BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Komunikasi Pemasaran Kehidupan

advertisement
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi Pemasaran
Kehidupan
sosial
menuntut
manusia
bisa
berkomunikasi
dengan
lingkungan sekitarnya. Komunikasi dan pemasaran adalah salah satu bentuk
interaksi sosial. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin cum yaitu kata depan
yang berarti “dengan”, “bersama dengan”, dan unus yaitu kata bilangan yang
berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam
bahasa Inggris menjadi communion dan berarti “kebersamaan”, “persatuan”,
“persekutuan”, “gabungan”, “pergaulan”, “hubungan”. Karena untuk bercommunio diperlukan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat kata kerja communicare
yang berarti “membagi sesuatu dengan seseorang”, “memberikan sebagian kepada
seseorang”,
“tukar-menukar”,
“membicarakan
sesuatu
dengan
seseorang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,”
“berhubungan”, “berteman”. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan
kata kerja benda communicatio, atau bahasa Inggris communication, dan dalam
bahasa Indonesia diserap menjadi “komunikasi”.4 Dengan demikian hampir
semua kegiatan kehidupan dan interaksi manusia baik secara intrapersonal
maupun interpersonal merupakan proses kegiatan komunikasi.
4
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Kanisius, Yogyakarta 2003 hal
10
9
10
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya5.
Dalam interaksi sosial Dedy Mulyana mengatakan bahwa
“Komunikasilah memungkinkan individu dalam membangun suatu
kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk
menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.”6
Sedangkan Harold Laswell menyatakan bahwa “cara yang terbaik untuk
menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui
Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa)”. Jawaban bagi pertanyaan
paradigmatik
Laswell
merupakan
unsur-unsur
proses
komunikasi
yaitu:
komunikator, pesan, media, komunikan dan efek.7 Proses komunikasi yang terjadi
adalah proses berulang dimana efek pada komunikan menghasilkan umpan balik
bagi komunikator.
Fungsi utama komunikasi sebagai komunikasi sosial sangat penting dalam
membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh
kebahagian dan terhindar dari tekanan dan ketegangan antara lain dengan
memahami kondisi psikologi seseorang. Seorang Marketing misalnya dituntut
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam menjalankan pekerjaannya.
Mampu memahami orang lain dari sisi fikiran, emosional dan psikologi.
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti 2003 hal 28
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda 2002. hal 5
7
Onong Uchjana Effendy, op.cit,.. hal 253
6
11
Pada dasarnya ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan
dalam dunia bisnis yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk yang lazim digunakan dalam
dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik
secara tertulis (written) maupun lisan (oral).8 Sedangkan komunikasi non verbal
adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa katakata. Komunikasi nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda (sign),
tindakan/perbuatan (action), atau objek.9
Bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih fleksibel
(luwes)
dan
informal
disebut
komunikasi
antar
pribadi
(interpersonal
communication)10. Dalam pemasaran langsung komunikasi antar pribadi atau
dikenal juga dengan komunikasi diadik lebih efektif digunakan. Menurut Kumar
(2000: 121-122) efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai lima ciri,
sebagai berikut11:
1. Keterbukaan (openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati
informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi.
2. Empaty (emphaty). Merasakan apa yang dirasakan orang lain
3. Dukungan (supportivenes). Situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung efektif.
8
Djoko Purwanto, M.B.A, Komunikasi Bisnis, Jakarta, Erlangga 2006 hal 5
Agus M. Hardjana, op,cit., hal 26-27
10
Djoko Purwanto, M.B.A, op,cit., hal 4
11
Wiryanto, Pengantar Ilmu komunikasi, Jakarta, Grasindo 2004, Hal 36
9
12
4. Rasa positif (possitiveness). Seseorang harus memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan
menciptakan situasi komunikasi kondusif uantuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraaan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
belah pihak menghagai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan.
Komunikasi Bisnis adalah bentuk komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis yang mencangkup berbagai macam bentuk komunikasi baik
komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan
tertentu.12 Dalam dunia bisnis kemampuan berkomunikasi dengan baik sebaiknya
dimiliki oleh komunikator juga kemampuan dalam menggunakan media
komunikasi yang ada untuk menyampaikan pesan-pesan bisnisnya secara efektif
dan efisien.Bentuk komunikasi persuasif paling sering digunakan dalam dunia
bisnis, mulai dari memperkenalkan sebuah produk pra penjualan, pasca penjualan
seperti layanan keluhan pelanggan. Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang
dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar mau bertindak sesuai dengan
keinginan komunikator.13
Sales dalam sebuah perusahaan yang berperan sebagai komunikator
seharusnya memahami komunikasi yang baik misalnya bagaimana menyampaikan
dan menjelaskan produk atau profil perusahannya, mengubah situasi dan keadaan
menjadi lebih menarik dan menyenangkan misalnya dengan menyelipkan humor,
12
Djoko Purwanto, M.B.A, op,cit., hal 5
Atep Adya Barata, Dasar-dasar Pelayanan Prima, Jakarta, Elex Media Komputindo 2003, Hal
70
13
13
menghidupkan suasana, mencari informasi apa yang menjadi kebutuhan dan
kepuasan pelanggan serta marketing seharusnya dapat memilih media komunikasi
yang tepat baik secara tertulis atau lisan.
Komunikasi pemasaran yang tepat mempengaruhi banyak hal dalam dunia
industri antara lain, menjaring pelanggan baru, mempertahankan loyalitas
pelanggan lama, memperkuat positioning produk atau brand pada akhirnya
berujung pada meningkatkan penjualan produk yang merupakan tujuan akhir dari
pemasaran. Dengan demikian perusahaan tidak hanya perlu menyusun strategi
komunikasi pemasaran yang tepat tetapi juga perlu memilih bentuk komunikasi
pemasaran yang tepat.
Menurut Terence A Shimp14,
“Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan unsur
komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses penyampaian
pemikiran dan pemahaman antar individu, atau antara organisasi dengan
individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan
organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka
dengan pelanggannya”.
Sedangkan Kotler secara sederhana mendefinisikan “pemasaran adalah
proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba”15.
14
Terence A Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu,
Erlangga 2000, hal 4
15
Kotler & Amstrong, op,cit hal 5
14
Skema. 1 Konsep Pemasaran Inti
(Dasar-dasar Pemasaran, Kotler & Amrtrong)
Penjelasan dari skema diatas mengenai kebutuhan, keinginan dan
permintaan sebagai berikut:
Kebutuhan adalah keadaan merasa kekurangan. Meliputi kebutuhan dasar
(sandang pangan papan), kebutuhan sosial kebersamaan dan perhatian) dan
kebutuhan individu (ilmu pengetahuan dan ekspresi diri). Keinginan adalah
kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu.
Keinginan yang didukung oleh daya beli disebut permintaan.16
Dengan demikian komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan
dalam semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya
pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan
atau kliennya.
16
Kotler & Amstrong, op. cit., hal 7
15
Komunikasi pemasaran dalam uraian Terence A Shimp terdiri dari
beberapa bentuk utama sebagai berikut17 :
1.
Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar
individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendididk,
dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau
jasa perusahan.
2.
Iklan (advertising) terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar,
majalah, radio, televisi dan media lain, (billboard, internet dan
sebagainya); atau komunikasi langsung yang didesain untuk pelanggan
antar bisnis (bussines-to-bussiness) maupun pemakai akhir. Iklan langsung
biasanya (direct advertising), biasa disebut pemasaran berdasarkan database (database merketing).
3.
Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan
pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu
produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat.
Promosi penjualan yang berorientasi perdagangan memberikan berbagai
bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer
misalnya dengan memberikan bonus penjualan. Promosi penjualan
berorientasi konsumen misalnya dengan menggunakan kupon.
4.
Pemasaran sponsoship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam
mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan
perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu.
17
Terence A Shimp, op.cit., 5-6
16
5.
Publisitas (publicity) sama seperti iklan publisitas menggambarkan
komunikasi massa; namun juga tidak seperti iklan, peruhaan sponsor tidak
mengeluarkan biaya dan waktu yang diberikan. Publisitas biasanya
dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk
atau jasa dari perusahaan.
6.
Komunikasi di tempat pembelian (point-of-purchase communication)
melibatkan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain
untuk mempengaruhi keputisan untuk membeli dalam tempat pembelian.
Pemasaran atau marketing dalam bahasa inggris didalamnya tercangkup
berbagai kegiatan seperti membeli, menjual dengan segala macam cara,
mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya.
Defenisi pemasaran industri menurut Robert W. Haas, DBA,
“Industrial Marketing can be defined as human activities directed towards
satisfying wants and needs of professional buyers and other individual
influencing purchases in commercial, institutional and goverment
organization through exchange processes”18
Artinya pemasaran industri adalah aktivitas manusia yang ditujukan untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan pembeli yang ahli, atau memuaskan
kebutuhan dan keinginan pembeli yang lain, yang dapat mempengaruhi pembelian
barang-barang yang diperdagangkan, barang kebutuhan lembaga-lembaga dan
barang kebutuhan organisasi pemerintah, melalui proses pertukaran.
18
Sonny Koeswara, Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan,1995. Hal 2-3
17
Tidak hanya kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dipenuhi tetapi
pemasaran
juga mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
Melayani pelanggan
dengan baik menjadi salah satu kunci sebuah perusahaan dapat bertahan dan
berkembang menghadapi persaingan global. Dengan demikian perusahaan harus
bergerak dari filosofi produk dan penjualan menuju filosofi pelanggan dan
pemasaran.
Konsep pemasaran lebih dahulu meneliti dan mencari tahu kebutuhan dan
keinginan pasar dan keinginan konsumen dan setelah itu baru memproduksikan
kebutuhan mereka.19 Konsep pemasaran ini lebih banyak diterapkan di negaranegara yang sudah maju perekonomian dan perindustriannya.
Perbedaan mendasar antara pemasaran industri dengan pemasaran barang
konsumsi terdapat dalam karakteristik pasar, karakteristik pembeli, produk dan
mutunya, perbedaan saluran distribusi, promosi dan terakhir karakteristik harga.
Karakteristik pasar industri dari segi struktur dan permintaan pasar industri :
pasar industri memiliki lebih sedikit pembeli, tetapi lebih besar nilai dolarnya,
pelanggan di pasar industri lebih terkonsentrasi secara geografis, permintaan dari
pembeli industri merupakan turunan dari permintaan konsumen akhir, permintaan
di pasar industri lebih inelastis kurang terpengaruh oleh perubahan harga jangka
pendek, permintaan di pasar industri lebih berfluktuasi, dan lebih cepat. Dari sifat
pembelian pasar industri melibatkan lebih banyak pembeli dan pembelian di pasar
industri melibatkan usaha pembelian yang lebih profesional. Karakteristik dari
segi jenis keputusan dan proses pengambilan keputusan : pembeli di pasar industri
19
Sonny Koeswara, Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan,1995. Hal 12
18
biasanya menghadapi pengambilan keputusan yang kompleks, proses pembelian
industri lebih formal dan dalam pembelian di pasar industri, penjual dan pembeli
bekerja lebih erat dan membangun hubungan jangka panjang.20
Kegiatan penjualan perorangan (personal selling) dalam dunia business-tobusiness lebih banyak dilakukan daripada bentuk komunikasi pemasaran lainnya.
Terutama bagi marketing yang berhadapan langsung dengan pelanggan dituntut
mampu menjelaskan produk atau jasa yang dijual, menjawab pertanyaan bahkan
dalam menangani keluhan pelanggan.
Seorang
marketing
harus
mempunyai
kemampuan
dan
keahlian
berkomunikasi dua arah karena berhadapan langsung dengan pelanggan.
Keberhasilan dan kegagalan berkomunikasi dengan pelanggan ditentukan
kemampuan untuk mengkomunikasikan produk dan penguasaan produk yang
ditawarkan.
Karakteristik tiap pelanggan yang berbeda-beda juga merupakan tantangan
tersendiri dalam personal selling. Sehingga strategi dan bentuk komunikasi yang
dilakukan pada masing-masing pelanggan spesifik dan unik.
20
Kotler & Amstrong, op,cit., hal. 246
19
2.2 Komunikasi Pemasaran Terpadu IMC
Komunikasi
pemasaran
terpadu
atau
IMC
(Intgrated
Marketing
Communication) menjadi kunci sukses perusahaan-perusahaan di abad 21.
Definisi IMC yang memuat perspektif secara luas diterima IMC adalah
proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program
komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara
berkelanjutan. Tujuan IMC adalah mempengaruhi atau memberikan efek
langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC
menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau
calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau
perusahaan, adalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan
dimasa datang. Lebih jauh lagi, IMC menggunakan semua bentuk
komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan
calon
pelanggan,
kemudian
berbalik
kepada
perusahaan
untuk
menentukan dan mendefenisikan bentuk dan metode yang perlu
dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif 21.
Konsep Pemasaran (Integrated Marketing) sebuah perusahaan dapat
bertahan dan berkembang menghadapi persaingan global salah satunya dengan
memiliki sistem pemasaran yang baik.
Bauran Pemasaran (marketing mix) pertama kali dikemukakan oleh Mc.
Carthy (1964) yang mengelompokkan elemen-elemen penting marketing menjadi
4P yaitu product, price, promotion dan place22.
21
22
Terence A Shimp, op,cit., hal 24
Muhtosim Arif, op,cit., hal 60
20
Skema 2 Komponen Marketing Mix23
(Dasar-dasar Pemasaran, Kotler & Amrtrong)
1. Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran.
2. Harga jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk membayar
produk.
3. Distribusi mencangkup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk
bagi konsumen sasaran.
4. Promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk
dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Dalam penanganan keluhan pelanggan beberapa komponen bauran
pemasaran yang dijelaskan di atas menjadi bagian penting bagi sebuah
perusahan jasa.
23
Kotler & Amstrong, op,cit., hal 79
21
Elemen marketinga mix jasa terdiri dari 7 hal sebagai berikut24 :
1. Product, jasa seperti apa yang ditawarkan?
2. Price, bagaimana strategi penentuan harga
3. Promotion, bagaimana promosi yang harus dilakukan?
4. Place bagaimana sistem pengataran (delivery syistem) yang akan
diterapkan?
5. People, tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam
pemberian jasa?
6. Process, bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut?
7. Customer Service, tingkat service (service level) yang bagaimana yang
akan diberikan kepada konsumen?
Ada penambahan tiga kompenen 3P dari konsep dasar 4P yaitu people,
process dan customer service. Untuk menghindari terjadinya kesalahan pada
produk yang di hasilkan perlu memperhatikan proses pelaksanaan dari operasi
jasa yang diberikan. Apabila terjadi kegagalan produk/kesalahan pelayanan
jasa maka peran people dan customer service menjadi sangat penting. Kualitas
dan kuantitas dari people dan customer service perlu diperhatikan seperti
kemampuan komunikasi yang baik, penanganan yang cepat ketika amenerima
keluhan pelanggan dan tepat dalam memberikan solusi terhadap masalah yang
dihadapi pelanggan serta jumlah customer service yang cukup dalam melayani
semua keluhan pelanggan.
24
Muhtosim Arif, op. cit,. Hal 91
22
Aplikasi komunikasi pemasaran dalam melayani keluhan pelanggan
sebaiknya dipahami oleh personil yang menjadi ujung tombak ketika
berhadapan langsung dengan pelanggan seperti sales/marketing dan atau
customer service.
Dalam aplikasinya komunikasi pemasaran terpadu mempunyai ciri-ciri utama25:
1. Mempengaruhi perilaku. Komunikasi pemasaran bertujuan mempengaruhi
perilaku bahkan memperbaiki perilaku konsumen terhadap merek
/perusahaan.
2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan. Proses komunikasi terpadu
berawal dari calon pelanggan dan pelanggan kemudian berbalik kepada
komunikator/perusahaan untuk menentukan metode yang paling tepat dan
efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.
3. Menggunakan seluruh bentuk “kontak” komunikasi. Istilah “kontak”
dipakai untuk menerangkan segala jenis media penyampaian pesan yang
dapat meraih pelanggan.
4. Menciptakan sinergi. Dalam definisi komunikasi pemasaran terpadu
terkandung kebutuhan akan sinergi (kesinambungan). Semua elemen
komunikasi harus berbicara dengan satu suara; koordinasi merupakan hal
yang amat penting untuk menciptakan sinergi. Kegagalan dalam
mengkoordinasi semua elemen dapat menghasilkan pengulangan upaya
yang sia-sia bahkan yang lebih buruk lagi pesan yang kontradiktif.
25
Terence A Shimp, hal 24
23
5. Menjalin hubungan. Karekteristik ini terkait erat dengan kepercayaan
bahwa komunikasi pemasaran terpadu yang sukses membutuhkan
terjalinya hubungan antara merek/perusahaan dengan pelanggannya.
Dengan kata lain pembinaan hubungan adalah kunci dari pemesaran
modern dan bahwa komunikasi pemasaran terpadu “IMC” adalah kunci
dari terjalinnya hubungan tersebut.
2.2.1 Marketing Mix Produksi Industri
Komponen marketing mix pada produk industri dan produk
konsumsi hampir sama, yang membedakan adalah karakteristik dari tiap
komponen. Perbedaan dasar antara pemasaran barang industri dan barang
konsumsi terletak pada karakteristik pasar, karakteristik pembeli, produk
dan mutunya, karaktristik harga, perbedaan saluran distribusi dan
perbedaan promosi. Berikut karakteristik pemasaran produk industri
menurut Sonny Koeswara26 :
1. Karakter produk dan mutu produk industri.
a. Produk yang dipasarkan diarahkan untuk keperluan produksi.
b. Produk industri digunakan untuk bermacam-macam keperluan.
c. Produk industri lebih banyak dalam bentuk bahan mentah atau
barang setengah jadi.
26
Sonny Koeswara, Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan,1995. Hal 13-14
24
d. Pembungkus produk industri lebih kokoh daripada pembungkus
produk konsumsi
e. Barang industri harus didistribusikan pada waktu yang tepat, kalau
tidak akan menganggu proses produksi
2. Karakter harga produk industri
a. Harga bukan faktor yang menetukan dalam pasar industri. Faktor
yang lebih berperan untuk meningkatkan penjualan adalah kualitas,
service, dan penyerahan produk yang tepat waktu.
b. Harga biasanya didasarkan kepada persaingan yang terjadi di
pasar.
c. Di dalam pasar industri sering terjadi harga jual yang didasarkan
kepada perundingan.
d. Harga produk industri biasanya dicantumkan di dalam suatu daftar
yang diberi potongan harga.
e. Pemasaran industri kadang-kadang memakai leasing untuk menjual
produknya.
f. Harga jarang digunakan sebagai alat promosi.
g. Pasar industri memakai harga yang stabil untuk mengatasi
persaingan.
3. Karakter promosi produk industri
a. Promosi produk indusri lebih banyak memakai personal selling.
b. Tenaga penjual produk industri mempunyai latar belakang yang
sama dengan produk yang dipromosikan.
25
c. Advertensi produk industri berbeda caranya dengan advertensi
produk
konsumsi.
Advertensi
produk
industri
berbicara
berdasarkan fakta, bukan dengfan emosi.
d. Advertensi produk indusrti memakai media langsung, misalnya
surat, buku-buku atau majalah.
e. Kegiatan promosi penjualan pasar industri dipusatkan sekitar
produk dan pertujukkan produk yang diperdagangkan.
4. Karakter distribusi produk industri
a. Saluran distribusi produk industri lebih pendek dan langsung.
b. Perantara untuk produk industri berbeda dengan perantara untuk
produk konsumsi.
c. Saluran distribusi untuk produk industri lebih sedikit dibanding
dengan saluran distribusi untuk produk konsumsi.
d. Distribusi produk industri secara fisik sangat perlu diperhatikan
mengingat produk indutri tersebut digunakan untuk mengisi
persediaan.
5. Karakter pasar produk industri27
a. Jumlah langganan pasar industri lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah langganan pasar konsumsi.
b. Modal perusahaan industri lebiih besar dibandingkan dengan
modal perusahaan konsumsi
27
Ibid,, hal 12
26
c. Pesanan perusahaan industri lebih besar dan jumlah pesanan
mereka setiap pesanan jumlahnya hampir sama.
d. Perusahaan
industri
tidak
menyebar
dimana-mana,
tetapi
mengelompok di satu lokasi, misalnya Pulogadung Jakarta, dan
Pasar Rumput di Surabaya.
e. Pesanan perusahaan industri ditentukan oleh jumlah pesanan
barang konsumsi. Artinya kalau pesanan barang konsumsi turun
maka pesanan barang industri juga akan turun, demikian juga
sebaliknya.
6. Karakter pembeli produk industri.
a. Pembeli produk industri adalah pembeli yang profesional dan
mereka sudah berpengalaman di dalam masalah pembelian.
b. Motive pembelian produk indstri lebih rationil daripada pembelian
produk konsmsi.
c. Pembelian didalam perusahaan industri tidak dilakukan seorang
diri, tetapi dilakukan oleh beberapa orang yang berhubungan
langsung atau tidak langsung dengan produk yang akan dibeli
tersebut.
d. Pembelian produk industri jarang dilakukan oleh seorang wanita,
berbeda dengan pembelian barang konsumsi yang sering dilakukan
oleh seorang wanita.
27
e. Pembeli produk industri kadang-kadang memakai dua supplier atau
lebih, untuk menjaga pesanan mereka selalu tersedia dengan
kebutuhan.
f. Pembeli industri membeli produk lebih banyak kalau harga naik.
Ini dilakukan untuk menjaga kekurangan bahan baku pada saat
yang akan datang.
2.2.2 Promotion Mix Produksi Industri
Keberhasilan
program
pemasaran
ditentukan
dari
promosi.
Promotion mix terdiri atas advertising, personal selling, sales promotion,
public relation, worth of mouth, dan direct mail. Marketer dapat memilih
sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka.
Personal selling melibatkan komunikasi antar manusia (pemasar)
dengan prospek (calon pelanggan), hal ini merupakan sebuah proses
membina hubungan, mencari kebutuhan, menyesuaikan produk dengan
kebutuhan tersebut dan mengkomunikasikan keuntungan, dengan cara
menginformasikan, mengingatkan atau membujuk.28
Dalam dunia bisnis interaksi komunikasi personal selling terjadi
mulai dari awal pengenalan produk, negosiasi, dan dalam interaksi
28
Gerald L. Maning dan Bary L. Reece, Selling Today, Membangun Kemitraan Berkualitas,
Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006, Hal. 6
28
menjaga hubungan bisnis antara perusahaan penjual dengan perusahaan
pembeli yang diwakili oleh beberapa orang dari departemen yang terlibat.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi29 :
1. Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya hal ini berhubungan
dengan segmentasi pasar.
2. Tentukan
tujuan
promosi,
apakah
untuk
menginformasikan,
memengaruhi, atau untuk mengingatkan.
3. Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan
isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya
pesan (creating strong presence), dan sumber pesan (who should
develop it).
4. Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication
atau non personal communication.
Tujuan promosi itu ada empat macam, yaitu30 :
1. Memberitahukan produk/jasa
Promosi untuk tujuan memberitahukan berarti perusahaan memberi
penerangan kepada masyarakat tentang adanya produk baru untuk
keperluan tertentu.Promosi disini memberitahukan kepada masyarakat
tentang kualitet dan kelebihan produk dibandingkan dengan produk
yang sudah ada. Dengan cara demikian masyarakat mengetahui bahwa
29
Muhtosim Arif, Pemasaran jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang, Bayumedia Publising 2006
hal 97
30
Sonny Koeswara, Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan,1995. Hal 65
29
informasi ini ditujukan kepada mereka, dan masyarakat sadar ada
produk baru yang perlu mereka coba dan gunakan.
2. Membujuk konsumen
Disini, promosi dilakukan untuk membujuk konsumen membeli
produk yang sudah memasuki pasar. Masyarakat pembeli diperhatikan
sedemikian rupa sehingga mereka dapat melihat manfaat positif dari
produk yang sudah memasuki pasar. Promosi dengan menggunakan
komunikasi persuasif baik sekali digunakan dalam tahap awal
pengenalan produk.
3. Mengingatkan konsumen kembali.
Promosi disini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat kepada
satu produk tertentu yang sudah ada di pasar.Kegiatan mengingatkan
ini perlu dilakukan, mengingat saingan-saingan yang terus-menerus
bertambah di pasar. Dengan adanya promosi yang bertujuan untuk
mengingatkan, maka setiap langganan dan masyarakat yang lain ttetap
mengingat produk tersebut dan tetap memakainya.
4. Mengubah tingkah laku konsumen
Mengubah tingkah laku adalah tujuan promosi dari sikap
masyarakat yang sudah menyenangi produk tertentu menjadi pembeli
yang menyenangi produk baru yang lain. Untuk mengubah tingkah
laku masyarakat
perusahaan menonjolkan kelebihan produknya
melalui media promosi yang sudah dipilih sebelumnya.
30
Dalam dunia industri B2B promosi personal selling paling banyak
dipakai dalam pemasaran industri. Dengan demikian perusahaan harus
melatih sales mereka sedemikian rupa sehingga dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan pembeli. Bahkan pengetahuan mereka tentang
suatu poduk harus lebih baik diandingkan dengan manager pembelian
calon pembeli.
Bentuk promosi lain advertising seperti berupa brosur, katalog
produk, company profile perusahaan, sales promotion, PR, direct mail juga
digunakan dalam pemasaran industri B2B untuk melengkapi/menunjang
aktifitas personal selling yang menjadi andalan dalam industri B2B.
Advertising dalam pasar industri kurang banyak dipakai, tetapi
memiliki peran tertentu dalam strategi pemasaran. Peran-peran advertensi
dalam pemasaran industri31 :
1. Sebagai dasar pendahuluan untuk personal selling.
2. Merangsang terjadinya keinginan membeli pada masyarakat industri.
3. Menggambarkan keadaan perusahaan.
4. Mengefektifkan promotion mix
5. Mempengaruhi penilaian calon pembeli.
6. Mencari variabel yang dapat mempengaruhi proses pembelian.
Advetising ditambah personal selling adalah promotion mix yang
tangguh dalam pemasaran industri. Peranan advertensi dalam pemasaran
produk konsumsi berbeda dari peranan advertensi dalam produk industri,
31
Sonny Koeswara, op,cit., Hal 151
31
kerena pada pemasaran produk konsumsi, advertensi dapat mempengaruhi
calon pembeli sehingga terjadi proses pembelian. Sedangkan dalam
pemasaran produk industri pembeli lebih dulu dipengaruhi dengan
menggunakan advertensi, baru kemudian disertai personal selling.
Media yang banyak digunakan perusahaan dalam advertensi
industri ada 3 macam yaitu32 :
1. Jurnal perdagangan, majalah dunia usaha dan majalah umum.
2. Melalui surat langsung.
3. Melalui buku petunjuk industrial.
Sales promotion didalam pemasaran industri biasanya disatukan
dengan advertising. Ada beberapa cara sales promotion yang sering
dilakukan didalam promosi industri, yaitu33:
1. Daftar produk industri (catalog).
2. Pameran dagang (trade shows)
3. Dealer dan distributor.
Perusahaan industri di negara-negara maju menggunakan setengah
dari anggaran sales promotion untuk daftar produk industri. Katalog dapat
digunakan pembeli sebagai sebagai bahan referensi, baik sebelum
penjualan atau sesudah penjualan. Dan katalog adalah alat promosi yang
selalu siap sedia melayani pembeli setiap waktu.
32
33
Sonny Koeswara, op,cit.,. Hal 153
Sonny Koeswara, op,cit., Hal 154
32
Dalam pameran dagang (trade shows) perusahaan memperoleh
kesempatan bertemu dengan pembeli yang potensial, memperoleh
masukan baru dari calon pembeli mengenai kekurangan produk
perusahaan, menjaring calon pembeli baru dan keuntungan-keuntungan
lainnya.
Kurang lebih 10-15% anggaran sales promotion digunakan untuk
kepentingan dealer dan distributor, misalnya untuk show room, memberi
kalender, potongan harga atau promosi lain.
2.2.3 Strategi Komunikasi Pemasaran Industri
Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan defenisi komunikasi pemasaran dan
bentuk-bentuk dari komunikasi pemasaran yaitu advertising, personal selling,
sales promotion, publicity, dan point of purchase communication. Selanjutnya
bagaimanakah strategi dan pemilihan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran yang
digunakan sehingga menyampaikan pesan yang sama dan terintegrasi kepada
konsumen? Strategi komunikasi pemasaran
menentukan suksesnya pemasaran.
merupakan bagian penting dalam
33
Menurut Kotler strategi pemasaran adalah
“Pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh unit bisnis untuk
mencapai tujuan pemasarannya. Strategi tersebut berisi strategi spesifik
untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan besarnya
pengeluaran pemasaran”.34
Strategi pemasaran industri disesuaikan dengan karakteristik pasar
industri, produk industri dan pembeli industri.Perencanaan strategi tergantung
pada pendefinisian perusahaan yang jelas, penetapan tujuan perusahaan yang
menunjangnya, perancangan portfolio bisnis yang mantap, dan pengkoordinasian
strategi fungsional.35
Perencanaan strategi marketing komunikasi sebuah
perusahaan berperan besar dalam kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Penerapan strategi di lapangan memerlukan tahapan sesuai dengan yang telah
direncanakan. Strategi komunikasi yang baik menciptakan hubungan yang
langgeng antara perusahaan dan pelanggan. Saat ini, kegiatan pemasaran
merupakan proses yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan. Jadi kegiatan
pemasaran yang dilakukan selalu berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Bentuk komunikasi pemasaran dalam industri lebih banyak menggunakan
personal selling. Sehingga strategi pemasaran yang dibuat lebih banyak berupa
interaksi langsung dengan pelanggan, komunikasi tatap muka dan disinilah sales
lebih banyak menggunakan komunikasi persuasif dalam menjual dan melayani
pelanggan.
34
35
Kotler & Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1, Jakarta, Indeks, 2001 hal 81
Ibid., hal 56
34
Melakukan kunjungan rutin berkala terhadap pelanggan merupakan salah
satu bentuk strategi perusahaan dalam menjaga hubungan dengan pelanggan.
Kegiatan kunjungan rutin ini perusahaan dapat mempresentasikan kualitas produk
yang diproduksi, fasilitas dan teknologi mesin, jaminan atau garansi yang
diberikan kepada pelanggan baru. Sedangkan untuk pelanggan lama dengan
mengadakan kunjungan rutin perusahaan dapat
memperkenalkan kepada
pelanggan jika mereka memiliki teknologi terbaru, atau pelanggan dapat
menyampaikan keluhan secara langsung.
Sales dapat menjalankan strategi yang telah disusun managemen ketika
melakukan kunjungan terhadap pelanggan, dan melakukan survey secara
langsung, dari haril survey baik berupa saran kepada perusahaan atau keluhan
terhadap kualitas hasil produksi akan menjadi masukan bagi management untuk
memperbaiki kinerja perusahaan dan layanan terhadap pelanggan.
Strategi produk didalam pemasaran industri mengatur kebijaksanaan
produk yang akan diproduksi sehingga selalu sesuai dengan pembeli yang dituju.
Strategi produk berhubungan dengan harga, waktu produksi, pelayanan dan
perubahan agar sesuai dengan keinginan konsumen. Strategi produk yang tepat
dapat menghindari terjadinya kegagalan produk yang berujung pada keluhan
konsumen.
Strategi produk industri berbeda dengan strategi produk konsumsi untuk
menjelaskan perbedaannya 334 perusahaan industri dan 52 perusahaan yang
memproduksi
barang
konsumsi
tahan
lama
dilakukan
penelitian
yang
35
berhubungan dengan peranan pelayanan, penelitian dan pengembangan, riset
pemasaran dalam hubungannya dengan strategi produk36.
Peranan Elemen
Strategi
Produk Industri
Produk Konsumsi
Tahan lama
1
Service sebelum
penjualan.
(presale service)
23,7 %
12,8 %
2
Service sesudah
penjualan.
(postsale service)
17,7 %
14,2 %
3
Penelitian dan
pengembangan
Riset pemasaran
Lain-lain
34,5 %
34,5 %
15,7 %
8,4 %
17,8 %
20,7 %
4
5
Tabel.1 Peran Elemen Strategi Produk
(Muhtosim Arif, Pemasaran jasa dan Kualitas Pelayanan)
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas peranan service sesudah
penjualan pengaruhnya lebih besar daripada produk konsumsi. Sedangan faktor
penelitian dan pengembangan, riset pemasaran dan lain-lain pengaruhnya hampir
sama. Service sesudah pembelian didalamnya termasuk layanan seperti garansi
kerusakan produk, pengiriman, harga, dan penanganan keluhan pelanggan.
Strategi harga produk industri dapat menentukan sukses tidaknya suatu
produk di pasar. Harga adalah sejumlah uang yang diserahkan pembeli kepada
penjual untuk memperoleh produk tertentu. Harga pembelian yang tinggi bisa
menjadi salah satu keluhan pelanggan jika pelanggan mendapatkan perusahaan
baru uang memberikan harga lebih murah.
36 36
Muhtosim Arif, Pemasaran jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang, Bayumedia Publising 2006
hal 135
36
Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga produk industri37 :
1. Permintaan pembeli.
2. Persaingan.
3. Pertimbangan biaya produksi.
4. Tujuan perusahaan untuk menetapkan harga produk
5. Top management perusahaan.
6. Pemerintah
Permintaan pembeli mempengaruhi harga, apabila permintaan bertambah
harga akan naik begitu juga sebaliknya. Persaingan menjadi salah satu faktor
penetapan strategi harga karena jika produk saingan dijual lebih murah dari
produk kita, maka produk saingna akan mempengaruhi volume penjualan kita.
Biaya atau total cost menentukan harga jual produk, semakin besar selisih antara
biaya dan nilai jual maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Strategi untuk menekan biaya produksi perusahaan biasanya melakukan efisiensi.
Selanjutnya faktor top managemen perusahaan bisa mempengaruhi penetapan
harga jual disebabkan ada kebijakan-kebijakan khusus yang diinginkan oleh top
managemen dalam mempengaruhi harga jual. Faktor pemerintah mempengaruhi
harga jual apabila ada perubahan atau peraturan perundang-undangan pajak,
persediaan produk, kenaikan tarif listrik yang mempengaruhi biaya produksi.
37
Sonny Koeswara, Pemasaran Industri (Industrial Marketing), Djambatan,1995. Hal 141
37
2.3
Service Quality
Mendefinisikan kualitas tidaklah mudah, tetapi umumnya kualitas dapat
dirinci dalam perspektif TQM (Total Quality Management). Kualitas tidak hanya
berupa hasil produksi, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia.
Goetsh dan Davis (1994) mendefinisikan bahwa
“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya yang memenuhi
atau melebihi harapan”38.
Seluruh aspek dari yang disebutkan saling mempengaruhi sehingga
dibutuhkan sistem yang efektif untuk menghasilkan mutu dan kualitas yang
memenuhi ekspektasi pelanggan.
Total Quality Control (TQM) atau Pengendalian Mutu Terpadu menurut
A.V. Feigenbaum adalah suatu sistem yang efektif untuk mengkoordinir usahausaha penjagaan mutu dan perbaikan mutu dari kelompok-kelompok dalam
organisasi atau perusahaan sehingga didapatkan hasil yang sangat ekonomis dan
dapat memuaskan pelanggan39. Dengan diterapkannya TQM kepuasan pelanggan
akan meningkat, kepercayaan produk meningkat, pangsa pasar yang besar dan
manfaat-manfaat lainnya.
38
Muhtosim Arif, Pemasaran jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang, Bayumedia Publising 2006
hal 117
39
Premysis Consulting, Gugus Kendali Mutu PT Supernova 2012
38
Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama (Gronroos dalam
Hutt Speh, 2004)40 :
2. Technical quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas
output (keluaran) produk atau jasa yang diterima pelanggan, menurut
Parasuraman, et al., technical quality dapat dirinci sebagai berikut :
a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan
sebelum membeli, misalnya harga.
b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi
pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa,
contohnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapian
hasil.
c. Credence quality, yaitu kualitas yng sukar dievaluasi pelanggan
meskipun sudah mengkonsumsi barang atau jasa, misalnya kualitas
operasi jantung.
3. Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas
cara penyampaian produk atau jasa.
4. Coorporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum, daya tarik khusus
suatu perusahaan.
2.3.1 Dimensi Kualitas Layanan
Mewujudkan pelayanan prima yang berkualitas memerlukan
pemahamman yang komprehensif menyangkut dimensi kualitas layanan,
40
Muhtosim Arif, Pemasaran jasa dan Kualitas Pelayanan, Malang, Bayumedia Publising 2006
hal 118
39
faktor-faktor
yang
menyebabkan
buruknya
layanan,
dan
strategi
penyempurnaan layanan pelanggan.
Garvin (1998) mengklasifikasi kualitas produk terdiri dari delapan
dimensi yang satu sama lain saling terkait erat41 :
1. Kinerja (performance), yakni efisiensi pencapaian tujuan utama sebuah
produk.
2. Fitur (feature), yaitu atribut produk yang melengkapi kinerja dasar
sebuah produk.
3. Realibilitas (reliability), yaitu kemampuan sebuah produk untuk tetap
berfungsi secara konsisten selama usia desainnya.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi sebuah produk memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan tingkat kemampuan sebuah
produk mentolerir tekanan, stres atau trauma tanpa mengalami
kerusakan berarti.
6. Serviceability, yakni kemudahan mereparasi sebuah produk. Sebuah
produk dikatakan sangat serviceable apabila bisa diservice secara
mudah dan murah.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
8. Persepsi kualitas (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
secara tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
41
Fandy Tjiptono, Ph.D, Service Management, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2012 hal 170-172
40
Valerie A. Zeithaml, A. Pasuraman, dan Leorard L. Berry dalam
bukunya Delivering Quality Service Balancing Customer Perceotuonas
an Expectation (1990) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada
sepuluh kriteria atau dimensi (variabel) yang dapat digunakan untuk
menilai kualitas pelayanan yaitu Ten Dimension of SERVQUAL (SERvice
QUALity):42
1. Fasilitas fisik (tangible), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa bisa
berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, representasi fisik
dari jasa (misalnya kartu kredit plastik), meliputi hal-hal berikut :
a. Kenyamanan ruangan
b. Ketersediaan fasilitas penunjang (komputer dan lain-lain
c. Ketersediaan tempat parkir
d. Penampilan pegawai
2. Reliabilitas (reliability), keterandalan mencangkup dua hal pokok, yaitu
konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara
tepat sejak awal. Selain itu juga berarti perusahaan yang bersangkutan
memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan
jadwal yang disepakati, meliputi
a. Ketepatan dalam memenuhi janji yang diberikan
b. Keandalan proses pelayanan
42
Muhtosim Arif, hal 125
41
3. Responsivitas (responsiveness) ketanggapan, yaitu kemauan atau
kesiapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan
pelanggan, meliputi hal-hal berikut:
a. Ketanggapan petugas dalam menanggapi masalah
b. Ketersediaan petugas dalam menjawab pertanyaan konsumen
c. Ketersediaan petugas keamanan (satpam) membantu konsumen
4. Kompetency (competency) kemampuan artinya setiap orang dalam
suatu perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu, meliputi hal-hal
berikut:
a. Pengetahuan pegawai tentang produk/jasa yang ditawarkan
b. Keterampilan petugas dalam melayani konsumen
c. Kecepatan pelayanan
d. Keragaman produk/jasa yang disediakan/ditawarkan perusahaan.
e. Keakuratan data/informasi yang diberikan kepada konsumen
5. Tata krama (courtesy) kesopanan meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personel (seperti
resepsionis, operator telepon dan lain-lain) yang meliputi hal-hal
berikut:
a. Keramahan dan sopan santun pegawai dalam melayani konsumen
b. Keramahan petugas satpam dalam menjaga keamanan perusahaan
c. Kesopanan penampilan pegawai (pakaian, sikap)
42
6. Kredibilitas (credibility) yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.
Kredibilitas menyangkut
nama perusahaan, reputasi perusahaan,
karakteristik pribadi, contact personel, dan interaksi dengan pelanggan
meliputi tiga hal berikut :
a. Status kepemilikan perusahaan
b. Kinerja manajemen perusahaan
c. Reputasi manajemen perusahaa
7. Keamanan (security) yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keraguraguan. Aspek ini meliputi tiga hal berikut:
a. Keamanan fasilitas fisik perusahaan
b. Keamanan dalam melakukan bisnis dengan perusahaan
8. Akses (access) yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini
berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu
yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah
dihubungi dan lain-lain meliputi hal-hal berikut:
a. Mudahnya akses ke perusahaan.
b. Kemudahan menemui petugas/pejabat perusahaan yang diperlukan.
9. Tersedianya sarana telekomunikasi (telepon, faksimili, dan teleks).
Komunikasi (communication) artinya memberikan informasi kepada
pelanggan
dalam
bahasa
yang
dapat
mereka
pahami,
serta
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan yang meliputi hal-hal
berikut:
a. Kejelasan tentang produk dan jasa layanan yang ditawarkan.
43
b. Informasi yang cepat dan tepat tentang perusahaan tarif dan
ketentuan.
c. Adanya komunikasi dua arah.
d. Penyampaian informasi melalui iklan dan advertensi.
10. Perhatian pada pelanggan (understanding the customer) yaitu usaha
untuk memahami kebutuhan yang meliputi hal-hal berikut:
a. Kemampuan pegawai dalam memberikan saran dan pendapat sesuai
dengan kondisi konsumen/pelanggan.
b. Pemahaman terhadap kebutuhan konsumen/pelanggan.
c. Perhatian terhadap konsumen inti (pelanggan utama).
Instrumen Servqual bermanfaat dalam melakukan analisis gap karena
biasanya
layanan/jasa
bersifat
intangible,
kesenjangan
komunikasi,
dan
pemahaman antara karyawan dan pelanggan berdampak serius terhadap
persepsi/kualitas layanan43. Kesenjangan/gap tersebut meliputi :
(1). Gap antara ekpektasi pelanggan dan persepsi managemen (knowledge gap).
(2) Gap antara persepsi managemen terhadap ekspektasi konsumen dan spesifikasi
kualitas layanan (standards gap)
(3) Gap antara spesifikasi kualitas layanan dan penyampaian layanan (delivery
gap).
(4) Gap antara penyampaian layanan dan komunikasi eksternal (communication
gap)
43
Fandy Tjiptono, Ph.D, Service Management, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2012 hal 201
44
(5) Gap antara persepsi terhadap layanan yang diterima dan layanan yang
diharapkan (service gap).
Skema 3 Model Konseptual Servqual Sumber Zeithal, et (1990)44
2.3.2 Strategi mewujudkan layanan prima
Mewujudkan layanan prima tidaklah mudah, banyak faktor yang
perlu dipertimbangkan secara cermat, karena upaya penyempurnaan
kualitas layanan berdampak significant terhadap budaya organisasi secara
44
Fandy Tjiptono, Ph.D, op.cit,. hal 200
45
keseluruhan. Beberapa faktor yang perlu mendapat utama dalam
mewujudkan pelayanan prima adalah:45
1. Mengidentifikasi determinan utama kualitas layanan.
Melakukan riset mendalam dalam rangka mendalami determinan
terpenting yang digunakan pelanggan sebagai krtiteria utama dalam
mengevaluasi layanan/jasa spesifik. Langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasi penilaian yang diberikan pelanggan sasaran terhadap
perusahaan dan pesaing berdasarkan determinan-determinan tersebut.
Dengan cara ini dapat diketahui posisi relatif perusahaan dimata
pelanggan dibandingkan para pesaing sehingga perusahaan bisa
memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada determinandeterminan spesifik yang membutuhkan perbaikan.
2. Mengelola ekspektasi pelanggan
Tidak sedikit perusahaan yang melakukan segala cara 8 untuk
memikat
sebanyak
mungkin
pelanggan
termasuk
diantaranya
mendramatisir atau melebih-lebihkan pesan komunikasinya. Hal ini
bisa menjadi bumerang bagi perusahaan. Semakin banyak janji yang
diberikan semakin besar pula ekspektasi pelanggan. Jadi jangan
janjikan apa yang tidak bisa diberikan, tetapi berikan lebih apa yang
bisa dijanjikan.
45
Fandy Tjiptono, Ph.D, op.cit,. hal 182
46
3. Mengelola bukti kualitas layanan
Manajemen bukti kualitas layanan bertujuan untuk memperkuat
persepsi pelanggan selama dan sesudah layanan disampaikan.
Sebagaimana barang fisik maka pelanggan cenderung memperhatikan
dan mempersepsikan fakta-fakta tangible yang berkaitan dengan
layanan sebagai bukti kualitas.
4. Mendidik konsumen tentang layanan
Membantu pelanggan dalam memahami sebuah layanan merupakan
upaya
positif
untuk
mewujudkan
proses
penyampaian
dan
pengkonsumsian layanan secara efektif dan efisien.
5. Menumbuhkembangkan budaya kualitas
Budaya kualitas (quality culture) merupakan sistem nilai organisasi
yang menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi proses penciptaan
dan penyempurnaan kualitas secara terus-menerus. Budaya kualitas
terdiri dari filosofi, keyakinan, sikap norma, nilai, tradisi, prosedur,
dan harapan yang berkenaan dengan peningkatan kualitas.
6. Menciptakan automating quality
Otomatisasi berfungsi mengatasi masalah variabilitas kualitas layanan
yang disebabkan kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi. Akan tetapi sebelum memutuskan akan melakukan
47
otomatisasi penyelia layanan wajib mengkaji secara mendalam aspekaspek yang membutuhkan sentuhan manusia (high touch) dan elemenelemen yang memerlukan otomatisasi (high tech).
7. Menindaklanjuti layanan
Penindaklanjutan
layanan
diperlukan
dalam
langkah
menyempurnakan atau memperbaiki aspek-aspek layanan yang kurang
memuaskana dan mempertahankan aspek-aspek yang sudah baik.
Dalam rangka itu perusahaan perlu berinisiatif untuk menghubungi
sebagian atau semua pelanggan (tergantung skala bisnis perusahaan)
guna mengetahui tingkat kepuasan dan persepsi mereka terhadap
kualitas layanan yang mereka terima.
8. Mengembangkan sistem informasi kualitas layanan
Sistem informasi kualitas layanan (service quality information system)
merupakan sistem yang mengintegrasikan berbagai macam ancangan
riset
secara
sistematis
menyebarluaskan
informasi
pengambilan keputusan.
dalam
rangka
kualitas
mengumpulkan
layanan
guna
dan
mendukung
48
2.5 Keluhan Pelanggan
Dalam dunia bisnis pasti akan menghadapi keluhan pelanggan. Semakin
besar dan berkembangnya dunia bisnis sebuah perusahaan tentu akan semakin
besar pula tantangan yang akan dihadapi.
Menghadapi keluhan pelanggan merupakan tantangan dalam bisnis
industri, kemampuan perusahan dalam mengelola keluhan pelanggan melalui
sistem yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Keluhan pelanggan
terjadi karena harapan pelanggan yang tidak terpenuhi, dengan kata lain kualitas
produk/jasa yang tidak sesuai harapan. Masalah pelayanan kualitas (quality
service problem) didefinisikan sebagai kesenjangan antara output dari proses
sekarang dan kebutuhan pelanggan (customer needs)46
Keluhan pelanggan industri dapat disebabkan karena kegagalan produk.
Kegagalan disini maksudnya adalah ketidakmampuan produk tersebut mencapai
tujuan perusahaan. Kegagalan ini perlu dianalisa, untuk mengetahui penyebabpenyebab yang utama. Menurut “the conference board record” penyebabnya
adalah sebagai berikut47:
5. Analisa pasar yang tidak lengkap.
6. Produk yang jelek mutunya.
7. Biaya produksi yang terlalu tinggi.
8. Kurang waktu pemasaran.
9. Persaingan.
46
47
Vincent Gaspersz, Team – Oriented Problem Solving, Jakarta, Gramedia Pustaka, 2007, hal 1
Sonny Koeswara,. Hal 139
49
10. Usaha pemasaran yang tidak lengkap.
11. Usaha penjualan yang kurang/tidak cukup
12. Saluran distribusi yang lemah.
Salah satu cara menutup pintu keluhan pelanggan adalah dengan
menghasilkan produk yang berkualitas. Bowles dan Hammond mencoba
merangkum lima kelompok faktor yang dapat mempengaruhi penilaian konsumen
terhadap
kualitas,
yaitu
reliability
(reliabilitas),
kemampuan
untuk
memperlihatkan pelayanan seperti yang dijanjikan secara akurat; responsiveness
(tanggap), yaitu kesediaan dan kemauan untuk memberi pelayanan segera kepada
konsumen jika mereka melampiaskan keluhannya; assurance (jaminan), yaitu
dengan pengetahuan dari para eksekutive dan karyawan, mampu menanamkan
keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen tentang produknya; emphaty
(sensitivitas, kepekaan, dan simpati), yaitu organisasi bersedia memberikan
perhatian pada konsumen secara pribadi; dan terakhir tangibles, yaitu penanpilan
fisik dari organisasi berupa fasilitas yang meyakinkan, peralatan, serta perilaku
yang mengesankan dari para eksekutif dan karyawannya.48
Banyak manfaat yang dapat didapat dari keluhan pelanggan, pertama
keluhan pelanggan merupakan cerminan bahwa ada suatu masalah dalam produk
maupun layanan anda. Keluhan mengindikasikan bahwa ada kebutuhan pelanggan
yang tidak terpenuhi, kemungkinan besar, pelanggan tidak akan kembali lagi,
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan. Kedua,
48
Prof. Dr. J. Salusu, M.A., Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Non Profit, Jakarta, PT Grasindo, 2008. Hal 470
50
keluhan mengindikasikan bahwa produk dan layanan yang tidak memuaskan dan
dalam hal ini sudah berada di luar batas toleransi mereka. Ketiga, saat ini peran
worth of mouth semakin besar. Ketika seorang
pelanggan atau nasabah
mengalami ketidakpuasan, dia akan bercerita kepada orang lain.49
Sehubungan dengan komplain ini, ada dua strategi alternatif besar yang
perlu dijawab oleh top managemen. Strategi manakah yang lebih baik antara
“doing right at the first time” atau “service recovery”.Dengan alternatif pertama
perusahaan berusaha untuk memuaskan seluruh pelanggan dalam kesempatan
pertama.
Dengan
alternatif
kedua,
perusahaan
membiarkan
terjadinya
ketidakpuasan dalam kesempatan pelayan yang pertama untuk sebagian pelanggan
tetapi kemudian mendorong mereka untuk komplain dan menyelesaikan komplain
dengan baik.50
Salah satu bentuk strategi dalam mengatasi keluhan pelanggan dengan
memberikan garansi produk/jasa (product warranty) yang diberikan. Ini adalah
jaminan atau garansi yang diberikan perusahaan kepada pelanggan bahwa mereka
akan memperoleh produk yang baik. Atau apabila ada yang cacat mereka akan
mendapatkan gantinya atau pelayanan perbaikan51. Pemberian garansi sebaiknya
tidak mempersulit pelanggan karena garansi bisa menjadi salah satu alat promosi
dalam memberikan pelayanan.
49
Fafa Focus, Becoming Sniper, Strategi Cerdas Memengaruhi & Mempertahankan Konsumen,
Jakarta, Transmedia Pustaka 2010 Hal 168
50
Handi Irawan D., MBA.MCom, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta, Gramedia 2006 Hal
94
51
Ibid., Hal 107
51
Handi
Irawan
dalam
bukunya
10
Prinsip
Kepuasan
Pelanggan
menyebutkan
“Syarat suksesnya garansi antara lain, garansi tidak bersyarat, mudah
dimengerti dan mudah dikomunikasikan kepada pelanggan, mempunyai
value di mata pelanggan, garansi tersebut mudah dikoleksi. Dengan
memberikan garansi sales/marketing sebuah perusahaan dapat
memberikan pelayanan memuaskan dalam menghadapi keluhan
pelanggan”.
Dalam bisnis industri, sales mempunyai peran ganda sebagai customer
service dalam menghadapi keluhan pelanggan. Kemampuan komunikasi sales
dalam menerima keluhan pelanggan mempengaruhi proses penyelesaian masalah
yang dihadapi, karena sales menjadi jembatan antara pelanggan dan bagian
produksi.
Dari sisi komunikasi tahapan penerimaan keluhan pelanggan dalam sebuah
perusahaan industri yang diwakili oleh sales sebagai front-line staff dimulai
dengan mengucapkan “terima kasih”. Seringkali mengucapkan “terima kasih
bukanlah hal yang sulit untuk dilalakukan yang menjadi masalah apakah front-line
staff mampu melakukan dengan tulus. Gerakan tubuh dan pancaran sinar mata
serta senyuman yang menyertai adalah lebih penting dari sekedar kata-kata. Kata
kedua yang harus diucapkan dalam menangani komplain adalah “maaf” 52. Pada
umumnya setelah kata ini, emosi pelanggan yang komplain pastilah reda.
Sales harus memiliki attitude yang benar-benar berorientasi pada
pelanggan dan akan menjadi lebih efektif jika sales mampu mencari informasi
52
Handi Irawan D., MBA.MCom, op.cit., Hal 101
52
yang lebih banyak dari pelanggan mengenai keluhan yang disampaikan. Hal ini
penting untuk memberikan dasar solusi yang tepat.
Menurut Bridges, et al. (1971),
pendekatan terhadap problem solving (penyelesaian masalah) haruslah
merupakan pendekatan yang saintifik karena sains mempunyai fungsi
teoritik yang penting, yaitu membentuk aturan-aturan yang bersifat umum.
Dengan begitu, suatu penyelesaian masalah yang dilakukan dapat
dipertanggungnjawabkan. Pendekatan saintifik itu secara ideal memuat
beberapa pedoman penting, antara lain53:
1. Prosedur saintifik harus diketahui umum, yaitu bahwa metode dan
hasilnya harus dapat dikomunikasikan;
2. Definisi dan rumusan masalah harus tepat dan persis;
3. Koleksi data harus objektif
4. Temuan harus dapat dipakai berulang kali, supaya peneliti lain bisa
mengetesnya jika ingin melakukan lagi penelitian;
5. Pendekatan harus sistematik dan kumulatif sehingga
keseluruhan
pengetahuan itu dapat dipersatukan dan dapat dibentuk ke dalam suatu
sistem pengetahuan yang terorganisasi;
6. Hasil kesemuanya berupa “explanation, understanding and prediction.”
Loyalitas pelanggan sebenarnya lebih bisa ditimbulkan oleh keluhan.
Pelanggan cenderung lebih mengingat “sentuhan ekstra”, tindakan cepat, dan
53
Prof. Dr. J. Salusu, M.A., Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Non Profit, Jakarta, PT Grasindo, 2008. Hal 80
53
keprihatinan khusus yang anda berikan ketika mereka merasa tidak puas.54
Penanganan keluhan pelanggan yang baik mengatur prosedur menyampaian
keluhan, penerimaan dan penanganan secara tepat baik tindakan maupun
dokumentasi keluhan.
Langkah-langkah solusi masalah yang efektif terhadap ketidakpuasan
pelanggan adalah55:
1. Mendefinisikan masalah ketidakpuasan pelanggan secara tertulis, yang
berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa (what) : apa yang menjadi akibat utama (primary effect) dari
keluhan-keluhan (masalah ketidakpuasan) pelanggan itu?
Bilamana (when) : kapan terjadi keluhan-keluhan pelanggan itu,
sewaktu-waktu atau sepanjang waktu.
Dimana (where) : di mana keluhan-keluhan pelanggan itu terjadi,
lokasi dalam sistem, fasilitas, atau komponen?
Mengapa (why) : mengapa anda serius memerhatikan keluhankeluhan pelanggan ini, berkaitan dengan signifikansi dampak dari
masalah ketidakpuasan pelanggan itu terhadap sasaran atau tujuan
organisasi?
2. Membangun
diagram
sebab-akibat
yang
dimodifikasi
untuk
mengidentifikasi : (a) akar penyebab dari masalah itu, dan (b)
54
Michael LeBoeuf, Ph.D, Memenangi Dan Memelihara Pelanggan Seumur Hidup, Jakarta, PT
Tangga Pustaka, 2010 Hal 194
55
Vincent Gaspersz, GE Way And Malcom Baldrige Criteria For Performance Exellence,
Gramedia Pustaka, 2007, Hal. 310
54
penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat
diperkirakan.
3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan kedalam diagram
sebab akibat yang mengkategorikan berdasarkan prinsip 7M (Man
power – tenaga kerja, Machines – mesin-mesin, Methods – metode
kerja, Materials – bahan baku dan bahan penolong, Motivation –
motivasi, Media – lingkungan dan waktu kerja, dan Money – dukungan
financial yang diberikan), sedangkan penyebab-penyebab yang tidak
dapat
dikendalikannamun dapat
diperkirakan,
didaftarkan pada
diagram sebab-akibat dibawah ini.
Skema 4 Vincent Gaspersz, GE Way And Malcom Baldrige Criteria For
Performance Exellence,
55
Penanganan keluhan pelanggan menurut Nevizond Chatab56:
1. Kelola dan organisasikan proses penanganan keluhan pelanggan serta
pastikan bahwa tindak lanjutnya efektif dan cepat.
2. Kumpulkan dan lakukan analisis keluhan pelanggan untuk digunakan
dalam perbaikan diseluruh organisasi dan mitra anda.
3. Terjemahkan keluhan pelanggan ke dalam spesifikasi barang/jasa
untuk ditindaklanjuti melalui pendekatan proses si seluruh organisasi
ataupun mitra kerja.
Pada akhirnya penanganan keluhan pelanggan mempengaruhi minat
pelanggan untuk membeli kembali
menjadi lebih besar. Perhatikan penelitian
statistik dari McKinsey and Company berikut ini57:

Para pelanggan yang mrnghadapi masalah penting tetapi tidak
mengeluhkannya mempunyai tingkat minat membeli kembali
sekitar 9 persen.

Mereka yang menyampaikan keluhan, terlepas dari apa pun
hasilnya, mempunyai tingkat minat membeli kembali kira-kira 19
persen.

Para pelanggan yang keluhannya diselesaikan mempunyai tingkat
minat membeli kembali sebesar 54 persen.

Para pelanggan yang keluhannya diselesaikan dengan cepat
mempunyai tingkat minat membeli kembali sebesar 82 persen.
56
57
Nevizond Chatab, Diagnostic Management, Jakarta, PT Serambi, 2007 Hal 200
Jill Griffin, Customer Loyality, Penerbit Erlangga, 2002 Hal 183
56
PT Supernova memiliki prosedur penanganan keluhan pelanggan dimana
pelanggan produk tertentu akan menghubungi sales yang bersangkutan dalam
menyampaikan keluhan mengenai produk yang mereka terima. Prosedur
penanganan komplain ini tercantum dalam buku sasaran mutu dan management
keamanan pangan (SMMDKP) sesuai dengan standar ISO 9001:2008. Karena
karakteristik produsen dan pelanggan industri B2B tidak sesederhana pelanggan
B2C, sehingga dibutuhkan alur penerimaan komplain dan proses penanganan
yang melibatkan departemen-departemen lain dalam sebuah perusahaan seperti
departemen quality control (QC) untuk pengecekan lebih lanjut produk yang
dikeluhkan oleh pelanggan, departemen finance dalam mengelola kontrak
pembelian dengan pelanggan dan departemen produksi dalam memperbaiki
ataupun mengganti produk yang dikeluhkan oleh pelanggan.
Download