BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikiran Untuk melakukan penelitian guna mengetahui apakah ROE dan EVA mencerminkan tingkat pengembalian saham perusahaan LQ45, penulis menggunakan data-data histories yang relevan dari awal Januari 2002 hingga Desember 2006. Data-data tersebut diolah untuk menghitung ROE, EVA dan tingkat pengembalian saham. Setelah mendapatkan nilai ROE, EVA dan tingkat pengembalian saham, maka dilakukan analisisi korelasi guna mengetahui nilai korelasi dan sifat hubungan antara ROE dan EVA perusahaan LQ45 yang telah go public dengan return sahamnya. Selanjutnya dilakukan the true multiple linier regression dengan SPSS versi 12 untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan signifikannya ROE dan EVA terhadap return sahamnya. 3.2. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan meliputi : a. Metode penelitian Kepustakaan Untuk menunjang penelitian, penulis membaca buku-buku dan artikel yang relevan dalam penelitian. b. Metode Analisis 24 25 Penulis melakukan pengumpulan data-data yang relevan dengan penelitian untuk dianalisis guna menjawab permasalahan yang dihadapi. 3.3. Data / Informasi Proses penyiapan data memerlukan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan dari dosen pembimbing agar penelitian dapat berjalan sesuai dnegan tujuan yang telah dirumuskan di awal. Penulis juga meminta saran kepada dosen pembimbing dan orang-orang yang memiliki pengetahuan di bidangnya dalam proses perhitungan dan pengambilan kesimpulan. 3.4. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian : 1. Pemilihan sampel 2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam menghitung EVA dan ROE 3. Menghitung EVA dan ROE 4. Menghitung tingkat pengembalian saham 5. Melakukan analisis statistik 6. Melakukan perbandingan untuk mengetahui pengukuran kinerja yang mempunyai nilai korelasi yang tinggi dengan tingkat pengembalian saham. 26 3.4.1. Pemilihan Sampel Pengambilan sample dengan memilih perusahaan LQ45 yang telah melakukan emisi dan terdaftar sebagai emiten secara berkelanjutan di Bursa Efek Jakarta selama 5 periode (2002-2006) dan perusahaan tersebut masih eksis sampai penelitian ini dilakukan. Sample 12 perusahaan terdiri dari : PT. Astra Agro Lestari, Tbk, PT. Aneka Tambang, Tbk, PT. Astra International, Tbk, PT. Gudang Garam, Tbk, PT Gajah Tunggal, Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT. Indonesian Satellite Corporation, Tbk, PT. Kalbe Farma, Tbk, PT. Bank Pan Indonesia, Tbk, PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dan PT. United Tractors, Tbk. 3.4.2. Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam menghitung EVA : 1. Data pergerakan saham dan IHSG mingguan. Alasan dipilihnya data pergerakan saham dan IHSG mingguan adalah agar mendapatkan beta rata-rata yang lebih akurat, Beta yang didapat mencerminkan systematic risk suatu investasi terhdap pasar secara keseluruhan. 2. Data histories bulanan SBI sebagai dasar bagi tingkat suku bunga bebas resiko. 3. Data country risk premium guna menghitung market risk premium. 27 4. Laporan keuangan histories dari masing-masing industri yang telah diaudit untuk dapat menghitung komponen-komponen EVA. 3.4.3. Perhitungan EVA EVA dapat dihitung dengan cara : Net Sales Operating Expenses = Operating Profit Before Interest and Tax Taxes = - - Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Capital Charges (Invested Capital x Cost of Capital) - = EVA 3.4.3.1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT merupakan keuntungan operasional yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan sehingga terdapat pendapatan atau beban diluar dari kegiatan operasional perusahaan seperti laba atau kerugian dari penghentian usaha, maka pendapatan atau beban tersebut tidak diikutsertakan dalam perhitungan. NOPAT perusahaan diperoleh dari pendapatan bunga ditambah dengan pendapatan operasional lainnya dikurangi dnegan beban bunga dan beban operasional lainnya serta beban pajak penghasilan. 28 Template untuk menghitung NOPAT menurut Young dan O’Byne : Operating Income + Interest Income + Equity Income (Loss) + Other Investment Income - Income Taxes - Tax Shield On Interest Expense = Net Operating Profit After Tax 3.4.3.2. Capital Charges Rumus untuk menghitung Capital Charges : Capital Charges = Weighted Average Cost Of Capital x Invested Capital Pada rumus di atas, terdapat dua komponen dalam menghitung Capital Charges, dimana akan dibahas satu per satu dari komponen tersebut. 3.4.3.2.1. Weighted Average Cost of Capital (WACC) Biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor apabila dananya diinvestasikan pada 29 proyek, asset, atau perusahaan yang dimiliki tingkat resiko yang sama. Rumus dalam menghitung biaya modal : WACC = (portion of debt x cost of debt x (1-T) + (portion of equity x cost of equity), dimana : 1. Portion of Debt = Debt Debt + Equity 2. Cost of debt adalah return yang diharapkan dari pemberi pinjaman (kreditur) pada investasi mereka termasuk di dalamnya premi atas risiko. 3. T = pajak yang dikenakan 4. Portion of Equity = Equity Debt + Equity 5. Cost of equity adalah tingkat pengembalian yang diinginkan investor saat melakukan investasi dalam bentuk ekuitas pada perusahaan. Cost of equity dihitung berdasarkan metode Capital Asser Pricing Model (CAPM) yang dikembangkan oleh Profesor [ William Sharpe dan John Lintner : E ( R ) = R f + β E ( R M ) − R f ] CAPM disebut model ekspektasi karena berdasarkan ekspektasi investor bukan pada sesuatu yang telah terjadi. Selisih antara EM Rf disebut market risk premium (MRP). MRP yang disesuaikan dengan beta akan menghasilkan risk premium. 30 Beta mengukur tingkat volatilitas harga saham perusahaan dalam kaitanya dengan pasar saham keseluruhan. Perusahaan yang berisiko tinggi akan memiliki beta lebih besar dari 1, sedangkan perusahaan yang tidak terlalu beresiko memiliki beta kurang dari 1. β= cov(ri , rm ) σ 2m cov( ri , rm ) : covariance antara return suatu saham dengan return pasar σ 2m : variance dari market portfolio Jadi, formula untuk cost of equity dapat ditulis sebagai berikut : Cost of equity = R f + Risk Premium Cost of equity = R f + { β x market risk premium} 3.4.3.2.2. Invested Capital Invested Capital dapat didefinisikan sebagai penjumlahan dari seluruh pendanaan perusahaan kecuali kewajiban jangka pendek yang tidak berbunga seperti upah yang masih harus dibayar dan pajak yang masih harus dibayar. Atau dengan kata lain, perhitungan invested capital merupakan penjumlahan dari ekuitas, seluruh kewajiban yang berbunga jangka pendek maupun jangka panjang, serta kewajiban jangka panjang lainnya. 31 3.4.4. Tingkat Pengembalian Saham Dalam menghitung tingkat pengembalian saham, peneliti menggunakan data pergerakan saham mingguan selama jangka waktu lima tahun. Rumus untuk menghitung return saham : r= P1 − P0 P0 P 1 = closing price pada waktu t P 0 = closing price pada waktu t-1 Apabila terdapat perusahaan yang melakukan stock split atau reverse stock split, maka pada tanggal tersebut return-nya akan dilakukan penyesuaian, yaitu : r= 3.4.5. closing price t - open price t open price t Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui sifat hubungan antara variabel EVA terhadap variabel return, apakah memiliki nilai positif atau negatif. Nilai korelasi (r) berkisar antara -1 sampai 1. Nilai absolut yang diperoleh menandakan kuat lemahnya hubungan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan plus dan minus dari 32 korelasi menandakan hubungan yang searah atau berlawanan arah. Secara singkat digambarkan sebagai berikut : - r = 0 atau mendekati, korelasi variabel lemah atau tidak ada korelasi. - r = -1 atau mendekati, korelasi variabel sangat kuat dan arah negatif. - r = 1 atau mendekati, korelasi variabel sangat kuat dan arah positif. Rumus menghitung koefisien korelasi : r= n∑ xy − (∑ x)(∑ y ) n(∑ x 2 ) − (∑ x ) 2 n(∑ y 2 ) − (∑ y ) 2 Pada pengujian hipotesis digunakan t-test untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kedua variabel yang diuji. Rumus t-test untuk menguji korelasi : t(n-2) = r (1 − r 2 ) (n − 2) t = degree of freedom sebesar n-2 n = jumlah sampel r = koefisien korelasi 3.4.6. Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian model Regresi Linear Berganda atau Multiple Linear Regression (MLR) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh 33 dari ROE terhadap return sahamnya dan apakah benar pengaruh EVA lebih signifikan dibandingkan ROE terhadap return sahamnya. Dalam melakukan pengujian regresi, diperlukan suatu model persamaan regresi dimana model persamaan tersebut dapat menjelaskan pola hubungan yang terjadi antara variabel-variabel yang digunakan dalam model, yaitu EVA dan ROE dengan return sahamnya. Model yang dihasilkan haruslah model yang BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator) sehingga model persamaan merupakan solusi terbaik untuk suatu estimasi. Tiga masalah yang melanggar syarat BLUE, antara lain : 1. Masalah Autokorelasi Masalah ini dapat terjadi untuk karakteristik data time series karena variabel-variabel yang diperhitungkan akan berhubungan antar periode satu dengan periode lainnya. Masalah ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Nilai DW harus berada antara 1,7 sampai dengan 2. Jika nilai pada DW berkisar antara itu, maka tidak terdapat serial auto-correlation sehingga salah satu syarat BLUE telah terpenuhi. 2. Masalah Multikolinearitas Masalah ini terjadi ketika terdapat dua atau lebih variabel bebas memiliki korelasi tinggi tetapi tidak sempurna satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t-stat yang rendah tetapi R Square dan F-stat yang tinggi sehingga artinya banyak variabel 34 tetapi tidak signifikan. Jadi dengan kata lain, nilai R square yang tinggi belum menjamin apakah model tersebut valid karena masih harus dilihat apakah syarat BLUE telah terpenuhi atau tidak. Masalah ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflationary Factor (VIF) dengan rumus : VIF = 1 1− ρ 2 dimana ρ = koefisien korelasi Jika : VIF > 5, artinya moderate multicollinearity VIF > 10, artinya high multicollinearity Nilai VIF yang tidak berada di atas 5 boleh digunakan dalam model MLR. 3. Masalah Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti error term tidak sama untuk setiap observasi. Masalah heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilihat dengan menggunakan scatterplot, yang melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika ada pola tertentu maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas sedangkan jika tidak memiliki pola tertentu maka regresi tidak mengalami ganguan heteroskedastisitas.