12 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian

advertisement
12
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi adalah suatu dinamik transaksional yang mempengaruhi perilaku
dalam nara sumber, dan penerimanya dengan sengaja menyadari (to code) perilaku
mereka yang menghasilkan pesan yang mereka salurkan lewat suatu saluran dalam
(channel) juga merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu.7
Komunikasi mengacu pada tindakan satu orang atau lebih yang mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise) yang terjadi dalam konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik. Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang manusia miliki, pengetahuan
dan ketrampilan yang menyangkut komunikasi termasuk diantara yang paling penting
dan berguna. Selain itu komunikasi juga selalu mempunyai efek atau dampak atas
satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindakan
komunikasi selalu ada konsekuensinya. Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan
pada masalah komunikasi massa.
7
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal.72.
12
13
Sedangkan definisi komunikasi massa sendiri yang memiliki kaitan yang erat
dengan media yang dibahas dalam penelitian ini menyatakan bahwa komunikasi
massa (mass communication) adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap
kepada
banyak
orang,
biasanya
menggunakan
mesin,
atau
media
yang
diklasifikasikan kedalam media massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar
atau majalah dan film.8
Sementara
menurut
pendapat
De
Vito
dalam
bukunya
yang
berjudul:
“Communicology:An Intro-duction to the Study of Communication” yang juga
dikutip oleh Onong (Effendy, 1994;21) antara lain menegaskan :
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua yang menonton
televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancarpemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih
mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat
kabar, majalah, film, buku, dan pita.9
8
9
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta. Hal. 11
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, perspektif teoritik. Yogyakarta,2005. Hal. 80
14
Peneliti memakai Model teori Stimulus Organisme Response (Rangsangan
Tanggapan), atau lebih populer dengan sebutan model S-O-R. Kaitan antara teori ini
dengan penelitian peneliti mengenai Opini Masyarakat RW 011 Kelurahan Kalideres
Jakarta Barat pada Tayangan Bedah Rumah di RCTI adalah karena model
menjelaskan tentang pengaruh atau rangsangan yang terjadi pada pihak penerima,
pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu.
Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut
terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus yang nantinya akan menimbulkan
pendapat dari pihak penerima. Unsur-unsur yang terdapat di dalam teori stimulusorganisme-response (S-O-R) adalah : pesan (stimulus), komunikan (organisme), efek
(response).10
Teori S-O-R dapat di gambarkan sebagai berikut :
Organisme
1. Perhatian
Response
(opini)
2. Pengertian
Stimulus
3. Penerimaan
10
Sasa Djuarsa Sandjaya, Dkk, Teori Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2001, hal 5
15
Ketika stimulus masuk kedalam organisme melalui panca maka terjadilah
proses yang dinamakan sensory stimuli, yang merupakan suatu proses yang dialami
oleh seseorang ketika menerima stimuli lewat seluruh inderanya. Dalam komunikasi
massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada televisi kita hanya
mendengar serta melihat.11
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian komunikasi massa melalui
definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu komunikasi.
Berikut karakteristik komunikasi massa.12
1. Komunikator Terlembaga
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah
memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media
cetak maupun elektronik dan bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.
2. Pesan Bersifat Umum
11
Mar,at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia, 1982, hal 26
12
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Hal. 6-7
16
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada
komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui
identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin
mengenal
sikap
dan
perilakunya.
Sedangkan
dalam
komunikasi
massa,
komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya
menggunakan media dan tidak tatap muka. Di damping anonim, komunikan
komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya
adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan
tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara
serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
17
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Mulyana didalam bukunya mengungkapkan, salah satu prinsip komunikasi
adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi
menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan
dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan
dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan
kelemahannya. Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikatornya
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif
menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara
keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam
komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
7. Stimulasi Alat Indera Terbatas
Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya,
adalah stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersona yang
bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan
komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat,
mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasi massa,
18
stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan
majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak
hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indera
penglihatan dan pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)
Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpersona, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa. Efektivitas komunikasi sering kali dapat dilihat
dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.1.3 Efek Komunikasi Massa
Menurut Onong Uchjana Effendi, efek komunikasi diklasifikasikan menjadi
efek kognitif, efek konatif dan efek afektif, berikut adalah penjelasannya :
1) Efek kognitif (Cognitive Effect)
Efek ini berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang
tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung merasa jelas.
19
2) Efek Afektive (Affective Effect)
Efek ini berkaitan dengan perasaan akibat dari menonton acara tv atau film
bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan
mediapun bermacam-macam.
3) Efek Konatif (Konative Effect)
Efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung
menjadi suatu kegiatan atau tindakan, karena berbentuk perilaku, maka efek
konatif sering juga disebut efek behavioral.13
2.1.4 Proses Komunikasi
Proses tidak lain adalah suatu kegiatan atau aktivitas secara terus menerus
dalam kurun waktu tertentu. Proses yang terjadi dalam komunikasi secara umum ada
dua, yaitu : proses primer ( primary process ) dan proses secara sekunder ( secondary
process ).
13
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1999, hal
45
20
Proses komunikasi secara primer adalah komunikasi yang dilakukan secara
tatap muka, langsung antara seseorang kepada orang lain guna menyampaikan pikiran
maupun perasaannya.
Proses komunikasi secara sekunder itu tidak lain adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama, media pertama dalam
proses komunikasi adalah bahasa.14
Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
dimana komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa komunikatornya beraksi
dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan.
Ada beberapa model dalam komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi, salah satu model itu adalah :
Model Melvin De Fleur15
Banyak model komunikasi dibuat dan dikembangkan secara berbeda satu
sama lain. Hal ini sangat tergantung pada lingkup sosial, latar belakang keilmuan, dan
tujuan dibuatnya model. Dan pada model De Fleur didalamnya terdapat 8 elemen
yang saling keterkaitan, yaitu :
14
ibid, hal 48
15
Dedy Nur Hidayat, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, hal 147
21
1. Source
: Sumber pengirim
2. Transmitter
: Alat pengolah informasi
3. Channel
: Saluran
4. Receiver
: Penerima
5. Destination
: Tujuan
6. Noise
: Gangguan
7. Mass medium device : Perangkat media massa
8. Feedback device
: Perangkat umpan balik
Dalam model De Fleur, sumber dan pemancar tidak berada di satu posisi.
Baginya, antara sumber dengan pemancar berbeda tahapannya dalam aktivitas
komunikasi massa. Saluran menjadi media massa yang mampu menyebarkan pesanpesan yang dikemukakan sumber. Sementara itu, fungsi penerima pesan adalah
sebagai orang yang dikenai sasaran pesan yang disebarkan dan penginterpretasi
pesannya. Tujuannya adalah menguraikan pesan dan memberi mereka interpretasi
penerima. Hal ini sama dengan fungsi otak. Umpan balik adalah respons dari tujuan
kepada sumber.
Model ini menekankan fakta bahwa gangguan boleh mencampuri banyak hal
dalam proses komunikasi massa dan tidak semata-mata diidentifikasi dengan saluran
22
atau media. Titik tekan utama model De Fleur ini adalah untuk mencapai berbagai
pengertian makna pesan antara sumber dengan tujuan.
2.1.5 Fungsi Dan Tujuan Komunikasi Massa
A. Fungsi Komunikasi Massa
Sesungguhnya banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa
dengan versinya masing-masing. Memang adakalanya terdapat bidang-bidang
bahasan yang mirip atau relatif sama, akan tetapi banyak pula bidang-bidang yang
berbeda dan jauh lebih luas. Untuk lebih memperkaya pengetahuan, sudah tentu
sangat baik apabila di kemukakan juga pendapat seorang tokoh yang sangat terkenal
di bidangnya yang bukunya telah diterjemahkan ke dalam 12 bahasa dan tersebar di
berbagai belahan dunia. Siapa lagi kalau bukan Joseph Devito.
DeVito mengatakan, bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari
media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi
pokok. Enam di antara fungsi yang paling penting yang dibahasnya adalah sebagai
berikut16 :
16
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Perspektif teoritik, Yogyakarta, 2005. Hal. 91-95
23
1. Fungsi Menghibur
Media mendesain dan memberikan program-program hiburan itu untuk
mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat
menjual hal ini kepada para pengiklan. Inilah sebab utama adanya komunikasi massa.
Dalam masyarakat di mana negara membantu kehidupan media atau di mana
periklanan dilarang untuk dilakukan di banyak macam media, prosesnya berbeda.
Tetapi di Amerika Serikat dan di kebanyakan negara demokrasi lainnya, jika media
tidak memberi hiburan, mereka tidak akan hidup lama dan dengan cepat akan
tersingkir dari arena.
2. Fungsi Meyakinkan
Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya
yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat datang dalam
banyak bentuk, misalnya : a) Mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan,
atau nilai seseorang, b) Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, c)
Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan d) Memperkenalkan etika,
atau menawarkan sistem nilai tertentu.
3. Menginformasikan
Menurut De Vito, sebagian besar informasi, kita dapatkan bukan dari sekolah,
melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, seni, film, sosiologi, psikologi,
ekonomi, dan masih banyak lagi subyek lainnya dari media. Kita juga mengenal
24
tempat-tempat lain dan masa-masa lain dari film, di samping juga dari buku sejarah.
Salah satu cara mendidik (atau mempersuasi) adalah melalui pengajaran nilai-nilai,
opini, serta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pemirsa atau pembaca.
4. Menganugerahkan Status
Daftar orang terpenting di dunia bagi kita hampir boleh dipastikan berisi
nama-nama orang yang banyak dimuat dalam media. Tanpa pemuatan ini orangorang tersebut tentulah tidak penting, setidak-tidaknya di mata masyarakat.
5. Fungsi Membius
Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan
adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan
informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah di ambil.
Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif
seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik.
6. Menciptakan Rasa Kebersatuan
Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadarinya
adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.
Bayangkanlah, seorang pemirsa televisi yang sedang sendirian, duduk di kamarnya
menyaksikan televisi sambil menikmati makan malam. Program-program televisi
25
membuat orang yang kesepian ini merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang
lebih besar.
B. Tujuan Komunikasi Massa
Sedangkan tujuan dari komunikasi massa terbagi menjadi empat, yaitu :17
1) Pengetahuan.
Seseorang menggunakan media massa untuk mengetahui sesuatu atau
memperoleh tentang sesuatu.
2) Hiburan.
Kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan, dan orang
mencari hiburan salah satunya dari media massa. Hiburan dapat
diperoleh melalui beberapa bentuk, yaitu : (1) stimulasi atau pencarian
(2) relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan
dan masalah, dan (3) pelepasan emosi dari perasaan dan energi
terpendam.
3) Kepentingan Sosial.
Kebutuhan ini diperoleh melalui pembicaraan atau diskusi tentang
sebuah program televisi, film terbaru, atau program radio siaran
17
Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & TV. Hal 23-24
26
terbaru. Isi media menjadi bahan perbincangan yang hangat. Media
memberikan kesamaan landasan untuk membicarakan masalah sosial.
Dengan demikian media juga berfungsi untuk memperkuat hubungan
dengan keluarga, teman dan yang lain dalam masyarakat.
4) Pelarian
Orang menggunakan media tidak hanya untuk tujuan santai tetapi juga
sebagai bentuk pelarian. Orang menggunakan media massa untuk
mangatasi rintangan antara mereka dengan orang lain, atau untuk
menghindari aktivitas lain.
2.2 Khalayak
Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,
pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu
aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab
berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak.18
Karakteristik
penonton
media
televisi
adalah
bersifat
individual,
psychological independent, penontonnya senantiasa berubah-ubah, tidak menentu,
bebas berbuat sesuatu, mudah bosan, dan mudah terganggu perhatiannya. Selain itu
18
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, 2009, hal 157
27
sifat khalayak pemirsa televisi adalah heterogenitas. Jumlahnya banyak, tidak saling
mengenal kecuali yang diorganisasikan, tidak dikenal dan mengenal pengirim pesan,
dan dapat memberikan secara langsung.
De Fleur mengungkapkan pendapatnya mengenal karakteristik khalayak : “Media
massage contain particular stimulus attributes the have differential interaction with
personality characteristics of members of the audience (and therefore) there will be
variation in effect which correspond to such individual difference. (Pesan yang
disampaikan melalui media berisi fakta yang merupakan rangsangan dan diterima
dengan reaksi yang berbeda diantara khalayak, dimana mereka sifatnya juga berbedabeda, termasuk keinginannya).
2.3 Televisi Sebagai Media Massa
2.3.1 Pengertian Televisi
Televisi adalah, alat komunikasi massa yang di gunakan dalam proses
komunikasi, dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan
bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikan yang
heterogen.19
19
Onong Uchjana Effendy, opcit., hal 24
28
Istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan “visi” yang berarti
penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip radio sedangkan segi
penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar,
baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (moving picture) maupun diam (still
picture).
2.3.2 Karakteristik Televisi
Televisi merupakan sarana komunikasi massa dimana terjadi komunikasi
antara komunikator dengan komunikan. Sebagai media komunikasi massa, televisi
memiliki karakteristik sebagai berikut:20
1.
Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancar/transmisi.
2.
Isi pesan audio visual. Artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan
pada waktu ada siaran.
3.
Sifatnya periodik. Tidak dapat diulang.
4.
Sifatnya transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa
dilihat dan didengar secara sekilas.
5.
20
Serentak dan global.
JB Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Grafiti, Jakarta, 1996, hal.8-9
29
6.
Meniadakan jarak dan waktu.
7.
Dapat
menyajikan
peristiwa/pendapat
yang
sedang
terjadi,
secara
langsung/orisinil.
8.
Bahasa yang digunakan formal dan non-formal (bahasa tutur).
9.
Kalimat singkat, padat, jelas, sederhana.
10.
Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol
sosial, menghubungkan, atau sebagai bahan informasi.
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Seperti media massa pada umumnya, televisi juga memiliki keunggulan dan
kelemahannya sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi programatis dan
teknologis.
Keunggulan televisi dari sisi programatis:21
Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu
membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak terbatas.
21
A.Alatas Fahmi, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa,YPKMD, Jakarta, 1997, hal 30-32
30
1. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian
sepenuhnya dan intim
2. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun rekayasa), sementara media lain (film)
hanya memiliki bintang yang direkayasa.
Sedangkan keunggulan televisi dari sisi teknologis, siaran televisi dapat
menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan (mampu
menguasai ruang). Televisi juga memiliki daya rangsang yang sangat tinggi, sehingga
dapat mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara
langsung.
Namun dibalik keunggulannya, televisi juga memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan ini berkaitan langsung dengan keunggulannya. Kelemahannya yaitu :22
Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang
pasif, sebagai penerima pesan saja.
1. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa
mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya.
2. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada
gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang implikasi kultural dari televisi.
22
Ibid hal 30-32
31
3. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan berorientasi pada pertimbangan komersil atau bisnis
sehingga menyampingkan faktor pendidikan.
4. Sebagai media massa elektronik dan bertumpu kepada teknologi modern,
maka televisi menjadi media dengan proses produksi yang mahal.
2.3.4 Fungsi Media Televisi
Ada beberapa pendapat dari para pakar mengenai fungsi media televisi.
Menurut Dr. Harold D. Lasswell ada tiga fungsi media televisi, yaitu :23
1. The Surveilance Of The Environment.
Artinya media televisi bertindak sebagai pengamat lingkungan dan selalu
memberikan berbagai informasi atas hal-hal yang tidak dapat terjangkau khalayak.
2. The Correlation Of The Parts Of Society In Responding To Environment.
Berarti bahwa media televisi lebih menekankan kepada pemilihan, penilaian,
penafsiran tentang apa yang patut disampaikan kepada khalayak, dengan demikian
televisi dapat dinilai sebagai “Gate-keeper” dari arus komunikasi.
23
Darwanto Sastro Subroto, Multi Media Training Center, Produksi Acara TV, Duta Wacana
University, 1994, hal 15-17
32
3. The Transmission Of The Social Heritage From Generation To The Generation.
Hal ini menunjukkan bahwa televisi berfungsi sebagai jembatan tata nilai dan
budaya dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain televisi berfungsi
sebagai media pendidikan.
2.4 Program Televisi
2.4.1 Pengertian Program Televisi
Setiap stasiun televisi mempunyai ciri atau warna program siaran masingmasing. Setiap stasiun mempunyai policy atau kebijakan sendiri-sendiri terhadap
sasaran penontonnya. Ada stasiun yang mengabdi pada pelayanan publik, ada pula
stasiun yang lebih menekankan pada kreativitas program buatan sendiri sehingga
warna siarannya benar-benar datang dari manajemen perusahaan.
Jika dilihat asal mula program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi
program, maka kita dapat membagi program sebagai berikut :24
Program yang dibuat sendiri (In-house Production), biasanya adalah program
berita (news programme) dan program yang terkait dengan informasi, misalnya :
laporan khusus, infotainment, laporan kriminalitas, fenomena social, perbincangan
24
Morissan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakasa, Jakarta,
2005, hal 266-267
33
(talk show), biografi tokoh, feature, film documenter. Program yang menggunakan
studio, misalnya game show, kuis, musik, variety show, juga termasuk program yang
dibuat sendiri.
Program yang dibuat pihak lain misalnya : program drama (film, sinetron,
telenovela), program musik (video klip), program reality show dan lain-lain.
2.4.2 Jenis Program Televisi
Berbagai jenis program televisi itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya, yaitu :25
1. Program Informasi (berita)
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program
informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
A. Berita Keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh mediaa penyiaran karena sifatnya yang
segera untuk diketahui oleh khalayak.
25
Ibid, hal 100-107
34
B. Berita Lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan.
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur
audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk
dalam kategori hiburan adalah drama, musik, dan permainan (game).
A. Drama
Program Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh)
yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema
elektronik (sinetron) dan film.
B. Permainan
Program permainan atau game show merupakan suatu bentuk program
yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim)
yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu, menjawab pertanyaan dan
atau memenangkan suatu bentuk permainan. Program permainan dapat dibagi
menjadi tiga jenis yaitu :
35
1) Quiz Show
Ini merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana
dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah
pertanyaan.
2) Ketangkasan
Peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik
atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan
atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan
strategi.
3) Reality Show
Sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan
suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan
realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa
adanya. Dengan kata lain program ini mencoba menyajikan suatu
keadaan yang nyata (riil) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa
rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan
permainan (game).
36
C. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor)
ataupun di dalam studio (indoor).
2.4.3 Reality Show
Jika melihat dari jenis-jenis program televisi diatas reality show masuk dalam
jenis program permainan (game show), reality show bukanlah program baru dalam
pertelevisian kita saat ini, akan tetapi konsepnya telah bergeser dari konsep. Dengan
kata lain, reality show adalah suatu acara yang menampilkan realitas nyata atau asli
kehidupan masyarakat sehari-hari yang diambil dari seseorang lalu disiarkan melalui
jaringan TV.
37
2.5 Opini
2.5.1 Pengertian Opini
Opini adalah pendapat seseorang mengenai sesuatu untuk menarik perhatian
dan minat orang tersebut.26
Dalam ilmu komunikasi, istilah-istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude)
sering dipadukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan
jawaban terbuka terhadap sesuatu atau lisan.
Opini mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan keputusan atau tafsiran
yang terbentuk didalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah
lebih kuat dari pada sebuah kesan dan lebih lemah dari pada pengetahuan yang
positif. Opini dapat juga berarti pernyataan yang diucapkan atau ditulis.27
Dalam penelitian ini, Masyarakat RW 011 Kelurahan Kalideres Jakarta Barat
termasuk kedalam kategori publik. Maka opini yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah opini publik. Opini yang dilontarkan juga adalah jawaban yang diberikan oleh
Masyarakat RW 011 Kelurahan Kalideres Jakarta Barat pada tayangan Bedah Rumah
di RCTI.
26
Betty Soemirat, Opini Publik, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal 1-3
27
Frazier Moore, Humas prinsip, Kasus dan Masalah. Bandung, 1987. Hal.12
38
Istilah opini
publik
dapat
dipergunakan
untuk
menandakan setiap
pengumpulan pendapat yang dikemukakan individu-individu. Tidak jarang istilah
opini publik digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari
sejumlah besar orang.
Opini publik, menurut William Albiq (Santoso S.1990) adalah suatu jumlah
dari pendapat-pendapat individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik
merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik.28
Devinisi lain mengenai opini disebutkan bahwa opini adalah tanggapan aktif
terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang
diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang
kompleks yang terdiri atas kepercayaan, nilai-nilai dan pengharapan.29
a. Kepercayaan
Persepsi mengenai sejumlah hubungan antara dua hal atau antara satu hal
tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud.
b. Nilai-Nilai
Cara untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan afektif atau perasaan, yang
membantu seseorang mengevaluasi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.
28
Helena Olii, Opini Publik, Jakarta, 2007. Hal.20
29
Dan Nimo, Komunikasi Politik Khalayak dan Effek, Bandung, 1989. Hal. 12
39
c. Pengharapan
Manusia mengkontruksikan tindakan berdasarkan pengalaman masa lalu
untuk digunakan disaat sekarang dalam rangka mengakses kemungkinankemungkinan yang akan datang. Bentuknya adalah keinginan dan usaha keras.
2.5.2 Jenis-jenis Opini
Dalam kaitan dengan proses produksi terdapat efek, salah satu jenisnya adalah
opini, ternyata bahwa opini yang dikemukakan manusia terdiri atas berbagai jenis.
Berikut adalah jenis-jenis opini menurut Sastropoetro.30
1) Opini individu, adalah opini yang dikemukakan oleh orang-orang secara
terbuka.
2) Opini pribadi, adalah opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang
lain yang mempunyai hubungan dekat dengannya atau dipercayainya.
3) Opini kelompok, adalah opini yang dikemukakan oleh sekelompok orang
melalui juru bicaranya (ketua kelompok atau orang lain).
4) Opini konsensus, adalah opini yang dihasilkan dari kesepakatan diantara para
anggota kelompok.
30
Frazier Moore, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosd Karya, Bandung, 1987
40
5) Opini koalisi, adalah opini yang dihasilkan dari suatu gabungan.
6) Opini mayoritas, adalah opini kelompok yang terbesar dalam masyarakat.
7) Opini minoritas, adalah opini kelompok yang terkecil dalam suatu
masyarakat.
8) Opini menurut perhitungan angka, adalah opini yang didasarkan kepada
perhitungan suara.
9) Opini aklamasi, adalah opini yang diterima atau ditolak secara serentak oleh
seluruh khalayak.
10) Opini khalayak, adalah kesatuan opini yang ditimbulkan dari sekelompok
orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang
kontroversial.
11) Opini umum, adalah oopini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan
pendapat umum tentang suatu isu.
12) Opini musyawarah, adalah opini yang dihasilkan dari masyarakat perundingan
tentang suatu isu.
13) Opini kesepakatan, adalah opini yang telah disepakati oleh sekelompok orang
yang membahas suatu isu tertentu.
41
Dalam fokus opini yang menyangkut skripsi peneliti lakukan lebih dominan
pada opini khalayak, karena didalam pengertian opini khalayak adalah kesatuan
pendapat atau opini yang ditimbulkan dari sekelompok orang yang berkumpul secara
spontan dan membicarakan isu yang kontroversial, dan peneliti juga mengumpulkan
dan mengolah data dari semua opini yang timbul dengan sengaja atau tidak sengaja.
2.5.3 Karakteristik Opini Publik
Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam definisi opini publik
dapatlah ditentukan karakteristik opini publik yaitu :31
1.
Adanya isu yang kontroversial
2.
Adanya publik yang yang secara spontan terpikat pada isu dan melibatkan diri
didalamnya, dan berusaha untuk memberikan pendapatnya
3.
Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah
yang kontroversial oleh suatu publik
4.
Adanya interaksi antara “individu-individu” dalam publik yang menghasilkan
suatu pendapat yang bersifat kolektif dan diekspresikan
31
Soemirat, Betty RFS, Yehuda, Eddy. Jakarta, Universitas Terbuka. 2004.hal. 4.9
42
Setiap opini yang diberikan oleh individu atau seseorang terhadap suatu hal
ada arahnya dalam arti dipihak manakah individu tadi berada. Opini atau pendapat
seseorang ditandai oleh apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut yakni
pengetahuan yang faktual atau informasi. Kebanyakan opini menunjukan informasi
yang relatif kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini
tersebut. Adapun intensitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkat
keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud.
2.5.4 Proses Terjadinya Opini
Opini terbentuk dari sekumpulan data dan fakta, opini juga merupakan
rekonstruksi dari keadaan (daya berfikir dan daya abstraksi individu), karena opini
juga merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun
komunikan.32
Proses terjadinya opini sendiri menurut Sastropoetro (1987), pada umumnya
fakta bagi seseorang dapat juga dianggap sebagai opini bagi orang lain, kalau didalam
penggunaannya tidak berhati-hati dan mengundang timbulnya kontroversi atau
perbedaan-perbedaan pendapat dalam pembicaraan itu. Karena telah dikemukakan
bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami pula apa yang
dimaksud dengan sikap. Suatu sikap, menurut Cutlip dan Center, adalah
32
Astrid S Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Bina Cipta, 1998, hal 56
43
kecenderungan untuk memberikan respon terhadap suatu masalah atau suatu situasi
tertentu.
Menurut Redi Panuju (2002), dalam opini publik terjadi pergeseran 4 faktor
karakter, yaitu :
1) Faktor Psikologis
Perbedaan berdasarkan faktor psikologis yang menyebabkan
pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian
yang berbeda-beda atau bisa saja output tidak sama dengan input, karena
beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi
pemikiran (kognitif), bisa juga dimensi emosi (afektif).
2) Faktor Sosiologis Politik
Ada tanggapan bahwa opini publik terlibat dalam interaksi sosial.
3) Faktor Budaya
Budaya mempunyai pengertian yang aneka ragam. Budaya diartikan
sebagai seperangkat nilai yang dipergunakan untuk mengelola kehidupan
manusia, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun
eksternal dan mengembangkannya.
44
4) Faktor Media Massa
Interaksi antara media dengan institusi masyarakat menghasilkan
produk isi media (media content). Oleh audien, isi media diubah menjadi
gugusan-gugusan makna, apakah yang dihasilkan dari proses penyajian
pesan itu. Astrid (1975), dalam bukunya “pendapat umum” antara lain
meninjau opini khalayak dari segi ilmu jiwa sosial, menurut Leonard W.
Doob, opini khalayak mempunyai hubungan yang erat dengan sikap
manusia, yaitu sikap pribadi dan sikap kelompok. Doob selanjutnya
mengatakan bahwa opini khalayak adalah sikap pribadi seseorang atau
sikap kelompok, maka sebagian sikapnya ditentukan dari pengalaman diri
dan dalam kelompoknya.
Download