PEMODELAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DIVISI PENGEMBANGAN APLIKASI PT. SIGMA CIPTA CARAKA Williams BINUS University, Jl. Alam Sutera Boulevard No.1 Alam Sutera-Serpong, Tangerang 15325 [email protected] Abstract The recent Information technology has been growing and the awareness of management intangible asset. In this project will evaluate modeling knowledge management two intangible assets which are human resource and the business process of the company it self. This project will be conducted by analyzing the modeling of knowledge management by looking at the internal condition of the company and followed by the measurement method of APO KM framework to get an overview, management, condition and knowledge management model to support, transfer knowledge of employees at the company continued with the analysis of the development of knowledge management modeling views of the need for changes to form teams, develop and disseminate the vision, the change of strategy, determines the short-term targets. The results of this study is modeling the design of knowledge management system. Keywords: Modeling, APO KM Framework, Knowledge Management, Knowledge Management System ABSTRAK Teknologi Informasi telah tumbuh dan kesadaran akan manajemen pengetahuan yang tidak berwujud. Dalam proyek ini akan mengevaluasimodel manajemen pengetahuan dari aset tak berwujud yang sumber daya manusia dan proses bisnis perusahaan itu sendiri. Proyek ini akan dilakukan dengan menganalisis pemodelan manajemen pengetahuan dengan melihat kondisi internal perusahaan dan diikuti dengan metode pengukuran kerangka kerja APO KM untuk mendapatkan gambaran, manajemen, kondisi dan model pengelolaan pengetahuan untuk mendukung, mentransfer pengetahuan karyawan di perusahaan dilanjutkan dengan analisis pengembangan pengetahuan manajemen pemodelan pandangan perlunya perubahan untuk membentuk tim, mengembangkan dan menyebarluaskan visi, perubahan strategi, menentukan target jangka pendek. Hasil penelitian ini adalah pemodelan desain sistem manajemen pengetahuan. Kata kunci: Pemodelan, Kerangka Kerja, APO KM, Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Pengetahuan PENDAHULUAN PT Sigma Cipta Caraka yang memulai bisnis sejak tahun 1987. Dalam menjalankan proses bisnis ditahun 2012 PT Sigma Cipta Caraka dengan ± 1098 orang karyawan dan tenaga ahli, tidak pernah terlepas dari penggunaan teknologi dan manusia atau karyawan sebagai pendukung untuk dapat melakukan operasional sehari-hari. PT Sigma Cipta Caraka mempunya beberapa direktorat salah satu direktorat yang dimiliki oleh PT sigma Cipta Caraka 1 2 adalah Solution Development & Delivery (SDD) dengan jumlah karyawan dan tenaga ahli yang dimiliki direktorat SDD ± 498 orang karyawan dari keseluruhan karyawan yang dimiliki, dimana salah satu kompetensi karyawan tersebut mempunyai sertifikasi. Untuk itu PT Sigma Cipta Caraka harus dapat men-Create, Capture, Manage, Sharing, Applay potensi pengetahuan yang dimiliki oleh tiap karyawan untuk dapat dijadikan pengetahuan perusaahaan (Organization Learning). Dengan pemanfaatan perkembangan pengetahuan dan keunggulan teknologi informasi yang ada, diharapkan PT Sigma Cipta Caraka dapat membuat pemodelan knowledge managment untuk dapat mendokumentasikan pengetahuan yang dimiliki karyawan dengan baik. Konsep ini dapat memberikan suatu jenis layanan yang menyediakan kebutuhan akan pengetahuan untuk pembelajaran organisasi. Pemodelan knowledge management diharapkan dapat membantu dalam mengakses dan mengatur dalam pengelolaan pengetahuan dalam perusahaan dimana baik dari sisi penyimpanan informasi pengetahuan, integrasi informasi pengetahuan, pemantauan informasi pengetahuan, dll. Dari hasil diskusi dengan tim terkait, pada penelitian Internship Project ini akan mendesain pemodelan manajemen pengetahuan pada perusahaan, beberapa masalah yang ditemui oleh PT. Sigma Cipta Caraka adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengelolaan pengetahuan pada perusahaan yang dapat dimiliki karyawan agar tidak hilang karena adanya pergantian pekerjaan. 2. Bagaimana mengetahui kesiapan pengelolaan knowledge pada divisi pengembangan aplikasi yang dimiliki perusahaan untuk pembelajaran bersama. 3. Bagaimana kondisi penerapan knowledge management pada perusahaan untuk dapat mendukung transfer pengetahuan. 4. Bagaimana merancang model manajemen pengetahuan sehingga dapat dikelola dan terdokumentasi dengan baik, dimana pengetahuan yang dimiliki masih banyak terdapat pada individu. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari pemodelan knowledge management ini adalah : • Perusahaan mempunyai model dalam mengelola pengetahuan tacit maupun explicit yang dimiliki karyawan sehingga dapat melakukan pembelajaran. • Menentukan apakah perusahaan sudah memiliki kondisi yang tepat untuk membangun dan mempertahankan proses knowledge management. • Mengidentifikasi dan menganalisa kompetensi inti dan kemampuan yang dimiliki perusahan dalam mengelola pengetahuan karyawan dan mengidentifikasi kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan. • Adanya desain dari prototype sistem dalam mengelola pengetahuan yang dimiliki sehingga mudah diterapkan dan dimengerti bagi karyawan. Sedangkan manfaat dari pemodelan knowledge management bagi karyawan PT. Sigma Cipta Caraka adalah : • Memberikan kemudahan bagi karyawan untuk mendokumentasikan pengetahuan yang dimiliki untuk pengembangan diri dan perusahaan. • Memberikan kemudahan bagi karyawan yang baru bergabung untuk dapat belajar dari proses bisnis dan proses teknis yang telah di tinggalkan karyawan sebelumnya. Bagi perusahaan PT. Sigma Cipta Caraka: • Dengan pengelolaan pengetahuan yang baik dapat digunakan dalam pengorganisasian dokumen informasi yang tersetruktur. • Sebagai pendorong terciptanya culture baru pada perusahaan dalam pengelolaan pengetahuan serta mampu untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang terjadi. • Dapat melakukan peningkatan perbaikan dalam pengelolaan pengetahuan individu dan perusahaan. Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, analisa dan pemecahan masalah yang akan dilakukan dibatasi oleh beberapa ruang lingkup antara lain : • Objek pembahasan akan difokuskan pada perusahaan PT Sigma Cipta Caraka yang bertempat kerja di Wisma BCA – Bumi Serpong Damai. • Pembahasan mencakup analisa pemodelan manajemen pengetauan pada pengembangan proyek yang akan diusulkan untuk diterapkan pada direktorat Solution Development & Delivery. • Rancangan pemodelan manajemen pengetahuan di fokuskan pada pengembangan kebutuhan proyek aplikasi end user. • Pengumpulan data ditujukan kepada karyawan PT Sigma Cipta Caraka direktorat Solution Development & Delivery. 3 Tinjauan Pustaka Data dan information merupakan bagian yang erat hubungannya dengan knowledge (pengetahuan) akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar dalam data, informasi dan knowledge (pengetahuan). Data menurut Davenport dan Prusak (1998), merupakan pencatatan yang dilakukan secara terstruktur dari suatu transaksi. Information menurut Holsapple (2003), merupakan kumpulan data yang telah dikelola dan diproses, yang mempunyai intensitas waktu dan akurat. Knowledge menurut Turban (2005), adalah kumpulan informasi yang kontekstual, relevan dan dapat dipakai sebagai acuan dalam melakukan suatu tindakan. Menurut Tiwana (1999) ketika pengetahuan dapat diaplikasikan dikapai ketika dan dimana dibutuhkan dan membawa kearah pengambilan keputusan, mengarah kepada hasil serta kinerja yang lebih baik, maka pengetahuan dapat dikualifikasikan sebagai intelegensi. Menurut Complate dan Unabridged (2003), Wisdom adalah kemampuan atau hasil dari kemampuan untuk berpikir dan bertindak menggunakan pengetahuan, pengalaman, pemahaman, akal sehat dan wawasan. Menurut Debowski (2006), people adalah orang yang memiliki knowledge, mengatur sistem dan proses, dan berkomitment terhadap proses stategic knowledge untuk perusahaan. Menurut Debowski (2006), Process adalah pengaturan strategi, prinsip dan proses kegiatan untuk memastikan knowledge management dapat berjalan dengan baik. Menurut Debowski (2006), Technology merupakan peran pendukung yang penting dalam knowledge management yang baik dan sesuai dengan lebutuhan organisasi. Knowledge management merupakan pendekatan secara integrasi dengan cara menciptakan, membagi dan menerapkan pengetahuan untuk dapat meningkatkan produktifitas, profitabilitas dan perkembangan perusahaan (Young, 2010). Menurut Nanoka dan Takeuchi (1995), kedua jenis dalam siklus transfer knowledge, disebut dengan SECI Process (Socialization, Externalization, Combination, Internalization). Menurut Liebowitz (2000), audit knowledge merupakan suatu proses review suatu organisasi untuk mendapatkan pengetahuan organisasi yang meliputi pengetahuan yang sudah dimiliki dan belum dimiliki organisasi. Menurut Debowski (2006), core knowledge adalah pengetahuan utama dalam organisasi yang bertujuan untuk membantu organisasi mencapai tujuan. Menurut Debowski (2006), ada lima fase dalam pengembangan knowledg, Knowledge Sourcing, Knowledge Abstraction, Knowledge Conversio, Codified knowledge, Embodied Knowledge. Kerangka kerja APO (Asian Productivity Organization) merupakan alat analisa yang dirancang untuk membantu organisasi menilai penggunaan manajemen pengetahuan dalam perusahaan, Menganalisa visi dan misi perusahaan, tujuan bisnis dan arah strategic perusahaan Melihat komponen accelerators meliputi people, processes, technology, Leadership dapat membantu perusahaan memastikan penerapan KM berhasil Mempelajari proses knowledge process meliputi identifying the knowledge, creating knowledge, storing knowledge, sharing knowledge, appliying knowledge Sehingga dapat melakukan learning dan innovation dalam organisasi. Dan meningkatkan social capacity, individual capacity, team capability. Organization capability dan menghasilkan service, productivity, profitability dan growt. Ada tujuh kategori audit yang terdapat pada alat penilaian KM APO. Ada lima tingkatan dari hasil penilaian untuk memberikan pemahaman tentang tingkat kesiapan dalam perusahaan, Reaction Level, Initiation Level, Expansion Level, Refinement Level, Maturity Level. Menurut Kotter dan Cohen (2006), ada delapan langkah yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan, yaitu Kebutuhan adanya perubahan, Membentuk tim, Mengembangkan visi dan strategi perubahan, Mensosialisasikan visi dan stategi perubahan, Mendorong orang lain untuk mencapai visi tersebut, Menentukan target jangka pendek, Melakukan perbaikan dan perubahan, Proses perubahan yang dilakukan harus berkesinambungan. Knowledge Management System dapat di terapkan dengan baik pada perusahaan, jika performa yang dihasilkan dapat diukur (Shannack, 2009). METODE PENELITIAN Pemodelan Knowledge Management pada internship project dimulai dengan melakukan studi literatur untuk mengetahui secara teoritis pemodelan yang diinginkan, dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dapat membantu dalam pengembangan model dan pengolahan data dari informasi yang telah dikumpulkan yang selanjutnya penulis akan melakukan pengolahan data dari informasi yang telah dikumpulkan evaluasi dari hasil angket yang disebar dilanjutkan dengan analisa dengan menggunakan APO KM Framework penulis mencoba mendapatkan area permasalahan dalam perusahaan, melakukan pemodelan manajemen pengetahuan, dan membangun pemodelan knowledge management. 4 Gambar 1 Tahapan Pengembangan Pemodelan Knowledge Management Sumber: APO KM Framework, Talisayon (2013) Tahapan Analisa menggunakan APO KM Framework, Pemodelan knowledge management yang akan digunakan dalam menganalisa proses kegiatan operasional perusahaan saat ini menggunakan APO KM Framework . 1. Analisa Visi dan Misi, Dimulai dengan melakukan analisa yang menguraikan keadaan yang diiginkan dalam jangka panjang untuk membantu dalam mengidentifikasi dan analisa core competencies dan capabilities pada perusahaan. 2. Analisa Akselerator, Langkah selanjutkan dilakukan analisa wawancara dan observasi untuk mengetahui sejauh apa pengetahuan itu sudah diterapkan, kualitas yang dihasilkan, dan teknologi yang mendukung dalam proses terjadinya knowledge management dalam perusahaan. Leadership atau kepemimpinan berjalan, People merupakan kunci penting dalam menciptakan, membagi dan menerapkan pengetahuan. Process mempelajari pengumpulan data tentang bisnis proses, yang mendukung diterapkannya knowledge management. Technology mempercepat proses pengetahuan. 3. Analisa Proses Pengetahuan, Informasi yang sudah dihasilkan akan diolah menjadi pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan dengan tujuan mengetahui alur dan informasi pengetahuan pada perusahan dengan melihat pula siklus transfer knowledge sehingga dapat pemodelan proses KM dalam perusahaaan dimana dilihat dari sisi : • Identify, mendefinisikan critical knowledge dan kesenjangan yang ada dan melihat aliran pengetahuan dengan knowledge management cycle. • Create, menganalisa perubahan dan perkembangan pengetahuan dengan menggunakan analisa zack framework dan dengan menggunakan model SECI Nanoka dan takeuchi (1995). • Store, menganalisa bagaimana pengumpulan dan pemeliharaan pengetahuan dalam perusahaan, disimpan dan diatur analisa core knowledge • Share, menganalisa terjadinya pertukaran pengetahuan dalam perusahaan mapping goal. • Apply, menganalisa bagaimana pengetahuan tersebut digunakan dan diperbaharui dalam organisasi untuk pemodelan knowledge management 4. Tahap Evaluasi APO KM Framework, Evaluasi yang dilakukan untuk melihat seberapa efektif model knowledge management ini berjalan pada perusahaan dengan melakukan pengolahan data dari angket yang telah disebar untuk mengetahui keunggulan dari seven audit categories APO KM Assessment tools. Dengan menggunakan dan menunjuk hasil dari angket yang telah disebar dengan total 42 pertanyaan yang mencangkup tujuh kategori kriteria. 5. Analisa Pembelajaran dan Inovasi, Dengan menganalisa faktor pendorong yang membuat knowledge management itu penting Tiwana (2002). Dilakukan analisa dengan Activity Based Knowledge Management. 6. Analisa Hasil, Setelah melakukan analisa secara keseluruhan tahapan perubahan dengan delapan langkah perubahan Kotter dan Cohen (2006) Metode Pengumpulan data: Wawancara, melakukan komunikasi dua arah langsung dengan responden, Observasi, melihat proses alur informasi. Focus Group Discusion yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai proses dan aktifitas kerja, Angket 5 (Kuesioner)sample menggunakan rumus Taro Yamame atau Slovin (Padua, Santos, 1998) dengan batas kesalahan 10% yaitu : n= 498 = 83.2775 ≈ 83 1 + 498(0.12 ) Berikut ini jadwal proyek yang direncanakan untuk pengembangan pemodelan knowledge management pada direktorat Solution Development & Delivery, lihat pada tabel 1 Tabel 1 Skedul proyek pemodelan knowledge management Maret '13 April '13 Mei '13 Juni '13 AKTIVITAS w2 w3 w4 w1 w2 w3 w4 w1 w2 w3 w4 w1 w2 Studi Literatur Observasi Wawancara Kuisoner Analisa Hasil Modelling KM Prototype KMS Kesimpulan dan Saran Sumber: Diskusi tim pengembangan proyek (2013) ANALISA DAN PEMBAHASAN Karena petingnnya pengetahuan dalam organisasi yang sudah dikemukakan oleh Dalkir(2005), diharapkan dengan adanya pemodelan managemen pengetahuan dimana dapat mengakomodasi informasi dan pengetahuan dalam proses development project aplikasi sehingga dapat mengantisipasi karyawan yang keluar dari perusahaan, sehingga karyawan yang masuk dapat beradaptasi dengan pengetahuan yang di tinggalkan. Dengan menggunakan analisa APO KM Framework penulis memberikan ulasan analisa apa yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam hal mendapatkan informasi, menyimpan informasi dan menyebarkan informasi sehingga dapat digunakan oleh karyawan. A. Tahapan Analisa Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan “ To be a leading Information Communication Technology Company in the region. ” dan Misi perusahaan “ To become the most trusted partner in providing and applying the benefits of ICT solution to accelerate customer’s business growth”. • Analisa keadaan perusahaan Berdasarkan hasil interview dengan tim Business Process Management Chieft Technology Officer (CTO) secara garis besar masalah yang ada saat ini adalah bagaimana cara untuk meningkatkan pengumpulan informasi pengetahuan dari karyawan. • Budaya perusahaan Budaya perusahaan yang dikenalkan dan diterapkan untuk dapat menunjang kompetensi dari tiap karyawannya adalah dengan menerapkan 5C Values dan 15 Great Behaviours yang diadopsi dari induk perusahaan PT. Telkom Indonesia. • Lingkungan kerja perusahaan dengan moto always “GIVE the BEST”. B. Tahap analisa Accelerator pada perusahaan. • Leadership adanya dukungan dari direksi dalam penerapan knowledge management untuk itu adanya keputusan direksi No: 0002/SIGMA/BOD/I-13 tentang Implementasi Aplikasi Project.net untuk Manajemen Proyek PT Sigma Cipta Caraka. • People, karyawan mempunyai masing-masing role tanggung jawab dan dokumentasi yang dihasilkan dalam menunjang proses bisnis, meliputi project manager, account manager, programer, dll. • Process, dalam pengembangan proyek perlu dianalisa Software Development Life Cycle (SDLC) yang telah berjalan pada perusahaan. 6 • Technology, adanya dukungan dari jaringan infrastruktur dengan intranet dan internet yang dapat mendukung terjadinya transfer dokumetnasi dan pengetahuan. C. Tahap analisa proses pengetahuan Dalam alur proses terjadinya proses pengetahuan yang terjadi dalam perusahaan. • Identify Knowledge, Analisis kesenjangan pengetahuan berguna untuk mengetahui pengetahuan apa yang sudah dimiliki dan belum dimiliki perusahaan Tabel 2 Tabel Kesenjangan Pengetahuan Knoweldge Pengetahuan yang sudah dimiliki perusahaan Kesenjangan Pengatahuan Perusahaan Knoweldge unit/personel Kemampuan Individu Proses Bisnis proyek Aksesbilitas Knowledge Para expertise Senior Explicit, Dokumen proyek dan laporan proyek Tacit, keahlian dan pengalaman Explicit, Diakses dengan mencari file dikantor atau pada individu. Tacit, meeting atau diskusi Semua pekerja di tiap grup unit Semua anggota team yang terlibat dalam proyek Explicit, dokumentasi pengetahuan yang ada Tacit, Dokumentasi keahlian pengalaman dan kasus-kasus Explicit, diakses secara manual Tanggung jawab pekerjaan Ketersediaan sumberdaya Keahlian yang tidak tersharing dengan baik Bentuk Knoweldge Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Tabel 3 Tabel Strategi Mengatasi Kesenjangan Pengetahuan Strategi Tujuan Strategi yang dilakukan perusahaan 1. Pelatihan dan pengembangan Penilaian prestasi kerja 2. Pengembangan individu berdasarkan kompetensi Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan 1. Akuisisi knowledge: benchmarking, pelatihan di project lain 2. Penyimpanan dan pemeliharaan knowledge: menyediakan suatu system yang dapat digunakan sebagai media belajar, mencari informasi, membentuk kelompok diskusi dan sharing pengetahuan 3. Distribusi knowledge: system dengan web base diharapkan mampu menyediakan sarana sharing pengengetahuan diantara seluruh karyawan yang berada dilokasi manapun. 4. Utilisasi knowledge: Integrasi knowledge dengan inisiatif strategis perusahaan 1. Pengembangan SDM 2. Monitoring kerja 1. Peningkatan pengetahuan dan keahlian pekerja 2. Pengelolaan pengetahuan dalam organisasi yang mempermudah transfer knowledge antar pekerja 3. Menciptakan budaya sharing dan knowledge 4. Mengelola SDM yang menjadi aset penting perusahaan Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Gambar 2 KM Cycle Perusahaan Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) • Creating Knowledge, Perusahaan perlu mengklarifikasi dan mengidentifikasi pengetahuan pengetahuan yang ada. 7 Gambar 3 Analisa Zack Framework Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Semua area yang dihasilkan oleh analisa Zack Framework merupakan hal yang diperlukan dan digunakan dalam pemodelan dalam mencapai tujuan, knowledge ini akan disimpan, disusun, digunakan dan diorganisasikan. Gambar 4 Siklus Transfer Pengetahuan Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) 8 • • Storing Knowledge, menganalisa kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan. a. Basic core knowledge, , kemampuan setiap karyawan untuk membangun dan memelihara system yang ada telah dibentuk. b. Strategic core knowledge, , kemampuan tiap karyawan dalam memecahkan masalah, memberikan solusi c. Development core knowledge, kemampuan karyawan dalam mengembangkan solusi-solusi IT yang baru dan inovatif Dalam mengidentifikasi pengetahuan yang ada pada perusahaan penulis menggunakan tiga fase dalam mengelola core knowledge (Debowski, 2006). • Fase pertama Clarify core knowledge scope dimana di dalam perusahaan informasi dan dokumentasi sangat penting dalam hal melakukan pengembangan aplikasi • Fase kedua Define core knowledge parameters informasi dan pengetahuan bayak terrdapat dalam individu karyawan dimana sharing hanya dilakukan pada saat ada tim proyek • Fase ketiga Develop the core knowledge structure, dalam pengembangan proyek Software Development Life Cycle (SDLC) Sharing Knowledge, tahap selanjutnya melakukan analisa untuk dapat menentukan mapping knowledge dimana analisa ini didapat dari pemetaan dan pengorganisasian core knoweldge dari tahap sebelumnya. Tabel 4 Tabel Mapping Goal of Knowledge Knowledge Mapping Goal Mempunyai kemampuan kopetensi karyawan Leadership People Mendapatkan dukungan karyawan dalam dari perusahaan dan Dapat memaksimalkan kemampuan tim yang dimiliki Tercipta keselarasan dalam pengembangan proyek Melakukan sharing knowledge secara berkala Informasi dapat disampaikan secara utuh dan maksimal Mengetahui pengetahuan mengenai kegiatan operasional dan prosedur yang telah dijalankan Mendapatkan dan memperkaya knowledge perusahaan agar tersimpan dan diterapkan Pengetahuan pengembangan aplikasi mengenai cara mendapatkan kebutuhan yang diiginkan user Dapat dimanfaatkan kembali pengetahuan jika dibutuhkan Mengadakan kegiatan sharing pengetahuan Mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan Penyimpanan dan penyusunan knoweldge hasil dari diskusi Process menentukan dokumen / Mempermudah dalam menyusun penyimpanan informasi/knowledge Pengorganisasian dan penamaan dokumentasi dan pengetahuan yang disimpan Mempermudah dalam Informasi/knowledge Pembentukan dan pengorganisasian penyimpanan knowledge Mempermudah dalam informasi/knowledge dan pencarian penyebaran 9 Pembentukan pengetahuan Technology strukturisasi penyimpanan Memberikan strukturisasi dan kategori pada penyimpanan pengetahuan Adanya penyimpanan dan pengetahuan yang disimpan pengkategorian Kemudahan dalam pencarian pengetahuan memberikan media dan fitur dalam berbagi pengetahuan Pembentukan media untuk melakukan sharing Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) • Applying Knowledge, perlu dilakukan sosialisasi penggunaan dari manajemen pengetahuan dan mobilitas pekerjaan untuk memanfaatkan KM tool tersebut. Selain sosialisasi penggunaan, para pemimpin perusahaan juga perlu memberi contoh dan teladan dan pemanfaatan KM Tool. Untuk dapat mendukung transfer pengetahuan yang ada perlu adanya suatu media komunikasi yang dapat digunakan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk pengembangan sistem knowledge manajement adalah: Adanya tim yang bertanggung jawab dalam pengoperasian KM tool, Mendukung media komuniasi dan diskusi antar tim, Adanya dukungan jaringan yang terintegrasi, Dibuatnya helpdesk dan menyusun user manual, Melakukan sosialisasi mengenai penggunaan manajemen pengetahuan. Tentunya pada masa-masa awal KM tool beroperasi biasa tidak langsung berjalan dengan baik, karena adanya dukungan dari manajemen perusahaan dan komitmen dari para leader sehingga penerapan dari aplikasi project.net dalam penggunaannya dapat dilaksanakan. D. Evaluasi APO KM Framework Setelah mendapatkan kondisi alur pengetahuan yang telah dijalankan dalam perusahaan selanjutnya untuk dapat melihat penerapan knowledge management yang telah diterapkan telkomsigma menggunakan model dari APO KM Framework. 1 Batasan Penelitian • Kuesioner dan metode pengolahan data mengikuti cara yang digunakan oleh APO KM Assessment Tool. • Metode Pengumpulan data adalah kuesioner, yang berarti sangat tergantung dengan kualitas jawaban responden • Jumlah responden tidak mencapai 100% dari populasi keseluruhan • Pembahasan tidak mencangkup segala sesuatu diluar KM seperti, strategi bisnis, penjualan dan lain lain. 2 Hasil Survei Menggunakan Angket Hasil kuesioner penelitian yang dibagikan kepada 300 koresponden dan kueisioner yang kembali 95 kuesioner dan datanya yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan penelitian adalah sebanyak 83 kuesioner dimana salah satu keriteria masa kerja karyawan harus lebih dari 6 bulan bekerja dengan tujuan responden mengetahui pengelolaan manajemen pengetahuan dalam perusahaan. Penyebaran kuesioner yang dilakukan pada tanggal 6 Mei 2013-17 Mei 2013 kepada responden karyawan direktorat Solution Development & Delivery dengan berbagai level meliputi Account Manager, Project Manager, Business Analyst, Database Administrator, Software Desaigner/System Analyst, Software Enginering/Programer, Software Tester/Quality Assurance, Sistem Support/Implementer. 3 Data Responden • Apabila dilihat dari dimensi jenis kelamin, maka dalam penelitian ini diperoleh bahwa responden laki-laki yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 44 orang responden sedangkan untuk responden wanita yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 39 orang responden. • Apabila dilihat dari dimensi usia responden yang dibagi berdasarkan rentang usia, maka dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 9 orang responden yang berusia lebih kecil atau sama dengan 20 tahun, untuk 21-25 tahun sebanyak 22 orang, untuk 26-30 tahun sebanyak 37 orang, untuk 31-35 tahun sebanyak 4 orang, untuk 36-40 tahun sebanyak 3 orang, untuk 41-45 tahun sebanyak 4 orang. 10 • Apabila dilihat dari dimensi jenis pekerjaa responden yang dibagi, maka dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 7 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Account Manager, 7 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Project Manager, 12 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Bussines Analyst, 10 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Software Desaigner, 8 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Database Administrator, 18 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Software Enginering/Programer, 11 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan Software Tester/Quality Asurance, 10 orang responden dengan tanggung jawab pekerjaan System Support/Implementer. • Data Responden yang Mengenal Topik, Salah satu kriteria penelitian ini adalah responden yang mengenal topik. Dari kuesioner yang kembali, seluruh responden mengenal objek penelitian. 4 Analisis Chart APO KM Framework Hasil dari analisa 7 kriteria audit yang rata-rata dengan banyaknya responden yang berpartisipasi dalam hal ini ada 83 responden karyawan. Dari pengolahan data yang dilakukan untuk tiap kategori yang dinilai. Dari rata-rata yang di dapat dilakukan pengolahan dan analisa sehingga menghasilkan radar chart pada gambar 5 dibawah ini chart dari total maksimal 30 point yang dimiliki dalam pengukuran. Radar Chart Seven Audit Criteria 23.5 23.0 KM … 22.5 22.0 21.5 Learning … Knowledge … KM … Process People Category Score Technology Gambar 5 Radar Chart dari KM Assessment Sumber: Pengolahan Data Peneliti (2013) dapat disimpulkan bahwa untuk technology yang telah digunakan dan diterapkan pada perusahaan sudah dapat membantu dalam hal terjadinya manajemen pengetahuan dan disisi lainnya perlu adanya peningkatan dalam hal learning dan innovation yang harus menjadi perhatian khusus baik dalam memperkuat nilai pembelajaran dan inovasi. 5 Analisa Peningkatan Potensial Untuk dapat melihat kekuatan dan kesempatan yang dapat ditingkatkan dalam perusahaan berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner dijelaskan pada tabel 5 dibawah ini. 11 Tabel 5 Analisis Kekuatan dan Kesempatan Category Strengths Opportunities for Improvement KM Leadership Adanya dukungan dari manajemen melalui busines unit dalam hal membagi pengetahuan bekerja sama ke karwayan dan divisi lain. Dapat menjaga konsistensi antar pempinan untuk terus saling mendukung berjalannya pengelolaan pengetahuan. Process Memastikan kemampuan yang dimiliki dalam memberikan nilai bagi pelanggan dengan memastikan kebutuhan terpenuhi sehingga bisnis dapat bertahan dan menjapai keunggulan kerja. Adanya sarana untuk dapat melakukan mengumpulkan informasi untuk dapat mengantisipasi situasi krisis dan kejadian yang tidak terduga People Adanya dukungan terhadap individual karyawan dengan menyediakan sarana training dan diskusi jika dibutuhkan, berbagi pengetahuan secara aktf dan membuat tim untuk menanggapi masalah yang terjadi. Membentuk karyawan yang telah mengikuti training diharpkan dapat menjadi trainer, motivator untuk dapat membagikan ke karyawan yang lain. Technology Telah terintegrasi secara jaringan intranet dan internet dari tiap divisi yang sesuai dengan strategi KM perusahaan. Memastikan jaringan didukung dengan sistem yang terintegrasi yang sesuai dengan strategi perusahaan. Knowledge Process Pengembangan sistem untuk dapat melakukan knowledge transfer dan best practice untuk mengantisipasi pekerjaan ganda yang dilakukan. Dapat mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan sebelum meninggalkan perusahaan. Manajemen bersedia dan mendukung untuk menggunakan alat dan metode yang dapat membantu dalam knowledege process untuk mengantisipasi penambilan yang beresiko dan diberikan insentif untuk pekerjaan yang diselesaikannya. Membentuk tim untuk dapat memfokuskan dalam melakukan pelatihan jika diperlukan. Melakukan efektifitas dan efisiensi baik dari sumberdaya dan informasi serta mempertahankan kualitas produk dan jasa yang lebih baik Membuat strategi untuk dapat mencapai target tersebut. Learning Innovation & KM Outcomes Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Diharapkan dari analisa dapat dilakukan perbaikan terus menerus dan menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan oleh karyawan dan perusahaan untuk pembelajaran bersama. 6 Analisis Maturity Level Perusahaan Dari total nilai skor yang telah didapat dari jumlah tiap ketujuh kategori yang dinilai menunjukan nilai 158.1, yang dimana dapat disimpulkan lima level dari KM maturity level perusahaan ada di level Refinement yang pengelolaan manajemennya telah dilakukan dengan baik diperusahaan atau dengan penjelasan dalam penerapan pengunaan knowledge managment dalam perusahaan harus terus menerus 12 melakukan evaluasi dan perbaikan dalam hal implementasi dari manajemen pengetahuan (source APO) dan dapat di telaah dari sisi ketujuh komponen, yaitu: a. b. c. d. e. f. g. KM Leadership manajemen secara berkala mengkaji kinerja dalam perusahaan dan menggunakan hasil untuk memperkuat arah organisasi dalam hal peningkatan dan menciptakan produk dan jasa. Process peningkatan yang dilakukan dari sisi sistematis sehingga lebih efektid dalam penggunaan. People proses transfer knowledge dalam perusahaan terus dilakukan evaluasi dan perbaikan. Technology infrastruktur IT terus ditinjau dalam konteks keselarasan dengan strategi KM. Knowledge Process harus melakukan review terus menerus dan setidaknya telah mengalami setidaknya 1 kali siklus perbaikan. Learning & Innovation melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pembelajaran dan inovasi secara teratur. KM Outcomes peningkatan dalam pencapaian perusahaan yang baik dan terus berkelanjutan sehingga mencapai tujuan yang diiginkan. E. Tahap Analisa Pembelajaran dan Inovasi Dalam pengembangan proyek yang akan dilakukan pengembangan pelatihan biasanya ditujukan untuk para developer junior yang akan bekerja di perusahaan dimana mereka akan di training terlebih dahulu, atau dengan me-request akses repository yang dimiliki dengan tim lain untuk kebutuhan pengembangan aplikasi yang sedang dilakukan. Dalam hal memenuhi kompetensi karyawan sehingga karyawan cenderung belajar sendiri secara mandiri memberikan inovasi yang dimiliki berdasarkan keadaan yang terjadi selama bekerja atau hasil sharing dengan rekan kerja lainnya sehingga diperlukan motivasi untuk dapat menghasilkan hasil yang maximal. F. Tahap Analisa Hasil Persiapan perubahan menurut kotter dan cohen (2006), dengan delapan tahapan yang digunakan dalam hal ini penulis menggunakan analisa untuk melakukan perubahan dalam hal manajemen pengetahuan yang sudah berjalan, antara lain: a. Kebutuhan adanya perubahan, sesuai dengan kebutuhan manajemen, dimana pihak manajemen memerlukan informasi mengenai kontribusi dari setiap karyawan yang ada di dalam perusahaan, maka diperlukan adanya penyimpanan terhadap data karyawan, melihat komunikasi sharing yang masih dirasa kurang efektif dimana sharing hanya dilakukan dengan media diskusi, tools yang dikembangkan untuk digunakan bersifat open source didalam tools ini juga mendukung sarana dan informasi untuk terjadinya transfer knowledge serta dapat pula untuk menyimpan dokumen, melakukan sharing dan diskusi dan dapat melakukan evaluasi / monitoring. b. Membentuk tim, dibentunya PMO (Project Manajemen Officer), Capacity Planning dan PMO & Partnership. c. Mengembangkan visi dan strategi perubahan, mampu melakukan knowledge managment yang baik. Berikut adalah model knowledge management dimana menjelaskan pemodelan yang dapat digunakan dalam perusahaan. d. Mensosialisasikan visi dan stategi perubahan, Head business unit dan tim leader melakukan dukungan dan sosialisasi mengenai culture baru kepada semua karyawan dalam divisinya, memberi arahan dari penggunaan KMS, melakukan sosialisasi tanya jawab mengenai nilai-nilai culture dalam menghadapi permasalahan yang timbul. e. Mendorong orang lain untuk mencapai visi tersebut, Untuk dapat melakukan perubahan dalam organisasi salah satu faktor yang dapat mempenngaruhi adalah budaya dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan knowledge management pada perusahaan. Ada bebrapa cara yang dapat dilakukan untuk mendorong dalam penyampaian visi tersebut, yaitu Mempunyai Standard Operasional Procesure (SOP), dimana berisi prosedur yang harus dilakukan 13 f. g. h. dalam kegiatan operasional ataupun penelitian, melakukan diskusi setiap minimal seminggu sekali dengan tim yang terlibat, membagi informasi yang telah didapat dapat menggunakan email atau menggunakan tool yang sudah dikembangkan, mendorong penggunaan dari KMS sebagai acuan dalam melakukan perkejaan, jika terdapat kesulitan dalam penggunaan sistem tersebut dapat mengghubungi tim untuk mendapatkan training dan solusi lainnya, adanya penilain KPI terhadap jumlah artikel yang dituliskan karyawan. Menentukan target jangka pendek, Tim yang akan dibentuk akan diisi oleh karyawan dengan dukungan level management. Harapan penggunaan diharapkan quartal kedua antara juni 2013 – september 2013. Melakukan perbaikan dan perubahan, untuk itu, pengelolaan manajemen pengetahuan ini menyediakan sebuah interface yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan media penyimpanan di belakang layar. Proses perubahan yang dilakukan harus berkesinambungan, harus dilakukan secara menyeluruh. G. Modeling Knowledge Management Hasil akhir dari semua langkah diatas akan disatukan menjadi sebuah pemodelan manajemen pengetahuan di dalam perusahaan, untuk mendapatkan gambaran dari pemodelan knowledge management berikut besaran yang akan dirancang pada gambar 6 Gambar 6 Pemodelan Knowledge Management Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Pemodelan tersebut didasarkan kepada komponen utama knowledge management yaitu, people, process, and technology. • Kebutuhan dari user akan ditangkap oleh account manager dan memberikan penawaran solusi yang sedang dibutuhkan oleh klien. • Setelah kebutuhan sudah teridentifikasi tahap selanjutnya account manager menginformasikan kebutuhan tersebut kepada project manager. • Selajutnya project manager akan melakukan diskusi dengan tim seperti software desaigner, business analyst, database administrator, software enginering, software tester dan system support yang nantinya tim akan melakukan aktifitas dan tanggung jawab dalam pengembangan aplikasi, atau jika masih dirasa informasi yang diberikan kurang project manager damat menkomunikasikan ke user kembali. 14 • • • • • Tim member akan mengumpulkan knowledge yang dicari dan disimpan pada portal. Pada awalnya knowledge worker akan mengambil knowledge yang tersimpan di portal dalam bentuk digital (Combination), dan kemudian akan dibaca dan dipelajari (Internalization). Setelah knowledge tersebut dipelajari bisa juga diangkat sebagai suatu kasus yang akan dipelajari bersama dalam suatu Community of Practice sehingga terjadi diskusi diantara knowledge worker yang menekuni bidang yang sama(Socialization). Jika dinilai perlu untuk ditingkatkan maka dapat juga mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keahlian yang dimiliki. Informasi yang didapat akan menjadi pengetahuan tacit (informasi) maupun explicit (dokumen digital) dimana akan disimpan melalui portal KM dan akan disimpan dalam knowledge repository. Tim member yang sudah mapan dengan suatu knowledge baru dapat dapat melakukan training kepada member yang masih membutuhkan bimbingan dalam pengembangan. Knowledge leader akan menentukan kebijakan dan mengatur knowledge domain sebagai dasar informasi knowledge ke yang disimpan kedalam sistem. H. Prototype Knowledge Management System Berdasarkan rancangan pemodelan knowledge management pada perusahaan telkomsigma yang telah dijabarkan, maka dapat diidentifikasi beberapa komponen pendukung antara lain arsitektur, flow proses, fungsi yang akan menjadi fitur sistem yang akan dirancang untuk membantu dalam hal terjadinya transfer knowledge. Untuk merancang knowledge management system yang disesuaikan dengan model yang telah dibuat digunakan knowledge management opensource dengan menggunakan project.net. • Rancangan Arsitektur teknologi project.net • Gambar 7 Topologi aplikasi project.net Sumber: Hasil Diskusi Peneliti (2013) Rancangan Flow Proses project.net Gambar 8 Proses flow pada project.net Sumber: Hasil Diskusi Peneliti (2013) 15 • • • Account Manager melakukan inisiasi proyek dalam project.net yang akan dilaksanakan. Project Manager Leader akan melakukan review untuk mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dan melakukan konsolidasri laporan Bussiness unit dari project manager. • Project manager akan melakukan perencanaan proyek untuk pengembangan aplikasi, mengantisipasi resiko yang akan muncul dengan melihat issue atau permasalahan yang terjadi, dan membuat laporan status proyek yang akan dievaluasi. • Tim Members meliputi, system analist, bussiness analyst, programer, dll melakukan pekerjaan yang sudah diberikan serta melakukan update terhadap dokumentasi yang disimpan, mengolah informasi yang terdapat pada project.net dari mengupdate task pekerjaan yang telah dikerjakan. • Project Management Officer akan menkonsolidasi keseluruhan laporan yang diberikan oleh project manager leader dan menghasilkan portofolio dari proyek yang akan di review oleh management. • Yang hasil dari siklus tersebut dapat digunakan untuk mendefinisikan bisnis portofolio, dapat digunakan oleh MA (Management Accounting) untuk budgeting, finance untuk invoicing. Rancangan model use case dari penggunaan project.net Rancangan dari model penggunaan project.net dilakukan dnegan Use Case Model untuk mendapatkan gambaran rinci dari menu dan fungsi yang telah disebutkan pada bab sebelumnya. Project Initiation Account_Manager PM_Leader Gambar 9 Use Case Diagram Project Initiation Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Pada gambar 9 digambarkan mulai project diinisiasi oleh Account Manager dimana informasi yang diberikan secara garis besar meliputi lama pengerjaan total cost, dll yang informasi tersebut akan ditindak lanjuti oleh Project Manger Leader untuk menyusun rencana dalam pengembangan proyek. Resource Planning PM_Leader Project_Manager Gambar 10 Use Case Diagram Resource Planning Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Pada gambar 10 dilakukan perencanaan sumberdaya manusia oleh Project Manager Leader dengan melihat kemampuan dari sumberdaya manusia yang dimiliki maka akan di assaign seorang Project Manager dan tim yang mampu dalam pengembanyan proyek aplikasi yang telah didapatkan. 16 Gambar 11 Use Case Diagram Pengembangan Proyek Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Pada gambar 11 dilakukan tahap pada saat pengembangan proyek dilakukan oleh Project Manager dengan tim member (BA, SA, Programer, dll). Project Manager mempunyai menyusun project planning, memonitoring proggress, mengantisipasi resiko, issue dan membuat status dari perkembangan proyek yang dijalankan. Gambar 12. Use Case Diagram Consolidate Report All BU Sumber: Hasil Analisa Peneliti (2013) Pada gambar 12 dilakukannya konsolidasi laporan dari Bussines Unit yang dikerjakan oleh project manager oleh Project Management Officer (PMO) untuk mengetahui secara keseluruhan proyek yang telah dikerjakan dalam direktorat bussiness unit yang dipegang sehingga dapat digunakan dalam laporan ke managemen progress yang telah dijalankan. • Rancangan Struktur Menu project.net