LAY OUT - institut bisnis dan informatika kwik kian gie

advertisement
Manajemen Keuangan
ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, DANA PIHAK KETIGA, DAN MODAL TERHADAP
PERTUMBUHAN KREDIT PADA PT. BPR CIKARANG RAHARJA PERIODE 2010-2014
Vicky Alvian
Akromul Ibad*
Program Studi Manajemen, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl.Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Abstract
This study discusses about a whether the factors of interest rates, third party funds, and core capital
effect on credit growth at PT . BPR Cikarang Raharja period 2010-2014 .The data used in this study is
the growth computed amount of credit, mortgage interest rates are calculated from credit interest rate
average annual PT. BPR Cikarang Raharja. Total third party funds is the amount of savings and time
deposits PT. BPR Cikarang Raharja. Meanwhile, the capital derived from financial statements PT. BPR
Cikarang Raharja period 2010-2014. The analysis technique used is multiple linear regression analysis.
From the research results can be concluded that the variable interest rate, third-party funds, and core
capital as an independent variable does not significantly affect the growth of credit in PT. BPR Cikarang
Raharja period 2010-2014.
Key Words : Credit Growth, Interest Rate, Third Party Funds, Core Capital
Pendahuluan
P
embangunan nasional suatu bangsa di
dalamnya
mencakup
pembangunan
ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi,
diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk
membiayai, karena dalam pembangunan ekonomi
sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena
itu, keberadaan lembaga keuangan dalam
pembiayaan pembangunan ekonomi sangat
diperlukan.
Salah satu lembaga keuangan yang terlibat
dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi
adalah Bank. Dalam berbagai buku perbankan,
suatu bank didefinisikan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat luas.
*
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa fungsi bank pada umumnya adalah
menerima berbagai bentuk simpanan dari
masyarakat, memberikan kredit baik bersumber
dari dana yang diterima dari masyarakat maupun
dana yang diperoleh dari pemilik bank (pemegang
saham), pemerintah maupun Bank Indonesia. Bank
merupakan lembaga perantara yang menghimpun
dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva
produktif yaitu kredit.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara pihak bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
Alamat Untuk Korespondensi: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl.Yos Sudarso Kav. 87,Jakarta
Telp/Fax (021) 65307062 Ext. 705. E-mail: [email protected]
ISSN: 0854 - 8153
218
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
tempat usaha dan survei jaminan setelah dilakukan
wawancara terlebih dahulu.
Peranan BPR dalam perekonomian Indonesia
dapat dilihat dari skala usahanya. Bila melihat
skala usaha, harus dikatakan bahwa BPR kurang
efisien dibanding bank-bank umum. Penyebabnya
adalah kecilnya skala usaha dan kualitas SDM.
Tetapi BPR memiliki kekuatan dalam hal likuiditas
dibanding bank umum. Keunggulan BPR yang
lainnya, yaitu BPR tetap menjalankan fungsi
intermediasinya secara seimbang, sekalipun
perekonomian Indonesia dalam kondisi krisis. BPR
dilihat dari segi permodalan juga lebih baik dari
pada bank umum.
Pelayanan yang cepat namun tepat sasaran
akan memberikan rasa nyaman bagi para calon
nasabah kredit. Untuk produk kredit yang
diberikan oleh PT. BPR Cikarang Raharja
mempunyai jangka waktu yang bervariasi.
Perkreditan bukanlah masalah yang asing, baik
dalam kehidupan kota maupun dalam pedesaan.
Kredit merupakan salah satu pembiayaan sebagian
besar dari kegiatan ekonomi. Perkreditan
merupakan kegiatan yang penting bagi perbankan,
karena kredit juga merupakan salah satu sumber
dana yang penting untuk setiap jenis usaha.
Sebelum dimulainya kegiatan pemberian kredit
diperlukan suatu analisis yang baik dan seksama
terhadap semua aspek perkreditan yang dapat
menunjang proses pemberian kredit, guna
mencegah timbulnya suatu risiko kredit.
Penyaluran kredit merupakan faktor yang
sangat menjadi perhatian bagi PT. BPR Cikarang
Raharja maka perlu ditumbuh kembangkan dengan
memberikan kredit kepada sektor-sektor usaha
yang produktif untuk skala Usaha Kecil Menengah
(UKM) serta selalu menjaga hubungan yang
harmonis antara nasabah dengan Bank dalam
rangka menghindari terjadinya kredit macet.
Bank lebih cenderung memberikan pinjaman
jangka pendek kepada debiturnya, karena pinjaman
tersebut mempunyai batas pelunasan yang relatif
cepat dan dana yang diberikan juga minim. Bila
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya
debitur ingkar janji terhadap kewajibannya maka
risiko yang ditanggung oleh pihak bank relatif
kecil. Keuntungan yang lainnya yaitu, dapat
memberikan kesempatan kepada debitur yang lain
untuk penyaluran kredit.
Beberapa
perbankan
nasional
guna
meningkatkan kinerja yang baik dengan
melakukan perencanan yang baik dalam
menentukan strategi penyaluran kredit. Strategi
yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik, selain itu juga
dengan
melakukan
analisis
kredit
yang
komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat
serta sikap kehati-hatian.
Rumusan Masalah
PT. BPR Cikarang Raharja dalam pemberian
kredit tetap berdasarkan pada prinsip kehati-hatian
(prudential banking) untuk menghindari risiko
kredit bermasalah dan kredit macet. Bank juga
langsung melakukan penanganan atas permohonan
kredit yang diterima dengan melakukan survei ke
Kerangka Pemikiran
ISSN: 0854 - 8153
Berdasarkan dari identifikasi masalah dan
batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor-faktor
suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT.
Bank Perkereditan Rakyat (BPR) Cikarang Raharja
periode 2010-2014?”
Peranan intermediasi perbankan sangat
mendukung perbaikan ekonomi dan sektor rill.
Tetapi, fakta menunjukkan bahwa sektor rill tidak
tumbuh dengan baik karena efisiensi bank dalam
menyalurkan kredit kurang baik, akibatnya
219
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
pertumbuhan kredit tidak mencapai target yang
telah ditetapkan. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi nasional.
Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan kredit
Ha2 : Terdapat pengaruh positif terhadap
pertumbuhan kredit
Pertumbuhan kredit merupakan salah satu
indikator peranan intermediasi perbankan.
Pertumbuhan kredit dapat dipengaruhi oleh
beberapa variabel, yaitu suku bunga, dana pihak
ketiga, dan modal.
Fluktuasi suku bunga kredit memengaruhi
pertumbuhan kredit. Penurunan bunga bank akan
meningkatkan pengucuran kredit dan mendorong
pertumbuhan investasi di sektor rill. Sedangkan,
kenaikan suku bunga kredit bank akan
mengakibatkan pelaku sektor rill maupun debitur
perseorangan harus bersiap mengeluarkan dana
ekstra akibat kenaikan beban. Hal ini dapat
menghambat pertumbuhan kredit.
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank yang kemudian
disalurkan kembali melalui kredit kepada
masyarakat luas. Besar kecilnya akumulasi dana
pihak ketiga ini akan menentukan jumlah kredit
yang disalurkan yang pada akhirnya memengaruhi
pertumbuhan kredit.
3. Pengaruh modal terhadap pertumbuhan kredit
Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan kredit
Ha3 : Terdapat pengaruh positif terhadap
pertumbuhan kredit
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan untuk menguji
dan menjawab hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Variabel
Dependen,
Pertumbuhan Kredit
2. Variabel Independen
Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh suku bunga terhadap pertumbuhan
kredit
Ho : Terdapat pengaruh negatif terhadap
pertumbuhan kredit
Ha1 : Terdapat pengaruh positif terhadap
pertumbuhan kredit
ISSN: 0854 - 8153
ketiga
Jumlah
Pertumbuhan kredit merupakan salah
satu indikator dalam melihat kondisi
kesehatan suatu perusahaan baik ataukah
tidak. Pertumbuhan kredit dihitung dengan
cara mencari persentase selisih jumlah kredit
yang diberikan oleh PT. BPR Cikarang
Raharja pertahun pada periode 2010 - 2014.
a.
Suku Bunga Kredit
Suku bunga yang digunakan dalam
penelitian ini adalah suku bunga kredit
yang dikeluarkan PT. BPR Cikarang
Raharja pada kurun waktu antara 2010 2014.
b.
Dana Pihak Ketiga
Jumlah dana pihak ketiga merupakan dana
yang dihimpun dari masyarakat yang
merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan oleh bank untuk
kemudian disalurkan kembali melalui
kredit kepada masyarakat luas. Dana pihak
ketiga dalam penelitian ini adalah
tabungan dan deposito PT. BPR Cikarang
Raharja.
Ketika menyalurkan kredit, bank harus
mempertimbangkan modalnya apakah kredit yang
disalurkan akan menggangu stabilitas modal bank.
Jika stabilitas modal bank terganggu, maka
pertumbuhan kredit juga akan terganggu.
2. Pengaruh dana pihak
pertumbuhan kredit
yaitu
terhadap
220
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
c. Modal Inti
Bank harus mempertimbangkan modal
intinya, apakah kredit yang disalurkan
akan mengganggu stabilitas modal inti
bank. Jika stabilitas modal inti bank
terganggu maka jumlah pertumbuhan
kredit akan terganggu. Variabel modal
inti didapat berdasarkan jumlah
ekuitas PT. BPR Cikarang Raharja.
Uji Multikolinearitas digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antara variabel bebas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi menurut Gujarati (2003)
digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi ada korelasi diantara
anggota series yang pengamatannya
diurutkan melalui waktu (time series) atau
ruang (cross sectional). Uji ini dapat
dikalkukasikan dengan menggunakan
Durbin Watson Test (DW Test).
Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linier
berganda, dilakukan uji asumsi klasik agar
hasil penelitian reliable. Uji asumsi klasik
terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas menurut Gujarati (2003)
digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen,
variabel independen, atau keduanya
menghasilkan
nilai
residual
yang
berdistribusi normal atau mendekati
normal. Penggunaan statistik parametrik
untuk penelitian dilakukan pada sampel
berdistribusi normal, jika sampel tidak
berdistribusi normal maka statistik
parametrik tidak dapat dipakai sebagai alat
analisis.
b. Uji Multikolinearitas
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut
Gujarati
(2003)
Uji
Heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2004) metode
penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan
dikembangkan suatu pengetahuan sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang bisnis.
Model regresi linier berganda pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
KREDIT = α + β1 SBK + β2 DANA + β3 MODAL + ε
sering disebut juga uji kesesuaian
(Goodness Of Fit Test) dan uji F.
3. Pengujian Regresi Linier Berganda
a. Uji model (Uji F)
Dengan menggunakan Analisis Varian
(ANOVA), penulis dapat mengetahui
apakah model yang dipakai sesuai untuk
menjelaskan hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Uji model
ISSN: 0854 - 8153
221
b. Uji Koefisien Regresi (Uji t)
Uji koefisien regresi digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dalam suatu
model persamaan regresi.
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
Di dalam pengujian hipotesis tentang
koefisien regresi dipergunakan t-test
kriteria sebagai berikut :
thitung =
c. Uji Autokorelasi
Uji
Autokorelasi
yang
dilakukan
menghasilkan nilai Uji Durbin Watson
adalah 2.581. Nilai dL dan dU berasal dari
tabel statistik d dari Durbin Watson pada
tingkat signifikan 0.05, dengan jumlah
data sebanyak 9 dan variabel bebasnya
adalah 3, dimana nilai dL 0.46 dan dU 2.13.
Ini berarti nilai Durbin Watson 2.581
berada di antara (4-dU) dan (4-dL), yaitu di
antara 1.87 dan 3.54, hal ini menunjukan
bahwa tidak dapat diambil keputusan. Jadi,
dalam model regresi autokorelasi ini tidak
dapat diambil keputusan apakah variabel
independen
memengaruhi
variabel
dependen atau tidak.
, bandingkan dengan t tabel
c. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan
untuk
mengetahui
ketepatan
atau
kecocokan garis regresi yang terbentuk,
dalam mewakili kelompok data hasil
observasi, perlu dilihat sampai seberapa
jauh model persamaan yang terbentuk
mampu menerangkan kondisi yang
sebenarnya.
Analisis dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji
Normalitas
yang
dilakukan
menunjukkan
bahwa
pada
taraf
signifikansi 5% data suku bunga, dana
pihak ketiga, dan modal inti berdistribusi
normal. Hal ini dapat diketahui karena
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang
dihasilkan yaitu 0.946 melebihi 0.05.
Dengan demikian, data dapat diuji dan
statistik parametrik dapat dipakai sebagai
alat analisis.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolinearitas pada model
regresi perusahaan. Hal ini diketahui
karena nilai VIF ketiga variabel (suku
bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti)
<10, dengan nilai suku bunga (1.431),
dana pihak ketiga (1.184), dan modal inti
(1.299). Sedangkan nilai Tolerance Value
setiap variabelnya >0.1, dengan nilai suku
bunga (0.699), dana pihak ketiga (0.844),
dan modal inti (0.770). Jadi variabel suku
bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti
tidak berkorelasi antara satu dengan yang
lainnya.
ISSN: 0854 - 8153
d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas yang dilakukan
menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada model regresi. Hal
ini diketahui karena pada Scatterplot tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0
(nol) sumbu Y. Berarti dalam model
regresi ini terjadi ketidaksamaan varians
dan residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lainnya.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
a. Uji F
Berdasarkan hasil pengujian dengan
menggunakan analisis varian (ANOVA)
melalui SPSS 20 dapat disimpulkan bahwa
regresi tidak signifikan pada taraf
signifikansi 5%, dimana nilai signifikansi
F yaitu 0.584, lebih besar dari 0.05. Hal ini
berarti model regresi tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
222
b. Uji t
Model regresi jumlah kredit PT. BPR
Cikarang Raharja tahun 2010-2014 adalah
sebagai berikut:
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
Kredit = 75.957 – 2.308 Bunga – 0.219 DP3 + 0.038 Modal + Error
Berdasarkan hasil pengujian t terlihat
bahwa ketiga variabel tidak ada yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit
yang diberikan PT. BPR Cikarang Raharja
tahun 2010-2014, dimana:
1). Nilai signifikansi suku bunga > 0.05
pada taraf signifikansi 5% yakni sebesar
0.338. Hipotesis yang ditarik adalah terima
Ho dan tolak H1. Hal ini menyatakan
bahwa variabel suku bunga tidak memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan kredit.
2). Nilai signifikansi dana pihak ketiga >
0.05 pada taraf signifikansi 5% yakni
sebesar 0.818. Hipotesis yang ditarik
adalah terima Ho dan tolak H2. Hal ini
menyatakan bahwa variabel dana pihak
ketiga tidak memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan kredit.
3). Nilai signifikansi modal inti > 0.05
pada taraf signifikansi 5% yakni sebesar
0.860. Hipotesis yang ditarik adalah terima
Ho dan tolak H3. Hal ini menyatakan
bahwa variabel modal inti tidak memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan kredit.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk hasil pengujian regresi jumlah
kredit yang diberikan PT. BPR Cikarang Raharja
tahun 2010-2014, dapat dilihat bahwa R2 yang
diperoleh pada model regresi adalah 0.300. Dengan
hasil yang berkisar 0 ≤ R2 ≤ 1, berarti garis regresi
yang terbentuk dapat meramalkan variabel
dependen (pertumbuhan kredit) sebesar 30% bisa
dijelaskan oleh variabel suku bunga, dana pihak
ketiga, dan modal inti. Berarti hubungan variabel
terikat dengan variabel bebasnya tidak cukup kuat.
Sedangkan sisanya yang sebesar 0.700 atau 70%
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka hasil dari penelitian yang
ISSN: 0854 - 8153
ditemukan adalah data dapat diuji dan statistik
parametrik dapat dipakai sebagai alat analisis. Hal
ini dapat diketahui melalui Uji Normalitas karena
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang dihasilkan yaitu
0.946 melebihi 0.05.
Dari
hasil
Uji
Multikolinearitas
menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas
pada model regresi perusahaan. Hal ini diketahui
karena nilai VIF ketiga variabel <10 dan Tolarance
> 0.1. Uji Autokorelasi yang dilakukan
menghasilkan nilai Uji Durbin Watson adalah
2.581, berada di antara (4-dU) dan (4-dL), yaitu di
antara 1.87 dan 3.54, hal ini menunjukkan bahwa
tidak dapat diambil keputusan di antara data time
series.
Uji Heterokedastisitas yang dilakukan
menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedastisitas pada model regresi. Hal ini
diketahui karena pada Scatterplot tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) sumbu Y.
Untuk mengetahui apakah faktor-faktor
suku bunga, dana pihak ketiga, dan modal inti
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit pada PT.
BPR Cikarang Raharja, bisa dilihat dari hasil Uji F
dan Uji t yang menunjukkan bahwa nilai
signifikansinya > α (0.05). Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel suku bunga, dana
pihak ketiga, dan modal inti sebagai variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan kredit PT. BPR Cikarang
Raharja pada periode 2010-2014.
Suku bunga tidak berpengaruh langsung
terhadap pertumbuhan kredit. Sesuai dengan salah
satu komitmen PT. BPR Cikarang Raharja dalam
menyalurkan
kredit
untuk
menggerakkan
perekonomian, khususnya perekonomian rakyat,
yaitu usaha kecil dan menengah. PT. BPR
Cikarang Raharja menerapkan strategi membidik
223
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
pasar kredit yang tidak begitu rentan dengan
tingkat suku bunga. Dengan membidik sasaran
kepada usaha kecil dan menengah, dimana pada
kelas ini nasabah lebih mementingkan kemudahan
dalam mendapatkan kredit dan ringannya angsuran
dengan jangka waktu yang lama. Meskipun suku
bunga kredit BPR lebih tinggi dibandingkan
dengan bank umum, namun proses kredit di BPR
lebih cepat dibandingkan bank umum.
Hal yang membuat suku bunga kredit BPR
itu sendiri tinggi adalah karena BPR juga
memberikan tingkat suku bunga yang relatif tinggi
untuk simpanannya, yaitu tabungan dan deposito
yang tingkat suku bunganya lebih tinggi
dibandingkan dengan bank umum. Karena dalam
menghimpun dana pihak ketiga masyarakat lebih
percaya untuk menyimpan dananya pada bank
umum, sehingga untuk menarik minat masayarakat
agar mau menyimpan dananya di BPR yaitu
dengan cara memberikan tingkat suku bunga yang
lebih tinggi. Selain karena pemberian tingkat suku
bunga simpanan yang tinggi, beban operasional
perusahaan yang tinggi juga memengaruhi
tingginya suku bunga kredit yang diberikan. Oleh
karena itu, agar beban bunga dan operasional yang
tinggi dapat tertutupi maka suku bunga kredit pada
BPR menjadi tinggi dibandingkan dengan bank
umum.
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun
dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank untuk kemudian
disalurkan kembali melalui kredit kepada
masyarakat luas. Besar kecilnya akumulasi dana
pihak ketiga ini akan menentukan jumlah kredit
yang dapat disalurkan kepada masyarakat,
meskipun dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan kredit.
membutuhkan dana yang akan digunakan baik
untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk berusaha.
Selain itu pemasaran yang dilakukan oleh BPR
juga memengaruhi, karena banyak masyarakat
yang membutuhkan dana tetapi tidak mengetahui
keberadaan BPR ini. Kemudian bank-bank lain
juga menjadi pesaing dalam menarik nasabah yang
akan melakukan pinjaman berupa kredit, dimana
lokasi BPR Cikarang Raharja berdekatan dengan
BPR yang lainnya dan juga bank umum membuat
masyarakat memiliki pilihan untuk menentukan
bank mana yang akan dipilihnya. Beda halnya
apabila hanya ada satu-satunya bank dalam daerah
tersebut. Faktor-faktor ini juga yang mungkin
menyebabkan dana pihak ketiga tidah berpengaruh
terhadap pertumbuhan kredit.
Modal inti tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan kredit, karena
modal digunakan untuk memenuhi rasio ketentuan
CAR yakni 8%. Meskipun jumlah modal selalu
meningkat setiap tahunnya, tetapi tidak
memengaruhi pertumbuhan kredit karena nilainya
yang relatif kecil dibandingkan dengan dana pihak
ketiga. Hal ini bisa dilihat bahwa kenaikan modal
tidak menyebabkan kenaikan jumah kredit yang
diberikan melainkan meningkatkan rasio CAR nya.
Dari hasil Uji Koefisien Determinasi
diketahui bahwa masih ada 70% yang dijelaskan
oleh variabel-variabel lain. Maksudnya adalah
bahwa pertumbuhan kredit dipengaruhi juga oleh
faktor lain seperti kondisi variabel mikro lainnya
(misal : pelayanan, pemasaran), kondisi
perekonomian, inflasi, dan kondisi politik luar dan
dalam negeri. Faktor-faktor ini secara tidak
langsung memengaruhi kondisi pasar yang tentu
saja juga memengaruhi kebijakan pemerintah
untuk menyikapinya.
Simpulan dan Saran
Diluar dari hasil pengujian yang telah
dilakukan kenapa dana pihak ketiga tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit adalah
adanya kondisi kebutuhan dari masyarakat itu
sendiri, apakah perekonomiannya mencukupi atau
ISSN: 0854 - 8153
Simpulan
224
1. Variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan kredit.
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
2. Variabel dana pihak ketiga tidak memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan kredit.
3. Variabel modal inti tidak memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan kredit.
Saran
1. PT. BPR Cikarang Raharja sebaiknya lebih
mengoptimalkan
fungsi
intermediasi
perbankannya bagi pengembangan sektor
rill.
Hal
ini
demi
tercapainya
pembangunan nasional yang merata dan
menyeluruh pada berbagai sektor.
2. Untuk lebih meningkatkan perannya dalam
membantu sektor rill di skala mikro, maka
sebaiknya PT. BPR Cikarang Raharja
memberi tingkat suku bunga yang relatif
lebih rendah kepada kredit mikro. Dengan
demikian, nasabah akan mendapatkan
manfaat kredit lunak PT. BPR Cikarang
Raharja yang akan sangat berarti bagi
perkembangan usahanya.
3. Sehubungan dengan CAR yang selalu di
atas 8% yang menunjukkan kondisi bank
stabil, maka sebaiknya penggunaan modal
lebih dioptimalkan untuk pengalokasian
kredit, sehingga dapat memberikan kredit
lebih banyak dan lebih luas lagi kepada
masyarakat.
Daftar Pustaka
Ghozali, Imam, 2013, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS
21, Semarang : Badan PenerbitUniversitas
Diponegoro.
Gujarati, Damodar N. 2009, Basic Ecomentrics,
New York : Mc Graw Hill.
Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
Priyatno, Duwi, 2013, Analisis Korelasi, Regresi,
dan
Multivariate
dengan
SPSS,
Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Siamat,
Dahla, 2005, Manajemen Lembaga
Keuangan, Edisis 5, Jakarta : Penerbit LP
FEUI.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian
Bandung : Penerbit Alfabet.
Bisnis,
Sunariyah, 2010, Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal, Yogyakarta : Penerbit YKPN.
Suyatno, Thomas ,2007, Kelembagaan Perbankan,
Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2006,
Metodologi
Penelitian
Keuangan,
Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.
Cooper, Donald R., dan Pamela S. Schindler 2006,
Metode Riset Bisnis, Jakarta : Mc Graw
Hill.
Dendawijaya,
Lukman,
2009,
Manajemen
erbankan, Edisi 2, Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia.
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,
No. 118. Jakarta.
www.bi.go.id (diakses 10 Maret 2015)
www.ojk.go.id (diakses 10 Maret 2015)
www.mediabpr.com (diakses 10 Maret 2015)
www.spssindonesia.com (diakses 27 Mei 2015).
ISSN: 0854 - 8153
225
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
LAMPIRAN 1
Data Kredit, Data Akumulasi Dana Pihak Ketiga, dan Data Modal Inti
PT. BPR Cikarang Raharja Tahun 2010-2014 (per enam bulan ∕ semester)
DATA KREDIT
Ribuan
Rp
No
a.
b.
Pos-Pos
Pihak Terkait
Pihak Tidak Terkait
TOTAL KREDIT
Jumlah pertumbuhan
kredit
Juni
Desember
Juni
2010
2010
2011
Juni
Desember
2011
Desember
2012
0
16,488,183
0
17,828,565
2012
297,691
20,801,645
23,141,679
20,624,285
17,133,163
16,618,183
17,828,565
20,801,645
23,439,370
21,016,038
0
-514,980
1,210,382
2,973,080
2,637,725
-2,423,332
0
-3.01%
7.28%
16.68%
12.68%
-10.34%
0
17,133,163
% pertumbuhan kredit
130,000
391,753
DATA AKUMULASI DANA PIHAK KETIGA
Ribuan Rp
Pos-Pos
Juni
2010
Desember
2010
Juni
2011
Desember
2011
Juni
2012
Desember
2012
Tabungan
4,100,499
4,653,526
5,402,777
6,411,843
9,058,411
7,279,353
Deposito
20,408,900
23,000,856
23,625,075
21,936,205
22,510,620
21,919,261
Jumlah dana
pihak ketiga
24,509,399
27,654,382
29,027,852
28,348,048
31,569,031
29,198,614
Jumlah pertumbuhan
dana pihak ketiga
0
3,144,983
1,373,470
-679,804
3,220,983
-2,370,417
% pertumbuhan dana
pihak ketiga
0
12.83%
4.97%
-2.34%
11.36%
-7.51%
ISSN: 0854 - 8153
226
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
DATA MODAL
Ribuan Rp
Juni
2010
Desember
2010
Juni
2011
Desember
2011
Juni
2012
1,782,763
1,028,507
1,875,910
2,469,603
3,484,310
3,083,343
Jumlah pertumbuhan modal
0
-754,256
847,403
593,693
1,014,707
-400,967
% pertumbuhan modal
0
-42.31%
82.39%
31.65%
41.09%
-11.51%
No
Pos-Pos
Total ekuitas / modal
Desember
2012
DATA KREDIT
Ribuan Rp
195,981
Juni
2014
301,854
Pihak Tidak Terkait
21,733,633
20,777,665
31,268,727
35,496,912
TOTAL KREDIT
22,185,611
20,973,646
31,570,581
35,650,752
1,169,573
-1,211,965
10,596,935
4,080,171
5.57%
-5.46%
50.53%
12.92%
No
a.
b.
Pos-Pos
Pihak Terkait
Jumlah pertumbuhan kredit
% pertumbuhan kredit
Juni
2013
451,978
Desember
2013
Desember
2014
153,840
DATA AKUMULASI DANA PIHAK KETIGA
Ribuan Rp
No
a.
b.
Pos-Pos
Desember
2013
Juni 2013
8,920,735
Tabungan
22,773,369
Deposito
Jumlah dana pihak ketiga
Jumlah pertumbuhan dana pihak ketiga
7,175,023
25,806,956
Juni 2014
7,657,099
23,302,519
Desember
2014
7,468,978
27,585,957
31,694,104
32,981,979
30,959,618
35,054,935
2,495,490
8.55%
1,287,875
4.06%
-2,022,361
-6.13%
4,095,317
13.23%
% pertumbuhan dana pihak ketiga
DATA MODAL
Ribuan Rp
Juni
2013
2,683,594
Desember
2013
2,813,099
Juni
2014
3,064,033
Jumlah pertumbuhan modal
-399,749
129,505
250,934
1,423,444
% pertumbuhan modal
-12.96%
4.83%
8.92%
46.46%
No
Pos-Pos
Total ekuitas / modal
ISSN: 0854 - 8153
227
Desember
2014
4,487,477
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
LAMPIRAN 2
HASILPERHITUNGAN SPSS 20
Regression
b
Model Summary
Model
R
1
.548
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.300
19.1065142058
-.119
1
a. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga
b. Dependent Variable: Kredit
a
ANOVA
Model
Sum of Squares
Regression
1
df
Mean Square
F
783.606
3
261.202
Residual
1825.294
5
365.059
Total
2608.900
8
Sig.
.716
.584
b
a. Dependent Variable: Kredit
b. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga
Coefficients
Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
75.957
63.043
Suku Bunga
-2.308
2.180
-.219
.038
Beta
1.205
.282
-.474
-1.059
.338
.904
-.099
-.242
.818
.203
.079
.186
.860
1
Dana Pihak Ketiga
Modal Inti
a. Dependent Variable: Kredit
ISSN: 0854 - 8153
228
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
Residuals Statistics
Minimum
Predicted Value
Maximum
-11.5354166031
Residual
a
Mean
22.2492237091
Std. Deviation
9.4820846256
-26.46368217468 28.27577781677
N
9.89700755108
9
0E-11 15.10502575918
9
Std. Predicted Value
-2.124
1.290
.000
1.000
9
Std. Residual
-1.385
1.480
.000
.791
9
a. Dependent Variable: Kredit
b
Model Summary
Model
1
R
.548
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.300
Durbin-Watson
19.1065142058
-.119
2.581
1
a. Predictors: (Constant), Modal Inti, Dana Pihak Ketiga, Suku Bunga
b. Dependent Variable: Kredit
Coefficients
Model
a
Collinearity Statistics
Tolerance
1
VIF
Suku Bunga
.699
1.431
Dana Pihak Ketiga
.844
1.184
Modal Inti
.770
1.299
a. Dependent Variable: Kredit
Coefficient Correlations
Model
a
Modal Inti
Dana Pihak
Suku Bunga
Ketiga
Correlations
Modal Inti
1.000
-.251
.474
Dana Pihak Ketiga
-.251
1.000
-.387
Suku Bunga
.474
-.387
1.000
Modal Inti
.041
-.046
.210
-.046
.818
-.763
.210
-.763
4.750
1
Covariances
Dana Pihak Ketiga
Suku Bunga
a. Dependent Variable: Kredit
ISSN: 0854 - 8153
229
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
Collinearity Diagnostics
Model
Dimension
Eigenvalue
a
Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
Suku Bunga
Dana Pihak
Modal Inti
Ketiga
1
2.598
1.000
.00
.00
.05
.03
2
.767
1.840
.00
.00
.06
.71
3
.630
2.031
.00
.00
.76
.01
4
.005
22.536
1.00
1.00
.13
.24
1
a. Dependent Variable: Kredit
NPar Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
9
a,b
Mean
0E-7
Std. Deviation
Most Extreme Differences
15.10502576
Absolute
.175
Positive
.175
Negative
-.128
Kolmogorov-Smirnov Z
.525
Asymp. Sig. (2-tailed)
.946
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ISSN: 0854 - 8153
230
Volume 22 No. 2 September 2015
Manajemen Keuangan
ISSN: 0854 - 8153
231
Volume 22 No. 2 September 2015
Download