Hasi! Pene!itian P2PLR Tahun 2002 STUDt RADIOEKOLOGI,4C DI PERAIRAN TELUK JAKARTA DAN SEMENANJUf.JG LErv1AH ABANG Heny Suseno Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDt RADIOEKOLOGI 1..C. DI PERAIRAN TELUK JAKARTA DAt~ SEMENANJUNG LEMAH ABANG. Telah dilakukan pengkajian absorsi CO2 ke dalam air laut berdasarkan studi 14C dan isotop stabil dalam air laut. Penelitian ini direncanakan menggunakan hasil pengukuran 14C dan isotop stabil terkait, akan tetapi karena keterbatasan kemampuan alat (preparasi dan limit deteksi pengukuran), maka dilakukan perhitungan menggunakan data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung absorsi CO2 ke dalam air laut menggunakan berbagai pendekatan fisika kimia laut berbasis pada kajian radioisotop 14C. Hasil penelitian menunjukkan kelarutan CO2 dalam air laut sebesar 2,61 mol. L-iatm-1 pada suhu 30°C dan kecepatan perpindahaan CO2 dalam air laut sebesar 0,001389 ms-1. Fluks CO2 yang masuk ke dalam permukaan laut perunit area adalah sebesar 0,726 mol.atm.m-2.s-1. Kecepatan reaksi dehidrasi keseluruhan 5,14 X 10-3[CO2] S-1. ABSTRACT RADIOECOLOGYCAL STUDY 14C A T JAKARTA AND LEMAH ABANG COASTAL. The assesment of CO2 absorption to sea water that base on 14C and stabile isotope study at sea water. Firstly, this research was planed by using measurement result of 14C and related isotope but unperformance of equipment (such as: preparation and detection limit of instrument) this research was performanced by calculation that using of secondary datas. The researc,,; was purposed to calculated CO2 absorption by using behavior of physical chemical of sea wat"r that base on of 14C. Result of this reseach was found that solubility of CO2 at sea water was 2,61 mol. L-1.atm-1 at 30°C. Tranfer velocit}' , flux and dehidration rate of CO2 at sea wa/'er are 0;001389 ms-1, 0,726 mol.atm.m-2.s-1 and 5,14 X 10-3[CO2l S-1. PENDAHULUAN Emisi gas karbon dioksida sangat berhubungan dengan tin:-1kat pertumbuhan dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Jakarta dan sekita, nya merupakan sentra kegiatan ekonomi di Indonesia sehingga emisi gas CO2 dalam jumlah yang sang at besar memasuki atmosfer setiap harir,ya. Berdasarkan hukum keseimbargan alam gas CO2 yang diemisikan dapat difiksasi oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis. Oisis lain keberadnan tanaman hijau di Jakarta sang3t sedikit sehingga laju fiksasi tersebut tidak seimbang dibandingkan dengan emisi gas CO2 yang dihasilkan daQ pembakaran bahan fosil. Sisa dari ketidakseimbangan tersebut ekan memasuki atmosfer dan sebagian diantaranya akan masuk ke dalam laut melalui proses °difusi. Proses penterapan ini sesuai dengan kemampuan :aut berfungsi sebagai media pertukaran CO2 dari udara. Gas CO2 yang masuk kedalam perairan laut Jakarta tersebut memberikan kontribusi terhadap perubahan radioekologi lingkungan kelautan Teluk Jakarta. Hal ini berhubungan dengan CO2 yang diserap oleh permukaan laut dalam berbagai bentuk isotop (12C, 13Cdan 14C). Karbon dioksida dengan Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002 kandungan 14C yang tertimbun didasar laut akan terbawa kembali kepermukaan melalui proses upwelling. Pengendapan karbon oleh organisme laut (karanglshe//) yang merefleksikan aktivitas 14C dan dapat digunakan sebagai penentuan umur air laut .Pengendapan karbon sebagai karbonat dalam keadaan setimbang dengan air laut merupakan indikator perubahan CO2 didalam laut. Konsentrasi 14C pada permukaan air bercampur dengan lapisan yang lebih dalam melalui gelombang dan proses pengendapan serta pelarutan kembali dari !aut dalam. Penerimaan CO2 oleh laut dapat dijelaskan oleh fisika sirkulasi laut dan kimia CaCO3 dan CO2. Secara kuantitatif CO2 yang dilepaskan dari daratan akan diserap oleh permukaan laut yang disitilahkan sebagai invasi CO2. Skala waktu invasi ditentukan o!eh skla waktu sirkulasi laut dan kapasitas penyangga permukaan laut mengikuti kesetimbangan atmosfir dengan air. Karbon dioksida akan bereaksi dengan CaCO3 yang disebut sebagai proses netralisasi. Terdapat dua proses netralisasi : (1) Transportasi CO3= dari CaCO3 dari dasar laut (2) Ketidak setimbangan antara kecepatan pelarutan pada daratan dan akumulasi CaCO3 pada de.sar laut Pengukuran perubah-=in CO2 dilaut dapat digunakan untuk memperkirakan penerimaan CO2 dan dampaknya secara global. Laut merupakan reservoir panas, a;;- dan CO2 dan memberikan efek komplek pad a musim. Keberhasilan penciltuan kapasitas reservoir laut terhadap penyerapan CO2 : (1) (2) Dokumentasi perubahan konsentrasi karbon anorganik (DIC), pH, rasio 13C/12Cdan nutrien untuk t~dnsisi masuknya CO2 ke dalam laut Membandingkan perubaha~ dengan model yang telah dikembangkan Monitoring kandun~an CO2 di. dalam laut lebih sulit dibandingkan dengan di daratan. Jumlah 1 C dilaut ~;R~\gat kecil dibandingkan dengan 12C, dengan rasio 1 atom 14C berbanding dengan atom 12C. Konsentrasi 14C l1alam air laut yang sangat kecil, akan memberikan kesulitan pengukuran karena berhubungan dengan limit detek~)i alat. Perhitungan aliran CO2 iintara atmosfir dan laut sering dipertimbangkan beberapa problem untuk merghitung atau memprediksi konsentrasi CO2" sepanjang interface udara-laut. Beberapa cara yang digunakan untuk memperkirakan aliran CO2 yang didasarkan pada transportasi 14C dan transisi tracer !ainnya seperti rasio 12C,13C. Profil radiokarbon 14C dan tracer transisi (antropogenik klorofluoro karbon, tritium dari percobaan born) tidak hanya menjelasakan kecepatan pertukaran udara-laut tetapi percampuran antara lapisan-lapisan air di dalam laut dan proses uptake antropogenik CO2. 196 Hasif Penelitian P2PLR Tahun 2002 Metoda isotop karbon didasarkarl pada kecenderungan uptake CO2 sebagai karbon yang lebih ringan yaitlJ 12C dilaukan oleh tanaman. Gas CO2 yang dihasikan dari pembakaran bahan fosil selanjutnya dengan fraksi yang lebih besar (13C) selanjutnya diserap oleh laut. Berdasarkan perbandingan 12C/13Cdapat diketahui seberapa cepatnya 13C dapat masuk ke dalam laut. Pada penelitian ini seharusnya dilakukan pengukuran 14C dan isotopisotop karbon untuk mempelajari secara detail pengaruh emisi CO2 di Jakarta terhadap radioekologi lingkunbgan kelautan Teluk Jakarta. Data tersebut dibandingkan dengan pengukuran di Semenanjung Muria Jawa Tengah. Namum demikian, mengingat keterbatasan dana sehingga proses pengadaan alat dan bahan sangat terbatas, maka pada lingkup laporan hasil penelitian ini hanya dibahas secara teoritis sehingga diperolet-, estimasi pengaruh emisi gas CO2 terhadap radioekologi dan lingkungan kelautan di Teluk Jakarta. SISTEM KIMIA KARBONAT DALAM AIR LAUT Gas CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Karbonat kehilangan sebuah proton membentuk ion bikarbonat dan kehilangan satu proton lagin akan membentuk ion karbonat. Kesetimbangan thermodinamik proses pelarutan gas CO2 ditunjukan pada persamaan berikut : CO2(aq) + H2O ~ H2CO3 H2CO3== HC03- K1 = 10-6 mol L-1, HCO3- === CO32- + H+ H2O === H+ + 0:;- K2 = 10-10 mol.L-1 (2) (3) Kw = 10-14 mol.L-1 Kuantitas karbonat diket&hui sebagai alkalinitas. , Calk= [HCO3-] + 2 [CO2] + [OH-]- [H+] Pertukaran CO2 bntara laut dan udara ad~lah transfer karbon antara lapisan perc~mpuran dall air dalam. Kecepatan transfer ditentukan oleh difusi molekular sepanjang lapisan tipis yang tidak berubah. Batas bagian bawah dari stagnan lapisan tipis ini r',emberikan cara pencal"!)puran. Ukuran lapisan tipis dan difusi berhubungan dengan kecepatan perpindahan yang dirumuskan sebagai berikut: . kw = OIl dimana : kw .kecepatan 0 .difusi Z .ketebalan perpindahan lapisan tipis (ms-1) (m) 197 Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002 Kecepatan perpindahaan CO2 dalam air laut (kw)menurut Wesley (1982) seperti yang dikutip pada pustaka (1) adalah 500 cm perjam pad a secepatan angin 8 cm per jam. Kelarutan (Ko) dan kelarutan tak berdimensi (a) dirumuskan sebagai berikut Ko = 1 00 a I RT dimana: Ko : kelarutan CO2 dalam air laut (mol.kg-1.atrr,-1) a : dimensionless solubilitr (tidak ada satuan) R : Tetapan gas (Kg.m2.s- .K-1.mol-1) T : Suhu (K) Perhitungan kecepatan pertukaran CO2 antara udara ke laut mengacu pada prinsip-prinsip : 1) Perbedaan tekanan parsial CO2 antara udara dan bulk air (/1pCO2) yang (2) dipertimbangkan sebagai gaya dorong thermodinamik Kecepatan pertukaran gas adalah kecepatan transfer yang merupakan parameter kinetik Flux perunit area dirumuskan sebagai Flux = kw .Ko .t!J.pCUL dimana L\pCO2 Tekanan parsiall::;O2 dalam air laut (tidak mempunyai satuan) Reaksi langsung CO2 dengdn ion hidroksil (OH-) membentuk HCO3- iebih cepat dibandingkan reaksinya d..:,ngan H2O. Kecepatan reaksi direpresentasikan berdasarkan reaksi berikut : kCO2 CO2 + H2O ==== H2CO3 ==== HCO3- + H+ (9) k'CO2 kOH CO2 + OH- ==== (10) HCO3" k'OH 198 HasiJ PeneJitian P2PLR Tahun 2002 Kecepatan reaksi dehidrasi keseluruhan Ktotal [CO2] (11) Ktotal = kCO2+ kOH [OH-] (12) Harga kCO2 pad a suhu 0 sampai dengan 30°C adalah 0,002 sampai dengan 0,005 s-1 [2] .Harga kOH pada SL!hu 0 sampai dengan 30°C adalah 850 sampai dengan 1400s-1 mol-1 [2], PERHITUNGAN INV ASI CO2 KE DALA_M PERMUKAAN LAUT Kecepatan perpindahan CO2 antara laut dan udara dihitung menggunakan persamaan (6) .Bolin (1960) seperti yang dikutip oleh pustaka (2), menggunakan pengukuran fluks 14C antara udara dan laut untuk menghitung lapisan tipis stagnan don diperoleh sebesar 35~m. Kelarutan CO2 dalam air laut dihitung menggunakan persamaan (7). Menurut Weiss (1974) seperti yang dikutip oleh pustaka (2), nilai a pada suhu 30°C sebesar 0,65. Penyesuaian satuan parameter-parameter pada persamaan (7) sebagai berikut : Konstanta gas (R) adalah 8,206 X 10-2 L.atm. K-1.mol-1 Suhu (T) 30°C adalall 303K dan hasil perhitungan djperoleh 2,61 mol. L-1.atm-1. nilai kelarutan CO2 (Ko) da!am air laut sebesar Kecepatan perpindahaan CO2 dalam air laut (kw) yang telah disesuaikan satuannya adalah sebe~3r 0,001389 ms-1. Kecepatan pertukaran melibatkan difusi gas ke dalam air dan pengaruh proses fisik pad.a lapisan batas (boundary layer). Flux CO2 yang masuk ke dalam laut perunit area dihitung menggunakan perSamaan (8). Menurut Broecer (1974) seperti dikutip pada pustaka (2), nilai ~pCO2 pada tahun 1970an adalah 330 dan saat ini umumnya adalah 200. Nilai kecepatan perpindahan CO2 dan kelarutan CO2 di dalam air laut masingmasing sebesar 0,001389 ms-1dan 2,61 mol. L-1.atm-1. Menga<.'lJpad a tekanan parsial CO2 (~pCO2) dalam air laut sebesar 200, maka fiuks CCJ2yang masuk ke dalam permukaan laut perunit area menggunakan persamaan (8) adalah sebesar 0,726 mol.atm m-2.s-1. . Reaksi hidrasi air laut ditunjukkan pada persamaan berikllt : H20 ==== H+ + OH. Nilai konstanta kesetimbangan hidrasi ditunjukkan pada persamaan berikut Kw = [H+] [OH-]/[H2O] = 10-14 199 Has!1 Penelitian P2PLR Tahun 2002 Mengacu pad a persamaan (14), maka diperoleh nilai [OH] pada dehidrasi air laut sebesar = 10-7. r-v1enggunakanpersamaan (10) reaksi ktotal pad a 30°C= {0,005 + 1400 X 10-) = 5,14 X 10-35-1 Perhitungan kecepatan dehidrasi berdasarkan persamaan (11) Kecepatan ieaksi dehidrasi keseluruhan = 5,14 X 10-3 [CO2] S.1 KESIMPULAN 30°C Fluks 0,726 [CO2] Kelarutan CO2 dalam air laut sebesar 2,61 mol. L-1.atm-1 pada suhu dan kecepatan perpindahaan CO2 dalam air laut sebesar 0,001389 ms-1. CO2 yang masuk ke dalam permukaan laut perunit area adalah sebesar mol.atm.m-2.s-1. Kecepatan reaksi dehidrasi keseluruhan = 5,14 X 10-3 S-1. DAFTARPUSTAKA 1. Spennemann, H,R,D; et.al (1999) " Reservoir Modification of 14-C Signature in Coastal Water of E. Australia: The State Play", Australian Ocean Reservoir Correction Research Project, Charles Sturt University, Australia. 2. Annom (2000), "The Rate of Air-Sea CO2 Exchange", www.chooseclimate.ora 3. Archer, D., (1999), "The Dinamic of Fossil Fuel CO2 Netralizatioi1 by Marine CaCO3", Max Plank Institut Fuer Meteorologie, germany 4. Taft, 8, et.al (1999) "NOM Ocean Carbon Dioxide and Tracl~1 Program", An Integrated Approach to Decadal Ocean Climate Change Studies, Pacific Marine Environmental Laboratories, Seattle 200