Sistem Pakar Identifikasi Hama Pada Tanaman

advertisement
mayang-2. Imago bertelur pada alur kulit
seludang secara terpisah atau berkelompok.
Telur berwarna putih-kekuningan, lonjong, dan
berumur 4 hari. Larva segera menggerek
seludang menuju bunga-bunga jantan. Larva
berwarna putih dengan kepala berwarna coklatkehitaman. Panjang larva tua 0,8 cm, ruas
tubuhnya dilingkari oleh gelang-gelang
berwarna hijau-kecoklatan. Stadium larva 1-2
minggu. Larva berpupa pada pangkal tangkai
bunga. Stadium pupa 10 hari. Ketika seludang
membuka, imago telah terjadi.
7. Kumbang
ferruginous)
sagu
(Rhynchophorus
Kumbang sagu sering mematikan tanaman
kelapa yang masih muda kalau petani secara
tidak sengaja melukai batang kelapa. Kumbang
sagu bertelur pada luka tersebut dan larva yang
menetas, menggerek batang kelapa dan bisa
terus ke titik tumbuh. Kumbang ini juga bisa
masuk melalui lubang gerekan yang dibuat oleh
kumbang kelapa.
8. Parasa lepida
Larva dari hama ini mempunyai duri-duri
pendek berwarna kuning kehijau-hijauan
dengan pita biru pada punggungnya.
9. Darna sp.
Imago berbentuk ngengat dengan rentang
sayap 14 - 20 mm. Masa pertumbuhan 3-90
hari.
10. Ulat Artona (Artona catoxantha)
Telur hama ini sangat kecil dan diletakkan
di bawah permukaan daun. Ulat artona
memakan anak-anak daun. Seringkali bagian
daun bekas gigitan ulat artona dapat menjadi
tempat masuknya penyakit cendawan, yang
dapat menyebabkan anak daun kering sebagian
atau seluruhnya. Masa pertumbuhan (daur
hidup) mulai dari telur sampai menjadi dewasa
sekitar 5-6 minggu. Banyak jenis parasit
menyerang artona, tapi umumnya mereka
kurang berperan (tidak efektif) sewaktu musim
serangan artona.
11. Kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei)
Imago berbentuk kumbang dengan masa
keperidian 90 hari.
12. Tupai/ bajing (Callosciuru nigrovittatus)
Tupai biasanya tidak tinggal pada
pertanaman kelapa yang monokultur tetapi
sering datang dari daerah-daerah di sekitarnya.
Kerusakan yang disebabkan tupai di Indonesia
rupanya dapat berkurang dan ini kemungkinan
disebabkan karena mereka tidak cukup tersedia
habitat alamiahnya (misalnya hutan) dan diburu
untuk dimakan dagingnya.
13. Rayap (Coptotermes curvignathus)
Rayap hanya dapat mencapai makanannya
(bangunan atau kayu) dengan menambahnambah panjang "rumahnya" dengan membuat
terowongan-terowongan kembara, yaitu jalurjalur sempit yang berasal dari pusat sarang ke
arah kembara di mana makanannya berada,
yang hanya dapat dilalui sekaligus oleh sekitar 3
ekor
rayap. Terowongan kembara ini
ditutupnya dengan bahan-bahan tanah sehingga
pada galibnya liang-liang kembara tetap
merupakan bagian dari sarang koloninya.
Dengan adanya liang-liang tertutup ini maka
praktis seluruh ruangan dari sarang rayap
termasuk liang-liang kembara merupakan
lingkungan yang sangat lembab yang menjamin
kehidupan rayap tanah atau rayap subteran.
14. Tikus pohon (Rattus rattus roque)
Tikus menyebabkan kerusakan pada buah
dengan membuat lobang dekat pangkal buah
(bagian yang menempel pada infloresensia).
Tikus seringkali lebih berbahaya pada lokasi di
mana terdapat tanaman campuran (sebagai
contoh: kelapa/coklat).
METODE PENELITIAN
Tahap-tahap Pembentukan Sistem Pakar
Pembentukan sistem pakar terdiri dari
beberapa tahap. Tahapan yang dilakukan
disesuaikan dengan tahapan pembentukan
sistem pakar (Marimin 2002). Tahap-tahap
pembentukan sistem pakar dapat dilihat pada
Gambar 3.
Identifikasi Masalah
Untuk melakukan identifikasi hama pada
tanaman kelapa dan kelapa sawit ini melibatkan
pakar yaitu Ibu Dr. Ir. Nina Maryana, M.Si.
dari Laboratorium Biosistematika Serangga,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas
Pertanian IPB sebagai sumber pakar (domain
expert). Dalam hal ini penulis berperan sebagai
Knowledge Engineer.
Mencari Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan dari sistem pakar
identifikasi hama pada tanaman kelapa dan
kelapa sawit ini dalam penelitian ini adalah
seorang pakar hama yaitu Ibu Dr. Ir. Nina
Maryana,
M.Si.
dari
Laboratorium
Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian IPB sebagai
6
sumber kepakarannya. Di samping itu sumber
pengetahuan diperoleh juga dari informasi yang
didapat dari buku dan internet.
Pengembangan Mesin Inferensi
Sistem pakar identifikasi hama pada
tanaman kelapa dan kelapa sawit ini akan
menerapkan teknik pelacakan mesin inferensi
yaitu pelacakan ke depan atau runut maju
(forward chaining) yaitu pendekatan yang
dimotori pada (data driven), dalam pendekatan
ini pelacakan dimulai dari informasi masukan
yang selanjutnya menggambarkan suatu
kesimpulan.
Implementasi Pengembangan Sistem Pakar
Metode pengembangan sistem pakar
identifikasi hama pada tanaman kelapa dan
kelapa sawit menggunakan pendekatan siklus
hidup pengembangan sistem software lifecycle.
Metode ini merupakan model fundamental dari
aktivitas pengembangan perangkat lunak
(Sommerville 2001), yang terdiri atas: analisis
kebutuhan sistem, desain sistem, implementasi
sistem, integrasi sistem dan pemeliharaan
sistem. Metode pengembangan sistem dapat
dilihat pada Gambar 4.
Gambar 3 Skema tahap pembentukan Sistem
Pakar (Marimin 2002).
Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan suatu
proses untuk mengumpulkan data pengetahuan
akan suatu masalah sistem pakar. Bahan
pengetahuan dapat ditempuh dengan beberapa
cara, misalnya mendapatkan pengetahuan dari
buku, jurnal ilmiah, para pakar di bidangnya,
laporan, dan sebagainya. Sumber pengetahuan
tersebut dijadikan dokumentasi untuk dipelajari,
diolah, dan diorganisasikan secara terstruktur
menjadi basis pengetahuan.
Representasi Pengetahuan
Dari data hama dan gejala tanaman kelapa
dan kelapa sawit yang diperoleh dapat
direpresentasikan
relasi.
Representasi
pengetahuan ini digunakan untuk menentukan
proses pencarian atau menentukan kesimpulan
dari identifikasi yang dilakukan. Dalam
penelitian ini basis pengetahuan akan
direpresentasikan dengan menggunakan kaidah
produksi. Kaidah produksi (production rule)
menyediakan
cara
formal
untuk
merepresentasikan rekomendasi, arahan atau
strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam
bentuk jika-maka (if-then). Kaidah if-then
menghubungkan antesenden (antecendent)
dengan konsekuensi yang diakibatkannya.
Gambar
4
Alur pengembangan Software
Lifecycle (Sommerville 2001).
Analisis kebutuhan
Untuk melakukan identifikasi hama pada
tanaman kelapa dan kelapa sawit ini melibatkan
pakar dari Laboratorium Biosistematika
Serangga, Departemen Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian IPB sebagai sumber pakar
(domain expert). Dalam hal ini penulis berperan
sebagai Knowledge Engineer.
Desain Sistem
Tahap ini ditentukan desain sistem dan
antarmuka disesuaikan dengan karakteristik
pengguna. Pengguna yang dituju khususnya
ialah petani kelapa dan kelapa sawit.
Implementasi Sistem
Setelah proses analisis kebutuhan dan
penentuan desain sistem terpenuhi, selanjutnya
proses implementasi dengan membangun
sistem. Implementasi sistem dikerjakan dengan
7
Download