Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1

advertisement
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN TERBIMBING
Mariani Setiawati, Zainuddin, dan Suyidno
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
Abstrak: hasil observasi pada kelas VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin menunjukkan
bahwa penggunaan metode ceramah membuat siswa kurang aktif dalam proses
pembelajaran sehingga secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya hasil belajar
siswa. Hal tersebut melatar belakangi penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin dengan
penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan pemantulan
cahaya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Hopkins.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-I yang terdiri dari 32 siswa.Teknik
pengambilan data menggunakan tes, observasi, angket, dan dokumentasi.Teknik analisis
data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan (1)
keterlaksanaan RPP pada siklus I sebesar 93,75% (terlaksana sangat baik), pada siklus II
sebesar 91,25% (terlaksana sangat baik) dan pada siklus III sebesar 94,79% (terlaksana
sangat baik), (2) aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I secara umum tergolong cukup
aktif, siklus II tergolong aktif, dan pada siklus III tergolong sangat aktif, (3) ketuntasan
hasil belajar yaitu pada siklus I sebesar 59,38% (belum tuntas), siklus II sebesar 78,13%
(belum tuntas) dan pada siklus III ketuntasan mencapai 87,50% (tuntas), dan (4) respon
positif siswa dalam hal Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction selama proses
pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-I
SMP Negeri 12 Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran
penemuan terbimbing pada pokok bahasan pemantulan cahaya.
Kata kunci: model pembelajaran penemuan terbimbing, aktivitas, hasil belajar, dan
pemantulan cahaya.
proses pembelajaran pada setiap satuan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha dalam
pendidikan dasar dan menengah harus
mewujudkan sumber daya manusia yang
interaktif,
berkualitas, sehingga pemerintah terus
menantang, dan memotivasi peserta
berupaya untuk meningkatkan kualitas
didik untuk
pendidikan.
upaya
memberikan ruang yang cukup bagi
Menteri
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Salah
satu
diberlakukannya Peraturan
inspiratif,
menyenangkan,
berpartisipasi aktif, serta
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
sesuai
2007 Tanggal 23 November 2007
perkembangan fisik serta psikologis
tentang
peserta didik (Depdiknas, 2007).
Standar
Proses
Pendidikan
Dasar dan Menengah, dijelaskan bahwa
12
dengan
bakat,
minat,
dan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Pendidikan sains diarahkan untuk
pengamatan, mendiskusikan tugas, dan
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
menyampaikan pendapat kepada guru
membantu
memperoleh
atau teman. Hasil ulangan umum yang
mendalam
diberikan guru mitra kepada peneliti
tentang alam sekitar. Mata pelajaran
menunjukkan ketuntasan hasil belajar
fisika adalah salah satu mata pelajaran
siswa yang tuntas sebesar 56,67% dari
dalam rumpun sains, fisika merupakan
32 siswa,
ilmu pengetahuan yang mempelajari
tersebut tidak tuntas secara klasikal.
siswa
pemahaman
yang
lebih
gejala-gejala alam dan interaksi di
sehingga di dalam kelas
Berdasarkan
dalamnya.
permasalahan
yang
peneliti temukan dan hasil diskusi
Hasil observasi peneliti pada kelas
dengan guru mitra, perlu dilakukan
VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin pada
penelitian
hari Kamis tanggal 23 Februari 2012,
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
hasil
aktivitas
melalui model pembelajaran penemuan
siswa yang rendah dari 32 siswa yaitu:
terbimbing. Sund dalam Suryosubroto
24
(2009) menunjukan bahwa discovery
angket
menunjukkan
siswa
menyatakan
jarang
tindakan
kelas
mendengarkan penjelasan dengan alat
(penemuan)
peraga, 22 siswa menyatakan jarang
dimana siswa mengasimilasikan suatu
merumuskan
masalah,
siswa
konsep
menyatakan
jarang
merumuskan
mental,
hipotesis,
23
21
menyatakan
jarang
adalah
atau
proses
untuk
suatu
prinsip.
misalnya:
menjelaskan,
mental
Proses
mengamati,
mengelompokkan,
melakukan pemgamatan, dan 21 siswa
membuat kesimpulan dan sebagainya.
menyatakan jarang melakukan analisis
Penemuan
data.
guru
Secara
umum
hasil
angket
terbimbing
sebagai
menempatkan
fasilitator,
menunjukan bahwa saat pembelajaran
membimbing
fisika mereka jarang sekali melakukan
diperlukan. Guru harus menciptakan
percobaan.
suasana sedemikian rupa sehingga siswa
Pengamatan
yang
dilakukan
di
mana
ia
aktif bertanya, membangun gagasan, dan
peneliti secara langsung pada proses
melakukan
pembelajaran
memberikan
menunjukan
siswa
guru
bahwa
kegiatan
yang
pengalaman
dapat
langsung,
aktivitas siswa masih rendah dalam hal
sehingga belajar merupakan proses aktif
membaca
siswa
(mencari
informasi),
mendengarkan penjelasan guru, bertanya
pada
guru,
melakukan
dalam
pengetahuannya sendiri.
kegiatan
13
membangun
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Hasil penelitian Zulhelmi (2009),
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya
dan
Munirah (2011) ,dan Balim (2009)
hubungannya dengan berbagai bentuk
menyimpulkan bahwa penerapan model
cermin dan lensa.
pembelajaran
penemuan
terbimbing
Dari
materi
ajar
ini
sangat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
ditekankan pada pemahaman konsep-
siswa. Adapun langkah-langkah model
konsep
pembelajaran
terbimbing
pemantulan pada cermin datar, dan
meliputi: menyampaikan motivasi dan
pemantulan pada cermin cekung. Agar
tujuan
siswa lebih memahami dan
penemuan
serta
informasi
menampilkan
masalah,
langkah-langkah
suatu
menjelaskan
penemuan
hukum
pemantulan
cahaya,
dapat
menemukan sendiri konsep tersebut
dan
dalam kehidupan sehari-hari dilakukan
mengorganisasikan siswa dalam belajar,
percobaan secara berkelompok dengan
membimbing siswa bekerja melakukan
dibimbing
kegiatan
siswa diajak aktif untuk menemukan
penyelidikan
atau
hasil
kegiatan penemuan, membimbing siswa
guru. Melalui percobaan
sendiri masalah yang dihadapi.
mempresentasikan hasil penyelidikan
Subyek penelitian adalah siswa-
atau hasil kegiatan penemuan, dan
siswi SMP Negeri 12 Banjarmasin kelas
analisis
VIII-I terdiri dari 32 orang siswa dengan
proses
penemuan
dengan
memberi umpan balik.
jumlah siswi perempuan 15 orang dan
Materi ajar yang digunakan pada
17 orang siswa laki-laki. Siswa SMP
penelitian ini yaitu pokok bahasan
adalah siswa yang rata-rata berusia 14
pemantulan cahaya. Standar Kompetensi
tahun. Menurut teori perkembangan
dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum
kognitif Howe and Jones (1993, dalam
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Suyidno, 2011) anak pada usia tersebut
untuk SMP kelas VIII semester 2, materi
berada pada tahap operasi formal (11
pokok pemantulan cahaya termasuk
tahun sampai dewasa), dimana anak
dalam pokok bahasan cahaya. Standar
memiliki
Kompetensi (SK) 6 yang ingin dicapai
utama yaitu pemikiran abstrak dan
pada pokok bahasan tersebut adalah
murni simbolis mungkin dilakukan.
Memahami
Masalah-masalah
konsep
dan
penerapan
getaran, gelombang dan optika dalam
melalui
produk teknologi sehari-hari. Sedangkan
sistematis.
kemampuan-kemampuan
dapat
penggunaan
dipecahkan
eksperimentasi
Kompetensi Dasar (KD) 6.3 untuk
Berdasarkan latar belakang di atas
materi pokok pemantulan cahaya adalah
dirumuskan masalah sebagai berikut: (1)
14
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
bagaimanakah
selama
keterlaksanaan
proses
RPP
pembelajaran?
meliputi: menyampaikan motivasi dan
(2)
tujuan,
serta
menampilkan
bagaimanakah aktivitas siswa selama
informasi
proses pembelajaran? (3) bagaimanakah
langkah-langkah
hasil
proses
mengorganisasikan siswa dalam belajar,
pembelajaran? dan (4) bagaimanakah
membimbing siswa bekerja melakukan
respon
kegiatan
belajar
siswa
siswa
pembelajaran?
setelah
setelah
proses
masalah,
suatu
menjelaskan
penemuan
penyelidikan
dan
atau
hasil
Adapun tujuan yang
kegiatan penemuan, membimbing siswa
ingin dicapai dalam penelitian adalah
mempresentasikan hasil penyelidikan
mendeskripsikan keefektifan penerapan
atau hasil kegiatan penemuan, dan
model
analisis proses penemuan. Observation
pembelajaran
terbimbing
untuk
penemuan
meningkatkan
(Pengamatan),
meliputi:
selama
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
pelaksanaan
tindakan
diadakan
VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin pada
observasi oleh observer (guru kelas dan
pokok bahasan pemantulan cahaya.
teman sejawat). Dalam observasi ini
akan diamati tentang keterlaksanaan
METODE PENELITIAN
RPP dan aktivitas-aktivitas siswa yang
Penelitian ini adalah penelitian
nampak selama proses pembelajaran.
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
Pada akhir siklus dilakukan evaluasi
dilakukan pada siswa kelas VIII-I SMP
hasil
Negeri 12 Banjarmasin untuk mengatasi
pemahaman
hasil belajar yang rendah dan kurang
Model
penelitian
digunakan
adalah
model
secara
yang
diadaptasi
dari
Hopkins.
pembelajaran
individu.Reflection
(Refleksi),
dilakukan analisis dan refleksi antara
guru atau peneliti dan observer. Hasil
akhir
instrumen
pada
digunakan
penilaian, dan angket respon terhadap
model
siswa
siswa, dan tes hasil belajar, selanjutnya
Wiriaatmadja
Plan (Rencana), meliputi: membuat
pembelajaran,
penguasaan
meliputi keterlaksanaan RPP, aktivitas
(2010) adalah sebagai berikut:
perangkat
atau
mengetahui
meliputi: setelah semua data terkumpul
Empat tahap penelitian tindakan kelas
yang
untuk
terhadap konsep-konsep yang dipelajari
aktifnya siswa dalam proses belajar
mengajar.
belajar
refleksi
sebagai
dan
evaluasi
acuan
untuk
melaksanakan perencanaan pada siklus
penemuan
berikutnya.
terbimbing. Action (Tindakan), meliputi:
Subjek penelitian adalah siswa
pada tahap ini dilakukan tindakan
kelas
15
VIII-I
SMP
Negeri
12
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Banjarmasin,
siswa
di
ini
pengamatan sebanyak tiga siklus berupa
berjumlah 32 orang, terdiri dari 15 orang
lembar keterlaksanaan RPP, lembar
laki-laki dan 17 orang perempuan.
observasi aktivitas siswa, analisis hasil
Penelitian
belajar siswa, dan angket respon siswa
dilakukan
kelas
pada
bulan
Februari sampai Juni 2012.
terhadap model pembelajaran penemuan
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian
ini
menggunakan
adalah
lembar
terbimbing.
dengan
Dalam
pengamatan
menyusun
pembelajaran,
suatu
rencana
kegiatan
harus
keterlaksanaan RPP untuk mengetahui
direncanakan terlebih dahulu sehingga
kemampuan guru, lembar pengamatan
tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih
aktivitas belajar siswa untuk mengetahui
terarah dan lebih berhasil. Sehubungan
tingkat keaktivan siswa, tes hasil belajar
dengan hal itu, Johnson mengatakan
kognitif untuk mengetahui ketercapaian
bahwa guru diharapkan merencanakan
tujuan
lembar
dan menyampaikan pengajaran, karena
ketrlaksanaan RPP dan aktivitas siswa
itu semua memudahkan siswa belajar.
diamati oleh observer, di mana observer
Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi
adalah teman sejawat dan guru mitra.
guru sebagai kontrol terhadap diri
belajar.
Data
dari
Untuk
hasil
penelitian
ini
sendiri agar dapat memperbaiki cara
dianalisis dengan menggunakan teknik
pengajaran.
analisis deskriptif dan kualitatif. Data
pendapat Soetopo dan Soemanto, bahwa
kuantitatif
selain berguna sebagai alat kontrol maka
akan
dianalisis
dengan
Hal ini sesuai dengan
persentase dan skor, sedangkan data
persiapan
mengajar
juga
berguna
kualitatif berupa kata-kata atau kalimat.
sebagai pegangan bagi guru sendiri
(Suryosubroto, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menerapkan model
pembelajaran
penemuan
telah
terbimbing.
ditetapkan
sebelumnya
keterlaksanaan RPP dapat dipaparkan
Data penelitian diperoleh dari hasil
dalam tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Hasil kegiatan guru dalam pembelajaran
Keterangan
(%)
Kategori
Siklus I
93,75
Terlaksana Sangat
Baik
untuk
Siklus II
91,25
Terlaksana Sangat
Baik
16
Siklus III
94,79
Terlaksana Sangat
Baik
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
Tabel 1 menunjukkan bahwa peneliti
keberhasilan
proses
yang bertindak sebagai guru telah
Sehubungan dengan hal itu, menurut
mampu
beradaptasi
sehingga
dengan
dengan
siswa
John
mampu
mengelola
kelas
menyebutkan belajar menyangkut apa
baik
dan
mengelola
yang harus dikerjakan siswa untuk
pembelajaran dengan baik sesuai dengan
dirinya sendiri, maka inisiatif harus
fase-fase pada keterlaksanaan RPP.
datang dari siswa sendiri, guru sekedar
Hasil Aktivitas Siswa
pembimbing
Dalam belajar sangat diperlukan
hal
penting
dalam
dan
Ilmi
pengarah.
(2010)
Hasil
analisis aktivitas siswa persiklus dapat
adanya aktivitas, keaktifan belajar siswa
merupakan
Dewey
pembelajaran.
dilihat pada Tabel 2.
untuk
Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran
No.
Aspek yang diamati
Siklus I
Cukup
aktif
Siklus II
Sangat
aktif
Siklus III
Sangat
aktif
Sangat
aktif
1
Membaca (mencari informasi)
2
Mendengarkan penjelasan guru
Aktif
Aktif
3
Bertanya pada guru
Cukup
aktif
Aktif
Aktif
4
Melakukan
pengamatan/melakukan
percobaan atau bekerja
Aktif
Aktif
Sangat
aktif
5
Mendiskusikan tugas
Cukup
aktif
Aktif
Aktif
6
Menyampaikan
pendapat/mengkomunikasikan
informasi kepada kelas dan guru
Kurang
aktif
Aktif
Aktif
bahwa
seorang
Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat
anak
itu
berpikir
bahwa ada peningkatan aktivitas setiap
sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan
siklusnya.Secara umum pada siklus I
berarti
tergolong cukup aktif, siklus II menjadi
Keterlibatan siswa secara aktif dalam
aktif, dan siklus III meningkat menjadi
proses belajar mengajar, sehingga terjadi
sangat aktif.Peningkatan aktivitas karena
interaksi yang efektif antara guru dan
siswa sudah mulai terbiasa dengan
siswa.
model
penemuan
dikatakan efektif apabila pengajaran
peningkatan
yang menyediakan kesempatan belajar
pembelajaran
terbimbing.
aktivitas
Adanya
siswa
ini
sejalan
dengan
sendiri
pendapat Piaget dalam Hakim (2011)
anak
Dalam
atau
itu
tidak
pengajaran
melakukan
berpikir.
dapat
aktivitas
sendiri.Oleh sebab itu, orang yang
17
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
belajar harus aktif sendiri, tanpa ada
menggunakan tes hasil belajar yang
aktivitas maka proses belajar tidak
dilakukan
mungkin terjadi, guru hanya bertugas
pembelajaran.Menurut
menyedikan bahan pelajaran, sekedar
kurikulum bahwa prestasi belajar siswa
pembimbing dan pengarah.
dikatakan
Hasil Belajar Siswa
belajar siswa secara klasikaladalah ≥
Ketuntasan hasil belajar siswa
yang
diukur
tercapai
akhir
tuntutan
jika
ketuntasan
85%.Ketuntasan hasil belajar secara
adalah tingkatan ketercapaian indikator
(TPK)
setiap
klasikal dapat dilihat pada Gambar 1.
dengan
100%
80%
Siklus I 59,38%
60%
Siklus II 78,13%
40%
Siklus III 87,50%
20%
0%
Hasil Belajar Siswa
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari
hasil
analisis
dapat
pandangan
bruner,
belajar
dengan
disimpulkan bahwa model pembelajaran
penemuan
adalah
belajar
untuk
penemuan
menemukan,
seorang
siswa
terbimbing
dapat
dimana
meningkatkan ketuntasan hasil belajar
diharapkan dengan suatu masalah atau
siswa, dimana pada siklus I sebesar
situasi yang tampaknya ganjil sehingga
59,38% (tidak tuntas), siklus II sebesar
siswa dapat mencari jalan pemecahanya.
78,13% (tidak tuntas), dan siklus III
Lebih lanjut Marzono dalam Markaban
sebesar 87,50% (tuntas). Hal ini sejalan
(2006)
dengan pendapat Bruner dalam Dahar
kelebihan model penemuan terbimbing
(2006)
yaitu materi
“Belajar
penemuan
sesuai
menyebutkan
salah
satu
yang dipelajari dapat
dengan pencarian pengetahuan secara
mencapai tingkat
aktif
tinggi dan tahan lama membekas karena
oleh
sendirinya
manusian
memberikan
dan
hasil
dengan
yang
siswa
paling baik”. Dengan demikian di dalam
dilibatkan
menemukannya.
18
kemampuan yang
dalam
Dapat
proses
disimpulkan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
bahwa semakin aktif siswa dalam proses
Hasil respon siswa terhadap model
menemukan maka hasil belajar siswa
pembelajaran
juga akan semakin baik.
berupa
Respon
Terhadap
penemuan
angket
minat
terbimbing
dan
angket
motivasi, dapat dilihat pada Tabel 3.
Model
pembelajaran penemuan terbimbing
Tabel 3 Hasil Angket Minat dan Motivasi
Kategori
Attention
Relevance
Confidence
Satisfaction
Rerata
3,53
3,50
3,55
3,52
Minat
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
Tabel 3 menunjukkan, motivasi
Rerata
3,50
3,51
3,50
3,52
Motivasi
Keterangan
Baik
Baik
Baik
Baik
12 Banjarmasin pada pokok bahasan
untuk semua indikator dikategorikan
pemantulan
baik, sedangkan untuk minat semua
temuan hasil penelitian sebagai berikut:
indikator
(1) Keterlaksanaan RPP didapatkan pada
juga
dikategorikan
baik.
cahaya
dapat
diuraikan
Adanya respon siswa yang baik ini
siklus I sebesar
membuktikan
model
sangat baik), siklus II sebesar 91,25%
pembelajaran penemuan terbimbing ini
(terlaksana sangat baik), dan siklus III
dapat diterima siswa dengan baik. Dari
sebesar 94,79% (terlaksana sangat baik),
respon baik ini memungkinkan dalam
(2)
proses
mendengarkan penjelasan guru, bertanya
bahwa
pembelajaran
juga
akan
Aktivitas
93,75% (terlaksana
siswa
(membaca,
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
pada guru,
siswa, karena siswa meresa lebih senang
mendiskusikan
dan lebih mudah memahami materi jika
menyampaikan pendapat kepada kelas
ditambah dengan pengalaman secara
dan guru) selama proses pembelajaran
langsung
mengalami peningkatan, secara umum
melalui
pengamatan
dan
diskusi kelompok.
melakukan pengamatan,
tugas,
dan
pada siklus I tergolong cukup aktif,
siklus II tergolong aktif, dan siklus III
tergolong sangat aktif, (3) Hasil belajar
SIMPULAN
Berdasarkan
analisis
dan
siswa mengalami peningkatan, di mana
pembahasan hasil penelitian, penerapan
ketuntasan secara klasikal pada siklus I
model
penemuan
sebesar 59,38% (tidak tuntas), siklus II
terbimbing di kelas VIII-I SMP Negeri
sebesar 78,13% (tidak tuntas), dan siklus
pembelajaran
19
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013
III sebesar 87,50% (tuntas), dan (4)
Respon
siswa
pembelajaran
terhadap
penemuan
Ekspositori Siswa Kelas VI SD
Inpres 6/75 TA Kecamatan Tanete
Riattang Kabupaten Bone.Jurnal.
Bone: SD Inpres 6/75 Ta
Kecamatan
Tanete
Riattang.
Diakses
melalui
http://jurnal.Arupalakka.com pada
tanggal 10 Oktober 2012.
model
terbimbing
dalam hal minat dan motivasi dalam
aspek ARCS dalam kategori baik.
Ratumanan, T.G. & Laurens, T. (2003).
Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:
Yayasan
Pengkajian
Pengembangan
Pendidikan
Indonesia Timur dan UNESA.
DAFTAR PUSTAKA
Balim, A.G. (2009). The Effects of
Discovery Learning on Students’
Success and Inquiry Learning
Skills.Jurnal. Turki: University
Faculty of Education. Diakses
melalui
blog
[email protected].
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar
dan
Pembelajaran.
Bandung:
Erlangga.
Wiriaatmadja, R. (2010). Metode
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional
Republk
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007.
Departemen Pendidikan Nasional.
Hakim. (2011). Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir.
Diakses
melalui
http://1yhakim.blogger.compada
tanggal 19 Februari 2012.
Ilmi.
(2010).
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran. Diakses melalui
http://dheywui.wordpress.compada
tanggal 19 Februari 2012.
Markaban. (2006). Model Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan
Penemuan
Terbimbing.
Yogyakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.diakses
melalui
http://markaban.blogger.com pada
tanggal 21 Februari 2012.
Munirah, A. (2011). Komparasi Hasil
Belajar Matematika dengan Metode
Penemuan Terbimbing dan Metode
20
Download