BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Proses desain pesawat udara merupakan proses yang panjang dan sangat kompleks. Berbagai cabang ilmu yang berkaitan dengan struktur, aerodinamika, mekanika terbang, astronautika, sistem propulsi dan avionik, hingga hukum dan manajemen, semua dirancang untuk membuat pesawat yang aman, nyaman, dan ekonomis. Banyaknya aspek yang terlibat dan banyaknya proses yang saling berkaitan membuat teknologi pesawat udara nampak kompleks namun terintegrasi. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi komputasi, berbagai perangkat lunak dikembangkan untuk mempermudah proses desain, analisis, produksi dan proses lain yang terkait. Tingkat akurasi yang tinggi dan efisiensi masih merupakan tantangan utama yang terus dikejar bagi developer perangkat lunak untuk memenuhi permintaan industri pada umumnya. Pada awal perkembangannya, aplikasi – aplikasi penunjang seperti CAD (Computer Aidded Design), CFD (Computational Fluid Dynamics) dan FEA (Finite Element Analysis) berkembang pada jalurnya masing – masing, tingkat keakurasian menjadi tujuan utama dalam pengembangan perangkat lunak tersebut. Integrasi masih kurang diperhatikan sehingga mengakibatkan efisiensi masih belum di penuhi. Berkembangnya metoda – metoda parametric-associative pada CAD yang dikaitkan dengan berbagai proses analisis sepertihalnya metoda elemen hingga, mengarah pada peningkatan efisiensi dalam proses desain. Dengan adanya parameter, dimensi maupun konfigurasi dari model dapat dirubah dengan sangat cepat, sedangkan asosiasi menjelaskan keterkaitan antar elemen – elemen desain. Dengan metoda ini ketika terjadi perubahan dari model maka dengan seketika elemen – elemen lain yang terkait ikut berubah seperti halnya perubahan model 1 elemen hingga untuk analisis struktur. Ketika model elemen hingga telah berubah maka proses analisis dapat dilakukan kembali untuk kasus yang berbeda sehingga hasilnya pun dapat dengan segera diketahui. Dalam berbagai hal khusus, metoda parametric-associative dilakukan dengan melalui proses automasi untuk memperoleh tingkat efisiensi yang lebih tingggi. Hal ini sangat dimungkinkan dalam proses desain pesawat udara. Pesawat udara yang memiliki bentuk dan konfigurasi yang sangat terstruktur ditambah dengan adanya standarisasi maka outomasi dapat dilakukan. Untuk membuat suatu sayap pesawat terbang secara manual, seorang perancang akan sangat membutuhkan waktu yang lama pada saat memasukkan tipe airfoil disetiap sekmennya. Data airfoil berupa koordinat yang berjumlah sangat banyak, kemudian data tersebut dimasukkan dalam gambar secara manual sebagai point dan kemudian point tersebut saling dihubungkan dengan menggunakan objek spline. Dapat dibayangkan berapa lama proses ini dilakukan, terlebih jika selalu terjadi perubahan dalam penentuan airfoil maka perancang akan memulai menggambar dari awal lagi. Untuk mendapatkan model sayap yang baik dalam segi aerodimik maupun kekuatan strukturnya sudah tentu akan melalui proses iterasi yang sangat lama. Orang yang telah lama berkecimpung dalam hal desain sayap dan penguasaan CATIA V5 akan berfikir untuk membuat template sayap dengan tools yang tersedia pada CATIA V5. Walaupun template jauh lebih baik dibandingkan dengan melakukan secara manual, sebuah template akan memiliki kelemahan utama yaitu template yang dibuat hanya terbatas pada satu tipe saja atau lebih khusus lagi, sebagai contoh hanya untuk tipe sayap tanpa kink dengan orientasi pemasangan airfoil yang tertentu. Akan sangat banyak template yang akan dibuat untuk tipe yang berbeda, sedangkan untuk membuat sebuah template tidak membutuhkan waktu yang singkat juga. Dalam hal pembuatan model elemen hingga di ELFINI (solver elemen hingga pada CATIA V5), Point to point connection dibangun dengan mengambil empat 2 buah referensi, yaitu sepasang vertex dan sepasang elemen yang berhubungan atau berdekatan. Jika proses tersebut dilakukan secara manual untuk satu model wingbox dapat dibayangkan membutuhkan waktu yang sangat lama dan tingkat ketelitian yang tinggi. Hal ini yang mungkin mengakibatkan ELFINI kalah bersaing dengan solver finite element yang lain. Masalah utama jika diterapkan dengan VBA (Visual basic for Aplication) murni untuk melakukan automasi yaitu menejemen data yang sangat buruk. Proses automasi dalam sekala besar dipastikan akan menggunakan file – file pendukung sepertihalnya material library, dan database airfoil. File tersebut akan dipanggil oleh aplikasi automasi, jika alamat dari file tersebut berubah maka akan terjedi error. Hal ini menjadi masalah ketika aplikasi automasi harus berpindah ke komputer lain, sehingga pengkodean pun perlu dilakukan ulang. Masalah menejemen data yang buruk juga mengakibatkan pada VBA manfaat untuk dilakukan pemprograman berorientasi objek tidak bisa diambil secara optimal. Ketidak mampuan VBA untuk menjadi aplikasi yang mampu berdiri sendiri mengakibatkan tidak seluruh fungsi dari objek CATIA V5 dapat di gunakan. Denagan latar brlakang tersebut timbul keinginan untuk membuat tools yang bermanfaat dan handal dalam proses perancangan konseptual sayap dan preliminary design dari struktur sayap. I.2 Tujuan Untuk mencapai automasi dalam pembuatan model elemen hingga dan analisanya, dibangun tiga buah aplikasi automasi yang bekerja secara berkesinambungan, LSurface, LayoutStructure, dan StructureProperties. Secara singkat proses automasi dapat dijelaskan sebagai berikut; 1. Dengan input berupa database airfoil yang telah disediakan dan data standar untuk desain sayap yang dimasukkan melalui form aplikasi LSurface maka akan dihasilkan model sayap. 2. Model sayap yang telah dihasilkan ditambah dengan input data struktur wing box melalui form aplikasi LayoutStructure maka akan terbentuk 3 layout dari struktur sayap dan model sayap yang siap digunakan sebagai model untuk analisis aerodinamik. 3. Model struktur wing box yang telah terbangun melalui aplikasi Layout Structure ditambah dengan database material isotropic yang ada dan pendefinisian property melalui form aplikasi StructureProperties dibangun model elemen hingga yang siap dianalisis. Untuk mencapai keuntungan tingkat automasi yang lebih tinggi diterapkan object oriented approach di lingkungan Visual Studio.Net yang kemudian di –link dengan component object modeling dari CATIA V5. Dengan mengintegrasikan CATIA V5 dan Visual Studio .NET proses automasi berjalan dengan lebih baik dibandingkan menggunakan VBA (Visual Basic for Application). I.3 Batasan masalah Model permukaan sayap dibangun dengan batasan leading edge dan trailing edge di setip arena berupa garis lurus. Batasan pada penerapan model struktur wing box yaitu jumlah sparnya ada dua, yaitu front dan rear, akan tetapi tidak ada batasan dalam jumlah rib maupun stringer. Model struktur wingbox diterjemahkan menjadi model struktur semi monocoque yaitu elemen 1D dan 2D dengan tipe koneksi Point to point connection. Material yang dipakai ialah isotropic. I.4 Sistematika Tesis ini terdiri dari enam bab pokok bahasan yaitu: Bab 1 sebagai pendahuluan yang berisi latar belakang penulisan tugas akhir ini, tujuan, manfaat dan gambaran awal mengenai isi tugas akhir ini. 4 Bab 2 berisi penjelasan mengenai aplikasi penunjang automasi yang telah tersedia di CATIA V5. Bab 3 berisi penjelasan mengenai konsep pemprograman pada Visual studio .NET dan koneksinya dengan CATIA V5. Bab 4 berisi detail penjelasan dalam pembuatan aplikasi LSurface, LayoutStructure, dan StructureProperties. Dalam Bab 5 berisi studi kasus yang dilakukan untuk mengevaluasi dan mendemontrasikan kemampuan dari ketiga aplikasi automasi. Bab 6 berisi kesimpulan dari hasil pelaksanaan tesis ini. Pada bagian akhir diberikan saran-saran yang bermanfaat untuk pengembangan selanjutnya. 5