hubungan efektivitas manajemen kelas dengan

advertisement
EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS
DI SMP FATAHILLAH PONDOK PINANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
The image part with relationship ID rId5 was not found in the file.
DISUSUN OLEH :
Ria Maria Hidayat
205018200440
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010/ 1431 H
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................1
B.
Identifikasi Masalah........................................................................6
C.
Pembatasan Masalah.......................................................................6
D.
Perumusan Masalah.........................................................................6
E.
Manfaat Penelitian..........................................................................7
KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS DENGAN
MINAT BELAJAR SISWA.
A.
Efektivitas Manajemen Kelas
1.
Pengertian Efektivitas.........................................................................8
2.
Pengertian Manajemen Kelas.............................................................9
a.
Pengertian Manajemen...........................................................9
b.
Pengertian Kelas..................................................................10
3.
Tujuan Manajemen Kelas ...............................................................12
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas .....................13
5.
Fungsi Manajemen Kelas ................................................................16
6.
Kegiatan Manajemen Kelas ............................................................16
BAB III
B.
Minat Belajar
1.
Pengertian Minat Belajar ................................................................20
2.
Prinsip-prinsip Belajar ....................................................................22
3.
Tujuan Belajar ................................................................................23
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa...............24
5.
Peranan Minat Dalam Belajar .......................................................25
6.
Kondisi Belajar .............................................................................26
C.
Kerangka Berfikir ......................................................................27
D.
Hipotesis penelitian ....................................................................28
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian ........................................................................29
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ..………………………………...29
C.
Metode Penelitian .......................................................................29
D.
Populasi Dan Sampel ..................................................................30
E.
Variabel Penelitian ......................................................................30
F.
Teknik Pengumpulan Data ..........................................................31
G.
Instrumen Penelitian ....................................................................31
G.
Teknik Analisa Data ....................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................38
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Fatahillah Pondok Pinang .............38
2. Visi dan Misi ......................................................................................39
3. Keadaan Siswa-siswi .........................................................................40
4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang .................................40
5. Keadaan Sarana dan Prasarana ...........................................................42
6. Keadaan Ekstrakulikuler .....................................................................44
B. Deskripsi Data ........................................................................................44
C. Analisis Data dan Interpretasi Data ....................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................69
B. Saran-saran ...............................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Hubungan Efektivitas Manajemen Kelas dengan Minat Belajar Siswa” disusun
oleh Ria Maria Hidayat, Nomor Induk Mahasiswa 205018200440, Jurusan KI- Manajemen
Pendidkan . Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk diujikan pada siding munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 2010
Yang Mengesahkan
Pembimbing
Mudjahid AK, M,Sc
NIP. 19470714 1965101 001
ABSTRAK
Ria Maria Hidayat, NIM: 205018200440, Efektivitas Manajemen Kelas di
SMP Fatahillah Pondok Pinang. Skripsi di bawah Bimbingan Mudjahid AK,
M. Sc. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2010.
Kemampuan guru dalam manajemen kelas sangat diperlukan agar
memberikan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah
Pondok Pinang. Masalah ini difokuskan pada pengelolaan non akademik yaitu
kemampuan guru yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik seperti ruang
kelas, perabot kelas dan alat pengajaran.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis, metode ini didukung dengan teknik-teknik pengumpulan data yang
meliputi teknik kuisioner, wawancara dan observasi, teknik analisa data yang
digunakan menggunakan rumus presentase. Sedangkan sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah
siswa-siswi kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang
sebanyak 30 orang.
Dari pengolahan data yang didapat selanjutnya penulis mengkategorikan
setiap aspek sehingga menghasilkan data akhir dengan kategori Baik yaitu sebesar
88,7 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Efektivitas Manajemen Kelas
di SMP Fatahillah Pondok Pinang berkategori Baik.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan anugerah dan
kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta seluruh penerus
perjuangannya, yang telah membawa umatnya menuju jalan kebenaran.
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Efektivitas Manajemen Kelas Dengan
Minat Belajar Siswa” tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
beserta staf.
2. Bapak, Ketua Jurusan Kependidikan Islam. Bapak. Rusdy Zakaria M. Ed, M. Phill, Ketua
Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Bapak. Mu’arif SAM,
M. Pd.
3. Bapak Dosen Pembimbing Bapak. Mudjahid AK. M. Sc. Yang telah membimbing dan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis semoga dapat berguna dan bermanfaat.
5. Kepala Sekolah, ibu Lilis Nurhayati, Dewan Guru beserta staf, dan siswa-siswi
SMP
Fatahillah Pondok Pinang, yang telah menyediakan waktu dan tempatnya untuk
penelitian ini.
6. Mamah “Nur’aini dan Papah “Apun Hidayat” tercinta yang telah merawat dan mendidik
penulis dengan penuh kasih sayingdan penuh keikhlasan memberikan do’a dan bantuan
yang tidak henti-hentinya kepada penulis.
7. Suamiku “Yanto” yang dengan sabar dan ikhlas mendampingi dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, serta anakku Aditya Rumi yang menjadikan hari-hari
menjadi ceria.
8. Adik-adikku yang senantiasa memberikan do’a dan motivasi penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Kepala Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan, Bu Mariani, yang selalu
memberi semangant dan memberikan referensi-referensinya.
10. Sahabat-sahabatku KI-MP Non Reguler angkatan 2005 yang telah membantu dan
memberikan saran dan masukan bagi penulis sehingga selesainya skripsi ini.
Hanya harapan dan do’a yang dapat disampaikan kepada semua pihak, semoga jasa dan
segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang layak
dari Allah SWT (amin) dan akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian kependiidkan ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang membaca pada umumnya.
Jakarta, April 2010
Penulis
Ria Maria Hidayat
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .........................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................
iii
ABSTRAK ............................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
DAFTAR ISI ........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah........................................................................ 5
C.
Pembatasan Masalah....................................................................... 5
D.
Perumusan Masalah........................................................................ 6
E.
Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS
A.
Efektivitas Manajemen Kelas
1.
Pengertian Efektivitas Manajemen Kelas........................................ 7
2.
Tujuan Manajemen Kelas ............................................................... 10
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas ................... 11
5.
Ruang Lingkup Manajemen Kelas ................................................. 14
5.
Fungsi Manajemen Kelas ............................................................... 18
BAB III
6.
Kegiatan Manajemen Kelas ........................................................... 19
7.
Kegiatan Guru Dalam Mengelola Kelas.......................................... 21
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian ........................................................................... 24
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ..………………………….………. 24
C.
Metode Penelitian .......................................................................... 24
D.
Populasi Dan Sampel ..................................................................... 25
E.
Teknik Pengumpulan Data ............................................................
F.
Pengolahan Data ............................................................................ 32
G.
Teknik Analisa Data ....................................................................... 33
25
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Fatahillah Pondok Pinang ........... 34
2. Visi dan Misi .................................................................................... 35
3. Keadaan Siswa-siswi ........................................................................ 36
4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang ............................... 37
5. Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................................ 39
6. Keadaan Ekstrakulikuler .................................................................. 40
B. Deskripsi dan Analisa Data ................................................................. 41
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 60
B. Saran-saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan komponen utama dalam mewujudkan peradaban
karena melalui pendidikan warga negara dapat memperoleh wawasan dan
dapat mengembangkan kemampuan yang akan berimbas kepada peningkatan
mutu kehidupan manusia serta bangsa. Pendidikan diartikan sebagai upaya
sadar dan terencana, sistematis dan berkesinambungan dalam membina dan
mengembangkan potensi manusia agar dapat berfungsi secara optimal bagi
peranannya di masa datang, agar dapat memenuhi tantangan era globalisasi,
sejalan perkembangan dan perubahan masyarakat. Seperti tercantum dalam
Undang-undang Sisdiknas tahun 2000-2004, Bab II tentang dasar, fungsi dan
tujuan, Pasal 3 yaitu:
Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
2
TuhanYang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1
Rendahnya mutu pendidikan telah memberikan akibat langsung pada
rendahnya mutu sumber daya manusia bangsa. Karena untuk melahirkan
sumber daya manusia yang bermutu hanya bisa melalui jalur pendidikan dan
proses pembelajaran yang bermutu pula. 2
Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru
memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, mempunyai kekuatan untuk
membentuk dan membangun kepribadian siswa menjadi seorang yang berguna
bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai
citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukan bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Seperti yang
tercantum dalam Peraturan Perundang-Undangan Pada Butir sembilan Kode
Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa: “Guru melaksanakan segala
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.” (PGRI, 1973). 3
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah
bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat di kuasai oleh anak
didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan
oleh guru. Kesulitan itu di karenakan anak didik bukan hanya sebagai individu
dengan segala keunkannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan
latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan
anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektuals, psikologis
dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang
melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu
pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas
dengan baik.
1
Undang-undang tentang SISDIKNAS dan peraturan pelaksanaannya 2000-2004, (Jakarta: CV.
Tamira Utama, 2004), h. 7
2
Sholeh, Asrorun Ni’Am, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: elsas, 2006), h. 5.
3
Soetjipto, Prpf, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet II, h.42-43
3
Guru merupakan salah satu kunci utama berhasil atau tidaknya gerakan
pendidikan. Efektivitas proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas sangat
ditentukan oleh kompetensi guru, di samping faktor lain, seperti siswa,
lingkungan dan fasilitas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan
salah satu ukuran profesionalitas seorang guru. Kebutuhan akan guru
profesional yang semakin mendesak itu sejalan dengan tuntutan akan
kapasitas mereka untuk dapat menjadi pemimpin kelas yang baik.
Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka
pengelolaan atau manajemen kelas di dalam sekolah harus semaksimal
mungkin dilaksanakan. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan
oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk
memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, karena proses belajar merupakan inti dari
kegiatan pembelajaran.
Seperti
yang
dikatakan
Wrightman,
proses
belajar
mengajar
merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan
serangkaian tingkah laku yang saling berkaiatan yang dilakukan dalam suatu
situasai tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku
dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. 4
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi
pembelajaran yang dilakukan guru, seperti pengaturan metode, strategi dan
kelangkapan dalam pengajaran sebagai bagian dari kegiatan manajemen
pembelajaran. Yang harus dilakukan oleh guru untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan efisien maka guru harus menguasai manajemen
kelas. Manajemen kelas sangat penting untuk terciptanya suasana mengajar
yang kondusif, bukan hanya membantu guru dalam proses belajar mengajar
tetapi yang lebih penting menjadikan siswa mudah dalam belajar, merasa
nyaman dan menyenangkan dalam proses belajar.
4
Rukmana, Ade. Drs, Pengelolaan Kelas, (Jakarta: Bahan Belajar Mandiri, 2006), Cet I, h.1
4
Sering terjadi di beberapa sekolah, pengelolaan kelas kurang baik,
kondisi kelas yang kurang efektif dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam
belajar dan dapat menghambat optimalisasi proses pembelajaran. Sekolah
tersebut masih sulit untuk menerapkan manajemen kelas yang baik, karena
butuh kerjasama dari semua pihak terutama guru. Hal serupa juga dialami di
SMP Fatahillah Pondok Pinang. Masalah ini
sering dihadapi dalam
manajemen kelas dalam pengaturan fisik kelas.
Dari latar belakang tersebut maka penulis melihat ada beberapa
masalah dalam pengaturan fisik di SMP Fatahillah Pondik Pinang, nampak
pada beberapa keadaan yang penulis amati ketika melakukan penelitian di
SMP Fatahillah Pondok Pinang. Persisnya ada ketidak seimbangan antara luas
ruangan dengan jumlah siswa per kelas dengan jumlah masing-masing kursi.
Seperti di kelas VIII-1 terdapat 30 siswa, tetapi jumlah meja dan
bangku yang ada di dalam kelas sebanyak 20 buah. Kalau masing-masing diisi
oleh dua orang siswa, maka jumlah siswa yang seharusnya menempati meja
dan kursi ada 40 siswa. Tetapi kelas VIII-1 hanya ada 30 siswa maka ada 5
meja dan kursi kosong yang seharusnya diisi oleh dua orang siswa, yaitu 10
orang siswa, tetapi di biarkan kosong. Seharusnya jika jumlah siswa ada 30,
meja dan kursi yang harus ada di dalam kelas 15 buah yang masing-masing
diisi oleh dua orang. 5
Pemandangan seperti ini dapat mempengaruhi minat belajar siswa
karena terkadang ada siswa yang berpindah-pindah tempat duduk, mereka
pindah ke belakang dan mengosongkan barisan depan, sehingga barisan depan
kosong. Siswa yang pindah kebelakang lalu membuat kegaduhan dengan
ngobrol di dalam kelas, mengganggu siswa lain yang benar-benar ingin
belajar, Pemandangan seperti ini sangat mengganggu proses pembelajaran.
Selain itu karena ruang kelas bersebelahan dengan rumah warga
sekitar sekolah, sehingga ventilasi udara ditutup agar proses pembelajaran
5
Observasi dan pengamatan langsung di SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan, pada
tahun ajaran 2008-2009.
5
tidak terganggu. Keadaan ini membuat suasana kelas menjadi pengap, panas,
gelap dan kurang pertukaran udara, membuat siswa tidak nyaman dalam
memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru. Apalagi siswa sejak pagi
hingga menjelang petang ada di dalam kelas. Apakah keadaan seperti ini siswa
masih mempunyai minat dalam belajar?
Memperhatikan uraian di atas diperlukan usaha agar dapat mewujudkan
efektivitas manajemen kelas yang baik, terutama dalam pengaturan ruang
belajar dan pengaturan siswa didalam kelas, untuk meningkatkan keberhasilan
dalam proses belajar dan mengajar. Berdasarkan latar belakang tersebut amaka
penulis membahas skripsi dengan judul:
“Efektivitas Manajemen Kelas Di SMP Fatahillah Pondok Pinang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilakukan identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok
Pinang
2. Bagaiamana kemampuan pengelolaan kelas guru bidang studi IPS
3. Bagaiamana pengaturan siswa didalam kelas
4. Bagaiamana pengaturan ruang belajar dan alat-alat pengajaran
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, masalah
dibatasi pada:
Manajemen kelas dibagi menjadi dua yaitu pengelolaan akademik dan non
akademik, maka penulis membatasi masalah hanya pada pengelolaan non
akademik, yaitu kemampuan guru dalam manajemen kelas, yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kemapuan yang menyangkut siswa dan
pengelolaan fisik seperti ruangan, perabot dan alat pengajaran.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan diatas, maka perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok
Pinang pada bidang studi IPS.
2. Bagaiamana penataan siswa didalam kelas, serta pengaturan ruang belajar
serta alat-alat pengajaran.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah bagi:
1. Penulis, sebagai bahan kelengkapan wawasan penegtahuan keterampilan
bagi penulis serta aplikasinya dari ilmu yang didapat dalam menempuh
pendidikan.
2. Sekolah, sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam manajemen kelas,
khususnya dalam pengembangan proses belajar mengajar.
3. Guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam usaha
meningkatkan minat belajar siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektivas Manajemen Kelas
1. Pengertian Efektivitas Manajemen Kelas
Pengertian Efektivitas menurut Kamus Pendidikan Pengajaran dan
Umum, adalah suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang
diharapkan. 6 Efektivitas menurut Mulyasa adalah adanya kesesuaian antara yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. 7 Menurut N. A. Ametembun
efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan suatu tujuan. 8
Sedangkan efektivitas menurut Kamus Ilmiah Populer Lengkap adalah
“ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.” 9
Menurut T. Hani Handoko definisi efektivitas sebagai berikut:
“Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang telah
ditetapkan.” 10 Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1986)
mendefinisikan kelas (class) sebagai “group of
6
students taught together or
Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta: Rineka Cipta,
1994),
h. 61
7
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 82
8
N.A. Ametembun, Evaluasi Mengajar: Kriteria-kriteria dan Teknik-teknik, (Bandung: Suri,
2000)
h. 8
9
Achmad Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, (Yogyakarta: Absolut: 2004) cet, 2 h. 82
10
T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1986). h. 7
8
location when this group meets to be taught”. Dengan demikian, kelas
merupakan sekelompok siswa yang diajar bersama atau suatu lokasi ketika
kelompok itu menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang
diformat secara formal. 11
Dalam arti sempit kelas menunjukan suatau ruangan dibatasi 4
dinding atau tempat murid-murid belajar, tiap bangunan sekolah di bagi
kedalam ruangan-ruangan bangunan yang menunjukan ruang kelas. Dalam
arti luas kelas dapat pula diartikan sebagai kegiatan pembelajaran yang
dibedakan oleh guru kepada murid-murid dalam suatu ruangan untuk satu
tingkat tertentu pada jam tertentu. 12
Kelas bermakna “tingkatan” untuk menunjukkan status atau posisi
anak di sekolah tertentu, misalnya kelas I, kelas II, dan sebagainya. 13
Adapun yang dimaksud kelas adalah pangkat, tingkatan, ruang tempat
belajar disekolah.
Dengan demikian
kelas merupakan sekelompok siswa belajar
bersama ditempat yang sama dengan bimbingan dari guru dalam proses
pembelajaran dan dalam tingkatan yang sama. Pengertian terminologi
manajemen kelas (Classroom management) dibangun oleh dua kata, yaitu
manajemen (management) dan kelas dalam makna ruang kelas (classroom).
Menurut para ahli berikut definisi manajemen kelas. Menurut Raka Joni
“pengelolaan
kelas
menunjukkan
kepada
kegiatan-kegiatan
yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar.” 14
Pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunakan
seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun
komponen pendukungnya. 15 “Pengelolaan kelas menurut M Entang
berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan
11
Sudarwan Danim, inovasi pendidikan..., ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 167
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 28
13
Sudarwan Danim, inovasi pendidikan…,h. 167
14
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 84.
15
Pupuh, Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refik Aditama, 2007) h. 104.
12
9
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar.” 16 Sedangkan E. C. Wragg mengatakan Manjemen
kelas adalah kegiatan pengelolaan perilaku murid-murid, sehingga muridmurid dapat belajar. 17
Pengelolaan kelas/ Manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang
membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. 18
Menurut Sudarwan Danim dalam bukunya Inovasi Pendidikan
manajemen kelas adalah “Seni atau praksis (praktik dan strategi) kerja, yaitu
guru bekerja secara individu, dengan atau melalui orang lain (misalnya
bekerja dengan sejawat atau siswa sendiri) untuk mengoptimalkan sumber
daya kelas bagi pencapian proses pembelajaran yang efektif dan efisien.” 19
Manajemen kelas/pengorganisasian kelas adalah “suatu rentetan
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas
yang efektif, yang meliputi, (1) tujuan pengajaran, (2) pengaturan
penggunaan waktu yang tersedia, (3) pengeturan ruangan dan perabot
pelajaran di kelas, serta (4) pegelompokan siswa dalam belajar”. 20
Suatu kondisi belajar akan optimal akan dicapai, apabila seseorang
guru mampu mengatur siswa dengan suasana pengajaran yang serasi serta
mengendalikan suasana belajar yang menyenagkan. Meneglola kelas sangat
erat hubungannya dengan penyediaan kondisi menguntungkan bagi siswa
untuk belajar. 21 Menurut W. S Wingkel pengelolaan kelas adalah
menciptakan dan memperhatikan suasana di kelas yang membentuk siswa
16
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 29
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 29
18
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1992), h. 67-68
19
Sudarwan Danim, inovasi pendidikan,…h. 167
20
Conny Semiawan dkk, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar?, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992), h. 63-64.
21
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet.
19 h. 10
17
10
untuk dapat berkonsentrasi dalam belajarnya dan dengan demikian
memperoleh hasil belajar yang maksimal. 22
Dengan demikian Efektivitas manajemen kelas adalah kemampuan
atau kesanggupan yang dilakukan guru dalam pengelolaan segala aspek
lingkungan fisik yaitu berupa ruang kelas dan seluruh kelangkapan maupun
administarsinnya serta untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang
efektif dan menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
baik sesuai dengan kemampuan.
2. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan, adalah target akhir yang ingin dicapai oleh orang atau organisasi.
Sebagai titik akhir dari proses maka tujuan tersebut harus berkesesuaian dengan
rencana yang dibuat. Tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran selain
dapat tertransfernya ilmu pengetahuan, juga apakah terjadi perubahan dari
sikap dan perilaku siswa. Oleh karena itu tujuan dalam manajemen kelas juga
kepada tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Tujuan manajemen kelas meneurut (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen
1996):
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai
hambatan
yang
dapat
menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya. 23
22
W. S. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. 4, h. 380.
11
Tujuan Manajemen kelas Menurut A. C. Wragg adalah:
1. Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang
sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.
2. Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam
melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya. 24
Tujuan manajemen kelas ini adalah agar dapat mendorong siswa
mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam
berprilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang
berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, serta memberikan respon
yang positif terhadap perilaku siswa. 25
Sedangkan menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono dalam bukunya
menyebutkan, proses belajar mengajar penggunaan komponen dalam kelas
mempunyai beberapa tujuan bagi siswa yaitu:
1.
Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah laku.
2.
Membantu siswa untuk mengerti tingakh laku yang sesuai dengan
tata tertib kelas, dan memehami bahwa teguran guru merupakan
suatu peringatan, dan bukan kemarahan.
3.
Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas. 26
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas, yaitu:
1. Kondisi fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengeruh penting
terhadap hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud meliputi:
23
Ade Rukmana, Pengalolaan Kelas,… h. 43
Ade Rukmana, Pengalolaan Kelas,… h. 43
25
I. G. A. K. Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar , (Jakarta:
PAU-PPAI Universitas Terbuka, 2001), Cet. I, h. 35.
26
J. J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar , (Bandung : Remadja Karya CV, 1988)
Cet. Ke-3, h. 83
24
12
a. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak
leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara siswa
yang satu dengan lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa
yang melakukan kegiatan.
b. Pengaturan tempat duduk.
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah
laku siswa.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya.
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk terciptannya
suasana belajar yang nyaman.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah
dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan
belajar.
2. Kondisi sosio-Emosional
Kondisi sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan
efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
a. Tipe kepemimpinan; Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan
mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
b. Sikap Guru; dalam menghadapi siwa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan
bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
c. Suara Guru; melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah terlalu
rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana
gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak
diperhatikan.
13
d. Pembinaan hubungan baik (raport); Dengan terciptannya hubungan baik
guru-siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan
semangat, bersikap optimistic, realistic dalam kegiatan belajar yang
sedang dilakukannya.
3. Kondisi organisasi; Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik
tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah
pengelolaan kelas. 27
Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang
kelas dan sekolah, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:
1.
Ukuran ruang kelas.
2.
Jumlah siswa.
3.
Tingkat kedewasaan siswa.
4.
Toleransi guru dan kelas sebelah terhadap kegaduhan dan lalu
lalangnya siswa.
5.
Toleransi masing-masing siswa terhadap kegaduhan dan lalu
lalangnya siswa lain.
6.
Pengalaman guru dalam melaksanakan metode pembelajaran
gotong royong, dan
7.
Pengalaman siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
gotong royong. 28
Sedangkan Suhaenah Suparno mengemukakan kriteria yang harus dipenuhi
ketika melakukan fasilitas ruangan kelas, yaitu:
1. Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektivitas proses
pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah anak-anak belajar
dengan aktif dan guru dapat mengelola kelas dengan baik.
27
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 44-45
Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 51
28
14
2. Penataan tersebut bersifat fleksibel (luwes) sehingga perubahan dari
satu tujuan ke tujuan lain dapat dilakukan sedemikian rupa, sehingga
sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujaun yang akan
dicapai.
3.
Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas
yang dapat memberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep
tersebut yaitu berupa gambar-gambar atau media lain sehingga
konsep-konsep tersebut tidak bersifat verbalitas.
4. Penataan ruang dan fasilitas yang ada di kelas harus mampu membantu
siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka
meras senang untuk belajar. 29
4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas
Menurut suharsimi Arikunto bahwa ruang lingkup pengelolaan kelas di
bagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Pengelolaan yang menyangkut siswa
b. Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pengajaran). 30
Berikut dikemukakan mengenai kedua hal tersebut yaitu pengelolaan
yang menyangkut siswa dan pengelolaan fisik:
1. Pengelolaan yang menyangkut siswa atau pengaturan siswa
yaitu, merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka
penyediaan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran
berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang
bersifat pencegahan (preventif) dan tindakan yang bersifat
korektif. 31
Tindakan tersebut yaitu berupa:
29
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran…, 168-169
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1988). H. 68
31
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 119
30
15
a. Usaha yang bersifat pencegahan.
Tindakan pencegahan adalah yang dialkuakn sebelum munculnya
tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi
optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam
tindakan
pencegahan
keberhasilan
merupakan
manajemen
kelas.
salah
Adapun
satu
indikator
langkah-langkah
pencegahannya menurut Maman rahman yang dikutip oleh Ade
Rukamana dan Asep Suryana adalah sebagai berikut:
1.
Peningaktan kesadaran diri sebagai guru.
Langakah
peningkatan
kesadaran
diri
sebagai
guru
merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena
dengan dimilikinnya kesadaran ini akan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal
dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Peningkatan kesadaran peserta didik.
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalm proses
pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru
dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta
didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah
tersinggung yang pada gilirannya memungkinkan peserta
didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji
yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka
pembelajaran.
3.
Sikap polos dan tulus dari guru.
Sekap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala
tindaknnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak
apaadannya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat
membantu dalam mengelola kelas.
16
4.
Mengenal alternatif pengelolaan.
Untuk mengenal dan menemukan alternatif peneglolaan,
langkah ini menuntut guru:
a. melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan
yang sifatnya individual maupun kelompok,
b. mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas,
c. mempelajari pengalamn guru-guru lainnya yang gagal
atau berhasil sehingga dirinya memliki alternatif yang
bervariasi.
5.
Menciptakan kontrak sosial.
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan
standar tingkah laku yang diharapkan seraya memberi
gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam
memenuhi kebutuhan peserta didik.
b. Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif).
Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai
berikut:
1.
Mengidentifikasi masalah.
Pada langkah ini, gurumengenal atau mengetahui masalahmasalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas.
Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis
penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang
membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
2.
Menganalisis masalah.
Pada langkah ini, guru menganalisis penyimpangan peserta
didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber
dari penyimpangan itu. Selanjutnya menentukan alternatifalternatif penanggulangannya.
17
3.
Menilai alternatif-alternatif pemecahan.
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif
pemecahan
masalah
yang
dianggap
tepat
dalam
menaggulangi masalah.
4.
Mendapatkan balikan.
Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan
maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif
pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang
sesuai dengan yang direncanakan. 32
2. Pengelolaan fisik, lingkungan fisik tempat belajar mempunyai
pengaruh penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang
menyenangkan dan memiliki syarat dapat mendukung meningkatnya
intensitas proses belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif
terhadap tujuan pengajaran. 33 Lingkungan fisik yang dimaksud yaitu,
Kondisi fisik lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengeruh
penting terhadap hasil pembelajaran, lingkungan fisik yang dimaksud
meliputi:
a. Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
ruang tempat belajar harus memungkinkan semua siswa
bergerak
leluasa,
tidak
berdesak-desakan
dan
saling
mengganggu antara siswa yang satu dengan lainnya pada saat
melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan kelas tergantung
pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.
32
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 58
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995),
h. 120
33
18
b. Pengaturan tempat duduk.
Dalam
mengatur
tempat
duduk
yang
penting
adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru
dapat mengontrol tingkah laku siswa.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya.
Suhu, ventilasi dan penerangan adalah asset penting untuk
terciptannya suasana belajar yang nyaman.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang
mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan
bagi kepentingan belajar. 34
Untuk menciptakan manajemen kelas yang kondusif salah satu yang harus
diperhatikan adalah lingkungan fisik yang memenuhi syarat seperti kondisi
kelas. Seperti yang dikatakan Abdul Majid dalam bukunya Perencanaan
Pembelajaran, ukuran ruang kelas 8 m X 7 m. Dapat memberikan kebebasan
gerak, komunikasi, pandangan dan pendengaran., Cukup cahaya dan sirkulasi
udara, pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak
leluasa. 35
5. Fungsi Manjemen Kelas
Fungsi manajemen kelas merupakan fungsi-fungsi manajemen yang
diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran
yang hendak dicapainya. Kegiatan tersebut meliputi:
a. Merencanakan, adalah membuat suatu target-arget yang akan
dicapai atau diraih di masa depan. Merencanakan pada dasarnya
membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan
34
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…,h. 44-45
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengambangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 169
35
19
yang akan diambil, sumberdaya yang akan diolah dan teknik/
metode yang dipilih untk digunakan.
b. Mengorganisasikan, adalah proses mengatur, mengalokasikan dan
mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Memipin, institusi pendidikan lebih menekankan pada aupaya
mengarahkan
dan
memotivasipara
personil
agar
dapat
melaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Memimpin
menurut Stoner adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas yang berkitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok
atau seluruh organisasi.
d. Mengendalikan, institusi pendidikan adalah membuat institusi
berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai
kepada tujuan secara efektif dan efisien. 36
6. Kegiatan Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis
besar terdiri dari:
a. Pengaturan orang (siswa), adalah bagaimana mengatur dan
menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual
dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan
untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat
dan keinginannya.
b. Pengaturan fasilitas, adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa,
sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di
dalam
kelas.
Pengaturan
fisik
kelas
diarahkan
untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa merasa
senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik.
36
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…, 54-55
20
Pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti
dibawah ini:
Kegiatan Pengelolaan Kelas
Mengatur Orang
Mengatur fasilitas belajar mengajar
(Kondisi Emosional)
(Kondisi fisik)
- Tingkah laku
- Ventilasi
- Kedisiplinan
- Pencahayaan
- Minat/Perhatian
- Kenyamanan
- Gairah Belajar
- Letak duduk
- Dinamika kelompok
-
Penempatan siswa 37
Kegiatan manajemen kelas secara garis besar terdiri dari pengaturan orang
(siswa), dan pengaturan fasilitas belajar mengajar terdiri dari ventilasi,
pencahayaan, kenyamanan, letak duduk dan penempatan siswa.
Penataan ruang kelas sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran,
salah satunya letak duduk atau penataan bangku dalam proses pembelajaran agar
tercapai tujuan pembelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya Cooperative Learning, mempraktikkan
Cooperative Learning di ruang-ruang kelas, ada beberapa model penataan bangku
yang biasa dipakai dalam pembelajaran. Beberapa model penataan bangku yang
bisa dipakai dalam proses pembelajaraan yaitu:
1. Meja tapal kuda: siswa berkelompok diujung meja.
2. Meja panjang: siswa berkelompok diujung meja.
3. Penataan tapal kuda: siswa dalam satu kelompok ditempatkan
berdekatan.
37
Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…, h 33.
21
4. Meja laboratorium.
a.
tugas individu
b. tugas kelompok dengan membalikkan kursi
5. Meja kelompok: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan.
6. Klasikal: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan.
7. Bangku individu dengan meja tulisnya: penataan terbalik
8. Meja berbaris: dua kelompok duduk berbagi satu meja. 38
7. Kegiatan guru di dalam mengelola kelas yaitu:
a. Penataan siswa di dalam kelas
1. Mengorganisasikan siswa
Pengorganisasian siswa dikelola dengan baik, organisasi siswa ini
mempunyai dua fungsi yaitu:
a). Melatih siswa dalam berorganisasi
b). Menciptakan ketertiban kelas
Organisasi kelas biasanya memiliki bentuk yang sangat
sederhana terdiri dari ketua kelas, sekretaris, bendahara dan
beberapa seksi sesuai kebutuhan.
2. Mengenal sifat dan tingkah laku siswa di kelas
Setiap guru harus mengenal sifat dan tingkah laku siswa agar dapat
memudahkan dalam proses pembelajaran, dan menangani masalah
yang terjadi di dalam kelas.
3. Kegiatan-kegiatan guru di dalam kelas
38
a.
Mengecek kehadiran siswa
b.
Mengumpulkan hasil pekertjaan siswa
c.
Pendistribusian bahan dan alat
d.
Mencatat data
e.
Pemeliharaan arsip
Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 51-52
22
f.
Menyampaikan materi pelajaran
g.
Memberikan tugas/PR 39
b. Penataan ruang kelas
Penataan ruang kelas harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi
ruang kelas dan sekolah. Seperti ukuran ruang kelas, jumlah siswa dan
tingkat kedewasaan siswa.
1. Pengaturan tempat duduk.
2. Pengaturan alat-alat pengajaran.
Barang-barang disimpan pada tempat yang khusus yang
mudah dicapai bila diperlukan dan akan dipergunakan bagi
kepentingan belajar. Barang-barang yang nilai praktisnya tinggi
dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman
kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan
siswa. 40
3. Pengaturan ventilasi dan tata cahaya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam manajemen kelas
salah satunnya adalah kondisi fisik seperti ventilasi dan pengaturan
cahaya meneurut Syaiful Sagala, mengenai pengaturan cahaya dan
ventilasi, berdasarkan pengamatan para peneliti bahwa kelas yang
baik haruslah dilengkapi jendela dan ventilasi yang memadai
sesuai standar kesehatan sehingga memungkinkan udara, cahaya
masuk dengan baik. Kondisi kelas yang demikian ini bisa
menjamin kesehatan para siswa, yang lebih utama lagi siswa
merasa nyaman dalam belajar. Ruangan cukup terang dan tidak
membuat siswa silau. 41
39
Ade Rukmana & Asep Suryana, Pengelolaan Kelas…, h. 34
Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran…, h. 168
41
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 86.
40
23
c.
Disiplin kelas
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh
yang ditujuakn untuk membantu peserta didik agar dia dapat
memehami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya
dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang
mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya. 42
Dari berbagai uraian teori tentang efektivitas manajemen
kelas, maka yang dimaksud efektivitas manajemen kelas adalah
berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan mendaya
gunakan seluruh potensi kelas agar menciptakan kondisi yang
potimal dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Efektivitas manajemen kelas
tersebut dapat diukur dengan indikator pengelolaan fisik yang
terdiri dari, Penataan tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar,
pengaturan tempet duduk, ventilasi dan pengaturan
cahaya, pengeturan penyimpanan barang-barang. Sedangkan
pengelolaan siswa terdiri dari Peningkatan kesadaran diri, sikap
polos dan tulus dari guru, mengenal alternatif pengelolaan,
menciptakan kontrak sosial, mengidentifikasi dan memecahkan
maslah yang timbul.
42
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengejaran.., h. 133-134
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kelas di SMP fatahillah
Pondok Pinang.
2. Untuk mengetahui penataan siswa didalam kelas, serta pengaturan ruang
belajar dan alat-alat pengajaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Jl. Ciputat Raya No. 5
Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian
ini dilakukan pada bulan Juli 2010.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dalah penelitian survey. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penulis pertama-tama
mendeskripsikan obyek penelitian, setelah itu penulis mencoba mengkritisi
penelitian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
penelitian ini penulis akan menggambarkan temuan-temuan penelitian dan
memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik sebuah
25
kesimpulan.
Untuk
memperoleh
data,
informasi,
dan
fakta
yang
mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini penulis
menggunakan kuisioner dan wawancara.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Menurut Margono, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai,
tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memliliki
karekteristik tertentu didalam suatu penelitian. 43 Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang. Yang
berjumlah 62 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi, Untuk memfokuskan penelitian
penulis menggunakan sampel sebanyak 30 siswa-siswi kelas VIII SMP
Fathillah Pondok Pinang.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data tentang efektivitas manajemen kelas, digunakan
instrumen penelitian primer kuisioner dan untuk memperoleh data
penunjang digunakan instrumen penelitian yang meliputi wawancara dan
observasi. Ketiga instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh data
penelitian yang akurat sesuai dengan tema diatas. Secara rinci penggunaan
instrument pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Kuestioner (angket).
Kuestioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden untuk
43
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118
26
mengetahui
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
efektivitas
manajemen kelas.
b.
Wawancara (interview).
wawancara
adalah
pewawancara
sebuah
untuk
dialog
memperoleh
yang
dilakukan
informasi
oleh
dari
yang
diwawancarai. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara
dengan Guru bidang studi IPS SMP Fatahillah Ponndok Pinang.
c.
Observasi.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai fenomena-fenomena yang sedang diteliti, sehingga
penulis memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini.
2. Instrumen Penelitian
Adapun kisi-kisi instrumen efektuvitas manajemen kelas adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
Kisi-kisi instrument Efektivitas Manajemen Kelas
Di SMP Fatahillah Pondok Pinang
Variabel
Efektivitas
Manajemen
Kelas
Dimensi
a. Pengelolaan Fisik
Indikator
No
Jumlah
Item
Item
1. Penataan tempat berlangsungnya 1, 2, 3, 4
4
proses belajar mengajar.
2. Pengaturan tempat duduk.
5, 6, *7, 8
4
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya.
9, 10
2
27
4. Pengaturan penyimpanan barang- 11,12, 13
3
barang.
b.Pengelolaan
Siswa
1. Peningkatan kesadaran diri.
*14, *15,
3
2. Sikap polos dan tulus dari guru.
16
4
17, 18, 19,
3. Mengenal alternatif pengelolaan.
20
3
4. Menciptakan kontrak sosial.
21, 22, *23
3
5.Mengidentifikasidan memecahkan 24, 25, 26
27, 28, 29,
maslah yang timbul.
*30
Keterangan: * Nomor-nomor yang tidak Valid
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasi Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen
Kelas.
(1.
Uji Validitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas
Berdasarkan
hasil
uji
validitas
yang
dillakukan
dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson pada
skala Kualitas Pelayanan terhadap 30 siswa-siswi, dari 30 item yang
diuji cobakan diperoleh 25 item valid dan 5 item yang gugur.
Dengan berdasarkan perhitungan untuk mencari rtabel = n-1 = 30-1
= 29, maka diperoleh nilai rtabel = 0,355. Dan untuk membuktikan
4
28
bahwa item skor tersebut valid rhitung harus lebih besar dari rtabel.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Efektivitas Manajemen Kelas
Di SMP Fatahillah Pondok Pinang
No.
Pertanyaan
Rhitung
Rtabel
Keterangan
1.
P1
0,574”
0,355
Valid
2.
P2
0,793”
0,355
Valid
3.
P3
0,437’
0,355
Valid
4.
P4
0,656”
0,355
Valid
5.
P5
0,372’
0,355
Valid
6.
P6
0,590”
0,355
Valid
7.
P7
-0,214
0,355
Tidak Valid
8.
P8
0,711”
0,355
Valid
9.
P9
0,471’
0,355
Valid
10.
P10
0,487”
0,355
Valid
11.
P11
0,445’
0,355
Valid
12.
P12
0,394’
0,355
Valid
13.
P13
0,422’
0,355
Valid
14.
P14
0,175
0,355
Tidak Valid
15.
P15
0,069
0,355
Tidak Valid
16.
P16
0,600”
0,355
Valid
17.
P17
0,467”
0,355
Valid
18.
P18
0,432’
0,355
Valid
19.
P19
0,414’
0,355
Valid
20.
P20
0,429’
0,355
Valid
21.
P21
0,681”
0,355
Valid
22.
P22
0,600”
0,355
Valid
23.
P23
0,291
0,355
Tidak Valid
29
24.
P24
0,582”
0,355
Valid
25.
P25
0,516”
0,355
Valid
26.
P26
0,717”
0,355
Valid
27.
P27
0,483”
0,355
Valid
28.
P28
0,517”
0,355
Valid
29.
P29
0,616”
0,355
Valid
30.
P30
-0,150
0,355
Tidak Valid
Berdasarkan data hasil uji coba validitas butir angket efektivitas
manajemen kelas yang terdiri dari 30 item yang diuju cobakan maka
diketahui terdapat 25 item yang valid dan 5 item yang gugur,
pernyataan nomor yang valid adalah : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,
12, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 28 dan untuk nomor
yang tidak valid adalah :
7, 14, 15, 23, 30. Selanjutnya penulis menyusun kembali instrumen
yang digunakan, sehingga kisi-kisi instrumen sesudah di validasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Kisi-kisi instrument Efektivitas Manajemen Kelas
Di SMP Fatahillah Pondok Pinang
Variabel
Efektivitas
Manajemen
Kelas
Dimensi
Indikator
No
Jumlah
Item
Item
1. Penataan tempat berlangsungnya 1, 2, 3, 4
4
proses belajar mengajar.
2. Pengaturan tempat duduk.
5, 6, 7
3
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya.
8, 9
2
4. Pengaturan penyimpanan barang- 10,11, 12
3
30
barang.
b.Pengelolaan
1. Peningkatan kesadaran diri.
13
1
Siswa
2. Sikap polos dan tulus dari guru.
14, 15, 16,
4
17
3. Mengenal alternatif pengelolaan.
18, 19
2
4. Menciptakan kontrak sosial.
20, 21, 22
3
dan 23, 24, 25
3
5.Mengidentifikasi
memecahkan
maslah
yang
timbul.
(2. Uji Reliabilitas Variabel Efektivitas Manajemen Kelas
Suatu intrumen penelitian dilakukan reliabel apabila instrumen
tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus :
Selanjutnya
dalam
pemberian
interpretasi
terhadap
koefisien
reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1. Apabila a sama dengan atau lebih besar dari pada 0,80 berarti
instrumen yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)
2. Apabila a lebih kecil dari pada 0,80 berarti instrumen yang sedang
diuji
dinyatakan
belum
memiliki
reliabilitas
(unreliable). 44
44
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 196.
yang
tinggi
31
Uji reliabilitas dilaksanakan pada SMP Fatahillah Jakarta Selatan
dengan jumlah sebanyak 30 orang. Uji pada skala ini menggunakan
uji statistic Alpha Croncbach dengan menggunakan SPSS versi 16
hasil uji
reliabilitas skala Efektivitas Manajemen Kelas 0,869
maka diperoleh hasil :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
.869
N of Items
.869
30
Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka
kpefisien (a) 0,869 untuk angket efektivitas manajemen kelas di
SMP Fatahillah Pondok Pinang, dengan demikian angket ini
reliabel karena a lebih besar dari 0,80.
Berdasarkan tabel reliability tersebut diperoleh nilai Alpha
Cronbach skala Efektivitas Manajemen Kelas dengan 25
item
adalah 0,869. Dengan nilai standar 0,80 dan karena nilai Alpha
Cronbach skala Efektivitas Manajemen Kelas 0,869 > 0,80 maka
dengan demikian variabel ini reliabel karena a lebih besar dari
0,80. Dan disimpulkan bahwa skala Efektivitas Manajemen Kelas
adalah reliable.
32
F. Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah data. Mengolah data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang
yang meneliti, tetapi juga oleh orang lain yang mengetahui hasil penelitian.
Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Editing
Dalam mengolah data, yang harus dilakukan pertama kali adalah
melakukan editing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap
pengisian kuisioner. Setiap kuisioner diteliti satu persatu mengenai
kelangkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar
terhindar dari kesalahan atau kekeliruan dalam mendapatkan informasi
sehingga dapat diperoleh data yang akurat.
2. Koding
Setelah data di editing, langkah selanjutnya adalah koding, koding yaitu
usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut
macam-macamnya. Didalam penelitian ini ada 4 macam alternative
jawaban, yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Tidak
Pernah (TP).
3. Skoring
Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan
yang terdapat dalam angket dan setiap pertanyaan dalam angket terdapat
empat butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam mentukan
skoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi
nilai sebagai berikut:
Selalu (SL)
= 4
Sering (SR)
= 3
Kadang-kadang (KD)
= 2
Tidak Pernah (TP)
= 1
33
G. Teknik Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, sehingga
penelitian ini termasuk penelitian non hipotesis yang bukan untuk
membuktikan atau menguji suatu teori, namun hanya ingin menggambarkan
fenomena yang terjadi pada objek penelitian, maka teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriftif kualitatif.
Tetapi dalam beberapa hal penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, yaitu dengan menggunakan presentasi. Untuk itu rumus yang
digunakan adalah:
Rumusnya:
P=
F X 100%
N
Keterangan:
45
P
= Presentase yang dicari
F
= Frekuensi yang dicari presentasenya
N
= Jumlah responden (Number of Cases) 45
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007)
h. 43
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Fatahillah Pondok Pinang
Sekolah SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan merupakan
sebuah lembaga pendidikan swasta yang bernanung di bawah sebuah
yayasan yang bernama Al-Akbar. SMP Fatahillah juga telah terakreditasi
”B” dengan SK Nomor: 08/BAS-DIKNAS/XII/05.
Tahun beroperasi yaitu tahun 1986. dimana kepemilikan tanah di
bawah Yayasan Al-Akbar. Tujuan didirikannya sekolah SMP Fatahillah
Pondok Pinang ini selain sebagai amanah perserikatan, juga didasari oleh
kepedulian remaja dan tokoh masyarakat sekitar tentang pendidikan islam
dan juga terhadap masyarakat ekonomi lemah dalam hal berkesinambungan
pendidikan terhadap putra-putrinya. Hal ini terlihat pada salah satu tujuan
didirikannya, SMP Fatahillah Pondok Pinang yaitu: menolong masyarakat
kecil (yang berkehidupan ekonominya lemah) agar dapat melanjutkan
pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP).
Yayasan Isalam Al-Akbar yang juga menyelenggarakan program
pendidikan jenjang SMK tidak ingin tertinggal dengan sekolah-sekolah
yang lebih dulu menunjukkan kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari usaha
yang terus menerus dalam memperbaiki mutu layanan pendidikan bagi
pengguna jasa pendidikan. Mulai dari usaha meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru, penyempurnaan sistem pendidikan yang berlaku.
35
2. Visi dan Misi
Dalam upaya mempertahankan eksistensi yayasan Al-Akbar
mengembangkan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup
pendidikan, maka Yayasan Al-Akbar memiliki Visi dan Misi sebagai
berikut:
a. Visi
ƒ
Membentuk siswa berprestasi dan berakhlakul karimah.
b. Misi
ƒ
Melaksanakan KBM secara efektif, kreatif dan inofatif.
ƒ
Menumbuh kembangkan semanagat kompetitif secara
sehat.
ƒ
Mengembangkan potensi nilai-nilai keagamaan siswa.
ƒ
Menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan Ukhuwah
Islamiyah.
Dalam
merumuskan
visi,
pihak-pihak
yang
terkait
(stakeholder) bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili
aspirasi berbagai kelompok yang terkait, sehingga seluruh
kelompok yang terkait (guru, karyawan, orang tua, masyarakat,
pemerintah)
bersama-sama
berperan
aktif
untuk
mewujudkannya. 46
c. Tujuan
1. Membantu mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun.
2. Melaksanakan 8 Standar Nasional Pendidikan.
3. Meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru.
4. Meningkatkan pengembangan materi, metode dan penelitian.
46
Arsip SMP Fatahillah Pondok Pinang, Tahun Ajaran 2008-2009.
36
5. Meningkatkan pengembangan media dan sumber
pembelajaran.
6. Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana sekolah.
7. Mewujudkan lingkungan dan budaya sekolah yang religius.
8. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
9. Mewujudkan pencapian standar ketuntasan kompetensi siswa
pada semua mata pelajaran.
3. Keadaan Siswa-Siswi
Peserta didik SMP Fatahillah sebanyak 131 siswa yang terbagi dalam 4 kelas,
yaitu kelas VII sebanyak 34 siswa, kelas VIII-1 sebanyak 30 siswa, kelas VIII2 sebanyak 32 siswa, kelas IX sebanyak 35 siswa. Secara lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Keadaan siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang
Kelas
Jumlah
VII
34
VIII-1
30
VIII-2
32
IX
35
Jumlah
131 orang
Berdasarkan tabel diatas diketahui jumlah siswa-siswi tahun ajaran 20082009 lebih sedikit, dibanding tahun ajaran sebelumnya. Jumlah siswa yang
ada didalam sebuah kelas akan lebih efektif dan terkontrol karena jumlah
siswa yang sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak,
apalagi keadaan kelas yang tidak terlalu besar sangat baik jika jumlah siswa
yang ada didalam kelas sedikit akan membuat pembelajaran berjalan efektif
dan efisien.
37
4. Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang
Secara kesseluruhan, yang tercatat pada tahun 2008-2009, SMP
Fatahillah Pondok Pinang memiliki 18 karyawan, diantaranya 13 dewan guru
termasuk kepala sekolah dan wakilnya, 1 tenaga
kepala TU, 2 tenaga
administrasi, 1 pengajar SKJ, 1 orang mengajar marawis. SMP Fatahillah
Pondok Pinang memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif
dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti tabel berikut:
Tabel 5
Keadaan Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang
No.
1.
Nama Guru
Dra. Lilis Nurhayati
Jenjang
S1
Jabatan
Bidang Studi
Kepala Sekola Bahasa Indonesia
PLKJ
2.
Idrus Syarifuddin S. Ag
S1
Wakil Kepala
Agama
Sekolah
BTA
3.
Hamilah, BA
S1
Guru
Bahasa Indonesia
4.
Drs. Abdul Haris
S1
Guru
Penjas
5.
Misani, S. Pd
S1
Guru
IPA
6.
Nurmaningsih, S. Pd
S1
Guru
IPA
IPS
7.
Sartiningsih, S. Pd
S1
Guru
Bahasa Inggris
8.
Eko Zulham, SH
S1
Guru
Komputer/Tik
9.
Sumiyati
S1
Guru
IPS
PLKJ/ Seni Budaya
10.
Tuti Sarmani P, S. Ag
S1
Guru
Agama
38
BK
11.
Imas Masriyah, S. Sos. I
S1
Guru
PKN
12.
Ainul Wardah, M. Pd
S2
Guru
Seni Budaya
13.
Drs. Ruhiyat Sitopang
S1
Guru
Matematika
14.
Umi Kulsum
SMA
Kepala TU
PLKJ
15.
Yoyodianto
SMA
Administrasi
-
16.
Sulaiman Ekatama
SMA
Administrasi
-
17.
Ny. Fitriah
SMA
SKJ
-
18.
M. Yazid
-
Marawis
Rohis
Berdasarkan tabel diatas mayoritas guru yang mengajar di SMP Fatahillah
Pondok Pinang berlatar belakang pendidikan S1. Hal ini memungkinkan
pelaksanaan efektivitas manajemen kelas daaapat dilakukan dengan baik. Karena
memiliki tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif dan optimal untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6
Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Fatahillah Pondok Pinang
No.
1.
Sarana dan Prasarana
Ruang Kelas
Jumlah
Keadaan
4
Baik
39
•
Meja
Kelas VII
17
Baik
Kelas VIII-1
20
Baik
Kelas VIII-2
16
Baik
Kelas IX
18
Baik
Kelas VII
17
Baik
Kelas VIII-1
20
Baik
Kelas VIII-2
16
Baik
Kelas IX
18
Baik
Jumlah
71
Baik
3.
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
4.
Ruang Guru
1
Baik
5.
Ruang TU
1
Baik
6.
Perpustakaan
1
Baik
7.
Lab. Mipa
1
Baik
8.
Lab. Komputer
1
Baik
9.
Aula/Musholah
1
Baik
10.
Ruang OSIS
1
Baik
11.
Ruang BK
1
Baik
12.
Toilet Guru
1
Baik
13.
Toilet Putra
2
Baik
14.
Toilet Putri
2
Baik
15.
Lap. Olah Raga/Upacara
1
Baik
2.
•
•
Kursi
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana
sudah cukup lengkap meskipun ruang perpustakaan dan Lab. MIPA masih
menjadi satu hanya di skat oleh pembatas saja. Tetapi keadaan ini tidak
40
mengganggu siswa dalam pembelajaran. Dan ruang-ruang kelas terdapat
kelebihan meja dan bangku yang terdapat dikelas VIII-1 terdapat sekitar 5
bangku dan meja yang tidak terpakai. Sebaiknya keadaan seperti ini dapat
dimanfaatkan oleh guru. Namun demikian secara umum sarana dan prasarana
yang ada sudah cukup memadai.
6. Keadaan Ekstrakulikuler
Ekstrakulikuler dilaksanakan pada hari sabtu dan diikiti oleh semua siswasiswi SMP Fatahillah Pondok Pinang, Ekstrakulikuler ini bertujuan untuk
menyalurkan dan mengmbangkan bakat, minat, keterampilan dan kreatifitas
siswa, ekstrakulikuler terdiri dari:
1.
2.
3.
Bidang pendidikan meluputi:
a.
Bimbingan belajar (Bimbel)
b.
Keputrian
c.
Kegiatan pramuka
d.
Paskibra
e.
Pidato (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia)
f.
Baca tulis Al-Qur’an
Bidang kesenian meliputi:
g.
Marawis
h.
Qosidah
i.
Menulis kaligrafi
j.
Menari tarian daerah
Bidang olah raga meliputi:
k.
Sepak bola
l.
Futsal
m.
Voly
n.
Bulu tangkis
Ekstrakulikuler yang adadi SMP Fatahillah sudah cukup memadai dilihat
dari berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bidang kesenian dan bidang
olah raga. Siswa-siswi SMP Fatahillah dapat memilih ekstrakulikuler yang
41
mereka sukai dan minati. Dan dalam dederapa kegiatan ekstrakulikuler juga
sering mengikuti berbagai lomba, dan berprestasi di tingkat kecamatan dan
kotamadya.
B. Deskripsi dan Analisa Data
Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data
yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden, wawancara dan observasi.
Kuisioner yang telah terisi kemudian dianalisis dan diinterpretasikan untuk
memudahkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan tiap-tiap item
dikemukakan dalam bentuk tabel. Tiap-tiap tabel berisi satu item pernyataan.
Adapun total populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang
siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang. Untuk dapat mengetahui lebih
jelas mengenai Efektivitas Manajemen Kelas di SMP Fatahillah Pondok
Pinang dapat dilihat dari hasil kuisioner dalam tabel-tabel dibawah ini:
1. Data Hasil Angket Efektivitas Manajemen Kelas
a.
Data Hasil Angket Pengelolaan Fisik
Tabel 1
Melakukan penataan ruang kelas
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
18
4
60
Sering
12
3
40
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Sebelum pembelajaran IPS, guru IPS
melakukan penataan ruang kelas, seperti meminta siswa membetulkan meja
dan kursi yang berantakan mendapat tanggapan sangat baik dengan
penyebaran frekwensi jawaban selalu sebanyak 60%, sering 40%, kadang-
42
kadang sebanyak 0%, dan tidak pernah sebanyak 0%. Persentasi tersebut
menunjukkan bahwa guru ips selalu melakukan penataan ruang kelas sebelum
pembelajaran dimulai.
Tabel 2
Menghapus papan tulis dan mengambil sampah jika ada sampah yang
berserakan dilantai.
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
18
4
60
Sering
12
3
40
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab
sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu meminta siswa menghapus papan tulis dan menggambil sampah jika
ada yang berserakan dilantai.
Tabel 3
Memanfaatkan meja dan kursi yang kosong untuk menaruh
alat pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
11
4
36,7
Sering
6
3
20
Kadang-kadang
13
2
43,3
43
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 36,7%, yang menjawab
sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 43,3%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
ips kadang-kadang memanfaatkan meja dan kursi yang kosong untuk
menaruh alat pembelajaran.
Tabel 4
Melarang merusak fasilitas kelas
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
23
4
76,7
Sering
6
3
20,0
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab
sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
melarang siswa merusak fasilitas kelas.
Tabel 5
Mengatur posisi tempat duduk siswa
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
44
Selalu
23
4
46,7
Sering
6
3
46,7
Kadang-kadang
1
2
6,7
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 46,7%, yang menjawab
sering adalah 46,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
ips mengatur posisi tempat duduk siswa.
Tabel 6
Mengatur tempat duduk siswa yang penglihatan
dan pendengarannya kurang
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
22
4
73,3
Sering
7
3
23,3
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 73,3%, yang menjawab
sering adalah 23,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
45
ips
selalu mengatur tempat duduk siswa yang penglihatan dan
pendengarannya kurang.
Tabel 7
Memodifikasi tempat duduk siswa
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
19
4
63,3
Sering
8
3
26,7
Kadang-kadang
2
2
6,7
Tidak pernah
1
1
3,3
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 63,3%, yang menjawab
sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
guru ips selalu memodifikasi tempat duduk siswa.
Tabel 8
Memeriksa ventilasi udara
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
20
4
66,7
Sering
8
3
26,7
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
1
1
3,3
30
10
100
46
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab
sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 3,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
guru ips selalu memeriksa ventilasi udara sebelum pembelajaran dimulai.
Tabel 9
Melakukan pengaturan cahaya atau penerangan
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
17
4
56,7
Sering
8
3
26,7
Kadang-kadang
5
2
16,7
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 56,7%, yang menjawab
sering adalah 26,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 16,7%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
ips selalu melakukan pengaturan cahaya jika ruang kelas memiliki
intensitas cahaya yang kurang memadai.
Tabel 10
Memakai alat pembelajaran dan menyimpan kembali di tempat semula
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
15
4
50
Sering
15
3
50
47
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 50%, yang menjawab
sering adalah 50%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu memakai alat pembelajaran dan menyimpannya kembali di tempat
semula.
Tabel 11
Memanfaatkan alat-alat pembelajaran yang ada di dalam kelas
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
17
4
56,7
Sering
13
3
43,3
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 56,7%, yang menjawab
sering adalah 43,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu memanfaatkan alat-alat pembelajaran yang ada didalam kelas.
Tabel 12
Mengikutsertakan siswa dalam pengaturan ruang kelas dan
48
penyimpanan alat-alat pengajaran
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
17
4
43,3
Sering
13
3
56,7
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 43,3%, yang menjawab
sering adalah 56,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
sering mengikutsertakan siswa dalam pengaturan ruang kelas dan
penyimpanan alat-alat pengajaran.
b. Data Hasil Angket Pengelolaan Siswa
Tabel 13
Melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
18
4
60
Sering
12
3
40
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab
49
sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
Tabel 14
Memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
29
4
66,7
Sering
9
3
30
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab
sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
Tabel 15
Memberikan semangat kepada siswa
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
24
4
80
Sering
6
3
20
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
50
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 80%, yang menjawab
sering adalah 20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu memberikan semangat kepada siswa agar siswa giat dalam belajar.
Tabel 16
Memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang berperilaku baik
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
18
4
60
Sering
10
3
33,3
Kadang-kadang
2
2
6,7
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab
sering adalah 33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 6,7%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
51
ips selalu memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang
berperilaku baik.
Tabel 17
Membantu siswa mengalami kesulitan belajar IPS
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
23
4
76,7
Sering
7
3
23,2
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban
responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab sering adalah
23,2%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang menjawab tidak
pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu Membantu siswa
mengalami kesulitan belajar ips.
Tabel 18
Memberikan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran IPS
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
23
4
76,7
Sering
6
3
20
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban
responden yang menjawab Selalu adalah 76,7%, yang menjawab sering adalah
20%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak
52
pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu Memberikan
pengarahan yang jelas dalam pembelajaran ips.
Tabel 19
Membagi siswa dalam beberapa kelompok
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
18
4
60
Sering
12
3
40
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 60%, yang menjawab
sering adalah 40%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu membagi siswa beberapa kelaompok dalam pembelajaran ips.
Tabel 20
Memberikan hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku buruk/negatif
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
22
4
73,3
Sering
7
3
23,3
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
53
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 73,3%, yang menjawab
sering adalah 23,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
ips selalu memberi hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku
buruk/negatif.
Tabel 21
Memanggil siswa yang membuat onar
dan melapor ke guru BK
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
19
4
63,3
Sering
10
3
33,3
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor jawaban
responden yang menjawab Selalu adalah 63,3%, yang menjawab sering adalah
33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang menjawab tidak
pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips selalu memanggil siswa
yang membuat onar dan melapor ke guru BK.
Tabel 22
Menegur secara langsung
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
20
4
66,7
Sering
9
3
30
54
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab
sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
menegur secara langsung siswa yang membuat kegaduhan didalam kelas.
Tabel 23
Memberi nasihat setelah pembelajaran selesai
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
20
4
66,7
Sering
9
3
30
Kadang-kadang
1
2
3,3
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab
sering adalah 30%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu memberi nasihat kepada siswa setelah pembelajaran selesai.
Tabel 24
Mendengarkan keluhan dari siswa
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
55
Selalu
20
4
66,7
Sering
10
3
33,3
Kadang-kadang
0
2
0
Tidak pernah
0
1
0
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 66,7%, yang menjawab
sering adalah 33,3%, yang menjawab kadang-kadang adalah 0%, dan yang
menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru ips
selalu mendengarkan keluhan dari siswa.
Tabel 25
Tidak membuat kegaduhan
Alternatif Jawaban
Frekwensi
Skor
%
Selalu
20
4
66,7
Sering
7
3
23,3
Kadang-kadang
2
2
6,7
Tidak pernah
1
1
3,3
30
10
100
Berdasarkan tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi skor
jawaban responden yang menjawab Selalu adalah 23,3%, yang menjawab
sering adalah 6,7%, yang menjawab kadang-kadang adalah 3,3%, dan
yang menjawab tidak pernah adalah 0%. Hal ini menunjukkan bahwa guru
ips selalu meminta siswa tidak membuat kegaduhan.
56
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik
deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspek
yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.
Untuk memeberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan
pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto, yaitu sebagai berikut:
1.
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%.
2.
Cukup Baik, jika nulai yang diperoleh berada pada interval 56-75%.
3.
Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%.
4.
Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40%. 47
Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus:
NS
P = ------ X 100 %
47
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Pendekatan Praktek Penelitian Suatu Pengantar, … h. 196.
57
NH
Berdasarkan skor penilaian yang ada, dapat disajikan analisis deskriptif
secara terperinci berdasarkan indikator penilaian, tabelnya dapat dilihat
dibawah ini sebagai berikut:
Tabel 7
Analisis Deskriptif Nilai Rata-rata Penelitian
Dimensi
Aspek
a.Pengalolaan
1. Penataan
fisik
tempat
Skor
419
Nilai
Nilai
Harapa
Skor
NS X
Kategor
n (NH)
(NS)
100%
i Nilai
4x4 = 16 419:30
= 13,9
13,9 x 100
= 86,8
Baik
58
berlangsung
nya proses
belajar
mengajar.
2.Pengaturan
318
3x4 = 12 318:30
tempat duduk.
10,6 x 100
= 10,6
= 88,3
209:30
6,96 x 100
= 6,96
= 87
Baik
3.Ventilasi dan
pengaturan
209
2x4 = 8
cahaya.
Baik
4.Pengaturan
penyimpanan
293
3x4 = 12 293 :30
barang-barang.
9,76 x 100
= 9,76
= 81,3
108:30
3,6 x 100
= 3,6
= 90
Baik
b.Pengelolaan 5.Peningkatan
siswa
kesadaran diri.
108
1x4 = 4
Baik
6.Sikap polos
dan tulus dari 442
4x4 = 16 442:30
guru.
7.Mengenal
220
alternative
2x4 = 8
14,7 x 100
= 14,7
= 91,8
220:30
7,33 x 100
=7,33
= 91,6
Baik
Baik
pengelolaan
8.Menciptakan
328
kontrak social.
3x4 = 12 328:30
= 10,9
10,9 x 100
Baik
= 90,8
9.Mengidentifi
kasi
dan 325
memecahkan
masalah yang
timbul.
3x4 = 12 325:30
= 10,8
10,8 x 100
= 90
Baik
59
Berdasarkan tabel diatas nilai rata-rata skor penilan berdasarkan indikator
diatas, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan
variable penelitian sebagai berikut:
Tabel 8
Skor Penilaian Berdasarkan Variabel
Variabel
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
Efektivitas
Manajemen
Kelas
25x4 = 100
2662:30
= 88,7
NS
----- X 100%
NH
Kategori
88,7 x 100
Baik
100
= 88,7
Berdasarkan tabel tersebut nilai rata-rata efektivitas manajemen kelas yang
dilakukan di SMP Fatahillah Pondok Pinang berkatagori Baik
hal ini
menunjukan bahwa pelaksanaan efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah
Pondok Pinang sudah Efektif/ Baik
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai efektivitas manajemen
kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang dapat diambil kesimpulan:
1. Pelaksanaan efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok Pinang
sudah berjalan dengan baik, seperti sebelum memulai pembelajaran guru
IPS mempersiapkan kondisi kelas seperti kebersihan dan kerapihan kelas
sangat diperhatikan, setelah itu menyiapkan alat-alat pembelajaran yang
dibutuhkan, setelah itu memperhatikan dan menyiapkan kondisi siswa
apakah siswa sudah siap untuk menerima pembelajaran yang akan
diberikan, setelah itu pengajaran dapat dimulai. Pengaturan kondisi kelas,
penataan siswa didalam kelas dan penataan alat-alat pengajaran sudah
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu hal ini yang selalu
dilakukan oleh guru bidang studi IPS sebelum memulai pembelajaran.
2. Secara umum kemampuan pengelolaan efektivitas manajemen kelas pada
guru bidang studi IPS di SMP Fatahillah Pondok Pinang tergolong baik hal
ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata penilaian berdasarkan variable
adalah 88,7 yang berkategori Baik.
3. Dengan demikian efektivitas manajemen kelas di SMP Fatahillah Pondok
Pinang sudah Baik.
61
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan antara lain:
1. Saran yang ditujukan untuk Kepala sekolah, sebagai manajer dan pengelola
hendaknya secara intensif memeriksa kondisi dan keadaan kelas sehingga
dapat tercipta suasana kelas yang kondusif dan nyaman dalam proses
pembelajaran.
2. Saran yang ditujukan untuk guru, dalam meningkatkan sikap belajar siswa
didalam kelas hendaknya menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam proses
pembelajaran. Guru juga hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam
pengelolaan kelas agar dapat memnfaatkan seluruh potensi kelas agar
efektif dan efisien.
3. Kepada siswa, teruslah mengembangkan bakat dan kemampuan yang telah
dimiliki dan terus berprestasi. Jangan bersikap negative didalam maupun
kuar kelas karena akan menggnggu.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, N. A, Evaluasi Mengajar: Kriteria-kriteria dan Teknik-teknik, Bandung: Suri,
2000.
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif, Jakarta: CV.
Rajawali, 1992.
Asrorun Ni’am, Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Elsas, 2006.
Danim, Sadarwan, Inovasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Fathurrahman, Pupuh, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
Handoko, T. Hani, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1986
Lie, Anita, Cooperative learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-runag Kelas,
Jakarta: PT. Grasindo, 2002.
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Maulana Achmad dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Yogyakarta: Absolut, 2004.
Moedjiono dan Hasibuan, J. J, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya CV, 1988,
Cet ke.3.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Rohani, Ahmad dan Ahmadi, Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Sagala, syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: CV. Alfabeta, 2008.
Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar?, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.
Soetjipto, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet 2.
Sudarsono dan Saliman, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, Jakarta: Rineka Cipta,
1994.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafondo Persada, 2004.
Suryana Asep dan Rukmana, Ade, Pengelolaan Kelas, Jakarta: Bahan Belajar Mandiri, 2006
Cet. 1.
Ulwan, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001 cet. 13.
, Menjadi Guru Profesional, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Ed. 2.
Undang-Undang Sisdiknas (system Pendidikan Nasional) 2003, (UU RI No. 20 Tahun. 2003),
Jakarta: Sinar Grafindo, 2006. Cet. 3.
Wardani, I.G.A.K, Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar, Jakarta: PAUPPAI Universitas Terbuka, 2001, Cet. I.
Wingkel, WS, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, Cet. 4
CURRICULUM VITAE
PERSONAL
Nama
Alamat
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
Email
: Ria Maria Hidayat
: Jl. Ibnu Khaldun III No. 15 Rt. 003 Rw. 08
Pisangan-Ciputat 15419
: Tangerang, 03 Februari 1985
: Islam
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
SMK Lebak Bulus
SLTP Muhammadiyah 17
SD Negeri KP. Utan II
TK. Islam Salman
: 2005-2010
: 2000-2003
: 1997-2000
: 1991-1997
: 1990-1991
PENGALAMAN KERJA
Prektek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) SMP
Fatahillah Pondok Pinang
Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan
UIN Jakarta
: 2009
: 2004-Sekarang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ria Maria Hidayat, Lahir di Tangerang, 03 Februari 1985 dari pasangan Nur’aini dan Apun
Hidayat. Bertempat tinggal di Jl. Ibnu Khaldun III Rt. 005 Rw. 08 No. 15 Pisangan Ciputat
15419. Sejak kelcil menempuh pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Islam Salman dan lulus
tahun 1991, kemudian melanjutkan ke Sedolah Dasar, SD KP. Utan II lulus tahun 1997, lalu
melanjutkan kependidikan tingkat pertama di SLTP Muhammadiyah 17 dan lulus tahun 2000,
kemudian dilanjutkan kependidikan menengah di SMK Lebak Bulus Jakarta, Jurusan Sekretaris
dan lulus pada tahun 2003. Kemudian Kuliah di Unuversitas Isalam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan dan lulus pada Tahun 2010.
DAFTAR KUESIONER KEMAMPUAN GURU BIDANG STUDI IPS
TENTANG EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS
PETUNJUK DAN PENGISIAN KUESIONER (ANGKET)
1. Isilah data diri Siswa/i dengan lengkap
2. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan, kemudian jawablah dengan jujur sesuai
dengan keadaan yang sebanarnya
3. Angket ini dibuat hanya untuk kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun sebuah
skripsi tidak ada tujuan lain. Oleh karena itu jawaban siswa/i akan dijamain
kerahasiaannya
4. berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang telah tersedia:
a.
b.
Selalu
Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
5. Terima kasih atas kesediaan Siswa/i untuk mengisi angket ini
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Jenis Kelamin
Kelas
:
: (L/P)
:
A. Pengelolaan fisik oleh guru bidang studi IPS
1. Sebelum pembelajaran IPS dimulai, guru IPS melakukan penataan ruang kelas,
seperti meminta siswa membetulkan meja dan kursi yang berantakan.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
2. Guru IPS meminta siswa menghapus papan tulis dan mengmbil sampah jika ada
sampah yang berserakan dilantai.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
3. Guru IPS memanfaatkan meja dan kursi yang kosong untuk menaruh alat
pembelajaran.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
4. Guru IPS melarang siswa merusak fasilitas kelas seperti meja dan kursi.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
5. Sebelum memulai pengajaran, guru IPS mengatur posisi tempat duduk siswa.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
6. Guru IPS mengatur siswa untuk duduk didepan bila ada siswa yang penglihatan
dan pendengarannya kurang.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
7. Dalam pembelajaran, guru IPS memodifikasi tempat duduk siswa, misalnya
berbentuk meja kelompok.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
8. Sebelum pembelajaran dimulai, guru IPS memeriksa ventilasi udara.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
9. Guru IPS melakukan pengaturan cahaya atau penerangan jika ruang kelas
memiliki intensitas cahaya yang kurang memadai.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
10. Dalam kegiatan pembelajaran, guru IPS memakai alat pembelajaran dan
menyimpan kembali di tempat semula.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
11. Dalam kegiatan pembelajaran guru IPS memanfaatkan alat-alat pembelajaran
yang ada didalam kelas.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
12. Guru IPS megikutsertakan siswa dalam pengaturan ruang kelas dan penyimpanan
alat-alat pengajaran.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
B. Pengelolaan Siswa
13. Guru IPS melibatkan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
14. Guru IPS memberi dorongan bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
15. Guru IPS memberikan dorongan semangat kepada siswa, agar siswa giat dalam
belajar.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
16. Guru IPS memberi penguatan berupa pujian kepada siswa yang berprilaku baik.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
17. Guru IPS membantu jika siswa mengalami kesulitan belajar IPS.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
18. Guru IPS memberikan pengarahan yang jelas dalam pembelajaran IPS.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
19. Dalam pembelajaran guru IPS membagi siswa dalam beberapa kelompok.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
20. Guru IPS memberi hukuman bila ada siswa yang bertingkah laku buruk/ negatif.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
21. Guru IPS memanggil siswa yang membuat onar dan menyuruhnya melapor ke
guru BK.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
22. Jika ada siswa yang membuat kegaduhan didalam kelas, guru IPS menegur secara
langsung.
23.
24.
25.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
Guru IPS, memberinasihat kepada siswa setelah pembelajaran selesai.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
Guru IPS, mendengarkan keluhan dari siswa.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
Guru IPS meminta siswa untuk tidak membuat kegaduhan.
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak Pernah
HASIL WAWANCARA WAWANCARA
DENAGN KEPALA SEKOLAH SMP FATAHILLAH
PONDOK PINANG JAKARTA
Nama
:
Sumiyati
Jabatan
:
Guru Bidang Studi IPS
Hari/Tanggal
:
Rabu, 23 Juli 2010
Tempat Wawancara :
Ruang Guru SMP Fatahillah Pondok Pinang
1. Menurut ibu, bagaimana pelaksanaan manajemen kelas di smp Fatahillah Pondok
Pinang?
Jawab
:
Menurut saya, pelaksanaan manajemen kelas di smp Fatahillah Pondok Pinang
sudah berjalan dengan baik, contohnya dalam pembelajaran sudah berjalan dengan
baik dalam penataan siswa didalam kelas, kondisi kelas, pengaturan alat-alat
pengajaran seperti media pembelajaran sudah tersedia denganbaik.
2. Bagimana ibu menata siswa didalam kelas, serta alat-alat pengajaran didalam
kelas?
Jawab
:
Saya membuat denah lokasi tempat duduk siswa sesuai dengan kondisi siswa,
sementara penataan alat pengajaran didalam kelas diatur sedemikian rupa agar
tidak mengganggu dalam proses pembelajaran. Beberapa alat ditempatkan di lab
dan perpustakaan, agar tidak mengganggu siswa dan tidak membuat kelas menjadi
pengap.
3. Dalam proses belajar mengajar, kendala apa yang sering ibu hadapi?
Jawab
:
Kendala yang sering saya hadapi adalah sikap siswa yang kadang-kadang
menyimpang ketika proses pembelajaran, misalnya ketika saya sedang
menjelaskan materi ada siswa mengobrol ada juga yang bercanda dengan teman
sebangkunya. Hal seperti ini sangat mengganggu temannya yang benar-benar
ingin belajar dan mengganggu dalam proses pembelajaran.
4. Tindakan apa yang ibu lakukan untuk mencegah perilaku siswa yang mengganggu
dalam proses pembelajaran?
Jawab
:
Pertama, saya akan menegurnya, seandainya teguran itu tidak berhasil maka saya
akan memberikan sanksi atau hukuman. Jika perilaku anak tersebut masih
negative maka saya akan proses ke guru BK.
5. Tindakan preventif apa yang akan ibu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya
perilaku siswa yang mengganggu dalam proses pembelajaran?
Jawab
:
Untuk mengantisipasi munculnya sikap siswa yang mengganggu, dari awal saya
sudah memberikan kontrak perjanjian, memberi pengertian dan peringatan tentang
konsekwensi apa yang akan mereka terima jika mereka melanggarnya.
6. Usaha apa saja yang ibu lakukan dalam manajemen kelas, agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar?
Jawab
:
Sebelum memulai pembelajaran biasanya saya mempersiapkan kondisi kelas,
seperti kebersihan kelas, kerapihan kelas, papan tulis, dsb. Setelah itu apakah alatalat pembelajaran sudah siap, apabila kondisi kelas dan alat sudah siap selanjutnya
saya akan memperhatikan siswa. Apakah mereka sudah siap untuk mengikuti
pembelajaran, jika mereka sudah siap maka proses pembelajaran dapat dilakukan.
Pewawancara
Narasumber
Ria Maria Hidayat
Sumiyati
Download