BAB II TINJAUAN TEORETIS PENDIDIKAN ISLAM Untuk memperoleh gambaran tentang pola berpikir, dan berbuat dalam pelaksanaan pendidikan Islam pada khususnya, diperlukan kerangka berpikir teoretis, yang mengandung konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan Islam, di samping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat. Dengan kata lain, untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam, baik yang bersifat teoretis maupun praktis. A. Pengertian Pendidikan Islam Tujuan agama Islam diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui utusan-Nya Muhammad saw. adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam, mengandung implikasi bahwa Islam sebagai agama wahyu yang menjadi petunjuk, dan peraturan yang bersifat menyeluruh. Seluruh alam ini akan memperoleh rahmat, bahagia, dan sejahtera, secara menyeluruh, meliputi kebahagiaan dunia dan akhirat, lahiriah dan batiniah, jasmaniah dan rohaniah. Jadi pendidikan Islam adalah bimbingan dan arahan terhadap peserta didik, agar dapat melaksanakan ajaran Islam, yang bersumber dari Allah swt. dan Rasulullah Muhammad saw, sehingga dapat memperoleh rahmat, keselamatan hidup lahiriah dan batiniah, fisik dan psikis, sehat mental sejahtera dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Kata pendidikan berasal dari kata didik yang diawali awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang mengandung arti perbuatan, hal, cara, dan sebagainya. Bisa juga berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan ) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Pada awalnya kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yakni paedagogie, yang terdiri atas dua kata, paes dan ago. Kata paes berarti anak dan kata ago berarti membimbing.Istilah paedagogiek mempunyai makna ilmu pendidikan, sedangkan paedagogie sama dengan istilah pendidikan, ilmu pendidikan (paedagogiek) menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan, sedangkan pendidikan (paedagogie) menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu maka, pengertian pendidikan selalu dihubungkan dengan kegiatan membimbing khususnya kepada anak, karena anaklah yang menjadi objek pendidikan untuk menjadikannya dewasa. Kata paedagogie yang berarti pendidikan, selanjutnya melahirkan kata paedagogiek, yang berarti ilmu pendidikan. Kedua kata ini memiliki perbedaan makna yang mendasar, Paedagogie yang berarti pendidikan, lebih menekankan pada segi praktek yakni menyangkut kegiatan belajar mengajar. Sedangkan paedagogiek lebih menekankan pada pemikiran tentang pendidikan, memikirkan tentang bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilaian dalam pendidikan, dan seterusnya. Walaupun begitu kedua kata tersebut tidak bisa dipisahkan, karena keduanya harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat dalam upaya peningkatan mutu dan tujuan pendidikan. Selanjutnya kata pendidikan, dalam bahasa Inggris disebut dengan education. Dalam bahasa Arab ditemukan penyebutannya dalam tiga kata, yakni al-tarbīyah, al-taʻlīm, dan al-taʻdīb yang secara etimologis kesemuanya bisa berarti bimbingan dan ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net pengarahan, akan tetapi para pakar pendidikan mempunyai kecenderungan yang berbeda dalam hal penggunaan ketiga kata tersebut. Kata al-tarbīyah dalam bahasa Arab, berakar dari tiga kata yaitu; raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh; rabiya-yarbu yang berarti menjadi besar, dan rabba-yurabbu yang berarti memperbaiki. Arti raba-yarbu menunjukan bahwa hakikat pendidikan adalah proses pertumbuhan peserta didik. Arti rabiya-yarba adalah pendidikan mengandung misi untuk membesarkan jiwa, dan memperluas wawasan seseorang. Arti rabba-yarubbu adalah pendidikan memelihara dan menjaga peserta didik. Mengenai kata al-taʻlīm menurut Abd.Al-Fatah adalah lebih universal dibanding dengan al-tarbīyah, dengan alasan bahwa al-taʻlīm berhubungan dengan pemberian bekal pengetahuan. Pengetahuan ini dalam Islam dinilai sesuatu yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Berbeda dengan Al-Attas yang menyatakan bahwa al-tarbīyah terlalu luas pengetiannya, tidak hanya tertuju pada pendidikan manusia, tetapi juga mencakup pendidikan untuk hewan. Sehingga dia lebih memiih penggunaan kata al-ta‘dīb, karena kata ini menurutnya terbatas pada manusia. Selanjutnya untuk menemukan konsep pendidikan Islam yang sebenarnya, dapat ditelusuri dari beberapa ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata al-tarbīyah dan al-taʻlīm. Sementara kata ta‘dīb walaupun tidak ditemukan dalam Al-Qur’an namun ada hadis yang menggunakan kata tersebut. Kata tarbīyah yang akar katanya adalah rabb dan segala derivasinya, terulang sebanyak 872 kali di dalam Al-Qur’an, dan digunakan untuk menjelaskan arti yang bermacam-macam. Salah satunya digunakan dalam konteks sifat Tuhan, yaitu Rabb Al-Alamin yang diartikan pemelihara alam. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Allāhu ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Rabb (Tuhan Pemelihara), mempunyai banyak sekali aspek yang dapat menyentuh mahluk. Pengertian Rubǖbiyyah (pemeliharaan) mencakup pemberian reseki, pengampunan, dan kasih sayang, juga amarah, ancaman, siksaan dan sebagainya. Ini tidak jauh berbeda dengan manusia yang sering kali mengancam, bahkan memukul anak dalam rangka mendidik mereka, walaupun anak yang dipukul itu merasa diperlakukan tidak wajar, kelak setelah dewasa ia akan sadar bahwa pukulan tersebut merupakan sesuatu yang baik baginya. Jadi apapun bentuk perlakuan Tuhan kepada mahluk-Nya, sama sekali tidak terlepas dari sifat kepemeliharaan dan kependidikan-Nya, walaupun perlakuan itu dinilai oleh sebagian manusia sesuatu yang negatif. Ini berarti bahwa jika al-tarbīyah digunakan dalam konteks pendidikan, maka seorang peserta didik harus menerima segala ajaran, dan perlakuan yang diberikan dari orang yang mendidiknya secara ikhlas. Di samping itu kata al-rabb sebagai kata dasar tarbīyah, juga mempunyai pengertian menumbuhkembangkan potensi bawaan seseorang, baik potensi fisik (jasmani), akal maupun potensi psikis-rohani (ahlak). Yang berarti bahwa kata tarbīyah, juga menamai suatu bentuk pendidikan dalam segala aspeknya, misalnya memperbaiki peserta didik, dan memelihara aspek fisiknya dan psikisnya. Arti yang lebih luas lagi, al-tarbīyah dengan makna al-tanmiyah (pertumbuhan atau perkembangan), mengindikasikan bahwa aspek fisik dan psikis peserta didik dapat ditumbuhkembangkan lebih lanjut sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengertian lain yang mengacu kepada pengertian pendidikan, sebagaimana yang telah disebutkan adalah kata al-taʻlīm yang di dalam bahasa Arab kata taʻlīm dari kata kerja allama yang berarti mengajar, pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arab adalah tarbīyahh wa taʻlīm, sedangkan pendidikan Islam adalah tarbīyah Islamiyyah. Kata ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net taʻlīm merupakan bentuk masdar dari kata ‘allama-yu ‘allimu, kata tersebut berasal dari ‘alima dan digunakan untuk menunjukan sesuatu yang dapat diulang dan diperbanyak, sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang. Hal ini berarti bahwa jika kata taʻlīm digunakan dalam konteks pendidikan, maka pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk melatih peserta didik secara terus menerus, sehingga ada bekas pada dirinya. Akan tetapi yang sering dipahami kata ta‘līm yang berasal dari ‘alima tersebut mengandung makna pengetahuan, karena ia berasal dari kata dasar ‘alimaya ‘lamu-‘ilm. Kata ta‘līm dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 840 kali. Juga digunakan dalam arti yang bermacam-macam, sebagaimana kata tarbīyah. Selanjutnya kata ‘alima terkadang digunakan untuk menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada segenap manusia. Juga terkadang digunakan untuk menerangkan bahwa Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ada pada diri manusia.Konsep ta‘līm mengacu pada adanya sesuatu berupa pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik. Dari pendekatan kebahasaan istilah tarbīyah terkesan lebih luas artinya dibandingan dengan istilah lainnya. Muhammad Rasyid Ridhā’ dalam Muh. Room mendefinisikan al-ta‘līm, mengacu pada arti proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada diri individu, tanpa adanya batasan dan persyaratan tertentu dan proses transmisi itu dilakukan secara bertahap, sebagaimana Nabi Adam as. menyaksikan dan menganalisis asma-asma yang diajarkan oleh Allah kepadanya. Selanjutnya kata al-ta‘dīb dan akar katanya addaba-yu’addibu-ta‘dīban yang berarti memberi adab atau perilaku. Kata ini tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, tetapi dapat dilihat dalam hadis antara lain Nabi saw. Menyatakan, addabany Allah (Allah telah menanamkan adab pada diriku) ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Istilah pendidikan Islam lebih tepat digunakan kata al-taʻdīb (bukan tarbīyah atau taʻlīm), struktur konsepsi taʻdīb sudah mencakup unsur-unsur ilmu (ʻilm), instruksi (taʻlīm) dan pembinaan yang baik (tarbīyah). Lebih lanjut dijelaskan secara rinci, bahwa makna yang menonjol dari kata al-tarbīyah adalah kasih sayang, bukan pengetahuan, sementara dari kata taʻlīm makna pengetahuan lebih menonjol dari pada kasih sayang, kemudian dalam konsepnya kata taʻdīb sudah mencakup unsur-unsur pengetahuan, pengajaran, dan pengasuhan yang baik. Dalam hal ini di pahami bahwa kata taʻdīb memiiki arti yang sangat luas dan mendalam, bahkan Nurcholis Madjid menyatakan bahwa perkataan al-taʻdīb dalam arti “adab” juga digunakan dalam konteks yang merujuk kepada kajian kesusastraan, dan etika profesional. serta kemasyarakatan.Al-Quran surat al-Ahzab/33: 21 juga menegaskan bahwa contoh yang ideal bagi orang-orang yang beradab adalah Nabi saw. ôôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& (#qã_öt ×puZ|¡ym ©!$# `yJÏj9 tb%x. tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. Terjemahnya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. Berdasarkan itu maka taʻdīb dalam arti pendidikan adalah mengacu dalam arti pendidikan pada dimensi akhlak. Sehubungan dengan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan bahwa kata al-taʻdīb lebih mengacu pada aspek pendidikan moralitas atau adab, sementara kata al-taʻlīm lebih mengacu pada intelektual (pengetahuan), sedangkan kata tarbīyah lebih mengacu pada pengertian bimbingan, ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net pemeliharaan, arahan, penjagaan, dan pembentukan kepribadian. Sehubungan dengan itu maka kata tarbīyah dalam pendidikan nampaknya menunjukan arti yang lebih luas karena pengertiannya disamping bermakna ilmu pengetahuan, juga bermakna sebagai pembentukan adab, serta mencakup seluruh aspek lain, yakni pewarisan peradaban sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Fu’ad al-Ahwany bahwa pada dasarnya term al-tarbīyah mengandung pengertian pewarisan peradaban dari generasi kegenerasi. Selanjutnya Muhammad Athiyah al-Abrāsy mengungkapkan bahwa al-tarbīyah mengandung maksud. yaitu mengandung kemajuan yang terus menerus, menjadikan seseorang dapat hidup dengan berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, mempunyai jasmani dan rohani yang sehat dan akal yang cerdas. Sehubungan dengan itu juga, Shalih Abdul Aziz mengungkapkan bahwa pengertian umum al-tarbīyah meliputi pendidikan jasmaniah, aqliyah, khuluqiyah dan ijtimaiyah. Kata tarbīyah lebih cocok digunakan dalam mengkonotasikan pendidikan Islam, oleh karena dalam kata tersebut mencakup pengertian al-tarbīyah al-khuluqiyah, yaitu pembiasaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang juga menekankan aspek akhlak atau moral, dan sekaligus mencakup al-tarbīyah al-tahzibiyah, yaitu pembinaan jiwa untuk kesempurnaan ilmu pengetahuan yang nantinya akan menyebabkan potensi manusia yang dididik dapat tumbuh dengan produktif dan kreatif, tanpa menghilangkan nilai dan norma yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an maupun hadis. Maka istilah pendidikan Islam yang tepat adalah Tarbīyah Islamiyah, dan batasan pengertiannya secara terminologis telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, seperti; Sayyid Sabiq mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah upaya mempersiapkan anak dari segi jasmani, akal, dan rohani sehingga dia menjadi anggota ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net masyarakat yang bermanfaat untuk dirinya maupun masyarakat. Selanjutnya Yusuf Qardawi mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah sebagai pendidikan manusia seutuhnya, akal dan batinnya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya, dan persiapan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikannya, serta manis dan pahitnya dalam menjalani kehidupan. Hasan Langgulung menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah sebagai proses penyiapan generasi muda, untuk berperan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia, untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya nanti di akhirat. Selanjutnya Abudin Nata menjelaskan bahwa secara sederhana, pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan al-Hadis serta dalam pemikiran para ulama, dan dalam praktik sejarah umat Islam. Kemudian Mappanganro mengungkapkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar dengan membimbing, mengasuh anak atau peserta didik agar dapat meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Sehubungan dengan berbagai teori pendidikan Islam yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa pendidikan, sebagai usaha membentuk pengalaman, dan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku individu dan kelompok sesuai tujuan pendidikan, dan hanya akan berhasil melalui interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta interaksi sosial dalam lingkungan sekitar, maka pendidikan Islam merupakan proses pembentukan individu, berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Melalui pendididkan itu, individu dibentuk agar dapat mencapai derajat yang tinggi, dan sempurna (insān k āmil), agar mampu melaksanakan fungsinya sebagai ‘Abdullāh dan tugasnya sebagai khalīfatullāh dengan sebaik mungkin. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Karena itu pendidikan Islam merupakan pendidikan yang sangat ideal, karena menyelaraskan antara pertumbuhan fisik dan mental, jasmani dan rohani, pembangunan individu dan masyarakat, serta untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dari uraian batasan pengertian pendidikan Islam tersebut, maka pendidikan Islam itu sendiri melahirkan berbagai interpretasi yang termuat di dalamnya yakni, adanya unsur-unsur edukatif yang sekaligus sebagai konsep bahwa pendidikan itu merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, usaha itu dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab kepada masa depan anak, dan usaha itu mempunyai dasar dan tujuan tertentu, usaha itu perlu dilaksanankan secara teratur dan sistematis, selanjutnya usaha itu memerlukan alat-alat yang digunakan. Berbagai komponen dalam pendidikan mulai dari visi, misi, tujuan, kurikulum, guru, metode, pola hubungan murid, sarana, prasarana, lingkungan dan evaluasi pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Dengan jelas Abdurrahman al-Nahwy, Usul al-Tarbīyh al-Islamiyah Wa Asālibuha merumuskan, bahwa dari pengertian pendidikan Islam tersebut sekurang-kurangnya mengandung empat konsep dasar yaitu; 1. pendidikan merupakan kegiatan yang betul-betul memiliki target, tujuan, dan sasaran, 2. pendidik yang sejati dan mutlak adalah Allah swt. Dialah pencipta fitrah, pemberi bakat, pembuat berbagai sunnah, perkembangan, peningkatan dan interaksi fitrah sebagaimana Allah pun ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net mensyariatkan aturan guna mewujudkan kesempurnaan, kemaslahatan, dan kebahagiaan manusia, 3. pendidikan menuntut terwujudnya program berjenjang, peningkatan kegiatan, demikian pula pengajaran, senantiasa selaras dengan tuntutan keadaan zaman yang membawa anak didik dari suatu perkembangan, 4. peran seorang pendidik harus sesuai dengan tujuan Allah swt. menciptakan-Nya, artinya pendidik harus mampu mengikuti syariat agama Allah. Jadi pendidikan Islam harus mengandung antara lain; Pendidikan Islam memiliki target, tujuan, dan sasaran. Pendidik sejati, dan mutlak adalah Allah swt. Pendidikan yang berjenjang dan peningkatan kegiatan, selaras dengan tuntunan zaman yang membawa kepada perkembangan. Peran pendidik sesuai dengan tujuan Allah, yaitu mampu mengikuti syariat Islam. Kajian tentang konsep pendidikan Islam membawa kepada konsep syariat Islam, karena agamalah yang harus menjadi dasar pendidikan Islam. Agama Islam yang dasar acuannya adalah Al-Qur’an, hadis dan ijtihad, menekankan bagaimana pentingnya pendidikan Islam diimplementasikan dalam kehidupan. Betapa pentingnya pendidikan Islam maka bukan secara kebetulan bila ayat pertama diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. adalah berkaitan dengan dasar-dasar pendidikan, dalam hal ini Nabi sebagai orang yang ummi, melalui ayat tersebut diperintahkan untuk membaca, dan yang dibaca itu obyeknya bermacam-macam, ada ayat ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net yang tertulis dan ada pula ayat yang tidak tertulis (ayat Alquraniyah dan ayat al-kauniyah). Hasil yang ditimbulkan dari membaca ayat-ayat quraniyah, dapat menghasilkan ilmu agama seperti fiqih, tauhid, akhlak, dan semacamnya. Sedangkan hasil yang ditimbulkan dengan usaha membaca ayat-ayat kauniyah, dapat menghasilkan sains seperti, fisika, biologi, kimia, astronomi dan lain-lain, sehingga dapat dirumuskan bahwa ilmu yang bersumber dari ayat-ayat al-quraniyah dan ayat-ayat kauniyah harus diperoleh dengan cara membaca, dengan membaca dapat mengenal Allah, dan dengan membaca juga dapat memiliki ilmu pengetahuan yang bersumber dari Allah, karena sumber ilmu pengetahuan berasal dari Allah Yang Maha Tahu Segalanya, sehingga implikasinya adalah sesuatu ilmu dipandang benar apabila ilmu itu sampai mengenal Tuhan yakni ma’rifatullah. Agar dapat mengenal Allah dengan segala makhluk-Nya yang ada di jagad raya ini, dan juga sebagai ayat-ayat Allah perlu diketahui oleh manusia dengan cara membacanya, guna mendekatkan diri kepada-Nya, karena itu Allah memberikan kepada manusia alat-alat potensial, seperti pendengaran, penglihatan, dan hati, agar manusia bersyukur, sebagaimana yang diungkapkan Allah dalam Q.S. al-Nahl /16: 78 Allah berfirman: ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& w cqßJn=÷ès? $\«øx© @yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur öNä3ª=yès9 crãä3ô±s? Terjemahnya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net bersyukur. Dalam ayat ini terkandung makna, bahwa manusia saat dilahirkan tidak mengetahui sedikitpun tentang sesuatu, dan untuk mengetahuinya itu Allah memberikan alat yang potensial, yakni pendengaran, penglihatan, dan hati untuk memahaminya. Allah swt. memberi pendengaran, penglihatan, dan hati kepada manusia agar dipergunakan untuk merenung, memikirkan, dan memperhatikan apa-apa yang ada disekelilingnya, kesemuanya itu merupakan motivasi bagi umat manusia, untuk mencari ilmu pengetahuan melalui pendidikan, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Al-Gazaly mempunyai pandangan mengenai tujuan pendidikan, adalah mengarah pada realisasi tujuan keagamaan dan akhlak. Fadhillah (keutamaan) dan taqqarrub kepada Allah, merupakan tujuan yang paling penting dalam pendidikan. Penegasannya adalah manakala seorang ayah menjaga anaknya dari siksaan dunia, hendaknya dia menjaganya dari siksaan api neraka. Pendidikan Islam di samping sebagai kewajiban yang mutlak, dibutuhkan setiap muslim untuk kepetingan eksistensinya sebagai makhluk Tuhan, berarti bahwa pendidikan Islam tidak boleh disepelekan, terutama disaat ini, saat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan semakin mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan pendidikan Islam yang memiliki format pemeliharaan, pemanfaatan, dan pengembangan fitrah kemanusiaan, dalam mengantisipasi pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan yang akan terjadi baik masa sekarang maupun yang akan datang. Sebab pengaruh yang ditimbulkan oleh pendidikan Islam, dapat memenuhi jati diri manusia sebagai khalifah, dan sebagai hamba Allah swt. Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net educandum, dan animal educandus secara sekaligus, yaitu sebagai makhluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain, manusia terlibat dan melibatkan diri dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap orang lain maupun yang dilakukan terhadap dirinya sendiri. Jadi pendidikan Islam adalah bimbingan untuk mengarahkan dan mengembangkan fitrah manusia, agar manusia mampu mengatasi segala problema hidupnya, sehingga dapat memperoleh kesejahteraan, ketentraman, dan kebahagiaan dunia dan akhirat. B. Tujuan Pendidikan Islam Islam yang memiliki ajaran yang khas dalam bidang pendidikan Islam, memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang laki-laki dan perempuan, serta berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan Islam, memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode sarana dan lain-lain, semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan dapat difahami dari kandungan Al-Qur’an. Tujuan pendidikan menurut Islam ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga dapat berbahagia hidupnya lahir, batin, dunia dan akhirat. Jadi tujuan pendidikan Islam membentuk manusia sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya agar dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Tujuan pendidikan Islam tersebut, mengandung makna tentang perubahan yang diingini, dan diusahakan oleh manusia, untuk menjadikan dirinya lebih sempurna, melalui ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net pencarian ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan, karena itu tujuan pendidikan Islam, terkait dengan tujuan penciptaan manusia dan eksistensinya di dunia ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Maskawaih, bahwa manusia pada hakikatnya tersusun atas dua unsur, yaitu unsur jasad (materi), dan roh (non materi) yang menyebabkan manusia hidup (hayat). Kalau manusia mendapat didikan dengan baik, maka akan menimbulkan sikap mental atau jiwa yang menjadikan dirinya sempurna. Kesempurnaan yang dicari oleh manusia adalah kebajikan dalam bentuk ilmu pengetahuan, dan tidak tunduk pada hawa nafsu, serta menumbuhkan keberanian dan keadilan. Jadi makna tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari peranan manusia yang dituntut oleh ajaran Islam, yaitu sebagai hamba dan khalifah Allh. Perumusan tujuan pendidikan Islam secara umum, baik tujuan sementara maupun tujuan akhir maka terlebih dahulu harus diketahui hakekat manusia menurut Islam. Konsep manusia yang sempurna sangat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan. Konsep manusia menurut Islam, sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Maskawaih adalah manusia memiliki unsur jasmani dan rohani yang memungkinkan dia hidup, berfungsi dan berperan menjadi khalifah di muka bumi, konsep ini yang pada akhirnya membantu merumuskan tujuan pendidikan. Perumusan tujuan pendidikan Islam, harus dikaitkan dengan tujuan penciptaan manusia, karena manusia sebagai objek pendidikan, yaitu makhluk yang dapat dididik, dan sebagai subyek pendidikan, yaitu makhluk yang dapat mendidik. Manusia hidup bukan kebetulan dan sia-sia tanpa makna, tetapi manusia diciptakan dengan membawa tujuan dan peran hidup tertentu. Tujuan diciptakannya manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah. Indikasi tujuan dan peranan serta fungsinya sebagaimana telah di ungkapkan terdahulu, ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net sebagai Abdullah yaitu untuk mengabdi kepada Allah, dan berperan sebagai khalifah yaitu pemimpin, sebagai wakil Allah dimuka bumi sebagaimana firman Allah: Firman Allah Q.S. Adz dzāriyāt/51: 56: $tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 Terjemahnya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Firman Allah Q.S. Al-Baqarah/2: 30: øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? Terjemahnya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Tugas manusia untuk mengabdi, yakni dengan beribadah kepada Allah adalah untuk meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat kelak. Sedangkan peran manusia sebagai khalifah adalah untuk memakmurkan diri dan alam. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipahami bahwa beribadah adalah realisasi antara tujuan duniawi dan tujuan ukhrawi. Dalam rumusan seperti ini maka kaitan antara eksistensi manusia dan tujuan pendidikan Islam, oleh Zakiah Daradjat mengklasifikasi tujun pendidikan, yakni tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara, dan tujuan oprasional. Zakiah Daradjat dalam menguraikan tujuan umum pendidikan Islam, merumuskan tentang tujuan yang akan dicapai, dengan semua kegiatan pendidikan Islam yang meliputi seluruh aspek kemanusiaan, yakni tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Jika dihubungkan dengan masalah stres maka dengan kegiatan tujuan umum pendidikan Islam yang meliputi aspek kemanusiaan, yakni tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan kesemuanya itu akan mengatasi bahkan dapat menghilangkan stres. Kemudian tujuan akhir pendidikan Islam menurutnya membentuk insān kāmil dengan pola takwa. Apabila dikaitkan dengan permasalahan stres maka dengan tujuan akhir pendidikan Islam yaitu membentuk insān kāmil atau manusia paripurnah dan dengan pola takwa kepada Allah maka akan dapat mengatasi segala bentuk stres. Labih lanjut dijelaskannya bahwa tujuan sementara pendidikan Islam ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu, yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal, dan tujuan operasional pendidikan Islam adalah tujuan praktis, yang kan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Selanlanjutnya jika dihubungkan dengan cara mengatasi stres maka dengan tujuan sementara pendidikan Islam . ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu, yang direncanakan dalam ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net suatu kurikulum pendidikan formal, dan tujuan operasional pendidikan Islam adalah tujuan praktis, yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu, akan dapat mengatasi stres. Dari uraian tersebut maka dapat dirinci tetang pendidikan Islam dalam dua tujuan, yaitu tujuan sementara, dan tujuan akhir. 1. Tujuan Sementara Pendidikan Islam Adapun tujuan sementara pendidikan Islam adalah mencakup seluruh tujuan operasional dengan sagala tahapan-tahapan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan setiap jenjang pendidikan dan pengajaran, baik dalam tahap tujuan intruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional, maupun dalam tujuan nasional. Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah realisasi dari tujuan dan cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Berarti tujuan pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup manusia muslim yang terwujud dalam keserasian kebutuhan lahiriyah dan kebutuhan batiniyah. Sehingga pencapaian tujuan akhir ini merupakan proses panjang, bahkan berlangsung seumur hidup, hal ini dapat dilihat dari firman Allah swt. Q.S. Āli ʻImrān/3: 102: $pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? wur ¨ûèòqèÿsC wÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B Terjemahnya: Hai Orang-orang yang beriman, Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net takwa kepadanya; dan janganlah sekali-kali mati kecuali dalam keadaan berserah diri. Jadi mati dalam keadaan berserah diri (muslim) dan dalam ketaatan kepada Allah merupakan ujung dari kehidupan, dan hidup berkepribadian muslim inilah tujuan akhir pendidikan Islam. Abd. Halim Soebahar merumuskan bahwa tujuan pendidikan yang bersifat sementara, adalah tujuan yang akan dicapai setelah peserta didik diberi sejumlah penjelasan tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Pada penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan yang bersifat sementara adalah tujuan operasional, yaitu tujuan praktis yang akan dicapai melalui sejumlah kegiatan pendidikan yang pada dasarnya meliputi tujuan instruksional, tujuan institusional, dan tujuan nasional. Tujuan instruksional merupakan tujuan pendidikan secara operasional pada jalur sekolah (pendidikan formal), tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari peserta didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Secara kelembagaan pendidikan jalur sekolah memiliki tujuan instruksional yang dalam operasionalisasinya terdiri atas dua yakni tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional merupakan tujuan pengajaran yang diarahkan dan direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran. Kurikulum pendidikan agama Islam pada dasarnya tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis senantiasa berkembang. Karena itu Mappanganro menyatakan bahwa kurikulum selalu mengalami pembaruan dalam arti perubahan yang maju sesuai tuntunan dan kemajauan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Pembaruan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam, sehingga pengalaman belajar berguna bagi para lulusan. Sehubungan dengan itu maka untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang tertuang dalam kurikulum, harus memenuhi berbagai prinsip yang ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net melandasi kurikulum pendidikan Agama Islam, yaitu fleksibilitas program, esensi, dan efektifitas, berorientasi pada tujuan akhir pendidikan Islam Sedangkan tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai menurut program pendidikan sekolah ditiap sekolah atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau internal seperti tujuan institusional SMTP/ SMTA/ atau SMK. Tujuan institusional yang diharapakan pendidikan Islam pada dasarnya harus dimulai sejak tingkat Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Karena itu setiap lembaga pendidikan seharusnya merumuskan tujuan pendidikan agama Islam, sesuai dengan tingkatan pendidikan. Negara Republik Indonesia merumuskan tujuan pendidikan agama, termasuk rumusan pendidikan Islam di setiap tingkatan pendidikan, merupakan suatu kewajiban bagi penyelenggaraan pendidikan secara institusional. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 pada pasal 37ayat (1) bahwa pendidikan Dasar dan Menengah, wajib memuat pendidikan Agama. Demikian pula pada ayat (2) dinyatakan bahwa pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama.Selanjutnya dikatakan bahwa pendidikan agama yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Berdasarkan hal itu maka dapat dirumuskan bahwa tujuan institusional Pendidkan agama Islam pada tingkat SD adalah memberikan kemampuan dasar pada peserta didik tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, serta mengikuti pendidikan pada sekolah menengah. Tujuan Nasional adalah cita-cita hidup yang ditetapkan untuk dicapai melalui proses ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net pendidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik sistem formal atau pendidikan sekolah, sistem non formal atau pendidikan non klasikal dan non kurikuler, maupun sistem informal atau yang tidak terikat oleh formalitas program, ruang dan materi. Adapaun tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 3 adalah: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan tersebut merupakan kualitas pengetahuan keterampilan, atau kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik dalam rangka memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt., dan pada akhirnya dapat menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehubungan dengan itu maka tujuan pendidikan nasional disamping menciptakan peserta didik yang beriman dan bertakwa, juga bertujuan untuk melaksanakan, mewujudkan, dan memelihara perkembangan cita-cita kehidupan bangsa Indonesia. Abdurrahman Shalih Abdullah mengungkapkan bahwa tujuan sementara atau tujuan antara yang menghubungkan tujuan akhir pendidikan Islam dicapai sesuai tahapan-tahapan dalam pendidikan yang berlangsung dengan tiga bagian, yakni ahdāf al-aqliyah (tujuan pendidikan akal), ahdāf al-jismiyah (tujuan pendidikan jasmani), dan ahdāf al ruhiyah (tujuan pendidikan rohani). Dari uraian di atas, bahwa tahapan-tahapan pendidikan dan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah bertujuan untuk mendidik akal, mendidik jasmani, dan mendidik rohani, sehingga dengan berfungsinya akal, jasmani dan rohani manusia akan ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net tercipta sebagai manusia yang sempurna seperti yang dikehendaki oleh pendidikan Islam. 2. Tujuan Akhir Pendidikan Islam. Upaya menentukan tujuan akhir pendidikan Islam, dibutuhkan pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupaun hadis, sebagai sumber utama ajaran Islam. Dalam hal ini, secara umum dalam berbagai nas disebutkan bahwa tujuan manusia dicipatakan untuk menghambakan dirinya pada Allah swt. Yakni sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, ayat-ayat yang terkait dengan hal itu yakni: a. Q.S. al-Zariyat/51: 56: $tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 Terjemahnya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. b. Q.S. al-An’am/6: 162: ö@è% ¨bÎ) ÎAx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# Terjemahnya: Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net c. Q.S. al-Qashash/28: 77: Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# Terjemahnya: Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. d. Q.S. al-Mujādalah/58: 11: #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz Terjemahnya: . Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net kerjakan. e. Q.S. Āli ʻImrān/3: 102: $pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? wur ¨ûèòqèÿsC wÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dari uraian ayat-ayat tersebut, maka akan dapat merumuskan tujuan akhir pendidikan Islam yang akan memberikan nilai bagi kehidupan manusia yang paripurna baik di dunia maupun di akhirat berdasarkan perintah Allah. Rumusan ini akan mewujudkan manusia muslim yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu melaksanakan perannya sebagai khalifah dan mampu pula melaksanakan penghambaan diri (beribadah) kepada Allah swt. Dengan jelas Q.S. al-Zariyat menjelaskan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk menghambakan diri kepada Allah, demikian pula pada Q.S. al-Qashash /28: 77, tujuan hidup manusia adalah mencari anugrah Allah, yaitu kebahagiaan dunia dan juga kebahagiaan dan kenikmatan ukhrawi. Sedangkan Q.S. al-Mujadalah/58: 11, bertujuan bahwa orang-orang yang berilmu pengetahuan dan yang beriman, Allah meninggikan derajatnya, dan pada Q.S. Āli ʻImrān/3: 102, bertujuan Allah mengajak kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa agar masuk kedalam agama Islam, dan tidak meninggalkan agama Islam. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Sehubungan dengan itu maka tujuan akhir pendidikan Islam adalah, manusia sebagai hamba Allah dituntut untuk beribadah, mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, mengangkat derajatnya dengan iman dan ilmu pengetahuan, dan beragama Islam. Selanjutnya ayat tersebut, mengandung makna bahwa setiap muslim laki-laki dan muslimah perempuan diwajibkan menuntut ilmu dengan cara melalui proses pendidikan, dengan berguru kepada pakarnya, dan kalau bukan kepada ahlinya, maka tidak akan tercapai apa yang menjadi tujuan pendidikan Islam, karena terpedaya dengan keindahan dunia, berupa mutiara dan emas. Dari uraian tujuan akhir pendidikan Islam tersebut, yang merupakan tujuan yang agung dan mulia, juga disebutkan beberapa tujuan akhir pendidikan Islam menurut para pakar pendidikan Islam yaitu: Faturrahman dalam mengutip pendapat al-Gazali menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam yang paling mulia dan utama adalah beribadah, dan bertaqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insan yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. Berarti bahwa tujuan akhir Pendidikan Islam, adalah untuk beribadah kepada Allah dan bertaqarrub kepada Allah untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ramayulis mengatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah mencakup seluruh kebutuhan hidup manusia, yang mana manusia tidak hanya memerlukan iman dan agama, melainkan juga ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan sebagai sarana untuk mencapai ke bahagiaan hidupan di akhirat. Jadi tujuan akhir pendidikan Islam, adalah disamping memiliki iman dan agama juga dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mencapai bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Hasan Langgulung menyatakan bawa tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk kebahagiaan dunia agar terhindar dari segala bahaya dan kejahatan, sedangkan kebahagiaan akhirat terhindar dari siksaan neraka. Jadi tujuan akhir pendidikan Islam yang dimaksudkan adalah untuk memperoleh kebahagian hidup didunia, dengan terhindarnya dari segala macam kesulitan, dan kebahagiaan hidup akhirat dengan terhindarnya dari segala siksaan di akhirat. M. Quraish Shihab menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya dan perannya sebagai khalifah dan beribadah sebagai hamba Allah, guna membangun dunia ini berdasarkan konsep yang ditetapkan Allah swt. Berarti tujuan akhir pendidikan Islam adalah membina, mendidik, membimbing dan mengarahkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, untuk menjalankan fungsi, peranan, dan tujuan manusia diciptakan berdasarkan ajaran Islam. Ishaq Ahmad Farhan mengatakan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah untuk mencapai tujuan utama agama Islam, dan sebagai upaya untuk membentuk kepribadian mu’min, dalam rangka meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat, Jadi tujuan akhir pendidikan Islam yang dimaksudkan adalah, untuk mencapai tujuan utama agama Islam, yaitu membentuk pribadi mukmin dalam rangka memperoleh bahagia dunia dan akhirat. Dari konteks tujuan sementara dan tujuan akhir pendidikan Islam, dapat diketahui bahwa fungsi dan peran pendidikan Islam, tidak saja menyiapkan tenaga terdidik untuk meraih tujuan-tujuan tesebut, namun lebih dari itu pendidikan Islam secara totalitas berfungsi dan berperan untuk membangun manusia, agar dapat memperoleh keselamatan dan ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi fungsi dan peranan pedidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang Islami, beriman dan bertakwa serta mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia untuk hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirt. C. Fungsi Pendidikan Islam. Fungsi pendidikan Islam tidak saja menyiapkan tenaga terdidik untuk meraih tujuan pendidikan, namun lebih dari itu pendidikan Islam secara totalitas berfungsi untuk membangun manusia dengan segala dimensinya, sesuai dengan komitmen imannya, sehingga dapat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Fungsi pendidikan Islam dalam membina manusia dengan segala aspeknya, terutama menyangkut dimensi keimanan dan ketakwaan harus benar-benar terwujud. Sehubungan dengan itu maka pendidikan Islam secara fungsional dapat mengatasi stres, pendidikan Islam perlu dijabarkan dalam sistem pendidikan, penyebaran itu harus secara insturuksional, institusional, dan nasional. Dengan cara seperti ini, merupakan konsekuensi penguatan komitmen iman bagi peserta didik terhadap Allah swt., yang kemudian dimanifestasikan dalam ketaatan beribadah kepada-Nya. Melalui tujuan pendidikan, Pendidikan Islam berfungsi menekankan pembinaan pada unsur materi (jasmani) dan immateri (akal dan jiwa) secara konprehensif. Pembinaan jasmani yang menghasilkan keterampilan, pembinaan akal menghasilkan ilmu, pembinaan jiwa akan menghasilkan kesucian dan etika (moralitas) yang baik, dengan penggabungan unsur-unsur tersebut terciptalah makhluk yang memiliki keseimbangan antara ilmu dan iman, ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net dengan ilmunya ia dapat menguasai tekhnologi modern, dan dengan imannya ia menggunakan teknologi secara baik sesuai ajaran Islam, untuk keselamatan hidupnya di dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat. Sehubungan denagan hal tersebut maka fungsi pendidikan Islam dalam membina manusia dengan segala aspeknya, hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan Islam, terutama dalam hal pembinaan keimanan dan ketakwaan. Bahwa pendidikan Islam secara fungsional dalam mengatasi krisis spiritual di era globalisasi perlu dijabarkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Penjabaran itu harus diinternalisasikan secara instruksional, institusional, dan nasional. Dengan cara ini merupakan konsekuensi penguatan komitmen iman terhadap Allah swt. yang kemudian dimanifestasikan dalam ketaatan beribadah. Jadi fungsi pendidikan yang dijabarkan dalam pendidikan nasional merupakan penguatan komitmen keimanan terhadap Allah swt. Fungsi pendidikan Islam ditinjau dari fenomena perkembangan budaya manusia, dengan asumsi bahwa peradaban manusia di era ini senantiasa tumbuh sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga manusia berhadapan dengan dilema yang semakin konflik yang dapat mengakibatkan manusia kehilangan jati dirinya, berakibat pada gangguan fisik dan psikis yang dapat mengakibatkan setiap individu mengalami stres. Di sinilah fungsi pendidikan Islam untuk tetap berpegang pada wawasan kemanusiaan yang berdasarkan ajaran Islam melalui pendidikan Islam. D. Peranan Pendidikan Islam Dalam mayarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menetukan eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut, sebab pendidikan merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net aspekn dan jenisnya pada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan Islam di kalangan umat Islam, merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan (internalisasi) dan mentrasformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada pribadi generasi penerusnya, sehingga nilai-nilai kultural-relegius yang dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Pendidikan Islam sangat berperan dalam kehidupan, bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia, tidak lain adalah salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat manusia itu sendiri. Sebagai suatu alat, pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahakan pertumbuhan, dan perkembangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi dan sosial), kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan pendidikan sebagai alat pembudayaan sangat bergantung pada pemegang alat tersebut, yaitu para pendidik. Dengan kata lain, para pendidik memegang posisi kunci yang banyak menentukan keberhasilan proses pendidikan, sehingga mereka dituntut persyaratan tertentu, baik teoritis maupun praktis, dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan faktor-faktor yang bersifat internal, seperti bakat atau pembawaan anak didik dan faktor-faktor eksternal, seperti lingkungan dalam segala dimensinya, menjadi sasaran pokok dari proses ikhtiar para pendidik. Sistem pendekatan merupakan suatu proses, untuk mengidentifikasikan kebutuhan kebutuhan, menseleksi problema-problema, memilih alternatif-alternatif pemecahan, mendapatkan metode-metode dan alat-alat serta mengimplementasikan-nya, hasil-hasilnya dievaluasi, serta melakukan revisi, yang diperlukan terhadap sebagian atau seluruh sistem ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net yang telah diciptakan, sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dengan sebaik mungkin, (sehingga kebutuhan-kebutuhan itu tidak ada lagi). Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran tentang pola berpikir, dan berbuat dalam melaksanakan pendidikan pada khususnya, diperlukan kerangka berpikir teoritis yang mengandung konsep-konsep ilmiah, tentang pendidikan Islam, disamping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat. Dengan kata lain bahwa untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan adanya ilmu pengetahuan tentang pendidikan Islam, baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Tentang peran pendidikan Islam tersebut, M. Arifin menyatakan bahwa mengingat betapa pentingnya pendidikan Islam tersebut maka ada beberapa alasan yang dikemukakan antara lain yaitu: 1. Pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk pribadi, harus melalui proses yang panjang dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah makhluk hidup, berkembang dan bertumbuh yang mengandung berbagai kemungkinan, apabila salah bentuk maka akan sulit memperbaikinya. 2. Pendidikan Islam bersumberkan nilai-nilai agama Islam, di samping menanamkan atau membentuk sikap hidup juga harus dijiwai nilai-nilai tersebut. Usaha ikhtiar tersebut tidak dapat dilakukan dengan hanya berdasarkan atas ingin coba-coba, atau atas dasar keinginan dan kemauan pendidik tanpa dilandasi dengan teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 3. Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan umat manusia didunia dan akhirat, baru dapat mempunyai arti fungsional dan aktual dalam diri manusia, bilamana dikembangkan melalui proses pendidikan. 4. Ruang lingkup kependidikan Islam adalah mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia, manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih-benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti. Berkaitan dengan itu maka peranan pendidikan Islam sangat penting karena dengan pendidikan Islam maka proses pembentukan peserta didik diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati, berdasarkan pandangan dan pikiran dengan teori yang tepat, sehingga tidak terjadi kesalahan langkah dalam pembentukan peserta didik. Begitu pula dengan kemampuan mendidik, harus disertai dengan teori-teori kependidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan pendidikan Islam yang bertujuan untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat maka baru dapat dikatakan mempunyai arti fungsional dan aktual dalam diri manusia, bilamana dikembangkan melalui proses kependidikan secara sistematis, karenanya teori-teori pendidikan Islam hendaknya disusun secara sistematis, merupakan kompas bagi proses pencapaian tujuan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Selanjutnya dengan pendidikan Islam yang ajarannya mencakup segala bidang kehidupan manusia dalam membentuk sikap dan nilai-nilai amaliah, dikatakan efektif bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu kependidikan. E. Metode Pendidikan Islam Asal usul kata ”metoda” mengandung pengertian ”suatu jalan yang dilalui untuk ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net mencapai tujuan” Metode berasal dari dua kata yaitu ”meta” dan ”hodos”, meta berarti melalui dan ”hodos” berarti jalan atau cara, apabila ditambah dengan ”logi” sehingga menjadi ”metodologi” berarti ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan” Metodologi pendidikan Islam adalah ilmu pengetahuan tentang jalan, atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, yang tentunya implikasi dari metodologis kependidikan yang bersumber dari al-Qura’an dan hadis. Dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam adalah suatu ilmu yang membahas tentang cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang bersumber dari Al-Qur’an maupun hadis Nabi saw. Peranan metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukan bahwa materi kurikulum pendidikan Islam tidak mungkin dapat diajarkan, melainkan diberikan dengan cara khusus, ketidak tepatan dalam penerapan metode, akan menghambat proses pembelajaran yang akan berakibat, membuang waktu dan tenaga yang sia-sia. Metode pendekatan untuk mencapai tujuan, dalam Q.S. al-Maidah/5: 35 digambarkan sebagai berikut: $ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#þqäótGö/$#ur Ïmøs9Î) s's#Åuqø9$# (#rßÎg»y_ur Îû ¾Ï&Î#Î6y öNà6¯=yès9 cqßsÎ=øÿè? Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (metode) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. Dari ayat tersebut yang berkaitan dengan metode atau mencari jalan ataupun cara untuk mencapai tujuan dalam mendekatkan diri pada Allah, karena itu pendidikan Islam ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net memiliki tugas dan fungsi untuk mencari jalan dalam menerapkan pendidikan Islam, melalui wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Jadi metode pendidikan Islam dalam penerapannya menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, antara lain sbagai berikut; 1. Gaya bahasa dan ungkapan yang terdapat dalam firman Allah, menunjukan fenomena bahwa firman-firman Allah tersebut mengandung nilai-nilai metodologis yang mempunyai corak, dan ragam sesuai tempat dan waktu serta sasaran yang dihadapi, namun yang sangat esensial bahwa firman-firman Allah itu senantiasa mengandung hikmah kebijaksanaan yang secara metodologis, disesuaikan dengan kecendrungan atau kemampuan kejiwaan manusia yang hidup dalam situasi dan kondisi tertentu yang berbeda-beda. Adapun kecendrungan jiwa dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda itulah yang menjadi perhatian oleh firman Allah sebagai latar belakang utama dari turunnya wahyu-wahyu Allah yang bersifat membimbing dan mengarahkan. Karena itu metode yang digunakan oleh wahyu Allah adalah metode pemberian alternatif (Pilihan), menurut akal pikiran yang setiap orang berbeda kemampuannya. Sehubungan dengan itu, maka firman-firman Allah yang diungkapkan dalam wahyu mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang secara metodologis, disesuaikan dengan kemampuan jiwa manusia yang berbeda-beda. 2. Terhadap perintah dan larangan (imperatif dan preventif), Allah senantiasa memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hambanya, sehingga taklif (bebannya) berbeda-beda meskipun dalam tugas yang sama. Perbedaan kemampuan manusia dalam memikul tanggung jawab, mengharuskan sikap ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net mendidik dari Tuhan itu sendiri bersifat ”lebih memperhatikan manusia dididik” . Bahwa perbedaan kemampuan manusia dalam memikul beban tugas dan tanggungjawab mengharuskan sikap mendidik. Tuhan itu sendiri ”lebih memperhatikan manusia” sebagai makhluk terdidik sebab Dia sendiri sebagai Zat Maha Pendidik Dengan demikian terhadap perintah dan larangan Allah, yaitu memperhatikan kadar kemampuan masing-masing hambanya, dari perbedaan kemampuan tersebut diperlukan pendidikan dari Tuhan, karena memang Tuhan Maha Pendidik. 3. Pendekatan metodologis yang dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an adalah multiapproach, yang meliputi antara lain : a. Pendekatan relegius, bahwa manusia memiliki jiwa relegius yang memiliki bakat. b. Pendekatan filosofis, manusia adalah makhluk rasional, sehingga segala sesuatu dikembangkan dengan kemampuan berpikirnya. c. Pendekatan sosiokultural, manusia adalah makhluk bermasyarakat, dengan demikian pengaruh lingkungan masuarakat yang mengharuskan untuk dididik. d. Pendekatan scientific, bahwa manusia memiliki kemampuan, kemauan dan merasakan, karena itu perlu pendidikan untuk mengembangkan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut maka pendekatan metodologis yang dikemukakan dalam Al-Qur’an sebagai multiapproach, adalah melalui pendekatan relegius, pendekatan filosofis, pendekatan sosiokultural dan pendekatan scientific. Jadi metodologi yang ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net diterapkan dalam pendidikan Islam dapat berfungsi secara efektif manakala peserta didik dipandang dari berbagai aspek perkembangannya, karena itu metodologi pendidikan Islam perlu senantiasa dikembangkan, dan berbagai metode pendekatan, sebagaimana yang dicontohkan dalam ilmu pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Pandangan yang menyatakan bahwa metode adalah suatu sub sistem ilmu pendidikan Islam yang berfungsi sebagai alat pendidikan, maka jelaslah bahwa seluruh firman Tuhan dalam Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pendidikan Islam, mengandung implikasi-implikasi metodologis yang komprehensip, mencakup semua aspek dari kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan pribadi manusia. Dari uraian tersebut demi pencapaian tujuan pendidikan Islam maka perlu dikemukakan berbagai metode untuk menyesuaikan dari berbagai aspek kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang tercermin dalam gaya bahasa Al-Qur’an. Adapun metode-metode pendidikan Islam yang dimaksud adalah sebagai berikut; 1) Metode berpikir analitis dan sintetis Berpikir analitis ialah memecahkan untuk mengetahui suatu kebenaran, dan menjabarkannya secara lanjut. Sedangkan berpikir sintetis adalah memecahkan kebenaran itu dengan berbagai dugaan dari beberapa hal, sehingga merupakan kesatuan yang selaras. Dalam ruang lingkup perkembangan akal pikiran inilah, Tuhan mendorong manusia untuk berpikir analitis dan sintetis, melalui berpikir induktif dan deduktif. Berarti Allah menciptakan akal pada manusian untuk berpikir secara kritis. Firman Allah dalam Q.S. Al-Fush shilat/41: 53: óOÎgÎã\y $uZÏF»t#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKt öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3 ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net öNs9urr& É#õ3t y7În/tÎ/ 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky­ Terjemahnya: ¼çm¯Rr& Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? Uraian ayat tersebut memberi penjlasan bahwa Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasan-Nya di bumi agar manusia dapat menggunakan pikirannya untuk mengetahui kebenaran yang datangnya dari Allah. 2) Metode Bimbingan dan penyuluhan. Dalam Al-Qur’an terdapat ajaran yang mengandung metode bimbingan dan penyuluhan, justru karena Al-Qur’an sendiri diturunkan untuk membimbing manusia, dan nabi diutus dengan perantaraan sebagai pemberi penyuluhan, dan menasehati umat manusia, sehingga mereka dapat memperoleh ketegangan batin, sehat serta bebas dari segala konflik kejiwaan. Sesuai hal tersebut maka metode ini akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup manusia yang dihadapinya. Adapun metode bimbingan dan penyuluhan antara lain Q.S. Yunus/10: 57 $pkr'¯»t â¨$¨Z9$# ôs% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 Îû ÍrßÁ9$# Yèdur ×puH÷quur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 Terjemahnya: Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Dari ayat tersebut mengindifikasikan bahwa Al-Qur’an memuat metode bimbingan dan penyuluhan di dalam membimbing manusia menuju jalan keselamatan, dan metode ini sangat penting dalam proses pendidikan. 3) Metode Targhib dan Tarhib. Metode ini identik dengan metode motifasi (dorongan) yaitu cara memberikan pelajaran dengan dorongan, untuk memperoleh kegembiraan apabila sukses dalam kebaikan, dan jika gagal karena tidak mengikuti petunjuk yang benar akan mendapatkan kesulitan. Metode targhib dan tarhib sebagai motivasi dan ancaman, dalam Al-Quran digambarkan dalam Q.S. Fushshilat/41: 46: ô`¨B @ÏHxå $[sÎ=»|¹ ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù ( ô`tBur uä!$yr& $ygøn=yèsù 3 $tBur y7/u 5O»¯=sàÎ/ ÏÎ7yèù=Ïj9 Terjemahnya: Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya. Ayat tersebut memberikan motivasi agar mengerjakan amal shaleh untuk mendapatkan pahala dengan memberikan kebaikan padanya, dan bagi orang yang mengerjakan perbuatan jahat, akan diancam dengan dosa yang merupakan ganjaran kesulitan yang akan dialaminya. Karena itu metode ini penting diterapkan dalam pendidikan Islam, agar peserta didik dapat mengubah sikap untuk mengerjakan kebajikan dan meninggalkan kejahatan. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net 4) Metode pemberian suasana (situasional). Metode pemberian suasana (situasional), Al-Qur’an sering mempergunakan pemberian suasana sesuai tempat dan waktu, untuk menggembirakan orang yang beriman. Metode situasional merupakan metode pemberian suasana yang dikondisikan sesuai dengan kondisi tempat dan waktu. Jadi metode situasional adalah pemberian sesuatu kepada orang untuk menggembirakan sesuai dengan tempat dan waktu. Metode situasional ini diungkapkan dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 25: (ÎÅe³o0ur úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ¨br& öNçlm; ;M»¨Yy_ ÌøgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã»yg÷RF{$# ( $yJ¯=à2 (#qè%Îâ $pk÷]ÏB `ÏB ;otyJrO $]%øÍh (#qä9$s% #x»yd Ï%©!$# $oYø%Îâ `ÏB ã@ö6s% ( (#qè?é&ur ¾ÏmÎ/ $YgÎ7»t±tFãB ( óOßgs9ur !$ygÏù Ólºurør& ×ot£gsÜB ( öNèdur $ygÏù crà$Î#»yz Terjemahan: Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang Suci dan mereka kekal di dalamnya Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberikan berita gembira kepada orang-orang beriman dan berbuat baik, disediakan surga-surga di dalamnya, ada sungai-sungai mengalir, diberi rezki buah-buahan, dan istri-istri yang suci serta kekal di ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net dalamnya. Manusia setiap saat, setiap generasi, kondisi dan tempat, memiliki perbedaan dan juga persamaan, ada yang baik dan ada pula yang sesat, perbedaan dan persamaan disebabkan situasi, waktu, dan tempat, namun ajaran yang disampaikan Allah melalui Nabi Muhammad akan selalu tetap dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun, karena itu ayat tersebut menyampaikan kepada orang-orang beriman, sejak Islam diturunkan hingga pada saat ini dan bahkan sampai hari kiamat, memberikan berita gembira kepada orang-orang beriman dan yang senantiasa berbuat baik, mereka disediakan surga dengan penuh kenikmatan di dalamnuya. 5) Metode praktik Metode praktik (fuction) adalah cara mendorong sesorang untuk mengamalkan ilmu pengerthuan, dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terkandung dalam perintah salat, puasa, zakat, haji dan lainnya. Hal ini disebutkan dalam Q.S. al-Ankabut/29: 45: ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) ÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( cÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìs3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷èt $tB tbqãèoYóÁs? Terjemahan: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (al- Quran) dan Dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net kerjakan. Ayat di atas memerintahkan untuk melaksanakan salat, dan mencegah diri dari kemungkaran, serta banyak-banyak mengingat Allah, karena sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang dikerjakan oleh makhluk-Nya, kesemuanya pengetahuan tersebut bukan hanya sekedar untuk diketahui saja, tetapi yang paling terpenting, adalah mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari segala yang diketahui yang bersumber dari Allah melalui kitab-Nya. Itulah tujuan metode praktik dalam Pendidikan Islam. 6) Metode Instruksional. Metode instruksional yaitu, cara mengajar tentang cirri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku, agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Al-Qur’an menjelaskan dalam Q.S. Yusuf/12: 111: ôs)s9 c%x. Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouö9Ïã Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# 3 $tB tb%x. $ZVÏtn 2utIøÿã `Å6»s9ur t,ÏóÁs? Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷yt @ÅÁøÿs?ur Èe@à2 &äóÓx« Yèdur ZpuH÷quur 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sã Terjemahnya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. Ayat tersebut menjelaskan bahwa pada kisah-kisah orang-orang terdahulu terdapat pelajaran bagi orang yang berpikir dengan menggunakan akalnya, dan cerita-cerita yang berasal dari Al-Qur’an bukanlah kebohongan, akan tetapi sebagai petunjuk bagi kaum ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net yang beriman, untuk mengikuti sikap dan tingkah laku perbuatan orang-orang saleh, dan menolak sikap tingkah laku dan perbuatan orang-orang yang fasik dan sesat. 7) Metode cerita / Kisah. Metode cerita ini yaitu dengan mengisahkan peristiwa hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya dan kemungkarannya dalam hidup, terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh para Nabi dan Rasul. Metode kisah disebut juga metode bercerita, yakni cara mendidik dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun menggunakan tulisan dengan menyampaikan pesan yang bersumber dari pokok ajaran Islam, yakni Al-Qur’an dan hadis sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. al-Maidah/5: 27 sebagai berikut: ã@ø?$#ur öNÍkön=tã r't6tR óÓo_ö/$# tPy#uä Èd,ysø9$$Î/ øÎ) $t/§s% $ZR$t/öè% @Îm6à)çFsù ô`ÏB $yJÏdÏtnr& öNs9ur ö@¬6s)tFã z`ÏB ÌyzFy# tA$s% y7¨Yn=çFø%V{ ( tA$s% $yJ¯RÎ) ã@¬7s)tGt ª!$# z`ÏB tûüÉ)­FßJø9$# Terjemahnya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa" Ayat ini mengajak, agar menceritakan kisah Habil dan Qabil ketika keduanya mempersembahkan korban, Habil diterima korbannya sementara Qabil tidak diterima korbannya, Qabil berkata kepada Habil aku pasti membunuhmu, dan Habil berkata sesunggunya Allah hanya menerima korban dari orang-orang yang bertakwa. Cerita tentang kejadian, terutama peristiwa sejarah merupakan metode yang ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net banyak ditemukan di dalam al-Quran. Jadi metode cerita atau kisah adalah menceritakan kisah-kisah orang terdahulu untuk mengambil pelajaran seperti kisah putra Adam yakni Qabil dan Habil yang diabadikan dalan Al-Qur’an. 8) Metode Teladan. Metode teladan adalah metode pemberian contoh dan dapat pula disebut metode meniru, yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik, memberikan contoh teladan yang baik kepada peserta didik, selanjutnya peserta didik menirukannya. Metode pemberian contoh dan teladan cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak, Allah telah menunjukan bahwa contoh keteladanan dalam kehidupan Nabi Muhammad, adalah mengandung nilai paedagogis bagi pengikutnya. Sebagaimana firaman Allah dalam Q.S. al-Ahzab/33: 21: ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& (#qã_öt ×puZ|¡ym ©!$# `yJÏj9 tb%x. tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. Terjemahnya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 9) Metode Dialog atau diskusi. Metode diskusi adalah cara bertukar pikiran dengan beberapa orang dalam hal pendidikan. Dalam pendidikan Islam, sangat ditekankan pada metode diskusi dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan terhadap suatu masalah. Hal ini Allah berfirman dalam Q.S. al-Nahl/16: 125: äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ Terjemahnya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Dari firman Allah tersebut mengajak manusia agar menyampaikan pelajaran yang baik dengan cara hikmah, yaitu perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, dan apabila terjadi perbedaan pendapat dalam berdebat maka debatlah dengan cara yang baik. Jadi untuk memperoleh pelajaran yang baik dengan cara hikmah tersebut haruslah dengan cara diskusi. 10) Metode Tanya Jawab. Metode Tanya jawab adalah dengan cara berdialog, atau dengan wawancara. Metode soal jawab sering dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan agama yang dibawanya kepada umatnya. Bahkan para filosofpun banyak menggunakan metode soal jawab ini, dan metode ini adalah metode yang sangat tua dalam dunia pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. al-Nahl/16: 43: !$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. w tbqçHs>÷ès? Terjemahnya: Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, Hal ini berarti firman Allah tersebut menyatakan bahwa kita hendaknya bertanya kepada orang-orang yang ahli untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. Orang berilmu bila ditanya tentang masalah yang diketahuinya, maka dia wajib memberikan jawaban yang ia ketahui. Itulah bentuk tanya jawab dalam pendidikan Islam. 11) Metode Taubat dan Ampunan. Metode Taubat dan Ampunan yaitu cara membangkitkan jiwa dan rasa frustasi kepada keteguhan hati dan optimisme dalam hidup, dengan kesempatan bertaubat dari kesalahan dan kekhilafan yang telah lampau yang diikuti atas pengampunan segala dosa dan kesalahannya, akan menimbulkan gairah hidup dan harapan-harapan hidup di masa depan. Berarti tobat adalah memohon ampunan kepada Allah setelah melakukan kesalahan. Metode tobat disebut pula dengan ampunan yakni cara membangkitkan jiwa dari rasa frustrasi, kesegaran hidup dan optimis dalam belajar. Hal ini berarti bahwa metode tobat adalah membangkitkan jiwa, dan kesegaran agar optimis dalam hidup. Firman Allah tentang orang yang berbuat jelek atau dhalim akan diampuni, dapat dilihat dalam Q.S. Al-Nisa/4: 110: `tBur ö@yJ÷èt #¹äþqß ÷rr& öNÎ=ôàt ¼çm|¡øÿtR ¢OèO ÌÏÿøótGó¡o ©!$# ÏÉft ©!$# #Yqàÿxî $VJÏm§ Terjemahnya: Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi Maha Penyayang. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Jadi orang melakukan kejahatan kemudian ia mohon ampun kepada Allah maka Allah akan mengampuninya, karena memang Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Demikian itulah pendidkan Islam dalam mengamalkan metode taubat dan ampunan, sebagai motifaisi dalam merangsang belajar dan menjalani hidup ini. 12) Metode Tamsil (perumpamaan) Metode tamsil adalah pendidikan melalui pemberian perumpamaan, untuk memudahkan pemahaman terhadap suatu konsep. Metode amsal yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. al-Ra’d/13: 17 sebagai berikut: tAtRr& ÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ôMs9$|¡sù 8ptÏ÷rr& $ydÍys)Î/ @yJtGôm$$sù ã@ø¡¡9$# #Yt/y $\Î/#§ 4 $£JÏBur tbrßÏ%qã Ïmøn=tã Îû Í$¨Z9$# uä!$tóÏGö/$# >puù=Ïm ÷rr& 8ì»tFtB Ót/y ¼ã&é#÷WÏiB 4 y7Ï9ºxx. Ü>ÎôØo ª!$# ¨,ysø9$# @ÏÜ»t7ø9$#ur 4 $¨Br'sù ßt/¨9$# Ü=ydõusù [ä!$xÿã_ ( $¨Br&ur $tB ßìxÿZt }¨$¨Z9$# ß]ä3ôJusù Îû ÇÚöF{$# 4 y7Ï9ºxx. Ü>ÎôØo ª!$# tA$sWøBF{$# Terjemahnya: Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.. Metode tamsil ini memberikan perumpamaan-perumpamaan, Allah memberi ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net perumpamaan Air, arus, buih, logam, api, alat-alat dan perhiasan sebagai perumpamaan bagi yang benar dan yang bathil, adapun buih akan hilang sebagai suatu yang tak ada harganya, dan adapun yang memberi mamfaat kepada manusia akan tetap berada dibumi untuk dimamfaatkan bagi kebutuhan manusia. 13) Metode Penyajian. Metode penyajian adalah cara menyampaikan atau mengemukakan pembahasan dengan disertai motifasi-motifasi belajar. Metode belajar acquisition (self education), explanation dan exposition (penyajian) dengan disertai motivasi-motivasi belajar, juga dapat ditemui dalam firman Allah dengan tujuan yang sama, yaitu sebagai makhluk Tuhan dengan kemampuan yang ada dalam dirinya bersedia menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Hal ini diungkapkan dalam Q.S. al-Nahl/16: 125: äí÷$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ Terjemahnya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Kemampuan psikologis dalam menerima dan menghayati serta mengamalkan segala ajaran agama disesuaikan dengan usia, bakat, dan lingkungan hidupnya. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net 14) Metode pembiasaan. Metode pembiasaan adalah cara melakukan kebiasaan dengan melatih diri melalui kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara bertahap. Dalam hal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dimulai secara bertahap sejak kecil telah diajar untuk melaksanakan salat misalnya, maka setelah dewasa akan terbiasa untuk mengerjakannya, demikian pula untuk tidak melaksanakan larangan Allah, minum khamar misalnya, maka ia tidak akan minum khamar karena tidak terbiasa. Firman Allah dalam hal menjauhi larangan antara lain terdapat dalam Q.S. al-Maidah/5: 90 sebagai berikut: $pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä $yJ¯RÎ) ãôJsø:$# çÅ£øyJø9$#ur Ü>$|ÁRF{$#ur ãN»s9øF{$#ur Ó§ô_Í ô`ÏiB È@yJtã Ç`»sÜø¤±9$# çnqç7Ï^tGô_$$sù öNä3ª=yès9 tbqßsÎ=øÿè? Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Berdasarkan ayat tersebut maka bentuk-bentuk larangan, khamar. Berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan yang harus dihindari. Larangan khamar misalnya pada awal Islam datang, sebelumnya masyarakat jahilah sudah menjadi kebiasaan meminum khamar, sehingga larangan Allah diturunkan secara bertahap, pertama jangan minum khamar karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, selanjutnya jangan mendekati tempat salat ketika mabuk, dan yang terakhir jangan minum khamar sesungguhnya khamar itu keji dan perbuatan ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net syaitan. Demikian itulah pendidikan dalam Islam, dengan membiasakan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam dengan cara bertahap, untuk lebih mudah dilaksanakan. Pembahasan metode-metode pendidikan Islam tersebut, merupakan konsep berpikir yang bersifat mendalam, dan terperinci tentang masalah kependidikan yang bersumber dari ajaran Islam. Rumusan-rumusan tentang konsep dasar, pola, sistem, tujuan, metoda, dan materi kependidikan Islam, disusun menjadi suatu kesatuan ilmu yang utuh. Dengan kata lain ilmu pendidikan Islam mengandung kesesuaian pandangan dengan teori-teori dalam ilmu paedagogiek, terutama yang menyangkut peserta didik, pendidik, alat-alat pendidikan, serta sekitar cita-cita, sehingga jelas nampak bahwa dalam pendidikan Islam, terkandung nilai-nilai ilmiah pedagogis yang utuh dan sah dalam dunia pengetahuan dan khususnya dunia ilmu pendidikan. Pengembangan metode pendidikan Islam yang mencakup berbagai permasalahan kependidikan yang pada garis besarnya dapat dianalisa aspek-aspek konsepsional meliputi, proses membimbing, mengarahkan pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik, agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan. Asas pendidikan Islam adalah asas perkembagan dan pertumbuhan dalam kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan rohaniah atau antara kehidupan material dan mental spiritual, asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil, dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah juga dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis, sesuai pandangan teoritis yang dipegangi. Modal dasar pendidikan Islam adalah kemampuan dasar (fitrah) untuk berkembang dari masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai fitrah yang tidak bisa diubah atau dihapuskan oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam proses pendidikan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Tuhan Dari uraian di atas tentang pengembangan metode pendidikan Islam yang mencakup pendidikan secara umum yang pada garis besarnya menyangkut hakikat pendidikan Islam, mengarahkan manusia dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Selanjutnya bahwa asas pendidikan Islam adalah perkembangan kehidupan yang berkesinambungan duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani, mental spiritual, selanjutnya dapat dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis. Kemudian modal dasar pendidikan Islam adalah kemampuan dasar sebagai fitrah, untuk berkembang sebagai karunia Tuhan. Sedangkan ruang lingkup pendidikan Islam, mencakup kegiatan-kegiatan kependidikan seperti pada lapangan hidup keagamaan, lapangan hidup keluarga, lapangan hidup ekonomi, lapangan hidup kemasyarakatan, lapangan hidup politik, lapangan hidup seni dan budaya, dan lapangan hidup ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan dalam proses pencapaian tujuan adalah metode yang didasarkan atas pendekatan-pendekatan keagamaan, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan. F. Kerangka Teoretis Setelah mengemukakan cakupan stres dan berbagai masalahnya maka penulis mengambil langkah-langkah Dadang Hawari dalam bukunya Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. yang membahas antara lain: 1.Tipe Kepribadian (pola prilaku) Tipe kepribadian ini yang berisiko tinggi terkena stres, ciri-ciri tipe tersebut sebagai berikut: Ambisius, kurang sabar, kewaspadaan berlebihan, cara bicara cepat, bekerja tidak ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net mengenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin (otoriter), lebih suka kerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, tidak mudah bergaul, tidak mudah dipengaruhi, pikirannya selalu pada pekerjaan, tidak pernah santai, dan bekerja keras untuk segala sesuatunya tidak terkendali. 2.Tahapan Stres Tahapan stres terbagi enam tahapan, yaitu tahap pertama gelisah adalah stres yang paling ringan. Tahap kedua kesenangan mulai menghilang ,dan kemudian timbul keluhan. Tahap ketiga, keluhan makin bertambah dan semakin nyata serta mengganggu. Tahap keempat, ketika keluhan makin bertambah lalu memeriksakan ke dokter tidak ditemukan penyakit fisiknya, maka gejala stres ini akan muncul, untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terlalu amat sulit, aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan, menjadi membosankan dan terasa sangat sulit. Tahap kelima, bila keadaan berlanjut, maka akan mengalami kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam, ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan sistem pencernaan semakin berat. Tahap keenam tahapan ini merupakan tahapan klimaks, orang yang diserang akan panik dan perasaan takut mati dan pingsan. Orang yang mengalami tahapan ini berulang-kali dibawa ke UGD (unit Gawat Darurat) 3. Pencegahan stres Pencegahannya adalah upaya meningkatkan kekebalan tubuh terhadap stres. Beberapa petunjuk untuk diamalkan oleh seseorang agar kekebalan dirinya terhadap stres dapat ditingkatkan, sehingga tidak jatuh dalam keadaan distres yaitu: Makanan dan minuman, tidur teratur, olahraga, tidak merokok, hindari minuman keras, berat badan, pergaulan (silaturahmi), pengaturan waktu, tuntunan agama, rekreasi, sosial ekonomi, kasih sayang dan lain-lain. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net Selanjutnya Zakiah Darajat dalam bukunya Islam dan Kesehatan mental dan bukunya yang lain yang berjudul Kesehatan mental. Buku Nikmatnya Stres. Buku Stres Tanpa Distres. Buku Stres Managemen yang Sukses, Apa Itu Stres, Mengenal Gejala-gejalnya, Memahami Penyebab-penyebabnya, Mengatasi Stres di Tempat Kerja. Kemudian tokoh-tokoh pendidikan seperti M. Sattu Alang, dalam bukunya Kesehatan Mental dan Terapi Islam, yang sekaligus beliau adalah promotor I penulis, dan masih ada Mustafa Fahmi, Kartini Kartono, Hasan Langgulung dan sebagainya, kesemuanya itu merupakan kerangka teoritis dalam penulisan disertasi ini. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net G. Kerangka Pikir H. Metodologi Penelitian ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net