Page 1 an FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

advertisement
PENELITIAN
DOSENMUDA
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
(KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA
EFEK JAKARTA)
Oleh:
Jamaludin,SE.,MM
···-···-·-·--·
..·--··-------·····----·--·------·-··-·--··--·-·····DIBIAY Al OLEH OIREKTORA T JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI,
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT
·PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NOMOR: 003/SP2H/PP/OP2M/llU2007
TANGGAL 29 MARET 2007
\. \9
an
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
2007
PENELITIAN
DOSENMUDA
LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN
(KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI DI BURSA
EFEK JAKARTA)
Oleh:
Jamaludin,SE.,MM
DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI,
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT
PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NOMOR: 003/SP2H/PP/DP2M/lll/2007
TANGGAL 29 MARET 2007
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
2007
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA DAN KAJIAN WANITA
1. a. Judul Penelitian
b. Bidang ILMU
c. Katagori
: PENGARUH STRUKTUR MODAL
TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI
DI BURSA EFEK JAKARTA)
: Ekonomi
:IV
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. Jabatan Fungsional
d. Fakultas/Jurusan
e. Universitas
f. Bidang llmu Yang ditelti
:
:
:
:
:
:
3. Jumlah Anggota Peneliti
: 1 Orang
4. Lokasi Penellitian
: Bursa Efek Jakarta (BEJ)
Jamaludin,SE.,MM
Laki-laki
Lektor
Ekonomi/Akuntansi
Winaya Mukti
Ekonomi
5. Kerjasama dengan lntansi Lain:
a. Nama lntansi
b. Alamat
6. Jangka Waktu Penelitian
: 8 Bulan
7. Biaya Yang diperlukan
: Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)
Jatinangor, Oktober 2007
Peneliti,
rs.,MP
ii
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui
pengaruh struktur modal yang terdiri dari: 1) long term debt to equity
(L TOE), 2) degree of operating leverage (DOL) dan 3) degree of financial
leverage (DFL) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan nilai
tambah ekonomis (Economic Value Added) secara bersamaan dan
parsial.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode explanatory-survey dengan metode analisis regresi berganda
untuk menguji hipotesis. Populasidalam penelitianini adalah perusahaan
industri emiten di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah populasi sebanyak
78 perusahaan. Untuk menentukan banyaknya sampel digunakan
Proportionate Stratified Random Sampling diperolehsampel sebanyak26
perusahaan.
Hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa
struktur modal secara bersamaanberpengaruhsignifikan terhadap kinerja
keuanganperusahaanyang diukur dengan nilai tambah ekonomis. Hal ini
dapat ditunjukan hasil uji statistik terhadap hipotesis yaitu F
besar dari F
tabel (
F
hitmg :
4, 181 > F
taber :
hltung
lebih
3,05 ) dan nilai koefisien
determinasiyang telah di sesuaikan sebesar 70,5% menunjukanbahwa
struktur modal dapat memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 70,5%
terhadap kinerja keuangan perusahaanyang diukur dengan nilai tambah
iii
ekonomis
sedangkan sisanya sebanyak 29,5% dapat dijelaskan oleh
variabel independen lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian dan pengujian hipotesis juga menunjukan struktur
modal yaitu: 1) long term debt to equity (L TDEJ, 2) degree of operating
leverage (DOL) dan 3) degree of financial leverage (DFL) berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan
nilai tambah ekonomis. Hal ini dapat dibuktikan hasil pengujian statistik
menujukan t hltmg lebih besar dari ttabel ( t hitung: X1 -2,691, X2 3, 116, X3
2,891 > t tabel: 2,074).
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Kumia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ·
laporan akhir penelitian ini, adapun laporan penelitian ini berjudul
"Pengarub
Struktur Modal Terbadap Kinerja Keuangan (Kasus Perusahaan Industri
di Bursa Efek Jakarta". Penelitian ini banyak mendapat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan tulus hati penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kcpada:
1. Bapak Dr .H.Ragam Santika,Drs.,MM, sebagai Rektor
2. Bapak Dr.H.Nurdin Hadirochmat,Ir.,Drs.,MP, sebagai ketua LPPM Unwim
3. Direktorat Pembinaan Penelitian dan pengabdian pada masyarakat, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional yang telah
membiayai penelitian ini
4. Rekan-rekan di lingkungan Universitas Winaya Mukti dan pihak-pihak lain
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Semoga Tuhan yang Maha Esa membalas segala bantuan dan pengorbanan
yang telah diberikan. Akhirnya penulis berharap, semoga penelitian ini dapat
berguna bagi semua pihak. Amin
Bandung, Oktober 2007
Pequlis
Jamaludin,SE.,MM
v
DAFTARISI
JUDUL ...................•..........................................................
LEMBAR PENGESAHAN........
ii
.. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
RANGKUMAN.. .. . .. . . . . .. . . . . .. . ... .. . .. . .. . . . . .. . . . . .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . . .
iii
KA TA PEN GANT AR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFI'AR ISi .. .
.. .
..
. .. . .. . ..
.. . . .
DAFf AR TABEL .•.....
..
v
vi
..
vii
DAFT AR GA.MBAR • . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . • . . . . . .. . . . . . . . . . . . • . . . . .• . . ..
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN .. ..
. .. . . . . .. . ..
.. .
..
. .. ..
. .. .
1
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
TUJUAN DAN MANF AA T PENELITIAN . .. . . .. .. . . . . . .. . . . . . . .
57
IV.
METODE PENELITIAN . • . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. .. . . . . . . . . . . .. . . . . .
59
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN • . .• •••. •. • •. . ..
.• . •.• .. ... .. •• .. . ..
73
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN . . .. . .. . . . . . . . . .
. . . .. . . . . .. . . .. . .. . .. . .
110
VII.
DAFTAR PUSTAKA . .
9
.. . ..
LAMP IRAN
vi
..
..
• .. . .. . .
112
DAFTAR TABEL
No.
Judul Tabel
Hal
label
1.1
Perkembangan lima (5) sektor perusahaan industri di BEJ
tahun 199-2001 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . .
2
2.1
Equity Equivalent . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
27
4.1
Operasionalisasi Variabel .. . . .. .. . ... .. . ... . .. ... ... ... . .. ... . . . .. . .. .
61
4.2
Jumlah Populasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
62
4.3
Jumlah Sampel Penelitian . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ..
63
4.4. Daftar Perusahaan yang menjadi Sampel . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . .
64
5.1. Long term debt equity untuk emiten perusahaan industri
Tahun 1998-2001
77
5.2. Tingkakat Degree of Operating Leverage (DOL) untuk emiten
perusahaan industri Tahun 1998-2001
81
5.3. Tingkakat Degree of Financial Leverage (DFL) untuk emiten
perusahaan industri Tahun 1998-2001
84
5.4. Tingkakat Degree of Financial Leverage (DFL) untuk emiten
perusahaan industri Tahun 1998-2001
89
5.5 Uji Multikoliniaritas (uji Inflation factorNIF) .. . .. . .. . . . . . . . . . . . . . .
92
5.6
93
5. 7
Metode Durbin-Watson . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .
Pengujian Glajer . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.8
Hasil Analisa Regersi Berganda......
5.9
Pembuktian .Hipotesis kedua secara parsial .. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . ..
vii
94
95
102
DAFf AR GAMBAR
No.
Hal
Judul Gambar
l. l. Model Kerangka konseptual .
..
. .. . .. . ..
viii
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Long term debt untuk tahun 1998-2001
Lampiran 2. Equity emiten perusahaan industri tahun 1998-2001
Lampiran 3. Perhitungan Long term debt equity tahun 1998-2001
Lampiran 4. EBIT emiten perusahaan industri untuk tahun 1998-2001
Lampiran 5. Penjualan emiten perusahaan industri tahun 1998-2001
Lampiran 6. Persentase perubahan EBIT tahun 1998-2001
Lampiran
7. Persentase perubahan Penjualan tahun 1998-2001
Lampiran
8. Perhitungan Degree of operating leverage (DOL) untuk tahun
1998-2001
Lampiran 9. Earning per Shere (EPS) untuk tahun 1998-2001
Lampiran 10. Persentase perubahan EPS tahun 1998-2001
Lampiran 11. Perhitungan Degree of financial leverage (DFL) untuk tahun
1998-2001
Lampiran 12. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 1998
Lampiran 13. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 1999
Lampiran 14. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 2000
Lampiran 15. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) tahun 200 I
Lampiran 16. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 1998
Lampiran 17. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 1999
Lampiran 18. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 2000
Lampiran 19. Nilai tambah ekonomis (EVA) tahun 2001
Lampiran 20.Perhitungan Analisa regresi tinier berganda, komputer paket
program SPSS versi I 0
ix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sejak pertengahan tahun 1997 kawasan ASEAN dilanda krisis moneter
yang menghantam
pertama
kali
mempengaruhi
hampir seluruh sektor perekonomian. Pengaruh krisis ini
menghantam
sektor
keuangan,
sektor jasa,dan
secara signifikan sektor rill. perusahaan
akhimya
manufaktur dan
perusahaan jasa yang go-publik dipasar modal merupakan pihak yang pertama
kali merasakan dampak krisis moneter . tersebut.
Perusahaan yang go- public
dipasar modal hampir seluruhnya mempunyai kewajiban luar negeri. Sejak nilai
dolar Amerika dipertengahan tahun1997, maka negara pertama yang terimbas
adalah Thailand, nilai Bath turun sampai dengan 50 % , kemudian tierturut-turut
mempengaruhi nilai uang rupiah-Indonesia, Ringgit Malaysia dan dolar Singapur.
Keempat Negara ASEAN tersebut merupakan negara yang paling terimbas adanya
penguatan dolar. Dampak langsung dari melemahnya nilai uang regional tersebur
mengakibatkan utang perusahaan dalam bentuk dolar menjadi melonjak ketika
dikonversikan kedalam nilai Currency setempat. Hal ini disebabkan oleh besamya
utang perusahaan dalam bentuk
valuta asing. Akibat lanjutnya adalah
menurunnya kinerja perusahaan , pada dasamya kondisi perusahaan yang rentang
terbadap gejolak ekonomi
mendeteksi
kinerja
makro bisa di identiftkasi sejak dini dengan
keuangan perusahaan, yang biasa di identifikasi dalam
bentuk rasio keuangan.
Dampak dari krisis
perekonomian terutama
ekonomi mengakibatkan
dunia usaha. Kondisi
1
rusaknya
ini juga
sendi-sendi
mengakibatkan
2
terdepresiasinya nilai tukar rupiah dan harga barang terns mengalami peningkatan.
Meningkatnya harga barang ini, sebagai akibat dari nilai impor bahan baku yang
meningkat mengikuti fluktuasi
rupiah terhadap dolar
perusahaan yang masih bertahan adalah
Pada kondisi krisis
perusahaan yang berorientasi pada
ekspor saja, sedangkan sektor lainnya merupakan sektor yang diduga tidak tahan
terhadap kondisi ini.
Sektor Industri pada emiten makanan dan minuman , tektil dan barang jadi,
industri rokok , industri plastik dan kemasan, industri automotive dan komponen
cenderung menjadi primadona karena kebutuhan ini sulit di kurangi kendatipun
sedang krisis ekonomi, karena merupakan industri produk sehari-hari bagi
konsumen dengan harga yang terjangkau sehingga praktis memiliki lingkungan
bisnis yang tidak terlalu fluktuatip
Dari kelima sektor .perusahaan industri, jumlah emiten dari tahun 1998-
2001 relatip stabil , hal ini dapat terlihat dari jumlah emiten yang masih listing
dan bertahan di Bursa Efek Jakarta
kendatipun krisis ekonomi terjadi
ditunjukan pada tabel berikut:
Tabet 1.1
Perkembangan lima sektor perusahaan industri emiten di
Barsa Efek Jakarta antuk tahun 1998-2001
No
1
Makanan dan minuman
2
Rokok
Teksil dan Pakaian jadi
Plastik dan Kemasan
Automotive & Komponen
Jumlah
3
4
5
Tahun
Sektor Perusahaan Industri
Swnber : Bursa Efek Jakarta
1998
21
1999
21
2000
21
2001
21
3
3
3
3
25
13
17
78
25
25
25
13
13
13
17
78
17
78
17
78
3
Pada tanggal 4 juni 1997 perusahaan Unitex Indonesia delisting dari bursa
Efek Jakarta. Pada tahun 1999 perusahaan yang delisting di Bursa Efek meningkat
menjadi 20 perusahaan yaitu 10 perusahaan delisting tanggal 12 maret 1999, 7
perusahaan delisting tanggal 12 maret 1999 dan 3 perusahaan
delisting bulan
Juli-Desember I 999, Pada tahun 2000 perusahaan yang delisting sebayak 11
perusahaan, sedangakan pada tahun 2001
perusahaan yang delisting sebayak 3
perusahaan. Dari tahun 1997-2001 jumlah perusahaan yang delisting sebanyak 35
perusahaan.
Ponomena pada perusahaan industri emiten di Bursa Efek Jakarta .pada
umumnya perusahaan tersebut struktur modalnya berasal dari modal pinjaman
dan modal sendiri , hal ini bisa kita lihat dalam perk.embangan rata-rata
perbandingan modal pinjaman dengan modal sendiri. Pada tahun 1997 mencapai
77 o/o, tahun 1998 mencapai 67%, tahun 1999 menacapai 43 % tahun 2000
mencapai 41% dan tahun 2001 mencapai 39 %. Perbandingan modal pinjaman
terhadap modal sendiri dari tahun1997-2001 mengalami penunman karena sejak
krisis ekonomi perusahaan tersebut selalu berusaha menutupi modal pinjaman
untuk menghidari beban bunga yang tinggi
akibat dari suku bunga yang
meningkat
Pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana
jangka panjang dari masyarakat untuk disalutkan ke sektor-sektor produktip.
Selain itu pasar modal juga merupakan salah satu atematip yang dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana. Apabila perusahaan
ingin memperoleh modal sendiri, maka perusahaan yang bersangkutan dapat
4
menjual saham , dan bila ingin memperoleh pinjaman maka perusahaan dapat
menjual obligasi
Keputusan Investasi oleh investor ditentukan oleh harapan masa yang akan
datang atas kesuksesan suatu usaha perusahaan. Investor akan menanamkan
dananya jika investor menganggap
suatu investasi tersebut menguntungkan .
Investor mengharapkan keuntungan baik keuntungan yang berasal dari capital
gain , maupun dari deviden yang
Keuntungan itu hanya
akan dibagikan kepada pemegang saham.
diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangannya
cukupbaik
Struktur modal merupakan perimbangan antara utang jangka panjang dan
modal sendiri, dimana pendanaan hutang dapat dilihat dari leverage. Struktur
modal dilihat dari leverage membiaya aktiva perusahaan sehingga terjadi
operasional perusahaan. Hasil dari operasional perusahaan mengakibatkan
penjualan , biaya operasi dan laba perusahaan • Perubahan penjualan dapat
menimbulkan perubahan laba perusahaan. Seberapa besar perubahan penjualan
dapat menimbulkan perubahan laba perusahaan dapat dilihat dari leverage yaitu
yang diukur dengan degree of operating leverage ( DOL) dan degree offinancial
leverage ( DFL).
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan, yang merupakan
perimbangan antara total hutang dengan modal sendiri. Perusahaan perlu
mencapai struktur modal yang optimal yang meminimalkan biaya rata-rata
pemsahaan. Perusahaan da1am operasinya memerlukan modal yang berasal dari
modal asing yaitu berupa hutang jangka panjang maupun modal sendiri ,
5
pembiayaan bersumber dari hutang dapat mengurangi tingkat pembayaran pajak.
Namun perlu dipertimbangkan pembiayaan dari hutang, dimana semakin tinggi
rasio hutang ( bedt ratio) semakin tinggi risiko perusahaan, sehingga beban
bunganya semakin akan lebih tinggi. Struktur modal yang akan digunakan terdiri
dari: Long Term Debt Equity (LTDE), Degree Operating Leverege (DOL) dan
Degree Financial reverage ( DFL)
Untuk melihat hasil operasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan setiap
periodenya, maka manajemen perusahaan akan melakukan evaluasi kinerja
melalui penilaian kinerja keuangan dan non keuangan. Evaluasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk memberikan informasi umpan batik bagi manajemen dalam
pengamilan keputusan yang tepat guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasional perusahaan dan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kekayaan
pemegang saham.
Penilaian kinerja keuangan
yang umumnya digunakan
sebgai indikator
untuk menilai kinerja keuangan adalah rasio keuangan yang terdiri dari; rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Penilaian keuangan
perusahaan dengan pendekatan tradisional ini sering kali mendapat kendala atau
adanya keterbatasan bahawa dalam pengukurannya mengabaikan adanya biaya
modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah
memberikan nilai atas dana yang diinvestasikan oleh perusahaan tersebut.
Untuk mengukur kinerja tiap-tiap fimgsi operasi .perusahaan biasanya
digunakan ukuran yang berbeda-beda, Misalnya kinerja bagian penjualan diukur
dengan tingkat penjualan , kinerja bagian keuangan di ukur dengan Return on
6
Equity (ROI). Perbedaan ini menyebabkan .perusahaan tidak dapat mencapai basil
yang optimal dalam mencapai tujuannya. Bagian.penjualan menginginkan harga
jual ditekan serendah mungkin untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan bagian
keuangan menginginkan margin yang tinggi. Alat ukur yang lajim digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan yang ROE-nya tinggi dianggap menghasilkan
kinerja yang lebih baik dan sebaliknya ( Sidharta Utama, 22: 1997). Namun
investor dalam menilai suatu perusahaan , tentunya tidak saja melihat return yang
dihasilkan saja , tetapi juga risiko yang dihadapi perusahaan . Kelemahan ROE
adalah
tidak mempertimbangkan risiko yaitu dengan memperhitungkan laba
perusahaan dikurangi dengan biaya modal. Pengukuran ini bertujuan agar
perusahaan lebih memfokuskan perhatian kepada penciptaan nilai perusahaan.
Untuk mengatasi kelemahan dengan pendekatan analiasa
tradisional tersebut
dikembamngkan konsep nilai tambah ekonomis ( Economic Value Added).
&onomic value added (EVA) merupakan pengukuran kinerja keuangan
yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dari pengukuran kinerja tradisional .
Konsep ini adalah suatu pendekatan yang lebih obyektip dan mampu
menghubungkan kepentingan manajemen maupun para investor. Dalam penelitian
ini , alat ukur yang dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dengan
menggunakan pendekatan
EVA , yang merupakan pengukuran kinerja yang
dianggap relative baru dan belum banyak digunakan sebagai pengukur kinerja
perusahaan di Indonesia.
Menurut Teuku Mirza ( 1999:37) bahwa selama ini pengukuran kinerja
perusahaan jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap
7
biaya modal yang ditanamkan.
Pada tahun
1980-an , Stem Stewart & Co.,
Perusahaan konsultan, mengusulkan satu jenis metode konsep baru, yaitu
Economic Value added (EVA). Konsep EVA pertama kali diperkenalkan oleh Joel
M. Stem dan George Bennet Stewart, para analis keuangan dari Stem Stewart
Manajemen Series Of New York, Amirika Serikat.. EVA sering digunakan oleh
perusahaan besar di Amerika, seperti Coca Colla, Quaker Oat, AT & T, Varity
Cororation, dan Husky Injection ( Garrison/Noren, 527:2000).
EVA adalah indikator internal perusahaan yang mengukur seberapa efisien
o.perasi-operasi.perusahaan dalam menciptakan nilai tambah. Dalam konsep EVA,
nilai perusahaan akan tercipta jika laba yang dihasilkan lebih besar dari biaya
modal (Cost of capital) • Cara mengitung EVA adalah Laba opersi setelah pajak
dikurangan biaya modal ( operating profit after tax dikurangi dengan cost of
capital). Bila basilnya positip maka perusabaan menghasilkan laba lebih besar
dari biaya modalnya atau dengan kata lain perusahaan berhasil menambah
kekayaan dari pemegang saham •
Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunkan nilai tambah ekonomis
(EVA) masih jarang digunakan oleh .perusahaan maupun para investor karena
belum tersosialisasikan dengan baik kepada para pengusaha maupun investor,
bahwa pengukuran kinerja keuangan
dengan menggunakan nilai tambah
ekonomis sebagai pengukuran kinerja yang lebib baik untuk menutupi kelemahan
.pengukuran kinerja keuangan secara tradisional
8
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut
diatas
penulis
tertarik
untuk
melakukan penelitian tentang " Pengaruk Struktur Modal terhadap Kinerja
Keuangan
pada perusahaan lndustri Emiten di Bursa Efek Jakarta ."
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar belakang penelitian tersebut diatas, maka
penulis mengidentifikasikan
masalah yang menjadi pokok bahasan sebagai
berikut:
I.
Apakah struktur modal (long term debt to equity (LTDE), Degree Operating
Leverage (DOL) , dan Degree Financial Leverage (DFL) ) mempunyai
pengaruh terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis (
Economic Value Added) secara bersamaan pada perusahaan industri emiten
makanan dan minuman, tektil dan .pakaian jadi, rokok, .plastik dan kemasan ,
automotive dan komponen di bursa efek jakarta .
2. Apakah struktur modal (long term debt to equity (LTDE), Degree Operating
Leverage (DOL), dan Degree Financial Leverage (DFL) ) mempunya
.pengaruh terhadap kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis (
Economic Value Added) secara parsial pada perusahaan industri emiten
makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, rokok, plastik dan kemasan ,
automotive dan komponen di bursa efek jakarta .
nTINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Tujuan manajemen keuangan adalah untuk
perusahaan dan juga untuk kesejahtraan
memaksimumkan nilai
para pemegang saham. Untuk itu
manajer keuangan harus dapat melakukan keputusan dalam menentukan bauran
antara sumber modal sendiri dan pinjaman jangka panjang, hal ini penting sebab
mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan clan hat
ini berkaitan dengan strutur modal perusahaan.
Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang dan modal
sendiri yang digunakan oleh perusahaan . Tujuan rnanajemen truktur modal adalah
memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan.
Adapun pengertian struktur modal yang dinyatakan Suad Husnan
(1996:27) adalah sebagai berikut:
" Perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan
modal sendiri. Apabila dimasukan pengertian seluruh hutang ( baik hutang
jangka paiijang maupun jangka pendek), perbandingan tersebut dikatakan
struktur k.euangan . Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian
dari struktur keuangan",
Menurut Bernstein Leopold A. & Wild John J. ( 1998: 473)
" Capital structure is the equity and debt financing of company, it is often
measuerd in terms of the relatif magnitude of the various financing sources. "
9
10
Sedangkan menurut Weston & Coepeland (1996:88)
" Capital structure or Capitalization of the firm is permanent financing
reprented by long term debt, preferred stock, and shareholders equity. The
book value of shareholders equity includes common stock, paid- capital or
capital surplus and the accumulated of retained earnings".
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Levi & Sarnat ( 1998 : 87) sebagai
berikut:
"Capital structure refers to the proportion of bedt (bonds and bank loans)
and equity (stock and retained earning) use by the firm in financing its
investement, when a firm employs debt to finance some portion of an
investemem, we say that the firm is leveraged (or employs leverage) ",
Dari pendapat tersebut diatas dikatakan bahwa
struktur
modal
menggambarkan proporsi antara modal yang dimiliki oleh perusahaan yang
berasal dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang merupakan suatu
metode pembiayaan pennanen suatu perusahaan,
Pengertian struktur modal dalam penulisan ini adalah perimbangan atau
proporsi hutang jangka panjang dengan modal sendiri, dimana pendanaan dari
hutang jangka panjang dikatakan leverage.
Kebijakan struktur modal melibatkan trade-off antara rcsiko dan tingkat
pengembalian. Peningkatan pinjaman jangka panjang akan memperbesar risiko
perusahaan dan sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang
diharapkan. Resiko yang semakin tinggi akibat memperbesar pinjaman jangka
panjang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan dapat meningkatkan harga saham tersebut Dalam
hal ini dibutuhkan stuktur modal yang optimal yang dapat meningkatkan nilai dari
perusahaan. ( Suad Husnan: 1996).
11
Tujuan utama dari pengukuran
struktur modal adalah memaksimalkan
nilai perusahaan melalui perbandingan yang optimal dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Dalam memenuhi kebutuhan modal terdapat berbagai kebijakan yang
dipilih oleh suatu perusahaan. Setiap kebijakan pemenuhan modal ini masingmasing akan mempengaruhi
mempunyai
pengaruh
argumen mengenai
struktur modal dan selajutnya
terhadap
kinerja perusahaan
struktur modal
tetapi terdapat
beberapa
struktur modal yaitu apakah nilai perusahaan
dapat di
pengaruhi oleh bermacam bauran dana yang digunakan.
Teori struktur modal menjelaskan apa.kah ada-pengaruh perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden
dipegang konstan. Dengan kata lain, seandainya perusahaan mengganti sebagian
modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah,
apabila
perusahaan
tidak
merubah
keputusan-keputusan
keuangan
lainnya.
Apabila perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan , berarti bahwa
tidak ada
struktur modal yang terbaik, tetapi apabila merubah struktur modal
temyata nilai perusahaan
berubah lebih baik , maka akan diperoleh struktur
modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan
atau harga saham naik dikatakan struktur modal yang terbaik ( Suad Husnan :
1996)
Teori struktur modal erat kaitanya dengan financial leverage. Selain itu
teori struktur modal juga menjelaskan hubungan apakah sumber dana dan biaya
modal yang berlainan ada pengaruhnya terhadap perubahan struktur modal dan
nilai perusahaan.
12
Terdapat
tiga teori struktur
1997:296) yaitu: (1) Pendekatan
modal menurut
Agus Sartono
(
laba bersih atau net income approach, (2).
Pendekatan laba operasi bersih atau net operating income approach da (3).
Pendekatan tradisional.
1. Pendekatan laba bersih atau net income approach
Pendekatan
laba
bersih
ini
menggunakan
asumsi
bahwa
investor
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi
yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan
tingkat biaya hutang yang konstan. Dengan biaya ekuitas dan biaya hutang
konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan. biaya
modal rata-rata tertimbang akan semakin kecil.
2. Pendekatan laba operasi bersih atau net operating income approach
Pendekatan laba operasi bersih mengasumsikan bahwa investor memiliki
reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang. Pendekatan ini melihat
bahwa biaya rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang
digunakan perusahaan.
3. Pendekatan tradisional
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa penggunaan suatu leverage tertentu,
resiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya hutang
maupun biaya ekuitas relatip konstan. Namun demikian setelah leverage atau
rasio hutang tertentu, biaya hutang dan equitas meningkat Peningkatan biaya
ekuitas ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih besar dari pada
penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya
13
biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun clan setelah leverage
tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula
meningkat dan menurun sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin
besar. Dengan demikian menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal
optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal optimal terjadi pada saat
nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya
modal rata-rata tertimbang menurun.
Dari ketiga pendekatan tersebut diatas, terdapat pendekatan yang
menentang pendekatan tradisional yang dikenal dengan .pendekatan Modigliani
clan Miller yang disebut juga pendekatan MM. Pendekatan ini menunjukan
kemungkinan munculnya proses arbitrasi yang membuat harga saham atau nilai
perusahaan yang menggunakan hutang atau tidak menggunkan butang yang
akbimya sama. Proses arbitrasi muncul karena selalu menyukai investasi yang
memerlukan clana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang
sama dengan resiko yang sama pula
Dari teori MM disimpulkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan, t.etapi pada suatu titik tertentu yakni struktur modal yang
optimal, nilai perusahaan akan mulai menurun dengan semakin besarnya proporsi
hutang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan karena manfaat yang
diperoleh dari penggunaan hutang tersebut Dengan demikin dapat disimpulkan
bahwa untuk jumlah tertentu , penggunaan hutang memang lebih baik, tetapi
hutang yang begitu besar tidak baik bagi perusahaan. Dengan demkian terdapat
trade-off antara manfaat clan biaya atas penggunaan hutang. Oleh karena itu sering
14
teori ini disebutjuga dengan tax saving- financial cost trade-off teary. Teori ini
bermanfaat dalam menentukan Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
yang optimum.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengarubi struktur modal
Ada beberapa pendapat mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
struktur modal perusahaan.
Menurut Brigham Eugene. F. ( 2001 : 39) faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan struktur modal adalah sebagai berikut:
" (1). Stabilitas penjualan, (2). Struktur Aktiva, (3) Leverage operasi, (4)
Tingkat pertumbuhan ,(5) profitabilitas, (6). Pajak (taxes), (7)
Pengendalian (control) (8) Sikap manajemen ( manajement attitude) (9)
Sikap pembei pinjaman dan lembaga penilai perangkat , (10). Kondisi
pasar (market condition),(11 ). Kondisi internal perusahaan (firms tntemal
condition) clan (11) Fleksibelitas k.euangan".
Menurut Levy & Samat ( 1998:56) Faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal sebagai berikut:" (1). Location of earning distribution, (2) Stability
of sales earning, (3) Risk of banlcruptcy, (4) Devidend policy, (5) control dan ( 6)
Agency cost".
Sedangkan menurut Weston & Copeland ( 1997: 35) ada beberapa faktor
yang mempengaruhi struktur modal "(l) Tingkat pertwnbuhan, (2). Stabilitas
arus kas , (3). Karakteristik lndustri, (4). Strukur aktiva, (5) Manajemen, (6) Sikap
pemberi pinjaman".
Dari beberapa pendapat diatas, maka faktor yang mempengaruhi struktur
modal dapat dikelompokan menjadi empat bagian yaitu:
15
1. Stabilitas basil operasi
Kegiatan
operasi perusahaan dicenninkan dalam penjualan dan laba operasi.
Semakin setabil kegiatan operasi perusahaan , semakin besar kemungkinan
perusahaan untuk menggunakan hutang jangka panjang, karena resiko usaha
kecil
2. Karakteristik Jenis usaha
Perusahaan yang banyak menginvestasikan modalnya dalam bentuk modal
jangka panjang , akan lebih banyak menggunakan sumber modal yang
resikonya rendah, karena adanya ketidak pastian hasil investasi dimasa yang
akan datang akan mempunyai dampak terhadap basil yang akan diperoleh.
3. Sikap Manajemen
Sikap manajemen yang konservatif tidak berani mengambil resiko mendanai
investasi dari hutang jangka panjang melainkan lebih pada ,penggunaan modal
sendiri sehingga struktur modalnya yaitu perbandingan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri
4. Kebijakan pemilik
Kebijakan pemilik suatu perusahaan mempunyai andil yang besar dalam
menentukan keputusan pennodalan tidak terlepas pada aturan atau kebijakan
yang ditetapkan pemilik.
·2.t.3. Pengertian Leverage
Istilah leverage umumnya digunakan untuk menggambarkan kemampuan
perusahaan menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed
16
cost asset or fund) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik
perusahaan.
Struktur modal erat kaitannya dengan leverage keuangan, karena pilihan
struktur modal tertentu akan menentukan tingkat leverage financial. " the use of
fixed payment securities (Equity, debt) to finance company's operation is often
refered to as financial leverage" ( levi & Sarnat, 1998). Jadi leverage perusahaan
adalah penggunaan hutang dengan biaya bunga tetap dalam struktur permodalan
perusahaan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa
tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin
tinggi pula, tetapi pada saat hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return
yang
akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa
saja berbeda-beda
antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya atau dari satu periode ke
periode lainnya didalam suatu perusahaan, tetapi semakin tinggi resiko yang
dihadapi semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan. Istilah
resiko (risk) disini dimaksudkan dengan ketidakpastian (uncertainty)
dalam
hubungan dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya (Fixed
payemen obligation).
Menurut Van Home & Wachowicz ( 1998:425) pengertian leverage
adalah: " Leverage refers to the use of fixed cost in an attempt to increase (or
lever up) profitability".
Konsep leverage diterangkan oleh chales H. Gipsen ( 1998:429) sebagai
berikut: " the extend to which a company's capital structure includes debt
17
financing". Jadi yang dimaksud leverage adalah kemampuan perusahaan
untuk
menggunakan dana yang mempunyai beban tetap ( hutang) untuk memperbesar
tingkat penghasilan bagi perusahaan.
Konsep leverage juga diterangkan oleh Agus Sartono ( 1997:337), bahwa
leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana ( sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan tujuan dapat meningkatkan
keuntungan pemegang saham.
Dalam income statement terdapat tiga macam leverage yaitu; (l). leverage
operasi yang mencakup sales revenue, cost of good sold, operating expence, dan
EBIT .(2) leverage keuangan yang mencakup interest, earning before tax ( EBT)
dan earning after tax (EA.1) dan (3) . Penggabungan antara leverage opersi dan
leverage keuangan.
2.1.3.1. Leverage Operating
Leverage operasi merupakan penggunaan aktiva perusahaan yang disertai
dengan biaya tetap atau fixed operating cost. Leverage operasi menganalisis
sejauhmana pendapatan penjualan dapat menutup biaya tetap dan variabel.
Menurut Weston & Copeland (1996:331) yang dimaksud dengan leverage
operasi adalah: the way a given charge in sales volume affects net operating
income (NO[).
Sedangkan menurut Van Home & Wachowicz (1998:424) yang dimaksud
dengan operating leverage is the use offixed operating cost by the firm. Jadi dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa leverage operasi adalah penggunaan
aktiva perusahaan yang disertai dengan biaya tetap atau fixed operating cost.
18
Untuk
profitabilitas
mengukur
pengaruh
dari
perubahan
penjualan
terhadap
ini dihitung suatu tingkat leverage operasi, yaitu merupakan
rasio antara persentase perubahan
suatu
dalam earning before intreast taxes (EBTI)
dibagi dengan persentase perubahan dalam penjualan atau dalam pendapatan total
(Total Revenue), dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Van Home &
Wachowicz 1998)
DOL
=
PercentageChangelnEBIT _
PercentageChangeilnSales
%t:..EBIT
%Males
(2.1}
Dimana:
OOL= Degree of operating leverage. Angka indeks yang mengukur
pengaruh perubahan penjualan dari jumlah keluaran tertentu.
EBIT
= Earning before intreast and taxes (laba sebelum bunga dan pajak}
OOL dapat juga dihitung dengan menggunakan unit output sebagai dasar
dalam melakukan perhutungan sebagai berikut
DOL=
=
Q(p-V)
Q(P-V)-F
Dimana:
P
Q
(Q-QBE}
= harga perunit barang yang di jual
V
= Biaya variabel per unit
Q
= Jumlah unit yang dijual
F
=
Biaya Tetap
Q BE= Kuantitas Break even point ( BEP}
(2.2}
19
Leverage
operasi
suatu
perusahaan
terjadi
pada
saat
perusahaan
menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap atau menanggung beban
tetap yang harus ditutup dari basil operasi
Biaya-biaya yang ditanggung perusahaan dapat dipisahkan menjadi dua
jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
jumlahnya tidak berubah pada produksi tertentu. Sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang secara total berubah apabila unit yang dihasilkan berubah. Apabila unit
yang dihasilkan bertambah maka jumlah biaya variabel akan meningkat dan
sebaliknya.
Analisa leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui (I) seberapa
peka laba operasi terhadap perubahan basil penjualan, (2) Seberapa besar
penjualan minimal yang harus diperoleh agar penjualan perusahaan minimal tidak
menderita kerugian.
Semakin besar tingkat operating leverage, semaldn peka laba operasi
terhadap perubahan penjualan. Dengan demikian semakin besar proforsi biaya
tetap , semakin besar operating leveragenya
Leverage operast merupakan leverage yang menguntungkan apabila sales
revenue ( basil penjualan ) setelah dikurangi biaya varibel lebih besar dari
Biaya tetap. Leverage operasi ditentukan oleh hubungan antara basil penjualan
yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). EBIT
dipengaruhi oleh banyaknya
leverage (DOL).
faktor salah satunya adalah degree of operating
20
Tingkat OOL yang semakin besar, berarti semakin besar pengaruh
perubahan penjualan terhadap EBIT. Perubahan EBIT akibat perubahan dari
penjualan akan mempengaruhi kinerja dari perusahaan. Besarnya leverage operasi
dari perusahan ditentukan oleh struktur asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar proforsi aktiva tetap yang dimiliki, maka semakin besar pula beban
tetap berupa biaya penyusutan
yang ditanggung perusahaan yang mempunyai
tingkat leverage operasi yang relatip tinggi., maka akan dapat mencapai titik
BEP pada tingkat penjualan relatip tinggi dan adanya perubahan pada tingkat
penjualan akan memberikan dispersi yang besar pada laba yang diperoleh
perusahaan.
2.1.3.2 Leverage Financial
Menurut Weston & Brgham (1997:626), leverage keuangan adalah: "The
extend to which fixed income securities (debt andpreferred stock) are used in a
firm 's capital structure".
Leverage keuangan ini merujuk pada penggunaan sekuritas yang
memberkan penghasilan tetap yaitu hutang dan saham preferen dan rasio leverage
keuangan menunjukan sampai seberapa jauh asset-asset perusahaan tersebut
dibiayai, baik dibiayai dengan menggunakan hutang maupun saham preferen.
Leverage keuangan timbul karena adanya kewajiban-kewajiban finansial
yang sifatnya tetap ( Fixes Financial charges)
yang harus dikeluarkan oleh
...
perusahaan. Tingkat leverage keuangan ditentukan oleh EBIT dan EPS yang
menguntungkan pemegang saham.
21
Menurut Weston & Brgham (1997:641), yang dimaksud dengan tingkat
leverage keuangan adalah "the percentage charge in earning available to
common stocholder associated with a given percentage charge in earnings before
intern and taxes"
Dari pengertian diatas leverage financial dapat di ukur dari degree of
financial leverage (DFL), dengan formula sebagai berikut: ( Van Home &
Wachowicz: 1998)
DFL = PercentageChangeinEPS = %MPS
PercentageChangelnEBIT
%AEBIT
(2.3)
Leverage Financial terjadi pada saat perusahaan menggunkan sumber dana
yang menimbulkan beban tetap. Apabila perusahaan menggunakan hutang, maka
.perusahaan harus membayar bunga berapapun keuntungan operasi perusahaan.
Bagi perusahaan yang menggunkan hutang, mereka tentu berharap untuk bisa
memperoleh laba operasi dari penggunaan hutang tersebut yang lebih besar dari
pada biaya bunganya. Karenanya financial leverage memusatkan perhatian pada
perubahan laba setelah pajak sebagai akibat perubahan laba opersi.
Semakin besar proporsi hutang didalam struktur permodalan perusahaan,
akan semakin besar pula kemungkinan terj~nya
ketidak mampuan untuk
membayar kembali hutang beserta bunganya pada tanggal jatuh temponya. Untuk
para kreditur, hal ini berarti kemungkinan turut sertanya
dana yang mereka
tanamkan didalem perusahaan untuk dipertaruhkan pada resiko kerugian yang
semakin besar.
Bagi para pemilik khususnya para pemegang saham biasa, Adanya hutang
didalam perusahaan merupakan suatu resiko tersendiri terhadap kemungkinan rugi
22
yang dihadapi dari dana yang mereka tanamkan, tetapi resiko ini juga diimbangi
adanya harapan untuk mendaptkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi sebagai
akibat dari penggunaan hutang untuk menunjang permodalan dalam perusahaan.
Besamya EBIT yang menghasilkan EPS positip, akan dipengaruhi oleh
biaya bunga yang hams dikeluarkan. Semakin besar dana yang berasal dari luar
perusahaan yang disertai dengan beban tetap seperti oblogasi, semakin besar pula
bunga yang hams dibayar. Behan tetap (Bunga) yang lebih besar dari tingkat
return yang diharapkan dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan.
Financial leverage perusahaan menunjukan tingkat variabelitas EPS
karena perubahan EBIT, atau Degree Financial Leverage
(DFL) mengukur
kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT. Penggunaan financial leverage yang
semakin tinggi mengakibatkan biaya modal tetapnya tinggi dan perusahaan akan
berusaha untuk memperoleh tambahan EBIT yang lebih tinggi dari pada biaya
tetapnya. Perusahaan dapat merubah tingkat leverage .financial dengan menaikan
atau menurunkan biaya modal tetapnya. Biaya modal tetap yang ditanggung oleh
perusahaan tergantung pada kombinasi hutang dan ekuitas atau struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan ( Agus Sartono : 1997)
Dengan demikin perusahaan memiliki hutang yang relatip besar dalam
struktur modalnya akan memiliki biaya modal tetap yang besar, hal ini
mengakibatkan biaya rata-rata tertimbang juga akan tinggi. Biaya modal tetap (
beban bunga) yang lebih besar dari rata-rata laba operasi dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan, yaitu ketidakmampuan perusahaan unWk membayar deviden
atas saham biasa, dan kelangsungan hidup perusahaan sangat rawan, sehingga
23
hutang dalam jumlah besar menimbulkan beban berat bagi perusahaan manakala
laba menurun. (Eugene F. Brigham & Houston : 200 I)
2.1.3.3 Total Leverage
Jika operating leverage dikombinasikan dengan financial leverage,
hasilnya merupakan total reverage. Total leverage (or combinated) the use of both
fixed operating and financing cost by the firm ( Van Horne & Wachowicz,
1998:441).
Total leverage juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan
dalam menggunakan biaya tetap, baik biaya tetap operasi maupun biaya tetap
financial untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap
pendapatan per lembar saham biasa (EPS). Oleh karena itu total leverage dapat
dipandang sebagai refleksi keseluruhan pengaruh dari struktur biaya-biaya tetap
operasi dan biaya tetap financial perusahaan.
Semakin besar tingkat leverage operasi (biaya tetap ), semakin sensitive
EBIT terhadap perubahan penjualan, dan
semakin besar tingkat leverage
keuangan, maka EPS makin sensitip terhadap perubahan EBIT. Karena itu jika
leverage operasi dan leverage keuangan sama-sama besar, maka perubahan
penjualan yang kecil sekalipun akan mempengaruhi EPS.
Menurut Van Home & Wachowicz (1998:441): " The degree of total
leverage of firm at particular level of output (or sales) is equal to the percentage
chOnge in earning per share over the percentage change in output (or sales) thet
causes the change in earning oer shere ",
24
Tingkat total Leverage dapat ditentukan dengan formula :
DTL
=
PercentageChangelnEPS
PercentageChangelnSales
=
%MPS
%Males
(2.4)
Tingkat total leverage dapatjuga dihitung sebagai berikut:
DTL
.
Quantttas
=
Q(P-V)
Q(P-V)-FC-l(PD
/(1-t)
Penggunaan operating leverage clan financial leverage dengan tujuan agar
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya asset dan sumber dananya,
dengan demildan akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya
leverage juga meningkatkan variabelitas (resiko) keuntungan, karena jika dengan
penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan-keuntungan pemegang
saham.
2.1.4 Pengolmra• Kinerja Keuaogan dengan Nilai Tambah Ekonomis
Pendekatan baru
yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan yang dianggap lebih obyektif dan menjembatani kepentingan
manajmen maupun investor adalah dengan pendekatan Economic Value Added
(EV.A.)
atau nilai tambah ekonomi, yang dikemukakan pertama kali oleh B. Bennet
Strwart pada tahun 1990
Menurur Glen Arnold dalam Widjaja Tunggal ( 2001 :3) pengertian EVA
sebagai berukut:
"Economic Value added (EV.A. was tradermarked by Stem Strwart and
Co). is a variant of economic profit for a period is the amount earned by
business after deducting all operating expences and a charge for the
opportunity cost of capital employe "
Pengertian lain dari EVA menurut Frank K. Reilly & Keith C. Brown
(2000: 40) adalah:
25
" Economic Value Added (EVA) is internal manajement performance
measure that compares net operating profit to total cost of capital. Indicates
how profitable company project are as sign of manajement performance".
Sementara menurut Young & O,Byne terjemehan Lusu Widjaja ( 2001: 18)
adalah:
" Economic value added (EV A) merupakan alat komunikasi yang efektif,
baik untuk menciptakan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang
akhimya mendorong kinerja perusahaan dan untuk berhubungan dengan
pasar modal".
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan keuntungan
operasional setelah pajak dikurangi dengan biya modal atau dengan kata lain EVA
merupakan pengukuran pendapatan sisa laba
(residual income) yang
mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Jadi EVA ditentukan oleh dua
hal yaitu keuntungan bersih operasi setelah pajak dan tingkat biaya modal. Laba
operasi setelah pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai
(value) di
perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diartikan sebagai .pengorbanan yang
dikeluarlam dalam pencitaan nilai tersebut.
Konsep EVA dapat berdiri sendiri tampa perlu analisa perbandingan
dengan perusahaan sejenis atau pun membuat analisa kecenderungan/ trend.
Secara sederhana apabila EVA positip maka telah terjadi proses nilai tambah
pada perusahaan, sementara EVA yang negatip menunjukan tidak terjadinya
proses nilai tambah pada perusahaan, karena laba yang tersedia tidak bisa
memenuhi harapan penyandang dana.
EVA
akan
mengukur
kinerja
perusahaan
secara tepat dengan
memperhatikan secara adil ekpektasi para investor dan kreditur.
26
Menurut Sidarta Utama pengguaan EVA akan membuat perusahaan untuk lebih
mempokuskan perhatiannya pada penciptaan nilai perusahaan ( Creating firm.s
value).
Perhitungan EVA Erich A. Helfert (2000 : 299) dapat diformulasikan
sebagai beriku:
EVA= EBIT (1-T)-KwC
(2.5)
Dimana:
-
EBIT (1-T) adalah Net Operating Profit after taxes ( NOPA 1)
-
Kw adalah biaya modal rata-rata tertimbang
-
C adalah total modal yang dipergunakan
Variabel modal yang digunakan ,C, menunjukan modal uang yang
diinvestasikan oleh para kreditur dan pemilik.Hal ini dapat diperkirakan dengan
membuat sejumlah teknik penyusunan akuntansi terhadap jumlah hutang
ditambah modal.
Dalam mengukur NOPAT dan capital dilakukan beberapa penyesuean
untnk menghilangkan ditorsi financial yang mungkin disebabkan oleh prinsipprinsip akuntansi. Penyesuean terhadap kemungkinan ditorsi oleh prinsip
akuntansi ini oleh Steward disebut sebagai equity equivalent (EE).
Menurur trward G. Bennet dalam Widjaja Tunggal ( 2001 :6)
"Equity equivalent (EE) is adjustement that turn afirm's accounting book
value into economic book value, which is a truer measure of the cash that
investor have put a risk is the firm and upon which they expect to accurue
some returns".
Salah satu distorsi yang mungkin terjadi adalah diperbolehkannya
perusahaan untuk menggunakan tehnik LIFO ketika harga naik atau FIFO sebagai
27
aternatip
pecatatan
perusahaan
persediaan.
Dengan
dapat direkayasa
demikian
sedemikian
besamya
laba
akuntansi
dari kepentingan
rupa tergantung
perusahaan sendiri.
Penyesuean perlu dilakukan untuk menghilangkan ditorsi akuntansi yang
terkandung
dalam
laporan
keuangan.
Penyesuean
ini
dilakkan
dengan
menambahkan equivalen ekuitas per periode kedalam NOPA T. Equity Equivalent
adjusment antara lain : Steward. Bennet dalam widjaja ( 2001:6) dapat dilihat
pada tabel 2.4. berikut.
Tabel 2.1
Equity Equivalent
Add to Capital:
AddtoNOPAT
Equity Equivalent
Increase in equity equivalent
Deferred tax reseve
Increase in deferred tax reserve
UFO reserve
Increase in UFO reserve
Cumulative goodwill amortization
Goodwill amortization
Unrecorded goodwill
(Net) capitalized intangibles
Increase in (net) capitalized intagibles
Full-cost reserve
Increase in.full-cost reserve
Cumulative unusual loss (Gain)
Unusual loss (gain)
Other reserves, such as:
Increase in other reserves
Bail debt reserve
Inventory obsolescence reserve
Warranty reserve
Deferred income reserve
Samber: Widjaja 'fuaal
( 2001:6-7)
28
a. Defeered tax reserve
Defeered tax reserve adalah merupakan kumulatif perbedaan pajak yang
dicatat secara akuntansi dengan pajak yang telah dibayarkan. Salah satu Equity
Equivalent yang penting adalah penangguhan pajak dalam catatan akuntansi clan
pajak yang sebenamya dibayar. Selama perusahaan menambah asset yang
meningkatkan deferred taxes, maka deferred taxes tidak akan pemah terbayarkan.
Defered taxes ini merupakan tambahan dari ekuitas. Dengan menambahkan
peningkatan deferred taxes kedalam laba, NOPAT hanya akan terbebani oleh
pajak yang benar-benar dibayar. Penyesuaian ini akan menyebabkan perhitungan
akan scmakin mereflesikan aliran kas yang benar-benar terjadi.
b. LIFO reserve
Penilaian persediaan yang berbeda dapat menghasilkan laporan keuangan
yang berbeda ketika harga naik sebaiknya perusahaan menggunkan metode LIFO
sebagai pencatatan persediaan sehingga terjadi penurunan laba akuntansi yang
dilaporkan. Dengan cara ini perusahaan bertujuan untuk menghemat pajak yang
dibebankan dan dengan demikian banyak kas yang tertinggi. Oleh karena
persediaan LIFO perlu dinilai dengan nilai terbaru
Metode persediaan FIFO memberikan nilai barang sesuai dengan harga
terbaru sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian. Perbedaan nilai persediaan
antara metode FIFO dan LIFO disebut LIFO reserve. Dengan menambahkan
LIFO reserve pada modal akan mengkorvesikan penilaian LIFO ke FIFO yang
merupakan pendekatan ke nilai sekarang dan penambahkannya pada NOPAT
menjadi Iaba perusahaan Iebih mendekati sebenamya.
29
c. Cummulati~ goodwUI amortization
Goodwill merupakan asset tak berwujud. Bagi perusahaan goodwill akan
diarnortisasikan terhadap Iaba akuntansi selarna periode tertentu. Godwill tersebut
merupakan beban (Expense) yang bersifat bukan tunai (non ash) dan tidak dapat
mengurangi pajak ( non - taxes deductable) sehingga ia harus ditambahkan ke
laba yang diloporkan.
d. Unrecorded goodwill
Masalah penguk:uran yang serius dan mungkin terjadi adalah goodwill
tidak diperllitungkan sama sekali. Hal ini terjadi jika metode
akuisi yang di
terapkan adalah pooling of interest. Biaya yang tercatat oleh pembeli adalah nilai
buku akuntansi
penjual. Dari sudut pandang pemegang saham atau pembeli
perusahaa, biaya sesungguhnya dari ekuisi adalah nilai pasar efek yang
ditawarlcan untuk mewujudkan perjannjian tersebut. Perbebedaan antara nilai
buku dan nilai pasar adalah Unrecorded goodwill.
e. Intangible
Beberapa
pengeluaran
perusahaan
seharusnya
dikapitalisasi
dan
diamortisasi selama umur keberhasilan dari proyek. Misalanya adalah biaya riset
dan development ( R & D), perluasan pasar dan pengembangan produk. Net
kapitalisasi dari intangible ditambahkan kemodal, sedangkan perubahan
net
kapitalisasi per periode ditarnbahkan ke NOPAT. Penambahan perubahan per
periode menggantikan beban intangible satu periode menjadi arnortisasi dari
kapitalisasi intangible.
30
f. Othu equity equivalents
Masih banyak penyesuaian lain yang dapat dilakukan untuk mendekatkan
kepada aliran kas yang sebenamya. Contoh had debt reserve, inventory
obsolescence reserve, warranties, deferrd income reserve.
2.1.5. Capital
Menurut Young & O'Byrne
dalam Lusi Widjaja ( 2001 :39) Capital (
modal yang diinvestasikan) adalah." Capital adalah jumlah ekuitas pemegang
saham, seluruh utang jangka pendek clan jangka panjang yang menaggung bunga,
hutang clan kewajiban jangka panjang lainnya."
Modal meruapakan jumlah semua uang tunai yang dimasukan atau yang
terdedia bagi perusahaan untuk membiayai usaha clan tampa memperhatikan
sumber keuangan (financing form) clan nama akuntansi. Dalam konsep EV~
modal terdiri dari atas ekuitas ( nilai buku ekuitas clan cadangan) ditambah hutang
jangka panjang yang diambil dari pasiva pada neraca di awal tahun, dimana tidak
termasuk
hutang dagang clan biaya terhutang : accrued expence. Kompensasi
yang diterima oleh pemilik ekuitas adalah dalam bentuk deviden clan capital gain
sedangkan pemilik uang tunai (pemberi hutang) akan menerima bunga atas hutang
yang diberikannya. Nilai modal tersebut sebelumnya perlu dilakukan penyesuian
seperti yang dijelaskan sebelumnya
Dalam konsep EV A, nilai capital terdiri dari ekuitas ( nilai buku ekuitas
dan cadangan/reserve) ditambah hutang berbungalintreast hearing debt) dari
pasiva neraca ( tidak tennasuk hutang dagang dan biaya terhutang/
accrued
expence), Dalam penentuan nilai capital dapat dilakukan penyesuaian dengan
31
menambahkan
equity equivalent (EE) sehingga diperoleh Economic Book Value
(EB V) of equity seoerti goodwill amortization, biaya research and developmem,
cadangan piutang, LIFO reserve, cadangan pajak penghasilan terhutang.
2.1.6 Biaya Modal
EVA yang dikembangkan oleh perusahaan konsultan Steward & Company
dirancang untuk mengukur profitabilitas korporasi yang sebenarnya, dan hal ini
dihitung sebagi laba operasi setelah pajak dikurangi biaya tahunan dari semua
modal yang digunakan perusahaan
Gagasan munculnya EV A cukup sederhana, yaitu perusahaan benar-benar
mengunttm.gkan dan menciptakan nilai hanya apabila labanya melebihi biaya
semua modal yang digunakan untuk membiayai operasi. Ukuran konvensional
kinerja, yaitu laba bersih hanya memperhitungkan
biaya hutang, yang
diperlihatkan pada laporan keuangan sebagai beban bunga, tetapi tidak
mencerminkan biaya ekuitas • Karena itu, sebuah perusahaan dapat melaporkan
laba bersih lebih kecil dari pada biaya ekuitas. EVA memperbaiki kekurangan ini
dengan memperkenalkan ukuran kinerja perusahaan yang lebih tepat, yang
memperhitungkan biaya modal ekuitas.
Biaya modal merupakan besarnya kompensasi atau pengembalian minimal
yang dapat diterima oleh investor atas modal yang diinvestasikan pada
perusahaan. Biaya modal didasari oleh adanya trade- off antara resiko dan tingkat
keuntungan yang diharapkan investor sebagai akibat untuk menutupi resiko dan
likuiditas investor sehingga akan menaikan biaya modal. Besarnya biaya modal
perusahaan dapat dihitung dengan biaya modal rata-rata tertimbang ( weigted
32
average Cost of Capital) yang merupakan rata-rata tertimbang biaya hutang dan
biaya ekuitas. Pada umumnya biaya modal ekuitas lebih atau mahal dari biaya
hutang , karena biaya ekuitas memerlukan tambahan premi yang lebih besar untuk
menutupi resiko dan likwiditas investor. Modal ekuitas yang diinvestasikan oleh
investor tampa jaminan dan tidak mempunyai hak pembayaran lebih dahulu jika
dibandingkan dengan modal hutang.
Biaya modal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pembiayaan dan
investasi. Jadi biaya modal ditentukan sebagian oleh jenis modal yang digunakan
perusahaan, oleh kebijakan deviden dan jenis proyek investasi yang dilakukan (
yang mempengaruhi tingkat resiko ).
Biaya modal suatu perusahaan adalah tingkat keuntungan yang harus
dicapai agar dapat mempengaruhi keinginan investor. Biaya modal suatu
perusahaan bukanlah biaya tunai karena merupakan biaya kesempatan (
opportunity cost) yaitu total pengembalian yang diharapkan oleh investor jika
uang mereka diinvestasikan dalam saham dan obligasi yang mempunyai resiko
sebanding.
Secara konseptual nilai tambah ekonomis (EVA) lebih unggul dari pada
pengukur tradisiooal akuntansi, namun secara praktis belum tentu nilai tambah
ekonomis diterapkan dengan mudah. Proses perhitungan EV A menentukan
estimasi atas biaya modal dan estimasi ini, terutama untuk perusahaan yang belum
go pulic, sulit dilakukan dengan tepat Biaya modal atas hutang umumnya lebih
mudah diperkirakan karena besarnya biaya bunga bisa diperoleh dari tingkat
bunga setelah pajak yang hams dibayar perusahaan jika melakukan peminjaman.
33
Sebaliknya, karena keterbatasan data, tidak mudah untuk. memeprkirakan
biaya
modal atas ekuitas.
Terdapat beberapa pendekatan dalam menghitung biaya modal atas
ekuitas, akan tetapi untuk perusahaan yang sudah go public, tingkat biaya modal
atas ekuitas dapat diperkirakan dengan menggunakan Capital Asset Princing
Model (CAPM). ( Siddharta Utama :1997). Sehingga dalam penelitian ini untuk.
mengitung biaya ekuitas dengan menggunakan pendekatan capital asset princing
model.
Semakin besar resiko .perusahaan yang ditanggung investor, semakin besar
pula tingkat pengembalian yang hams diperoleh sebelum nilai tercipta dan
semakain tinggi biaya modal.
Menurut Young David & O'Byme dalam Lusi Widjana ( 2001:148)
"Biaya modal untuic investasi adalah tingkat pengembalian yang
diharapkan penyedia dana, jika modal itu diinvestasikan di tempat lain,
dalarn suatu proyek, aktiva atau perusahaan dengan resiko yang sebanding
( Biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan
pengembalian yang diharapakan investor dari investasi Jain dengan resiko
yang serupa )".
Menurut Bambang Riyanto ( 1995: 185)
'
"Konsep cost of capital" dimaksudkan untuk. menentukan besarnya biaya
riil dari penggunaan modal dari masing-masing sumber dana, untuk.
kemudian, menentukan biaya modal ratat-rata ( average cost of capital)
dari keseluruhan dana yang digunakan didalam perusahaan, yang
merupakan tingkat biaya penggunaan modal perusahaan ( the firm 's cost
of capital) ".
Sedangkan menurut Weston and brigham (1996:583) adalah:" the target
proportion of debt, preferem stock, and common equity along with the component
34
cost of capital, are used to callulate the firm's weighted average cost of capital (
WACC)".
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa biaya modal merupakan
tingkat pengembalian atas seluruh investasi perusahaan yang meliputi seluruh
tingkat pengembalian yang di syaratkan oleh semua para pemilik dana investasi.
Ini berarti biaya modal dalam konteks ini merupakan biaya modal rata-rata
tertimbang (weighted average cost of capital), yang melibatkan semua komponen
somber pembelanjaan.
Perhitung cost of capital merupakan suatu proses yang sangat penting
bagi perusahaan, setidaknya ada dua alasan berikut. Pertama, manajer financial
akan menguji cost of capital dari berbagai kombinasi debt-equity yang tujuan
untuk menentukan financial mix yang memiliki cost of capital rendah akan
memaksimumkan nilai perusahaan . Kedua, bila dikaitkan dengan kegunaannya
dalam membuat keputusan investasi, kreteria untuk menerima: atau menolak suatu
usulan investasi sangat tergantung pada perhitungannya. Suatu investasi akan
diterima jika present value dari future cash inflow yang telah didiscoum dengan
cost of capital perusahaan melebihi biaya dari investasi. Atau dengan kata lain,
internal rate of return lebih besar dari pada cost of capitalnya.
Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempeogaruhi tinggi
reodahnya cost of capital, yaitu perekonomian secara umum, kodisi pasar
sekuritas, kondisi operasi dan pembiayaan perusahaan serta jumlah pembiayaan
yang dibutuhkan unruk investasi baru dari perusahaan.
35
2.1.7 Biaya Modal Saham
Menurut Van Home & Wachowicz ( 1998:387) "Cost of equity capital is
the required rate of return on investemem of the commont shareholders of the
company".
Biaya ini merupakan biaya kesempatan
yang sama dengan
pengembalian yang diharapkan investor perusahaan jika mereka menginvestasikan
dalam atematip investasi lain yang mempunyai resiko sebanding.
Ada beberapa cara yang digunakan untuk menghitung biaya saham biasa
menurut Weston & Capeland ( 1997:70) antara lain: (1) Capital asset princtng
model (CAPM) atau model penentuan harga aktiva tetap (2) Bond yield plus equity
risk premium atau basil obligasi ditambah premi resiko modal, (3) Realized
investor yield atau basil nyata yang diterima investor, dan (4) Growth deviden
model atau model pertumbuhan deviden
1. Capital asset princing model (CAPM)
Model ini menggambarkan portofolio dan risk-free asset, kita dapat
menspesifikasikan CAPM dalam memperediksi tingkat return dari asset beresiko
dengan persamaan:
Ks= JV+' ( R,,.-.R1) fti
(2.6)
Dimana :Ks = Biaya ekuitas
Re = tingkat return bebas risiko
Rm = return portofolio pasar yang diharapkan
pi = koefisien
beta saham ke - I
Menurut Weston dan Brigham, di Amerika investor yang bijaksana akan
memilih portofolio yang memberikan retun yang lebih tinggi dari pada return
36
treasury bills . Treasury Bills ini memberikan return yang tetap, yaitu sebesar
bunga bebas resiko dan return ini tidak akan berubah walau terjadi perubahan
dipasar
modal. Beta ( sentivitas dari return terhadap perubahan pasar) dari
treasury bills adalah sama dengan nol dan resiko premiumnya ( Rm-Rf) juga sama
dengan nol . Di Indonesia kejadian yang sama akan berlaku, yaitu investor akan
memilih portofolio yang memberikan return yang lebih tinggi dari return deposito
bank pemerintah.
2. Bond yield plus equity risk premium
Perhitungan basil pengembalian atas modal yang dibutuhkan dengan
menggunakan model CAPM menghasilkan premi atas suku bunga bebas resiko
yang digunakan dengan menggunakan surat-surat berharga yang dikeluarkan
pemerintah. Metode ini melibatkan premi resiko, tetapi premi yang diperkirakan
dalam metode ini adalah premi atas biaya hutang jangka panjang .perusahaan.
Untuk Bond yield plus risk premium (Ks) sebagai berikut :
Ks= Basil obligasi + premi risiko
3. Realized investor yield
Hasil nyata yang diterima investor adalah basil deviden rata-rata ditambah
keuntungan modal rata-rata selama 10 tahun. Metode ini menyajikan apa yang
diharapkan
oleh investor sebagai basil pengembalian atas saham biasa
perusahaan.
4 Growth deviden model
Hasil pengembalian atas modal yang diharapkan dapat diperoleh melalui
persamaan penilaian deviden dengan rumus :
37
Ks=-+
di
Po
(2.7)
g
Dimana: Ks : Biaya saham biasa
di : Deviden per saham
Po: Harga Saham Biasa
g : Tingkat Pertumbuhan deviden
2.1.8. Biaya Modal Rata-rata tertimbang
Tingkat biaya penggunaan modal
yang harus diperhitungkan oleh
perusahaan adalah tingkat penggunaan modal perusahaan secara keseluruhan
karena biaya dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung
biaya rata-rata tertimbang ( weighted average· cost of capital) dari berbagai
sumber dana tersebut.
weighted average cost of capital (WACC) perusahaan merupakan gabungan dari
biaya-biaya individual yang ditimbang dengan persentase pembiayaan dari setiap
somber dana, jadi WACC perusahaan meruapakan fungsi dari:
1. Individual cost of capital
Individual cost of capital meliputi komponen modal, dimana komponen
modal ini merupakan salah satu jenis modal yang digunakan perusahaan untuk
mendapatkan uang ( Brigham & Houston, 200 I : 406), yang terdiri dari:
38
• Biaya Hutang (Cost of debt)
Biaya hutang adalah
beban
bunga yang harus dibayar perusahaan untuk
mendapatkan modal dengan melakukan pinjaman dari pihak lain. Dengan
meminjam, maka akan timbul beban bunga yang merupakan biaya bagi
perusahaan . dengan menggunakan rumus persamaan.
Kd = Interest xlOO% atau led=
Principal
Bebanhungatahunan
Nilaipasarhu tan gyangberedar
(2.S)
Untuk menentukan cost of debt atas dasar tax basis, digunakan rumus sebgai
berikut:
Dimana:
KdT = Cost of debt after taxes
kt> = Suku bunga atas hutang perusahaan
T
= Tingkat Pajak
• Biaya saham preferen
Biaya saham preferen ( Cost of preferred stock) atau kps yaitu tingkat
pengembalian yang diperlukan investor atas saham preferen.
Dimana :
Kps : biaya saham preferen
Dps : Deviden saham preferen
Pn
: Harga penerbitan saham bersih
39
• Biaya laba ditahan
Biaya laba ditahan ( Cost of retained earnings)
, Ks, merupakan tingkat
pengembalian yang diperlukan pemegang saham atas modal ekuitas perusahaan
yang diperoleh dari laba ditahan.
Ks=R1+(R,,,-R1)Pi
Dimana :Ks
=
(2.10)
Biaya ekuitas
Rr = tingkat return bebas risiko
Rm =return portofolio pasar yang diharapkan
pi = koefisien beta saham ke -
i
2. Susunan dari capial structur, yaitu persentase dari dana dalam bentuk debt,
preferetu stock, dan common stock.
Dari proforsi hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa bersama dengan
komponen biaya modal, digunakan untuk menghitung weighted average cost
of capital (WACC) fonnulasi sebagai berikut:
WACC =
Wd~
(l-T) + Wp.s kps +wee /c3
(2.11)
Dimana:
WACC
=
Biaya modal rata-rata tertimbang
K<t
=
Biaya hutang setelah pajak
Kps
=
Biaya saham preferen
Ks
= Biaya ekuitas saham biasa
wd, Wps, Wee
=
Bobot yang digunakan masing-masing komponen modal
40
2.2 Kerangka Pemikiran dan IDpotesis
2.2.1 Keraagka Pemikiran.
Dalam mengelola perusahaan untuk mencapai misinya diperlukan kegiatan
yang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dari seluruh komponen organisasi,
baik yang menyangkut masalah keuangan, manajemen sumber daya manusia,
manajemen pemasaran maupun manajemen lainnya yang sesuai dengan organisasi
yang berlaku.
Ada dua keputusan utama yang harus diambil oleh manajer keuangan
yaitu keputusan untuk mencari pendanaan dan .penggunaan dana dalam suatu
investasi ( Allocation of funds)
dengan cara yang seefisien dan seefektip
mungkin. Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan yang tepat manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang akan dicapai ,untuk itu keputusan
tersebut haruslah dicarikan terlebih dahulu maksud dan tujuan agar dalam
pclaksanaan nantinya dapat disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat diawal
kerja.
Keputusan yang diambil oleh manajer secara normatip adalah untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan dan tingkat laba bersih yang tinggi dengan
perbitungan dari manajemen
pemasaran serta informasi dan perhitungan-
perhitungan bagian lainya yang ada di perusahaan. Bagi manajer dengan
mengetahui
posisi
keuangan
perusahaan
maka
akan
dapat
disusun
rencana/anggaran yang lebih baik, memperbaiki system pelaksanaan dan
pengawasannya serta menentukan kebijakan kebijakan strategi yang tepat guna
mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuannya
41
Laporan keuangan pada hakekatnya adalah gambaran keadaan keuangan
perusahaan dan memuat infonnasi mengenai basil usaha yang dicapai pada suatu
saat atau periode tertentu. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca,
Laba-rugi, Laporan aruskas dan laba ditahan I laporan perubagan modal. Tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan infonnasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bennanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan seorang investor yang
rasional setidaknya akan menganalisis prospektus dan laporan keuangan
perusahaan. Ukuran yang digunakan dalam analisa kinerja keuangan perusahaan
sangat beragam carannya dan kadang-kadang berbeda-beda dari suatu indutri
keindustri lainnya. Salah satu alat analisa yang sering digunakan investor maupun
pihak manajemen perusahaan selama ini adalah analisa rasio keuangan
perusahaan. Drs. S. Munawir, Ak ( 2000, 95) mengemukakan :
" Ratio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (Mathematical
relationship ) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain , dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau mcmberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila ratio
tersebut dibandingkan dengan ratio pembanding yang digunakan sebagai
standar"
Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan
pelaksanaan kegiatan perusahaan , disamping sumber daya manusia , mesin,
material dan metode . Oleh karenanya perusahaan wajib untuk melakukan
perencanaan yang berhubungan dengan modal , baik
penambahan maupun
pengurangan modal itu sendiri. Pemenuhan modal perusahaan dapat dilakukan
42
melalui dua sumber yaitu: (1) Sumber intern perusahaan yaitu modal sendiri atau
sekuritas konvensional , baik penerbitan saham oleh perusahaan maupun setoran
investasi pribadi pemilik. (2) Sumber ektem yaitu modal yang bersumber dari luar
perusahaan
itu sendiri
baik melalui
pinjaman
dari para kreditur
maupun
penerbitan obligasi .
Apabila dalam peodanaan
masih mengalami kekurangan
perusahaan
yang berasal dari modal sendiri
(defistt) maka perlu dipertimbangkan pendanaan
perusahaan yang bersal dari luar perusaaan melalui pinjaman (debt financing) .
Namun dalam pemenuhan kebutuban dana perusahaan harus meneari atematipatematip pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan tercapai apabila
mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat
diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan
modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata.
Dalam penelitian ini penulis alcan meneliti pengaruh Struktur modal
terhadap kinerja perusahaan. Struktur modal yang dijadikan variabel adalah
Leverage ratio yang terdiri dari : Long term debt to equiy (LTDE), Degree of
operating leverage (DOL), dan Degree of Financial Leverage (DEL), Sedangkan
pengukuran variabel Kinerja perusahaan menggunakan Nilai tambah Ekonomis
(Economic Value Added (EVA) .
Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang clan modal
sendiri yang digunakan oleh perusahaan • Tujuan manajemen struktur modal
adalah memadukan sumber daoa pennanen yang digunakan perusahaan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Dwi Prastowo & Rifka Juliaty (2002 : 84 )
43
mengemukakan bahwa struktur modal sama dengan "Solvabilitas" perusahaan
yaitu yang menggambarkan kemampuan suatu perusabaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya .
Adapun pengertian Struktur modal yang dinyatakan Suad Husnan (
1996:27) adalah sebagai berikut:
"Perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan
modal sendiri. Apabita dimasukan pengertian seluruh hutang ( baik hutang
jangka panjang maupun hutang jangka
pendek ), perbandingan tersebut
dikatakan struktur keuangan. Dengan kata lain struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan."
Menurut Ross A. Stephen ( 1999 : 855) mengemukakan pengertian struktur
modal sebagai berikut:
"Capital structure : the mix of the various debt and equity capital maintained
by a firm. The composition of a corporation's securities used to finance its
investement activities : the relative proportion of long term debt, and owner's
equity".
Struktur modal berbeda dengan struktur keuangan , dimana struktur modal
merupakan bagian dari struktur keuangan • Financial structure is the mix of all
iterm that appear on right side of the company's balance sheet, sedangkan capital
structure is the mix of the long term sources of funds by the firm. (Keown petty,
Scott 1999 :514).
Pengertian lain yang dikemukakan Van Horne & Wachowicz ( 1998:460)
Capital structure : the mix or proportion of a firm's permanent long term
financing represented by debt, preferred stock, common stock equity.
Pendanaan dalam struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan secara
langsung . Apabila manajemen perusahaan mendasarkan pada konsep cost of
capital maka hal ini akan memotivasi manajemen perusahan untuk mencapai
44
suatu struktur modal yang optimal yang artinya struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan rata-rata. Pendekatan yang umum digunakan
dalam menentukan struktur modal adalah pendekatan tradisional, dimana struktur
modal yang optimum yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
penggunaan leverage.
Dalam pendekatan tradisional penggunaan hutang yang besar akan
mengakibatkan
tingkat leverage meningkat sehingga tingkat risiko yang
ditanggung oleh perusahaan akan bertambah pula . Akan tetapi hal ini tidak
menjadi masalah selama return yang diterima perusahaan masih menguntungkan
dan tuntutan pihak kreditur mashih terpenuhi dengan lancar baik pokok pinjaman
maupun bunganya.
Leverage ratio adalah untuk melihat/mengukur seberapa besar suatu
perusahaan menggunakan hutang untuk biaya operasi perusahaan. Sedangkan
Leverage perusahaan adalah penggunaan hutang dengan beban bunga tetap dalam
struktur permodalan perusahaan untuk membiaya aktiva perusahaan. Hal ini
penting untuk mengukur kemampuan perusahaan mernenuhi kewajibannya.
Perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang untuk membiayai operasi
perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri mempunyai risiko yang lebih
tinggi yaitu risiko berkurangnya laba atau tidak terbayamya hutang yang semakin
membesar .Akibat yang paling buruk adalah perusahaan akan mengalami pailit.
Menurut Martono dan Agus Harjito ( 2001:195) pengertian leverage adalah
"Penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan dimana
45
dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan
biaya
tetap atau beban tetap"
Pengertian
Iain yang dikernukakan
oleh Ridwan
S. Sundjana
& Inge
Berlian ( 200I:151) " Leverage rnerupakan basil dari penggunaan dana dengan
biaya tetap untuk meningkatkan pengembalian kepada pernegang saham.
Perubahan leverage menghasilkan perubahan dalam tingkat pengernbalian dan
resiko''.
Di dalam rnanajemen keuangan perusahaan terdapat tiga jenis leverage
yaitu (1) Leverge operasi berkaitan dengan penjualan perusahaan dan Iaba
sebelum bunga dan pajak (EBIT). (2) Leverage k.euangan berkaitan antara Jaba
perusahaan sebelum bunga dan pajak serta pendapatan saham perlembar, dan (3)
Total leverage berkaitan dengan hubungan antara penjualan dan Iaba per lembar
saham (BPS).
Financial leverage menunjukan penggunaan hutang ( leverage) dalam
rangka pembiayaan operasional perusahaan dan juga menunjukan bagai mana
caranya asset tersebut dibiayai, apakah dengan hutang atau modal sendiri (equity).
Struktur modal dengan pendanaan dari hutang (leverage) membelanjai
/membiayai aktivanya yaitu yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, biasa
dilihat dari Laporan Neraca perusahaan, dengan membelanjai aktiva terjadi
operasional dari perusahaan sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba atau
rugi. Laba rugi
perusahaan ini dapat ditunjukan dari laporan keuangan
perusahaan . Dirnana dari Iaporan rugi-laba ini dapat dilihat bagai mana pengaruh
perubahan persentase penjuaJan terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
46
yang diukur dengan degree of operating leverage (DOL) clan bagaimana pengaruh
perubahan penjualan terhadap pendapatan perlembar saharn yang diukur dengan
degree offinancial leverage (DFL)
Long term debt equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang
/kewajiban jangka panjang dengan total modal sendiri. Rasio ini menunjukan
gambaran proporsi modal sendiri yang bisa menutup pinjaman jangka panjang
baik pokok maupun bunganya
kepada fihak kreditur. Rasio ini merupakan
jaminan modal sendiri untuk menutupi kewajiban jangka panjang. Dinyatakan
dalam rumus :
Long term debt/ liabilities
Long Term debt Equity=
x 100 %
(2.11)
Total Equity
Degree operating of leverage (DOL) yaitu rasio dari berubahan persentase
laba operasi terhadap perubahan persentase unit yang terjual atau pendapatan
total. Rasio ini dipakai untuk mengukur pengaruh perubahan volume penjualan
terhadap profitabilitas.
Drs Bambang Riyanto ( 2000, 308) mengemukakan Operating Levrage (
leverage operasi ) penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan
bahwa revenue yang dihasilkan oleh pengguaan aktiva itu akan cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variable. Makin tinggi derajat leverage operasi
maka laba yang diperoleh semakin tinggi juga dan mengakibatkan volume
penjualan akan meningkat hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
47
Pengukuran degree of operating leverage (DOL) pengukuaran dengan
angka atas operating leverage perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus sebgai berikut:
Perubahan persentase dalam EBIT
%
!!,.
EBIT
OOL
(2.12)
Perubahan Persentase dalam penjualan
% !!,. Sales
degree of operating leverage (DOL) dapat juga dihitung dengan menggunakan
unit out put sebagai dasar dalam melakukan perhitungan sebagai berikut:
(P-V)Q
Q
OOL
(2.13)
Q (P-V)-F
Dimana:
( Q-QBE)
P
= harga perunit barang yang di jual
V
= Biaya variable per unit
Q
= Jumlah unit yang dijual
F
=
Biaya Tetap
Q BE=Kuantitas Break even point ( BEP)
Degree Financial Leverage yaitu sebgai rasio laba sebelum bunga dan
pajak ( EBT) dibandingkan dengan EBIT dikurangi biaya beban bunga. Martono
& Agus ( 2001 :300) mengatakan Leverage financial merupakan penggunaan dana
dengan beban tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan
memperbesar pendapatan perlembar saham • Behan tetap yang dikeluarkan dari
penggunaan dana misalnya hutang obligasi hams mengelurkan beban tetap berupa
bunga. Sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham hams mengeluarkan
beban tetap berupa deviden. Penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah
48
dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham (EPS). (Drs
Bambang Riyanto 2000, 308)
Leverage Financial dapat juga ·didefinisikan yaitu bagai mana pengaruh
perubaha EBIT terhadap pendapatan perlembar saham , yang diukur dengan
derajat degree offinancial leverage (DFL)
Pengukuran degree of .financial leverage (DFL) pengukuaran dengan angka atas
operating leverage perusahaan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
sebgai berikut:
Perubahan persentase laba per saham (EPS)
DFL=
% ll. EPS
=
Perubahan Persentase laba operasi ( EBIT)
(2.14)
% ll. EBIT
DFL dapat juga dihitung dengan formula sebagai berikut:
DFL=
Q(P-V)
_
Q(P-V)-F-I
('2.15)
Dimana : P = harga perunit barang yang di jual
V = Biaya variable per unit
Q = Jumlah unit yang dijual
F = Biaya Tetap
I = Biaya bunga
Jika dikombinasikan/ digabungkan
leverage operasi dengan leverage
keuangan (DCL) dapat dihitung dengan rumus:
Q(P-V)-F
DCL -
(2.16)
Q (P-V)-F-I
Dimana : P = harga.perunit barang yang di jual
49
V = Biaya variable per unit
Q = Jumlah unit yang dijual
F = Biaya Tetap
I = Biaya bunga
DCL dapat juga dihitung dengan rum us:
% perubahan dalam EBIT
% perubahan dalam laba bersih
% perubahan dalam penjulan
% perubahan dalam EBIT
Format income statement danjenis leverage:
Sales
Cost of good sold
Gross Profit
OPerating Ex.pence
Earning before interest & taxes ( EBIT)
Earning before interest & taxes ( EBIT)
Interest Ex.pence
Earning before taxes (EBIT)
Taxes
Net Income
Preferred-devident
Earning Availcble to common
Number of common sheres
Earning per share (EPS)
~(:]-
xx
xx (-)
Leverage Operasi
xx
xx +xx(-)
xx
xx(-)
XX
Leverage Keuangan
XX1:}
xx
xx
xx
SUBlber : ( See«. Martin P. Keowa 1996:.CS9)
Struktur modal merupakan hal penting yang dihadapi perusahaan sebab
akan mempengaruhi posisi dan stabilitas kinerja keuangan perusahaan dan kinerja
operasional perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya
suatu pengelolaan dana yang ada dalam struktur modal tersebut dengan sebaikbaiknya. Dalam mengelola dana agar berjalan dengan baik diperlukan suatu
penilaian terhadap kinerja operasional perusahaan agar dapat diketahui sampai
50
sejauh mana efektivitas dan efisien dari kinerja operasional perusahaan tersebut
yang dapat memberikan keuntungan bagi investor.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan bagian dari kinerja manajemen.
Oleh karena itu pengertian kinerja keuangan dapat dihubungkan
dengan
pengertian kinerja manajemen yaitu ukuran efesiensi dan efektivitas dalam
pengelolaan dana yang diinvestasikan , agar memberikan laba yang maksimal bagi
perusahaan pengelofa dan investor. Tujuan investasi bagi investor yaitu untuk
memperoleh basil (return) yang berupa deviden atau bagian dari keuntungan
perusahaan yang dibagikan dan capital gain atau selisib harga pasar saham diatas
harga nominal dan untuk memperoleh keuntungan yang optimal, Suad Husnan
(1994: 3-4)
Selain harus mampu mendapatkan penghasilan, untuk dapat merah
keuntungan ( laba) pengelola .perusahaan harus mampu bekerja secara efisien .
Kinerja operasi perusahaan yang biasanya digunakan beberapa rasio dengan
denominator penjualan .
Penilaian kinerja operasi -yang biasa digunakan adalah: Rasio Jaba kotor
terhadap .penjualan ( Gross profit margin) dengan rumus laba kotor dibagi
penjualan , rasio ini mengukur efesiensi produksi dan penentuan harga jual . Rasio
laba bersih terhadap penjualan (net profit margin) yang memberikan gambaran
tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan , rasio
ini juga mengukur seluruh efisiensi baik . produksi, administrasi , . pemasaran
pendanaan , penentuan harga maupun manajemen pajak pengukuran rasio ini
adalah laba bersih dibagi penjualan. Ratio laba usaha terhadap penjualan (
51
operating income margin) yaitu merupakan perbandingan berasal dari kegiatan
usahan pokok perusahaan, rasio ini dinyatakan dengan nunus laba usaha dibagi
penjualan dan lain-lain.
Didalam penelitian ini pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan
menggunakan nilai tambah ekonomis atau Economic Value Added (EVA).
Garrison & Noreen ( 2000: 827) menyatakan bahwa economic value added (EVA)
adalah suatu konsep serupa yang memiliki beberapa perbedaan dalam beberapa
hal dengan laba residual. Sedangkan Hansen Wowen ( 2001: 829) menyatakan
bahwa EVA adalah merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya
modal tahunan . Jika EVA positip berarti perusahaan sedang menghasilkan
kekayaan • sebaliknya jika EVA negatip maka perusahaan sedang menghancurkan
modal.
Menurut Gatot( 1993:50) konsep EVA merupakan pendekatan baru dalam
menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil ekpektasi para
penyandang dana. Konsep EVA dapat berdiri sendiri tarnpa perlu menganalisa
perbandingan dengan perusahaan sejenis atau pun membuat kecenderunganltrend.
Langkah-langkah perhitungan nilai tambah ekonomis adalah sebagai berikut:
1. Menghitung biaya modal pinjaman (Cost of debt)
2. Menghitung biaya ekuitas (Cost of equity)
3. Menghitung struktur modal ( dari Neraca)
4. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (weighted Avarage cost of
Capital-WACC)
52
5. Menghitung nilai tambah ekonomis
dikurangai biaya
adalah laba operasi setelah pajak
modal yang digunakan.
EVA= NOPAT- (Biaya modal rata tertimbang (WACC) x Total modal)
Atau EBI1' (1-tarip pajak) - (total modal) (biaya modal rata -rata
tertimbang )
Dimana: NOPAT
WACC
=
Laba Operasi setelah Pajak
= Weighted average cost of capital (Biaya modal
rats- rata tertimbang )
Total Capital= Jumlah hutang yang mengandung bunga
ditambah ekuitas.
EVA tidak sama dengan rate of return (ROI), karena eva mengkaitkan
pengembalian bersih dengan modal yang dipakai. EVA menekankan pada laba
operasi setelah pajak dan biaya modal aktual.
Nilai tambah ekonomis (EVA) dapat didefmisikan sebagai sisa Iaba (
residual, excess earning) setelah pemodal atau pemegang saham diberi balas jasa
( compensation) berupa tingkat basil ( return) atau setelah semua biaya modal
yang dimanfaatkan dalam menghasilkan laba diperhitungan atau dibebankan.
Yang dimaksud dengan laba adalah laba operasi setelah dikurangi pajak (
Net operating profit Ather Tax ( NOPA'l) ) . Biaya modal adalah biaya bunga
pinjaman dan biaya equitas yang dimamanfaatkan untuk menghasilkan NOPAT
tersebut dan dihitung secara rata-rata tertimbang ( Weighted Average
Capital).
Of Cost
53
Komponen modal (capital components)
yang digunakan
perusahaan
unuk mendapatkan
adalah salah satu jenis modal
uang , Brigham
Eugena F
terjemahan ( 200 l : 406 ) komponen biaya modal ini antara lain:
1. Biaya Hutang, digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
yang dihitung dengan rumus:
KdT=kd(l-T)
(2.17)
Dimana:
KdT=
Biaya hutang setelah pajak (Cost of debt after taxes)
Kd =
Biaya hutang sebelum pajak (Cost of debt before taxes)
T
Tingkat pajak (Taxes)
=
Atau dengan cara lain:
F
Behan bunga tahunan
=
Kd=
B
(2.18)
Nulai pasar hutang yang beredar
2. Biaya ekuitas (Ks) adalah tingkat pengembalian yang diperlukan pemegang
saham atas saham biasa perusahaan
Pendekatan yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas ini adalah dengan
pendekatan Model penetapan harga aktiva equitas ( Capital, Asset Princing
Model (CAPM))
Ks
Dimana:
=
Rf +(Rm - Rf )Pi
Ks
= Biaya ekuitas
Rf
=
Rm
= return portofolio pasar yang diharapkan
pi
=
tingkat return bebas risiko
koefisien brta saham ke -1
(2.19)
54
{Ji= COV(Ri,Rm)
VAR(Rm)
(2.20)
Pendekatan lain untuk menghitung biaya modal sendiri adaah:
di
Ks= --
...... g
(2.21)
Po
Dimana: di
= Expected
deviden = do (1 +g)
Po = market price
g =growrate
E
=
Ks= S
keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham
(2.22)
Nilai pasar saham yang beredar
Perusahaan mengunakan nilai tambah ekonomis ( EVA) untuk mengadakan
evaluasi atas usulan investasi karena nilai kontan (present value) dari eva yang
akan diperoleh di kemudian hari (future EVA) dari setiap investasi hams sama
dengan nilai kontan bersih (Net presen value atau NPV). Oleh karena itu salah satu
keunggulan dari pemenfaatan EVA adalah bahwa tenninologi yang digunakan untuk
mengkomunikasikan kinerja perusahaan dengan para pemegang saham dapat pula
digunakan secara internal untuk mengambil keputusan manajerial
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan d.iatas, maka kerangka pemikiran
penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan kerangka konseptual yang ditunjukan
pada gambar 1 sebagai berikut:
55
KERANGKA KONSEPTUAL
Membelanjai Aktiva
- Aktiva Lancar
- Aktiva Tetap
StrukturModal
(Leverage)
l
Operasional
Perusahaan
Long- term debt to
equity
I
+
- Laba sebelum bunga dan pajak
(EBll)
-Bunga
- Laba Sebelum Pajak
-Pajak
- Laba bersih
- Deviden saham Preferen
• Laba yang tersedia
Bagi pemegang saham
- Jumlah Lembar saham
Yang beredar
~
-Penjualan
- Harga Pokok Penjualan
-Laba Kotor
- Biaya Operasi
- Laba Sebelum Bunga
Pajak (EBIT)
-RPS
1.
l
Degree of
Financial
Leverage
(DFL)
Degree of
operating
I
-.
I
Kinerja Keuangan Perusahaan :
Pensrukuran Nilai Tambah Ekonomis (EVA)
Gsmbar 1. Keranaka KClllSel)tul
Dan
56
2.2.2 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang pemasalahan , indentifikasi masalah dan
kerangka pemikiran di atas, secara tioritis struktur modal akan mempunyai
pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga hipotesa yang akan diuji
dalam tesis ini yaitu:
I. Terdapat pengaruh struktur modal (Long term debt to equity ( LTDE),
Degree of operating leverage ( DOL), dan Degree of financial leverage (
DFL)) terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tamhah
ekonomis secara bersamaan pada perusahaan industri emiten makanan
dan minuman , tektil dan garmen , industri rokok , industri plastik dan
kemasan , industri automobil dan komponen di Bursa Efek Jakarta .
2. Terdapat pengaruh struktur modal (Long term debt to equity ( LTDE),
Drgree of operating leverage ( DOL), dan Degree of financial leverage (
DFL)) terhadap kinerja keauangan perusahaan diukur dengan nilai tambah
ekonomis secara parsial
pada perusahaan industri emiten makanan dan
minuman , tektil dan garmen , industri rokok , industri plastik dan
kemasan , industri automobil dan komponen di Bursa Efek Jakarta
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan industri emiten makanan
dan minuman, tektil dan pakaian jadi, industri rokok, industri plastik dan kemasan
, industri automotive dan komponen di bursa efek jakarta .
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
I.
Untuk
menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur modal terhadap
kinerja keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis
secara bersamaan
pada perusahaan industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian
jadi, industri rokok, industri plastik dan kemasan , industri automotive dan
komponen di bursa efekjakarta .
2. Untuk
mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
diukur dengan nilai tambah ekonomis
secara parsial pada perusahaan
industri emiten makanan dan minuman, tektil dan pakaian jadi, industri
rokok, industri plastik dan kemasan , industri automotive dan komponen di
bursa efek jakarta .
3.2 Manfaat Penelitian
3.2.l
Kegunaan Pengembaagan Ilmu untak:
I. Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal terhadap
kinerja perusahan di ukur dengan nilai tambah ekonomis secara
57
58
bersamaan maupun secara individual pada perusahaan industri emiten
manufaktur di Bursa Efek Jakarta
2. Sebagai referensi pengembangan ilmu ekonomi khususnya manajemen
keuangan
3.2.2 Kegunaan praktis
Sebagai bahan infonnasi bagi fihak yang terkait pada perusahaan
industri
di Bursa Efek Jakarta.
l.
Investor. Penelitian ini dapat diharapkan untuk digunakan sebagai
pertimbangan investor dalam keputusan investasi untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan.
2. Perusahaan. Penelitian ini dapat diharapkan untuk digunakan
dalam pertimbangan perusahaan dalam memutuskan kebijakan
struktur modal perusahaan llan mengetahui pengaruh struktur
modal terhadap kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai
tambah ekonomis.
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain
penelitian
adalah
semua
proses yang diperlukan
dalam
perencanaan dan pelaksanaan, mulai tahap persiapan sampai dengan tahap
penyususunan laporan penelitian. ( Nazir : 1999:99).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh struktur modal (
LIDE, OOL dan DFL) terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang diukur
dengan nilai tambah ekonomis ( Economical Value Added) pada perusahaan
industri emiten di Bursa Efek Jakarta .
Jenis penelitian yang digunakan da1am pada penelitian ini adalah
deskriptif-verikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan yang
diukur dengan nilai tambah ekonomis, dalam tahap ini dilakukan perhitungan
terhadap variabel independen maupun variabel dependen. Sedang penelitian
verikatif digunakan untuk mengetahui pengaruh antara kedua variable tersebut
dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory
survey, yang bertujuan untuk memberikan kejelasan hubungan variabel dalam
penelitian. Pengamatan dilakukan pada populasi penelitian yaitu perusahaan
indutri emiten di Bursa Efek Jakarta
dengan metode penarikan sampel
menggunakan proporsional random. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan secara runtut waktu ( time
series ) dari tahun 1998 sampai tahun 2001 yang dimuat pada Indonesian Capital
59
60
Market
Directory , JSK Monthly Statistik dan prospektus masing-masing
perusahaan ..
4.2 Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan pada kerangka pemikiran clan hipotesa yang akan di uj4 yaitu
penagaruh -struktur modal terhadap kinerja keuangan , maka dalam penelitian ini
ada dua kelompok variabel yang akan diamati. Pertama variabel independen
(variabel bebas/yang mempengaruhi) , yaitu struktur modal yang terdiri dari ;
Long term debt equity (LTDEIXI) , degree operating leverage (DOVX2) dan
degree.financial leverage (DFVX3). Dan kedua variabel dependen (variabel tidak
bebas/yang dipengaruhi), yaitu kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai
tambah ekonomis (EVA /Y)
Agar diperoleh kejelasan variabel dan penentuan data yang diperlukan ,
maka variabel-variabel penelitian secam lengkap
perlu dioperasionalisasikan
sebagai mana diuraikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
61
Tabel 4.1. Operasionalisasi Variabel
Variabel
Sub
Indikator
Konsep Variabel
Variabel
Struktur
•Long
Proporsi modal sendiri yang
Total
hutang
Modal
term debt
bisa menutup pinjaman jangka
jangka
panjang
(X)
to
panjang kepada fihak ketiga
dibagi
modal
equity
(LIDE)
sendiri
(XI)
Long term debt
Equity
•Degree
Mengukur pengaruh perubahan
operating
volume
leverage
profitabilitas
(DOL)
antara
(X2)
dalam EBIT dengan pcrubahan
penjualan
Ukuran
Skala
% tase
Rasio
Kali
Rasio
Kali
Rasio
Rupiah
Rasio
terhadap
Perbandingan
perubahan
persentase
%/lEBIT
%ASAL ES
persentase dalam pcnjulan
+Degree
Persentase
EBIT
dibagi
of
bersih )'ang tersedia untuk. para .EBIT
setelah
financial
pemegang
saham
leverage
persentasc
perubahan
(DFL)
sebelum bunga dan pajak (
(X3)
EBIT)
%1l.EB11'
Kinerja
+Econom
Penilaian efiseinsi protitabilitas
EVA= NOPAT-
Keuangan
le
operasi
(Biaya
(Y)
Added
menimbang/mengukur sebcrapa mta tertimbang
(EVA)
efektif
Value
perubahan
laba
deogan dikurangi dengan
laba
serta
penggunaan
daya perusahaan
sumber
bunga.
%AEPS
modal
(WACC) x Total
modal).
62
4.3 Popalasi dan Metode Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri emiten di Bursa
Efek Jakarta
dengan jumlah populasi sebanyak 78 perusahaan
yang dapat
dikelompokan dalam tabel 3.2 berikut ini:
NO
I
II
III
IV
v
T abel 4.2 J um lah ·P OPU1as·I ~ ne litia D
Jamlab
Pengelompokan Perasahaan
Perusahaan
21
Industri Makanan dan minuman
Industri Rokok
3
25
Industri Teksil dan Pakaianiadi
Industri ·plastik dan Kemasan
13
Industri Automotive & Komponen
17
Prosentase
26
4
32
16
22
78
Jumlah
100
Penarikan sempel dengan menggunakan proporsional staficed Random
sampling. Untuk menentukan ukuran sampel minimal digunkan rumus sebagai
beruikut: Harun Al Rasyid (1991; 36)
n =-----
no
( 4.1)
l+ no -1
N
(Za /2)2
no=-----
2BE
Dimana:
n : Ukuran Sampel
N : Besamya ukuran populasi sebanya 78 perusahaan
a : Resiko yang mungkin terjadi kesalahan 5%
Z : Nilaidistribusinormal-pada
a= 5 % ; Z=
1,96
BE : Bound of error ( Perkiraan yang menyimpang )
63
Digunakan besarnya risiko kekeliruan 5 % artinya coefficient of
confidence yang di kehendaki 95 % . Sedangkan perkiraan yang menyimpang
tidak lebih dari 5% atau BE= 5% hal ini disebabkan the debt of analiysis yang
dikehendaki akan tidak terlalu rendah .
Dengan menggunakan rumus tersebut diatas , maka besamya ukuran sampel
dapat dihitung sebagai berikut:
(1,96)2
)=38,416
2 0,05
no= (
n=
38,416
=25,7391
38,416
1+-78
Jadi ukuran sampel yang diambil minimal sebanyak 26
perusahaan ,
berdasarkan persentase alokasi populasi pada tabel 3.2 tersebut diatas , maka
sampel 26 perusahaan dapat dialokasikan sebagai berikut pada tabel 3.3.
Jwmlalt
NO
I
n
Ill
IV
v
Tabel4.3
el oeaelitian
Peagelompokaa Perasaluulu
Prosentase
Industri Makanan dan minuman
lndustri Rokok
Industri Teksil dan Pakaian _jadi
lndustri Plastik dan Kemasan
Industri Automotive & Komponen
Jumlah
26
sampel
vaa2 diteliti
7
4
1
32
16
22
100
8
4
6
26
Adapun daftar nama emiten perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini terlihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Daftar Perusabaaa yang meojadi sampel
NO
l
2
3
4
5
6
7
NAMA DAN SUB SEKTOR PERUSAHAAN
L SUB SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
PT. Tunas Baru Iampung Tbk
PT. Ultajaya Milk Industrv
PT. Sinar Top Tbk
PT. Sari Husada Tbk
PT. Multi Bitang Indonesia'Ibk
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
PT. Aqua Golden Missiooi Tbk
n. SUB SEKTOR
INDUSTRI ROKOK
2
3
4
Pf. Gudang Garam Thk
III. SUB SEKTOR INDUSTRI TEKTIL DAN PAKAIAN JADI
Pf. Centurv Textile lndustrv ( CENTEC) Tbk
Pf. Daeyu Orcid IndonesiaTbk
PT. Ever Shine Textile Industrv Tbk
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
PT. Indorama Synthetis Tbk
PT. Pan Brothers Tex Tbk
PT. Seoatu Bata Thk
PT. Surya Intrindo Makmur Tbk
IV. INDUSTRI PLASTIK DAN KEMASAN
PT .Asiaplast IndustriesThk
PT. Berlina Co. Ltd. Tbk
PT. Dynaplast Thk
• , ·last Interbenua Thk
Pf.S
'1
V. SUB SEKTOR NDUSTRI AUTOMOTIVE & KOMPONEN
·Pf. Andhi Chandra Automotive Products Thk
l
l
2
3
4
5
6
7
8
l
2
3
4
5
6
PT. G-~-.: _ Indonesia Tbk
Pf. Selamet Sempuma Thk
PT. Tunas Ridean Tbk
Pf. Astra .-...
~,Tbk
Pf. Branta
Mulia Tbk
..
Sumber: Bmsa Efelc: Jibr1a
4.4 Prosedar Peogampulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data
sekunder yang diperoleh melalui :
1. Bursa Efek Jakarta, Pojok Bursa Efek STIE-YPKP dan ITB Bandung.
65
2. Institute
For
menerbitkan
Economic
Indonesian
Financial
Capital
and
Market
Research
Directory
(
ECFIN)
(ICMD)
yang
. Dimana
ICMD merupakan data dan infonnasi Iaporan keuangan perusahaan yang
go publik di Indonesia dan prospektus masing-masing
Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan
time
perusahan.
secara runtut waktu (
series) selama 4 tahun yaitu mulai dari tahun 1998 sampai tahun
2001
Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
dua (2) cara, yaitu:
I.
Observasi Langsung ( Penelitian Lapangan )
Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data sekunder
pengumpulan data laporan keuangan dari
yaitu
perusahaan industri emiten ,
dilakukan di Bursa Efek Jakarta melalui pusat Referensi Pasar modal (PRPM)
, Biro pusat statistik propinsi Jawa Barat , Pojok BEJ STIE-YPKP dan ITB
dan dapat juga diakses lewat internet dengan home page www.ixs.co.id dan
www.economic.com
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari
penelitian lapangan , penelitian ini dilakukan dengan membaca buku-buku
teks, jurnal ilmiah, tesis, serta majalah-majalah yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
66
4.5 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis Regresi Linier Berganda ( Linier Multiple Regresion
Analysis). Analisa Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengkaji pengaruh
antara suatu variabel bebas ( independen Variable) terhadap variabel tidak bebas
(dependen), dalam hal ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah
ekonomis, diamana dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel diambil
secara rata-rata baik untuk variabel indepeden maupun dependen .
4.S.l Rancangan Uji llipotesis
Pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan dianalisa
dengan
menggunakan regresi linier berganda dengan rumus sebagai brikut:
Model: Y = P.o+ P1X1 + P2X2
Dimana: Y
+ p3X3 + e
(4.2)
= Nilai tambah ekonomis rata-rata tahun 1998-2001
X1
=Long term debt to equity rata-rata tahun 1998-2001
X2
=Degree of operating leverage rata-rata ta.bun 1998-2001
X3
=Degree of financial leverage rata-rata ta.bun 1998-2001
/3 o
= Konstanta I koefisien Intersep
p1
= Koefisien Regresi variabel X1
p2
= Koefisien Regresi variabel X2
f3 3
= Koefisien Regresi variabel X3
s
= Unsur gangguan (Dummy variable )/Error Term/Residual Term
67
4.5.2 Peogujian Hipotesis
Cara pengujian
• Hipotesis pertama
Ho: {Ji= 0
Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EVA) secara bersamaan
HI: {Ji* 0 Terdapat
pengaruh struktur modal
terhadap
kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EVA) secara bersamaan
Dimana: i=I,2,3
• Hipotesis Kedua
Ho: {Ji
=0
Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja
k.euangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EVA) secara panial
HI: {Ji -:;, 0 Terdapat
pengamh
struktur modal
terhadap
kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
{EVA) secara parsial
Dimana: i=1,2,3
Sebelwn dilakukan · pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian mengenai adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik yang
mendasari model ·regresi. Asumsi-asumsi tersebut adalah: ·( Gujarati: 1995) sebagai
berikut:
1. Tidak terdapat multikolinearitas diantara variabel independen
68
2. Tidak terdapat autokorelasi dalam disturbance atau gangguan
3. Tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu disturbance unsur gangguan
mempunyai varian yang sama,
• Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi sempurna atau pasti diantara variabel indepnden. adanya multikolinearitas
dapat dilihat dari
toleransi atau nilai Variance Inflation Faktor (VIF), yaitu
dengan rumus ( Gujarati, 1995 : 328)
·YIF
1
(4.3)
R 2 I k = koefisien detenninasi (R 2 ) berganda ketika Xk diregresikan
dengan
variabel-variabel lainnya .
Batas tolerance value adalah 0.01 dan batas VIF adalah lO
Dimana:
Tolerance value< 0.01 atan VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
Tolerance value> 0.01 atan VIP < 10 = tidak terdapat multikolinearitas
• Pengajian Aatokorelasi
,,,
Autokorelasi merupakan kondisi dimana kesalahan pengganggu sating
berkorelasi dan hal ini terjadi karena adanya bias spesifikasi ( ada variabel yang
tidak dimasukan). Keberadaan autokorelasi -dideteksi dengan menggunakan
metode statistik dan Durbin Watson ( Gujaratil995 : 215)
69
t
=n
:E(et -et -1)2
d = t=2
(4.4)
t=n
:Eet2
t=l
Dimana:
d
= nilai d
et
= nilai residu dari persamaan regresi periode t
-et-l
=
nilai residu dari persamaan regresi periode t-I
Kemudian d lllt9Jll dt"bandingkan dengan d ..wdengan tingkat a= 5%
dengan df= n-k-l dimana:
Untuk autokorelasi positip
• d < dL
= ada autokorelasi positip
· d > du
= tidak ada autokorelasi
• dL ~ d ~ du
= pengujian tidak meyakinkan
positip
Untuk autokorelasi negatip
• d>4-dL
-= ada autokorelasi
· d<4-du
= tidak ada autokorelasi negatip
negatip
4 - du :S d :S 4-dL = pengujian tidak meyakinkan
Nilai d ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai d
tabel·
Bila nilai d wc..c berada diantara
interval nilai du dan-4-du, maka tidak terdapat autokorelasi. Sebaliknya jika nilai d llilamc berada
diluar interval nilai du dan 4-du terjadi penyimpangan asumsi ketiga.
• Pengujian Heterokedastisitas
70
Pengujian ini akan terjadi jika varian e ( gangguan) tidak mempunyai
penyebaran yang sama sehingga model yang sudah dibuat menjadi kurang efisien.
Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambar dalam
spesifikasi model regresi atau dengan kata lain jika residual tidak memiliki
varians yang konstan, Dalam metode ini yang digunakan untuk menditeksi gejala
Heterokedastisitas adalah metode Glejser atau dengan uji Glajser. Langkah untuk
menguji ini adalah dengan meregresi nilai absulot residual dengan variabel
independen. Hasil pengujian menunjukan adanya Heterokedastisitas jika nilai t
bitung
masing-masing variabel independen signifikan secara statistik , atau jika nilai
p-valuenya :s: a= 0,05. dan jika sebaliknya maka asumsi ini ditolak. (Gujarati
1995:187).
Dari model regresi linier multipel di atas, selanjutnya untuk pengujian
hipotesis dihitung koofisien regresi multipel.
1. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan dengan cara
simultan dengan tingkat keyakinan 95% (a= 0,05) digunakan uji F, Sritua (
1993:10) dengan rumus:
F
=
Dimana:
R2 l(k-I)
(l-R2)/(n-k)
R 2 = koefisien determinasi
n
= jumlah
sampel
k
= jumlah
variabel bebas
Selanjutnya dipergunakan distribusi F dengan kreteria sebagai berikut:
(4.5)
71
Bila F hmmg > F 1abel = maka
-
Ho ditolak
Bila F hi1llng < F label = maka Ho tidak ditolak
2. Untuk menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan
secara parsial digunakan uji t dengan rumus:
Koefisien regresi
Pi
Standart Deviasi
Pi
t=
(4.6)
-
Bila t hittmg > t label = maka Ho ditolak
Bila t bitung < t tlbel = maka Ho tidak ditolak
Untuk mengetahui besamya pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan dapat dilihat dari koefisien detenninasi kinerja keuangan
perusahaan dengan menggunakan koefisien determinasi ( R 2 ),
(Sritua Arief: 1993) dengan rumus:
JKR
R2=-JKy
(4.7)
Dimana : JK R = Jumlah kuadrat regresi
JK y
=
Jwnlah total kuadrat
Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen adalah
dengan .menggunakan nilai Adjusted R 2• Kelemahan mendasar pengguanaan
koefisien determinasi
adalah bias terhadap jumlah variabel independen
yang
dimasukan dalam model .Setiap tambahan suatu variabe lndependen R 2 pasti
meningkat tanpa memperhatikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel independen atau dengan kata lain apakah variabel
72
independen lebih dari dua, dianjurkan sebaiknya menggunakan adjusted
R2,
dimana adjasted R 2 dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut: ( Imam
Ghozali : 2001).
.
d R2 =I- ( 1-R 2 )-N-1
Adjuste
N-k
Dimana:
(4.8)
R 2 = Koefisien detenninasi
N
= jumlah
sampel
K = jumlah Parameter
Untulc memudahkan pengolahan dan analisis data, maka dalam penelitian
ini untuk melakukan perhitungan terhadap konstanta, koefisien regresi masingmasing variabel, koefisien korelasi (r), koefisien determinan (R 2) dan perhitungan
lainnya yang diperlukan akan dipergunakan paket Statistik Program For Sosial
Science ( SPSS 10.0 for windows) atau Excel 2000 for window. Cara ini
ditempuh mengingat pengolahan data dengan paket program tersebut Iebih cepat
dan mempunyai tingkat ketelitiian yang tinggi dibandingkan dengan perhitungan
secara manual
I
11
V. BASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
5.1. Basil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek sebenamya sama dengan pasar-pasar lainnya, yaitu tempat
dimana bertemunya penjual dan pembeli. Hanya saja di bursa efek, yang
diperdagangkan adalah efek-efek/surat-surat berharga. Pada saat ini di Indonesia
ada dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (
BES). Kedua bursa efek masing- masing dijalankan oleh perseroan terbatas, PT.
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Dari kedua bursa efek tersebut,
yang merupakan bursa efek terbesar di Indonesia pada saat ini adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ)
PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) didirikan pada tanggal 4 Desember 1991
oleh 221 perusahaan sebagai pemegang saham dan merupakan bursa efek milik
swasta. Pada tanggal 18 Maret 1992 PT. BEJ secara resmi memperoleh izin usaha
dari MENKEU. Pada tanggal
16 April
1992 BAPEPAM menyerahkan
pengelolaan bursa kepada PT. BEJ. Peresemian swastanisasi PT. BEJ dilakukan
oleh MENKEU tanggal 13 Juli 1992 dijakarta berdasarkan
Surat Keputusan
Mentri Keuangan Nomor: 323/KMK.010/1992, yang yang berkantor diruangan
belakang kantor ketua Bapepam, dilantai dua, gedung Bursa, jalan Medan
Merdeka Selatan.
Misi utama PT. BEJ adalah menciptakan bursa yang likwid, efesien, wajar
dan tranparan. Untuk mengimplementasikan misi tersebut.PT. BEJ menetapkan
sasran antara lain: (1) Menyempumakan peraturan bursa (2) Menciptakan system
73
74
infonnasi,
perdagangan,
clan menyelesaikan transaksi
yang efisien
(3)
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik dalam lingkungan PT.BE.J
Maupun perusahaan efek anggota bursa .
Berkat kerja keras manajemen PT. Bursa Efek Jakarta kinerja pasar modal
di Indonesia mulai membaik terlihat adanya peningkatan jumlah emiten dari 141
perusahaan pada tahun 1991 menjadi 239 perusahaan yang tercatat padata tahun
1997. Dan kenaikan ini diikuti sampai pada tahun 2000, terlihat jumlah emiten
1998 sebanyak 24 7 emiten, tahun 1999 sebanyak 161 emiten dan tahun 2000
sebanyak 282 emiten
Perkembangan Bursa Efek Jakarta juga ditunjukan dengan maraknya
perdagangan efek serta volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta, hal ini
menyebabkan perlunya perubahan system pedagangan efek secara manual
menjadi perdagangan efek komputerisasi atau otomatisasi perdagangan efek. Hal
ini dilaksankan pada tanggal 22 mei 1995. Sistim otomatisasi perdagangan efek (
Jakarta Outomated Trading Sy/stem IJATS) diresmikan pada tanggal 3 Oktober
1995. Pada tahun 1995 juga PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pindah kantor ke
Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Sudinnan, Kav, 52-53 Jakarta Selatan.
5.1.2 Deskripsi Data clan Basil Penelitian
Salah satu faktor yang yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
ada1ah kebijakan yang diambil.perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya.
Pemenuhan dana ini dapat bersumber dari hutang jangka panjang ( pinjaman) dan
modal sendiri. Penelitian ini dilakukan pada emiten terhadap lima sektor
75
perusahaan industri yang diambil secara sempling
yaitu : (I) Industri makanan
dan minuman (2) lndustri tektil dan pakaian jadi (3) Industri Rokok (4) Industri
Plastik dan Gelas dan (4) Industri Automotive
dan komponen
di bursa Efek
Jakarata periode 1998-2001. Pada periode ini keadaan perekonomian
Indonesia
belum stabil atau masih dalam kondisi krisis ekonomi.
Kondisi perekonomian
di Indonesia pada saat krisis monoter keadaanya
sangat tidak menentu. Pada kondisi
ini perusahaan kesulitan dalam mendaptkan
sumber modal pinjaman., selain itu juga modal pinjaman tersebut memiliki tingkat
suku bunga yang tinggi. Dengan modal pinjaman pada tingkat suku bunga yang
sangat tinggi akan mempengaruhi basil kinerja selama perusahaan tersebut
peroperasi, sehingga diperlukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan,
karena hal tersebut dapat membantu perusahaan untuk menentukan langkahlangkah selanjutnya yang sebaiknya diambil, seperti pada masalah pendanaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel independen (variabel bebas/yang
mempengaruhi) , yaitu struktur modal yang terdiri dari ; Long term debt equity
(LTDE), degree operating leverage (DOL) dan degree financial leverage (DFL),
sedangkan variabel dependen (variabel tidak bebas/yang dipengaruhi), yaitu
kinerja keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVA).
Populasi penelitian ini sebanyak 78 perusahaan emiten
BEJ dengan jumlah
sampel yang diteliti sebanyak 26 perusahaan industri emiten Bursa Efek Jakarta.
76
5.1.2.1 Aoalisis Long Term Debt to Equity
Dalam penelitian ini, long term debt to equity (LTDE) diukur dengan
membandingkan hutang jangka panjang dengan modal sendiri . Untuk melihat
perkembangan long term debt to equity (LIDE) dari emiten-emiten perusahaan
industri yang terdiri dari : (1) Industri makanan dan minuman (2) Industri tektil
dan pakaianjadi (3) Industri Rokok (4) Industri Plastik dan Gelas dan (5) lndustri
Automotive dan komponen di bursa Efek Jakarata periode 1998-2001, dapat
ditunjukan dalam tabel 4.1
77
Tabel 5.1
Long term Debt Equity untuk emiten perusabaan Industri tahun 1998 -2001
( dalarn oersentase)
No
Nama Perusahaan
PT.
Tunas
Baru lampung Tbk
1
1999
2000
207,9f
107,09
93,24
15,87
22,14
22,23
62,77
3 PT. Sinar Top Tbk
9,92
8,99
11,04
11,39
4 PT. Sari Husada Tbk
3,05
2,06
2,5(]
1,7S
26,39
6,52
7,69
77,37
579,76
107,6f
157,59
73, 1Cl
47,4()
19,84
8,79
9,8S
2,9()
2,41
2,7S
2,33
9 PT. Century Textile Industry) Tbk
31,75
19,3~
16,14
13,04
10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
25.~
2,97
6,61
3,3t
11 PT. Ever Shine Textile ~ndustry Tbk
93,1E
129,7~
80,6f
57,7S
2.3~
1,5C
1,32
1,6£
100,51
83,35
60,41
74,11
96,23
71,89
50,17
39,81
8,1()
7,46
5,41
5,12
52.~
0,03
3,67
14,12
6,82
29,11
24,70
21,67
2 PT. Ultajaya Milk Industry
5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
7 PT. Aqua Golden Missippi Tbk
8 PT. Gudang Garam Tbk
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
14 PT. Pan Brothers Tex Tbk
15 PT. Sepatu Bata Tbk
16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
17 PT.Aslaplast lndustriesTbk
1998
459,71
2001
18 PT. Berlins Co. Ltd. Tbk
24,1f
6,~
11,29
16,87
19 PT. Dynaplast Tbk
14,46
12,8~
25,2f
15,9S
20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk
55,19
17,2~
9,21
10,3(
21 PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
49,82
53,7E
3,17
4,19
22 PT. Goodyear Indonesia Tbk
2,9S
13,2S
22,68
21,00
23 PT. Selamet Sempuma Tbk
1,14
5,82
38,26
34,8Cl
24 PT. Tunas Ridean Tbk
2,1C
2,14
3,0CJ
57,33
25 PT. Astra Otoparts Tbk
2,25
2,23
51,86
42,0C
26 PT. Branta Mulia Tbk
10,42
22,52
267,36
207,09
Rata - Rata LTDE
66,32
33,03
38,5(1
37,39
..
.
S•mber: 1Aporaa Kewmgaa muing~masmg emiten penaullaaa indastri daa d101ala
-
78
Berdasarkan
tabel 5.1.di atas besamya perbadingan hutangjangka
panjang
dan modal sendiri (long term debt to equity) untuk masing-masing emiten
perusahaan industri dari tahun 1998 sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.1,
misalanya PT. Tunas Baru lampung Tbk proforsi hutang jangka panjang dengan
modal sendiri tahun 1998 sebesar 459,71 % , tahun 1999 sebesar 207,95 % , tahun
2000 sebesar 107,09 % dan tahun 2001 sebesar 93,24 % perubahan proforsi
hutang jangka panjang
untuk
PT. Tunas Baru lampung Tbk
setiap tahun
mengalami perubahan hal ini disebabkan penggunaan dana dari hutang jangka
panjang dan modal sendiri selalu berubah-ubah atau berfluktuasi untuk setiap
tahunnya, begitu juga halnya dengan perusahaan emiten industri lainnya yang
menjadi sampel dalam penelitian ini selalu berfluktuasi.
Perbandingan hutang jangka panjang dan modal sendiri (long term debt to
equity/LTDE)yang tertinggi dan terendah pada: (1) tahun 1998 tertinggi pada
Pf. lndofood Sukses Makmur Tbk sebesar 579,76 % sedangkan terendah pada
PT. Selamet Sempuma Tbk sebesar 1,14 % (2) tahun 1999 tertinggi pada PT.
Tunas Baro Lapung Thk sebesar 207,95 % sedangkan terendah pada PT. Surya
Intrindo Makmur Tbk sebesar 0,03 % (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Branta
Mulia Tbk sebesar 267,35 % sedangkan terendah
pada
PT. Fortune Mate
Indonesia Tbk sebesar 1,32 % (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Branta Mulia
Tbk sebesar 207,09 % sedangkan terendah pada PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
sebesar 1,66 % .
Perimbangan long term debt to equity/LTDEpada masing-masing emiten
perusahaan industri cukup tinggi, karena semua emiten tersebut sebagian struktur
79
modalnya menggunakan hutang jangka panjang dan modal sendiri sebagai sumber
pembiayaan
perusahaan,
hal
ini terlihat
dari
prosentase
masing-masing
perusahaan.
Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri long
term debt to equity setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan,
pada tahun 1998 sebesar 66,32% , pada tahun 1999 sebesar 33,03 % , pada tahun
2000 sebesar 38,50 % , dan pada tahun 2001 sebesar 37,39 %. Kalau kita lihat
kenaikan dan penurun tahun 1998 ke tahun 1999 turun sebesar 33,29 % , tahun
1999 ke tahun 2000 naik sebesar 5,47 % dan tahun 2000 ke tahun 2001 turun
sebesar 1,11 % . Penurunan dan kenaikan ini sebagai akibat adanya fluktuasi
terbadap hutang jangka panjang maupun modal sendiri .
Seperti diketahui, perusahaan yang mempunyai struktur modal long term
debt to equity lebih dari 100 % berarti perusahan tersebut menggunakan hutang
jangka panjang lebih besar dari modal sendiri dalam memenuhi kebutuhan
dananya untuk mengembangkan perusahaannya. Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas
seluruh emiten perusahaan industri yang menjadi sampel penelitian ini semuanya
menggunakan modal pinjaman jangka panjang, dari 26 perusahaan tersebut yang
menggunakan LIDE-Nya lebih dari 100 % adalah : tahun 1998 hanya tiga
perusahaan yaitu; PT. Tunas Baru Lampung Thk sebesar 459,71 %, PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk sebesar 579,76 % dan PT. Indorama Syanthesis Tbk
100,5lo/o, tahun 1999 juga hanya tiga pemsabaan yaitu; PT. Tunas Baru
Lampung Tbk sebesar 207,95 o/o, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar
107,65 dan PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 129,74 %,
tahun 2000 juga
80
hanya tiga perusahaan yaitu: PT. Tunas Baru Lampung Thk sebesar 107,09%,
PT. Indofood Sukses Makmur Thk sebesar 157,59% dan PT. Branta Mulia Tbk
267,35 % , dan tahun 2001 hanya satu perusahaan yaitu PT. Branta Mulia Tbk
207 ,09 % .
Sedangkan sisanya terhadap 26 perusahaan tersebut LTDE-nya
dibawah 100 % yang berarti perusahaan tersebut menggunakan sumber dananya
yang berasal dari modal sendiri lebih besar dari pinjaman jangkan panjang.
5.1.2.2 Analisis Tingkat Leverage Operasi atau Degree of Operating Leverage
(DOL)
Leverage operasi yang di ukur dari Degree of operating leverage (DOL)
dapat dihitung dengan membandingkan persentase perubahan EBIT
dibagi
dengan persentase perubahan peniualan, Dimana Tingkat leverage eperasi untuk
masing masing emiten pemsahaan industri dapat ditunjukan pada tabel 4.2.
dibawah ini .
81
Tabel 5.2
Tingkat Leverage operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) untuk
ema't ea oenasa baaDBi d UStri tab un 1998-2001
No
Nama Perusahaan
1998
1999
41,12
39,60
35,13
10,37
2000
2001
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
0,87
8,93
13,67
-0,48
3
PT. Sinar Top Tbk
2,53
0,90
0,36
-1,74
4
PT. Sari Husada Tbk
-6,46
8,93
1,24
1,27
5
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
-2,12
5,53
2,02
1,82
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
0,23
8,58
-4,68
0,92
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
1,74
0,32
3,20
0,60
8
PT. Gudang Garam Tbk
0,65
3,75
0,05
-0,31
9
PT. Century Textile Industry Tbk
6,13
2,90
2,57
-21,99
10
PT. Oaeyu Orcid lndonesiaTbk
11,07
-3,10
17,36
-1,22
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
-1,14
143,69
-12,53
370,74
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
5,33
-2,58
2,46
-4,18
13
PT. lndorama Synthetis Tbk
33,76
-n,a9
122,26
-17,51
14
PT. Pan Brothers Tex Tbk
0,17
-4,26
0,91
1,07
15
PT. Sepatu Bata Tbk
9,42
1,52
0,89
0,05
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
8,09
5,25
4,71
-1,84
17
PT .Asiaplast lndustriesTbk
4,68
2,03
-0,91
2,03
18
PT. Bertina Co. Ltd. Tbk
4,29
10,23
0,31
1,16
19
PT. Dynaplast Tbk
0,26
3,30
0,29
0,46
20
PT. Summltplast lnterbemua Tbk
2,09
0,62
0,55
3,12
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
4,78
0,67
0,55
0,84
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
8,79
25,62
15,87
-4,50
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
1,06
-7,01
1,17
-0,14
24
PT. Tunas Ridean Tbk
1,21
8,11
1,69
-0,81
25
PT. Astra Otoparts Tbk
-9,50
-9,53
-0,52
-346,70
26
PT. Branta Mulia Tbk
-8,17
11,90
-1,53
162,49
DOt.. Rata-Rata
4,65
7,23
7,96
5,98
Sumber: Lapona Keuaapa masing-muiag emiten perasalaaan indnstri clan diolab
~
I
l
I
~
!:
82
Berdasarkan
terhadap
tabel 5.2.di atas besamya
persentase
perubahan
EBIT
persentase perubahan penjualan yang merupakan degree of operating
leverage (DOL) untuk masing-masing emiten perusahaan industri dari tahun 1998
sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.2, misalanya PT. Tunas Baru lampung
Tbk tingkat DOL tahun 1998 sebesar 41,12 kali, tahun 1999 sebesar 39,60 kali,
tahun 2000 sebesar 35,13 kali clan tahun 2001 sebesar 10,37 kali. Perubahan
tingkat degree of operating leverage ini disebabkan adanya perubahan penjualan
yang berfluktuasi dari setiap tahun, mengakibatkan terjadi perubahan EBIT akibat
perubahan penjualan begitu juga balnya dengan perusahaan industri lainnya yang
menjadi sampel dalam penelitian ini
Degree of operating leverage (l)(?L) yang tertigi dan terendah adalah ; (1)
tahun 1998 tertinggi pada PT. Tunas Baru Lampung Tbk sebesar 41, 12 kali
sedangkan terendah pada PT. Astra Otoparts Tbk sebesar- 9,50 kali (2) tahun
1999 tertinggi pada PT. Ever Shine Textile Industry Tbk sebesar 143,69 kali
sedangkan terendah pada PT. Indorarna Synthetis Thk sebesar -77,89 kali (3)
tahun 2000 tertinggi pada PT. Indorarna Synthetis Tbk sebesar 122,26 kali
sedangkan terendah pada PT. Ever Shine Textile Industry Tbk sebesar-12,53
kali (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Branta Mulia Tbk sebesar 162,49 kali
sedangkan terendah pada PT. Astra Otopat Tbk sebesar - 346, 70 kali.
Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri degree
of operating leverage (DOL)
setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan dan
kenaikan, pada tahun 1998 sebesar 4,65 kali, pada tahun 1999 sebesar 7,23 kali,
pada tahun 2000 sebesar 7,96 kali , dan pada tahun 2001 sebesar 5,98 kali.
83
Perubahan ini disebabkan adanya perubahan rata-rata penjualan yang berfluktuasi
dari setiap tahun masing emiten , sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan
rata-rata pada EBIT.
Pada tingkat DOL sebesar 10,3 7 kali artinya setiap perubahan satu persen
penjualan akan mengakibatkan perubahan EBIT sebesar 10,3 7 persen dengan arah
yang sama, atau dengan kata lain kenaik.an penjualan sebesar 5 % akan
mengakibatkan kenaikan EBIT sebesar 5% x 10,37. Begitu juga sebaliknya
penurunan penjualan sebesar 5% akan mengakibatkan menurunnya EBIT sebesar
5% x 10,37. Semakin besar tingkat degree of operating leverage (OOL) maka
semakin besar pengaruh perubahan penjualan terhadap EBIT.
Degree of operating leverage bagi perusahaan lebih merupakan fungsi dari
proses produksi. Apabila perusahaan menggunakan peralatan yan bersifat labor
saving atau capital intensive dalam operasinya maka akan cenderung mempunyai
biaya operasi tetap yang tinggi dan biaya operasi variabel yang relatip rendah. Hal
ini akan mengbasilkan
OOL yang tinggi, sehingga perubahan penjualan akan
mengakibatkan perubahan EBIT dalam persentase yang lebih besar.
5.1.2.3. Analisis Tingkat Leverage atau Degree of Financial Leverage (DFL)
Leverage financial yang diukur dari degree of financil leverage (DFL)
dapat dihitung dengan membandingkan persentase perubahan EPS dengan
persentase perubhan EBIT. Dimana
DFL untuk masing-masing emiten
perusahaan industri dapat ditwtjukan.pada tabel 5.3. dibawah ini.
84
Tabel 5.3.
Tiagkat leverage Financial atau Degree of financial Leverage (DFL) untuk
em i ten oerusa baaa 1"adustn• tab UD 1998-2001
1999 2000
Nama Perusahaan
1998
2001
No
0,79 0,68
0,67
7,46
1 PT. Tunas Baru lampung Tbk
15,16
-0,26
0,45
0,00
PT. Sinar Top Tbk
0,57
0,78
-3,04
1,10
4
PT. Sari Husada Tbk
1,06
0,88
1,04
5
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
1,87
1,15
1,01
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
1,29
0,78
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
1,32
-1,38
1,94
1,06
0,97
1,10
8
9
PT. Gudang Garam Tbk
0,93
1,21
1,07
0,97
-1,76
0,92
10 PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
11 PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
0,32
-0,79
0,69
0,11
1,12
1,18
1,12
1,01
0,52
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
0,45
0,34
1,67
1,10
-0,87
0,53
0,20
0,65
0,97
1,05
1,51
0,08
1,02
1,02
0,38
0,12
0,87
1,11
1,30
0,00
1,34
0,06
1,16
2,30
0,42
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
PT. Century Textile Industry Tbk
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
14 PT. Pan Brothers Tex Tbk
15 PT. Sepatu Bata Tbk
16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
17 PT.Asiaplast lndustriesTbk
18 ~rlina Co. ltd. Tbk
19 PT. Dynaplast Tbk
20 PT. Summitplast lnterbemua Tbk
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
22 PT. Goodyear Indonesia Tbk
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
24 PT. Tunas Ridean Tbk
25 PT. Astra Otoparts Tbk
26 PT. Branta Mulia Tbk
Rata-rata DFL
-7,51
0,97
0,15
0,65
-0,28
1,10
0,17
0,02
0,87
0,94
-12,03
1,03
2,02
1,50
0,87
1,03
-5,07
-2,27
1,15
1,00
1,00
1,01
1,06
2,40
1,85
0,99
4,20
1,44
0,72
-0,09
1,86
0,53
1,31
0,92
2,28
0,14
0,65
0,73
0,18
1,37
0,98
1,23
-Sumber:l.apoml 1Cemnpn malng-mnlng emlten peruahaan lnduatrl dan dlolah
85
Berdasarkan
terhadap
persentase
tabel 5.3. di atas besamya
perubahan
persentase
EBIT yang merupakan
perubahan
EPS
degree of financial
leverage (DFL) untuk masing-masing emiten perusahaan industri dari tahun 1998
sampai 2001 dapat ditunjukan pada tabel 5.3, misalanya PT. Tunas Baru lampung
Tbk tingkat DFL tahun 1998 sebesar 0, 79 kali , tahun 1999 sebesar 0,68 kali ,
tahun 2000 sebesar 0,67.kali dan tahun 2001sebesar7,46 kali. Perubahan tingkat
degree of'financil leverage (DFL) ini disebabkan adanya perubahan earning per
share (EPS) yang berfluktuasi dari setiap tahun, mengakibatkan terjadi perubahan
EBII'
akibat perubahan EPS begitu juga halnya dengan perusahaan industri
lainnya yang menjadi sampel dalam penelitian ini
Degree of financil leverage (DFL) yang tertinggi dan terendah adalah ; (1)
tahun 1998 tertinggi pada Pf. Ultrajaya Milk Industry Tbk sebesar 15,16 kali
sedangkan terendah pada PT. Dynaplas Thk sebesar-12,03
tertinggi pada
kali (2) tahun 1999
Pf. Selamet Sempurna Tbk sebesar 2,40 kali sedangkan terendah
pada PT. Aqua Golden Missippi Tbk sebesar-1,38
kali (3) tahun 2000 tertinggi
pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk sebesar 1,94 kali sedangkan terendah
pada
tertinggi
PT. Summitplast Interbenua Tbk sebesar - 5,07 kali
(4) tahun 2001
pada PT. Tunas Baru Lamung Tbk sebesar 7,46 kali
sedangkan
terendah pada Pf. Ultrajaya Milk Industry Tbk sebesar - 0,00 kali.
Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri
degree offinancial leverage (DFL) setiap tahun mengalami fluktuasi penurunan
dan kenaikan, pada tahun 1998 sebcsar 0,65 kali , pada tahun 1999 sebesar 0,73
kali , pada tahun 2000 sebesar 0,18 kali, dan pada tahun 2001 sebesar 1,37. Dari
86
empat tahun berturut-turot dapat dilihat bahwa DFL yang tertinggi sebesar 1,37
kali pada tahun 2001 , yang terendah sebesar 0,18 kali pada tahun 2000.
Perubahan ini disebabkan adanya perubahan rata-rata EPS yang berfluktuasi dari
setiap tahun masing emiten , sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan ratarata pada EBIT.
Pada tingkat DFL sebesar 1,37 kali artinya setiap perubahan EBIT satu
persen akan mengakibatkan perubahan EPS sebesar 1,37 persen dengan arah
yang sama, atau dengan kata lain kenaikan EBIT sebesar 5 % akan mengakibatkan
kenaikan EPS sebesar 5% x 1,37 Begitujuga sebaliknya penurunan EBIT sebesar
5% akan mengakibatkan menurunnya EPS sebesar 5% x 1,37. Semakin besar
tingkat degree of financil
leverage
(DFL) maka semak.in besar pengaruh
perubahan EBIT terhadap EPS.
Degree of financial leverage (DFL) dapat diubah dengan menaikan atau
menurunkan biaya bunga. Biaya bunga yang ditanggung oleh perusahaan sangat
tergantung pada hutang. Besar kecilnya hutang yang digunakan perusahaan akan
mempengaruhi struktur modal yang dimiliki perusahaan. Struktur modal itu
sendiri adalah perimbangan semua sumber dana pinjaman jangka panjang dengan
modal sendiri
baik saham preferen maupun saham biasa. Dengan demikin
perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang besar didalam struktur modalnya,
maka perusahaan tersebut akan memiliki biaya bunga yang besar, sehingga
Degree of financial leverage (DFL) akan tinggi dan begitu juga sebaliknya ,
perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang kecil didalam struktur modalnya,
87
maka perusahaan tersebut akan memiliki biaya bunga yang kecil sehingga DFL
akan rendah.
Dari 26 perusahaan yang diteliti sebagian besar tingkat degree of'financil
leverage mengalami trend yang turun . Semakin kecil rasio ini dikatakan semakin
baik, karena beban bunga yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil akan
tetapi semakin tinggi DFL akan semakin tinggi risiko yang dihadapi perusahaan
karena beban financail yang ditanggung perusahaan akan semakin tinggi yaitu
beban bunga.
Apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban financial yang
simtnya tetap seperti beban bunga atas hutang dan deviden untuk saham preferen
dengan segera maka kemungkinan perusahaan tidak akan dapat melanjutkan
usahanya karena kreditur merasa tidak terjamin bahwa perusahaan dapat
membayar bunga serta pokok pinjaman dengan segera.
Dengan meningkatnya rasio DFL maka return dalam bentuk earning per
shere (EPS) yang diharapkan oleh perusahaan semakin besar, tetapi pada saat
yang sama risiko yang dihadapi perusahaan juga tinggi karena kenaikan return
semakin besar kenaikan EBIT juga harus ditingkatkan agar perusahaan dapat
beroperasi. Jadi apabila tingkat EBIT lebih besar dari yang diperlukan untuk
membayar kewajiban-kewajiban finansial yang sifat tetap, maka keuntungan dari
rasio ini dapat mulai dinikmati.
88
5.1.2.4. Analisis Kinerja Keuaogao yang di ukur deogao
nilai tambah
ekoaomis
Nilai tambah ekonomi ( Economic Value Added I EVA) adalah
merupakan laba operasi setelah pajak dikurangi total biaya modal tahunan, jika
EVA positip berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan sehingga
memberikan nilai tambah terhadap perusahaan, sebaliknya jika EVA negatip
maka perusahaan sedang menghancurkan modal.
Nilai tambah ekonomis suatu perusahaan menunjukan besarnya nilai
tarnbah
yang
dapat
dihasilkan
suatu
perusahaan
selama
masa
kinerja
operasionalnya. Nilai tamba.h ekonomis yang positip juga menandakan bahwa
tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat
pengembalian yang diminta investor atas investasi yang ditanamkannya. Keadaan
ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik
modal. Sebaliknya nilai tambah ekonomis yang negatip menandakan bahwa nilai
perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih
rendah dari pada tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor.
Nilai tarnbah ekonomis (EVA) untuk masing- masing emiten perusah.aan
industri yang dijadikan sempel penelitian pada tahun 1998-2001
pada tabel 4.4. dibawah ini.
ditunjukan
89
Tabel 5.4.
Nilai Tambab Ekoeomis untuk Emiten Perosahaan ladustri tabun 19982001
( DalaJn Miliyar Rupiah)
No
Nama Perusahaan
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
1998
1999
2000
2001
(54.901)
20.418
(46.762)
(69.311)
900
(41.509)
I0.133
(24.778)
PT. Sinar Top Tbk
11.228
18.139
12.614
12.197
4
PT. Sari Husada Tbk
10.162
51.095
130.440
222.420
5
6
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
(4.603)
(15.467)
73.549
(18.323)
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
65.025
S'n.645
172.414
2.777
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
8
PT. Gudang Garam Tbk
9
PT. Century Textile Industry Tbk
10
PT. Daeyu Orcld lndonesiaTbk
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
8.483
7.162
30.148
36.771
551.644
1.294.403
1.261.33
1.480.444
42.887
16.143
23.655
13.140
589
1.068
2.194
2.640
(11.634)
11.560
(50.S03)
(13.177)
6.880
12419
14.398
6.439
(79.934)
(124.445)
(27.923)
(178.699)
14
PT. Pan Brothers Tex Tbk
16.672
6.211
1.553
9.765
15
PT. Sepatu Bata Tbk
25.035
32.004
16.380
61.918
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
608
10.350
8.766
837
17
PT Asiaplast lndustriesTbk
411
6.609
(3.089)
(2.006)
1.486
13.479
11.555
31.202
9.639
11.934
19.479
9.556
12.432
11.760
6.686
6.524
4.433
5.730
7.570
(575)
18 PT. Bertina Co. Ud. Tbk
19 PT. Oynaplast Tbk
20
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
29.371
56.426
22.265
(6.538)
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
46.580
30.956
6.118
9.828
24
PT. Tunas Rldean Tbk
(3.184)
17.304
78.328
30.542
25
PT. Astra Otoparts Tbk
(200.585)
159.543
26.353
150.967
26
PT. Branta Mulia Tbk
(131.742)
185.978
(79.719)
(31.724)
13.765
102.958
66.692
67.032
Rata-rata EV A
90
Dilihat dari tabel 5.4. nampak jelas nilai tambah ekonomis atas 26 emiten
perusahaan industri yang dijadikan obyek sempel penelitian tahun 1998-2001 ada
yang menghasilkan nilai tambah ekonomis yang positip dan negatip. Pada tahun
1998 sebanyak 19 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan
yang negatip sebanyak 7 perusahaan, Pada tahun 1999 sebanyak 23 perusahaan
yang memberikan nilai
EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 3
perusahaan, Pada tahun 2000 sebanyak 23 perusahaan yang memberikan nilai
EV A positip sedangkan yang negatip sebanyak 3 perusahaan. dan Pada tahun
2001 sebanyak 19 perusahaan yang memberikan nilai EV A positip sedangkan
yang negatip sebanyak 7 perusahaan. Dimana nilai tambah ekonomis terhadap
perusahaan yang positip menandakan bahwa tingkat pengembalian yang
dihasilkan melebihi tingkat biaya modal atau tingkat pengembalian yang diminta
investor melebihi tingkat investasi yang ditanamkannya. Keadaan ini menunjukan
bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, sesuai dengan
tujuan perusahhan. Sebaliknya terhadap perusahaan yang mempunyai nilai tambah
ekonomis yang negatip menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai
akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat
pengembalian yang dituntut oleh investor atau perusahaan tersebut sedang
menghancurkan modal.
Nilai tambah ekonimis (Economic value added /EV.A) yang tertinggi dan
terendah adalah ; (1) tahun 1998 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk sebesar
551,644 milyar, sedangkan terendah pada PT. Astra Otopats Tbk sebesar 200.585 milyar
(2) )
tahun 1999 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk
91
sebesar 1.294.403 milyar, sedangkan terendah pada PT. Indorama Synthesis Tbk
sebesar - 124.445 milyar (3) tahun 2000 tertinggi pada PT. Gudang Garam Tbk
sebesar 1.261.393 milyar, sedangkan terendah
pada PT.Branta Mulia
Tbk
sebesar- 79.719 milyar, dan (4) tahun 2001 tertinggi pada PT. Gudang Garam
Tbk sebesar 1.480.444 milyar, sedangkan terendah pada PT. Indorama Synthesis
Tbk sebesar - 178.699 milyar.
Dilihat secara rata-rata dari keseluruhan emiten perusahaan industri nilai
tambah ekonomis
ta.bun 1998-2001 adalah positip walaupun setiap tahun
mengalami tluktuasi penunman dan kenaikan. Pada tahun 1998 sebesar 13.765
milyar , pada tahun 1999 sebesar 102.958 milyar , pada tahun 2000 sebesar
66.693 milyar , dan pada tahun 200 l sebesar 67.032 milyar .
S.1.3. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda, sebelum dilakukan
analisa terhadap variabel-bariabel perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi
klasik untuk memperoleh nilai memerkira yang tidak bias,maka model yang
diajukan memenuhi syarat yang ditetapkan.
Agar
memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dari model persamaan
regresi berganda tiga atau lebih variabel yang diamati, maka haruslah memenuhi
syarat asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik tersebut adalah sebagai berik.ut:
a. 1idak. terdapat multikoliniaritas diantara variabel independen
Multik.oliniaritas adalah suatu keadaan, satu atau lebih variabel independen
dapat dinyatakan sebagai kontribusi tinier dari variabel independen lainnya,
92
masing-masing satu atau lebih variabel bebas yang berk.orelasi sempuma atau
mendekati sempuma dengan variabel bebas lainnya. Atau adanya lebih dari satu
hubungan
linier
pasti.
Berdasarkan
teori
tersebut
untuk
mendekati
multikolinearitas yaitu dengan menggunkan perhitungan nilai variance inflation
factor (VIF) ( Gujarati, 1995 : 328). Terdapat multikoloniaritas apabila VIF > 10.
Dari hasil peritungan dengan menggunkan SPSS versi I 0 maka VIF untuk
masing-masing variabel adalah ditunjukan pada tabel 4.5. sebagai berikut:
Tabet 5.5
Uii
. .
JJI mu Iti.k· ortniaritas
Uji VIP
Varibel Bebas
Long Term Debt To Equity (LTDTE)
1.635
Degree of Operating Leverage (DOL)
1.576
Degree of Financial Leverage (DFL)
l.311
Sumber: Hasil perhitungan SPSS Versi 10 lampiran 20 dan diolah
Dari basil perhitungan diatas nilai variance inflation factor (VIF) dari
masing-masing variabel menunjukan tidak ada satupun variabel bebas yang
memiliki nilai
VIF lebih
besar dari
10, jadi dapat disimpulkan tidak ada
multikoloniaritas antara variabel bebas dalam model regresi berganda.
b, Tidak ada gejala autolrorelasi
Autokorelasi
merupakan kondisi dimana kesalahan pengganggu saling
berk.orelasi dan hal ini terjadi karena adanya variabel yang tidak dimasukan. Uji
autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu
periode t-I (sebelumnya).
pada periode t dengan kesalahan pada
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya gejala
autokorelasi dalam analisis pada persamaan regresi, maka cara yang digunakan
93
adalah melakukan pengujian serial korelasi dengan menggunakan metode Durbinwatson seperti diuraikan pada tabel 4-<;. berikut ini.
Nilai Durbin-Wetson
Estimasi Model Regresi
(4-D.W.L) <D.W.< 4
Tabel 5.6.
Metode Durbin - Watson
Berdasarkan
Kesimpulan
Tolak null hipotesis. Terdapat korelasi
serial yang negatip diantara disturbance
trem
Tidak ada kesimpulan
Terima null hipotesis
Terima null hipotesis
Tidak ada kesimpulan
Tolak null hipotesis. Terdapat korelasi
serial yang negatip diantara disturbance
(4-D.W.u<D.W.< (4.W.L)
2 <D.W.< (4.W.u)
D.Wu < D.W. < 2
D.W > L D.W.<D.W.u
0 < D.W. < D.W.t
trem
Sumber : Sritua Arief ( 1993: 14)
Berdasarkan tabel 5.6. di atas pengujian Durbin-Watson dalam penelitian
ini basil perhitungan SPSS versi 10 dan t- tabel ditemukan bahwa:
•Tes Durbin- Watson basil perhitungan SPSS sebesar 2.144, dengan N 26 K
(variabel bebas ) 3, tingkat a
=
5% , maka berdasarkan tabel ditemukan
bcsamya D.W. Upper= 1.652 dan D.W. tower =I.143
• Berdasarkan basil tersebut, maka besarnya Tes Durbin- Watson= 2.144 terletak
pada: 2 <D.W.< (4.W.u) =: 2 <D.W.< (4-1.652).
Kesimpulan
adalah menerima null hypotesis, yaitu model regresi tidak
mengandung serial sebagai lawan dari aternatip hipotesis
C. Tidak adanya gejala hetroskedasitas
Uji betroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Hetroskedasitas merupakan suatu keadaan dimana gangguan ( galat dari setiap
94
variabel) semuanya mempunyai varian yang tidak. sama . Dengan menggunakan
pak.et program SPSS Versi 10 untuk mendeteksi adanya beteroskedasitas
digunakan uji Glajser
yaitu dengan meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel bebas.
Hasil pengjian model ak.an menunjukan adanya heteroskedasitas jika nilai
t
hitung
masing-masing variabel independen signifikan secara statistik, atau jika
nilai p-valuenya :S a= 0,05 . dan jika sebaliknya mak.a asumsi ini ditolak.. (
Gujarati 1995 : 187). Dari basil perhitungan SPSS 10 Versi 10 dapat diperoleh
pengujian heteroskedasitas seperti yang ditunjukan pada tabel 4. 7 berikut:
Tabel 5.7.
Pengujian Glajser
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Brror
Model
I
(Constant)
xi
x2
,394
-1,053
14,274
21,890
x3
a. Dependent Variable: ABS
0
Standardized
Coefficients
Beta
22,980
,623
4,481
24,561
-.S87
1,063
.277
t
,017
-2.691
3,116
2.891
Sig
,989
,034
,019
,OOS
Samber. SPSS Vent JG Lampiraa 20 dan diolala
Berdasarkan basil output SPSS Versi 10 Tabel 5. 7 dengan jelas
menunjukan bahwa
tidak. ada satupun variabel bebas yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel terkait nilai absolut. Hal ini terlihat dari
profitabilitas signifikansinya diatas tingkat a
=
5%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak. terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga layak. dipakai
untuk memprediksi kinerja keuangan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis (
berdasarkan masukan variabel independen yaitu Long term debt Equity (LTDE),
Degree of Operating Leverage (DOL) , dan Degree of Financial Leverage (DFL).
95
5.1.4. Basil Perhitungan Koef1Sien Regresi dan Koef1Sien Determinasi
a. Perhituogan Koef1Sien Regresi
Setelah melakukan
ke- tiga uji
asumsi klasik maka selanjutnya
melakukan pengujian analisis regresi berganda yang sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan dari penelitian.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan komputer paket
program SPSS 10. Berdasarkan basil perhitungan
penelitian tentang pengaruh
struktur modal terhadap kinerja keuangan perusahaan pada emiten perusahaan
industri di Bursa Efek Jakarta maka dapat dilihat dari basil perhitungan regresi
tinier berganda. Hasil perhitungan persamaan regresi linier dapat dilihat pada tabel
5.8. dibawah ini:
Tabet 5.8.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Van"bel
Independen &
konstanta
LIDE(Xl)
OOL(X2)
DFL(X3)
Contstant
R Square (R 2 )
A4justed R2
Fhitun2
Simiificance
Koefisien
Regresi
Standard of
Error
T Hittmg
Significance
-1.053
14,273
21,890
0,394
0,926
0,705
4,181
0,034
0,623
4,581
24,561
-2,691
3,116
2,891
0,0340
0,0198
0,0054
S01ber: Basil Perllltup SPSSVent 10 Lampiraa 20 daa di olah
Model regresi tinier berganda yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
96
Dimana:
Y
=
Nilai tambah ekonomis rata-rata tahun 1998-2001
X1
=Long term debt to equity rata-rata tahun 1998-2001
X2
=Degree of operating leverage rata-rata tahun 1998-2001
X3
=Degree of financial leverage rata-rata tahun 1998-2001
Po
= Konstanta I koefisien Intersep
p1
= Koefisien Regresi variabel X1
p2
= Koefisien Regresi variabel X2
P3
= Koefisien Regresi variabel X3
Berdasarkan tabel 5.8. basil perhitungan regresi berganda dapat
ditentukan persamaan model sebagai berikut:
Y = 0,394- l,OS3X1 + 14,273X2 + 21,890XJ
Dari basil
persamaan tersebut diatas, maka dapat diinterprestasikan
sebagai benlrut:
1.
Nilai koe:fisien regresi Long term debt equity /LIDE (X1) untuk seluruh
perusahan nilainya sebesar-1,053. Nilai ini mempunyai arti bahwa, apabila
nilai koefisien regresi dua variabel lainnya tidak berubah, maka perubahan
variabel Long term debt equity sebesar 1 kali atau 100 % akan memberikan
pengaruh yang negatip sebesar 1,053 milyar terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , artinya apabila Long
term debt equity mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan
akan mengalami penurunan , sebaliknya Long term debt equity penurunan
97
maka kinerja keuangan akan mengalami dengan asumsi dua variabel lainnya
tet.ap.
2.
Nilai koefisien regresi degree of operating leverage IDOL (X2)
untuk
seluruh perusahaan adalah sebesar 14,273. Nilai ini mempunyai arti apabila
nilai koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan
DOL sebesar I kali akan memperikan pengaruh yang positip sebesar 14,273
milyar terhadap kinerja keuangan , artinya
apabila degree of operating
leverage (DOL) mengalami kenaikan, maka kinerja keuangan perusahaan
juga akan mengalami
kenaikan sebaliknya
penurunan DOL akan
mengkakibatkan penurunan kinirja keuangan perusahaan jika kedua variabel
lainnya dipertahankan .
3.
Nilai koefisien regresi degree of.financial leverageIDFL (X3) untuk seluruh
perusahaan adalah sebesar 21,890. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai
koefisien regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DFL
sebesar 1 kali akan memperikan pengaruh yang positip sebesar 21,890 milyar
terhadap kinerja keuangan , artinya apabila degree of financial leverage
(DFL) mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan
mengalami
kenaikan sebaliknya
penurunan DFL akan mengkakibatkan
penurunan kinirja keuangan perusahaan jika kedua variabel lainnya
dipertahankan.
b. Analisa Koeftsiea Determinasi
Analisa koefisien determinasi
adalah untuk mengetahui besamya
pengaruh variabel independen terhadap variabel devenden.
Secara verbal R2
98
digunakan untulc mengukur propisisi atau persentase variasi total dalam variabel
dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen (X). Di dalam penelitian
ini yaitu proposisi persentase varaisi total kinerja keuangan yang diukur dengan
nilai tambah ekonmis sebagai variabel dependen yang dapat dijelasakan oleh
pengaruh struktur modal sebagai independen yaitu long term debt equity (LTDE),
degree of operating leverage (DOL) .dan degree offinancial /evrage (DFL).
Berdasarkan basil perhitungan dengan menggunakan analisa
regresi
berganda maka didapatkan nilai Adjusted R. square sebesar 0,705.
Artinya
besamya variasi dari variabel kinerja keauangan yang diukur dengan nilai tambah
ekonomis dapat dijelaskan oleh variabel struktur modal ( long term debt equity
(LTDE /XI), degree of operating leverage (DOI./X2), dan degree of financial
leverage (DFLIX3)) sebesar 70,5% sedangkan sisanya sebesar 29,5% dijelaskan
oleh variavel lainnya yang tidak diteliti dalam model penelitian ini. Faktor-faktor
lain tersebut dapat berasal dari kondisi internal perusahaan lainya maupun kondisi
ekternal perusahaan.
S.1.5 Uji Statistik Terhadap IDpotesis Yang Diajukan Dalam
Penelitian
Dari model regresi linier berganda , selanjutnya akan dilakukan pengujian
hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab tiga yaitu
hipotesis pertama dengan uji bersamaan dan hipotesa ke dua dengan uji parsial.
99
Cara pengujian:
1. Hipotesis pertama dengan uji bersamaan (simultan) atau uji F
Untuk menguji apakah model yang kita peroleh secara keseluruhan
mempunyai arti atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : pi = 0
Tidak. terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EVA) secara bersamaan
Ht:
Pi -:/:
0 Terdapat
pengaruh struktur modal terhadap
kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EVA) secara bersamaan
Dimana: i =1,2,3
Untuk menguji pengruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara
bersamaan dengan tingkat keyakinan 95% (a= 0,05) deogan menggunakan uji F
statistik atau F test yang bertujuan menguji apak.ah terdapat pengaruh struktur
modal terhadap kinerja keuangan
secara bersamaan. Dengan kreteria uji
distribusi F adalah ; Bila F bitung > F tabel = mak.a Ho ditolah (H1 diterima) artinya
terdapat pengaruh struktor modal terhadap kinerja keauanagna secara bersamaan
dan sebaliknya Bila F
hitung
<F
tabel
= mak.a Ho tidak. ditolah
(H1 tidak. dierima)
artinya tidak terdapat penaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara
bersamaan
Berdasarkan basil perhitungan pada tabel 5.8. diatas dapat dilihat bahwa
niali F
hitung
adalah 4,181
dimana nilai ini menjadi statistik uji yang akan
100
dibandingkan .dengan nilai F
diperoleh F
label
tabet
untuk ll=0,05 dan derajat bebas (dt) 3,22 ,
sebesar 3,05. Didalam hasil penelitian ini adalah F
hitung
>F
tabet
yaitu 4,18t > 3,05 maka Ho ditolah dan Ht tidak ditolak/diterima ..
Selain dari uji distribusi F dapat juga dilahat dari nilai signifikan yaitu psignifikan sebesar 0,034 yang berarti masih lebih kecil dari taraf a
= 0,05,
(
0,034 < 0,05 ) yang berarti Ho ditolah H1 dietrima . Dengan demikian dapat
disimpulkan bahawa
terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EV A}
secara
bersamaan. Sehingga hipotesis pertama terbukti dan dapat dierima
2. IDpotesis Kedua dengan uji individual (parsial ) atau uji t
Untuk menguji apakah model yang kita peroleh secara individual
mempunyai arti atau tidak, maka dilakukan pengujian dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho :
pi
= 0 Tidak terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EV A)
Ht:
p;
¢
secara parsial
0 Terdapat
pengaruh struktur
modal
terhadap
kinerja
keuangan perusahaan diukur dengan nilai tambah ekonomis
(EV A)
secara parsial
Dimana: i=l ,2,3
Untulc menguji pengruh struktur modal terhadap kinerja keuangan secara
individual (parsial) dengan tingkat keyakinan 95% ( ll= 0,05) , pengijian secara
101
parsial
uji t statistik atau t test yang bertujuan menguji dan
menggunakan
menentukan variabel mana dari masing-masiang variabel independen yang
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen .. Dengan kreteria uji distribusi
t adalah ; Bila t
signifikanya >
hitung
a=
>t
tabel =
maka Ho ditolah (H1 diterima)
atau p-
0,05 , artinya terdapat pengaruh struktur modal masing-
masing variabel terhadap kinerja keauanagna secara parsial dan sebaliknya Bila
t
bitung
<t
ta1>e1
= maka H1 tidak ditolah
(Ho dierima) atau p-signifikanya < Q
=
0,05 artinya tidak terdapat penaruh struktur modal masing-masing variabel
terhadap kinerja keuangan secara parsial •
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8. diatas dapat dilihat bahwa
nilai t
hituna
adalah -2,691 untuk variabel long term debt to equity (Xl), 3,116
untuk degree of operating leverage(X2) dan 2,891 untuk degree of .financial
leverage (X3), dimana nilai ini menjadi uji statistik yang akan dibandingkan
dengan nilai t tabel a
= 0,05
dengan derajat bebas (df) 22 yaitu diperoleh t tabel
2,074, maka basil penelitian ini diperoleh t hitimg > t
>2,074)
= maka Hoditolah
tabel (
-2,691, 3,116, 2,891
(H1 diterima).
Dapat juga dilihat dari nilai signifikannya yaitu 0,034 untuk variabel long term
debt to equity (Xl), 0,019 unmk degree of operating leverage(X2) dan 0,005
untuk degree of.financial leverage (X3), dimana nilai ini menjadi uji staistk yang
akan dibandingkan dengan a
=
0,05, maka basil penelitian ini diperoleh p-
signifikanya < Q = O,OS yaitu LTDE (XI) sebesar 0,034 < Q
= 0,05, DOL (X2)
0,019 <Q = 0,05 dan DFL(X3) 0,005 < Q = 0,05, maka Hoditolah Hi diterima.
102
Dari
diterima/tidak
perhitungan
ditolak
tersebut diatas dapat disimpulakan
artinya
terdapat
pengaruh
Ho ditolah H1
struktur
modal
(
LTDE,DOL,DFL) terhadap kinerja keauangan diukur dengan nilai tambah
ekonomis (EV A) secara indipidual. Sehingga hipotesis kedua terbukti dan dapat
dierima.
Untuk lebih jelas dapat dilihat dengan membandingkan t hirung dengan t tabel
dan nilai signifikan p-value dengan a
=
0,05 pada tabel 5.9.
Tabel 5.9
Pembuktian hi
sis ke dua secara individual
t- hitung t-tabel P-signifikan Kesimpulan hasil
Variabel
bebas
0.034
Ho ditolak
0,019
Ho ditolak
0,005
Hoditolak
Swnber: basil pcrbituogan spss versi 10 lampiran 20
5.2. Pembahasan Basil Penelitian
Langkah selanjutnya
adalah menginterfrestasikan basil perhitungan
statistik dalam deskripsi, sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu pengaruh
struktur modal terhadap kinerja keuangan baik secara bersamaan maupun secara
individual
Pembahasan basil penelitian ini terdiri dari : Hipotesis pertama
menganalisa pengaruh struktur modal terhadap kinerja k.euangan secara
bersamaan dan hipotesis kedua menganalisa penganth struktur modal terhadap
kinerja keuangan perusahaan secara individual untuk masing-masing variabel ·
independen.
103
Struktur modal dalam penelitian ini yang terdiri dari long term debt equity
(LTDEIXJ), degree of operating leverage (DOVX2), dan degree of financial
leverage (DFUX3) yang merupakan variabel independen , sedangkan kinerja
keuangan diukur dengan nilai tambah ekonomis (EVAIY)
yang merupakan
variabel dependen.
5.2.1 Pengarub Struktur Modal Terbadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Secara Bersamaan
Berdasarkan basil perhitungan statistik pada tabel 5.8. analisa regresi
berllanda pada model penelitian ini, akan menguji pengaruh struktur modal yang
terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage , dan degree of
financial leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diuk.ur dengan
nilai tambah ekonomis (EV A) secara bersamaan pada 26 perusahaan industri
emiten di Bursa Efek Jakarta yang dijadikan sempel dalam penelitian ini.
Hasil perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan persentase
variasi total dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel
independen (X) secara simultan /bersamaan ( Gujarati : 1995).
Hasil analisa
regresi yang -disajikan -dalam tabel 5.8. menunjuk.an nilai R2 sebesar 0,926 dan
nilai adjusted R2 sebesar 0,705. Untuk:jumlah variabel independen lebih dari dua
variabel lebih baik menggunakan adjusted R2 (Imam Ghazali:2001 ). Dengan
-menggunakan -adjusted R2 sebesar 0,705, hal ini -menuajukan bahwa besarnya
variasi dari variabel kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan nilai
tambah ekonomis dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari :
long term debt equity, degree of operating leverage
r
dan degree of financial
104
leverage
adalah sebesar 70,5%. Secara bersamaan ketiga variabel
yang
digunakan sebesar 70,5% mampu menjelaskan kinerja keuangan perusahaan yang
diukur dengan nilai tambah ekonomis, dengan kata lain bahwa struktur modal
mempunyai pengaruh 70,5 % secara bersamaan terhadap kinerja keuangan pada
26 perusahaan industri emiten yang dijadikan sampel oleh peneliti secara rata-rata
di Bursa Efek Jakarata, sedangkan 29,5% dapat dijelaskan oleh variabel
independen lainya yang tidak dilakukan didalam penelitian ini.
Dari
nilai
koefisien
determinan
hasil
perhitungan
statistik
ini
mencerminkan ketiga variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel
dependen , akan tetapi masih ada variabel
mempengaruhi
pasar modal,
independen lain yang dapat
variabel dependen misalnya keadaan kondisi pasar, perilaku
keadaan ekonomi global , keadaan politik dan budaya yang
merupakan faktor ektem perusahaan dan juga faktor intern perusahaan misalnya
sumber daya manusia, akan tetapi faktor ektemal tidak begitu besar pengaruhnya
jika dibandingkan dengan faktor intern perusahaan itu sendiri seperti
struktur
modal pada perusahaan.
Keeratan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen
dapat ditunjukan dengan nilai
koefisien detenninasi (R2) 0,962, hal ini
menunjukan bahwa hubungan (korelasi)
kinerja keuangan yang dapat dukur
dengan nilai tambah ekonomis dengan struktur modal yang terdiri dari : long term
debt equity, degree of operating leverage , dan degree offmancial leverage sangat
kuat
105
5.2.2 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Seeara Parsial
Berdasarkan basil perhitungan statistik pada tabel 5.8. analisa regresi
berhanda pada model penelitian ini, akan menguji pengaruh struktur modal yang
terdiri dari : long term debt equity, degree of operating leverage , dan degree of
financial leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan
nilai tambah ekonomis (EVA) secara parsial pada 26 perusahaan industri emiten
di Bursa Efek Jakarta yang dijadikan sempel dalam penelitian ini.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen Xl yaitu ; long
term debt equity (LTDE) mempunyai nilai t hitung sebesar -2.691 hal ini
menunjukan bahwa LIDE mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana pada
.pengujian
hipotesis t tabel diperoleh sebesar - 2.074 dengan membandingkan
nilai t biUlg dan t tabcl , maka t hitung • -2.691 > t tabet - 2.074 maka dapat dikatakan
variabel long term debt equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis.
Nilai koefisien regresi LIDE untuk seluruh perusahan nilainya sebesar 1,053. Nilai ini mempunyai arti bahwa, apabila nilai koefisien regresi dua variabel
lainnya tidak berubah, maka perubahan variabel Long term debt equity sebesar 1
kali atau 100 % akan memberikan pengaruh yang negatip sebesar 1,053 milyar
terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan nilai tambah
ekonomis , artinya apabila Long
term debt equity mengalami kenaikan
106
sebesar I 00% dari sebelumnya
sedangkan dua variabel lain tetap maka kinerja
keuangan perusahaan akan mengalami penunman, sebaliknya LTDE turun maka
akan menaikan kinerja keuangan secara positip.
Untuk memaksimalkan struktur modal maka perusahaan tersebut harus dapat
meminimalkan biaya modal
dan memaksimalkan pendapatan dengan cara
mengurangi sumber dana yang berasal dari pinjaman dan meningkatkan modal
sendiri jika pertumbuhan penjualan/pendapatan
sangat lambat karena modal
pinjaman t.erlalu besar akan mengakibatkan biaya tetap meniningkat
berupa
beban bunga sehingga resiko yang timbul akan menghacurkan modal, akan tetapi
jika perusahaan tersebut meningkatkan sumber dana yang berasal dari pinjaman,
maka perusabaan tersdebut
harus dapat meningkatkan dua variabel lainnya,
dengan cara meningkatkan pendapatan dari basil penjualan dan meminimalkan
biaya modal . perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan akan dapat
menciptakanlmenaikan nilai tambah ekonomis.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen (X2) yaitu ;
degree of operating leverage (DOL) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,116 hal
ini menwtjukan bahwa DOL mempunyai pengaruh secara individual t.erhadap
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana
pada pengujian hipotesis t tabeI diperoleh sebesar 2.074 dengan membandingkan
nilai t
hitung dan
t
tabeI.
maka t hitung .. 3,116 > t tabet .. 2.074 maka dapat dikatakan
variabel degree of operating leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis.
107
Nilai koeflsien regresi DOL
untuk seluruh perusahaan adalah sebesar
14,273. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien regresi kedua variabel
lainnya dipertahankan, maka perubahan DOL sebesar 1 kali akan memperikan
pengaruh yang positip sebesar 14,273 milyar terhadap kinerja keuangan, artinya
apabila degree of operating leverage (DOL) mengalami kenaikan maka kinerja
keuangan perusahaan akan mengalami kenaikan atau sebaliknya DOL menurun
maka kinerja keuangan perusahaan akan menurun.
Penggunaan operating leverage ini dengan harapan bahawa revenue yang
dihasilkan oleh penggunaan aktiva cuk.up menutupi biaya tetap dan biaya variabel.
Tingkat DOL merupakan komponen yang dapat menunjukan resiko bisnis
perusahaan, dimana DOL dapat memperbesar dampak dari faktor lain pada
variabelitas laba operasi, akan tetapi DOL yang tinggi tidak akan berpengaruh ,
bila. perusahaan dapat memelihara .penjualan dan struktur biaya yang kontan. Jadi
DOL dapat dipandang sebagai ukuran dari resiko poteosial yang menjadi aktif
hanya jika penjualan dan biaya produksi berubah-ubah. Apabila makin tinggi rasio
biaya tetap terhadap pendapatan operasional perusahaan,maka makin tinggi pula
operting leverage perusahaan.
Operating leverage akan mendorong keuntungan perusahaan pada saat
penjualan perusahaan relatip besar. Sebaliknya perusahaan akan sulit menghindari
kerugian apabila terjadi penurunan penjualan. Sehingga jika penjualan naik dan
biaya produksi stabil dapat menghasilkan revenue pada perusahaan yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
108
Hasil perhitungan menunjukan bahwa variabel independen (X3) yaitu ;
degree offinancial leverage (DFL) mempunyai nilai t hitung sebesar 2,891 hal ini
menunjukan bahwa DFL mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis , dimana pada
pengujian hipotesis t label diperoleh sebesar 2.-074 dengan membandingkan nilai t
hitung
dan t tabel. maka t
hitung=
2,891 > t tabel = 2.074 maka dapat dikatakan variabel
degree of financial leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan nilai tambah ekonomis.
Nilai koefisien regresi degree of financial
leverage
untuk seluruh
perusahaan adalah sebesar 21,890. Nilai ini mempunyai arti apabila nilai koefisien
regresi kedua variabel lainnya dipertahankan, maka perubahan DFL sebesar 1 kali
atau 1000/o akan memberikan pengaruh yang positip sebesar 21,890 milyar
terhadap kinerja keuangan, artinya apabila degree of.financial leverage (DFL)
mengalami kenaikan maka kinerja keuangan perusahaan juga akan mengalami
kenailcan sebaliknya menunmnya DFL maka akan dapat menurunkan kinerja
keuangan.
Financial leverage perusahaan menunjukan tingkat variabelitas earning per
shere (EPS) , atau degree of financial leverage mengukur kepekaan BPS terhadap
perubahan EBIT. Perusahaan dapat merubah tingkat degree of.financial leverage
(DFL) dengan menaikan atau menunmkan biaya operasi tetap (Fixed operating
cost) maka DFL dapat berubah dengan menaikan atau menunmkan biaya modal
tetapnya. Biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan sangat tergantung pada
kombinasi utang dan modal saham atau struktur modal yang dimiliki perusahaan.
109
perusahaan memilki proporsi hutang yang relatip besar dalam
Dengan demikian
struktur modal akan memiliki biaya modal tetap yang besar sehingga degree of
financial leverage akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya perusahaan yang
memilki proporsi hutang yang relatip kecil dalam struktur modalnya akan
memiliki biaya tetap yang kecil sehingga degree of financial leverage akan
semakin
kecil
.
Penggunaan financial leverage yang
semakin
tinggi
mengakibatkan biaya modal dalam hal ini biaya bunga akan tinggi sehingga
mengakibatkan biaya rata-rata tertimbang juga akan tinggi, dan tingkat DFL yang
semakin tinggi juga mengakibatkan resiko keuangan meningkat, hal ini dapat
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
VI. KESIMPULAN
DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan
basil penelitian
dan pembahasan
yang telah diuraikan
,
selanjutnya dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Struktur modal yang meliputi long term debt equity (LTDEIXJ), degree of
operating leverage (DOLIX2), dan degree offinancial leverage (DFLIX3), secara
bersamaan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
dengan nilai tambah ekonomis (EVAIY)
kinerja keuangan diukur
pada 26 perusahaan industri emiten di
Bursa Efek Jakarta, ha1 ini dapat dibuktikan secara bersamaan menunjukan ni1ai
koefisien determinan
sebesar 70,5% artinya bahwa ketiga variabel dalam
penelitian ini dapat memberikan kontribusi /berpengaruh sebesar 70,5% terhadap
kinerja keuangan
perusahaan
yang diukur dengan nilai tambah
ekonomis,
sedangkan sisanya 29,5% dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak
dimasukan dalam model penelitian ini
2. Struktur modal yang meliputi long term debt equity (LTDEIXJ), degree of operating
leverage (DOLIX2), dan degree offinancial leverage (DFLIX3), secara individual
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kinerja keuangan diukur dengan ni1ai
tambah ekonomis (EVAIY)
pada 26 perusahaan industri emiten di Bursa Efek
Jakarta, hal ini dapat dibuktikan basil perhitungan
individual t hitung > t tabel
(
pengujian uji t statistik secara
Xl = -2,691 , X2= 3,116, X3 = 2,891 > -/+ 2,074) maka,
Ho ditolah dan Hi tidak ditolak arinya struktur modal secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
llO
111
6.2Saran
basil clan pembahasan
Berdasarkan
kemudian disimpulkan,
maka penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian
mempunyai
ini menunjukan
kontribusi
I pengaruh
bahwa
struktur
modal
secara
bersamaan
kinerja
keuangan
yang kuat terhadap
perusahaan , sehingga investor diharapkan harus selalu memperhatikan struktur
modal sebelum memberikan keputusan investasi , karena struktur modal (long tem
debt equity, degree of operating leverage dan degree offinancial leverage) dapat
menjelaskan
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan niali tambah
ekonomis (EV A).
2. Emiten perusahaan industri khususnya industri malcanan clan minuman , industri
tektil clan pakain jadi, indutri rokok, indutri gelas clan plastik, clan industri
automotive clan k.omponen dalam menentukan keputusan struktur modal baik
yang berasalal dari pinjaman maupun modal sendiri
secara cermat agar dapat meminimalkan
perlu dipertimbangkan
biaya modal clan memaksimalkan
pendapatan.
3. Perusahaan maupun
para investor dalam menilai kinerja keuangan diharapkan
tidak menilai perusahaan dari laba yang dicapai perusabaan saja, tetapi juga
memperhatikan
kinerja keuangan yang diukur dengan niali tambah ekonomis
(EV A), karena pendekatan EV A ini mempunyai keunggulan
jika dibandingkan
dengan .pendekatan tradisional yaitu selalu memperhatikan biaya modal sebagai
konsekwensi
investasi
clan juga dapat
digunakan
secara
mandiri
tampa
memerlukan perusahaan pembanding atau strandar industri sebagai mana konsep
penilaian dengan menggunakan analisa rasio keuangan.
VII.DAFTAR PUSTAKA
BukuTeks
Agus Sartono, 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE
Amin Widjaja Tunggal, 2001. Memahami Konsep Ekonomic ValueAdded (EVA)
dan Value Based Management (VAM), penerbit Harvarindo
Brigham , Eugene. F., & Gapenski, Louis. C 1997. Financial Management
Theory.And practice. New York : Dryden Press.
Bernstein. Leopold A,. & Wild J. John. 1998. Financial Statemen Analysis
Theorynpplicatton & Interpretation, Sixth Edition, Mc Graw Hill.
Brigham , Eugene. F., & Houston, Joel. F. 2001. Manajement Keuangan.
Diterjmahkan oleh Dodo Suharto dan Hennan Wibowo. Edisi
. kedelapan.Jakarta: Erlangga.
Bambang Riyanto, 1995 Dasar-Dasar Pembelanjaan Perushaan, Edisi ke Empat,
Yogyakarta: BPFE
Damadoran Aswath, 1997. Corporate Finance: Theory and practice. New York
Frank K. Reilly & Keinth C. Broen., 2000. Investemen Analysis and portofolio
manajement, Sixth Edition., The Dryden press, 2000
Gujarati Damodar, 1995. Ekonametrika Dasar. Diterjemehkan oleh Sumamo
Zain, Edisi kedua. Jakarta Erlangga .
Gibson, Charles. H. 1998. Financial Statement Analysis. Sixth Edition : Sounth
Western publishing Co.
Helfwert, E. A. 2000. Techniques Of Financial Analysis : A Guide To Value
Creation. 10 th Ed • Singapura : Mc Graw-Hill
Higgins, C. Robert. 1999. Analyisls For Financial Management. Edition
International
Imam Ghozali, 2001. Aplilrasi Analysis Multivariate Dengan Program SPSS
penrbit Universitas Diponogoro
Jalaludin Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikast, Bandung: Roskadaria
112
113
J. Fred Weston & Thomas E. Copeland . 1997, Manajemen Keuangan
Diterjemahkan oleh Drs. A. Jaka Wasanan MSM dan Ir. Kibrandoko
Edisi ke sembilan Penerbit Binarupa Aksara.
-----------1996, Essentials of Managerial Finance 9 th edition , Hinsdall: The
Dryden press
Keown Arthur J., David F. Scott., & Martin Petty . 1996, Basic Financial
Management., Seventh edition: perntice-Hall Intemasional
Levy, H & Samat, M, 1998. Capital lnvestement & Financial Decision, prentice
Hall. London
Martono dan Agus Harjito, 2001. Manajemen /ceuangan . Edisi pertama
Yogyakarta Ekonosia
Moh. Nasir, 1999. MetodePenelitian . Galla Indonesia, Jakarta
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1989, MetodePene/itian. Jakarta: LP3ES
Marjuki Usman, Singgih Riphat, 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal.
Penerbit Institut Bankir Indonesia dengan jumal keuangan dan moneter,
Badan Analisa Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan.
Ridwan S. Sundjaja & Inge Berlian, 2001.Manajemen Keuangan. Penerbit
Prenhallindo, Jakarta
Ross. A ·Stephen & Jaffe, 1999. Corporate Finance. Mc Graw Hill.
Sritua Arie( 1993 • Metodelogi Penelitian Ekonomi. Penerbit Universitas
Indonesia
Suad Husnan, 1996. Manajemen Keuangan Teori dan penerapan Keputusan
Jangka Panjang. Edisi ke empat, Yogyakarta: BPFE
Sugiyono, 2000. Statistik Untuk penelitian. Cetakan ketiga, Bandung : CV
Alfa beta.
Singgih Santoso, 2001. SPSS Statistik parametrik. Cetakan kedua, Jakarta :
PT.Gremedia
Sudjana., 2001. Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi para peneliti. Edisi
ketiga Bandung: Tarsito
Van Home, James . C., & John M. Wachowicz, Jr 1998. Fundamental of
Financial Management. New Jersey: Prentice-Hall.
114
Young David., & O' Byrne,S.F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai.
Diterjemahkan oleh Lusy Widjaya. Jakarta : Salemba Empat
Jurnal Dan Artikel
Budi W. Sortjipto, 1997. EVA : Fakta dan Permasalahan. Usahawan no 04 th
XXVIApril
Eko Widodo Lo, 2001. Jumal Bisnis dan akuntansi Vol. 3, No 1 April
Gatot Widayanto, 1993. Economic Value Added: Suatu terobosan baru dalam
pengukuran kinerja perusahaan,Usahawan No.12 tahun XXII,
Desember
Jeffrey M. Bacidore, 1997. Financial Analysis Journal: The search For Beast
Financial Performance Measure, May/June.
Sidharta Utama, 1997. Economic Value Edded: Pengukuran pinciptaan Nilai
perusahaan. Usahawan no. 09 Th. XXXVI, September.
Sarjono, 2000. Jumal bisnis dan Alcuntansi Vol. 2, No 2 Agustus.
Teuku Mil'2.a dan Imbuh S., 1999. Konsep Value Edded: Pendekatan untuk
Mentukan
Nilai Rill Perusahaan
Dan Kineja
Riil Manajemen,
Usahawan No. 01, Tahun XXVI, January.
Data Stratistik dan Capital Market Directory
Bank Indonesia, 1998. Statistik Ek.onomi Keuangan Indonesia
-----2000
Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia
Jakarta Stock Exchange inc., 1997, JSX Statistik Annual report
------------1998
)SX Statistik Annual report
,-------1999
)SX Statistik Annual report
-------2000,JSX
StatistikAnnual report
Indonesian Capital Market Directory, 2001, ECFIN ( Institute Economic and
Financial Research
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Long Tenn Debt dalam rupiah 1998-2001
( million ruoiah)
No
Nama Perusahaan
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
1998
1999
2000
2001
444.168
432.241
437.029
374.519
PT. Ultajaya Milk Industry
44.703
100.148
105.895
318.142
3
PT. Sinar Top Tbk
12.845
16.422
23.919
27.225
4
·PT. SariHusada Tbk
7.474
6=802
11.648
12.130
5
PT. Multi Bitang lndoneslaTbk
48.922
16.157
16.533
225.850
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
5.789.763
2.590.911
4.820.185
2.603.359
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
31.408
17.036
10.878
16.248
8
PT. Gudang Garam Tbk
116.296
139.576
169.737
191.400
9
PT. Century Textile Industry Tbk
·35;551
"24.754
24.503
21.490
10
PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
952
385
1.290
1.060
11
PT. Ever Shine Textile Tbk
164.295
361.203
291.882
226.143
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
524
2.274
2.688
3.401
13
PT. lndorama Synthetis Tbk
1.684.482
1.408.818
1.495.745
1.717.040
14
PT. Pan Brothers Tex Tbk
25.821
24.004
22.918
24.317
15
PT. Sepatu Bata Tbk
5.760
7.811
6.736
7.260
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
6.515
28
4.764
17.299
17
PT.Aslaplast lndustriesTbk
3.578
32.956
37.816
34.248
18
PT. Berlina Co. Ud. Tbk
14.539
4.853
10.973
19.039
19
PT. Dynaplast Tbk
27.871
25.721
55.148
40.163
20
PT. Summltplast lnterbemua Tbk
16.815
11.382
10.230
11.744
21
PT. Andhl Chandra Automotive Tbk
9.184
12.809
3.467
5.097
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
5.213
32.219
56.957
54.330
23
PT.SelametSempumaTbk
2.388
13.013
111.457
115.219
24
PT.Tunas Rldean Tbk
3.910
4.536
8.502
207.916
25
PT. Astra Otoparts Tbk
6.256
10.009
292.522
348.371
26
PT. Branta Mulia Tbk
17.855
81.366
1.059.997
986.650
Sumber: ~n
keuangan
Lampiran 2
Equity dalam rupiah 1998-2001
( mlllion rupiah
No
Nama Perusahaan
1998
1999
2000
2001
1
PT. Tunas Baru lampung lbk
96.620
207.855
408.101
401.666
2
PT. Ultajaya Milk Industry
281.631
452.336
476.433
506.829
3
PT. SinarTop lbk
129.460
182.689
205.258
239.051
4
PT. Sari Husada Tbk
244.751
330.153
457.744
679.899
5
PT. Multi Bltang lndonesialbk
185.404
247.722
215.109
291.926
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
998.644
2.406.715
3.058.713
3.561.580
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
66.268
85.864
123.774
164.892
8
PT. Gudang Garam Tbk
4.014.597
5.793.549
6.111.108
8.198.192
113.014
128.033
151.829
164.840
3.727
12.963
19.520
31.608
176.324
278.401
361.771
391.557
22.483
151.803
203.722
204.678
9
PT. Century Textile Industry Tbk
10
PT. Daeyu Orcid fndonesialbk
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
12
PT. Fortune Mate Indonesia lbk
13
PT. lndorama Synthetis Tbk
1.675.941
1.690.162
2.475.980
2.316.725
14
PT. Pan Brothera Tex Tbk
26.833
33.392
45.683
61.090
15
PT. Sepatu Bata 1bk
71.151
104,648
124.420
141.738
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
12.414
86.090
129.779
122.481
17
PT .Asiaplast lndustrieslbk
52.487
113.193
153.078
158.039
18
PT. Bertina Co. Ltd. Tbk
60.194
80.362
97.219
112.846
19
PT. Dynaplast Tbk
192.757
200.595
218.139
251.203
20
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
30.468
65.848
111.015
114.018
21
PT. Andhi Chandra Automotive 1bk
18.435
23.830
109.266
121.653
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
174.925
242.576
251.100
258.725
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
209.386
223.774
291.284
331.125
24
PT. Tunas Ridean Tbk
185.858
211.494
283.270
362.678
25
· 25
. PT. Astra Otoparts Tbk
278.006
448.997
564.060
829.410
PT.'Branta MuliaTbk
171.400
361.269
396.490
476.429
Sumber:LllporM Keuangan
Lampiran 3
Perhitungan Long Tenn Debt Equity tahun
1998-2001
Dla am persentase
No
Nama PeRJSahaan
1998
1999
2000
459,71
207,95
107,09
93,24
15,87
22,14
22,23
62,77
2001
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
PT. Sinar Top Tbk
9,92
8,99
11,04
11,39
4
PT. Sari Husada Tbk
3,05
2,06
2,50
1,78
5
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
26,39
6,52
7,69
77;37
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
579,76
107,65
157,59
73,10
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
47,40
19,84
8,79
9,85
8
PT. Gudang Garam Tbk
2,90
2,41
2,78
2,33
9
PT. Century Textile Industry Tbk
31,75
19,33
16,14
13,04
10
PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk
25,54
2,97
6,61
3,35
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
93,18
129,74
80,68
57,75
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
2,33
1,50
1,32
1,66
13
PT. lndorama Synthetis Tbk
100,51
83,35
60,41
74,11
14 PT. Pan Brothers Tex Tbk
96,23
71,89
50,17
39,81
15
PT. Sepatu Bata Tbk
8,10
7,46
5,41
5,12
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
52,48
0,03
3,67
14,12
17
PT .Asiaplast lndustriesTbk
6,82
29,11
24,70
21,67
18
PT. Berllna Co. Ltd. Tbk
24,15
6,04
11,29
16,87
19
PT. Dynaplast Tbk
14,46
12,82
25,28
15,99
20
PT. SUmmitplast lnterbemua Tbk
55,19
17,29
9,21
10,30
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
49,82
53,75
3,17
4,19
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
2,98
13,28
22,68
21,00
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
1,14
5,82
38,26
34,80
24
PT. Tunas Ridean Tbk
2,10
2,14
3,00
57,33
25
PT. Astra Otoparts Tbk
2,25
2,23
51,86
42,00
26
PT. Branta Mulia Tbk
10,42
22,52
267,35
207,09
Rata • Rata L TDE
66,32
33,03
38,50
37,39
·Samber :Lapora•·Keaangan clan diolah
Lampiran4
EBIT dalam rupiah 1998-2001
(million rupiah)
No
Nama Perusahaan
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
PT. Sinar Top Tbk
4
5
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
7
PT. Aqua Golden Missippl Tbk
6
9
PT. Century Textile Industry Tbk
10
PT. Oeeyu Ordd lndonesiaTbk
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
13
PT. lndorama Synthetis Tbk
14
1998
1999
2000
2001
25.189
75.191
(37.228)
(7.297)
1.799
7.422
34.678
26.755
26.433
38.071
49.505
32.852
PT. Sari Husada Tbk
15.640
124.503
188.176
317.175
PT. Multi Bintang lndonesiaTbk
29.917
89.213
133.798
163.307
577.929
2.100.637
1.118.947
1.276.340
25.546
26.683
55.694
70.414
1.559.153
3.156.607
3.182.395
2.965.092
73.581
26.421
39.511
28.559
679
1.469
9.340
zan
19.234
148.981
3.007
40.274
9.262
18.037
30.199
9.603
(1().556)
3.606
284.655
178.266
PT. Pan BIOthers Tex Tbk
20.587
15.016
21.039
25.357
PT. Gudang Garam Tbk
15
PT. Sepatu Bata Tbk
39.255
73.953
92.576
93.126
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
4.983
16.039
25.267
6.460
17
PT .Asiaplast lndustrieslbk
2.536
17.347
4.621
5.783
18
PT. Berlina Co. Ltd. Tbk
9.067
36.076
39.910
56.047
19
PT. Dynaplast Tbk
20.601
41.868
48.793
54.350
20
PT. Swnmitplast hltetbemua 1bk
21.299
19.103
22.355
13.821
21
PT. Andhi Chandra Automotive lbk
8.900
11.860
16.970
21.727
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
71.810
125.en
53.292
17.290
79.839
64.147
94.127
92.450
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
24
PT. Tunas Rldean Tbk
5.382
32.148
124.847
110.n8
25
PT. Astra Otoparts 1bk
"(192.560)
286.537
234.722
378.720
26
PT. Branta Mulia Tbk
(229.079)
200.300
7.897
134.132
Sumber: Laporan keuangan
Lampiran 5
Penjualan Dalam Rupiah Tahun 1998-2001
C mDlion ruolah\
N
Nama Perusahaan
1998
1199
2000
2001
0
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
663.068
696.310
666.676
614.998
2
PT. Ultajaya Milk Industry
188.891
255.032
323.527
478.403
3
PT. Siner Top lbk
158.681
236.196
434.448
518.463
4
PT. Sari Husada Tbk
240.977
42a.n1
606.242
932.942
5
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
299.n2
407.248
508.249
569.921
6
PT. lndofood Sukses Makmur lbk
8.834.356
11.548.599
12.702.239
14.644.598
7
PT. Aqua Golden Missippi lbk
8
PT. Gudang Gararn Tbk
9
PT. Century Textile Industry lbk
10
PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
.
360.546
410.793
550.584
793.652
9.973.172
12.694.605
14.964.674
17.970.450
276.478
215.324
256.761
260.589
72.906
44.848
58.473
89.631
553.670
11
PT. Ever Shine Textile Industry 1bk
474.630
496.912
535.760
12
PT. Fortune Mate Indonesia 1bk
412.121
260.997
332.605
386.343
13
PT. lndorama Synthetis 1bk
1.992.509
2.027.313
3.250.959
3.320.356
14
PT. Pan Brothers Tex lbk
157.686
167.697
241.769
287.978
15
PT. Sepatu Bala Tbk
181.348
286.722
368.042
407:888
16
PT. Surya lntrindo Makmur 1bk
95.908
136.428
153.106
215.106
17
PT .Aslaplast lndustrieslbk
19.925
n.292
139.600
1sa.en
18
PT. Ber1ina Co. Ltd. 1bk
90.122
116.377
156.837
211.670
19
PT. Dynaplast Tbk
149.914
196.813
307.882
383.641
20
·PT. Summitplast .fnterbernua Tbk
156.191
130.232
170.341
149.466
21
PT. Andhl Chandra Automotive 1bk
43.134
64.434
115.195
153.595
22
PT. ~Indonesia
519.807
535.114
515.664
593.046
23
PT. Selamet Sempwna Tbk
349.561
359.362
502.848
565.090
24
PT. Tunas Ridean 1bk
455.186
734.244
2.063.187
2.350.738
25
PT. Astra Otoparts 1bk
1.237.181
1.560.279
2.101.H2
2.097.454
26
PT. Branta Mulia 1bk
887.110
747.436
1.215.328
1.334.884
Sumber :Laporan Keuangan
1bk
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Persentase Perubahan EBIT 1998-2001
No
Nama Perusahaan
1998
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
1,034
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
PT. Sinar Top Tbk
4
1999
2000
2001
1,985
-1,495
-0,804
0,24
3,126
3,672
-0,228
0,23
0,440
0,300
-0,336
PT. Sari Husada Tbk
-0,43
6,961
0,511
0,686
5
PT. Multi Bitang lndoneslaTbk
-0,46
1,982
0,500
0,221
6
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
0,18
2,635
-0,467
0,141
7
PT. Aqua Golden Mlssippi Tbk
1,10
0,045
1,087
0,264
8
PT. Gudang Garam Tbk
0,21
1,025
0,008
-O,tl62
9 PT. Century Textile Industry Tbk
18,59
-0,641
0,495
-0,328
10
PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk
2,462
1,193
5,273
-0,649
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
-2,62
6,746
-0,980
12,393
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
1,124
0,947
0,674
-0,675
PT. lndorarna Synthetls Tbk
5,726
-1,360
73,791
-0,374
14 PT. Pan Brothers TexTbk
0,37
-0,271
0,401
0,205
PT. Sepatu Bata Tbk
3,89
0,884
0,252
0,006
3,11
2,219
0,575
-0,744
2,424
5,840
-0,734
0,251
18 PT. Bertina Co. Ud. Tbk
0,82
2,979
0,106
0,404
19 PT. Dynaplast Tbk
0,05
1,032
0,165
0,114
13
15
16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
1.7 .PT.Asiaplast JndustriesTbk
20
PT. Summltplast lnterbemua Tbk
0,532
-0,103
0,170
-0,382
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
0,821
0,333
0,431
0,280
7,35
0,754
-0,5n
-0,676
1,25
-0,197
0,467
-0,018
22 PT. Goodyear Indonesia Tbk
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
24
PT. Tunas Ridean Tbk
-0,74
4,973
2,884
-0,113
25
PT. Astra Otoparts Tbk
-4,68
-2,488
-0,181
0,613
26
PT. Branta Mulla Tbk
-13,04
-1,874
-0,961
15,985
SulberL Llporu .Ketlupa du diolall
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Persentase Perubahan Penjualan Tahun 1998-2001
No
Nama Perusahaan
1998
1999
2000
2001
0,025
0,050
-0,043
-0,078
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
0,27
0,350
0,269
0,479
3
PT. Sinar Top Tbk
0,09
0,488
0,839
0,193
4
PT. Sari Husada Tbk
0,07
0,779
0,414
0,539
5 PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
0,22
0,359
0,248
0,121
6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
0,77
0,307
0,100
0,153
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
0.63
0,139
0,340
0,441
8
PT. Gudang Garam Tbk
0,33
0,273
0,179
0,201
9
PT. Century Textile Industry Tbk
3,03
-0,221
0,192
0,015
0,223
-0,385
0,304
0,533
2,21
0,047
0,078
0,033
10 PT.OaeyuOrcidlndonesiaTbk
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
0,211
-0,367
0,274
0,162
13
PT. lndorama Synthetls Tbk
0,170
0,017
0,604
0,021
14
PT. Pan-Brothers Tex Tbk
2,11
0,063
0,442
0,191
0,41
0,581
0,284
0,108
0,3841
0,422
0,122
0,405
0,518
2,879
0,806
0,124
0,19
0,291
0,348
0,350
0,20
0,313
0,564
0,246
15 PT. Sepatu Bata Tbk
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
17 PT .Asiaplast lndustriesTbk
18
PT. Bertina Co. Ltd. Tbk
19 PT. Dynaplast Tbk
20
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
0,250
-0,166
0,308
-0,123
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
0,172
0,494
0,788
0,333
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
0,84
0,029
-0,036
0,150
.23
PT. Selamet Sempuma Tbk
1., 18
0,028
0,399
0,124
24
PT. Tunas Ridean Tbk
-0,61
0,613
1,810
0,139
25
PT. Astra Otoparts Tbk
0,49
0,261
0,347
-0,002
26
PT. Branta Mulia Tbk
1,60
-0,157
0,626
0,098
SnmberL laporaa Keuap• daa diolall
Lampiaran 8
Hasil Perhitunagn Degree of Operating Leverage (DOL) Tahun 1998-2001
No
1
Nama Perusahaan
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2 PT. Ultajaya Milk Industry
1998
1999
41,12
39,60
35,13
10,37
0,87
8,93
13,67
-0,48
2000
2001
3
PT. SinarTop Tbk
2,53
0,90
0,36
-1,74
4
PT. Sari Husada Tbk
-6,46
8,93
1,24
1,27
5
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
-2,12
5,53
2,02
1,82
6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
0,23
8,58
-4,68
0,92
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
1,74
0,32
3,20
0,60
8
PT. Guctang Garam Tbk
0,65
3,75
0,05
-0,31
9
PT. Century Textile Industry Tbk
6,13
2,90
2,57
-21,99
11,07
-3,10
17,36
-1,22
-1,14
143,69
-12,53
370,74
5,33
-2,58
2,46
-4,18
33,76
-n,89
122,26
-17,51
0,17
-4,26
0,91
1,07
9,42
1,52
0,89
0,05
10 PT. Daeyu Orcid lndoneslaTbk
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
14
PT. Pan Brothers Tex Tbk
15 PT. Sepatu Bata Tbk
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
8,09
5,25
4,71
-1,84
17
PT .Aslaplast lndustriesTbk
4,68
2,03
-0,91
2,03
18 PT. Berlina Co. Ltd. Tbk
4,29
10,23
0,31
1,16
19 PT. Oynaplast Tbk
0,26
3,30
0,29
0,46
20
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
2,09
0,62
0,55
3,12
21
PT. Andhl Chandra Automotive Tbk
4,78
0,67
0,55
0,84
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
8,79
25,62
15,87
-4,50
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
1,06
-7,01
1,17
-0,14
24
PT. Tunas Rldean Tbk
1,21
8,11
1,59
-0,81
25
PT. Astra Otoparts Tbk
-9,50
-9,53
-0,52
-346,70
26
PT. Branta Mulla Tbk
-8,17
11,90
-1,53
162,49
4,65
7,23
7,96
5,98
DOL Rata-Rata
Sanabed. Laponia Ketlupll clan diolah
Lampiran 9
Earning
Per shere (EPS )dalam rupiah 1998-2001
( mlHlon rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Nama Perusahaan
PT. Tunas Baru lampung Tbk
PT. Ultajaya Milk Industry
PT. Sinar Top Tbk
PT. Sari Husada Tbk
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
PT. Gudang Garam Tbk
PT. Century Textile Industry Tbk
PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
PT. lndorama Synthetis Tbk
PT. Pan Brothers Tex Tbk
PT. Sepatu 8ata Tbk
PT. Surya Jntrindo Mafanur Tbk
PT .Asiaplast lndustriesTbk
PT. Bertina Co. Ltd. Tbk
PT. D}'naplast Tbk
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
PT. Goodyear Indonesia Tbk
PT. Selamet Sempwna Tbk
PT. Tunas Ridean Tbk
PT. Astra Otoparts Tbk
PT. Branta Mulia Tbk
Sumber:Laporan keuangan
1998
151
32
229
59
832
250
1.445
564
5.037
488,071
61
337
1999
2000
356
6
308
493
2.958
762
1.356
1.183
1.915
30
343
59
1
16
27
716
4.448
71
2.922
1.166
2.792
22
6
319
1.969
107
10
85
38
724
552
189
3.877
148
1.227
2.150
293
9
(267)
(291)
155
92
214
11
305
97
659
742
422
48
2
67
295
2001
(5)
16
17
1.225
5.403
82
3.649
1.085
1.714
13
15
23
179
195
236
4.871
158
4
341
4.882
98
90
17
908
227
5
4
526
111
11
19
286
210
68
57
142
341
48
158
Lampiran 10
Hasil Perhitungan Persentase Perubahan EPS 1998-200 I
No
Nama Perusahaan
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
0,817
2
PT. Ultajaya Milk Industry
3
PT. Sinar Top Tbk
4
5
1998
2000
2001
1,358
-0,997
..S,000
3,571
-0,613
1,667
0,000
0,134
0,345
-0,912
-0,370
PT. Sari Husada Tbk
-0,811
7,356
0,452
0,711
PT. Multi Bitang lndonesiaTbk
-0,534
2,555
0,504
0,215
6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
-1,356
2,048
-0,907
0,155
7
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
1,445
-0,062
1,155
0,249
8
PT. Gudang Garam Tbk
0,197
1,098
-0,014
-0,069
9 PT. Century Textile Industry Tbk
22,428
-0,620
0,458
-0,386
10
PT. Daeyu Orcid lndonesiaTbk
0,788
-0,939
0,600
-0,729
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
-2,452
4,623
-0,994
8,600
12
PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
0,506
-0,825
0,136
-0,657
1,947
-0,727
48,167
-0,393
14 PT: Pan-Brothers Tex Tbk
0;6111
-0,408
0,032
0,210
15 PT. Sepatu Bata Tbk
4,2647
0,969
0,256
0,002
16 PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
0,467
0,383
0,068
-0,968
17 PT .Asiaplast lndustrlesTbk
0,650
0,100
-0,636
0,000
18 PT. Ber1ina Co. Ltd. Tbk
-0,227
2,688
0,118
0,543
19 PT. Dynaplast Tbk
-0,635
1,553
0,010
0,133
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
1999
20
PT. Summitplast lnterbemua Tbk
1,030
-0,090
-0,863
-0,878
21
PT. Andhl Chandra Automotive Tbk
1,658
0,344
-0,977
0,118
22
PT. Goodyear Indonesia Tbk
8,438
0,752
-0,578
-0,685
23
PT. Selamet Sempuma Tbk
1,325
-0,471
0,465
-0,075
24
PT. Tunas Ridean Tbk
-0,727
9,222
-0,261
-0,162
25
PT. Astra Otoparts Tbk
-5,768
-1,801
-0,336
1,401
26
PT. Branta Mulia Tbk
..S,939
-2,450
-0,886
2,292
Sumber: Laporan Keaangan dan diolall
Lampiaran 11
Hasil Perhitunagn Degree of Financial Leverage (DFL) Tahun 1998-2001
No
Nama Perusahaan
1998
1999
2000
2001
0,79
0,68
0,67
7,46
1
PT. Tunas Baru lampung Tbk
2
PT. Ultajaya Milk Industry
15,16
-0,26
0,45
0,00
3
PT. SinarTop Tbk
0,57
0,78
-3,04
1,10
4
PT. Sari Husada Tbk
1,87
1,06
0,88
1,04
5
PT. Multi Bitang lndonesiaT~k
1,15
1,29
1,01
0,97
6 PT. lndofood Sukses Makmur Tbk
-7,51
0,78
1,94
1,10
PT. Aqua Golden Missippi Tbk
1,32
-1,38
1,06
0,94
7
8 PT. Gudang Garam Tbk
0,93
1,07
-1,76
1,12
PT. Cenfury Textile Industry Tbk
1,21
0,97
0,92
1,18
10
PT. Oaeyu Orcid lndoneslaTbk
0,32
-0,79
0,11
1,12
11
PT. Ever Shine Textile Industry Tbk
9
0,97
0,69
1,01
0,62
12 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk
0,45
-0,87
0,20
0,97
13 PT. lndorama Synthetis Tbk
0,34
0,53
0,65
1,05
14 PT. Pan Brothers Tex Tbk
1,67
1,51
0,08
1,02
15 PT. Sepatu Bata Tbk
1,10
1,10
1,02
0,38
0,15
0,17
0,12
1,30
0,65
0,02
0,87
0,00
-0,28
0,87
1,11
1,34
-12,03
1,50
0,06
1,16
16
PT. Surya lntrindo Makmur Tbk
17 PT.Asiaplast lndustriesTbk
18 PT. Bettina Co. Ud. Tbk
19 PT. Oynaplast Tbk
20
PT. Summitplast lnterbeniua Tbk
1,03
0,87
-5,07
2,30
21
PT. Andhi Chandra Automotive Tbk
2,02
1,03
-2,27
0,42
22 PT. Goodyear Indonesia Tbk
1,15
1,00
1,00
1,01
23 PT. Selamet Sempuma Tbk
1,06
2,40
0,99
4,20
24 PT. Tunas Rldean Tbk
0,98
1,85
-0,09
1,44
25
PT. Astra Otoparts Tbk
1,23
0,72
1,86
2,28
26
PT. Branta Mulia Tbk
0,53
1,31
0,92
0,14
0,65
0,73
0,18
1,37
DFL Rata-Rata
Samber: Lapora• Ke••RP•
.
dam d1olah
--~
!
N
00
C)
C)
~
..,.s.
+
,lL_
•.,.,"
M
d
-q
°'
N
0
.,.,
.,.,
".,., 8 ~'° r--" ~ i § g ~ &1" ~
" ~ c--.,.,~ 8~ ~ s
~
0
-00
0
0
0
0
~
]
-G
~
~
~
,&)
.§t:
~
Q..
!
"
'°
Vl
,!!.._
(')
~
N
......
&l :g
0
0
- - .,., "
0
~ ~ ~
-
~ ~ ~ d
0..
0
8 :2
§
~ ~ d
-
00
M
0
0
- s
s - § " 5- i-s §.,.,
~
~
~
~ ~
~ ~ 0~ 0 d 0
0
e--
d
-
00
0
0
0
0
-2
M
M
--'° ..,s
M
00
M
~
§ ~ s ~".,.,
V)
d
N
~
~ ~
V'I ~
':::.
0
0
..,
.,., .,., 00
~@ .............
M
-
::::::-'
i
N
M
~
00
00
e--
C?.
'?. 09.
0 0 ~ 0
-2 N
.., :g on
M
M
.,.,
00 0
0
0
ss
00
-
0
0
0
d
:g
.,., - a
2 2 - s - "- ! - ..,
&; - - s g
;
;.
°'
-s
-s
""'
dd
d
(')
~
0
&1
~
~
0 0
-
00
0
°'
:g
'° ~
N
d ~
d d
d d d d
00
00 00
M
'°'°
Vl Vl
N on M
1 $ ~ s ~ ~°' .,., s ~ ~ ~ " ~°' ~°' i
(')
0
~
'°to ~ &1
~ ~ 00
~
M ~
~ ~
~
~ ~ ~ ~~
d d d d d ~ 0 0 0 0 d
----
0
~ ~
~ ~
~ d
" ..,
00
°'°' ~
- --s
C?. 0~ C?.
'?. <?.
'?.
0 ~ d d 0 ~ 0 ~ 0 d ~ d ~
0
N
00
•G'
~
0
~
M
N
'°~
0
~
M
~ ~ ~
rt 8 00
~ ~
00
0
d <:>
.,.,
M
~ ~
~ ~ ~
~
0 d 0 0 ~
0
..,
- - 12 -- j !
°'
°'°'
§
°'
'°
g- ..,
.,.,
2
..,- - - -°'
*
00
N
00
M
00
N
0
C?.
I~ I~ "'!. <?. "'!.
0 0 <:> 0 0 ~ 0 ~
12
&1
00 0
~ N :8
~ ~ ~ ~
V'I ~ N
N
'?.
'?.
0 d 0
2 <?.0 '?.
0 0
M 00
V'I
~ ~
f'!
~ ~ ~
on
00
00
M
({l
i I~ l:......- '° -
'°
--a
i m .....fli ~fli ~ ~ Cl.,; ~co .......... ....""'= IO""'= !.....0 !e ~ ~~a; SJ ~ ~.,; ~ 8""'.....=
~
~ ~ ~ ~
0
0 oci
~ ~
~
~ ~
~ ~ ~ ~ M
~
"'!
I
!
l'l.l
::g
.....
0 .....
C")
IO
N
~
e~
·-
~
I@
-
:a
"'!
s
....
C")
co
0
.....
.....
0 .....
~
..... ~
.....
IC!
.....
.....
IO
:z:
~
00
~ ......
(')
.... &f co sf
.....
N
0
(')
CD
-
..... ~
..... ~ co ~ ......
.....
i
~
~
g
lj
~ ~
ie
i
I
~
~
:a
::s
~
'ii
Ii~cu
~
.i
., !
1
=
I .,,
I
i
~ ~
~
~
~ ~ (:.
~
.
I
!
.,,
I -I., ; ! i .,, I J .8 !
5
£ :s i -!
::s
~
~
~ ~ .g
~ E .!! .E
~ .lie: (:. ~
.c cu
:ae
tg 5i (!)~ ~~ ~
2~
g
Ci
~ 6j
~
C)
t~
:I:
(1J
~
cu
c 'j :&
-g c ~
c
::s
~ :::> Ci) ~ :::!: .E < C) ~ g ~
&
(:.
(:.
~
"'~
~
....
~
Q..
N
C") U)
U)
..... ....
U) co
U)
.... IO C") co .....0 IO
~ .... .... ~ ..... co
8
co 0
.....
~
~
~ ~
~ ~
~
~ ~ ~ ~ ~ ~ «? «? ""':
"! ~ CJ! ~ «?
""= N~ ~
U)
(1) ~ ~ U) <O C") ....
; ..... .... ~ m...... (')""'.....= co
C")
.....
..... ~ <O
..... 0) IO N t") co ......
.....
....
..... ~
.,;
.....
~
i
~ ~
~
M
m.
. ....
co
~
~ ~ ~ ...... ~
.,; a;
.....
0)
co ~
co
N ..... ~ ..... 0)
co
~
~
~ ~
~
oci
~
~ ~ f'i ~
'ii ~
5~
J
~
~
~ ~
j
:a
Ch
~
.a
... ~c .,,~
~
~
.lie:
~
~
~~
c
.E ti!
~ ~ -;;
t.E
c
ftl
ci
·c
0 -;; I~ ~
1i) ix:
0
a ;:~ en EE
~
::J
~ ::s c
Ch
0 Ch < C) ~ ~
~
0
f:.
I
~
.m
:;
:!
~
c 21 !
€ i
= a
{l_ .E cu
.x
i Al
"'
t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: t: Ii: t: t: t: t: t: t: t: t: t:
-
N
M
.., .,..
'° " °'
00
D.
C>
- - - - - .,..- '°- -" - °'- 0
.....
N
M 'Of'
00
~
N
~
M
N
~
IO
N
~
8 fl:oo
l•
on
~
- - !8 - °' " i
s
- - - - - 8. - - !
§
°'°'
$
s
-°' -
s
aa
'l"I
M
~
00 'l"I
II'\ ~ M ...,.
~
~
~
\0
I~
<?. ~
~ <?.
0 ~ 0 0 0 0 0 0 0 0
°'
IO
'I")
IO
::!..
0
~
M
0
N
~
0
0
8
...,.
00
N
~
0
~ ~
~
0 0 d
M
0
~
...,.
'I")
II'\
M
~
°'
'l"I
~
...,. ~ ~
~
M M 0
~
'I")
'I")
<?.
~
<?.
0 0 ~ ~ 0 0
0
00
M
0
$ Qt
0
0
N
<?.
<?. ~
0 0 0
~
M
N
:;2
~
0
0
0
-2 s!d
g - s::
s
°'
- - -2 - - 2 a- B ! - l- - -- - - -- i
...,
"" a ""
i s:: I -"
:t 5 °' - -" -" - "
s
a
I
g
d
d
Si
-s
"
d
2
....
gg
""
°'
"
a
1 - i- s; .,.. .,.. - "" i !
5
i
:s
- i- i - -d - - d - -s- I - - 2 -- - ""
°' ?3 a
i
s
t::
il:- I - '° - - - - -- '° -'° ;
~
~ ~
~
0 ~ 0
"
8
...,.
\0
tO
00
0
...,.
M
00
M
M
M
M
N
IO
00
~
M
00
00
~
\0 N
on
0
~ ~
Qt
M
\0
~
~
M
~
~
<""i
~ <""i ~
~
on ~ ~ ~ ~
~ ~ ~ ~
...,. ~
.._.
VI
~
0)
CW)
.... i
It>
0)
....
...
@
s8-
...
a-
"i ...~ ~CD ~co .....co ....~g .... ~ ~
It;
- -
..... It>
.....
..... 8
~
i
1
~
M
q <?.
0 0
N
~
00
~
00 N
00
~ ~
~
on
0
~
00 IO
00 ~
e-00
0 ~ OJ. Q~ 0
0 0
~ ~
~ ~
on
0 0~
~
i~
0 ~
0 0 0
tO
~
N
~
;1;
VI IO 0
t'i
M
00
I
00
~
00
on
~ ~
~
~ 0
0
~ ~
~
IO
~ ~ ~
~
0
M
~ ~
N
VI
~
~
~
M
CW)
.... ~
0 ~ S!
~ ~
00 IO
CW)
~ ~ co .... ~
0 ..... ~ ~ ~ 00 ~ ~ ~
~
~ CX?
u;
ei)
u;
C"i
C"i
0
C"i
cO
0
....:
<'ii
&j C')
U)
(W) ~ ~
.....
CC) ~ ~
CC>
~ ~ .....
co
N
(W) ~ ~
..... ~ ..- ~ ..... .... ~
~ ~ N i ~
N .....
.....
c-.i u;
It>
N
~
on
~
~ ~ ~
~
M
~ 00 on
~
0
~
~
~
0 0
0 ~
e-
II'\
1--o
0
00
00
~ ~
VI
~
~ ~
~ ~ ~
~ ~ ~ "!.
0
0 ~
0 ~ 0 ~
0
~
0
00
~ ~
M
~
~
00
~
on
II)
~
~ 0
'I")
M
00
N
IO 00
~ on M...,. N
~
~ M
~
0 0 ~ 0 0 ~ 0 0 ~
~
N
'I")
~
:;2 ~
~
00
~
~ .._.
00
q
~
...,.
M
~
~
~ ~ ~ ~
~
on
~ ~
~ ~ f;O
~
M
~
M 00 M ~
M 00
~
~
~ ~
~ '!. ~ ~ 0 ~
'!. ~
0 0 c 0 0 0
0 0 0
~
c.. ~
~
~
00
M
M
~
~ 0
\0
M
~
'l"I
M
M
~
~ ~ M
0 ~
I~
0 0 ~ ~ ~ 0
0 0
~
~
N
00
c-.i
0)
C')
.....
--
g
U)
00
; ij ljj
j
E
g
~
~
.E
.!! ~
C1I
:i ~8 -m
I- :::J
e
z !
=
...
~ :c
,.!!,
c ~ t'G
c ·c
j
M
.....
CX?
00
C)
~
U)
i
....
-
........ ~ ~
(W)
....
- ....
~
~
"ig ~ ~
... .....
O>
0)
Cl')
-
C1I
:::J
E
--
! j!i ~
i Ii
I
!
"' I
i
~
~
.... m ....
~
~ ~
~
~
t'G
00 0
~ ~ ~ ~ ~ Cl! C!
~ ~ ~
C') ..... 0
N
CX)
~ ..... ~ ....
~ ....
~ CC!
~
~
~
~ ~
~ ~
"ii
~
~
:::i
'g
..!!
~
5
"O
:::i E G) ~
.E
~
:::J i1 l! ~
~ Cl) ~ ~ ~ G)
0 .e
"8
~
,g ~ ~ ~
:e::> C1I "O
~ :::J G) C1I ~
::iE ~ < (!) 0 a w
~
g
Cl')
~ ~ ~
.....
N
~
co
(W)
~
~
~
C')
~
:!
~ ~
0
c ., ... -E i
~ ~
~
.a
i
:!
j5
I-
:::J
"O
~
~
s
.E
~
I-
l!
"O
~ 1iS
c
C1I C1I
.E
.s::.
;@ 0
1iS C1I
C1I
c Q E :c
Q
~ C1I
E
8 1J
~
C1I
~·
tu
f,
~ ~
~ c
~
~ .!!!
:;
~ :!
t) ~
z
0
if .E a..• ::> :! ! cl ::> ~ ~ i ~ i ml!
~ :::> ~
h: h: t: t: h: h: t: t: t: t: t: t: t: t: "'t: "'t: t: t: t: "'t: t: t: t: t: t: t:
0
z
-
N
(ij
M
...,
Vl IC
00
" °'
c
!
G)
N
M
~
Cl)
- -- - - - .... .... ...." - °'0
m
...,. on
IC
00
~
N
~ ~ ~
on
N
~
.e
J
~
11'1
M
('I
l"'I
8 •:!oo 0.. ~ 9. ~ <?..
11'1
0
~
00
--
11'1
0
M
~
~
~ ~ ~ &j ~
~ M
0 11'1
~
0..
0 0 ~ ~ ~ 0 ~ 0 2~
0
0
0
0
~ ~ ~
('I
] r--
('I
0
"f
;!.
-°'- - :'! ..,. °'- - " $
- i ! - s -..,.
&J
-!- - - i
s ~ s ~ "" ~
M
~
I(')
s " ~
"
°'
s
~
~
~
0
0
--2 - I(')
IO l"'I
l"'I
~
0
0..
0
0
l"'I
11'1
~ ~
~
I(')
N
00
~
00
0
00
~
IO
~ ~
l"'I
~
0
l"'I
00
l"'I
~ ~ 0 ~ ~ 0..
0
0 ~
0
l"'I
IO
~
~ ~
00
~
~
11'1
~ 11'1
0..
~
0 0 ~
0
0
- i- -
~
~
0
2~
-- ;c - s """ 2 i
- - i! "- - - - - - ! s - - s - - """- I
- ss - i- - -- -°' : °' ! °' - 8 t
-- i Si s :g2 °'- - I I I - -- g Si a
a 1 - - s - s i i- I I ij -?3 - ! -!-°' - °'-°'- -$
- -d- - I s - - - - ! - 13 - -- - - -;
:;o
"""
1- - """- -...
I l:- § - - g - 5 i - - - - - i:1 -- -- - ]
~
IO
l"'I
%:
~
g,. ~
~
~
00
0
0
00 00
'"""
~
M
~ 0 ~
00 11'1 ~
00
~
~ 00
~ ~ d 0
~
l"'I
~
'-'
l"'I
'"""
~
~
00
0
N
0
M
~
~ ~ ~
IO
~ ~
~ l"'I ~
00
I(')
~ .......
I(')
II
:g
-
(")
~
0 0
00
00
IO N
~ S;
~
~
11'1
0 0 0 ~
0
0 0
('I
11'1
00
I(')
I(')
~ ~ ~
~ M ~
M
M
M
VI
00
M
~
0 ~
0
('I
0
M
0
~ ~
~
~
M
M
~
Q
~ 0 0 ~ ~ ~ d
~ Q
IO
I(')
M
N
IO
~
I(')
C"l.
~
Q 0
0
I(')
~
(j
0
~
0
~
~
0
l"'I
~
~ ~ 00
~ ~ ~ ~ ~ ~
""=
IO
~
N
M ~ ~
N
0
M ~ gi ~ ~
(")
Cl)
0
-
N
CW)
CJ)
IO
CJ)
(0
0.
o)
IO
ot
lO
IO
N
cc)
O>
N
N
C")
N
m {:;~ ~ "':co ~ ~ a~ ('! ~ ~ ~ <>?... ~ ~ co.....~ ~ .....~ ('! ~ ~ t;~ ~ ~ ti~
~ ~ cq .,...
t) 8 ~ .... .... .... ~ ~ ... .... N ~ co ..... t) ... :g ... m ...
... ~
... ~ m~
~
....
C')
(")
O>
~
e-
0
VI 00
e- N
l"'I
~ ~
~ ~ ~ l"'I N
~ 00
l"'I
~
0
&;
~
~
~
~ ~
~ ~ on
~
~
~
00
00
~
~
~
Q ~ 0
~ ~
0
~ Q ~ d ~ ~ ~ 0
M
~ ~ ~ ~ M 00 ~
~
~
~ ~
~ 00 l"'I
~
~
.... ~...., N
0
N
00 00
~
...
! g......,; ....,... ~r-.. .,... ~.... ~ ~.,... ~,... ~ co ~ ~ ;e~ .... ~... ....~.,... ~g ~.,...8 ~<'!.... ~ §~
f s ~ lei..... .... ~ ~... co... .... .... ~ ~ ~ ~ ~.... ~.... .... si .... ....... .... ~ ~ ~ ~
.,...
~
11'1
~
VI ~ ~
~ ~ IO
~
0 0 ~
0 ~ ~
0
00 00
M
'""" ~ ~ ~
~ ~ ~
~
11'1
l"'I ~
~ ~
0 ~ oft 0 '0""" 0 0 0 0
I(')
M
%:
"""
- -
0
O>
IO
(0
CJ)
;i : ji
j
I
§ Ii
:e
i
i :E
z !!
= Ii
?!.
0
-
C')
....""=
~
~
:J
0
lO
~
~
0
(")
0
...
C')
Cl)
~
~
:g
~
~
~
§'
;
i
~
...
~
~
Jiii:
:!I ~lj
Ii
:J
jI
§
~
Jiii:
{:!. ~
{:!.
i
j -~
.g
!i l! iE
! 8 1 -! .! ii:! 8t :e
ic'1 a ! 1-e 63E :e ;;}i ?!.= Ai
~
aJ
c
~ ~
~ E ..!! ~ ~
I- ~
~
~ ~
0 1iS
c
e
~
!
~ ~
~ 1n ~ .5
~
~
G>
Qj
~
~
I- ~ ~ :e aJ
~
0
~ 1iS
E
0
g
IaJ
~ ~
:I:
~ :E
~
ca
~ "C :e
aJ c
~ c
~
"C
c
ij
"C
aJ :J
~ aJ
~
(!)
(J)
<(
::> ~ (J) :t ~ <( ~
~ .5 ~
~
~
~
~
~
1 iII
l3 I
t
6S
j
....
~
lj.!!~
~
CIC)
!
~
.!!!
'3
~
ti ti ti Ii ti ti ti ti Ii ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti ti
~
-
N
M
"""
I(')
IO
......
00
°'
---------- -
0
N
(')
...,.
11'1 IO
'"""
00
°' ~
N
~ ~ ~ ~ ~
IO
00
00 00
~ ~ ~
o •~ 0,.
o on 0 0..
0 ~
~ ~
•~
0
0
0
°' ~
M
M
8. "' d
0
0
N
00
i -
2
0
i
M
~
0 ~ ~ ~ 00..
~ ~ ~
00
s;;!
~ ~ ~
0 0
...,
\()
~ (!:!
~
E
.....
u
..loC
("'!,
0
.....
- ~
§
M 0
on
fJ °'
~
~ ~ ~
q~
~
~ 0 0 0 ~ ~
0
0
-
0
0
0
0
~
00
8
8
0
~ 0
°':g
0
0,.
0
..... ...,
~ ~ ~
N
~
on
N
0
-- ..., ..., 8s - s0
0
...,
~ 00
~
0 ~ ~ ~
s
-d
M
8
g
°'
°'0,. g0,. to
~
~ ~ 00
~
0
0
0
~ ~
g
i
- - d- - - - - - - - s - - - -- - !- :t
...,
a - i - - - °'- - s a ...,- ...,-Gg
°'- ........
8 .....
o
i
;
"'
d!
!
d
- a :t ..., ! °' - i
s - :g
a
tt
fl
I
;
;::;:
g
- 2 - - !I -- 2 - - -to - - i3- - 2
§
8i i I :!_l: - -s; $ r..:- °':z --.... g r..:a - ..., - °'- - - °' - - - ! - ]
0
0
N
~
e- on
~
\()
\()
~
0 0
r--
00
on
°'
M
on
;J;
~ ~ ~ ~
~ 00
~ ~
~ ~ ~
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 ~
~
00
~
0
~
on
~
~
Cf')
.c
~
"!.
0
c:i..
00
.....
00 00
00
on
~ ~ ~
~ \()
~
0,.
0
<$ 0 "!.
M
0
M
M
M 00
N
\()
00
M
N
0
-e ~
0 0 0
Cf')
~ ~
~
<3
Q Q ~
Cf')
00
~ ~ 00
~ on
on
M
~ ~ ~ ~ ~
M 00 ~
~
~
~ 00
..... ~
00
~ ~ ~
t!:
~ .....
~
~
~
~
~
~
I~
o_
Q
Q
~ d. ~
~ Q
d. Q 0 Q
:g
Cf')
on
00
0
M
~ ~
on M ~ ~
~
~ ~ N
~ ~ ~ ~
~
M
<'i
00
~
~
M
0
~
~
\() N
on ~
~ ~ ~
"'!
~
\()
00
00
(f')
~
°' ~ ~ ~ .....
Pl
~ ~ °'
0 0
0
..... ~
00
00
M
-e
~
00 ~
~
~ ~ ~ \() ~
~
~
~
~
M
~
~ Cf'I 00 ~ on
on M
on
on
~
0 ~
~
~ \()
on
~
S; 00 ~
~ ~ ~ co ~ N
M
N
;;:;o: ~ ~
~
~
~
~
M ~
~
~
~
~
") ~
~
~ ~ ~ 0 ~
~
~
~
~
~
~
~
"3.
c:i.. C!.
0
0 0 0 0 ~ 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0 ~
on
~
~
$
00
~
m
~
~ ~
~
Cl:S
('II
·-
c::Q
I·- ~
on
0
gg ~ ~ ~ ~ ~
..... .....
M
M
N
~ ~
...
....... ... ...
(") co C') U) U)
C)
..... 0) g Sf Nen 8 ID ~ g ~ .....
C)
U) N N ~ ..... ~
co
~ U) 0)
aq ~ .... ~ <'? aq ~ I'!-: q ""': -.; C? ~ 04 C? <q ~ ..... <q ..... -.;
~
~
~
C?
~
..... 8 en .... .... ~ 0)co ~ ....
..... CD ....
.... ~ :g N ......... N....
(")
CD
..... .... .... ~ ..... ~ ~ ~ ~ ~
~ ~
~ ~ ~
~ U) ~
"""': .....
C")
co
N
...
... ...
.... .........
.... 'iii.... ~ ~... ~ ~ co -.; g ....
.... ...co Si- ~
co
~
....
~ ~
~
~ ~ ~
~
..a:
~
~
cw;. co ... .... ... ~ ,..: ....:: ,..:
cO
.... ....
.... ~ .... ~ .... ~ ....... ~ ........ l:i ! m
~ .... ~ ....
~
~ ~
...
ti
0
0)
U')
0)
0
C)
(")
c-.j
CJ)
(")
0)
(")
C)
0)
U')
(")
(")
0)
u)
a)
N
N
f!. ~
~
~
~ ~
f!. ~
~
§ ~ ~
.!!
~
~ 'O
~
f!. .0....
~
f!.
"ii
'i5
.s
~
~
al
~ .!! ';:I
:E "i
~ ~
~
c
:e
~ ~
'O
~
~ ~ 0
~
~
~ ~ .E ~ E ID ~
f! .g
c
~
'O
t! ~
E
as
1n .s
f!.
Cl)
f!. g
I)
~
=s
~
~
:E
.E
~ 0::
:e
~
~ 0 j
g
~
a
Di
~
.a
m
::c
E
~
«I
ca
:c
1;i
~
i2
c g
E
«I
:J
ij ~
~
Cl) ~ :E
Cl) ~
c( ~ ~ ~
t.~ Cl)~ ~
~
~
~
1
tll
~
z
g
Ii
§
.s
.!!
~
~
...
i
i 8 lj
j
...
.,
s
i
]II
i I I! ! 2 B
I i i1 8 i
I
I
! 1! J I J !
Ii'. Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii'. ti: Ii: Ii: Ii: Ii: Ii'. Ii'. Ii: Ii: Ii:
- ..., '° °' .... - - - ....""' - - - - °'- ~
~
c ~
{!. ::>
= !
~
~
~~
i :i ... 1 m ! I l3
'O
0)
~
~
~
~
N O>
u)
N
""':
~
i
M
~ ~
~
~
on ~ ~
N
M
on
.....
00
i
0
!
M M
on
\()
"'""
00
~
N
~ ~ ~ ~ ~
-e
- --
1::;0
~
~
°'
....;.
VI
o
II
00
~ ~
e
°'
- - '° c°' '°- - °' - - ,._.-- ....
·~
(f')
rI~ ~
00 ~
~ M
00
~ ~ 00
~ ~
~
~
~
vi oO
0
\0
~
~
~
V)
II")
s
II")
II")
!~
II")
\0
N M
.q- "<!;
~ ~ ~
N ....;.
00
s
00
1:::
r--
0
00 I~ I~ I~
(<'I II")
~ ~
"}
,ci 00
~
ff)
("l
1t!
~
r!. :~
.......
£
,
~
r;!:
~
><
l
u~
°'
~
M
~
---
e- ~
d
'° II")
N
M
00 (f')
C"'l
II")
0
II")
00
co "<!;
~
0 <"i
r-(f')
~ ~
(f')
-
'g. r-~
~
V)
~ ~
~ ~
--C"'l
M
~
!"'J
~
\0 00 00
00
II")
II")
~
~
•--- r-C"'l
(<'I II") II")
r-- \0
II")
M
N N
°'
~ ~ ~ ~ ~ <::? ~
~
~
N
V)
00
N
$
00
-
§
~
I
<~
~
•§ o
~
~ ~
g a ;g .......... §i 8 ~..... ~ ~ ..... ~..... ""=~ ~ ~
~
~ ~ ~ ~
~ m
.....
si ci..... .....~ ~ ~ f;j ~ cO..... ~ i! s ~ ....: g..... .......... m..... ~ gj.....
~
~ ~ .....
~ ~
co
(f')
a)
N 0
(f)
O>
0 ~
N
0 0 0
~
~
.....
:!!
~
cO
.....
.....
.....
~
.....
....:
~
It)
O>
.....
U)
U)
(f)
O>
N
~
~
..... (f)
.....
co
.....
g
8
!
~
m
~ ~
8
§
.....
i ~ ~..... s ~q s i .....f § ..... q q ~ ~ q ..... ~ ~ .....s ~~
ci
0
~
0
0
0 ~
0
~
0
0
.....
O>
U)
It)
U)
""":.
0
.....
O>
0 0
0
;
(f)
~
co
~
~ U) ~
~ U)
~
.....
....:
ai
0
N ..... ..... &:i .....
~
~
(f)
U)
U)
N
g
0 0
0 0 0
0
0
0
0
CX)
CX)
(f)
N 0
a:)
.....
U)
O>
N
(f)
..... .....
U)
O>
~ ~ ~
0
(f)
&:i
~
('I)
~
.....
I
.:ti(.
f!.
f!.
~
~
~ ::s ~
~ ~(IJ
0
m ..... ~ ~ m m ~ m..... §. ..... ~ ~ m ~~ ..... .....~
....:
0 .....
C'li tO ..... ...;. a) d
.....
.311:
~
~(I) ~
as ~
~
~ ~
~
~ ~ :::s .!!!
::s
~
~ I ~
~
.m ~as
:lc ::!:
.!a ~
~
~
R
)(
CD
~
~ ~
E ~
"O
~
"O
~
:i E .JZ ~ ~ ..5 ·~ I-.D ::!: ::s -d ~ ~
..5 ~ ~
c ~ ~
.D
c
!:i
~
!
r(U
~ Icu "O I::s CD as
Jg
..5
~
gi (J) l;! (!)
2 :i
(IJ cu
10 ..5
(/)
::s
r.c
m
l6
::!: ~
~
~
~
.r::
1)
:t:=
0
~
::s
0
cu a E
(J) ~
~ r~ J: m ~
E
~m
as ~
~
Q
·c E::s
E
~ :i
Cll
~
::s
(J)
~ en
::J (J)
~
~ ~
::!: ~
~
~ m I
~
·~
~
g
!
fa
8
1
~
·I
5
1 .! i
8 g.
s
:!
I~ ;
i
1!
!
t;
i
us
8
i 1 -a
IJ
f!.
g
i
Ig
.e
! Ii
s
J
i
i
!
I
11
t: t: t: Ii: Ii: Ii: Ii: h: h: h: h: h: Ii h: h: t: h: h: h: t h: h: h: h: J
.m
?-
z0
N
ct')
U)
i g
1
N
U)
.311:
~
It)
U')
O>
N
~
~
t
~
~
(f)
(f)
1 s
z f-<
t::; fe
U)
~
(f)
-
M
.! c'1
C"'l
~
c'1
if
II")
\0
r--
00
°'
?-
- -- - - - - - - - 0
N
C"'l
~
II")
\0
r--
00
°' ~
0..
-
N
0..
~
C"'l
N
~
\0
N N
II")
°'
°' .e .,., - - --- - --! r!. :x:
c
00
~
~
""'=
~
o
II
1c;::
.,., .,., 0
~
~
°' ~ If::'
~
~
.,., ~ori ~ r..: ""'= '°
~
00 0
M
0 M
") oci
\Q
")
~
I'-'
00
0
"It' 0 0 \0 \0
M
I"
VI
~ ~ ~
~
~ ~ ~ <"l
~
~
~
f"!
~
<"l
~
~
tr)
ori
<"i ~ \Q N 0 \Q M
0 r-M
~ M
00 ~
~
1C
.,.,
.,., "'
- °'- - -
~
~
~
0
z
ll .,., .,., r--
~
><
M
00 \Q
0 c<l
8 I~
re!
°'&
-
§
~
j
~
M
c ~
ci
ib m
~
<fl
j
0)
;§
g .,.,
- - s .,.,r..: r..: .,.,- - -.,.,
\Q ~
e-00
~
~
~
~ ~
~ e-- ~ \0 ~ ~
N M
~
tr)
M
0
00 oO oO
e- 0
M ~
M
- - - °'
.,., &i
8
M
~
0
~
~
~
:z; ~
.....
..... IO
.....
O> ~
It)
o)
en
.....
"'
-
r--
-
"!
.....
~ ~
~
0
0
s~
i::: O>
00
M
-.i-
00
~ f"!
-
(')
sien ~.... ~ &1....
u)
..j
~
~ o) 0. ex>
..... ~
~
0)
It)
"It:
IO
0
a
0 c) 0
ci ci ci
co
..... en
..... ~
!..... .....
~ co
- ...
..... t'i o)
N
(")
~ ~ ~
~
...
fa
0 0
N
N
IO C") (")
IO
0
ci 0
0
IO co
N (t) N
N
C")
0
0
co
O>
..... ..,.,.
.... ..... .... .....a) ~
ti ......... ~ ~.... ~ ~
.... s
(')
IO
N
O> ..... ~
....en .... co ....co :g .... Nco re ~ .......,.,.
......,.,. g i ~
~
.....
~
s
~
s
s
8
.....
.....
.....
.....
q
0. 0. "!.
0. ..... ~ .....
It)
'ii
!
M
M
'<I;
N
N
~ ~
M
°'
M
M
oO
~
~
-
°'
00
C"'i
~
<~
·9
N
c)
§
ci 0
i
.....
en
i
1
c:i..
CIS
z~
~
~
0 0
0 0
&
i
2
~
Cl)
a:s
c
~
i-:
.; !...
Q. Q. Q.
z0
-
N M
.....
~
N
...
i
·~
\Q
ci 0
0
IO
(")
fa
....
8
0
~
i
r--
00
N
CX>
.:.t!
f:.
ti: ti: ti: t: t: t:
.,.,
0
....
~ ~
N
-g c'i -g
"""
I(')
(")
~
.... ..... co .... ..... .....
0
o)
.... s.... .... ..... .... g .... .... N (').... co ~ ~ .... o)....
N O>
~
:s
~
~
~
.g
t= j"'
N N N
0
(:.
.:.t!
~ ~
.:.t!
.c ~Cl) ~
I- :s .m .:.t!
"D
:J ~
(:. ~
c
:s
~
Cl) I';;;
"D
§
x .:.t!
~ .5 J2
~
1D
.:.t!
-g
:iE ! 'ti
~ ~ .r::. ~
G>
0 :s
.5
!:i
~
~ ~ a:s
~
"D
:s cG) ~
~
a:s
G)
gi
.E
(!) ~ ~ c
:i g -m aJ en
1i)
~
0 :c
ta
.:t:: "D
.E
~
:s
~
gi
:s
~
ta Q
en !! m
:::c m ~ CG
Q .5
~ ~
0 c
·c i2
~ ~
:s
~
~
~
(!) ~
w~
:::> Ci) ~ :!:
c7J en ~ ~
i-: i-:
i-: i-: i-:
i
s8
:g
co
~
~ co ~
~ .....
~ (")
N
q
q
q
0
0
0.
~
.:.t!
~
C")
J,...: ~co ~..... ............... $ ~N ~.......j ..,.,.~ ~ ci~ ~0 0......... ~ex> ..... co.....ex> .....ex> ~ ~ gJ::: I
j
=G
O>
co ..... ~
a)
~ ~ ~ .....
°'
.m
t=...
!
I
t=
i
~
§~
0
E
~
a:s
. iIi ""
rJ
f5
.:.:.
f!.
~
:i
~ ~
c -!
.:.t!
f!.
.m
:;
I! I! ;! 1 8 cu cu .5j Jl m
E :c
...
!!
E
8
-g
c!t
:.
im
'! en
Q. Q. Q.
.....
Q. .c
(.)
.:t::
~
lZ
t) 0:: ~ :iE ~
C/)
aJ
:s
c
~ ~ ~ ~
~
t: t: t: t: t: t: t: t: tt: t: tt: ti: t: t: !
- - - - """- "°- - - "'-
0
1i)
N M
It')
.....
r--
00
~
.....
N
~ ~ ~
It')
N
~
°'
'
°
'°
- - - - - - - - '°
·~ - ...,.-
...,.
00
...,. ~ V')on ~ 19 ~ ~
~
'-:I;
Ill') M
"! ~
<"l ~
0 N 0
0
N0 ~ ~
eM ~ ~ M \0 ~
.t!<"!
I~
M
00
('f')
~
~
~
V')
II
I~
I~
l::t
i3=:
M
on
V')
r..:
1o:;-
Ill')
0 \0
on
M ~ 00 ""!
00
oO C?
\0 0
~
00
IO
e--
Ill')
00 00 M
""! ~
e--
~
:C
N
Ill')
M
M
e--
N
oO
....0::r- $
'° 1C°' :8
~ 1C
~
- - °'- - °' - - -
s- rt- - °'
It ..,. °'....
..,. -
00
O'I IO Ill')
e- N
N (' Ill')
~ IO
on
0
~
~ ~ <"l
~ <"l ~ ~ M ~ ~ 0) ~ ~ 0) f6 ~ ~ ~ ~ ~
IO
oO
oO
IO
00
r-- 0 r-~ ~ <'i
~ ~ ~
Ill')
Ill')
....
00
~ 0
~
~ {:!
~
Ill')
0
~
><
00
~ ~
oO
0
V)
N
8 I~1t!
°'
~
0
~
§
~
<
I
co
~ ....
....~u; ~ .... ....00 ~.... coa) ~
~
0)
M
~
~
tn
~ ~ ~ ~
81
~
0)
0
~
·9 8 M
~
~
~
~
~ co
a)
g
~
U)
0)
8
!
('I)
- -
~
~
~
.... ................ ~co .... s ~ ~
~
8 8 .... ~~ ~ co
q q
r--:
u)
('I)
0
N
0
ll)
0 0
E-' e:i..
~
0
-
('I)
0 0 0 0
~
- -- -N
....
-
0
0 0
0
N
--
co
.... m.... ! co~ ~ f8co
.... q ~ ~ ~ .... q
....
0) 0
~ j:?! ll) ll)
l8
0
q
~ q ~
0
0)
('I)
0
0
0)
('I) 0)
0
~
~
0)
q ~
<O ('I)
('I)
('I) ll)
0
0 0
ci
0
0 0
- a
......
....
.... .... ~ ~.... ~ ....N ~ t& 8
....
~
~
~
i
.... N ~ -.a:.... ~ ~ ~ u:i .tf ~....N ~ .tf.... cocw) u;.... u; f8cw) re~ ~.tf CC?........ ~~ m ~-a, ~8 ~....
....
.... "'
.... ! ~<'i
~
·a ~
U)
U)
('I)
N
I - '1l
.... 0.... g.... f8.... ~ ! SJ.... re ~ ~ §;!:.... ~ :1 ~
....
g a)0 ~ N.... <'i a) ~ .... ~ ~
~
....
....
~
• co -.a:....
cw)
0
U)
~ ~ 00 ~ -.: ~
ci u:i ci cw)
co ..... N U)
~
N
co ~ I;;
0)
U)
0
('I)
ll)
0)
('I)
N
Iii
-
.¥
~
... (!.
e:i..
i
~
(!. ~
U)
::s
~ ~ "C
Jiii:
·::J
~
.¥
~ ~
8 ¥J SJ .5
1 g8 i
~ ::lE .; ~ -g c:
0 ~
0
::i
(!.
.5
~ i
"2 j c: ~ ~ .E ~~
~ (!.
CIJ
::I
'O
j
.¥
.¥
2
&I
1.i ... 1
:E
8
r;.
g en::I
CIJ
(!)
it- ~
.¥
~
i
...
:J Jiii:
,g
CIJ
:::J
(!.
~
i
.!l ~
a>
)(
,g ::lE
.r:. ~ .¥
t-
~
!:E :i~ en
as
0
~
~ ~
m ~ ~ (U
en ~ ~
(U
~
E .o
"C
... €
';
G>
i
.¥
~
Q)
;g (!.
.¥
~
~
~
~
-0
e
::I :l
"C
~ 1iS
~
~
.5
.c
I !! i 8i
::I
~
(U
i
-g
0
...
i :c !
(.)
~
~
~ ~
c ~ ~
~
Q)
en ~ "S
::I
8 .m
1) 0::
5 :i! ~
1 i ,J
i
:
Ii t "'t "'Ii t t t t Ii t Ii Ii Ii t "'Ii t t t t "'t ii: t "'Ii t t ii: s
..,.
....
-------- °'
rdc:
(U
J:
4! .e i
~ :::>
~
"C
(!.
.¥
(!.
N M
...,.
:J "O
6 (!):::J ~
::?: .5 <
V)
IO ('
00
~ ~
if
0
N M
Ill
~Ci
:::J
en
V)
IO
c
Ill
('
00 O'I
~
~
~ ~
N
~
fdc
!
~ ~ m~
~ ~ ~ ~ ~
- -- a
'
°
- J 8 11r
<IC°
.~
~
M
:co
I:""' ~
I:""'
o\ ~ N
I~
1c:;:;
~
N
t'}
00
1t!
f::N i:: ~
C"'I
.......
~
""":
~
("')
It:' O'I 'I'\ 00
.... r-~ ~ 1;n
~ e-- ~
~ ~ ~ I~ ~ II") II") eN ("') \0 ~ o\ ....
o\ I~
M
\0
1ci
~
I'-'
i
,c
.-
~
~
-
'°
.~ - - a
co N
I~
N
~ ~
O'i 0
0 ~
(f') II')
~
00
("')
II")
00
1C
I'-'
~
z
°'
°'
-°' - 11 ;
s
-'° - - '°
8
- $
g
g ii 81 $ s fe g ,... fe re :g i m - s
s
....:
si ....:- t -st - - re - !s
::e - - - - -- <
It t"'q
~
~ .,;
0
~ II")
;i.<
~
t'}
N
II")
("')
II")
II")
N C"'i
M
I~
:t!
e~
~
~
(f')
\0 t"'- 0
M
N
It
~
~
~
II")
M
t'}
00
II') r-- ("')
\0
~
"l ~ ~ <::?
II")
0
'I'\
(f')
~
~
r-
'I'\ 00
N
<"}
N
r--
~
~
~
oO
'<t" ~
00 00
00
("')
0\
~
N
§
~
U)
CD
~
~ ~ ~
~
co
·9 o
'1)
g ~~
N
~
U)
U)
~
~
U)
q ~ q q
0
IN
! - it:
!(
s ~{;;
<O
~
'&! ~
('!
0 0 0 0
m
~
N
~ ~
U')
fe
~
co
cO
U)
~
~
~
("')
~
~
~
S;
~
('I)
~
~ ~
cO
-
<O
CX)
~ ~
co
~ ~ ~ ~
~
o)
ari
('t) 0) N
~ ~ ('t)
('t)
0
<"?
('t)
N
-<i
-
C")
~
~
0
:g
O>
~ 0
~ U) ~
..... ~..... ~ ~ ~0 ~U)co
..... ~ ~ ~ IC)
~
S; ~
.....
~ ~ N
~ ('I) ~
~
..... q q q ~ q ~ 0.. q q q 0. 0. ~ 0.. ..... ..... q
c) c) c)
c)
0 0
I<wi ~<O
......... ~
0 0 0
0
..,. ..... ~
- m ....
0
~
~
0 0
0 0 0
-
0
0
0
O>
8 ~q
0
0
-
§ ~ co..... ~ § ~ s ~ g
.... ~ g ~ ~ ~ ~ m
re
....: <'Ii ....: ....: cO -<i -<i
cO ari ..... ;:p;
ari .....
.....
N
-
........ ra
c)
('I)
0
N
!i
0
.~
U)
C")
~ ~
.... .....
<D
~
U)
N
......
Ic:
~
~
m
1
OS
~
""
~
~
~
I~
:::s
~ Cl)
~
:s
~
~
~
~
m
!
2:::s
:::2:
-g ~
:::>
aS ~ ~
~~
:IE E ~ ~ ~·
(:.
.!'!!
a.;.
~ ~
:::s cG) as ~
(fl
2
Ji! C) {!!. ~ .G>
~
e
0 .c
m ..... ~
~ g
~
(fl
m
~
:c
E ~ cu ~ 'E ~
c ~ cu
c: 'C
as :::s
!?
6 :::s
.E <( C) ~ ~ w
:J c;; (fl
...
""
I~
i1
:e 3
m .e ...
.m
:8
"" j
""~ ""~
"" ""~.!!!
!
e
...
...
~
:::s ~
~
i
i (:."" (:.""
·1 a
E
.9
I
-g i
""~
j~
~ 1ij
~ ~
~ (.)
~ :::s ~
as
m
:.c
Q c:
~
~
~ .!!
:::s
(fl ~
~ c'8 (fl ~
~
G>
c:
i
j i ""
"" Ii
;
! i 8 1! 1-! ! ...
~
)(
~ ~
'ti
0
::::1
~
~ ~
c
I
m
E
~ ~
~
c
~ ~
Q:::
! .m
8 "3
8 ::E ~
-I ?!.~ ~ mi
t: t: t: a.....,: t: t: t: ...,:a.. t: ...,:a.. t: t: t: t: t t: t: a.. a.. t: t: t ...,;a.. a.....,: t: t:
?!.
~
-
N M '<t"
:e "'
II')
\0
r--
.....
00 O'I 0
~
i...,: 1!...,:
-- - - ...,.- ..... - ..... ..... N
(f')
II")
\0
r--
00 0\
-
0
N N
~
(fl
~ ~ ~
II")
N
~
j
0
N
l
~c~
s:: ~
·-
~~
N
~
Cl
'<!"
~M
la
a~
q
:~
ti.)
~
~
·~fl
"j
M
00
ij
~
a
0
....
~J 00
.,;-
\Q
~
Q)
st
~~
~
I!
~
~]
'6 I
.. E
~! B
1:1
00
Q)
-s
1i
~
lQ'OO
~! l
~]
~ rfi ~
<~
~~
(%
~
~
~~
~
I
I-
l....
-
~
~
~
'.::2
·S
~
---
V')
\0 -
Ml'-
>""
~ "'!..,.
·j
N..,....,
- C"'I \0
I
8
~\Cl."":.
:§
~
0\ I' N
Vl..,,...,,.
"""-~~
•
i
j:!.,
c
0
·~
,... N
1
VI
~~~
I
e;
~
~
IS
C"'l
I'..,,.
V')
....
Vl
-:. CC?.~
~
°' . , . °'
Q,. Q,. -.
.~ 0). ("1-8
V')
00
flJ
-
.5 a :J:N'
- -°'-°'
t'---\0-
~~
Q\0-~
ftN'rti'N
I
H~8
Jiu
::>
~!
~~~
I
~
-
Vl\0Ml'-
---
~ ~ ~ "l. Ct'}.
~
~
~
i:Q
~~ ~
i:Q
·i.e
8
..,,.~
a:~tt~
'"l.C!.~~
...
....,,...N
..,,. ....
t
J
1i
I ;a' oo
a<~
r'1
N..,.M
- M \0
i~
~ 'q.l'-;
~
I
~
IO
~
~
t
~
~
c::
0
~><~~
I-
~
~~
:;,.,
~~;;'°
~~~"}.
'O
i.~
N
'()~ ~
>< ~ ~
cd
l-
....
s..c5
st
u
l
-
Download