BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr. konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa suatu organisasi ingin lakukan (intens to do), dan (2) dari perspektif apa organisasi akhirnya lakukan (eventually does). Berdasarkan perspektif pertama, definisi strategi adalah sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Sedangkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Sedangkan menurut Stephen Robbins, strategy can be defined as the determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals___strategi dapat didefinisikan sebagai penentuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.11 Dalam mode perencanaan, strategi berbentuk perencanaan sistematis dan pedoman untuk menjalankan strategi level korporat dan level bisnis. Dalam mode evolusioner, strategi berkembang dari waktu ke waktu merepresentasikan pola keputusan yang merespon kesempatan dan ancaman dalam lingkungan. 11 Stephen P.Robbins,Organization Theory: Structure, Design and Applications,3rd ed. (Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall,1990), hal.121. 13 14 Sedangkan menurut Crown Dirgantoro, strategi mengandung dua komponen yaitu tujuan jangka panjang dan sumber keunggulan. Tujuan jangka panjang diartikan sebagai pengembangan wawasan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya. Sumber keunggulan adalah pengembangan pemahaman tentang pemilihan pasar dan pelanggan oleh perusahaan yang juga menunjukkan kepada cara terbaik untuk berkompetisi dengan pesaing di dalam pasar. Strategi adalah memenangkan mind share pelanggan, yang terdiri dari unsur segmentasi sebagai mapping strategy, unsur targeting sebagai fitting strategy yaitu memilih target market yang tepat dengan cara mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Dan unsur terakhir dari strategi adalah positioning yang disebut sebagai ‘being strategy’ bagi perusahaan karena ia merupakan strategi untuk menempatkan keberadaan kita di benak pelanggan.12 Berdasarkan teori – teori strategi diatas, maka strategi adalah perencanaan sistematis untuk mencapai tujuan organisasi yang sesuai dengan misi organisasi 12 Philip Kotler,Hermawan Kartajaya,Hooi Den Huan and Sandra Liu, Rethinking Marketing (Meninjau Ulang Pemasaran), Mark Plus & Co,hal 51. 15 tersebut dengan mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Sedangkan strategi pelayanan kepada pelanggan adalah : (1) Mengkaji dan menghubungkan misi, visi, nilai dan tujuan perusahaan. (2) Megevaluasi posisi saat ini. (3) Mengembangkan suatu perencanaan kegiatan yang spesifik. (4) Mengembangkan criteria keberhasilan. (5) Mengidentifikasi penghambat kemajuan. (6) Implementasi. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management” adalah menggunakan prinsip P.O.A.C. atau Planning ( perencanaaan ), Organizing (pengorganisasian ), Actuating ( pelaksanaan ), Controlling ( pengawasan ). 1) Perencanaan / planning Perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan/tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan di mana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. 2) Pengorganisasian / organizing Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada 16 pencapaian tujuan bersama. Pengorganisasian ini merupakan faktor dari pelaksanaan perencanaan. 3) Pelaksanaan / actuating Pelaksanaan merupakan tindakan dari perencanaan yang telah dibuat yang dilakukan secara terorganisir. 4) Pengawasan / controlling Pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan. Makin jelas. lengkap serta terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula pengawasan. Ditambah dengan evaluasi / evaluating. Kegiatan ini harus ada untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi. Atau bila sudah sesuai apakah perencanaan tersebut dapat dibuat lebih baik lagi sehingga dapat lebih menyempurnakan hasil dari tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. 2.2. Public Relations. 2.2.1. Pengertian Public Relations. Menurut Frank Jefkins Public Relatons adalah: “Bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua 17 khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”13. Definisi Public Relations ( PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalana organisasi tersebut.14 Kemudian menurut J.C. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York adalah: “Proses yang kontiyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para customer, karyawan, dan publik pada umumnya dengan mengadakan analisa dan perbaikanperbaikan terhadap diri sendiri dengan mengadakan pernyataan-pernyataan”.15 Menurut Glenn dan Denny Griswold dikutip dari bukunya “Your Public Relations” bahwa Public Relations adalah: “Fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik”16. Adapun pengertian humas yang resmi dipakai oleh pakar humas dunia yang berdasarkan IPRA (International of Public Relations Ascosiation) adalah17: Public Relations merupakan fungsi manajemen yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai 13 14 15 16 17 Frank Jefkins. Public Relations Edisi Ke-2 direvisi oleh Daniel Yadin. Erlangga. Jakarta. 2004., hal.11 Scott M.Cutlip,Allen H.Center,Glen M.Broom,Effective Public Relations edisi kesembilan,hal.6 Oemi Abdurrachman. Op.cit., hal. 25 Ibid Maria Assumpta Rumanti. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. PT. Grasindo. Jakarta.2004, hal.12 18 komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik, menetapkan dan menekan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum. Serta menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. 2.2.2. Fungsi Public Relations Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. Fungsi keluar, PR harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan organisasi atau lembaganya. Fungsi kedalam, PR berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan. Berdasarkan Penelitian yang diadakan oleh International of Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR / humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu :18 · Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia. · Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi 18 Ibid. 19 institusi. · Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya. · Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh. · Mencegah konflik dan salah pengertian. · Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. · Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum. · Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen. · Memperbaiki hubungan industrial. · Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi. · Memasyarakatkan produk atau layanan. · Mengusahakan perolehan laba yang maksimal. · Menciptakan jadi diri institusi. · Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional. · Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi. Menurut Rosady Ruslan bahwa Public Relations memiliki tiga fungsi utama, yaitu19 : 1. Sebagai komunikator dalam kegiatan komunikasi pada organisasi perusahaan, prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two way traffic reciprocal communication). Dalam hal ini, di satu pihak melakukan fungsi komunikasi 19 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2005., hal.10-11 20 yang merupakan bentuk penyebaran informasi, dilain pihak komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini publik (public opinion). 2. Membangun atau membina hubungan (relationship) yang positif dan baik dengan pihak publik sebagai target sasaran, yaitu publik internal dan eksternal. Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutually understanding), dan saling memperoleh manfaat bersama (mutually symbiosis) antara lembaga atau organisasi perusahaan dan publiknya. 3. Peranan back up management dan sebelumnya dijelaskan bahwa fungsi Public Relations melekat pada fungsi manajemen, berarti ia tidak dapat dipisahkan oleh manajemen. Sementara menurut Cutlip and Center bahwa fungsi Public Relations meliputi hal-hal seperti :20 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. 20 Frida Kusumastuti. Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2002., hal.23-24. 21 2.2.2. Peranan Public Relations. Menurut Cutlip peran Public Relations dapat diuraikan menjadi tiga peranan, sebagai berikut21 : 1. Expert Presciber Membantu organisasi mencari solusi dalam penyelesaian masalah dengan publiknya. 2. Fasilitator Komunikasi Bertindak sebagai fasilitator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya 3. Fasilitator Pemecah Masalah Membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi/keputusan dalam mengatasi masalah dengan publik. Berkaitan dengan peranan Public Relations sebagai pelaksana teknis komunikasi, maka dalam teknik komunikasi kegiatan Public Relations. Kebijakan dan keputusan yang digunakan sangat berhubungan dengan tugas seorang Public Relations. Adapun tugas-tugas Public Relations sebagai berikut : 2.2.4. Tugas Public Relations. Menurut Maria Assumpta Rumanti bahwa 5 (lima) tugas pokok Public Relations, yaitu22 : 21 22 Scott M.Cutlip,Allen H.Center,Glen M.Broom, Op.cit., hal. 46 – 47. Maria Assumpta Rumanti. Op. cit., hal. 39-42 22 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik. Supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Disamping itu juga, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan. 3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations, menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, publikasi, dan seterusnya. Tetapi terletak bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi. 4. Tanggung jawab sosial. Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak 5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral, perlu juga untuk dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi. 5. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 6. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. 23 Menurut Cutlip, Center & Broom (2005:31-32) mengikhtisarkan 10 kategori pekerjaan Humas ( PR ) yaitu : menulis dan menyunting,menjadi penghubung media dan administrasi, pemuatan, melakukan penelitian,mengatur melakukan konseling, menyelenggarakan manajemen kegiatan dan khusus, berpidato, berproduksi, memberi pelatihan,melakukan kontak.23 2.1. Aktivitas PR Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh manajer PR dan para stafnya berbeda-beda di setiap perusahaan/organisasi, dan banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Meskipun demikian, sebagai panduan umum, berikut diuraikan jenis-jenis pekerjaan yang lazim dilakukan : menyusun serta mendistribusikan siaran berita (news release), mengorganisasikan konferensi pers, acara-acara resepsi dan kunjungan kalangan media massa ke organisasi/perusahaan, menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi utama bagi kalangan media massa, mengelola berbagai bentuk materi komunikasi internal lainnya, menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi para distributor, para pemakai jasa/produk perusahaan, para konsumen langsung, dan sebagainya, menulis dan membuat bahan-bahan cetakan, mempersiapkan berbagai bentuk instrumen audio-visual, mempersiapkan dan mengatur acara-acara pameran dan menjalankan eksibisi PR, termasuk juga menyediakan berbagai macam materi yang diperlukan, mempersiapkan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan seperti logo perusahaan, berikut segenap komposisi warna, tipografi, dan hiasannya, pengaturan jenis 23 Scott M.Cutlip,Allen H.Center,Glen M.Broom, Op.Cit,hal.40 24 kendaraan-kendaraan dinas, pakaian seragam para pegawai, dan sebagainya, menangani berbagai acara-acara sponsor yang berhubungan dengan kegiatan PR, mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi dan pimpinan perusahaan, serta rapat-rapat terbatas yang diadakan oleh kepala departemen produksi, pemasaran, penjualan, dan lain-lain, mewakili perusahaan pada pertemuan asosiasi dagang/bisnis, berhubungan dengan konsultan PR eksternal jika perusahaan/organisasi merekrut mereka, melatih segenap staf PR, mempersiapkan survei-survei pendapat dan berbagai macam penelitian lainnya, berhubungan balk dengan kalangan politisi dan birokrat. mengatur penyelenggaraan acara-acara resmi, misalnya berupa acara peresmian bangunan baru.24 2.3. Publik 2.3.1. Pengertian Publik Menurut Oemi Abdurachman publik adalah: ”Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat yang sama, dan kepentingan yang sama”.25 Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, juga dapat merupakan kelompok besar biasanya individu-individu termasuk dalam kelompok yang mempunyai solidaritas terhadap kelompoknya. 2.3.2. Publik Eksternal Menurut Maria Assumpta Rumanti, bahwa yang dimaksud dengan publik eksternal adalah: ”Orang-orang diluar organisasi yang terkait dan yang diharapkan 24 25 Jefkins (2004), Public Relations,hal 33-36 Oemi Abdurrachman. Op.Cit., hal.28 25 akan ada hubungannya”.26 Sedangkan menurut Rosady Ruslan bahwa yang dimaksud dengan publik eksternal adalah: ”Publik umum yang mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya”.27 2.3.3. Publik Internal Menurut Maria Assumpta Rumanti, bahwa yang dimaksud dengan publik internal adalah: ”Orang-orang yang berada atau tercakup dalam organisasi, seluruh karyawan dari top manajement sampai seluruh jajaran terbawah”.28 Sedangkan menurut Rosady Ruslan bahwa yang dimaksud dengan publik internal adalah: ”Bagian dari unit, badan, perusahaan atau organisasi itu sendiri dan mampu mengindentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif dalam masyarakat sebelum kebijakan tersebut dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan”.29 Public Relations pada dasarnya berfungsi untuk menghubungan antara publik-publik atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Melakukan kegiatan tersebut disini Public Relations memiliki ciri khas two way communications. Berarti disini Public Relations melakukan proses komunikasi. Selain itu juga untuk mendapatkan efektivitas penyampaian pesan yang baik seorang Public Relations harus memilih gaya komunikasi yang baik. Adapun penjelasan mengenai komunikasi itu sendiri : 26 27 28 29 Maria Assumpta Rumanti. Op. Cit, hal. 27. Rosady Ruslan. Manajemen PR dan Manajemen Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2002., hal.23 Maria Assumpta Rumanti. Op. Cit., hal. 27 Rosady Ruslan. Op. cit., hal.23 26 2.4. Customer Relations Customer relations atau menjaga hubungan dengan pelanggan merupakan proses strategis dalam mengidentifikasi segmen pelanggan, berdasarkan orang per orang dengan mengembangkan berbagai program terintegrasi yang memaksimalkan nilai pelanggan maupun nilai jangka waktu hidup sebagai pelanggan pada organisasi melalui penambahan pelanggan yang ditargetkan, aktivitas peningkatan keuntungan dan mempertahankan pelanggan. Saat ini popular digunakan istilah customer relations management dalam melakukan pelayanan. Customer relations management meliputi pengelolaan hubungan pelanggan oleh seluruh bagian dari perusahaan dari satu proses yang utuh. Customer relations management ( CRM ) is the process of identifying, attracting, differentiating and retaining customers.30 Terdapat 8 pedoman membuat customer relationship management, yaitu : (1) Perencanaan. Diperlukan perencanaan yang komprehensif pada saat menggabungkan keterampilan dan sumber daya dari dua perusahaan yang independen sehingga dapat mencapai tujuan strategis. (2) Trust and self interest. Hubungan yang berhasil memerlukan kepercayaan dan penghargaan antara dua partner da keduanya berniat untuk saling mempercayai dan saling menghargai kepentingan masing-masing. 30 Diane Brady,”Why Service Stinks,” Business Week (October23,2000), hal. 118 - 128 27 (3) Konflik. Konflik sering terjadi dan merupakan aspek penting dalam relationship. Partner harus cepat melakukan respon apabila terjadi konflik dan bertindak secara proaktif untuk mengatasi konflik ini. (4) Struktur kepemimpinan. Struktur kepemimpinan yang efektif dapat memperlancar kordinasi dan system pengambilan keputusan. (5) Fleksibilitas. Mengetahui interdependensi masing-masing partner merupakan faktor penting dalam membangun relationshipyang berhasil. Partnership yang bersifat fleksibel dapat mengatisipasi perubahan. (6) Perbedaan budaya. Perbedaan budaya berkaitan dengan tahap perkembangan industry, system politik, kepercayaan, ekonomi dan sebagainya. (7) Transfer teknologi. Kedua partner harus dapat mengembangkan teknologi dan transfer teknologi kedalam bentuk aplikasi yang komersial. (8) Pembelajaran dari kekuatan yang dimiliki oleh partner. Berikut ini terdapat diagram transaction – relationship continuum31 Transaction : _____________________ Relationship : Distant Very close Discrete Very warm Impersonal Personal Strategi marketing sebelum tahun 2000 31 Strategi marketing setelah tahun 2000 James G. Barnes,”Close to the customer: But is it really a relationship?” Journal of Marketing Management 10 (1994):561-570. Diterjemahkan oleh Freddy Rangkuti “Measuring customer satisfaction”(2008) hal.143 28 Upaya mempertahankan pelanggan yang sudah ada dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan jangka panjang dengan cara menciptakan nilai kepada pelanggan (customer value). Karena, apabila pelanggan merasa ia menerima nilai tersebut, ia akan memberikan imbalan kepada perusahaan berupa loyalitas. Jadi, untuk menciptakan kepuasan pelanggan, kita harus menawarkan sesuatu yang bernilai. Menciptakan nilai buat pelanggan berkaitan erat dengan 4P, yaitu :32 Diagram 4P (1) Produk / product. Produk atau jasa yang menjadi inti usaha merupakan esensi yang harus disediakan oleh perusahaan dengan kualitas yang tinggi. 32 Christian Gronoroos, 1990,Service Management and Marketing. Lexington:mass:Lexington,137-138. Diterjemahkan oleh Freddy Rangkuti,measuring customer satisfaction,hal.144 29 (2) Proses/ process. Cara untuk menjaga agar system terus bekerja secara lancar. (3) Performansi / performance. Merupakan janji kita kepada pelanggan yang harus ditepati. (4) Karyawan / people. Bagaimana pelanggan memandang karyawan kita sebagai orang yang dapat melayani, kompeten, penuh pengertian dan sopan. 2.5. Pelayanan Prima 2.5.1. Definisi Pelayanan Kata pelayanan atau jasa atau service memiliki makna yang beragam. Menurut Fendy Tjiptono dan Gregorius Chandra mengutip beberapa pengertian service antara lain :33 • Menurut Johns (1999), secara garis besar konsep service mengacu pada tiga lingkup definisi utama : industri ( berbagai sub-sektor dalam kategorisasi aktivitas ekonomi ), output atau penawaran ( produk intangible dengan output lebih berupa aktivitas daripada objek fisik ), dan proses ( penyampaian jasa inti, interaksi personal, kinerja dalam arti luas dan pengalaman layanan ). Johns juga menegaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara perspektif penyedia jasa dan perspektif customer terhadap konsep service. Bagi penyedia jasa, jasa merupakan proses yang terkait dengan operasi jasa sedangkan customer lebih mempersepsikan jasa sebagai fenomena atau bagian dari pengalaman hidup. 33 Fandy Tjiptono.Service, Quality & Satisfaction. Penerbit Andi (2007), hal.20 30 • Lovelock, Patterson & Walker (2004) mengemukakan perspektif service sebagai sebuah sistem yang terdiri atas 2 komponen utama yaitu : (1) operasi jasa (service operations) dimana input diproses dan elemen-elemen produk jasa diciptakan, (2) penyampaian jasa ( service delivery ) dimana elemen-elemen produk jasa dirakit, dirampungkan dan disampaikan kepada customer. • Sebagai salah satu bentuk produk, jasa juga bisa didefinisikan berbeda-beda seperti Gummesson (1987) yang mendefinisikan jasa dengan penekanan bahwa jasa bisa dipertukarkan namun sering sulit dialami atau dirasakan secara fisik. Kotler (2000) mendefiniskan jasa sebagai ‘setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible ( tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu’. • Definisi lainnya yang berorientasi pada aspek proses atau aktivitas dikemukan oleh Gonroos (2000) yaitu ‘jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya ( tidak selalu ) terjadi pada interaksi antara customer dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah customer.’ Secara singkat, jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata (intangible) dari satu pihak kepada pihak lain, dimana pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. 31 2.5.2 Definisi Pelayanan Prima Pelayanan yang melampaui harapan pelanggan. Untuk memberikan pelayanan prima dibutuhkan hubungan yang menyeluruh dengan pelanggan dan adanya perbaikan pelayanan secara terus-menerus. Pelayanan prima dapat didefinisikan sebagai pelayanan terbaik yang diberikan sesuai standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan. Lima dimensi utama untuk mewujudkan pelayanan prima adalah :34 a. Reliabilitas (reliability), kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan yang dijanjikan secara akurat sejak pertama kali. b. Daya tanggap (responsiveness), kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. c. Jaminan (assurance), pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya (trust). d. Empati (empathy), perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi pelanggan,serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. e. Bukti fisik (tangible), berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber daya manusia dan materi komunikasi perusahaan. Konsep kepuasaan pelanggan dalam bidang jasa dikelola melalui 3 aspek yang disebut segitiga jasa meliputi perusahaan (manajemen), karyawan serta 34 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfaction, hal.19 32 pelanggan. Perusahaan sebagai fasilitator terhadap karyawan agar mampu melayani pelanggan dan berperan sebagai penyelidik keinginan pelanggan, pembuat spesifikasi jasa yang akan disampaikan,pemberdaya karyawan agar mampu menyampaikan jasa kepada pelanggan. Karyawan sebagai penyampai jasa yang berperan sebagai personifikasi atau gambaran dari perusahaan dan sebagai pemasar jasa secara tidak langsung. Pelanggan sebagai penerima jasa dan berperan sebagai penilai kualitas jasa. Diagram Segitiga Pemasaran Jasa35 Prinsip pelayanan prima adalah fokus pada pelanggan, pelayanan nurani, perbaikan berkelanjutan dan pemberdayaan pelanggan. 35 Philip Kotler, and Gary Amstrong,principle of Marketing, hal.607 33 2.6. Citra 2.6.1. Definisi Citra Citra adalah apa yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat terhadap suatu subyek berdasarkan apa yang telah dipelajari oleh perusahaan dari hasil komentar, iklan, dan dari sumber lain. Atau ada yang berpendapat Citra adalah persepsi mengenai perusahaan atau merek suatu produk yang ada di benak konsumen. Menurut Philip Kotler ”Citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap obyek.”36 Images (citra) organisasi merupakan suatu filter yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh organisasi. Jika konsumen mempunyai persepsi yang baik, maka pengalaman buruk suatu perusahaan tidak akan berakibat fatal. Tetapi sebaliknya, pengalaman buruk yang membuat hilangnya citra yang positif memerlukan suatu perlindungan. Soemirat dan Ardianto (2004) menjelaskan efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building (membangun citra) sebagai model 36 Kotler,Philip,1997,The Marketing Management, hal.259 34 komunikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat dan Ardianto: efektivitas PR di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna.37 2.6.2. Faktor yang mempengaruhi citra Citra perusahaan oleh Nguyen dan Leblanc diartikan sebagai : “corporate image is described as overall impression made on the minds of the public about organization.” Leblanc dan Nguyen menjelaskan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi citra perusahaan, yaitu : “Corporate identity, Reputation, Service oferring, Physical environtment, and Contact personnel“Lebih lanjut Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa terdapat dua komponen utama citra perusahaan, yaitu fungsional dan emosional, dimana komponen fungsional berkaitan dengan atribut yang dapat diukur dengan mudah, sedangkan komponen emosional berkaitan dengan dimensi psycological yang didasarkan pada pengalaman konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan. 37 Szymanski,D.M and D.H.Hernard (2001).”Customer Satisfaction:A Meta Analysis of the Empirical Evidence”,Journal of the Academy of Marketing Cience 35 Menurut Normann dalam Kandampully, citra perusahaan dapat bersumber dari : advertising, public relation, physical image, word of mouth, dan pengalaman nyata konsumen dalam menggunakan barang atau jasa. Diantara hal tersebut, yang dianggap paling penting adalah pengalaman nyata konsumen dalam menggunakan barang atau jasa. Karena itu, setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan kelompok yang berbeda, seperti: konsumen, karyawan, pemegang saham, dimana setiap kelompok tersebut mempunyai pengalaman dan hubungan yang berbeda dengan perusahaan. Berdasarkan teori – teori diatas, dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi citra adalah : (1) Produk dan jasa. Produk dan jasa yang diberikan kepada pelanggan merupakan produk dan jasa unggulan. (2) Harga.Harga yang bersaing dengan kualitas produk dan jasa unggulan. (3) Inovasi. Inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan (4) Kepeminpinan (5) Physical environment, Gedung tempat organisasi bernaung sangat bagus, nyaman baik untuk karyawan, pelanggan dan mitra perusahaan tersebut. (6) Public relations (7) Performansi perusahaan. Sehat dalam hal keuangan, pencapaian target perusahaan atau bahkan melebihi dari target yang ditentukan. (8) Good Corporate Governance, Good Corporate Governance merupakan upaya memotivasi manajemen untuk meningkatkan keberhasilan 36 (effectiveness) dan sekaligus juga mengendalikan perilaku manajemen agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, dalam kerangka yang sudah disepakati bersama, termasuk kepentingan konsumen. (9) Layanan Pelanggan (10) Identitas Perusahaan