PENELITIAN DOSENMUDA LAPORAN PENELITIAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Jamaludin,SE.,MM ···-···-·-·--· ..·--··-------·····----·--·------·-··-·--··--·-·····DIBIAY Al OLEH OIREKTORA T JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT ·PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMOR: 003/SP2H/PP/OP2M/llU2007 TANGGAL 29 MARET 2007 \. \9 an FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WINAYA MUKTI 2007 PENELITIAN DOSENMUDA LAPORAN PENELITIAN PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Jamaludin,SE.,MM DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMOR: 003/SP2H/PP/DP2M/lll/2007 TANGGAL 29 MARET 2007 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WINAYA MUKTI 2007 LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA DAN KAJIAN WANITA 1. a. Judul Penelitian b. Bidang ILMU c. Katagori : PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN (KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA EFEK JAKARTA) : Ekonomi :IV 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. Jabatan Fungsional d. Fakultas/Jurusan e. Universitas f. Bidang llmu Yang ditelti : : : : : : 3. Jumlah Anggota Peneliti : 1 Orang 4. Lokasi Penellitian : Bursa Efek Jakarta (BEJ) Jamaludin,SE.,MM Laki-laki Lektor Ekonomi/Akuntansi Winaya Mukti Ekonomi 5. Kerjasama dengan lntansi Lain: a. Nama lntansi b. Alamat 6. Jangka Waktu Penelitian : 8 Bulan 7. Biaya Yang diperlukan : Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah) Jatinangor, Oktober 2007 Peneliti, rs.,MP ii RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur modal yang terdiri dari: 1) long term debt to equity (L TOE), 2) degree of operating leverage (DOL) dan 3) degree of financial leverage (DFL) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added) secara bersamaan dan parsial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory-survey dengan metode analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis. Populasidalam penelitianini adalah perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah populasi sebanyak 78 perusahaan. Untuk menentukan banyaknya sampel digunakan Proportionate Stratified Random Sampling diperolehsampel sebanyak26 perusahaan. Hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa struktur modal secara bersamaanberpengaruhsignifikan terhadap kinerja keuanganperusahaanyang diukur dengan nilai tambah ekonomis. Hal ini dapat ditunjukan hasil uji statistik terhadap hipotesis yaitu F besar dari F tabel ( F hitmg : 4, 181 > F taber : hltung lebih 3,05 ) dan nilai koefisien determinasiyang telah di sesuaikan sebesar 70,5% menunjukanbahwa struktur modal dapat memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 70,5% terhadap kinerja keuangan perusahaanyang diukur dengan nilai tambah iii ekonomis sedangkan sisanya sebanyak 29,5% dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian dan pengujian hipotesis juga menunjukan struktur modal yaitu: 1) long term debt to equity (L TDEJ, 2) degree of operating leverage (DOL) dan 3) degree of financial leverage (DFL) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis. Hal ini dapat dibuktikan hasil pengujian statistik menujukan t hltmg lebih besar dari ttabel ( t hitung: X1 -2,691, X2 3, 116, X3 2,891 > t tabel: 2,074). iv KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Kumia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan · laporan akhir penelitian ini, adapun laporan penelitian ini berjudul "Pengarub Struktur Modal Terbadap Kinerja Keuangan (Kasus Perusahaan Industri di Bursa Efek Jakarta". Penelitian ini banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan tulus hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kcpada: 1. Bapak Dr .H.Ragam Santika,Drs.,MM, sebagai Rektor 2. Bapak Dr.H.Nurdin Hadirochmat,Ir.,Drs.,MP, sebagai ketua LPPM Unwim 3. Direktorat Pembinaan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional yang telah membiayai penelitian ini 4. Rekan-rekan di lingkungan Universitas Winaya Mukti dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan. Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak. Amin Bandung, Oktober 2007 Pequlis Jamaludin,SE.,MM v DAFTARISI JUDUL ...................•.......................................................... LEMBAR PENGESAHAN........ ii .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . RANGKUMAN.. .. . .. . . . . .. . . . . .. . ... .. . .. . .. . . . . .. . . . . .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . . . iii KA TA PEN GANT AR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFI'AR ISi .. . .. . .. . .. . .. . .. .. . . . DAFf AR TABEL .•..... .. v vi .. vii DAFT AR GA.MBAR • . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . • . . . . . .. . . . . . . . . . . . • . . . . .• . . .. viii ix DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN .. .. . .. . . . . .. . .. .. . .. . .. .. . .. . 1 II. TINJAUAN PUSTAKA III. TUJUAN DAN MANF AA T PENELITIAN . .. . . .. .. . . . . . .. . . . . . . . 57 IV. METODE PENELITIAN . • . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. .. . . . . . . . . . . .. . . . . . 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN • . .• •••. •. • •. . .. .• . •.• .. ... .. •• .. . .. 73 VI. KESIMPULAN DAN SARAN . . .. . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . .. . .. . .. . . 110 VII. DAFTAR PUSTAKA . . 9 .. . .. LAMP IRAN vi .. .. • .. . .. . . 112 DAFTAR TABEL No. Judul Tabel Hal label 1.1 Perkembangan lima (5) sektor perusahaan industri di BEJ tahun 199-2001 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . 2 2.1 Equity Equivalent . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27 4.1 Operasionalisasi Variabel .. . . .. .. . ... .. . ... . .. ... ... ... . .. ... . . . .. . .. . 61 4.2 Jumlah Populasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 62 4.3 Jumlah Sampel Penelitian . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. 63 4.4. Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . 64 5.1. Long term debt equity untuk emiten perusahaan industri Tahun 1998-2001 77 5.2. Tingkakat Degree of Operating Leverage (DOL) untuk emiten perusahaan industri Tahun 1998-2001 81 5.3. Tingkakat Degree of Financial Leverage (DFL) untuk emiten perusahaan industri Tahun 1998-2001 84 5.4. Tingkakat Degree of Financial Leverage (DFL) untuk emiten perusahaan industri Tahun 1998-2001 89 5.5 Uji Multikoliniaritas (uji Inflation factorNIF) .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . 92 5.6 93 5. 7 Metode Durbin-Watson . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . Pengujian Glajer . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.8 Hasil Analisa Regersi Berganda...... 5.9 Pembuktian .Hipotesis kedua secara parsial .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. vii 94 95 102 DAFf AR GAMBAR No. Hal Judul Gambar l. l. Model Kerangka konseptual . .. . .. . .. . .. viii 55 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Long term debt untuk tahun 1998-2001 Lampiran 2. Equity emiten perusahaan industri tahun 1998-2001 Lampiran 3. Perhitungan Long term debt equity tahun 1998-2001 Lampiran 4. EBIT emiten perusahaan industri untuk tahun 1998-2001 Lampiran 5. Penjualan emiten perusahaan industri tahun 1998-2001 Lampiran 6. Persentase perubahan EBIT tahun 1998-2001 Lampiran 7. Persentase perubahan Penjualan tahun 1998-2001 Lampiran 8. Perhitungan Degree of operating leverage (DOL) untuk tahun 1998-2001 Lampiran 9. Earning per Shere (EPS) untuk tahun 1998-2001 Lampiran 10. Persentase perubahan EPS tahun 1998-2001 Lampiran 11. Perhitungan Degree of financial leverage (DFL) untuk tahun 1998-2001 Lampiran 12. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 1998 Lampiran 13. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 1999 Lampiran 14. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 2000 Lampiran 15. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 200 I Lampiran 16. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 1998 Lampiran 17. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 1999 Lampiran 18. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 2000 Lampiran 19. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 2001 Lampiran 20.Perhitungan Analisa regresi tinier berganda, komputer paket program SPSS versi I 0 ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997 kawasan ASEAN dilanda krisis moneter yang menghantam pertama kali mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Pengaruh krisis ini menghantam sektor keuangan, sektor jasa,dan secara signifikan sektor rill. perusahaan akhimya manufaktur dan perusahaan jasa yang go-publik dipasar modal merupakan pihak yang pertama kali merasakan dampak krisis moneter . tersebut. Perusahaan yang go- public dipasar modal hampir seluruhnya mempunyai kewajiban luar negeri. Sejak nilai dolar Amerika dipertengahan tahun1997, maka negara pertama yang terimbas adalah Thailand, nilai Bath turun sampai dengan 50 % , kemudian tierturut-turut mempengaruhi nilai uang rupiah-Indonesia, Ringgit Malaysia dan dolar Singapur. Keempat Negara ASEAN tersebut merupakan negara yang paling terimbas adanya penguatan dolar. Dampak langsung dari melemahnya nilai uang regional tersebur mengakibatkan utang perusahaan dalam bentuk dolar menjadi melonjak ketika dikonversikan kedalam nilai Currency setempat. Hal ini disebabkan oleh besamya utang perusahaan dalam bentuk valuta asing. Akibat lanjutnya adalah menurunnya kinerja perusahaan , pada dasamya kondisi perusahaan yang rentang terbadap gejolak ekonomi mendeteksi kinerja makro bisa di identiftkasi sejak dini dengan keuangan perusahaan, yang biasa di identifikasi dalam bentuk rasio keuangan. Dampak dari krisis perekonomian terutama ekonomi mengakibatkan dunia usaha. Kondisi 1 rusaknya ini juga sendi-sendi mengakibatkan 2 terdepresiasinya nilai tukar rupiah dan harga barang terns mengalami peningkatan. Meningkatnya harga barang ini, sebagai akibat dari nilai impor bahan baku yang meningkat mengikuti fluktuasi rupiah terhadap dolar perusahaan yang masih bertahan adalah Pada kondisi krisis perusahaan yang berorientasi pada ekspor saja, sedangkan sektor lainnya merupakan sektor yang diduga tidak tahan terhadap kondisi ini. Sektor Industri pada emiten makanan dan minuman , tektil dan barang jadi, industri rokok , industri plastik dan kemasan, industri automotive dan komponen cenderung menjadi primadona karena kebutuhan ini sulit di kurangi kendatipun sedang krisis ekonomi, karena merupakan industri produk sehari-hari bagi konsumen dengan harga yang terjangkau sehingga praktis memiliki lingkungan bisnis yang tidak terlalu fluktuatip Dari kelima sektor .perusahaan industri, jumlah emiten dari tahun 1998- 2001 relatip stabil , hal ini dapat terlihat dari jumlah emiten yang masih listing dan bertahan di Bursa Efek Jakarta kendatipun krisis ekonomi terjadi ditunjukan pada tabel berikut: Tabet 1.1 Perkembangan lima sektor perusahaan industri emiten di Barsa Efek Jakarta antuk tahun 1998-2001 No 1 Makanan dan minuman 2 Rokok Teksil dan Pakaian jadi Plastik dan Kemasan Automotive & Komponen Jumlah 3 4 5 Tahun Sektor Perusahaan Industri Swnber : Bursa Efek Jakarta 1998 21 1999 21 2000 21 2001 21 3 3 3 3 25 13 17 78 25 25 25 13 13 13 17 78 17 78 17 78 3 Pada tanggal 4 juni 1997 perusahaan Unitex Indonesia delisting dari bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1999 perusahaan yang delisting di Bursa Efek meningkat menjadi 20 perusahaan yaitu 10 perusahaan delisting tanggal 12 maret 1999, 7 perusahaan delisting tanggal 12 maret 1999 dan 3 perusahaan delisting bulan Juli-Desember I 999, Pada tahun 2000 perusahaan yang delisting sebayak 11 perusahaan, sedangakan pada tahun 2001 perusahaan yang delisting sebayak 3 perusahaan. Dari tahun 1997-2001 jumlah perusahaan yang delisting sebanyak 35 perusahaan. Ponomena pada perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta .pada umumnya perusahaan tersebut struktur modalnya berasal dari modal pinjaman dan modal sendiri , hal ini bisa kita lihat dalam perk.embangan rata-rata perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri. Pada tahun 1997 mencapai 77 o/o, tahun 1998 mencapai 67%, tahun 1999 menacapai 43 % tahun 2000 mencapai 41% dan tahun 2001 mencapai 39 %. Perbandingan modal pinjaman terhadap modal sendiri dari tahun1997-2001 mengalami penunman karena sejak krisis ekonomi perusahaan tersebut selalu berusaha menutupi modal pinjaman untuk menghidari beban bunga yang tinggi akibat dari suku bunga yang meningkat Pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalutkan ke sektor-sektor produktip. Selain itu pasar modal juga merupakan salah satu atematip yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana. Apabila perusahaan ingin memperoleh modal sendiri, maka perusahaan yang bersangkutan dapat 4 menjual saham , dan bila ingin memperoleh pinjaman maka perusahaan dapat menjual obligasi Keputusan Investasi oleh investor ditentukan oleh harapan masa yang akan datang atas kesuksesan suatu usaha perusahaan. Investor akan menanamkan dananya jika investor menganggap suatu investasi tersebut menguntungkan . Investor mengharapkan keuntungan baik keuntungan yang berasal dari capital gain , maupun dari deviden yang Keuntungan itu hanya akan dibagikan kepada pemegang saham. diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangannya cukupbaik Struktur modal merupakan perimbangan antara utang jangka panjang dan modal sendiri, dimana pendanaan hutang dapat dilihat dari leverage. Struktur modal dilihat dari leverage membiaya aktiva perusahaan sehingga terjadi operasional perusahaan. Hasil dari operasional perusahaan mengakibatkan penjualan , biaya operasi dan laba perusahaan • Perubahan penjualan dapat menimbulkan perubahan laba perusahaan. Seberapa besar perubahan penjualan dapat menimbulkan perubahan laba perusahaan dapat dilihat dari leverage yaitu yang diukur dengan degree of operating leverage ( DOL) dan degree offinancial leverage ( DFL). Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan, yang merupakan perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri. Perusahaan perlu mencapai struktur modal yang optimal yang meminimalkan biaya rata-rata pemsahaan. Perusahaan da1am operasinya memerlukan modal yang berasal dari modal asing yaitu berupa hutang jangka panjang maupun modal sendiri , 5 pembiayaan bersumber dari hutang dapat mengurangi tingkat pembayaran pajak. Namun perlu dipertimbangkan pembiayaan dari hutang, dimana semakin tinggi rasio hutang ( bedt ratio) semakin tinggi risiko perusahaan, sehingga beban bunganya semakin akan lebih tinggi. Struktur modal yang akan digunakan terdiri dari: Long Term Debt Equity (LTDE), Degree Operating Leverege (DOL) dan Degree Financial reverage ( DFL) Untuk melihat hasil operasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan setiap periodenya, maka manajemen perusahaan akan melakukan evaluasi kinerja melalui penilaian kinerja keuangan dan non keuangan. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi umpan batik bagi manajemen dalam pengamilan keputusan yang tepat guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan dan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kekayaan pemegang saham. Penilaian kinerja keuangan yang umumnya digunakan sebgai indikator untuk menilai kinerja keuangan adalah rasio keuangan yang terdiri dari; rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Penilaian keuangan perusahaan dengan pendekatan tradisional ini sering kali mendapat kendala atau adanya keterbatasan bahawa dalam pengukurannya mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah memberikan nilai atas dana yang diinvestasikan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengukur kinerja tiap-tiap fimgsi operasi .perusahaan biasanya digunakan ukuran yang berbeda-beda, Misalnya kinerja bagian penjualan diukur dengan tingkat penjualan , kinerja bagian keuangan di ukur dengan Return on 6 Equity (ROI). Perbedaan ini menyebabkan .perusahaan tidak dapat mencapai basil yang optimal dalam mencapai tujuannya. Bagian.penjualan menginginkan harga jual ditekan serendah mungkin untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan bagian keuangan menginginkan margin yang tinggi. Alat ukur yang lajim digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang ROE-nya tinggi dianggap menghasilkan kinerja yang lebih baik dan sebaliknya ( Sidharta Utama, 22: 1997). Namun investor dalam menilai suatu perusahaan , tentunya tidak saja melihat return yang dihasilkan saja , tetapi juga risiko yang dihadapi perusahaan . Kelemahan ROE adalah tidak mempertimbangkan risiko yaitu dengan memperhitungkan laba perusahaan dikurangi dengan biaya modal. Pengukuran ini bertujuan agar perusahaan lebih memfokuskan perhatian kepada penciptaan nilai perusahaan. Untuk mengatasi kelemahan dengan pendekatan analiasa tradisional tersebut dikembamngkan konsep nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added). &onomic value added (EVA) merupakan pengukuran kinerja keuangan yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari pengukuran kinerja tradisional . Konsep ini adalah suatu pendekatan yang lebih obyektip dan mampu menghubungkan kepentingan manajemen maupun para investor. Dalam penelitian ini , alat ukur yang dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dengan menggunakan pendekatan EVA , yang merupakan pengukuran kinerja yang dianggap relative baru dan belum banyak digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan di Indonesia. Menurut Teuku Mirza ( 1999:37) bahwa selama ini pengukuran kinerja perusahaan jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap 7 biaya modal yang ditanamkan. Pada tahun 1980-an , Stem Stewart & Co., Perusahaan konsultan, mengusulkan satu jenis metode konsep baru, yaitu Economic Value added (EVA). Konsep EVA pertama kali diperkenalkan oleh Joel M. Stem dan George Bennet Stewart, para analis keuangan dari Stem Stewart Manajemen Series Of New York, Amirika Serikat.. EVA sering digunakan oleh perusahaan besar di Amerika, seperti Coca Colla, Quaker Oat, AT & T, Varity Cororation, dan Husky Injection ( Garrison/Noren, 527:2000). EVA adalah indikator internal perusahaan yang mengukur seberapa efisien o.perasi-operasi.perusahaan dalam menciptakan nilai tambah. Dalam konsep EVA, nilai perusahaan akan tercipta jika laba yang dihasilkan lebih besar dari biaya modal (Cost of capital) • Cara mengitung EVA adalah Laba opersi setelah pajak dikurangan biaya modal ( operating profit after tax dikurangi dengan cost of capital). Bila basilnya positip maka perusabaan menghasilkan laba lebih besar dari biaya modalnya atau dengan kata lain perusahaan berhasil menambah kekayaan dari pemegang saham • Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunkan nilai tambah ekonomis (EVA) masih jarang digunakan oleh .perusahaan maupun para investor karena belum tersosialisasikan dengan baik kepada para pengusaha maupun investor, bahwa pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan nilai tambah ekonomis sebagai pengukuran kinerja yang lebib baik untuk menutupi kelemahan .pengukuran kinerja keuangan secara tradisional 8 Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang " Pengaruk Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan lndustri Emiten di Bursa Efek Jakarta ." 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang menjadi pokok bahasan sebagai berikut: I. Apakah struktur modal (long term debt to equity (LTDE), Degree Operating Leverage (DOL) , dan Degree Financial Leverage (DFL) ) mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added) secara bersamaan pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan .pakaian jadi, rokok, .plastik dan kemasan , automotive dan komponen di bursa efek jakarta . 2. Apakah struktur modal (long term debt to equity (LTDE), Degree Operating Leverage (DOL), dan Degree Financial Leverage (DFL) ) mempunya .pengaruh terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added) secara parsial pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, rokok, plastik dan kemasan , automotive dan komponen di bursa efek jakarta . nTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Tujuan manajemen keuangan adalah untuk perusahaan dan juga untuk kesejahtraan memaksimumkan nilai para pemegang saham. Untuk itu manajer keuangan harus dapat melakukan keputusan dalam menentukan bauran antara sumber modal sendiri dan pinjaman jangka panjang, hal ini penting sebab mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan clan hat ini berkaitan dengan strutur modal perusahaan. Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan . Tujuan rnanajemen truktur modal adalah memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Adapun pengertian struktur modal yang dinyatakan Suad Husnan (1996:27) adalah sebagai berikut: " Perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Apabila dimasukan pengertian seluruh hutang ( baik hutang jangka paiijang maupun jangka pendek), perbandingan tersebut dikatakan struktur k.euangan . Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan", Menurut Bernstein Leopold A. & Wild John J. ( 1998: 473) " Capital structure is the equity and debt financing of company, it is often measuerd in terms of the relatif magnitude of the various financing sources. " 9 10 Sedangkan menurut Weston & Coepeland (1996:88) " Capital structure or Capitalization of the firm is permanent financing reprented by long term debt, preferred stock, and shareholders equity. The book value of shareholders equity includes common stock, paid- capital or capital surplus and the accumulated of retained earnings". Pendapat lain yang dikemukakan oleh Levi & Sarnat ( 1998 : 87) sebagai berikut: "Capital structure refers to the proportion of bedt (bonds and bank loans) and equity (stock and retained earning) use by the firm in financing its investement, when a firm employs debt to finance some portion of an investemem, we say that the firm is leveraged (or employs leverage) ", Dari pendapat tersebut diatas dikatakan bahwa struktur modal menggambarkan proporsi antara modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang merupakan suatu metode pembiayaan pennanen suatu perusahaan, Pengertian struktur modal dalam penulisan ini adalah perimbangan atau proporsi hutang jangka panjang dengan modal sendiri, dimana pendanaan dari hutang jangka panjang dikatakan leverage. Kebijakan struktur modal melibatkan trade-off antara rcsiko dan tingkat pengembalian. Peningkatan pinjaman jangka panjang akan memperbesar risiko perusahaan dan sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang semakin tinggi akibat memperbesar pinjaman jangka panjang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan dapat meningkatkan harga saham tersebut Dalam hal ini dibutuhkan stuktur modal yang optimal yang dapat meningkatkan nilai dari perusahaan. ( Suad Husnan: 1996). 11 Tujuan utama dari pengukuran struktur modal adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui perbandingan yang optimal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dalam memenuhi kebutuhan modal terdapat berbagai kebijakan yang dipilih oleh suatu perusahaan. Setiap kebijakan pemenuhan modal ini masingmasing akan mempengaruhi mempunyai pengaruh argumen mengenai struktur modal dan selajutnya terhadap kinerja perusahaan struktur modal tetapi terdapat beberapa struktur modal yaitu apakah nilai perusahaan dapat di pengaruhi oleh bermacam bauran dana yang digunakan. Teori struktur modal menjelaskan apa.kah ada-pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Apabila perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan , berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik, tetapi apabila merubah struktur modal temyata nilai perusahaan berubah lebih baik , maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham naik dikatakan struktur modal yang terbaik ( Suad Husnan : 1996) Teori struktur modal erat kaitanya dengan financial leverage. Selain itu teori struktur modal juga menjelaskan hubungan apakah sumber dana dan biaya modal yang berlainan ada pengaruhnya terhadap perubahan struktur modal dan nilai perusahaan. 12 Terdapat tiga teori struktur 1997:296) yaitu: (1) Pendekatan modal menurut Agus Sartono ( laba bersih atau net income approach, (2). Pendekatan laba operasi bersih atau net operating income approach da (3). Pendekatan tradisional. 1. Pendekatan laba bersih atau net income approach Pendekatan laba bersih ini menggunakan asumsi bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang yang konstan. Dengan biaya ekuitas dan biaya hutang konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan. biaya modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil. 2. Pendekatan laba operasi bersih atau net operating income approach Pendekatan laba operasi bersih mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang. Pendekatan ini melihat bahwa biaya rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan perusahaan. 3. Pendekatan tradisional Pendekatan ini mengasumsikan bahwa penggunaan suatu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya hutang maupun biaya ekuitas relatip konstan. Namun demikian setelah leverage atau rasio hutang tertentu, biaya hutang dan equitas meningkat Peningkatan biaya ekuitas ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar dari pada penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya 13 biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun clan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan menurun sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal optimal terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang menurun. Dari ketiga pendekatan tersebut diatas, terdapat pendekatan yang menentang pendekatan tradisional yang dikenal dengan .pendekatan Modigliani clan Miller yang disebut juga pendekatan MM. Pendekatan ini menunjukan kemungkinan munculnya proses arbitrasi yang membuat harga saham atau nilai perusahaan yang menggunakan hutang atau tidak menggunkan butang yang akbimya sama. Proses arbitrasi muncul karena selalu menyukai investasi yang memerlukan clana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan resiko yang sama pula Dari teori MM disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan, t.etapi pada suatu titik tertentu yakni struktur modal yang optimal, nilai perusahaan akan mulai menurun dengan semakin besarnya proporsi hutang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang tersebut Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah tertentu , penggunaan hutang memang lebih baik, tetapi hutang yang begitu besar tidak baik bagi perusahaan. Dengan demkian terdapat trade-off antara manfaat clan biaya atas penggunaan hutang. Oleh karena itu sering 14 teori ini disebutjuga dengan tax saving- financial cost trade-off teary. Teori ini bermanfaat dalam menentukan Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yang optimum. 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengarubi struktur modal Ada beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Menurut Brigham Eugene. F. ( 2001 : 39) faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal adalah sebagai berikut: " (1). Stabilitas penjualan, (2). Struktur Aktiva, (3) Leverage operasi, (4) Tingkat pertumbuhan ,(5) profitabilitas, (6). Pajak (taxes), (7) Pengendalian (control) (8) Sikap manajemen ( manajement attitude) (9) Sikap pembei pinjaman dan lembaga penilai perangkat , (10). Kondisi pasar (market condition),(11 ). Kondisi internal perusahaan (firms tntemal condition) clan (11) Fleksibelitas k.euangan". Menurut Levy & Samat ( 1998:56) Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebagai berikut:" (1). Location of earning distribution, (2) Stability of sales earning, (3) Risk of banlcruptcy, (4) Devidend policy, (5) control dan ( 6) Agency cost". Sedangkan menurut Weston & Copeland ( 1997: 35) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal "(l) Tingkat pertwnbuhan, (2). Stabilitas arus kas , (3). Karakteristik lndustri, (4). Strukur aktiva, (5) Manajemen, (6) Sikap pemberi pinjaman". Dari beberapa pendapat diatas, maka faktor yang mempengaruhi struktur modal dapat dikelompokan menjadi empat bagian yaitu: 15 1. Stabilitas basil operasi Kegiatan operasi perusahaan dicenninkan dalam penjualan dan laba operasi. Semakin setabil kegiatan operasi perusahaan , semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menggunakan hutang jangka panjang, karena resiko usaha kecil 2. Karakteristik Jenis usaha Perusahaan yang banyak menginvestasikan modalnya dalam bentuk modal jangka panjang , akan lebih banyak menggunakan sumber modal yang resikonya rendah, karena adanya ketidak pastian hasil investasi dimasa yang akan datang akan mempunyai dampak terhadap basil yang akan diperoleh. 3. Sikap Manajemen Sikap manajemen yang konservatif tidak berani mengambil resiko mendanai investasi dari hutang jangka panjang melainkan lebih pada ,penggunaan modal sendiri sehingga struktur modalnya yaitu perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri 4. Kebijakan pemilik Kebijakan pemilik suatu perusahaan mempunyai andil yang besar dalam menentukan keputusan pennodalan tidak terlepas pada aturan atau kebijakan yang ditetapkan pemilik. ·2.t.3. Pengertian Leverage Istilah leverage umumnya digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed 16 cost asset or fund) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Struktur modal erat kaitannya dengan leverage keuangan, karena pilihan struktur modal tertentu akan menentukan tingkat leverage financial. " the use of fixed payment securities (Equity, debt) to finance company's operation is often refered to as financial leverage" ( levi & Sarnat, 1998). Jadi leverage perusahaan adalah penggunaan hutang dengan biaya bunga tetap dalam struktur permodalan perusahaan untuk membiayai aktiva perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya atau dari satu periode ke periode lainnya didalam suatu perusahaan, tetapi semakin tinggi resiko yang dihadapi semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan. Istilah resiko (risk) disini dimaksudkan dengan ketidakpastian (uncertainty) dalam hubungan dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya (Fixed payemen obligation). Menurut Van Home & Wachowicz ( 1998:425) pengertian leverage adalah: " Leverage refers to the use of fixed cost in an attempt to increase (or lever up) profitability". Konsep leverage diterangkan oleh chales H. Gipsen ( 1998:429) sebagai berikut: " the extend to which a company's capital structure includes debt 17 financing". Jadi yang dimaksud leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan dana yang mempunyai beban tetap ( hutang) untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi perusahaan. Konsep leverage juga diterangkan oleh Agus Sartono ( 1997:337), bahwa leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana ( sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan tujuan dapat meningkatkan keuntungan pemegang saham. Dalam income statement terdapat tiga macam leverage yaitu; (l). leverage operasi yang mencakup sales revenue, cost of good sold, operating expence, dan EBIT .(2) leverage keuangan yang mencakup interest, earning before tax ( EBT) dan earning after tax (EA.1) dan (3) . Penggabungan antara leverage opersi dan leverage keuangan. 2.1.3.1. Leverage Operating Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva perusahaan yang disertai dengan biaya tetap atau fixed operating cost. Leverage operasi menganalisis sejauhmana pendapatan penjualan dapat menutup biaya tetap dan variabel. Menurut Weston & Copeland (1996:331) yang dimaksud dengan leverage operasi adalah: the way a given charge in sales volume affects net operating income (NO[). Sedangkan menurut Van Home & Wachowicz (1998:424) yang dimaksud dengan operating leverage is the use offixed operating cost by the firm. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa leverage operasi adalah penggunaan aktiva perusahaan yang disertai dengan biaya tetap atau fixed operating cost. 18 Untuk profitabilitas mengukur pengaruh dari perubahan penjualan terhadap ini dihitung suatu tingkat leverage operasi, yaitu merupakan rasio antara persentase perubahan suatu dalam earning before intreast taxes (EBTI) dibagi dengan persentase perubahan dalam penjualan atau dalam pendapatan total (Total Revenue), dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Van Home & Wachowicz 1998) DOL = PercentageChangelnEBIT _ PercentageChangeilnSales %t:..EBIT %Males (2.1} Dimana: OOL= Degree of operating leverage. Angka indeks yang mengukur pengaruh perubahan penjualan dari jumlah keluaran tertentu. EBIT = Earning before intreast and taxes (laba sebelum bunga dan pajak} OOL dapat juga dihitung dengan menggunakan unit output sebagai dasar dalam melakukan perhutungan sebagai berikut DOL= = Q(p-V) Q(P-V)-F Dimana: P Q (Q-QBE} = harga perunit barang yang di jual V = Biaya variabel per unit Q = Jumlah unit yang dijual F = Biaya Tetap Q BE= Kuantitas Break even point ( BEP} (2.2} 19 Leverage operasi suatu perusahaan terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap atau menanggung beban tetap yang harus ditutup dari basil operasi Biaya-biaya yang ditanggung perusahaan dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah pada produksi tertentu. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah apabila unit yang dihasilkan berubah. Apabila unit yang dihasilkan bertambah maka jumlah biaya variabel akan meningkat dan sebaliknya. Analisa leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui (I) seberapa peka laba operasi terhadap perubahan basil penjualan, (2) Seberapa besar penjualan minimal yang harus diperoleh agar penjualan perusahaan minimal tidak menderita kerugian. Semakin besar tingkat operating leverage, semaldn peka laba operasi terhadap perubahan penjualan. Dengan demikian semakin besar proforsi biaya tetap , semakin besar operating leveragenya Leverage operast merupakan leverage yang menguntungkan apabila sales revenue ( basil penjualan ) setelah dikurangi biaya varibel lebih besar dari Biaya tetap. Leverage operasi ditentukan oleh hubungan antara basil penjualan yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). EBIT dipengaruhi oleh banyaknya leverage (DOL). faktor salah satunya adalah degree of operating 20 Tingkat OOL yang semakin besar, berarti semakin besar pengaruh perubahan penjualan terhadap EBIT. Perubahan EBIT akibat perubahan dari penjualan akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Besarnya leverage operasi dari perusahan ditentukan oleh struktur asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar proforsi aktiva tetap yang dimiliki, maka semakin besar pula beban tetap berupa biaya penyusutan yang ditanggung perusahaan yang mempunyai tingkat leverage operasi yang relatip tinggi., maka akan dapat mencapai titik BEP pada tingkat penjualan relatip tinggi dan adanya perubahan pada tingkat penjualan akan memberikan dispersi yang besar pada laba yang diperoleh perusahaan. 2.1.3.2 Leverage Financial Menurut Weston & Brgham (1997:626), leverage keuangan adalah: "The extend to which fixed income securities (debt andpreferred stock) are used in a firm 's capital structure". Leverage keuangan ini merujuk pada penggunaan sekuritas yang memberkan penghasilan tetap yaitu hutang dan saham preferen dan rasio leverage keuangan menunjukan sampai seberapa jauh asset-asset perusahaan tersebut dibiayai, baik dibiayai dengan menggunakan hutang maupun saham preferen. Leverage keuangan timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap ( Fixes Financial charges) yang harus dikeluarkan oleh ... perusahaan. Tingkat leverage keuangan ditentukan oleh EBIT dan EPS yang menguntungkan pemegang saham. 21 Menurut Weston & Brgham (1997:641), yang dimaksud dengan tingkat leverage keuangan adalah "the percentage charge in earning available to common stocholder associated with a given percentage charge in earnings before intern and taxes" Dari pengertian diatas leverage financial dapat di ukur dari degree of financial leverage (DFL), dengan formula sebagai berikut: ( Van Home & Wachowicz: 1998) DFL = PercentageChangeinEPS = %MPS PercentageChangelnEBIT %AEBIT (2.3) Leverage Financial terjadi pada saat perusahaan menggunkan sumber dana yang menimbulkan beban tetap. Apabila perusahaan menggunakan hutang, maka .perusahaan harus membayar bunga berapapun keuntungan operasi perusahaan. Bagi perusahaan yang menggunkan hutang, mereka tentu berharap untuk bisa memperoleh laba operasi dari penggunaan hutang tersebut yang lebih besar dari pada biaya bunganya. Karenanya financial leverage memusatkan perhatian pada perubahan laba setelah pajak sebagai akibat perubahan laba opersi. Semakin besar proporsi hutang didalam struktur permodalan perusahaan, akan semakin besar pula kemungkinan terj~nya ketidak mampuan untuk membayar kembali hutang beserta bunganya pada tanggal jatuh temponya. Untuk para kreditur, hal ini berarti kemungkinan turut sertanya dana yang mereka tanamkan didalem perusahaan untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian yang semakin besar. Bagi para pemilik khususnya para pemegang saham biasa, Adanya hutang didalam perusahaan merupakan suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi 22 yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan, tetapi resiko ini juga diimbangi adanya harapan untuk mendaptkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi sebagai akibat dari penggunaan hutang untuk menunjang permodalan dalam perusahaan. Besamya EBIT yang menghasilkan EPS positip, akan dipengaruhi oleh biaya bunga yang hams dikeluarkan. Semakin besar dana yang berasal dari luar perusahaan yang disertai dengan beban tetap seperti oblogasi, semakin besar pula bunga yang hams dibayar. Behan tetap (Bunga) yang lebih besar dari tingkat return yang diharapkan dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Financial leverage perusahaan menunjukan tingkat variabelitas EPS karena perubahan EBIT, atau Degree Financial Leverage (DFL) mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Penggunaan financial leverage yang semakin tinggi mengakibatkan biaya modal tetapnya tinggi dan perusahaan akan berusaha untuk memperoleh tambahan EBIT yang lebih tinggi dari pada biaya tetapnya. Perusahaan dapat merubah tingkat leverage .financial dengan menaikan atau menurunkan biaya modal tetapnya. Biaya modal tetap yang ditanggung oleh perusahaan tergantung pada kombinasi hutang dan ekuitas atau struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan ( Agus Sartono : 1997) Dengan demikin perusahaan memiliki hutang yang relatip besar dalam struktur modalnya akan memiliki biaya modal tetap yang besar, hal ini mengakibatkan biaya rata-rata tertimbang juga akan tinggi. Biaya modal tetap ( beban bunga) yang lebih besar dari rata-rata laba operasi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, yaitu ketidakmampuan perusahaan unWk membayar deviden atas saham biasa, dan kelangsungan hidup perusahaan sangat rawan, sehingga 23 hutang dalam jumlah besar menimbulkan beban berat bagi perusahaan manakala laba menurun. (Eugene F. Brigham & Houston : 200 I) 2.1.3.3 Total Leverage Jika operating leverage dikombinasikan dengan financial leverage, hasilnya merupakan total reverage. Total leverage (or combinated) the use of both fixed operating and financing cost by the firm ( Van Horne & Wachowicz, 1998:441). Total leverage juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun biaya tetap financial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan per lembar saham biasa (EPS). Oleh karena itu total leverage dapat dipandang sebagai refleksi keseluruhan pengaruh dari struktur biaya-biaya tetap operasi dan biaya tetap financial perusahaan. Semakin besar tingkat leverage operasi (biaya tetap ), semakin sensitive EBIT terhadap perubahan penjualan, dan semakin besar tingkat leverage keuangan, maka EPS makin sensitip terhadap perubahan EBIT. Karena itu jika leverage operasi dan leverage keuangan sama-sama besar, maka perubahan penjualan yang kecil sekalipun akan mempengaruhi EPS. Menurut Van Home & Wachowicz (1998:441): " The degree of total leverage of firm at particular level of output (or sales) is equal to the percentage chOnge in earning per share over the percentage change in output (or sales) thet causes the change in earning oer shere ", 24 Tingkat total Leverage dapat ditentukan dengan formula : DTL = PercentageChangelnEPS PercentageChangelnSales = %MPS %Males (2.4) Tingkat total leverage dapatjuga dihitung sebagai berikut: DTL . Quantttas = Q(P-V) Q(P-V)-FC-l(PD /(1-t) Penggunaan operating leverage clan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya asset dan sumber dananya, dengan demildan akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabelitas (resiko) keuntungan, karena jika dengan penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan-keuntungan pemegang saham. 2.1.4 Pengolmra• Kinerja Keuaogan dengan Nilai Tambah Ekonomis Pendekatan baru yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dianggap lebih obyektif dan menjembatani kepentingan manajmen maupun investor adalah dengan pendekatan Economic Value Added (EV.A.) atau nilai tambah ekonomi, yang dikemukakan pertama kali oleh B. Bennet Strwart pada tahun 1990 Menurur Glen Arnold dalam Widjaja Tunggal ( 2001 :3) pengertian EVA sebagai berukut: "Economic Value added (EV.A. was tradermarked by Stem Strwart and Co). is a variant of economic profit for a period is the amount earned by business after deducting all operating expences and a charge for the opportunity cost of capital employe " Pengertian lain dari EVA menurut Frank K. Reilly & Keith C. Brown (2000: 40) adalah: 25 " Economic Value Added (EVA) is internal manajement performance measure that compares net operating profit to total cost of capital. Indicates how profitable company project are as sign of manajement performance". Sementara menurut Young & O,Byne terjemehan Lusu Widjaja ( 2001: 18) adalah: " Economic value added (EV A) merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk menciptakan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhimya mendorong kinerja perusahaan dan untuk berhubungan dengan pasar modal". Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biya modal atau dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa laba (residual income) yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Jadi EVA ditentukan oleh dua hal yaitu keuntungan bersih operasi setelah pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai (value) di perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai .pengorbanan yang dikeluarlam dalam pencitaan nilai tersebut. Konsep EVA dapat berdiri sendiri tampa perlu analisa perbandingan dengan perusahaan sejenis atau pun membuat analisa kecenderungan/ trend. Secara sederhana apabila EVA positip maka telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan, sementara EVA yang negatip menunjukan tidak terjadinya proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa memenuhi harapan penyandang dana. EVA akan mengukur kinerja perusahaan secara tepat dengan memperhatikan secara adil ekpektasi para investor dan kreditur. 26 Menurut Sidarta Utama pengguaan EVA akan membuat perusahaan untuk lebih mempokuskan perhatiannya pada penciptaan nilai perusahaan ( Creating firm.s value). Perhitungan EVA Erich A. Helfert (2000 : 299) dapat diformulasikan sebagai beriku: EVA= EBIT (1-T)-KwC (2.5) Dimana: - EBIT (1-T) adalah Net Operating Profit after taxes ( NOPA 1) - Kw adalah biaya modal rata-rata tertimbang - C adalah total modal yang dipergunakan Variabel modal yang digunakan ,C, menunjukan modal uang yang diinvestasikan oleh para kreditur dan pemilik.Hal ini dapat diperkirakan dengan membuat sejumlah teknik penyusunan akuntansi terhadap jumlah hutang ditambah modal. Dalam mengukur NOPAT dan capital dilakukan beberapa penyesuean untnk menghilangkan ditorsi financial yang mungkin disebabkan oleh prinsipprinsip akuntansi. Penyesuean terhadap kemungkinan ditorsi oleh prinsip akuntansi ini oleh Steward disebut sebagai equity equivalent (EE). Menurur trward G. Bennet dalam Widjaja Tunggal ( 2001 :6) "Equity equivalent (EE) is adjustement that turn afirm's accounting book value into economic book value, which is a truer measure of the cash that investor have put a risk is the firm and upon which they expect to accurue some returns". Salah satu distorsi yang mungkin terjadi adalah diperbolehkannya perusahaan untuk menggunakan tehnik LIFO ketika harga naik atau FIFO sebagai 27 aternatip pecatatan perusahaan persediaan. Dengan dapat direkayasa demikian sedemikian besamya laba akuntansi dari kepentingan rupa tergantung perusahaan sendiri. Penyesuean perlu dilakukan untuk menghilangkan ditorsi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan. Penyesuean ini dilakkan dengan menambahkan equivalen ekuitas per periode kedalam NOPA T. Equity Equivalent adjusment antara lain : Steward. Bennet dalam widjaja ( 2001:6) dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut. Tabel 2.1 Equity Equivalent Add to Capital: AddtoNOPAT Equity Equivalent Increase in equity equivalent Deferred tax reseve Increase in deferred tax reserve UFO reserve Increase in UFO reserve Cumulative goodwill amortization Goodwill amortization Unrecorded goodwill (Net) capitalized intangibles Increase in (net) capitalized intagibles Full-cost reserve Increase in.full-cost reserve Cumulative unusual loss (Gain) Unusual loss (gain) Other reserves, such as: Increase in other reserves Bail debt reserve Inventory obsolescence reserve Warranty reserve Deferred income reserve Samber: Widjaja 'fuaal ( 2001:6-7) 28 a. Defeered tax reserve Defeered tax reserve adalah merupakan kumulatif perbedaan pajak yang dicatat secara akuntansi dengan pajak yang telah dibayarkan. Salah satu Equity Equivalent yang penting adalah penangguhan pajak dalam catatan akuntansi clan pajak yang sebenamya dibayar. Selama perusahaan menambah asset yang meningkatkan deferred taxes, maka deferred taxes tidak akan pemah terbayarkan. Defered taxes ini merupakan tambahan dari ekuitas. Dengan menambahkan peningkatan deferred taxes kedalam laba, NOPAT hanya akan terbebani oleh pajak yang benar-benar dibayar. Penyesuaian ini akan menyebabkan perhitungan akan scmakin mereflesikan aliran kas yang benar-benar terjadi. b. LIFO reserve Penilaian persediaan yang berbeda dapat menghasilkan laporan keuangan yang berbeda ketika harga naik sebaiknya perusahaan menggunkan metode LIFO sebagai pencatatan persediaan sehingga terjadi penurunan laba akuntansi yang dilaporkan. Dengan cara ini perusahaan bertujuan untuk menghemat pajak yang dibebankan dan dengan demikian banyak kas yang tertinggi. Oleh karena persediaan LIFO perlu dinilai dengan nilai terbaru Metode persediaan FIFO memberikan nilai barang sesuai dengan harga terbaru sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian. Perbedaan nilai persediaan antara metode FIFO dan LIFO disebut LIFO reserve. Dengan menambahkan LIFO reserve pada modal akan mengkorvesikan penilaian LIFO ke FIFO yang merupakan pendekatan ke nilai sekarang dan penambahkannya pada NOPAT menjadi Iaba perusahaan Iebih mendekati sebenamya. 29 c. Cummulati~ goodwUI amortization Goodwill merupakan asset tak berwujud. Bagi perusahaan goodwill akan diarnortisasikan terhadap Iaba akuntansi selarna periode tertentu. Godwill tersebut merupakan beban (Expense) yang bersifat bukan tunai (non ash) dan tidak dapat mengurangi pajak ( non - taxes deductable) sehingga ia harus ditambahkan ke laba yang diloporkan. d. Unrecorded goodwill Masalah penguk:uran yang serius dan mungkin terjadi adalah goodwill tidak diperllitungkan sama sekali. Hal ini terjadi jika metode akuisi yang di terapkan adalah pooling of interest. Biaya yang tercatat oleh pembeli adalah nilai buku akuntansi penjual. Dari sudut pandang pemegang saham atau pembeli perusahaa, biaya sesungguhnya dari ekuisi adalah nilai pasar efek yang ditawarlcan untuk mewujudkan perjannjian tersebut. Perbebedaan antara nilai buku dan nilai pasar adalah Unrecorded goodwill. e. Intangible Beberapa pengeluaran perusahaan seharusnya dikapitalisasi dan diamortisasi selama umur keberhasilan dari proyek. Misalanya adalah biaya riset dan development ( R & D), perluasan pasar dan pengembangan produk. Net kapitalisasi dari intangible ditambahkan kemodal, sedangkan perubahan net kapitalisasi per periode ditarnbahkan ke NOPAT. Penambahan perubahan per periode menggantikan beban intangible satu periode menjadi arnortisasi dari kapitalisasi intangible. 30 f. Othu equity equivalents Masih banyak penyesuaian lain yang dapat dilakukan untuk mendekatkan kepada aliran kas yang sebenamya. Contoh had debt reserve, inventory obsolescence reserve, warranties, deferrd income reserve. 2.1.5. Capital Menurut Young & O'Byrne dalam Lusi Widjaja ( 2001 :39) Capital ( modal yang diinvestasikan) adalah." Capital adalah jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek clan jangka panjang yang menaggung bunga, hutang clan kewajiban jangka panjang lainnya." Modal meruapakan jumlah semua uang tunai yang dimasukan atau yang terdedia bagi perusahaan untuk membiayai usaha clan tampa memperhatikan sumber keuangan (financing form) clan nama akuntansi. Dalam konsep EV~ modal terdiri dari atas ekuitas ( nilai buku ekuitas clan cadangan) ditambah hutang jangka panjang yang diambil dari pasiva pada neraca di awal tahun, dimana tidak termasuk hutang dagang clan biaya terhutang : accrued expence. Kompensasi yang diterima oleh pemilik ekuitas adalah dalam bentuk deviden clan capital gain sedangkan pemilik uang tunai (pemberi hutang) akan menerima bunga atas hutang yang diberikannya. Nilai modal tersebut sebelumnya perlu dilakukan penyesuian seperti yang dijelaskan sebelumnya Dalam konsep EV A, nilai capital terdiri dari ekuitas ( nilai buku ekuitas dan cadangan/reserve) ditambah hutang berbungalintreast hearing debt) dari pasiva neraca ( tidak tennasuk hutang dagang dan biaya terhutang/ accrued expence), Dalam penentuan nilai capital dapat dilakukan penyesuaian dengan 31 menambahkan equity equivalent (EE) sehingga diperoleh Economic Book Value (EB V) of equity seoerti goodwill amortization, biaya research and developmem, cadangan piutang, LIFO reserve, cadangan pajak penghasilan terhutang. 2.1.6 Biaya Modal EVA yang dikembangkan oleh perusahaan konsultan Steward & Company dirancang untuk mengukur profitabilitas korporasi yang sebenarnya, dan hal ini dihitung sebagi laba operasi setelah pajak dikurangi biaya tahunan dari semua modal yang digunakan perusahaan Gagasan munculnya EV A cukup sederhana, yaitu perusahaan benar-benar mengunttm.gkan dan menciptakan nilai hanya apabila labanya melebihi biaya semua modal yang digunakan untuk membiayai operasi. Ukuran konvensional kinerja, yaitu laba bersih hanya memperhitungkan biaya hutang, yang diperlihatkan pada laporan keuangan sebagai beban bunga, tetapi tidak mencerminkan biaya ekuitas • Karena itu, sebuah perusahaan dapat melaporkan laba bersih lebih kecil dari pada biaya ekuitas. EVA memperbaiki kekurangan ini dengan memperkenalkan ukuran kinerja perusahaan yang lebih tepat, yang memperhitungkan biaya modal ekuitas. Biaya modal merupakan besarnya kompensasi atau pengembalian minimal yang dapat diterima oleh investor atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan. Biaya modal didasari oleh adanya trade- off antara resiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan investor sebagai akibat untuk menutupi resiko dan likuiditas investor sehingga akan menaikan biaya modal. Besarnya biaya modal perusahaan dapat dihitung dengan biaya modal rata-rata tertimbang ( weigted 32 average Cost of Capital) yang merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan biaya ekuitas. Pada umumnya biaya modal ekuitas lebih atau mahal dari biaya hutang , karena biaya ekuitas memerlukan tambahan premi yang lebih besar untuk menutupi resiko dan likwiditas investor. Modal ekuitas yang diinvestasikan oleh investor tampa jaminan dan tidak mempunyai hak pembayaran lebih dahulu jika dibandingkan dengan modal hutang. Biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan dan investasi. Jadi biaya modal ditentukan sebagian oleh jenis modal yang digunakan perusahaan, oleh kebijakan deviden dan jenis proyek investasi yang dilakukan ( yang mempengaruhi tingkat resiko ). Biaya modal suatu perusahaan adalah tingkat keuntungan yang harus dicapai agar dapat mempengaruhi keinginan investor. Biaya modal suatu perusahaan bukanlah biaya tunai karena merupakan biaya kesempatan ( opportunity cost) yaitu total pengembalian yang diharapkan oleh investor jika uang mereka diinvestasikan dalam saham dan obligasi yang mempunyai resiko sebanding. Secara konseptual nilai tambah ekonomis (EVA) lebih unggul dari pada pengukur tradisiooal akuntansi, namun secara praktis belum tentu nilai tambah ekonomis diterapkan dengan mudah. Proses perhitungan EV A menentukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini, terutama untuk perusahaan yang belum go pulic, sulit dilakukan dengan tepat Biaya modal atas hutang umumnya lebih mudah diperkirakan karena besarnya biaya bunga bisa diperoleh dari tingkat bunga setelah pajak yang hams dibayar perusahaan jika melakukan peminjaman. 33 Sebaliknya, karena keterbatasan data, tidak mudah untuk. memeprkirakan biaya modal atas ekuitas. Terdapat beberapa pendekatan dalam menghitung biaya modal atas ekuitas, akan tetapi untuk perusahaan yang sudah go public, tingkat biaya modal atas ekuitas dapat diperkirakan dengan menggunakan Capital Asset Princing Model (CAPM). ( Siddharta Utama :1997). Sehingga dalam penelitian ini untuk. mengitung biaya ekuitas dengan menggunakan pendekatan capital asset princing model. Semakin besar resiko .perusahaan yang ditanggung investor, semakin besar pula tingkat pengembalian yang hams diperoleh sebelum nilai tercipta dan semakain tinggi biaya modal. Menurut Young David & O'Byme dalam Lusi Widjana ( 2001:148) "Biaya modal untuic investasi adalah tingkat pengembalian yang diharapkan penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan di tempat lain, dalarn suatu proyek, aktiva atau perusahaan dengan resiko yang sebanding ( Biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapakan investor dari investasi Jain dengan resiko yang serupa )". Menurut Bambang Riyanto ( 1995: 185) ' "Konsep cost of capital" dimaksudkan untuk. menentukan besarnya biaya riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk. kemudian, menentukan biaya modal ratat-rata ( average cost of capital) dari keseluruhan dana yang digunakan didalam perusahaan, yang merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan ( the firm 's cost of capital) ". Sedangkan menurut Weston and brigham (1996:583) adalah:" the target proportion of debt, preferem stock, and common equity along with the component 34 cost of capital, are used to callulate the firm's weighted average cost of capital ( WACC)". Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa biaya modal merupakan tingkat pengembalian atas seluruh investasi perusahaan yang meliputi seluruh tingkat pengembalian yang di syaratkan oleh semua para pemilik dana investasi. Ini berarti biaya modal dalam konteks ini merupakan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital), yang melibatkan semua komponen somber pembelanjaan. Perhitung cost of capital merupakan suatu proses yang sangat penting bagi perusahaan, setidaknya ada dua alasan berikut. Pertama, manajer financial akan menguji cost of capital dari berbagai kombinasi debt-equity yang tujuan untuk menentukan financial mix yang memiliki cost of capital rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan . Kedua, bila dikaitkan dengan kegunaannya dalam membuat keputusan investasi, kreteria untuk menerima: atau menolak suatu usulan investasi sangat tergantung pada perhitungannya. Suatu investasi akan diterima jika present value dari future cash inflow yang telah didiscoum dengan cost of capital perusahaan melebihi biaya dari investasi. Atau dengan kata lain, internal rate of return lebih besar dari pada cost of capitalnya. Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempeogaruhi tinggi reodahnya cost of capital, yaitu perekonomian secara umum, kodisi pasar sekuritas, kondisi operasi dan pembiayaan perusahaan serta jumlah pembiayaan yang dibutuhkan unruk investasi baru dari perusahaan. 35 2.1.7 Biaya Modal Saham Menurut Van Home & Wachowicz ( 1998:387) "Cost of equity capital is the required rate of return on investemem of the commont shareholders of the company". Biaya ini merupakan biaya kesempatan yang sama dengan pengembalian yang diharapkan investor perusahaan jika mereka menginvestasikan dalam atematip investasi lain yang mempunyai resiko sebanding. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menghitung biaya saham biasa menurut Weston & Capeland ( 1997:70) antara lain: (1) Capital asset princtng model (CAPM) atau model penentuan harga aktiva tetap (2) Bond yield plus equity risk premium atau basil obligasi ditambah premi resiko modal, (3) Realized investor yield atau basil nyata yang diterima investor, dan (4) Growth deviden model atau model pertumbuhan deviden 1. Capital asset princing model (CAPM) Model ini menggambarkan portofolio dan risk-free asset, kita dapat menspesifikasikan CAPM dalam memperediksi tingkat return dari asset beresiko dengan persamaan: Ks= JV+' ( R,,.-.R1) fti (2.6) Dimana :Ks = Biaya ekuitas Re = tingkat return bebas risiko Rm = return portofolio pasar yang diharapkan pi = koefisien beta saham ke - I Menurut Weston dan Brigham, di Amerika investor yang bijaksana akan memilih portofolio yang memberikan retun yang lebih tinggi dari pada return 36 treasury bills . Treasury Bills ini memberikan return yang tetap, yaitu sebesar bunga bebas resiko dan return ini tidak akan berubah walau terjadi perubahan dipasar modal. Beta ( sentivitas dari return terhadap perubahan pasar) dari treasury bills adalah sama dengan nol dan resiko premiumnya ( Rm-Rf) juga sama dengan nol . Di Indonesia kejadian yang sama akan berlaku, yaitu investor akan memilih portofolio yang memberikan return yang lebih tinggi dari return deposito bank pemerintah. 2. Bond yield plus equity risk premium Perhitungan basil pengembalian atas modal yang dibutuhkan dengan menggunakan model CAPM menghasilkan premi atas suku bunga bebas resiko yang digunakan dengan menggunakan surat-surat berharga yang dikeluarkan pemerintah. Metode ini melibatkan premi resiko, tetapi premi yang diperkirakan dalam metode ini adalah premi atas biaya hutang jangka panjang .perusahaan. Untuk Bond yield plus risk premium (Ks) sebagai berikut : Ks= Basil obligasi + premi risiko 3. Realized investor yield Hasil nyata yang diterima investor adalah basil deviden rata-rata ditambah keuntungan modal rata-rata selama 10 tahun. Metode ini menyajikan apa yang diharapkan oleh investor sebagai basil pengembalian atas saham biasa perusahaan. 4 Growth deviden model Hasil pengembalian atas modal yang diharapkan dapat diperoleh melalui persamaan penilaian deviden dengan rumus : 37 Ks=-+ di Po (2.7) g Dimana: Ks : Biaya saham biasa di : Deviden per saham Po: Harga Saham Biasa g : Tingkat Pertumbuhan deviden 2.1.8. Biaya Modal Rata-rata tertimbang Tingkat biaya penggunaan modal yang harus diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan karena biaya dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung biaya rata-rata tertimbang ( weighted average· cost of capital) dari berbagai sumber dana tersebut. weighted average cost of capital (WACC) perusahaan merupakan gabungan dari biaya-biaya individual yang ditimbang dengan persentase pembiayaan dari setiap somber dana, jadi WACC perusahaan meruapakan fungsi dari: 1. Individual cost of capital Individual cost of capital meliputi komponen modal, dimana komponen modal ini merupakan salah satu jenis modal yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang ( Brigham & Houston, 200 I : 406), yang terdiri dari: 38 • Biaya Hutang (Cost of debt) Biaya hutang adalah beban bunga yang harus dibayar perusahaan untuk mendapatkan modal dengan melakukan pinjaman dari pihak lain. Dengan meminjam, maka akan timbul beban bunga yang merupakan biaya bagi perusahaan . dengan menggunakan rumus persamaan. Kd = Interest xlOO% atau led= Principal Bebanhungatahunan Nilaipasarhu tan gyangberedar (2.S) Untuk menentukan cost of debt atas dasar tax basis, digunakan rumus sebgai berikut: Dimana: KdT = Cost of debt after taxes kt> = Suku bunga atas hutang perusahaan T = Tingkat Pajak • Biaya saham preferen Biaya saham preferen ( Cost of preferred stock) atau kps yaitu tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas saham preferen. Dimana : Kps : biaya saham preferen Dps : Deviden saham preferen Pn : Harga penerbitan saham bersih 39 • Biaya laba ditahan Biaya laba ditahan ( Cost of retained earnings) , Ks, merupakan tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas modal ekuitas perusahaan yang diperoleh dari laba ditahan. Ks=R1+(R,,,-R1)Pi Dimana :Ks = (2.10) Biaya ekuitas Rr = tingkat return bebas risiko Rm =return portofolio pasar yang diharapkan pi = koefisien beta saham ke - i 2. Susunan dari capial structur, yaitu persentase dari dana dalam bentuk debt, preferetu stock, dan common stock. Dari proforsi hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa bersama dengan komponen biaya modal, digunakan untuk menghitung weighted average cost of capital (WACC) fonnulasi sebagai berikut: WACC = Wd~ (l-T) + Wp.s kps +wee /c3 (2.11) Dimana: WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang K<t = Biaya hutang setelah pajak Kps = Biaya saham preferen Ks = Biaya ekuitas saham biasa wd, Wps, Wee = Bobot yang digunakan masing-masing komponen modal 40 2.2 Kerangka Pemikiran dan IDpotesis 2.2.1 Keraagka Pemikiran. Dalam mengelola perusahaan untuk mencapai misinya diperlukan kegiatan yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dari seluruh komponen organisasi, baik yang menyangkut masalah keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran maupun manajemen lainnya yang sesuai dengan organisasi yang berlaku. Ada dua keputusan utama yang harus diambil oleh manajer keuangan yaitu keputusan untuk mencari pendanaan dan .penggunaan dana dalam suatu investasi ( Allocation of funds) dengan cara yang seefisien dan seefektip mungkin. Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan yang tepat manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang akan dicapai ,untuk itu keputusan tersebut haruslah dicarikan terlebih dahulu maksud dan tujuan agar dalam pclaksanaan nantinya dapat disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat diawal kerja. Keputusan yang diambil oleh manajer secara normatip adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan dan tingkat laba bersih yang tinggi dengan perbitungan dari manajemen pemasaran serta informasi dan perhitungan- perhitungan bagian lainya yang ada di perusahaan. Bagi manajer dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan maka akan dapat disusun rencana/anggaran yang lebih baik, memperbaiki system pelaksanaan dan pengawasannya serta menentukan kebijakan kebijakan strategi yang tepat guna mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuannya 41 Laporan keuangan pada hakekatnya adalah gambaran keadaan keuangan perusahaan dan memuat infonnasi mengenai basil usaha yang dicapai pada suatu saat atau periode tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca, Laba-rugi, Laporan aruskas dan laba ditahan I laporan perubagan modal. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan infonnasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bennanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan seorang investor yang rasional setidaknya akan menganalisis prospektus dan laporan keuangan perusahaan. Ukuran yang digunakan dalam analisa kinerja keuangan perusahaan sangat beragam carannya dan kadang-kadang berbeda-beda dari suatu indutri keindustri lainnya. Salah satu alat analisa yang sering digunakan investor maupun pihak manajemen perusahaan selama ini adalah analisa rasio keuangan perusahaan. Drs. S. Munawir, Ak ( 2000, 95) mengemukakan : " Ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain , dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau mcmberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila ratio tersebut dibandingkan dengan ratio pembanding yang digunakan sebagai standar" Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan perusahaan , disamping sumber daya manusia , mesin, material dan metode . Oleh karenanya perusahaan wajib untuk melakukan perencanaan yang berhubungan dengan modal , baik penambahan maupun pengurangan modal itu sendiri. Pemenuhan modal perusahaan dapat dilakukan 42 melalui dua sumber yaitu: (1) Sumber intern perusahaan yaitu modal sendiri atau sekuritas konvensional , baik penerbitan saham oleh perusahaan maupun setoran investasi pribadi pemilik. (2) Sumber ektem yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan itu sendiri baik melalui pinjaman dari para kreditur maupun penerbitan obligasi . Apabila dalam peodanaan masih mengalami kekurangan perusahaan yang berasal dari modal sendiri (defistt) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang bersal dari luar perusaaan melalui pinjaman (debt financing) . Namun dalam pemenuhan kebutuban dana perusahaan harus meneari atematipatematip pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan tercapai apabila mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata. Dalam penelitian ini penulis alcan meneliti pengaruh Struktur modal terhadap kinerja perusahaan. Struktur modal yang dijadikan variabel adalah Leverage ratio yang terdiri dari : Long term debt to equiy (LTDE), Degree of operating leverage (DOL), dan Degree of Financial Leverage (DEL), Sedangkan pengukuran variabel Kinerja perusahaan menggunakan Nilai tambah Ekonomis (Economic Value Added (EVA) . Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang clan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan • Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber daoa pennanen yang digunakan perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Dwi Prastowo & Rifka Juliaty (2002 : 84 ) 43 mengemukakan bahwa struktur modal sama dengan "Solvabilitas" perusahaan yaitu yang menggambarkan kemampuan suatu perusabaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya . Adapun pengertian Struktur modal yang dinyatakan Suad Husnan ( 1996:27) adalah sebagai berikut: "Perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Apabita dimasukan pengertian seluruh hutang ( baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek ), perbandingan tersebut dikatakan struktur keuangan. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan." Menurut Ross A. Stephen ( 1999 : 855) mengemukakan pengertian struktur modal sebagai berikut: "Capital structure : the mix of the various debt and equity capital maintained by a firm. The composition of a corporation's securities used to finance its investement activities : the relative proportion of long term debt, and owner's equity". Struktur modal berbeda dengan struktur keuangan , dimana struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan • Financial structure is the mix of all iterm that appear on right side of the company's balance sheet, sedangkan capital structure is the mix of the long term sources of funds by the firm. (Keown petty, Scott 1999 :514). Pengertian lain yang dikemukakan Van Horne & Wachowicz ( 1998:460) Capital structure : the mix or proportion of a firm's permanent long term financing represented by debt, preferred stock, common stock equity. Pendanaan dalam struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung . Apabila manajemen perusahaan mendasarkan pada konsep cost of capital maka hal ini akan memotivasi manajemen perusahan untuk mencapai 44 suatu struktur modal yang optimal yang artinya struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan rata-rata. Pendekatan yang umum digunakan dalam menentukan struktur modal adalah pendekatan tradisional, dimana struktur modal yang optimum yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan penggunaan leverage. Dalam pendekatan tradisional penggunaan hutang yang besar akan mengakibatkan tingkat leverage meningkat sehingga tingkat risiko yang ditanggung oleh perusahaan akan bertambah pula . Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah selama return yang diterima perusahaan masih menguntungkan dan tuntutan pihak kreditur mashih terpenuhi dengan lancar baik pokok pinjaman maupun bunganya. Leverage ratio adalah untuk melihat/mengukur seberapa besar suatu perusahaan menggunakan hutang untuk biaya operasi perusahaan. Sedangkan Leverage perusahaan adalah penggunaan hutang dengan beban bunga tetap dalam struktur permodalan perusahaan untuk membiaya aktiva perusahaan. Hal ini penting untuk mengukur kemampuan perusahaan mernenuhi kewajibannya. Perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang untuk membiayai operasi perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri mempunyai risiko yang lebih tinggi yaitu risiko berkurangnya laba atau tidak terbayamya hutang yang semakin membesar .Akibat yang paling buruk adalah perusahaan akan mengalami pailit. Menurut Martono dan Agus Harjito ( 2001:195) pengertian leverage adalah "Penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan dimana 45 dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap" Pengertian Iain yang dikernukakan oleh Ridwan S. Sundjana & Inge Berlian ( 200I:151) " Leverage rnerupakan basil dari penggunaan dana dengan biaya tetap untuk meningkatkan pengembalian kepada pernegang saham. Perubahan leverage menghasilkan perubahan dalam tingkat pengernbalian dan resiko''. Di dalam rnanajemen keuangan perusahaan terdapat tiga jenis leverage yaitu (1) Leverge operasi berkaitan dengan penjualan perusahaan dan Iaba sebelum bunga dan pajak (EBIT). (2) Leverage k.euangan berkaitan antara Jaba perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham perlembar, dan (3) Total leverage berkaitan dengan hubungan antara penjualan dan Iaba per lembar saham (BPS). Financial leverage menunjukan penggunaan hutang ( leverage) dalam rangka pembiayaan operasional perusahaan dan juga menunjukan bagai mana caranya asset tersebut dibiayai, apakah dengan hutang atau modal sendiri (equity). Struktur modal dengan pendanaan dari hutang (leverage) membelanjai /membiayai aktivanya yaitu yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, biasa dilihat dari Laporan Neraca perusahaan, dengan membelanjai aktiva terjadi operasional dari perusahaan sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba atau rugi. Laba rugi perusahaan ini dapat ditunjukan dari laporan keuangan perusahaan . Dirnana dari Iaporan rugi-laba ini dapat dilihat bagai mana pengaruh perubahan persentase penjuaJan terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 46 yang diukur dengan degree of operating leverage (DOL) clan bagaimana pengaruh perubahan penjualan terhadap pendapatan perlembar saharn yang diukur dengan degree offinancial leverage (DFL) Long term debt equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang /kewajiban jangka panjang dengan total modal sendiri. Rasio ini menunjukan gambaran proporsi modal sendiri yang bisa menutup pinjaman jangka panjang baik pokok maupun bunganya kepada fihak kreditur. Rasio ini merupakan jaminan modal sendiri untuk menutupi kewajiban jangka panjang. Dinyatakan dalam rumus : Long term debt/ liabilities Long Term debt Equity= x 100 % (2.11) Total Equity Degree operating of leverage (DOL) yaitu rasio dari berubahan persentase laba operasi terhadap perubahan persentase unit yang terjual atau pendapatan total. Rasio ini dipakai untuk mengukur pengaruh perubahan volume penjualan terhadap profitabilitas. Drs Bambang Riyanto ( 2000, 308) mengemukakan Operating Levrage ( leverage operasi ) penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh pengguaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable. Makin tinggi derajat leverage operasi maka laba yang diperoleh semakin tinggi juga dan mengakibatkan volume penjualan akan meningkat hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan. 47 Pengukuran degree of operating leverage (DOL) pengukuaran dengan angka atas operating leverage perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebgai berikut: Perubahan persentase dalam EBIT % !!,. EBIT OOL (2.12) Perubahan Persentase dalam penjualan % !!,. Sales degree of operating leverage (DOL) dapat juga dihitung dengan menggunakan unit out put sebagai dasar dalam melakukan perhitungan sebagai berikut: (P-V)Q Q OOL (2.13) Q (P-V)-F Dimana: ( Q-QBE) P = harga perunit barang yang di jual V = Biaya variable per unit Q = Jumlah unit yang dijual F = Biaya Tetap Q BE=Kuantitas Break even point ( BEP) Degree Financial Leverage yaitu sebgai rasio laba sebelum bunga dan pajak ( EBT) dibandingkan dengan EBIT dikurangi biaya beban bunga. Martono & Agus ( 2001 :300) mengatakan Leverage financial merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar pendapatan perlembar saham • Behan tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya hutang obligasi hams mengelurkan beban tetap berupa bunga. Sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham hams mengeluarkan beban tetap berupa deviden. Penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah 48 dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham (EPS). (Drs Bambang Riyanto 2000, 308) Leverage Financial dapat juga ·didefinisikan yaitu bagai mana pengaruh perubaha EBIT terhadap pendapatan perlembar saham , yang diukur dengan derajat degree offinancial leverage (DFL) Pengukuran degree of .financial leverage (DFL) pengukuaran dengan angka atas operating leverage perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebgai berikut: Perubahan persentase laba per saham (EPS) DFL= % ll. EPS = Perubahan Persentase laba operasi ( EBIT) (2.14) % ll. EBIT DFL dapat juga dihitung dengan formula sebagai berikut: DFL= Q(P-V) _ Q(P-V)-F-I ('2.15) Dimana : P = harga perunit barang yang di jual V = Biaya variable per unit Q = Jumlah unit yang dijual F = Biaya Tetap I = Biaya bunga Jika dikombinasikan/ digabungkan leverage operasi dengan leverage keuangan (DCL) dapat dihitung dengan rumus: Q(P-V)-F DCL - (2.16) Q (P-V)-F-I Dimana : P = harga.perunit barang yang di jual 49 V = Biaya variable per unit Q = Jumlah unit yang dijual F = Biaya Tetap I = Biaya bunga DCL dapat juga dihitung dengan rum us: % perubahan dalam EBIT % perubahan dalam laba bersih % perubahan dalam penjulan % perubahan dalam EBIT Format income statement danjenis leverage: Sales Cost of good sold Gross Profit OPerating Ex.pence Earning before interest & taxes ( EBIT) Earning before interest & taxes ( EBIT) Interest Ex.pence Earning before taxes (EBIT) Taxes Net Income Preferred-devident Earning Availcble to common Number of common sheres Earning per share (EPS) ~(:]- xx xx (-) Leverage Operasi xx xx +xx(-) xx xx(-) XX Leverage Keuangan XX1:} xx xx xx SUBlber : ( See«. Martin P. Keowa 1996:.CS9) Struktur modal merupakan hal penting yang dihadapi perusahaan sebab akan mempengaruhi posisi dan stabilitas kinerja keuangan perusahaan dan kinerja operasional perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya suatu pengelolaan dana yang ada dalam struktur modal tersebut dengan sebaikbaiknya. Dalam mengelola dana agar berjalan dengan baik diperlukan suatu penilaian terhadap kinerja operasional perusahaan agar dapat diketahui sampai 50 sejauh mana efektivitas dan efisien dari kinerja operasional perusahaan tersebut yang dapat memberikan keuntungan bagi investor. Kinerja keuangan perusahaan merupakan bagian dari kinerja manajemen. Oleh karena itu pengertian kinerja keuangan dapat dihubungkan dengan pengertian kinerja manajemen yaitu ukuran efesiensi dan efektivitas dalam pengelolaan dana yang diinvestasikan , agar memberikan laba yang maksimal bagi perusahaan pengelofa dan investor. Tujuan investasi bagi investor yaitu untuk memperoleh basil (return) yang berupa deviden atau bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan dan capital gain atau selisib harga pasar saham diatas harga nominal dan untuk memperoleh keuntungan yang optimal, Suad Husnan (1994: 3-4) Selain harus mampu mendapatkan penghasilan, untuk dapat merah keuntungan ( laba) pengelola .perusahaan harus mampu bekerja secara efisien . Kinerja operasi perusahaan yang biasanya digunakan beberapa rasio dengan denominator penjualan . Penilaian kinerja operasi -yang biasa digunakan adalah: Rasio Jaba kotor terhadap .penjualan ( Gross profit margin) dengan rumus laba kotor dibagi penjualan , rasio ini mengukur efesiensi produksi dan penentuan harga jual . Rasio laba bersih terhadap penjualan (net profit margin) yang memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan , rasio ini juga mengukur seluruh efisiensi baik . produksi, administrasi , . pemasaran pendanaan , penentuan harga maupun manajemen pajak pengukuran rasio ini adalah laba bersih dibagi penjualan. Ratio laba usaha terhadap penjualan ( 51 operating income margin) yaitu merupakan perbandingan berasal dari kegiatan usahan pokok perusahaan, rasio ini dinyatakan dengan nunus laba usaha dibagi penjualan dan lain-lain. Didalam penelitian ini pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan nilai tambah ekonomis atau Economic Value Added (EVA). Garrison & Noreen ( 2000: 827) menyatakan bahwa economic value added (EVA) adalah suatu konsep serupa yang memiliki beberapa perbedaan dalam beberapa hal dengan laba residual. Sedangkan Hansen Wowen ( 2001: 829) menyatakan bahwa EVA adalah merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan . Jika EVA positip berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan • sebaliknya jika EVA negatip maka perusahaan sedang menghancurkan modal. Menurut Gatot( 1993:50) konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekpektasi para penyandang dana. Konsep EVA dapat berdiri sendiri tarnpa perlu menganalisa perbandingan dengan perusahaan sejenis atau pun membuat kecenderunganltrend. Langkah-langkah perhitungan nilai tambah ekonomis adalah sebagai berikut: 1. Menghitung biaya modal pinjaman (Cost of debt) 2. Menghitung biaya ekuitas (Cost of equity) 3. Menghitung struktur modal ( dari Neraca) 4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted Avarage cost of Capital-WACC) 52 5. Menghitung nilai tambah ekonomis dikurangai biaya adalah laba operasi setelah pajak modal yang digunakan. EVA= NOPAT- (Biaya modal rata tertimbang (WACC) x Total modal) Atau EBI1' (1-tarip pajak) - (total modal) (biaya modal rata -rata tertimbang ) Dimana: NOPAT WACC = Laba Operasi setelah Pajak = Weighted average cost of capital (Biaya modal rats- rata tertimbang ) Total Capital= Jumlah hutang yang mengandung bunga ditambah ekuitas. EVA tidak sama dengan rate of return (ROI), karena eva mengkaitkan pengembalian bersih dengan modal yang dipakai. EVA menekankan pada laba operasi setelah pajak dan biaya modal aktual. Nilai tambah ekonomis (EVA) dapat didefmisikan sebagai sisa Iaba ( residual, excess earning) setelah pemodal atau pemegang saham diberi balas jasa ( compensation) berupa tingkat basil ( return) atau setelah semua biaya modal yang dimanfaatkan dalam menghasilkan laba diperhitungan atau dibebankan. Yang dimaksud dengan laba adalah laba operasi setelah dikurangi pajak ( Net operating profit Ather Tax ( NOPA'l) ) . Biaya modal adalah biaya bunga pinjaman dan biaya equitas yang dimamanfaatkan untuk menghasilkan NOPAT tersebut dan dihitung secara rata-rata tertimbang ( Weighted Average Capital). Of Cost 53 Komponen modal (capital components) yang digunakan perusahaan unuk mendapatkan adalah salah satu jenis modal uang , Brigham Eugena F terjemahan ( 200 l : 406 ) komponen biaya modal ini antara lain: 1. Biaya Hutang, digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang yang dihitung dengan rumus: KdT=kd(l-T) (2.17) Dimana: KdT= Biaya hutang setelah pajak (Cost of debt after taxes) Kd = Biaya hutang sebelum pajak (Cost of debt before taxes) T Tingkat pajak (Taxes) = Atau dengan cara lain: F Behan bunga tahunan = Kd= B (2.18) Nulai pasar hutang yang beredar 2. Biaya ekuitas (Ks) adalah tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas saham biasa perusahaan Pendekatan yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas ini adalah dengan pendekatan Model penetapan harga aktiva equitas ( Capital, Asset Princing Model (CAPM)) Ks Dimana: = Rf +(Rm - Rf )Pi Ks = Biaya ekuitas Rf = Rm = return portofolio pasar yang diharapkan pi = tingkat return bebas risiko koefisien brta saham ke -1 (2.19) 54 {Ji= COV(Ri,Rm) VAR(Rm) (2.20) Pendekatan lain untuk menghitung biaya modal sendiri adaah: di Ks= -- ...... g (2.21) Po Dimana: di = Expected deviden = do (1 +g) Po = market price g =growrate E = Ks= S keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham (2.22) Nilai pasar saham yang beredar Perusahaan mengunakan nilai tambah ekonomis ( EVA) untuk mengadakan evaluasi atas usulan investasi karena nilai kontan (present value) dari eva yang akan diperoleh di kemudian hari (future EVA) dari setiap investasi hams sama dengan nilai kontan bersih (Net presen value atau NPV). Oleh karena itu salah satu keunggulan dari pemenfaatan EVA adalah bahwa tenninologi yang digunakan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan dengan para pemegang saham dapat pula digunakan secara internal untuk mengambil keputusan manajerial Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan d.iatas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan kerangka konseptual yang ditunjukan pada gambar 1 sebagai berikut: 55 KERANGKA KONSEPTUAL Membelanjai Aktiva - Aktiva Lancar - Aktiva Tetap StrukturModal (Leverage) l Operasional Perusahaan Long- term debt to equity I + - Laba sebelum bunga dan pajak (EBll) -Bunga - Laba Sebelum Pajak -Pajak - Laba bersih - Deviden saham Preferen • Laba yang tersedia Bagi pemegang saham - Jumlah Lembar saham Yang beredar ~ -Penjualan - Harga Pokok Penjualan -Laba Kotor - Biaya Operasi - Laba Sebelum Bunga Pajak (EBIT) -RPS 1. l Degree of Financial Leverage (DFL) Degree of operating I -. I Kinerja Keuangan Perusahaan : Pensrukuran Nilai Tambah Ekonomis (EVA) Gsmbar 1. Keranaka KClllSel)tul Dan 56 2.2.2 Hipotesis Berdasarkan latar belakang pemasalahan , indentifikasi masalah dan kerangka pemikiran di atas, secara tioritis struktur modal akan mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga hipotesa yang akan diuji dalam tesis ini yaitu: I. Terdapat pengaruh struktur modal (Long term debt to equity ( LTDE), Degree of operating leverage ( DOL), dan Degree of financial leverage ( DFL)) terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tamhah ekonomis secara bersamaan pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman , tektil dan garmen , industri rokok , industri plastik dan kemasan , industri automobil dan komponen di Bursa Efek Jakarta . 2. Terdapat pengaruh struktur modal (Long term debt to equity ( LTDE), Drgree of operating leverage ( DOL), dan Degree of financial leverage ( DFL)) terhadap kinerja keauangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis secara parsial pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman , tektil dan garmen , industri rokok , industri plastik dan kemasan , industri automobil dan komponen di Bursa Efek Jakarta III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, industri rokok, industri plastik dan kemasan , industri automotive dan komponen di bursa efek jakarta . Adapun tujuan penelitian ini adalah: I. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis secara bersamaan pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, industri rokok, industri plastik dan kemasan , industri automotive dan komponen di bursa efekjakarta . 2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis secara parsial pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, industri rokok, industri plastik dan kemasan , industri automotive dan komponen di bursa efek jakarta . 3.2 Manfaat Penelitian 3.2.l Kegunaan Pengembaagan Ilmu untak: I. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahan di ukur dengan nilai tambah ekonomis secara 57 58 bersamaan maupun secara individual pada perusahaan industri emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta 2. Sebagai referensi pengembangan ilmu ekonomi khususnya manajemen keuangan 3.2.2 Kegunaan praktis Sebagai bahan infonnasi bagi fihak yang terkait pada perusahaan industri di Bursa Efek Jakarta. l. Investor. Penelitian ini dapat diharapkan untuk digunakan sebagai pertimbangan investor dalam keputusan investasi untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. 2. Perusahaan. Penelitian ini dapat diharapkan untuk digunakan dalam pertimbangan perusahaan dalam memutuskan kebijakan struktur modal perusahaan llan mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan, mulai tahap persiapan sampai dengan tahap penyususunan laporan penelitian. ( Nazir : 1999:99). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh struktur modal ( LIDE, OOL dan DFL) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis ( Economical Value Added) pada perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta . Jenis penelitian yang digunakan da1am pada penelitian ini adalah deskriptif-verikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis, dalam tahap ini dilakukan perhitungan terhadap variabel independen maupun variabel dependen. Sedang penelitian verikatif digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kedua variable tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey, yang bertujuan untuk memberikan kejelasan hubungan variabel dalam penelitian. Pengamatan dilakukan pada populasi penelitian yaitu perusahaan indutri emiten di Bursa Efek Jakarta dengan metode penarikan sampel menggunakan proporsional random. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan secara runtut waktu ( time series ) dari tahun 1998 sampai tahun 2001 yang dimuat pada Indonesian Capital 59 60 Market Directory , JSK Monthly Statistik dan prospektus masing-masing perusahaan .. 4.2 Operasionalisasi Variabel Berdasarkan pada kerangka pemikiran clan hipotesa yang akan di uj4 yaitu penagaruh -struktur modal terhadap kinerja keuangan , maka dalam penelitian ini ada dua kelompok variabel yang akan diamati. Pertama variabel independen (variabel bebas/yang mempengaruhi) , yaitu struktur modal yang terdiri dari ; Long term debt equity (LTDEIXI) , degree operating leverage (DOVX2) dan degree.financial leverage (DFVX3). Dan kedua variabel dependen (variabel tidak bebas/yang dipengaruhi), yaitu kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA /Y) Agar diperoleh kejelasan variabel dan penentuan data yang diperlukan , maka variabel-variabel penelitian secam lengkap perlu dioperasionalisasikan sebagai mana diuraikan pada tabel 3.1 sebagai berikut: 61 Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Sub Indikator Konsep Variabel Variabel Struktur •Long Proporsi modal sendiri yang Total hutang Modal term debt bisa menutup pinjaman jangka jangka panjang (X) to panjang kepada fihak ketiga dibagi modal equity (LIDE) sendiri (XI) Long term debt Equity •Degree Mengukur pengaruh perubahan operating volume leverage profitabilitas (DOL) antara (X2) dalam EBIT dengan pcrubahan penjualan Ukuran Skala % tase Rasio Kali Rasio Kali Rasio Rupiah Rasio terhadap Perbandingan perubahan persentase %/lEBIT %ASAL ES persentase dalam pcnjulan +Degree Persentase EBIT dibagi of bersih )'ang tersedia untuk. para .EBIT setelah financial pemegang saham leverage persentasc perubahan (DFL) sebelum bunga dan pajak ( (X3) EBIT) %1l.EB11' Kinerja +Econom Penilaian efiseinsi protitabilitas EVA= NOPAT- Keuangan le operasi (Biaya (Y) Added menimbang/mengukur sebcrapa mta tertimbang (EVA) efektif Value perubahan laba deogan dikurangi dengan laba serta penggunaan daya perusahaan sumber bunga. %AEPS modal (WACC) x Total modal). 62 4.3 Popalasi dan Metode Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah populasi sebanyak 78 perusahaan yang dapat dikelompokan dalam tabel 3.2 berikut ini: NO I II III IV v T abel 4.2 J um lah ·P OPU1as·I ~ ne litia D Jamlab Pengelompokan Perasahaan Perusahaan 21 Industri Makanan dan minuman Industri Rokok 3 25 Industri Teksil dan Pakaianiadi Industri ·plastik dan Kemasan 13 Industri Automotive & Komponen 17 Prosentase 26 4 32 16 22 78 Jumlah 100 Penarikan sempel dengan menggunakan proporsional staficed Random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel minimal digunkan rumus sebagai beruikut: Harun Al Rasyid (1991; 36) n =----- no ( 4.1) l+ no -1 N (Za /2)2 no=----- 2BE Dimana: n : Ukuran Sampel N : Besamya ukuran populasi sebanya 78 perusahaan a : Resiko yang mungkin terjadi kesalahan 5% Z : Nilaidistribusinormal-pada a= 5 % ; Z= 1,96 BE : Bound of error ( Perkiraan yang menyimpang ) 63 Digunakan besarnya risiko kekeliruan 5 % artinya coefficient of confidence yang di kehendaki 95 % . Sedangkan perkiraan yang menyimpang tidak lebih dari 5% atau BE= 5% hal ini disebabkan the debt of analiysis yang dikehendaki akan tidak terlalu rendah . Dengan menggunakan rumus tersebut diatas , maka besamya ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut: (1,96)2 )=38,416 2 0,05 no= ( n= 38,416 =25,7391 38,416 1+-78 Jadi ukuran sampel yang diambil minimal sebanyak 26 perusahaan , berdasarkan persentase alokasi populasi pada tabel 3.2 tersebut diatas , maka sampel 26 perusahaan dapat dialokasikan sebagai berikut pada tabel 3.3. Jwmlalt NO I n Ill IV v Tabel4.3 el oeaelitian Peagelompokaa Perasaluulu Prosentase Industri Makanan dan minuman lndustri Rokok Industri Teksil dan Pakaian _jadi lndustri Plastik dan Kemasan Industri Automotive & Komponen Jumlah 26 sampel vaa2 diteliti 7 4 1 32 16 22 100 8 4 6 26 Adapun daftar nama emiten perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini terlihat pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Daftar Perusabaaa yang meojadi sampel NO l 2 3 4 5 6 7 NAMA DAN SUB SEKTOR PERUSAHAAN L SUB SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN PT. Tunas Baru Iampung Tbk PT. Ultajaya Milk Industrv PT. Sinar Top Tbk PT. Sari Husada Tbk PT. Multi Bitang Indonesia'Ibk PT. lndofood Sukses Makmur Tbk PT. Aqua Golden Missiooi Tbk n. SUB SEKTOR INDUSTRI ROKOK 2 3 4 Pf. Gudang Garam Thk III. SUB SEKTOR INDUSTRI TEKTIL DAN PAKAIAN JADI Pf. Centurv Textile lndustrv ( CENTEC) Tbk Pf. Daeyu Orcid IndonesiaTbk PT. Ever Shine Textile Industrv Tbk PT. Fortune Mate Indonesia Tbk PT. Indorama Synthetis Tbk PT. Pan Brothers Tex Tbk PT. Seoatu Bata Thk PT. Surya Intrindo Makmur Tbk IV. INDUSTRI PLASTIK DAN KEMASAN PT .Asiaplast IndustriesThk PT. Berlina Co. Ltd. Tbk PT. Dynaplast Thk • , ·last Interbenua Thk Pf.S '1 V. SUB SEKTOR NDUSTRI AUTOMOTIVE & KOMPONEN ·Pf. Andhi Chandra Automotive Products Thk l l 2 3 4 5 6 7 8 l 2 3 4 5 6 PT. G-~-.: _ Indonesia Tbk Pf. Selamet Sempuma Thk PT. Tunas Ridean Tbk Pf. Astra .-... ~,Tbk Pf. Branta Mulia Tbk .. Sumber: Bmsa Efelc: Jibr1a 4.4 Prosedar Peogampulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh melalui : 1. Bursa Efek Jakarta, Pojok Bursa Efek STIE-YPKP dan ITB Bandung. 65 2. Institute For menerbitkan Economic Indonesian Financial Capital and Market Research Directory ( ECFIN) (ICMD) yang . Dimana ICMD merupakan data dan infonnasi Iaporan keuangan perusahaan yang go publik di Indonesia dan prospektus masing-masing Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan time perusahan. secara runtut waktu ( series) selama 4 tahun yaitu mulai dari tahun 1998 sampai tahun 2001 Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua (2) cara, yaitu: I. Observasi Langsung ( Penelitian Lapangan ) Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data sekunder pengumpulan data laporan keuangan dari yaitu perusahaan industri emiten , dilakukan di Bursa Efek Jakarta melalui pusat Referensi Pasar modal (PRPM) , Biro pusat statistik propinsi Jawa Barat , Pojok BEJ STIE-YPKP dan ITB dan dapat juga diakses lewat internet dengan home page www.ixs.co.id dan www.economic.com 2. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari penelitian lapangan , penelitian ini dilakukan dengan membaca buku-buku teks, jurnal ilmiah, tesis, serta majalah-majalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 66 4.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda ( Linier Multiple Regresion Analysis). Analisa Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengkaji pengaruh antara suatu variabel bebas ( independen Variable) terhadap variabel tidak bebas (dependen), dalam hal ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis, diamana dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel diambil secara rata-rata baik untuk variabel indepeden maupun dependen . 4.S.l Rancangan Uji llipotesis Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda dengan rumus sebagai brikut: Model: Y = P.o+ P1X1 + P2X2 Dimana: Y + p3X3 + e (4.2) = Nilai tambah ekonomis rata-rata tahun 1998-2001 X1 =Long term debt to equity rata-rata tahun 1998-2001 X2 =Degree of operating leverage rata-rata ta.bun 1998-2001 X3 =Degree of financial leverage rata-rata ta.bun 1998-2001 /3 o = Konstanta I koefisien Intersep p1 = Koefisien Regresi variabel X1 p2 = Koefisien Regresi variabel X2 f3 3 = Koefisien Regresi variabel X3 s = Unsur gangguan (Dummy variable )/Error Term/Residual Term 67 4.5.2 Peogujian Hipotesis Cara pengujian • Hipotesis pertama Ho: {Ji= 0 Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara bersamaan HI: {Ji* 0 Terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara bersamaan Dimana: i=I,2,3 • Hipotesis Kedua Ho: {Ji =0 Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja k.euangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara panial HI: {Ji -:;, 0 Terdapat pengamh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis {EVA) secara parsial Dimana: i=1,2,3 Sebelwn dilakukan · pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian mengenai adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang mendasari model ·regresi. Asumsi-asumsi tersebut adalah: ·( Gujarati: 1995) sebagai berikut: 1. Tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel independen 68 2. Tidak terdapat autokorelasi dalam disturbance atau gangguan 3. Tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu disturbance unsur gangguan mempunyai varian yang sama, • Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi sempurna atau pasti diantara variabel indepnden. adanya multikolinearitas dapat dilihat dari toleransi atau nilai Variance Inflation Faktor (VIF), yaitu dengan rumus ( Gujarati, 1995 : 328) ·YIF 1 (4.3) R 2 I k = koefisien detenninasi (R 2 ) berganda ketika Xk diregresikan dengan variabel-variabel lainnya . Batas tolerance value adalah 0.01 dan batas VIF adalah lO Dimana: Tolerance value< 0.01 atan VIF > 10 = terjadi multikolinearitas Tolerance value> 0.01 atan VIP < 10 = tidak terdapat multikolinearitas • Pengajian Aatokorelasi ,,, Autokorelasi merupakan kondisi dimana kesalahan pengganggu sating berkorelasi dan hal ini terjadi karena adanya bias spesifikasi ( ada variabel yang tidak dimasukan). Keberadaan autokorelasi -dideteksi dengan menggunakan metode statistik dan Durbin Watson ( Gujaratil995 : 215) 69 t =n :E(et -et -1)2 d = t=2 (4.4) t=n :Eet2 t=l Dimana: d = nilai d et = nilai residu dari persamaan regresi periode t -et-l = nilai residu dari persamaan regresi periode t-I Kemudian d lllt9Jll dt"bandingkan dengan d ..wdengan tingkat a= 5% dengan df= n-k-l dimana: Untuk autokorelasi positip • d < dL = ada autokorelasi positip · d > du = tidak ada autokorelasi • dL ~ d ~ du = pengujian tidak meyakinkan positip Untuk autokorelasi negatip • d>4-dL -= ada autokorelasi · d<4-du = tidak ada autokorelasi negatip negatip 4 - du :S d :S 4-dL = pengujian tidak meyakinkan Nilai d ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel· Bila nilai d wc..c berada diantara interval nilai du dan-4-du, maka tidak terdapat autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d llilamc berada diluar interval nilai du dan 4-du terjadi penyimpangan asumsi ketiga. • Pengujian Heterokedastisitas 70 Pengujian ini akan terjadi jika varian e ( gangguan) tidak mempunyai penyebaran yang sama sehingga model yang sudah dibuat menjadi kurang efisien. Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambar dalam spesifikasi model regresi atau dengan kata lain jika residual tidak memiliki varians yang konstan, Dalam metode ini yang digunakan untuk menditeksi gejala Heterokedastisitas adalah metode Glejser atau dengan uji Glajser. Langkah untuk menguji ini adalah dengan meregresi nilai absulot residual dengan variabel independen. Hasil pengujian menunjukan adanya Heterokedastisitas jika nilai t bitung masing-masing variabel independen signifikan secara statistik , atau jika nilai p-valuenya :s: a= 0,05. dan jika sebaliknya maka asumsi ini ditolak. (Gujarati 1995:187). Dari model regresi linier multipel di atas, selanjutnya untuk pengujian hipotesis dihitung koofisien regresi multipel. 1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan dengan cara simultan dengan tingkat keyakinan 95% (a= 0,05) digunakan uji F, Sritua ( 1993:10) dengan rumus: F = Dimana: R2 l(k-I) (l-R2)/(n-k) R 2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas Selanjutnya dipergunakan distribusi F dengan kreteria sebagai berikut: (4.5) 71 Bila F hmmg > F 1abel = maka - Ho ditolak Bila F hi1llng < F label = maka Ho tidak ditolak 2. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara parsial digunakan uji t dengan rumus: Koefisien regresi Pi Standart Deviasi Pi t= (4.6) - Bila t hittmg > t label = maka Ho ditolak Bila t bitung < t tlbel = maka Ho tidak ditolak Untuk mengetahui besamya pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari koefisien detenninasi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan koefisien determinasi ( R 2 ), (Sritua Arief: 1993) dengan rumus: JKR R2=-JKy (4.7) Dimana : JK R = Jumlah kuadrat regresi JK y = Jwnlah total kuadrat Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen adalah dengan .menggunakan nilai Adjusted R 2• Kelemahan mendasar pengguanaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model .Setiap tambahan suatu variabe lndependen R 2 pasti meningkat tanpa memperhatikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen atau dengan kata lain apakah variabel 72 independen lebih dari dua, dianjurkan sebaiknya menggunakan adjusted R2, dimana adjasted R 2 dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut: ( Imam Ghozali : 2001). . d R2 =I- ( 1-R 2 )-N-1 Adjuste N-k Dimana: (4.8) R 2 = Koefisien detenninasi N = jumlah sampel K = jumlah Parameter Untulc memudahkan pengolahan dan analisis data, maka dalam penelitian ini untuk melakukan perhitungan terhadap konstanta, koefisien regresi masingmasing variabel, koefisien korelasi (r), koefisien determinan (R 2) dan perhitungan lainnya yang diperlukan akan dipergunakan paket Statistik Program For Sosial Science ( SPSS 10.0 for windows) atau Excel 2000 for window. Cara ini ditempuh mengingat pengolahan data dengan paket program tersebut Iebih cepat dan mempunyai tingkat ketelitiian yang tinggi dibandingkan dengan perhitungan secara manual I 11 V. BASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Basil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Jakarta Bursa Efek sebenamya sama dengan pasar-pasar lainnya, yaitu tempat dimana bertemunya penjual dan pembeli. Hanya saja di bursa efek, yang diperdagangkan adalah efek-efek/surat-surat berharga. Pada saat ini di Indonesia ada dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya ( BES). Kedua bursa efek masing- masing dijalankan oleh perseroan terbatas, PT. Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dari kedua bursa efek tersebut, yang merupakan bursa efek terbesar di Indonesia pada saat ini adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) didirikan pada tanggal 4 Desember 1991 oleh 221 perusahaan sebagai pemegang saham dan merupakan bursa efek milik swasta. Pada tanggal 18 Maret 1992 PT. BEJ secara resmi memperoleh izin usaha dari MENKEU. Pada tanggal 16 April 1992 BAPEPAM menyerahkan pengelolaan bursa kepada PT. BEJ. Peresemian swastanisasi PT. BEJ dilakukan oleh MENKEU tanggal 13 Juli 1992 dijakarta berdasarkan Surat Keputusan Mentri Keuangan Nomor: 323/KMK.010/1992, yang yang berkantor diruangan belakang kantor ketua Bapepam, dilantai dua, gedung Bursa, jalan Medan Merdeka Selatan. Misi utama PT. BEJ adalah menciptakan bursa yang likwid, efesien, wajar dan tranparan. Untuk mengimplementasikan misi tersebut.PT. BEJ menetapkan sasran antara lain: (1) Menyempumakan peraturan bursa (2) Menciptakan system 73 74 infonnasi, perdagangan, clan menyelesaikan transaksi yang efisien (3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dalam lingkungan PT.BE.J Maupun perusahaan efek anggota bursa . Berkat kerja keras manajemen PT. Bursa Efek Jakarta kinerja pasar modal di Indonesia mulai membaik terlihat adanya peningkatan jumlah emiten dari 141 perusahaan pada tahun 1991 menjadi 239 perusahaan yang tercatat padata tahun 1997. Dan kenaikan ini diikuti sampai pada tahun 2000, terlihat jumlah emiten 1998 sebanyak 24 7 emiten, tahun 1999 sebanyak 161 emiten dan tahun 2000 sebanyak 282 emiten Perkembangan Bursa Efek Jakarta juga ditunjukan dengan maraknya perdagangan efek serta volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, hal ini menyebabkan perlunya perubahan system pedagangan efek secara manual menjadi perdagangan efek komputerisasi atau otomatisasi perdagangan efek. Hal ini dilaksankan pada tanggal 22 mei 1995. Sistim otomatisasi perdagangan efek ( Jakarta Outomated Trading Sy/stem IJATS) diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1995. Pada tahun 1995 juga PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pindah kantor ke Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudinnan, Kav, 52-53 Jakarta Selatan. 5.1.2 Deskripsi Data clan Basil Penelitian Salah satu faktor yang yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan ada1ah kebijakan yang diambil.perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya. Pemenuhan dana ini dapat bersumber dari hutang jangka panjang ( pinjaman) dan modal sendiri. Penelitian ini dilakukan pada emiten terhadap lima sektor 75 perusahaan industri yang diambil secara sempling yaitu : (I) Industri makanan dan minuman (2) lndustri tektil dan pakaian jadi (3) Industri Rokok (4) Industri Plastik dan Gelas dan (4) Industri Automotive dan komponen di bursa Efek Jakarata periode 1998-2001. Pada periode ini keadaan perekonomian Indonesia belum stabil atau masih dalam kondisi krisis ekonomi. Kondisi perekonomian di Indonesia pada saat krisis monoter keadaanya sangat tidak menentu. Pada kondisi ini perusahaan kesulitan dalam mendaptkan sumber modal pinjaman., selain itu juga modal pinjaman tersebut memiliki tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan modal pinjaman pada tingkat suku bunga yang sangat tinggi akan mempengaruhi basil kinerja selama perusahaan tersebut peroperasi, sehingga diperlukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, karena hal tersebut dapat membantu perusahaan untuk menentukan langkahlangkah selanjutnya yang sebaiknya diambil, seperti pada masalah pendanaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel independen (variabel bebas/yang mempengaruhi) , yaitu struktur modal yang terdiri dari ; Long term debt equity (LTDE), degree operating leverage (DOL) dan degree financial leverage (DFL), sedangkan variabel dependen (variabel tidak bebas/yang dipengaruhi), yaitu kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA). Populasi penelitian ini sebanyak 78 perusahaan emiten BEJ dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 26 perusahaan industri emiten Bursa Efek Jakarta. 76 5.1.2.1 Aoalisis Long Term Debt to Equity Dalam penelitian ini, long term debt to equity (LTDE) diukur dengan membandingkan hutang jangka panjang dengan modal sendiri . Untuk melihat perkembangan long term debt to equity (LIDE) dari emiten-emiten perusahaan industri yang terdiri dari : (1) Industri makanan dan minuman (2) Industri tektil dan pakaianjadi (3) Industri Rokok (4) Industri Plastik dan Gelas dan (5) lndustri Automotive dan komponen di bursa Efek Jakarata periode 1998-2001, dapat ditunjukan dalam tabel 4.1 77 Tabel 5.1 Long term Debt Equity untuk emiten perusabaan Industri tahun 1998 -2001 ( dalarn oersentase) No Nama Perusahaan PT. Tunas Baru lampung Tbk 1 1999 2000 207,9f 107,09 93,24 15,87 22,14 22,23 62,77 3 PT. Sinar Top Tbk 9,92 8,99 11,04 11,39 4 PT. Sari Husada Tbk 3,05 2,06 2,5(] 1,7S 26,39 6,52 7,69 77,37 579,76 107,6f 157,59 73, 1Cl 47,4() 19,84 8,79 9,8S 2,9() 2,41 2,7S 2,33 9 PT. Century Textile Industry) Tbk 31,75 19,3~ 16,14 13,04 10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk 25.~ 2,97 6,61 3,3t 11 PT. Ever Shine Textile ~ndustry Tbk 93,1E 129,7~ 80,6f 57,7S 2.3~ 1,5C 1,32 1,6£ 100,51 83,35 60,41 74,11 96,23 71,89 50,17 39,81 8,1() 7,46 5,41 5,12 52.~ 0,03 3,67 14,12 6,82 29,11 24,70 21,67 2 PT. Ultajaya Milk Industry 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 8 PT. Gudang Garam Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 15 PT. Sepatu Bata Tbk 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 17 PT.Aslaplast lndustriesTbk 1998 459,71 2001 18 PT. Berlins Co. Ltd. Tbk 24,1f 6,~ 11,29 16,87 19 PT. Dynaplast Tbk 14,46 12,8~ 25,2f 15,9S 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 55,19 17,2~ 9,21 10,3( 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 49,82 53,7E 3,17 4,19 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2,9S 13,2S 22,68 21,00 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,14 5,82 38,26 34,8Cl 24 PT. Tunas Ridean Tbk 2,1C 2,14 3,0CJ 57,33 25 PT. Astra Otoparts Tbk 2,25 2,23 51,86 42,0C 26 PT. Branta Mulia Tbk 10,42 22,52 267,36 207,09 Rata - Rata LTDE 66,32 33,03 38,5(1 37,39 .. . S•mber: 1Aporaa Kewmgaa muing~masmg emiten penaullaaa indastri daa d101ala - 78 Berdasarkan tabel 5.1.di atas besamya perbadingan hutangjangka panjang dan modal sendiri (long term debt to equity) untuk masing-masing emiten perusahaan industri dari tahun 1998 sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.1, misalanya PT. Tunas Baru lampung Tbk proforsi hutang jangka panjang dengan modal sendiri tahun 1998 sebesar 459,71 % , tahun 1999 sebesar 207,95 % , tahun 2000 sebesar 107,09 % dan tahun 2001 sebesar 93,24 % perubahan proforsi hutang jangka panjang untuk PT. Tunas Baru lampung Tbk setiap tahun mengalami perubahan hal ini disebabkan penggunaan dana dari hutang jangka panjang dan modal sendiri selalu berubah-ubah atau berfluktuasi untuk setiap tahunnya, begitu juga halnya dengan perusahaan emiten industri lainnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini selalu berfluktuasi. Perbandingan hutang jangka panjang dan modal sendiri (long term debt to equity/LTDE)yang tertinggi dan terendah pada: (1) tahun 1998 tertinggi pada Pf. lndofood Sukses Makmur Tbk sebesar 579,76 % sedangkan terendah pada PT. Selamet Sempuma Tbk sebesar 1,14 % (2) tahun 1999 tertinggi pada PT. Tunas Baro Lapung Thk sebesar 207,95 % sedangkan terendah pada PT. Surya Intrindo Makmur Tbk sebesar 0,03 % (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Branta Mulia Tbk sebesar 267,35 % sedangkan terendah pada PT. Fortune Mate Indonesia Tbk sebesar 1,32 % (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Branta Mulia Tbk sebesar 207,09 % sedangkan terendah pada PT. Fortune Mate Indonesia Tbk sebesar 1,66 % . Perimbangan long term debt to equity/LTDEpada masing-masing emiten perusahaan industri cukup tinggi, karena semua emiten tersebut sebagian struktur 79 modalnya menggunakan hutang jangka panjang dan modal sendiri sebagai sumber pembiayaan perusahaan, hal ini terlihat dari prosentase masing-masing perusahaan. Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri long term debt to equity setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan, pada tahun 1998 sebesar 66,32% , pada tahun 1999 sebesar 33,03 % , pada tahun 2000 sebesar 38,50 % , dan pada tahun 2001 sebesar 37,39 %. Kalau kita lihat kenaikan dan penurun tahun 1998 ke tahun 1999 turun sebesar 33,29 % , tahun 1999 ke tahun 2000 naik sebesar 5,47 % dan tahun 2000 ke tahun 2001 turun sebesar 1,11 % . Penurunan dan kenaikan ini sebagai akibat adanya fluktuasi terbadap hutang jangka panjang maupun modal sendiri . Seperti diketahui, perusahaan yang mempunyai struktur modal long term debt to equity lebih dari 100 % berarti perusahan tersebut menggunakan hutang jangka panjang lebih besar dari modal sendiri dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk mengembangkan perusahaannya. Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas seluruh emiten perusahaan industri yang menjadi sampel penelitian ini semuanya menggunakan modal pinjaman jangka panjang, dari 26 perusahaan tersebut yang menggunakan LIDE-Nya lebih dari 100 % adalah : tahun 1998 hanya tiga perusahaan yaitu; PT. Tunas Baru Lampung Thk sebesar 459,71 %, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 579,76 % dan PT. Indorama Syanthesis Tbk 100,5lo/o, tahun 1999 juga hanya tiga pemsabaan yaitu; PT. Tunas Baru Lampung Tbk sebesar 207,95 o/o, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 107,65 dan PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 129,74 %, tahun 2000 juga 80 hanya tiga perusahaan yaitu: PT. Tunas Baru Lampung Thk sebesar 107,09%, PT. Indofood Sukses Makmur Thk sebesar 157,59% dan PT. Branta Mulia Tbk 267,35 % , dan tahun 2001 hanya satu perusahaan yaitu PT. Branta Mulia Tbk 207 ,09 % . Sedangkan sisanya terhadap 26 perusahaan tersebut LTDE-nya dibawah 100 % yang berarti perusahaan tersebut menggunakan sumber dananya yang berasal dari modal sendiri lebih besar dari pinjaman jangkan panjang. 5.1.2.2 Analisis Tingkat Leverage Operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) Leverage operasi yang di ukur dari Degree of operating leverage (DOL) dapat dihitung dengan membandingkan persentase perubahan EBIT dibagi dengan persentase perubahan peniualan, Dimana Tingkat leverage eperasi untuk masing masing emiten pemsahaan industri dapat ditunjukan pada tabel 4.2. dibawah ini . 81 Tabel 5.2 Tingkat Leverage operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) untuk ema't ea oenasa baaDBi d UStri tab un 1998-2001 No Nama Perusahaan 1998 1999 41,12 39,60 35,13 10,37 2000 2001 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 0,87 8,93 13,67 -0,48 3 PT. Sinar Top Tbk 2,53 0,90 0,36 -1,74 4 PT. Sari Husada Tbk -6,46 8,93 1,24 1,27 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk -2,12 5,53 2,02 1,82 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 0,23 8,58 -4,68 0,92 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 1,74 0,32 3,20 0,60 8 PT. Gudang Garam Tbk 0,65 3,75 0,05 -0,31 9 PT. Century Textile Industry Tbk 6,13 2,90 2,57 -21,99 10 PT. Oaeyu Orcid lndonesiaTbk 11,07 -3,10 17,36 -1,22 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk -1,14 143,69 -12,53 370,74 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 5,33 -2,58 2,46 -4,18 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 33,76 -n,a9 122,26 -17,51 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 0,17 -4,26 0,91 1,07 15 PT. Sepatu Bata Tbk 9,42 1,52 0,89 0,05 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 8,09 5,25 4,71 -1,84 17 PT .Asiaplast lndustriesTbk 4,68 2,03 -0,91 2,03 18 PT. Bertina Co. Ltd. Tbk 4,29 10,23 0,31 1,16 19 PT. Dynaplast Tbk 0,26 3,30 0,29 0,46 20 PT. Summltplast lnterbemua Tbk 2,09 0,62 0,55 3,12 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 4,78 0,67 0,55 0,84 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 8,79 25,62 15,87 -4,50 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,06 -7,01 1,17 -0,14 24 PT. Tunas Ridean Tbk 1,21 8,11 1,69 -0,81 25 PT. Astra Otoparts Tbk -9,50 -9,53 -0,52 -346,70 26 PT. Branta Mulia Tbk -8,17 11,90 -1,53 162,49 DOt.. Rata-Rata 4,65 7,23 7,96 5,98 Sumber: Lapona Keuaapa masing-muiag emiten perasalaaan indnstri clan diolab ~ I l I ~ !: 82 Berdasarkan terhadap tabel 5.2.di atas besamya persentase perubahan EBIT persentase perubahan penjualan yang merupakan degree of operating leverage (DOL) untuk masing-masing emiten perusahaan industri dari tahun 1998 sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.2, misalanya PT. Tunas Baru lampung Tbk tingkat DOL tahun 1998 sebesar 41,12 kali, tahun 1999 sebesar 39,60 kali, tahun 2000 sebesar 35,13 kali clan tahun 2001 sebesar 10,37 kali. Perubahan tingkat degree of operating leverage ini disebabkan adanya perubahan penjualan yang berfluktuasi dari setiap tahun, mengakibatkan terjadi perubahan EBIT akibat perubahan penjualan begitu juga balnya dengan perusahaan industri lainnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini Degree of operating leverage (l)(?L) yang tertigi dan terendah adalah ; (1) tahun 1998 tertinggi pada PT. Tunas Baru Lampung Tbk sebesar 41, 12 kali sedangkan terendah pada PT. Astra Otoparts Tbk sebesar- 9,50 kali (2) tahun 1999 tertinggi pada PT. Ever Shine Textile Industry Tbk sebesar 143,69 kali sedangkan terendah pada PT. Indorarna Synthetis Thk sebesar -77,89 kali (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Indorarna Synthetis Tbk sebesar 122,26 kali sedangkan terendah pada PT. Ever Shine Textile Industry Tbk sebesar-12,53 kali (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Branta Mulia Tbk sebesar 162,49 kali sedangkan terendah pada PT. Astra Otopat Tbk sebesar - 346, 70 kali. Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri degree of operating leverage (DOL) setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan, pada tahun 1998 sebesar 4,65 kali, pada tahun 1999 sebesar 7,23 kali, pada tahun 2000 sebesar 7,96 kali , dan pada tahun 2001 sebesar 5,98 kali. 83 Perubahan ini disebabkan adanya perubahan rata-rata penjualan yang berfluktuasi dari setiap tahun masing emiten , sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan rata-rata pada EBIT. Pada tingkat DOL sebesar 10,3 7 kali artinya setiap perubahan satu persen penjualan akan mengakibatkan perubahan EBIT sebesar 10,3 7 persen dengan arah yang sama, atau dengan kata lain kenaik.an penjualan sebesar 5 % akan mengakibatkan kenaikan EBIT sebesar 5% x 10,37. Begitu juga sebaliknya penurunan penjualan sebesar 5% akan mengakibatkan menurunnya EBIT sebesar 5% x 10,37. Semakin besar tingkat degree of operating leverage (OOL) maka semakin besar pengaruh perubahan penjualan terhadap EBIT. Degree of operating leverage bagi perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi. Apabila perusahaan menggunakan peralatan yan bersifat labor saving atau capital intensive dalam operasinya maka akan cenderung mempunyai biaya operasi tetap yang tinggi dan biaya operasi variabel yang relatip rendah. Hal ini akan mengbasilkan OOL yang tinggi, sehingga perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan EBIT dalam persentase yang lebih besar. 5.1.2.3. Analisis Tingkat Leverage atau Degree of Financial Leverage (DFL) Leverage financial yang diukur dari degree of financil leverage (DFL) dapat dihitung dengan membandingkan persentase perubahan EPS dengan persentase perubhan EBIT. Dimana DFL untuk masing-masing emiten perusahaan industri dapat ditwtjukan.pada tabel 5.3. dibawah ini. 84 Tabel 5.3. Tiagkat leverage Financial atau Degree of financial Leverage (DFL) untuk em i ten oerusa baaa 1"adustn• tab UD 1998-2001 1999 2000 Nama Perusahaan 1998 2001 No 0,79 0,68 0,67 7,46 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 15,16 -0,26 0,45 0,00 PT. Sinar Top Tbk 0,57 0,78 -3,04 1,10 4 PT. Sari Husada Tbk 1,06 0,88 1,04 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk 1,87 1,15 1,01 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 1,29 0,78 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 1,32 -1,38 1,94 1,06 0,97 1,10 8 9 PT. Gudang Garam Tbk 0,93 1,21 1,07 0,97 -1,76 0,92 10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 0,32 -0,79 0,69 0,11 1,12 1,18 1,12 1,01 0,52 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 0,45 0,34 1,67 1,10 -0,87 0,53 0,20 0,65 0,97 1,05 1,51 0,08 1,02 1,02 0,38 0,12 0,87 1,11 1,30 0,00 1,34 0,06 1,16 2,30 0,42 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 PT. Century Textile Industry Tbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 15 PT. Sepatu Bata Tbk 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 17 PT.Asiaplast lndustriesTbk 18 ~rlina Co. ltd. Tbk 19 PT. Dynaplast Tbk 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 24 PT. Tunas Ridean Tbk 25 PT. Astra Otoparts Tbk 26 PT. Branta Mulia Tbk Rata-rata DFL -7,51 0,97 0,15 0,65 -0,28 1,10 0,17 0,02 0,87 0,94 -12,03 1,03 2,02 1,50 0,87 1,03 -5,07 -2,27 1,15 1,00 1,00 1,01 1,06 2,40 1,85 0,99 4,20 1,44 0,72 -0,09 1,86 0,53 1,31 0,92 2,28 0,14 0,65 0,73 0,18 1,37 0,98 1,23 -Sumber:l.apoml 1Cemnpn malng-mnlng emlten peruahaan lnduatrl dan dlolah 85 Berdasarkan terhadap persentase tabel 5.3. di atas besamya perubahan persentase EBIT yang merupakan perubahan EPS degree of financial leverage (DFL) untuk masing-masing emiten perusahaan industri dari tahun 1998 sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.3, misalanya PT. Tunas Baru lampung Tbk tingkat DFL tahun 1998 sebesar 0, 79 kali , tahun 1999 sebesar 0,68 kali , tahun 2000 sebesar 0,67.kali dan tahun 2001sebesar7,46 kali. Perubahan tingkat degree of'financil leverage (DFL) ini disebabkan adanya perubahan earning per share (EPS) yang berfluktuasi dari setiap tahun, mengakibatkan terjadi perubahan EBII' akibat perubahan EPS begitu juga halnya dengan perusahaan industri lainnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini Degree of financil leverage (DFL) yang tertinggi dan terendah adalah ; (1) tahun 1998 tertinggi pada Pf. Ultrajaya Milk Industry Tbk sebesar 15,16 kali sedangkan terendah pada PT. Dynaplas Thk sebesar-12,03 tertinggi pada kali (2) tahun 1999 Pf. Selamet Sempurna Tbk sebesar 2,40 kali sedangkan terendah pada PT. Aqua Golden Missippi Tbk sebesar-1,38 kali (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 1,94 kali sedangkan terendah pada tertinggi PT. Summitplast Interbenua Tbk sebesar - 5,07 kali (4) tahun 2001 pada PT. Tunas Baru Lamung Tbk sebesar 7,46 kali sedangkan terendah pada Pf. Ultrajaya Milk Industry Tbk sebesar - 0,00 kali. Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri degree offinancial leverage (DFL) setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan, pada tahun 1998 sebcsar 0,65 kali , pada tahun 1999 sebesar 0,73 kali , pada tahun 2000 sebesar 0,18 kali, dan pada tahun 2001 sebesar 1,37. Dari 86 empat tahun berturut-turot dapat dilihat bahwa DFL yang tertinggi sebesar 1,37 kali pada tahun 2001 , yang terendah sebesar 0,18 kali pada tahun 2000. Perubahan ini disebabkan adanya perubahan rata-rata EPS yang berfluktuasi dari setiap tahun masing emiten , sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan ratarata pada EBIT. Pada tingkat DFL sebesar 1,37 kali artinya setiap perubahan EBIT satu persen akan mengakibatkan perubahan EPS sebesar 1,37 persen dengan arah yang sama, atau dengan kata lain kenaikan EBIT sebesar 5 % akan mengakibatkan kenaikan EPS sebesar 5% x 1,37 Begitujuga sebaliknya penurunan EBIT sebesar 5% akan mengakibatkan menurunnya EPS sebesar 5% x 1,37. Semakin besar tingkat degree of financil leverage (DFL) maka semak.in besar pengaruh perubahan EBIT terhadap EPS. Degree of financial leverage (DFL) dapat diubah dengan menaikan atau menurunkan biaya bunga. Biaya bunga yang ditanggung oleh perusahaan sangat tergantung pada hutang. Besar kecilnya hutang yang digunakan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal yang dimiliki perusahaan. Struktur modal itu sendiri adalah perimbangan semua sumber dana pinjaman jangka panjang dengan modal sendiri baik saham preferen maupun saham biasa. Dengan demikin perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang besar didalam struktur modalnya, maka perusahaan tersebut akan memiliki biaya bunga yang besar, sehingga Degree of financial leverage (DFL) akan tinggi dan begitu juga sebaliknya , perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang kecil didalam struktur modalnya, 87 maka perusahaan tersebut akan memiliki biaya bunga yang kecil sehingga DFL akan rendah. Dari 26 perusahaan yang diteliti sebagian besar tingkat degree of'financil leverage mengalami trend yang turun . Semakin kecil rasio ini dikatakan semakin baik, karena beban bunga yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil akan tetapi semakin tinggi DFL akan semakin tinggi risiko yang dihadapi perusahaan karena beban financail yang ditanggung perusahaan akan semakin tinggi yaitu beban bunga. Apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban financial yang simtnya tetap seperti beban bunga atas hutang dan deviden untuk saham preferen dengan segera maka kemungkinan perusahaan tidak akan dapat melanjutkan usahanya karena kreditur merasa tidak terjamin bahwa perusahaan dapat membayar bunga serta pokok pinjaman dengan segera. Dengan meningkatnya rasio DFL maka return dalam bentuk earning per shere (EPS) yang diharapkan oleh perusahaan semakin besar, tetapi pada saat yang sama risiko yang dihadapi perusahaan juga tinggi karena kenaikan return semakin besar kenaikan EBIT juga harus ditingkatkan agar perusahaan dapat beroperasi. Jadi apabila tingkat EBIT lebih besar dari yang diperlukan untuk membayar kewajiban-kewajiban finansial yang sifat tetap, maka keuntungan dari rasio ini dapat mulai dinikmati. 88 5.1.2.4. Analisis Kinerja Keuaogao yang di ukur deogao nilai tambah ekoaomis Nilai tambah ekonomi ( Economic Value Added I EVA) adalah merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan, jika EVA positip berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan sehingga memberikan nilai tambah terhadap perusahaan, sebaliknya jika EVA negatip maka perusahaan sedang menghancurkan modal. Nilai tambah ekonomis suatu perusahaan menunjukan besarnya nilai tarnbah yang dapat dihasilkan suatu perusahaan selama masa kinerja operasionalnya. Nilai tamba.h ekonomis yang positip juga menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor atas investasi yang ditanamkannya. Keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Sebaliknya nilai tambah ekonomis yang negatip menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor. Nilai tarnbah ekonomis (EVA) untuk masing- masing emiten perusah.aan industri yang dijadikan sempel penelitian pada tahun 1998-2001 pada tabel 4.4. dibawah ini. ditunjukan 89 Tabel 5.4. Nilai Tambab Ekoeomis untuk Emiten Perosahaan ladustri tabun 19982001 ( DalaJn Miliyar Rupiah) No Nama Perusahaan 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 1998 1999 2000 2001 (54.901) 20.418 (46.762) (69.311) 900 (41.509) I0.133 (24.778) PT. Sinar Top Tbk 11.228 18.139 12.614 12.197 4 PT. Sari Husada Tbk 10.162 51.095 130.440 222.420 5 6 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk (4.603) (15.467) 73.549 (18.323) PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 65.025 S'n.645 172.414 2.777 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 8 PT. Gudang Garam Tbk 9 PT. Century Textile Industry Tbk 10 PT. Daeyu Orcld lndonesiaTbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 8.483 7.162 30.148 36.771 551.644 1.294.403 1.261.33 1.480.444 42.887 16.143 23.655 13.140 589 1.068 2.194 2.640 (11.634) 11.560 (50.S03) (13.177) 6.880 12419 14.398 6.439 (79.934) (124.445) (27.923) (178.699) 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 16.672 6.211 1.553 9.765 15 PT. Sepatu Bata Tbk 25.035 32.004 16.380 61.918 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 608 10.350 8.766 837 17 PT Asiaplast lndustriesTbk 411 6.609 (3.089) (2.006) 1.486 13.479 11.555 31.202 9.639 11.934 19.479 9.556 12.432 11.760 6.686 6.524 4.433 5.730 7.570 (575) 18 PT. Bertina Co. Ud. Tbk 19 PT. Oynaplast Tbk 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 29.371 56.426 22.265 (6.538) 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 46.580 30.956 6.118 9.828 24 PT. Tunas Rldean Tbk (3.184) 17.304 78.328 30.542 25 PT. Astra Otoparts Tbk (200.585) 159.543 26.353 150.967 26 PT. Branta Mulia Tbk (131.742) 185.978 (79.719) (31.724) 13.765 102.958 66.692 67.032 Rata-rata EV A 90 Dilihat dari tabel 5.4. nampak jelas nilai tambah ekonomis atas 26 emiten perusahaan industri yang dijadikan obyek sempel penelitian tahun 1998-2001 ada yang menghasilkan nilai tambah ekonomis yang positip dan negatip. Pada tahun 1998 sebanyak 19 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 7 perusahaan, Pada tahun 1999 sebanyak 23 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 3 perusahaan, Pada tahun 2000 sebanyak 23 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 3 perusahaan. dan Pada tahun 2001 sebanyak 19 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 7 perusahaan. Dimana nilai tambah ekonomis terhadap perusahaan yang positip menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta investor melebihi tingkat investasi yang ditanamkannya. Keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, sesuai dengan tujuan perusahhan. Sebaliknya terhadap perusahaan yang mempunyai nilai tambah ekonomis yang negatip menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut oleh investor atau perusahaan tersebut sedang menghancurkan modal. Nilai tambah ekonimis (Economic value added /EV.A) yang tertinggi dan terendah adalah ; (1) tahun 1998 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk sebesar 551,644 milyar, sedangkan terendah pada PT. Astra Otopats Tbk sebesar 200.585 milyar (2) ) tahun 1999 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk 91 sebesar 1.294.403 milyar, sedangkan terendah pada PT. Indorama Synthesis Tbk sebesar - 124.445 milyar (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk sebesar 1.261.393 milyar, sedangkan terendah pada PT.Branta Mulia Tbk sebesar- 79.719 milyar, dan (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk sebesar 1.480.444 milyar, sedangkan terendah pada PT. Indorama Synthesis Tbk sebesar - 178.699 milyar. Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri nilai tambah ekonomis ta.bun 1998-2001 adalah positip walaupun setiap tahun mengalami tluktuasi penunman dan kenaikan. Pada tahun 1998 sebesar 13.765 milyar , pada tahun 1999 sebesar 102.958 milyar , pada tahun 2000 sebesar 66.693 milyar , dan pada tahun 200 l sebesar 67.032 milyar . S.1.3. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model regresi berganda, sebelum dilakukan analisa terhadap variabel-bariabel perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi klasik untuk memperoleh nilai memerkira yang tidak bias,maka model yang diajukan memenuhi syarat yang ditetapkan. Agar memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dari model persamaan regresi berganda tiga atau lebih variabel yang diamati, maka haruslah memenuhi syarat asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik tersebut adalah sebagai berik.ut: a. 1idak. terdapat multikoliniaritas diantara variabel independen Multik.oliniaritas adalah suatu keadaan, satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kontribusi tinier dari variabel independen lainnya, 92 masing-masing satu atau lebih variabel bebas yang berk.orelasi sempuma atau mendekati sempuma dengan variabel bebas lainnya. Atau adanya lebih dari satu hubungan linier pasti. Berdasarkan teori tersebut untuk mendekati multikolinearitas yaitu dengan menggunkan perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) ( Gujarati, 1995 : 328). Terdapat multikoloniaritas apabila VIF > 10. Dari hasil peritungan dengan menggunkan SPSS versi I 0 maka VIF untuk masing-masing variabel adalah ditunjukan pada tabel 4.5. sebagai berikut: Tabet 5.5 Uii . . JJI mu Iti.k· ortniaritas Uji VIP Varibel Bebas Long Term Debt To Equity (LTDTE) 1.635 Degree of Operating Leverage (DOL) 1.576 Degree of Financial Leverage (DFL) l.311 Sumber: Hasil perhitungan SPSS Versi 10 lampiran 20 dan diolah Dari basil perhitungan diatas nilai variance inflation factor (VIF) dari masing-masing variabel menunjukan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10, jadi dapat disimpulkan tidak ada multikoloniaritas antara variabel bebas dalam model regresi berganda. b, Tidak ada gejala autolrorelasi Autokorelasi merupakan kondisi dimana kesalahan pengganggu saling berk.orelasi dan hal ini terjadi karena adanya variabel yang tidak dimasukan. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t-I (sebelumnya). pada periode t dengan kesalahan pada Untuk mengetahui ada atau tidak adanya gejala autokorelasi dalam analisis pada persamaan regresi, maka cara yang digunakan 93 adalah melakukan pengujian serial korelasi dengan menggunakan metode Durbinwatson seperti diuraikan pada tabel 4-<;. berikut ini. Nilai Durbin-Wetson Estimasi Model Regresi (4-D.W.L) <D.W.< 4 Tabel 5.6. Metode Durbin - Watson Berdasarkan Kesimpulan Tolak null hipotesis. Terdapat korelasi serial yang negatip diantara disturbance trem Tidak ada kesimpulan Terima null hipotesis Terima null hipotesis Tidak ada kesimpulan Tolak null hipotesis. Terdapat korelasi serial yang negatip diantara disturbance (4-D.W.u<D.W.< (4.W.L) 2 <D.W.< (4.W.u) D.Wu < D.W. < 2 D.W > L D.W.<D.W.u 0 < D.W. < D.W.t trem Sumber : Sritua Arief ( 1993: 14) Berdasarkan tabel 5.6. di atas pengujian Durbin-Watson dalam penelitian ini basil perhitungan SPSS versi 10 dan t- tabel ditemukan bahwa: •Tes Durbin- Watson basil perhitungan SPSS sebesar 2.144, dengan N 26 K (variabel bebas ) 3, tingkat a = 5% , maka berdasarkan tabel ditemukan bcsamya D.W. Upper= 1.652 dan D.W. tower =I.143 • Berdasarkan basil tersebut, maka besarnya Tes Durbin- Watson= 2.144 terletak pada: 2 <D.W.< (4.W.u) =: 2 <D.W.< (4-1.652). Kesimpulan adalah menerima null hypotesis, yaitu model regresi tidak mengandung serial sebagai lawan dari aternatip hipotesis C. Tidak adanya gejala hetroskedasitas Uji betroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hetroskedasitas merupakan suatu keadaan dimana gangguan ( galat dari setiap 94 variabel) semuanya mempunyai varian yang tidak. sama . Dengan menggunakan pak.et program SPSS Versi 10 untuk mendeteksi adanya beteroskedasitas digunakan uji Glajser yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Hasil pengjian model ak.an menunjukan adanya heteroskedasitas jika nilai t hitung masing-masing variabel independen signifikan secara statistik, atau jika nilai p-valuenya :S a= 0,05 . dan jika sebaliknya mak.a asumsi ini ditolak.. ( Gujarati 1995 : 187). Dari basil perhitungan SPSS 10 Versi 10 dapat diperoleh pengujian heteroskedasitas seperti yang ditunjukan pada tabel 4. 7 berikut: Tabel 5.7. Pengujian Glajser Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Brror Model I (Constant) xi x2 ,394 -1,053 14,274 21,890 x3 a. Dependent Variable: ABS 0 Standardized Coefficients Beta 22,980 ,623 4,481 24,561 -.S87 1,063 .277 t ,017 -2.691 3,116 2.891 Sig ,989 ,034 ,019 ,OOS Samber. SPSS Vent JG Lampiraa 20 dan diolala Berdasarkan basil output SPSS Versi 10 Tabel 5. 7 dengan jelas menunjukan bahwa tidak. ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terkait nilai absolut. Hal ini terlihat dari profitabilitas signifikansinya diatas tingkat a = 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak. terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga layak. dipakai untuk memprediksi kinerja keuangan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis ( berdasarkan masukan variabel independen yaitu Long term debt Equity (LTDE), Degree of Operating Leverage (DOL) , dan Degree of Financial Leverage (DFL). 95 5.1.4. Basil Perhitungan Koef1Sien Regresi dan Koef1Sien Determinasi a. Perhituogan Koef1Sien Regresi Setelah melakukan ke- tiga uji asumsi klasik maka selanjutnya melakukan pengujian analisis regresi berganda yang sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan komputer paket program SPSS 10. Berdasarkan basil perhitungan penelitian tentang pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan pada emiten perusahaan industri di Bursa Efek Jakarta maka dapat dilihat dari basil perhitungan regresi tinier berganda. Hasil perhitungan persamaan regresi linier dapat dilihat pada tabel 5.8. dibawah ini: Tabet 5.8. Hasil Analisis Regresi Berganda Van"bel Independen & konstanta LIDE(Xl) OOL(X2) DFL(X3) Contstant R Square (R 2 ) A4justed R2 Fhitun2 Simiificance Koefisien Regresi Standard of Error T Hittmg Significance -1.053 14,273 21,890 0,394 0,926 0,705 4,181 0,034 0,623 4,581 24,561 -2,691 3,116 2,891 0,0340 0,0198 0,0054 S01ber: Basil Perllltup SPSSVent 10 Lampiraa 20 daa di olah Model regresi tinier berganda yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 96 Dimana: Y = Nilai tambah ekonomis rata-rata tahun 1998-2001 X1 =Long term debt to equity rata-rata tahun 1998-2001 X2 =Degree of operating leverage rata-rata tahun 1998-2001 X3 =Degree of financial leverage rata-rata tahun 1998-2001 Po = Konstanta I koefisien Intersep p1 = Koefisien Regresi variabel X1 p2 = Koefisien Regresi variabel X2 P3 = Koefisien Regresi variabel X3 Berdasarkan tabel 5.8. basil perhitungan regresi berganda dapat ditentukan persamaan model sebagai berikut: Y = 0,394- l,OS3X1 + 14,273X2 + 21,890XJ Dari basil persamaan tersebut diatas, maka dapat diinterprestasikan sebagai benlrut: 1. Nilai koe:fisien regresi Long term debt equity /LIDE (X1) untuk seluruh perusahan nilainya sebesar-1,053. Nilai ini mempunyai arti bahwa, apabila nilai koefisien regresi dua variabel lainnya tidak berubah, maka perubahan variabel Long term debt equity sebesar 1 kali atau 100 % akan memberikan pengaruh yang negatip sebesar 1,053 milyar terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , artinya apabila Long term debt equity mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan akan mengalami penurunan , sebaliknya Long term debt equity penurunan 97 maka kinerja keuangan akan mengalami dengan asumsi dua variabel lainnya tet.ap. 2. Nilai koefisien regresi degree of operating leverage IDOL (X2) untuk seluruh perusahaan adalah sebesar 14,273. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DOL sebesar I kali akan memperikan pengaruh yang positip sebesar 14,273 milyar terhadap kinerja keuangan , artinya apabila degree of operating leverage (DOL) mengalami kenaikan, maka kinerja keuangan perusahaan juga akan mengalami kenaikan sebaliknya penurunan DOL akan mengkakibatkan penurunan kinirja keuangan perusahaan jika kedua variabel lainnya dipertahankan . 3. Nilai koefisien regresi degree of.financial leverageIDFL (X3) untuk seluruh perusahaan adalah sebesar 21,890. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DFL sebesar 1 kali akan memperikan pengaruh yang positip sebesar 21,890 milyar terhadap kinerja keuangan , artinya apabila degree of financial leverage (DFL) mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan mengalami kenaikan sebaliknya penurunan DFL akan mengkakibatkan penurunan kinirja keuangan perusahaan jika kedua variabel lainnya dipertahankan. b. Analisa Koeftsiea Determinasi Analisa koefisien determinasi adalah untuk mengetahui besamya pengaruh variabel independen terhadap variabel devenden. Secara verbal R2 98 digunakan untulc mengukur propisisi atau persentase variasi total dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen (X). Di dalam penelitian ini yaitu proposisi persentase varaisi total kinerja keuangan yang diukur dengan nilai tambah ekonmis sebagai variabel dependen yang dapat dijelasakan oleh pengaruh struktur modal sebagai independen yaitu long term debt equity (LTDE), degree of operating leverage (DOL) .dan degree offinancial /evrage (DFL). Berdasarkan basil perhitungan dengan menggunakan analisa regresi berganda maka didapatkan nilai Adjusted R. square sebesar 0,705. Artinya besamya variasi dari variabel kinerja keauangan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis dapat dijelaskan oleh variabel struktur modal ( long term debt equity (LTDE /XI), degree of operating leverage (DOI./X2), dan degree of financial leverage (DFLIX3)) sebesar 70,5% sedangkan sisanya sebesar 29,5% dijelaskan oleh variavel lainnya yang tidak diteliti dalam model penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut dapat berasal dari kondisi internal perusahaan lainya maupun kondisi ekternal perusahaan. S.1.5 Uji Statistik Terhadap IDpotesis Yang Diajukan Dalam Penelitian Dari model regresi linier berganda , selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab tiga yaitu hipotesis pertama dengan uji bersamaan dan hipotesa ke dua dengan uji parsial. 99 Cara pengujian: 1. Hipotesis pertama dengan uji bersamaan (simultan) atau uji F Untuk menguji apakah model yang kita peroleh secara keseluruhan mempunyai arti atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : pi = 0 Tidak. terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara bersamaan Ht: Pi -:/: 0 Terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara bersamaan Dimana: i =1,2,3 Untuk menguji pengruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara bersamaan dengan tingkat keyakinan 95% (a= 0,05) deogan menggunakan uji F statistik atau F test yang bertujuan menguji apak.ah terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara bersamaan. Dengan kreteria uji distribusi F adalah ; Bila F bitung > F tabel = mak.a Ho ditolah (H1 diterima) artinya terdapat pengaruh struktor modal terhadap kinerja keauanagna secara bersamaan dan sebaliknya Bila F hitung <F tabel = mak.a Ho tidak. ditolah (H1 tidak. dierima) artinya tidak terdapat penaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara bersamaan Berdasarkan basil perhitungan pada tabel 5.8. diatas dapat dilihat bahwa niali F hitung adalah 4,181 dimana nilai ini menjadi statistik uji yang akan 100 dibandingkan .dengan nilai F diperoleh F label tabet untuk ll=0,05 dan derajat bebas (dt) 3,22 , sebesar 3,05. Didalam hasil penelitian ini adalah F hitung >F tabet yaitu 4,18t > 3,05 maka Ho ditolah dan Ht tidak ditolak/diterima .. Selain dari uji distribusi F dapat juga dilahat dari nilai signifikan yaitu psignifikan sebesar 0,034 yang berarti masih lebih kecil dari taraf a = 0,05, ( 0,034 < 0,05 ) yang berarti Ho ditolah H1 dietrima . Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EV A} secara bersamaan. Sehingga hipotesis pertama terbukti dan dapat dierima 2. IDpotesis Kedua dengan uji individual (parsial ) atau uji t Untuk menguji apakah model yang kita peroleh secara individual mempunyai arti atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : pi = 0 Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EV A) Ht: p; ¢ secara parsial 0 Terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EV A) secara parsial Dimana: i=l ,2,3 Untulc menguji pengruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara individual (parsial) dengan tingkat keyakinan 95% ( ll= 0,05) , pengijian secara 101 parsial uji t statistik atau t test yang bertujuan menguji dan menggunakan menentukan variabel mana dari masing-masiang variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen .. Dengan kreteria uji distribusi t adalah ; Bila t signifikanya > hitung a= >t tabel = maka Ho ditolah (H1 diterima) atau p- 0,05 , artinya terdapat pengaruh struktur modal masing- masing variabel terhadap kinerja keauanagna secara parsial dan sebaliknya Bila t bitung <t ta1>e1 = maka H1 tidak ditolah (Ho dierima) atau p-signifikanya < Q = 0,05 artinya tidak terdapat penaruh struktur modal masing-masing variabel terhadap kinerja keuangan secara parsial • Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa nilai t hituna adalah -2,691 untuk variabel long term debt to equity (Xl), 3,116 untuk degree of operating leverage(X2) dan 2,891 untuk degree of .financial leverage (X3), dimana nilai ini menjadi uji statistik yang akan dibandingkan dengan nilai t tabel a = 0,05 dengan derajat bebas (df) 22 yaitu diperoleh t tabel 2,074, maka basil penelitian ini diperoleh t hitimg > t >2,074) = maka Hoditolah tabel ( -2,691, 3,116, 2,891 (H1 diterima). Dapat juga dilihat dari nilai signifikannya yaitu 0,034 untuk variabel long term debt to equity (Xl), 0,019 unmk degree of operating leverage(X2) dan 0,005 untuk degree of.financial leverage (X3), dimana nilai ini menjadi uji staistk yang akan dibandingkan dengan a = 0,05, maka basil penelitian ini diperoleh p- signifikanya < Q = O,OS yaitu LTDE (XI) sebesar 0,034 < Q = 0,05, DOL (X2) 0,019 <Q = 0,05 dan DFL(X3) 0,005 < Q = 0,05, maka Hoditolah Hi diterima. 102 Dari diterima/tidak perhitungan ditolak tersebut diatas dapat disimpulakan artinya terdapat pengaruh Ho ditolah H1 struktur modal ( LTDE,DOL,DFL) terhadap kinerja keauangan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EV A) secara indipidual. Sehingga hipotesis kedua terbukti dan dapat dierima. Untuk lebih jelas dapat dilihat dengan membandingkan t hirung dengan t tabel dan nilai signifikan p-value dengan a = 0,05 pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Pembuktian hi sis ke dua secara individual t- hitung t-tabel P-signifikan Kesimpulan hasil Variabel bebas 0.034 Ho ditolak 0,019 Ho ditolak 0,005 Hoditolak Swnber: basil pcrbituogan spss versi 10 lampiran 20 5.2. Pembahasan Basil Penelitian Langkah selanjutnya adalah menginterfrestasikan basil perhitungan statistik dalam deskripsi, sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan baik secara bersamaan maupun secara individual Pembahasan basil penelitian ini terdiri dari : Hipotesis pertama menganalisa pengaruh struktur modal terhadap kinerja k.euangan secara bersamaan dan hipotesis kedua menganalisa penganth struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan secara individual untuk masing-masing variabel · independen. 103 Struktur modal dalam penelitian ini yang terdiri dari long term debt equity (LTDEIXJ), degree of operating leverage (DOVX2), dan degree of financial leverage (DFUX3) yang merupakan variabel independen , sedangkan kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVAIY) yang merupakan variabel dependen. 5.2.1 Pengarub Struktur Modal Terbadap Kinerja Keuangan Perusahaan Secara Bersamaan Berdasarkan basil perhitungan statistik pada tabel 5.8. analisa regresi berllanda pada model penelitian ini, akan menguji pengaruh struktur modal yang terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage , dan degree of financial leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diuk.ur dengan nilai tambah ekonomis (EV A) secara bersamaan pada 26 perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta yang dijadikan sempel dalam penelitian ini. Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan persentase variasi total dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen (X) secara simultan /bersamaan ( Gujarati : 1995). Hasil analisa regresi yang -disajikan -dalam tabel 5.8. menunjuk.an nilai R2 sebesar 0,926 dan nilai adjusted R2 sebesar 0,705. Untuk:jumlah variabel independen lebih dari dua variabel lebih baik menggunakan adjusted R2 (Imam Ghazali:2001 ). Dengan -menggunakan -adjusted R2 sebesar 0,705, hal ini -menuajukan bahwa besarnya variasi dari variabel kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage r dan degree of financial 104 leverage adalah sebesar 70,5%. Secara bersamaan ketiga variabel yang digunakan sebesar 70,5% mampu menjelaskan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis, dengan kata lain bahwa struktur modal mempunyai pengaruh 70,5 % secara bersamaan terhadap kinerja keuangan pada 26 perusahaan industri emiten yang dijadikan sampel oleh peneliti secara rata-rata di Bursa Efek Jakarata, sedangkan 29,5% dapat dijelaskan oleh variabel independen lainya yang tidak dilakukan didalam penelitian ini. Dari nilai koefisien determinan hasil perhitungan statistik ini mencerminkan ketiga variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen , akan tetapi masih ada variabel mempengaruhi pasar modal, independen lain yang dapat variabel dependen misalnya keadaan kondisi pasar, perilaku keadaan ekonomi global , keadaan politik dan budaya yang merupakan faktor ektem perusahaan dan juga faktor intern perusahaan misalnya sumber daya manusia, akan tetapi faktor ektemal tidak begitu besar pengaruhnya jika dibandingkan dengan faktor intern perusahaan itu sendiri seperti struktur modal pada perusahaan. Keeratan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat ditunjukan dengan nilai koefisien detenninasi (R2) 0,962, hal ini menunjukan bahwa hubungan (korelasi) kinerja keuangan yang dapat dukur dengan nilai tambah ekonomis dengan struktur modal yang terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage , dan degree offmancial leverage sangat kuat 105 5.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Seeara Parsial Berdasarkan basil perhitungan statistik pada tabel 5.8. analisa regresi berhanda pada model penelitian ini, akan menguji pengaruh struktur modal yang terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage , dan degree of financial leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA) secara parsial pada 26 perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta yang dijadikan sempel dalam penelitian ini. Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen Xl yaitu ; long term debt equity (LTDE) mempunyai nilai t hitung sebesar -2.691 hal ini menunjukan bahwa LIDE mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana pada .pengujian hipotesis t tabel diperoleh sebesar - 2.074 dengan membandingkan nilai t biUlg dan t tabcl , maka t hitung • -2.691 > t tabet - 2.074 maka dapat dikatakan variabel long term debt equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis. Nilai koefisien regresi LIDE untuk seluruh perusahan nilainya sebesar 1,053. Nilai ini mempunyai arti bahwa, apabila nilai koefisien regresi dua variabel lainnya tidak berubah, maka perubahan variabel Long term debt equity sebesar 1 kali atau 100 % akan memberikan pengaruh yang negatip sebesar 1,053 milyar terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , artinya apabila Long term debt equity mengalami kenaikan 106 sebesar I 00% dari sebelumnya sedangkan dua variabel lain tetap maka kinerja keuangan perusahaan akan mengalami penunman, sebaliknya LTDE turun maka akan menaikan kinerja keuangan secara positip. Untuk memaksimalkan struktur modal maka perusahaan tersebut harus dapat meminimalkan biaya modal dan memaksimalkan pendapatan dengan cara mengurangi sumber dana yang berasal dari pinjaman dan meningkatkan modal sendiri jika pertumbuhan penjualan/pendapatan sangat lambat karena modal pinjaman t.erlalu besar akan mengakibatkan biaya tetap meniningkat berupa beban bunga sehingga resiko yang timbul akan menghacurkan modal, akan tetapi jika perusahaan tersebut meningkatkan sumber dana yang berasal dari pinjaman, maka perusabaan tersdebut harus dapat meningkatkan dua variabel lainnya, dengan cara meningkatkan pendapatan dari basil penjualan dan meminimalkan biaya modal . perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan akan dapat menciptakanlmenaikan nilai tambah ekonomis. Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen (X2) yaitu ; degree of operating leverage (DOL) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,116 hal ini menwtjukan bahwa DOL mempunyai pengaruh secara individual t.erhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana pada pengujian hipotesis t tabeI diperoleh sebesar 2.074 dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabeI. maka t hitung .. 3,116 > t tabet .. 2.074 maka dapat dikatakan variabel degree of operating leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis. 107 Nilai koeflsien regresi DOL untuk seluruh perusahaan adalah sebesar 14,273. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DOL sebesar 1 kali akan memperikan pengaruh yang positip sebesar 14,273 milyar terhadap kinerja keuangan, artinya apabila degree of operating leverage (DOL) mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan akan mengalami kenaikan atau sebaliknya DOL menurun maka kinerja keuangan perusahaan akan menurun. Penggunaan operating leverage ini dengan harapan bahawa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva cuk.up menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Tingkat DOL merupakan komponen yang dapat menunjukan resiko bisnis perusahaan, dimana DOL dapat memperbesar dampak dari faktor lain pada variabelitas laba operasi, akan tetapi DOL yang tinggi tidak akan berpengaruh , bila. perusahaan dapat memelihara .penjualan dan struktur biaya yang kontan. Jadi DOL dapat dipandang sebagai ukuran dari resiko poteosial yang menjadi aktif hanya jika penjualan dan biaya produksi berubah-ubah. Apabila makin tinggi rasio biaya tetap terhadap pendapatan operasional perusahaan,maka makin tinggi pula operting leverage perusahaan. Operating leverage akan mendorong keuntungan perusahaan pada saat penjualan perusahaan relatip besar. Sebaliknya perusahaan akan sulit menghindari kerugian apabila terjadi penurunan penjualan. Sehingga jika penjualan naik dan biaya produksi stabil dapat menghasilkan revenue pada perusahaan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 108 Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen (X3) yaitu ; degree offinancial leverage (DFL) mempunyai nilai t hitung sebesar 2,891 hal ini menunjukan bahwa DFL mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana pada pengujian hipotesis t label diperoleh sebesar 2.-074 dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. maka t hitung= 2,891 > t tabel = 2.074 maka dapat dikatakan variabel degree of financial leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis. Nilai koefisien regresi degree of financial leverage untuk seluruh perusahaan adalah sebesar 21,890. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DFL sebesar 1 kali atau 1000/o akan memberikan pengaruh yang positip sebesar 21,890 milyar terhadap kinerja keuangan, artinya apabila degree of.financial leverage (DFL) mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan mengalami kenailcan sebaliknya menunmnya DFL maka akan dapat menurunkan kinerja keuangan. Financial leverage perusahaan menunjukan tingkat variabelitas earning per shere (EPS) , atau degree of financial leverage mengukur kepekaan BPS terhadap perubahan EBIT. Perusahaan dapat merubah tingkat degree of.financial leverage (DFL) dengan menaikan atau menunmkan biaya operasi tetap (Fixed operating cost) maka DFL dapat berubah dengan menaikan atau menunmkan biaya modal tetapnya. Biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan sangat tergantung pada kombinasi utang dan modal saham atau struktur modal yang dimiliki perusahaan. 109 perusahaan memilki proporsi hutang yang relatip besar dalam Dengan demikian struktur modal akan memiliki biaya modal tetap yang besar sehingga degree of financial leverage akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya perusahaan yang memilki proporsi hutang yang relatip kecil dalam struktur modalnya akan memiliki biaya tetap yang kecil sehingga degree of financial leverage akan semakin kecil . Penggunaan financial leverage yang semakin tinggi mengakibatkan biaya modal dalam hal ini biaya bunga akan tinggi sehingga mengakibatkan biaya rata-rata tertimbang juga akan tinggi, dan tingkat DFL yang semakin tinggi juga mengakibatkan resiko keuangan meningkat, hal ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan , selanjutnya dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Struktur modal yang meliputi long term debt equity (LTDEIXJ), degree of operating leverage (DOLIX2), dan degree offinancial leverage (DFLIX3), secara bersamaan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap dengan nilai tambah ekonomis (EVAIY) kinerja keuangan diukur pada 26 perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta, ha1 ini dapat dibuktikan secara bersamaan menunjukan ni1ai koefisien determinan sebesar 70,5% artinya bahwa ketiga variabel dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi /berpengaruh sebesar 70,5% terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis, sedangkan sisanya 29,5% dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini 2. Struktur modal yang meliputi long term debt equity (LTDEIXJ), degree of operating leverage (DOLIX2), dan degree offinancial leverage (DFLIX3), secara individual mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kinerja keuangan diukur dengan ni1ai tambah ekonomis (EVAIY) pada 26 perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta, hal ini dapat dibuktikan basil perhitungan individual t hitung > t tabel ( pengujian uji t statistik secara Xl = -2,691 , X2= 3,116, X3 = 2,891 > -/+ 2,074) maka, Ho ditolah dan Hi tidak ditolak arinya struktur modal secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. llO 111 6.2Saran basil clan pembahasan Berdasarkan kemudian disimpulkan, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian mempunyai ini menunjukan kontribusi I pengaruh bahwa struktur modal secara bersamaan kinerja keuangan yang kuat terhadap perusahaan , sehingga investor diharapkan harus selalu memperhatikan struktur modal sebelum memberikan keputusan investasi , karena struktur modal (long tem debt equity, degree of operating leverage dan degree offinancial leverage) dapat menjelaskan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan niali tambah ekonomis (EV A). 2. Emiten perusahaan industri khususnya industri malcanan clan minuman , industri tektil clan pakain jadi, indutri rokok, indutri gelas clan plastik, clan industri automotive clan k.omponen dalam menentukan keputusan struktur modal baik yang berasalal dari pinjaman maupun modal sendiri secara cermat agar dapat meminimalkan perlu dipertimbangkan biaya modal clan memaksimalkan pendapatan. 3. Perusahaan maupun para investor dalam menilai kinerja keuangan diharapkan tidak menilai perusahaan dari laba yang dicapai perusabaan saja, tetapi juga memperhatikan kinerja keuangan yang diukur dengan niali tambah ekonomis (EV A), karena pendekatan EV A ini mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan .pendekatan tradisional yaitu selalu memperhatikan biaya modal sebagai konsekwensi investasi clan juga dapat digunakan secara mandiri tampa memerlukan perusahaan pembanding atau strandar industri sebagai mana konsep penilaian dengan menggunakan analisa rasio keuangan. VII.DAFTAR PUSTAKA BukuTeks Agus Sartono, 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE Amin Widjaja Tunggal, 2001. Memahami Konsep Ekonomic ValueAdded (EVA) dan Value Based Management (VAM), penerbit Harvarindo Brigham , Eugene. F., & Gapenski, Louis. C 1997. Financial Management Theory.And practice. New York : Dryden Press. Bernstein. Leopold A,. & Wild J. John. 1998. Financial Statemen Analysis Theorynpplicatton & Interpretation, Sixth Edition, Mc Graw Hill. Brigham , Eugene. F., & Houston, Joel. F. 2001. Manajement Keuangan. Diterjmahkan oleh Dodo Suharto dan Hennan Wibowo. Edisi . kedelapan.Jakarta: Erlangga. Bambang Riyanto, 1995 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perushaan, Edisi ke Empat, Yogyakarta: BPFE Damadoran Aswath, 1997. Corporate Finance: Theory and practice. New York Frank K. Reilly & Keinth C. Broen., 2000. Investemen Analysis and portofolio manajement, Sixth Edition., The Dryden press, 2000 Gujarati Damodar, 1995. Ekonametrika Dasar. Diterjemehkan oleh Sumamo Zain, Edisi kedua. Jakarta Erlangga . Gibson, Charles. H. 1998. Financial Statement Analysis. Sixth Edition : Sounth Western publishing Co. Helfwert, E. A. 2000. Techniques Of Financial Analysis : A Guide To Value Creation. 10 th Ed • Singapura : Mc Graw-Hill Higgins, C. Robert. 1999. Analyisls For Financial Management. Edition International Imam Ghozali, 2001. Aplilrasi Analysis Multivariate Dengan Program SPSS penrbit Universitas Diponogoro Jalaludin Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikast, Bandung: Roskadaria 112 113 J. Fred Weston & Thomas E. Copeland . 1997, Manajemen Keuangan Diterjemahkan oleh Drs. A. Jaka Wasanan MSM dan Ir. Kibrandoko Edisi ke sembilan Penerbit Binarupa Aksara. -----------1996, Essentials of Managerial Finance 9 th edition , Hinsdall: The Dryden press Keown Arthur J., David F. Scott., & Martin Petty . 1996, Basic Financial Management., Seventh edition: perntice-Hall Intemasional Levy, H & Samat, M, 1998. Capital lnvestement & Financial Decision, prentice Hall. London Martono dan Agus Harjito, 2001. Manajemen /ceuangan . Edisi pertama Yogyakarta Ekonosia Moh. Nasir, 1999. MetodePenelitian . Galla Indonesia, Jakarta Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989, MetodePene/itian. Jakarta: LP3ES Marjuki Usman, Singgih Riphat, 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Penerbit Institut Bankir Indonesia dengan jumal keuangan dan moneter, Badan Analisa Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan. Ridwan S. Sundjaja & Inge Berlian, 2001.Manajemen Keuangan. Penerbit Prenhallindo, Jakarta Ross. A ·Stephen & Jaffe, 1999. Corporate Finance. Mc Graw Hill. Sritua Arie( 1993 • Metodelogi Penelitian Ekonomi. Penerbit Universitas Indonesia Suad Husnan, 1996. Manajemen Keuangan Teori dan penerapan Keputusan Jangka Panjang. Edisi ke empat, Yogyakarta: BPFE Sugiyono, 2000. Statistik Untuk penelitian. Cetakan ketiga, Bandung : CV Alfa beta. Singgih Santoso, 2001. SPSS Statistik parametrik. Cetakan kedua, Jakarta : PT.Gremedia Sudjana., 2001. Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi para peneliti. Edisi ketiga Bandung: Tarsito Van Home, James . C., & John M. Wachowicz, Jr 1998. Fundamental of Financial Management. New Jersey: Prentice-Hall. 114 Young David., & O' Byrne,S.F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Diterjemahkan oleh Lusy Widjaya. Jakarta : Salemba Empat Jurnal Dan Artikel Budi W. Sortjipto, 1997. EVA : Fakta dan Permasalahan. Usahawan no 04 th XXVIApril Eko Widodo Lo, 2001. Jumal Bisnis dan akuntansi Vol. 3, No 1 April Gatot Widayanto, 1993. Economic Value Added: Suatu terobosan baru dalam pengukuran kinerja perusahaan,Usahawan No.12 tahun XXII, Desember Jeffrey M. Bacidore, 1997. Financial Analysis Journal: The search For Beast Financial Performance Measure, May/June. Sidharta Utama, 1997. Economic Value Edded: Pengukuran pinciptaan Nilai perusahaan. Usahawan no. 09 Th. XXXVI, September. Sarjono, 2000. Jumal bisnis dan Alcuntansi Vol. 2, No 2 Agustus. Teuku Mil'2.a dan Imbuh S., 1999. Konsep Value Edded: Pendekatan untuk Mentukan Nilai Rill Perusahaan Dan Kineja Riil Manajemen, Usahawan No. 01, Tahun XXVI, January. Data Stratistik dan Capital Market Directory Bank Indonesia, 1998. Statistik Ek.onomi Keuangan Indonesia -----2000 Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Jakarta Stock Exchange inc., 1997, JSX Statistik Annual report ------------1998 )SX Statistik Annual report ,-------1999 )SX Statistik Annual report -------2000,JSX StatistikAnnual report Indonesian Capital Market Directory, 2001, ECFIN ( Institute Economic and Financial Research LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 Long Tenn Debt dalam rupiah 1998-2001 ( million ruoiah) No Nama Perusahaan 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 1998 1999 2000 2001 444.168 432.241 437.029 374.519 PT. Ultajaya Milk Industry 44.703 100.148 105.895 318.142 3 PT. Sinar Top Tbk 12.845 16.422 23.919 27.225 4 ·PT. SariHusada Tbk 7.474 6=802 11.648 12.130 5 PT. Multi Bitang lndoneslaTbk 48.922 16.157 16.533 225.850 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 5.789.763 2.590.911 4.820.185 2.603.359 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 31.408 17.036 10.878 16.248 8 PT. Gudang Garam Tbk 116.296 139.576 169.737 191.400 9 PT. Century Textile Industry Tbk ·35;551 "24.754 24.503 21.490 10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk 952 385 1.290 1.060 11 PT. Ever Shine Textile Tbk 164.295 361.203 291.882 226.143 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 524 2.274 2.688 3.401 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 1.684.482 1.408.818 1.495.745 1.717.040 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 25.821 24.004 22.918 24.317 15 PT. Sepatu Bata Tbk 5.760 7.811 6.736 7.260 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 6.515 28 4.764 17.299 17 PT.Aslaplast lndustriesTbk 3.578 32.956 37.816 34.248 18 PT. Berlina Co. Ud. Tbk 14.539 4.853 10.973 19.039 19 PT. Dynaplast Tbk 27.871 25.721 55.148 40.163 20 PT. Summltplast lnterbemua Tbk 16.815 11.382 10.230 11.744 21 PT. Andhl Chandra Automotive Tbk 9.184 12.809 3.467 5.097 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 5.213 32.219 56.957 54.330 23 PT.SelametSempumaTbk 2.388 13.013 111.457 115.219 24 PT.Tunas Rldean Tbk 3.910 4.536 8.502 207.916 25 PT. Astra Otoparts Tbk 6.256 10.009 292.522 348.371 26 PT. Branta Mulia Tbk 17.855 81.366 1.059.997 986.650 Sumber: ~n keuangan Lampiran 2 Equity dalam rupiah 1998-2001 ( mlllion rupiah No Nama Perusahaan 1998 1999 2000 2001 1 PT. Tunas Baru lampung lbk 96.620 207.855 408.101 401.666 2 PT. Ultajaya Milk Industry 281.631 452.336 476.433 506.829 3 PT. SinarTop lbk 129.460 182.689 205.258 239.051 4 PT. Sari Husada Tbk 244.751 330.153 457.744 679.899 5 PT. Multi Bltang lndonesialbk 185.404 247.722 215.109 291.926 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 998.644 2.406.715 3.058.713 3.561.580 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 66.268 85.864 123.774 164.892 8 PT. Gudang Garam Tbk 4.014.597 5.793.549 6.111.108 8.198.192 113.014 128.033 151.829 164.840 3.727 12.963 19.520 31.608 176.324 278.401 361.771 391.557 22.483 151.803 203.722 204.678 9 PT. Century Textile Industry Tbk 10 PT. Daeyu Orcid fndonesialbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia lbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 1.675.941 1.690.162 2.475.980 2.316.725 14 PT. Pan Brothera Tex Tbk 26.833 33.392 45.683 61.090 15 PT. Sepatu Bata 1bk 71.151 104,648 124.420 141.738 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 12.414 86.090 129.779 122.481 17 PT .Asiaplast lndustrieslbk 52.487 113.193 153.078 158.039 18 PT. Bertina Co. Ltd. Tbk 60.194 80.362 97.219 112.846 19 PT. Dynaplast Tbk 192.757 200.595 218.139 251.203 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 30.468 65.848 111.015 114.018 21 PT. Andhi Chandra Automotive 1bk 18.435 23.830 109.266 121.653 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 174.925 242.576 251.100 258.725 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 209.386 223.774 291.284 331.125 24 PT. Tunas Ridean Tbk 185.858 211.494 283.270 362.678 25 · 25 . PT. Astra Otoparts Tbk 278.006 448.997 564.060 829.410 PT.'Branta MuliaTbk 171.400 361.269 396.490 476.429 Sumber:LllporM Keuangan Lampiran 3 Perhitungan Long Tenn Debt Equity tahun 1998-2001 Dla am persentase No Nama PeRJSahaan 1998 1999 2000 459,71 207,95 107,09 93,24 15,87 22,14 22,23 62,77 2001 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 PT. Sinar Top Tbk 9,92 8,99 11,04 11,39 4 PT. Sari Husada Tbk 3,05 2,06 2,50 1,78 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk 26,39 6,52 7,69 77;37 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 579,76 107,65 157,59 73,10 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 47,40 19,84 8,79 9,85 8 PT. Gudang Garam Tbk 2,90 2,41 2,78 2,33 9 PT. Century Textile Industry Tbk 31,75 19,33 16,14 13,04 10 PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk 25,54 2,97 6,61 3,35 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 93,18 129,74 80,68 57,75 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 2,33 1,50 1,32 1,66 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 100,51 83,35 60,41 74,11 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 96,23 71,89 50,17 39,81 15 PT. Sepatu Bata Tbk 8,10 7,46 5,41 5,12 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 52,48 0,03 3,67 14,12 17 PT .Asiaplast lndustriesTbk 6,82 29,11 24,70 21,67 18 PT. Berllna Co. Ltd. Tbk 24,15 6,04 11,29 16,87 19 PT. Dynaplast Tbk 14,46 12,82 25,28 15,99 20 PT. SUmmitplast lnterbemua Tbk 55,19 17,29 9,21 10,30 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 49,82 53,75 3,17 4,19 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2,98 13,28 22,68 21,00 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,14 5,82 38,26 34,80 24 PT. Tunas Ridean Tbk 2,10 2,14 3,00 57,33 25 PT. Astra Otoparts Tbk 2,25 2,23 51,86 42,00 26 PT. Branta Mulia Tbk 10,42 22,52 267,35 207,09 Rata • Rata L TDE 66,32 33,03 38,50 37,39 ·Samber :Lapora•·Keaangan clan diolah Lampiran4 EBIT dalam rupiah 1998-2001 (million rupiah) No Nama Perusahaan 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 PT. Sinar Top Tbk 4 5 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 7 PT. Aqua Golden Missippl Tbk 6 9 PT. Century Textile Industry Tbk 10 PT. Oeeyu Ordd lndonesiaTbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 14 1998 1999 2000 2001 25.189 75.191 (37.228) (7.297) 1.799 7.422 34.678 26.755 26.433 38.071 49.505 32.852 PT. Sari Husada Tbk 15.640 124.503 188.176 317.175 PT. Multi Bintang lndonesiaTbk 29.917 89.213 133.798 163.307 577.929 2.100.637 1.118.947 1.276.340 25.546 26.683 55.694 70.414 1.559.153 3.156.607 3.182.395 2.965.092 73.581 26.421 39.511 28.559 679 1.469 9.340 zan 19.234 148.981 3.007 40.274 9.262 18.037 30.199 9.603 (1().556) 3.606 284.655 178.266 PT. Pan BIOthers Tex Tbk 20.587 15.016 21.039 25.357 PT. Gudang Garam Tbk 15 PT. Sepatu Bata Tbk 39.255 73.953 92.576 93.126 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 4.983 16.039 25.267 6.460 17 PT .Asiaplast lndustrieslbk 2.536 17.347 4.621 5.783 18 PT. Berlina Co. Ltd. Tbk 9.067 36.076 39.910 56.047 19 PT. Dynaplast Tbk 20.601 41.868 48.793 54.350 20 PT. Swnmitplast hltetbemua 1bk 21.299 19.103 22.355 13.821 21 PT. Andhi Chandra Automotive lbk 8.900 11.860 16.970 21.727 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 71.810 125.en 53.292 17.290 79.839 64.147 94.127 92.450 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 24 PT. Tunas Rldean Tbk 5.382 32.148 124.847 110.n8 25 PT. Astra Otoparts 1bk "(192.560) 286.537 234.722 378.720 26 PT. Branta Mulia Tbk (229.079) 200.300 7.897 134.132 Sumber: Laporan keuangan Lampiran 5 Penjualan Dalam Rupiah Tahun 1998-2001 C mDlion ruolah\ N Nama Perusahaan 1998 1199 2000 2001 0 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 663.068 696.310 666.676 614.998 2 PT. Ultajaya Milk Industry 188.891 255.032 323.527 478.403 3 PT. Siner Top lbk 158.681 236.196 434.448 518.463 4 PT. Sari Husada Tbk 240.977 42a.n1 606.242 932.942 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk 299.n2 407.248 508.249 569.921 6 PT. lndofood Sukses Makmur lbk 8.834.356 11.548.599 12.702.239 14.644.598 7 PT. Aqua Golden Missippi lbk 8 PT. Gudang Gararn Tbk 9 PT. Century Textile Industry lbk 10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk . 360.546 410.793 550.584 793.652 9.973.172 12.694.605 14.964.674 17.970.450 276.478 215.324 256.761 260.589 72.906 44.848 58.473 89.631 553.670 11 PT. Ever Shine Textile Industry 1bk 474.630 496.912 535.760 12 PT. Fortune Mate Indonesia 1bk 412.121 260.997 332.605 386.343 13 PT. lndorama Synthetis 1bk 1.992.509 2.027.313 3.250.959 3.320.356 14 PT. Pan Brothers Tex lbk 157.686 167.697 241.769 287.978 15 PT. Sepatu Bala Tbk 181.348 286.722 368.042 407:888 16 PT. Surya lntrindo Makmur 1bk 95.908 136.428 153.106 215.106 17 PT .Aslaplast lndustrieslbk 19.925 n.292 139.600 1sa.en 18 PT. Ber1ina Co. Ltd. 1bk 90.122 116.377 156.837 211.670 19 PT. Dynaplast Tbk 149.914 196.813 307.882 383.641 20 ·PT. Summitplast .fnterbernua Tbk 156.191 130.232 170.341 149.466 21 PT. Andhl Chandra Automotive 1bk 43.134 64.434 115.195 153.595 22 PT. ~Indonesia 519.807 535.114 515.664 593.046 23 PT. Selamet Sempwna Tbk 349.561 359.362 502.848 565.090 24 PT. Tunas Ridean 1bk 455.186 734.244 2.063.187 2.350.738 25 PT. Astra Otoparts 1bk 1.237.181 1.560.279 2.101.H2 2.097.454 26 PT. Branta Mulia 1bk 887.110 747.436 1.215.328 1.334.884 Sumber :Laporan Keuangan 1bk Lampiran 6 Hasil Perhitungan Persentase Perubahan EBIT 1998-2001 No Nama Perusahaan 1998 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 1,034 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 PT. Sinar Top Tbk 4 1999 2000 2001 1,985 -1,495 -0,804 0,24 3,126 3,672 -0,228 0,23 0,440 0,300 -0,336 PT. Sari Husada Tbk -0,43 6,961 0,511 0,686 5 PT. Multi Bitang lndoneslaTbk -0,46 1,982 0,500 0,221 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 0,18 2,635 -0,467 0,141 7 PT. Aqua Golden Mlssippi Tbk 1,10 0,045 1,087 0,264 8 PT. Gudang Garam Tbk 0,21 1,025 0,008 -O,tl62 9 PT. Century Textile Industry Tbk 18,59 -0,641 0,495 -0,328 10 PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk 2,462 1,193 5,273 -0,649 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk -2,62 6,746 -0,980 12,393 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 1,124 0,947 0,674 -0,675 PT. lndorarna Synthetls Tbk 5,726 -1,360 73,791 -0,374 14 PT. Pan Brothers TexTbk 0,37 -0,271 0,401 0,205 PT. Sepatu Bata Tbk 3,89 0,884 0,252 0,006 3,11 2,219 0,575 -0,744 2,424 5,840 -0,734 0,251 18 PT. Bertina Co. Ud. Tbk 0,82 2,979 0,106 0,404 19 PT. Dynaplast Tbk 0,05 1,032 0,165 0,114 13 15 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 1.7 .PT.Asiaplast JndustriesTbk 20 PT. Summltplast lnterbemua Tbk 0,532 -0,103 0,170 -0,382 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 0,821 0,333 0,431 0,280 7,35 0,754 -0,5n -0,676 1,25 -0,197 0,467 -0,018 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 24 PT. Tunas Ridean Tbk -0,74 4,973 2,884 -0,113 25 PT. Astra Otoparts Tbk -4,68 -2,488 -0,181 0,613 26 PT. Branta Mulla Tbk -13,04 -1,874 -0,961 15,985 SulberL Llporu .Ketlupa du diolall Lampiran 7 Hasil Perhitungan Persentase Perubahan Penjualan Tahun 1998-2001 No Nama Perusahaan 1998 1999 2000 2001 0,025 0,050 -0,043 -0,078 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 0,27 0,350 0,269 0,479 3 PT. Sinar Top Tbk 0,09 0,488 0,839 0,193 4 PT. Sari Husada Tbk 0,07 0,779 0,414 0,539 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk 0,22 0,359 0,248 0,121 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 0,77 0,307 0,100 0,153 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 0.63 0,139 0,340 0,441 8 PT. Gudang Garam Tbk 0,33 0,273 0,179 0,201 9 PT. Century Textile Industry Tbk 3,03 -0,221 0,192 0,015 0,223 -0,385 0,304 0,533 2,21 0,047 0,078 0,033 10 PT.OaeyuOrcidlndonesiaTbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 0,211 -0,367 0,274 0,162 13 PT. lndorama Synthetls Tbk 0,170 0,017 0,604 0,021 14 PT. Pan-Brothers Tex Tbk 2,11 0,063 0,442 0,191 0,41 0,581 0,284 0,108 0,3841 0,422 0,122 0,405 0,518 2,879 0,806 0,124 0,19 0,291 0,348 0,350 0,20 0,313 0,564 0,246 15 PT. Sepatu Bata Tbk 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 17 PT .Asiaplast lndustriesTbk 18 PT. Bertina Co. Ltd. Tbk 19 PT. Dynaplast Tbk 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 0,250 -0,166 0,308 -0,123 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 0,172 0,494 0,788 0,333 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 0,84 0,029 -0,036 0,150 .23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1., 18 0,028 0,399 0,124 24 PT. Tunas Ridean Tbk -0,61 0,613 1,810 0,139 25 PT. Astra Otoparts Tbk 0,49 0,261 0,347 -0,002 26 PT. Branta Mulia Tbk 1,60 -0,157 0,626 0,098 SnmberL laporaa Keuap• daa diolall Lampiaran 8 Hasil Perhitunagn Degree of Operating Leverage (DOL) Tahun 1998-2001 No 1 Nama Perusahaan PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 1998 1999 41,12 39,60 35,13 10,37 0,87 8,93 13,67 -0,48 2000 2001 3 PT. SinarTop Tbk 2,53 0,90 0,36 -1,74 4 PT. Sari Husada Tbk -6,46 8,93 1,24 1,27 5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk -2,12 5,53 2,02 1,82 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk 0,23 8,58 -4,68 0,92 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 1,74 0,32 3,20 0,60 8 PT. Guctang Garam Tbk 0,65 3,75 0,05 -0,31 9 PT. Century Textile Industry Tbk 6,13 2,90 2,57 -21,99 11,07 -3,10 17,36 -1,22 -1,14 143,69 -12,53 370,74 5,33 -2,58 2,46 -4,18 33,76 -n,89 122,26 -17,51 0,17 -4,26 0,91 1,07 9,42 1,52 0,89 0,05 10 PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 15 PT. Sepatu Bata Tbk 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 8,09 5,25 4,71 -1,84 17 PT .Aslaplast lndustriesTbk 4,68 2,03 -0,91 2,03 18 PT. Berlina Co. Ltd. Tbk 4,29 10,23 0,31 1,16 19 PT. Oynaplast Tbk 0,26 3,30 0,29 0,46 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 2,09 0,62 0,55 3,12 21 PT. Andhl Chandra Automotive Tbk 4,78 0,67 0,55 0,84 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 8,79 25,62 15,87 -4,50 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,06 -7,01 1,17 -0,14 24 PT. Tunas Rldean Tbk 1,21 8,11 1,59 -0,81 25 PT. Astra Otoparts Tbk -9,50 -9,53 -0,52 -346,70 26 PT. Branta Mulla Tbk -8,17 11,90 -1,53 162,49 4,65 7,23 7,96 5,98 DOL Rata-Rata Sanabed. Laponia Ketlupll clan diolah Lampiran 9 Earning Per shere (EPS )dalam rupiah 1998-2001 ( mlHlon rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Nama Perusahaan PT. Tunas Baru lampung Tbk PT. Ultajaya Milk Industry PT. Sinar Top Tbk PT. Sari Husada Tbk PT. Multi Bitang lndonesiaTbk PT. lndofood Sukses Makmur Tbk PT. Aqua Golden Missippi Tbk PT. Gudang Garam Tbk PT. Century Textile Industry Tbk PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk PT. Ever Shine Textile Industry Tbk PT. Fortune Mate Indonesia Tbk PT. lndorama Synthetis Tbk PT. Pan Brothers Tex Tbk PT. Sepatu 8ata Tbk PT. Surya Jntrindo Mafanur Tbk PT .Asiaplast lndustriesTbk PT. Bertina Co. Ltd. Tbk PT. D}'naplast Tbk PT. Summitplast lnterbemua Tbk PT. Andhi Chandra Automotive Tbk PT. Goodyear Indonesia Tbk PT. Selamet Sempwna Tbk PT. Tunas Ridean Tbk PT. Astra Otoparts Tbk PT. Branta Mulia Tbk Sumber:Laporan keuangan 1998 151 32 229 59 832 250 1.445 564 5.037 488,071 61 337 1999 2000 356 6 308 493 2.958 762 1.356 1.183 1.915 30 343 59 1 16 27 716 4.448 71 2.922 1.166 2.792 22 6 319 1.969 107 10 85 38 724 552 189 3.877 148 1.227 2.150 293 9 (267) (291) 155 92 214 11 305 97 659 742 422 48 2 67 295 2001 (5) 16 17 1.225 5.403 82 3.649 1.085 1.714 13 15 23 179 195 236 4.871 158 4 341 4.882 98 90 17 908 227 5 4 526 111 11 19 286 210 68 57 142 341 48 158 Lampiran 10 Hasil Perhitungan Persentase Perubahan EPS 1998-200 I No Nama Perusahaan 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 0,817 2 PT. Ultajaya Milk Industry 3 PT. Sinar Top Tbk 4 5 1998 2000 2001 1,358 -0,997 ..S,000 3,571 -0,613 1,667 0,000 0,134 0,345 -0,912 -0,370 PT. Sari Husada Tbk -0,811 7,356 0,452 0,711 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk -0,534 2,555 0,504 0,215 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk -1,356 2,048 -0,907 0,155 7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 1,445 -0,062 1,155 0,249 8 PT. Gudang Garam Tbk 0,197 1,098 -0,014 -0,069 9 PT. Century Textile Industry Tbk 22,428 -0,620 0,458 -0,386 10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk 0,788 -0,939 0,600 -0,729 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk -2,452 4,623 -0,994 8,600 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 0,506 -0,825 0,136 -0,657 1,947 -0,727 48,167 -0,393 14 PT: Pan-Brothers Tex Tbk 0;6111 -0,408 0,032 0,210 15 PT. Sepatu Bata Tbk 4,2647 0,969 0,256 0,002 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 0,467 0,383 0,068 -0,968 17 PT .Asiaplast lndustrlesTbk 0,650 0,100 -0,636 0,000 18 PT. Ber1ina Co. Ltd. Tbk -0,227 2,688 0,118 0,543 19 PT. Dynaplast Tbk -0,635 1,553 0,010 0,133 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 1999 20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk 1,030 -0,090 -0,863 -0,878 21 PT. Andhl Chandra Automotive Tbk 1,658 0,344 -0,977 0,118 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 8,438 0,752 -0,578 -0,685 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,325 -0,471 0,465 -0,075 24 PT. Tunas Ridean Tbk -0,727 9,222 -0,261 -0,162 25 PT. Astra Otoparts Tbk -5,768 -1,801 -0,336 1,401 26 PT. Branta Mulia Tbk ..S,939 -2,450 -0,886 2,292 Sumber: Laporan Keaangan dan diolall Lampiaran 11 Hasil Perhitunagn Degree of Financial Leverage (DFL) Tahun 1998-2001 No Nama Perusahaan 1998 1999 2000 2001 0,79 0,68 0,67 7,46 1 PT. Tunas Baru lampung Tbk 2 PT. Ultajaya Milk Industry 15,16 -0,26 0,45 0,00 3 PT. SinarTop Tbk 0,57 0,78 -3,04 1,10 4 PT. Sari Husada Tbk 1,87 1,06 0,88 1,04 5 PT. Multi Bitang lndonesiaT~k 1,15 1,29 1,01 0,97 6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk -7,51 0,78 1,94 1,10 PT. Aqua Golden Missippi Tbk 1,32 -1,38 1,06 0,94 7 8 PT. Gudang Garam Tbk 0,93 1,07 -1,76 1,12 PT. Cenfury Textile Industry Tbk 1,21 0,97 0,92 1,18 10 PT. Oaeyu Orcid lndoneslaTbk 0,32 -0,79 0,11 1,12 11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 9 0,97 0,69 1,01 0,62 12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 0,45 -0,87 0,20 0,97 13 PT. lndorama Synthetis Tbk 0,34 0,53 0,65 1,05 14 PT. Pan Brothers Tex Tbk 1,67 1,51 0,08 1,02 15 PT. Sepatu Bata Tbk 1,10 1,10 1,02 0,38 0,15 0,17 0,12 1,30 0,65 0,02 0,87 0,00 -0,28 0,87 1,11 1,34 -12,03 1,50 0,06 1,16 16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk 17 PT.Asiaplast lndustriesTbk 18 PT. Bettina Co. Ud. Tbk 19 PT. Oynaplast Tbk 20 PT. Summitplast lnterbeniua Tbk 1,03 0,87 -5,07 2,30 21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk 2,02 1,03 -2,27 0,42 22 PT. Goodyear Indonesia Tbk 1,15 1,00 1,00 1,01 23 PT. Selamet Sempuma Tbk 1,06 2,40 0,99 4,20 24 PT. Tunas Rldean Tbk 0,98 1,85 -0,09 1,44 25 PT. Astra Otoparts Tbk 1,23 0,72 1,86 2,28 26 PT. Branta Mulia Tbk 0,53 1,31 0,92 0,14 0,65 0,73 0,18 1,37 DFL Rata-Rata Samber: Lapora• Ke••RP• . dam d1olah --~ ! N 00 C) C) ~ ..,.s. + ,lL_ •.,.," M d -q °' N 0 .,., .,., ".,., 8 ~'° r--" ~ i § g ~ &1" ~ " ~ c--.,.,~ 8~ ~ s ~ 0 -00 0 0 0 0 ~ ] -G ~ ~ ~ ,&) .§t: ~ Q.. ! " '° Vl ,!!.._ (') ~ N ...... &l :g 0 0 - - .,., " 0 ~ ~ ~ - ~ ~ ~ d 0.. 0 8 :2 § ~ ~ d - 00 M 0 0 - s s - § " 5- i-s §.,., ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 0~ 0 d 0 0 e-- d - 00 0 0 0 0 -2 M M --'° ..,s M 00 M ~ § ~ s ~".,., V) d N ~ ~ ~ V'I ~ ':::. 0 0 .., .,., .,., 00 ~@ ............. M - ::::::-' i N M ~ 00 00 e-- C?. '?. 09. 0 0 ~ 0 -2 N .., :g on M M .,., 00 0 0 0 ss 00 - 0 0 0 d :g .,., - a 2 2 - s - "- ! - .., &; - - s g ; ;. °' -s -s ""' dd d (') ~ 0 &1 ~ ~ 0 0 - 00 0 °' :g '° ~ N d ~ d d d d d d 00 00 00 M '°'° Vl Vl N on M 1 $ ~ s ~ ~°' .,., s ~ ~ ~ " ~°' ~°' i (') 0 ~ '°to ~ &1 ~ ~ 00 ~ M ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~~ d d d d d ~ 0 0 0 0 d ---- 0 ~ ~ ~ ~ ~ d " .., 00 °'°' ~ - --s C?. 0~ C?. '?. <?. '?. 0 ~ d d 0 ~ 0 ~ 0 d ~ d ~ 0 N 00 •G' ~ 0 ~ M N '°~ 0 ~ M ~ ~ ~ rt 8 00 ~ ~ 00 0 d <:> .,., M ~ ~ ~ ~ ~ ~ 0 d 0 0 ~ 0 .., - - 12 -- j ! °' °'°' § °' '° g- .., .,., 2 ..,- - - -°' * 00 N 00 M 00 N 0 C?. I~ I~ "'!. <?. "'!. 0 0 <:> 0 0 ~ 0 ~ 12 &1 00 0 ~ N :8 ~ ~ ~ ~ V'I ~ N N '?. '?. 0 d 0 2 <?.0 '?. 0 0 M 00 V'I ~ ~ f'! ~ ~ ~ on 00 00 M ({l i I~ l:......- '° - '° --a i m .....fli ~fli ~ ~ Cl.,; ~co .......... ....""'= IO""'= !.....0 !e ~ ~~a; SJ ~ ~.,; ~ 8""'.....= ~ ~ ~ ~ ~ 0 0 oci ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ M ~ "'! I ! l'l.l ::g ..... 0 ..... C") IO N ~ e~ ·- ~ I@ - :a "'! s .... C") co 0 ..... ..... 0 ..... ~ ..... ~ ..... IC! ..... ..... IO :z: ~ 00 ~ ...... (') .... &f co sf ..... N 0 (') CD - ..... ~ ..... ~ co ~ ...... ..... i ~ ~ g lj ~ ~ ie i I ~ ~ :a ::s ~ 'ii Ii~cu ~ .i ., ! 1 = I .,, I i ~ ~ ~ ~ ~ ~ (:. ~ . I ! .,, I -I., ; ! i .,, I J .8 ! 5 £ :s i -! ::s ~ ~ ~ ~ .g ~ E .!! .E ~ .lie: (:. ~ .c cu :ae tg 5i (!)~ ~~ ~ 2~ g Ci ~ 6j ~ C) t~ :I: (1J ~ cu c 'j :& -g c ~ c ::s ~ :::> Ci) ~ :::!: .E < C) ~ g ~ & (:. (:. ~ "'~ ~ .... ~ Q.. N C") U) U) ..... .... U) co U) .... IO C") co .....0 IO ~ .... .... ~ ..... co 8 co 0 ..... ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ «? «? ""': "! ~ CJ! ~ «? ""= N~ ~ U) (1) ~ ~ U) <O C") .... ; ..... .... ~ m...... (')""'.....= co C") ..... ..... ~ <O ..... 0) IO N t") co ...... ..... .... ..... ~ .,; ..... ~ i ~ ~ ~ M m. . .... co ~ ~ ~ ~ ...... ~ .,; a; ..... 0) co ~ co N ..... ~ ..... 0) co ~ ~ ~ ~ ~ oci ~ ~ ~ f'i ~ 'ii ~ 5~ J ~ ~ ~ ~ j :a Ch ~ .a ... ~c .,,~ ~ ~ .lie: ~ ~ ~~ c .E ti! ~ ~ -;; t.E c ftl ci ·c 0 -;; I~ ~ 1i) ix: 0 a ;:~ en EE ~ ::J ~ ::s c Ch 0 Ch < C) ~ ~ ~ 0 f:. I ~ .m :; :! ~ c 21 ! € i = a {l_ .E cu .x i Al "' t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: Ii: t: t: t: t: t: t: t: t: t: - N M .., .,.. '° " °' 00 D. C> - - - - - .,..- '°- -" - °'- 0 ..... N M 'Of' 00 ~ N ~ M N ~ IO N ~ 8 fl:oo l• on ~ - - !8 - °' " i s - - - - - 8. - - ! § °'°' $ s -°' - s aa 'l"I M ~ 00 'l"I II'\ ~ M ...,. ~ ~ ~ \0 I~ <?. ~ ~ <?. 0 ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 °' IO 'I") IO ::!.. 0 ~ M 0 N ~ 0 0 8 ...,. 00 N ~ 0 ~ ~ ~ 0 0 d M 0 ~ ...,. 'I") II'\ M ~ °' 'l"I ~ ...,. ~ ~ ~ M M 0 ~ 'I") 'I") <?. ~ <?. 0 0 ~ ~ 0 0 0 00 M 0 $ Qt 0 0 N <?. <?. ~ 0 0 0 ~ M N :;2 ~ 0 0 0 -2 s!d g - s:: s °' - - -2 - - 2 a- B ! - l- - -- - - -- i ..., "" a "" i s:: I -" :t 5 °' - -" -" - " s a I g d d Si -s " d 2 .... gg "" °' " a 1 - i- s; .,.. .,.. - "" i ! 5 i :s - i- i - -d - - d - -s- I - - 2 -- - "" °' ?3 a i s t:: il:- I - '° - - - - -- '° -'° ; ~ ~ ~ ~ 0 ~ 0 " 8 ...,. \0 tO 00 0 ...,. M 00 M M M M N IO 00 ~ M 00 00 ~ \0 N on 0 ~ ~ Qt M \0 ~ ~ M ~ ~ <""i ~ <""i ~ ~ on ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ...,. ~ .._. VI ~ 0) CW) .... i It> 0) .... ... @ s8- ... a- "i ...~ ~CD ~co .....co ....~g .... ~ ~ It; - - ..... It> ..... ..... 8 ~ i 1 ~ M q <?. 0 0 N ~ 00 ~ 00 N 00 ~ ~ ~ on 0 ~ 00 IO 00 ~ e-00 0 ~ OJ. Q~ 0 0 0 ~ ~ ~ ~ on 0 0~ ~ i~ 0 ~ 0 0 0 tO ~ N ~ ;1; VI IO 0 t'i M 00 I 00 ~ 00 on ~ ~ ~ ~ 0 0 ~ ~ ~ IO ~ ~ ~ ~ 0 M ~ ~ N VI ~ ~ ~ M CW) .... ~ 0 ~ S! ~ ~ 00 IO CW) ~ ~ co .... ~ 0 ..... ~ ~ ~ 00 ~ ~ ~ ~ ~ CX? u; ei) u; C"i C"i 0 C"i cO 0 ....: <'ii &j C') U) (W) ~ ~ ..... CC) ~ ~ CC> ~ ~ ..... co N (W) ~ ~ ..... ~ ..- ~ ..... .... ~ ~ ~ N i ~ N ..... ..... c-.i u; It> N ~ on ~ ~ ~ ~ ~ M ~ 00 on ~ 0 ~ ~ ~ 0 0 0 ~ e- II'\ 1--o 0 00 00 ~ ~ VI ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ "!. 0 0 ~ 0 ~ 0 ~ 0 ~ 0 00 ~ ~ M ~ ~ 00 ~ on II) ~ ~ 0 'I") M 00 N IO 00 ~ on M...,. N ~ ~ M ~ 0 0 ~ 0 0 ~ 0 0 ~ ~ N 'I") ~ :;2 ~ ~ 00 ~ ~ .._. 00 q ~ ...,. M ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ on ~ ~ ~ ~ f;O ~ M ~ M 00 M ~ M 00 ~ ~ ~ ~ ~ '!. ~ ~ 0 ~ '!. ~ 0 0 c 0 0 0 0 0 0 ~ c.. ~ ~ ~ 00 M M ~ ~ 0 \0 M ~ 'l"I M M ~ ~ ~ M 0 ~ I~ 0 0 ~ ~ ~ 0 0 0 ~ ~ N 00 c-.i 0) C') ..... -- g U) 00 ; ij ljj j E g ~ ~ .E .!! ~ C1I :i ~8 -m I- :::J e z ! = ... ~ :c ,.!!, c ~ t'G c ·c j M ..... CX? 00 C) ~ U) i .... - ........ ~ ~ (W) .... - .... ~ ~ "ig ~ ~ ... ..... O> 0) Cl') - C1I :::J E -- ! j!i ~ i Ii I ! "' I i ~ ~ .... m .... ~ ~ ~ ~ ~ t'G 00 0 ~ ~ ~ ~ ~ Cl! C! ~ ~ ~ C') ..... 0 N CX) ~ ..... ~ .... ~ .... ~ CC! ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ "ii ~ ~ :::i 'g ..!! ~ 5 "O :::i E G) ~ .E ~ :::J i1 l! ~ ~ Cl) ~ ~ ~ G) 0 .e "8 ~ ,g ~ ~ ~ :e::> C1I "O ~ :::J G) C1I ~ ::iE ~ < (!) 0 a w ~ g Cl') ~ ~ ~ ..... N ~ co (W) ~ ~ ~ C') ~ :! ~ ~ 0 c ., ... -E i ~ ~ ~ .a i :! j5 I- :::J "O ~ ~ s .E ~ I- l! "O ~ 1iS c C1I C1I .E .s::. ;@ 0 1iS C1I C1I c Q E :c Q ~ C1I E 8 1J ~ C1I ~· tu f, ~ ~ ~ c ~ ~ .!!! :; ~ :! t) ~ z 0 if .E a..• ::> :! ! cl ::> ~ ~ i ~ i ml! ~ :::> ~ h: h: t: t: h: h: t: t: t: t: t: t: t: t: "'t: "'t: t: t: t: "'t: t: t: t: t: t: t: 0 z - N (ij M ..., Vl IC 00 " °' c ! G) N M ~ Cl) - -- - - - .... .... ...." - °'0 m ...,. on IC 00 ~ N ~ ~ ~ on N ~ .e J ~ 11'1 M ('I l"'I 8 •:!oo 0.. ~ 9. ~ <?.. 11'1 0 ~ 00 -- 11'1 0 M ~ ~ ~ ~ ~ &j ~ ~ M 0 11'1 ~ 0.. 0 0 ~ ~ ~ 0 ~ 0 2~ 0 0 0 0 ~ ~ ~ ('I ] r-- ('I 0 "f ;!. -°'- - :'! ..,. °'- - " $ - i ! - s -..,. &J -!- - - i s ~ s ~ "" ~ M ~ I(') s " ~ " °' s ~ ~ ~ 0 0 --2 - I(') IO l"'I l"'I ~ 0 0.. 0 0 l"'I 11'1 ~ ~ ~ I(') N 00 ~ 00 0 00 ~ IO ~ ~ l"'I ~ 0 l"'I 00 l"'I ~ ~ 0 ~ ~ 0.. 0 0 ~ 0 l"'I IO ~ ~ ~ 00 ~ ~ 11'1 ~ 11'1 0.. ~ 0 0 ~ 0 0 - i- - ~ ~ 0 2~ -- ;c - s """ 2 i - - i! "- - - - - - ! s - - s - - """- I - ss - i- - -- -°' : °' ! °' - 8 t -- i Si s :g2 °'- - I I I - -- g Si a a 1 - - s - s i i- I I ij -?3 - ! -!-°' - °'-°'- -$ - -d- - I s - - - - ! - 13 - -- - - -; :;o """ 1- - """- -... I l:- § - - g - 5 i - - - - - i:1 -- -- - ] ~ IO l"'I %: ~ g,. ~ ~ ~ 00 0 0 00 00 '""" ~ M ~ 0 ~ 00 11'1 ~ 00 ~ ~ 00 ~ ~ d 0 ~ l"'I ~ '-' l"'I '""" ~ ~ 00 0 N 0 M ~ ~ ~ ~ IO ~ ~ ~ l"'I ~ 00 I(') ~ ....... I(') II :g - (") ~ 0 0 00 00 IO N ~ S; ~ ~ 11'1 0 0 0 ~ 0 0 0 ('I 11'1 00 I(') I(') ~ ~ ~ ~ M ~ M M M VI 00 M ~ 0 ~ 0 ('I 0 M 0 ~ ~ ~ ~ M M ~ Q ~ 0 0 ~ ~ ~ d ~ Q IO I(') M N IO ~ I(') C"l. ~ Q 0 0 I(') ~ (j 0 ~ 0 ~ ~ 0 l"'I ~ ~ ~ 00 ~ ~ ~ ~ ~ ~ ""= IO ~ N M ~ ~ N 0 M ~ gi ~ ~ (") Cl) 0 - N CW) CJ) IO CJ) (0 0. o) IO ot lO IO N cc) O> N N C") N m {:;~ ~ "':co ~ ~ a~ ('! ~ ~ ~ <>?... ~ ~ co.....~ ~ .....~ ('! ~ ~ t;~ ~ ~ ti~ ~ ~ cq .,... t) 8 ~ .... .... .... ~ ~ ... .... N ~ co ..... t) ... :g ... m ... ... ~ ... ~ m~ ~ .... C') (") O> ~ e- 0 VI 00 e- N l"'I ~ ~ ~ ~ ~ l"'I N ~ 00 l"'I ~ 0 &; ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ on ~ ~ ~ 00 00 ~ ~ ~ Q ~ 0 ~ ~ 0 ~ Q ~ d ~ ~ ~ 0 M ~ ~ ~ ~ M 00 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 00 l"'I ~ ~ .... ~...., N 0 N 00 00 ~ ... ! g......,; ....,... ~r-.. .,... ~.... ~ ~.,... ~,... ~ co ~ ~ ;e~ .... ~... ....~.,... ~g ~.,...8 ~<'!.... ~ §~ f s ~ lei..... .... ~ ~... co... .... .... ~ ~ ~ ~ ~.... ~.... .... si .... ....... .... ~ ~ ~ ~ .,... ~ 11'1 ~ VI ~ ~ ~ ~ IO ~ 0 0 ~ 0 ~ ~ 0 00 00 M '""" ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 11'1 l"'I ~ ~ ~ 0 ~ oft 0 '0""" 0 0 0 0 I(') M %: """ - - 0 O> IO (0 CJ) ;i : ji j I § Ii :e i i :E z !! = Ii ?!. 0 - C') ....""= ~ ~ :J 0 lO ~ ~ 0 (") 0 ... C') Cl) ~ ~ :g ~ ~ ~ §' ; i ~ ... ~ ~ Jiii: :!I ~lj Ii :J jI § ~ Jiii: {:!. ~ {:!. i j -~ .g !i l! iE ! 8 1 -! .! ii:! 8t :e ic'1 a ! 1-e 63E :e ;;}i ?!.= Ai ~ aJ c ~ ~ ~ E ..!! ~ ~ I- ~ ~ ~ ~ 0 1iS c e ~ ! ~ ~ ~ 1n ~ .5 ~ ~ G> Qj ~ ~ I- ~ ~ :e aJ ~ 0 ~ 1iS E 0 g IaJ ~ ~ :I: ~ :E ~ ca ~ "C :e aJ c ~ c ~ "C c ij "C aJ :J ~ aJ ~ (!) (J) <( ::> ~ (J) :t ~ <( ~ ~ .5 ~ ~ ~ ~ ~ ~ 1 iII l3 I t 6S j .... ~ lj.!!~ ~ CIC) ! ~ .!!! '3 ~ ti ti ti Ii ti ti ti ti Ii ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ~ - N M """ I(') IO ...... 00 °' ---------- - 0 N (') ...,. 11'1 IO '""" 00 °' ~ N ~ ~ ~ ~ ~ IO 00 00 00 ~ ~ ~ o •~ 0,. o on 0 0.. 0 ~ ~ ~ •~ 0 0 0 °' ~ M M 8. "' d 0 0 N 00 i - 2 0 i M ~ 0 ~ ~ ~ 00.. ~ ~ ~ 00 s;;! ~ ~ ~ 0 0 ..., \() ~ (!:! ~ E ..... u ..loC ("'!, 0 ..... - ~ § M 0 on fJ °' ~ ~ ~ ~ q~ ~ ~ 0 0 0 ~ ~ 0 0 - 0 0 0 0 ~ 00 8 8 0 ~ 0 °':g 0 0,. 0 ..... ..., ~ ~ ~ N ~ on N 0 -- ..., ..., 8s - s0 0 ..., ~ 00 ~ 0 ~ ~ ~ s -d M 8 g °' °'0,. g0,. to ~ ~ ~ 00 ~ 0 0 0 ~ ~ g i - - d- - - - - - - - s - - - -- - !- :t ..., a - i - - - °'- - s a ...,- ...,-Gg °'- ........ 8 ..... o i ; "' d! ! d - a :t ..., ! °' - i s - :g a tt fl I ; ;::;: g - 2 - - !I -- 2 - - -to - - i3- - 2 § 8i i I :!_l: - -s; $ r..:- °':z --.... g r..:a - ..., - °'- - - °' - - - ! - ] 0 0 N ~ e- on ~ \() \() ~ 0 0 r-- 00 on °' M on ;J; ~ ~ ~ ~ ~ 00 ~ ~ ~ ~ ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ~ ~ 00 ~ 0 ~ on ~ ~ Cf') .c ~ "!. 0 c:i.. 00 ..... 00 00 00 on ~ ~ ~ ~ \() ~ 0,. 0 <$ 0 "!. M 0 M M M 00 N \() 00 M N 0 -e ~ 0 0 0 Cf') ~ ~ ~ <3 Q Q ~ Cf') 00 ~ ~ 00 ~ on on M ~ ~ ~ ~ ~ M 00 ~ ~ ~ ~ 00 ..... ~ 00 ~ ~ ~ t!: ~ ..... ~ ~ ~ ~ ~ ~ I~ o_ Q Q ~ d. ~ ~ Q d. Q 0 Q :g Cf') on 00 0 M ~ ~ on M ~ ~ ~ ~ ~ N ~ ~ ~ ~ ~ M <'i 00 ~ ~ M 0 ~ ~ \() N on ~ ~ ~ ~ "'! ~ \() 00 00 (f') ~ °' ~ ~ ~ ..... Pl ~ ~ °' 0 0 0 ..... ~ 00 00 M -e ~ 00 ~ ~ ~ ~ ~ \() ~ ~ ~ ~ ~ M ~ ~ Cf'I 00 ~ on on M on on ~ 0 ~ ~ ~ \() on ~ S; 00 ~ ~ ~ ~ co ~ N M N ;;:;o: ~ ~ ~ ~ ~ ~ M ~ ~ ~ ~ ~ ") ~ ~ ~ ~ ~ 0 ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ "3. c:i.. C!. 0 0 0 0 0 ~ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ~ on ~ ~ $ 00 ~ m ~ ~ ~ ~ Cl:S ('II ·- c::Q I·- ~ on 0 gg ~ ~ ~ ~ ~ ..... ..... M M N ~ ~ ... ....... ... ... (") co C') U) U) C) ..... 0) g Sf Nen 8 ID ~ g ~ ..... C) U) N N ~ ..... ~ co ~ U) 0) aq ~ .... ~ <'? aq ~ I'!-: q ""': -.; C? ~ 04 C? <q ~ ..... <q ..... -.; ~ ~ ~ C? ~ ..... 8 en .... .... ~ 0)co ~ .... ..... CD .... .... ~ :g N ......... N.... (") CD ..... .... .... ~ ..... ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ U) ~ """': ..... C") co N ... ... ... .... ......... .... 'iii.... ~ ~... ~ ~ co -.; g .... .... ...co Si- ~ co ~ .... ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ..a: ~ ~ cw;. co ... .... ... ~ ,..: ....:: ,..: cO .... .... .... ~ .... ~ .... ~ ....... ~ ........ l:i ! m ~ .... ~ .... ~ ~ ~ ... ti 0 0) U') 0) 0 C) (") c-.j CJ) (") 0) (") C) 0) U') (") (") 0) u) a) N N f!. ~ ~ ~ ~ ~ f!. ~ ~ § ~ ~ .!! ~ ~ 'O ~ f!. .0.... ~ f!. "ii 'i5 .s ~ ~ al ~ .!! ';:I :E "i ~ ~ ~ c :e ~ ~ 'O ~ ~ ~ 0 ~ ~ ~ ~ .E ~ E ID ~ f! .g c ~ 'O t! ~ E as 1n .s f!. Cl) f!. g I) ~ =s ~ ~ :E .E ~ 0:: :e ~ ~ 0 j g ~ a Di ~ .a m ::c E ~ «I ca :c 1;i ~ i2 c g E «I :J ij ~ ~ Cl) ~ :E Cl) ~ c( ~ ~ ~ t.~ Cl)~ ~ ~ ~ ~ 1 tll ~ z g Ii § .s .!! ~ ~ ... i i 8 lj j ... ., s i ]II i I I! ! 2 B I i i1 8 i I I ! 1! J I J ! Ii'. Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii'. ti: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii'. Ii'. Ii: Ii: Ii: - ..., '° °' .... - - - ....""' - - - - °'- ~ ~ c ~ {!. ::> = ! ~ ~ ~~ i :i ... 1 m ! I l3 'O 0) ~ ~ ~ ~ N O> u) N ""': ~ i M ~ ~ ~ ~ on ~ ~ N M on ..... 00 i 0 ! M M on \() "'"" 00 ~ N ~ ~ ~ ~ ~ -e - -- 1::;0 ~ ~ °' ....;. VI o II 00 ~ ~ e °' - - '° c°' '°- - °' - - ,._.-- .... ·~ (f') rI~ ~ 00 ~ ~ M 00 ~ ~ 00 ~ ~ ~ ~ ~ vi oO 0 \0 ~ ~ ~ V) II") s II") II") !~ II") \0 N M .q- "<!; ~ ~ ~ N ....;. 00 s 00 1::: r-- 0 00 I~ I~ I~ (<'I II") ~ ~ "} ,ci 00 ~ ff) ("l 1t! ~ r!. :~ ....... £ , ~ r;!: ~ >< l u~ °' ~ M ~ --- e- ~ d '° II") N M 00 (f') C"'l II") 0 II") 00 co "<!; ~ 0 <"i r-(f') ~ ~ (f') - 'g. r-~ ~ V) ~ ~ ~ ~ --C"'l M ~ !"'J ~ \0 00 00 00 II") II") ~ ~ •--- r-C"'l (<'I II") II") r-- \0 II") M N N °' ~ ~ ~ ~ ~ <::? ~ ~ ~ N V) 00 N $ 00 - § ~ I <~ ~ •§ o ~ ~ ~ g a ;g .......... §i 8 ~..... ~ ~ ..... ~..... ""=~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ m ..... si ci..... .....~ ~ ~ f;j ~ cO..... ~ i! s ~ ....: g..... .......... m..... ~ gj..... ~ ~ ~ ..... ~ ~ co (f') a) N 0 (f) O> 0 ~ N 0 0 0 ~ ~ ..... :!! ~ cO ..... ..... ..... ~ ..... ....: ~ It) O> ..... U) U) (f) O> N ~ ~ ..... (f) ..... co ..... g 8 ! ~ m ~ ~ 8 § ..... i ~ ~..... s ~q s i .....f § ..... q q ~ ~ q ..... ~ ~ .....s ~~ ci 0 ~ 0 0 0 ~ 0 ~ 0 0 ..... O> U) It) U) """:. 0 ..... O> 0 0 0 ; (f) ~ co ~ ~ U) ~ ~ U) ~ ..... ....: ai 0 N ..... ..... &:i ..... ~ ~ (f) U) U) N g 0 0 0 0 0 0 0 0 0 CX) CX) (f) N 0 a:) ..... U) O> N (f) ..... ..... U) O> ~ ~ ~ 0 (f) &:i ~ ('I) ~ ..... I .:ti(. f!. f!. ~ ~ ~ ::s ~ ~ ~(IJ 0 m ..... ~ ~ m m ~ m..... §. ..... ~ ~ m ~~ ..... .....~ ....: 0 ..... C'li tO ..... ...;. a) d ..... .311: ~ ~(I) ~ as ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ :::s .!!! ::s ~ ~ I ~ ~ .m ~as :lc ::!: .!a ~ ~ ~ R )( CD ~ ~ ~ E ~ "O ~ "O ~ :i E .JZ ~ ~ ..5 ·~ I-.D ::!: ::s -d ~ ~ ..5 ~ ~ c ~ ~ .D c !:i ~ ! r(U ~ Icu "O I::s CD as Jg ..5 ~ gi (J) l;! (!) 2 :i (IJ cu 10 ..5 (/) ::s r.c m l6 ::!: ~ ~ ~ ~ .r:: 1) :t:= 0 ~ ::s 0 cu a E (J) ~ ~ r~ J: m ~ E ~m as ~ ~ Q ·c E::s E ~ :i Cll ~ ::s (J) ~ en ::J (J) ~ ~ ~ ::!: ~ ~ ~ m I ~ ·~ ~ g ! fa 8 1 ~ ·I 5 1 .! i 8 g. s :! I~ ; i 1! ! t; i us 8 i 1 -a IJ f!. g i Ig .e ! Ii s J i i ! I 11 t: t: t: Ii: Ii: Ii: Ii: h: h: h: h: h: Ii h: h: t: h: h: h: t h: h: h: h: J .m ?- z0 N ct') U) i g 1 N U) .311: ~ It) U') O> N ~ ~ t ~ ~ (f) (f) 1 s z f-< t::; fe U) ~ (f) - M .! c'1 C"'l ~ c'1 if II") \0 r-- 00 °' ?- - -- - - - - - - - 0 N C"'l ~ II") \0 r-- 00 °' ~ 0.. - N 0.. ~ C"'l N ~ \0 N N II") °' °' .e .,., - - --- - --! r!. :x: c 00 ~ ~ ""'= ~ o II 1c;:: .,., .,., 0 ~ ~ °' ~ If::' ~ ~ .,., ~ori ~ r..: ""'= '° ~ 00 0 M 0 M ") oci \Q ") ~ I'-' 00 0 "It' 0 0 \0 \0 M I" VI ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ <"l ~ ~ ~ f"! ~ <"l ~ ~ tr) ori <"i ~ \Q N 0 \Q M 0 r-M ~ M 00 ~ ~ 1C .,., .,., "' - °'- - - ~ ~ ~ 0 z ll .,., .,., r-- ~ >< M 00 \Q 0 c<l 8 I~ re! °'& - § ~ j ~ M c ~ ci ib m ~ <fl j 0) ;§ g .,., - - s .,.,r..: r..: .,.,- - -.,., \Q ~ e-00 ~ ~ ~ ~ ~ ~ e-- ~ \0 ~ ~ N M ~ tr) M 0 00 oO oO e- 0 M ~ M - - - °' .,., &i 8 M ~ 0 ~ ~ ~ :z; ~ ..... ..... IO ..... O> ~ It) o) en ..... "' - r-- - "! ..... ~ ~ ~ 0 0 s~ i::: O> 00 M -.i- 00 ~ f"! - (') sien ~.... ~ &1.... u) ..j ~ ~ o) 0. ex> ..... ~ ~ 0) It) "It: IO 0 a 0 c) 0 ci ci ci co ..... en ..... ~ !..... ..... ~ co - ... ..... t'i o) N (") ~ ~ ~ ~ ... fa 0 0 N N IO C") (") IO 0 ci 0 0 IO co N (t) N N C") 0 0 co O> ..... ..,.,. .... ..... .... .....a) ~ ti ......... ~ ~.... ~ ~ .... s (') IO N O> ..... ~ ....en .... co ....co :g .... Nco re ~ .......,.,. ......,.,. g i ~ ~ ..... ~ s ~ s s 8 ..... ..... ..... ..... q 0. 0. "!. 0. ..... ~ ..... It) 'ii ! M M '<I; N N ~ ~ M °' M M oO ~ ~ - °' 00 C"'i ~ <~ ·9 N c) § ci 0 i ..... en i 1 c:i.. CIS z~ ~ ~ 0 0 0 0 & i 2 ~ Cl) a:s c ~ i-: .; !... Q. Q. Q. z0 - N M ..... ~ N ... i ·~ \Q ci 0 0 IO (") fa .... 8 0 ~ i r-- 00 N CX> .:.t! f:. ti: ti: ti: t: t: t: .,., 0 .... ~ ~ N -g c'i -g """ I(') (") ~ .... ..... co .... ..... ..... 0 o) .... s.... .... ..... .... g .... .... N (').... co ~ ~ .... o).... N O> ~ :s ~ ~ ~ .g t= j"' N N N 0 (:. .:.t! ~ ~ .:.t! .c ~Cl) ~ I- :s .m .:.t! "D :J ~ (:. ~ c :s ~ Cl) I';;; "D § x .:.t! ~ .5 J2 ~ 1D .:.t! -g :iE ! 'ti ~ ~ .r::. ~ G> 0 :s .5 !:i ~ ~ ~ a:s ~ "D :s cG) ~ ~ a:s G) gi .E (!) ~ ~ c :i g -m aJ en 1i) ~ 0 :c ta .:t:: "D .E ~ :s ~ gi :s ~ ta Q en !! m :::c m ~ CG Q .5 ~ ~ 0 c ·c i2 ~ ~ :s ~ ~ ~ (!) ~ w~ :::> Ci) ~ :!: c7J en ~ ~ i-: i-: i-: i-: i-: i s8 :g co ~ ~ co ~ ~ ..... ~ (") N q q q 0 0 0. ~ .:.t! ~ C") J,...: ~co ~..... ............... $ ~N ~.......j ..,.,.~ ~ ci~ ~0 0......... ~ex> ..... co.....ex> .....ex> ~ ~ gJ::: I j =G O> co ..... ~ a) ~ ~ ~ ..... °' .m t=... ! I t= i ~ §~ 0 E ~ a:s . iIi "" rJ f5 .:.:. f!. ~ :i ~ ~ c -! .:.t! f!. .m :; I! I! ;! 1 8 cu cu .5j Jl m E :c ... !! E 8 -g c!t :. im '! en Q. Q. Q. ..... Q. .c (.) .:t:: ~ lZ t) 0:: ~ :iE ~ C/) aJ :s c ~ ~ ~ ~ ~ t: t: t: t: t: t: t: t: tt: t: tt: ti: t: t: ! - - - - """- "°- - - "'- 0 1i) N M It') ..... r-- 00 ~ ..... N ~ ~ ~ It') N ~ °' ' ° '° - - - - - - - - '° ·~ - ...,.- ...,. 00 ...,. ~ V')on ~ 19 ~ ~ ~ '-:I; Ill') M "! ~ <"l ~ 0 N 0 0 N0 ~ ~ eM ~ ~ M \0 ~ .t!<"! I~ M 00 ('f') ~ ~ ~ V') II I~ I~ l::t i3=: M on V') r..: 1o:;- Ill') 0 \0 on M ~ 00 ""! 00 oO C? \0 0 ~ 00 IO e-- Ill') 00 00 M ""! ~ e-- ~ :C N Ill') M M e-- N oO ....0::r- $ '° 1C°' :8 ~ 1C ~ - - °'- - °' - - - s- rt- - °' It ..,. °'.... ..,. - 00 O'I IO Ill') e- N N (' Ill') ~ IO on 0 ~ ~ ~ <"l ~ <"l ~ ~ M ~ ~ 0) ~ ~ 0) f6 ~ ~ ~ ~ ~ IO oO oO IO 00 r-- 0 r-~ ~ <'i ~ ~ ~ Ill') Ill') .... 00 ~ 0 ~ ~ {:! ~ Ill') 0 ~ >< 00 ~ ~ oO 0 V) N 8 I~1t! °' ~ 0 ~ § ~ < I co ~ .... ....~u; ~ .... ....00 ~.... coa) ~ ~ 0) M ~ ~ tn ~ ~ ~ ~ 81 ~ 0) 0 ~ ·9 8 M ~ ~ ~ ~ ~ co a) g ~ U) 0) 8 ! ('I) - - ~ ~ ~ .... ................ ~co .... s ~ ~ ~ 8 8 .... ~~ ~ co q q r--: u) ('I) 0 N 0 ll) 0 0 E-' e:i.. ~ 0 - ('I) 0 0 0 0 ~ - -- -N .... - 0 0 0 0 N -- co .... m.... ! co~ ~ f8co .... q ~ ~ ~ .... q .... 0) 0 ~ j:?! ll) ll) l8 0 q ~ q ~ 0 0) ('I) 0 0 0) ('I) 0) 0 ~ ~ 0) q ~ <O ('I) ('I) ('I) ll) 0 0 0 ci 0 0 0 - a ...... .... .... .... ~ ~.... ~ ....N ~ t& 8 .... ~ ~ ~ i .... N ~ -.a:.... ~ ~ ~ u:i .tf ~....N ~ .tf.... cocw) u;.... u; f8cw) re~ ~.tf CC?........ ~~ m ~-a, ~8 ~.... .... .... "' .... ! ~<'i ~ ·a ~ U) U) ('I) N I - '1l .... 0.... g.... f8.... ~ ! SJ.... re ~ ~ §;!:.... ~ :1 ~ .... g a)0 ~ N.... <'i a) ~ .... ~ ~ ~ .... .... ~ • co -.a:.... cw) 0 U) ~ ~ 00 ~ -.: ~ ci u:i ci cw) co ..... N U) ~ N co ~ I;; 0) U) 0 ('I) ll) 0) ('I) N Iii - .¥ ~ ... (!. e:i.. i ~ (!. ~ U) ::s ~ ~ "C Jiii: ·::J ~ .¥ ~ ~ 8 ¥J SJ .5 1 g8 i ~ ::lE .; ~ -g c: 0 ~ 0 ::i (!. .5 ~ i "2 j c: ~ ~ .E ~~ ~ (!. CIJ ::I 'O j .¥ .¥ 2 &I 1.i ... 1 :E 8 r;. g en::I CIJ (!) it- ~ .¥ ~ i ... :J Jiii: ,g CIJ :::J (!. ~ i .!l ~ a> )( ,g ::lE .r:. ~ .¥ t- ~ !:E :i~ en as 0 ~ ~ ~ m ~ ~ (U en ~ ~ (U ~ E .o "C ... € '; G> i .¥ ~ Q) ;g (!. .¥ ~ ~ ~ ~ -0 e ::I :l "C ~ 1iS ~ ~ .5 .c I !! i 8i ::I ~ (U i -g 0 ... i :c ! (.) ~ ~ ~ ~ c ~ ~ ~ Q) en ~ "S ::I 8 .m 1) 0:: 5 :i! ~ 1 i ,J i : Ii t "'t "'Ii t t t t Ii t Ii Ii Ii t "'Ii t t t t "'t ii: t "'Ii t t ii: s ..,. .... -------- °' rdc: (U J: 4! .e i ~ :::> ~ "C (!. .¥ (!. N M ...,. :J "O 6 (!):::J ~ ::?: .5 < V) IO (' 00 ~ ~ if 0 N M Ill ~Ci :::J en V) IO c Ill (' 00 O'I ~ ~ ~ ~ N ~ fdc ! ~ ~ m~ ~ ~ ~ ~ ~ - -- a ' ° - J 8 11r <IC° .~ ~ M :co I:""' ~ I:""' o\ ~ N I~ 1c:;:; ~ N t'} 00 1t! f::N i:: ~ C"'I ....... ~ """: ~ ("') It:' O'I 'I'\ 00 .... r-~ ~ 1;n ~ e-- ~ ~ ~ ~ I~ ~ II") II") eN ("') \0 ~ o\ .... o\ I~ M \0 1ci ~ I'-' i ,c .- ~ ~ - '° .~ - - a co N I~ N ~ ~ O'i 0 0 ~ (f') II') ~ 00 ("') II") 00 1C I'-' ~ z °' °' -°' - 11 ; s -'° - - '° 8 - $ g g ii 81 $ s fe g ,... fe re :g i m - s s ....: si ....:- t -st - - re - !s ::e - - - - -- < It t"'q ~ ~ .,; 0 ~ II") ;i.< ~ t'} N II") ("') II") II") N C"'i M I~ :t! e~ ~ ~ (f') \0 t"'- 0 M N It ~ ~ ~ II") M t'} 00 II') r-- ("') \0 ~ "l ~ ~ <::? II") 0 'I'\ (f') ~ ~ r- 'I'\ 00 N <"} N r-- ~ ~ ~ oO '<t" ~ 00 00 00 ("') 0\ ~ N § ~ U) CD ~ ~ ~ ~ ~ co ·9 o '1) g ~~ N ~ U) U) ~ ~ U) q ~ q q 0 IN ! - it: !( s ~{;; <O ~ '&! ~ ('! 0 0 0 0 m ~ N ~ ~ U') fe ~ co cO U) ~ ~ ~ ("') ~ ~ ~ S; ~ ('I) ~ ~ ~ cO - <O CX) ~ ~ co ~ ~ ~ ~ ~ o) ari ('t) 0) N ~ ~ ('t) ('t) 0 <"? ('t) N -<i - C") ~ ~ 0 :g O> ~ 0 ~ U) ~ ..... ~..... ~ ~ ~0 ~U)co ..... ~ ~ ~ IC) ~ S; ~ ..... ~ ~ N ~ ('I) ~ ~ ..... q q q ~ q ~ 0.. q q q 0. 0. ~ 0.. ..... ..... q c) c) c) c) 0 0 I<wi ~<O ......... ~ 0 0 0 0 ..,. ..... ~ - m .... 0 ~ ~ 0 0 0 0 0 - 0 0 0 O> 8 ~q 0 0 - § ~ co..... ~ § ~ s ~ g .... ~ g ~ ~ ~ ~ m re ....: <'Ii ....: ....: cO -<i -<i cO ari ..... ;:p; ari ..... ..... N - ........ ra c) ('I) 0 N !i 0 .~ U) C") ~ ~ .... ..... <D ~ U) N ...... Ic: ~ ~ m 1 OS ~ "" ~ ~ ~ I~ :::s ~ Cl) ~ :s ~ ~ ~ ~ m ! 2:::s :::2: -g ~ :::> aS ~ ~ ~~ :IE E ~ ~ ~· (:. .!'!! a.;. ~ ~ :::s cG) as ~ (fl 2 Ji! C) {!!. ~ .G> ~ e 0 .c m ..... ~ ~ g ~ (fl m ~ :c E ~ cu ~ 'E ~ c ~ cu c: 'C as :::s !? 6 :::s .E <( C) ~ ~ w :J c;; (fl ... "" I~ i1 :e 3 m .e ... .m :8 "" j ""~ ""~ "" ""~.!!! ! e ... ... ~ :::s ~ ~ i i (:."" (:."" ·1 a E .9 I -g i ""~ j~ ~ 1ij ~ ~ ~ (.) ~ :::s ~ as m :.c Q c: ~ ~ ~ .!! :::s (fl ~ ~ c'8 (fl ~ ~ G> c: i j i "" "" Ii ; ! i 8 1! 1-! ! ... ~ )( ~ ~ 'ti 0 ::::1 ~ ~ ~ c I m E ~ ~ ~ c ~ ~ Q::: ! .m 8 "3 8 ::E ~ -I ?!.~ ~ mi t: t: t: a.....,: t: t: t: ...,:a.. t: ...,:a.. t: t: t: t: t t: t: a.. a.. t: t: t ...,;a.. a.....,: t: t: ?!. ~ - N M '<t" :e "' II') \0 r-- ..... 00 O'I 0 ~ i...,: 1!...,: -- - - ...,.- ..... - ..... ..... N (f') II") \0 r-- 00 0\ - 0 N N ~ (fl ~ ~ ~ II") N ~ j 0 N l ~c~ s:: ~ ·- ~~ N ~ Cl '<!" ~M la a~ q :~ ti.) ~ ~ ·~fl "j M 00 ij ~ a 0 .... ~J 00 .,;- \Q ~ Q) st ~~ ~ I! ~ ~] '6 I .. E ~! B 1:1 00 Q) -s 1i ~ lQ'OO ~! l ~] ~ rfi ~ <~ ~~ (% ~ ~ ~~ ~ I I- l.... - ~ ~ ~ '.::2 ·S ~ --- V') \0 - Ml'- >"" ~ "'!..,. ·j N..,...., - C"'I \0 I 8 ~\Cl."":. :§ ~ 0\ I' N Vl..,,...,,. """-~~ • i j:!., c 0 ·~ ,... N 1 VI ~~~ I e; ~ ~ IS C"'l I'..,,. V') .... Vl -:. CC?.~ ~ °' . , . °' Q,. Q,. -. .~ 0). ("1-8 V') 00 flJ - .5 a :J:N' - -°'-°' t'---\0- ~~ Q\0-~ ftN'rti'N I H~8 Jiu ::> ~! ~~~ I ~ - Vl\0Ml'- --- ~ ~ ~ "l. Ct'}. ~ ~ ~ i:Q ~~ ~ i:Q ·i.e 8 ..,,.~ a:~tt~ '"l.C!.~~ ... ....,,...N ..,,. .... t J 1i I ;a' oo a<~ r'1 N..,.M - M \0 i~ ~ 'q.l'-; ~ I ~ IO ~ ~ t ~ ~ c:: 0 ~><~~ I- ~ ~~ :;,., ~~;;'° ~~~"}. 'O i.~ N '()~ ~ >< ~ ~ cd l- .... s..c5 st u l -