D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sample tanah yang diambil dari ruas jalan baru Perawas – Air Merbau wilayah kecamatan Tanjungpandan, Kab Belitung, Prov Bangka – Belitung, Berdasarkan sistim klasifikasi AASHTO bahwa tanah ini tergolong tanah berbutir halus dengan kadar lolos saringan no.200 (< 0,075mm) 90,01% dengan nilai PI 18,10% dan LL 50,9%, yang merupakan tanah lempung dengan kode A-7-5. Sedangkan untuk batas minimal CBR tanah dasar untuk perkerasan lentuh sebenarnya sudah memenuhi, namun dalam kondisi yang kritis dengan nilai CBR 6,1% (unsoaked), sedangkan untuk kondisi soaked tanah ini memiliki daya dukung yang kurang yaitu dengan nilai CBR 3,8%. Untuk nilai qu yang diperoleh dari pengujian UCS adalah 0,52 kg/cm². Dengan nilai CBR yang masih masih cukup kecil maka tanah ini masih dikhawatirkan tidak mampu menahan beban lalu – lintas rencana yang dikhawatirkan terjadi pergerakan pada volume tanah dasar yang berakibat terjadinya retak memanjang pada jalan ketika musim kemarau dan ketika datang musim penghujan air akan mudah masuk ke pondasi jalan, hal itu akan mempercepat terjadinya kerusakan jalan. 2. Pencampuran abu kelapa sawit memiliki pengaruh terhadap nilai PI pada pengujian batas – batas atterberg , hal ini bisa dilihat dengan turunnya nilai PI tanah dari 18,10% menjadi 14,78%. Nilai terendah PI terdapat pada penambahan abu kelapa sawit sebanyak 10% dengan masa peram 3 hari. 3. Pencampuran abu kelapa sawit memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kekuatan tanah dasar, hal ini bisa dilihat dengan meningkatnya nilai CBR tanah dari 6,1% menjadi 16% untuk CBR dengan kondisi tidak terendam dan 3,8% menjadi 10% untuk kondisi terendam. Kemungkinan yang terjadi adalah akibat pengaruh kandungan silika dan kapur pada abu kelapa sawit yang juga merupakan bahan utama pembuat semen, seperti yang kita ketahui reaksi Meidy Pratama/ 091134016/ Perbaikan dan Peningkatan Lapisan Subgrade Pada Jalan... VI - 1 D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG antara kapur dengan air akan menghasilkan panas sehingga memungkinkan terjadinya ikatan antar butiran tanah yang mampu meningkatkan nilai CBR tanah dasar. 4. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, penambahan yang paling ideal untuk mendapatkan nilai optimum adalah pada penambahan 10% abu kelapa sawit, sedangkan untuk masa peram nilai ideal jatuh pada masa peram 3 hari. Hasil ini didasarkan pada resume hasil pengujian yang terangkum pada tabel 4.18 pada bab hasil penelitian dan pembahasan. 5. Perencanaan cerucuk sebagai perkuatann tanah dasar dipilih berdasarkan alternatif yang terpilih pada saat pelaksanaan Studi Kasus, dalam hal ini cerucuk dipilih dengan panjang 4 meter dan diameter 10 cm. Cerucuk akan ditanam dengan kedalaman 2 meter hingga 6 meter dengan jarak antar cerucuk 100cm diukur dari as cerucuk ke as cerucuk lainnya. Kayu yang digunakan adalah kayu jenis gelam, hal ini dipilih karena jenis kayu ini masih tersedia cukup banyak di sekitar lokasi. 6. Perencanaan perkerasan lentur didasarkan pada metoda AASHTO dengan lalu lintas rencana diperoleh dari MKJI (Manual Kajian Jalan Indonesia). Dalam desain perkerasan lentur ini telah menggunakan CBR baru yang diperoleh dari hasil pengujian stabilisasi dengan menggunakan abu kelapa sawit dengan jenis lapis perkerasan rencana lapisan alpal boton tabur agregat (Lasbutag). Sehingga diperoleh tebal lapis permukaan 9cm, lapis pondasi atas 11cm dan lapis pondasi bawah 15cm. 7. Perencanaa drainase didasarkan pada metoda Weduwen, dengan data curah hujan yang diambil didasarkan pada data curah hujan tahun 2009. Sehingga diperoleh dimensi drainase dengan tinggi drainase 0,72 m atau 72 cm dan lebar drainase 0,5 m atau 50 cm dengan kemiringan saluran drainase sebesar 1%. Dalam hal ini perencanaa drainase harus menggunakan gutter yang difungsikan untuk memindahkan air dari sisi kanan ke sisi kiri badan jalan yang nantinya akan diteruskan untuk dibuang ke rawa yang berada lebih rendah dari badan jalan. 8. Dari perhitungan rencana anggaran biaya diperoleh nominal Rp 809.268.000,nilai tersebut sudah termasuk PPN 10%. Meidy Pratama/ 091134016/ Perbaikan dan Peningkatan Lapisan Subgrade Pada Jalan... VI - 2 D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 5.2 Saran 1. Mengingat banyaknya limbah abu kelapa sawit yang masih tidak termanfaatkannya secara maksimal pada kawasan industri kelapa sawit yang ada di kabupaten Belitung ini, maka diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan stabilisasi tanah sebagai subgrade jalan, yang pada khususnya untuk jalan dengan lalu lintas berat dan jalan yang memiliki daya dukung tanah dasar yang rendah. 2. Pada percobaan ini pemeraman dilakukan pada keadaan setelah dilakukan pencampuran. Oleh karena itu, untuk percobaan dan penelitian lanjutan disarankan agar metode pemeran dilakukan pada saat setelah benda uji dibuat. 3. Metode pengujian dilakukan dengan jumlah sampel yang minimal dikarenakan keterbatasan jumlah bahan uji dan jaulnya lokasi penelitian, pada penelitian mendatang agar dilakukan dengan beberapa sampel percobaan untuk menghindari factor kesalahan pada saat menganalisis hasil dari percobaan tersebut. 4. Dalam penelitian ini yang dijadikan acuan untuk penentuan campuran ideal didasarkan pada nilai PI yang diperoleh dari pengujian batas – batas atterberg. Pada penelitian mendatang penulis berharap penentuan campuran ideal didasarkan pada nilai kerapatan kering maksimum dapi pengujian pemadatan. Dengan harapan hasil yang diperoleh lebih akurat dan valid. Meidy Pratama/ 091134016/ Perbaikan dan Peningkatan Lapisan Subgrade Pada Jalan... VI - 3