguhnya Tuhan inginkan dari kita? Marilah kita berdoa agar kita dan semua para pemimpin memiliki hati yang takut akan Tuhan dan sikap yang hormat serta taat kepada Tuhan. Mohonlah ampun atas dosa-dosa kita, dan berjanjilah untuk memperbaikinya. 14 SABTU NOVEMBER 2015 “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23) Bacaan hari ini: Ratapan 3 Bacaan setahun: Ratapan 3-5 MASIH ADA HARAPAN U mat Tuhan mengalami penderitaan ketika kota Yerusalem diserang Babel. Hal itu membuat mereka putus asa. Mereka sadar bahwa penderitaan tersebut merupakan hukuman Tuhan atas dosa-dosa mereka. Kondisi yang mereka alami telah membuat mereka terpuruk dan tak berdaya, sampai-sampai berdoa pun terasa tidak berguna (ay. 8). Sepertinya, tidak ada harapan lagi. Karena mereka merasa bahwa Tuhan telah meninggalkan mereka, bahkan akan membinasakan mereka semua (ay. 1-18). Sungguh menyedihkan kondisi yang mereka alami. Namun demikian, di tengah-tengah kondisi putus asa yang sedang mereka alami, nabi Yeremia masih berkata bahwa sesungguhnya, masih ada harapan bagi mereka! Nabi Yeremia berkata bahwa mereka masih memiliki beberapa alasan untuk tetap berharap kepada Tuhan. Pertama, bahwa sesungguhnya murka Tuhan itu hanya berlangsung untuk sesaat saja, karena kasih Tuhan yang besar tidak akan pernah berakhir bagi mereka (ay. 22). Kedua, Tuhan tidak menolak Yehuda selaku umat perjanjian-Nya, dan Tuhan masih mempunyai rencana bagi mereka. Tuhan itu baik dan pemurah bagi mereka yang menantikan Dia dalam kerendahan hati dan penyesalan (ay. 23-27). Ketiga, bahwa sesungguhnya Tuhan ingin menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka (ay. 28-33). Karena itu, Yeremia memandang dan menghimbau mereka (ay.40-66) agar mengintrospeksi diri, sambil mengangkat hati dan tangan mereka kepada Tuhan, serta meminta pengampunan dan rahmat-Nya (ay. 48-49). Yeremia percaya bahwa Tuhan itu baik dan pemurah bagi mereka yang berharap dengan penyesalan dan kerendahan hati. Tuhan pasti akan mengampuni dan kembali memulihkan keadaan mereka. Apakah Anda sedang menghadapi berbagai masalah yang tidak bisa Anda selesaikan? Apakah Anda merasa bahwa Allah tidak peduli? Jangan biarkan situasi yang terjadi menutupi mata Anda untuk melihat kesetiaan TUHAN (ps. 3:23). Kiranya kita tetap percaya pada rencana Allah dalam hidup kita (Rom. 8:28). STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang membuat Anda sedih dan frustasi dalam hidup? Mengapa itu semua terjadi? (2) Adakah Anda melibatkan Tuhan dalam mengatasi semuanya itu? Marilah kita berdoa untuk semua anak-anak Tuhan yang sedang bergumul dengan berbagai permasalahan hidupnya supaya mereka mau datang dan mencari pertolongan Tuhan saja. 15 MINGGU NOVEMBER 2015 “Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku…” (Yehezkiel 2:3) Bacaan hari ini: Yehezkiel 2:1-4 Bacaan setahun: Yehezkiel 1-2 FIRMAN TUHAN HARUS DISAMPAIKAN M enjadi pemberita Injil kepada pendengar yang baik merupakan hal yang mudah dilakukan. Sebaliknya, bagaimana menyampaikan Firman TUHAN kepada pendengar yang tidak baik dan suka memberontak? Tentu tidak mudah dilakukan. Namun inilah yang menjadi tugas dan panggilan Yehezkiel sebagai nabi yang diutus oleh TUHAN untuk berbicara kepada “bangsa pemberontak” dan kepada “keturunan yang keras kepala” dan “tegar hati”, yaitu: bangsa Israel. Konteks pemberitaan Firman nabi Yehezkiel adalah konteks pembuangan, di mana Yerusalem telah ditaklukkan raja Nebukadnezar (tahun 597 BC)—kalangan bangsawan dan keturunan imam telah dibawa ke Babel, sebagian besar umat Israel berada di bawah pengawasan tentara Babel. Yehezkiel ditugasi TUHAN untuk menegaskan penghukuman dari TUHAN, oleh karena bangsa Israel memberontak melawan TUHAN. Tugas ini tentu menjadi tugas yang sulit dan berat. Mengapa demikian? Karena Yehezkiel juga termasuk yang dibawa ke Babel waktu itu. Meski demikian, Yehezkiel tetap melakukan apa yang menjadi tugasnya untuk memberitakan Firman TUHAN kepada bangsa Israel di dalam pembuangan. Bagian ini ingin mengajarkan pada kita, khususnya orang-orang yang diberikan kepercayaan oleh TUHAN untuk memberitakan Firman TUHAN, bahwa kita harus tetap setia melakukan tugas pemberitaan firman, meski para pendengar kita adalah orang-orang yang “keras kepala” dan “tegar hati.” Siapakah yang dimaksud dengan “orang-orang yang keras kepala” dan “tegar hati” ini? Yaitu mereka yang beribadah kepada TUHAN, mereka yang tahu Firman TUHAN dan kebenaran yang terkandung di dalamnya, namun mereka tidak mau menuruti dan menaatinya. Tentu ini menjadi tugas yang berat untuk dilakukan oleh mereka yang dipanggil untuk memberitakan Firman TUHAN. Meskipun demikian, apa yang telah TUHAN percayakan kepada kita harus tetap kita lakukan, bukan supaya kita dikenal, melainkan supaya mereka yang mendengarkan Firman TUHAN bisa sadar, bertobat dan kembali kepada TUHAN. STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Tuhan kehendaki dari hamba-Nya dalam menghadapi tantangan pelayanan? (2) Siapakah yang berada di balik pemberitaan firman-Nya? Berdoalah bagi para misionaris yang saat ini sedang melayani pemberitaan Injil di daerah yang sulit dan medan yang berat, agar mereka boleh tetap setia dalam tugas-tugas mereka. 16 SENIN “Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau NOVEMBER 2015 telah menyelamatkan nyawamu.” (Yehezkiel 3:19) Bacaan hari ini: Yehezkiel 3:16-21 Bacaan setahun: Yehezkiel 3-4 PENJAGA UMAT T ugas dan peran hamba TUHAN sangat penting di dalam kehidupan berjemaat. Tugas dan peran penting ini dapat dilihat melalui penyampaian Firman TUHAN, baik itu dalam arti menyampaikan berkat dari TUHAN, maupun peringatan-peringatan yang mungkin dapat menyebabkan umat jatuh ke dalam dosa. Hal inilah yang nampak dalam tugas dan panggilan dari nabi Yehezkiel. Sebagai seorang nabi, Yehezkiel dipanggil untuk melakukan tugas dari TUHAN sebagai penjaga bagi Israel. Yehezkiel harus memperingatkan umat yang melakukan kejahatan, bahwa dengan melakukan kejahatan itu mereka pasti akan dihukum oleh TUHAN. Jika mereka tidak berbalik, maka mereka akan dihukum oleh TUHAN. Jika Yehezkiel tidak memperingatkan orang-orang tersebut, maka Yehezkiel lah yang akan dihukum. Selanjutnya, jika umat Israel berbalik dari kebenaran TUHAN, dan Yehezkiel tidak memperingatkannya, maka TUHAN akan menuntut pertanggungan jawab dari Yehezkiel. Bagi mereka yang hidup di dalam kebenaran, dan Yehezkiel memperingatkan mereka supaya tidak berbuat dosa dan tidak melakukan kejahatan, dan mereka tetap hidup dalam kebenaran, maka TUHAN akan menjaga hidup mereka. Demikianlah tugas Yehezkiel sebagai penjaga bagi Israel. Bagaimanakah dengan tugas dan peran hamba TUHAN masa kini? Tugas dan peran hamba TUHAN masa kini bukan hanya sekadar menyampaikan berkat TUHAN bagi jemaat TUHAN, tetapi kita juga harus melakukan tugas sebagaimana Yehezkiel melakukan tugasnya sebagai penjaga umat, yaitu memperingatkan umat TUHAN supaya tidak hidup di dalam dosa dan tidak melakukan kejahatan. Jika hamba TUHAN masa kini hanya menyampaikan berkat TUHAN kepada umat TUHAN, tanpa mau memperingati mereka akan bahaya dosa dan kejahatan yang dilakukan, maka TUHAN akan meminta pertanggungan jawab pada hamba TUHAN. Biarlah setiap kita yang dipercayakan TUHAN untuk menjadi penjaga umat benar-benar dan sungguh-sungguh melakukan tugas kita, sebab TUHAN akan meminta pertanggungan jawab atas apa yang kita lakukan. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi apabila kita lalai melakukan tugas yang Tuhan berikan pada kita untuk menyatakan kehendak-Nya? (2) Sukacita apa yang didapat, jika kita taat? Berdoalah bagi para hamba Tuhan yang memberitakan firman Tuhan, agar mereka boleh setia dalam hidupnya dan melakukan tugas mereka seturut dengan kehendak Tuhan. 17 SELASA NOVEMBER 2015 “… Aku akan mencurahkan murka-Ku atasmu dan Aku akan menghakimi engkau selaras dengan tingkah lakumu …” (Yehezkiel 7:3) Bacaan hari ini: Yehezkiel 7:1-4 Bacaan setahun: Yehezkiel 5-7 PENGHUKUMAN DARI TUHAN S etelah Yerusalem ditaklukkan Nebukadnezar dan Yoyakim ditawan ke Babel (597 BC), maka Yoyakhin anaknya menggantikannya. Tidak lama berselang, Yoyakhin pun diangkut ke Babel dan Zedekia yang diangkat Nebukadnezar menggantikan Yoyakhin, saudara ayahnya (597-586 BC). Seharusnya ini menjadi momen bagi Yehuda di bawah kepemimpinan Zedekia untuk segera bertobat dan kembali kepada TUHAN. Namun karena kekerasan hati Zedekia dan juga para imamnya, dengan menajiskan Bait Allah di Yerusalem, maka TUHAN menghancurkan seluruh bangsa Yehuda (bdk. 2Taw. 36:11-21). Nubuat yang disampaikan Yehezkiel dalam pasal 7 berkaitan dengan kehancuran Yehuda. Melalui nabi-nabi-Nya, TUHAN sudah memperingatkan bangsa Yehuda agar mereka bertobat dan kembali kepada TUHAN; namun bukannya mereka berbalik, bertobat, dan menyesali dosanya di hadapan TUHAN, mereka justru terus hidup dalam dosa dan kejahatannya. Mereka menajiskan Bait Allah, dan teguran dari nabi-nabi TUHAN, mereka abaikan. Itu sebabnya TUHAN menyatakan penghukuman-Nya kepada Yehuda. Nabi Yehezkiel menuliskan demikian: “Kini kesudahanmu tiba dan Aku akan mencurahkan murka-Ku atasmu dan Aku akan menghakimi engkau selaras dengan tingkah lakumu dan Aku akan membalaskan kepadamu segala perbuatanmu yang keji” (bdk. Yeh. 7:3). Dari bagian yang kita renungkan ini, seharusnya sebagai umat TUHAN kita diingatkan untuk tidak mengabaikan peringatan-peringatan TUHAN yang disampaikan oleh hamba-hamba-Nya. Sama seperti bangsa Yehuda, telah diingatkan berkali-kali oleh TUHAN, melalui nabi-nabi-Nya, namun mereka tidak mau bertobat, akibatnya TUHAN menyatakan penghukumanNya. Demikian juga dengan kita, apabila kita tidak bertobat dari dosa-dosa kita dan tidak kembali kepada-Nya, maka saatnya akan tiba, TUHAN akan menyatakan penghukuman atas umat-Nya yang hidup dalam dosa. Marilah kita segera kembali kepada TUHAN, bertobat dan menyesali dosa-dosa kita. TUHAN pasti akan mengampuni dan memelihara kehidupan kita. STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana respons yang benar ketika Tuhan menegur kesalahan kita? (2) Teguran Tuhan itu sesungguhnya membuktikan? Jelaskan! Berdoalah bagi jemaat agar mereka memiliki hati yang rendah ketika mereka mendapatkan teguran firman Tuhan, sehingga hidup mereka diubahkan Tuhan dan semakin serupa dengan-Nya. 18 RABU NOVEMBER 2015 “Lalu firman-Nya kepadaku: Kaulihatkah itu, hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekejian yang mereka lakukan di sini…” (Yehezkiel 8:17a) Bacaan hari ini: Yehezkiel 8 Bacaan setahun: Yehezkiel 8-10 TUHAN MENINGGALKAN BAIT-NYA P asal 8 ini menceritakan penglihatan nabi Yehezkiel tentang keadaan bait Allah. Tuhan menunjukkan kepada Yehezkiel bagaimana orang Yehuda telah mencemarkan bait Allah dengan menyembah berhala. Pemujaan itu dilakukan dengan terang-terangan maupun juga di tempat tersembunyi sehingga Tuhan harus menjauhkan diri dari tempat kudus-Nya di bait Allah itu (ay. 6). Perbuatan kaum Yehuda ini menyakiti hati Tuhan sehingga Tuhan murka terhadap mereka dan berkata bahwa Ia tidak akan mendengarkan seruan mereka lagi. Penglihatan nabi Yehezkiel ini menjadi satu peringatan bagi kita untuk mengintrospeksi diri. Jangan-jangan selama ini, kita juga sudah menyakiti hati Tuhan dengan memuja berhala dalam hidup kita, baik secara terangterangan maupun secara diam-diam. Bukankah kita sering melihat ada orang mengaku percaya Tuhan Yesus, tetapi pada saat yang sama ia juga mencari dukun-dukun, melihat ramalan bintang maupun garis tangan, pergi berdoa di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral dan magis, percaya akan hari baik dan hari jahat, serta menyimpan benda-benda tertentu yang dianggap membawa keberuntungan/jimat? Atau, mungkin secara diamdiam menempatkan uang/harta atau seseorang yang dicintai/kagumi sebagai yang paling utama dalam hidupnya, sehingga dengan demikian memberhalakannya dalam hidupnya. Bagaimana dengan Anda? Marilah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing, adakah Tuhan masih menempati tempat yang utama dalam hidup kita? Adakah Tuhan masih menjadi pusat dari segala ibadah kita? Adakah Tuhan masih menjadi kepala dari keluarga kita? Atau selama ini, kita sedang menimbun murka Tuhan atas diri kita, atau atas gereja kita? Jangan sampai setiap minggu kita beribadah di gereja, tetapi sesungguhnya Tuhan sudah meninggalkan gereja kita karena gereja sudah menyingkirkan Tuhan dari tempat kudusNya, dengan berbagai perbuatan pemujaan berhala ataupun perbuatan dosa yang menyakiti hati-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita sehingga kita tidak mendukakan hati-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang sudah dilakukan oleh kaum Yehuda sehingga menyakiti hati Tuhan? (2) Pelajaran rohani apakah yang kita dapatkan? Berdoalah agar jemaat mampu menjauhkan diri dari berhala, kepercayaan takhayul sehingga Tuhan berkenan atas hidup mereka. Doakah agar iman mereka boleh semakin kuat di dalam Tuhan. 19 KAMIS “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat.” (Yehezkiel 11:19) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yehezkiel 11 Bacaan setahun: Yehezkiel 11-13 PENGHUKUMAN VS BELAS KASIHAN Y ehezkiel pasal 11 ini berisi tentang penghukuman terhadap para pemimpin di Yerusalem. Kesombongan mereka yang menganggap diri lebih daripada orang lain membuat mereka tidak segan-segan membunuh orang lain. Perbuatan mereka ini mendatangkan hukuman Tuhan atas diri mereka. Melalui bagian ini, Tuhan ingin menyampaikan kepada umat, bahwa tidak ada seorangpun yang hidupnya tidak selaras dengan ketetapan dan peraturan Tuhan, luput dari hukuman Tuhan. Tapi Tuhan itu bukan hanya adil, Ia juga penuh dengan belas kasihan. Sekalipun umat-Nya tidak mampu menaati semua ketetapan dan peraturan-Nya, Ia mau memperbaharui hidup mereka. Dalam ayat 19-20 dikatakan bahwa Tuhan akan menghimpunkan kembali umat-Nya dan memberikan kepada mereka roh yang baru dan hati yang taat, sehingga umat-Nya bisa hidup menurut segala ketetapan dan peraturan-Nya. Bagian ini mengingatkan kita akan apa yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita. Kita adalah manusia berdosa, yang kecenderungannya selalu melawan perintah dan ketetapan Tuhan. Kita seharusnya menerima hukuman dan murka Tuhan, tetapi Tuhan dengan penuh belas kasihan mau menghimpunkan kita menjadi umat-Nya dan memberikan kepada kita Roh Kudus untuk memperbaharui hidup kita, sehingga kita diberikan hati yang mau taat kepada-Nya. Sungguh satu karya yang luar biasa, sebab Tuhan masih mau memberikan yang terbaik kepada umat-Nya yang berlaku tidak setia. Tuhan rela memberikan roh yang baru dan hati yang taat kepada mereka. Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Apakah kita telah memiliki hati yang baru? Bagaimana kita memaknai semua yang Tuhan telah kerjakan dalam hidup kita? Adakah setiap hari kita berjuang dengan pertolongan Roh Kudus untuk hidup taat kepada-Nya? Marilah kita menghargai anugerah dan kasih setia Tuhan dengan hidup berkenan kepada-Nya, serta mengerjakan firman-Nya dengan setia. Janganlah berlaku seperti para pemimpin Yerusalem yang hidup dalam kesombongan. STUDI PRIBADI: (1) Kejahatan apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin Yerusalem? (2) Apa hukuman yang Tuhan jatuhkan atas mereka? Berdoa bagi jemaat agar mereka dimampukan untuk hidup selaras dengan status mereka yang sudah dilahir-barukan oleh Roh Kudus. Doakan agar mereka setia melakukan firman Tuhan. 20 JUMAT “Aku sendiri akan menentang mereka. Walaupun mereka luput dari api, tetapi api akan memakan mereka… karena mereka berobah setia, demikianlah NOVEMBER 2015 firman Tuhan ALLAH.” (Yehezkiel 15:7-8) Bacaan hari ini: Yehezkiel 14-15 Bacaan setahun: Yehezkiel 14-15 BERBUAH BAGI KRISTUS S eringkali kita lebih menekankan mengenai pemahaman bahwa Allah penuh kasih dan senantiasa mengampuni. Namun ternyata konsep mengenai Allah yang penuh kasih ini tidak disampaikan secara komplit. Karena Allah itu bukan sekadar kasih, tetapi juga Allah yang adil, yang tidak akan pernah membiarkan seseorang menjalani kehidupannya, bahkan melakukan kesalahan tanpa mempertanggungjawabkannya. Yehezkiel menjelaskan di dalam ayat ini dengan menempatkan penduduk Yerusalem yang diumpamakan dengan pokok anggur yang tidak berbuah sehingga tidak berguna. Buah kebenaran dan kesetiaan kepada Tuhan tidak dapat ditemukan di dalam diri mereka (Yeh. 15:8). Yehezkiel menjelaskan bahwa Tuhan menghukum umat Israel karena kehidupan mereka tidak menunjukkan suatu pertobatan. Yehezkiel menuliskan ini dengan suatu pemikiran, betapa hebatnya Yerusalem masa dulu, melebihi semua kota lain yang di dunia ini. Mengingat bahwa kota Yerusalem adalah kota Allah dan kota kebanggaan Umat Israel. Tetapi, kemudian Tuhan membandingkan umat Israel sebagai pohon anggur (Yer. 2:21). Dari setiap pohon anggur, orang pasti mencari dan mengharapkan buahnya, karena orang tidak dapat membuat sesuatu apa pun dari batang pohon anggur yang sangat rapuh itu. Olah karena itu, batang kayu atau ranting pohon anggur yang tidak menghasilkan buah hanya bisa dibakar. Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, umat Israel yang masih ada di Yerusalem disamakan dengan batang kayu pohon anggur yang tidak berbuah karena mereka tidak setia kepada Allah dan tidak menaati seluruh firman-Nya. Bagaimana dengan kita? Mari kita berusaha agar hidup kita menghasilkan buah, yaitu dengan tetap melekat kepada Yesus Kristus, dengan memiliki relasi yang intim dengan Dia dan dengan mematuhi kehendak-Nya. Kiranya kita semakin serupa dengan Kristus dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Karena, sekalipun kita bukan bangsa Israel, kita adalah umat Allah melalui iman kepada Yesus Kristus (Gal. 3:28-29). Maka, berbuahlah bagi Kristus! STUDI PRIBADI: (1) Apa yang seharusnya dihasilkan seseorang yang mengaku bertobat? (2) Apa yang menjadi penghalang seseorang untuk dapat menghasilkan buah pertobatan? Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar kehidupan iman mereka semakin dewasa yang berdampak pada pembaruan karakter mereka, yang semakin hari dapat semakin serupa Kristus. 21 SABTU “… Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang NOVEMBER 2015 layu kering bertaruk kembali ...” (Yehezkiel 17:24) Bacaan hari ini: Yehezkiel 17 Bacaan setahun: Yehezkiel 16-17 KOMPROMI YANG MEMBAWA SENGSARA Y ehezkiel mengungkapkan berita Allah melalui perumpamaan. Frasa “pucuknya yang paling ujung” mengacu kepada Raja Yoyakhin dari Yehuda, yang diangkut dalam pembuangan ke Babel. (bdk. 2Raj. 24:11-16). Dalam Yehezkiel 17:7, frasa “burung rajawali besar yang lain” mengacu kepada Mesir. Istilah “rajawali” dalam Yehezkiel 17:12 mengacu kepada raja Nebukadnezar dari Babel, sedangkan kata “Libanon” mengacu kepada Yerusalem. Zedekia dinobatkan oleh Nebukadnezar ketika saudara sepupunya, Yoyakhin, diturunkan dari takhta dan dibawa ke Babel (2Raj. 24:17). Baik Yeremia maupun Yehezkiel, memandang Yoyakhin sebagai yang terakhir dari raja Yehuda yang sah. Nama Zedekia yang semula Matanya, diubah oleh Nebukadnezar, menjadi Zedekia sebagai tanda raja bawahan. Namun kemudian, Zedekia menggabungkan diri pada sebuah koalisi yang memusuhi Babel dan memberontak melawan Nebukadnezar, yang mengundang serbuan atas Yehuda dan Yerusalem oleh orang Kasdim pada Desember 589 SM. Akibatnya, Yerusalem dihancurkan raja Babel. Nampaknya sudah sejak awal pemerintahannya Zedekia tidak sabar ada di bawah kuk Babel. Yeremia memperingatkannya supaya tidak terlibat dalam koalisi negara-negara jiran untuk melawan sang adikuasa. Dalam bagian ini Tuhan sedang membuat perhitungan dengan Yehuda atas ketidaksetiaannya dalam proses yang Tuhan izinkan terjadi. Dalam penderitaan di bawah kekuasaan Babel, ada sebuah tindakan yang salah yang dilakukan Raja Zedekia, yaitu membuat perjanjian kerjasama dengan bangsa Mesir. Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukannya, apalagi bersumpah untuk setia kepada Mesir. Bagaimana dengan kita? Kadang demi mendapat kemudahan, kita tergoda untuk berkompromi dengan sesuatu yang Tuhan tidak sukai. Memang Allah mengizinkan kesulitan, namun hal itu bukan berarti Allah membenci kita dan kemudian membuat kita mencari pertolongan di tempat yang salah. Mari kita belajar untuk menantikan waktu Tuhan yang tepat untuk menolong kita. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah mengizinkan kesulitan terjadi dalam kehidupan umatNya? (2) Ketika menantikan pertolongan Tuhan, bolehkah kita serong hati terhadap Dia? Berdoalah bagi anggota keluarga Anda yang sedang mengalami berbagai kesulitan hidup agar mereka tidak berpaling dari Tuhan, tetapi tetap berdoa dan mengerjakan yang terbaik. 22 MINGGU “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya…” (Yehezkiel 18:20) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yehezkiel 18 Bacaan setahun: Yehezkiel 18-19 BERTANGGUNG JAWAB ATAS DIRI SENDIRI T anggung jawab merupakan hal yang harus kita miliki dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita dituntut untuk bertanggung jawab dalam rumah tangga kita, pekerjaan kita, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; tidak terkecuali juga dalam kehidupan kita bersama dengan Tuhan. Tuhan menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya yang bertanggung jawab di hadapan-Nya. Perjanjian Lama mengajarkan tentang konsep dosa komunal, yakni jika seorang melakukan dosa, akibatnya ditanggung oleh seisi keluarga yang bersangkutan. Hal ini terjadi dalam peristiwa Akhan yang dihukum bersama sanak keluarga dan ternaknya karena menyimpan barang-barang yang dikhususkan bagi Tuhan. Tetapi dalam bagian firman Tuhan yang kita renungkan hari ini, Tuhan mengajarkan suatu konsep yang baru kepada umat-Nya, bahwa semua orang bertanggung jawab atas dosa yang ia lakukan sendiri. Jika seseorang melakukan dosa, maka ia sendiri akan menerima hukuman atas perbuatan fasik yang ia lakukan. Pengajaran ini diulang-ulang di dalam seluruh bagian pasal ini untuk menyadarkan orangorang yang sengaja melakukan dosa dan bersembunyi di balik perbuatan benar kaum keluarga mereka (Yeh. 18:4, 13, 18, 20, 26). Mereka tidak lagi takut melakukan dosa dan mereka tidak takut pada Allah. Tuhan tahu dan melihat setiap dosa yang dilakukan manusia. Sekecil apa pun dosa yang kita lakukan merupakan kekejian di mata Tuhan yang kudus. Adakah hari ini kita hidup seperti umat Tuhan di zaman Yehezkiel? Adakah kita tidak lagi takut kepada Allah dan berbuat dosa dengan sangat spontan? Adakah kita memaki orang, berbohong, berkata-kata kotor tanpa kegentaran kepada Allah yang Mahahadir? Adakah kita menipu, menyakiti dan menghina orang lain tanpa rasa bersalah di hadapan Allah? Maka, Bertobatlah! Sesungguhnya jika kita tidak bertobat, kita akan menanggung hukuman dan akibat dari ketidaktaatan kita. Kita tidak bisa bersembunyi di balik kesalehan siapa pun. Setiap kita bertanggung jawab di hadapan Allah atas setiap dosa yang kita lakukan. STUDI PRIBADI: (1) Dosa apakah yang sering kita lakukan dengan spontan tanpa rasa gentar kepada Tuhan? (2) Apa arti bertobat? Berdoalah agar Tuhan boleh memberikan kepada kita dan setiap anggota keluarga kita, hati yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan membenci dosa, sehingga memperkenan hati Tuhan. 23 SENIN NOVEMBER 2015 “Apakah kamu menajiskan dirimu juga dengan cara hidup nenek moyangmu dan berzinah dengan mengikuti dewa-dewanya yang menjijikkan?” (Yehezkiel 20:30b) Bacaan hari ini: Yehezkiel 20:30-36 Bacaan setahun: Yehezkiel 20-21 BUANG BERHALA-MU B anyak orang Kristen yang mengikut Yesus tetapi masih memiliki berhala di dalam hidupnya. Ia pergi ke gereja, namun ia mencintai uang melebihi cintanya kepada Tuhan. Ia melayani Tuhan, namun ia melakukannya untuk dilihat orang dan memiliki reputasi baik di mata orangorang di sekitarnya. Ia rajin berdoa, tetapi doanya hanya berisikan pokokpokok doa yang egois bagi kepentingan diri sendiri. Sesungguhnya orangorang yang demikian menyembah Tuhan, tetapi mereka memiliki berhala, yakni uang dan dirinya sendiri. Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah, dikuduskan untuk menjadi umat yang beribadah hanya kepada Allah. Namun ketika mereka melihat kehidupan masyarakat kafir, mereka terpengaruh dan hati mereka bercabang kepada berhala. Mereka tidak meninggalkan Allah, tapi mereka juga menyembah berhala-berhala. Berkali-kali Allah menegur mereka, tapi mereka tetap kembali kepada berhala (Yeh. 20:7-8, 13, 21, 24, 28). Allah membenci hati umat yang bercabang. Allah memandang berhala sebagai kejijikan dan memandang umat yang melakukannya sebagai kenajisan. Bagaimana dengan hidup kita? Adakah kita menyembah Allah, tetapi hati kita juga condong pada berhala? Berhala zaman ini memiliki berbagai macam bentuk. Pada dasarnya berhala adalah segala hal yang menggeser Allah sebagai penguasa hati dan hidup kita. Uang, kekuasaan, gadgets, acara televisi, barang mewah dan pekerjaan dapat menjadi berhala ketika semuanya itu menjadi lebih utama dari Allah di dalam hidup kita. Hal-hal tersebut menjadi berhala ketika mereka mengambil porsi waktu dalam hidup kita melebihi waktu kita bersama dengan Allah. Waktu doa, saat teduh dan beribadah dapat terpotong oleh karena berhala-berhala yang menguasai hidup kita. Buanglah berhala-berhala itu! Tinggalkan semua berhala di dalam hati kita dan hiduplah dalam kehendak Allah, maka Ia akan menyertai dan menuntun hidup kita. Jangan bermimpi bahwa Allah akan menuntun dan memberkati kita, bila kita tidak bertobat dan membuang berhala-berhala kita. STUDI PRIBADI: (1) Apa berhala dalam hidup kita? (2) Apakah uang, manusia, shopping, gadgets & hal-hal lain tersebut merenggut waktu doa & membaca Alkitab kita setiap hari? Berdoalah agar Tuhan boleh memberikan kepada kita hati yang setia kepada Allah, tidak bercabang dan tidak mencintai berhala-berhala zaman ini. Kita pun memiliki waktu teduh yang rutin. 24 SELASA NOVEMBER 2015 “Lihatlah, masing-masing pemimpin Israel mengandalkan kekuatannya di tengah-tengahmu untuk menumpahkan darah.” (Yehezkiel 22:6) Bacaan hari ini: Yehezkiel 22-23 Bacaan setahun: Yehezkiel 22-23 MURKA ALLAH ATAS ISRAEL M engapa Tuhan Allah membiarkan malapetaka besar terjadi dalam kehidupan pribadi, keluarga, bahkan suatu bangsa? Salah satu alasan adalah karena dosa yang telah diperbuatnya. Demikianlah yang terjadi terhadap bangsa Israel. Setelah Raja Babel merebut Yerusalem, Yehezkiel beserta sejumlah keluarga terkemuka Israel dibawa ke Babel sebagai kaum buangan. Nabi Yehezkiel memberi peringatan kepada penduduk Yehuda akan datangnya Penghukuman Allah akibat dosa dan ketidaksetiaan mereka, yaitu perbuatan jahat yang dilakukan terhadap sesamanya, ayah dan ibu dihina, memeras orang asing, janda, dan anak yatim, menerima suap untuk membunuh dan mengambil bunga pinjaman yang tinggi dan menajiskan Bait Suci dengan melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala di area Bait Suci, melanggar hari Sabat, memakan daging persembahan, dan hubungan seksual yang tidak pantas. Dosa yang begitu hebat ini dilakukan mulai dari pemuka-pemukanya, bagai “serigala-serigala yang menerkam mangsanya, nabi-nabinya melakukan penipuan, dan penduduk negerinya melakukan pemerasan dan perampasan.” Dosa itu sifatnya menular, makin hari makin hebat dampaknya sehingga menjadi kebiasan, yang pada akhirnya membuat orang tidak peka terhadap dosa. Akibatnya, tangan Allah yang kuat dan lengan-Nya yang teracung bukan menunjuk kepada perlindungan dan kekuatan TUHAN, melainkan menunjuk kepada kemarahan Allah yang tercurah sangat hebatnya. Tetapi sebelum murka Allah dinyatakan, dengan kasih-Nya, Allah mencari dari tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Nya, supaya jangan Tuhan memusnahkannya. Sayangnya, Allah tidak menemukannya. Inilah sifat Allah, bahwa Allah itu adil dan juga kasih. Janganlah kita memanfaatkan kasih Allah dengan makin berbuat dosa lagi, tetapi manfaatkanlah kasih Allah itu untuk segera bertobat, sehingga murka Allah tidak menimpa kita, melainkan damai sejahtera-Nya dicurahkan bagi kita. Amin. STUDI PRIBADI: (1) Apa dampak dari murka Allah terhadap mereka yang berdosa kepadaNya? (2) Benarkah bahwa murka Allah tidak pernah diimbangi dengan kasih setia-Nya? Berdoalah bagi kerabat, sahabat dan orang-orang terdekat yang Anda kenal, agar mereka tidak berlaku serong di hadapan Tuhan, sehingga hidup mereka dimurkai-Nya. 25 RABU “Aku, TUHAN, yang mengatakannya. Hal itu akan datang, dan Aku yang akan membuatnya. Aku tidak melalaikannya dan tidak merasa sayang, juga tidak menyesal. Aku akan menghakimi engkau menurut perbuatanmu...” (Yehezkiel 24:14) NOVEMBER 2015 Bacaan hari ini: Yehezkiel 24-25 Bacaan setahun: Yehezkiel 24-26 MURKA ALLAH ATAS BANGSA-BANGSA A da satu catatan penting tentang nubuat melawan bangsa-bangsa dalam kitab Yehezkiel, yaitu bangsa Babel tidak disebutkan. Hal ini mungkin terkait, bahwa TUHAN akan menggunakan bangsa Babel sebagai agen-Nya untuk menaklukkan semua bangsa-bangsa itu. Setiap nubuat berakhir dengan “Maka mereka/kamu akan mengetahui AKULAH TUHAN,” kecuali nubuatan melawan Edom, yang berakhir dengan “Mereka akan mengetahui pembalasan-Ku.” Tindakan bangsa-bangsa ini telah membuat tangan TUHAN yang kuat dan lengan-Nya yang teracung melawan mereka, karena: (1) bangsa Amon dan Moab senang melihat kehancuran Bait Suci (Yerusalem), kehancuran Yehuda, dan pembuangan orang-orang Yehuda; (2) bangsa Edom merampas dan menyerang orang-orang Yehuda yang melarikan diri dari Babel; (3) bangsa Filistin melakukan pembalasan dan permusuhan terusmenerus terhadap Israel; (4) bangsa Sidon suka menghina dan menjadi duri yang menusuk atau onak yang memedihkan; (5) bangsa Tirus, meski tidak ada perang tetapi secara rohani menyebabkan kehancuran besar bagi Israel melalui pernikahan Izebel (anak perempuan raja Tirus) dan Ahab. Izebel menjadi pendukung kuat penyembahan kepada Baal di Israel; (6) bangsa Mesir egois; dari waktu ke waktu bangsa Mesir menawarkan persahabatan dengan Israel, tetapi itu hanyalah alat yang digunakan untuk keuntungan pribadinya. Inilah serentetan dosa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang juga mewakili setiap tindakan kita yang mengakibatkan murka Allah turun atas mereka/kita. Yang paling menakutkan dari tindakan Allah adalah TUHAN tidak akan mendengarkan mereka/kita karena dosa yang begitu besar. Ini menunjukkan bentuk penghakiman TUHAN. Karena itu, bersandarkan pertolongan Allah Roh Kudus, kita menanggalkan manusia lama kita yang menemui kebinasaannya oleh nafsu yang menyesatkan dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya. STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Tuhan harus menghukum bangsa-bangsa di sekitar Israel? (2) Apakah Tuhan dapat memakai bangsa yang tidak mengenal-Nya jadi alat-Nya? Berdoalah bagi pertumbuhan iman anak-anak Tuhan di bangsa kita, agar mereka hidup sebagai terang dan garam bagi mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus. 26 KAMIS NOVEMBER 2015 “… Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai Tirus, engkau berkata: aku kapal yang maha indah” (Yehezkiel 27:3) Bacaan hari ini: Yehezkiel 27:1-36 Bacaan setahun: Yehezkiel 27-29 KECONGKAKAN MENDAHULUI KEHANCURAN M elalui wahyu umum, Allah juga memberi anugerah umum kepada seluruh ciptaan-Nya; dalam diri setiap mahkluk ciptaan Tuhan, dan kepada seluruh suku bangsa di muka bumi. Bangsa yang kuat, besar dan memiliki tempat tinggal yang permai bukan hanya dimiliki oleh bangsa Israel saja, melainkan seluruh bangsa di muka bumi, termasuk bangsa di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, Australia, dan secara khusus juga untuk bangsa Tirus yang merupakan tetangga bangsa Israel (27:3-10). Maksud Tuhan memberikan keindahan kepada bangsa-bangsa, dan mengaruniakan segala bentuk harta kekayaan kepada mereka, adalah agar mereka melalui wahyu umum, mereka dapat mengenal Allah pencipta langit dan bumi, serta memiliki hati yang beribadah kepada-Nya, bukannya menyombongkan diri (Kis. 17). Ini pernah terjadi pada bangsa Tirus dalam masa pemerintahan raja Hiram, yang membantu Salomo membangun bait Allah dan mengakui kedaulatan dan kekuasaan Allah Israel atas bangsabangsa (1Raj. 5). Namun dengan berjalannya waktu, dan juga karena pada dasarnya manusia ialah makhluk yang jatuh dalam dosa dan memberontak kepada Allah, maka segala kekayaan dan kebesaran yang dimiliki olehnya dianggap sebagai hasil usahanya, haknya, dan untuk memuliakan dirinya. Karena itulah, maka bangsa Tirus akan menghadapi penghakiman dan penghukuman Allah semesta alam. Awal abad 20, manusia percaya pada iptek dan mulai mengeluarkan Tuhan dari pembelajaran mereka dengan teori evolusinya; juga dibuatlah sebuah kapal Titanic yang merupakan objek terbesar pada waktu itu. Ada orang-orang yang beranggapan bahwa Tuhan pun tidak akan sanggup menenggelamkan kapal tersebut, karena kehebatannya. Namun dalam pelayaran perdananya mengarungi samudera Atlantik, Titanic tenggelam. Semua yang ada pada diri kita pada hakekatnya adalah anugerah Tuhan, bahkan kelak kita akan diminta pertanggung-jawaban di hadapan Allah. Karena itu, tidak ada lagi yang dapat kita sombongkan. Sebaliknya, hiduplah rendah hati di hadapan-Nya. STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah membenci orang yang congkak? (2) Bagaimana kita seharusnya menyikapi keberhasilan dalam hidup kita? Berdoalah bagi setiap orang Kristen yang Tuhan telah berkati melalui usaha ataupun pekerjaan mereka, agar mereka tidak menjadi sombong dan melupakan kebaikan Tuhan. 27 JUMAT “… Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.” NOVEMBER 2015 (Daniel 4:34) Bacaan hari ini: Yehezkiel 30-32 Bacaan setahun: Yehezkiel 30-32 TAKUT AKAN TUHAN, BUKAN MANUSIA K emarin kita melihat nubuatan hukuman terhadap Tirus dan Sidon, hari ini kita melihat Tuhan memakai raja Babel Nebukadnezar untuk menghukum bangsa Mesir dan para sekutunya. Dosa yang sama, yaitu kesombongan, penyembahan berhala. Sekalipun Mesir adalah negara adidaya pada waktu itu, dan dibantu banyak suku bangsa lainnya, namun ia bukan berhadapan dengan raja Babel,—ia berhadapan dengan Raja Semesta Alam yang sedang menjatuhkan penghukuman-Nya untuk mereka. Tujuan Allah menghukum mereka agar bangsa Mesir bertobat dan mengenal Allah yang benar (Yeh. 30:26). Nubuatan ini disampaikan nabi Yehezkiel sekitar tahun 587 SM, waktu itu Babel sedang menyerang Yehuda (Pembuangan pertama), dan Yehuda belum sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan, melainkan berharap kepada Mesir. Mesir pun tidak sungguh-sungguh menolong Yehuda, dan justru melarikan diri ketika tentara Babel mengalahkan Yehuda. Dalam hal ini jugalah, nabi Yeremia telah menubuatkan bahwa Mesir tidak akan luput pula dari hukuman Tuhan melalui Babel (Yer. 37:5-7; bdk. Yer. 46). Namun demikian, apakah kita pikir bangsa Babel akan terluput hukuman? Tidak! Pada waktu Tuhan, mereka juga akan menghadapi penghakiman Tuhan dan hukuman-Nya. Kita sering terbuai oleh kehebatan sebuah bangsa yang besar, melalui kemajuan teknologi, militer, ekonomi, sumber daya, dsb. Kita mengira bahwa negara-negara tersebut akan bertahun lama. Namun, bila bangsa dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan, maka hanya tinggal waktunya saja, sebab mereka akan mengalami penghakiman dan penghukuman Tuhan. Raja Nebukadnezar menyombongkan dirinya (Dan. 4:28-33), sehingga ia pun dihajar oleh Tuhan dan menjadi gila. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, Nebukadnezar menengadah ke langit, dan akal budinya kembali lagi. Lalu Nebukadnezar memuji Yang Mahatinggi, membesarkan dan memuliakan Dia Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun (Dan. 4:34). STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan sangat membenci kesombongan? (2) Bagaimanakah langkah-langkah praktis bagi kita agar tidak jatuh pada kesombongan? Berdoalah bagi para pengusaha muda agar mereka selalu dapat mensyukuri segala keberhasilan hidup mereka, bukan dengan menyombongkan diri, melainkan dengan hidup takut akan Tuhan 28 SABTU “Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi NOVEMBER 2015 mereka sama sekali tidak melakukannya.” (Yehezkiel 33:32) Bacaan hari ini: Yehezkiel 33 Bacaan setahun: Yehezkiel 33-34 HATI YANG MENDENGAR B agian firman Tuhan ini bercerita tentang peringatan Tuhan kepada Israel. Tuhan ingin agar bangsa Israel mendengar segala perkataan Tuhan melalui nabi Yehezkiel. Yehezkiel diumpamakan seorang penjaga Israel. Seorang yang berdiri di atas tembok kota untuk melihat apa yang terjadi di sekeliling kota tersebut. Jika ada bahaya maka penjaga tersebut harus meniup sangkakala supaya penduduk kota mengerti bahwa ada bahaya mengancam. Melalui perumpamaan ini, Tuhan ingin agar bangsa Israel mau mendengarkan perkataan nabi Yehezkiel; tidak hanya mendengarkan, tapi juga untuk melakukan apa yang sudah dikatakannya. Namun ada sebuah masalah dalam kehidupan bangsa Israel. Mereka sudah mendengar, bahkan dikatakan oleh Tuhan mereka suka mendengar suara nabi Yehezkiel, namun demikian, mereka tidak mempunyai hati yang mau melakukan firman yang diberitakan nabi Yehezkiel. Tuhan mengatakan, “Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya.” Perkataan ini berarti bahwa orang Israel mendengar segala yang dikatakan oleh nabi Yehezkiel, tetapi sayangnya mereka hanya mendengar sebatas pada telinga mereka. Hati mereka tidak mendengar. Karena itu, segala perkataan nabi Yehezkiel itu hanya sebatas pada telinga saja, tidak menggerakkan bangsa Israel untuk mengerjakan apa yang diperintahkan nabi Yehezkiel. Pada masa sekarangpun Tuhan mengirimkan “nabi-nabi Yehezkiel” kepada kita. Mereka menjadi penjaga-penjaga dalam kehidupan kita di hadapan Tuhan. Mereka adalah para rohaniawan di Gereja, para majelis dan guru Sekolah Minggu, juga mereka yang menjadi pemimpin-pemimpin rohani di Gereja. Mereka adalah penyambung lidah Allah kepada setiap kita. Kita mendengar mereka menyampaikan firman Tuhan. Bahkan firman Tuhan itu sering membuat kita merasa terpesona. Namun pertanyaannya, Sudahkah kita melakukannya? STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Allah kehendaki dari umat-Nya, Israel, ketika Ia mengutus nabi Yehezkiel kepada mereka? (2) Bagaimana seharusnya kita meresponi firman Tuhan? Berdoa bagi jemaat agar mereka bukan hanya sekadar menjadi pendengar firman Tuhan, tapi juga menjadi pelaku firman Tuhan, sehingga pertumbuhan iman mereka semakin nyata. 29 MINGGU NOVEMBER 2015 “… Aku akan menjadi lawanmu, hai pegunungan Seir dan Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawanmu dan akan menjadikan engkau musnah dan sunyi sepi.” (Yehezkiel 35:3) Bacaan hari ini: Yehezkiel 35 Bacaan setahun: Yehezkiel 35-36 JANGAN MEMUSUHI SAHABAT ALLAH P egunungan Seir adalah Edom. Dalam firman Tuhan hari ini, Edom akan mendapatkan hukumannya dari Tuhan. Penyebabnya adalah karena mereka memusuhi bangsa Israel dan membiarkan bangsa Israel dibunuh pada waktu musuh-musuh Israel menyerang. Edom bersukacita pada waktu Israel menderita, maka Tuhan mengatakan dunia akan bersukacita waktu Edom berdukacita. Hukuman yang Allah berikan kepada Edom sangatlah berat. Dalam ayat 6-7 Allah berkata, “Oleh sebab itu, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku akan menjadikan engkau darah dan darah akan mengejar engkau; oleh sebab engkau bersalah karena mencurahkan darah, maka darah akan mengejar engkau. Aku akan menjadikan pegunungan Seir musnah dan sunyi sepi dan melenyapkan dari padanya orang-orang yang lalu-lalang.” Edom yang berarti merah, sekarang benar-benar Tuhan akan jadikan merah dengan darah penduduknya. Bahkan pegunungan Seir itu akan sunyi sepi karena Allah akan memusnahkan mereka. Pelajaran rohani yang kita dapatkan dari firman Tuhan hari ini adalah janganlah kita memusuhi orang yang Allah kasihi. Jangan kita bersukacita karena kemalangan orang lain, bahkan Tuhan pun tidak menginginkan kita bersukacita karena kemalangan orang yang menjadi musuh Allah. Allah menginginkan kita dapat menolong orang yang berkesusahan, siapa pun dia. Seringkali tanpa sadar kita menjadi seperti Edom, kita bergembira karena kesusahan orang lain, karena kita berpikir kita akan mendapatkan keuntungan dari kesusahan orang tersebut. Dalam Roma 12:15, Paulus pernah mengatakan, “bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, menangislah dengan orang yang menangis.” Biarlah setiap kita bisa Tuhan pakai menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dapat memberikan kekuatan kepada mereka yang sedang lemah, menghiburkan mereka yang sedang berduka, dan dapat menambahkan sukacita kepada mereka yang sedang bersukacita. Bagaimanakah dengan Anda hari ini? STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah menghukum orang yang memusuhi orang yang dikasihiNya? (2) Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap mereka yang menjadi pelayan Tuhan? Berdoalah bagi jemaat agar mereka menjadi umat Tuhan yang benar-benar mau peduli terhadap sesamanya dan hidup takut akan Tuhan dengan melakukan firman-Nya. 30 SENIN NOVEMBER 2015 “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali.” (Yehezkiel 37:14) Bacaan hari ini: Yehezkiel 37:1-14 Bacaan setahun: Yehezkiel 37-39 HIDUP KEMBALI N abi Yehezkiel mendapat penglihatan yang tidak lazim, dituntun Roh Tuhan di tengah-tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang, “Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering” (Yeh. 37:2). Apa maksud penglihatan itu? Sebenarnya tulangtulang kering yang berserakan itu menggambarkan keadaan rohani umat Tuhan yang sudah mati, sudah sekarat, tidak ada kehidupan yang bisa diharapkan. Mereka tidak bisa hidup kembali. Namun Tuhan meyakinkan nabi Yehezkiel, bahwa Tuhan dapat menghidupkan mereka kembali. (1) Realita kematian umat Tuhan itu terjadi karena mereka telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Mereka menyembah berhala, yang adalah penghinaan bagi Tuhan. Mereka menganggap berhala lebih bisa diandalkan daripada Tuhan Allah yang telah menyelamatkan mereka. Mereka lebih bersandar pada pedang dan melakukan kekejian serta masing-masing mencemari istri sesamanya (ps. 33:25-26). Dosa yang mereka lakukan sudah kelewat batas. Oleh karena itu, Tuhan menghajar mereka sehingga banyak yang mati oleh pedang dan dijadikan makanan bagi binatang liar. Tuhan melakukan ini, supaya umat-Nya tahu bahwa hanya Tuhan Yahweh, Allah yang berkuasa atas hidup mereka. (2) Realita dihidupkan kembali. Tuhan berkata kepada nabinya, “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?” Nabi menjawab dengan hikmat, “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!” Artinya, nabi ini percaya bahwa Tuhan berkuasa menghidupkan kembali dari tulang-tulang yang kering ini. Tuhan sendiri yang berfirman atau memerintahkan tulang-tulang itu hidup kembali: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali (37:5-6). Semua tulang kering yang tidak berdaging dan kulit bisa kembali normal sekejap saja. Yang tidak bernafas, kembali bernafas. Tuhan ingin membuktikan bahwa Dia lah satusatunya Tuhan yang hidup. Bagaimana dengan Anda? Janganlah ragu akan kuasa Tuhan, Allah kita! STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan memperlihatkan tulang yang kering dan dihidupkan kembali oleh Tuhan? (2) Pelajaran apa yang kita dapatkan bagi keimanan kita? Berdoalah bagi setiap jemaat yang sedang lemah iman dan bimbang akan pengharapan mereka di dalam Tuhan Yesus, agar mereka tetap teguh dan kokoh dalam firman-Nya. “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23)