Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Mariani Setiawati, Zainuddin, dan Suyidno Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin Abstrak: hasil observasi pada kelas VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut melatar belakangi penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin dengan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan pemantulan cahaya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Hopkins. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-I yang terdiri dari 32 siswa.Teknik pengambilan data menggunakan tes, observasi, angket, dan dokumentasi.Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan (1) keterlaksanaan RPP pada siklus I sebesar 93,75% (terlaksana sangat baik), pada siklus II sebesar 91,25% (terlaksana sangat baik) dan pada siklus III sebesar 94,79% (terlaksana sangat baik), (2) aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I secara umum tergolong cukup aktif, siklus II tergolong aktif, dan pada siklus III tergolong sangat aktif, (3) ketuntasan hasil belajar yaitu pada siklus I sebesar 59,38% (belum tuntas), siklus II sebesar 78,13% (belum tuntas) dan pada siklus III ketuntasan mencapai 87,50% (tuntas), dan (4) respon positif siswa dalam hal Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction selama proses pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan pemantulan cahaya. Kata kunci: model pembelajaran penemuan terbimbing, aktivitas, hasil belajar, dan pemantulan cahaya. proses pembelajaran pada setiap satuan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha dalam pendidikan dasar dan menengah harus mewujudkan sumber daya manusia yang interaktif, berkualitas, sehingga pemerintah terus menantang, dan memotivasi peserta berupaya untuk meningkatkan kualitas didik untuk pendidikan. upaya memberikan ruang yang cukup bagi Menteri prakarsa, kreativitas, dan kemandirian Salah satu diberlakukannya Peraturan inspiratif, menyenangkan, berpartisipasi aktif, serta Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun sesuai 2007 Tanggal 23 November 2007 perkembangan fisik serta psikologis tentang peserta didik (Depdiknas, 2007). Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, dijelaskan bahwa 12 dengan bakat, minat, dan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 Pendidikan sains diarahkan untuk pengamatan, mendiskusikan tugas, dan mencari tahu dan berbuat sehingga dapat menyampaikan pendapat kepada guru membantu memperoleh atau teman. Hasil ulangan umum yang mendalam diberikan guru mitra kepada peneliti tentang alam sekitar. Mata pelajaran menunjukkan ketuntasan hasil belajar fisika adalah salah satu mata pelajaran siswa yang tuntas sebesar 56,67% dari dalam rumpun sains, fisika merupakan 32 siswa, ilmu pengetahuan yang mempelajari tersebut tidak tuntas secara klasikal. siswa pemahaman yang lebih gejala-gejala alam dan interaksi di sehingga di dalam kelas Berdasarkan dalamnya. permasalahan yang peneliti temukan dan hasil diskusi Hasil observasi peneliti pada kelas dengan guru mitra, perlu dilakukan VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin pada penelitian hari Kamis tanggal 23 Februari 2012, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar hasil aktivitas melalui model pembelajaran penemuan siswa yang rendah dari 32 siswa yaitu: terbimbing. Sund dalam Suryosubroto 24 (2009) menunjukan bahwa discovery angket menunjukkan siswa menyatakan jarang tindakan kelas mendengarkan penjelasan dengan alat (penemuan) peraga, 22 siswa menyatakan jarang dimana siswa mengasimilasikan suatu merumuskan masalah, siswa konsep menyatakan jarang merumuskan mental, hipotesis, 23 21 menyatakan jarang adalah atau proses untuk suatu prinsip. misalnya: menjelaskan, mental Proses mengamati, mengelompokkan, melakukan pemgamatan, dan 21 siswa membuat kesimpulan dan sebagainya. menyatakan jarang melakukan analisis Penemuan data. guru Secara umum hasil angket terbimbing sebagai menempatkan fasilitator, menunjukan bahwa saat pembelajaran membimbing fisika mereka jarang sekali melakukan diperlukan. Guru harus menciptakan percobaan. suasana sedemikian rupa sehingga siswa Pengamatan yang dilakukan di mana ia aktif bertanya, membangun gagasan, dan peneliti secara langsung pada proses melakukan pembelajaran memberikan menunjukan siswa guru bahwa kegiatan yang pengalaman dapat langsung, aktivitas siswa masih rendah dalam hal sehingga belajar merupakan proses aktif membaca siswa (mencari informasi), mendengarkan penjelasan guru, bertanya pada guru, melakukan dalam pengetahuannya sendiri. kegiatan 13 membangun Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 Hasil penelitian Zulhelmi (2009), Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan Munirah (2011) ,dan Balim (2009) hubungannya dengan berbagai bentuk menyimpulkan bahwa penerapan model cermin dan lensa. pembelajaran penemuan terbimbing Dari materi ajar ini sangat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ditekankan pada pemahaman konsep- siswa. Adapun langkah-langkah model konsep pembelajaran terbimbing pemantulan pada cermin datar, dan meliputi: menyampaikan motivasi dan pemantulan pada cermin cekung. Agar tujuan siswa lebih memahami dan penemuan serta informasi menampilkan masalah, langkah-langkah suatu menjelaskan penemuan hukum pemantulan cahaya, dapat menemukan sendiri konsep tersebut dan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan mengorganisasikan siswa dalam belajar, percobaan secara berkelompok dengan membimbing siswa bekerja melakukan dibimbing kegiatan siswa diajak aktif untuk menemukan penyelidikan atau hasil kegiatan penemuan, membimbing siswa guru. Melalui percobaan sendiri masalah yang dihadapi. mempresentasikan hasil penyelidikan Subyek penelitian adalah siswa- atau hasil kegiatan penemuan, dan siswi SMP Negeri 12 Banjarmasin kelas analisis VIII-I terdiri dari 32 orang siswa dengan proses penemuan dengan memberi umpan balik. jumlah siswi perempuan 15 orang dan Materi ajar yang digunakan pada 17 orang siswa laki-laki. Siswa SMP penelitian ini yaitu pokok bahasan adalah siswa yang rata-rata berusia 14 pemantulan cahaya. Standar Kompetensi tahun. Menurut teori perkembangan dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum kognitif Howe and Jones (1993, dalam Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Suyidno, 2011) anak pada usia tersebut untuk SMP kelas VIII semester 2, materi berada pada tahap operasi formal (11 pokok pemantulan cahaya termasuk tahun sampai dewasa), dimana anak dalam pokok bahasan cahaya. Standar memiliki Kompetensi (SK) 6 yang ingin dicapai utama yaitu pemikiran abstrak dan pada pokok bahasan tersebut adalah murni simbolis mungkin dilakukan. Memahami Masalah-masalah konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam melalui produk teknologi sehari-hari. Sedangkan sistematis. kemampuan-kemampuan dapat penggunaan dipecahkan eksperimentasi Kompetensi Dasar (KD) 6.3 untuk Berdasarkan latar belakang di atas materi pokok pemantulan cahaya adalah dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) 14 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 bagaimanakah selama keterlaksanaan proses RPP pembelajaran? meliputi: menyampaikan motivasi dan (2) tujuan, serta menampilkan bagaimanakah aktivitas siswa selama informasi proses pembelajaran? (3) bagaimanakah langkah-langkah hasil proses mengorganisasikan siswa dalam belajar, pembelajaran? dan (4) bagaimanakah membimbing siswa bekerja melakukan respon kegiatan belajar siswa siswa pembelajaran? setelah setelah proses masalah, suatu menjelaskan penemuan penyelidikan dan atau hasil Adapun tujuan yang kegiatan penemuan, membimbing siswa ingin dicapai dalam penelitian adalah mempresentasikan hasil penyelidikan mendeskripsikan keefektifan penerapan atau hasil kegiatan penemuan, dan model analisis proses penemuan. Observation pembelajaran terbimbing untuk penemuan meningkatkan (Pengamatan), meliputi: selama aktivitas dan hasil belajar siswa kelas pelaksanaan tindakan diadakan VIII-I SMP Negeri 12 Banjarmasin pada observasi oleh observer (guru kelas dan pokok bahasan pemantulan cahaya. teman sejawat). Dalam observasi ini akan diamati tentang keterlaksanaan METODE PENELITIAN RPP dan aktivitas-aktivitas siswa yang Penelitian ini adalah penelitian nampak selama proses pembelajaran. tindakan kelas (PTK). Penelitian ini Pada akhir siklus dilakukan evaluasi dilakukan pada siswa kelas VIII-I SMP hasil Negeri 12 Banjarmasin untuk mengatasi pemahaman hasil belajar yang rendah dan kurang Model penelitian digunakan adalah model secara yang diadaptasi dari Hopkins. pembelajaran individu.Reflection (Refleksi), dilakukan analisis dan refleksi antara guru atau peneliti dan observer. Hasil akhir instrumen pada digunakan penilaian, dan angket respon terhadap model siswa siswa, dan tes hasil belajar, selanjutnya Wiriaatmadja Plan (Rencana), meliputi: membuat pembelajaran, penguasaan meliputi keterlaksanaan RPP, aktivitas (2010) adalah sebagai berikut: perangkat atau mengetahui meliputi: setelah semua data terkumpul Empat tahap penelitian tindakan kelas yang untuk terhadap konsep-konsep yang dipelajari aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar. belajar refleksi sebagai dan evaluasi acuan untuk melaksanakan perencanaan pada siklus penemuan berikutnya. terbimbing. Action (Tindakan), meliputi: Subjek penelitian adalah siswa pada tahap ini dilakukan tindakan kelas 15 VIII-I SMP Negeri 12 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 Banjarmasin, siswa di ini pengamatan sebanyak tiga siklus berupa berjumlah 32 orang, terdiri dari 15 orang lembar keterlaksanaan RPP, lembar laki-laki dan 17 orang perempuan. observasi aktivitas siswa, analisis hasil Penelitian belajar siswa, dan angket respon siswa dilakukan kelas pada bulan Februari sampai Juni 2012. terhadap model pembelajaran penemuan Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan adalah lembar terbimbing. dengan Dalam pengamatan menyusun pembelajaran, suatu rencana kegiatan harus keterlaksanaan RPP untuk mengetahui direncanakan terlebih dahulu sehingga kemampuan guru, lembar pengamatan tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih aktivitas belajar siswa untuk mengetahui terarah dan lebih berhasil. Sehubungan tingkat keaktivan siswa, tes hasil belajar dengan hal itu, Johnson mengatakan kognitif untuk mengetahui ketercapaian bahwa guru diharapkan merencanakan tujuan lembar dan menyampaikan pengajaran, karena ketrlaksanaan RPP dan aktivitas siswa itu semua memudahkan siswa belajar. diamati oleh observer, di mana observer Perencanaan itu dapat bermanfaat bagi adalah teman sejawat dan guru mitra. guru sebagai kontrol terhadap diri belajar. Data dari Untuk hasil penelitian ini sendiri agar dapat memperbaiki cara dianalisis dengan menggunakan teknik pengajaran. analisis deskriptif dan kualitatif. Data pendapat Soetopo dan Soemanto, bahwa kuantitatif selain berguna sebagai alat kontrol maka akan dianalisis dengan Hal ini sesuai dengan persentase dan skor, sedangkan data persiapan mengajar juga berguna kualitatif berupa kata-kata atau kalimat. sebagai pegangan bagi guru sendiri (Suryosubroto, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menerapkan model pembelajaran penemuan telah terbimbing. ditetapkan sebelumnya keterlaksanaan RPP dapat dipaparkan Data penelitian diperoleh dari hasil dalam tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Hasil kegiatan guru dalam pembelajaran Keterangan (%) Kategori Siklus I 93,75 Terlaksana Sangat Baik untuk Siklus II 91,25 Terlaksana Sangat Baik 16 Siklus III 94,79 Terlaksana Sangat Baik Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 Tabel 1 menunjukkan bahwa peneliti keberhasilan proses yang bertindak sebagai guru telah Sehubungan dengan hal itu, menurut mampu beradaptasi sehingga dengan dengan siswa John mampu mengelola kelas menyebutkan belajar menyangkut apa baik dan mengelola yang harus dikerjakan siswa untuk pembelajaran dengan baik sesuai dengan dirinya sendiri, maka inisiatif harus fase-fase pada keterlaksanaan RPP. datang dari siswa sendiri, guru sekedar Hasil Aktivitas Siswa pembimbing Dalam belajar sangat diperlukan hal penting dalam dan Ilmi pengarah. (2010) Hasil analisis aktivitas siswa persiklus dapat adanya aktivitas, keaktifan belajar siswa merupakan Dewey pembelajaran. dilihat pada Tabel 2. untuk Tabel 2. Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran No. Aspek yang diamati Siklus I Cukup aktif Siklus II Sangat aktif Siklus III Sangat aktif Sangat aktif 1 Membaca (mencari informasi) 2 Mendengarkan penjelasan guru Aktif Aktif 3 Bertanya pada guru Cukup aktif Aktif Aktif 4 Melakukan pengamatan/melakukan percobaan atau bekerja Aktif Aktif Sangat aktif 5 Mendiskusikan tugas Cukup aktif Aktif Aktif 6 Menyampaikan pendapat/mengkomunikasikan informasi kepada kelas dan guru Kurang aktif Aktif Aktif bahwa seorang Dari Tabel 2 diatas dapat dilihat anak itu berpikir bahwa ada peningkatan aktivitas setiap sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan siklusnya.Secara umum pada siklus I berarti tergolong cukup aktif, siklus II menjadi Keterlibatan siswa secara aktif dalam aktif, dan siklus III meningkat menjadi proses belajar mengajar, sehingga terjadi sangat aktif.Peningkatan aktivitas karena interaksi yang efektif antara guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan siswa. model penemuan dikatakan efektif apabila pengajaran peningkatan yang menyediakan kesempatan belajar pembelajaran terbimbing. aktivitas Adanya siswa ini sejalan dengan sendiri pendapat Piaget dalam Hakim (2011) anak Dalam atau itu tidak pengajaran melakukan berpikir. dapat aktivitas sendiri.Oleh sebab itu, orang yang 17 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 belajar harus aktif sendiri, tanpa ada menggunakan tes hasil belajar yang aktivitas maka proses belajar tidak dilakukan mungkin terjadi, guru hanya bertugas pembelajaran.Menurut menyedikan bahan pelajaran, sekedar kurikulum bahwa prestasi belajar siswa pembimbing dan pengarah. dikatakan Hasil Belajar Siswa belajar siswa secara klasikaladalah ≥ Ketuntasan hasil belajar siswa yang diukur tercapai akhir tuntutan jika ketuntasan 85%.Ketuntasan hasil belajar secara adalah tingkatan ketercapaian indikator (TPK) setiap klasikal dapat dilihat pada Gambar 1. dengan 100% 80% Siklus I 59,38% 60% Siklus II 78,13% 40% Siklus III 87,50% 20% 0% Hasil Belajar Siswa Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari hasil analisis dapat pandangan bruner, belajar dengan disimpulkan bahwa model pembelajaran penemuan adalah belajar untuk penemuan menemukan, seorang siswa terbimbing dapat dimana meningkatkan ketuntasan hasil belajar diharapkan dengan suatu masalah atau siswa, dimana pada siklus I sebesar situasi yang tampaknya ganjil sehingga 59,38% (tidak tuntas), siklus II sebesar siswa dapat mencari jalan pemecahanya. 78,13% (tidak tuntas), dan siklus III Lebih lanjut Marzono dalam Markaban sebesar 87,50% (tuntas). Hal ini sejalan (2006) dengan pendapat Bruner dalam Dahar kelebihan model penemuan terbimbing (2006) yaitu materi “Belajar penemuan sesuai menyebutkan salah satu yang dipelajari dapat dengan pencarian pengetahuan secara mencapai tingkat aktif tinggi dan tahan lama membekas karena oleh sendirinya manusian memberikan dan hasil dengan yang siswa paling baik”. Dengan demikian di dalam dilibatkan menemukannya. 18 kemampuan yang dalam Dapat proses disimpulkan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 bahwa semakin aktif siswa dalam proses Hasil respon siswa terhadap model menemukan maka hasil belajar siswa pembelajaran juga akan semakin baik. berupa Respon Terhadap penemuan angket minat terbimbing dan angket motivasi, dapat dilihat pada Tabel 3. Model pembelajaran penemuan terbimbing Tabel 3 Hasil Angket Minat dan Motivasi Kategori Attention Relevance Confidence Satisfaction Rerata 3,53 3,50 3,55 3,52 Minat Keterangan Baik Baik Baik Baik Tabel 3 menunjukkan, motivasi Rerata 3,50 3,51 3,50 3,52 Motivasi Keterangan Baik Baik Baik Baik 12 Banjarmasin pada pokok bahasan untuk semua indikator dikategorikan pemantulan baik, sedangkan untuk minat semua temuan hasil penelitian sebagai berikut: indikator (1) Keterlaksanaan RPP didapatkan pada juga dikategorikan baik. cahaya dapat diuraikan Adanya respon siswa yang baik ini siklus I sebesar membuktikan model sangat baik), siklus II sebesar 91,25% pembelajaran penemuan terbimbing ini (terlaksana sangat baik), dan siklus III dapat diterima siswa dengan baik. Dari sebesar 94,79% (terlaksana sangat baik), respon baik ini memungkinkan dalam (2) proses mendengarkan penjelasan guru, bertanya bahwa pembelajaran juga akan Aktivitas 93,75% (terlaksana siswa (membaca, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada guru, siswa, karena siswa meresa lebih senang mendiskusikan dan lebih mudah memahami materi jika menyampaikan pendapat kepada kelas ditambah dengan pengalaman secara dan guru) selama proses pembelajaran langsung mengalami peningkatan, secara umum melalui pengamatan dan diskusi kelompok. melakukan pengamatan, tugas, dan pada siklus I tergolong cukup aktif, siklus II tergolong aktif, dan siklus III tergolong sangat aktif, (3) Hasil belajar SIMPULAN Berdasarkan analisis dan siswa mengalami peningkatan, di mana pembahasan hasil penelitian, penerapan ketuntasan secara klasikal pada siklus I model penemuan sebesar 59,38% (tidak tuntas), siklus II terbimbing di kelas VIII-I SMP Negeri sebesar 78,13% (tidak tuntas), dan siklus pembelajaran 19 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 1, Februari 2013 III sebesar 87,50% (tuntas), dan (4) Respon siswa pembelajaran terhadap penemuan Ekspositori Siswa Kelas VI SD Inpres 6/75 TA Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone.Jurnal. Bone: SD Inpres 6/75 Ta Kecamatan Tanete Riattang. Diakses melalui http://jurnal.Arupalakka.com pada tanggal 10 Oktober 2012. model terbimbing dalam hal minat dan motivasi dalam aspek ARCS dalam kategori baik. Ratumanan, T.G. & Laurens, T. (2003). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Yayasan Pengkajian Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur dan UNESA. DAFTAR PUSTAKA Balim, A.G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills.Jurnal. Turki: University Faculty of Education. Diakses melalui blog [email protected]. Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Dahar, R.W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Wiriaatmadja, R. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republk Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Departemen Pendidikan Nasional. Hakim. (2011). Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Diakses melalui http://1yhakim.blogger.compada tanggal 19 Februari 2012. Ilmi. (2010). Prinsip-Prinsip Pembelajaran. Diakses melalui http://dheywui.wordpress.compada tanggal 19 Februari 2012. Markaban. (2006). Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.diakses melalui http://markaban.blogger.com pada tanggal 21 Februari 2012. Munirah, A. (2011). Komparasi Hasil Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode 20