1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui laporan
keuangan. Laporan keuangan umumnya menguraikan berbagai informasi
akuntansi suatu perusahaan dalam suatu periode, yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya
keputusan berinvestasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas
pengungkapan (disclosure) yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dewasa ini tuntutan terhadap perusahaan semakin besar, perusahaan
diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik
modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen dan masyarakat.
Perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak di luar
manajemen dan pemilik modal. Akan tetapi perusahaan kadang kala
melalaikannya dengan alasan bahwa pihak-pihak di luar manajemen dan pemilik
modal tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap kelangsungan hidup
perusahaan. Hal ini disebabkan hubungan perusahaan dengan lingkungannya
bersifat non-reciprocal yaitu transaksi antara keduanya tidak menimbulkan
prestasi timbal balik.
Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang
transparan, serta tata kelola perusahaan semakin bagus (good corporate
government) semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi
1
mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai
sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak
masyarakat untuk hidup nyaman, aman dan tenteram, kesejahteraan karyawan,
dan keamanan mengkonsumsi suatu produk dapat terpenuhi. Oleh karena itu
dalam perkembangan sekarang ini akuntansi konvensional yang hanya
memusatkan perhatian pada Stockholders dan bondholders telah banyak dikritik
karena tidak dapat mengakomodir kepentingan masyarakat secara luas (Retno,
2006).
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab
perusahaan, di luar peran tradisional perusahaan untuk menyediakan laporan
keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham (Gray et. al., 1987
dalam Sembiring, 2005). Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa
perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari
laba untuk pemegang saham
Manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan dengan mengungkapkan
informasi pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunannya adalah untuk
membangun image baik perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat
di sekitarnya. Melalui pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial
nantinya dapat menumbuhkan rasa memiliki, rasa percaya terhadap perusahaan,
serta masyarakat akan merasakan manfaat atas keberadaan perusahaan.
2
Pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial juga berdampak positif bagi
karyawan perusahaan misalnya
melalui pemberian kompensasi berupa biaya
kesejahteraan karyawan. Dari hasil studi literatur yang dilakukan oleh Finch, 2005
(Retno, 2006) menunjukkan bahwa motivasi perusahaan untuk melakukan
pengungkapan
sosial
lebih
banyak
dipengaruhi
oleh
usaha
untuk
mengkomunikasikan kepada stakeholder mengenai kinerja manajemen dalam
mencapai manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia belum mewajibkan
perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, sehingga yang terjadi di dalam
praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkan informasi sosial
tersebut
di
dalam
laporan
keuangannya.
Perusahaan
mungkin
akan
mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka
memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial. Bila manfaat yang akan
diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan
biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkanya maka perusahaan akan dengan
sukarela mengungkapkan informasi tersebut (Retno, 2006).
Berdasarkan Keputusan DPR dan Presiden Republik Indonesia No.40
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dalam Undang-undang Perseroan Terbatas
di Indonesia menyatakan bahwa Pasal 74, ayat (1) Perseroan yang menjalankan
kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan Sumber Daya Manusia
wajib melaksanakan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. Ayat (2)
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
3
merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya Perseroan yang dipelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran. Ayat (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan Pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam
laporan tahunan diantaranya adalah ukuran perusahaan, profitabilitas perusahaan,
tingkat leverage dan kepemilikan manajerial. Menurut Belkaoui, 1989 (Retno,
2006) perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar
maupun publik secara umum. Perusahaan besar yang cenderung lebih diawasi
oleh banyak pihak tidak akan lepas dari tekanan politik yaitu tekanan untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial, sehingga perusahaan besar akan lebih
banyak mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial dibandingkan
perusahaan kecil.
Leverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan didanai oleh pihak luar.
Semakin tinggi tingkat leverage (rasio utang/ekuitas) suatu perusahaan maka
semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit
sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi
(Belkaouli dan Kaprik, 1989 dalam Retno, 2006). Agar laba yang dilaporkan
tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya untuk
mengungkapkan informasi sosial.
4
Ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil maka
konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar
(Jensen dan Mackling, 1976 dalam Retno, 2006). Dalam hal ini manajer akan
berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan
perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan
maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam
rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan
sumber daya untuk aktivitas tersebut.
Belkaoui, 1989 (Retno, 2006) menyatakan bahwa (1) pengungkapan sosial
mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja sosial perusahaan, (2) ada
hubungan positif antara pengungkapan sosial dengan visibilitas politis, dimana
perusahaan besar yang cenderung diawasi akan lebih banyak mengungkapkan
informasi sosial dibandingkan perusahaan kecil, (3) ada hubungan positif antara
pengungkapan sosial dengan tingkat profitabilitas. (4) ada hubungan negatif
antara pengungkapan sosial dengan tingkat financial leverage. Hasil penelitian
Retno (2006) menemukan bahwa prosentase kepemilikan manajemen dan tipe
industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam
mengungkapkan informasi sosial.
Penelitian ini bermaksud untuk menguji dan membuktikan secara empiris
pengaruh ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat leverage
dan
kepemilikan
manajerial
terhadap
5
pengungkapan
informasi
pertanggungjawaban sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Atas dasar latar belakang tersebut maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah
1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
2) Apakah
tingkat
profitabilitas
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3) Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia?
4) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan
informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6
2) Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan
informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) Untuk mengetahui tingkat leverage terhadap pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
4) Untuk mengetahui kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan informasi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
1.3 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka
kegunaan dari laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi khasanah ilmu pengetahuan
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi, pengetahuan, dan wawasan yang lebih luas tentang konsep atau
teori-teori yang berkaitan dengan disclosure khususnya mengenai pengaruh
ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat leverage dan
kepemilikan
manajerial
terhadap
pengungkapan
informasi
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2) Bagi penyelesaian operasional dan perumusan kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para
pembaca mengenai faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi
7
pertanggungjawaban sosial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan sebagai masukan dalam melakukan analisa laporan
keuangan bagi investor untuk acuan pengambilan keputusan investasi, bagi
kreditur dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan kredit, dan
bagi pengguna laporan keuangan lainnya sehubungan dengan berbagai
keputusan yang akan dibuat terkait dengan perusahaan.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok
permasalahan,
tujuan
penelitian,
kegunaan
penelitian
serta
sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
pembahasan masalah yang dapat dipakai sebagai dasar acuan
penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan skripsi ini serta rumusan hipotesis penelitian.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi
lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, difinisi
operasional dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, metode
penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis
data yang digunakan.
8
BAB IV
: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian, dan
pengujian hipotesis yang diajukan.
BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil
pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran
yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
9
Download