BAB II TINJAUAN TEORETIS PENDIDIKAN ISLAM Untuk

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORETIS PENDIDIKAN ISLAM
Untuk memperoleh gambaran tentang pola berpikir, dan berbuat dalam
pelaksanaan pendidikan Islam pada khususnya, diperlukan kerangka berpikir teoretis, yang
mengandung konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan Islam, di samping konsep-konsep
operasionalnya dalam masyarakat. Dengan kata lain, untuk memperoleh suatu keberhasilan
dalam proses pendidikan Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan
Islam, baik yang bersifat teoretis maupun praktis.
A. Pengertian Pendidikan Islam
Tujuan agama Islam diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui utusan-Nya
Muhammad saw. adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, mengandung implikasi
bahwa Islam sebagai agama wahyu yang menjadi petunjuk, dan peraturan yang bersifat
menyeluruh. Seluruh alam ini akan memperoleh rahmat, bahagia, dan sejahtera, secara
menyeluruh, meliputi kebahagiaan dunia dan akhirat, lahiriah dan batiniah, jasmaniah dan
rohaniah.
Jadi pendidikan Islam adalah bimbingan dan arahan terhadap peserta didik, agar dapat
melaksanakan ajaran Islam, yang bersumber dari Allah swt. dan Rasulullah Muhammad
saw, sehingga dapat memperoleh rahmat, keselamatan hidup lahiriah dan batiniah, fisik
dan psikis, sehat mental sejahtera dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Kata pendidikan berasal dari kata didik yang diawali awalan ”pe” dan akhiran ”an”
yang mengandung arti perbuatan, hal, cara, dan sebagainya. Bisa juga berarti memelihara
dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan ) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Pada awalnya kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yakni paedagogie, yang
terdiri atas dua kata, paes dan ago. Kata paes berarti anak dan kata ago berarti
membimbing.Istilah paedagogiek mempunyai makna ilmu pendidikan, sedangkan
paedagogie sama dengan istilah pendidikan, ilmu pendidikan (paedagogiek) menitik
beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan, sedangkan pendidikan
(paedagogie) menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar.
Sehubungan dengan itu maka, pengertian pendidikan selalu dihubungkan dengan kegiatan
membimbing khususnya kepada anak, karena anaklah yang menjadi objek pendidikan
untuk menjadikannya dewasa.
Kata paedagogie yang berarti pendidikan, selanjutnya melahirkan kata paedagogiek,
yang berarti ilmu pendidikan. Kedua kata ini memiliki perbedaan makna yang mendasar,
Paedagogie yang berarti pendidikan, lebih menekankan pada segi praktek yakni
menyangkut kegiatan belajar mengajar. Sedangkan paedagogiek lebih menekankan pada
pemikiran tentang pendidikan, memikirkan tentang bagaimana sebaiknya sistem pendidikan,
tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilaian
dalam pendidikan, dan seterusnya.
Walaupun begitu kedua kata tersebut tidak bisa dipisahkan, karena keduanya harus
dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat dalam upaya peningkatan mutu dan
tujuan pendidikan.
Selanjutnya kata pendidikan, dalam bahasa Inggris disebut dengan education.
Dalam bahasa Arab ditemukan penyebutannya dalam tiga kata, yakni al-tarbīyah,
al-taʻlīm, dan al-taʻdīb yang secara etimologis kesemuanya bisa berarti bimbingan dan
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
pengarahan, akan tetapi para pakar pendidikan mempunyai kecenderungan yang berbeda
dalam hal penggunaan ketiga kata tersebut. Kata al-tarbīyah dalam bahasa Arab, berakar
dari tiga kata yaitu; raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh; rabiya-yarbu yang
berarti menjadi besar, dan rabba-yurabbu yang berarti memperbaiki. Arti raba-yarbu
menunjukan bahwa hakikat pendidikan adalah proses pertumbuhan peserta didik. Arti
rabiya-yarba adalah pendidikan mengandung misi untuk membesarkan jiwa, dan
memperluas wawasan seseorang. Arti rabba-yarubbu adalah pendidikan memelihara dan
menjaga peserta didik.
Mengenai kata al-taʻlīm menurut Abd.Al-Fatah adalah lebih universal dibanding
dengan al-tarbīyah, dengan alasan bahwa al-taʻlīm berhubungan dengan pemberian
bekal pengetahuan. Pengetahuan ini dalam Islam dinilai sesuatu yang memiliki kedudukan
yang sangat tinggi. Berbeda dengan Al-Attas yang menyatakan bahwa al-tarbīyah terlalu
luas pengetiannya, tidak hanya tertuju pada pendidikan manusia, tetapi juga mencakup
pendidikan untuk hewan. Sehingga dia lebih memiih penggunaan kata al-ta‘dīb, karena
kata ini menurutnya terbatas pada manusia.
Selanjutnya untuk menemukan konsep pendidikan Islam yang sebenarnya, dapat
ditelusuri dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata al-tarbīyah dan
al-taʻlīm. Sementara kata ta‘dīb walaupun tidak ditemukan dalam Al-Qur’an namun ada
hadis yang menggunakan kata tersebut.
Kata tarbīyah yang akar katanya adalah rabb dan segala derivasinya, terulang
sebanyak 872 kali di dalam Al-Qur’an, dan digunakan untuk menjelaskan arti yang
bermacam-macam. Salah satunya digunakan dalam konteks sifat Tuhan, yaitu Rabb
Al-Alamin yang diartikan pemelihara alam. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allāhu
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Rabb (Tuhan Pemelihara), mempunyai banyak sekali aspek yang dapat menyentuh mahluk.
Pengertian Rubǖbiyyah (pemeliharaan) mencakup pemberian reseki, pengampunan, dan
kasih sayang, juga amarah, ancaman, siksaan dan sebagainya. Ini tidak jauh berbeda
dengan manusia yang sering kali mengancam, bahkan memukul anak dalam rangka
mendidik mereka, walaupun anak yang dipukul itu merasa diperlakukan tidak wajar, kelak
setelah dewasa ia akan sadar bahwa pukulan tersebut merupakan sesuatu yang baik
baginya. Jadi apapun bentuk perlakuan Tuhan kepada mahluk-Nya, sama sekali tidak
terlepas dari sifat kepemeliharaan dan kependidikan-Nya, walaupun perlakuan itu dinilai
oleh sebagian manusia sesuatu yang negatif. Ini berarti bahwa jika al-tarbīyah digunakan
dalam konteks pendidikan, maka seorang peserta didik harus menerima segala ajaran, dan
perlakuan yang diberikan dari orang yang mendidiknya secara ikhlas.
Di samping itu kata al-rabb sebagai kata dasar tarbīyah, juga mempunyai pengertian
menumbuhkembangkan potensi bawaan seseorang, baik potensi fisik (jasmani), akal
maupun potensi psikis-rohani (ahlak). Yang berarti bahwa kata tarbīyah, juga menamai
suatu bentuk pendidikan dalam segala aspeknya, misalnya memperbaiki peserta didik, dan
memelihara aspek fisiknya dan psikisnya. Arti yang lebih luas lagi, al-tarbīyah dengan
makna al-tanmiyah (pertumbuhan atau perkembangan), mengindikasikan bahwa aspek
fisik dan psikis peserta didik dapat ditumbuhkembangkan lebih lanjut sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Pengertian lain yang mengacu kepada pengertian pendidikan, sebagaimana yang telah
disebutkan adalah kata al-taʻlīm yang di dalam bahasa Arab kata taʻlīm dari kata kerja
allama yang berarti mengajar, pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arab adalah
tarbīyahh wa taʻlīm, sedangkan pendidikan Islam adalah tarbīyah Islamiyyah. Kata
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
taʻlīm merupakan bentuk masdar dari kata ‘allama-yu ‘allimu, kata tersebut berasal dari
‘alima dan digunakan untuk menunjukan sesuatu yang dapat diulang dan diperbanyak,
sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang. Hal ini berarti bahwa jika
kata taʻlīm digunakan dalam konteks pendidikan, maka pendidikan pada hakikatnya
adalah usaha untuk melatih peserta didik secara terus menerus, sehingga ada bekas pada
dirinya. Akan tetapi yang sering dipahami kata ta‘līm yang berasal dari ‘alima tersebut
mengandung makna pengetahuan, karena ia berasal dari kata dasar ‘alimaya ‘lamu-‘ilm.
Kata ta‘līm dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 840 kali. Juga digunakan dalam arti yang
bermacam-macam, sebagaimana kata tarbīyah. Selanjutnya kata ‘alima terkadang
digunakan untuk menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada segenap manusia.
Juga terkadang digunakan untuk menerangkan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu
yang ada pada diri manusia.Konsep ta‘līm mengacu pada adanya sesuatu berupa
pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik. Dari pendekatan kebahasaan istilah
tarbīyah terkesan lebih luas artinya dibandingan dengan istilah lainnya.
Muhammad Rasyid Ridhā’ dalam Muh. Room mendefinisikan al-ta‘līm, mengacu
pada arti proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada diri individu, tanpa adanya
batasan dan persyaratan tertentu dan proses transmisi itu dilakukan secara bertahap,
sebagaimana Nabi Adam as. menyaksikan dan menganalisis asma-asma yang diajarkan
oleh Allah kepadanya.
Selanjutnya kata al-ta‘dīb dan akar katanya addaba-yu’addibu-ta‘dīban yang
berarti memberi adab atau perilaku. Kata ini tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, tetapi
dapat dilihat dalam hadis antara lain Nabi saw. Menyatakan, addabany Allah (Allah telah
menanamkan adab pada diriku)
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Istilah pendidikan Islam lebih tepat digunakan kata al-taʻdīb (bukan tarbīyah
atau taʻlīm), struktur konsepsi taʻdīb sudah mencakup unsur-unsur ilmu (ʻilm), instruksi
(taʻlīm) dan pembinaan yang baik (tarbīyah). Lebih lanjut dijelaskan secara rinci, bahwa
makna yang menonjol dari kata al-tarbīyah adalah kasih sayang, bukan pengetahuan,
sementara dari kata taʻlīm makna pengetahuan lebih menonjol dari pada kasih sayang,
kemudian dalam konsepnya kata taʻdīb sudah mencakup unsur-unsur pengetahuan,
pengajaran, dan pengasuhan yang baik. Dalam hal ini di pahami bahwa kata taʻdīb
memiiki arti yang sangat luas dan mendalam, bahkan Nurcholis Madjid menyatakan bahwa
perkataan al-taʻdīb dalam arti “adab” juga digunakan dalam konteks yang merujuk
kepada kajian kesusastraan, dan etika profesional. serta kemasyarakatan.Al-Quran surat
al-Ahzab/33: 21 juga menegaskan bahwa contoh yang ideal bagi orang-orang yang
beradab adalah Nabi saw.
ôô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqߙu‘ «!$#
îouqó™é&
(#qã_ötƒ
×puZ|¡ym
©!$#
`yJÏj9
tb%x.
tPöqu‹ø9$#ur
tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx.
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.
Berdasarkan itu maka taʻdīb dalam arti pendidikan adalah mengacu dalam arti
pendidikan pada dimensi akhlak. Sehubungan dengan uraian yang telah dikemukakan,
maka dapat dirumuskan bahwa kata al-taʻdīb lebih mengacu pada aspek pendidikan
moralitas atau adab, sementara kata
al-taʻlīm lebih mengacu pada intelektual
(pengetahuan), sedangkan kata tarbīyah lebih mengacu pada pengertian bimbingan,
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
pemeliharaan, arahan, penjagaan, dan pembentukan kepribadian. Sehubungan dengan itu
maka kata tarbīyah dalam pendidikan nampaknya menunjukan arti yang lebih luas karena
pengertiannya disamping bermakna ilmu pengetahuan, juga bermakna sebagai pembentukan
adab, serta mencakup seluruh aspek lain, yakni pewarisan peradaban sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ahmad Fu’ad al-Ahwany bahwa pada dasarnya term al-tarbīyah
mengandung pengertian pewarisan peradaban dari generasi kegenerasi.
Selanjutnya Muhammad Athiyah al-Abrāsy mengungkapkan bahwa al-tarbīyah
mengandung maksud. yaitu mengandung kemajuan yang terus menerus, menjadikan
seseorang dapat hidup dengan berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, mempunyai jasmani
dan rohani yang sehat dan akal yang cerdas. Sehubungan dengan itu juga, Shalih Abdul
Aziz mengungkapkan bahwa pengertian umum al-tarbīyah meliputi pendidikan jasmaniah,
aqliyah, khuluqiyah dan ijtimaiyah.
Kata tarbīyah lebih cocok digunakan dalam mengkonotasikan pendidikan Islam,
oleh karena dalam kata tersebut mencakup pengertian al-tarbīyah al-khuluqiyah, yaitu
pembiasaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang juga menekankan aspek akhlak
atau moral, dan sekaligus mencakup al-tarbīyah al-tahzibiyah, yaitu pembinaan jiwa untuk
kesempurnaan ilmu pengetahuan yang nantinya akan menyebabkan potensi manusia yang
dididik dapat tumbuh dengan produktif dan kreatif, tanpa menghilangkan nilai dan norma
yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an maupun hadis.
Maka istilah pendidikan Islam yang tepat adalah Tarbīyah Islamiyah, dan batasan
pengertiannya secara terminologis telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan,
seperti;
Sayyid Sabiq mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah upaya
mempersiapkan anak dari segi jasmani, akal, dan rohani sehingga dia menjadi anggota
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
masyarakat yang bermanfaat untuk dirinya maupun masyarakat. Selanjutnya Yusuf Qardawi
mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah sebagai pendidikan manusia seutuhnya,
akal dan batinnya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya, dan persiapan
untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikannya, serta manis dan pahitnya dalam
menjalani kehidupan.
Hasan Langgulung menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah sebagai proses
penyiapan generasi muda, untuk berperan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam
yang diselaraskan dengan fungsi manusia, untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya
nanti di akhirat. Selanjutnya Abudin Nata menjelaskan bahwa secara sederhana,
pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran
Islam, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan al-Hadis serta dalam pemikiran
para ulama, dan dalam praktik sejarah umat Islam. Kemudian Mappanganro
mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dengan
membimbing, mengasuh anak atau peserta didik agar dapat meyakini, memahami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Sehubungan dengan berbagai teori pendidikan Islam yang telah dikemukakan,
dapat dipahami bahwa pendidikan, sebagai usaha membentuk pengalaman, dan perubahan
yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok sesuai tujuan pendidikan, dan
hanya akan berhasil melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta interaksi sosial
dalam lingkungan sekitar, maka pendidikan Islam merupakan proses pembentukan individu,
berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Melalui pendididkan itu, individu dibentuk agar dapat
mencapai derajat yang tinggi, dan sempurna (insān k āmil), agar mampu melaksanakan
fungsinya sebagai ‘Abdullāh dan tugasnya sebagai khalīfatullāh dengan sebaik mungkin.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Karena itu pendidikan Islam merupakan pendidikan yang sangat ideal, karena
menyelaraskan antara pertumbuhan fisik dan mental, jasmani dan rohani, pembangunan
individu dan masyarakat, serta untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di
akhirat.
Dari uraian batasan pengertian pendidikan Islam tersebut, maka pendidikan Islam
itu sendiri melahirkan berbagai interpretasi yang termuat di dalamnya yakni, adanya
unsur-unsur edukatif yang sekaligus sebagai konsep bahwa pendidikan itu merupakan suatu
usaha yang dilakukan secara sadar, usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
tanggung jawab kepada masa depan anak, dan usaha itu mempunyai dasar dan tujuan
tertentu, usaha itu perlu dilaksanankan secara teratur dan sistematis, selanjutnya usaha itu
memerlukan alat-alat yang digunakan.
Berbagai komponen dalam pendidikan mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum, guru,
metode, pola hubungan murid, sarana, prasarana, lingkungan dan evaluasi pendidikan harus
didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam.
Dengan jelas Abdurrahman al-Nahwy, Usul al-Tarbīyh al-Islamiyah Wa
Asālibuha
merumuskan,
bahwa
dari
pengertian
pendidikan
Islam
tersebut
sekurang-kurangnya mengandung empat konsep dasar yaitu;
1. pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul memiliki target,
tujuan, dan sasaran,
2. pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah swt. Dialah pencipta
fitrah, pemberi bakat, pembuat berbagai sunnah, perkembangan,
peningkatan dan interaksi fitrah
sebagaimana
Allah pun
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
mensyariatkan
aturan
guna
mewujudkan
kesempurnaan,
kemaslahatan, dan kebahagiaan manusia,
3. pendidikan menuntut terwujudnya program berjenjang, peningkatan
kegiatan, demikian pula pengajaran, senantiasa selaras dengan
tuntutan keadaan zaman yang membawa anak didik dari suatu
perkembangan,
4. peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah swt.
menciptakan-Nya, artinya pendidik harus mampu mengikuti syariat
agama Allah.
Jadi pendidikan Islam harus mengandung antara lain; Pendidikan Islam memiliki target,
tujuan, dan sasaran. Pendidik sejati, dan mutlak adalah Allah swt. Pendidikan yang
berjenjang dan peningkatan kegiatan, selaras dengan tuntunan zaman yang membawa
kepada perkembangan. Peran pendidik sesuai dengan tujuan Allah, yaitu mampu mengikuti
syariat Islam.
Kajian tentang konsep pendidikan Islam membawa kepada konsep syariat Islam,
karena agamalah yang harus menjadi dasar pendidikan Islam. Agama Islam yang dasar
acuannya adalah Al-Qur’an, hadis dan ijtihad, menekankan bagaimana pentingnya
pendidikan Islam diimplementasikan dalam kehidupan.
Betapa pentingnya pendidikan Islam maka bukan secara kebetulan bila ayat
pertama diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. adalah berkaitan dengan
dasar-dasar pendidikan, dalam hal ini Nabi sebagai orang yang ummi, melalui ayat tersebut
diperintahkan untuk membaca, dan yang dibaca itu obyeknya bermacam-macam, ada ayat
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
yang tertulis dan ada pula ayat yang tidak tertulis (ayat Alquraniyah dan ayat
al-kauniyah).
Hasil yang ditimbulkan dari membaca ayat-ayat quraniyah, dapat menghasilkan
ilmu agama seperti fiqih, tauhid, akhlak, dan semacamnya. Sedangkan hasil yang
ditimbulkan dengan usaha membaca ayat-ayat kauniyah, dapat menghasilkan sains seperti,
fisika, biologi, kimia, astronomi dan lain-lain, sehingga dapat dirumuskan bahwa ilmu yang
bersumber dari ayat-ayat al-quraniyah dan ayat-ayat kauniyah harus diperoleh dengan
cara membaca, dengan membaca dapat mengenal Allah, dan dengan membaca juga dapat
memiliki ilmu pengetahuan yang bersumber dari Allah, karena sumber ilmu pengetahuan
berasal dari Allah Yang Maha Tahu Segalanya, sehingga implikasinya adalah sesuatu ilmu
dipandang benar apabila ilmu itu sampai mengenal Tuhan yakni ma’rifatullah.
Agar dapat mengenal Allah dengan segala makhluk-Nya yang ada di jagad raya ini,
dan juga sebagai ayat-ayat Allah perlu diketahui oleh manusia dengan cara membacanya,
guna mendekatkan diri kepada-Nya, karena itu Allah memberikan kepada manusia alat-alat
potensial, seperti pendengaran, penglihatan, dan hati, agar manusia bersyukur, sebagaimana
yang diungkapkan Allah dalam Q.S. al-Nahl /16: 78 Allah berfirman:
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/
öNä3ÏF»yg¨Bé&
Ÿw
šcqßJn=÷ès?
$\«ø‹x© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$#
t»|Áö/F{$#ur noy‰Ï«øùF{$#ur öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s?
Terjemahnya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
bersyukur.
Dalam ayat ini terkandung makna, bahwa manusia saat dilahirkan tidak
mengetahui sedikitpun tentang sesuatu, dan untuk mengetahuinya itu Allah memberikan alat
yang potensial, yakni pendengaran, penglihatan, dan hati untuk memahaminya.
Allah swt. memberi pendengaran, penglihatan, dan hati kepada manusia agar
dipergunakan untuk merenung, memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada
disekelilingnya, kesemuanya itu merupakan motivasi bagi umat manusia, untuk mencari ilmu
pengetahuan melalui pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.
Al-Gazaly mempunyai pandangan mengenai tujuan pendidikan, adalah mengarah pada
realisasi tujuan keagamaan dan akhlak. Fadhillah (keutamaan) dan taqqarrub kepada
Allah, merupakan tujuan yang paling penting dalam pendidikan. Penegasannya adalah
manakala seorang ayah menjaga anaknya dari siksaan dunia, hendaknya dia menjaganya
dari siksaan api neraka.
Pendidikan Islam di samping sebagai kewajiban yang mutlak, dibutuhkan setiap
muslim untuk kepetingan eksistensinya sebagai makhluk Tuhan, berarti bahwa pendidikan
Islam tidak boleh disepelekan, terutama disaat ini, saat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih dan semakin mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan
pendidikan Islam yang memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan
fitrah
kemanusiaan,
dalam
mengantisipasi
pengaruh
yang
ditimbulkan
oleh
perubahan-perubahan yang akan terjadi baik masa sekarang maupun yang akan datang.
Sebab pengaruh yang ditimbulkan oleh pendidikan Islam, dapat memenuhi jati diri manusia
sebagai khalifah, dan sebagai hamba Allah swt. Manusia merupakan makhluk yang
bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
educandum, dan animal educandus secara sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang dididik
dan makhluk yang mendidik.
Dengan kata lain, manusia terlibat dan melibatkan diri dalam proses pendidikan,
baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun yang dilakukan terhadap dirinya sendiri.
Jadi pendidikan Islam adalah bimbingan untuk mengarahkan dan mengembangkan fitrah
manusia, agar manusia mampu mengatasi segala problema hidupnya, sehingga dapat
memperoleh kesejahteraan, ketentraman, dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Tujuan Pendidikan Islam
Islam yang memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan Islam, memandang
bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang laki-laki dan perempuan, serta berlangsung
sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam, memiliki rumusan yang jelas dalam
bidang tujuan, kurikulum, guru, metode sarana dan lain-lain, semua aspek yang berkaitan
dengan pendidikan dapat difahami dari kandungan Al-Qur’an.
Tujuan pendidikan menurut Islam ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas,
patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga
dapat berbahagia hidupnya lahir, batin, dunia dan akhirat. Jadi tujuan pendidikan Islam
membentuk manusia sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Allah serta menjauhi
larangan-Nya agar dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Tujuan pendidikan Islam tersebut, mengandung makna tentang perubahan yang
diingini, dan diusahakan oleh manusia, untuk menjadikan dirinya lebih sempurna, melalui
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
pencarian ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan, karena itu tujuan pendidikan Islam,
terkait dengan tujuan penciptaan manusia dan eksistensinya di dunia ini, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ibnu Maskawaih, bahwa manusia pada hakikatnya tersusun atas dua
unsur, yaitu unsur jasad (materi), dan roh (non materi) yang menyebabkan manusia hidup
(hayat). Kalau manusia mendapat didikan dengan baik, maka akan menimbulkan sikap
mental atau jiwa yang menjadikan dirinya sempurna. Kesempurnaan yang dicari oleh
manusia adalah kebajikan dalam bentuk ilmu pengetahuan, dan tidak tunduk pada hawa
nafsu, serta menumbuhkan keberanian dan keadilan. Jadi makna tujuan pendidikan Islam,
tidak terlepas dari peranan manusia yang dituntut oleh ajaran Islam, yaitu sebagai hamba
dan khalifah Allh.
Perumusan tujuan pendidikan Islam secara umum, baik tujuan sementara maupun
tujuan akhir maka terlebih dahulu harus diketahui hakekat manusia menurut Islam. Konsep
manusia yang sempurna sangat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan. Konsep
manusia menurut Islam, sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Maskawaih adalah manusia
memiliki unsur jasmani dan rohani yang memungkinkan dia hidup, berfungsi dan berperan
menjadi khalifah di muka bumi, konsep ini yang pada akhirnya membantu merumuskan
tujuan pendidikan.
Perumusan tujuan pendidikan Islam, harus dikaitkan dengan tujuan penciptaan
manusia, karena manusia sebagai objek pendidikan, yaitu makhluk yang dapat dididik, dan
sebagai subyek pendidikan, yaitu makhluk yang dapat mendidik. Manusia hidup bukan
kebetulan dan sia-sia tanpa makna, tetapi manusia diciptakan dengan membawa tujuan dan
peran hidup tertentu. Tujuan diciptakannya manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah.
Indikasi tujuan dan peranan serta fungsinya sebagaimana telah di ungkapkan terdahulu,
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
sebagai Abdullah yaitu untuk mengabdi kepada Allah, dan berperan sebagai khalifah yaitu
pemimpin, sebagai wakil Allah dimuka bumi sebagaimana firman Allah:
Firman Allah Q.S. Adz dzāriyāt/51: 56:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ)
Èbr߉ç7÷èu‹Ï9
Terjemahnya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Firman Allah Q.S. Al-Baqarah/2: 30:
øŒÎ)ur
tA$s%
š•/u‘
Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9
’ÎoTÎ) ×@Ïã%y` ’Îû ÇÚö‘F{$# Zpxÿ‹Î=yz (
(#þqä9$s%
ã@yèøgrBr&
$pkŽÏù
`tB
߉šøÿム$pkŽÏù
à7Ïÿó¡o„ur
uä!$tBÏe$!$#
ß`øtwUur
ßxÎm7|¡çR x8ωôJpt¿2 â¨Ïd‰s)çRur y7s9 (
tA$s% þ’ÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès?
Terjemahnya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Tugas manusia untuk mengabdi, yakni dengan beribadah kepada Allah adalah
untuk meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat kelak. Sedangkan peran manusia
sebagai khalifah adalah untuk memakmurkan diri dan alam. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat dipahami bahwa beribadah adalah realisasi antara tujuan duniawi dan tujuan
ukhrawi. Dalam rumusan seperti ini maka kaitan antara eksistensi manusia dan tujuan
pendidikan Islam, oleh Zakiah Daradjat mengklasifikasi tujun pendidikan, yakni tujuan
umum, tujuan akhir, tujuan sementara, dan tujuan oprasional.
Zakiah Daradjat dalam menguraikan tujuan umum pendidikan Islam, merumuskan
tentang tujuan yang akan dicapai, dengan semua kegiatan pendidikan Islam yang meliputi
seluruh aspek kemanusiaan, yakni tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Jika
dihubungkan dengan masalah stres maka dengan kegiatan tujuan umum pendidikan Islam
yang meliputi aspek kemanusiaan, yakni tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan
pandangan kesemuanya itu akan mengatasi bahkan dapat menghilangkan stres. Kemudian
tujuan akhir pendidikan Islam menurutnya membentuk insān kāmil dengan pola takwa.
Apabila dikaitkan dengan permasalahan stres maka dengan tujuan akhir pendidikan Islam
yaitu membentuk insān kāmil atau manusia paripurnah dan dengan pola takwa kepada
Allah maka akan dapat mengatasi segala bentuk stres. Labih lanjut dijelaskannya bahwa
tujuan sementara pendidikan Islam ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu, yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal,
dan tujuan operasional pendidikan Islam adalah tujuan praktis, yang kan dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Selanlanjutnya jika dihubungkan dengan cara
mengatasi stres maka dengan tujuan sementara pendidikan Islam . ialah tujuan yang akan
dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu, yang direncanakan dalam
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
suatu kurikulum pendidikan formal, dan tujuan operasional pendidikan Islam adalah tujuan
praktis, yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu, akan dapat
mengatasi stres.
Dari uraian tersebut maka dapat dirinci tetang pendidikan Islam dalam dua tujuan,
yaitu tujuan sementara, dan tujuan akhir.
1. Tujuan Sementara Pendidikan Islam
Adapun tujuan sementara
pendidikan Islam adalah mencakup seluruh tujuan
operasional dengan sagala tahapan-tahapan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan setiap
jenjang pendidikan dan pengajaran, baik dalam tahap tujuan intruksional, tujuan kurikuler,
tujuan institusional, maupun dalam tujuan nasional.
Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah realisasi dari tujuan dan cita-cita
ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan di akhirat. Berarti tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup
manusia muslim yang terwujud dalam keserasian kebutuhan lahiriyah dan kebutuhan
batiniyah. Sehingga pencapaian tujuan akhir ini merupakan proses panjang, bahkan
berlangsung seumur hidup, hal ini dapat dilihat dari firman Allah swt. Q.S. Āli ʻImrān/3:
102:
$pkš‰r'¯»tƒ
tûïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä
(#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur
¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡•B
Terjemahnya:
Hai Orang-orang yang beriman, Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
takwa kepadanya; dan janganlah sekali-kali mati kecuali dalam keadaan berserah
diri.
Jadi mati dalam keadaan berserah diri (muslim) dan dalam ketaatan kepada Allah
merupakan ujung dari kehidupan, dan hidup berkepribadian muslim inilah tujuan akhir
pendidikan Islam.
Abd. Halim Soebahar merumuskan bahwa tujuan pendidikan yang bersifat
sementara, adalah tujuan yang akan dicapai setelah peserta didik diberi sejumlah penjelasan
tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada penjelasan di
atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan yang bersifat sementara adalah tujuan
operasional, yaitu tujuan praktis yang akan dicapai melalui sejumlah kegiatan pendidikan
yang pada dasarnya meliputi tujuan instruksional, tujuan institusional, dan tujuan nasional.
Tujuan instruksional merupakan tujuan pendidikan secara operasional pada jalur
sekolah (pendidikan formal), tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari peserta didik
suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Secara kelembagaan pendidikan jalur sekolah
memiliki tujuan instruksional yang dalam operasionalisasinya terdiri atas dua yakni tujuan
instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional merupakan tujuan
pengajaran yang diarahkan dan direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran.
Kurikulum pendidikan agama Islam pada dasarnya tidak bersifat statis, tetapi
bersifat dinamis senantiasa berkembang. Karena itu Mappanganro menyatakan bahwa
kurikulum selalu mengalami pembaruan dalam arti perubahan yang maju sesuai tuntunan dan
kemajauan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Pembaruan tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam, sehingga pengalaman
belajar berguna bagi para lulusan. Sehubungan dengan itu maka untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam yang tertuang dalam kurikulum, harus memenuhi berbagai prinsip yang
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
melandasi kurikulum pendidikan Agama Islam, yaitu fleksibilitas program, esensi, dan
efektifitas, berorientasi pada tujuan akhir pendidikan Islam
Sedangkan tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai menurut program
pendidikan sekolah ditiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau
internal seperti tujuan institusional SMTP/ SMTA/ atau SMK. Tujuan institusional yang
diharapakan pendidikan Islam pada dasarnya harus dimulai sejak tingkat Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Karena itu setiap lembaga pendidikan seharusnya
merumuskan tujuan pendidikan agama Islam, sesuai dengan tingkatan pendidikan.
Negara Republik Indonesia merumuskan tujuan pendidikan agama, termasuk
rumusan pendidikan Islam di setiap tingkatan pendidikan, merupakan suatu kewajiban bagi
penyelenggaraan pendidikan secara institusional. Hal ini berdasar pada Undang-Undang
Sisdiknas Tahun 2003 pada pasal 37ayat (1) bahwa pendidikan Dasar dan Menengah,
wajib memuat pendidikan Agama. Demikian pula pada ayat (2) dinyatakan bahwa
pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama.Selanjutnya dikatakan bahwa
pendidikan agama yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Berdasarkan hal itu maka dapat dirumuskan bahwa tujuan institusional Pendidkan agama
Islam pada tingkat SD adalah memberikan kemampuan dasar pada peserta didik tentang
agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., serta berakhlak mulia sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mengikuti pendidikan pada sekolah
menengah.
Tujuan Nasional adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
pendidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik sistem formal atau pendidikan sekolah,
sistem non formal atau pendidikan non klasikal dan non kurikuler, maupun sistem informal
atau yang tidak terikat oleh formalitas program, ruang dan materi. Adapaun tujuan
pendidikan Nasional sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003
pasal 3 adalah:
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya peserta didik, agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Tujuan pendidikan tersebut merupakan kualitas pengetahuan
keterampilan, atau kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik
dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt., dan pada akhirnya
dapat menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehubungan
dengan itu maka tujuan pendidikan nasional disamping menciptakan peserta didik yang
beriman dan bertakwa, juga bertujuan untuk melaksanakan, mewujudkan, dan memelihara
perkembangan cita-cita kehidupan bangsa Indonesia.
Abdurrahman Shalih Abdullah mengungkapkan bahwa tujuan sementara atau tujuan
antara yang menghubungkan tujuan akhir pendidikan Islam dicapai sesuai tahapan-tahapan
dalam pendidikan yang berlangsung dengan tiga bagian, yakni ahdāf al-aqliyah (tujuan
pendidikan akal), ahdāf al-jismiyah (tujuan pendidikan jasmani), dan ahdāf al ruhiyah
(tujuan pendidikan rohani).
Dari uraian di atas, bahwa tahapan-tahapan pendidikan dan tujuan akhir yang ingin
dicapai dalam pendidikan Islam adalah bertujuan untuk mendidik akal, mendidik jasmani,
dan mendidik rohani, sehingga dengan berfungsinya akal, jasmani dan rohani manusia akan
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
tercipta sebagai manusia yang sempurna seperti yang dikehendaki oleh pendidikan Islam.
2. Tujuan Akhir Pendidikan Islam.
Upaya menentukan tujuan akhir pendidikan Islam, dibutuhkan pemahaman
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupaun hadis, sebagai sumber utama ajaran Islam. Dalam
hal ini, secara umum dalam berbagai nas disebutkan bahwa tujuan manusia dicipatakan
untuk menghambakan dirinya pada Allah swt. Yakni sejalan dengan tujuan pendidikan
Islam, ayat-ayat yang terkait dengan hal itu yakni:
a. Q.S. al-Zariyat/51: 56:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ)
Èbr߉ç7÷èu‹Ï9
Terjemahnya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.
b. Q.S. al-An’am/6: 162:
ö@è% ¨bÎ) ’ÎAŸx|¹ ’Å5Ý¡èSur y“$u‹øtxCur
†ÎA$yJtBur ¬! Éb>u‘ tûüÏHs>»yèø9$#
Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
c. Q.S. al-Qashash/28: 77:
Æ÷tGö/$#ur
!$yJ‹Ïù š9t?#uä ª!$#
u‘#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys?
y7t7ŠÅÁtR
šÆÏB
$u‹÷R‘‰9$#
(
`Å¡ômr&ur
!$yJŸ2
z`|¡ômr&
ª!$#
šø‹s9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# ’Îû
ÇÚö‘F{$#
(
¨bÎ)
©!$#
Ÿw
=Ïtä†
tûïωšøÿßJø9$#
Terjemahnya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
d. Q.S. al-Mujādalah/58: 11:
#sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râ“à±S$# (#râ“à±S$$sù
Æìsùötƒ
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$# ;M»y_u‘yŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz
Terjemahnya:
.
Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
kerjakan.
e. Q.S. Āli ʻImrān/3: 102:
$pkš‰r'¯»tƒ
tûïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä
(#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur
¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡•B
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam.
Dari uraian ayat-ayat
tersebut, maka akan dapat merumuskan tujuan akhir
pendidikan Islam yang akan memberikan nilai bagi kehidupan manusia yang paripurna baik
di dunia maupun di akhirat berdasarkan perintah Allah. Rumusan ini akan mewujudkan
manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu
melaksanakan perannya sebagai khalifah dan mampu pula melaksanakan penghambaan
diri (beribadah) kepada Allah swt.
Dengan jelas Q.S. al-Zariyat menjelaskan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah
untuk menghambakan diri kepada Allah, demikian pula pada Q.S. al-Qashash /28: 77,
tujuan hidup manusia adalah mencari anugrah Allah, yaitu kebahagiaan dunia dan juga
kebahagiaan dan kenikmatan ukhrawi. Sedangkan Q.S. al-Mujadalah/58: 11, bertujuan
bahwa orang-orang yang berilmu pengetahuan dan yang beriman, Allah meninggikan
derajatnya, dan pada Q.S. Āli ʻImrān/3: 102, bertujuan Allah mengajak kepada
orang-orang yang beriman dan bertakwa agar masuk kedalam agama Islam, dan tidak
meninggalkan agama Islam.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Sehubungan dengan itu maka tujuan akhir pendidikan Islam adalah, manusia
sebagai hamba Allah dituntut untuk beribadah, mencari kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat, mengangkat derajatnya dengan iman dan ilmu pengetahuan, dan beragama Islam.
Selanjutnya ayat tersebut, mengandung makna bahwa setiap muslim laki-laki dan muslimah
perempuan diwajibkan menuntut ilmu dengan cara melalui proses pendidikan, dengan
berguru kepada pakarnya, dan kalau bukan kepada ahlinya, maka tidak akan tercapai apa
yang menjadi tujuan pendidikan Islam, karena terpedaya dengan keindahan dunia, berupa
mutiara dan emas.
Dari uraian tujuan akhir pendidikan Islam tersebut, yang merupakan tujuan yang
agung dan mulia, juga disebutkan beberapa tujuan akhir pendidikan Islam menurut para
pakar pendidikan Islam yaitu:
Faturrahman dalam mengutip pendapat al-Gazali menyatakan bahwa tujuan akhir
pendidikan Islam yang paling mulia dan utama adalah beribadah, dan bertaqarrub kepada
Allah, dan kesempurnaan insan yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. Berarti bahwa
tujuan akhir Pendidikan Islam, adalah untuk beribadah kepada Allah dan bertaqarrub
kepada Allah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ramayulis mengatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah mencakup
seluruh kebutuhan hidup manusia, yang mana manusia tidak hanya memerlukan iman dan
agama, melainkan juga ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh
kesejahteraan hidup di dunia dan sebagai sarana untuk mencapai ke bahagiaan hidupan di
akhirat. Jadi tujuan akhir pendidikan Islam, adalah disamping memiliki iman dan agama
juga dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mencapai bahagia di
dunia dan bahagia di akhirat.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Hasan Langgulung menyatakan bawa tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk
kebahagiaan dunia agar terhindar dari segala bahaya dan kejahatan, sedangkan
kebahagiaan akhirat terhindar dari siksaan neraka. Jadi tujuan akhir pendidikan Islam yang
dimaksudkan adalah untuk memperoleh kebahagian hidup didunia, dengan terhindarnya dari
segala macam kesulitan, dan kebahagiaan hidup akhirat dengan terhindarnya dari segala
siksaan di akhirat.
M. Quraish Shihab menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah
membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya
dan perannya sebagai khalifah dan beribadah sebagai hamba Allah, guna membangun dunia
ini berdasarkan konsep yang ditetapkan Allah swt. Berarti tujuan akhir pendidikan Islam
adalah membina, mendidik, membimbing dan mengarahkan manusia, baik secara pribadi
maupun kelompok, untuk menjalankan fungsi, peranan, dan tujuan manusia diciptakan
berdasarkan ajaran Islam.
Ishaq Ahmad Farhan mengatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah
untuk mencapai tujuan utama agama Islam, dan sebagai upaya untuk membentuk
kepribadian mu’min, dalam rangka meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat, Jadi tujuan
akhir pendidikan Islam yang dimaksudkan adalah, untuk mencapai tujuan utama agama
Islam, yaitu membentuk pribadi mukmin dalam rangka memperoleh bahagia dunia dan
akhirat.
Dari konteks tujuan sementara dan tujuan akhir pendidikan Islam, dapat diketahui
bahwa fungsi dan peran pendidikan Islam, tidak saja menyiapkan tenaga terdidik untuk
meraih tujuan-tujuan tesebut, namun lebih dari itu pendidikan Islam secara totalitas berfungsi
dan berperan untuk membangun manusia, agar dapat memperoleh keselamatan dan
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi fungsi dan peranan pedidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang
Islami, beriman dan bertakwa serta mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada
diri manusia untuk hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirt.
C. Fungsi Pendidikan Islam.
Fungsi pendidikan Islam tidak saja menyiapkan tenaga terdidik untuk meraih tujuan
pendidikan, namun lebih dari itu pendidikan Islam secara totalitas berfungsi untuk
membangun manusia dengan segala dimensinya, sesuai dengan komitmen imannya, sehingga
dapat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Fungsi pendidikan Islam dalam membina manusia dengan segala aspeknya,
terutama menyangkut dimensi keimanan dan ketakwaan harus benar-benar terwujud.
Sehubungan dengan itu maka pendidikan Islam secara fungsional dapat mengatasi stres,
pendidikan Islam perlu dijabarkan dalam sistem pendidikan, penyebaran itu harus secara
insturuksional, institusional, dan nasional. Dengan cara seperti ini, merupakan konsekuensi
penguatan komitmen iman bagi peserta didik terhadap Allah swt., yang kemudian
dimanifestasikan dalam ketaatan beribadah kepada-Nya.
Melalui tujuan pendidikan, Pendidikan Islam berfungsi menekankan pembinaan
pada unsur materi (jasmani) dan immateri (akal dan jiwa) secara konprehensif. Pembinaan
jasmani yang menghasilkan keterampilan, pembinaan akal menghasilkan ilmu, pembinaan
jiwa akan menghasilkan kesucian dan etika (moralitas) yang baik, dengan penggabungan
unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan iman,
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
dengan ilmunya ia dapat menguasai tekhnologi modern, dan dengan imannya ia
menggunakan teknologi secara baik sesuai ajaran Islam, untuk keselamatan hidupnya di
dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat.
Sehubungan denagan hal tersebut maka fungsi pendidikan Islam dalam membina
manusia dengan segala aspeknya, hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan Islam,
terutama dalam hal pembinaan keimanan dan ketakwaan. Bahwa pendidikan Islam secara
fungsional dalam mengatasi krisis spiritual di era globalisasi perlu dijabarkan dalam sistem
pendidikan di Indonesia. Penjabaran itu harus diinternalisasikan secara instruksional,
institusional, dan nasional. Dengan cara ini merupakan konsekuensi penguatan komitmen
iman terhadap Allah swt. yang kemudian dimanifestasikan dalam ketaatan beribadah. Jadi
fungsi pendidikan yang dijabarkan dalam pendidikan nasional merupakan penguatan
komitmen keimanan terhadap Allah swt. Fungsi pendidikan Islam ditinjau dari fenomena
perkembangan budaya manusia, dengan asumsi bahwa peradaban manusia di era ini
senantiasa tumbuh sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
manusia berhadapan dengan dilema yang semakin konflik yang dapat mengakibatkan
manusia kehilangan jati dirinya, berakibat pada gangguan fisik dan psikis yang dapat
mengakibatkan setiap individu mengalami stres. Di sinilah fungsi pendidikan Islam untuk
tetap berpegang pada wawasan kemanusiaan yang berdasarkan ajaran Islam melalui
pendidikan Islam.
D. Peranan Pendidikan Islam
Dalam mayarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menetukan
eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut, sebab pendidikan merupakan usaha
melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
aspekn dan jenisnya pada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan peranan
pendidikan Islam di kalangan umat Islam, merupakan salah satu bentuk manifestasi dari
cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan
mentrasformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada pribadi generasi penerusnya, sehingga
nilai-nilai kultural-relegius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam
masyarakat dari waktu ke waktu.
Pendidikan Islam sangat berperan dalam kehidupan, bila dilihat dari segi kehidupan
kultural umat manusia, tidak lain adalah salah satu alat pembudayaan (enkulturasi)
masyarakat manusia itu sendiri. Sebagai suatu alat, pendidikan dapat difungsikan untuk
mengarahakan pertumbuhan, dan perkembangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi
dan sosial), kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di
dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan pendidikan
sebagai alat pembudayaan sangat bergantung pada pemegang alat tersebut, yaitu para
pendidik. Dengan kata lain, para pendidik memegang posisi kunci yang banyak menentukan
keberhasilan proses pendidikan, sehingga mereka dituntut persyaratan tertentu, baik teoritis
maupun praktis, dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat
internal, seperti bakat atau pembawaan anak didik dan faktor-faktor eksternal, seperti
lingkungan dalam segala dimensinya, menjadi sasaran pokok dari proses ikhtiar para
pendidik.
Sistem pendekatan merupakan suatu proses, untuk mengidentifikasikan kebutuhan
kebutuhan, menseleksi problema-problema, memilih alternatif-alternatif pemecahan,
mendapatkan metode-metode dan alat-alat serta mengimplementasikan-nya, hasil-hasilnya
dievaluasi, serta melakukan revisi, yang diperlukan terhadap sebagian atau seluruh sistem
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
yang telah diciptakan, sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dengan sebaik mungkin,
(sehingga kebutuhan-kebutuhan itu tidak ada lagi). Oleh karena itu, untuk memperoleh
gambaran tentang pola berpikir, dan berbuat dalam melaksanakan pendidikan pada
khususnya, diperlukan kerangka berpikir teoritis yang mengandung konsep-konsep ilmiah,
tentang pendidikan Islam, disamping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat.
Dengan kata lain bahwa untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan
Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam, baik yang bersifat
teoritis maupun praktis.
Tentang peran pendidikan Islam tersebut, M. Arifin menyatakan bahwa mengingat
betapa pentingnya pendidikan Islam tersebut maka ada beberapa alasan yang dikemukakan
antara lain yaitu:
1. Pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk pribadi, harus melalui
proses yang panjang dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan
segera. Lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk hidup,
berkembang dan bertumbuh yang mengandung berbagai kemungkinan,
apabila salah bentuk maka akan sulit memperbaikinya.
2. Pendidikan Islam bersumberkan nilai-nilai agama Islam, di samping
menanamkan atau membentuk sikap hidup juga harus dijiwai nilai-nilai
tersebut. Usaha ikhtiar tersebut tidak dapat dilakukan dengan hanya
berdasarkan atas ingin coba-coba, atau atas dasar keinginan dan kemauan
pendidik tanpa dilandasi dengan teori-teori kependidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
3. Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia
didunia dan akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional dan aktual dalam
diri manusia, bilamana dikembangkan melalui proses pendidikan.
4. Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencakup segala bidang
kehidupan manusia di dunia, manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat
menanam benih-benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti.
Berkaitan dengan itu maka peranan
pendidikan Islam sangat penting karena
dengan pendidikan Islam maka proses pembentukan peserta didik diperlukan suatu
perhitungan yang matang dan hati-hati, berdasarkan pandangan dan pikiran dengan teori
yang tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah dalam pembentukan peserta didik.
Begitu pula dengan kemampuan mendidik, harus disertai dengan teori-teori kependidikan
yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan pendidikan Islam yang bertujuan untuk memperoleh keselamatan dunia
dan akhirat maka baru dapat dikatakan mempunyai arti fungsional dan aktual dalam diri
manusia, bilamana dikembangkan melalui proses kependidikan secara sistematis, karenanya
teori-teori pendidikan Islam hendaknya disusun secara sistematis, merupakan kompas bagi
proses pencapaian tujuan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Selanjutnya dengan
pendidikan Islam yang ajarannya mencakup segala bidang kehidupan manusia dalam
membentuk sikap dan nilai-nilai amaliah, dikatakan efektif bilamana dilakukan melalui
proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu kependidikan.
E. Metode Pendidikan Islam
Asal usul kata ”metoda” mengandung pengertian ”suatu jalan yang dilalui untuk
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
mencapai tujuan” Metode berasal dari dua kata yaitu ”meta” dan ”hodos”, meta berarti
melalui dan ”hodos” berarti jalan atau cara, apabila ditambah dengan ”logi” sehingga
menjadi ”metodologi” berarti ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan” Metodologi pendidikan Islam adalah ilmu pengetahuan
tentang jalan, atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, yang
tentunya implikasi dari metodologis kependidikan yang bersumber dari al-Qura’an dan
hadis. Dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam adalah suatu ilmu yang membahas
tentang cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an maupun hadis Nabi saw.
Peranan metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukan bahwa materi
kurikulum pendidikan Islam tidak mungkin dapat diajarkan, melainkan diberikan dengan
cara khusus, ketidak tepatan dalam penerapan metode, akan menghambat proses
pembelajaran yang akan berakibat, membuang waktu dan tenaga yang sia-sia.
Metode pendekatan untuk mencapai tujuan, dalam Q.S. al-Maidah/5: 35
digambarkan sebagai berikut:
$yg•ƒr'¯»tƒ
šúïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
(#qà)®?$#
©!$#
(#þqäótGö/$#ur
Ïmø‹s9Î) s's#‹Å™uqø9$# (#r߉Îg»y_ur
’Îû ¾Ï&Î#‹Î6y™ öNà6¯=yès9 šcqßsÎ=øÿè?
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (metode)
yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu
mendapat keberuntungan.
Dari ayat tersebut yang berkaitan dengan metode atau mencari jalan ataupun cara
untuk mencapai tujuan dalam mendekatkan diri pada Allah, karena itu pendidikan Islam
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
memiliki tugas dan fungsi untuk mencari jalan dalam menerapkan pendidikan Islam, melalui
wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Jadi metode
pendidikan Islam dalam penerapannya menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang
bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, antara lain sbagai berikut;
1. Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam firman Allah, menunjukan
fenomena bahwa firman-firman Allah tersebut mengandung nilai-nilai
metodologis yang mempunyai corak, dan ragam sesuai tempat dan waktu serta
sasaran yang dihadapi, namun yang sangat esensial bahwa firman-firman Allah
itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan yang secara metodologis,
disesuaikan dengan kecendrungan atau kemampuan kejiwaan manusia yang
hidup dalam situasi dan kondisi tertentu yang berbeda-beda. Adapun
kecendrungan jiwa dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda itulah yang
menjadi perhatian oleh firman Allah sebagai latar belakang utama dari turunnya
wahyu-wahyu Allah yang bersifat membimbing dan mengarahkan. Karena itu
metode yang digunakan oleh wahyu Allah adalah metode pemberian alternatif
(Pilihan), menurut akal pikiran yang setiap orang berbeda kemampuannya.
Sehubungan dengan itu, maka firman-firman Allah yang diungkapkan dalam
wahyu mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang secara metodologis,
disesuaikan dengan kemampuan jiwa manusia yang berbeda-beda.
2. Terhadap perintah dan larangan (imperatif dan preventif), Allah senantiasa
memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hambanya, sehingga taklif
(bebannya) berbeda-beda meskipun dalam tugas yang sama. Perbedaan
kemampuan manusia dalam memikul tanggung jawab, mengharuskan sikap
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
mendidik dari Tuhan itu sendiri bersifat ”lebih memperhatikan manusia dididik” .
Bahwa perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan
tanggungjawab mengharuskan sikap mendidik. Tuhan itu sendiri ”lebih
memperhatikan manusia” sebagai makhluk terdidik sebab Dia sendiri sebagai
Zat Maha Pendidik Dengan demikian terhadap perintah dan larangan Allah,
yaitu
memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hambanya, dari
perbedaan kemampuan tersebut diperlukan pendidikan dari Tuhan, karena
memang Tuhan Maha Pendidik.
3. Pendekatan metodologis yang dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an adalah
multiapproach, yang meliputi antara lain :
a. Pendekatan relegius, bahwa manusia memiliki jiwa relegius yang memiliki bakat.
b. Pendekatan filosofis, manusia adalah makhluk rasional, sehingga segala sesuatu
dikembangkan dengan kemampuan berpikirnya.
c. Pendekatan sosiokultural, manusia adalah makhluk bermasyarakat, dengan
demikian pengaruh lingkungan masuarakat yang mengharuskan untuk dididik.
d. Pendekatan scientific, bahwa manusia memiliki kemampuan, kemauan dan
merasakan,
karena
itu
perlu
pendidikan
untuk
mengembangkan
kemampuannya.
Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan metodologis yang dikemukakan dalam
Al-Qur’an sebagai multiapproach, adalah melalui pendekatan relegius, pendekatan
filosofis, pendekatan sosiokultural dan pendekatan scientific. Jadi metodologi yang
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
diterapkan dalam pendidikan Islam dapat berfungsi secara efektif manakala peserta didik
dipandang dari berbagai aspek perkembangannya, karena itu metodologi pendidikan Islam
perlu senantiasa dikembangkan, dan berbagai metode pendekatan, sebagaimana yang
dicontohkan dalam ilmu pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis.
Pandangan yang menyatakan bahwa metode adalah suatu sub sistem ilmu
pendidikan Islam yang berfungsi sebagai alat pendidikan, maka jelaslah bahwa seluruh
firman Tuhan dalam Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pendidikan Islam, mengandung
implikasi-implikasi metodologis yang komprehensip, mencakup semua aspek dari
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan pribadi manusia. Dari uraian tersebut demi
pencapaian tujuan pendidikan Islam maka perlu dikemukakan berbagai metode untuk
menyesuaikan dari berbagai aspek kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan manusia
yang tercermin dalam gaya bahasa Al-Qur’an.
Adapun metode-metode pendidikan Islam yang dimaksud adalah sebagai berikut;
1) Metode berpikir analitis dan sintetis
Berpikir analitis ialah memecahkan untuk mengetahui suatu kebenaran, dan
menjabarkannya secara lanjut. Sedangkan berpikir sintetis adalah memecahkan kebenaran
itu dengan berbagai dugaan dari beberapa hal, sehingga merupakan kesatuan yang selaras.
Dalam ruang lingkup perkembangan akal pikiran inilah, Tuhan mendorong manusia untuk
berpikir analitis dan sintetis, melalui berpikir induktif dan deduktif. Berarti Allah
menciptakan akal pada manusian untuk berpikir secara kritis.
Firman Allah dalam Q.S. Al-Fush shilat/41: 53:
óOÎgƒÎŽã\y™
$uZÏF»tƒ#uä
’Îû
É-$sùFy$# þ’Îûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym
tû¨üt7oKtƒ öNßgs9 çm¯Rr& ‘,ptø:$# 3
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
öNs9urr& É#õ3tƒ y7În/tÎ/
4’n?tã Èe@ä. &äóÓx« Íky­
Terjemahnya:
¼çm¯Rr&
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran
itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?
Uraian ayat tersebut memberi penjlasan bahwa Allah memperlihatkan tanda-tanda
kekuasan-Nya di bumi agar manusia dapat menggunakan pikirannya untuk mengetahui
kebenaran yang datangnya dari Allah.
2) Metode Bimbingan dan penyuluhan.
Dalam Al-Qur’an terdapat ajaran yang mengandung metode bimbingan dan
penyuluhan, justru karena Al-Qur’an sendiri diturunkan untuk membimbing manusia, dan
nabi diutus dengan perantaraan sebagai pemberi penyuluhan, dan menasehati umat manusia,
sehingga mereka dapat memperoleh ketegangan batin, sehat serta bebas dari segala konflik
kejiwaan. Sesuai hal tersebut maka metode ini akan mampu mengatasi segala bentuk
kesulitan hidup manusia yang dihadapinya. Adapun metode bimbingan dan penyuluhan
antara lain Q.S. Yunus/10: 57
$pkš‰r'¯»tƒ
â¨$¨Z9$#
ô‰s%
Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§‘
Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 ’Îû ͑r߉Á9$#
“Y‰èdur ×puH÷qu‘ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9
Terjemahnya:
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Dari ayat tersebut mengindifikasikan bahwa Al-Qur’an memuat metode bimbingan
dan penyuluhan di dalam membimbing manusia menuju jalan keselamatan, dan metode ini
sangat penting dalam proses pendidikan.
3) Metode Targhib dan Tarhib.
Metode ini identik dengan metode motifasi (dorongan) yaitu cara memberikan
pelajaran dengan dorongan, untuk memperoleh kegembiraan apabila sukses dalam
kebaikan, dan jika gagal karena tidak mengikuti petunjuk yang benar akan mendapatkan
kesulitan.
Metode targhib dan tarhib sebagai motivasi dan ancaman, dalam Al-Quran
digambarkan dalam Q.S. Fushshilat/41: 46:
ô`¨B Ÿ@ÏHxå $[sÎ=»|¹ ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù (
ô`tBur uä!$y™r& $ygøŠn=yèsù 3 $tBur
y7•/u‘ 5O»¯=sàÎ/ ω‹Î7yèù=Ïj9
Terjemahnya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya
sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.
Ayat tersebut memberikan motivasi agar mengerjakan amal shaleh untuk
mendapatkan pahala dengan memberikan kebaikan padanya, dan bagi orang yang
mengerjakan perbuatan jahat, akan diancam dengan dosa yang merupakan ganjaran
kesulitan yang akan dialaminya. Karena itu metode ini penting diterapkan dalam pendidikan
Islam, agar peserta didik dapat mengubah sikap untuk mengerjakan kebajikan dan
meninggalkan kejahatan.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
4) Metode pemberian suasana (situasional).
Metode pemberian suasana (situasional), Al-Qur’an sering mempergunakan
pemberian suasana sesuai tempat dan waktu, untuk menggembirakan orang yang beriman.
Metode situasional merupakan metode pemberian suasana yang dikondisikan sesuai dengan
kondisi tempat dan waktu. Jadi metode situasional adalah pemberian sesuatu kepada orang
untuk menggembirakan sesuai dengan tempat dan waktu.
Metode situasional ini diungkapkan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 25:
(ΎÅe³o0ur
šúïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä
(#qè=ÏJtãur
ÏM»ysÎ=»¢Á9$#
¨br&
öNçlm; ;M»¨Yy_ “̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB
㍻yg÷RF{$# ( $yJ¯=à2 (#qè%Ηâ‘
$pk÷]ÏB
`ÏB
;otyJrO
$]%ø—Íh‘
(#qä9$s% #x‹»yd “Ï%©!$# $oYø%Ηâ‘
`ÏB
ã@ö6s%
(
(#qè?é&ur
¾ÏmÎ/
$YgÎ7»t±tFãB
(
óOßgs9ur
!$ygŠÏù
Ólºurø—r& ×ot£gsܕB ( öNèdur $ygŠÏù
šcrà$Î#»yz
Terjemahan:
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang Suci dan mereka kekal di
dalamnya
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberikan berita gembira kepada
orang-orang beriman dan berbuat baik, disediakan surga-surga di dalamnya, ada
sungai-sungai mengalir, diberi rezki buah-buahan, dan istri-istri yang suci serta kekal di
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
dalamnya.
Manusia setiap saat, setiap generasi, kondisi dan tempat, memiliki perbedaan dan
juga persamaan, ada yang baik dan ada pula yang sesat, perbedaan dan persamaan
disebabkan situasi, waktu, dan tempat, namun ajaran yang disampaikan Allah melalui Nabi
Muhammad akan selalu tetap dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun, karena itu ayat
tersebut menyampaikan kepada orang-orang beriman, sejak Islam diturunkan hingga pada
saat ini dan bahkan sampai hari kiamat, memberikan berita gembira kepada orang-orang
beriman dan yang senantiasa berbuat baik, mereka disediakan surga dengan penuh
kenikmatan di dalamnuya.
5) Metode praktik
Metode praktik (fuction) adalah cara mendorong sesorang untuk mengamalkan
ilmu pengerthuan, dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang
terkandung dalam perintah salat, puasa, zakat, haji dan lainnya. Hal ini disebutkan dalam
Q.S. al-Ankabut/29: 45:
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7ø‹s9Î) šÆÏB
É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (
žcÎ)
no4qn=¢Á9$#
4‘sS÷Zs?
ÇÆtã
Ïä!$t±ósxÿø9$#
̍s3ZßJø9$#ur
3
ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur
ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs?
Terjemahan:
Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (al- Quran) dan
Dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
kerjakan.
Ayat di atas memerintahkan untuk melaksanakan salat, dan mencegah diri dari
kemungkaran, serta banyak-banyak mengingat Allah, karena sesungguhnya Allah
mengetahui segala apa yang dikerjakan oleh makhluk-Nya, kesemuanya pengetahuan
tersebut bukan hanya sekedar untuk diketahui saja, tetapi yang paling terpenting, adalah
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari segala yang diketahui yang bersumber dari Allah
melalui kitab-Nya. Itulah tujuan metode praktik dalam Pendidikan Islam.
6) Metode Instruksional.
Metode instruksional yaitu, cara mengajar tentang cirri-ciri orang yang beriman
dalam bersikap dan bertingkah laku, agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya
bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Al-Qur’an menjelaskan dalam
Q.S. Yusuf/12: 111:
ô‰s)s9 šc%x. ’Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouŽö9Ïã
’Í<'rT[{
É=»t6ø9F{$#
3
$tB
tb%x.
$ZVƒÏ‰tn 2”uŽtIøÿム`Å6»s9ur t,ƒÏ‰óÁs?
“Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ Ÿ@‹ÅÁøÿs?ur
Èe@à2
&äóÓx«
“Y‰èdur
ZpuH÷qu‘ur
5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sãƒ
Terjemahnya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada kisah-kisah orang-orang terdahulu terdapat
pelajaran bagi orang yang berpikir dengan menggunakan akalnya, dan cerita-cerita yang
berasal dari Al-Qur’an bukanlah kebohongan, akan tetapi sebagai petunjuk bagi kaum
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
yang beriman, untuk mengikuti sikap dan tingkah laku perbuatan orang-orang saleh, dan
menolak sikap tingkah laku dan perbuatan orang-orang yang fasik dan sesat.
7) Metode cerita / Kisah.
Metode cerita ini yaitu dengan mengisahkan peristiwa hidup manusia masa lampau
yang menyangkut ketaatannya dan kemungkarannya dalam hidup, terhadap perintah Tuhan
yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul. Metode kisah disebut juga metode bercerita,
yakni cara mendidik dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun menggunakan tulisan
dengan menyampaikan pesan yang bersumber dari pokok ajaran Islam, yakni Al-Qur’an
dan hadis sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. al-Maidah/5: 27 sebagai berikut:
ã@ø?$#ur öNÍköŽn=tã r't6tR óÓo_ö/$#
tPyŠ#uä Èd,ysø9$$Î/ øŒÎ) $t/§s%
$ZR$t/öè%
Ÿ@Îm6à)çFsù
ô`ÏB
$yJÏdωtnr&
öNs9ur
ö@¬6s)tFãƒ
z`ÏB
̍yzFy# tA$s% y7¨Yn=çFø%V{ ( tA$s%
$yJ¯RÎ)
ã@¬7s)tGtƒ
ª!$#
z`ÏB
tûüÉ)­FßJø9$#
Terjemahnya:
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut
yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia
Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah
Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa"
Ayat ini mengajak, agar menceritakan kisah Habil dan Qabil ketika keduanya
mempersembahkan korban, Habil diterima korbannya sementara Qabil tidak diterima
korbannya, Qabil berkata kepada Habil aku pasti membunuhmu, dan Habil berkata
sesunggunya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa.
Cerita tentang kejadian, terutama peristiwa sejarah merupakan metode yang
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
banyak ditemukan di dalam al-Quran. Jadi metode cerita atau kisah adalah menceritakan
kisah-kisah orang terdahulu untuk mengambil pelajaran seperti kisah putra Adam yakni
Qabil dan Habil yang diabadikan dalan Al-Qur’an.
8) Metode Teladan.
Metode teladan adalah metode pemberian contoh dan dapat pula disebut metode
meniru, yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik, memberikan
contoh teladan yang baik kepada peserta didik, selanjutnya peserta didik menirukannya.
Metode pemberian contoh dan teladan cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak,
Allah telah menunjukan bahwa contoh keteladanan dalam kehidupan Nabi Muhammad,
adalah mengandung nilai paedagogis bagi pengikutnya. Sebagaimana firaman Allah dalam
Q.S. al-Ahzab/33: 21:
ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqߙu‘ «!$#
îouqó™é&
(#qã_ötƒ
×puZ|¡ym
©!$#
`yJÏj9
tb%x.
tPöqu‹ø9$#ur
tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx.
Terjemahnya:
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.
9) Metode Dialog atau diskusi.
Metode diskusi adalah cara bertukar pikiran dengan beberapa orang dalam hal
pendidikan. Dalam pendidikan Islam, sangat ditekankan pada metode diskusi dalam
mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap
pengetahuan terhadap suatu masalah. Hal ini Allah berfirman dalam Q.S. al-Nahl/16: 125:
äí÷Š$#
4’n<Î)
È@‹Î6y™
y7În/u‘
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/
ÏpsàÏãöqyJø9$#ur
ÏpuZ|¡ptø:$#
(
Oßgø9ω»y_ur
ÓÉL©9$$Î/
}‘Ïd
ß`|¡ômr&
4
¨bÎ)
y7­/u‘ uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã
¾Ï&Î#‹Î6y™
(
uqèdur
ÞOn=ôãr&
tûïωtGôgßJø9$$Î/
Terjemahnya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dari firman Allah tersebut mengajak manusia agar menyampaikan pelajaran yang
baik dengan cara hikmah, yaitu perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan
antara yang hak dan yang bathil, dan apabila terjadi perbedaan pendapat dalam berdebat
maka debatlah dengan cara yang baik. Jadi untuk memperoleh pelajaran yang baik dengan
cara hikmah tersebut haruslah dengan cara diskusi.
10) Metode Tanya Jawab.
Metode Tanya jawab adalah dengan cara berdialog, atau dengan wawancara.
Metode soal jawab sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan
agama yang dibawanya kepada umatnya. Bahkan para filosofpun banyak menggunakan
metode soal jawab ini, dan metode ini adalah metode yang sangat tua dalam dunia
pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah. Hal ini dijelaskan dalam Q.S.
al-Nahl/16: 43:
!$tBur $uZù=y™ö‘r& ÆÏB y7Î=ö6s% žwÎ)
Zw%y`͑
ûÓÇrqœR
öNÍköŽs9Î)
4
(#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& ̍ø.Ïe%!$# bÎ)
óOçGYä. Ÿw tbqçHs>÷ès?
Terjemahnya:
Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
Hal ini berarti firman Allah tersebut menyatakan bahwa kita hendaknya bertanya
kepada orang-orang yang ahli untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. Orang
berilmu bila ditanya tentang masalah yang diketahuinya, maka dia wajib memberikan
jawaban yang ia ketahui. Itulah bentuk tanya jawab dalam pendidikan Islam.
11) Metode Taubat dan Ampunan.
Metode Taubat dan Ampunan yaitu cara membangkitkan jiwa dan rasa frustasi
kepada keteguhan hati dan optimisme dalam hidup, dengan kesempatan bertaubat dari
kesalahan dan kekhilafan yang telah lampau yang diikuti atas pengampunan segala dosa dan
kesalahannya, akan menimbulkan gairah hidup dan harapan-harapan hidup di masa depan.
Berarti tobat adalah memohon ampunan kepada Allah setelah melakukan kesalahan.
Metode tobat disebut pula dengan ampunan yakni cara membangkitkan jiwa dari rasa
frustrasi, kesegaran hidup dan optimis dalam belajar. Hal ini berarti bahwa metode tobat
adalah membangkitkan jiwa, dan kesegaran agar optimis dalam hidup. Firman Allah tentang
orang yang berbuat jelek atau dhalim akan diampuni, dapat dilihat dalam Q.S. Al-Nisa/4:
110:
`tBur ö@yJ÷ètƒ #¹äþqߙ ÷rr& öNÎ=ôàtƒ
¼çm|¡øÿtR
¢OèO
̍ÏÿøótGó¡o„
©!$#
ωÉftƒ ©!$# #Y‘qàÿxî $VJŠÏm§‘
Terjemahnya:
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi Maha
Penyayang.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Jadi orang melakukan kejahatan kemudian ia mohon ampun kepada Allah maka
Allah akan mengampuninya, karena memang Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Demikian itulah pendidkan Islam dalam mengamalkan metode taubat dan
ampunan, sebagai motifaisi dalam merangsang belajar dan menjalani hidup ini.
12) Metode Tamsil (perumpamaan)
Metode tamsil adalah pendidikan melalui pemberian perumpamaan, untuk
memudahkan pemahaman terhadap suatu konsep. Metode amsal yakni cara mendidik
dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Hal ini
dijelaskan dalam Q.S. al-Ra’d/13: 17 sebagai berikut:
tAt“Rr&
šÆÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
ôMs9$|¡sù
8ptƒÏŠ÷rr&
$yd͑y‰s)Î/
Ÿ@yJtGôm$$sù
ã@ø‹¡¡9$#
#Y‰t/y—
$\ŠÎ/#§‘
4
$£JÏBur
tbr߉Ï%qãƒ
Ïmø‹n=t㠒Îû ͑$¨Z9$# uä!$tóÏGö/$#
>pu‹ù=Ïm
÷rr&
8ì»tFtB
Ӊt/y—
¼ã&é#÷WÏiB 4 y7Ï9ºx‹x. Ü>ΎôØo„ ª!$#
¨,ysø9$#
Ÿ@ÏÜ»t7ø9$#ur
4
$¨Br'sù
߉t/¨“9$#
Ü=ydõ‹uŠsù
[ä!$xÿã_
(
$¨Br&ur
$tB
ßìxÿZtƒ
}¨$¨Z9$#
ß]ä3ôJu‹sù ’Îû ÇÚö‘F{$# 4 y7Ï9ºx‹x.
Ü>ΎôØo„ ª!$# tA$sWøBF{$#
Terjemahnya:
Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di
lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang
mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah
membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu, akan
hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada
manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan..
Metode tamsil ini memberikan perumpamaan-perumpamaan, Allah memberi
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
perumpamaan Air, arus, buih, logam, api, alat-alat dan perhiasan sebagai perumpamaan
bagi yang benar dan yang bathil, adapun buih akan hilang sebagai suatu yang tak ada
harganya, dan adapun yang memberi mamfaat kepada manusia akan tetap berada dibumi
untuk dimamfaatkan bagi kebutuhan manusia.
13) Metode Penyajian.
Metode penyajian adalah cara menyampaikan atau mengemukakan pembahasan
dengan disertai motifasi-motifasi belajar. Metode belajar acquisition (self education),
explanation dan exposition (penyajian) dengan disertai motivasi-motivasi belajar, juga
dapat ditemui dalam firman Allah dengan tujuan yang sama, yaitu sebagai makhluk Tuhan
dengan kemampuan yang ada dalam dirinya bersedia menjalankan perintah-perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Hal ini diungkapkan dalam Q.S. al-Nahl/16: 125:
äí÷Š$#
4’n<Î)
È@‹Î6y™
y7În/u‘
ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/
ÏpsàÏãöqyJø9$#ur
ÏpuZ|¡ptø:$#
(
Oßgø9ω»y_ur
ÓÉL©9$$Î/
}‘Ïd
ß`|¡ômr&
4
¨bÎ)
y7­/u‘ uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã
¾Ï&Î#‹Î6y™
(
uqèdur
ÞOn=ôãr&
tûïωtGôgßJø9$$Î/
Terjemahnya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Kemampuan psikologis dalam menerima dan menghayati serta mengamalkan segala
ajaran agama disesuaikan dengan usia, bakat, dan lingkungan hidupnya.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
14) Metode pembiasaan.
Metode pembiasaan adalah cara melakukan kebiasaan dengan melatih diri melalui
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara bertahap. Dalam hal melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya dimulai secara bertahap sejak kecil telah diajar untuk
melaksanakan salat misalnya, maka setelah dewasa akan terbiasa untuk mengerjakannya,
demikian pula untuk tidak melaksanakan larangan Allah, minum khamar misalnya, maka ia
tidak akan minum khamar karena tidak terbiasa. Firman Allah dalam hal menjauhi larangan
antara lain terdapat dalam Q.S. al-Maidah/5: 90 sebagai berikut:
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$#
(#þqãYtB#uä
$yJ¯RÎ) ãôJsƒø:$# çŽÅ£øŠyJø9$#ur
Ü>$|ÁRF{$#ur ãN»s9ø—F{$#ur Ó§ô_͑
ô`ÏiB
È@yJtã
Ç`»sÜø‹¤±9$#
çnqç7Ï^tGô_$$sù
öNä3ª=yès9
tbqßsÎ=øÿè?
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Berdasarkan ayat tersebut maka bentuk-bentuk larangan, khamar. Berjudi,
berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan yang
harus dihindari. Larangan khamar misalnya pada awal Islam datang, sebelumnya
masyarakat jahilah sudah menjadi kebiasaan meminum khamar, sehingga larangan Allah
diturunkan secara bertahap, pertama jangan minum khamar karena lebih banyak
mudaratnya daripada manfaatnya, selanjutnya jangan mendekati tempat salat ketika mabuk,
dan yang terakhir jangan minum khamar sesungguhnya khamar itu keji dan perbuatan
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
syaitan. Demikian itulah pendidikan dalam Islam, dengan
membiasakan untuk tidak
melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam dengan cara
bertahap, untuk lebih mudah dilaksanakan.
Pembahasan metode-metode pendidikan Islam tersebut, merupakan konsep
berpikir yang bersifat mendalam, dan terperinci tentang masalah kependidikan yang
bersumber dari ajaran Islam. Rumusan-rumusan tentang konsep dasar, pola, sistem, tujuan,
metoda, dan materi kependidikan Islam, disusun menjadi suatu kesatuan ilmu yang utuh.
Dengan kata lain ilmu pendidikan Islam mengandung kesesuaian pandangan dengan
teori-teori dalam ilmu paedagogiek, terutama yang menyangkut peserta didik, pendidik,
alat-alat pendidikan, serta sekitar cita-cita, sehingga jelas nampak bahwa dalam pendidikan
Islam, terkandung nilai-nilai ilmiah pedagogis yang utuh dan sah dalam dunia pengetahuan
dan khususnya dunia ilmu pendidikan.
Pengembangan metode pendidikan Islam yang mencakup berbagai permasalahan
kependidikan yang pada garis besarnya dapat dianalisa aspek-aspek konsepsional meliputi,
proses membimbing, mengarahkan pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik, agar
menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan. Asas pendidikan Islam adalah asas
perkembagan dan pertumbuhan dalam kehidupan yang berkesinambungan antara
kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan
material dan mental spiritual, asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti
asas adil, dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah juga dijadikan
pegangan dalam pendidikan praktis, sesuai pandangan teoritis yang dipegangi. Modal dasar
pendidikan Islam adalah kemampuan dasar (fitrah) untuk berkembang dari masing-masing
pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai fitrah yang tidak bisa diubah atau
dihapuskan oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam proses
pendidikan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Tuhan
Dari uraian di atas tentang pengembangan metode pendidikan Islam yang
mencakup pendidikan secara umum yang pada garis besarnya menyangkut hakikat
pendidikan Islam, mengarahkan manusia dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Selanjutnya
bahwa asas pendidikan Islam adalah perkembangan kehidupan yang
berkesinambungan duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani, mental spiritual, selanjutnya
dapat dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis. Kemudian
modal dasar pendidikan Islam adalah kemampuan dasar sebagai fitrah, untuk berkembang
sebagai karunia Tuhan. Sedangkan ruang lingkup pendidikan Islam, mencakup
kegiatan-kegiatan kependidikan seperti pada lapangan hidup keagamaan, lapangan hidup
keluarga, lapangan hidup ekonomi, lapangan hidup kemasyarakatan, lapangan hidup politik,
lapangan hidup seni dan budaya, dan lapangan hidup ilmu pengetahuan. Metode yang
digunakan dalam proses pencapaian tujuan adalah metode yang didasarkan atas
pendekatan-pendekatan keagamaan, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan.
F. Kerangka Teoretis
Setelah mengemukakan cakupan stres dan berbagai masalahnya maka penulis
mengambil langkah-langkah Dadang Hawari dalam bukunya Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Kesehatan Jiwa. yang membahas antara lain:
1.Tipe Kepribadian (pola prilaku)
Tipe kepribadian ini yang berisiko tinggi terkena stres, ciri-ciri tipe tersebut sebagai
berikut: Ambisius, kurang sabar, kewaspadaan berlebihan, cara bicara cepat, bekerja tidak
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
mengenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin (otoriter), lebih suka kerja sendirian
bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, tidak mudah bergaul, tidak mudah dipengaruhi,
pikirannya selalu pada pekerjaan, tidak pernah santai, dan bekerja keras untuk segala
sesuatunya tidak terkendali.
2.Tahapan Stres
Tahapan stres terbagi enam tahapan, yaitu tahap pertama gelisah adalah stres yang
paling ringan. Tahap kedua kesenangan mulai menghilang ,dan kemudian timbul keluhan.
Tahap ketiga, keluhan makin bertambah dan semakin nyata serta mengganggu. Tahap
keempat, ketika keluhan makin bertambah lalu memeriksakan ke dokter tidak ditemukan
penyakit fisiknya, maka gejala stres ini akan muncul, untuk bertahan sepanjang hari saja
sudah terlalu amat sulit, aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan, menjadi membosankan dan terasa sangat sulit. Tahap kelima, bila keadaan
berlanjut, maka akan mengalami kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,
ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana,
gangguan sistem pencernaan semakin berat. Tahap keenam tahapan ini merupakan tahapan
klimaks, orang yang diserang akan panik dan perasaan takut mati dan pingsan. Orang yang
mengalami tahapan ini berulang-kali dibawa ke UGD (unit Gawat Darurat)
3. Pencegahan stres
Pencegahannya adalah upaya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap stres.
Beberapa petunjuk untuk diamalkan oleh seseorang agar kekebalan dirinya terhadap stres
dapat ditingkatkan,
sehingga tidak jatuh dalam keadaan distres yaitu: Makanan dan
minuman, tidur teratur, olahraga, tidak merokok, hindari minuman keras, berat badan,
pergaulan (silaturahmi), pengaturan waktu, tuntunan agama, rekreasi, sosial ekonomi,
kasih sayang dan lain-lain.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Selanjutnya Zakiah Darajat dalam bukunya Islam dan Kesehatan mental dan
bukunya yang lain yang berjudul Kesehatan mental. Buku Nikmatnya Stres. Buku Stres
Tanpa Distres. Buku Stres Managemen yang Sukses, Apa Itu Stres, Mengenal
Gejala-gejalnya, Memahami Penyebab-penyebabnya, Mengatasi Stres di Tempat
Kerja.
Kemudian tokoh-tokoh pendidikan seperti M. Sattu Alang, dalam bukunya
Kesehatan Mental dan Terapi Islam, yang sekaligus beliau adalah promotor I penulis,
dan masih ada Mustafa Fahmi, Kartini Kartono, Hasan Langgulung dan sebagainya,
kesemuanya itu merupakan kerangka teoritis dalam penulisan disertasi ini.
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
G. Kerangka Pikir
H. Metodologi Penelitian
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
Download