ABSTRAK TIKA AYU RACHMAWATI. Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi di Kota Bandung. Kota Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, sedari dulu telah menjadi kota tujuan bagi para remaja Indonesia untuk menempuh pendidikan yang berkualitas. Ditambah lagi, Bandung juga menjadi “gudang” kaum muda yang tidak hanya cerdas, tapi juga kreatif dan inovatif. Kalangan muda di kota Bandung seringkali menjadi “trendsetter” alias pencipta trend untuk kaum muda yang ada di kota lain. Trend yang dimaksud disini bervariasi, mulai dari trend berbusana / gaya penampilan, musik & seni, kuliner, wirausaha, pendidikan dan lain sebagainya. Di masa kini, Bandung juga terkenal sebagai “Kota Wisata Belanja” atau “Wisata Kuliner”. Adanya tempat-tempat seperti mall, restoran, kafe, dan fasilitas hiburan yang tersedia di kota Bandung membuat sebagian besar orang dari berbagai kalangan dan usia menjadi tertarik untuk mencoba tempat-tempat berbelanja, makan dan tempat hiburan lainnya. Para remaja juga menjadi salah satu diantaranya. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah bahwa mahasiswi di kota Bandung jauh lebih sering menghabiskan waktu, tenaga, dan uang yang mereka miliki untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya hiburan dan mengarah pada perilaku konsumtif, daripada menghabiskan waktu, tenaga, dan uang mereka untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya produktif terkait dengan profesi mereka sebagai pelajar, serta yang dapat memberi nilai tambah dan manfaat terhadap kegiatan akademik yang mereka lakukan. Hal ini menjadi suatu masalah besar, karena kegiatan konsumsi yang dilakukan mahasiswi ini seringkali merugikan dirinya sendiri. Kerugian yang nyata terlihat adalah ketika mahasiswi sampai tidak kuliah, makan seadanya, menunda pengumpulan tugas, karena kondisi keuangan mereka yang menipis setelah habis dibelanjakan dalam kegiatan-kegiatan hiburan. Akibatnya mahasiswi sering berbohong kepada orang tua agar bisa memperoleh uang tambahan, membobol uang tabungan, dan gemar berhutang kepada teman lain agar bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada dalam dirinya. Padahal sebagai remaja akhir yang mulai beranjak dewasa, mahasiswi masih bergantung pada orang tua secara finansial & emosional, namun di sisi lain mahasiswi juga mulai belajar untuk hidup mandiri, dan mengatur keuangannya sendiri sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup dan kegiatan yang ia lakukan sehari-hari. Efek jangka panjangnya, jika diteruskan perilaku konsumtif ini akan menjadi kebiasaan buruk yang membuat mereka kelak menjadi orang-orang dewasa yang konsumtif pula. Perilaku konsumtif ini lahir karena adanya keinginan dalam diri mahasiswi untuk meningkatkan penampilan tubuhnya secara keseluruhan agar mendekati kriteria wanita ideal masa kini seperti yang diharapkan masyarakat (yang direfleksikan dalam model iklan di media cetak maupun televisi), keinginan untuk memperoleh penerimaan dan penghargaan diri / pengakuan di lingkungan sekitarnya terutama di lingkungan teman-teman sebaya dan teman lawan jenis di sekitarnya, serta keinginan untuk menjadikan gaya hidup yang gaul , modern & hedonis sebagai identitas dirinya sendiri. Hal-hal ini merupakan indikasi dari adanya kebutuhan akan hal-hal tersebut yang belum bisa mereka penuhi, sekaligus juga memberikan gambaran akan bagaimana mahasiswi memandang dirinya sendiri (Konsep diri) yang dirasakan belum memenuhi dan belum bisa mencapai sosok diri ideal yang diinginkan. Sehingga memunculkan dorongan dalam diri mereka untuk mengubah penampilan diri, yang kemudian dilakukan secara terus-menerus dan berlebihan, dan ujungnya memicu munculnya perilaku mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan pula (konsumtif). i Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan antara Konsep diri dengan Perilaku Konsumtif pada mahasiswi di Kota Bandung. Kegunaan penelitian ini adalah untuk membantu mahasiswi dalam membangun konsep diri yang positif, yang tidak harus mengikuti stereotype & standar yang ada di masyarakat, serta mengantisipasi perilaku konsumtif mereka agar tidak lagi menjadi kebiasaan di masa yang akan datang. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan angket Konsep diri yang dilatarbelakangi oleh teori Konsep diri dari Stuart & Sudeen (1998), dan angket Perilaku Konsumtif yang diturunkan dari teori Consumerism oleh Steven Miles(1998). Data yang diperoleh adalah data ordinal, sehingga digunakan uji korelasi Rank Spearman. Dengan derajat korelasi – 0, 606 dengan kontribusi sebesar 36,72 % yang tergolong korelasi tinggi, yang artinya semakin negatif konsep diri mahasiswi, semakin tinggi perilaku konsumtifnya. ii