Buletin Bulanan Meteorologi Juni 2017

advertisement
BULETIN
DAFTAR ISI
Edisi 6 — Juni 2017
Stasiun Meteorologi Pattimura
Daftar Isi
i
Pengantar
ii
Pengertian
iii
Pendahuluan
1
Penanggungjawab
Sugeng Widarko, SSi
Stasiun Meteorologi Pattimura
1
Buletin Meteorologi Ambon
2
Kordinator
Ashar, S.Kom
3
Analisis
Pelaksana Harian
Analisis
Dinamika
Atmosfer
Bulan
3
Warjo, A.Md
Wilhelmina Paays, S.ST
Merson Panggua, A.Md
April 2017
Analisis Cuaca Publik
5
Jenly F. Uspessy, A.Md
Rion S. Salman, A.Md
Ruth Christie M., S. Tr
Eunike L. Makaruku, A.Md
Elisye C. Paksoal, A.Md
Lian Sipolo, A.Md
Ayufitriya, A.Md
8
Prakiraan
Dinamika Atmosfer
8
Prakiraan Hujan Bulan Mei dan Juni
9
2017
Editor
Yohana A. Rottie, S.Si
© Stasiun Meteorologi Pattimura —Ambon
Bandar Udara Pattimura Ambon
Jalan. DR. J. Leimena, Laha, Teluk Ambon,
Ambon, Maluku 97236
Ext : 274 Telp : (0911) 3300340 ; 341172
i
BULETIN STAMET PATTIMURA
Pengantar
Buletin
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada Redaksi Buletin dan Staf Stasiun
Meteorologi Pattimura atas terbitnya Buletin ke – 5 Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon pada tanggal 08 Mei
2017.
Buletin ini dimaksudkan untuk member informasi kepada masyarakat akan kinerja Stasiun Meteorologi Pattimura dalam pelayanannya terhadap publik, dalam hal ini pelayanan jasa informasi kepada dunia penerbangan,
dunia maritim dan informasi cuaca kepada masyarakat luas. Disamping itu, dalam bulletin ini disajikan juga evaluasi cuaca (musim) bulan sebelumnya dan analisis prospek cuaca (musim) bulan berikutnya di wilayah Maluku.
Buletin Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga berbagai kritik serta
saran sangat kami butuhkan sebagai masukan guna perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata kiranya bermafaat bagi kita semua.
Ambon, 07 Juni 2017
Kepala Stasiun Meteorologi
Pattimura Ambon,
Sugeng Widarko, SSi
NIP.197506261997031001
iii
Buletin
Pengertian
Curah Hujan
Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air
hujan yang jatuh pada bidang yang datar seluas
1 m2 dengan asumsi airnya tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1
(satu) mm adalah tinggi air hujan 1 (satu) mm
yang menggenang pada bidang datar 1 mm2
setara dengan volume 1 liter.
mulai dari permukaan bumi hingga mencapai
ketinggian ≥ 16 km.
Runway (Landaspacu)
Suatu daerah persegi panjang yang ditentukan
pada bandar udara di daratan atau perairan
yang dipergunakan untuk pendaratan dan lepas landas pesawat udara.
Sifat Hujan
Sifat hujan merupakan perbandingan antara
jumlah curah hujan kumulatif satu periode
musim kemarau dengan priode rata-ratanya
atau normalnya selama periode 30 tahun (1981
– 2000). Sifat hujan selama musim kemarau
dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
Atas Normal (AN) : jika nilai perbandingannya
lebih dari 115%
Normal (N) : jika nilai perbandingan antara (85%
- 115%)
Bawah Normal (BN) : jika nilai perbandingannya kurang dari 85%
Gust
Dasarian
Dasarian adalah masa selama 10 hari, dan dalam satu bulan dibagi menjadi 3 dasarian yaitu:
Dasarian I : Masa dari tanggal 1 s/d 10
Dasaraian II : masa dari tanggal 11 s/d 20
Dasarian III : masa dari tanggal 21 hingga akhir
bulan.
Downburst
Sentakan udara dingin yang berasal dari awan
cumulunimbus ke permukaan bumi.
Awan Cumulunimbus (Cb)
Awan vertikal menjulang tinggi (seperti bunga
kol) padat dan dapat menimbulkan kilat/petir,
hujan intensitas sedang – hingga lebat disertai
angin kencang secara tiba-tiba. Tinggi awan
Kenaikan kecepatan angin mendadak yang berlangsung hanya dalam beberapa detik.
Turbulensi
Gerakan atmosfer yang lebih kecil skalanya dari
pada arus dasarnya. Gerakan-gerakan ini dapat
menimbulkan goncangan pada pesawat.
Headwind & Tailwind
Headwind : Angin dari depan (haluan), berlawanan dengan arah terbang pesawat.
Tailwind : Angin dari belakang pesawat.
Suhu Permukaan Laut (SPL) di Wilayah Indonesia
Kondisi suhu permukaan laut di wilayah
perairan Indonesia dapat digunakan sebagai
salah satu indikator untuk mengetahui banyak
sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan
erat kaitannya dengan proses pembentukan
awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut dingin maka potensi kandungan
uap air di atmosfer sedikit,
BULETIN STAMET PATTIMURA
sebaliknya jika suhu permukaan laut hangat
maka potensi kandungan uap air di atmosfer
cukup banyak.
BadaiTropis / Tropical Cyclone (TC)
Sistem tekanan rendah yang memiliki pola angin berputar (siklonik) berasal dari daerah tropis. Berdasarkan intensitasnya siklon tropis diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu :




Gangguan Tropis (Tropical Disturbance)
iv
Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka
laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode
Indeks (DMI).
Secara umum DMI positif, berdampak pada
kurangnya curah hujan di Indonesia bagian
barat, sedangkan nilai DMI negatif, berdampak
pada meningkatnya curah hujan di indonesia
bagian barat.
El Nino dan La Nina
Pada tingkat ini gangguan terjadi masih lemah
El Nino merupakan fenomena global dari sis-
dan hanya jelas terlihat pada lapisan atas. Sis-
tem interaksi lautan dan atmosfer yang
tem isobar tidak mengalami gangguan dan ter-
ditandai dengan memanasnya suhu permukaan
lihat seperti biasa.
laut di
Depresi Tropis (Tropical Deppresion)
atau anomali suhu permukaan laut di daerah
Terdiri dari satu atau lebih isobar yang tertutup
tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya).
dan berdekatan. Kecepatan angin yang ditim-
Sementara, dampak pengaruhnya El Nino di
bulkan sekitar 7 skala beaufort (28 - 33 knot)
Indonesia sangat penting tergantung dengan
Badai Tropis (Tropical Strom)
kondisi perairan wilayah Indonesia. Fenomena
Pada tingkatan ini isobarnya makin berdekatan
El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia
dan sudah tertutup dengan jelas. Kecepatan
diikuti dengan berkurangnya curah hujan
angin antara 7 – 12 skala beaufort (34 – 67
secara signifikan baru akan terjadi bila kondisi
knots)
suhu perairan Indonesia relative dingin dari
Topan (Typhoon/Hurricane)
normalnya dalam beberapa bulan beruntun.
Pada tingkatan ini isobar sudah melingkar
Disamping itu, mengingat luasnya wilayah In-
dengan jelas, bahkan daerah isobar tertutupnya
donesia, tidak seluruh wilayah Indonesia di-
makin luas. Kecepatan angin mencapai lebih
pengaruhi oleh fenomena El Nino. Sedangkan
dari 12 skala beaufort (lebih dari 64 knots).
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino
Ekuator Pasifik Tengah (Nino 3.4)
ditandai dengan anomali suhu permukaan laut
Dipole Mode (DM)
negatif (lebih dingin dari rata-ratanya) di Ekua-
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi
tor Pasifik Tengah (Nino 3.4). Fenomena La Ni-
lautan dan atmoser di Samudera Hindia yang
na secara umum menyebabkan meningkatnya
dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih)
curah hujan bila disertai dengan menghan-
antara anomali suhu muka laut perairan pantai
gatnya suhu permukaan laut di perairan Indo-
timur Afrika dengan perairan di sebelah barat
nesia.
1
Pendahuluan
Buletin
Stasiun Meteorologi Pattimura—Ambon
ialah arah dan kecepatan angin, visibility, keadaan
cuaca, jumlah dan tinggi dasar awan rendah, suhu,
Stasiun Meteorologi Pattimura adalah Stasiun
Meteorologi Sinoptik yang melayani informasi cuaca
penerbangan di Bandara Pattimura Ambon. Oleh karena pelayanan utama adalah melayani jasa penerbangan maka Stasiun Meteorologi Pattimura diklas-
dewpoint dan tekanan udara, sedangkan indikasi
cuaca buruk yang dilaporkan dalam Special Report
ialah hujan, badai guntur, angin kencang dan berkurangnya visibility. Dan untuk informasi cuaca publik,
Stamet Pattimura Ambon beroperasi selama 24 jam.
ifikasikan sebagai Stasiun Meteorologi Penerbangan.
Di samping tugas pokok dalam pelayanan jasa
Parameter Cuaca dalam Metar, Speci dan
penerbangan, Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon
Local Routine Report.
juga melayani jasa publik, dalam hal ini informasi

cuaca publik dan cuaca kelautan di wilayah Maluku.
Angin Permukaan (Surface Wind)
Informasi
arah
dan
kecepatan
angin
Informasi hasil olahan Stasiun Meteorologi Pattimura
permukaan (10 meter di atas tanah) dibutuhkan
untuk penerbangan antara lain : pelaporan data Me-
penerbang
tar (Meteorological Report), Speci (Special Report),
dipergunakan pada saat Take Off (tinggal landas) dan
Local Routine Report, Tafor (Aerodrome Forecast) dan
Landing (mendarat). Setiap headwind (angin dari
Flight Forecast dalam bentuk Flight Document. Infor-
haluan) dengan kecepatan 10 knots mengurangi pan-
masi cuaca publik berupa prakiraan cuaca kota, pra-
jang landasan pacu sejauh 100 meter. Banyak faktor
kiraan kabupaten dan informasi cuaca kelautan beru-
yang menyebabkan angin kencang dapat terjadi baik
pa prakiraan tinggi gelombang laut termasuk pra-
diantaranya ialah sistem tekanan rendah, kondisi
kiraan cuaca ekstrim atau peringatan dini gelombang
topografi suatu daerah dan aktifitas awan Cumulun-
tinggi di wilayah perairan Maluku.
imbus yang dapat menyebabkan downburst dan
Jam operasional untuk melayani informasi cuaca pen-
menghasilkan gusty.
erbangan dimulai pada pukul 05.00 WIT hingga 18.00
WIT, dengan melakukan pelaporan data Met Report
setiap 30 menit selama waktu operasional bandara
berlangsung dan melaporkan data Special Report pada saat cuaca buruk terjadi. Unsur – unsur cuaca
yang dilaporkan pada Local Routine Report dan Metar

untuk menentukan runway yang akan
Suhu Udara (Air Temperature) dan Tekanan
Udara (Air Pressure)
Suhu dan tekanan udara merupakan dua unsur meteorologi yang saling berhubungan kerena dapat
menentukan
kerapatan
udara
sehingga
BULETIN STAMET PATTIMURA
2
yang tinggi, menyebabkan kerapatan udara menjadi
berupa hujan (rain), badai guntur (thunderstorm),
rendah (renggang). Sementara suhu udara yang ren-
kilat (lightning) atau keadaan cuaca baik (Nil).
dah menyebabkan kerapatan udara tinggi (padat).
Kondisi cuaca dilaporkan kepada penerbang untuk
Udara yang memiliki nilai kerapatan yang rendah
mengetahui kondisi atmosfer real di bandara.
berarti memiliki molekul udara yang sedikit sehingga
mengakibatkan berkurangnya daya angkat dan daya
Buletin Meteorologi Ambon
dorong pesawat. Berkurangnya daya angkat dan
daya dorong pesawat berarti memerlukan runway
yang lebih panjang untuk take off dan diperlukan
daerah bebas hambatan di akhir runway. Sebaliknya,
udara yang memiliki nilai kerapatan yang tinggi me-
Buletin
berdasarkan
kebutuhan
masyarakat akan informasi cuaca. Fakta di lapangan
memperlihatkan bahwa informasi cuaca sangat
penting untuk menunjang segala aspek kegiatan
masyarakat di wilayah Kepulauan Maluku.
nyebabkan daya dorong dan daya angkat pesawat
semakin besar.
disusun
Buletin memuat data hasil pengamatan dari
Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon dan pos-pos
hujan kerjasama. Data lain yang digunakan sebagai

Jenis dan Ketinggian Dasar Awan (Type and
Height of Cloud Base).
(musim) adalah : dinamika fenomena El Nino, La
Seorang penerbang (pilot) perlu melihat per-
Nina, Dipole Mode, Madden Julian Oscillation (MJO),
mukaan tanah / landasan saat akan mendarat.
Dengan diketahuinya tinggi dasar awan dan jenis
awan, maka pilot akan dapat menentukan ada atau
tidaknya turbulensi serta downburst pada saat akan
mendarat.

Jarak Pandang Mendatar (Horizontal Visibility)
Jarak pandang mendatar (horizontal visibility)
saat hujan (rain), asap (smoke), kabut (fog), kabur
(haze) dapat mengurangi visibility. Di Pulau Ambon
dan di area bandara, pengurangan jarak pandang
mendatar dominan disebabkan oleh hujan.

bahan pertimbangan analisis dan prakiraan cuaca
Cuaca (Weather)
Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu tempat
dan saat tertentu, dalam hal ini keadaan atmosfer di
bandara pada setiap saat. Kondisi atmosfer dapat
dan gangguan tropis (siklon tropis, eddy, shearline,
dll).
3
BULETIN STAMET PATTIMURA
Analisis
Analisa Dinamika Atmosfer dan Laut Bulan April 2017

Fase MJO
Posisi MJO pada bulan Mei 2017 berada pada fase
tidak aktif di wilayah Indonesia. berdasarkan penelitian
Suhu Muka Laut
yang telah dilakukan sebelumnya MJO tidak memiliki
Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah
perairan sekitar Indonesia pada bulan Mei 2017 berkisar
0

pengaruh terhadap penambahan atau pengurangan curah
hujan di wilayah Maluku.
0
antara 28.5 C hingga 30.0 C. Sementara nilai anomali suhu
muka laut untuk bulan April 2017 adalah berkisar antara -1
hingga +1 terhadap normalnya. Berdasarkan gambar
dibawah, terlihat bahwa suhu muka laut pada wilayah
Indonesia bagian Barat cenderung lebih dingin daripada
Indonesia bagian Timur.
Diagram Hovmoller
Rata-rata bulanan SST bulan Mei 2017
Rata-rata bulanan Anomali SST bulan Mei 2017
4

BULETIN STAMET PATTIMURA
OLR (Outgoing Longwave Radiation)
OLR adalah energi yang dipancarkan oleh bumi
dalam bentuk gelombang panjang. Indeks OLR dapat
menunjukkan
seberapa
besar
gelombang
panjang
tersebut dipancarkan. Awan merupakan salah satu faktor
yang menghambat pancaran radiasi gelombang panjang
dari bumi. Jika suatu daerah tertutup awan konvektif,
maka nilai OLR akan kecil. Nilai OLR pada bulan Mei 2017
pada wilayah Maluku pada umumnya berkisar adalah 200
– 250 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pemusatan daerah pembentukan awan Hujan di wilayah Maluku
cukup aktif.
Grafik Indeks IOD
Indeks Osilalsi Selatan (SOI)
Kondisi SOI (Southern Oscillation Index) pada
awal bulan Mei 2017 berada pada nilai -8.0 kemudian
bergerak naik hingga akhir Mei nilai SOI berada pada kisaran +1.3 (nilai index +1.3 menunjukan masih dalam kondisi Normal). Kondisi ini mengakibatkan pasokan uap air di
wilayah Maluku tidak signifikan.
Rata-rata ORL bulan April 2017

Indeks
Indeks IOD (Indian Ocean Dipole)
Pada awal bulan Mei 2017, Indeks IOD berada
pada kisaran +0.30. Nilai IOD Menurun hingga pada akhir
Mei bernilai +0.19. Sehingga bisa diketahui secara umum
bahwa IOD masih mempengaruhi curah hujan di
Indonesia.
Grafik Indeks SOI
BULETIN STAMET PATTIMURA
5
Indeks Anomali SST
Badai Tropis
Masa hidup
Wilayah
Kondisi indeks suhu muka laut (anomali SST) di
Donna
NINO 3.4 pada awal bulan Mei 2017 berada pada nilai
04 – 10 Mei
Pasifik Selatan
+0.45, kemudian anomali SST menurun namun kembali
naik hingga pada akhir Mei 2017 yang bernilai +0.5
menunjukan kondisi Normal.

Pola Angin 3000 feet
Secara umum aliran masa udara yang tergambar
pada peta angin (Streamline) 3000ft dibawah ini di wilayah
maluku pada umumnya di dominasi oleh angin Timuran.
dengan kecepatan 2.0 –9.0 m/detik (3.9 – 17.5 knot atau
7.2 – 32.4 km/jam).
Grafik Indeks SST- Nino 3.4

Siklon Tropis
Pada bulan Mei 2017 terdapat Satu siklon yang te-
bentuk di dekat wilayah Indonesia yaitu Siklon Donna di
Streamline Angin 3000 feet Bulan Mei 2017
wilayah Pasifik bagian Selatan. Hal ini memberikan dampak secara tidak langsung terhadap pembentukan cuaca
dan mempengaruhi kondisi atmosfer di wilayah Maluku.
Apabila kejadian siklon tropis terjadi di utara khatu-
Analisis Cuaca Publik

Rata-rata Curah Hujan Stamet Pattimura Am-
listiwa (wilayah sekitar Filipina dan Laut Pasifik), maka
bon 30 Tahun
dampak hujan lebat dan angin kencang terjadi disekitar
Grafik berikut menunjukkan kondisi curah hu-
Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau Ambon. Sedangkan
jan rata-rata di P. Ambon selama 30 tahun. Terlihat
bila siklon tropis ini terjadi di selatan khatulistiwa (wilayah
bahwa puncak hujan di wilayah P. Ambon terjadi pa-
sekitar Australia), maka daerah-daerah yang umumnya
da pertengahan tahun yaitu bulan Juni dan Juli.
berdampak adalah Maluku Tenggara, Maluku Tenggara
Barat, serta Maluku Barat Daya.
6
BULETIN STAMET PATTIMURA
dikatakan tidak terjadi suhu udara ekstrim.
Grafik Rata-rata Curah Hujan Ambon 30 Tahun Terakhir
Grafik Suhu Udara Harian Bulan Mei 2017

Curah Hujan Harian Stamet Pattimura Ambon
Berdasarkan grafik curah hujan harian bulan Mei

Kelembaban Udara (RH) Stamet Pattimura
Ambon
2017, terdapat 29 hari hujan dengan total akumulasi curah
Kelembaban udara rata-rata pada bulan Mei 2017
hujan bulanan sebanyak 753.3 mm. Curah hujan tertinggi
berkisar antara 82% – 97%. Kelembaban udara terendah
terjadi pada tanggal 25 Mei 2017 yaitu sebanyak 127.5
terjadi pada tanggal 2 dan 4 Mei 2017 sebesar 63%, se-
mm. Dengan demikian sifat hujan Mei 2017 adalah Atas
mentara kelembaban udara tertinggi terjadi pada tanggal
Normal (AN).
9, 10, 11, 12, 13, 18, 19, 21, 24-31 Mei 2017 sebesar 100%.
Grafik Curah Hujan Harian Bulan Mei 2017

Suhu Udara Stamet Pattimura Ambon
Suhu udara rata-rata pada bulan Mei 2017
berkisar antara 25.20C – 27.80C. Suhu udara terendah terjadi pada tanggal 6 dan 28 Mei 2017 yaitu sebesar 23.60C.
Sementara suhu udara tertinggi terjadi pada tanggal 5 Mei
2017 yaitu sebesar 32.00C. Selama bulan Mei, suhu udara
masih berada pada rentang normalnya, sehingga dapat
Grafik Kelembaban Relatif Harian Bulan April 2017
BULETIN STAMET PATTIMURA

Arah dan Kecepatan Angin Stamet Pattimura
Ambon
Pada bulan Mei 2017 arah angin yang tercatat di
Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon umumnya bertiup
dari arah Utara, dengan kecepatan berkisar antara 2 - 10
kt. Kecepatan angin rata-rata sebesar 7.05 knots. Sedangkan presentase kejadian angin Calm terjadi sebesar
3.90%.
Windrose Stamet Pattimura Ambon Mei 2017.
7
8
BULETIN STAMET PATTIMURA
Prakiraan
Dinamika Atmosfer


Tekanan Udara
Anomali Suhu Muka Laut (Sea Surface Temperature Anomalies)
Pada bulan Juni dan Juli 2017 posisi matahari
pada gerak semunya bergerak menuju Bumi Bagian
Utara
(BBU).
Dominasi
pola
daerah-daerah
bertekanan udara rendah diperkirakan masih berada
dikawasan ekuator dan sebagian berada pada wilayah
BBU (Belahan Bumi Utara).
Prediksi Anomali Suhu Muka Laut di Indonesia
Suhu muka laut (SST) di sekitar wilayah
Indonesia untuk bulan Juni dan Juli 2017 berada pada
kondisi dibawah normal menuju normalnya dengan
Mean Sea Level Pressure Bulan Juni
nilai anomali berkisar antara –0.1 s/d +0.25, Hal ini
mengindikasikan aliran suplay uap air dari wilayah
Pasifik tengah dan timur ke wilayah Pasifik barat akan
berlangsung secara normal.

ENSO (El-Nino Southern Oscillation)
ENSO merupakan fenomena global yang san-
Mean Sea Level Pressure Bulan Juni
gat berpengaruh terhadap kondisi cuaca di Indonesia
termasuk wilayah Maluku. Prediksi ENSO oleh beberapa
institusi
internasional
seperti
POAMA
(Predictive Ocean Atmosphere Model for AustralMean Sea Level Pressure Bulan Juli
ia),NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-
BULETIN STAMET PATTIMURA
9
yah Indonesia khususnya Maluku masih diprakirakan
Normal – Atas Normal.
Berdasarkan hasil prakiraan bulan Mei 2017,
maka dilakukan verifikasi terhadap data curah hujan
normal bulan Mei u2017 ntuk beberapa wilayah di
Maluku antara lain yakni :
Tabel Verifikasi Curah Hujan Mei 2017
CURAH HUJAN (mm)
SIFAT HUJAN
WILAYAH
Normal
Mei
Prediksi
Verifikasi
Ambon
380—543
606.7
N
AN
Namlea
75—102
71
N
BN
Geser
238 —322
385
N
AN
Tual
178 –241
266
AN
AN
Saumlaki
252—341
222
AN
BN
Banda
285—385
752
AN
AN
Keterangan :
N = Normal
BN = Bawah Normal
AN = Atas Normal
Prakiraan Hujan Juni dan Juli 2017
Berdasarkan analisa kondisi dinamika atmosfer baik dari skala lokal, regional maupun global
dan kondisi klimatologis, serta didukung kondisi ENSO yang menunjukan kecendrungan berada pada
phase Normal, maka diprakirakan jumlah curah hujan
dan sifat hujan di beberapa wilayah Maluku adalah
sebagai berikut :
Grafik Prediksi Indeks Anomali Suhu Muka Laut
Kondisi suhu muka laut yang tidak jauh dari
bulan sebelumnya mengakibatkan curah hujan wila-
10
BULETIN STAMET PATTIMURA
Prakiraan Hujan Bulan Juni 2017
Prakiraan Hujan Bulan Juli 2017
WILAYAH
CURAH HUJAN
(mm)
SIFAT HUJAN
WILAYAH
CURAH HUJAN
(mm)
SIFAT HUJAN
Ambon
> 679
Atas Normal
Ambon
> 650
Atas Normal
Namlea
94—124
Normal
Namlea
79—106
Normal
Geser
> 278
Atas Normal
Geser
> 199
Atas Normal
Banda
> 315
Atas Normal
Banda
> 176
Atas Normal
Tual
163—218
Normal
Tual
93—132
Normal
Saumlaki
141—189
Normal
Saumlaki
66—89
Normal
Download