kebiasaan konsumsi fast food dan pengaruhnya

advertisement
KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEJADIAN GIZI LEBIH
PADA REMAJA (STUDI KASUS DI SMU 1 KOTA SEMARANG
IKASARI -- E2A099031
(2004 - Skripsi)
Kehadiran fast food dalam industri makanan Imdonesia dapat
mempengaruhi pola makan remaja. Fast food mengandung lemak, protein,
hidrat arang dan garam yang relatif tinggi dan jika dikonsumsi secara
berkesinambungan dan berlebihan dapat mengakibatkan masalah gizi lebih.
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi
dan pengeluaran energi. masa remaja adalah masa peralihan dari usia
anak-anak ke usia dewasa dengan kepribadian masih bersifat labil. Gizi
lebih pada usia remaja dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik
ataupun mental.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan
konsumsi fast food dan pengaruhnya terhadap kejadian gizi lebih pada
remaja
(studi
kasus
di
SMU
1
Semarang).
Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan kelompok
kasus terdiri dari 54 orang siswa dengan IMT lebih dari 25 sedangkan
kelompok kontrol terdiri dari 54 orang siswa dengan IMT 18,5 - 25. Uji
statistik yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel
bebas
dan
variabel
terikat
adalah
regresi
logistik.
Hasil yang diperoleh berdasarkan uji statistik regresi logistik dengan
menyertakan variabel perancu diketahui : (a) Tidak ada pengaruh frekuensi
mengkonsumsi fast food, tingkat kecukupan energi dari makanan utama dan
aktivitas fisik terhadap kejadian gizi lebih pada remaja (p>0,05),(b) Ada
pengaruh tingkat kecukupan protein dari fast food, tingkat kecukupan lemak
dari fast food dan tingkat kecukupan lemak dari makanan utama terhadap
kejadian
gizi
lebih
pada
remaja
(p<0,05).
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan bahwa remaja
sebaiknya mengurangi konsumsi fast food karena fast food banyak
mengandung energi, protein dan lemak tetapi sedikit mengandung serat,
vitamin
dan
mineral.
Kata Kunci: konsumsi fast food, status gizi lebih, remaja
A FAST FOOD CONSUMPTION HABIT AND ITS INFLUENCE TO THE
EXCESSIVE NUTRIENT CASE IN ADOLESCENCE (A CASE STUDY IN
SMU 1 SEMARANG CITY)
The fast food presence in Indonesian food industry can influence the
adolescencent's food pattern. Fast food contains fat, protein, carbohydrate
and salt which are relatively high and if it is consumed continously and
excessively, it may cause excessive nutrient's problem. Excessive nutrient
occurs when there is an imbalance between an energy intake and energy
release. Adolescence is a transition period from children age to adult with
unstable character. An axcessive nutrient on adolescence may give negative
effect either in phisical or mental health. The research 's desaign used in
research was case control with a case group consist of 54 students with IMT
is more than 25 mean while a control group consist of 54 student with IMT is
in the amount of 18,5 - 25. The statistic test that used to find out the
influence between free and bound variable is a logistic regression.
The result that obtained according to the statistic test of logistic regression
by involving a contaminator variable indicate that : (a) There is no effect of
frequency in consuming fast food, the energy sufficiency level from the main
food and activity to the excessive nutrient case in adolescent
(p>0,05),(b)There is an effect of protein sufficiency level from fast food, fat
sufficiency level from fast food and fat sufficiency level from main food to the
excessive
nutrient
case
in
adolescent
(p<0,05).
From the conclusion above, the writer suggest that the adolescent should
reduce a fast food consumption because it contains a lot of energy, protein
and fat but contains a little fiber, vitamin and nineral.
Keyword: fast food's consumption, excessive nutrient, adolescent
Download