Manajemen Keuangan ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, DANA PIHAK KETIGA, DAN MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT PADA PT. BPR CIKARANG RAHARJA PERIODE 2010-2014 Vicky Alvian Akromul Ibad* Program Studi Manajemen, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl.Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350 Abstract This study discusses about a whether the factors of interest rates, third party funds, and core capital effect on credit growth at PT . BPR Cikarang Raharja period 2010-2014 .The data used in this study is the growth computed amount of credit, mortgage interest rates are calculated from credit interest rate average annual PT. BPR Cikarang Raharja. Total third party funds is the amount of savings and time deposits PT. BPR Cikarang Raharja. Meanwhile, the capital derived from financial statements PT. BPR Cikarang Raharja period 2010-2014. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. From the research results can be concluded that the variable interest rate, third-party funds, and core capital as an independent variable does not significantly affect the growth of credit in PT. BPR Cikarang Raharja period 2010-2014. Key Words : Credit Growth, Interest Rate, Third Party Funds, Core Capital Pendahuluan P embangunan nasional suatu bangsa di dalamnya mencakup pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena dalam pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan ekonomi sangat diperlukan. Salah satu lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi adalah Bank. Dalam berbagai buku perbankan, suatu bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. * Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi bank pada umumnya adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan kredit baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun dana yang diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah maupun Bank Indonesia. Bank merupakan lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva produktif yaitu kredit. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara pihak bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi Alamat Untuk Korespondensi: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl.Yos Sudarso Kav. 87,Jakarta Telp/Fax (021) 65307062 Ext. 705. E-mail: [email protected] ISSN: 0854 - 8153 218 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan wawancara terlebih dahulu. Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari skala usahanya. Bila melihat skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya adalah kecilnya skala usaha dan kualitas SDM. Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang lainnya, yaitu BPR tetap menjalankan fungsi intermediasinya secara seimbang, sekalipun perekonomian Indonesia dalam kondisi krisis. BPR dilihat dari segi permodalan juga lebih baik dari pada bank umum. Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran akan memberikan rasa nyaman bagi para calon nasabah kredit. Untuk produk kredit yang diberikan oleh PT. BPR Cikarang Raharja mempunyai jangka waktu yang bervariasi. Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan. Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan, karena kredit juga merupakan salah satu sumber dana yang penting untuk setiap jenis usaha. Sebelum dimulainya kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama terhadap semua aspek perkreditan yang dapat menunjang proses pemberian kredit, guna mencegah timbulnya suatu risiko kredit. Penyaluran kredit merupakan faktor yang sangat menjadi perhatian bagi PT. BPR Cikarang Raharja maka perlu ditumbuh kembangkan dengan memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah (UKM) serta selalu menjaga hubungan yang harmonis antara nasabah dengan Bank dalam rangka menghindari terjadinya kredit macet. Bank lebih cenderung memberikan pinjaman jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka risiko yang ditanggung oleh pihak bank relatif kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu, dapat memberikan kesempatan kepada debitur yang lain untuk penyaluran kredit. Beberapa perbankan nasional guna meningkatkan kinerja yang baik dengan melakukan perencanan yang baik dalam menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, selain itu juga dengan melakukan analisis kredit yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-hatian. Rumusan Masalah PT. BPR Cikarang Raharja dalam pemberian kredit tetap berdasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking) untuk menghindari risiko kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga langsung melakukan penanganan atas permohonan kredit yang diterima dengan melakukan survei ke Kerangka Pemikiran ISSN: 0854 - 8153 Berdasarkan dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT. Bank Perkereditan Rakyat (BPR) Cikarang Raharja periode 2010-2014?” Peranan intermediasi perbankan sangat mendukung perbaikan ekonomi dan sektor rill. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa sektor rill tidak tumbuh dengan baik karena efisiensi bank dalam menyalurkan kredit kurang baik, akibatnya 219 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan pertumbuhan kredit tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional. Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit Ha2 : Terdapat pengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit Pertumbuhan kredit merupakan salah satu indikator peranan intermediasi perbankan. Pertumbuhan kredit dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel, yaitu suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal. Fluktuasi suku bunga kredit memengaruhi pertumbuhan kredit. Penurunan bunga bank akan meningkatkan pengucuran kredit dan mendorong pertumbuhan investasi di sektor rill. Sedangkan, kenaikan suku bunga kredit bank akan mengakibatkan pelaku sektor rill maupun debitur perseorangan harus bersiap mengeluarkan dana ekstra akibat kenaikan beban. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan kredit. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank yang kemudian disalurkan kembali melalui kredit kepada masyarakat luas. Besar kecilnya akumulasi dana pihak ketiga ini akan menentukan jumlah kredit yang disalurkan yang pada akhirnya memengaruhi pertumbuhan kredit. 3. Pengaruh modal terhadap pertumbuhan kredit Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit Ha3 : Terdapat pengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit Variabel Penelitian Variabel yang digunakan untuk menguji dan menjawab hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel Dependen, Pertumbuhan Kredit 2. Variabel Independen Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh suku bunga terhadap pertumbuhan kredit Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit Ha1 : Terdapat pengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit ISSN: 0854 - 8153 ketiga Jumlah Pertumbuhan kredit merupakan salah satu indikator dalam melihat kondisi kesehatan suatu perusahaan baik ataukah tidak. Pertumbuhan kredit dihitung dengan cara mencari persentase selisih jumlah kredit yang diberikan oleh PT. BPR Cikarang Raharja pertahun pada periode 2010 - 2014. a. Suku Bunga Kredit Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga kredit yang dikeluarkan PT. BPR Cikarang Raharja pada kurun waktu antara 2010 2014. b. Dana Pihak Ketiga Jumlah dana pihak ketiga merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat yang merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank untuk kemudian disalurkan kembali melalui kredit kepada masyarakat luas. Dana pihak ketiga dalam penelitian ini adalah tabungan dan deposito PT. BPR Cikarang Raharja. Ketika menyalurkan kredit, bank harus mempertimbangkan modalnya apakah kredit yang disalurkan akan menggangu stabilitas modal bank. Jika stabilitas modal bank terganggu, maka pertumbuhan kredit juga akan terganggu. 2. Pengaruh dana pihak pertumbuhan kredit yaitu terhadap 220 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan c. Modal Inti Bank harus mempertimbangkan modal intinya, apakah kredit yang disalurkan akan mengganggu stabilitas modal inti bank. Jika stabilitas modal inti bank terganggu maka jumlah pertumbuhan kredit akan terganggu. Variabel modal inti didapat berdasarkan jumlah ekuitas PT. BPR Cikarang Raharja. Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi menurut Gujarati (2003) digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi diantara anggota series yang pengamatannya diurutkan melalui waktu (time series) atau ruang (cross sectional). Uji ini dapat dikalkukasikan dengan menggunakan Durbin Watson Test (DW Test). Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik agar hasil penelitian reliable. Uji asumsi klasik terdiri dari : a. Uji Normalitas Uji Normalitas menurut Gujarati (2003) digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya menghasilkan nilai residual yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Penggunaan statistik parametrik untuk penelitian dilakukan pada sampel berdistribusi normal, jika sampel tidak berdistribusi normal maka statistik parametrik tidak dapat dipakai sebagai alat analisis. b. Uji Multikolinearitas d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Gujarati (2003) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono (2004) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis. Model regresi linier berganda pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : KREDIT = α + β1 SBK + β2 DANA + β3 MODAL + ε sering disebut juga uji kesesuaian (Goodness Of Fit Test) dan uji F. 3. Pengujian Regresi Linier Berganda a. Uji model (Uji F) Dengan menggunakan Analisis Varian (ANOVA), penulis dapat mengetahui apakah model yang dipakai sesuai untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji model ISSN: 0854 - 8153 221 b. Uji Koefisien Regresi (Uji t) Uji koefisien regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam suatu model persamaan regresi. Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan Di dalam pengujian hipotesis tentang koefisien regresi dipergunakan t-test kriteria sebagai berikut : thitung = c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi yang dilakukan menghasilkan nilai Uji Durbin Watson adalah 2.581. Nilai dL dan dU berasal dari tabel statistik d dari Durbin Watson pada tingkat signifikan 0.05, dengan jumlah data sebanyak 9 dan variabel bebasnya adalah 3, dimana nilai dL 0.46 dan dU 2.13. Ini berarti nilai Durbin Watson 2.581 berada di antara (4-dU) dan (4-dL), yaitu di antara 1.87 dan 3.54, hal ini menunjukan bahwa tidak dapat diambil keputusan. Jadi, dalam model regresi autokorelasi ini tidak dapat diambil keputusan apakah variabel independen memengaruhi variabel dependen atau tidak. , bandingkan dengan t tabel c. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui ketepatan atau kecocokan garis regresi yang terbentuk, dalam mewakili kelompok data hasil observasi, perlu dilihat sampai seberapa jauh model persamaan yang terbentuk mampu menerangkan kondisi yang sebenarnya. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas yang dilakukan menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5% data suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti berdistribusi normal. Hal ini dapat diketahui karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan yaitu 0.946 melebihi 0.05. Dengan demikian, data dapat diuji dan statistik parametrik dapat dipakai sebagai alat analisis. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi perusahaan. Hal ini diketahui karena nilai VIF ketiga variabel (suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti) <10, dengan nilai suku bunga (1.431), dana pihak ketiga (1.184), dan modal inti (1.299). Sedangkan nilai Tolerance Value setiap variabelnya >0.1, dengan nilai suku bunga (0.699), dana pihak ketiga (0.844), dan modal inti (0.770). Jadi variabel suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti tidak berkorelasi antara satu dengan yang lainnya. ISSN: 0854 - 8153 d. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini diketahui karena pada Scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) sumbu Y. Berarti dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. 2. Analisis Regresi Linier Berganda a. Uji F Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) melalui SPSS 20 dapat disimpulkan bahwa regresi tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%, dimana nilai signifikansi F yaitu 0.584, lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 222 b. Uji t Model regresi jumlah kredit PT. BPR Cikarang Raharja tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan Kredit = 75.957 – 2.308 Bunga – 0.219 DP3 + 0.038 Modal + Error Berdasarkan hasil pengujian t terlihat bahwa ketiga variabel tidak ada yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan PT. BPR Cikarang Raharja tahun 2010-2014, dimana: 1). Nilai signifikansi suku bunga > 0.05 pada taraf signifikansi 5% yakni sebesar 0.338. Hipotesis yang ditarik adalah terima Ho dan tolak H1. Hal ini menyatakan bahwa variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. 2). Nilai signifikansi dana pihak ketiga > 0.05 pada taraf signifikansi 5% yakni sebesar 0.818. Hipotesis yang ditarik adalah terima Ho dan tolak H2. Hal ini menyatakan bahwa variabel dana pihak ketiga tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. 3). Nilai signifikansi modal inti > 0.05 pada taraf signifikansi 5% yakni sebesar 0.860. Hipotesis yang ditarik adalah terima Ho dan tolak H3. Hal ini menyatakan bahwa variabel modal inti tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. 3. Analisis Koefisien Determinasi Untuk hasil pengujian regresi jumlah kredit yang diberikan PT. BPR Cikarang Raharja tahun 2010-2014, dapat dilihat bahwa R2 yang diperoleh pada model regresi adalah 0.300. Dengan hasil yang berkisar 0 ≤ R2 ≤ 1, berarti garis regresi yang terbentuk dapat meramalkan variabel dependen (pertumbuhan kredit) sebesar 30% bisa dijelaskan oleh variabel suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti. Berarti hubungan variabel terikat dengan variabel bebasnya tidak cukup kuat. Sedangkan sisanya yang sebesar 0.700 atau 70% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka hasil dari penelitian yang ISSN: 0854 - 8153 ditemukan adalah data dapat diuji dan statistik parametrik dapat dipakai sebagai alat analisis. Hal ini dapat diketahui melalui Uji Normalitas karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan yaitu 0.946 melebihi 0.05. Dari hasil Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi perusahaan. Hal ini diketahui karena nilai VIF ketiga variabel <10 dan Tolarance > 0.1. Uji Autokorelasi yang dilakukan menghasilkan nilai Uji Durbin Watson adalah 2.581, berada di antara (4-dU) dan (4-dL), yaitu di antara 1.87 dan 3.54, hal ini menunjukkan bahwa tidak dapat diambil keputusan di antara data time series. Uji Heterokedastisitas yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi. Hal ini diketahui karena pada Scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) sumbu Y. Untuk mengetahui apakah faktor-faktor suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT. BPR Cikarang Raharja, bisa dilihat dari hasil Uji F dan Uji t yang menunjukkan bahwa nilai signifikansinya > α (0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti sebagai variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kredit PT. BPR Cikarang Raharja pada periode 2010-2014. Suku bunga tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan kredit. Sesuai dengan salah satu komitmen PT. BPR Cikarang Raharja dalam menyalurkan kredit untuk menggerakkan perekonomian, khususnya perekonomian rakyat, yaitu usaha kecil dan menengah. PT. BPR Cikarang Raharja menerapkan strategi membidik 223 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan pasar kredit yang tidak begitu rentan dengan tingkat suku bunga. Dengan membidik sasaran kepada usaha kecil dan menengah, dimana pada kelas ini nasabah lebih mementingkan kemudahan dalam mendapatkan kredit dan ringannya angsuran dengan jangka waktu yang lama. Meskipun suku bunga kredit BPR lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum, namun proses kredit di BPR lebih cepat dibandingkan bank umum. Hal yang membuat suku bunga kredit BPR itu sendiri tinggi adalah karena BPR juga memberikan tingkat suku bunga yang relatif tinggi untuk simpanannya, yaitu tabungan dan deposito yang tingkat suku bunganya lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum. Karena dalam menghimpun dana pihak ketiga masyarakat lebih percaya untuk menyimpan dananya pada bank umum, sehingga untuk menarik minat masayarakat agar mau menyimpan dananya di BPR yaitu dengan cara memberikan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Selain karena pemberian tingkat suku bunga simpanan yang tinggi, beban operasional perusahaan yang tinggi juga memengaruhi tingginya suku bunga kredit yang diberikan. Oleh karena itu, agar beban bunga dan operasional yang tinggi dapat tertutupi maka suku bunga kredit pada BPR menjadi tinggi dibandingkan dengan bank umum. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank untuk kemudian disalurkan kembali melalui kredit kepada masyarakat luas. Besar kecilnya akumulasi dana pihak ketiga ini akan menentukan jumlah kredit yang dapat disalurkan kepada masyarakat, meskipun dari hasil penelitian yang telah dilakukan dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kredit. membutuhkan dana yang akan digunakan baik untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk berusaha. Selain itu pemasaran yang dilakukan oleh BPR juga memengaruhi, karena banyak masyarakat yang membutuhkan dana tetapi tidak mengetahui keberadaan BPR ini. Kemudian bank-bank lain juga menjadi pesaing dalam menarik nasabah yang akan melakukan pinjaman berupa kredit, dimana lokasi BPR Cikarang Raharja berdekatan dengan BPR yang lainnya dan juga bank umum membuat masyarakat memiliki pilihan untuk menentukan bank mana yang akan dipilihnya. Beda halnya apabila hanya ada satu-satunya bank dalam daerah tersebut. Faktor-faktor ini juga yang mungkin menyebabkan dana pihak ketiga tidah berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Modal inti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kredit, karena modal digunakan untuk memenuhi rasio ketentuan CAR yakni 8%. Meskipun jumlah modal selalu meningkat setiap tahunnya, tetapi tidak memengaruhi pertumbuhan kredit karena nilainya yang relatif kecil dibandingkan dengan dana pihak ketiga. Hal ini bisa dilihat bahwa kenaikan modal tidak menyebabkan kenaikan jumah kredit yang diberikan melainkan meningkatkan rasio CAR nya. Dari hasil Uji Koefisien Determinasi diketahui bahwa masih ada 70% yang dijelaskan oleh variabel-variabel lain. Maksudnya adalah bahwa pertumbuhan kredit dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti kondisi variabel mikro lainnya (misal : pelayanan, pemasaran), kondisi perekonomian, inflasi, dan kondisi politik luar dan dalam negeri. Faktor-faktor ini secara tidak langsung memengaruhi kondisi pasar yang tentu saja juga memengaruhi kebijakan pemerintah untuk menyikapinya. Simpulan dan Saran Diluar dari hasil pengujian yang telah dilakukan kenapa dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit adalah adanya kondisi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri, apakah perekonomiannya mencukupi atau ISSN: 0854 - 8153 Simpulan 224 1. Variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan 2. Variabel dana pihak ketiga tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. 3. Variabel modal inti tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kredit. Saran 1. PT. BPR Cikarang Raharja sebaiknya lebih mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankannya bagi pengembangan sektor rill. Hal ini demi tercapainya pembangunan nasional yang merata dan menyeluruh pada berbagai sektor. 2. Untuk lebih meningkatkan perannya dalam membantu sektor rill di skala mikro, maka sebaiknya PT. BPR Cikarang Raharja memberi tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah kepada kredit mikro. Dengan demikian, nasabah akan mendapatkan manfaat kredit lunak PT. BPR Cikarang Raharja yang akan sangat berarti bagi perkembangan usahanya. 3. Sehubungan dengan CAR yang selalu di atas 8% yang menunjukkan kondisi bank stabil, maka sebaiknya penggunaan modal lebih dioptimalkan untuk pengalokasian kredit, sehingga dapat memberikan kredit lebih banyak dan lebih luas lagi kepada masyarakat. Daftar Pustaka Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Semarang : Badan PenerbitUniversitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. 2009, Basic Ecomentrics, New York : Mc Graw Hill. Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Priyatno, Duwi, 2013, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, Yogyakarta : Penerbit Gava Media. Siamat, Dahla, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisis 5, Jakarta : Penerbit LP FEUI. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bandung : Penerbit Alfabet. Bisnis, Sunariyah, 2010, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Yogyakarta : Penerbit YKPN. Suyatno, Thomas ,2007, Kelembagaan Perbankan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama. Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2006, Metodologi Penelitian Keuangan, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Cooper, Donald R., dan Pamela S. Schindler 2006, Metode Riset Bisnis, Jakarta : Mc Graw Hill. Dendawijaya, Lukman, 2009, Manajemen erbankan, Edisi 2, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, No. 118. Jakarta. www.bi.go.id (diakses 10 Maret 2015) www.ojk.go.id (diakses 10 Maret 2015) www.mediabpr.com (diakses 10 Maret 2015) www.spssindonesia.com (diakses 27 Mei 2015). ISSN: 0854 - 8153 225 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan LAMPIRAN 1 Data Kredit, Data Akumulasi Dana Pihak Ketiga, dan Data Modal Inti PT. BPR Cikarang Raharja Tahun 2010-2014 (per enam bulan ∕ semester) DATA KREDIT Ribuan Rp No a. b. Pos-Pos Pihak Terkait Pihak Tidak Terkait TOTAL KREDIT Jumlah pertumbuhan kredit Juni Desember Juni 2010 2010 2011 Juni Desember 2011 Desember 2012 0 16,488,183 0 17,828,565 2012 297,691 20,801,645 23,141,679 20,624,285 17,133,163 16,618,183 17,828,565 20,801,645 23,439,370 21,016,038 0 -514,980 1,210,382 2,973,080 2,637,725 -2,423,332 0 -3.01% 7.28% 16.68% 12.68% -10.34% 0 17,133,163 % pertumbuhan kredit 130,000 391,753 DATA AKUMULASI DANA PIHAK KETIGA Ribuan Rp Pos-Pos Juni 2010 Desember 2010 Juni 2011 Desember 2011 Juni 2012 Desember 2012 Tabungan 4,100,499 4,653,526 5,402,777 6,411,843 9,058,411 7,279,353 Deposito 20,408,900 23,000,856 23,625,075 21,936,205 22,510,620 21,919,261 Jumlah dana pihak ketiga 24,509,399 27,654,382 29,027,852 28,348,048 31,569,031 29,198,614 Jumlah pertumbuhan dana pihak ketiga 0 3,144,983 1,373,470 -679,804 3,220,983 -2,370,417 % pertumbuhan dana pihak ketiga 0 12.83% 4.97% -2.34% 11.36% -7.51% ISSN: 0854 - 8153 226 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan DATA MODAL Ribuan Rp Juni 2010 Desember 2010 Juni 2011 Desember 2011 Juni 2012 1,782,763 1,028,507 1,875,910 2,469,603 3,484,310 3,083,343 Jumlah pertumbuhan modal 0 -754,256 847,403 593,693 1,014,707 -400,967 % pertumbuhan modal 0 -42.31% 82.39% 31.65% 41.09% -11.51% No Pos-Pos Total ekuitas / modal Desember 2012 DATA KREDIT Ribuan Rp 195,981 Juni 2014 301,854 Pihak Tidak Terkait 21,733,633 20,777,665 31,268,727 35,496,912 TOTAL KREDIT 22,185,611 20,973,646 31,570,581 35,650,752 1,169,573 -1,211,965 10,596,935 4,080,171 5.57% -5.46% 50.53% 12.92% No a. b. Pos-Pos Pihak Terkait Jumlah pertumbuhan kredit % pertumbuhan kredit Juni 2013 451,978 Desember 2013 Desember 2014 153,840 DATA AKUMULASI DANA PIHAK KETIGA Ribuan Rp No a. b. Pos-Pos Desember 2013 Juni 2013 8,920,735 Tabungan 22,773,369 Deposito Jumlah dana pihak ketiga Jumlah pertumbuhan dana pihak ketiga 7,175,023 25,806,956 Juni 2014 7,657,099 23,302,519 Desember 2014 7,468,978 27,585,957 31,694,104 32,981,979 30,959,618 35,054,935 2,495,490 8.55% 1,287,875 4.06% -2,022,361 -6.13% 4,095,317 13.23% % pertumbuhan dana pihak ketiga DATA MODAL Ribuan Rp Juni 2013 2,683,594 Desember 2013 2,813,099 Juni 2014 3,064,033 Jumlah pertumbuhan modal -399,749 129,505 250,934 1,423,444 % pertumbuhan modal -12.96% 4.83% 8.92% 46.46% No Pos-Pos Total ekuitas / modal ISSN: 0854 - 8153 227 Desember 2014 4,487,477 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan LAMPIRAN 2 HASILPERHITUNGAN SPSS 20 Regression b Model Summary Model R 1 .548 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .300 19.1065142058 -.119 1 a. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga b. Dependent Variable: Kredit a ANOVA Model Sum of Squares Regression 1 df Mean Square F 783.606 3 261.202 Residual 1825.294 5 365.059 Total 2608.900 8 Sig. .716 .584 b a. Dependent Variable: Kredit b. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga Coefficients Model a Unstandardized Coefficients Standardized t Sig. Coefficients B Std. Error (Constant) 75.957 63.043 Suku Bunga -2.308 2.180 -.219 .038 Beta 1.205 .282 -.474 -1.059 .338 .904 -.099 -.242 .818 .203 .079 .186 .860 1 Dana Pihak Ketiga Modal Inti a. Dependent Variable: Kredit ISSN: 0854 - 8153 228 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan Residuals Statistics Minimum Predicted Value Maximum -11.5354166031 Residual a Mean 22.2492237091 Std. Deviation 9.4820846256 -26.46368217468 28.27577781677 N 9.89700755108 9 0E-11 15.10502575918 9 Std. Predicted Value -2.124 1.290 .000 1.000 9 Std. Residual -1.385 1.480 .000 .791 9 a. Dependent Variable: Kredit b Model Summary Model 1 R .548 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .300 Durbin-Watson 19.1065142058 -.119 2.581 1 a. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga b. Dependent Variable: Kredit Coefficients Model a Collinearity Statistics Tolerance 1 VIF Suku Bunga .699 1.431 Dana Pihak Ketiga .844 1.184 Modal Inti .770 1.299 a. Dependent Variable: Kredit Coefficient Correlations Model a Modal Inti Dana Pihak Suku Bunga Ketiga Correlations Modal Inti 1.000 -.251 .474 Dana Pihak Ketiga -.251 1.000 -.387 Suku Bunga .474 -.387 1.000 Modal Inti .041 -.046 .210 -.046 .818 -.763 .210 -.763 4.750 1 Covariances Dana Pihak Ketiga Suku Bunga a. Dependent Variable: Kredit ISSN: 0854 - 8153 229 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan Collinearity Diagnostics Model Dimension Eigenvalue a Condition Index Variance Proportions (Constant) Suku Bunga Dana Pihak Modal Inti Ketiga 1 2.598 1.000 .00 .00 .05 .03 2 .767 1.840 .00 .00 .06 .71 3 .630 2.031 .00 .00 .76 .01 4 .005 22.536 1.00 1.00 .13 .24 1 a. Dependent Variable: Kredit NPar Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 9 a,b Mean 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences 15.10502576 Absolute .175 Positive .175 Negative -.128 Kolmogorov-Smirnov Z .525 Asymp. Sig. (2-tailed) .946 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. ISSN: 0854 - 8153 230 Volume 22 No. 2 September 2015 Manajemen Keuangan ISSN: 0854 - 8153 231 Volume 22 No. 2 September 2015