IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd 4/14/2012 KUMPULAN DEFINISI DAN AKSIOMA DALAM GEOMETRI Nama Penjelasan Definisi 2.1 Ruas garis AB adalah himpunan titik yang memuat titik A, titik B, dan titik-titik diantara A dan B Definisi 2.2 Sinar PQ adalah himpunan titik-titik yang merupakan gabungan suatu titik tetap dan titik-titik yang sepihak terhadap titik tetap itu Definisi 2.3 Sudut adalah himpunan titik-titik yang merupakan gabungan dari sinar yang bersekutu di titik pangkalnya Definisi 2.4 Ukuran ruas garis adalah koordinat salah satu ujungnya jika ujung yang lain berkoordinat nol Definisi 2.5 Titik tengah suatu ruas garis adalah titik pada ruas sehingga membentuk dua ruas garis yang berukuran sama Definisi 2.6 Ukuran sudut BAC adalah bilangan yang berkorespondensi dengan C bila B berkorenspondensi dengan 0, dan A terletak pada pusat lingkaran Definisi 2.7 Sudut siku-siku adalah sudut yang berukuran Definisi 2.8 Sudut Lurus adalah sudut yang berukuran Definisi 2.9 Sudut Lancip adalah sudut yang ukurannya lebih dari Definisi 2.10 Sudut tumpul adalah sudut yang ukurannya lebih dari Definisi 2.11 Dua sudut dikatakan saling berkomplemen (berpenyiku) jika jumlah ukuran dan kurang dari dan kurang dari Kedua sudut itu Definisi 2.12 Dua sudut dikatakan saling bersuplemen jika jumlah ukuran kedua sudut itu Definisi 2.13 Dua garis dikatakan saling tegak lurus jika dua garis itu berpotongan dan membentuk sudut siku-siku Definisi 2.14 Garis bagi (Bisektor) sudut adalah sinar yang berpangkal di titik sudut dan kedua sudut yang dibentuk oleh sinar itu dengan kaki-kaki sudut itu berukuran sama Definisi 2.15 Dua ruas garis dikatakan konkruen jika ukuran kedua ruas garis itu sama Definisi 2.16 Dua sudut dikatakan konkruen jika ukuran kedua sudut itu sama Aksioma 2.1 Suatu garis dapat diperpanjang sejauh-jauhnya kedua arah Aksioma 2.2 Ada korespondensi satu-satu antara titik-titik pada garis dengan bilangan nyata Aksioma 2.3 Dari dua titik berbeda ada tepat satu garis yang melalui kedua titik itu Aksioma 2.4 Di setiap garis minimal ada dua titik berbeda. Ada minimal tiga titik tidak segaris Aksioma 2.5 Titik B diantara A dan C ditulis A-B-C jika A,B,C titik-titik berbeda dan segaris dan sama C-B-A Aksioma 2.6 Untuk sebarang dua titik berbeda A dan C ada minimal satu titik B pada garis AC sehingga A-C-B Aksioma 2.7 Jika A,B, dan C titik-titik segaris maka ada tepat satu diantara yang lain Aksioma 2.8 A,B, dan C tiga titik yang tidak segaris dan m pada bidang yang memuat A,B,C, dan m serta m tidak memuat sebarang titik dari A, B, atau C. Maka jika m memuat titik pada maka ia juga memuat titik pada Definisi 2.17 + Definisi 2.18 - Definisi 2.19 dikatakan diantara Definisi 2.20 Jumlah dua sudut yaitu adalah adalah diantara Definisi 2.21 Teorema 2.1 untuk B diantara A dan C untuk C diantara A dan B dan jika dan adalah dan adalah jika dan hanya jika dan Selisih dua sudut yaitu diantara jika dan hanya jika dan Sifat Refleksif Relasi 1. 2. Teorema 2.2 Sifat Simetris Relasi 1. Jika maka 2. Jika Teorema 2.3 maka Sifat Transitif Relasi 1. Jika 2. Jika atau dan maka dan maka TEOREMA-TEOREMA SEDERHANA Pada Handout 1 kita sudah belajar mengenai aksioma dan definisi. Kedua hal tersebut akan menjadi salah satu dasar untuk membuktikan suatu teorema. Selain itu, kita juga akan menggunakan prinsip logika dalam pembuktiannya. Aksioma 2.9 Jika diketahui bahwa bernilai benar, serta bernilai benar maka juga bernilai benar Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya, teorema adalah suatu pernyataan yang perlu dibuktikan kebenarannya. Pada Handout 2 ini akan dijelaskan bagaimana membuktikan suatu teorema yang sederhana. Teorema 2.1 (Teorema kongruensi sudut siku-siku) Jika dua sudut masing-masing sudut siku-siku maka mereka kongkuren. Teorema 2.1 dapat dituliskan sebagai berikut: Jika siku-siku dan siku-siku, maka Bukti Pernyataan siku-siku siku-siku Jika Jika maka dan maka Alasan Diketahui Diketahui Definisi 2.7 Definisi 2.7 Teorema 2.2 Teorema 2.3 Buktikan teorema sederhana berikut ! 1. Teorema 2.2 : Jika dua sudut adalah lurus maka mereka konkruen 2. Teorema 2.3 : jika dua sudut masing-masing bersuplemen dengan suatu sudut (yang sama) maka mereka konkruen 3. Teorema 2.4: Jika dua sudut masing-masing berkomplemen dengan suatu sudut yang sama maka mereka kongruen 4. Teorema 2.5: Jika dua sudut masing-masing merupakan suplemen dari dua sudut yang konkruen maka mereka konkruen 5. Teorema 2.6: Jika dua sudut masing-masing berkomplemen dengan sudut-sudut yang konkruen maka mereka konkruen