BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
2.1.1
Kajian Pustaka
Pengertian Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi. Follet (Wikipedia, 2003) memberikan
pengertian bahwa manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Menurut Nelson manajemen dapat juga diartikan sebagai ilmu dan seni
memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan orang-orang untuk menghasilkan
barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan cara yang
menguntungkan
manajemen
(Sabardi:
2001).
sebagai proses
pengorganisasian,
Sedangkan
yang khas
pelaksanaan
dan
Terry (2006)
mengartikan
yang terdiri atas perencanaan,
pengawasan
yang
dilakukan
untuk
menentukan dan usaha-usaha mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya.
Manajemen
dapat
juga
diartikan
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota
organisasi dalam menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Nampaknya ada beragam definisi manajemen, antara satu ahli dengan
yang lainnya memberikan definisi berdasarkan sudut pandang mereka masingmasing. Dengan demikian manajemen adalah Ilmu dan seni untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan orang lain. Atau ilmu dan seni
6
7
dalam merencanakan, mengorganisir, menggerakan dan mengawasi kegiatan
orang dan sumber daya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.2 Pengertian Keuangan
Bidang keuangan merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi
perusahaan (fungsi personalia, fungsi operasi dan produksi, fungsi pemasaran dan
fungsi penunjang bagi lancarnya operasional suatu organisasi (perusahaan).
Fungsi keuangan ada di setiap organisasi baik organisasi yang profit motif
maupun non profit motif. Kesinambungan suatu organisasi sangat bergantung
pada bidang keuangan, karena berdirinya organisasi (perusahaan) dan berjalannya
operasional sehari-hari organisasi membutuhkan sumber daya keuangan (dana).
Tiap-tiap fungsi perusahaan mempunyai fungsinya masing-masing.
Demikian juga bagian keuangan perusahaan. Tugas dan tanggung jawab keuangan
dalam organisasi (perusahaan) yang utama adalah mengguna-kan dana (allocation
of fund) dan mendapatkan dana (Raising of fund). Kedua tugas utama ini
merupakan fungsi pokok bagian keuangan dalam organisasi. Fungsi penggunaan
dan mendapatkan dana tidak saja ditemui pada bagian keuangan di perusahaan
(corporate finance) namun dapat juga ditemui pada keuangan orang per orang
atau individu (personal finance) dan keuangan pemerintah (publik finance). Untuk
selanjutnya yang dipelajari dalam handout ini adalah keuangan perusahaan
(corporate finance).
8
2.1.3 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan (MK) adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan, yaitu mengelola fungsi penggunaan dan mendapatkan dana.
Manajemen adalah suatu perpaduan ilmu dan seni dalam merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi sumber daya keuangan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan orang lain. Fungsi
manajemen keuangan adalah meliputi pengambilan keputusan investasi,
pengambilan keputusan pembayaran, dan kebijakan dividen. Dengan demikian
manajemen keuangan adalah Perpaduan ilmu dan seni dalam merencanakan,
mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi fungsi-fungsi keuangan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan suatu organisasi.
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan. Kegiatan keuangan tidak saja berlangsung pada
bagian atau fungsi keuangan saja, melainkan pada bidang/fungsi perusahaan
lainnya (personalia, operasi dan produksi, pemasaran). Namun pada bidang
keuangan sendiri kegiatan keuangan lebih bersifat strategis, yang artinya pada
bagian keuanganlah yang memikirkan bagaimana cara dan dan dari mana
organisasi / perusahaan memperoleh dana, kegiatan ini dikenal dengan sebutan
pendanaan / pembelanjaan. Bagian keuangan juga memikirkan akan dikemanakan
dana yang telah ada (terkumpul) dalam organisasi / perusahaan tersebut, dalam hal
ini bagian keuangan memikirkan bidang-bidang investasi mana yang menurut
perusahaan paling menguntungkan untuk menanamkan uangnya (sumber daya)
yang terkumpul dalam perusahaan. Kegiatan ini dikenal dengan kegiatan
9
investasi.
Perusahaan
berinvestasi
pada
bidang
yang
dianggap
paling
menguntungkan tentunya tentunya untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.
Keuntungan yang berhasil diperoleh dari kegiatan investasi, masih membutuhkan
pemikiran dari bidang keuangan. Kegiatan keuangan yang berhubungan dengan
keuntungan ini menyangkut akan diapakan keuntungan tersebut. Apakah semua
dibagikan kepada pemilik sebagai dividen atau ditahan semuanya guna
membiayai pertumbuhan dan perkembangan perusahaan atau sebagian dibagi
sebagai dividen dan sebagiannya ditahan. Kegiatan ini dikenal sebagai kegiatan
kebijakan dividen.
Menurut Gitman (2006) mengatakan bahwa pada dasarnya fungsi
manajemen keuangan menyangkut sebagai berikut :
1. Keputusan Pembiayaan
Keputusan yang menyangkut pemilihan alternatif pembiayaan yang
terbaik dari berbagai alternatif sumber-sumber dana yang tersedia sehingga
diperoleh suatu kombinasi pembiayaan yang dapat menciptakan struktur
keuangan yang optimal. Manajer keuangan berfungsi sebagai pengambil
keputusan pembiayaan investasi untuk menjawab berbagai pertanyaan penting
seperti bagaimana pembiayaan kegiatan perusahaan yang optimal, bagaimana
memperoleh kebutuhan dana yang optimal yang harus diperhatikan, apakah
sebaiknya perusahaan menggunakan modal dari luar atau modal sendiri,
adakah pengaruh keputusan pembiayaan perusahaan terhadap nilai perusahaan,
serta bagaimana bentuk intensif terbaik untuk meningkatkan kinerja
manajemen.
10
Peran manajemen keuangan akan semakin kompleks dalam kondisi
globalisasi pasar modal. Keputusan pembiayaan ini akan tercermin pada sisi
sebelah kanan neraca yang mencakup hutang lancar dan sumber pembiayaan
jangka panjang.
2. Keputusan Investasi
Keputusan yang menyangkut pengalokasian dana, baik dana yang
berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan
pada berbagai bentuk investasi. Dengan kata lain, investasi seperti apa yang
paling baik bagi perusahaan. Secara garis besar, keputusan investasi dapat
dikelompokan ke dalam investasi jangka pendek, seperti investasi dalam kas,
surat berharga yang mudah diperjual belikan, piutang dan persediaan.
Sedangkan investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi,
tanah, kendaraan, dan aktiva tetap lainnya.
Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi kiri neraca, yaitu
mencakup aktiva lancar dan aktiva tetap. Tugas manajer keuangan adalah
untuk menentukan berapa jumlah optimal dari aktiva lancar yang harus
disediakan, dan juga memutuskan aktiva tetap mana yang harus di modifikasi,
di ganti atau dijual.
3. Keputusan Dividen
Keputusan yang menyangkut tentang keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
11
dividen atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Keputusan dividen menyangkut presentase laba yang dibayarkan
sebagai dividen tunai, dividen saham, dan pembelian kembali saham yang telah
beredar apabila manajer keuangan telah memutuskan untuk membagikan laba
yang diperoleh dalam bentuk dividen, maka ketergantungan terhadap sumber
dana eksternal menjadi besar. Dan sebaliknya, apabila manajer keuangan
memandang bahwa perusahaan telah memiliki tingkat hutang yang tidak
menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh untuk memperbaiki
struktur modal perusahaan.
2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Dari fungsi-fungsi dan permasalah utama bidang keuangan, kegiatan
pada bidang keuangan mengarah pada upaya untuk memberikan suatu
keputusan terhadap masalah-masalah utama bidang keuangan dalam
organisasi / perusahaan, yaitu :
1) Keputusan Pendanaan, yaitu keputusan yang mengarah pada pemilihan
sumber pendanaan yang paling menguntungkan untuk membiayai
investasi yang akan dilakukan. Manajer keuangan mengumpulkan
berbagai sumber dan menganalisa sumber mana yang paling
menguntungkan.
2) Keputusan Investasi, yaitu keputusan yang mengarah pada pemberian
solusi terhadap permasalahan besarnya investasi yang akan dilakukan
12
dan pemilihan jenis investasi yang dipilih (aktiva lancar atau aktiva
tetap). Keputusan ini menyangkut penggunaan dana.
3) Dari kegiatan menanamkan dana (investasi) perusahaan mengharapkan
keuntungan.
4) Kebijakan Dividen, yaitu keputusan menyangkut penentuan berapa
porsi dari keuntungan yang dibayarkan sebagai dividen dengan tetap
memperhatikan kemampuan perusahaan tumbuh dengan dana internal
(laba ditahan).
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Munawir (2010) “Laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.”
2.2.2 Jenis laporan keuangan
Laporan keuangan terdiri dari:
1) Laporan laba rugi
Laporan yang menunjukkan kegiatan operasi perusahaan pada
periode tertentu terbagi dalam dua bagian utama. Pertama, pendapatan,
13
yang meliputi pendapatan operasi (berasal dari aktivitas penjualan) dan
pendapatan non operasi (penjualan) biasanya dinyatakan dalam istilah
penjualan bersih, yakni penjualan mula-mula dikurangi oleh potongan
penjualan dan retur penjualan. Kedua, beban-beban, yang mencakup harga
pokok penjualan, beban operasi (beban penjualan dan beban administrasi),
beban bunga, dan pajak.
Menurut Munawir (2010) “Laporan laba rugi merupakan suatu
laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang
diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.”
2) Neraca
Laporan yang mengungkapkan posisi keuangan (kekayaan) dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu mencakup aktiva (asset), utang
(liability), dan ekuitas (equity). Hubungan ketiganya disebut sebagai
persamaan akuntansi, yakni aktiva sama dengan utang ditambah ekuitas.
Aktiva dicatat di sebelah kiri atau bagian atas neraca, yang terdiri
atas aktiva lancar (misalnya, kas, surat berharga jangka pendek, piutang
usaha, persediaan, biaya dibayar di muka, perlengkapan); investasi pada
sekuritas jangka panjang (misalnya, pembelian saham, dan obligasi);
aktiva tetap berwujud (misalnya, tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan
peralatan); aktiva tetap tak berwujud (misalnya, hak paten).
Kecuali tanah, semua aktiva tetap berwujud akan disusutkan sesuai
dengan metode penyusutannya. Ada dua perkiraan yang berhubungan
dengan penyusutan, yaitu :
14
1) Beban penyusutan, yang akan dimasukkan ke dalam laporan laba rugi,
dan
2) Akumulasi penyusutan, yang akan dimasukkan ke dalam neraca
sebagai pengurang aktiva tetap berwujud. Apabila dalam neraca
tertulis aktiva tetap berwujud (netto), itu berarti bahwa aktiva tetap
berwujud tersebut telah dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.
Utang dan ekuitas dicatat di sebelah kanan atau bagian bawah
neraca. Utang meliputi utang lancar (misalnya, utang usaha, utang gaji,
dan utang pajak) serta utang jangka panjang (misalnya, hipotik dan
obligasi). Sementara itu, ekuitas untuk perusahaan berbentuk perseroan
terbatas mencakup saham preferen, saham biasa, tambahan modal disetor,
dan laba tertahan.
3) Laporan arus kas
Laporan yang menunjukkan arus kas perusahaan pada periode
tertentu bersumber dari kegiatan operasi (operating), kegiatan investasi
(investment), dan kegiatan pendanaan (financing).
Kegiatan operasi adalah kegiatan mencari laba. Arus kas masuk
penting dari kegiatan itu, bersumber dari tagihan piutang usaha. Sementara
itu, sebagian besar arus kas keluarnya digunakan untuk membayar utang
usaha, bunga dan pajak.
Kegiatan investasi, merupakan kegiatan yang membutuhkan
pengeluaran arus kas, terutama untuk pembelian aktiva tetap dan investasi
15
sekuritas jangka panjang. Perlu diingat bahwa pemberian pinjaman jangka
panjang dan penerimaannya juga termasuk ke dalam kegiatan investasi
(bukan pendanaan).
Kegiatan pendanaan adalah kegiatan mencari sumber arus kas
masuk, khususnya yang berasal dari utang jangka panjang dan penerbitan
saham baru. Penting diketahui bahwa tambahan arus kas masuk dari utang
jangka pendek yang berasal dari penerbitan wesel bayar dimasukkan ke
dalam kegiatan pendanaan (bukan kegiatan operasi). Masuk pula dalam
kegiatan ini adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham. Arus
kas keluar untuk pembayaran pokok bayaran bunganya dimasukkan ke
dalam kegiatan operasi.
2.3 Pasar Modal
Menurut Samsul (2006), pasar modal adalah tempat bertemunya antara
permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya
lebih dari satu tahun. Sedangkan menurut Fahmi dan Hadi (2011), pasar modal
adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham
(stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya
akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat dana
perusahaan. Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal
adalah tempat bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen
keuangan jangka panjang yang biasanya diperjual belikan umumnya lebih dari
16
satu tahun yang dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat
dana perusahaan.
2.4 Saham
Menurut Fahmi dan Hadi (2009) saham adalah:
1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu
perusahaan.
2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan
diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
3. Persediaan yang siap untuk dijual.
Menurut Riyanto (2008) saham adalah tanda bukti pengambilan
bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Jadi dapat disimpulkan
bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan aset perusahaan dalam suatu
perseroan terbatas.
Menurut Weygandt dan Kieso (2008) ada tiga jenis saham yaitu:
1. Saham biasa, yaitu satu jenis saham yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Saham treasuri, yaitu milik perusahaan yang telah diterbitkan, telah
dibayar lunas, kemudian diperoleh kembali oleh perusahaan tetapi tidak
dimaksudkan untuk ditebus.
17
3. Saham preferen, yaitu perjanjian yang memberikan keutamaan atau
kelebihan bagi pemiliknya dibandingkan pemegang saham biasa untuk halhal tertentu.
2.4.1 Return Saham
Menurut Fahmi dan Hadi (2009), return adalah keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hartono (2009), return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian
(realized
return)
atau return ekspektasian
(expected
return).
Return
realisasian adalah return yang telah terjadi yang dihitung menggunakan data
historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahan dan juga digunakan sebagai dasar penentuan
return ekspektasian
dan
risiko
di
masa
mendatang.
Beberapa
pengukuran return realisasian yang banyak digunakan adalah return total,
relatif return, kumulatif return dan return disesuaikan. Return ekspektasian
adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang. Return ekspektasian dapat diukur berdasarkan beberapa cara
yaitu berdasarkan nilai ekspektasian masa depan, nilai return historis dan
model return ekspektasian yang ada.
Menurut
Usman
(2004)
dalam
Saniman
Widodo
(2007),
komponen return terdiri dari dua jenis: current income (pendapatan lancar),
dan Capital Gain (keuntungan selisih harga). Current income merupakan
18
keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode seperti:
pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Current
income disebut sebagai pendapatan lancar, karena keuntungan yang diterima
biasanya dalam bentuk kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti
bunga atau jasa giro, dividen tunai, juga dapat dalam bentuk setara kas seperti
bonus atau dividen saham yaitu dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham
dan dapat dikonversikan menjadi uang kas. Komponen kedua dari
return adalah capital gain, yaitu keuntungan yang diterima karena adanya
selisih antara harga jual dengan harga beli saham suatu instrumen
investasi. Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrument
investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan
dipasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu
instrument investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital
gain dilakukan dengan analisis return histories yang terjadi pada periode
sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian (expected
return).
Return atau tingkat keuntungan saham adalah suatu timbal balik yang
akan diperoleh oleh investor dalam investasinya. Menurut Jogiyanto (2003)
return dari suatu sekuritas saham dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut :
Pit - Pit-1
Rit =
Pit-1
19
Keterangan :
Pit = harga yang periode tahun sekarang
Pit-1 = harga yang periode tahun sebelumnya
Rit = return saham satu pada periode t
2.4.2 Nilai Saham
Penilaian surat berharga saham dapat dirinci ke dalam beberapa macam
jenis nilai saham, sebagai berikut :
a. Nilai nominal (par value): nilai kewajiban yang ditetapkan
untuk tiap
lembar saham. Kepentingannya berkaitan dengan hukum.
b. Agio saham (additional paid in capital atau in excess of par value): selisih
yang dibayar dengan nilai nominalnya.
c. Nilai modal disetor (paid in capital): total yang dibayar oleh pemegang
saham kepada emiten untuk ditukarkan dengan saham biasa atau preferen.
d. Laba ditahan (retained earnings): sebagai laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham untuk ditanamkan kembali ke perusahaan.
e. Nilai buku: menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham
dengan memiliki satu lembar saham. Dengan rumus :
Jumlah ekuitas
Nilai buku per lembar =
Jumlah lembar saham beredar
f. Nilai pasar: harga yang ditentukan oleh pasar pada saat tertentu.
20
g. Nilai intrinsik atau nilai fundamental: nilai saham yang sebenarnya.
Penentuan nilai fundamental ini ada dua pendekatan yang umum digunakan,
yaitu analisis fundamental menggunakan data keuangan perusahaan,
misalnya laba, dividen, penjualan, dan sebagainya; sedangkan analisis
teknikal menggunakan data pasar.
2.4.3 Saham Preferen dan Saham Biasa
Saham
preferen
merupakan saham
yang memiliki karakteristik
gabungan antara saham biasa dan obligasi.
Berikut ini macam-macam saham preferen:
a. Convertible preferred stock: bisa berubah ke saham biasa sesuai rasio
penukaran yang ditentukan.
b. Callable preferres stock: hak untuk membeli kembali saham dan pemegang
saham pada tanggal tertentu masa mendatang dengan nilai tertentu, biasanya
lebih tinggi dari nilai nominalnya.
c. Dividend in area: hak pembagian dividen termasuk yang belum dibagikan
masa lalu.
d. Floating atau adjustable-rate preferred stock (ARP): inovasi Amerika
dividen dibayar floating 1982. Popular untuk investasi jangka pendek yang
kelebihan kas.
Saham biasa: jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham
saja biasanya saham biasa (common stock) yang memiliki hak bagi
pemegangnya.
21
a. Hak kontrol: hak suara untuk mengendalikan arah kebijakan perusahaan
dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Hak dividen: pemegang saham biasa terhadap dividen, yang besarnya
mengikuti laba yang diperoleh perusahaan.
c. Hak preemtive: hak mempertahankan persentase kepemilikan (hak suara)
dengan cara diberi kesempatan terlebih dahulu dalam pembelian saham jika
terjadi penerbitan saham baru.
d. Treasury stock: pembelian kembali saham.
2.4.4 Harga Saham
Harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal.
Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat
saham
sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan
penawaran pada saham yang dimaksud.
Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh
para pelaku pasar yang sedang melangsungkan perdagangan sahamnya.
Dengan harga saham yang ditentukan otomatis perdagangan saham di bursa
efek akan berjalan.
22
2.5 Ukuran Perusahaan
Menurut Jaelani dalam Suryani dalam Jundan (2012) ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total
aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Besar kecilnya
perusahaan akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang
mungkin timbul akibat berbagai situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan
dengan operasinya. (Ismail 2004).
Biasanya perusahaan yang besar mempunyai kemampuan lebih baik
dalam
menghadapi risiko
dan
mengembangkan operasi perusahaan
(Jogiyanto. 2000). Hal ini disebabkan karena perusahaan besar lebih
menganekaragamka lini produknya atau bidang usahanya. Maksudnya yaitu
dengan risiko yang minimal akan mendapatkan keuntungan, keuntungan atau
dengan risiko tertentu untuk memperoleh keuntungan investasi yang
maksimal.
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham
2.6.1 Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi terhadap Return Saham
Laporan arus kas terdiri dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
dan aktivitas lainnya yang bukan aktiivtas investasi dan pendanaan.
Umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih. Arus kas dari aktivitas operasi dapat
23
menghasilkan dana yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Diana dan Kusuma (2004) membuktikan bahwa arus kas operasi
sangat penting menjelaskan return saham.
2.6.2 Pengaruh Size Perusahaan terhadap Return Saham
Ukuran (size) perusahaan bisa diukur menggunakan total aktiva,
penjualan atau modal perusahaan. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan
besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Semakin
besar total aktiva semakin mampu perusahaan untuk menghassilkan laba.
Semakin besar perusahaan menghasilkan laba, maka akan besar
membagikan deviden. Selain itu, jika kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat
(Husnan : 2005). Hal ini mencerminkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh terhadap return saham.
2.7 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan beberapa penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang pengaruh arus kas
dan ukuran perusahaan terhadap return saham.
24
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti
Jundan
Adiwiratama
(2012)
Nurhidayah
Djam’an (2011)
Judul
Hasil Penelitian
Pengaruh
Informasi
Laba, Arus Kas dan
Size
Perusahaan
Terhadap Return Saham
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI)
Arus
kas
dari
investasi,
laba
akuntansi, arus kas
dari operasi, arus
kas dari investasi
dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh pada
return
saham
perusahaan. Akan
tetapi, arus kas
aktivitas keuangan
berpengaruh
terhadap
return
saham
Pengaruh
Informasi
Laporan Arus Kas,
Laba
dan
Size
Perusahaan Terhadap
Abnormal
Return
Saham Pada Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di BEI
Arus kas operasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal
return
saham. Arus kas
investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal
return
saham. Arus kas
pendanaan
berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap abnormal
return
saham.
Informasi
laba
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal
return
saham.
Informasi
size
perusahaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
abnormal
return
saham.
25
Widya Trisnawati Pengaruh Arus Kas
Operasi, Investasi dan
dan Wahidahwati Pendanaan Serta Laba
Bersih Terhadap Return
(2013)
Saham
Terdapat pengaruh
yang
signifikan
antara arus kas dari
aktivitass operasi,
investasi, pendanaan
dan perubahan laba
terhadap
return
saham
Indra
Widjaja Pengaruh Current Ratio Current
Ratio
dan Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif
(2009)
Terhadap Return Saham terhadap
return
saham namun tidak
signifikan.
Sedangkan ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
return
saham.
Dwi
Martini, The effect of financial The market ratio
ratios, firm size, and reflected by PBV
Mulyono, Rahfiani cash
flow
from (price to book value)
operating activities in also has positive
Khairurizka (2009) the intern report to the impact on return,the
company size which is
stock return
indicated by total
assets also correlates
positively with return.
A higher cash flow
from
operating
activities will give
positive impact on
market
adjusted
return and abnormal
return.
2.8 Rerangka Pemikiran
Dalam laporan keuangan perusahaan terdapat laporan arus kas operasi
yang dapat dijadikan indikator bagaimana aktivitas operasional perusahaan
tersebut. Apakah aktivitas perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman dan memelihari kemampuan perusahaan untuk dapat
menjalankan kewajiban membayar dividen kepada setiap pemegang saham.
26
Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Ukuran perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam menanggung risiko yang mungkin timbul akibat berbagai situasi yang
dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya. (Ismail 2004)
Berdasarkan kedua variabel tersebut dan beberapa penelitian terdahulu,
maka penulis membuat rerangka pikir bahwa arus kas operasi dan ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
Arus kas operasi
(X1)
H2
H1
Return Saham LQ 45
(Y)
Ukuran Perusahaan
H3
(X2)
Gambar 2.1 Rerangka pemikiran
Sumber : Widya dan Wahidahwati (2013), Indra Widjaja (2009)
2.9 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap penelitian. Melihat hal
dikemukakan di atas, penulis mengajukan hipotesa (Ha dan Ho)
Ha1:
terdapat pengaruh antara arus kas dan ukuran perusahaan terhadap
return saham.
Ha2:
terdapat pengaruh antara arus kas operasi terhadap return saham.
27
Ha3:
terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap return saham.
Download