二零 - GKA GLORIA

advertisement
|
235
| 二零
BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 235 | NOVEMBER 2015
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” [Mazmur 107:1]
Saran-saran Praktis
Bersaat Teduh
PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat
penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan
sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kembali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!
PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu
tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memperoleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.
Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat mengikuti saran-saran praktis sebagai berikut:
Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.
Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat mengganggu konsentrasi Anda.
Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan
Tuhan.
Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga
paham benar, kemudian renungkanlah.
Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan
refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan
pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.
Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu
kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman
Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari
sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)
PERSPEKTIF
www.gkagloria.or.id
Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria Surabaya
Alamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272
Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282
Email: [email protected]
Rekening Bank: BCA a/c 256 532 5777
a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria
Penulis edisi 235:
Alex Lim, Alfred Jobeanto, Anggiat M. Pandiangan, Bambang Alim
Bambang Tedjokusumo, Haryono Wong, Hendry Heryanto, Ie David
Ivan Kwananda, Liem Sien Liong, Liona Margareth
Olivia Carroline, Otniol H. Seba, Rohani, Sahala Marpaung
Penerjemah: Tertiusanto
EDITORIAL
Beriman
P
embaca PERSPEKTIF yang dikasihi Tuhan.
Hidup tidaklah semudah “membalikkan
telapak tangan,” ada kalanya kita mengalami
putus asa, frustrasi, bahkan sampai depresi.
Persoalan demi persoalan menghadang jalan hidup
kita, masalah yang satu belum terselesaikan,
masalah yang lain sudah menekan kita, hingga kita
ingin menyerah, bahkan mengakhiri hidup ini.
Kondisi macam ini tidak bisa kita hadapi dengan
kekuatan jasmaniah dan akal kita yang terbatas. Semakin kita berusaha
kuat mengatasinya dengan kekuatan dan akal kita yang terbatas, semakin
besar pula frustasi kita. Jika demikian, apa yang harus kita lakukan?
“Beriman!” Ketika kita percaya kepada kuasa dan hikmat Tuhan,
bukanlah berarti kita menjadi orang yang pasif dan tidak mengerjakan apaapa. Kita tetap mengerjakan yang terbaik dan menghadapi masalah
sebagaimana mestinya; namun kita sadar bahwa kita butuh sesuatu yang
lebih besar dan melampaui keterbatasan kita, yaitu iman (Ibr. 11:1). Iman itu
bukan percaya pada hal yang tidak masuk akal, tetapi melampaui akal dan
keterbatasan hikmat kita. Dalam iman itulah kita menemukan penghiburan
dan kekuatan dalam menghadapi segala rintangan. Iman membuat kita
tekun, sabar, dan tenang. Iman itu bukan percaya pada kekuatan sendiri,
tetapi pada kekuatan dan hikmat Tuhan. Iman itu bersandar penuh pada
jalan Tuhan dan segala yang dikerjakan-Nya pada kita; bukan bergantung
pada situasi yang sedang kita hadapi. Iman itu menerima apa yang Tuhan
berikan, bukan hasil yang kita harapkan (Dan. 3:16-18). Iman itu melihat
pada rancangan Allah dan bukan rancangan diri sendiri. Iman itu membawa
kita pada kehendak Allah, bukan mendorong Allah mengerjakan kehendak
kita. Iman itu menghasilkan perkara yang besar, karena Allah
menggenapkan rencana-Nya dalam hidup kita.
Jadi, janganlah berhenti beriman. Tetaplah percaya kepada Tuhan,
lakukan yang terbaik, sebab segala sesuatu itu indah pada waktu-Nya.
Amin.
01
MINGGU
“Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku,
yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku
dan Aku ini akan menjadi Allah mereka …”
NOVEMBER 2015
(Yeremia 24:7)
Bacaan hari ini: Yeremia 24:1-10
Bacaan setahun: Yeremia 24-26
PEMELIHARAAN DAN HUKUMAN TUHAN
K
epemimpinan yang buruk bisa saja membawa dampak buruk bagi
mereka yang dipimpinnya, sebab seorang pemimpin memegang
pengaruh dan pengarah bagi hidup bawahan atau masyarakatnya.
Demikian halnya yang terjadi dalam kerajaan Yehuda, dimana Zedekia,
raja Yehuda, telah menyeret sejumlah besar masyarakat dan orang-orang
terdekatnya untuk berlaku tidak setia kepada Tuhan, karena perbuatannya.
Meskipun demikian, ternyata tidak semua masyarakat Yehuda
terpengaruh oleh sikap raja mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang
menjaga hati dan menetapkan iman mereka kepada TUHAN, termasuk
Yeremia. Mereka adalah orang-orang yang berserah kepada Tuhan
daripada kepada para pemimpin mereka.
Dua kondisi masyarakat Yehuda ini digambarkan Tuhan seperti dua
keranjang buah ara; yang satu berisi buah yang baik dan yang lain berisi
buah yang busuk. Keduanya akan sama-sama mengalami masa yang sulit,
yaitu masa pembuangan di Babel. Namun keduanya memiliki kepastian
masa depan yang berbeda. Mereka yang tidak setia kepada Tuhan, yaitu
Zedekia, para pendukungnya, dan masyarakat Yehuda yang mengikuti
jejaknya, akan dibinasakan oleh Tuhan; sedangkan mereka yang setia,
sekalipun harus mengalami masa-masa yang susah, mereka akan
mendapatkan kelegaan dan pertolongan dari Tuhan. Kata TUHAN, “Aku
akan mengarahkan mata-Ku kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan
Aku akan membawa mereka kembali ke negeri ini...” (ay. 6). Semua yang
TUHAN janjikan pasti tergenapi. Melalui Ezra dan Nehemia, misalnya,
TUHAN membawa umat-Nya kembali ke tanah yang telah dijanjikan-Nya.
Pelajaran apa yang kita dapatkan dari bacaan ini? (1) Jangan pernah
merasa sia-sia mempertahankan sikap yang baik dan setia di hadapan
Tuhan, sekalipun ada kalanya kita merasa rugi/terancam karena sikap
benar itu, sebab Tuhan memperhatikannya. (2) Sekalipun Tuhan
mengijinkan kita melewati pergumulan yang sulit, tetaplah setia, sebab
pada waktu-Nya, Ia akan memberkati dan memulihkan kita. Amin.
STUDI PRIBADI: (1) Apakah dengan melakukan yang benar dan setia kepada Tuhan, hidup
tidak akan memiliki masalah? Mengapa? (2) Apa janji Tuhan terhadap mereka yang setia?
Berdoalah bagi para misionaris yang sedang menghadapi situasi sulit dalam
ladang pelayanan agar mereka tetap setia dan melakukan tugas mereka
dengan baik.
02
SENIN
NOVEMBER 2015
“Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga,
pada bulan yang ketujuh.”
(Yeremia 28:17)
Bacaan hari ini: Yeremia 28
Bacaan setahun: Yeremia 27-29
“STATUS QUO”
T
idak mudah bagi kita memilih mana yang salah dan benar, ketika
yang benar itu nampak salah dan yang salah itu nampak benar. Pada
umumnya, kita akan memilih suara mayoritas, karena itu akan lebih
mudah dan pasti menang.
Kondisi ini sedang dihadapi oleh nabi Yeremia. Kita tahu tidak banyak
orang yang mendukungnya, bahkan orang yang mengenal dia benar pun,
tidak berani bersuara. Ketika Hananya, sang nabi palsu itu menyuarakan
“firman Allah” tentang kedamaian dan kemenangan Yehuda atas Babel,
suara itu disambut baik oleh raja Zedekia dan para pembesarnya. Itulah
yang mereka butuhkan, tetapi mereka tidak tahu, bahwa sesungguhnya
Hananya hanyalah seorang nabi yang sedang mencari keuntungan pribadi.
Ia tidak sedang membawa raja Zedekia dan rakyat Yehuda kepada
pertobatan, tapi pada kesulian yang lebih besar, dengan menina-bobokan
mereka dalam nubuat-nubuat hiburan yang palsu (ay. 2-4; 12-16).
Beda dari Hananya, Yeremia mengingatkan mereka akan kebenaran,
sekalipun nubuat itu bernada negatif, karena mereka harus tunduk pada
raja Babel. Jika kita dalam kondisi yang sama dengan masyarakat Yehuda,
manakah yang akan kita pilih, nubuat Hananya atau Yeremia? Ketika kita
dalam situasi yang sulit, lalu ada seorang hamba Tuhan mengingatkan kita
untuk setia, taat, dan tetap percaya kepada kuasa Tuhan, sedangkan yang
lain meminta kita untuk percaya pada kekuatan kita sendiri, bahkan minta
pertolongan dari kuasa lain, manakah yang kita pilih? Atau ketika kita
melakukan kesalahan, dan kita ditegur oleh seorang hamba Tuhan untuk
berbalik kepada-Nya, sedangkan yang lain memberikan penghiburan yang
semu, dan berkata: “tidak apa-apa, Tuhan tahu kelemahanmu! Tuhan akan
pulihkan kamu!” manakah yang akan kita pilih?
Rakyat Yehuda, raja dan pembesar memilih Hananya dan menolak
Yeremia. Mereka tidak bertobat, tetapi mengikuti penghiburan palsu dan
suara terbanyak (status quo), tanpa kebenaran. Akibatnya, hukuman yang
hebat akan menimpa mereka. Bagaimana dengan Anda?
STUDI PRIBADI: (1) Untuk kepentingan siapakah Hananya bernubuat melawan kehendak
TUHAN? (2) Mengapa raja dan pembesar lebih memilih Hananya daripada Yeremia?
Berdoalah bagi jemaat agar mereka tidak terjebak pada status quo dalam
suatu masalah, tetapi mereka dapat peka terhadap kehendak Tuhan sesuai
firman-Nya (Alkitab).
03
SELASA
“...demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan
keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda-firman TUHAN-dan Aku akan
mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan...,
dan mereka akan memilikinya.” (Yeremia 30:3)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yeremia 30:1-24
Bacaan setahun: Yeremia 30-31
PEMULIHAN DARI TUHAN
U
mat Yehuda dihukum Tuhan karena dosa mereka menyembah allah
lain dan menjauh dari Tuhan. Penghukuman itu dimulai dengan
serangan kerajaan Babel dan mencapai puncaknya pada zaman
raja Zedekia. Namun di balik penghukuman tersebut ada janji pemulihan
Tuhan, seperti yang ada dalam pasal 30 ini. Tuhan akan memulihkan umatNya dan membawa mereka kembali ke tanah mereka. Maka dari kisah ini,
kita bisa belajar tentang penghukuman dan pemulihan Tuhan.
Tuhan adalah Allah yang adil dan membenci dosa. Penghukuman
yang dijatuhkan atas umat Yehuda adalah karena dosa-dosa mereka.
Berulang kali Tuhan mengutus nabi-nabi-Nya untuk memperingatkan
mereka, tetapi mereka tidak pernah mau bertobat. Pada akhirnya, murka
Tuhan dilaksanakan dengan menghukum mereka melalui kerajaan Babel
yang dipimpin raja Nebukadnezar. Penghukuman Tuhan ini bukan hanya
pelampiasan amarah, karena Tuhan diabaikan dan tidak ditaati. Kemudian,
Tuhan menjanjikan pemulihan bagi mereka. Akan tiba waktunya mereka
akan dipulihkan dan kembali ke tanah milik mereka. Tujuan penghukuman
Tuhan bukan pelampiasan amarah semata, tetapi agar mereka menyadari
kesalahan dan kondisi mereka yang telah jauh dari Tuhan, dan kembali
menjadi umat-Nya (ay. 22). Tuhan ingin umat-Nya menyadari bahwa hidup
yang sejati hanya ditemukan ketika mereka mau hidup taat kepada Tuhan,
bukan kepada allah lain, apalagi mengandalkan diri sendiri.
Karena itu dalam Ibrani 12:5-11, dikatakan bahwa Allah menghajar
mereka yang dikasihi-Nya. Mengapa demikian? Karena Allah mengasihi
mereka sebagai anak-anak-Nya dan ingin agar mereka berbagian dalam
kekudusan-Nya sehingga hidup dalam damai dan kebenaran. Jika umatNya tidak dihajar, ketika telah berbuat dosa, maka mereka hanyalah anakanak gampangan. Melalui peristiwa ini, kita melihat bahwa Allah selalu
menyertai, dan telah terbukti Dia tidak melepaskan umat-Nya yang sedang
menjauh dari-Nya. Hajaran atau penghukuman-Nya justru membawa
mereka kembali hidup di dalam Tuhan.
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan menghajar umat yang dikasihi-Nya? (2) Mengapa
hajaran Tuhan justru adalah bukti bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita?
Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar senantiasa hidup setia dalam mengikuti
Tuhan dan dikuatkan dalam menghadapi cobaan dan godaan, sehingga kita
boleh memiliki iman yang sejati.
04
RABU
“Namun Engkau, ya Tuhan ALLAH, telah berfirman kepadaku:
Belilah ladang itu dengan perak dan panggillah saksi-saksi!
—padahal kota itu telah diserahkan ke dalam tangan
NOVEMBER 2015
orang-orang Kasdim.” (Yeremia 32:25)
Bacaan hari ini: Yeremia 32:1-44
Bacaan setahun: Yeremia 32-33
TUHAN MENUNJUKKAN BUKTI SETIA-NYA
T
erkadang Tuhan menunjukkan bukti kasih setia-Nya atau sesuatu
yang ingin diajarkan-Nya melalui contoh nyata. Ini yang terjadi pada
waktu itu dalam kehidupan Yeremia sebagai ingatan bagi dia dan
umat Yehuda. Ingatan bahwa Allah memang menghukum mereka dengan
menyerahkan umat Yehuda ke tangan kerajaan Babel. Tetapi pada saatnya
nanti mereka akan dipulihkan dan akan kembali ke tanah perjanjian.
Bagaimana cara Allah menunjukkan buktinya?
Allah memerintahkan Yeremia untuk membeli ladang di Anatot dari
Hanameel, anak Salum, pamannya. Hanameel datang dengan usulan agar
Yeremia membeli dan menebus tanah itu sebagai kerabat Hanameel.
Yeremia yang memang mempunyai hak untuk melakukan itu diperintahkan
Tuhan untuk menyetujui dan membelinya. Yeremia pun menaati perintah
Tuhan tersebut. Dari sini, jika dipikir-pikir dengan akal sehat maka kita akan
bertanya, mengapa Yeremia membeli tanah yang sebentar lagi akan
diserahkan kepada bangsa lain untuk dikuasainya? Bukankah itu akan
membuang-buang uang dan merugikan? Tetapi Yeremia percaya bahwa
melalui hal ini Tuhan ingin menunjukkan kepastian akan janji pemulihan
atas umat Yehuda. Jika umat Yehuda nantinya dipimpin Tuhan kembali ke
tanah Perjanjian ini, maka keturunan Yeremia adalah yang mempunyai hak
untuk memiliki tanah yang telah dibeli tersebut.
Melalui kisah ini kita mendapatkan satu keyakinan bahwa Allah yang
kita sembah adalah Allah yang menepati janji. Dia memang adalah Allah
yang adil dan tidak pernah bermain-main dengan dosa. Tetapi Dia adalah
Allah yang tidak meninggalkan kita dan ingin kita selalu hidup di dalam Dia.
Bahkan Dia berjanji akan memulihkan hidup umat-Nya yang mau hidup di
dalam Dia. Walaupun sedang mengalami kesullitan sekalipun, janganlah
kita melepaskan Tuhan karena Dia berjanji dan Dia akan menepati-Nya.
Bukankah Tuhan Yesus Kristus menjanjikan hal itu? Dia berjanji bahwa Dia
akan selalu menyertai kita sampai pada akhir zaman, dimana kita akan
bersama Tuhan di “Tanah Perjanjian,” Kerajaan Allah.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang ingin diajarkan Tuhan kepada Yeremia melalui perintah untuk
membeli tanah tersebut? (2) Pelajaran rohani apakah yang Anda dapatkan?
Berdoa bagi Jemaat Tuhan agar diberikan kekuatan iman dan tetap memiliki
pengharapan dalam Tuhan walaupun dalam kesulitan sekalipun. Janji-Nya
untuk menyertai kita adalah iya dan pasti.
05
KAMIS
“Tetapi sesudah itu mereka berbalik pikiran, lalu mengambil kembali
budak-budak lelaki dan perempuan yang telah mereka lepaskan
sebagai orang merdeka itu dan menundukkan mereka menjadi
NOVEMBER 2015 budak laki-laki dan budak perempuan lagi” (Yeremia 34:11).
Bacaan hari ini: Yeremia 34:8-22
Bacaan setahun: Yeremia 34-36
PERTOBATAN SETENGAH HATI
B
ertobat adalah berbalik dari jalan yang salah menuju kepada jalan
Tuhan, jalan yang benar. Tetapi terkadang kita menemukan adanya
pertobatan setengah hati, atau pertobatan semu. Apakah artinya?
Mereka bertobat hanya untuk mendapatkan berkat dari Tuhan atau
lepas dari kesulitan. Ini yang terjadi dalam kehidupan umat Yehuda waktu
itu. Ketika Tuhan telah menyatakan akan menyerahkan mereka ke tangan
Raja Babel, maka mereka kemudian menunjukkan perubahan perilaku dan
membebaskan para budak Ibrani, saudara sebangsa mereka sendiri.
Memang Tuhan memerintahkan agar mereka jangan memperbudak
saudara sebangsanya sendiri. Kalaupun ada saudara sebangsa yang ingin
bekerja demi nafkah dan menjadi budak, mereka pun harus membebaskan
orang tersebut pada tahun Yobel (Im. 25). Dasar dari hal ini adalah karena
Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir, maka mereka
tidak diperbolehkan untuk saling memperbudak satu sama lain. Ternyata,
ada indikasi yang tidak baik dengan membebaskan para budak, yaitu agar
para budak ini dapat menjadi kekuatan tambahan untuk berperang dengan
kerajaan Babel.
Ketika situasi mulai kelihatan membaik, ditambah Mesir yang datang
membantu Yehuda untuk menyerang Babel, raja dan umat Yehuda berpikir
bahwa kondisi telah membaik dan kembali seperti semula. Celakanya, di
tengah kondisi tersebut, mereka ternyata tidak bertobat sungguh-sungguh.
Mereka memutuskan untuk memperbudak kembali saudara-saudara
mereka tersebut. Ini menjadi suatu hal yang menyedihkan bagi Tuhan atas
mereka. Maka Tuhan pasti akan menghukum mereka melalui Raja Babel.
Hal ini mengingatkan kita, seringkali kita bertobat dan memohon
pengampunan Tuhan hanya karena kita tidak ingin malu di depan orang
lain. Tetapi ketika kita melihat situasi baik-baik saja, maka kita melupakan
pertobatan kita. Sesungguhnya kita tidak bertobat, tetapi bermain-main
dengan Tuhan. Jikalau kita bertobat, hendaknya kita bersungguh-sungguh
bertobat dan kembali hidup seturut kehendak-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Apa bedanya pertobatan yang setengah hati dan sungguh-sungguh?
(2) Apa yang Tuhan lakukan terhadap mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat?
Berdoa bagi jemaat Tuhan agar dijaga dari jalan yang salah, dan jika mereka
jatuh dalam dosa, hendaknya belas kasihan Tuhan menolong mereka untuk
bertobat dan hidup sungguh-sungguh dalam kehendak Tuhan.
06
JUMAT
NOVEMBER 2015
“Raja Zedekia memberi perintah,
lalu orang menahan Yeremia di pelataran penjagaan …”
(Yeremia 37:21)
Bacaan hari ini: Yeremia 37:1-21
Bacaan setahun: Yeremia 37-39
NABI YANG SETIA
K
ebenaran seringkali dikaburkan, bahkan dianggap salah. Apa yang
benar bisa menjadi salah, dan apa yang salah, bisa menjadi benar.
Kita menyukai hal-hal yang membenarkan pendapat kita dibanding
dengan kebenaran itu sendiri. Jarang kita mempertahankan kebenaran
karena memang benar, terlebih konsekuensinya tidak menyenangkan.
Pada zaman nabi Yeremia, ada suatu masa ketika pengepungan
tentara Babel berhenti untuk sementara, Yeremia berusaha meninggalkan
Yerusalem dan menuju ke daerah Benyamin untuk mengurus pembagian
warisan di antara kaum keluarganya. Namun di pintu gerbang Benyamin, ia
ditangkap oleh kepala penjaga dan dituduh mau menyeberang ke pihak
Babel. Apalagi khotbah Yeremia terus-menerus menyerukan agar orang
Yehuda menyerah kepada Babel, telah menimbulkan kebencian terhadap
Yeremia di hati para patriot bangsa. Dalam kemarahannya, mereka dan
para pembantu raja memukul Yeremia dan menjebloskannya ke dalam
ruang cadangan air di bawah tanah yang sudah diubah menjadi penjara.
Ketika memiliki kesempatan untuk bertemu dengan raja Zedekia, Yeremia
tetap menyerukan berita yang sama dari Tuhan, yaitu bahwa Babel akan
menghancurkan Yerusalem. Karena itu, ia tetap mendorong raja Zedekia
untuk menyerah kepada Babel. Akibatnya, ia tetap berada dalam penjara,
namun bukan di bawah tanah tapi di pelataran penjagaan. Reaksi para
patriot bangsa itu sangat khas. Dalam keadaan stress karena kepungan
tentara Babel, mereka justru menyalahkan Yeremia dan tidak menyadari
bahwa situasi dan kondisi yang terjadi saat itu adalah tanggung jawab
mereka, karena tidak mau menaati firman Allah.
Dari sikap Yeremia ini, kita belajar: (1) Yeremia berdiri di hadapan raja
dan dengan tegas menyatakan firman Allah, sekalipun beritanya tidak
populer, yaitu kota mereka akan dibinasakan sesuai dengan firman Allah
(Yer. 37:8,10). (2) Pukulan, hukuman penjara, dan ancaman kematian tidak
membuatnya goyah dari iman kesetiaannya kepada Tuhan (Yer. 37:11-17).
Bagaimana dengan kita?
STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana sikap Yeremia terhadap kebenaran firman Tuhan yang
harus disampaikannya? (2) Apa yang Anda dapatkan dari sikap hidupnya?
Berdoa bagi jemaat Tuhan agar mereka mempertahankan kesetiaan mereka
terhadap kebenaran firman Tuhan dan mampu untuk menghidupinya dalam
kehidupan mereka hari lepas hari.
07
SABTU
NOVEMBER 2015
“… Tetapi Gedalya bin Ahikam
tidak percaya kepada mereka.”
(Yeremia 40:14)
Bacaan hari ini: Yeremia 40:1-16
Bacaan setahun: Yeremia 40-42
PERKARA KECIL YANG TERABAIKAN
P
ada masa kini, kita harus berlomba dengan kecepatan waktu. Sering
kita merasa, kita tertinggal oleh waktu. Sehingga, menyediakan hati
dan menentukan prioritas dalam kehidupan seringkali kita abaikan,
dan ketika waktunya tiba, kita menyesal dan tidak berdaya menghadapi
segala kemungkinan yang bisa terjadi pada masa kemudian.
Sebenarnya, Yeremia mendapat kesempatan pergi ikut ke Babel dan
menikmati pemeliharaan raja Babel. Namun ia memilih tinggal bersama
dengan umat yang tersisa di Yerusalem. Kota itu sudah porak poranda, Bait
Allah rata dengan tanah. Rakyat yang tertinggal di Yudea miskin dan
sengsara. Namun Yeremia yang sadar bahwa semua ini adalah hukuman
Allah atas keberdosaan umat, peka akan kebutuhan mereka sehingga ia
mendampingi hidup mereka agar bisa bertobat dan bangkit kembali. Inilah
kesungguhan hati seseorang yang memperhatikan kehidupan dan
memahami prioritas kehidupannya sebagai Nabi Allah.
Lain halnya dengan Gedalya, memang diangkat oleh Nebukadnezar
untuk memimpin sisa-sisa Israel di Yudea. Namun ia melakukan dengan
hati yang tulus, karena mengasihi rakyatnya. Ia menjanjikan kesejahteraan
bagi mereka, tentu dengan syarat agar mereka tunduk dan takluk kepada
Babel, sesuai dengan kehendak Allah atas mereka. Sikapnya yang tulus
ditanggapi positif oleh banyak orang. Mereka datang berhimpun, bersamasama bertekad untuk membangun kembali kehidupan umat dari serpihanserpihan masa lalu. Sayangnya, ketulusan Gedalya tidak dibarengi dengan
kepekaan akan kemungkinan adanya ketidakpuasan yang timbul di antara
orang-orang yang bergabung dengannya. Bisikan dari Yohanan akan
adanya orang yang akan berkhianat, ditepis begitu saja oleh Gedalya.
Akibatnya sangat fatal (Yer. 41:2). Kegagalan Gedalya adalah tidak
memiliki kepekaan dan terseret oleh kenikmatan yang dimilikinya, sebagai
seorang yang memiliki kedudukan dan kuasa, ia kehilangan kepekaan
akan apa yang seharusnya dia perhatikan. Bagaimana dengan diri Anda
pada saat ini? Milikilah prioritas dan kepekaan!
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Yeremia memilih tinggal bersama sisa-sisa rakyat Yehuda
yang tertinggal? (2) Mengapa Gedalya tidak menuruti nasihat Yohanan?
Berdoalah bagi para pemimpin gereja agar mereka tetap memiliki semangat
untuk benar-benar memperhatikan dan menggembalakan jemaat Tuhan
dengan ketulusan dan tangggung jawab.
08
MINGGU
NOVEMBER 2015
“Mengapa kamu mau menimbulkan sakit hati-Ku dengan
perbuatan tanganmu, yakni membakar korban
kepada allah lain …?” (Yeremia 44:8a)
Bacaan hari ini: Yeremia 44:1-30
Bacaan setahun: Yeremia 43-45
JANGAN ADA YANG LAIN
S
alah satu penyebab rusaknya sebuah rumah tangga adalah karena
perselingkuhan, dimana salah satu pasangan sudah tidak lagi setia
terhadap pasangannya. Keadaan inilah yang juga dialami bangsa
Yehuda pada saat itu, dimana mereka sudah tidak lagi setia kepada Allah.
Mereka telah mendua hati kepada allah yang lain. Bangsa Yehuda tidak lagi
datang beribadah, mempersembahkan korban kepada Allah. Karena itu,
TUHAN mengutus nabi Yeremia untuk kembali mengingatkan kesalahan
yang telah diperbuat oleh bangsa Yehuda pada masa itu.
Bangsa Yehuda ditegur sangat keras oleh Allah karena segala dosadosa mereka yang begitu jahat dan keji di hadapan Tuhan (ay. 7). Mereka
lebih memilih untuk mempercayai Baal dan mengandalkan Mesir, sehingga
tindakan mereka telah menyakiti hati Tuhan (ay. 3,8). Sudah berulangkali
Tuhan memperingatkan mereka dengan mengutus para hamba dan para
nabi-Nya (ay. 4), supaya mereka jangan lagi melakukan perbuatan yang jijik
dan dibenci oleh Tuhan yaitu dengan menyembah dan mempersembahkan
korban kepada allah lain yang mereka dan nenek moyang mereka tidak
kenal. Tetapi Tuhan menghendaki supaya mereka berbalik kepada Tuhan
dan bertobat. Namun yang menjadi respons mereka adalah, mereka tidak
mau mendengarkan dan memperhatikan apa yang Tuhan telah sampaikan
melalui hamba-Nya, Yeremia (ay. 16, 17, 23). Dengan demikian, mereka
telah mendatangkan celaka besar atas dirinya sediri. Tuhan akan sungguhsungguh menghukum mereka dengan kematian yang akan mereka alami di
tanah Mesir dan tidak ada yang terluput (ay. 12, 13, 14, 29).
Kesetiaan kepada Tuhan harus ada dalam kehidupan orang percaya.
Ketika kita sudah tidak lagi setia kepada Tuhan, akan ada banyak dosa
yang kita lakukan. Tuhan adalah Allah yang setia, sehingga Ia menuntut
kesetiaan kita kepada-Nya. Jangan pernah menduakan Tuhan (Kel. 20:3)
karena Ia adalah Allah yang cemburu (Kel. 34:14). Utamakan Tuhan dalam
hidup kita, maka pertolongan, penyertaan dan perlindungan-Nya
senantiasa menyertai kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: (1) Apakah Allah berkenan melihat umat-Nya mendua hati di hadapanNya? (2) Apakah yang Allah perbuat jika umat-Nya berlaku tidak setia?
Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka hidup benar dan tetap setia
kepada Tuhan, sehingga hidup mereka diberkati dan menjadi kesaksian
yang baik, serta memuliakan Tuhan.
09
SENIN
“… Sesungguhnya, Aku mendatangkan hukuman atas dewa Amon
dari Tebe, atas Firaun beserta Mesir, dewa-dewanya
dan raja-rajanya, yakni atas Firaun beserta orang-orang
yang percaya kepadanya.” (Yeremia 46:25)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yeremia 46:1-6, 25-26
Bacaan setahun: Yeremia 46-47
DISIPLIN TUHAN-(1)
S
alah satu bentuk kasih kepada anak adalah dengan memberlakukan
disiplin hidup. Walaupun berat dan terkadang terlihat “kejam” di mata
anak, tindakan ini diperlukan demi anak tersebut memiliki suatu
karakter dan kehidupan yang baik. Demikian pula yang terjadi pada bangsa
Israel. Tuhan memberikan disiplin kepada bangsa Israel justru karena Ia
mencintainya.
Pada waktu itu, di daerah Palestina (Israel dan sekitarnya) terjadi
pergolakan politik yang hebat. Ini disebabkan karena kerajaan Asyur yang
menguasai Palestina pada waktu itu sedang mengalami kehancuran dari
dalam yang menyebabkan daerah-daerah jajahan mereka memberontak.
Tak terkecuali Israel, sebagai salah satu daerah jajahan mereka. Di tengahtengah kondisi seperti ini, Israel mulai tergoda untuk membentuk koalisi
dengan raja-raja sekitar (Mesir, Filistin, Moab, Amon). Mereka hendak
memberontak dan melepaskan diri terhadap Asyur. Namun masalahnya
adalah, itu berarti Israel bekerja sama dengan bangsa kafir. Allah YHWH
dicampur-adukkan dengan dewa-dewa yang lain.
Nabi Yeremia datang kepada Israel untuk mengingatkan Israel agar
mereka tidak bekerja sama dengan mereka. Ia memberitahukan bahwa
bangsa-bangsa yang kafir itu akan menerima penghukuman dari Tuhan
(ay. 3-6). Ia lebih berkuasa dari dewa-dewa mereka sehingga hukuman
pasti terjadi (ay. 25). Jika Israel bergabung dengan mereka, Israel akan
mengalami hukuman yang sama yang akan diterima oleh bangsa-bangsa
tersebut. Israel akan diserahkan ke dalam tangan raja Babel. Sebaliknya,
jika Israel menyadari ia adalah anak Allah, maka ia diminta untuk bersandar
kepada Allah dan Allah akan menyelamatkannya.
Peringatan yang diberikan kepada Israel melalui nabi Yeremia pada
waktu yang lampau berlaku pula untuk kita semua pada masa kini. Jika kita
mengaku adalah anak Allah, seharusnya kita hidup sebagai anak Allah:
berserah, bersandar, dan hidup menaati Firman-Nya. Sudahkah kita hidup
demikian? Ataukah kita masih hidup berkoalisi dengan dunia?
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa persekutuan dengan orang-orang yang tidak takut Tuhan,
bisa mendatangkan murka Tuhan? Jelaskan! (2) Apa yang Tuhan inginkan dari umat-Nya?
Berdoalah bagi bangsa-bangsa yang belum kenal Tuhan, agar mereka
mendapatkan lawatan dan anugerah Tuhan melalui pemberitaan Injil dan
kuasa-Nya yang mengubahkan hidup mereka.
10
SELASA
NOVEMBER 2015
“Maka Moab akan menjadi malu oleh karena dewa Kamos,
sama seperti kaum Israel menjadi malu
oleh karena Betel, kepercayaan mereka.”
(Yeremia 48:13)
Bacaan hari ini: Yeremia 48:1-13
Bacaan setahun: Yeremia 48-49
DISIPLIN TUHAN-(2)
P
eringatan demi peringatan Tuhan berikan kepada bangsa Israel
karena Ia sayang pada mereka. Sekali lagi Tuhan melalui nabi-Nya,
Yeremia memberikan peringatan mengenai Moab yang kelak akan
diporak-porandakan karena dosa-dosa mereka. Ia mengingatkan Israel
untuk tidak berkoalisi dengan Moab. Apabila bangsa Israel tidak taat, maka
Tuhan akan memberlakukan hal yang sama kepada Israel.
Moab, sama seperti bangsa yang lain, akan menerima penghukuman
mereka oleh karena mereka berdosa kepada Tuhan melalui cara hidup
mereka dan penyembahan berhala. Mereka berpikir bahwa mereka tidak
mungkin dikalahkan. Mereka adalah bangsa yang kuat. Ditempa oleh
panasnya gurun dan strategi untuk bertahan hidup pada kondisi yang sulit,
telah menjadikan tentara Moab salah satu tentara yang terkuat di daerah
Palestina. Namun yang demikian kuat ini tidak berarti apa-apa di hadapan
Tuhan. Tuhan akan menghukum mereka dengan mendatangkan pasukan
yang jauh lebih kuat daripada mereka.
Dewa Kamos, dewa yang melambangkan kekuatan dan pertahanan
yang tak terbatas juga akan dihancurkan Tuhan. Tuhan ingin memberikan
sebuah pemahaman kepada bangsa Israel bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah YHWH. Dialah yang berkuasa atas dunia, atas semesta. Tuhan akan
menghancurkan Moab (ay. 9 dan 11) agar seluruh bangsa tahu, tidak ada
Tuhan yang lebih besar daripada Allah YHWH. Dewa Kamos atau dewadewi apapun tidak berkuasa atas-Nya. Sekali lagi, jika Israel bekerja sama
dengan Moab, mengandalkan tentara mereka dan menyembah dewa
Kamos, mereka akan bernasib sama seperti Moab.
Peringatan ini juga berlaku untuk kita hari ini. Tidak ada Allah lain selain
Allah YHWH. Ia telah menebus kita sepenuhnya dan membayar harganya.
Ia meminta kita untuk senantiasa mengandalkan Dia dan bergantung padaNya. Sudahkah kita melakukannya? Atau malah kita bergantung pada yang
lain? Hati-hatilah, disiplin Tuhan akan datang kepada kita anak-anak-Nya,
jika kita berlaku sama seperti Israel pada zaman Yeremia.
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah tidak berkenan terhadap umat-Nya yang tidak percaya
dan setia kepada-Nya? (2) Apa akibatnya?
Berdoa agar orang-orang Kristen memiliki hidup kudus dan bergantung pada
Tuhan. Doakan pula agar hidup mereka menjadi kesaksian yang baik bagi
mereka yang belum percaya.
11
RABU
“Tetapi Penebus mereka adalah kuat; TUHAN semesta alam namaNya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, Ia
memberi ketenteraman kepada bumi, tetapi
kegemparan kepada penduduk Babel.” (Yeremia 50:34)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yeremia 50
Bacaan setahun: Yeremia 50
TUHAN PENEBUS YANG HEBAT
N
ubuatan Yeremia mengenai kejatuhan Babel adalah peristiwa yang
memiliki peranan penting dalam sejarah penebusan. Kekuasaan
Babel atas Israel harus dipatahkan dan umat Allah dibebaskan agar
Allah bisa menjalankan kehendak-Nya dan bersiap-siap untuk kedatangan
Mesias, yakni Sang Penebus. Nubuatan Yeremia meramalkan kebinasaan
Babel,—Babel yang penuh kesombongan dan nafsunya untuk menjarah.
Melalui pembacaan Yeremia 50, ada 2 alasan mengapa Tuhan adalah
Penebus yang hebat, yaitu:
Pertama, karena Allah memulihkan umat-Nya. Keadaan Israel yang
pecah menjadi Israel dan Yehuda adalah tragis dan tidak berpengharapan
lagi. Mereka yang dulunya digembalakan oleh pemimpin-pemimpin hebat
pilihan Allah dan hidup di padang rumput pemberian-Nya, kini mereka tidak
mempunyai gembala dan padang rumput, bahkan segera akan musnah.
Pengharapan muncul dari situasi yang tidak berpengharapan ketika Allah
sendiri yang tampil sebagai Gembala atas mereka. Allah akan memulihkan
keadaan Israel baik secara fisik (ay. 19), maupun rohani (ay. 20). Pemulihan
ini akan mempersatukan kembali Israel dan Yehuda menjadi satu bangsa di
bawah pimpinan dan penggembalaan Allah sendiri.
Kedua, karena Allah menyelamatkan umat-Nya. Babel takkan pernah
berhenti menyerang Israel, tetapi Allah tidak akan pernah diam dan tidak
akan membiarkan umat-Nya dibinasakan. Ayat 34 dikatakan, Allah adalah
Penebus yang kuat, artinya Babel tidak akan sanggup menghadapi atau
melawan kekuatan kuasa Allah yang hebat. Ia akan menghancurkan Babel
tanpa sisa (ay. 21-27), bukan sekadar pembalasan, tetapi lebih kepada
kecongkakan, kesombongan dan keserakahan Babel. Pemulihan atas diri
Israel akan memberikan ketentraman kepada seluruh umat manusia.
Ketika kita dipulihkan Tuhan, ini adalah karya penebusan dari Kristus,
dan kita disatukan dalam Yesus Kristus untuk mendatangkan ketentraman
dalam kehidupan kita. Hanya Tuhan Yesus lah satu-satunya Penebus yang
hebat dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: (1) Siapakah yang menjadi Penebus dalam kehidupan kita? (2) Mengapa
TUHAN menjadi Penebus yang hebat?
Berdoalah secara pribadi kepada Tuhan dengan meyakini bahwa hanya
Tuhan lah satu-satunya Penebus dalam hidup kita; Tuhan lah satu-satunya
yang sanggup memulihkan keadaan kita.
12
KAMIS
“Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi
raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem …
Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti
yang telah dilakukan Yoyakim.” (Yeremia 52:1-2)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yeremia 52
Bacaan setahun: Yeremia 51-52
MEMILIKI HATI YANG TAKUT TUHAN
Z
edekia adalah seorang raja yang tidak baik. Sebagai seorang yang
dipercaya untuk memimpin rakyatnya, ia tidak melakukan tugasnya
dengan baik. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, bahkan ia
pun melakukan hal yang bodoh di dalam kepemimpinannya, sama seperti
yang dilakukan oleh Yoyakim (ay. 1-2).
Pada awalnya, ia takluk kepada Babel dan membayar upeti, namun
kemudian ia memberontak terhadap Babel (ay. 3; bdk. 2Raj. 24:20). Karena
Yehuda pernah memberontak terhadap Babel sebelumnya, maka kali ini
Babel tidak lagi berbelas kasihan kepadanya. Sehingga Babel mengepung
Yerusalem sekitar dua tahun lamanya (ay. 4; bdk. 2Raj. 25:1-3) dan tembok
kota Yerusalem pun, mereka hancurkan. Mengetahui hal tersebut, larilah
raja dengan semua tentaranya meninggalkan kota tersebut (ay. 7). Namun
demikian, mereka mampu dikejar dari belakang dan raja Zedekia dibawa
untuk menghadap kepada raja Babel, sedangkan tentaranya kocar-kacir
meninggalkannya, menyelamatkan diri sendiri (ay. 8-9).
Zedekia mendapat hukuman yang sangat mengerikan. Anak-anaknya
disembelih di depan matanya (ay. 10), kemudian mata Zedekia dibutakan,
lalu ia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibuang ke Babel, di rumah
hukuman, sampai kepada hari matinya (ay. 11). Begitu pula imam kepala
dan imam lainnya beserta pegawai istananya, mereka semuanya dibunuh
(ay. 27a), dan orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan dari tanahnya
(ay. 27b). Babel tidak hanya menghancurkan Yerusalem, rumah Allah juga
dibakar (ay. 13-14), tiang-tiang tembaga dipecahkan, perkakas-perkakas
dalam rumah Allah, diambil semuanya (ay. 17-23). Hal yang sama bisa juga
terjadi kepada kita, jika kita tidak hidup takut akan Tuhan dan mentaati
perintah-perintah-Nya.
Karena itu, segera bertobat sebelum Tuhan memutuskan hukumanNya. Ia adalah Tuhan yang penuh kasih. Jika kita mau bertobat dari segala
kejahatan kita, maka Ia akan mengampuni kita dan tidak akan menghukum
kita dalam murka-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Tuhan telah percayakan kepada kita pada saat ini? (2)
Bagaimanakah sikap kita terhadap Tuhan dalam menjalankan pekerjaan-Nya?
Marilah kita berdoa agar kita dan semua para pemimpin kita mempunyai hati
yang takut akan Tuhan dan sikap hormat serta taat kepada Tuhan. Apapun
yang kita lakukan, ada dalam rencana dan kehendak-Nya.
13
JUMAT
NOVEMBER 2015
“Tuhanlah yang benar, karena aku telah memberontak
terhadap firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa,
dan lihatlah kesedihanku; dara-daraku dan
teruna-terunaku pergi sebagai tawanan.” (Ratapan 1:18)
Bacaan hari ini: Ratapan 1
Bacaan setahun: Ratapan 1-2
PERTOBATAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN
“TUHANlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap
firman-Nya; dengarlah hai segala bangsa, dan lihatlah kesedihanku; daradaraku dan teruna-terunaku pergi sebagai tawanan” (Rat. 1:18). Ayat ini
sesungguhnya mengungkapkan tema utama kitab Ratapan, bahwa “dosa
mendatangkan kesedihan.” Kitab ini melukiskan bagaimana kesedihan
yang dialami oleh umat Tuhan karena dosa-dosa yang telah dibuat oleh
para pemimpin mereka (Yer. 52). Dosa itu telah membuat mereka semua
ditimpa oleh berbagai macam kesukaran, keputusasaan, kesengsaraan,
kesedihan, kehinaan dan kebinasaan. Sunguh amat menyedihkan akibat
dosa tersebut (ay. 12). Karena itu sebagai pemimpin, sudah seharusnyalah
kita berlaku yang baik, benar dan takut akan Tuhan. Jangan melakukan apa
yang jahat di mata Tuhan. Orang lain mungkin bisa saja tidak mengetahui
apa yang sedang kita perbuat dan apa yang menjadi motivasi di baliknya,
tetapi ketahuilah bahwa Tuhan itu Mahatahu.
Sadarilah, bahwa sesungguhnya dosa yang diperbuat oleh para
pemimpin ternyata mempunyai dampak yang sangat besar bagi orangorang yang dipimpinnya. Karena itu, berhati-hatilah! Seandainya ada
perbuatan yang jahat dan berdosa di mata Tuhan, sebagai pemimpin, kita
harus segera bertobat, mohonkanlah ampun kepada Tuhan dan
perbaikilah segala perbuatan dosa kita, agar Tuhan tidak murka dan
menghukum kita, begitu juga dengan orang-orang yang kita pimpin.
Ketahuilah bahwa Tuhan itu juga Mahapengasih. Tuhan masih mau
mendengar seruan pertobatan kita sebagaimana Ia telah mendengarkan
seruan mereka, dan menerima pengakuan dosa mereka (Rat. 5:1-22).
Marilah kita, baik sebagai pemimpin maupun sebagai yang dipimpin, apa
pun status kita, hiduplah takut akan Tuhan, berlakulah sesuai dengan apa
yang diperintahkan-Nya, dan sembahlah Dia melalui perilaku kehidupan
kita sehari-harinya. Maka kita akan mengalami kebaikan dan kebahagiaan
bersama Tuhan yang mengasihi kita.
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa kita mengalami kesusahan dan penderitaan di dalam hidup
ini? (2) Apakah yang sesungguhnya Tuhan inginkan dari kita?
Marilah kita berdoa agar kita dan semua para pemimpin memiliki hati yang
takut akan Tuhan dan sikap yang hormat serta taat kepada Tuhan. Mohonlah
ampun atas dosa-dosa kita, dan berjanjilah untuk memperbaikinya.
14
SABTU
NOVEMBER 2015
“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu
aku akan berharap: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN,
tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi;
besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23)
Bacaan hari ini: Ratapan 3
Bacaan setahun: Ratapan 3-5
MASIH ADA HARAPAN
U
mat Tuhan mengalami penderitaan ketika kota Yerusalem diserang
Babel. Hal itu membuat mereka putus asa. Mereka sadar bahwa
penderitaan tersebut merupakan hukuman Tuhan atas dosa-dosa
mereka. Kondisi yang mereka alami telah membuat mereka terpuruk dan
tak berdaya, sampai-sampai berdoa pun terasa tidak berguna (ay. 8).
Sepertinya, tidak ada harapan lagi. Karena mereka merasa bahwa Tuhan
telah meninggalkan mereka, bahkan akan membinasakan mereka semua
(ay. 1-18). Sungguh menyedihkan kondisi yang mereka alami.
Namun demikian, di tengah-tengah kondisi putus asa yang sedang
mereka alami, nabi Yeremia masih berkata bahwa sesungguhnya, masih
ada harapan bagi mereka! Nabi Yeremia berkata bahwa mereka masih
memiliki beberapa alasan untuk tetap berharap kepada Tuhan.
Pertama, bahwa sesungguhnya murka Tuhan itu hanya berlangsung
untuk sesaat saja, karena kasih Tuhan yang besar tidak akan pernah
berakhir bagi mereka (ay. 22). Kedua, Tuhan tidak menolak Yehuda selaku
umat perjanjian-Nya, dan Tuhan masih mempunyai rencana bagi mereka.
Tuhan itu baik dan pemurah bagi mereka yang menantikan Dia dalam
kerendahan hati dan penyesalan (ay. 23-27). Ketiga, bahwa sesungguhnya
Tuhan ingin menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka (ay. 28-33).
Karena itu, Yeremia memandang dan menghimbau mereka (ay.40-66) agar
mengintrospeksi diri, sambil mengangkat hati dan tangan mereka kepada
Tuhan, serta meminta pengampunan dan rahmat-Nya (ay. 48-49). Yeremia
percaya bahwa Tuhan itu baik dan pemurah bagi mereka yang berharap
dengan penyesalan dan kerendahan hati. Tuhan pasti akan mengampuni
dan kembali memulihkan keadaan mereka.
Apakah Anda sedang menghadapi berbagai masalah yang tidak bisa
Anda selesaikan? Apakah Anda merasa bahwa Allah tidak peduli? Jangan
biarkan situasi yang terjadi menutupi mata Anda untuk melihat kesetiaan
TUHAN (ps. 3:23). Kiranya kita tetap percaya pada rencana Allah dalam
hidup kita (Rom. 8:28).
STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang membuat Anda sedih dan frustasi dalam hidup? Mengapa
itu semua terjadi? (2) Adakah Anda melibatkan Tuhan dalam mengatasi semuanya itu?
Marilah kita berdoa untuk semua anak-anak Tuhan yang sedang bergumul
dengan berbagai permasalahan hidupnya supaya mereka mau datang dan
mencari pertolongan Tuhan saja.
15
MINGGU
NOVEMBER 2015
“Firman-Nya kepadaku: “Hai anak manusia,
Aku mengutus engkau kepada orang Israel,
kepada bangsa pemberontak yang telah
memberontak melawan Aku…” (Yehezkiel 2:3)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 2:1-4
Bacaan setahun: Yehezkiel 1-2
FIRMAN TUHAN HARUS DISAMPAIKAN
M
enjadi pemberita Injil kepada pendengar yang baik merupakan hal
yang mudah dilakukan. Sebaliknya, bagaimana menyampaikan
Firman TUHAN kepada pendengar yang tidak baik dan suka
memberontak? Tentu tidak mudah dilakukan. Namun inilah yang menjadi
tugas dan panggilan Yehezkiel sebagai nabi yang diutus oleh TUHAN untuk
berbicara kepada “bangsa pemberontak” dan kepada “keturunan yang
keras kepala” dan “tegar hati”, yaitu: bangsa Israel.
Konteks pemberitaan Firman nabi Yehezkiel adalah konteks pembuangan, di mana Yerusalem telah ditaklukkan raja Nebukadnezar (tahun 597
BC)—kalangan bangsawan dan keturunan imam telah dibawa ke Babel,
sebagian besar umat Israel berada di bawah pengawasan tentara Babel.
Yehezkiel ditugasi TUHAN untuk menegaskan penghukuman dari TUHAN,
oleh karena bangsa Israel memberontak melawan TUHAN. Tugas ini tentu
menjadi tugas yang sulit dan berat. Mengapa demikian? Karena Yehezkiel
juga termasuk yang dibawa ke Babel waktu itu. Meski demikian, Yehezkiel
tetap melakukan apa yang menjadi tugasnya untuk memberitakan Firman
TUHAN kepada bangsa Israel di dalam pembuangan.
Bagian ini ingin mengajarkan pada kita, khususnya orang-orang yang
diberikan kepercayaan oleh TUHAN untuk memberitakan Firman TUHAN,
bahwa kita harus tetap setia melakukan tugas pemberitaan firman, meski
para pendengar kita adalah orang-orang yang “keras kepala” dan “tegar
hati.” Siapakah yang dimaksud dengan “orang-orang yang keras kepala”
dan “tegar hati” ini? Yaitu mereka yang beribadah kepada TUHAN, mereka
yang tahu Firman TUHAN dan kebenaran yang terkandung di dalamnya,
namun mereka tidak mau menuruti dan menaatinya. Tentu ini menjadi
tugas yang berat untuk dilakukan oleh mereka yang dipanggil untuk
memberitakan Firman TUHAN. Meskipun demikian, apa yang telah
TUHAN percayakan kepada kita harus tetap kita lakukan, bukan supaya
kita dikenal, melainkan supaya mereka yang mendengarkan Firman
TUHAN bisa sadar, bertobat dan kembali kepada TUHAN.
STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Tuhan kehendaki dari hamba-Nya dalam menghadapi
tantangan pelayanan? (2) Siapakah yang berada di balik pemberitaan firman-Nya?
Berdoalah bagi para misionaris yang saat ini sedang melayani pemberitaan
Injil di daerah yang sulit dan medan yang berat, agar mereka boleh tetap
setia dalam tugas-tugas mereka.
16
SENIN
“Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu
dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang
jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau
NOVEMBER 2015
telah menyelamatkan nyawamu.” (Yehezkiel 3:19)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 3:16-21
Bacaan setahun: Yehezkiel 3-4
PENJAGA UMAT
T
ugas dan peran hamba TUHAN sangat penting di dalam kehidupan
berjemaat. Tugas dan peran penting ini dapat dilihat melalui
penyampaian Firman TUHAN, baik itu dalam arti menyampaikan
berkat dari TUHAN, maupun peringatan-peringatan yang mungkin dapat
menyebabkan umat jatuh ke dalam dosa. Hal inilah yang nampak dalam
tugas dan panggilan dari nabi Yehezkiel. Sebagai seorang nabi, Yehezkiel
dipanggil untuk melakukan tugas dari TUHAN sebagai penjaga bagi Israel.
Yehezkiel harus memperingatkan umat yang melakukan kejahatan, bahwa
dengan melakukan kejahatan itu mereka pasti akan dihukum oleh TUHAN.
Jika mereka tidak berbalik, maka mereka akan dihukum oleh TUHAN. Jika
Yehezkiel tidak memperingatkan orang-orang tersebut, maka Yehezkiel lah
yang akan dihukum. Selanjutnya, jika umat Israel berbalik dari kebenaran
TUHAN, dan Yehezkiel tidak memperingatkannya, maka TUHAN akan
menuntut pertanggungan jawab dari Yehezkiel. Bagi mereka yang hidup di
dalam kebenaran, dan Yehezkiel memperingatkan mereka supaya tidak
berbuat dosa dan tidak melakukan kejahatan, dan mereka tetap hidup
dalam kebenaran, maka TUHAN akan menjaga hidup mereka. Demikianlah tugas Yehezkiel sebagai penjaga bagi Israel.
Bagaimanakah dengan tugas dan peran hamba TUHAN masa kini?
Tugas dan peran hamba TUHAN masa kini bukan hanya sekadar
menyampaikan berkat TUHAN bagi jemaat TUHAN, tetapi kita juga harus
melakukan tugas sebagaimana Yehezkiel melakukan tugasnya sebagai
penjaga umat, yaitu memperingatkan umat TUHAN supaya tidak hidup di
dalam dosa dan tidak melakukan kejahatan. Jika hamba TUHAN masa kini
hanya menyampaikan berkat TUHAN kepada umat TUHAN, tanpa mau
memperingati mereka akan bahaya dosa dan kejahatan yang dilakukan,
maka TUHAN akan meminta pertanggungan jawab pada hamba TUHAN.
Biarlah setiap kita yang dipercayakan TUHAN untuk menjadi penjaga umat
benar-benar dan sungguh-sungguh melakukan tugas kita, sebab TUHAN
akan meminta pertanggungan jawab atas apa yang kita lakukan.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang terjadi apabila kita lalai melakukan tugas yang Tuhan berikan
pada kita untuk menyatakan kehendak-Nya? (2) Sukacita apa yang didapat, jika kita taat?
Berdoalah bagi para hamba Tuhan yang memberitakan firman Tuhan, agar
mereka boleh setia dalam hidupnya dan melakukan tugas mereka seturut
dengan kehendak Tuhan.
17
SELASA
NOVEMBER 2015
“… Aku akan mencurahkan murka-Ku atasmu
dan Aku akan menghakimi engkau
selaras dengan tingkah lakumu …”
(Yehezkiel 7:3)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 7:1-4
Bacaan setahun: Yehezkiel 5-7
PENGHUKUMAN DARI TUHAN
S
etelah Yerusalem ditaklukkan Nebukadnezar dan Yoyakim ditawan
ke Babel (597 BC), maka Yoyakhin anaknya menggantikannya.
Tidak lama berselang, Yoyakhin pun diangkut ke Babel dan Zedekia
yang diangkat Nebukadnezar menggantikan Yoyakhin, saudara ayahnya
(597-586 BC). Seharusnya ini menjadi momen bagi Yehuda di bawah
kepemimpinan Zedekia untuk segera bertobat dan kembali kepada
TUHAN. Namun karena kekerasan hati Zedekia dan juga para imamnya,
dengan menajiskan Bait Allah di Yerusalem, maka TUHAN menghancurkan
seluruh bangsa Yehuda (bdk. 2Taw. 36:11-21).
Nubuat yang disampaikan Yehezkiel dalam pasal 7 berkaitan dengan
kehancuran Yehuda. Melalui nabi-nabi-Nya, TUHAN sudah memperingatkan bangsa Yehuda agar mereka bertobat dan kembali kepada TUHAN;
namun bukannya mereka berbalik, bertobat, dan menyesali dosanya di
hadapan TUHAN, mereka justru terus hidup dalam dosa dan kejahatannya.
Mereka menajiskan Bait Allah, dan teguran dari nabi-nabi TUHAN, mereka
abaikan. Itu sebabnya TUHAN menyatakan penghukuman-Nya kepada
Yehuda. Nabi Yehezkiel menuliskan demikian: “Kini kesudahanmu tiba dan
Aku akan mencurahkan murka-Ku atasmu dan Aku akan menghakimi
engkau selaras dengan tingkah lakumu dan Aku akan membalaskan
kepadamu segala perbuatanmu yang keji” (bdk. Yeh. 7:3).
Dari bagian yang kita renungkan ini, seharusnya sebagai umat TUHAN
kita diingatkan untuk tidak mengabaikan peringatan-peringatan TUHAN
yang disampaikan oleh hamba-hamba-Nya. Sama seperti bangsa Yehuda,
telah diingatkan berkali-kali oleh TUHAN, melalui nabi-nabi-Nya, namun
mereka tidak mau bertobat, akibatnya TUHAN menyatakan penghukumanNya. Demikian juga dengan kita, apabila kita tidak bertobat dari dosa-dosa
kita dan tidak kembali kepada-Nya, maka saatnya akan tiba, TUHAN akan
menyatakan penghukuman atas umat-Nya yang hidup dalam dosa. Marilah
kita segera kembali kepada TUHAN, bertobat dan menyesali dosa-dosa
kita. TUHAN pasti akan mengampuni dan memelihara kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana respons yang benar ketika Tuhan menegur kesalahan kita?
(2) Teguran Tuhan itu sesungguhnya membuktikan? Jelaskan!
Berdoalah bagi jemaat agar mereka memiliki hati yang rendah ketika mereka
mendapatkan teguran firman Tuhan, sehingga hidup mereka diubahkan
Tuhan dan semakin serupa dengan-Nya.
18
RABU
NOVEMBER 2015
“Lalu firman-Nya kepadaku: Kaulihatkah itu,
hai anak manusia? Perkara kecilkah itu bagi kaum Yehuda
untuk melakukan perbuatan-perbuatan kekejian
yang mereka lakukan di sini…” (Yehezkiel 8:17a)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 8
Bacaan setahun: Yehezkiel 8-10
TUHAN MENINGGALKAN BAIT-NYA
P
asal 8 ini menceritakan penglihatan nabi Yehezkiel tentang keadaan
bait Allah. Tuhan menunjukkan kepada Yehezkiel bagaimana orang
Yehuda telah mencemarkan bait Allah dengan menyembah berhala.
Pemujaan itu dilakukan dengan terang-terangan maupun juga di tempat
tersembunyi sehingga Tuhan harus menjauhkan diri dari tempat kudus-Nya
di bait Allah itu (ay. 6). Perbuatan kaum Yehuda ini menyakiti hati Tuhan
sehingga Tuhan murka terhadap mereka dan berkata bahwa Ia tidak akan
mendengarkan seruan mereka lagi.
Penglihatan nabi Yehezkiel ini menjadi satu peringatan bagi kita untuk
mengintrospeksi diri. Jangan-jangan selama ini, kita juga sudah menyakiti
hati Tuhan dengan memuja berhala dalam hidup kita, baik secara terangterangan maupun secara diam-diam. Bukankah kita sering melihat ada
orang mengaku percaya Tuhan Yesus, tetapi pada saat yang sama ia juga
mencari dukun-dukun, melihat ramalan bintang maupun garis tangan, pergi
berdoa di tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral dan magis, percaya
akan hari baik dan hari jahat, serta menyimpan benda-benda tertentu yang
dianggap membawa keberuntungan/jimat? Atau, mungkin secara diamdiam menempatkan uang/harta atau seseorang yang dicintai/kagumi
sebagai yang paling utama dalam hidupnya, sehingga dengan demikian
memberhalakannya dalam hidupnya. Bagaimana dengan Anda?
Marilah kita mengintrospeksi diri kita masing-masing, adakah Tuhan
masih menempati tempat yang utama dalam hidup kita? Adakah Tuhan
masih menjadi pusat dari segala ibadah kita? Adakah Tuhan masih menjadi
kepala dari keluarga kita? Atau selama ini, kita sedang menimbun murka
Tuhan atas diri kita, atau atas gereja kita? Jangan sampai setiap minggu
kita beribadah di gereja, tetapi sesungguhnya Tuhan sudah meninggalkan
gereja kita karena gereja sudah menyingkirkan Tuhan dari tempat kudusNya, dengan berbagai perbuatan pemujaan berhala ataupun perbuatan
dosa yang menyakiti hati-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita sehingga kita
tidak mendukakan hati-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang sudah dilakukan oleh kaum Yehuda sehingga menyakiti hati
Tuhan? (2) Pelajaran rohani apakah yang kita dapatkan?
Berdoalah agar jemaat mampu menjauhkan diri dari berhala, kepercayaan
takhayul sehingga Tuhan berkenan atas hidup mereka. Doakah agar iman
mereka boleh semakin kuat di dalam Tuhan.
19
KAMIS
“Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru
di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh
mereka hati yang keras dan memberikan mereka
hati yang taat.” (Yehezkiel 11:19)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yehezkiel 11
Bacaan setahun: Yehezkiel 11-13
PENGHUKUMAN VS BELAS KASIHAN
Y
ehezkiel pasal 11 ini berisi tentang penghukuman terhadap para
pemimpin di Yerusalem. Kesombongan mereka yang menganggap
diri lebih daripada orang lain membuat mereka tidak segan-segan
membunuh orang lain. Perbuatan mereka ini mendatangkan hukuman
Tuhan atas diri mereka. Melalui bagian ini, Tuhan ingin menyampaikan
kepada umat, bahwa tidak ada seorangpun yang hidupnya tidak selaras
dengan ketetapan dan peraturan Tuhan, luput dari hukuman Tuhan.
Tapi Tuhan itu bukan hanya adil, Ia juga penuh dengan belas kasihan.
Sekalipun umat-Nya tidak mampu menaati semua ketetapan dan
peraturan-Nya, Ia mau memperbaharui hidup mereka. Dalam ayat 19-20
dikatakan bahwa Tuhan akan menghimpunkan kembali umat-Nya dan
memberikan kepada mereka roh yang baru dan hati yang taat, sehingga
umat-Nya bisa hidup menurut segala ketetapan dan peraturan-Nya.
Bagian ini mengingatkan kita akan apa yang telah Tuhan lakukan
dalam hidup kita. Kita adalah manusia berdosa, yang kecenderungannya
selalu melawan perintah dan ketetapan Tuhan. Kita seharusnya menerima
hukuman dan murka Tuhan, tetapi Tuhan dengan penuh belas kasihan mau
menghimpunkan kita menjadi umat-Nya dan memberikan kepada kita Roh
Kudus untuk memperbaharui hidup kita, sehingga kita diberikan hati yang
mau taat kepada-Nya. Sungguh satu karya yang luar biasa, sebab Tuhan
masih mau memberikan yang terbaik kepada umat-Nya yang berlaku tidak
setia. Tuhan rela memberikan roh yang baru dan hati yang taat kepada
mereka. Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Apakah kita telah
memiliki hati yang baru? Bagaimana kita memaknai semua yang Tuhan
telah kerjakan dalam hidup kita? Adakah setiap hari kita berjuang dengan
pertolongan Roh Kudus untuk hidup taat kepada-Nya?
Marilah kita menghargai anugerah dan kasih setia Tuhan dengan
hidup berkenan kepada-Nya, serta mengerjakan firman-Nya dengan setia.
Janganlah berlaku seperti para pemimpin Yerusalem yang hidup dalam
kesombongan.
STUDI PRIBADI: (1) Kejahatan apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin Yerusalem?
(2) Apa hukuman yang Tuhan jatuhkan atas mereka?
Berdoa bagi jemaat agar mereka dimampukan untuk hidup selaras dengan
status mereka yang sudah dilahir-barukan oleh Roh Kudus. Doakan agar
mereka setia melakukan firman Tuhan.
20
JUMAT
“Aku sendiri akan menentang mereka. Walaupun mereka luput
dari api, tetapi api akan memakan mereka…
karena mereka berobah setia, demikianlah
NOVEMBER 2015
firman Tuhan ALLAH.” (Yehezkiel 15:7-8)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 14-15
Bacaan setahun: Yehezkiel 14-15
BERBUAH BAGI KRISTUS
S
eringkali kita lebih menekankan mengenai pemahaman bahwa Allah
penuh kasih dan senantiasa mengampuni. Namun ternyata konsep
mengenai Allah yang penuh kasih ini tidak disampaikan secara
komplit. Karena Allah itu bukan sekadar kasih, tetapi juga Allah yang adil,
yang tidak akan pernah membiarkan seseorang menjalani kehidupannya,
bahkan melakukan kesalahan tanpa mempertanggungjawabkannya.
Yehezkiel menjelaskan di dalam ayat ini dengan menempatkan
penduduk Yerusalem yang diumpamakan dengan pokok anggur yang tidak
berbuah sehingga tidak berguna. Buah kebenaran dan kesetiaan kepada
Tuhan tidak dapat ditemukan di dalam diri mereka (Yeh. 15:8). Yehezkiel
menjelaskan bahwa Tuhan menghukum umat Israel karena kehidupan
mereka tidak menunjukkan suatu pertobatan. Yehezkiel menuliskan ini
dengan suatu pemikiran, betapa hebatnya Yerusalem masa dulu, melebihi
semua kota lain yang di dunia ini. Mengingat bahwa kota Yerusalem adalah
kota Allah dan kota kebanggaan Umat Israel. Tetapi, kemudian Tuhan
membandingkan umat Israel sebagai pohon anggur (Yer. 2:21). Dari setiap
pohon anggur, orang pasti mencari dan mengharapkan buahnya, karena
orang tidak dapat membuat sesuatu apa pun dari batang pohon anggur
yang sangat rapuh itu. Olah karena itu, batang kayu atau ranting pohon
anggur yang tidak menghasilkan buah hanya bisa dibakar.
Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, umat Israel yang masih ada di
Yerusalem disamakan dengan batang kayu pohon anggur yang tidak
berbuah karena mereka tidak setia kepada Allah dan tidak menaati seluruh
firman-Nya. Bagaimana dengan kita?
Mari kita berusaha agar hidup kita menghasilkan buah, yaitu dengan
tetap melekat kepada Yesus Kristus, dengan memiliki relasi yang intim
dengan Dia dan dengan mematuhi kehendak-Nya. Kiranya kita semakin
serupa dengan Kristus dan menjadi kesaksian bagi banyak orang. Karena,
sekalipun kita bukan bangsa Israel, kita adalah umat Allah melalui iman
kepada Yesus Kristus (Gal. 3:28-29). Maka, berbuahlah bagi Kristus!
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang seharusnya dihasilkan seseorang yang mengaku bertobat?
(2) Apa yang menjadi penghalang seseorang untuk dapat menghasilkan buah pertobatan?
Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar kehidupan iman mereka semakin dewasa
yang berdampak pada pembaruan karakter mereka, yang semakin hari
dapat semakin serupa Kristus.
21
SABTU
“… Aku, TUHAN, merendahkan pohon yang tinggi
dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang
tumbuh menjadi layu kering dan membuat pohon yang
NOVEMBER 2015
layu kering bertaruk kembali ...” (Yehezkiel 17:24)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 17
Bacaan setahun: Yehezkiel 16-17
KOMPROMI YANG MEMBAWA SENGSARA
Y
ehezkiel mengungkapkan berita Allah melalui perumpamaan. Frasa
“pucuknya yang paling ujung” mengacu kepada Raja Yoyakhin dari
Yehuda, yang diangkut dalam pembuangan ke Babel. (bdk. 2Raj.
24:11-16). Dalam Yehezkiel 17:7, frasa “burung rajawali besar yang lain”
mengacu kepada Mesir. Istilah “rajawali” dalam Yehezkiel 17:12 mengacu
kepada raja Nebukadnezar dari Babel, sedangkan kata “Libanon” mengacu
kepada Yerusalem.
Zedekia dinobatkan oleh Nebukadnezar ketika saudara sepupunya,
Yoyakhin, diturunkan dari takhta dan dibawa ke Babel (2Raj. 24:17). Baik
Yeremia maupun Yehezkiel, memandang Yoyakhin sebagai yang terakhir
dari raja Yehuda yang sah. Nama Zedekia yang semula Matanya, diubah
oleh Nebukadnezar, menjadi Zedekia sebagai tanda raja bawahan.
Namun kemudian, Zedekia menggabungkan diri pada sebuah koalisi
yang memusuhi Babel dan memberontak melawan Nebukadnezar, yang
mengundang serbuan atas Yehuda dan Yerusalem oleh orang Kasdim
pada Desember 589 SM. Akibatnya, Yerusalem dihancurkan raja Babel.
Nampaknya sudah sejak awal pemerintahannya Zedekia tidak sabar ada di
bawah kuk Babel. Yeremia memperingatkannya supaya tidak terlibat dalam
koalisi negara-negara jiran untuk melawan sang adikuasa.
Dalam bagian ini Tuhan sedang membuat perhitungan dengan Yehuda
atas ketidaksetiaannya dalam proses yang Tuhan izinkan terjadi. Dalam
penderitaan di bawah kekuasaan Babel, ada sebuah tindakan yang salah
yang dilakukan Raja Zedekia, yaitu membuat perjanjian kerjasama dengan
bangsa Mesir. Sesuatu yang seharusnya tidak dilakukannya, apalagi
bersumpah untuk setia kepada Mesir. Bagaimana dengan kita?
Kadang demi mendapat kemudahan, kita tergoda untuk berkompromi
dengan sesuatu yang Tuhan tidak sukai. Memang Allah mengizinkan
kesulitan, namun hal itu bukan berarti Allah membenci kita dan kemudian
membuat kita mencari pertolongan di tempat yang salah. Mari kita belajar
untuk menantikan waktu Tuhan yang tepat untuk menolong kita.
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah mengizinkan kesulitan terjadi dalam kehidupan umatNya? (2) Ketika menantikan pertolongan Tuhan, bolehkah kita serong hati terhadap Dia?
Berdoalah bagi anggota keluarga Anda yang sedang mengalami berbagai
kesulitan hidup agar mereka tidak berpaling dari Tuhan, tetapi tetap berdoa
dan mengerjakan yang terbaik.
22
MINGGU
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.
Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya
dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya…”
(Yehezkiel 18:20)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yehezkiel 18
Bacaan setahun: Yehezkiel 18-19
BERTANGGUNG JAWAB ATAS DIRI SENDIRI
T
anggung jawab merupakan hal yang harus kita miliki dalam setiap
aspek kehidupan kita. Kita dituntut untuk bertanggung jawab dalam
rumah tangga kita, pekerjaan kita, dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara; tidak terkecuali juga dalam kehidupan kita bersama dengan
Tuhan. Tuhan menginginkan kita menjadi anak-anak-Nya yang
bertanggung jawab di hadapan-Nya.
Perjanjian Lama mengajarkan tentang konsep dosa komunal, yakni
jika seorang melakukan dosa, akibatnya ditanggung oleh seisi keluarga
yang bersangkutan. Hal ini terjadi dalam peristiwa Akhan yang dihukum
bersama sanak keluarga dan ternaknya karena menyimpan barang-barang
yang dikhususkan bagi Tuhan. Tetapi dalam bagian firman Tuhan yang kita
renungkan hari ini, Tuhan mengajarkan suatu konsep yang baru kepada
umat-Nya, bahwa semua orang bertanggung jawab atas dosa yang ia
lakukan sendiri. Jika seseorang melakukan dosa, maka ia sendiri akan
menerima hukuman atas perbuatan fasik yang ia lakukan. Pengajaran ini
diulang-ulang di dalam seluruh bagian pasal ini untuk menyadarkan orangorang yang sengaja melakukan dosa dan bersembunyi di balik perbuatan
benar kaum keluarga mereka (Yeh. 18:4, 13, 18, 20, 26). Mereka tidak lagi
takut melakukan dosa dan mereka tidak takut pada Allah.
Tuhan tahu dan melihat setiap dosa yang dilakukan manusia. Sekecil
apa pun dosa yang kita lakukan merupakan kekejian di mata Tuhan yang
kudus. Adakah hari ini kita hidup seperti umat Tuhan di zaman Yehezkiel?
Adakah kita tidak lagi takut kepada Allah dan berbuat dosa dengan sangat
spontan? Adakah kita memaki orang, berbohong, berkata-kata kotor tanpa
kegentaran kepada Allah yang Mahahadir? Adakah kita menipu, menyakiti
dan menghina orang lain tanpa rasa bersalah di hadapan Allah? Maka,
Bertobatlah! Sesungguhnya jika kita tidak bertobat, kita akan menanggung
hukuman dan akibat dari ketidaktaatan kita. Kita tidak bisa bersembunyi di
balik kesalehan siapa pun. Setiap kita bertanggung jawab di hadapan Allah
atas setiap dosa yang kita lakukan.
STUDI PRIBADI: (1) Dosa apakah yang sering kita lakukan dengan spontan tanpa rasa
gentar kepada Tuhan? (2) Apa arti bertobat?
Berdoalah agar Tuhan boleh memberikan kepada kita dan setiap anggota
keluarga kita, hati yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan dan membenci
dosa, sehingga memperkenan hati Tuhan.
23
SENIN
NOVEMBER 2015
“Apakah kamu menajiskan dirimu juga
dengan cara hidup nenek moyangmu dan berzinah
dengan mengikuti dewa-dewanya yang menjijikkan?”
(Yehezkiel 20:30b)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 20:30-36
Bacaan setahun: Yehezkiel 20-21
BUANG BERHALA-MU
B
anyak orang Kristen yang mengikut Yesus tetapi masih memiliki
berhala di dalam hidupnya. Ia pergi ke gereja, namun ia mencintai
uang melebihi cintanya kepada Tuhan. Ia melayani Tuhan, namun ia
melakukannya untuk dilihat orang dan memiliki reputasi baik di mata orangorang di sekitarnya. Ia rajin berdoa, tetapi doanya hanya berisikan pokokpokok doa yang egois bagi kepentingan diri sendiri. Sesungguhnya orangorang yang demikian menyembah Tuhan, tetapi mereka memiliki berhala,
yakni uang dan dirinya sendiri.
Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah, dikuduskan untuk
menjadi umat yang beribadah hanya kepada Allah. Namun ketika mereka
melihat kehidupan masyarakat kafir, mereka terpengaruh dan hati mereka
bercabang kepada berhala. Mereka tidak meninggalkan Allah, tapi mereka
juga menyembah berhala-berhala. Berkali-kali Allah menegur mereka, tapi
mereka tetap kembali kepada berhala (Yeh. 20:7-8, 13, 21, 24, 28). Allah
membenci hati umat yang bercabang. Allah memandang berhala sebagai
kejijikan dan memandang umat yang melakukannya sebagai kenajisan.
Bagaimana dengan hidup kita? Adakah kita menyembah Allah, tetapi
hati kita juga condong pada berhala? Berhala zaman ini memiliki berbagai
macam bentuk. Pada dasarnya berhala adalah segala hal yang menggeser
Allah sebagai penguasa hati dan hidup kita. Uang, kekuasaan, gadgets,
acara televisi, barang mewah dan pekerjaan dapat menjadi berhala ketika
semuanya itu menjadi lebih utama dari Allah di dalam hidup kita. Hal-hal
tersebut menjadi berhala ketika mereka mengambil porsi waktu dalam
hidup kita melebihi waktu kita bersama dengan Allah. Waktu doa, saat
teduh dan beribadah dapat terpotong oleh karena berhala-berhala yang
menguasai hidup kita. Buanglah berhala-berhala itu! Tinggalkan semua
berhala di dalam hati kita dan hiduplah dalam kehendak Allah, maka Ia akan
menyertai dan menuntun hidup kita. Jangan bermimpi bahwa Allah akan
menuntun dan memberkati kita, bila kita tidak bertobat dan membuang
berhala-berhala kita.
STUDI PRIBADI: (1) Apa berhala dalam hidup kita? (2) Apakah uang, manusia, shopping,
gadgets & hal-hal lain tersebut merenggut waktu doa & membaca Alkitab kita setiap hari?
Berdoalah agar Tuhan boleh memberikan kepada kita hati yang setia kepada
Allah, tidak bercabang dan tidak mencintai berhala-berhala zaman ini. Kita
pun memiliki waktu teduh yang rutin.
24
SELASA
NOVEMBER 2015
“Lihatlah, masing-masing pemimpin Israel
mengandalkan kekuatannya di tengah-tengahmu
untuk menumpahkan darah.”
(Yehezkiel 22:6)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 22-23
Bacaan setahun: Yehezkiel 22-23
MURKA ALLAH ATAS ISRAEL
M
engapa Tuhan Allah membiarkan malapetaka besar terjadi dalam
kehidupan pribadi, keluarga, bahkan suatu bangsa? Salah satu
alasan adalah karena dosa yang telah diperbuatnya. Demikianlah
yang terjadi terhadap bangsa Israel.
Setelah Raja Babel merebut Yerusalem, Yehezkiel beserta sejumlah
keluarga terkemuka Israel dibawa ke Babel sebagai kaum buangan. Nabi
Yehezkiel memberi peringatan kepada penduduk Yehuda akan datangnya
Penghukuman Allah akibat dosa dan ketidaksetiaan mereka, yaitu
perbuatan jahat yang dilakukan terhadap sesamanya, ayah dan ibu dihina,
memeras orang asing, janda, dan anak yatim, menerima suap untuk
membunuh dan mengambil bunga pinjaman yang tinggi dan menajiskan
Bait Suci dengan melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala di
area Bait Suci, melanggar hari Sabat, memakan daging persembahan, dan
hubungan seksual yang tidak pantas. Dosa yang begitu hebat ini dilakukan
mulai dari pemuka-pemukanya, bagai “serigala-serigala yang menerkam
mangsanya, nabi-nabinya melakukan penipuan, dan penduduk negerinya
melakukan pemerasan dan perampasan.” Dosa itu sifatnya menular, makin
hari makin hebat dampaknya sehingga menjadi kebiasan, yang pada
akhirnya membuat orang tidak peka terhadap dosa.
Akibatnya, tangan Allah yang kuat dan lengan-Nya yang teracung
bukan menunjuk kepada perlindungan dan kekuatan TUHAN, melainkan
menunjuk kepada kemarahan Allah yang tercurah sangat hebatnya. Tetapi
sebelum murka Allah dinyatakan, dengan kasih-Nya, Allah mencari dari
tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau
yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Nya, supaya jangan Tuhan
memusnahkannya. Sayangnya, Allah tidak menemukannya. Inilah sifat
Allah, bahwa Allah itu adil dan juga kasih. Janganlah kita memanfaatkan
kasih Allah dengan makin berbuat dosa lagi, tetapi manfaatkanlah kasih
Allah itu untuk segera bertobat, sehingga murka Allah tidak menimpa kita,
melainkan damai sejahtera-Nya dicurahkan bagi kita. Amin.
STUDI PRIBADI: (1) Apa dampak dari murka Allah terhadap mereka yang berdosa kepadaNya? (2) Benarkah bahwa murka Allah tidak pernah diimbangi dengan kasih setia-Nya?
Berdoalah bagi kerabat, sahabat dan orang-orang terdekat yang Anda kenal,
agar mereka tidak berlaku serong di hadapan Tuhan, sehingga hidup mereka
dimurkai-Nya.
25
RABU
“Aku, TUHAN, yang mengatakannya. Hal itu akan datang, dan
Aku yang akan membuatnya. Aku tidak melalaikannya dan tidak
merasa sayang, juga tidak menyesal. Aku akan menghakimi
engkau menurut perbuatanmu...” (Yehezkiel 24:14)
NOVEMBER 2015
Bacaan hari ini: Yehezkiel 24-25
Bacaan setahun: Yehezkiel 24-26
MURKA ALLAH ATAS BANGSA-BANGSA
A
da satu catatan penting tentang nubuat melawan bangsa-bangsa
dalam kitab Yehezkiel, yaitu bangsa Babel tidak disebutkan. Hal ini
mungkin terkait, bahwa TUHAN akan menggunakan bangsa Babel
sebagai agen-Nya untuk menaklukkan semua bangsa-bangsa itu. Setiap
nubuat berakhir dengan “Maka mereka/kamu akan mengetahui AKULAH
TUHAN,” kecuali nubuatan melawan Edom, yang berakhir dengan “Mereka
akan mengetahui pembalasan-Ku.”
Tindakan bangsa-bangsa ini telah membuat tangan TUHAN yang kuat
dan lengan-Nya yang teracung melawan mereka, karena: (1) bangsa Amon
dan Moab senang melihat kehancuran Bait Suci (Yerusalem), kehancuran
Yehuda, dan pembuangan orang-orang Yehuda; (2) bangsa Edom
merampas dan menyerang orang-orang Yehuda yang melarikan diri dari
Babel; (3) bangsa Filistin melakukan pembalasan dan permusuhan terusmenerus terhadap Israel; (4) bangsa Sidon suka menghina dan menjadi
duri yang menusuk atau onak yang memedihkan; (5) bangsa Tirus, meski
tidak ada perang tetapi secara rohani menyebabkan kehancuran besar
bagi Israel melalui pernikahan Izebel (anak perempuan raja Tirus) dan
Ahab. Izebel menjadi pendukung kuat penyembahan kepada Baal di Israel;
(6) bangsa Mesir egois; dari waktu ke waktu bangsa Mesir menawarkan
persahabatan dengan Israel, tetapi itu hanyalah alat yang digunakan untuk
keuntungan pribadinya.
Inilah serentetan dosa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang juga
mewakili setiap tindakan kita yang mengakibatkan murka Allah turun atas
mereka/kita. Yang paling menakutkan dari tindakan Allah adalah TUHAN
tidak akan mendengarkan mereka/kita karena dosa yang begitu besar. Ini
menunjukkan bentuk penghakiman TUHAN. Karena itu, bersandarkan
pertolongan Allah Roh Kudus, kita menanggalkan manusia lama kita yang
menemui kebinasaannya oleh nafsu yang menyesatkan dan mengenakan
manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar khaliknya.
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang membuat Tuhan harus menghukum bangsa-bangsa di sekitar
Israel? (2) Apakah Tuhan dapat memakai bangsa yang tidak mengenal-Nya jadi alat-Nya?
Berdoalah bagi pertumbuhan iman anak-anak Tuhan di bangsa kita, agar
mereka hidup sebagai terang dan garam bagi mereka yang belum mengenal
Tuhan Yesus.
26
KAMIS
NOVEMBER 2015
“… Beginilah firman Tuhan ALLAH:
Hai Tirus, engkau berkata: aku kapal yang maha indah”
(Yehezkiel 27:3)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 27:1-36
Bacaan setahun: Yehezkiel 27-29
KECONGKAKAN MENDAHULUI KEHANCURAN
M
elalui wahyu umum, Allah juga memberi anugerah umum kepada
seluruh ciptaan-Nya; dalam diri setiap mahkluk ciptaan Tuhan, dan
kepada seluruh suku bangsa di muka bumi. Bangsa yang kuat,
besar dan memiliki tempat tinggal yang permai bukan hanya dimiliki oleh
bangsa Israel saja, melainkan seluruh bangsa di muka bumi, termasuk
bangsa di Asia, Afrika, Eropa, Amerika, Australia, dan secara khusus juga
untuk bangsa Tirus yang merupakan tetangga bangsa Israel (27:3-10).
Maksud Tuhan memberikan keindahan kepada bangsa-bangsa, dan
mengaruniakan segala bentuk harta kekayaan kepada mereka, adalah
agar mereka melalui wahyu umum, mereka dapat mengenal Allah pencipta
langit dan bumi, serta memiliki hati yang beribadah kepada-Nya, bukannya
menyombongkan diri (Kis. 17). Ini pernah terjadi pada bangsa Tirus dalam
masa pemerintahan raja Hiram, yang membantu Salomo membangun bait
Allah dan mengakui kedaulatan dan kekuasaan Allah Israel atas bangsabangsa (1Raj. 5). Namun dengan berjalannya waktu, dan juga karena pada
dasarnya manusia ialah makhluk yang jatuh dalam dosa dan memberontak
kepada Allah, maka segala kekayaan dan kebesaran yang dimiliki olehnya
dianggap sebagai hasil usahanya, haknya, dan untuk memuliakan dirinya.
Karena itulah, maka bangsa Tirus akan menghadapi penghakiman dan
penghukuman Allah semesta alam.
Awal abad 20, manusia percaya pada iptek dan mulai mengeluarkan
Tuhan dari pembelajaran mereka dengan teori evolusinya; juga dibuatlah
sebuah kapal Titanic yang merupakan objek terbesar pada waktu itu. Ada
orang-orang yang beranggapan bahwa Tuhan pun tidak akan sanggup
menenggelamkan kapal tersebut, karena kehebatannya. Namun dalam
pelayaran perdananya mengarungi samudera Atlantik, Titanic tenggelam.
Semua yang ada pada diri kita pada hakekatnya adalah anugerah
Tuhan, bahkan kelak kita akan diminta pertanggung-jawaban di hadapan
Allah. Karena itu, tidak ada lagi yang dapat kita sombongkan. Sebaliknya,
hiduplah rendah hati di hadapan-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah membenci orang yang congkak? (2) Bagaimana kita
seharusnya menyikapi keberhasilan dalam hidup kita?
Berdoalah bagi setiap orang Kristen yang Tuhan telah berkati melalui usaha
ataupun pekerjaan mereka, agar mereka tidak menjadi sombong dan
melupakan kebaikan Tuhan.
27
JUMAT
“… Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan
memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah
kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.”
NOVEMBER 2015
(Daniel 4:34)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 30-32
Bacaan setahun: Yehezkiel 30-32
TAKUT AKAN TUHAN, BUKAN MANUSIA
K
emarin kita melihat nubuatan hukuman terhadap Tirus dan Sidon,
hari ini kita melihat Tuhan memakai raja Babel Nebukadnezar untuk
menghukum bangsa Mesir dan para sekutunya. Dosa yang sama,
yaitu kesombongan, penyembahan berhala. Sekalipun Mesir adalah
negara adidaya pada waktu itu, dan dibantu banyak suku bangsa lainnya,
namun ia bukan berhadapan dengan raja Babel,—ia berhadapan dengan
Raja Semesta Alam yang sedang menjatuhkan penghukuman-Nya untuk
mereka. Tujuan Allah menghukum mereka agar bangsa Mesir bertobat dan
mengenal Allah yang benar (Yeh. 30:26).
Nubuatan ini disampaikan nabi Yehezkiel sekitar tahun 587 SM, waktu
itu Babel sedang menyerang Yehuda (Pembuangan pertama), dan Yehuda
belum sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan, melainkan berharap
kepada Mesir. Mesir pun tidak sungguh-sungguh menolong Yehuda, dan
justru melarikan diri ketika tentara Babel mengalahkan Yehuda. Dalam hal
ini jugalah, nabi Yeremia telah menubuatkan bahwa Mesir tidak akan luput
pula dari hukuman Tuhan melalui Babel (Yer. 37:5-7; bdk. Yer. 46). Namun
demikian, apakah kita pikir bangsa Babel akan terluput hukuman? Tidak!
Pada waktu Tuhan, mereka juga akan menghadapi penghakiman Tuhan
dan hukuman-Nya.
Kita sering terbuai oleh kehebatan sebuah bangsa yang besar, melalui
kemajuan teknologi, militer, ekonomi, sumber daya, dsb. Kita mengira
bahwa negara-negara tersebut akan bertahun lama. Namun, bila bangsa
dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan, maka hanya tinggal waktunya saja,
sebab mereka akan mengalami penghakiman dan penghukuman Tuhan.
Raja Nebukadnezar menyombongkan dirinya (Dan. 4:28-33), sehingga ia
pun dihajar oleh Tuhan dan menjadi gila. Tetapi setelah lewat waktu yang
ditentukan, Nebukadnezar menengadah ke langit, dan akal budinya
kembali lagi. Lalu Nebukadnezar memuji Yang Mahatinggi, membesarkan
dan memuliakan Dia Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya adalah
kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun (Dan. 4:34).
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan sangat membenci kesombongan? (2) Bagaimanakah
langkah-langkah praktis bagi kita agar tidak jatuh pada kesombongan?
Berdoalah bagi para pengusaha muda agar mereka selalu dapat mensyukuri
segala keberhasilan hidup mereka, bukan dengan menyombongkan diri,
melainkan dengan hidup takut akan Tuhan
28
SABTU
“Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan
syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai
main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi
NOVEMBER 2015 mereka sama sekali tidak melakukannya.” (Yehezkiel 33:32)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 33
Bacaan setahun: Yehezkiel 33-34
HATI YANG MENDENGAR
B
agian firman Tuhan ini bercerita tentang peringatan Tuhan kepada
Israel. Tuhan ingin agar bangsa Israel mendengar segala perkataan
Tuhan melalui nabi Yehezkiel. Yehezkiel diumpamakan seorang
penjaga Israel. Seorang yang berdiri di atas tembok kota untuk melihat apa
yang terjadi di sekeliling kota tersebut. Jika ada bahaya maka penjaga
tersebut harus meniup sangkakala supaya penduduk kota mengerti bahwa
ada bahaya mengancam. Melalui perumpamaan ini, Tuhan ingin agar
bangsa Israel mau mendengarkan perkataan nabi Yehezkiel; tidak hanya
mendengarkan, tapi juga untuk melakukan apa yang sudah dikatakannya.
Namun ada sebuah masalah dalam kehidupan bangsa Israel. Mereka
sudah mendengar, bahkan dikatakan oleh Tuhan mereka suka mendengar
suara nabi Yehezkiel, namun demikian, mereka tidak mempunyai hati yang
mau melakukan firman yang diberitakan nabi Yehezkiel.
Tuhan mengatakan, “Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang
yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang
pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi
mereka sama sekali tidak melakukannya.” Perkataan ini berarti bahwa
orang Israel mendengar segala yang dikatakan oleh nabi Yehezkiel, tetapi
sayangnya mereka hanya mendengar sebatas pada telinga mereka. Hati
mereka tidak mendengar. Karena itu, segala perkataan nabi Yehezkiel itu
hanya sebatas pada telinga saja, tidak menggerakkan bangsa Israel untuk
mengerjakan apa yang diperintahkan nabi Yehezkiel.
Pada masa sekarangpun Tuhan mengirimkan “nabi-nabi Yehezkiel”
kepada kita. Mereka menjadi penjaga-penjaga dalam kehidupan kita di
hadapan Tuhan. Mereka adalah para rohaniawan di Gereja, para majelis
dan guru Sekolah Minggu, juga mereka yang menjadi pemimpin-pemimpin
rohani di Gereja. Mereka adalah penyambung lidah Allah kepada setiap
kita. Kita mendengar mereka menyampaikan firman Tuhan. Bahkan firman
Tuhan itu sering membuat kita merasa terpesona. Namun pertanyaannya,
Sudahkah kita melakukannya?
STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang Allah kehendaki dari umat-Nya, Israel, ketika Ia mengutus
nabi Yehezkiel kepada mereka? (2) Bagaimana seharusnya kita meresponi firman Tuhan?
Berdoa bagi jemaat agar mereka bukan hanya sekadar menjadi pendengar
firman Tuhan, tapi juga menjadi pelaku firman Tuhan, sehingga pertumbuhan
iman mereka semakin nyata.
29
MINGGU
NOVEMBER 2015
“… Aku akan menjadi lawanmu, hai pegunungan Seir
dan Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawanmu
dan akan menjadikan engkau musnah dan sunyi sepi.”
(Yehezkiel 35:3)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 35
Bacaan setahun: Yehezkiel 35-36
JANGAN MEMUSUHI SAHABAT ALLAH
P
egunungan Seir adalah Edom. Dalam firman Tuhan hari ini, Edom
akan mendapatkan hukumannya dari Tuhan. Penyebabnya adalah
karena mereka memusuhi bangsa Israel dan membiarkan bangsa
Israel dibunuh pada waktu musuh-musuh Israel menyerang. Edom
bersukacita pada waktu Israel menderita, maka Tuhan mengatakan dunia
akan bersukacita waktu Edom berdukacita. Hukuman yang Allah berikan
kepada Edom sangatlah berat. Dalam ayat 6-7 Allah berkata, “Oleh sebab
itu, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku akan
menjadikan engkau darah dan darah akan mengejar engkau; oleh sebab
engkau bersalah karena mencurahkan darah, maka darah akan mengejar
engkau. Aku akan menjadikan pegunungan Seir musnah dan sunyi sepi
dan melenyapkan dari padanya orang-orang yang lalu-lalang.” Edom yang
berarti merah, sekarang benar-benar Tuhan akan jadikan merah dengan
darah penduduknya. Bahkan pegunungan Seir itu akan sunyi sepi karena
Allah akan memusnahkan mereka.
Pelajaran rohani yang kita dapatkan dari firman Tuhan hari ini adalah
janganlah kita memusuhi orang yang Allah kasihi. Jangan kita bersukacita
karena kemalangan orang lain, bahkan Tuhan pun tidak menginginkan kita
bersukacita karena kemalangan orang yang menjadi musuh Allah. Allah
menginginkan kita dapat menolong orang yang berkesusahan, siapa pun
dia. Seringkali tanpa sadar kita menjadi seperti Edom, kita bergembira
karena kesusahan orang lain, karena kita berpikir kita akan mendapatkan
keuntungan dari kesusahan orang tersebut. Dalam Roma 12:15, Paulus
pernah mengatakan, “bersukacitalah dengan orang yang bersukacita,
menangislah dengan orang yang menangis.” Biarlah setiap kita bisa Tuhan
pakai menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Kita dapat
memberikan kekuatan kepada mereka yang sedang lemah, menghiburkan
mereka yang sedang berduka, dan dapat menambahkan sukacita kepada
mereka yang sedang bersukacita. Bagaimanakah dengan Anda hari ini?
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Allah menghukum orang yang memusuhi orang yang dikasihiNya? (2) Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap mereka yang menjadi pelayan Tuhan?
Berdoalah bagi jemaat agar mereka menjadi umat Tuhan yang benar-benar
mau peduli terhadap sesamanya dan hidup takut akan Tuhan dengan
melakukan firman-Nya.
30
SENIN
NOVEMBER 2015
“Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu,
sehingga kamu hidup kembali.”
(Yehezkiel 37:14)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 37:1-14
Bacaan setahun: Yehezkiel 37-39
HIDUP KEMBALI
N
abi Yehezkiel mendapat penglihatan yang tidak lazim, dituntun Roh
Tuhan di tengah-tengah lembah yang penuh dengan tulang-tulang,
“Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan
sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu
amat kering” (Yeh. 37:2). Apa maksud penglihatan itu? Sebenarnya tulangtulang kering yang berserakan itu menggambarkan keadaan rohani umat
Tuhan yang sudah mati, sudah sekarat, tidak ada kehidupan yang bisa
diharapkan. Mereka tidak bisa hidup kembali. Namun Tuhan meyakinkan
nabi Yehezkiel, bahwa Tuhan dapat menghidupkan mereka kembali.
(1) Realita kematian umat Tuhan itu terjadi karena mereka telah
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Mereka menyembah berhala,
yang adalah penghinaan bagi Tuhan. Mereka menganggap berhala lebih
bisa diandalkan daripada Tuhan Allah yang telah menyelamatkan mereka.
Mereka lebih bersandar pada pedang dan melakukan kekejian serta
masing-masing mencemari istri sesamanya (ps. 33:25-26). Dosa yang
mereka lakukan sudah kelewat batas. Oleh karena itu, Tuhan menghajar
mereka sehingga banyak yang mati oleh pedang dan dijadikan makanan
bagi binatang liar. Tuhan melakukan ini, supaya umat-Nya tahu bahwa
hanya Tuhan Yahweh, Allah yang berkuasa atas hidup mereka.
(2) Realita dihidupkan kembali. Tuhan berkata kepada nabinya, “Hai
anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?” Nabi
menjawab dengan hikmat, “Ya Tuhan Allah, Engkaulah yang mengetahui!”
Artinya, nabi ini percaya bahwa Tuhan berkuasa menghidupkan kembali
dari tulang-tulang yang kering ini. Tuhan sendiri yang berfirman atau
memerintahkan tulang-tulang itu hidup kembali: Aku memberi nafas hidup
di dalammu, supaya kamu hidup kembali (37:5-6). Semua tulang kering
yang tidak berdaging dan kulit bisa kembali normal sekejap saja. Yang tidak
bernafas, kembali bernafas. Tuhan ingin membuktikan bahwa Dia lah satusatunya Tuhan yang hidup. Bagaimana dengan Anda? Janganlah ragu
akan kuasa Tuhan, Allah kita!
STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Tuhan memperlihatkan tulang yang kering dan dihidupkan
kembali oleh Tuhan? (2) Pelajaran apa yang kita dapatkan bagi keimanan kita?
Berdoalah bagi setiap jemaat yang sedang lemah iman dan bimbang akan
pengharapan mereka di dalam Tuhan Yesus, agar mereka tetap teguh dan
kokoh dalam firman-Nya.
“Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru
tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:21-23)
Download