BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi Massa Studi tentang komunikasi massa termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan yang lebih luas yang berkenaan dengan komunikasi manusia. Bidang ilmu pengetahuan tersebut kadangkala disebut “ilmu pengetahuan komunikasi”.1 Komunikasi massa, seperti bentuk komunikasi lainnya (komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, atau komunikasi organisasi),memiliki setidaknya enam unsur yakni komunikator (penyampai pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), efek dan umpan balik. Namun definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan medai massa2. 1 Ibid.5 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hal.3 2 8 9 Media komunikasi yang termasuk media massa adalah; radio siaran dan televisi keduannya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduannya disebut sebagai media cetak, serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Ahli komunikasi massa lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tetang pengertian massa serta media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item yakni: “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khayalak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan/atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televis, radio siaran, surat kabar, majalah dan film” (Effendy, 1986: 26).3 Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan beberapa ahli komunikasi, tampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan defiisi-definisi itu satu sama lain saling meengkapi. Rakhmat merangkum definisidefinisi komunikasi massa tersebut menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen 3 Ibid. Hal 6 10 dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rahmat, 2003: 189) 1.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2002) terdiri dari : 1. Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (a) warning or beware surveillance (pengawasan peringatan); (b) Instrumentas Surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprhatinkan, tayangan inflansi atau adanya serangan militer.4 Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari 5. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana saham-saham dibursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang model, resep masakan dan sebagainnya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.6 2. Interpretation (penafsiran) 4 Ibid. Hal 14 Ibid. Hal 15 6 Ibid. Hal 16 5 11 Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pemgawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta-fakta dan, data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan pristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. 3. Linkage ( pertalian ) Media massa Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu 4. Transmision of Values ( penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi prilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakli gambaran masyarakat itu di tonton dan dibaca.7 5. Entertainment (hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hempir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga per empat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. 1.1.2 7 Ibid. Hal 17 Karakteristik Komunikasi Massa 12 Definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Adapun karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: a) Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks, mari kita bayangkan secara kronologis proses penyusuna pesan oleh komunikator sampai pesan diterima oleh komunikan. b) Pesan Bersifat Umum8 Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenannya pesan komunikasi massa bersifat umum. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat di media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi 8 Ibid. Hal 7 13 kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebgian besar komunikan.9 c) Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi masa komunikannya bersifat anonim dan heterogen.10 Pada komunikasi antarpersonal, komunikator akan mengenal komunikannya, 11 mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunnya, sedangkan dalam komunikasi massa komunikator tidak megenal komunikan (anonim), karena komunikasinnya menggunakan media dan tidak tatap muka. d) Media Massa Meimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. e) Komunikasi Menggunakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana,2000:99). Dimensi isi menunjukan muatan atau dimensi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, 9 Ibid. Hal 8 Ibid. Hal 9 11 Ibid. Hal 10 10 14 sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. f) Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya.12 Karena komunikasinnya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikanpun aktif menerima pesan, namun diantara keduannya tidak dapat melakukan dialong sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. g) Stimulasi Alat Indra Terbatas Ciri komunikasi lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. h) Umpan Balik Tertunda (delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) 12 Ibid. Hal 11 15 Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Kesimpulan Dengan demikian menurut penulis media massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan alat-alat yang kita ketahui dengan sebutan media massa, radio, film, dll. Dimana media tersebut seperti film bisa sangat cepat tersebar luas oleh para audience karena adanya saluran media massa tersebut. 1.2 Media Massa Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Boyer et al, dalam pointsoft Dictionaire de la langue Francaise (2011) “media est tput support de diffusion de I’information presse, cinema, radio, televisi et publicit”. Dengan kata lain, media adalah semua benda yang berfungsi sebagai alat penyiaran atau 16 penyebaran informasi seperti pers, film, radio, televisi, dan iklan. Sejalan dengan pendapat Boyer.13 1.2.1 Klasifikasi Media Klasifikasi media berdasarkan adanya 3 ciri yaitu suara (audio), bentuk (visual), dan gerak (motion). Wibowo dan mukti (1992:270) membagi media sebagai berikut:14 1. Media audio seperti radio dan tape recorder 2. Media visual seperti foto, ilustrasi, flash card, overhead projector 3. Media proyeksi diam seperti bingkai (slide), film rangkai (film strip), transparasi, proyektor tak tembus pandang (opque projector) 4. Media grafis seperti grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe. 5. Media audiovisual seperti televisi, film, dan video Kesimpulan Dengan demikian menurut penulis media masaa merupakan alat untuk penyebaran suatu informasi berupa film, radio, iklan, dll. 13 http://id.wikipedia.org//wiki/media. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pkl 13.00 http://repository.upi.edu/s_c0751_045412_chapter2.pdf. D iakses pada 25 Maret 2015 13.25 14 17 1.3 Film Industri film sendiri merupakan industry bisnis yang menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan yang sempurna). Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis yang dibuat dari selluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). UU 8/1992 pasal 1 menyatakan definisi film yang dituliskan Nawiroh Vera dalam buku Pengantar Komunikasi Massa, adalah : Sebuah karya seni dan budaya yang merupakan salah satu media komunikasi massa audio dan visual yang dibuat atas asas sinematografi yang direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan system proyeki mekanik, elektronik dan sistem lainnya.15 15 Nawiroh Vera. Pengantar Komunikasi Massa. Renata Pratama Media. Jakarta. 2010. Hal 80 18 Semula kata movies berasal dari kata move, gambar bergerak atau gambar hidup. Menurut Onong Uchyana Effendi, film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Film merupakan salah satu media massa yang efektif dalam penyebaran ide dan gagasan menjadi sebuah informasi.16 1.3.1 Jenis Film 1. Film Cerita Film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan digedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Film cerita berdasarkan lama ceritanya terbagi menjadi film cerita pendek dan film cerita panjang. Film cerita pendek merupakan film yang memiliki durasi cerita biasanya dibawah 60 menit. Sedangkan film cerita panjang merupakan film yang berdurasi lebih dari 60 menit. Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambar yang artistik. 2. Film Berita 16 Onong Uchyana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2003. Hal 209 19 Film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi dan mengandung nilai berita. Kriteria dari berita adalah penting dan menarik. Dan yang terpenting dalam film berita adalah peristiwa yang terekam secara utuh. 3. Film Dokumenter Film yang menyajikan realita melalui berbagai macam cara untuk berbagai macam tujuan. Film dokumenter tidak lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. 4. Film Kartun Film yang diproduksi untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Tujuan utama dari film kartun adalah untuk menghibur. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk menghibur, tapi terdapat pula film-film kartun yang mengandung unsur - unsur pendidikan didalamnya.17 1.3.2 Film Sebagai Media Massa Film bermula pada akhir abad ke – 19 sebagai teknologi baru, tetapi konten dan fungsi yang di tawarkan masih sangat jarang. Film kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dan tradisi hiburan yang lebih tua, menawarkn cerita, panggung, musik, drama, humor, dan trik 17 Ibid. Hal 210 20 teknis bagi konsumsi popular. Sebagai media massa, film merupakan bagian dari respons terhadap penemuan waktu luang, waktu libur dari kerja, dan sebuah jawaban atas tuntutan untuk cara menghabiskan waktu luang keluarga yang sifatnya terjangkau dan (biasanya) terhormat. Industri film yang semakin maju berkembang menjadikan media ini semakin digemari oleh masyarakat, karena dapat menjadi hiburan dan penyalur hobi bagi orang-orang tertentu. Melalui film, khalayak dapat mengkonsumsi informasi dan pesan dengan lebih mendalam karena film tergolong media audio dan visual. Film merupakan media yang dapat merefleksikan realitas atau bahkan menciptakan realitas. Film dapat disebut sebagai media massa karena sebuah film diproduksi oleh sebuah lembaga (production house). Dalam Film komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi satu arah yang disampaikan kepada penonton. Film juga menghasilkan umpan balik yang tertunda. Serta film disajikan kepada masyarakat yang luas, heterogen, yang tersebar dan dalam waktu yang hampir bersamaan. Ciri-ciri dalam film itu merupakan ciri-ciri yang dimiliki media komunikasi massa.18 Kesimpulan 18 https://ratnami2.wordpress.com/unsur-unsur-pokok-film/ 21 Dengan demikian menurut penulis film adalah suatu ide kreatif yang menghasilkan karya yang sudah diproduksi dalam sebuah film. Bergantung kepada ide-ide kreatif yang membuat film seperti, film pendek, film cerita, film kartun, dll. 1.4 Ekspresi Emosional Ekspresi (emotional expression) Didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakannya kepada orang lain. Ungkapan sifat ini “ketika saya marah, semua orang disekeliling saya tahu bahwa saya sedanf marah; saya selalu mengekspresikan apa yang saya rasakan kepada orang lain atau sekitar saya; atau saya tidak mampu menahan atau menyembunyikan emosi yang sedang saya rasakan”. Menurut Daniel Goleman (2002:411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.19 Emosi dalam makna paling harfiah didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dari setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Sebagai contoh emosi genbira mendorong perubahan 19 Triantoro Safari dan Nofrans Eka Putra. Manajemen Emosi. Bumi Aksara: Jakarta. 2009. Hal 12 22 suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seorang berprilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator prilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari,1995).Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Deesire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta) dan joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: fear (ketakutan), rage (kemarahan), love (cinta).20 Menurut pandangan teori kognitif, emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interpretasi kita terhadap peristiwa. Kita bisa memandang dan menginterpretasikan sebuah peristiwa dalam persepsi atau penilai negatif, tidak menyenangkan, menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan atau sebaliknya dalam persepsi yang lebih positif seperti sebuah kewajaran, hal yang indah, sesuatu yang mengharukan, atau membahagiakan. Interpretasi yang kita buat peristiwa mengkondisikan dan membentuk perubahan fisiologis kita secara internal.21 20 http://belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/. Diakses pada tanggal 25 Maret 2015 pkl 19.53 21 Triantoro Safari dan Nofrans Eka Putra. Manajemen Emosi. Bumi Aksara: Jakarta. 2009. Hal 14-15 23 1.4.1 Macam-Macam Emosi Daniel Goleman (dalamMakmun, 2003) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan pendapat tokoh lainnya, yaitu:22 a. Amarah : Beringah, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa c. Rasa takut : Cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri d. Kenikmatan : Bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga e. Cinta : Penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat dan kemesraan f. Terkejut : Terkesiap, terkejut g. Jengkel : Hina, jijik, muak, mual, tidak suka h. Malu : Malu hati, kesal Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Penelitian Gohm dan Clore (2002) menjalankan empat sifat laten pengalaman 22 Makmun, Abin.B, Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja: Bandung. 2003. Hal 65 24 emosional ketika kita sedang berada dalam sebuah suasana emosi tertentu.23 1. Kejelasan (emotional clarity), Dijabarkan sebagai kemampuam seseorang dalam mengidentifikasikan dan membedakan emosi spesifik yang bisa dirasakan. Contoh ungkapan “saya sulit menamakan emosi yang sedang saya rasakan, saya selalu mampu menamakan tiap emosi yang sedang saya rasakan, atau saya mampu mengetahui secara tepat tiap emosi yang sedang saya rasakan”. 2. Intensitas (emotional intensity). Diartikan seberapa kuat atau besar intensitas emosi spesifik yang dapat dirasakannya. Contoh ungkapan “ketika saya merasakan bahagia, saya seperti berada diatas awan, ketika saya merasakan kebahagiaan, saya merasa seperti dipenuhi oleh energy kebahagiaan yang tak terkira; atau ketika saya berhasil dalam suatu pekerjaan, reaksi saya biasa saja, tenang dan diam”. 3. Perhatian (emotional attention). Dijelaskan sebagai kecenderungan seseorang untuk mampu memahami, menilai dan menghargai emosi spesifik yang sedang dirasakannya. Contoh ungkapan “saya memerhatikan secara penuh bagaimana saya merasakan sesuatu, atau saya percaya untuk mengikuti kata hati saya”. 4. Ekspresi (emotional expression). Didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakannya kepada orang lain. 23 Triantoro Safari dan Nofrans Eka Putra. Manajemen Emosi. Bumi Aksara: Jakarta. 2009. Hal 17-18 25 Ungkapan sifat ini “ketika saya marah, semua orang disekeliling saya tahu bahwa saya sedanf marah; saya selalu mengekspresikan apa yang saya rasakan kepada orang lain atau sekitar saya; atau saya tidak mampu menahan atau menyembunyikan emosi yang sedang saya rasakan”. 1.4.2 Ciri-Ciri Emosi Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri – ciri sebagai berikut24: a. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir b. Bersifat fluktuatis (tidak tepat) c. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera Menurut Planalp (Retnowati, dkk, 2003) pengungkapan emosi terdiri atas aspek – aspek berikut25: 1. Isyarat raut muka, misalnya menangis ketika sedih. 2. Isyarat gerak (gesture), misalnya merangkul bahu sahabat sebagai ungkapan rasa sayang. 24 Makmun, Abin.B, Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja: Bandung. 2003. Hal 67 Triantoro Safari dan Nofrans Eka Putra. Manajemen Emosi. Bumi Aksara: Jakarta. 2009. Hal 83 25 26 3. Pengungkapan kata-kata, misalnya menggerutu ketika menemui teman yang mengingkari janji. 4. Kontrol, misalnya memikirkan waktu yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan kepada teman. Kesimpulan Dengan demikian menurut penulis ekspresi emosional itu sangat penting di dalam sebuah karya film, karena dari peran ekspresi emosional lah yang membuat audience semakin penasaran dengan film tersebut, hingga bisa sampai membuat para audience terbawa perasaan dengan suatu film yang kita lihat. 1.5 Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Umberto Eco menyebutkan tanda tersebut sebagai “kebohongan” (Gottdiener, 1995, dalam Listiorin, 1999) dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri. Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang realitas, diskontruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang cukup mengejutkan dan dianggap revolusioner, karena hal itu berarti tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar merefleksikan realitas yang ada (Bignell, 1997, dalam listiorini, 1999). Itu pula yang memunculkan pendapat Paul Watson, salah seorang pendiri Greenpeace, tentang prilaku media massa. Menurutnya, konsep 27 kebeneran yang dianut oleh media massa bukanlah kebenaran sejati. Tetapi suatu yang dianggap masyarakat sebagai kebenaran. Secara etimologis istilah semiotik berasal dari kata yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang berdasarkan konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap melalui sesuatu yang lain dalam batasan tertentu.26 Semiotik adalah studi mengenai tanda, atau cara-cara tanda di gunakan dalam menafsirkan peristiwa-peristiwa. Semiotik melihat pada cara pesan yang disusun, jenis-jenistanda yang digunakan, dan makna dari tanda-tanda yang di maksudkan dan dipahami oleh produsen serta konsumen. Pendeknya semiotik adalah alat untuk menganalisis apa makna isi pesan media.27 Secara singkat kita dapat menyatakan bahwa analisis semiotik (semiotical analysis) merupakan cara atau metode untuk menganalisis dan memberikan maknamakna terhadap lambang-lambang atau teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta system lambing (signs) baik yang terdapat pada media massa (seperti berbagai paket tayangan televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio dan berbagai bentuk iklan) maupun yang terdapat pada media massa (seperti karya tulis, patung, candi, monument, fashion show dan menu masakan food festival). Urusan analisis semiotik adalah melacak makna-makna 26 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Dan Analisis Framing. 27 Pawito. Penelitian komunikasi kualitatif. Yogyakarta : LKS Yogyakarta, 2007, hlm 155156 28 yang diangkut dengan teks berupa lambing-lambang (signs).dengan kata lain pemaknaan terhadap lambang-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotik. Pusat dari konsentrasi ini adalah tanda. Kajian mengenai tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja disebut semiotik dan kajian ini akan menyediakan fokus alternatif di dalam buku ini. Semiotika bagaimana kita menyebutnya memiliki tiga wilayah kajian: 1. Tanda itu sendiri, ilayah itu mengkaji berbagai jenis tanda berbeda, cara-cara berbeda dari tanda-tanda tersebut berhubungan dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam kerangka penggunaan/konteks orang-orang yang menempatkan tanda-tanda tersebut. 2. Kode-kode atau sistem dimana tanda-tanda diorganisasi. Kajian melingkupi bagaimana beragam kode telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya, atau untuk mengeksploitasi saluran-saluran komunikasi yang tersedia bagi pengirim kode-kode tersebut. 3. Budaya tempat dimana kode-kode dan tanda-tanda beroperasi. Hal ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan dari kode-kode dan tanda-tanda untuk eksistensi dan bentuknya sendiri. Dalam teori yang digunakan penulis menggunakan teori Charles Sanders Peirce. Semiotik untuk media massa ternyata tak hanya terbatas sebagai kerangka teori, 29 namun sekaligus juga bisa sebagai metode analisis. Kita, misalnya, dapat menjadikan teori segi tiga makna (triangle meaning) peirce yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant (interpretant). Menurut peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah suatu yang dirujuk tanda, Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam bentuk seseorang tentang objek yang di rujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang di wakili oleh tanda tersebut. Yang dikupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna peirce lazimnya ditampilkan sebagai tampak dalam gambar berikut.28 Gambar 1 : Elemen Makna Peirce Interpretant Representement Objek Sebuah tanda atau representamen menurut Charles Peirce adalah yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. 28 Alex sobur, op.cit, Hal 115 30 Sesuatu yang lain itu oleh Peirce di sebut interpretant , dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada objek tertentu. Dengan demikian menurut Peirce sebuah tanda atau representamen memiliki relasi ‘triadik’ langsung dengan interpretan dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses ‘semiosis’ merupakan suatu proses yang memadukan entitas (berupa representamen) dengan entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Peirce disebut sebagai signifikasi.29 1. Tanda (Representment) adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain diluar tanda itu sendiri. 2. Objek (Acuan Tanda) adalah konteks social yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. 3. Makna (Interpretant) adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk ilmiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan; misalnya, potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukan adanuya hubungan alamiah antara 29 Dadan Rusmana, M.Ag. Filsafat Semiotika, Bandung, CV Pustaka Setia, 2014, Hal:39 31 tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut dengan simbol. Jadi tanda adalah yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungannya diantaranya bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat. Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representement) dibagi atas rheme, dicent sign, atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan misalnya, orang yang mata nya merah bisa saja itu menandakan bahwa orang itu baru saja menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata di masuki insekta, atau baru bangun, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika ada suatu jalan yang sering terjadi kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alas an tentang sesuatu.30 Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi sepuluh jenis:31 1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan. 30 31 Drs, Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung Hal 41 Ibid. Hal 42-43 32 2. Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca. 3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi di situ akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya, dilarang mandi di sini. 4. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor. 5. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas. 6. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan dijawab, “Itu!” 7. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada 33 asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau. 9. Dicent Symbol atau proposition (proposisi), adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata, “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi di dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan atau sikap. 10. Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap” Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung kebenaran. Kesimpulan Dengan demikian menurut penulis dalam penelitian Semiotika Charles Sanders Pierce yaitu, di dalam penelitian ini harus jelas dimanakah yang disebut tanda, objek dan interpretant. Serta di dalamnya terbagi lagi yang disebut dengan jenis tanda seperti; Qualisign, iconic sinsign, rhematic indexical sinsign, dicent sinsign, iconic legisign, rhematic indexical legisign, dicent indexical legisign, rhematic symbol atau symbolic rheme, dicent symbol atau proposition dan argument. 34 Berikut adalah bentuk penyederhanaan kerangka kerja analisis semiotika Charles Sander Peirce: Table 1: kerangka kerja analisis semiotika Charles Sander Peirce: Representment Deskripsi RUPA TANDA , Deskripsi keberadaan tanda dengan memperlihatkan kategori tanda dan kualitas tanda, Qualisign, Sinsign, atau Legisign. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata cantik menunjukkan kualitas tanda.misalnya, objek wanita yang ada pada foto menggunakan make up dan costume bagus menandakan orang itu cantik dari segi penampilan . Sinsign, yakni tanda yang memeperlihatkan kemiripan contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas. 32 Objek Interpretant Deskripsi ACUAN TANDA Deskripsi MAKNA TANDA dengan menghubungkan rupa dengan memperhatikan rupa tanda dan acuan tanda, serta tanda dan acuan tanda, serta memperlihatkan kategori memperlihatkan kualitas tanda, Icon, Index, atau makna Rheme, Dicisign, atau Symbol Argument Icon hubungan representement Rheme , yakni tanda yang dan object yang memiliki mengacu kepada objek keserupaan atau “tiruan tak tertentu, misalnya kata ganti serupa” dengan bentuk objek penunjuk. Seseorang bertanya, Indeks hubungan “ Mana buku itu?” dan di representement dan object jawab “Itu!” yang terjadi karena terdapat Dicisign, yakni tanda yang keterkaitan atau hubungan memeberikan informasi kausal antara dasar dan tentangsesuatu. Misalnya, objeknya. tanda larangan yang terdapat di Symbol atau tanda sebenernya pintu masuk sebuah kantor. hubungan representement dan Argument, yakni tanda yang object yang terbentuk karena berupa iferens seseorang 32 adanya konvens terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Dadan Rusmana, M.Ag. Filsafat Semiotika, Bandung, CV Pustaka Setia, 2014, Hal: 110