Harga Rumah Bervariasi Negara Perlu Intervensi demi Kalangan Bawah Rabu, 23 Juni 2010 | 03:29 WIB Jakarta, Kompas - Patokan harga maksimum rumah sederhana untuk masyarakat menengah ke bawah akan disesuaikan dengan tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat di daerah. Dengan demikian, harga patokan rumah bervariasi di setiap daerah. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat Iskandar Saleh di Solo, Jawa Tengah, Selasa (22/6), mengemukakan, harga maksimum rumah sederhana bersubsidi meliputi rumah sederhana sehat (RSH) dan rumah susun sederhana milik (rusunami) tidak akan sama di setiap daerah. ”Harga rumah subsidi akan disesuaikan dengan individual income di suatu kota. Oleh karena itu, (harga) tidak bisa dipatok sama untuk seluruh wilayah,” papar Iskandar. Saat ini, patokan harga maksimum yang berlaku untuk RSH subsidi adalah Rp 55 juta per unit dan rusunami Rp 144 juta per unit. RSH subsidi ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 2,5 juta per bulan. Sementara rusunami subsidi untuk penduduk berpenghasilan Rp 2,5 juta-Rp 4,5 juta per bulan. Pemerintah sedang mengkaji kenaikan patokan harga maksimum RSH menjadi Rp 94 juta per unit dan pagu maksimum rusunami menjadi Rp 190,4 juta per unit. Iskandar menjelaskan, tingkat penghasilan dan kemampuan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah di setiap daerah beragam. Sebagai ilustrasi, di kota besar seperti Tangerang dan Jakarta, individu mampu membeli RSH subsidi Rp 94 juta per unit, sebaliknya individu di daerah lain belum tentu mampu. Pembahasan soal ketentuan harga rumah itu sedang dikaji dengan Kementerian Keuangan. Juga menunggu hasil sensus dari Badan Pusat Statistik mengenai tingkat pendapatan masyarakat. Intervensi negara Secara terpisah, Menteri Negara Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa menyatakan, dalam hal penentuan harga rumah untuk kalangan menengah ke bawah diperlukan intervensi negara. Harga ini akan dievaluasi setiap tahun. Pihaknya dalam waktu dekat akan menerbitkan instrumen baru agar daya beli masyarakat meningkat sehingga dapat menjangkau harga rumah. ”Pemerintah tetap memberikan subsidi kepada masyarakat, bukan terkait dengan harga rumah, tetapi pada bagaimana meningkatkan daya beli mereka terhadap rumah,” ujar Suharso seusai pembukaan Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development di Solo. Meski demikian, saat ini tidak ada alasan untuk menaikkan harga rumah. ”Saya menolak kenaikan harga Rusunami dan RSH,” katanya. (LKT/EKI/GAL)