Dr. Ahmad Junaedi: Menuntun Padi untuk Beradaptasi Link

advertisement
Dr. Ahmad Junaedi: Menuntun Padi untuk Beradaptasi
Link : profildosen
Posted By : RF
Meningkatnya suhu global diperkirakannakan menyebabkan perubahan iklim seperti naiknya
permukaan air laut,nmeningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan
jumlah dannpola presipitasi. Fenomena ininumum kita kenal sebagai masalah dunia yaitu global
warming. Dampak global warming tak luput mempengaruhi sektorpertanian, salah satu fenomena
yangnsudah terasa yaitu adanya kondisi dimana kekurangan air berdampak padankekeringan atau
berdampak pada keterbatasan ketersediaan air untuk irigasi.
Dinamikanperubahan iklim perlu diantisipasi untuknmenyelamatkan produksi tanaman pokok kita,
yaitu padi. Beradaptasi menjadinsalah satu jalan berdamai dengan alam, yaitu denganmenyiapkan
varietas padi yang cocok dengan kondisi ekstrim sehingganproduksi padi tidak akan menurun.
“Pada kondisi itu kitanharus merespon atau menyiapkan bagaimana mengkondisikan padi yang
tahan padankekurangan air, hemat air, dan kalau terjadi kekeringan bagaimananmengantisipasi
kekeringan yang meminimalkan risiko kehilangan produksi,― papar salah satu Dosen Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian (Faperta) InstitutnPertanian Bogor (IPB), Dr.
Ahmad Junaedi.
Dr. Ahmadnmenjalankan penelitiannya bersama partner dari Jepang dalam
mengembangkannvarietas padi hemat air yang mampu bertahan pada kondisi kekeringan.
Penelitiannini masih skala penelitian lapang yang diawali dengan evaluasi konsumsi airnpada
beberapa varietas padi.
Pada umumnya,ntanaman padi untuk menghasilkan satu kilogram beras membutuhkan seribu liter
air. Ada pula genotip padi yang kebutuhan airnya lebih rendah namun kualitas dan tingkat
kesukaannya tidak sebaik padanumumnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menyatukan
karakter hemat air pada varietas padi yang rasa berasnya lebih disukai. “Harus ada
perbaikannvarietas yang dapat dilakukan tanpa mutasi genetik,nkita bisa melakukan dengan
konvensional yaitu persilangan meski membutuhkan waktu sampai 11 generasi untuk
melihat hasilnya,― ujarnya.
Untuk hasil yangndapat dirasakan oleh masyarakat luas, tentu perlu waktu lama dan
kerjasamanberbagai pihak sesuai kepakarannya masing-masing. Untuk itu, mahasiswa sebagai
generasi penerus harus pandai mengeksplorasi kapasitasndiri dan bekerjasama untuk mewujudkan
sesuatu yang bermanfaat untuk negeri ini,― pungkasnya.(RF)
Kontak
Dr.Ahmad Junaedi, No HP: 081315564649
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Download