Membentuk Karakter Cara Islam - Pustaka E

advertisement
Membentuk Karakter Cara Islam
(ringkasan)
Judul Buku
: Membentuk Karakter Cara Islam
Penulis
: M. Anis Matta
Penerbit
: Al-I’tishom Cahaya Umat, Jakarta
Tahun
: 2002
Ukuran Buku
: 90 hal; 12,5 cm x 19 cm
ISBN
: 979-3071-11-7
Edisi Cetakan
: Cetakan ketiga, Mei 2003
Perangkum
: pustaka hanan
Anda pernah mendengar kata “split personality”? atau kepribadian yang terpecah? Maka
semua itu berhubungan dengan proses pembentukan karakter seorang manusia. Karakter
yang ada di dalam dirinya. Maka buku ini akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan karakter manusia dan proses pembentukannya, serta langkah-langkah apa yang
harus dilakukan untuk membentuk karakter cara islam.
Krisis Moral dan Kepribadian
Kita hidup dalam sebuah dunia yang gelap, dimana setiap orang meraba-raba, namun
tidak menemukan denyut nurani, tidak merasakan sentuhan kasih, dan tidak melihat sorot
mata persahabatan yang tulus, dalam hal ini masyarakat mungkin mengalami krisis
moral. Krisis moral dapat ditandai oleh dua gejala yaitu tirani dan keterasingan. Tirani
merupakan gejala dari rusaknya perilaku sosial, sedangkan keterasingan menandai
rusaknya hubungan sosial.
Penyebab terjadinya krisis moral adalah :
1. Adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia yang
menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika
2. Hilangnya model kepribadian yang integral, yang memadukan kesalihan dengan
kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan seterusnya
3. Munculnya antagonisme dalam pendidikan moral
4. Lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan moral
Krisis moral ini menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan di dalam masyarakat
yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Maka solusi yang sangat tepat bagi
masalah ini hanya satu yaitu : Kembali menempuh jalan Allah, kembali kepada jalan
islam. “Maka, barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah : 38)
Ringkasan, Membentuk Karakter Cara Islam
1
Akhlak Dalam Semua Sisi Kehidupan
Akhlak adalah nilai pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam
jiwa, lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku yang bersifat tetap, natural, dan
refleks. Jadi, jika nilai islam mencakup semua sektor kehidupan manusia, maka perintah
beramal shalih pun mencakup semua sektor kehidupan manusia itu.
Akhlak = Iman + Amal Shalih
Maka akhlak Laa Ilaaha Illallaah sebagai kumpulan nilai kebenaran, kebaikan, dan
keindahan memasuki individu manusia dan merekonstruksi visi, membangun mentalitas,
serta membentuk akhlak dan karakternya. Demikianlah, Laa Ilaaha Illallaah sebagai
kumpulan nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan memasuki masyarakat manusia dan
mereformasi sistem, serta membangun budaya dan mengembangkan peradabannya.
Walaupun islam merinci satuan akhlak terpuji, namun dengan pengamatan mendalam,
kita menemukan satuan tersebut sesungguhnya mengakar pada induk karakter tertentu.
Sedangkan akhlak tercela seperti penyakit syubhat dan syahwat, sama bersumber dari
kelemahan akal dan jiwa.
Pembentukan prilaku
Faktor-faktor pembentuk perilaku antara lain :
Faktor internal :
1. Instink biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung
lama akan menimbulkan sifat rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku
tetapnya, dan seterusnya
2. Kebutuhan psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan
aktualisasi diri
3. Kebutuhan pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikir
seseorang seperti mitos, agama, dan sebagainya
Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidikan
Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu :
1. fitriyah, yaitu sifat bawaan yang melekat dalam fitrah seseorang yang dengannya
ia diciptakan, baik sifat fisik maupun jiwa.
2. Muktasabah, yaitu sifat yang sebelumnya tidak ada namun diperoleh melalui
lingkungan alam dan sosial, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
Ringkasan, Membentuk Karakter Cara Islam
2
Proses pembelajaran
Dalam konsep Islam, karakter tidak sekali terbentuk, lalu tertutup, tetapi terbuka bagi
semua bentuk perbaikan, pengembangan, dan penyempurnaan, sebab sumber karakter
perolehan ada dan bersifat tetap. Karenanya orang yang membawa sifat kasar bisa
memperoleh sifat lembut, setelah melalui mekanisme latihan. Namun, sumber karakter
itu hanya bisa bekerja efektif jika kesiapan dasar seseorang berpadu dengan kemauan
kuat untuk berubah dan berkembang, dan latihan yang sistematis.
Tahapan perkembangan perilaku
Tahap I (0 – 10 tahun)
Perilaku lahiriyah, metode pengembangannya adalah pengarahan, pembiasaan,
keteladanan, penguatan (imbalan) dan pelemahan (hukuman), indoktrinasi
Tahap II ( 11 – 15 tahun)
Perilaku kesadaran, metode pengambangannya adalah penanaman nilai melalui dialog,
pembimbingan, dan pelibatan
Tahap III ( 15 tahun ke atas)
Kontrol internal atas perilaku, metode pengembangannya adalah perumusan visi dan misi
hidup, dan penguatan tanggung jawab kepada Allah swt
Ambivalensi Kejiwaan Manusia
Ambivalensi adalah dua garis jiwa yang berbeda bahkan berlawanan, namun saling
berhadapan. Fungsinya :
1. Merekatkan sisi-sisi kepribadian manusia tetap utuh
2. Memperluas wilayah kepribadian manusia dengan tetap menjaga pusat
keseimbangannya
3. Menjaga dinamika perkembangan jiwa manusia
Seseorang akan memiliki tingkat kesehatan mental yang baik, jika garis jiwa yang
ambivalen berjalan dan bergerak secara harmonis, seakan simfoni indah orkestra handal.
Maka langkah yang harus ditempuh agar simfoni tersebut mengalun indah dan harmonis
adalah :
1. Atur posisi dan komposisi garis jiwa itu secara benar, dan hilangkan semua
kecenderungan jiwa yang salah
2. Berikan atau tentukan arah kecenderungan jiwa secara benar dan natural.
3. Lihat ekspresinya dalam bentuk sikap dan perilaku kesehariannya
Garis jiwa yang ambivalen ada dalam diri manusia sejak ia lahir sampai ia mati, melekat,
dan mewarnai semua sisi kehidupannya. Walaupun demikian, tetap ada perbedaan
mendasar tentang objek dan alasan yang melahirkan garis jiwa menjadi perilaku, pada
tahapan usia yang berbeda pula.
Pembentukan Kepribadian
Kepribadian terbentuk setelah melalui proses :
Ringkasan, Membentuk Karakter Cara Islam
3
1. Adanya nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, mungkin agama,
ideologi, dan sebagainya
2. Nilai membentuk pola pikir seseorang yang secara keseluruhan ke luar dalam
bentuk rumusan visinya
3. Visi turun ke wilayah hati dan membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan
keluar dalam bentuk mentalitas
4. Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara
keseluruhan disebut sikap
5. Sikap yang dominan dalam diri seseorang secara kumulatif mencitrai dirinya
adalah kepribadian
Tiga langkah merubah karakter
1. Terapi kognitif
Cara yang paling efektif untuk memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah
dengan memperbaiki cara berfikir
Langkah :
Pengosongan, berarti mengosongkan benak kita dari berbagai bentuk pemikiran yang
salah, menyimpang, tidak berdasar, baik dari segi agama maupun akal yang lurus
Pengisian, berarti mengisi kembali benak kita dengan nilai-nilai baru dari sumber
keagamaan kita, yang membentuk kesadaran baru, logika baru, arah baru, dan lensa
baru dalam cara memandang berbagai masalah
Kontrol, berarti kita harus mengontrol pikiran-pikiran baru yang melintas dalam
benak kita, sebelum berkembang menjadi gagasan yang utuh
Doa, berarti bahwa kita mengharapkan unsur pencerahan Ilahi dalam cara berfikir
kita
2. Terapi mental
Warna perasaan kita adalah cermin bagi tindakan kita. Tindakan yang harmonis akan
mengukir lahir dari warna perasaan yang kuat dan harmonis
Langkah :
Pengarahan, berarti perasaan-perasaan kita harus diberi arah yang jelas, yaitu arah
yang akan menentukan motifnya. Setiap perasaan haruslah mempunyai alasan lahir
yang jelas. Itu hanya mungkin jika perasaan dikaitkan secara kuat dengan pikiran kita
Penguatan, berarti kita harus menemukan sejumlah sumber tertentu yang akan
menguatkan perasaan itu dalam jiwa kita. Ini secara langsung terkait dengan unsur
keyakinan, kemauan, dan tekad yang dalam yang memenuhi jiwa, sebelum kita
melakukan suatu tindakan.
Kontrol, berarti kita harus memunculkan kekuatan tertentu dalam diri yang berfungsi
mengendalikan semua warna perasaan diri kita
Doa, berarti kita mengharapkan adanya dorongan Ilahiyah yang berfungsi membantu
semua proses pengarahan, penguatan, dan pengendalian bagi mental kita
Ringkasan, Membentuk Karakter Cara Islam
4
3. Perbaikan fisik
Sebagaimana ahli kesehatan mengatakan bahwa dasar-dasar kesehatan itu tercipta
melalui perpaduan yang baik antara tiga unsur :
1. Gizi makanan yang baik dan mencukupi kebutuhan
2. Olahraga yang teratur dalam kadar yang cukup
3. Istirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan relaksasi tubuh
Hadist riwayat Imam Ahmad :
Rasulullah berkata, “Inginkah kalian kuberitahu tentang siapa dari kalian yang paling
kucintai dan akan duduk di majelis terdekat denganku di hari kiamat?”
Kemudian Rasul mengulanginya sampai tiga kali, dan sahabat menjawab “Iya, ya
rasulullah !” Lalu rasul bersabda, “Orang yang paling baik akhlaknya.”
Ringkasan, Membentuk Karakter Cara Islam
5
Download