Apa pengertian pemanasan global itu

advertisement
Sejarah Awal Teori Pembentukan Tata Surya
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah
untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi
masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus
dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah
bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan
berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum
Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk
mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya
dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan
bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang
mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa
Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya
mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492
BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar).
Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi
dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230
BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan
jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama
yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk
lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori
heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu,
Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara
mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan
Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan
revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat
ini.
Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan
teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi,
sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk
mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak
dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran
dan berpusat pada deferent.
Teori heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan
menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak
mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat
Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planetplanet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa
orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya
yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima
oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada
akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan
Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia
yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak
semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark
yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya
mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau
Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke
Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan
bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler
menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular
melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini
yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of
The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum
Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga
terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
Awal mula dipakainya teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan
seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang
gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori
heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di
Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah
masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada
dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa
melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus
bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit
dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori
geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan
dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
Dasar yang diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton
memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai
asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya
bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua
benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis
bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil
pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir
kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori
dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang
sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber
materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah
untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi
masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus
dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah
bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan
berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum
Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk
mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya
dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan
bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang
mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa
Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya
mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492
BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar).
Sampai dengan tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi
dalam dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Permulaan Perhitungan Ilmiah
Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230
BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-Matahari dan mencari perbandingan
jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama
yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk
lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori
heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun jauh sebelum itu,
Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara
mengukur besar Bumi, dengan mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan
Syene. Ia menyimpulkan, perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan
revolusi. Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat
ini.
Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan
teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai
kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi,
sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk
mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak
dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran
dan berpusat pada deferent.
Teori heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan
menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak
mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat
Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planetplanet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa
orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya
yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima
oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada
akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan
Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia
yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
Lahirnya Hukum Kepler
Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak
semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark
yang mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya
mengelilingi matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau
Hven, di laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke
Prague pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan
bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler
menelaah data yang ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular
melainkan elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini
yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of
The Copernican Astronomy dan segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum
Prohibitorum yang merupakan buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga
terdapat publikasi Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
Awal mula dipakainya teleskop
Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan
seorang professor matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang
gerak planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori
heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean di
Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah
masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada
dekat dengan titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa
melihat venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus
bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit
dibanding saat purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori
geosentrik vs heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan
dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
Dasar yang diletakkan Newton
Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton
memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai
asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya
bagi Astronomi adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua
benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis
bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil
pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir
kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori
dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang
sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber
materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
Download