Pengaruh Latihan Half Squat dan Latihan Quarter Squat pada Kecepatan Tendangan dan Daya Ledak Otot Tungkai Oleh : Wahyu Sulistyo1 ABSTRACT The aim of this research is to see the comparison of training influence between half squat and quarter squat to speed kicks and blow up energy heels muscle. The type of the observation is real experiment with Randomized Control's observational design Pretest Posttest Design's Group. Total sample as much as 90 students of semester II from 1995 / 1996 academic year in JPOK FKIP UNS. The sample is divided becomes 3 groups. Division of this group is done by Matched Subject Ordinal Pairing bases to pretest of speed variable kicks. I. group to be given half squat's training with subject as much 30 attempts, group II. given by quarter squat's training by totals subject as much 30 attempts, meanwhile control group be not been given training and just follows to even essay with subject as much 30 attempts. The training up to 6 weeks, divided as 2 periods, each period up to 3 weeks. Meanwhile essays that is done as much 3 times, which is (1 ) before hit by conducts (pretest), (2 ) afters 3 week were given by conduct (posttest 1), (3 ) afters 6 week were hit by conduct (posttest 2). Pending variable that essaying to cover: speed kicks that is essayed ably do maximal speed kick and energy blows up heel's muscle that measured by vertical jump ability. The data is acquired with Systat's computer programming 5.0 and analyzed with statistical anava's quiz and quiz t by signifikans' level 5%. The conclusion of this research is:” The quarter squat’s training can increase the speed kicks and blow up energy heels muscle better than the half squat ”. Key word : half squat, quarter squat, speed kicks, blow up energy, heels, muscle. PENDAHULUAN tujuan pembinaan dan pengembangan Kegiatan olahraga di Indonesia masih memerlukan perhatian yang besar, baik dalam mencari bibit maupun dalam usaha untuk meningkatkan prestasi. Salah satu olahraga adalah untuk meningkatkan keterampilan fisik secara khusus sesuai dengan cabang olahraga yang dilakukan. Untuk memperoleh _______________________________________ 1 Wahyu Sulistiyo adalah dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 337 keterampilan fisik yang optimal perlu kemampuan fisik yang dikembangkan. adanya yang Jika atlet bertujuan mengembangkan dan daya tahan maka atlet diberikan ditempuh latihan daya tahan, jika bertujuan sistem teratur, pembinaan terprogram berkesinambungan serta melalui pendekatan – pendekatan untuk ilmiah. maka Ilmu pengetahuan yang mengembangkan atlet kecepatan diberikan latihan menunjang teori dan metode latihan kecepatan, dan jika bertujuan untuk untuk peningkatan mengembangkan kekuatan maka atlet keterampilan fisik adalah anatomi, diberikan latihan kekuatan. Penerapan fisiologi, biomekanika, statistik, tes konsep yang serupa berlaku juga dan pengukuran, kesehatan olahraga, untuk mengembangkan kelentukan, ilmu jiwa, motor learning, ilmu daya pendidikan, (Friedrick, 1969). mencapai olahraga ilmu dan gizi, sosiologi sejarah olahraga (Bompa, 1990). Kemampuan fisik merupakan salah satu faktor yang penting untuk mencapai prestasi. Kemampuan fisik yang maksimal dicapai melalui latihan yang optimal untuk mempersiapkan fisik seperti kekuatan, kelentukan, ledak, dan sebagainya Untuk cabang olahraga sepak bola diberikan latihan-latihan dasar permainan, teknik dan taktik bermain serta pola permainan agar dapat bermain dengan baik. Bila ingin meningkatkan prestasi cabang olahraga sepak bola diperlukan antara kecepatan, kelincahan, daya tahan dan lain latihan yang dapat meningkatkan daya ledak. Stamina aerobik maupun kecepatan menendang dan daya ledak stamina dapat otot tungkai. Latihan kecepatan dan itu daya ledak otot tungkai merupakan sendiri (Soekarman, 1987), dengan bagian penting dari program latihan demikian perlu latihan khusus yang pada cabang olahraga sepak bola, harus disesuaikan dengan kebutuhan karena dengan kecepatan dan daya masing-masing cabang olahraga. ledak otot tungkai dapat menendang anaerobik tidak dengan permainan dilakukan Bentuk disesuaikan latihan dengan fisik prinsip-prinsip bola dengan baik sesuai sasaran. Latihan untuk meningkatkan 338 kecepatan dan daya ledak dapat rangka. Kira-kira 40 persen dilakukan dengan beban seperti rompi, tubuh terdiri dari otot rangka dumbel, dan barbel. Bila alat-alat dan 5 sampai 10 persen lainnya tersebut tidak ada, maka berat badan adalah otot polos dan otot sendiri dapat digunakan sebagai beban jantung. Semua otot rangka latihan (Berger, 1962; Capen, 1963). dalam Untuk mengembangkan kekuatan otot kaki melalui latihan beban, salah satu bentuk latihannya adalah squat yang dapat berupa Half Squat maupun Quarter Squat (Karpovich, 1959). Latihan bertujuan untuk melatih otot-otot tungkai atas seperti femoris, gluteus maximus, semi tendinosus, biceps semi membranosis dan otot-otot tungkai bawah yaitu gastrocnemius dan soleus. Sasaran latihan adalah untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan daya ledak terutama dalam olahraga sepak bola. Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu kecepatan menendang daya ledak otot tungkai latihan half squat, serta latihan quarter squat. 1. Struktur dan Kontraksi Otot a). Struktur Otot tubuh terbentuk dari sejumlah serabut-serabut otot yang bergaris tengah antara 10 sampai 100 mikron; panjangnya dapat melebihi 30 cm (Astrand, 1986). Tiap-tiap serabut otot dapat dirinci menjadi myofibril, serabut otot, otot tendon.Myofibril dan merupakan bagian terkecil dari serabut otot yang terdiri dari filamen miosin dan aktin. Myofibril terdiri dari unit kontraktil yang disebut sarcomer tersusun sebagai sebuah rantai. Setiap serabut otot dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut Kumpulan endomisium. serabut otot dihubungkan dengan satu ikatan yang disebut fasikuli, kumpulan fasikuli pengikat bersama jaringan dinamakan Pada prinsipnya otot dibagi perimysium. Seluruh jaringan menjadi tiga macam yaitu otot yang diikat dalam epimysium polos, otot jantung dan otot pada ujung-ujungnya diikat oleh 339 tendon yang kemudian disebut oxidative glycolitic (FOG), otot. twitch glycolitic (FG) dan slow twitch oxidative b). Jenis Serabut Otot (1976), fast (SO). Costill mengklasifikasikan Dalam tubuh manusia terutama serabut otot menjadi tiga macam, otot rangka terdapat dua jenis yaitu serabut otot yaitu otot yang lebih oxidative), tipe IIa kuat bekerja secara anaerobik dan oxidative) dan tipe IIb ( fast otot yang kurang kuat bekerja twitch glycolitic). secara aerobik. Kedua jenis tipe I (slow twitch (fast twitch c). Mekanisme Kontraksi Otot serabut ini mempunyai perbedaan maupun Kontraksi otot terjadi setelah otot kimiawi, termasuk tegangan yang menerima rangsangan pada syaraf timbul motoris atau rangsangan langsung sifat-sifat mekanis selama maksimum, kontraksi Serabut kontraksi daya enzim otot tahan dan metabolisme. yang aerobik dinamakan tipe I, otot merah, serabut lambat, serabut oksidatif lambat ( slow twitch fibers : ST). pada otot tersebut. Pada keadaan fisiologis rangsangan melalui syaraf motoris yang berasal dari susunan syaraf pusat (SSP) atau sumsum tulang belakang melalui syaraf eferen. Impuls tersebut Sedang serabut otot anaerobik dinamakan tipe II, otot putih, serabut otot cepat (fast twitch fibers : FT) atau otot glikolisis dipindahkan dari syaraf ke syaraf lain yang akhirnya mencapai neuromuscular junction (motor end cepat (fast twitch glycolitic : FG) plate), yang akhirnya mengeluar- (Soekarman, 1987).Pada serabut kan tipe II, masih dibagi lagi menjadi acetylcholin. dua macam, yaitu tipe IIa dan tipe meningkatkan elastisitas membran IIb. muscle fiber (sarcolemma), terjadi Armstrong (1977), neurotransmitter mengklasifikasikan serabut otot potensial menjadi tiga, yaitu fast twitch muscle yaitu Acetylcholin aksi fiber. pada akan membran Potensial aksi 340 selanjutnya disebarkan ke seluruh kalsium dinding sel (sarcolemma) maupun tropomiosin. T-Tubule terjadi arus listrik yang fungsional, sistem syaraf berperan menjalar T-Tubule sebagai pengendali dan sistem otot mengakibatkan lepasnya ion-ion sebagai pelaksana (Guyton, 1991). kalsium dari sisterna. Ion kalsium Otot akan berkontraksi lebih kuat berdifusi masuk ke filamen yang bila diberikan regangan segera terdekat, karena sebelum mempunyai afinitas melalui troponin (pengaruh dan protein Dalam 1989). Sedangkan kontraksi otot kalsium panjang awal terjadi ikatan hubungan berkontraksi ikatan) yang kuat terhadap ion maka troponin- (Pyke, kekuatan tergantung otot dari (panjang diantara keduanya. Ikatan yang sarkomer) sebelum berkontraksi terjadi (Guyton, membuat tropomiosin 1991). Kecepatan bergerak masuk ke celah aktin, kontraksi otot akan diatur oleh mengakibatkan active site terbuka kecepatan motor unit dari salah dan menyebabkan kepala miosin satu fast twitch fiber atau slow menempel pada activesite actin. twitch fiber (Petrovsky, 1979) Activesite terbuka menyebabkan terjadinya crossbridge, maka terjadi pergeseran filamen aktin 2. Kecepatan Kecepatan diperlukan dalam cabangcabang olahraga dengan berbagai terhadap filamen miosin, sehingga macam bentuk misalnya kecepatan satu sama lainnya saling tumpang tinggi tindih. Sarcomer mengecil, jarak kecepatan memukul dan bereaksi antara 2 Z line memendek maka pada olahraga tinju, karate, pencak otot berkontraksi, peristiwa ini silat; kecepatan berlari dan bereaksi disebut sliding filamen. Secara pada olahraga permainan sepakbola, ringkas bola kontraksi otot terjadi pada voli, olahraga tenis, otomotif; bulutangkis; karena pergeseran filamen aktin begitupula dalam cabang atletik terhadap tidak lepas dari unsur kecepatan filamen miosin yang dikendalikan oleh interaksi ion terutama lari cepat. Kirkendal, 341 Gruber dan mengatakan Johnson bahwa (1987) kecepatan 3. Daya Ledak a) Pengertian Daya Ledak sebagai jarak persatuan waktu, yaitu Daya ledak dapat dinyatakan kecepatan diukur dengan satuan sebagai kekuatan eksplosif dan jarak dibagi dengan satuan waktu. banyak dibutuhkan oleh cabang- *) Faktor-Faktor yang Mempe- cabang ngaruhi Kecepatan dominan kontraksi otot cepat Koordinasi neuromuscular menentu- dan kuat, kedua unsur ini saling kan frekwensi gerakan pada suatu berpengaruh. Otot yang kuat aplikasi kekuatan yang maksimal mempunyai daya ledak yang menurut respon pada kerja terhadap sinyal-siyal syaraf. Koordinasi neuromuscular ini akan lebih efektif bila ditunjang oleh adanya power, olahraga yang pre- besar hampir dapat dipastikan mempunyai nilai kekuatan yang besar (Pyke, 1980). elastisitas otot, mobilitas dan teknik lari dengan ruang gerak yang luas dan adanya relaksasi otot-otot antagonis, terutama pada saat mencapai titik b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Ledak Kirkendall (1980) mengemukakan bahwa daya ledak adalah ruang gerak yang terluas. hasil bagi dari dua komponen Proses Mobilitas Syaraf Kekuatan Kecepatan Dan Daya Kecepatan yaitu kekuatan dan kecepatan yang dirumuskan ; KECEPATAN Rangsangan Teknik Olahraga P=FxV Daya ledak (P) adalah hasil Kontraksi Relaksasi Kemauan perkalian antara kekuatan (F) dengan kecepatan (V). Hal ini Kelentukan Otot menunjang pendapat (Annarino, Kapasitas Kontraksi Dan Peregangan Otot 1976) yang menyatakan dengan meningkatkan kecepatan Koordinasi Otot antara Sinergis dan Antagonis Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan (Nossek, 1982) kekuatan otot dan diharapkan adanya peningkatan kemampuan daya ledak. 342 berulang-ulang dapat mengatasi 4. Latihan beban a). Latihan Fisik Perkembangan yang kondisi menyeluruh penting oleh fisik sangatlah karena tanpa yang dihadapi atau diberikan. d). Efek Latihan Beberapa perubahan yang terjadi kondisi fisik yang baik atlit setelah melakukan latihan yaitu tidak mengikuti perubahan otot, perubahan sistem dengan jantung-paru, tulang, tendon dan akan dapat latihan-latihan sempurna. Latihan merupakan ligamen, suatu proses yang sistematis, persendian, penurunan tekanan dalam mempersiapkan olahraga- darah wan peningkatan HDL dan penurunan pada tingkat penampilannya, tertinggi dilakukan secara berulang-ulang dengan tulang sistole rawan dan dan diastole, LDL. e). Latihan Kecepatan beban yang semakin meningkat Latihan kecepatan bertujuan (Nossek, 1982). untuk mendapatkan waktu yang b). Tujuan Latihan singkat dalam suatu aktivitas Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan. Kecepatan kerja kegiatan yang sistematis dalam dapat ditentukan oleh kecepatan waktu yang relatif lama makin gerak yang tinggi (Jarver, 1989). meningkat dan meningkatkan potensi individu yang bertujuan membentuk fungsi psikologi f). Latihan Daya Ledak Latihan daya ledak bertujuan untuk mendapatkan kekuatan yang yang fisiologi manusia untuk maksimal memenuhi persyaratan tugas. singkat, sehingga menjadi suatu hasil yang maksimal. Misalnya c). Prinsip-Prinsip Latihan lompat,tendangan, Beban Pada dalam waktu yang dasarnya latihan beban dilaksanakan untuk meningkatkan kekuatan otot, peningkatan ini apabila otot dirangsang secara pukulan, dan lain-lain. g). Latihan Squat Latihan squat adalah jenis latihan beban untuk meningkatkan / 343 mengembangkan kekuatan ter- utama pada otot-otot kaki, dan latihan half squat dan latihan quarter squat. beban adalah sebagai dasar pokok latihan. Latihan squat ini dilakukan dengan cara membebani organ METODE PENELITIAN Metode tubuh dengan suatu barbel dengan penelitian yang intensitas, set, frekuensi dan lama digunakan dalam penelitian ini adalah latihannya metode deskriptif sedangkan jenis dapat menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa penelitian peningkatan kekuatan, daya ledak eksperimen murni karena ada tiga serta daya tahan otot. prinsip Tujuan utama latihan squat adalah untuk mengembangkan / me ningkatkan kekuatan, daya ledak dan daya tahan, terutama otot-otot spinae harmsting, erector (Soekarman, 1987). Dengan latihan squat, kemampuan meningkat terutama dalam kegiatan yang melibatkan gerakan yang kurang / tidak komplek seperti yang digunakan terpenuhi yaitu yaitu randomisasi, replikasi, dan adanya kelompok / perlakuan kontrol atau banding (Zaenuddin, 1988). Rancangan kaki seperti quadricep, gluteus maximus, yang penelitian yang digunakan adalah The Pretest-Posttest Control Group Design (Zaenuddin, 1988). Populasi penelitian adalah Mahasiswa Putra JPOK FKIP UNS. Sedangkan sampel penelitian adalah vertical jump, standing broad jump, mahasiswa putra semester II pada dan lain-lain. Dengan meningkat- Tahun Ajaran 1995/1996 JPOK-FKIP kan kekuatan, daya ledak dan daya Universitas Sebelas Maret Surakarta. tahan otot, kemampuan fisik akan Jumlah sampel sebesar 90 orang coba. bertambah secara umum. Pembagian ke dalam 3 kelompok Jadi apabila disimpulkan untuk didapatkan dari studi pendahuluan dan melatih kecepatan menendang dan diolah dengan rumus Higgin, sehingga daya ledak dapat dilatih dengan didapat tiap kelompok 30 orang coba. 344 - Kecepatan menendang dengan 1. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan Photo Gate Meter adalah random sampling dan untuk - Daya ledak otot tungkai dengan membagi tiga kelompok digunakan Mtached Subject Design Ordinal Pairing (Sutrisno Dalam Hadi, 1990). menentukan Vertical Jump 4. Sumber Data Data penelitian ini bersumber dari kelompok hasil tes kecepatan menendang eksperimen 1, 2 dan kelompok dengan menggunakan Photo Gate kontrol ditentukan dengan random Meter dan tes daya ledak otot dan dengan cara undian tungkai gerakan meloncat vertical jump menggunakan papan vertical – dari Verducci. (Higgins, 1985) 5. Instrumen Penelitian - Photo 2. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan tes. Adapun tes kecepatan menendang dengan yang gerakan menggunakan Gate Meter dengan ketelitian 1/1000 detik - Stop Watch (lap memory 10 CASIO) - Metronom (YAMAHA) Photo Gate Meter. Tes dilakukan 3 - Papan berskala (Verducci) kali yaitu : Pretest, Posttest 1 dan - Anthropometer (TSUTSUMI’S Posttest 2. Sedangkan tes daya ledak otot tungkai dengan gerakan meloncat yang menggunakan MARTIN) - Timbangan Health-Scale (MicWic) papan vertical jump dari Verducci. - Barbel merk Olympic Tes dilaksanakan 3 kali yaitu : - Meteran baja (power lock) Pretest, Posttest 1 dan Posttest 2. 3. Jenis Data 6. Analisis Data Untuk menguji pada hipotesis penelitian yang Dalam penelitian ini jenis data diajukan ini variabel-variabelnya dapat diidenti- digunakan teknik anava, anova dan fikasi sebagai berikut : uji “t” dengan taraf signifikansi 345 5%, hasil perhitungan dilakukan dari pretest ke posttest 1 dan dengan bantuan komputer. posttest 2 pada kelompok 2 lebih baik daripada kelompok 1. Dengan HASIL PENELITIAN Dari demikian hipotesis yang dikemu- penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan data-data kakan terbukti yaitu bahwa quarter squat dapat meningkatkan kecepat- prestest, posttest 1 dan poststest 2 dari an menendang lebih baik daripada variabel-variabel yang diperlukan latihan half squat. Lebih baiknya masing-masing kelompok peningkatan kemampuan kecepatan sampel yaitu kelompok eksperimen I menendang tersebut karena adanya diberi latihan half squat, kelompok adaptasi dari otot-otot terhadap eksperimen II diberi latihan quarter latihan yang diberikan, selain itu squat dan kelompok kontrol tanpa peningkatan kemampuan otot ini diberi dimungkinkan pada perlakuan. Kemudian data karena adanya diolah dengan analisis statistik yaitu perbaikan sistem dan fungsi organ dengan Anava dan Uji t-test. tubuh serta peningkatan efisiensi kerja terutama pada otot-otot yang PEMBAHASAN terlibat. 1. Umur, tinggi badan, panjang tungkai dan berat badan Pencatatan umur, (O’Shea,1982”45; Radcliffe,1985;18). Selain itu dimungkinkan pada waktu latihan pengukuran tinggi badan dan panjang tungkai dilakukan satu kali yaitu pada awal quarter squat dengan beban otototot pada kaki untuk gerakan menendang lebih sering terangsang penelitian. Variabel usia, tinggi badan, panjang tungkai dan berat badan tidak berpengaruh secara bermakna pada hasil penelitian. hasil yang sering meningkatkan terangsang akan kemampuannya, dengan demikian mempengaruhi 2. Kecepatan menendang Berdasarkan oleh gerakan tersebut, karena otot analisis, peningkatan kecepatan menendang kemampuan kecepatan menendang (Kirkley & Goodbody,1978:39) 346 3. Daya ledak otot tungkai Berdasarkan peningkatan hasil daya tungkai analisis ledak otot dengan latihan berulang-ulang, seperti squat bebas dengan yang latihan (Nossek, tungkai dari pretest ke posttest 1 1982:277). Selain itu dimungkin- dan posttest 2 pada kelompok 2 kan pada waktu latihan quarter lebih baik daripada kelompok 1. squat gerakannya lebih kontinyu Dengan demikian hipotesis yang daripada latihan half squat. dikemukakan terbukti, yaitu bahwa latihan quarter meningkatkan squat daya dapat ledak otot KESIMPULAN Berdasarkan tungkai lebih baik daripada latihan penelitian dan half disimpulkan squat. peningkatan Lebih daya baiknya ledak otot analisis hasil pembahasan dapat bahwa: (1) Latihan quarter squat dapat meningkatkan tungkai tersebut karena adanya kecepatan latihan yang berulang-ulang dari daripada latihan half squat. (2)Latihan bagian tertentu, dimana salah satu quarter squat dapat meningkatkan cara daya ledak otot tungkai lebih baik untuk kemampuan daya meningkatkan ledak otot daripada menendang latihan lebih half baik squat DAFTAR PUSTAKA Bompa, T.O. 1990. Theory and Methodology of Training. Kendall/Hant : IOWA of University. __________. 1999. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall/Hant : Human Kinetics.. Fox, E.L., Bowers, R.W. & Foss, M.L. 1992. The Physiological Basis for Exercise and Sport. Dubuque: WCB Brown Benchmark Publisher. M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Effhar & Dahara Prize Offset. Nosseck J. 1984. General Theory of Training. Lagos : Pan African Press. 347 Pate R., Clenaghan M.B. & Rotella R. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan, alih bahasa Kasiyo Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press. Pyke F.S. Robert, A.D., Woodman, L.R., Telford, R.R. & Jarver, J. 1991. Better Coaching . Australia : Australian Coaching Council Incorporated Rushall, B.S. & Pyke, F.S. 1992. Training for Sport and Fitness. Canberra : The Macmillan Company of Australia PTY LTD. Tangkudung, J. 2006. Kepelatihan Olahraga, Pembinaan Prestasi Olahraga. Jakarta: Penerbit Cerdas Jaya. 448