7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Dasar/ Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori – Teori Dasar/ Umum
2.1.1
Pemasaran
2.1.1.1 Definisi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2004, p5), Pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial di mana individu dan grup memperoleh apa yang mereka inginkan dan
butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan orang lain.
Menurut Mohammed et al. (2003, p3), Pemasaran adalah proses dari
perancangan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi dari ide, barang
dan layanan untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan
organisasi.
2.1.1.2 Konsep Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p12), Konsep pemasaran (marketing
concept) merupakan falsafah manajemen yang menyatakan bahwa untuk mencapai
tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
(target market).
Konsep pemasaran berfokus pada kepuasan pelanggan di mana perusahaan akan
memperoleh laba yang menguntungkan dengan pemasaran yang baik dengan pelanggan.
2.1.1.3 Pangsa Pasar
Menurut Griffin & Ebert (2003, p358), Pasar Sasaran (target market) adalah
kelompok orang yang memiliki orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan serupa.
Menyeleksi pasar sasaran merupakan langkah awal strategi pemasaran, pemasaran
7
8
bersasaran jelas-jelas membutuhkan strategi pemasaran, yaitu pembagian suatu pasar ke
dalam kategori jenis atau segmen pelanggan. Setelah mengidentifikasi pangsa pasar,
kemudian perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi.
Menurut Griffin & Ebert (2003, p359), Pangsa Pasar (market segmen) harus
memiliki beberapa sifat umum yang akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Empat variabel yang paling penting adalah :
1.
Geografis
Unit geografis (iklim, cuaca, letak) yang dapat dipertimbangkan dalam
mengembangkan strategi pemasaran.
2.
Demografis
Karakteristik populasi (umur, etnis, suku, agama, kelas sosial) yang dapat
dipertimbangkan dalam mengembangkan segmentasi pasar.
3.
Psikografis
Karakteristik pelanggan seperti gaya hidup, pendapat, minat, dan sikap yang
dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi segmentasi.
4.
Variabel penggunaan produk
Mencakup karakteristik pelanggan yang didasarkan pada cara-cara bagaimana
pelanggan menggunakan suatu produk, kesetiaan mereka terhadap merek tertentu
dan alasan mereka membelinya.
9
2.1.2
Teknologi Internet
2.1.2.1 Pengertian Internet
Menurut Mcleod (2001, p73), Internet memungkinkan suatu jaringan komunikasi
global yang tidak hanya menghubungkan para mitra dagang tapi juga mencakup para
pelanggan.
Menurut Chaffey, et al. (2000, p12), Internet adalah sebuah jaringan fisik yang
menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia. Internet terdiri dari jaringan
infrastruktur server dan hubungan komunikasi jangkauan yang luas yang digunakan
untuk menyimpan dan mengirim informasi.
Berdasarkan teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah
jaringan fisik yang mampu berkomunikasi secara global dengan komputer-komputer
lain.
Berdasarkan survey penggunaan internet di Indonesia yang dilakukan oleh APJII
dan ITU dari tahun 2000 sampai 2008, didapatkan data sebagai berikut.
YEAR
Users
Population
% Pen.
Usage Source
2000
2,000,000
206,264,595
1.0 %
ITU
2007
20,000,000
224,481,720
8.9 %
ITU
2008
25,000,000
237,512,355
10.5 %
APJII
Tabel 2.1 Penggunaan Internet di Indonesia
10
2.1.2.2 Website
Pengertian website menurut pedapat Dewanto (2004, p7) adalah sebuah situs
pada world wide web di mana situs terdiri dari sebuah home page, di mana kita dapat
melihat halaman pertama yang dilihat oleh pengguna dan dapat melanjutkan ke halaman
selanjutnya.
2.1.2.3 WWW (World Wide Web)
Menurut Dewanto (2004, p6), WWW adalah server pada internet yang didukung
oleh bahasa script pemrograman disebut HTML yang mampu mendukung dokumen
grafik, audio dan video.
2.1.2.4 HTML (Hypertext Markup Language)
Menurut Chaffey (2000, p73), HTML adalah standar untuk mendefinisikan teks
dan layout pada web page.
Menurut Turban (2003, p214), HTML adalah format dokumen dan menyertakan
hypertext
yang dinamis yang menghubungkan ke dokumen lain yang tersimpan di
komputer yang sama ataupun berbeda.
2.1.2.5 Web Page
Menurut McLeod (2001, p60), Web Page (halaman web) adalah suatu file
hypermedia disimpan di suatu situs, diidentifikasikan oleh suatu alamat unik.
2.1.2.6 Home Page
Home Page menurut pendapat McLeod (2001, p60) adalah halaman pertama
suatu situs. Halaman - halaman lain di situs tersebut dapat dicapai dari homepage.
11
2.1.2.7 Server Web
Menurut Bertha (2001, p6), Pengertian Server Web adalah komputer untuk
menyimpan dokumen-dokumen web, komputer ini akan melayani permintaan dokumen
web kliennya.
2.1.2.8 Browser
Menurut McLeod (2001, p60), Browser adalah suatu sistem perangkat lunak
memungkinkan pengguna mengambil hypermedia dengan mengetik parameter
pencarian.
2.1.2.9 URL (Universal Resorce Allocator)
Menurut pendapat McLeod (2001, p60), URL (Universal Resources Locator)
adalah alamat global pada sebuah dokumen dan sumber lainnya World Wide Web,
bagian pertama mengidentifikasikan di mana protokol digunakan dan bagian keduanya
menspesifikasikan alamat IP atau alamat domain di mana berada lokasinya.
2.1.2.10 PHP
Menurut Welling dan Thompson (2003, p2), PHP adalah bahasa scripting untuk
sisi server yang dirancang secara khusus untuk web. Dalam halaman HTML dapat
dimasukkan kode-kode PHP yang akan dijalankan setiap kali halaman tersebut
dieksekusi. Kode-kode PHP akan diinterprestasikan pada server web dan menghasikan
HTML atau output yang akan dilihat oleh pengunjung web.
2.1.2.11 Adobe Dreamweaver
Menurut Norhazlan (2009), Adobe Dreamweaver adalah aplikasi pengembangan
web yang diciptakan oleh Macromedia dan sekarang telah diambil alih oleh Adobe
System. Adobe Dreamweaver mendukung teknologi web seperti CSS, JavaScript, dan
berbagai bahasa server-side scripting dan kerangka kerja meliputi ASP.NET,
12
ColdFusion, JavaServer Pages, dan PHP. Dreamweaver dapat menyembunyikan detail
dari kode HTML dari pengguna, memungkinkan bagi orang awam untuk membuat
halaman web dan situs. Dreamweaver juga memungkinkan pengguna untuk melihat
website dalam berbagai browser. Selain itu juga memiliki beberapa peralatan pengaturan
situs, seperti kemampuan untuk mencari dan mengganti kode dengan parameter apa saja
yang berada di dalam suatu situs, dan fitur template untuk membuat banyak halaman
dengan stuktur yang serupa.
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Pengertian E-marketing
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 28), E-marketing adalah penggunaan
teknologi informasi untuk kegiatan marketing, dan proses untuk membuat,
berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p74), e-marketing menggambarkan usahausaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan dan
memasarkan produk dan jasa melalui internet.
Dapat disimpulkan bahwa internet marketing adalah suatu proses penawaran
barang atau jasa, baik dalam proses pemberian informasi, promosi, maupun pemasaran,
yang seluruhnya dilakukan melalui media internet
13
2.2.2 Tujuh Langkah Rencana E-Marketing
Menurut (Strauss & Frost, 2012, pp. 72-73), Tujuh elemen kunci perencanaan
terdiri dari analisis situasi, perencanaan strategis e-marketing, tujuan perencanaan,
strategi e-marketing, rencana implementasi, anggaran, rencana untuk mengevaluasi
keberhasilan.
2.2.2.1 Langkah 1 – Analisis Situasi
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 73), dalam menganalisis situasi ada tiga hal
yang perlu dilakukan adalah:
-
Meneliti lingkungan perusahaan dan analisis SWOT,
-
Meneliti rencana marketing yang sudah ada dan informasi lainnya yang dapat
diperoleh tentang perusahaan dan mereknya, dan
-
Meneliti tujuan e-business, strategi, dan kinerja metric perusahaan.
2.2.2.1.1 Analisis SWOT
Dalam bagian ini kami juga merancang analisis SWOT perusahaan.
2.2.2.1.1.1 Evaluasi Faktor Internal Perusahaan
Dalam bagian ini kita melakukan evaluasi faktor-faktor internal yang berguna
untuk mengetahui kekuatan ataupun kelemahan dari perusahaan.
2.2.2.1.1.1.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal Perusahaan
Dalam bagian ini kita menjelaskan faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan.
14
2.2.2.1.1.1.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal Perusahaan
Dalam bagian ini kita menjelaskan factor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan.
2.2.2.1.1.1.3 Matriks Faktor-Faktor Strategi Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategi Internal
BOBOT
PERINGKAT
BOBOT
X
PERINGKAT
Kekuatan (S)
• Produk
yang 0.21
berkualitas tinggi.
4
0.84
Kelemahan (W)
• Produk yang kurang 0.15
bervariasi.
3
0.45
TOTAL
Tabel 2.2 contoh IFAS
2.2.2.1.1.2 Evaluasi Faktor Eksternal Perusahaan
Dalam bagian ini kita melakukan evaluasi faktor-faktor eksternal yang berguna
untuk mengetahui peluang ataupun ancaman dari perusahaan lain.
2.2.2.1.1.2.1 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal Perusahaan
Dalam bagian ini kita menjelaskan faktor-faktor yang menjadi peluang bagi
perusahaan.
2.2.2.1.1.2.2 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal Perusahaan
Dalam bagian ini kita menjelaskan factor-faktor yang menjadi ancaman bagi
perusahaan.
15
2.2.2.1.1.2.3 Matriks Faktor-Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Faktor-faktor Strategi Eksternal
BOBOT
Peluang (O)
• Pengguna
internet
yang
meningkat setiap tahunnya
sehingga
memungkinkan
penerapan E-Marketing untuk
meningkatkan
teknologi
pemasaran.
Ancaman (T)
• Masyarakat Indonesia masih
kurang
percaya
untuk
berbelanja online.
PERINGKAT
BOBOT
X
PERINGKAT
0.25
3
0.75
0.25
2
0.5
TOTAL
Tabel 2.3 Contoh EFAS
2.2.2.1.1.3 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2004, p31), Alat yang dipakai untuk menyusun faktor –
faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan unuk memanfaatkan
peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO,ST, dan
WT agar dapat mencapai situasi di mana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika
suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan
menjadikannya kekuatan. Ketika suatu organisasi menghadapi ancaman utama , ia akan
berusaha menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
16
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal tetapi
perusahaan
mempunyai
kelemahan
internal
yang
menghambatnya
untuk
mengeksploitasi peluang tersebut.
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara langsung.
Strategi WT bertujuan mengurangi kelemahan perusahaan dan menghindari atau
mengurangi ancaman eksternal. Tujuan utama dari strategi ini adalah meminimalis
ancaman dengan mengurangi kelemahan yang ada.
Matriks SWOT terdiri dari sembilan sel. Terdapat empat bagian faktor kunci,
empat bagian strategi, dan satu bagian dibiarkan kosong (bagian kiri atas). Empat bagian
strategi dengan label SO, WO, ST, dan WT. dikembangkan setelah menyelesaikan
empat bagian faktor kunci, berlabel S,W,O,T. Delapan langkah ini diperlukan untuk
menyusun matriks SWOT.
1.
Menuliskan peluang kunci perusahaan
2.
Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3.
Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4.
Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5.
Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi
SO dalam bagian yang sudah ditentukan
17
6.
Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi
WO dalam bagian yang sudah ditentukan
7.
Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatlah strategi
ST dalam bagian yang sudah ditentukan
8.
Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatlah strategi
WT dalam bagian yang sudah ditentukan
Tujuan dari masing-masing alat pencocokan adalah untuk menghasilkan
alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak
semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk
implementasi.
18
Gambar 2.1 Matrix SWOT (Rangkuti, 2004, p35)
19
2.2.2.1.1.4 Matriks Internal Eksternal (IE)
Menurut Rangkuti (2004, p42), Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari
model General Electric (GE-Model). Parameter yang digunakan meluputi parameter
kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan
model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Gambar 2.2 Matriks Internal Eksternal (IE)
Sumber : Rangkuti, 2004, p151
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama
yaitu :
a.
Growth
strategy
yang
merupakan
pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel
7 dan 8).
20
b.
Stability strategy, adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yang telah ditetapkan.
c.
Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan strategi
yang terdapat pada sembilan sel IE matrik tersebut diatas, berikut ini akan dijelaskan
tindakan dari masing – masing strategi tersebut.
1.
Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset,
profit, atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk
atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
dilakukan
adalah
dengan
cara
meminimalkan
biaya
sehingga
dapat
meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam perrtumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk
meningkatkan pangsa pasar.
2.
Strategi Pertumbuhan melalui Konsentras dan Diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu
konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan
hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung
mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki
21
kinerja baik cenderung mengadakan diversifikasi tersebut agar dapat
meningkatkan kinerjanya.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, dia dapat tumbuh melalui
integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui sumber
dayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari
luar.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui
konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui
pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi
pertumbuhan adalah sel 1, 2, 5, 7, dan 8.
3.
Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal
dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan
cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan
strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat
dalam industri yang berdaya tarik tinggi.
Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya,
perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang
tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta distribusi produk.
4.
Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)
22
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan
untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan
meningkatkan jenis produk serta jasa.
Jika, perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2),
tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara
memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di produksi maupun
pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate attractive
industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif
lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.
5.
Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh
perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai
daya
tarik
industrinya
sangat
rendah.
Perusahaan
tersebut
berusaha
memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena
perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang
baik. Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua
bisnis secara bersama – sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada
jika melakukannya sendiri – sendiri.
6.
Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position
yang tidak begitu kuat dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua
23
faktor tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam
perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan
yang memiliki competitive position rata – rata cenderung akan
menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat
diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product
market sinergy (seperti ytang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).
2.2.2.1.1.5 Quantitavie Strategic Planning Matrix (QSPM)
Menurut Husein Umar, (Riset Strategi Perusahaan; 1999; h-210). Ada satu
teknik analisis dalam literatur mengenai suatu rancangan untuk menentukan
kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari tindakan tindakan strategi alternatif
yang dapat dilaksanakan. Teknik yang dimaksud adalah Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM), yaitu teknik yang dipakai keputusan dari kerangka kerja analisis
formulasi strategi. Teknik ini secara jelas menunjukkan strategi alternatif mana yang
paling baik untuk dipilih. QSPM menggunakan input dari hasil analisis (EFE dan IFE)
dan pada pengolahan (IE Matrix dan TOWS Matrix) untuk analisis selanjutnya melalui
QSPM.
Alenatif Startegi
Faktor Utama
Weight
Faktor eksternal
- Ekonomi
- Politik / hukum
- Social / kebudayaan
- Demografi / lingkungan
- Teknologi
- Persaingan
Faktor Internal
Strategi
I
Strategi
II
Strategi
III
24
-
Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Produksi / operasi
Penelitian-pengembangan
Sistem informasi
Tabel 2.4 contoh QSPM
Faktor internal
1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = kuat
4 = sangat kuat
Faktor eksternal: respon perusahaan
1 = lemah
2 = rata-rata
3 = diatas rata-rata
4 = superior
Langkah-langkah pengembangan QSPM
Tahap 1: Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan SBU perusahaan
dikolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matriks dan IFE Matriks.
Minimal sepuluh external critical success factor dan internal critical success factor
dimasukkan kedalam QSPM.
Tahap 2: Beri Weight pada masing-masing external and internal key success factor.
Weight ini sama dengan yang ada pada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
Tahap 3: Teliti matriks-matriks pada stage 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang
pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Catatlah strategi-strategi ini
dibagian atas baris QSPM. Kelompokkan strategi-strategi tersebut kedalam kesatuan
yang mutually exclusive, jika memungkinkan.
25
Tahap 4: Tetapkan Attractiveness Score (AS), yaitu nilai yang menunjukkan
kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Attractiveness Score
ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing external and internal key success factor.
Tahap 5: Hitunglah Total Attractiveness Score. Hal ini didapat dari perkalian Weight
(tahap 2) dengan Attractiveness Score (tahap 4) pada masing-masing baris. Total
Attractiveness Score menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing alternatif
strategi.
Tahap 6: Hitung Score Total Attractiveness Score. Jumlahkan semua Total
Attractiveness Score pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang
didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa
alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan
bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
QSPM adalah alat yang dapat direkomendasikan bagi para peneliti strategi untuk
mengevaluasi pilihan strategi untuk mengevaluasi pilihan strategi alternatif secara
obyektif, berdasarkan faktor-faktor sukses utama internal-eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analisis untuk memformulasikan strategi lainnya,
QSPM juga membutuhkan Intuitive judgment yang baik.
2.2.2.1.2 Proses Pemasaran Yang Sedang Berjalan
Dalam bagian ini kita menjelaskan proses pemasaran yang sedang berjalan dalam
perusahaan, kita juga menggambarkan rich picture perusahaan.
2.2.2.1.3 Sasaran Bisnis Perusahaan, Strategi, dan Metrik Kinerja
26
2.2.2.1.3.1 Sasaran Bisnis Perusahaan
Dalam bagian ini kita menjelaskan tentang tujuan dan sasaran perusahaan terutama
untuk mengukur kemajuan dan pengembangan perusahaan.
2.2.2.1.3.2 Strategi Bisnis Perusahaan
Dalam bagian ini kami menjelaskan strategi bisnis yang digunakan perusahaan meliputi
proses bisnis penjualan, proses bisnis pembelian, dan metric kinerja.
2.2.2.1.3.2.1 Proses Bisnis Penjualan Perusahaan
Dalam bagian ini kami menjelaskan alur proses penjualan perusahaan.
2.2.2.1.3.2.2 Proses Bisnis Pembelian Perusahaan
Dalam bagian ini kami menjelaskan alur proses pembelian perusahaan.
2.2.2.1.3.2.3 Metriks Kinerja
Dalam bagian ini kami menjelaskan data penjualan dan pembelian mobil dalam kurun
waktu 1 tahun.
2.2.2.2 Langkah 2 – Perencanaan Strategis E-marketing
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 73), dalam perencanaan strategis e-marketing adalah
menentukan kecocokan antara organisasi dan perencanaan strategisnya dalam merubah
peluang pasar. Melakukan analisis peluang pasar (MOA), analisis permintaan dan
persediaan, dan analisis pangsa pasar.
Untuk menjalankan strategi di atas, (Strauss & Frost, 2012) menggunakan strategi tier 1:
27
-
Segmentation
-
Targeting
-
Differentiation, dan
-
Positioning.
2.2.2.2.1 Market Opportunity Analysis (MOA)
Market Opportunity Analysis (MOA), menurut Rayport (2001, p95-135)
merupakan alat untuk mengidentifikasi dan memperkirakan daya tarik dari kesempatan
bisnis. Market Opportunity Analysis melibatkan empat elemen kunci, yaitu :
•
Pelanggan
Menganalisa lingkungan pelanggan yang sebelumnya tidak diketahui atau
kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi, seperti pasar yang ditempati.
•
Teknologi
Menganalisa lingkungan teknologi yang mengungkapkan kesiapan teknologi
tertentu, seperti teknologi alternatif, dimana manajer mengantisipasi penyebaran
yang ditawarkan perusahaan.
•
Perusahaan
Menganalisis lingkungan perusahaan menyediakan keadaan saat ini dari sumber
daya yang dimiliki perusahaan.
•
Persaingan
Menaganalisa lingkungan persaingan yang mengungkapkan struktur industri dan
pasar, kompetitor kunci dalam pangsa pasar dan keuntungan relatif perusahaan
terhadap setiap pemain kunci.
28
2.2.2.2.1.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan yang Tidak Terpenuhi atau Terlayani
Dalam tahap ini, terdapat beberapa tahapan lagi yang akan membantu untuk
mengetahui kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi atau terlayani, yaitu :
1.
Tahap Proses Pemasaran
Merupakan tahap dimana menjelaskan proses yang dilalui pelanggan saat
melakukan transaksi dari awal hingga mendapatkan produk dan pembuatan laporan
dari pihak perusahaan.
2. Customer Decision Mapping Process
Merupakan peta aktivitas dan pilihan pelanggan dalam mengakses pengalaman
tertentu dengan sistem nilai. Menjelaskan tahapan dari sebelum terjadinya
pembelian, pembelian dan setelah pembelian.
3.
Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi
Untuk mengetahui kebutuhan tersebut, maka perlu mempertimbangkan berbagai hal,
seperti :
Pengalaman ideal apa yang diinginkan pelanggan dalam melakukan tiap
tahap aktivitas transaksi?
Seberapa banyak kesamaan sudut pandang pelanggan terhadap pengalaman
ideal dengan pengalaman yang aktual?
Apa rintangan terhadap beberapa atau semua partisipasi pelanggan potensial?
Apa kesempatan online untuk memperkaya atau mengubah pengalaman
pelanggan?
29
Setelah dilihat dari tahap proses dan pertimbangan, dapat disimpulkan kebutuhan
apa yang tidak didapatkan pelanggan dan diberikan solusi.
2.2.2.2.1.2 Identifikasi Pelanggan Tertentu yang Akan Dituju Perusahaan
Segmentasi adalah proses pengelompokan pelanggan berdasarkan kesamaannya.
Pendekatan dalam segmentasi pasar adalah:
Geografis : segmentasi berdasarkan negara, kota, ukuran, domain ISP dan lainnya.
Demografi : segmentasi berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, etnis,
pendapatan, status keluarga, koneksi internet dan lainnya.
Firmografi : segmentasi berdasarkan jumlah karyawan, ukuran perusahaan.
Benefit : segmentasi berdasarkan kenyamanan, ekonomis, kualitas, kemudahan
dalam penggunaan, kecepatan, informasi dan hal lain yang didapatkan
pelanggan.
2.2.2.2.1.3 Memperkirakan Keuntungan yang Berkaitan Dengan Kompetisi
Terdapat dua tahapan dalam menentukan kompetitor, yaitu menentukan jenis
kompetitor dan menempatkan kompetitor dalam segmentasi tertentu.
1.
Pada tahap pertama, kompetitor dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Direct competitor: perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang
mirip.
Indirect competitor: perusahaan yang memiliki pelanggan yang sama atau
mengembangkan teknologi, platform atau penawaran yang bersaing
dengan apa yang ditawarkan.
30
Kompetitor ini terdiri dari dua kategori perusahaan, yaitu :
-
Substitute producers : perusahaan yang memproduksi produk atau jasa yang
memiliki fungsi yang sama.
-
Adjacent competitor : tidak secara langsung menawarkan produk atau jasa
yang menjadi pengganti, tetapi sangat potensial untuk melakukannya.
2.
Memetakan kompetitor dalam segmentasi tertentu, yaitu untuk memperkirakan
intensitas kompetitif, manajer membutuhkan peta dimana perusahaan kompetitor
saat ini berpartisipasi dan menetapkan keefektifannya dalam memberikan
keuntungan ke pelanggan target.
2.2.2.2.1.4 Memperkirakan Sumber Daya Perusahaan Untuk Diberikan Kepada
Pelanggan
Terdiri dari dua tahapan, yaitu :
Sumber daya perusahaan, merupakan koleksi khusus dari aktivitas individu dan
organisasi,
dan
aset
yang
menciptakan
kemampuan
organisasi
untuk
menyediakan kebutuhan pelanggan. Sumber daya ini dapat diklasifikasikan
dalam tiga kelompok :
-
Customer-facing : terdiri dari brand name, bagian penjualan yang
sudah terlatih, dan berbagai saluran distribusi.
-
Sumber Daya Internal : berasosiasi dengan operasi internal
perusahaan. Contohnya teknologi, pengembangan produk dan
karyawan.
31
Upstream : berasosiasi dengan hubungan perusahaan ke pemasok.
Partner, merupakan alternatif efektif untuk membangun atau mendapatkan
kemampuan untuk mengisi kekosongan.
2.2.2.2.1.5 Memperkirakan Kesiapan Pasar Akan Teknologi yang Digunakan
Terdiri dari tiga bagian, yaitu :
Technology Vulnerability : tim manajemen harusnya memperkirakan kerentanan
peluang terhadap tren teknologi, termasuk penetrasi penggunaan teknologi dan
efek dari teknologi baru pada proposisi nilai.
Technology Adoption, untuk mengetahuinya perlu mempertimbangkan hal
sebagai berikut :
-
Apakah terdapat cukup penetrasi dari teknologi seperti kabel atau modem
DSL yang memungkinkan pelanggan mendapatkan keuntungan dari
partisipasi dalam penawaran yang ada?
-
Penetrasi apa yang dibutuhkan untuk dapat memberikan penawaran yang
baik secara finansial?
-
Apakah terdapat versi pengenalan yang dapat meningkatkan penetrasi
teknologi?
Technologies Impact, untuk mengetahuinya perlu mempertimbangkan hal
sebagai berikut :
-
Teknologi baru apa yang dapat mengubah ekonomi penyampaian
penawaran secara radikal atau mendapatkan kesesuian dari fitur aktual
dan fungsional dari penawaran?
32
-
Seberapa
besar
kemungkinan
populasi
target
atau
kompetitor
menggunakan teknologi ini?
2.2.2.2.1.6 Menetukan Peluang Secara Konkrit
Opportunity Story : tim manajemen harus membuat garis besar dari rencana
bisnis yang menspesifikasikan peluang dalam jangka waktu yang konkrit. Opportunity
story ini harus :
Menjelaskan segmen target dengan sistem nilai
Mengartikulasi proposisi nilai tingkat tinggi
Mencari elemen harapan dari keuntungan pelanggan
Mengidentifikasi kemampuan kritis dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
memberikan keuntungan pada pelanggan
Mendasarkan kritis “alasan untuk percaya” yang mengidentifikasi kemampuan
dan sumber daya akan menjadi sumber dari keuntungan relatif melalui kompetisi
Mengkategorikan kemampuan kritis seperti in-house, membangun, membeli atau
kolaborasi
Menjelaskan bagaimana perusahaan akan mengatur (dalam keuangan) peluang
Menyediakan kebijakan inti dari besarnya peluang finansial untuk perusahaan.
2.2.2.2.1.7 Menilai Peluang Daya Tarik Bagi Pelanggan
Opportunity attrativeness : berdasarkan estimasi kinerja dari profit jangka
panjang dalam industri tertentu, seperti posisi kompetitif relatif perusahaan. Manajer
dapat menentukan karakter dan daya tarik dari peluang melalui pengujian berikut :
33
Competitive Vulnerability
Technical Vulnerability
Magnitude of Unmet Need
Interaction Between Segments
Likely Rate of Growth
Technology Vulnerability
Market Size
Level of Profitability
2.2.2.2.2 Segmentation dan Targeting
Menurut (Staruss & Frost, 2012, p. 195) market segmentation adalah proses
menggabungkan individu atau bisnis mengacu kepada kesamaan karakteristik yang
berhubungan kepada kegunaan, konsumsi, atau keuntungan dari sebuah produk atau
jasa.
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p.196) market targeting adalah proses memilih
segmen pasar yang paling menarik untuk perusahaan.
Tiga basic market :
•
Business-to-business (B2B)
•
Business-to-consumer (B2C)
•
Business-to-government (B2G)
Bases
Identifying/
Profiling
Variable
Examples
Geographics
City
County
State
Region
Demographics
Age
Income
Gender
Education
Psychographics
Activities
Interests
Opinions
Personality
Behavior
Benefits sought
Usage level
Online engagement
User status
34
Country
Ethnicity
Values
Tabel 2.5 Segmentation Bases and Examples of Related Variables (Strauss &
Frost, 2012, p.198)
2.2.2.2.3 Differentiation
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p.213) differentiation adalah proses
menambahkan sebuah set yang bermakna dan perbedaan nilai untuk membedakan
penawaran perusahaan dari penawaran perusahaan pesaing.
1. Site
Environment/Atmos
pherics
•
2. Trust
3. Efficiency and
Timeliness
•
•
4. Pricing
5. CRM
6. User-Generated
Content (UGC)
•
•
•
Tabel 2.6 Internet-Specific Differentiation Strategies
(Strauss & Frost, 2012, p.215)
Site Environment/Atmospherics dalam penggunaan website sebagai bisnis
online, pengunjung menginginkan sebuah situs yang dapat dengan mudah dibuka,
memberikan informasi yang akurat, menunjukkan informasi produk dan jasa yang
ditawarkan dengan jelas, dan mudah navigasinya. Apabila pelanggan melihat halaman
home dan menyukai apa yang mereka lihat, maka mereka akan terus membuka halaman
selanjutnya, dan pada akhirnya menjadi pelanggan yang membayar. Perusahaan
menggunakan virtual tours, 3-D images, product image enlargement, trial downloads,
atau ulasan pelanggan, bertujuan untuk memberikan penawaran yang lebih kelihatan
bernilai.
35
Trust merupakan hal yang penting dalam internet, terutama ketika pelanggan
ingin melakukan pembayaran online. Dengan alasan ini, pembangunan kepercayaan
menjadi bagian yang penting dalam strategi pemasaran melalui website.
Efficiency and Timeliness merupakan salah satu motivasi pelanggan dalam
menggunakan pembelian online adalah kemudahan dalam pemesanan. Organisasi harus
memasarkan persekutuannya dan waktu pengiriman sebagai manfaat yang penting.
Apabila perusahaan online mengikuti hal tersebut, maka perusahaan akan membangun
kesetiaan pelanggan dan kepuasan pelanggan. Salah satu cara untuk menjamin
pelanggan, adalah dengan menyediakan pengiriman email otomatis pada masing –
masing langkah, contohnya setelah pemesanan dan pengiriman dilakukan sehingga
pelanggan mendapatkan konfirmasi atas produk atau jasa yang telah dipesan.
Pricing merupakan metode diferensiasi yang telah menjadi sorotan, khususnya
oleh web marketers. Ketika produk pertama kali ditawarkan di web, perusahaan
cenderung menawarkan harga diskon. Sekarang ini, harga dari pengecer relatif
sebanding dengan harga yang ditawarkan pada web. Perusahaan harus menggunakan
metode lain untuk membuat perbedaan dengan pesaingnya, yaitu contohnya dengan
menawarkan free content.
CRM Perusahaan menggunakan CRM sebagai penggeseran dari diferensiasi
harga. CRM menjadi strategi utama dalam diferensiasi. Penerapan CRM ini contohnya
banyak pengecer online yang menyimpan data pembelian dan data kartu kredit
pelanggan ke dalam database, sehingga memudahkan pelanggan untuk melakukan
pemesanan lagi dan rekomendasi produk.
36
User-Generated Content (UGC) Setiap e-marketer dapat mengundang
pengguna untuk mengirimkan komentar pada website mereka dan blogs.
2.2.2.2.4 Positioning
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p.216), Positioning adalah suatu proses
membuat image, sedangkan position adalah hasil tampilan perusahaan atau brand dari
pandangan pelanggan. Tujuan dari seorang pemasar online adalah membangun posisi
yang kuat dan bertahan pada satu bagian atau lebih yang relevan dan penting bagi
pelanggannya, dan melakukannya lebih baik dari pesaing. Perusahaan dapat
memposisikan dirinya di berbagai bidang, seperti :
•
Product and Service Attribute
Atribut dari produk atau jasa seperti ukuran, warna, komposisi, kecepatan
produk, dan sebagainya.
•
Technology Position
Memposisikan perusahaan dari segi teknologi akan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut terdepan. Atribut ini penting bagi pemasar online.
Contohnya pada situs Lands’ End. Pada situs ini para wanita dapat membuat
model virtual berdasarkan bentuk fisik mereka seperti warna rambut, warna
kulit, model rambut, dan bentuk wajah. Pengguna dapat melihat apakah pakaian
Lands’ End tersebut cocok untuk mereka atau tidak melalui model virtual
tersebut. Model ini dapat dilihat dari arah depan, sisi, dan belakang.
•
Benefits Position
37
Benefit positioning ini merupakan kebalikan dari atribut. Positioning ini
mengarah pada pandangan pelanggan mengenai apa fitur yang akan didapat bagi
pelanggan. Positioning ini biasanya merupakan dasar terkuat dari positioning,
karena terpaku pada pedoman pelanggan dalam menjawab pertanyaan : apa yang
akan mereka dapat dari produk dan jasa?
•
User Category Position
Tipe positioning ini bersandar pada segmen pelanggan. Positioning ini akan
sukses apabila segmen memiliki beberapa kualitas unik yang mengikat pada
manfaat produk.
•
Competitive Position
Banyak perusahaan mengembor-gemborkan manfaat khusus yang memberikan
keuntungan di atas penawaran yang bersaing. Perusahaan online atau offline
seringkali memposisikan dirinya terhadap seluruh industri, perusahaan tertentu,
atau berdasarkan posisi relatif industri.
•
Integrator Position
Beberapa perusahaan ingin diketahui pelanggan sebagai perusahaan yang
menyediakan kebutuhan pelanggan dari segi kategori produk, dan industri
tertentu. Strategi ini penting bagi bisnis online karena pelanggan yang sibuk
menginginkan kenyamanan dan hanya sekali berbelanja.
38
2.2.2.3 Langkah 3 – Tujuan/Sasaran
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 76), secara umum, tujuan dalam perencanaan
e-marketing mengambil bentuk yang meliputi aspek-aspek berikut:
-
Task (apa yang harus dicapai?)
-
Measurable quantity (berapa banyak?), dan
-
Time frame (kapan?).
Meskipun transaksi e-commerce adalah sebuah pendapatan produksi dan sebuah
dimensi yang menarik dari sebuah kehadiran e-business, tujuan-tujuan lain juga
bermanfaat, terutama ketika perusahaan menggunakan teknologi hanya untuk membuat
penghematan internal seperti komunikasi target pasar. Sebenarnya, banyak rencana emarketing bertujuan untuk menyelesaikan banyak tujuan, seperti :
-
Meningkatkan pangsa pasar
-
Meningkatkan jumlah komentar dalam sebuah blog
-
Menigkatkan pendapatan penjualan
-
Mengurangi pengeluaran (seperti distribusi atau pengeluaran promosi)
-
Mendapatkan branding goals (seperti meningkatkan kesadaran brand)
-
Meningkatkan ukuran database
-
Mendapatkan CRM goals (seperti meningkatkan kepuasan pelanggan, frekuensi
pembelian, atau tarif penyimpanan pelanggan)
-
Meperbaiki supply chain management (seperti menigkatkankoordinasi member,
menambah rekan, atau mengoptimalkan level inventory).
2.2.2.4 Langkah 4 – Strategi E-Marketing
39
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 73), dalam langkah ini adalah:
-
Mengindentifikasi aliran pendapatan yang disarankan oleh model e-business,
-
Strategi Tier 2
Merancang strategi penawaran dasar, nilai, distribusi, komunikasi, dan
market/partner relationship management untuk menciptakan keunggulan bersaing,
dan
-
Merubah tujuan perusahaan sebagaimana yang ditentukan oleh perusahaan.
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p.76) marketers merancang strategi mengenai 4P
dan hubunga manajemen untuk mendapatkan tujuan dari rencana mengenai offer
(produk), value (price), distribution (place), dan komunikasi(promosi).
The offer (produk)
Perusahaan dapat menjual barang, jasa, ataupun iklan di dalam situs. Perusahaan
dapat menciptakan merek dagang baru dari pasar online. Apabila perusahaan mencoba
menawarkan produk dengan online, ia harus memecahkan masalah yang berbeda,
contohnya warna yang ditampilkan pada layar komputer akan berbeda dengan warna
sebenarnya. Perusahaan yang cerdik akan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk mengubah penawaran online mereka.
Value (price)
Perusahaan harus menentukan bagaimana harga produk online dapat dibandingkan
dengan harga offline. Untuk mendapat keputusan ini, perusahaan harus menyadari
perbedaan biaya pengiriman produk ke individu melalui media online.
40
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p.77) ada 2 trend online pricing :
•
Dynamic pricing
Strategi dimana perusahaan dapat menawarkan harga yang berbeda ke setiap
pelanggan. Ada dua tipe dari strategi harga ini, yaitu segmented pricing, dimana
perusahaan menjual barang atau jasa pada dua harga atau lebih, berdasarkan
perbedaan sgemen. Dan negosiasi, dimana pelanggan dapat bernegosiasi harga
dengan perusahaan.
•
Online Bidding
Sebuah cara mengoptimalkan inventory management. Untuk contoh, beberapa
hotel di Seattle memperbolehkan tamu untuk menawar kamar hotel pada slow days,
menginstruksikan agen reservasi untuk menerima bermacam-macam penawaran
minimum tergantung pada tingkat hunian untuk setiap given day.
Distribution (place)
Distribusi adalah proses penyaluran barang dari 1 pihak ke pihak lainnya.
Pendistribusian dapat berupa pemasok, sponsor, dan lain – lain.
Banyak perusahaan menggunakan internet untuk mendistribusikan produk atau
menciptakan effisiensi antara anggota supply chain dalam saluran distribusi.
Komunikasi (promotion)
Suatu proses lintas fungsional untuk perencanaan, pengeksekusian,
dan
mengawasi komunikasi yang di desain untuk perolehan yang menguntungkan,
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan. Komunikasi merupakan lintas
41
fungsional karena setiap hubungan perusahaan dengan pelanggan atau agen membantu
dalam membangun brand image perusahaan.
2.2.2.5 Langkah 5 – Perencanaan Implementasi
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 73), perencanaan implementasi meliputi:
-
Merancang taktik e-marketing mix:
o Produk / penawaran layanan
o Harga / penilaian
o Distribusi / supply chain
o Bauran komunikasi yang terintegrasi,
-
Merancang taktik relationship management,
Perancangan
taktik
CRM
dilakukan
dengan
merancang
dan
mengimplementasikan fitur CRM yang sesuai, sehingga perusahaan dapat
meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan.
-
Merancang taktik pengumpulan informasi.
Taktik pengumpulan informasi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
pelanggan dengan penggunaan teknologi informasi agar dapat menjalankan proses
bisnis selanjutnya.
-
Merancang struktur organisasi untuk perancanaan implementasi e-marketing.
Perusahaan harus memastikan bahwa organisasi telah sesuai dengan rencana
implementasi, maka akan dilakukan perubahan pada struktur organisasi, terutama
pada bagian pemasaran.
42
-
Merancang interface pelanggan
Menurut Mohammed et al (2003, p161), Sudah diketahui bahwa internet telah
mengubah cara pemasaran dari interaksi antar-muka menjadi interaksi layar-muka.
Cara mendesain antar-muka atau interface ini menggunakan 7C’s yaitu :
1. Context
Konteks pada website diterjemahkan sebagai functionality dan tampilan
atau estetika website itu sendiri. Function atau usability adalah seberapa bagus
performance suatu situs dapat diakses dan digunakan oleh usernya.
Komponennya yang penting seperti: Section breakdown, How good is your
sitemap, Linking structure, Navigation tools, Speed, Reliability, Platform
independence, dan Media Accessability. Untuk tampilan, komponen yang
penting ada 2, yaitu: color scheme dan visual themes. Konteks diklasifikasikan
menjadi 3, pertama yang dominan di tampilan atau estetika, kedua yang dominan
di fungsi dan yang ketiga gabungan kedua aspek tersebut. Elemen ini
memperhatikan sisi fungsionalitas dan estetika atas perancangan web. Sisi
fungsional terpenuhi karena pada web ini terdapat menu-menu yang dibutuhkan
oleh pengguna web sebagai navigasi. Konsep estetika pada web diperlihatkan
dengan kesederhanaan tampilan halaman yang ada dan penggunaan warna yang
sesuai dengan image yang diciptakan untuk perusahaan (Rayport dan Jaworski,
2003: p156).
2. Content
43
Konten adalah semua informasi yang ditampilkan di website, dapat
berupa text, audio, video, image, dan lain-lain. Untuk mengevaluasi suatu konten
dapat digunakan cara berikut.
Offering Mix, suatu website biasanya menawarkan 3 tipe konten: produk,
informasi, dan servis atau jasa. Offering mix biasanya memadukan ketiga tipe
konten tersebut. Appeal Mix, adalah referensi sederhana untuk pesan promosi.
Multimedia mix, acuan untuk paduan gambar, text, video dan audio pada website
tersebut. Timeliness mix, kenten yang mengatur tentang berita terkini sekitar atau
berita tentang keadaan terkini dari website.
Konten diklasifikasikan menjadi: product dominant, sesuai namanya
yang dominan adalah produk yang ditawarkan, yang mempunyai tipe sebagai
berikut: superstore, category killer dan specialty store. Klasifikasi yang
berikutnya adalah information-dominant, pada klasifikasi ini website mempunyai
informasi yang sanagat banyak atau luas, dan mempunyai tools untuk mencari
informasi tersebut, baik membuat informasi sendiri atau digabungkan dari
sumber informasi lain. Klasifikasi yang terakhir adalah service dominant, pada
klasifikasi ini seusia dengan namanya adalah website yang menyediakan servis
bagi para usernya, dan biasanya user harus membayar atas servis yang
disediakan dari website tersebut, contohnya website yang menyediakan tiket
untuk armada kapal terbang. Website yang menyediakan wadah untukpara
pembeli dan penjual juga termasuk dalam klasifikasi jenis ini, jadi website
memfasilitasi bagi para penjual dan pembeli suatu produk atau jasa meskipun
44
website itu tidak menjual secara langsung produk atau jasa (Rayport dan
Jaworski, 2003: p159).
3. Community
Komunitas di sini adalah wadah antar user dari website, baik interaksi
one-toone atau one-to-many. Klasifikasi komunikasi terdiri dari; nonexistent,
artinya dari klasifikasi ini adalah wadah komunitas pada webiste ini sama sekali
tidak ada, user website tidak bisa berinteraksi dengan cara one-to-one ataupun
one-to-many. Klasifikasi kedua yaitu limited, artinya wesbite yang memberikan
fitur informasi yang dapat dibaca dan user dapat mem-posting informasi tersebut,
tetapi user tidak dapat berinteraksi antar user. Klasifikasi yang terakhir yaitu
strong, pada klasifikasi ini user dapat berinteraksi dengan user lain pada chat
rooms atau message boards untuk mendapat informasi atau memberikan
informasi kepada user lain (Rayport dan Jaworski, 2003: p165).
4. Customization
Kustomisasi website dapat dilakukan oleh penggunanya (personalization)
atau oleh pengelola websitenya (tailoring). Klasifikasi dari kustomisasi adalah
generic, meskipun pada masa sekarang sudah banyak cara untuk meskostumisasi
sebuah website namuan website dengan klasifikasi ini hanya memakai tampilan
yang biasa, dikarenakan lebh mengutamakan informasi yang ada di kontennya,
contohnya seperti website dari pemerintahan, website dari koran dan lain-lain.
Klasifikasi kedua yaitu moderately customized, pada klasifikasi ini website
menyediakan pilihan produk atau jasa bagi para user berupa “drop-down menu”
yang kemudian dapat direkam pilihan tersebut melalui “cookie” sehingga tiap
45
user mempunyai pilihan sendiri. Klasifikasi ini biasa digunaan pada website ecommerce seperti contohnya website yang menyediakan berbagai jenis produk.
Klasifikasi terakhir adalah highly customized, pada klasifikasi ini website
meberikan fitur kepada user untuk merubah tampilan sesuai keinginan masingmasing user dan konten didalamnya, seperti contoh portal Yahoo atau
Amazon.com memberikan pilihan warna untuk user, maupun apa yang ingin
ditampilkan pada halaman muka website tersebut (Rayport dan Jaworski, 2003:
p170).
5. Communication
Komunikasi di sini merujuk pada interaksi antara user website dan
pengelola website maupun antar sesama user website. Jenis komunikasi ini dapat
berupa:
• Broadcast Communication, adalah komunikasi satu arah antara pengelola
website terhadap user website. Contoh komunikasi ini adalah Mass Mailings,
FAQs, Email Newsletters, Content-update Reminders dan Webcast Events
• Interactive Communication, adalah jenis komunikasi dua arah. Contoh
komunikasi pada jenis ini adalah E-commerce Dialoque, Costumer Service,
User Input. Komunikasi diklasifikasikan menjadi one-to-many (nonresponding
user), dimana pada klasifikasi ini komunikasi bisa dalam bentuk broadcast
messages kepada user website tetapi user tersebut tidak bisa merespon atau mereply messages tersebut. Klasifikasi kedua adalah one-to-many (responding
46
user), dimana komunikasi bisa dalam bentuk broadcast messages kepada user
website dan user website dapat merespon messages tersebut. Klasifikasi yang
ketiga adalah one-to-one (nonresponding user), dimana komunikasi bisa
berbentuk personal messages kepada user website namun user tersebut tidak
bisa merespon messages tersebut. Klasifikasi yang terakhir adalah one-to-one
(responding user), dimana komunikasi dapat berbentuk personal messages dan
tiap user dapat merespon messages tersebut (Rayport dan Jaworski, 2003:
p174).
6. Connection
Koneksi diartikan sebagai komponen yang mengatur link ke website lain.
Ada 4 jenis koneksi, yaitu:
• Outside Links, adalah link ini yang menghubungkan user dengan website lain
dan membawa user keluar dari website sebelumnya.
• Framed Links, adalah link yang sama dengan sebelumnya tetapi website lain
tetap berada dalam jendela yang sama dengan website sebelumnya.
• Pop-up Windows, adalah link yang membuka website lain dengan cara
memunculkan jendela browser baru tanpa merubah jendela browser website
sebelumnya.
• Outsourced Content, adalah link yang membuka produk atau jasa dari rekanan
website tanpa harus pindah ke website lain. Koneksi diklasifikasikan menjadi
47
destination site, dimana website memberikan link dalam bentuk konten kepada
website lain dan bersifat berbayar. Klasifikasi kedua yaitu hub site, dimana
website membuat konten dan memberikan link konten tersebut kepada website
lain yang sejenis. Dan yang terakhir adalah klasifikasi portal site, dimana
konten pada website ini adalah berasal dari konten website lain (Rayport dan
Jaworski, 2003: p176).
7. Commerce
Komponen ini digunakan oleh user untuk dapat melakukan transaksi
keuangan pada website. Media untuk memungkinkan hal tersebut bermacammacam seperti credit-card approval, one-click shopping, add to basket dan lainlain. Commerce diklasifikasikan menjadi low, dimana pada klasifikasi ini website
menyediakan fitur untuk bertransaksi namun user diharuskan isi sebuah form
untuk pesan produk atau jasa yang dibuthkan lalu kemudian website
menghubungi user tersebut untuk memberikan prosedur pembayaran dan
pengiriman. Klasifikasi yang kedua yaitu medium, dimana wesbite menyediakan
fasilitas transaksi namuan tidak semua fitur tersebut tersedia. Dan klasifikasi
yang terakhir yaitu high, dimana pada klasifikasi ini website menyediakan
seluruh fitur transaksi pada website, dan user diwajibkan untuk mengikuti
prosedur yang ditentukan oleh website tersebut (Rayport dan Jaworski, 2003:
p180).
2.2.2.6 Langkah 6 – Budget
48
Menurut (Strauss & Frost, 2012, pp. 79-80), bagian kunci dari segala rencana
strategis adalah untuk mengetahui perkiraan pengembalian dari investasi yang telah
dilakukan. Dalam langkah tersebut (Strauss & Frost, 2012) membaginya ke dalam
empat, yakni:
-
Perkiraan pendapatan,
Dalam bagian ini, perusahaan menggunakan sebuah metode penetapan
peramalan penjualan untuk menetapkan pendapatan sampingan dalam hal pendek,
menengah, dan panjang. Data sejarah perusahaan, laporan industry, dan tindakan
kompetitif semuanya dimasukan di dalam proses ini.
-
Keuntungan tidak berwujub,
Keuntungan tidak nyata dari strategi e-marketing akan lebih sulit untuk dihitung
daripada keuntungan tidak nyata dari dunia brick-and-mortar. Contoh dari
keuntungan tidak nyata dari strategi e-marketing adalah besarnya ekuitas merk dan
tingkat brand awareness.
-
Penghematan biaya,
Penghematan biaya melalui efisiensi internet dilakukan dengan memotong jalur
distribusi, karena perusahaan dapat langsung menjual ke pelanggan tanpa melalui
perantara.
-
Biaya e-marketing
e-marketing memerlukan banyak biaya, meliputi biaya untuk karyawan,
hardware, software, programming,dan lain-lain.
Berikut ini beberapa biaya untuk pengembangan e-marketing :
49
•
Biaya teknologi
Biaya ini terdiri dari biaya software, hardware, akses internet atau jasa
hosting, pelatihan dan materi pembelajaran, dan biaya operasional situs dan
biaya pemeliharaan.
•
Rancangan situs
Situs web memerlukan perancang grafis untuk merancang tampilan web,
grafis dan foto.
•
Gaji
Perusahaan harus menggaji semua karyawan yang bekerja dalam bagian
pengembangan dan pemeliharaan web.
•
Pengembangan situs
Biaya lain yang tidak termasuk dalam biaya teknologi atau gaji, akan
dimasukkan dalam kelompok biaya ini.
•
Marketing communication
Semua biaya periklanan, public relation dan aktivitas promosi baik online
maupun offline. Biaya lainnya adalah biaya online directory, penyewaan daftar email dan lainya.
•
Biaya lain
Semua biaya khusus untuk proyek seperti biaya telepon, travel, peralatan
pencetakan untuk menambah URL baru dan lainnya.
2.2.2.7 Langkah 7 – Perancanaan Evaluasi
50
Menurut (Strauss & Frost, 2012, p. 80), kunci keberhasilan e-marketing
tergantung pada evaluasi yang dilakukan terus menerus. E-marketer harus menyiapkan
sistem pelacakan sebelum portal dibuka.
Setelah rancangan e-marketing diimplementasikan, keberhasilannya tergantung
pada evaluasi secara berkala. Tipe evaluasi ini berarti e-marketing harus mempunyai
system pelacakan di tempat sebelum pintu elektronik terbuka.
2.3 Kerangka Pikir
51
52
53
Gambar 2.3 Kerangka Pikir
54
1. Pengidentifikasian Masalah
Hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
pada perusahaan, dimana masalah tersebut merupakan hal yang ingin
diselesaikan dan penyebab sistem yang tidak tercapai seperti yang diharapkan.
2. Pengumpulan dan Penganalisisan Data
Sesudah masalah teridentifikasi, dikumpulkan data-data yang berkaitan dengan
masalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan mencari
dari buku-buku yang relevan, observasi dengan mendatangi langsung ke lokasi,
wawancara kepada perusahaan dan membagikan kuesioner kepada pelanggan
maupun calon pelanggan. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dilakukan
analisis yang berguna dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
3. Perumusan Strategi Pemecahan Masalah
Selanjutnya membuat langkah-langkah strategi sebagai solusi untuk menangani
masalah yang ada pada pengidentifkasian masalah yang telah dilakukan
sebelumnya. Strategi yang digunakan adalah 7 langkah E-Marketing.
4. Langkah 1 : Analisis Situasi
Langkah pertama dari 7 langkah E-Marketing adalah melakukan analisis
terhadap peluang pasar dengan menggunakan analisi SWOT, Mengidentifikasi
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.
5. Langkah 2 : Perencanaan Strategi e-marketing
Langkah keduanya adalah melakukan perencanaan strategi e-marketing
perusahaan dengan menggunakan MOA, segmentation, targeting, differentiation,
positioning.
55
6. Langkah 3 : Tujuan dan Sasaran
Langkah
ketiga
adalah
tujuan
dan
sasaran
perusahaan
dalam
pengimplementasian e-marketing, dengan menentukan target pencapaian.
Nantinya target tersebut merupakan pemicu dalam melakukan tugas-tugas agar
perusahaan mampu mencapai sasaran yang terukur.
7. Langkah 4 : Strategi e-marketing
Setelah menentukan tujuan dan sasaran, barulah merancang strategi perusahaan
dengan mengacu kepada 4Ps marketing mix yaitu Product, Price, Place, dan
Promotion. Perusahaan juga dapat merancang Relationship Management
Strategies untuk menambah jumlah pelanggan, meningkatkan penjualan, dan
meningkatkan loyalitas pelanggan.
8. Langkah 5 : Perencanaan Implementasi
Setelah merancang strategi e-marketing, barulah merencanakan implementasi
system dengan menentukan goal yang ingin dicapai, strategi yang diterapkan
perusahaan, dan fitur website yang diinginkan. Lalu dibuatlah rancangan
hubungan antarmuka dengan pelanggan melalui website, dimana website yang
dirancang menggunakan 7C’s Framework yaitu : context, content, community,
customization, communication, connection, dan commerce.
9. Langkah 6 : Budget
Langkah berikutnya adalah merencanakan budget yang akan dikeluarkan, karena
dalam e-marketing bagian penting dari perencanaan adalah harapan laba dari
investasi. Menentukan revenue forecast yang berguna untuk memperkirakan
pendapatan yang akan diterima perusahaan, intangible benefits yang berguna
untuk memperkirakan keuntungan yang tak terukur, cost savings yang berguna
56
untuk penghematan biaya, dan e-marketing costs yang berguna untuk
memperkirakan biaya implementasi e-marketing.
10. Langkah 7 : Perencanaan Evaluasi
Langkah terakhir dari 7 langkah E-Marketing adalah mengevaluasi secara
keseluruhan mengenai kelebihan dan kekurangan dari hasil implentasi program
pemasaran yang telah diterapkan. Evaluasi dapat dilakukan dengan pengukuran :
costumer perspective, internal perspective, learning and growth perspective, dan
financial perspective.
11. Simpulan dan Saran
Hasil analisis dan perancangan disimpulkan kedalam simpulan dan saran.
Simpulan berupa penjelesan mengenai output yang dihasilkan dari hasil evaluasi
yang dilakukan serta saran berupa masukan yang diberikan guna melakukan
perbaikan yang lebih baik.
Download