7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Menurut Harold Lasswell dalam Deddy Mulyana1, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Lewat Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa?. Berdasarkan definisi Harold Lasswell komunikasi memiliki lima unsur, yaitu2: 1. Sumber (source). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan pesan yang dibawa, sumber harus mengubah pesan tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang dapat dipahami oleh si penerima pesan. Proses ini disebut dengan penyandian (encoding). 2. Pesan. Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 3. Saluran atau media. Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 1 2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2005, hal 62 Ibid, hal 48 7 8 4. Penerima (receiver). Yakni orang yang menerima pesan dari sumber, penerimaan pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima dari gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian balik (decoding). 5. Efek. Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya apakah penambahan pengetahuan setelah menerima pesan tersebut, terhibur atau adanya perubahan sikap. Penjelasan model komunikasi dari definisi diatas dapat digambarkan sebagai berikut : SOURCE MESSAGE CHANNEL RECEIVER EFEK Gambar 2.1 Model Komunikasi Dari beberapa definisi mengenai pengertian komunikasi yang telah dipaparkan, penulis dapat menyimpulkan bahwa “komunikasi adalah suatu sistem atau cara seseorang, organisasi dan lainnya yang biasa disebut komunikator, menyampaikan suatu pesan melalui media yang dapat dipilih oleh komunikator kepada penerima yang disebut komunikan yang menggali arti dari pesan yang disampaikan oleh komunikator untuk menciptakan suatu sikap, keputusan, dan aksi yang akan diambil oleh penerima pesan tersebut.” 9 Berkaitan dengan penelitian ini, penulis mencoba mengaitkan elemen-elemen komunikasi yang telah dijelaskan melalui model diatas dengan tema penelitian sebagai berikut : Source : PT Suntory Garuda Beverage Message : Informasi mengenai produk minuman teh dalam kemasan merek MYTEA. Channel : Melalui media televisi Receiver : Konsumen Efek : Konsumen dapat mengetahui adanya produk minuman teh dalam kemasan merek MYTEA, dan keputusan untuk membelinya. 2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran (bahasa Inggris: marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran 10 berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham. 2.3 Periklanan Periklanan menurut Belch3 didefinisikan sebagai bentuk pembayaran komunikasi nonpersonal tentang sebuah organisasi, produk, jasa, atau ide oleh suatu sponsor yang telah diketahui. Nonpersonal berarti iklan dapat ditemukan di media massa (seperti TV, Radio, Majalah, Koran) yang dapat diterima oleh kelompok masyarakat dan dalam waktu yang bersamaan. 2.3.1 Ciri-Ciri Periklanan Ciri periklanan menurut Philip Kotler4 adalah : a) Penjualan dimuka umum Berbeda dari upaya dagang pribadi, iklan merupakan suatu rencana konsumen yang sangat bersifat umum. Itu seakan-akan memberikan wilayah resmi pada suatu barang dan seakan-akan mensyaratkan suatu penawaran tertentu. Karena sejumlah penduduk menerima pesan yang sama, mereka akan ada alasan untuk membeli barang tertentu yang akan dipakai oleh khayalak ramai. b) Penyerapan menyeluruh 3 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an Integrated Marketing Communication Perspective 7th Edition, hal 17 4 Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, 2002, hal 178 11 Periklanan merupakan medium yang diserahkan secara menyeluruh atau memungkinkan pihak penjual mengulangi pesannya itu berulang-ulang, juga memberikan peluang kepada calon pembeli menerima dan membandingkan pesanpesan dari pesaingnya. Iklan besar-besaran oleh perusahaan memberikan citra positif tentang besar dan keberhasilan penjualan. c) Daya ungkap yang kuat Periklanan memberi peluang untuk menampilkan perusahaan serta produkproduknya dengan cara yang sangat mengesankan dan dengan menggunakan cetakan, bunyi dan warna secara profesional, namun ada pula karena daya pengungkapan yang sangat hebat, sarana periklanan dapat mengalihkan dari pesannya itu sendiri. d) Kurang kepribadian Dalam kenyataannya, khalayak ramai tidak dapat secara langsung memberikan tanggapan. Suatu iklan hanya mampu mengadakan monolog bukan dialog. 2.3.2 Fungsi Periklanan Ada beberapa fungsi periklanan5 antara lain : a) Memberi informasi Dengan periklanan dapat menambah nilai suatu barang atau jasa dengan memberikan informasi kepada konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebuat dinamakan sebuah faedah informasi. Dengan demikian periklanan menyediakan alat 5 Basu Swastha DH, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 2000, hal 78 12 bagi penjual dan pembeli untuk memberitahukan kepada pihak-pihak lain tentang kebutuhan mereka, sehingga kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan. b) Membujuk atau mempengaruhi Tidak jarang periklanan tidak bersifat memberi tahu saja tetapi juga membujuk kepada konsumen potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk yang dihasilkan lebih baik daripada produk lain. c) Menciptakan kesan Dengan sebuah iklan, seseorang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Untuk itu pemasang iklan harus melakukan perencanaan yang sebaik-baiknya tentang warna, bentuk serta gaya yang menarik minat konsumen. d) Memuaskan Keinginan Periklanan merupakan komunikasi yang efektif bagi penjual dalam memberikan informasi tentang produk yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. e) Sebagai alat komunikasi Periklanan merupakan alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli sehingga dapat menimbulkan transaksi penjualan. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukan cara-cara mengadakan pertukaran yang saling memuaskan. Bagi pihak produsen mendapatkan keuntungan sedangkan bagi pihak konsumen mendapatkan nilai guna dari produk yang dikonsumsi. 13 Tercapainya tujuan periklanan yang tergantung pada media periklanan yang digunakan. Karena pada media periklanan yang digunakan tiap-tiap periklanan berbeda dalam hal jangkaunnya terhadap konsumen, maka ada beberapa media periklanan yang digunakan kepada konsumen yang hendak dicapai. 2.3.3 Tujuan Iklan Periklanan mempunyai satu atau lebih tujuan. Dan tujuan itu merupakan tolak ukur dalam mengevaluasi sejauh mana periklanan yang telah dilaksanakan pada umumnya. Menurut Kotler (2003 : 591), tujuan iklan bisa dikelompokan menjadi 4 macam yaitu: a) Iklan Informatif (sifatnya memberitahukan), adalah iklan yang menginformasikan kepada konsumen mengenai manfaat dan kegunaan suatu produk. b) Iklan persuasif (sifatnya meyakinkan) adalah iklan yang berusaha membujuk konsumen dengan berusaha membangun posisi yang paling baik di benak konsumen. c) Iklan pengingat (sifatnya mengingatkan) adalah iklan yang bertujuan untuk merangsang pembeli agar mengulang pembelian produk barang dan jasa. d) Iklan Penguat (sifatnya menguatkan). Iklan penguat bertujuan untuk meyakinkan konsumen bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat. 2.3.4 Jenis-Jenis Iklan Pengelola pemasaran suatu perusahaan dalam berbagai tingkatan atau level, misalnya iklan level nasional atau local/retail dengan target masyarakat konsumen secara umum, atau iklan business advertising atau professional advertising dan trade advertising yang ditunjukan untuk konsumen industry, perusahaan atau professional. 14 Jenis iklan dapat diuraikan sebagai berikut6 : 1. Iklan Nasional Pemasangan iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara nasional atau sebagian besar wilayah suatu Negara. Sebagian besar iklan nasional pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang memiliki jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta media-media lainnya. 2. Iklan Lokal Pemasangan iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa local atau mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu. 3. Iklan Primer dan Selektif Iklan primer atau disebut juga dengan primary demand advertising dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industry.Dan iklan selective demand advertising memusatkan perhatian untuk menciptakan terhadap merk tertentu. 4. Iklan Bisnis dan Professional Iklan antar bisnis atau business-to-bussiness advertising adalah iklan dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan 6 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an Integrated Marketing Communication Perspective 7th Edition, Hal 18 15 mempengaruhi pembelian barang atau jasa industry untuk kepentingan perusahaan dimana para individu bekerja. Sedangkan ilan professional atau professional advertising adalah iklan dengan target kepada para pekerja professional seperti dokter, pengajaran, dokter gigi, ahli teknik dan sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga digunakan untuk mendorong para professional untuk merekomendasikan penggunaan merek produk tertentu kepada para konsumen. 5. Iklan Perdagangan Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran (marketing channel) seperti pedangan besar, distributor, serta pengecer. Tujuan iklan ini adalah untuk mendorong para anggota saluran untuk memiliki, mempromosikan serta menjual kembali merek produk tertentu kepada para pelanggannya. 2.3.5 Iklan Televisi Menurut J.B Wahyudi7 pengertian televisi diartikan dengan melihat jauh, yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (Studio Televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (Televisi Set). Media televisi sendiri merupakan gabungan antara verbal, teknologikal dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat 7 J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, 1989, hal 49 16 dan efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas siaran dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumahrumah. Sehingga dapat disimpulkan, menurut peneliti iklan televisi adalah bentuk promosi berbayar tentang produk, jasa, dan lainnya melalui media televisi yang berbentuk suatu adegan pendek berisi informasi, promo, dan lainnya. 2.4 Elemen-Elemen Periklanan Media TV Beberapa elemen iklan yang menarik perhatian khalayak, menurut Belch8 : 1) Elemen visual iklan adalah apa yang terlihat pada layar TV. Elemen ini meliputi :the product, action sequences, de monstration/setting, and the talent dan factor lain seperti copy (produk, urutan adegan, latar belakang, model iklan, tulisan). a. Product (produk) Produk merupakan objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak b. Action Sequences (urutan adegan) Urutan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak dalam memahami pesan yang terdapat pada iklan. c. Setting (latar belakang) Latar belakang berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita. 8 th George E. Belch. Advertising and promotion 5 edition, New York : MC Graw Hill, 2001, Hal. 28 17 d. Endorser (model iklan) Model iklan merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut memainkan berbagai peran sebagai announcers, spoke persons, character types, maupun selebritis. e. Copy (tulisan) Kalimat-kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung. 2) Elemen audio yakni suara dan musik pada iklan a. Sound ( suara) Merupakan elemen penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle, spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara dialog biasanya menggunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa yang sedang berbicara. Misalnya suara anak-anak, orang tua, eksekutif muda, penyanyi opera. Hampir semua iklan mempunyai announcer, yang berperan sebagai central voice/sebagai penutup iklan yang menyebutkan identifikasi produk.9 b. Music (suara) Music merupakan elemen dari audio yang tidak kalah pentingnya. Music merupakan jingle, biasanya bersifat persuasive karena dapat membuat khalayak mengingat informasi ketika menyanyikannya. 2.5 Terpaan Iklan 9 th William Wells, Jhon Burnett & Sandra Moriaty, advertising : principles and practice, 5 . 18 Terpaan iklan merupakan suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau pemikiran ketika seseorang membaca, melihat, atau mendengar komunikasi. Terpaan merupakan awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi. Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor. Sikap individu terbentuk melalui informasi yang menerpanya. Terpaan iklan sebagai variabel independen dapat diukur melalui tiga dimensi, yakni dimensi frekuensi, dimensi durasi dan dimensi intensitas. Menurut Moriarty10, dimensi frekuensi adalah seberapa sering terpaan iklan tesebut ditempatkan di media placement. Berkaitan dengan penelitian ini, media placement disini adalah televisi. Durasi adalah seberapa lama terpaan iklan dilihat oleh konsumen. Dan intensitas adalah kemungkinan suatu iklan mendapatkan perhatian. Proses terpaan iklan menurut advertising exposure process adalah : 1. Terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand awareness dalam benak konsumen, karena iklan yang ditayangkan membawa dampak kognitif dan persepsi dari konsumen. 2. Terpaan iklan juga akan menciptakan citra dari brand tersebut. 3. Terpaan iklan dapat mengasosiasikan suatu merek (brand association) 4. Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh lingkungan sekitar kita. Semua efek diatas mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir pada terciptanya keputusan membeli. Konsumen diekspos terhadap informasi 10 Sandra Moriarty, William Wells, dan John Burnett, Advertising : Principles and Practice, Ed 7, 2003 19 pemasaran sejalan dengan keinginan dan perilaku yang sesuai dengan tujuan mereka. Terpaan informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen. Namun demikian perlu diperhatikan pula bahwa seiring dengan meningkatnya jumlah informasi dalam media, konsumen menjadi semakin pandai dalam menghindari diri dari terpaan iklan. Sehingga, frekuensi, durasi dan intensitas dalam sebuah iklan memainkan peran sangat penting selain segi kretif iklan tersebut 2.6 Proses Keputusan Pembelian The American Marketing Association dalam Nugroho Setiadi11 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : “Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.” Dalam menjalankan kegiatan pemasarannya, perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Menurut Dharmmesta dan Handoko12, perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasajasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. 11 12 J. Setiadi Nugroho, Perilaku Konsumen, 2003, hal 3 Basu Swastha Dharmmesta & T Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, 2000, hal 10 20 Lebih lanjut, menurut Belch13 perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Kegiatan konsumen dalam proses pembelian dapat dilihat melalui model Lavidge-Gary Steiner dalam Kotler14, yaitu sebagai berikut: Awareness Knowledge Liking Preference Conviction Purchase Gambar 2.2 Aliran Komunikasi Model Lavidge-Gary Steiner Berdasarkan aliran komunikasi model Lavidge-Steiner diatas, maka dapat diketahui munculnya hierarki keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sebagai berikut : 13 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising & Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, Fifth Edition, 2001, Hal 107 14 Philips Kotler (Alih Bahasa : Hendra Teguh, dkk), Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT. Prenhallindo, 2002, hal 211 - 212 21 1. Awareness (Kesadaran) Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari objek tersebut, tugas komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan nama produk yang diiklankan, dalam hal ini lewat media iklan televisi. 2. Knowledge (Pengetahuan) Setelah audiens memiliki kesadaran tentang produk yang diiklankan lewat media iklan, maka selanjutnya memberikan informasi keunggulan dari produk yang ditawarkan dalam iklan yang tercantum pada media iklan. 3. Liking (Menyukai) Setelah audiens sasaran mengetahui produk tersebut, selanjutnya menanyakan perasaan audiens terhadap keberadaan produk iklan tersebut. 4. Preference (Memilih) Audiens sasaran mungkin menyukai produk tersebut teteapi tidak memillihnya dibandingkan produk lainnya. Dalam hal ini, komunikator harus berupaya membangun preferensi konsumennya, yaitu dengan cara mempromosikannya lewat kualitas, nilai, dan keistimewaan lain dari produk yang terdapat pada media iklan. 5. Convictions (Keyakinan) Tugas komunikator dalam memasang produk-produk yang diperjualbelikan lewat iklan ini untuk membangun keyakinan kepada konsumen masyarakat. 6. Purchase (Pembelian) Setelah konsumen merasa yakin dengan produk yang diiklankannya maka konsumen akan melakukan tindakan pembelian. 22 2.6.1 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian menurut Belch dalam Morissan15 adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli; namun keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya (actual purchase). Selain itu, keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:21) adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah pada keputusan pembelian. Menurut Belch16 proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari 5 tahapan: 1. Pengenalan masalah : Proses pengenalan masalah adalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. 2. Pencarian Informasi : Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak konsumen dapat 15 Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2007, hal 84 George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising & Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, Seventh Edition, 2007 16 23 menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. 3. Evaluasi alternatif : Tahap dari proses keputusan membeli yatu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. 4. Keputusan membeli : Konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang disukai, tetapi 2 faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan bisa menambah niat pembelian. 5. Tingkah laku pasca pembelian : Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen puas. 24 2.7 Model Analisis Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) Terpaan Iklan TV “MYTEA” Keputusan Pembelian 2.8 Hipotesis Teoritis Hipotesis adalah pengambilan kesimpulan sementara untuk kemudian diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesa yang diambil adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara Iklan TV MYTEA terhadap keputusan pembelian konsumen Ha : Ada pengaruh Iklan TV MYTEA terhadap keputusan pembelian konsumen