Proposal Penelitian - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1.
Ruang Lingkup Komunikasi
Ruang lingkup komunikasi dapat ditinjau dari segi bentuk, sifat, teknik,
metode, fungsi, tujuan, model, bidang dan sistem komunikasi. Selain itu, dapat
ditambahkan juga satu aspek lagi guna melengkapi ruang lingkup komunikasi.
Menurut Effendy di dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Teori dan
Praktek” (Effendy, 2005 :6-9) ruang lingkup komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi personal
1). Komunikasi intra personal, yaitu dengan diri sendiri, proses untuk
mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu pesan yang
disampaikan komunikator.
2). Komunikasi inter personal (antar pribadi), yaitu komunikasi antar manusia
secara tatap muka dan umpan baliknya biasanya bersifat langsung.
b. Komunikasi Kelompok
1). Komunikasi kelompok kecil, seperti diskusi panel, symposium, seminar, dan
sejenisnya.
2). Komunikasi kelompok besar, biasanya bersifat akbar, kampanye atau tabligh
akbar.
c. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang menggunakan sarana media untuk
meneruskan suatu pesan kepada para komunikan yang jauh lokasinya dan
banyak jumlahnya ataupun keduanya, melalui media seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Sifat Komunikasi
a. Verbal, menggunakan cara lisan dan tulisan
b. Non verbal yaitu menggunakan gerak anggota tubuh (gesture) dan gambar
(pictorial).
c. Tatap muka
d. Bermedia
3. Metode Komunikasi
a. Jurnalistik, yaitu keterampilan atau kegiatan mengelola berita dari mulai
peliputan sampai siap dikonsumsi khalayak.
b. Hubungan masyarakat, yaitu keseluruhan upaya yang dilaksanakan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara
hubungan baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan
khalayaknya.
c. Periklanan, yaitu kegiatan merancang pesan persuasif yang paling tepat dan
efektif terhadap suatu produk barang atau jasa.
d. Propaganda, yaitu kegiatan mempengaruhi orang lain melalui cara bujukan
maupun cara pemaksaan dan sebagainya.
e. Pameran, yaitu kegiatan
f. Publisitas,
g. Perang urat saraf ( psychological warfare )
h. Penerangan,
Universitas Sumatera Utara
4. Teknik Komunikasi
a. Memberitahukan (informatif)
b. Membujuk (persuasif)
c. Memaksa (koersif)
d. Memerintah (instruktif)
e. Menciptakan niat baik antara organisasi dengan khalayak (hubungan
manusiawi)
5. Fungsi Komunikasi
a. Menginformasikan ( to inform / mass information )
b. Mendidik (to educate / mass education )
c. Menghibur ( to entertaint / mass entertainment )
d. Mempengaruhi / membujuk ( to influence / mass persuation )
6. Tujuan Komunikasi
a. Mengubah sikap ( attitude change )
b. Mengubah opini ( opinion change )
c. Mengubah masyarakat ( behavior change )
7. Model Komunikasi
a. Komunikasi satu arah ( one step flow communication )
b. Komunikasi dua arah ( two step flow communication )
c. Komunikasi banyak arah ( multi step flow communication )
8. Bidang komunikasi
a. Komunikasi sosial ( social communication )
b. Komunikasi manajemen ( management communication )
Universitas Sumatera Utara
c. Komunikasi bisnis ( business communication )
d. Komunikasi politik ( political communication )
e. Komunikasi budaya ( cultural communication )
f. Komunikasi internasional ( international communication )
g. Komunikasi pembangunan ( development communication )
h. Komunikasi tradisional ( traditional communication )
9. Sistem komunikasi
a. Sistem tanggung jawab sosial ( social responsibility system )
b. Sistem otoriter ( authoritarian system )
c. Sistem liberal ( liberal system )
d. Sistem komunis ( communist system)
10. Saluran komunikasi
a. Saluran impersonal, yaitu melalui televisi, radio, film surat kabar dan majalah
b. Saluran interpersonal, yaitu melalui tokoh masyarakat, petugas penyuluh
lapangan, pejabat, pemerintah, kaum kerabat dan tetangga
c. Saluran tradisional, yaitu melalui pertunjukan rakyat seperti ketoprak, ludruk,
wayang dan sebagainya
II.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan
saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan
menimbulkan efek tertentu. (Rakhmat, 1996 : 189)
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti komunikasi massa memiliki ruang lingkup yang lebih luas,
sebab proses interaksi komunikator dan komunikan dihubungkan oleh media dimana
komunikator tidak mengenal komunikannya secara pribadi, demikian pula sebaliknya.
Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurrudin dalam buku
“Komunikasi Massa”(Nurrudin, 2004 :16-28) antara lain :
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti bahwa tidak terdapat arus
balik dari komunikan kepada komunikator.
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, artinya media massa
sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi
atau organisasi.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui
media massa bersifat umum ( public ) karena ditujukan kepada umum dan
mengenai kepentingan umum.
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, kemampuan media
massa untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam
menerima pesan-pesan yang disebarkan.
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi atau khalayak
yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses
komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat
heterogen.
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang. Yang artinya komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh
Universitas Sumatera Utara
ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka
itu bukan komunikasi massa.
Sementara itu menurut Komala menyatakan bahwa komunikasi massa
adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus
pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri
(Komala dkk, 2004 : 4 )
Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa didefenisikan sebagai setiap
bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Istilah tersebar disini menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan
tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.
(Elvinaro Ardianto, 2004 : 4)
Ditambahkan menurut Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi
massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta
tentang media yang digunakannya. Yakni, “pertama, komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar-pemancar yang audio dan / atau visual.
Dari banyaknya defenisi mengenai komunikasi massa diatas dapat
disimpulkan bahwa inti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian ide atau
pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa sehingga pesan
dapat diterima secara serempak. Media massa baik media cetak maupun elektronik
efektif menjangkau dan menyebarkan informasi, ide, nilai-nilai kepada komunikan
yang beraneka ragam serta terpisah secara geografis.
Universitas Sumatera Utara
Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan efek.
Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara disengaja
maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media massa
dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika dianggap sedikit bahkan
hampir tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan
pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.
Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004 :
192-199) yaitu :
1. Efek kognitif
Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan,
pandangan dan pendapat terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
2. Efek afektif
Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari
khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah atau berkurang rasa tidak senangnya
terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton
televisi. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.
3. Efek behavioral
Pesan komunikasi massa yang merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau
film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang
banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki
keterampilan baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang
efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
II.3. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi dalam arti yang luas tidak hanya diartikan sebagai
pertukaran berita dan akan tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok
mengenai tukar menukar data,fakta, dan ide. Fungsi komunikasi( Komala dkk,
2004 : 19-22 )
dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai
dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu
merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass
education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya
mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika,
serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.
3. Fungsi Memengaruhi
Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada
tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat
terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar.
4. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi
dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah
Universitas Sumatera Utara
pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Karena komunikasi dapat
membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.
5. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk
dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses
penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan
penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan
dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan
kesamaan di antara komunikator dan komunikan.
6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan
Fungsi memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk memengaruhi.
Setiap orang berusaha untuk saling memengaruhi dunia dan orang-orang yang
berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulai, komunikasi digunakan sebagai
alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Response)
Teori S-O-R beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika
ada kondisi stimulus pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap
stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :
4. Pesan atau stimulus
5. Komunikan atau organisme
6. Efek atau response
(Effendy, 1993 : 254)
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya. Menurut
Effendy (1993:225) teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut :
Organisme :
 Perhatian
 Pengertian
 Penerimaan
Stimulus
Response
(perubahan sikap)
Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan
mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada
perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan
komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan
mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Teori ini bila dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai
pengaruh tayangan kriminal terhadap tingkat kewaspadaan masyarakat, maka dapat
ditentukan sebagai berikut :
-
S (Stimulus)
: Tayangan Berita Kriminal Reportase
Investigasi di
Trans TV
- O (Komunikan)
: Masyarakat/responden yang menonton tayangan berita
kriminal Reportase Investigasi di Trans TV.
Universitas Sumatera Utara
-
R (Response)
: Kewaspadaan masyarakat terhadap kriminalitas
Stimulus dari penelitian adalah tayangan berita kriminal Reportase Investigasi
karena tayangan tersebut yang dapat memberi pengaruh atau tidak berpengaruh
terhadap komunikan yang mengikutinya. Tergantung kepada komunikan/organism
yang menontonnya dan setelah mereka menonton tayangan berita kriminal Reportase
Investigasi di Trans TV komunikan yang dapat merespon tayangan tersebut. Apakah
mereka menciptakan respon yang baik atau yang buruk setelah menonton tayangan
tersebut. Semakin kuat isi pesan yang disampaikan oleh stimulus/ tayangan tersebut
maka respon komunikan semakin meningkat.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumbernya kepada
khalayak melalui saluran tertentu (De Vito,1976:123). Sedangkan menurut Effendi
(1993:5) komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu atau memberi sikap, pendapat atau perilaku baik langsung
maupun tidak langsung melalui media.
II.4. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa
Media Komunikasi massa mempunyai pengertian sebagai saluran atau media
yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa dan biasa disebut
dengan media massa yang terdiri dari surat kabar, majalah, radio, televisi dan film
yang memiliki sifat-sifat tersendiri.
Televisi memiliki ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung
satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. ( Effendy, 1993 :21 )
Televisi sebagai media komunikasi massa memiliki tiga fungsi, yaitu :
1. Fungsi Penerangan
Universitas Sumatera Utara
Televisi dianggap mampu sebagai media yang menyampaikan informasi yang
sangat memuaskan. Hal ini disebabkan pula oleh dua faktor yang terdapat pada media
massa audio visual tersebut, pertama adalah faktor immediacy ( langsung dan dekat ),
dan kedua adalah faktor realism ( kenyataan )
2. Fungsi Pendidikan
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan
kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan.
3. Fungsi Hiburan
Selain dari kedua fungsi diatas, fungsi lain yang melekat erat secara dominant ada
pada televisi adalah fungsi hiburan.
II.5. Berita
II.5.1 Pengertian Berita
Banyak definisi berita atau news yang dapat diketahui dari berbagai literature
yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut yang berlainan.
Kalau kita periksa kamus, maka kita akan menemui perumusan berita sebagai :
“laporan tentang suatu kejadian yang terbaru, atau keterangan yang baru tentang suatu
peristiwa”
Menurut William S. Mausby mendefinisikan Berita dapatlah dibataskan
sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang
mempunyai arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para
pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita,
karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan kaidah-kaidah yang ada dalam ilmu jurnalistik yang sudah disajikan kepada
khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.
Sementara itu, Dr. Williard C. Blayer mendefinisikan Berita adalah sesuatu
yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia
dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat
menarik pembaca-pembaca tersebut.
Sedangkan batasan atau definisi berita dalam arti teknis jurnalistik adalah
laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi, yang dapat
menarik perhatian, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya,
entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan
ketegangan.
Dari beberapa pengertian berita yang telah disebutkan, dapatlah ditarik suatu
garis umum, bahwa berita-berita itu haruslah menarik perhatian penonton. Adapun
unsur-unsur berita menurut Haris Sumandiria (Haris S, 2005 : 80-92) adalah sebagai
berikut :
1. Berita itu haruslah termasa ( baru )
Berita baru yang masih hangat akan menarik perhatian penonton daripada berita
yang sudah agak lama terjadinya atau sudah basi.
2. Jarak ( dekat jauhnya ) lingkungan yang terkena berita
Jarak terjadinya suatu berita dengan tempat berita itu dipublisir mempunyai arti
yang penting. Penonton lebih senang menonton berita yang disiarkan tentang kejadian
di daerahnya daripada kejadian di luar daerahnya.
3. Penting ( ternama ) tidaknya orang yang diberitakan
Maksudnya disini, berita yang disajikan menampilkan orang yang benar-benar
dikenal umum. Bukan hanya nama-nama yang penting dan terkenal saja yang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai nilai berita, tetapi juga tempat-tempat yang terkenal dan penting,
menentukan pula nilai suatu berita.
4. Keluarbiasaan ( keanehan ) dari berita
Sesuatu yang aneh dan luar biasa selalu menarik perhatian orang.
5. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu
Dalam hubungannya dengan sifat manusia yang egosentris, seperti pendapat Carl
Warren, maka segala sesuatu yang langsung akan memberikan akibat pada dirinya
akan menarik perhatiannya.
6. Ketegangan yang ditimbulkan oleh berita
Penonton dirangsang dengan perasaan ingin tahu akan kelanjutan dari
pemberitaan kemarin. Unsur ketegangan memgang peranan penting yang turut
menentukan nilai suatu berita. Semakin misterius soal yang diberitakan, semakin
tinggi ketegangan yang ditimbulkannya, dan semakin tinggi pula nilai beritanya.
7. Seks yang ada dalam pemberitaan
8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan
Manusia senang dengan kemajuan, sehingga segala kemajuan merupakan unsur
berita yang menambah nilai berita.
9. Pertentangan ( conflict ) yang terlibat dalam berita
Pertentangan antara satu dengan lainnya selalu menarik perhatian penonton.
10. Human Interest
Sebenarnya, ditinjau dari segi kepentingan atau akibat, berita human interest
menghendaki keahlian melukiskannya, agar beritanya dapat menarik pembaca.
11. Emosi yang ditimbulkan berita
Universitas Sumatera Utara
Manusia sebagai mahluk sangat dipengaruhi pula oleh emosi. Diantara emosi itu
adalah simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh sesuatu berita, selalu menarik
perhatian penonton.
II.5.2. Jenis Berita
Jenis berita dapat dibagi berdasarkan 4 hal pokok, yaitu :
a. Berdasarkan sifat kejadian berita, terbagi atas :
1. Berita yang diduga, yakni berita-berita yang sudah diduga akan terjadi.
2. Berita yang tidak diduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak
terduga sama sekali, yang terjadi secara tiba-tiba.
b. Berdasarkan soal atau masalah yang dicakup berita, terbagi atas :
1. Berita Politik
2. Berita Ekonomi
3. Berita Kejahatan atau kriminalitas
4. Berita Kecelakaan atau kebakaran
5. Berita Olah Raga
6. Berita Militer
7. Berita Ilmiah
8. Berita Pendidikan
9. Berita Agama
10. Berita Pengadilan
11. Berita Dunia Wanita
12. Berita Manusia dan Peristiwa
c. Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita
d. Berdasarkan isi berita
Universitas Sumatera Utara
II.6. Berita Kriminal
Berita kriminal atau berita kejahatan sebagai salah satu jenis berita dalam
penggolongannya, yang termasuk berita-berita kriminal adalah segala kejadian yang
melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi dapatlah disebutkan bahwa
yang termasuk berita-berita kriminal adalah pembunuhan, penodongan, pemalsuan,
pencopetan, perampokan, penggelapan dan sebagainya yang melanggar undangundang negara.
Hans Schneider dalam bukunya “Crime in the news media” menjelaskan
mengapa suatu kejahatan itu menjadi berita berharga, berdasarkan pendapat Emile
Durkheim. Durkheim seorang sosiologis fungsionalis menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang dan kriminalitas mempunyai fungsi positif dalam suatu masyarakat.
Artinya kriminalitas itu dibutuhkan karena itu Schneider setuju jika media fokus
kepada berita-berita kriminal, dari mulai penyelidikan sampai kepada penghukuman
semuanya menghasilkan cerita yang bermoral.
Sedangkan Jack Katz dalam bukunya “What makes crime news?” memiliki
pandangan yang berbeda dengan Schneider dalam mengintepretasikan signifikan
sosial berita kriminal. Katz mengatakan bahwa publik mungkin dalam kenyataannya
dapat mengidentifikasikan kriminalitas lebih dari sekedar kejahatan itu atau
sekelompok polisi yang berusaha menangkap pelaku kriminal. Oleh karena itu Katz
tidak menyetujui jika berita-berita kriminal mendominasi media.
Berita di tv, yang menyajikan berita-berita kriminal tentu saja memiliki
dampak negatif pada lingkungan sosial kita. Pada dasarnya berita kriminal tersebut
memberikan suatu kebenaran yang berisikan kebohongan. Meskipun seharusnya
difokuskan kepada fakta dan analisis obyektif, namun untuk tujuan bisnis penyiaran
Universitas Sumatera Utara
berita kriminal seringkali didramatisir, untuk menarik perhatian pemirsa sehingga
dalam menyiarkan berita kriminal tersebut digunakan motto “if it bleds, it leads”.
Secara jurnalistik disebutkan bahwa berita kriminal adalah laporan berita yang
murah dan menarik perhatian. Karena stasiun tv menayangkan berita-berita kriminal
dapat mengurangi jumlah pekerjanya sebab adegan visual dan jalan cerita (story line)
dihasilkan oleh suatu peristiwa kriminal itu sendiri dan pada waktu yang sama dapat
meningkatkan rating acara itu sendiri. Hal itu pulalah yang menyebabkan berita-berita
kriminal mendominasi siaran-siaran berita sedangkan topik-topik politik, pendidikan,
ekonomi rata-rata hanya menjadi pusat perhatian kedua bagi pemirsa (kecuali pada
hari-hari menjelang pemilihan).
Tadjuddin Nur Hamid (Nasution, 1991 : 62) mengemukakan ada tiga gaya
pemberitaan dalam pemuatan berita kriminal. Pertama, gaya pemberitaan yang
realistik, dimana peristiwa kriminal disajikan sesuai fakta dengan menyertakan modus
operasi kejahatan dan penyidikan serta korbannya secara jelas. Kedua, gaya
pemberitaan yang berlebih-lebihan, yaitu pemberitaan yang berusaha menarik
perhatian dan emosi khalayak dengan menampilkan berita yang detail dengan gaya
bahasa yang emosional, sensasional, dan sejenisnya, sehingga dapat melahirkan sikapsikap dan perilaku benci, cemas, takut, malu, dendam bagi pihak korban, dan
kecendrungan meniru bagi golongan masyarakat yang potensial kriminal. Ketiga,
gaya pemberitaan yang menutup-nutupi, tidak lengkap atau sebagian dengan simbolsimbol, karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, baik untuk kepentingan
keamanan maupun untuk kepentingan korban, dpata berakibat tidak lengkapnya
informasi
sehingga
tidak
dapat
memberi
masukan
bagi
kebijaksanaan
penyelesaiannya. Akibat lanjut, masyarakat tidak memahami keadaan sesungguhnya,
Universitas Sumatera Utara
lalu muncul persepsi yang keliru dan penafsiran bermacam-macam yang pada
gilirannya mengakibatkan keresahan masyarakat.
II.7. Kewaspadaan
Pengertian
kewaspadaan
menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(Departemen Pendidikan Nasional : 2001) adalah sikap berjaga-jaga atau hati-hati
terhadap sesuatu. Sesuatu yang dapat mengancam keselamatan diri, kelompok
ataupun masyarakat baik dalam hal tindakan kejahatan yang berupa pembunuhan,
pencurian atau pun pemalsuan produk yang berupa barang ataupun makanan. Dalam
hal ini, masyarakat bersikap hati-hati terhadap tindakan kriminal setelah menonton
tayangan berita kriminalitas yang disiarkan di televisi, sehingga dapat mengadakan
pencegahan jika suatu waktu menghadapi hal-hal yang tidak diingininya. Jadi
masyarakat yang sering menonton tayangan ini akan selalu berhati-hati agar dirinya
tidak menjadi sasaran tindakan kriminal berupa pemalsuan produk yang saat ini
tengah marak-maraknya terjadi.
Dalam penelitian ini kewaspadaan yang dibahas adalah kewaspadaan terhadap
produk baik berupa barang ataupun makanan. Tayangan berita kriminal tersebut
adalah Reportase Investigasi, yang berupa tayangan berita kriminal mengenai tindak
pemalsuan produk yang tujuan tayangan ini adalah agar masyarakat dapat
meningkatkan kewaspadaannya/berhati-hati terhadap pemalsuan produk baik berupa
barang atau makanan. Sehingga diharapkan setelah menyaksikan tayangan berita
kriminal Reportase Investigasi masyarakat lebih berhati-hati terhadap pemalsuan
produk. Dan bisa membedakan yang mana produk yang asli dan yang mana produk
yang palsu. Terutama produk yang berupa makanan, karena produk yang berupa
Universitas Sumatera Utara
makanan jika sudah mengandung bahan-bahan yang tidak layak untuk dikonsumsi
akan menimbulkan banyak efek samping.
Universitas Sumatera Utara
Download