BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat
keterkaitannya dengan masyarakat luas, menjadi salah satu pilar perubahan suatu
negara, termasuk di Indonesia. Menjadikan komunikasi massa yang dilakukan
oleh media massa menjadi lebih cepat dan meluas, menjadikan masyarakat luas
mengetahui segala informasi dengan mudah. Selebihnya media massa khususnya
media televisi menjadi lahan bisnis dan peluang bagi pemilik media yang terjun
ke dunia politik untuk berdemokrasi.
Kembali lagi kepada fungsi media massa menurut Lasswell media massa
sebagai penjagaan lingkungan yang mendukung maksudnya sebagai pengawas
lingkungan, pengaitan berbagai komponen masyarakat agar dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan serta pengalihan warisan sosial.
Wilbur
Schramm menggunakan istilah lain yang sederhana, yakni sistem komunikasi
sebagai penjaga, forum dan guru. Ia dan sejumlah pakar menambahkan fungsi
keempat sebagai sumber hiburan.1
Melihat fenomena kepemilikan media massa dipegang oleh orang-orang
yang terjun ke dunia politik memunculkan kekhawatiran akan objektivitas media
massa tersebut. Dengan media massa yang objektif terhadap suatu pemberitaan
1
Rivers L.William, et al. Media Massa dan Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana. 2008 hal
33
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dan tidak mencampurkan opini pribadi dalam informasi yang di dapatkan, media
massa dapat mewujudkan khalayak yang mengkonsumsi media massa tersebut
menjadi khalayak yang informatif, selain itu dapat membuat khalayak percaya
akan kebenaran suatu pemberitaan yang di sebarkan oleh media massa.
Untuk itu objektivitas media sangat diperlukan dalam suatu pemberitaan.
Westerstahl dalam penelitiannya di Swedia mengemukakan kriteria objektif dalam
upaya untuk mengukur derajat objektivitas media di negara itu. Pemberitaan yang
objektif harus memiliki dua kriteria, yaitu bahwa berita harus bersifat faktual,
yang berarti berita ditulis berdasarkan fakta (factuality) dan tidak berpihak
(impartiality).2
Wartawan
dalam mencari dan mengolah informasi di era yang
kepemilikan media televisinya sebagian besar dipegang oleh pemilik yang juga
terjun ke dunia politik menjadi tantangan besar bagi mereka untuk tetap
profesional dalam menjalankan tugasnya, menulis berita yang sesuai dengan fakta
tanpa mencampurkan opini pribadi.
Munculnya wartawan-wartawan baru yang memiliki latar belakang
berbeda diharapkan paham betul akan ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam
Undang – Undang Pers No.40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik sebagai
pedoman agar pemahaman wartawan mengenai objektivitas suatu media bisa
disikapi dengan profesional dan haruslah berpegang teguh dengan ketentuanketentuan jurnalistik yang berlaku.
2
Morissan, Wardhani Andy Corry, Hamid Farid. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia
Indonesia. 2013 hal 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Etika dalam profesi jurnalistik juga telah diatur dalam Kode Etik
Jurnalistik. Kode etik merupakan bagian dari produk etika terapan. Bertens
(2001:280) mengemukakan bahwa kode etik sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dipegang teguh oleh kelompok itu.
Menurut Bertens lebih lanjut, kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah
moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu profesi itu di mata
masyarakat. Kode etik sebagai daftar kewajiban dalam menjalankan suatu profesi
yang disusun oleh para anggota profesi itu sendiri dan mengikatnya dalam
mempraktikkannya. 3
Pedoman yang harus dipegang teguh oleh para pekerja jurnalis yakni UU
Pers Nomor 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik, kedua pedoman tersebut
menjadi sumber kekuatan wartawan bahkan media untuk melaksanakan fungsi
fungsinya sebagai penyampai informasi, edukasi, kontrol sosial, hiburan, dan
bisnis. Dalam pasal 3 UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 disebutkan pers nasional
mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol
sosial.
Disamping fungsi-fungsi tersebut, pers nasional dituntut untuk
memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan
rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.4
Wartawan merupakan pekerja jurnalistik yang bertugas untuk menyusun
sebuah peristiwa atau informasi yang dikumpulkannya ke dalam suatu bentuk
3
Magnis Suseno, Franz. Etika Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1991 hal 77
Wazis Kun. Media Massa dan Konstruksi realitas. Yogyakara: Aditya Media Publishing. 2012
hal 69
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
laporan jurnalistik berupa berita.
Berita diartikan sebagai proses pelaporan
peristiwa dengan tujuan tertentu. Berita tersebut haruslah berisi informasi yang
akurat dan berdasarkan fakta. Dengan adanya berita yang diperoleh dan disebar
luaskan kepada khalayak inilah diharapkan terwujudnya masyarakat yang
informatif.
Dalam menginformasikan suatu pemberitaan sekelompok wartawan atau
jurnalis tidak bekerja sendirian, tentunya ada media sebagai alat komunikasi
massa, mereka bekerja dibawah naungan media massa atau bisa disebut dengan
pers.
Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami
pertumbuhan luar biasa. Bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang
terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Media massa sedang mengalami
nasib baik di Indonesia. Di era- modern yang serba digital, informasi menjadi
kebutuhan yang sangat vital.
Sebagai bentuk komunikasi masa, lalu lintas
informasi yang disebarkan melalui media massa mampu menyediakan informasi
yang cepat mengenai apa yang sedang terjadi.
Selain untuk memenuhi kebutuhan informasi khalayak, media juga sebagai
lembaga kontrol sosial dan juga sebagai media edukatif. Media menimbulkan
keserempakan yang artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang
jumlahnya relatif banyak. Media massa dapat merubah gaya hidup atau budaya
lokal setempat, dengan cara mempengaruhi cara berfikir suatu kelompok atau
kalangan masyarakat tertentu agar menyukai atau mengikuti suatu hal yang baru
atau asing bagi mereka. Pengaruh dari media massa tersebut dapat berdampak
positif maupun negatif dan dapat berwujud dalam suatu proses modernisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Suatu pemberitaan dapat di olah dan diterima oleh masyarakat berdasarkan
sikap wartawan tersebut dalam penulisan beritanya. Penulisan berita yang sesuai
fakta berdasarkan kejadian dan tidak mencampurkan opini dengan fakta dapat
menjadikan masyarakat mendapat informasi sekaligus menambah pengetahuan
bagi mereka.
Menurut Rogers (2003), pada level individual, sikap bisa berpengaruh
terhadap persepsi, pikiran, dan perilaku; pada level interpersonal, sikap bisa
merupakan elemen kunci yang berpengaruh pada bagaimana kita mengenal dan
memperlakukan orang lain; dan pada level kelompok (intergroup), sikap kita
terhadap kelompok sendiri (ingroup) dan kelompok lain (outgroup) bisa menjadi
dasar terjadinya kerja sama atau konflik antar kelompok. 5
Dengan adanya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan dalam profesi
jurnalistik mengarahkan sikap wartawan agar berperilaku profesional dalam suatu
pemberitaan yang ditulisnya atau diolahnya. Sikap wartawan yang sesuai dengan
aturan-aturan yang ada akan memberikan dampak kecerdasan kepada khalayak.
1.2. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah tersebut diatas menunjukkan
bahwa aspek objektivitas suatu media televisi dapat di kaji melalui sikap
wartawan dalam penulisan beritanya, dengan perumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana sikap Wartawan Tv One pada aspek objektivitas dalam penulisan
berita televisi?
5
Agus Abdul Rahman. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013 hal 123
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap
Wartawan pada aspek objektivitas dalam penulisan berita televisi.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1.4.1. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti dibidang
Ilmu Komunikasi, khususnya Bidang Jurnalistik.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan
memperkaya
bahan penelitian dan sumber bacaan dilingkungan FIKOM
UMB.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak - pihak yang
membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download