BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Untuk menjawab tujuan yang telah ditetapkan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan dalam bab sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Pola harga saham pada beberapa negara yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia, Dow Jones Industrial Average (DJI) Amerika, FTSE100 London, Hang Seng Index (HSI) Hongkong, Nikkei 225 (N225) Jepang, dan Strait Times Index (STI) Singapura membentuk trend yang sama. Model univariate time series menggunakan metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA), serta pada beberapa variabel menggunakan model ARIMA yang disertai deteksi outlier. Model yang diperoleh pada variabel IHSG, HSI, N225, dan STI adalah ARIMA dengan differencing 1. Namun pada HSI dan N225 model ARIMA yang digunakan adalah model ARIMA yang sudah random walk. Sedangkan pada variabel DJI dan FTSE100 menggunakan model ARIMAX. Pada model multivariate time series menggunakan model Vector Autoregression. Model yang ditemukan adalah model VAR dengan order satu difference satu. 2. Hasil pemodelan multivariate time series data harga saham gabungan pada enam variabel dapat menunjukkan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Melalui persamaan model VAR diketahui bahwa Indeks Harga Saham Gabungan Indonesia dipengaruhi oleh indeks harga saham Amerika dan Jepang. Sedangkan indeks harga saham Amerika tidak dipengaruhi oleh indeks harga saham manapun, namun indeks harga saham Amerika ini mempengaruhi semua indeks harga saham yang lain. Indeks harga saham London dipengaruhi oleh indeks harga saham Amerika saja, begitu pula dengan indeks harga saham Jepang 73 74 dan Singapura. Sedangkan indeks harga saham Hongkong selain dipengaruhi oleh indeks harga saham Amerika, juga dipengaruhi oleh indeks harga saham Indonesia. 3. Nilai sMAPE yang diperoleh dari semua metode menunjukkan angka yang relatif kecil. Hal ini menandakan bahwa semua model yang didapatkan sangat baik. Diantara model univariate dan multivariate time series ternyata menghasilkan nilai sMAPE yang tidak terlampau jauh. Seringkali dalam beberapa metode mengatakan bahwa metode yang lebih rumit akan menghasilkan akurasi yang lebih baik. Namun kenyataannya tidak selalu begitu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat perbandingan nilai sMAPE yang dihasilkan pada kedua model time series. Pada variabel IHSG dan DJI memiliki nilai sMAPE yang lebih kecil ketika menggunakan model peramalan multivariate time series. Namun pada keempat variabel lainnya, nilai sMAPE yeng lebih kecil didapatkan ketika menggunakan model peramalan univariate time series. 5.2 Saran Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar peneliti melibatkan faktor lain yang menentukan pergerakan harga saham, diantaranya seperti regulasi pemerintah, gejolak politik dalam negeri, fluktuasi nilai tukar, dan sebagainya, sebab pada penelitian ini belum melibatkan prediktor lain.