BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Proses

advertisement
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi
Menurut Harold Lasswell dalam Deddy Mulyana1, cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa
Mengatakan Apa Lewat Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa?.
Berdasarkan definisi Harold Lasswell komunikasi memiliki lima unsur, yaitu2:
1. Sumber (source). Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu,
kelompok,
organisasi,
perusahaan
bahkan
suatu
negara.
Untuk
menyampaikan pesan yang dibawa, sumber harus mengubah pesan tersebut
ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang dapat dipahami
oleh si penerima pesan. Proses ini disebut dengan penyandian (encoding).
2. Pesan. Apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat symbol verbal atau nonverbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.
3. Saluran atau media. Merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber
untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
1
2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2005, hal 62
Ibid, hal 48
7
8
4. Penerima (receiver). Yakni orang yang menerima pesan dari sumber,
penerimaan pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol
verbal atau nonverbal yang ia terima dari gagasan yang dapat ia pahami.
Proses ini disebut penyandian balik (decoding).
5. Efek. Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut,
misalnya apakah penambahan pengetahuan setelah menerima pesan tersebut,
terhibur atau adanya perubahan sikap.
Penjelasan model komunikasi dari definisi diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
SOURCE
MESSAGE
CHANNEL
RECEIVER
EFEK
Gambar 2.1
Model Komunikasi
Dari beberapa definisi mengenai pengertian komunikasi yang telah
dipaparkan, penulis dapat menyimpulkan bahwa “komunikasi adalah suatu sistem
atau cara seseorang, organisasi dan lainnya yang biasa disebut komunikator,
menyampaikan suatu pesan melalui media yang dapat dipilih oleh komunikator
kepada penerima yang disebut komunikan yang menggali arti dari pesan yang
disampaikan oleh komunikator untuk menciptakan suatu sikap, keputusan, dan aksi
yang akan diambil oleh penerima pesan tersebut.”
9
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis mencoba mengaitkan elemen-elemen
komunikasi yang telah dijelaskan melalui model diatas dengan tema penelitian
sebagai berikut :

Source : PT Suntory Garuda Beverage

Message : Informasi mengenai produk minuman teh dalam kemasan merek
MYTEA.

Channel : Melalui media televisi

Receiver : Konsumen

Efek : Konsumen dapat mengetahui adanya produk minuman teh dalam
kemasan merek MYTEA, dan keputusan untuk membelinya.
2.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran (bahasa Inggris: marketing communication) adalah
sarana
di
mana
perusahaan
berusaha
menginformasikan,
membujuk,
dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan
merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan
mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan
membangun hubungan dengan konsumen.
Komunikasi
pemasaran
bagi
konsumen,
dapat
memberitahu
atau
memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk
digunakan, oleh orang macam apa, serta di mana dan kapan. Komunikasi pemasaran
10
berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan
menciptakan citra merek serta emndorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai
pemegang saham.
2.3 Periklanan
Periklanan menurut Belch3 didefinisikan sebagai bentuk pembayaran
komunikasi nonpersonal tentang sebuah organisasi, produk, jasa, atau ide oleh suatu
sponsor yang telah diketahui. Nonpersonal berarti iklan dapat ditemukan di media
massa (seperti TV, Radio, Majalah, Koran) yang dapat diterima oleh kelompok
masyarakat dan dalam waktu yang bersamaan.
2.3.1 Ciri-Ciri Periklanan
Ciri periklanan menurut Philip Kotler4 adalah :
a) Penjualan dimuka umum
Berbeda dari upaya dagang pribadi, iklan merupakan suatu rencana konsumen
yang sangat bersifat umum. Itu seakan-akan memberikan wilayah resmi pada suatu
barang dan seakan-akan mensyaratkan suatu penawaran tertentu. Karena sejumlah
penduduk menerima pesan yang sama, mereka akan ada alasan untuk membeli barang
tertentu yang akan dipakai oleh khayalak ramai.
b) Penyerapan menyeluruh
3
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an Integrated Marketing
Communication Perspective 7th Edition, hal 17
4
Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, 2002, hal 178
11
Periklanan merupakan medium yang diserahkan secara menyeluruh atau
memungkinkan pihak penjual mengulangi pesannya itu berulang-ulang, juga
memberikan peluang kepada calon pembeli menerima dan membandingkan pesanpesan dari pesaingnya. Iklan besar-besaran oleh perusahaan memberikan citra positif
tentang besar dan keberhasilan penjualan.
c) Daya ungkap yang kuat
Periklanan memberi peluang untuk menampilkan perusahaan serta produkproduknya dengan cara yang sangat mengesankan dan dengan menggunakan cetakan,
bunyi dan warna secara profesional, namun ada pula karena daya pengungkapan yang
sangat hebat, sarana periklanan dapat mengalihkan dari pesannya itu sendiri.
d) Kurang kepribadian
Dalam kenyataannya, khalayak ramai tidak dapat secara langsung
memberikan tanggapan. Suatu iklan hanya mampu mengadakan monolog bukan
dialog.
2.3.2 Fungsi Periklanan
Ada beberapa fungsi periklanan5 antara lain :
a) Memberi informasi
Dengan periklanan dapat menambah nilai suatu barang atau jasa dengan memberikan
informasi kepada konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebuat
dinamakan sebuah faedah informasi. Dengan demikian periklanan menyediakan alat
5
Basu Swastha DH, Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, 2000, hal 78
12
bagi penjual dan pembeli untuk memberitahukan kepada pihak-pihak lain tentang
kebutuhan mereka, sehingga kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi dengan
mengadakan pertukaran yang memuaskan.
b) Membujuk atau mempengaruhi
Tidak jarang periklanan tidak bersifat memberi tahu saja tetapi juga
membujuk kepada konsumen potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk
yang dihasilkan lebih baik daripada produk lain.
c) Menciptakan kesan
Dengan sebuah iklan, seseorang akan mempunyai kesan tertentu tentang apa
yang diiklankan. Untuk itu pemasang iklan harus melakukan perencanaan yang
sebaik-baiknya tentang warna, bentuk serta gaya yang menarik minat konsumen.
d) Memuaskan Keinginan
Periklanan merupakan komunikasi yang efektif bagi penjual dalam
memberikan informasi tentang produk yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
e) Sebagai alat komunikasi
Periklanan merupakan alat untuk membuka komunikasi dua arah antara
penjual dan pembeli sehingga dapat menimbulkan transaksi penjualan. Dalam hal ini
komunikasi dapat menunjukan cara-cara mengadakan pertukaran yang saling
memuaskan. Bagi pihak produsen mendapatkan keuntungan sedangkan bagi pihak
konsumen mendapatkan nilai guna dari produk yang dikonsumsi.
13
Tercapainya tujuan periklanan yang tergantung pada media periklanan yang
digunakan. Karena pada media periklanan yang digunakan tiap-tiap periklanan
berbeda dalam hal jangkaunnya terhadap konsumen, maka ada beberapa media
periklanan yang digunakan kepada konsumen yang hendak dicapai.
2.3.3 Tujuan Iklan
Periklanan mempunyai satu atau lebih tujuan. Dan tujuan itu merupakan tolak
ukur dalam mengevaluasi sejauh mana periklanan yang telah dilaksanakan pada
umumnya. Menurut Kotler (2003 : 591), tujuan iklan bisa dikelompokan menjadi 4
macam yaitu:
a) Iklan Informatif (sifatnya memberitahukan), adalah iklan yang menginformasikan
kepada konsumen mengenai manfaat dan kegunaan suatu produk.
b) Iklan persuasif (sifatnya meyakinkan) adalah iklan yang berusaha membujuk
konsumen dengan berusaha membangun posisi yang paling baik di benak konsumen.
c) Iklan pengingat (sifatnya mengingatkan) adalah iklan yang bertujuan untuk
merangsang pembeli agar mengulang pembelian produk barang dan jasa.
d) Iklan Penguat (sifatnya menguatkan). Iklan penguat bertujuan untuk meyakinkan
konsumen bahwa mereka telah membuat pilihan yang tepat.
2.3.4 Jenis-Jenis Iklan
Pengelola pemasaran suatu perusahaan dalam berbagai tingkatan atau level,
misalnya iklan level nasional atau local/retail dengan target masyarakat konsumen
secara umum, atau iklan business advertising atau professional advertising dan trade
advertising yang ditunjukan untuk konsumen industry, perusahaan atau professional.
14
Jenis iklan dapat diuraikan sebagai berikut6 :
1. Iklan Nasional
Pemasangan iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang
tersebar secara nasional atau sebagian besar wilayah suatu Negara. Sebagian
besar iklan nasional pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime
time) di televisi yang memiliki jaringan siaran secara nasional dan juga pada
berbagai media besar nasional serta media-media lainnya.
2. Iklan Lokal
Pemasangan iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan
dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk
berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa local atau
mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu.
3. Iklan Primer dan Selektif
Iklan primer atau disebut juga dengan primary demand advertising
dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu
atau untuk keseluruhan industry.Dan iklan selective demand advertising
memusatkan perhatian untuk menciptakan terhadap merk tertentu.
4. Iklan Bisnis dan Professional
Iklan antar bisnis atau business-to-bussiness advertising adalah iklan
dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan
6
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion : an Integrated Marketing
Communication Perspective 7th Edition, Hal 18
15
mempengaruhi pembelian barang atau jasa industry untuk kepentingan
perusahaan dimana para individu bekerja. Sedangkan ilan professional atau
professional advertising adalah iklan dengan target kepada para pekerja
professional seperti dokter, pengajaran, dokter gigi, ahli teknik dan
sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk
perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga
digunakan untuk mendorong para professional untuk merekomendasikan
penggunaan merek produk tertentu kepada para konsumen.
5. Iklan Perdagangan
Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran
(marketing channel) seperti pedangan besar, distributor, serta pengecer.
Tujuan iklan ini adalah untuk mendorong para anggota saluran untuk
memiliki, mempromosikan serta menjual kembali merek produk tertentu
kepada para pelanggannya.
2.3.5 Iklan Televisi
Menurut J.B Wahyudi7 pengertian televisi diartikan dengan melihat jauh,
yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (Studio Televisi)
dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (Televisi Set).
Media televisi sendiri merupakan gabungan antara verbal, teknologikal dan dimensi
dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat
7
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, 1989, hal 49
16
dan efektif. Visual, lebih banyak menekankan pada bahasa gambar tajam, jelas,
hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas siaran
dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumahrumah.
Sehingga dapat disimpulkan, menurut peneliti iklan televisi adalah bentuk
promosi berbayar tentang produk, jasa, dan lainnya melalui media televisi yang
berbentuk suatu adegan pendek berisi informasi, promo, dan lainnya.
2.4 Elemen-Elemen Periklanan Media TV
Beberapa elemen iklan yang menarik perhatian khalayak, menurut Belch8 :
1) Elemen visual iklan adalah apa yang terlihat pada layar TV. Elemen ini meliputi
:the product, action sequences, de monstration/setting, and the talent dan factor
lain seperti copy (produk, urutan adegan, latar belakang, model iklan, tulisan).
a. Product (produk)
Produk merupakan objek yang ingin dipersuasikan kepada khalayak
b. Action Sequences (urutan adegan)
Urutan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin
disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak
dalam memahami pesan yang terdapat pada iklan.
c. Setting (latar belakang)
Latar belakang berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai
dengan jalan cerita.
8
th
George E. Belch. Advertising and promotion 5 edition, New York : MC Graw Hill, 2001, Hal. 28
17
d. Endorser (model iklan)
Model iklan merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut
memainkan berbagai peran sebagai announcers, spoke persons, character
types, maupun selebritis.
e. Copy (tulisan)
Kalimat-kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung.
2) Elemen audio yakni suara dan musik pada iklan
a. Sound ( suara)
Merupakan elemen penting dalam iklan. Suara dapat terdengar dalam jingle,
spoken dialogue (perbincangan) dan announcement (pengumuman). Suara
dialog biasanya menggunakan suara dari karakter untuk memperlihatkan siapa
yang sedang berbicara. Misalnya suara anak-anak, orang tua, eksekutif muda,
penyanyi opera. Hampir semua iklan mempunyai announcer, yang berperan
sebagai central voice/sebagai penutup iklan yang menyebutkan identifikasi
produk.9
b. Music (suara)
Music merupakan elemen dari audio yang tidak kalah pentingnya. Music
merupakan jingle, biasanya bersifat persuasive karena dapat membuat
khalayak mengingat informasi ketika menyanyikannya.
2.5 Terpaan Iklan
9
th
William Wells, Jhon Burnett & Sandra Moriaty, advertising : principles and practice, 5 .
18
Terpaan iklan merupakan suatu proses dimana terjadi respon kognitif atau
pemikiran ketika seseorang membaca, melihat, atau mendengar komunikasi. Terpaan
merupakan awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi.
Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor.
Sikap individu terbentuk melalui informasi yang menerpanya.
Terpaan iklan sebagai variabel independen dapat diukur melalui tiga dimensi,
yakni dimensi frekuensi, dimensi durasi dan dimensi intensitas. Menurut Moriarty10,
dimensi frekuensi adalah seberapa sering terpaan iklan tesebut ditempatkan di media
placement. Berkaitan dengan penelitian ini, media placement disini adalah televisi.
Durasi adalah seberapa lama terpaan iklan dilihat oleh konsumen. Dan intensitas
adalah kemungkinan suatu iklan mendapatkan perhatian.
Proses terpaan iklan menurut advertising exposure process adalah :
1. Terpaan iklan dapat menciptakan terjadinya brand awareness dalam benak
konsumen, karena iklan yang ditayangkan membawa dampak kognitif dan persepsi
dari konsumen.
2. Terpaan iklan juga akan menciptakan citra dari brand tersebut.
3. Terpaan iklan dapat mengasosiasikan suatu merek (brand association)
4. Terpaan iklan juga dapat menciptakan kesan bahwa brand disukai oleh lingkungan
sekitar kita.
Semua efek diatas mengakibatkan perubahan sikap tertentu yang berakhir
pada terciptanya keputusan membeli. Konsumen diekspos terhadap informasi
10
Sandra Moriarty, William Wells, dan John Burnett, Advertising : Principles and Practice, Ed 7, 2003
19
pemasaran sejalan dengan keinginan dan perilaku yang sesuai dengan tujuan mereka.
Terpaan informasi sangat penting untuk proses interpretasi konsumen. Namun
demikian perlu diperhatikan pula bahwa seiring dengan meningkatnya jumlah
informasi dalam media, konsumen menjadi semakin pandai dalam menghindari diri
dari terpaan iklan. Sehingga, frekuensi, durasi dan intensitas dalam sebuah iklan
memainkan peran sangat penting selain segi kretif iklan tersebut
2.6 Proses Keputusan Pembelian
The
American
Marketing
Association
dalam
Nugroho
Setiadi11
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut :
“Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku,
dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka.”
Dalam menjalankan kegiatan pemasarannya, perusahaan perlu memahami
atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen tersebut. Menurut Dharmmesta dan Handoko12, perilaku
konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasajasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
11
12
J. Setiadi Nugroho, Perilaku Konsumen, 2003, hal 3
Basu Swastha Dharmmesta & T Hani Handoko, Manajemen Pemasaran, 2000, hal 10
20
Lebih lanjut, menurut Belch13 perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai
proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka.
Kegiatan konsumen dalam proses pembelian dapat dilihat melalui model
Lavidge-Gary Steiner dalam Kotler14, yaitu sebagai berikut:
Awareness
Knowledge
Liking
Preference
Conviction
Purchase
Gambar 2.2
Aliran Komunikasi Model Lavidge-Gary Steiner
Berdasarkan aliran komunikasi model Lavidge-Steiner diatas, maka dapat diketahui
munculnya hierarki keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sebagai
berikut :
13
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising & Promotion : An Integrated Marketing
Communications Perspective, Fifth Edition, 2001, Hal 107
14
Philips Kotler (Alih Bahasa : Hendra Teguh, dkk), Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT. Prenhallindo,
2002, hal 211 - 212
21
1. Awareness (Kesadaran)
Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari objek tersebut, tugas
komunikator adalah membangun kesadaran dengan memperkenalkan nama produk
yang diiklankan, dalam hal ini lewat media iklan televisi.
2. Knowledge (Pengetahuan)
Setelah audiens memiliki kesadaran tentang produk yang diiklankan lewat media
iklan, maka selanjutnya memberikan informasi keunggulan dari produk yang
ditawarkan dalam iklan yang tercantum pada media iklan.
3. Liking (Menyukai)
Setelah audiens sasaran mengetahui produk tersebut, selanjutnya menanyakan
perasaan audiens terhadap keberadaan produk iklan tersebut.
4. Preference (Memilih)
Audiens sasaran mungkin menyukai produk tersebut teteapi tidak memillihnya
dibandingkan produk lainnya. Dalam hal ini, komunikator harus berupaya
membangun preferensi konsumennya, yaitu dengan cara mempromosikannya lewat
kualitas, nilai, dan keistimewaan lain dari produk yang terdapat pada media iklan.
5. Convictions (Keyakinan)
Tugas komunikator dalam memasang produk-produk yang diperjualbelikan lewat
iklan ini untuk membangun keyakinan kepada konsumen masyarakat.
6. Purchase (Pembelian)
Setelah konsumen merasa yakin dengan produk yang diiklankannya maka
konsumen akan melakukan tindakan pembelian.
22
2.6.1 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Belch dalam Morissan15 adalah tahap
selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli; namun keputusan pembelian
adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya (actual purchase).
Selain itu, keputusan pembelian menurut Tjiptono (2008:21) adalah sebuah
proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk
atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing masing alternatif tersebut
dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah pada keputusan
pembelian.
Menurut Belch16 proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari 5
tahapan:
1. Pengenalan masalah : Proses pengenalan masalah adalah dimana pembeli
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi : Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin
mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan
konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak konsumen dapat
15
Morissan, Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2007, hal 84
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising & Promotion : An Integrated Marketing
Communications Perspective, Seventh Edition, 2007
16
23
menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
3. Evaluasi alternatif : Tahap dari proses keputusan membeli yatu ketika
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif
dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan
proses evaluasi konsumen. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik.
4. Keputusan membeli : Konsumen membuat peringkat merek dan membentuk
niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah
membeli merek yang disukai, tetapi 2 faktor dapat muncul antara niat untuk
membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang
lain, yaitu pendapat orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih
konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan. Akan
tetapi peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan bisa menambah niat
pembelian.
5. Tingkah laku pasca pembelian : Yang menentukan pembeli merasa puas atau
tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan
konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak
memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan
konsumen puas.
24
2.7 Model Analisis
Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y)
Terpaan Iklan TV “MYTEA”
Keputusan Pembelian
2.8 Hipotesis Teoritis
Hipotesis adalah pengambilan kesimpulan sementara untuk kemudian
diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini, hipotesa yang diambil adalah
sebagai berikut:
Ho
:
Tidak ada pengaruh antara Iklan TV MYTEA terhadap
keputusan pembelian konsumen
Ha
:
Ada pengaruh Iklan TV MYTEA terhadap keputusan
pembelian konsumen
Download