BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aspergillus adalah salah satu jamur yang dapat dJtemukan dari tanah, udara, air, rempah-rempah, kapas, buah-buahan, gandum, jagung, beras, kopi, teh dan cokelat (Gandjar dkk., 1999). Aspergillus terdapat dimana-mana yang bersifat sebagai saprofit (Dwidjoseputro, 1998). Spesies Aspergillus disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berflingsi sebagai agen pengendali hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman (Goenadi, 2004). Spesies Aspergillus dapat tumbuh pada kondisi mesofilik, termofilik dan termotoleran. Aspergillus spp yang termotoleran merupakan salah satu spesies yang mempunyai nilai ekonomis karena dapat digunakan pada industri salah satunya adalah industri makanan (Akiba dkk., 1995). Salah satu spesies strain lokal yang termotoleran adalah spesies dari Aspergillus spp (asal dari kulit jeruk diperoleh dari kebun jeruk yang terdapat di pasar Bangkinang dan pasar Arengka yang ada di Pekanbaru dan tanah dari perkebunan jeruk yang terdapat di Bangkinang) yang merupakan koleksi Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Harahap (2009) telah menganalisis bahwa Aspergillus spp ini dapat menghasilkan enzim pektinase dengan aktivitas yang relatif tinggi. Dari penelusuran literatur, temyata beberapa Aspergillus spp juga mampu menghasilkan enzim selulase diantaranya adalah Aspergillus niger (Ikram dkk., 2005 dan Omajasola dkk., 2008) yang dapat memproduksi enzim selulase pada suhu 30°C dengan kadar protein (enzim) sebesar 1,28 g/liter dan aktivitas enzimnya 7,29 gram glukosa/liter ( Sa'adah dkk., 2008), Aspergillus fumigatus (Immanuel dkk., 2006), Aspergillus nidulans (Usama dkk., 2008), Aspergillus tubingiensis, Aspergillus flavus, Aspergillus oryzae dan aspergillus terms (Rukmi, 2009). Aspergillus spp yang berpotensi menghasilkan selulase dapat mengkatalisis penguraian dari limbah pertanian yang mengandung selulosa (komponen utama dinding sel tanaman), sehingga limbah tersebut dapat diubah menjadi produk yang bemilai ekonomis tinggi yaitu glukosa. Glukosa ini kemudian juga dapat digunakan 1 sebagai bahan baku untuk produksi alkohol (Yinbo dkk., 2006 dan Usama dkk., 2008). Glukosa hasil hidrolisis selulase dapat menjadi sumber karbon bagi mikrobamikroba lain untuk mempercepat proses pelapukan dan degradasi sisa tanaman ataupun limbah pertanian. Aspergillus spp termotoleran yang merupakan koleksi Laboratorium Biologi Universitas Riau disamping menghasilkan enzim pektinase diharapkan juga dapat menghasilkan enzim selulase, karena di Laboratorium Biokimia selama ini juga dikembangkan pencarian jamur-jamur penghasil enzim selulase strain lokal, salah satunya adalah strain dari Trichoderma spp sementara dari Aspergillus spp yang termotoleran belum ada. Peneliti tertarik untuk menganalisis kemampuan Aspergillus spp strain lokal ini menghasilkan enzim selulase sekaligus membandingkan aktivitas dari masingmasing strain Aspergillus spp. 1.2. Perumusan masalah Selulase adalah salah satu enzim yang dapat digunakan dalam industri makanan, fermentasi teh dan kopi, dan makanan hewan. Kemampuan mikroba penghasil selulase yang mampu hidup pada suhu SO'^C sangat dibutuhkan oleh industri, karena penggunaan enzim pada industri umumnya pada suhu relatif lebih tinggi dari suhu kamar. Hal ini menjadi dasar dilakukannya penelitian untuk memperoleh Aspergillus spp starain lokal yang diharapkan lebih potensial dalam menghasilkan selulase dan bersifat termotoleran. 1.3. Tujuan dan manfaat penelitian 1.3.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis aktivitas enzim selulase dari empat strain lokal Aspergillus spp (asal dari kulit jeruk diperoleh dari kebun jeruk yang terdapat di pasar Bangkinang dan pasar Arengka yang ada di Pekanbaru dan tanah dari perkebunan jeruk yang terdapat di Bangkinang). 2 2. Membandingkan keempat aktivitas selulasenya dengan menggunakan metode Nelson-Samogyi. 1.3.2. Manfaat Dari hasiJ penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data aktivitas selulase terbaik. Selain itu untuk membandingkan strain lokal Aspergillus spp untuk menentukan spesies jamur mana yang menghasilkan selulase lebih baik dan akan digunakan untuk penelitian lanjutan dan aplikasi lainnya. Selulase yang dihasilkan berguna untuk industri makanan, industri farmasi sebagai zat untuk membantu sistem pencemaan. 3