1 analisis pengaruh nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan

advertisement
1
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG
MELAKUKAN SEASONED EQUITY OFFERINGS
(Jurnal)
Oleh
Nama
: ANITA PRATIWI
NPM
: 0741031012
Pembimbing I: Agrianti Komalasari., S.E., M.Si., Akt
Pembimbing II: Ninuk D Kesumaningrum., S.E., M.Si., Akt
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk
didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit,
pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya
dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4).
Menurut Usman (1989) dan Anoraga (2001) pasar modal adalah terlengkap disektor
keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar
modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal
dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini
disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Ada banyak produk yang
ditawarkan dalam pasar modal dan pasar uang. Produk yang cukup banyak di minati
pada pasar uang adalah deposito dan tabungan, sedangkan pada pasar modal adalah
saham dan obligasi.(Jogiyanto, 1998).
Seasoned Equity Offerings merupakan salah satu bentuk pendanaan melalui equity
financing yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Tetapi investor pun pasti ingin
mengetahui apakah saham yang dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak.
Pendanaan melalui seasoned equity offerings memberikan reaksi pasar ganda bagi
fluktuasi harga saham. (Yusi, 2001).
3
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul, “Analisis Pengaruh Nilai tukar, Suku Bunga dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Melakukan Seasoned
Equity Offerings ”
1.2 Perumusan Masalah.
1. Apakah Nilai tukar (foreign exchange) berpengaruh terhadap Harga saham
perusahaan-perusahaaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun
2006-2010.
2. Apakah Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan
yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010.
3. Apakah
Pertumbuhan
Perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan-perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun
2006-2010 .
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka permasalahan
dibatasi pada:
1. Perusahaan yang melakukan SEO yang terdaftar di BEI secara dari tahun 20062010.
2. Menguji apakah Nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap nilai saham pada perusahaan yang melakukan seasoned
equity offerings pada tahun 2006-2010.
4
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh Nilai tukar terhadap harga saham perusahaan yang
melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.
2. Untuk menguji pengaruh Suku bunga terhadap harga saham perusahaan yang
melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.
3. Untuk menguji pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham
perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.
4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA
2.1
Seasoned Equity Offerings (SEO)
Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang
dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terlebih dahulu
beredar di masyarakat melalui initial public offerings (IPO) (Megginson, 1997 dalam
Sulistyanto dan Wibisono, 2003). Seasoned equity offerings dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain: rights issues, second offerings, third offerings dan
seterusnya.
Alderson & Betker (1997) dan Trail & Vos (2001) menjelaskan fenomena pada
peristiwa Seasoned Equity Offerings dengan menggunakan konsep windows of
opportunity dimana menjelaskan sikap oportunis manajer dengan mengeluarkan
ekuitas tambahan pada saat mengetahui bahwa pasar telah menilai perusahaanya
terlalu tinggi (overvalued). Padahal dalam jangka panjang penilaian tersebut tidak
bisa dipertahankan karena pasar melakukan koreksi terhadap kesalahannya, yang
mengakibatkan harga saham perusahaan akan turun secara signifikan. (Sulistyanto
dan Haris (2003).
2.2. Nilai Tukar Mata Uang (foreign exchange)
Menurut, Sukirno (2000) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk
memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing.
Perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan deficit perdagangan , dapat juga
mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh, karena para investor lebih
memilih menukarkan mata uang nya ke mata uang lain yang di anggap lebih stabil.
Ma dan Kao (1990) dan Dewi (2003) menemukan bahwa apresiasi uang domestik
berpengaruh negatif pada pergerakan saham domestik untuk perekonomian yang di
dominasi ekspor yang positif untuk perekonomian yang di dominasi impor. Dalam
6
hal ini , investor asing akan membeli mata uang domestik untuk investasikan pada
pasar modal yang mengalami bullish (naik) dan tekanan ini akan menyebabkan
terapresiasinya mata uang domestik dalam jangka panjang . (Fahmi, 2006).
2.3
Pengertian Suku Bunga
Menurut Boediono (2001), tingkat bunga di definisikan sebagai harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, pengertian tingkat bunga sebagai
harga ini juga dapat di nyatakan sebagai harga yang harus di bayar apabilia terjadi
pertukaran satu rupiah saat ini dengan satu rupiah saat nanti.Tingkat suku bunga
dapat dijadikan indikator untuk melihat perkembangan investasi. Bank Indonesia
menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat pengendali jumlah uang beredar
dengan sasaran akhir tingkat inflasi. Untuk mendorong investasi. BI akan
menurunkan tingkat suku bunga sehingga perusahaan akan lebih mudah melakukan
investasi. Dalam kondisi seperti ini jumlah uang beredar di masyarakat akan
meningkat dan akan mendorong masyarakat untuk berinvestasi dan konsumsi
daripada menabung. Sebaliknya apabila diperlukan kebijakan uang ketat dengan
meningkatkan suku bunga, maka masyarakat aka cenderung lebih suka menabung
daripada berinvestasi. Sehingga terdapat hubungan negatif dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa terdapat hubungan negarif antara tingkat suku bunga dan investasi.
( Tanjung, 2003).
2.5
Pertumbuhan Perusahaan
Ambarish et.al.(1987) mengatakan bahwa harga saham yang dipengaruhi oleh
kebijaksanaaan struktur modal tergantung pada peluang tumbuh dari perusahaan
tersebut. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh ( memiliki peluang tumbuh yang
terbatas) harga saham akan merespon secara negatif jika perusahaan tersebut
memiliki lebih sedikit equity didalam strktur modalnya. Sedangkan untuk perusahaan
yang tumbuh ( perusahaan yang memiliki peluang tumbuh yang tinggi ) harga saham
akan merespon secara postif jika perusahaan tersebut memiliki lebih banyak equity
didalam struktur modalnya. Pendapat ini didukung oleh Jeansen (1985)
7
2.6
2.6.1
Perumusan Hipotesis
Pengaruh Nilai Tukar (Foreign Exchange) terhadap Harga Saham.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar membuat sebagian investor lebih
memilih untuk menginvestasikan dananya pada pasar. sebaliknya penguatan nilai
tukar rupiah terhadap US dolar menyebabkan kenaikan terhadap harga saham. Bila
kurs mata uang dalam negeri melemah atau nilai dolar naik, maka kinerja saham di
bursa efek dalam negeri akan melemah pada perusahaan yang melakukan SEO,.
Berdasarkan hubungan antara nilai tukar dan harga saham diatas maka hipotesis
pertama yang di ajukan adalah :
Ha1
: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.
2.6.2
Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham.
Kenaikan suku bunga deposito akan mengakibatkan investor lebih memilih
melakukan investasi pada sektor perbankan sehingga harga saham akan mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan deposito merupakan salah satu bentuk investasi yang
tidak terlalu beresiko dibandingkan saham, serta dapat memberikan keuntungan yang
lebih tinggi jika dibandingkan saham pada saat terjadi kenaikan tingkat suku bunga.
Berdasarkan hubungan diatas maka hipotesis kedua yang diajukan adalah:
Ha2 : Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.
2.6.3
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham
Perusahaan
dengan
tingkat
pertumbuhan
potensial
yang
tinggi
memiliki
kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang
dan kapitalisasi yag tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya
modal yang rendah. Oleh karena itu laverage memiliki hubungan yang negative
dengan pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka akan
semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas dan harga saham.
Ha3
: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap harga saham yang
melakukan SEO.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi atau kutipan langsung dari berbagai sumber. Data–data yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari:
a. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia.
b. ICMD (Indonesia Capital Market Directory).
c. Internet.
d. Buku–buku literatur penunjang yang terkait.
e. Data dari penelitian sebelumnya.
3.2 Populasi dan Sampel
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari
harga saham penutupan mingguan perusahaan, nilai tukar rupiah terhadap US dolar
dan tingkat suku bunga deposito 1 bulan penutupan bulanan. Populasi penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang
diambil berjumlah 411 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga
tahun 2010.
3.3. Teknik Penarikan Sampel.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
judgement sampling, yaitu pemilihan metode sampel yang memenuhi kriteria yang
sudah ditentukan.Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 36 perusahaan
yang melakukan Seasoned Equity Offerings dalam kurun waktu 2006-2010.
9
3.3 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini digunakan alat analisis berupa regresi linier berganda. Variabel
yang diteliti di bagi menjadi dua yaitu :
3.4.1. Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang
dalam hal ini adalah harga saham rata-rata sampel. Harga saham rata-rata di
rumuskan sebagai berikut :
π‘Œ=
H s 1 +H s 2 +H s 3 + ……+H sN
N
Keterangan :
Y
= Harga saham rata – rata
𝐻𝑠1−𝑁 = Harga saham setiap perusahaan per bulan
N
= Jumlah perusahaan yang masuk dalam sampel.
3.4.2. Variabel Independen yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel
lainnya yang dalam hal ini adalah :
1)
Nilai Tukar (Foreign Exchange) sebagai variabel 𝑋1
Foreign exchange dihitung sebagai berikut :
𝑋1 =
FE 1 +FE 2 +FE 3 + ……+FE N
N
Keterangan :
X1
𝐹𝐸1−𝑁
N
2)
= Foreign Exchange rata – rata
= Foreign Exchange harian Bank Indonesia.
= Jumlah hari.
Suku Bunga sebagai variabel 𝑋2
Suku bunga dihitung sebagai berikut :
𝑋2 =
S 1 +S 2 +S 3 + ……+S M
M
Keterangan :
𝑋2
𝑆1−π‘š
M
= Suku bunga rata-rata.
= Suku bunga deposito satu bulan BI.
= Jumlah minggu.
10
3)
Pertumbuhan perusahaan sebagai variabel 𝑋3
𝑋3 = ROA thn sebelumnya − ROA thn skrg
Return on Asset (ROA) =
3.5.
laba bersih setelah pajak
total aktiva
Alat Analisis
Berdasarkan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini diarahkan untuk melihat
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan
perkembangannya secara proporsional. Dengan demikian model analisis regresi linier
berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :
π‘Œ = π‘Ž + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 ∈
Keterangan :
Y
π‘Ž
𝑏1 − 𝑏2 − 𝑏3
𝑋1
𝑋2
𝑋3
∈
= harga saham rata-rata
= konstanta
= koefesien regresi
= foreign exchange tengah rata - rata
= suku bunga rata-rata
= pertumbuhan ekonomi
= error
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0
(Statistical Package for Social Science). Pengujian signifikansi koefesien regresi
adalah dengan menggunakan nilai probabilitas (p-value) dibadingkan dengan tingkat
signifikasi (𝛼). Pada pengujian ini tingkat keyakinan 95% dan 𝛼 5%.
Hipotesis yang digunakan :
Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak, Ho diterima
Ha : apabila sig < 0,05, maka ha diterima, Ho ditolak
11
3.6
Uji Statistik
3.6.1
Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat untuk menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai yang tidak bias dan efisien
(Best Linier Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan linier berganda dengan
metode kuadrat terkecil, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi
yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah :
3.6.1.1. Uji Asumsi Normalitas
Menurut Dajan (1986:172), distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari
variabel random yang kontinyu. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan
jenis distribusi normal, digunakan pengujian Normal Probability Plot of Regression
Standardized Residual terhadap masing-masing variabel. Jika data menyebar jauh
dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3.6.1.2 Uji Asumsi Multikolinearitas
Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan variabel
independen yang lain dalam model regresi memiliki hubungan yang kuat. Menurut
Gujarati
(1995),
adanya
multikolinearitas
yang kuat
akan mengakibatkan
ketidakpastian estimasi. Pengujian gejala multikolinearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah tiap–tiap variabel independen berhubungan secara linier.
Multikolinearitas menyebabkan standar error akan semakin besar dan meningkatkan
tingkat korelasi antarvariabel di mana standar error menjadi sensitive terhadap
perubahan data. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai value inflation factor (VIF).
Jika VIF dari suatu variabel melebihi 10 maka suatu variabel dikatakan berkolerasi
sangat tinggi. Besarnya VIF dapat dirumuskan :
1
𝑉𝐼𝐹 = π‘‡π‘œπ‘™π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘π‘’
12
3.6.1.3 Uji Aumsi Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti terjadi varian yang tidak sama untuk variabel independen
yang berbeda. Hal ini dapat dideteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran y
dengan nilai residual (selisih antara variabel dependen aktual dengan nilai
prediksinya ) versus nilai prediksinya menyebar atau tidak membentuk pola. Jika
pada grafik yang mempunyai sumbu residual yang distandarkan dari sumbu x dan y
yang telah diprediksi tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0
pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih, 2002)
3.6.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam ragkaian waktu (seperti pada data runrun waktu
atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data
silang waktu atau cross-sectional data) (Sumodiningrat, 1994 dalam Hamzah, 2005
dan Anastasia,2003). Data penelitian ini merupakan polling data yaitu gabungan
antara time series dan cross sectional sehingga tidak dilakukan pengujian DurbinWatson.
3.6.2. Goodness of Fit Test
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik
dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R).
Koefisien determinan R
digunakan untuk melihat tingkat presentase. Pengaruh
variabel independen (X) yang dimasukkan dalam model persamaan regresi terhadap
variabel dependen (Y). Dimana 𝑅 2 = 1 berarti variabel independen berpengaruh kuat
terhadap variabel dependen. Begitu juga sebaliknya, jika 𝑅 2 = 0 berarti variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
13
3.7.
Hubungan dan Kontribusi Variabel Independen terhadap Variabel
Dependen
Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suatu variabel independen
terhadap variabel dependen tanpa dipengaruhi variabel independen lainnya. Untuk
menilai hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara parsial
dugunakan koefisien relasi parsial (r). Untuk mengukur besarnya kontribusi variabel
independen terhadap variasi (naik turunnya) variabel dependen secara parsial
digunakan koefisien determinas (π‘Ÿ 2 ) yang diperoleh dengan mengkuadratkan
koefisien relasi parsial (r).
3.7.1 Uji Parsial (Uji-t)
Pengujian hipotesis terhadap koefesien regresi secara parsial dilakukan denga
menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis (𝛼)
5%, Hipotesis yag digunakan :
Ho : apabila sig > 0,05 maka Ha ditolak
Ha : apabila sig < 0,05 maka Ha diterima
Keputusan :
Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
yang melakukan SEO
Ha2 : Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan
yang melakukan SEO
Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang
melakukan SEO
3.7.2. Uji Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang
diamati secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
secara berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap
14
koefisien regresi secara simultan dilakukan uji-F pada tingkat keyakina 95% dan
tingkat kesalahan analisis (𝛼) 5% dengan ketentuan degree of freedom (𝑑𝑓1 )=k-1,
degree of freedom (𝑑𝑓2 )=n-k.
Hipotesis yang digunakan :
Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak
Ha : apabila sig < 0,05, maka Ha diterima Ha3 : Nilai tukar rupiah dan tingkat suku
bunga berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap harga.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan kebenaran hipotesis yang telah
penulis ajukan, maka dalam bab ini akan dilakukan proses penganalisaan data yang
telah berhasil penulis kumpulkan. Analisa data merupakan suatu kegiatan mengolah
data dengan cara sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil berupa angka-angka yang
dianalisis dengan bantuan komputer melalui program SPSS.
4.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai ratarata serta standard deviasi dari masing-masing variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Harga Saham, Nilai Tukar, Suku
Bunga, dan Pertumbuhan ROA. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif.
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Hrg_Saham
36
220.06
459.00
3.3211E2
50.48217
Nilai_Tukar
36
8775.00
9995.00
9.2362E3
246.92125
Suku_Bunga
36
8.00
12.75
9.7083
1.71287
Pertumbuhan_ROA
36
-4.52
4.10
-.3350
1.62869
Valid N (listwise)
36
16
Setelah dilakukan pengolahan data, dapat dilihat pada tabel menunjukkan bahwa dari
36 sampel perusahaan untuk variabel harga saham memiliki nilai minimum sebesar
220,06 dengan nilai maksimum 459,00. Nilai rata-rata sebesar 3,3211 dengan
standard deviasi sebesar 50,48217.
Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel niali tukar memiliki nilai minimum sebesar
8775,00 dengan nilai maksimum 459,00. Nilai rata-rata sebesar 9,2362 dengan
standard deviasi sebesar 264,92125.
Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel suku bunga memiliki nilai minimum
sebesar 8,00 dengan nilai maksimum 12,75. Nilai rata-rata sebesar 9,7083 dengan
standard deviasi sebesar 1,71287.Dari 36 sampel perusahaan untuk variabel
pertumbuhan ROA memiliki nilai minimum sebesar-4,52 dengan nilai maksimum
4,10. Nilai rata-rata sebesar -0,3350 dengan standard deviasi sebesar 1,62869.
4.1.2.
Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji kebenaran distribusi normal dalam sebuah
model regresi, variable dependen, variable independen dan keduanya. Model regresi
yang baik memilik distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian asumsi
ini dilakukan melalui pengamatan terhadap Normal Probability plot of Regression
Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Model Regresi
17
pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov
Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika probabilitas Asymp.Sig (2-tailed)
standardized residual model regresi di atas 0,05 maka dikatakan asumsi normalitas
terpenuhi. Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
18
Tabel. 2 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Suku_Bung Pertumbuhan_RO
Hrg_Saham
Nilai_Tukar a
A
36
36
36
36
Mean
332.1125
9236.1944
9.7083
-.3350
Std. Deviation
50.48217
246.92125
1.71287
1.62869
.083
.169
.215
.154
Positive
.083
.169
.215
.154
Negative
-.069
-.147
-.159
-.096
Kolmogorov-Smirnov Z
.496
1.012
1.290
.923
Asymp. Sig. (2-tailed)
.966
.258
.072
.362
N
Normal Parametersa
Most
Extreme Absolute
Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk variabel harga saham
sebesar 0,496 dengan p=0,966. Variabel nilai tukar memiliki nilai K-S sebesar 1,012
dengan p=0,258. Untuk suku bunga memiliki nilai K-S sebesar 1,290 dengan p=0,072
kemudian pertumbuhan ROA memiliki nilai K-S sebesar 0,923 dengan nilai p=0,362.
19
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed), pada
semua variabel yang dianalisis menujukan nilai probabilitas > 0,05. Karena nilai
semua probabilitas variabel ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
Nilai Asymp.Sig.(2-tailed) harga saham sebesar 0,966 maka harga saham telah
terdistribusi secara normal. Demikian pula untuk nilai tukar dengan nilai 0,258 maka
variabel nilai tukar terdistribusi secara normal. Untuk variabel suku bunga dan
pertumbuhan ROA telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Asymp.Sig.(2-tailed) masing-masing sebesar 0,072 dan 0,362.
4.1.2.2. Pengujian Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan indikasi adanya hubungan antara variable-variabel
independen suatu model regresi berganda. Pada model regresi berganda yang baik
tidak terjadi korelasi diantara variable indpenden.
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
Tolerance
VIF
Kesimpulan
Nilai Tukar
0.988
1,012
Tidak ada multikolinieritas
Suku Bunga
0,944
1,006
Tidak ada multikolinieritas
Pertumbuhan ROA
0,983
1,018
Tidak ada multikolinieritas
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak
mempunyai masalah multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang
kurang dari 10 dan nilai Tolerance tiap variabel yang menunjukan angka > 0,10.
20
4.1.2.3. Pengujian Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidanyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain
berbeda. Sedangkan bila terjadi kenyamanan variance dari residual pengamatan satu
ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara untuk mengatahui ada tidaknya heterokedastisitas dalam suatu model
regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi
variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika ada pola
tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas. Grafik scatterplot ditunjukkan pada grafik berikut:
Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas.
Hasil pengujian heterokedastisitas pada gambar di atas menunjukkan bahwa data
tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik
diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat heterokedastisitas dalam model regresi yang digunakan.
21
4.1.2.4 Pengujian Autokorelasi
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Change Statistics
R
Model R
Square Square
.163a .027
1
a.
Adjusted R Std. Error of the R Square F
Predictors:
-.065
Sig.
F Durbin-
Estimate
Change
Change df1
df2
Change
Watson
52.08880
.027
.291
32
.031
1.827
(Constant),
3
Pertumbuhan_ROA,
Suku_Bunga,Nilai_Tukar
b.
Dependent
Variable:
Hrg_Saham
Pengujian autokorelasi diklakukan dengan menggunakan Durbin-Watson dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Nilai DW kurang dari 1,193 berarti ada autokorelasi
b. Nilai DW antara 1,193 – 1,730 berarti tidak ada kesimpulan
c. Nilai DW antara 1,730 – 2,270 berarti tidak ada autokorelasi
d. Nilai DW antara 2,270 – 2,807 berarti tidak ada kesimpulan
e. Nilai DW lebih dari 2,807 berarti ada autokorelasi
Pada output hasil pengujian model regresi tampak bahwa nilai DW sebesar 1,827. Hal
ini berarti nilai DW hitung berada antara 1,730 – 2,270 sehingga tidak terdapat
4.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan dari variabelvariabel independen (Nilai Tukar, Suku Bunga, Pertumbuhan ROA) terhadap variable
dependen (Harga Saham). Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji-t
atau melihat p-value pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam
analisis (alpha) 5%, sebagai berikut :
22
ο‚·
Jika p-value > 0.05 maka Ha ditolak
ο‚·
Jika p-value < 0.05 maka Ha diterima
4.4.1. Penjelasan Pengujian Hipotesis :
1. Ha 1
: Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan yang melakukan SEO.
Koefisien regresi b1 yang dihasilkan bertanda negatif, menyatakan bahwa adanya
pengaruh yang negatif antara nilai tukar (foreign exchange) dengan harga saham
perusahaan yang melakukan SEO. Artinya jika nilai tukar rupiah melemah dan nilai
dolar naik maka pada umunya akan terjadi penurunan harga saham.
Dengan melihat signifikansi variabel X1 pada lampiran, disimpulkan bahwa nilai
tukar (foreign exchange) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap besarnya harga saham perusahaan yang melakukan SEO.
2.Ha2 : Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang
melakukan SEO.
Koefisien regresi b2 yang dihasilkan bertanda negatif, menyatakan bahwa adanya
pengaruh yang negatif antara suku bunga dengan harga saham perusahaan yang
melakukan SEO. Dengan melihat signifikansi variabel X2 pada lampiran,
disimpulkan bahwa suku bunga memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
harga saham perusahaan yang melakukan SEO.
3.Ha3
: Pertubuhan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham
perusahaan yang melakukan SEO.
Koefisien regresi b3 yang dihasilkan bertanda positif, menyatakan bahwa adanya
pengaruh yang positif antara pertumbuhan ROA dengan harga saham perusahaan
yang melakukan SEO. Dengan melihat signifikansi variabel X3 pada lampiran,
disimpulkan bahwa pertumbuhan ROA memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO.
23
4.Ha4.
: Nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan ROA secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO.
Secara simultan, berdasarkan hasil uji-f dapat dilihat pada table 5 (lampiran) bahwa
p-value sebesar 0,031 pada tingkat signifikansi 0,05 maka dapat diketahui bahwa
variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini
tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa nilai tukar rupiah, suku bunga dan
pertumbuhan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya
harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Output untuk pengujian hipotesis
secara parsial diringkas dalam tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Pengujian secara Parsial
Coefficientsa
Model
1(Constant)
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
622.612
335.596
Nilai_Tukar
-.030
.036
Suku_Bunga
-1.352
1.431
Pertumbuhan_ROA
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
1.855
.073
-.147
-.836
.045
.988 1.012
5.156
-.046
-.262
.795
.994 1.006
5.453
.046
.262
.795
.983 1.018
a. Dependent Variable: Hrg_Saham
Variabel
p-value
Sig
Keputusan
Nilai Tukar
0,045
p < 0,05
Ha1 didukung
Suku Bunga
0,795
p > 0,05
Ha2 tidak didukung
Pertumbuhan ROA
0,795
p > 0,05
Ha3 tidak didukung
24
1.5. Hasil Uji Hipotesis.
Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variable independen yang diamati secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan
terhadap
variable
dependen.
Pengujian
ini
dilakukan
dengan
membandingkan antara nilai p-value dengan tingkat signifikansi dengan keputusan
sebagai berikut :
ο‚·
Jika p-value > 0.05 maka Ha ditolak
ο‚·
Jika p-value < 0.05 maka Ha diterima
Output untuk pengujian hipotesis secara parsial diringkas dalam tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Pengujian secara Simultan
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
2371.968
3
790.656
Residual
86823.768
32
2713.243
Total
89195.736
35
F
Sig.
.291
.031a
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan_ROA, Suku_Bunga, Nilai_Tukar
b. Dependent Variable: Hrg_Saham
4.6. Kontribusi dan Hubungan Variabel Independen terhadap Variabel
Dependen
Mengenai kontribusi dan hubungab variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu secara parsial dan secara simultan. Cara parsial
digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dan hubungan suatu variabel
independen terhadap variabel dependen apabila variabel independen
konstan. Besarnya hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial dapat diketahui melalui koefisien parsial (r) variabel independen,
sedangkan kontribusinya dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi
parsial (r2) variabel independen.
25
Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suattu variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Untuk menilai hubungan variabel
dependen secara simultan digunakan koefisien korelasi (R). Untuk mengukur
besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi (naik turunnya) variabel
dependen secara simultan digunakan koefisien determinasi (R2). Untuk model regresi
yang memiliki nilai lebih dari dua variabel bebas maka digunakan Adjusted R Square
sebagai koefisien determinasi.
Tabel 6. Hasil Perhitungan Korelasi secara Simultan
R
0,163
R Square
0,27
Adjuste R Square
-0,65
Model Summaryb
Change Statistics
Model
R
1
.163a
R Square
.027
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
-.065
52.08880
.027
Sig. F
F Change df1
.291
3
Durbin-
df2 Change Watson
32
.831
1.827
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan_ROA,
Suku_Bunga,Nilai_Tukar
b. Dependent Variable: Hrg_Saham
Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai determinasi sebesar 0.65 atau 65 %. Hal
ini menunjukan bahwa variabel dependen sebesar 65 %, sedangkan sisanya 35%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.7. Makna Konstanta dan Koefisien Regresi
Dari perhitungan diperoleh persamaan regresi linier berganda :
Y = 622,61 – 0,030X1 – 1,352 X2 + 1,431 X3 + e
Berdasarkan persamaan tersebut, nilai konstanta sebesar 622,61 menyatakan bahwa
harga saham rata-rata sampel perusahaan yang melakukan SEO yang ditetapkan
26
sebagai variabel dependen akan mencapai harga Rp 622,61 dengan asumsi semua
variabel independen tidak mengalami perubahan (konstan).
Koefisien regresi b1 sebesar -0,030 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel nilai
tukar (foreign exchange) sebesar Rp 1,00 mengakibatkan terjadinya penurunan harga
saham sebesar Rp 0,030 dengan asumsi bahwa X2 konstan. Koefisien regresi b2
sebesar 1,352 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel X2 (suku bunga) sebesar
1% mengakibatkan terjadinya kenaikan harga saham sebesar 1,352%. Koefisien
regresi b3 sebesar 1,431 menyatakan bahwa setiap perubahan variabel X3
(pertumbuhan ROA) sebesar 1% mengakibatkan terjadinya kenaikan harga saham
sebesar 1,431%.
27
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Secara simultan nilai tukar (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan
ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang
melakukan SEO. Seperti tercantum dalam lampiran 10 diketahui koefisiensi
determinasi (R2 ) sebesar 0,27 menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen tersebut memberikan kontribusi sebesar 27 % terhadap perubahan
harga saham yang melakukan SEO .
2. Nilai tukar (foreign exchange) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan
terhadap harga saham. Artinya jika nilai tukar melemah dan nilai dolar naik
maka pada umumnya akan terjadi penurunan harga saham.
3. Suku bunga memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap
harga saham. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Silalahi
dalam Jurnal Pasar Modal Indonesia yang menyatakan bahwa :
Perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan terbukti mempengaruhi
IHSG (1997). Tetapi hasil ini ditemukan pula pada penelitian Tanjung (2003)
dimana suku bunga memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Hal ini
menunjukkkan bahwa investor publik khususnya di Indonesia kurang
memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan sebagai
salah satu faktor yang harus diperhatikan saat melakukan investasi pada
saham, khususnya dalam penelitian ini saham perusahaan yang melakukan
Seasoned Equity Offerings.
28
4. Pertumbuhan Perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan tidak
signifikan terhadap harga saham artinya harga saham akan merespon
informasi pertumbuhan suatu perusahaan Ambarish, John dan William (1987)
dan Jansen (1986). Untuk perusahaan yang tidak tumbuh, yaitu perusahaan
yang memiliki peluang tumbuhnya terbatas, diprediksi memiliki hubungan
yang negatif dengan harga saham. Sedangkan untuk perusahaan yang tumbuh,
yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuh memiliki hubungan yang
positif dengan harga saham.
5.2 SARAN
1. Bagi penelitian selanjutnya
Agar memperoleh hasil yang optimal penelitian selanjutnya bisa
dikembangkan dengan menambah faktor-faktor yang lainnya seperti
tingkat inflasi, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional, kondisi
perekonomian di masa depan dan lain sebagainya.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh
hasil yang signifikan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ambarish, R, John, K, and William, J, 1987. “Metode Signaling with Devidend And
Investment Journal of Finance 42 (June) : 321-343.
Anastasia, Njo dan Yanny Widiastuti Gunawan, 2003 “Analisis faktor Fundamental
dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Universitas Kristen Petra.
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. “Pengantar Pasar Modal”. PT Rineka Cipta :
Jakarta.
Daniel Rooroh, Stephen. 2004, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur
Sebelum dan Setelah SEO di PT. Brsa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.
Dewi, Dian Nirmala, 2003 “Analisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga
Saham di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.
Fahmi, Irham, SE., M.Si., 2006 “Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Dan
Politik”, PT. Refika Aditama : Bandung.
Ghozali, Iman. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Gujarati, D.N. 1997. “Ekonometrika Dasar”. Erlangga: Jakarta.
Hamzah, Ardi, 2005, “Analisis Ekonomi Makro, Industri dan Karekteristik
Perusahaan Terhadap Beta Saham Syariah”, Simposium Nasional Akuntansi
VIII
Handoko, T.Hani. 1995. “Manajemen”. Edisi kedua, BPFE Yogyakarta.
Harto, Puji, 2001 “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di
Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi IV.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, “Metode Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta.
Jeansen, M. 1986, “Agency Cost of Free Cash Flow, Corperate Fiance, and
Takeovers “ American Economi : Review 76, 323-329.
Jogiyanto, Dr., H.M., MBA., Akt., 2003, “Teori Portopolio dan Analisis Investasi”,
Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta.
Munawir, S, 2004, “Analisa Laporan Keuangan”. Edisi keempat, Liberty
Yogyakarta.
Prayoga, Bayu, 2007, “Analisis pengaruh Lingkungan Eksternal terhadap Harga
Saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings”,Skripsi FE :
Unila.
Rusmanjauhari, Budi, 2002, “Analisis Fundamental Terhadap Return Saham IHSG
Periode Bullish Dan Bearish”, Skripsi FE : Unila.
Sari, Prima Yusi, SE, ME, Akt. 2001, “Analisis pengaruh Right Issue Terhadap
Return Saham Setelah Cum Date” Simposium Nasional Akuntansi IV.
Sukirno, Sadono, 2000, “Pengantar Teori Makroekonomi” Edisi Kedua, PT. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
30
Sulistyanto, H. Sri, dan Haris Wibisono, 2003, “Seasoned Equity Offerings : Antara
Agency Theory, Windows of Opportunity dan Penurunan Kinerja”,
Proceeding Simposium Nasional AKuntansi (SNA) VI-Ikatan Akuntan
Indonesia.
Sulistyanto, H. Sri, dan Pratana P. Midiastuti, 2004, “Seasoned Equity Offerings :
Benarkah Underperformance Pasca Penawaran”. Working Paper.
Sunariyah, 2000 “Pengantar Pasar Modal”. Edisi kedua, Jakarta.
Tanjung, Edu Sory Muda, 2003, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku
Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan – Perusahaan Yang Tergabung
Dalam Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.
Download