PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan hias air laut

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan hias air laut memiliki warna menarik dan bervariasi. Hobi memelihara
ikan hias air laut didalam akuarium sudah ada sejak tahun 1880. Di Indonesia,
akuarium air laut mulai dikenal sejak zaman Hindia Belanda sekitar tahun 1922
(Susanto 2005).
Ikan hias di perairan Indonesia sangat melimpah dan beraneka ragam. Ikan
hias ini merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial bagi
perkembangan ekspor dari sektor non migas. Berdasarkan data Pusat Data,
Statistik dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan,
volume ekspor ikan hias pada tahun 2008 sebesar 962.569 kg dengan nilai ekspor
mencapai US$ 8.281.913. Kontribusi ekspor ikan hias air laut terhadap nilai
ekspor ikan hias di Indonesia mencapai 65,6% dari US$ 8.281.913 (KKP 2009).
Diantara jenis-jenis ikan hias air laut yang diperdagangkan salah satunya adalah
ikan Bunglon Batik Jepara. Ikan Bunglon Batik Jepara merupakan jenis ikan
Watchman Goby. Menurut Fung (2003), jenis-jenis Watchman Goby yang
bernilai
ekonomis
yaitu
Cryptocentrus cinctus (Yellow
Prawn Goby),
Cryptocentrus leptocephalus (Pink Spotted Watchman Goby), dan Cryptocentrus
lutheri (Rainbow Goby).
Ikan Bunglon Batik Jepara termasuk dalam famili Gobiidae yang hidup
didasar perairan dan umumnya memiliki ukuran tubuh yang kecil. Famili
Gobiidae dapat ditemukan diperairan laut, perairan tawar dan perairan payau di
daerah tropis dan subtropis (Burgess et al. 2007). Ikan Bunglon Batik Jepara
diperoleh dari hasil tangkapan di daerah Kepulauan Seribu dan diekspor ke
Amerika dan Eropa.
Adanya perdagangan ikan hias ini memberikan peluang terjadinya
penyebaran penyakit ikan. Untuk mendukung ekspor ikan hias ini, kesehatan ikan
yang prima menjadi salah satu faktor penting, karenanya pemeriksaan kesehatan
ikan menjadi sangat penting. Berdasarkan data lalulintas media pembawa Hama
Penyakit Ikan/Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPI/HPIK) di Balai Besar
2
Karantina Ikan Soekarno-Hatta terdapat beberapa jenis parasit yang diketahui
menginfestasi ikan hias.
Secara umum, infestasi patogen parasitik jarang mengakibatkan wabah
penyakit yang bersifat sporadis, namun hal ini dapat terjadi pada intensitas
penyerangan yang sangat tinggi dan areal terbatas. Akibat yang ditimbulkan
oleh adanya infestasi patogen parasitik secara ekonomis sangat merugikan. Selain
dapat mengakibatkan kematian, juga dapat menurunkan bobot tubuh, menurunkan
ketahanan tubuh dan kualitas sehingga ikan mudah terinfeksi oleh patogen lain
seperti jamur, bakteri dan virus (Taukhid 2007). Infestasi parasit juga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan patologi tubuh ikan, penurunan tingkat
fekunditas pada ikan, dan mempengaruhi perkembangan benih ikan (Grabda
1991).
Untuk mencegah terjadinya dan juga upaya pengobatan serta pengendalian
penyakit parasitik pada ikan hias air laut khususnya pada ikan Bunglon Batik
Jepara, perlu adanya informasi tentang jenis-jenis parasit dan kerusakan organ
yang ditimbulkannya, walaupun informasi tentang biologi dan jenis penyakit pada
ikan Bunglon Batik Jepara masih sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian tentang penentuan jenis-jenis cacing parasitik, perubahan patologi
organ serta gambaran darah dari ikan yang terinfestasi cacing parasit.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui jenis-jenis cacing parasitik yang menginfeksi ikan Bunglon
Batik Jepara;
2.
Memperoleh gambaran umum diferensial leukosit dari adanya infestasi
cacing parasitik pada ikan Bunglon Batik Jepara;
3.
Mengetahui gambaran perubahan patologi organ-organ tubuh ikan Bunglon
Batik Jepara yang terinfeksi cacing parasitik.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenisjenis cacing parasitik dan perubahan patologi pada ikan Bunglon Batik Jepara
3
serta gambaran diferensial leukosit sehingga dapat bermanfaat bagi para pengemar
ikan hias air laut dan pelaku usaha perikanan dalam upaya pencegahan,
pengobatan dan penanganan kesehatan ikan.
Download