10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Pada

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1. Sistem
Pada zaman sekarang, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk
menciptakan suatu sistem yang terkomputerisasi di dalam suatu
perusahaan agar membantu perusahaan dalam menjalankan proses
bisnisnya.
Menurut O’Brien (2006, p29), mengemukakan bahwa sistem
merupakan sekumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan
untuk mencapai tujuan bersama dengan memproses data yang masuk dan
menghasilkan informasi melalui proses yang terstruktur.
Menurut McLeod (2007, p11), sistem adalah sekelompok elemen
yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan sekumpulan komponen-komponen penting yang terstruktur
dan saling berhubungan yang dapat digunakan untuk memproses data dan
kemudian diubah menjadi sebuah informasi penting yang berguna bagi
perusahaan.
10
11
2.1.2. Data
Hampir semua perusahaan besar sudah menggunakan alat-alat
komputer untuk menunjang proses bisnisnya, maka terjadi suatu aliran
data yang begitu cepat dan banyak, maka dari itu suatu perusahaan harus
dapat mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan suatu sistem
yang diimplementasi di dalam perusahaan.
Menurut O’Brien (2006, p38), mengemukakan bahwa data
merupakan sebuah fakta atau hasil dari sebuah observasi, yang biasanya
berisikan fenomena fisik yang merupakan sebuah pengukuran terhadap
atribut dari suatu entitas.
Menurut McLeod (2007, p9), data terdiri dari fakta-fakta dan
angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai, fakta mentah
yang belum diolah.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa data
merupakan sebuah fakta yang dapat berupa angka-angka hasil dari sebuah
analasis dan observasi.
2.1.3. Informasi
Perusahaan untuk memenangkan persaingan dagang dengan
perusahaan lain harus mampu memperoleh informasi-informasi dari luar
maupun dari dalam guna mengetahui perkembangan dan trend pasar
untuk dapat mengembangkan produk perusahaan di masa mendatang.
12
Menurut O’Brien (2006, p5), menerangkan bahwa informasi
merupakan hasil dari proses pengolahan data menjadi konteks yang
berguna bagi para pemakai sistem.
Menurut McLeod (2007, p9), informasi adalah data yang telah
diproses atau data yang memiliki arti.
Menurut Laudon (2007, p14), informasi adalah data yang telah
disusun ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi
merupakan sebuah kumpulan data yang telah diproses dan memiliki arti
atau nilai.
2.1.4. Sistem Informasi
Perusahaan berlomba-lomba membangun sebuah sistem informasi
di dalam perusahaan guna memproses data-data yang masuk dan
kemudian dijadikan sebagai dasar pengembangan suatu produk di dalam
perusahaan. Dengan sistem informasi inilah sebuah ide-ide baru dapat
tercipta, selain itu juga dengan adanya sistem informasi dapat membantu
perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.
Menurut O’Brien (2006, p5), menerangkan bahwa sistem
informasi merupakan sebuah perpaduan antara user, hardware, software,
network, dan database yang berisikan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut
Laudon
(2007,
p14),
sistem
informasi
adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama
13
mengumpulkan
(atau
mengambil),
memproses,
menyimpan,
dan
menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Menurut Turban (2008, p6), sistem informasi adalah suplai
informasi yang berguna untuk memproses data menjadi informasi dan
pengetahuan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
informasi merupakan sebuah alat untuk memproses informasi yang
kemudian dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan akan suatu
masalah yang sedang terjadi, selain itu juga dapat memberi masukan
untuk mengembangkan perusahaan ke depannya.
2.1.5. Data Flow Diagram (DFD)
2.1.5.1.
Definisi Data Flow Diagram
Menurut Marakas (2006, p117), data flow diagram adalah
sebuah alat bantu grafis yang menggambarkan urutan dari proses
dan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sistem yang terperinci
dan aliran data yang terdapat dalam sistem.
2.1.5.2.
Simbol-Simbol DFD
Data flow diagram memiliki empat simbol dasar, sebagai
berikut :
14
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram
(Sumber : Marakas 2006, p117)
Process
DeMarco-Yourdon
Gane_Sarson
Symbology
Symbology
Penjelasan
Menggambarkan
bagian
dari
sistem
yang
mengubah input
menjadi output.
Data
Menggambarkan
Store
sekumpulan data
yang
sedang
tidak digunakan
Data
Menggambarkan
Flow
perpindahan
sekumpulan
informasi
suatu
dari
bagian
sistem ke bagian
lain.
Entity
Menggambarkan
entitas
yang
15
berhubungan
dengan sistem
2.1.5.3.
Diagram Konteks
Diagram Konteks digunakan untuk mengidentifikasi
batasan sistem yang berkaitan dengan hubungan setiap entitas
yang saling berkaitan. Pada diagram konteks hanya akan memiliki
satu proses saja yang menggambarkan sistem secara keseluruhan
beserta hubungan antar sistem.
2.1.5.4.
Diagram Nol
Diagram nol digunakan untuk menggambarkan proses
utama yang terkandung dalam sistem.
Menurut Marakas (2006, p122), proses-proses yang
digambarkan ke dalam diagram nol adalah sebagai berikut :
•
Proses yang menangani inflow dan outflow dari
penyimpanan data.
•
Proses yang secara langsung bertanggung jawab
atas produksi dan distribusi data ke satu atau lebih
entity.
16
•
Proses yang secara langsung menangkap data dari
satu atau lebih sumber.
•
Proses yang menyajikan high level descriptor dari
operasi transformasi multistep data.
2.1.6. Flow Chart
2.1.6.1.
Definisi Flow Chart
Menurut
website
(sdarsono.staff.gunadarma.ac.id
/Downloads/files/16512/Flowchart.pdf),
flow
chart
adalah
penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan
prosedur dari suatu program. Flow chart menolong analis dan
programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmensegmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis
alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flow chart
biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya
masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.
2.1.6.2.
Simbol-Simbol Flow Chart
Flow Chart memiliki beberapa simbol-simbol sebagai berikut :
17
Tabel 2.2 Simbol Flow Chart
(Sumber : sdarsono.staff.gunadarma.ac.id
/Downloads/files/16512/Flowchart.pdf )
Simbol
Penjelasan
Simbol ini digunakan untuk
semua jenis dokumen, nama
dokumen
dicantumkan
di
tengah simbol.
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan dokumen asli
dan
tembusannya.
Nomor
lembar dokumen dicantumkan
di sudut kanan atas pada
lembar dokumen.
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan berbagai jenis
dokumen yang digabungkan
bersama di dalam satu paket.
Simbol ini digunakan untuk
penghubung
memungkinkan
yang
suatu
aliran
dokumen berhenti pada suatu
18
keadaan dan kemudian dapat
kembali berjalan.
Simbol ini untuk menandakan
akhir
arus
dokumen
mengarahkan
pembaca
dan
ke
simbol penghubung halaman
yang sama yang bernomor
seperti yang sudah tercantum
pada simbol tersebut.
Simbol ini untuk menandakan
awal
arus
berasal
dokumen
dari
penghubung
yang
simbol
halaman
yang
sama, yang bernomor seperti
yang sudah tercantum pada
simbol tersebut.
Simbol ini digunakan untuk
penghubung
yang
pada
berbeda
menunjukan
halaman
dan
kemana
untuk
dan
bagaimana bagan alur terkait
satu sama lainnya.
19
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan
kegiatan
manual, seperti : mengisi form,
menerima
order
dari
pelanggan.
Simbol ini digunakan untuk
menunjukkan
tempat
penyimpanan
dokumen
sementara yang dokumennya
akan diambil kembali dari
arsip
tersebut
kepentingan
di
untuk
masa
mendatang.
Simbol ini digunakan untuk
menunjukkan
tempat
penyimpanan
dokumen
permanen yang dokumennya
tidak akan digunakan lagi di
masa mendatang.
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan
keputusan
dalam proses pengolahan data.
20
Isi keputusan dituliskan di
dalam simbol.
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan arah proses
pengolahan data.
Simbol ini digunakan untuk
menggambarkan
awal
dan
akhir dari sebuah sistem.
2.1.7. State Transition Diagram (STD)
Menurut Shelly dan Rosenblatt (2010, p279), state transition
diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan bagaimana sistem
bereaksi terhadap suatu event.
•
Status (State)
Merupakan suatu kondisi di dalam kehidupan suatu objek.
Lambang :
•
Transisi (Transition)
Merupakan perubahan dari status awal ke status
berikutnya. Perubahan tersebut digambarkan dengan suatu
mata panah yang mengarah ke status berikutnya.
Lambang :
21
2.2. Teori Khusus
2.2.1. Database
Database system sangat dibutuhkan perusahaan untuk menunjang
proses bisnisnya. Dengan adanya database diharapkan dapat membantu
sebuah perusahaan dalam menyimpan data-data dalam jumlah yang besar.
Menurut Connolly and Begg (2010, p65), mengemukakan bahwa
database merupakan sebuah kumpulan dari data yang terkait secara logis
dan merupakan deskripsi dari data, yang dirancang agar dapat memenuhi
kebutuhan dari organisasi.
Menurut Kusrini (2007, p5), beberapa definisi database dari
beberapa sudut pandang, yaitu :
•
Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang telah
diorganisasi sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan dengan
cepat dan mudah.
•
Kumpulan data yang saling terintegrasi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan akan data dengan cepat.
•
Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan
secara bersama dan tidak ada pengulangan pada masingmasing datanya.
•
Kumpulan arsip yang saling berhubungan dan disimpan dalam
media penyimpanan elektronik.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, database adalah
sebuah wadah yang berisi kumpulan data yang tersimpan rapi dan
22
terstruktur di dalam sebuah perusahaan yang berbasis komputer yang
berguna untuk melayani kebutuhan beberapa pengguna dalam satu atau
lebih organisasi.
23
Gambar 2.1 Struktur Sistem Basis Data
(Sumber : Wijaya D. R., Praktikum Sistem Manajemen Basis
Data, 2009)
Gambar di atas menerangkan komponen-komponen fungsional
dari sebuah sistem basis data di mana sebuah basis data dapat dibagi
menjadi dua komponen menjadi query processor dan storage manager di
mana
setiap
komponen
memiliki
bagian
masing-masing
untuk
menjalankan fungsi masing-masing dalam menjalankan sistem basis data
dalam mengatur data dan membuat sebuah query.
24
Komponen-komponen fungsional dari sebuah sistem basis data
dibagi menjadi dua, yaitu komponen query processor dan komponen
storage manager.
a. Query processor terdiri atas:
1. DML compiler
Menerjemahkan perintah DML pada suatu query ke
dalam instruksi level rendah yang dimengerti oleh mesin
evaluasi query. Dengan kata lain, DML compiler berusaha
mengubah suatu permintaan user menjadi bentuk yang
ekuivalen namun lebih efisien sekaligus juga menentukan
sebuah strategi yang tepat untuk mengeksekusi query tersebut.
2. Embedded DML Precompiler
Mengkonversi perintah DML yang embed pada sebuah
program aplikasi ke procedure call yang normal dalam bahasa
host. Precompiler ini harus berinteraksi dengan DML
compiler untuk menghasilkan kode yang sesuai.
3. DDL interpreter
Menginterpretasikan perintah DDL dan mencatatnya
dalam sekumpulan tabel yang mengandung metadata.
4. Query Evaluation Engine
Mengeksekusi instruksi level rendah yang dihasilkan
oleh DML compiler.
25
b. Komponen storage manager terdiri atas:
1. Manajer otorisasi dan integritas
Menguji integritas dari constraint yang ada serta otoritas
user untuk mengakses data.
2. Manajer transaksi
Meyakinkan basis data tetap pada kondisi konsisten
(benar) saat terjadi kegagalan sistem serta meyakinkan bahwa
eksekusi dari transaksi yang konkuren (terjadi “bersamaan”)
berlangsung tanpa adanya konflik.
3. Manajer file
Mengelola alokasi ruang pada disk penyimpanan struktur
data yang digunakan untuk mewakili informasi yang disimpan
pada disk.
4. Manajer buffer
Bertanggung jawab untuk mengambil data dari disk
penyimpanan ke dalam memori utama serta menetukan data
yang mana yang akan ditempatkan di memory.
2.2.2. Fact Finding Technique
Sebuah sistem basis data dibangun berdasarkan masalah yang
sedang muncul lalu dibuatkan sistemnya untuk menangani masalah
tersebut. Untuk mencari masalah-masalah tersebut harus dilakukan
26
beberapa kegiatan pengumpulan data agar dapat diperoleh informasiinformasi penting.
Menurut Connolly and Begg (2010, p317), teknik fact finding
adalah
1.
Dokumentasi
Dokumentasi membantu menyediakan informasi perusahaan yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi dengan cara
mempelajari dokumen-dokumen, laporan dan file yang berkaitan
dengan sistem yang ada.
2.
Wawancara
Dengan wawancara dapat diperoleh informasi dari individuindividu secara langsung. Tujuannya untuk menemukan fakta dan
mengidentifikasi kebutuhan, serta memperoleh ide-ide dari seorang
individu.
3.
Observasi
Teknik ini merupakan teknik yang secara langsung terjun ke
lapangan untuk memantau atau mempelajari seseorang terhadap
sistem untuk memahami sebuah sistem lebih lanjut.
4.
Riset
Melakukan riset terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi.
Hasil riset dapat menyediakan informasi-informasi penting tentang
bagaimana orang lain memecahkan masalah yang serupa dengan
teknik-teknik tertentu.
27
5.
Kuisioner
Kuisioner adalah sebuah dokumen yang diberikan langsung
kepada sejumlah orang untuk memperoleh fakta-fakta yang berkaitan
dengan sistem. Teknik ini merupakan yang paling efisien untuk
memperoleh informasi dari banyak orang.
2.2.3. Database Language
Di dalam sebuah aplikasi basis data memiliki ketentuan-ketentuan
yang berlaku yang harus diperhatikan oleh user dan perancang. Tentunya
harus memperhatikan penggunaan bahasa di dalam sistem basis data.
2.2.3.1. Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly and Begg (2010, p92), mendefinisikan
Data Definition Language (DDL) sebagai bahasa yang
memungkinkan database administrator untuk menambahkan dan
menamakan entitas, atribut dan hubungan yang dibutuhkan
dalam aplikasi, terkait dengan integritas dan kendala keamanan
aplikasi.
Menurut
Dedy
Rahman
Wijaya
(2007,
p9),
mendefinisikan bahwa Data Definition Language (DDL)
merupakan struktrur sebuah tabel, tipe data setiap field dan
constraint yang berlaku pada data yang tersimpan di dalam
sebuah tabel.
28
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Data Definition Language (DDL) merupakan pemberian sebuah
entitas, atribut, dan hubungan ke dalam sebuah tabel untuk
mendefinisikan arti tabel tersebut.
2.2.3.2. Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly and Begg (2010, p92), mendefinisikan
Data Manipulation Language (DML) sebagai bahasa yang
menyediakan suatu fungsi yang dapat memanipulasi data-data
yang ada di dalam database.
Berdasarkan Dedy Rahman Wijaya (2007, p10), Data
Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang
memungkinkan user untuk mengakses atau memanipulasi data
sebagaimana telah direpresentasikan oleh model data.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Data Manipulation
Language (DML) merupakan suatu bahasa komputer yang
memberikan
fungsi
untuk
memanipulasi
data-data
dan
menggunakannya untuk keperluan pengguna.
2.2.4. Database Management System (DBMS)
Dalam
penggunaannya,
DBMS
dapat
berguna
untuk
meningkatkan mutu perusahaan. DBMS biasa digunakan oleh seorang
database administrator untuk mengatur proses bisnis suatu perusahaan.
29
Menurut Connolly and Begg (2010, p66), mengemukakan bahwa
Database Management System (DBMS) merupakan suatu sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, memelihara, dan mengatur akses pada database.
Berdasarkan Dedy Rahman Wijaya (2007, p2), menjelaskan
bahwa Database Management System (DBMS)
merupakan sebuah
perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri
(query) basis data.
Menurut Enakrire dan Baro (2008, p23), DBMS merupakan
perangkat lunak yang digunakan untuk mengakses, meng-update, dan
memanipulasi data dalam database yang terkomputerisasi.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Database
Management System (DBMS) merupakan sebuah perangkat lunak yang
digunakan untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur
akses pada database.
2.2.5. Fungsi DBMS
DBMS sangat berguna bagi perusahaan dalam menjalankan
proses bisnisnya. Dengan adanya DBMS diharapkan perusahaan dapat
mampu bersaing dengan perusahaan lain di era globalisasi ini.
Menurut Connolly and Begg (2010, p99-p104), fungsi DBMS
adalah sebagai berikut :
30
-
Penyimpanan, pengambilan, dan peng-update-an data
Sebuah
DBMS
harus
menyediakan
bagi
pengguna
suatu
kemampuan/fitur untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update
data dalam DBMS.
-
Katalog User-Accesible
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah katalog yang menyimpan
deskripsi tentang item data dan mudah diakses pada pengguna.
-
Mendukung transaksi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang memastikan
setiap update dilakukan sesuai dengan transaksi yang diberikan.
-
Layanan kendali konkurensi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk
memastikan bahwa basis data di-update dengan benar ketika banyak
pengguna meng-update basis data secara bersama-sama.
-
Layanan Perbaikan
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk
memperbaiki basis data ketika sebuah basis data mengalami
kerusakan dalam prosesnya.
-
Layanan Autorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk
memastikan bahwa pengguna yang memiliki otoritas/hak agar dapat
menggunakan basis data.
31
-
Mendukung bagi Komunikasi Data
Sebuah DBMS harus mampu diintegrasikan dengan software
komunikasi.
-
Layanan Integritas
Sebuah DBMS harus mampu untuk menyediakan sebuah arti untuk
memastikan bahwa data di dalam basis data tersimpan dengan baik
dan perubahan yang terjadi pada data harus mengikuti aturan tertentu.
-
Layanan Peningkatan Keterbebasan Data
Sebuah DBMS harus memasukkan sebuah fasilitas tambahan untuk
mendukung keterbatasan program dari struktur basis data yang
sebenarnya agar menjadi lebih lengkap.
-
Layanan Utilitas
Sebuah DBMS harus dapat menyediakan seperangkat layanan utilitas
yang membantu database admin dalam mengelola basis data secara
efektif.
2.2.6. Komponen DBMS
DBMS merupakan sebuah aplikasi perangkat lunak yang tentunya
memiliki komponen-komponen penting di dalamnya agar menjadi satu
kesatuan di dalam sistem.
Menurut Connolly and Begg (2010, p68-71), mengemukakan
bahwa terdapat lima komponen yang ada dalam DBMS, yaitu :
32
• Hardware
Dalam melakukan kegiatannya, DBMS membutuhkan
perangkat-perangkat untuk menjalankan aplikasinya, seperti
PC, mainframe, serta jaringan komputer.
• Software
Software yang dimaksud meliputi aplikasi DBMS, Sistem
Operasi, serta Sistem Jaringan.
• Data
Merupakan komponen penting yang menjadi penghubung
antara komponen manusia dengan komponen mesin.
• Procedures
Merupakan
aturan-aturan
yang
digunakan
dalam
perancangan serta penggunaan database. Prosedur merupakan
panduan dasar bagi pengguna dalam menjalankan sistem yang
ada.
• People
Merupakan orang-orang yang terlibat langsung di dalam
perancangan, pembuatan, serta pengimplementasian dari suatu
DBMS. Adapun peranan-peranan dari orang-orang yang
terlibat meliputi Database Administrator, Database Designer,
Application Developer, dan End User.
33
2.2.7. Relational Data Structure
Menurut Connolly and Begg (2010, p144), struktur relasi data
dibagi menjadi tujuh bagian, antara lain :
• Relation
Sebuah tabel yang terdiri dari kolom dan baris
• Attribute
Merupakan sebuah kolom yang berisikan nama relasi dari
sebuah kolom.
• Domain
Merupakan sebuah himpunan nilai yang diperbolehkan
untuk satu atau lebih attribut.
• Tuple
Merupakan sebuah baris dari relasi.
• Degree
Merupakan sebuah tingkatan relasi yang menerangkan
banyaknya jumlah atribut yang membatasi.
• Cardinality
Merupakan jumlah hubungan antar tuple.
• Relational Database
Merupakan kumpulan dari hubungan hasil normalisasi
dengan nama hubungan yang berbeda.
34
2.2.8. Entity Relationship Model
Dalam
merancang
sebuah
aplikasi
basis
data
harus
memperhatikan pendekatan yang ada untuk mengindentifikasi data-data
penting.
2.2.8.1. Entity Type
Menurut Connolly and Begg (2010, p372), menerangkan
bahwa entity type merupakan kumpulan dari object dengan
properties yang sama, tetapi memiliki keberadaan yang mandiri
dan terpisah.
ƒ Strong Entity
Menurut Connolly and Begg (2010, p383), strong
entity merupakan tipe entitas yang tidak memiliki
ketergantung pada entitas lainnya.
ƒ Weak Entity
Menurut Connolly and Begg (2010, p383), weak
entity
nerupakan
tipe
entitas
yang
memiliki
ketergantungan terhadap keberadaan beberapa entitas
lainnya.
2.2.8.2. Multiplicity
Menurut Connolly and Begg (2010, p385), menerangkan
bahwa multiplicity merupakan jumlah terjadinya kemungkinan
35
suatu entitas dapat berhubungan dengan entitas lainnya. Adapun
hubungan-hubungan yang mungkin terjadi antar entitas tersebut
adalah sebagai berikut :
•
One-to-One Relationships
•
One-to-Many Relationships
•
Many-to-Many Relationships
•
Multiplicity for Complex Relationships
•
Cardinality and Participation Constraints
Gambar 2.2 Connectivity Of A Relationship
(Sumber : Tobey Teorey 2011, p20)
Gambar di atas menerangkan hubungan suatu entitas
dengan
entitas
lainnya
yang
dapat
bernilai
one-to-one
relationships, one-to-many relationships, dan many-to-many
relationships. Setiap nilai hubungan tersebut menandakan situasi
keadaan sebenarnya yang terjadi.
36
2.2.8.3. Attributes
Di dalam sebuah entity relationship model terdapat
bermacam-macam data penting yang memiliki hubungan satu
sama lainnya. Salah satu bagian terpenting dari sebuah entitas
adalah attributes.
Menurut Connolly and Begg (2010, p379), menerangkan
bahwa atribut merupakan sebuah properti dari suatu entitas.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, attributes
merupakan sebuah bagian dari entitas yang berisi data-data
penunjang untuk memperlengkap sebuah entitas.
2.2.8.3.1. Simple Attributes
Menurut Connolly and Begg (2010, p379),
menerangkan bahwa simple attribute merupakan
sebuah
atribut
komponen
yang
tunggal
tersusun
dengan
dari
sebuah
keberadaan
yang
mandiri dan terpisah. Contohnya : nama.
2.2.8.3.2. Composite Attributes
Menurut Connolly and Begg (2010, p379),
menerangkan
bahwa
composite
attribute
merupakan atribut yang tersusun dari beberapa
komponen di mana setiap komponennya tidak
37
memiliki
keterikatan
satu
sama
lainnnnya.
Contohnya : alamat.
2.2.8.3.3. Single-Valued Attributes
Menurut Connolly and Begg (2010, p380),
single-valued attributes merupakan sebuah atribut
yang
memiliki
nilai
tunggal
dalam
setiap
kemunculan suatu entitas. Contohnya : nama.
2.2.8.3.4. Multi-Valued Attributes
Menurut Connolly and Begg (2010, p380),
multi-valued attributes merupakan atribut yang
memiliki banyak nilai dalam setiap kemunculan
suatu entitas. Contohnya : gelar.
2.2.8.3.5. Derived Attributes
Menurut Connolly and Begg (2010, p380),
menerangkan derived attributes merupakan atribut
yang mewakili sebuah nilai yang diturunkan dari
nilai atribut terkait atau sekumpulan atribut yang
terkait tersebut belum tentu dalam tipe entitas yang
sama. Contohnya : umur.
38
2.2.8.4. Keys
Menurut
Connolly
(2010,
p381),
key
merupakan
sekelompok atribut yang unik. Keys dibagi menjadi tiga, yaitu :
•
Candidate Key
Candidate Key merupakan jumlah minimal atribut yang
secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan suatu
entity.
•
Primary Key
Primary Key adalah candidate key yang dipilih
berdasarkan keunikan yang dimilikinya, berguna untuk
membedakan dengan candidate key lainnya.
•
Composite Key
Candidate Key yang terdiri dari dua atau lebih atribut.
2.2.8.5. Relasional Integritas
Menurut
Connolly
and
Begg
(2010,
p153-p154),
relasional integritas terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
o Null
Merupakan gambaran sebuah nilai bagi sebuah atribut
yang tidak diketahui atau tidak bernilai.
o Integritas Entitas
39
Pada relasi dasar, tidak ada atribut primary key yang
bernilai null. Primary key berperan sebagai identifier yang
digunakan untuk mengidentifikasi tuple secara unik.
2.2.9. Normalisasi
Data di dalam
perusahaan masuk dalam jumlah banyak dan
digolongkan berdasarkan jenis tertentu yang kemudian dibuatkan tabel
untuk dianalisis. Terkadang data-data tersebut terjadi penumpukan yang
menyulitkan untuk dianalisis.
Menurut Connolly and Begg (2010, p416), normalisasi adalah
suatu teknik untuk menghasilkan sejumlah hubungan dengan sifat yang
diinginkan yang diberikan persyaratan data dari suatu perusahaan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, normalisasi adalah
suatu langkah-langkah yang terstruktur untuk menghasilkan sebuah
hubungan dengan sifat yang diinginkan oleh suatu perusahaan
•
Un-normalized Form
Menurut Connolly and Begg (2010, p430), un-normalized
form adalah suatu tabel yang berisi satu atau lebih kelompok yang
berulang.
•
First Normalized Form (1NF)
Menurut Connolly and Begg (2010, p430), 1NF jika
persimpangan setiap baris dan kolom hanya mengandung satu
40
nilai. Cara untuk menghilangkan repeating group pada tabel yang
tidak normal adalah:
1. Dengan memasukkan data ke kolom yang kosong dari baris
yang mengandung data-data yang berulang.
2. Dengan memasukan data-data yang berulang bersama pada
relasi yang terpisah.
•
Second Normalized Form (2NF)
Menurut Connolly and Begg (2010, p434), 2NF jika suatu
hubungan pada 1 NF dan setiap atribut yang bukan primary key
fungsional berkaitan pada primary key.
•
Third Normalized Form (3NF)
Menurut Connolly and Begg (2010, p435), 3NF jika
hubungan berada dalam bentuk 1NF dan 2NF lalu tidak ada
atribut yang merupakan sebuah primary key yang berkaitan secara
kuat dengan primary key.
41
2.2.10. Database Life Cycle
Gambar 2.3 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data
(Sumber : Connolly And Begg 2010, p314)
Dari gambar di atas dapat dilihat untuk membangun suatu
database system yang baik maka perlu untuk mengikuti tahap demi tahap
dalam siklus hidup aplikasi basis data dari tahap database planning yang
berfungsi untuk menentukan database apa yang akan dibangun dan
42
kegunaan database yang akan dibangun. Setelah itu sangat perlu sekali
membuat system definition yang menggambarkan batasan-batasan dari
suatu sistem yang akan dibangun dan juga harus diketahui apa saja yang
dibutuhkan dari sebuah sistem tersebut agar dapat dibangun tepat tujuan.
Sistem yang sudah jadi harus terpantau terus agar jika terjadi error dapat
ditangani untuk memperlancar proses bisnis suatu perusahaan.
2.2.10.1.
Database Planning
Membangun sebuah sistem basis data yang akan
diimplementasi di sebuah perusahaan harus dipikirkan secara
mendalam berdasarkan masalah yang sedang terjadi pada sebuah
perusahaan agar dapat menghasilkan sistem untuk mengatasi
masalah tersebut. Pembuatan basis data ini harus melalui tahapantahapan penting.
Menurut Connolly and Begg (2010, p313), menerangkan
bahwa Database Planning merupakan suatu kegiatan pengaturan
yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan
sistem database untuk direalisasikan seefisien mungkin dan
seefektif
mungkin.
terdapat
tiga
masalah
pokok
dalam
merumuskan suatu strategi sistem informasi, yaitu:
1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan
penentuan sistem informasi yang diperlukan kedepannya.
43
2. Mengevaluasi dari sistem yang berjalan untuk menentukan
kekurangan dan kelebihan.
3. Menilai
tentang
peluang
IT
yang
mungkin
akan
memberikan keuntungan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Database Planning,
yaitu suatu langkah-langkah perencanaan pengimplementasian
suatu aplikasi database pada suatu perusahaan.
2.2.10.2.
System Definition
Aplikasi basis data yang dihasilkan oleh seorang
perancang tentunya harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
user namun dibalik itu tentunya sebuah aplikasi tersebut memiliki
batasan-batasan akan sebuah hal yang tidak dapat dipenuhi.
Menurut Connolly and Begg (2010, p316), menerangkan
bahwa System Definition merupakan suatu penjelasan terhadap
ruang lingkup dan batasan dari sistem basis data serta pandangan
pengguna akhir secara garis besar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa System Definition
merupakan sebuah gambaran atau penjelasan akan suatu
rancangan database system sehingga user dapat mengetahui
batasan-batasan suatu aplikasi dalam memenuhi kebutuhan user
untuk menyimpan data-data penting dengan aman dan rapih.
44
2.2.10.3.
Requirement Collection and Analysis
Pembuatan sistem basis data berdasarkan masalah yang
sedang muncul yang harus dibuatkan solusinya dengan sistem
basis data. Hal itu membuat sebuah sistem baru harus mampu
untuk menjawab tantangan-tantangan kebutuhan yang harus
dipenuhi agar masalah terpecahkan.
Menurut Connolly and Begg (2010, p316), menerangkan
bahwa Requirements Collection and Analysis merupakan proses
dari mengumpulkan serta menganalisis informasi tentang bagianbagian perusahaan yang harus didukung oleh sistem basis data
serta
menggunakan
informasi
yang
didapat
untuk
lebih
mengetahui kebutuhan sistem yang akan dibuat, dengan tujuan
untuk menggantikan sistem yang lama.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan,
Requirements Collection and Analysis merupakan sebuah proses
pengumpulan data-data suatu perusahaan yang akan dianalisis
masalahnya yang sedang terjadi untuk dibuatkan suatu rancangan
sistem basis data yang akan menggantikan sistem yang lama.
2.2.10.4.
Database Design
Perusahaan besar berlomba-lomba menciptakan sebuah
aplikasi database agar dapat diimplementasikan di dalam
perusahaannya untuk memenangkan persaingan dagang dengan
45
perusahaan lainnya, Perusahaan harus mampu untuk membangun
sebuah sistem untuk mempermudah pekerjaan yang dilakukan
user. Masih banyak perusahaan yang belum menggunakan sistem
basis data dalam penyimpanan data-data penting perusahaan.
Untuk mengatasi masalah tentang penyimpanan data yang
mungkin muncul, maka sangat perlu dibuatkan sebuah design
basis data pada perusahaan.
Menurut Connolly and Begg (2010, p320), menerangkan
bahwa perancangan basis data merupakan suatu proses pembuatan
sebuah rancangan yang akan mendukung tujuan perusahaan dan
tujuan yang harus dicapai guna memenuhi persyaratan sistem
basis data. Proses perancangan basis data dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1. Perancangan Basis Data Konseptual
Proses pengembangan dari pembangunan sebuah
model dari data yang digunakan dalam perusahaan.
Pengembangan ini tidak tergantung pada rancangan fisik.
Menurut Connolly dan Begg (2010,p322), langkah
awal dalam perancangan basis data adalah dengan
membangun model data konseptual lokal bagi setiap view.
Perancangan basis data konseptual bertujuan untuk
membangun model data konseptual lokal dari sebuah
perusahaan bagi setiap view tertentu.
46
Perancangan basis data konseptual melibatkan
beberapa aktifitas, yaitu :
a. Mengidentifikasi Entitas
Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi entitas
utama yang dibutuhkan oleh view. Sebuah metode untuk
mengidentifikasi
entitas
adalah
dengan
memeriksa
spesifikasi kebutuhan pengguna. Dari spesifikasi ini, akan
dapat diidentifikasi kata benda. Selain itu, tujuan dari
tahap ini juga untuk mencari objek utama.
b. Mengidentifikasi Relationship
Tahap
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
relationship penting yang terdapat antara entitas yang
telah diidentifikasi. Secara khusus, relationship ditandai
dengan kata kerja.
c. Mengidentifikasi dan Menghubungkan Atribut Dengan
Entitas atau Relationship
Tahap ini bertujuan untuk menghubungkan atribut
dengan entitas atau relationship yang sesuai. Atribut dapat
diidentifikasi dimana kata benda merupakan sebuah sifat,
kualitas, identifier, atau karakteristik dari entitas atau
relationship.
47
d. Menentukan Domain Atribut
Tahap ini bertujuan untuk menentukan domain
bagi atribut di dalam model data konseptual lokal. Domain
merupakan sebuah kolom nilai dari satu atau lebih atribut
yang menggambarkan nilai dari masing-masing atribut.
e. Menentukan Atribut Primary Key dan Candidate Key
Tahap
ini
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
candidate key bagi setiap entitas dan jika terdapat lebih
dari satu candidate key, pilihlah satu yang akan dijadikan
primary key.
f. Mempertimbangkan Penggunaan Konsep Permodelan
Lebih Lanjut
Tahap ini bertujuan untuk mempertimbangkan
penggunaan konsep pemodelan lebih lanjut, seperti
spesialisasi / generalisasi, agregasi dan composition.
g.
Memeriksa Model Untuk Pengulangan
Tahap ini bertujuan untuk memeriksa keberadaaan
berbagai pengulangan di dalam model. Pada tahap ini
berfungsi untuk memeriksa kembali relationship one-toone dan menghilangkan relationship yang berulang.
48
h.
Memvalidasi Model Konseptual Lokal terhadap
Transaksi User
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
model konseptual lokal mendukung transaksi yang
diperlukan oleh user.
i.
Mereview Model Data Konseptual lokal Dengan User
Tahap ini bertujuan untuk mereview model data
konseptual lokal dengan pengguna untuk memastikan
bahwa
model
tersebut
merupakan
gambaran
yang
sebenarnya.
2. Perancangan Basis Data Logikal
Proses
penyusunan
model
dari
data
yang
digunakan perusahaan berdasarkan pada model data yang
spesifik, tetapi tidak tergantung pada DBMS tertentu dan
pertimbangan fisikal lainnya.
Menurut Connolly and Begg (2010, p323), langkah
kedua dalam
merancang basis data adalah dengan
membangun dan memvalidasi model data logikal untuk
setiap view.
Perancangan
basis
beberapa aktifitas, yaitu :
data
logikal
melibatkan
49
a. Menghilangkan fitur-fitur yang tidak sesuai dengan
model relational (optional)
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini
adalah:
1. Menghilangkan tipe relasi many-to-many (*..*)
2. Menghilangkan tipe relasi recursive many-tomany(*..*)
3. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks
4. Menghilangkan atribut multi-valued
b. Membuat relasi untuk model data logikal lokal
Tahap ini bertujuan untuk membuat suatu relasi
untuk model data lokal logikal yang mempresentasikan
suatu entitas, relasi, dan juga atribut yang telah
diidentifikasi.
c. Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi
Pada tahap normalisasi memiliki beberapa langkah,
yaitu:
1. First
normal
form
(1NF),
menghilangkan
repeating group
2. Second normal form (2NF), menghilangkan partial
dependencies pada primary key
3. Third
normal
form
(3NF),
menghilangkan
transitive dependencies pada primary key
50
4. Boyce-codd normal form (BCNF), menghilangkan
anomaly-anomali
yang
masih
tersisa
dalam
functional dependencies.
d. Memvalidasi relasi pada transaksi-transaksi user
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
relasi dalam model data logikal lokal mendukung
transaksi-transaksi yang diperlukan dalam penggambaran.
e. Mendefinisikan integrity constraints
Integrity constraints memiliki lima tipe, yaitu :
1. Required data
2. Attribute domain constraints
3. Entity integrity
4. Referential integrity
5. Enterprise constraints
f. Meninjau ulang model data logikal lokal dengan user
Tahap ini bertujuan agar model data logikal
dapat menggambarkan model nyata dari suatu view.
g. Menggabungkan model-model data logikal ke dalam
model data global
Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini
adalah
1. Memeriksa kembali nama dan isi dari setiap
entitas dari candidate key.
51
2. Memeriksa
kembali
nama
dan
isi
dari
model
data
relationship foreign keys.
3. Menggabungkan
entitas
dari
logikal.
4. Memasukkan entitas yang unik ke dalam setiap
model data.
5. Menggabungkan foreign keys dari model data
logikal lokal.
6. Memasukkan foreign keys yang unik ke dalam
setiap model data tanpa menggabungkannya.
7. Memeriksa apakah ada entitas dan foreign keys
yang tertinggal.
8. Memeriksa kembali foreign keys
9. Memeriksa integrity constraints.
10. Menggambarkan diagram ER / relasi global
11. Meng-update dokumentasi
h. Memvalidasikan model data logikal global
Tahap ini bertujuan untuk memvalidasi relasi
yang dibuat dari model data logikal global dengan
menggunakan teknik dari normalisasi dan memastikan
relasi yang dibuat mendukung transaksi.
52
i. Mengecek pertumbuhan masa depan
Tahap
ini
bertujuan
untuk
menentukan
perubahan yang mungkin terjadi di masa depan dan
untuk menganalisis apakah model data logikal global
dapat mendukung perubahan yang terjadi.
j. Meninjau ulang model data logikal global dengan
users
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa
model data logikal merupakan representasi nyata
sebuah perusahaan.
3. Perancangan Basis Data Fisikal
Proses pembuatan gambaran dari implementasi
basis data pada penyimpanan sekunder.
Menurut Connolly and Begg (2010,p324), langkah
ke tiga dalam merancang basis data adalah dengan
menerjemahkan model data logikal kedalam target DBMS.
Perancangan basis data fisikal melibatkan beberapa
aktivitas, yaitu :
a. Merancang relasi dasar
Tahap ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana
merepresentasikan relasi dasar yang diidentifikasi dalam
model data logikal pada DBMS yang dipakai.
53
b. Merancang representasi dari data turunan
Tahap ini bertujuan untuk memutuskan bagaimana
mepresentasikan suatu data turunan pada model data
logikal pada DBMS yang dipakai.
c. Merancang batasan perusahaan
Tahap
ini
bertujuan
untuk
merancang
batasan
perusahaan dalam pengaksesan DBMS yang dipakai.
d. Analisis transaksi
Tahap ini bertujuan untuk menganalisis setiap
transaksi agar dapat mengetahui setiap fungsi dari suatu
transaksi yang dijalankan pada basis data dan untuk
menganalisis transaksi penting.
e. Memilih organisasi file
Tahap ini bertujuan untuk menentukan organisasi file
yang efisien untuk setiap relasional data.
f. Memilih indeks
Tahap ini bertujuan untuk menentukan apakah
penambahan indeks akan meningkatkan performa dan
kinerja dari suatu sistem.
54
g. Memperkirakan kapasitas disk yang dibutuhkan untuk
menyimpan basis data
Tahap ini bertujuan untuk mengestimasi jumlah
besarnya ukuran kapasitas disk yang diperlukan untuk
sistem basis data.
h. Merancang user views
Tahap ini bertujuan untuk merancang tampilan user
interface yang diidentifikasi dan dianalisis dari siklus
hidup aplikasi sistem basis data.
i. Merancang mekanisme keamanan
Tahap
ini
bertujuan
untuk
merancang
ukuran
keamanan untuk basis data yang telah ditentukan oleh
user.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan,
Database Design merupakan sebuah rancangan design sebuah
aplikasi basis data yang akan diimplementasikan ke dalam sebuah
perusahaan yang tentunya berdasar pada suatu masalah yang
sedang dihadapi suatu perusahaan.
2.2.10.5.
DBMS Selection
Menurut Connolly and Begg (2010, p325), pemilihan
DBMS merupakan suatu pemlihan yang dilakukan agar dapat
55
menemukan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis
data.
2.2.10.6.
Application Design
Menurut Connolly and Begg (2010, p329), tahap
Application Design meliputi proses perancangan pada tampilan
pengguna dan program aplikasi yang dapat digunakan serta dapat
mengolah basis data.
2.2.10.7.
Prototyping
Membuat sebuah model kerja dari aplikasi basis data.
Prototyping mengizinkan perancang dan pengguna untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi gambaran sistem secara
menyeluruh.
Menurut Connolly and Begg (2010, p333), tahap
Prototyping merupakan tahap pembuatan model kerja dari sistem
basis data sebelum diterapkan pada organisasi.
Dari
pendapat
di
atas
dapat
ditarik
kesimpulan,
Prototyping adalah sebuah model kerja sebuah basis data yang
dapat dijadikan untuk menggambarkan sebuah sistem agar dapat
dievaluasi secara menyeluruh untuk menghasilkan sebuah
masalah untuk dianalisis.
56
2.2.10.8.
Implementation
Sebuah aplikasi basis data setelah dirancang harus segera
diimplementasi agar mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
Menurut Connolly and Begg (2010, p333), tahap
implementasi merupakan tahap yang merealisasikan desain basis
logika dan desain fisik dari sistem basis data.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
implementasi merupakan tahap penggunaan basis data yang telah
dibuat berdasarkan desain logika dan desain fisik
2.2.10.9.
Data Conversion and Loading
Memisahkan data dari sistem yang lama ke sistem yang
baru. Langkah ini sangat diperlukan pada saat pemindahan dari
sistem lama ke sistem yang baru.
Menurut Connolly and Begg (2010, p334), menerangkan
bahwa
Data
Conversion
and
Loading
merupakan
tahap
pemindahan semua data yang ada kedalam basis data baru dan
mengubah semua aplikasi yang ada guna menjalankan sistem
basis data yang baru.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, Data
Conversion
and
Loading
adalah
sebuah
tahapan
untuk
memisahkan data-data penting perusahaan yang terdapat pada
sistem lama untuk dimasukan ke sistem baru yang baru selesai di
57
rancang, pemindahan ini diserta dengan penggantian beberapa
aplikasi untuk menunjang kelancaran sistem basis data baru.
2.2.10.10. Testing
Menguji sebuah basis data apakah masih memiliki error.
Dengan adanya pengujian itu membuat sistem yang banyak
kurang
menjadi
lebih
sempurna
kedepannya
untuk
diimplementasi.
Menurut Connolly and Begg (2010, p334), menerangkan
bahwa Testing merupakan proses pengimplementasian sistem
basis data pada periode tertentu, guna menemukan kesalahan yang
ada pada sistem.
Setelah melihat pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan,
Testing adalah pengujian terhadap aplikasi basis data untuk
mencari apakah masih memiliki error agar dapat diambil tindak
lanjut.
2.2.10.11. Operational Maintenance
Sebuah sistem basis data memerlukan penanganan serius
dan perawatan serius agar semua data dapat tersimpan aman tanpa
terganggu.
Menurut Connolly and Begg (2010, p335), menerangkan
bahwa proses Operational Maintenance merupakan proses
58
pemantauan dan pemeliharaan dari sistem basis data yang telah
dipasang.
Dari
pendapat
di
atas
dapat
ditarik
kesimpulan,
Operational Maintenance adalah sebuah proses pemeliharaan
sebuah sistem basis data agar semua kekurangan-kekurangan dan
error semuanya dapat terpantau dengan baik agar dapat diambil
tindakan pemulihan sistem dan pembenaran sistem.
2.2.11. Database Security
Di era sekarang ini banyak sekali ancaman-ancaman kehilangan
sebuah data yang dapat merugikan sebuah perusahaan. Untuk mencegah
hal ini Database Security sangatlah diperlukan.
Menurut Connolly and Begg (2010, p568), menerangkan bahwa
Database Security merupakan suatu mekanisme yang melindungi basis
data dari ancaman yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, Database Security
adalah sebuah bagian database yang dapat menjaga dan melindungi
sebuah aplikasi basis data dari ancaman-ancaman yang merugikan.
2.2.12. Database Recovery
Dalam perancangan sistem basis data harus memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan kehilangan data yang dapat diakibatkan dari
59
berbagai sumber akibat, maka dari itu harus dibuatkan sebuah database
recovery
Menurut Connolly and Begg (2010, p652), menerangkan bahwa
Recovery Database merupakan proses pengembalian keadaan basis data
kedalam keadaan semula.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, Database
Recovery merupakan proses pengembalian ulang seluruh keadaan basis
data ke dalam basis data awal berdasarkan kurun waktu yang telah
ditentukan.
2.3. Teori Pendukung
2.3.1. Penjualan
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya tentunya untuk
mencari keuntungan yang maksimal. Perusahaan guna mencapai
keuntungan maksimal perlu sekali melakukan penjualan suatu produk
yang tentunya berkualitas tinggi dan disukai pasar.
Menurut Kotler et al (2006, p470), menerangkan bahwa proses
penjualan merupakan serangkaian langkah-langkah yang dilakukan untuk
menjual suatu produk kepada pelanggan oleh bagian penjualan.
Menurut Fess (2006, p300), menerangkan bahwa penjualan
merupakan jumlah tukar uang yang dibebankan kepada pelanggan atas
suatu barang yang dipesan.
60
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penjualan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menjual
barang atau produk kepada pelanggan guna mendapatkan nilai tukar uang
berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak, yaitu penjual dan
pembeli.
2.3.2. Persediaan
Salah satu kegiatan perusahaan dalam menjalankan proses
bisnisnya adalah menyimpan barang-barang dagangan yang dijadikan
sebagai persediaan. Persediaan ini dapat disimpan di suatu tempat
ataupun di gudang.
Menurut Alfredson, K., et al (2007, p342), menerangkan bahwa
persediaan merupakan harta atau aset perusahaan yang tersedia untuk
dijual kepada pelanggan.
Menurut I Nyoman Yudha Astana (2007, p185), menerangkan
bahwa terdapat enam fungsi penting yang terdapat dalam persediaan
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan, sebagai berikut :
1. Meminimalkan resiko keterlambatan pengiriman barang yang
dibutuhkan oleh perusahaan
2. Menghilangkan resiko akan adanya barang rusak ketika
pemesanan barang
3. Meminimalkan resiko terhadap kenaikan harga
61
4. Untuk menyimpan barang-barang secara aman sehingga jika
dibutuhkan sewaktu-waktu dapat tersedia.
5. Mendapatkan potongan harga atas pembelian barang
6. Menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan agar
kebutuhannya dapat terpenuhi.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persediaan
adalah sebuah aset atau kekayaan perusahaan berupa barang-barang
dagangan hasil produksi atau hasil pembelian dari pemasok yang
disimpan di dalam suatu tempat atau gudang yang kemudian akan dijual
kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.3.3. Pembelian
Untuk pengadaan bahan baku produksi atau barang-barang yang
akan dijual oleh perusahaan, maka perusahaan perlu sekali melakukan
pembelian kepada pemasok agar proses bisnis suatu perusahaan dapat
berjalan lancar.
Menurut William B. Joyce (2006, p202), menerangkan bahwa
kegiatan pembelian bertanggung jawab untuk mendapatkan material,
layanan, yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa layanan.
Menurut Andreas P. Kakorius (2006, p709-711), membagi proses
pembelian menjadi lima langkah, yaitu :
62
•
Initiation Phase
Proses pembelian diawali dengan adanya kebutuhan akan jasa
maupun suatu barang.
•
Planning Phase
Merupakan siklus utama dari suatu siklus pembelian dimana
terjadi perencanaan terhadap list barang yang akan dibeli agar
tidak terjadi kesalahan dalam pembelian yang dapat
menyebabkan kerugian.
•
Qualification Phase
Pemilihan pemasok melalui tingkat kualitas barang yang
dihasilkan agar barang tersebut terjamin kualitasnya.
•
Winning Phase
Merupakan tahap akhir untuk memilih pemasok yang tepat
untuk menjadi distributor tetap.
•
Monitoring and Review Phase
Pembeli harus secara teratur dalam melakukan pemantauan
agar barang yang dihasilkan oleh pemasok dapat terpantau
terus kualitasnya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelian
adalah suatu serangkaian kegiatan perusahaan dalam pengadaan barangbarang produksi atau barang-barang yang akan dijual oleh perusahaan,
selain itu dengan proses pembelian ini perusahaan dapat menilai dan
menentukan pemasok yang berkualitas.
63
2.3.4. Piutang
Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual
lebih banyak produk atau jasa. Penjualan secara kredit itulah yang biasa
dikenal sebagai piutang bagi perusahaan.
Menurut Warren Reeve Fess (2006, p404), Piutang adalah semua
klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,
perusahaan, atau organisasi lainnya.
2.3.5. Retur
Pelanggan atau customer dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
tentunya menginginkan barang yang bermutu tinggi agar dapat dipakai
untuk kebutuhan. Apabila ada barang rusak pada saat pembelian maka
barang tersebut akan berkurang nilainya dan harus segera dikembalikan.
Menurut Warren Reeve Fess (2006, p310), Retur adalah
pengembalian suatu produk atau barang akibat cacat atau rusak. Di dalam
retur terdapat dua jenis yaitu retur penjualan dan retur pembelian.
Download