KEMITRAAN DUKUN DAN BIDAN DI KABUPATEN ACEH SINGKIL (INDONESIA) UNTUK MENGURANGI ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANAK ANALISIS MASALAH (5 persen dari nilai keseluruhan) 1. Apa masalah yang dihadapi sebelum inisiatif ini dilaksanakan? Uraikansituasiyangadasebeluminisiatifinidimulai,[email protected] masalah utama yang perlu diselesaikan? Kelompok sd5i5l ma-nEGala, mEaTnya- kelompok masyarakat miskin, buta huruf, penyandang cacat, manula, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis, yang terpengaruh dan dalam hal apa? lvleskipun banyak daerah di kepulauan Indonesia harus mengalami kesulitan dalam melakukan transisi ke otonomi daerah, barangkali tidak ada yang sesulit di provinsi Aceh yang harLis menghadapi bukan hanya kekuasaan otoriter selama 60 tahun tetapijuga perang sipil selama 30 tahun dan kehancuran akibat Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004. Acelr Singkil adalah salah satu dri 23 kabupaten di provinsi Aceh, dan I 10.701 warganya dila-yani oleh 1l pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di daerah pesisir. perbukitan^ clan daerah aliran sungai. Roda perekonomian di daerah ini terutama digerakkan oleh ptrkchirnlrrr sarvit. inisiatit'ini mulai dilaksanakan, banyak bayi dilahirkan dengan bantuan dnkun c'li Aceh Singkil, khususnya di desa-desa daerah aliran sungai, Laporan Badan Pusat Statistik nrenuniukkan bahwa i8,28 persen kelahiran di kabupaten ini ditangani oleh dukun pada tahun 2010. Data kabupaten menunjukkan bahwa 122 dukun terlibat aktif dalam menrbantu proses Selrelunr persalinan pada tahun yang sama. IVleskipun tenaga bidan yang telah menerima pelatihan medis sebenarnya tersedia di kabupaterr. ttutsvarzrkat di daerah ini sangat kuat dan dukun nrerupakan sesepuh yang siri'lqar diltorrnati karena dipercaya memiliki kemanrpuan spiritual dan pengobatan khusus. Kedudukan tlariisi ilttkitnq 1'ang ciihornrati di masyarakat dan tenaga mereka yang murah menjadi altematif vang nrcnarik baui sebagian besar keluarga dari golongan ekonorni yang lebih rendah. tinekat penrliciikan _l,ang rendah darr daerah terpencil yangjauh dari sarana kesehatan. Aktrn tetapi. dukLrn seringkali kurang mendapatkan pelatihan medis atau pemahaman tentanq f-rroseclLlr persalinan yang benar. Akibatnya, dukun kurang dibekali untuk menangani komplikasi ','itril filette,altcam kesehatan ibu dan bayi mer-eka. Karena sebagian besar persalinan -1,ang tiitangani oleh dr"rkun dilakukan di rumah dan jauh dari sarana kesehatan maka bantuan l.i,,li'siorral rle niadi sLrlit diperoleh. scbirliknr a. biclan 1'ang sudah terlatih secara nredis dipandang terlalLr nrucla dan kurtinq l,erycrtsalanran oleh banf irk \\.arga nrasvarakat untuk rnenangani proses persalinan secarA benar.i:rn krtrrrtu irci'ekll ticlak dapat berbicara dengan logat lokal ntaka sLrlit ltagi nrereka untuk cl:rput lr. iirLilrLrir',:ln rlulllrn nrasrarakat vattg hilrLrs rnerektr lar ani. Sebuah proyek percontohan untuk menjalin kerja sama antara dukr"rn dan bidan diperkenalkan pada tahun 2012. Proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan keterampilan tenaga medis yang terlatih dalam membantu persalinen sesuai dengan standar pelayanan kesehatan ibu dan anak nasional dan mengurangi komplikasi pada kehamilan yang berisiko tinggi melalui suatu pen<lekatan yang sensitif secara budaya. B. PENDEKATAN STRATEGIS (25 persen dari nilai keseluruhan) 2. Siapa yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah yang dihadapi? Paling banyak 6OO kata, ringkaskan apa yang tercakup dalam inisiatif ini dan bagaimana inisiatif ini telah memecahkan masalah yang dihadapi. Juga uraikan strategi yang telah dilakukan termasuk tujuan utama dan kelompok sasarannya. Dinas Kesehatan di Aceh Singkil ingin memastikan bahwa semlla persalinan di kabupaten ini ditangani oleh tenaga bidan yang terlatih atau tenaga medis lainnya. Akan tetapi, mereka menghadapi sejurnlah kesulitan dalam menjangkau seluruh masyarakat yang nembutuhkan perhatian. Bermula cii dua desa, yaitu Desa Teluk Rurnbia dan Desa Rantau Gedang dan berkembang di lima desa berikutnya. Dinas Kesehatan Kabupaten bekeria sarna dengan LSlvl Daun, dalam rnelaksanakan program percontohan kemitraan bidan dan dukun dengan r-nemanfaatkan kelebihan masing-masing guna mengurangi risiko kesehatan ibu dan anak. Selama clua tahun terakhir seluruh persalinan telah ditangani oleh tenaga medis di dalam wilayah Puskesmas Singkil. Berkat adanya keberhasilan dalam kemitraan bidan-dukun, Keberhasilan kemitraan di Puskesmas Singkil ini telah mendorong lalrirnya kebijakan dinas kesehatan untuk nrereplikasi program kemitraan di seluruh puskesmas dalam rviiayah kabupaten ,A,ceh Singkil. Strategi keberhasilan pelaksanaan dan penerapan kemitraan bidan-dukun cli masyarakat climulai tlengan menggerakkan penrangku kepentingan utama untuk mengadakan diskusi tentang pertolongan persalinan oleh tenaga tidak terampil dan risiko yang dihadapi kaum ibu dan keluarga mereka. Dalam diskusi tersebut, kemitraan antara dukun dan bidan diperkenalkan sebagai solusi oleh puskesmas dan didukung oleh kepala desa, ketua masjid lokal. tokoh rnasyarakat, tokoh agama, relawan kesehatan lokal, dukun dan bidan itu sendiri. Mereka memberikan dukungan yang luas kepada inisiatif ini dan sangat memahami peranan penting kenritraan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di kabupaten. Setelah nrensadakan konsultasi dengan Komite Kesehatan Kecanratan. kepala desa- kettra rnas.jid lokal. tokoh budaya- relarvan kesehatan lokal, bidan dan dukun. sebuah perzlturan desa clisLrsun \ ar')s mengatLrr baltrva setiap clukun akan menerima honor dari desa atiis bantuan yang mereka [',erikan kepada teua-sa nreclis terlatih dalarn proses persalinan. [Jalani peraturan itu. ilLrkun menerima kompensasi tambahan dalam penanganan pasien. Program Jaminan Kesehatan (JKN) karena turut berperan Pendekatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, menghormati tradisi budaya dan rnelyediakan struktur insentif yang jelas * semuanya ini menyumbang kepada keberhasilan keselunhan program percontohan berbasis masyarakat yang telah dilaksanakan datr perbaikan yang sigpifikan pada kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah- Strategi keberhasilan pelaksanaan replikasi kemitraan bidan dan dukun diseluruh puskesrnas lainnya dilakukan dengan melibatkan secara aktif Dewan Kesehatan, Komite Kesehatan Kecamatan, pihak puskesmas, unsur desa, bidan - dukun dan pihak kecamatan- 3. Dalam hal apa inisiatif ini kreatif dan inovatif? paling banyak 2OO kata, ilustrasikan apa yang menjadikan inisiatif ini unik dan bagaimana inisialif ini telah menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang baru dan berbeda. Sebutkan pendekatan-pendekatan kreatif dan inovatif yang membuat inisiatif ini berhasil. pelaksanaan kemitraan bidan dan dukun didaerah replikasi tidak jauh berbecia dengan ir-risiatif arval pembentukan kemirraan bidan dan dukun di Puskesmas Singki. sepeti . Inisiatilini secara kreatif menanggulangi situasi yang bisa jadi sangat kontroversial karena lllelibatkar-t Inisiatif budaya lokal, tradisi yang dihorrnati sepanjang waktu, dan peranan sesepull yang dihorrilatiAkan tetapi, keterlibatan dukun dalam solusi ini dengan mengundang mereka untuk berpartisipasi dalam kemitraan yang saling menguntungkan, dan bukan menyingkirkan mereka, terbukti sangat berhasil. Ibu-ibu hamil mendapatkan manfaat dari bimbingan rohani dan budaya yang diberikan oleh dukun maupun bantuan medis yang diberikan oleh petugas rtredis vang terlatih- Jadi, situasinya saling mengllntungkan (rviu-win situation). Aszir hal ini dapat terwujud n'raka bi,ian dan dukun Inetrandatattgani perlalrjiarl yarg Llisaksikan oleh kepala desa, kepala puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten. Isi per-ianjian Inenjelaskan pemberian insentif finansial dari sumber lokal kepada dukun yang bekerja sarna dengan bidan dalam praktek persalinan yang lebih aman. Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan peraturan dari kepala desa, inisiatif ini berhasil mengalami kemajuan. Warga masyarakat terus memantau jalannya inisiatif dan berpanisipasi dalam pelaksanaannya. Pacla tahapan replikasi kemitraan bidan dan dukun di seluruh puskestlas dilakLrkan penarrbahan insentifkepada dukun nielalui bupati selaku kepala daerah. C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN (30 persen dari nilai keseluruhan) 4. Bagaimana strategi ini dilaksanakan? Paling banyak 600 kata, uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah dikembangkan inisiatif untuk melaksanakan strategi ini, termasuk perkembangan dan langkah-langkah kunci, kegiatan-kegiatan utama serta kronologinya' Inisiatif kemitraan bidan-dukun dilaksanakan menurut strategi dan rencana aksi berikut ini: l- Identifikasi masalah kesehatan yang ada di setiap puskesmas sasaran Serlah satu langkah awal dalam melaksanakan rencana aksi adalah mengadakan diskusi kelompok fokus dengan pemangku kepentingan dari pemerintah maupun non-pemerintah untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan beserta solusinya. Salah satu masalah utama yang berkaitan dengan persalinan aman adalah kurangnya kepercayaan masyarakat \\'trga desa Teluk Rumbia terhadap kenrarnpuan tenaga medis yang baru ditugaskan, yang belum lama menamatkan pendidikan kebidanan mereka dan mempunyai sedikit pengalaman praktek serta tidak dapat berbicara dengan dialek lokal. Berbagai pemangku kepentingan hadir dalam diskusi tersebut, termasuk kepala puskesmas, koordinator bidan, bidan desa, tenaga relawan kesehatan, kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, penvakilan ikatan bidan Indonesia. penvakilan pemuda, utedia dan LSM. 2. Koorrlinasi informal Untuk menindaklanjuti hasil diskusi (FGD), masalah-masalah Lltama yang didisktrsikan clisampaikan kepada pejabat penting di dinas kesehatan dan kepala ptrskesmas di Singkii. Alhasil. dinas kesehatan memutuskan untuk mendukung kemitraan bidan-dukun dan meminta saran dari para pemangku kepentingan terkait mengenai cara memfasilitasi proses partisipatif dalam melaksanakan program. 3. Kcsepahaman bersama antar sektor mengenai l<emitraan bidan-dukrrn Sebuah lokakarya rnini diadakan unluk memperlemukan bidan. dukun; kepala clesa. tokoh agama, petugas kesehatan desa, tokoh masyarakat, penvakilan ikatan bidan Indonesia. koorclinator bidan, kepala puskesmas, pejabat dinas kesehatan dan pemuda dalarn rangka r-nenekankan pentingnya dukungan progranl kemitraan dukr-rn-bidan dan ruemantapkannya. Dari lokakarya ini, kepala desa Teluk Rumbia membuat alokasi anggaran desa (AAD) sebesar Rp 50.000 per bulan untuk setiap dukun sebagai "gaji pokok". dan sebuah kesepakatan dicapai untuk menyediakan insentif tambahan sebesar Rp 50.000 per persalinan dari dana Jampersal. Dalam lokakarya ini, para pemangku kepentingan menyetujui hak dan kewajiban hidan dan dukun sebelum dan selama persalinan yang kemudian di-iabarkan dalam N,lOti keuritraatt bidan dan dukun. 4. Pe nandatanganan Surat Keputusan Kepala Desa tentang Insentif untuk f)ukun Dalanr rangka melembagakan struktur insentif rrrnil lelah clikentbangkatt utttttk tlttklttt rultk:r kepala clesa ntenyusLln dau nretranclatangani )urat kr'pllttls.lt.) telltallu itlsctltit- tllltuk dukun di Teluk Rumbia, yang menjadi dasar hukum bagi kemitraan bidan-dukun secara berkelanjutan. 5. Penandatanganan MOU antara bidan dan dukun Setelah membahas ketentuan dalam perjanjian, kenritraan bidan-dukun kemutlian diresrnikan melalui penandatanganan MOU Bidan-DukLrn yang disaksikan oleh para pejabat dari dinas kesehatan, kepala puskesmas. kepala desa. ikatan bidan Indonesia, tokoh agama dan tokoh masyarakat. 6. Pertemuan tetap Komite Kesehatan Kecamatan (K3) dan puskesmas untuk mengevaluasi kemitraan bidan-dukun Komite Kesehatan Kecamatan (K3) mengadakan pertemLlan bulanan untuk mengevaluasi kemitraan bidan-dukun. Dalam pertemuan ini, kepala puskesmas menyarankan agar program kemitraan direplikasi di tiga desa lain (Peuntuka, Pea Bumbung, dan Selok Aceh) karena masih banyak proses persalinan dilakukan tanpa bantuan tenaga medis yang terlatih di desa-desa itu. Program berhasil direplikasi di ketiga desii tersebut rnelalui komitmen bersama yang serupa antara bidan, dukun dan kepala desa. Proses perlbentukan kemitraern clan Cukun didaerah replikasi tetap berpedornan dengan 6 larrgkah keberhasilan kemitraan diatas, nalnun pada tahapan replikasi menambahkan hal-hal sebagai berikut; 1 Desiminasi praktek baik kemitraan bidan dan dukun Puskesmas Singkil kepada seluruh puskesmas dalam kabupaten Aceh Singkil 2. Intruksi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil kepacla seluruh Puskesmas untuk menginisiasi pembentukan kemitraan bidan dan dukun Pengalokasian Anggaran Kernitraan bidan clan dukun tahun 201-t cliseluruh puskesnras 4. Penanrbahan insentif kepada drrkun N.4onitoring dan Evaluasi tingkat kabupaten 3. 5. siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam petaksanaan? Paling banyak 3OO kata, sebutkan siapa saja yang telah berkontribusi untuk desain dan/atau pelaksanaan inisiatif ini, termasuk pegawai negeri yang relevan, instansi pemerintah, organisasi, warga masyarakat, LSM, sektor swasta, dan lain-lain. Sebuah LSNI lokal. Daun, rrentberikan pengembarlgan kapasitas ilan dukungan advokasi di bidang tata kelola kesehatan. nrelalui ker.ia sama dengan tenaga relarvan kesehatan lokal. kepala desa dan peiabat dinas kesehatan dan nremfasilitasi diskusi secara teratur selama pelaksanaan inisiatif. Secara bersanra-sama- para pernangku kepentingan ini rrenqaciakan analisis rrasalah dan ttrentbaltas struktttr clatt kerarrgka perjaniian kenritlrran lerrnasuk -stlrrktur ins.-ntil' _r ang cocok. Datrrt.iuga trtendLtkttnu ltetttiutuku kepentingan terkuit untuk nrclaksanakan keuiatan pemantauan dan evaluasi guna mengukur dampak dari kemitraan dan kesempatan untuk pengembangan lebih lanjut. Mengenai unsur-unsur teknis inisiatif ini, kepala desa menjadi pendorong utama inisiatif ini dengan memberikan dukungan regulasi dan sumber claya keuangan untuk kernitraan dukunbidan. Dengan masukan dari bidan, dukun, staf puskesmas, dinas kesehatan dan lkatan Bidan indonesia (iBi), kepala desa dapat menyusun dan mengesahkan peraturan yang menjadi landasan bagi keberhasilan inisiatif ini. Para tokoh budaya dan agama lokal memberikan dukungan sosialisasi mengenai inisiatif ini untuk memastikan agar informasi yang akurat tentang kemitraan dukun-bidan disampaikan kepada saluran-saluran lokal yang terpercaya, termasuk pertemuan keagamaan dan informal masyarakat. Upaya-upaya tersebut juga didukung oleh kelompok PKK di desa. u Pada proses pelaksanaan monitoring evaluasi kemitraan bidan dan dukun. dewan kesehatan (forum masyarakat peduli kesehatan tingkat Kabupaten) , komite kesehatan (forum masyarakat yang peduli terhadap kesehatan) terlibat aktif. seperti melakukan kunjungan lapangan langsung, bersama dinas kesehatan, puskesmas untuk memantau perkembangan kemitraan. Membantu penyelesaian masalah kemitraan ditingkat desa. dengan melibatkan selumh unsur masyarakat. lvlelakukan advokasi kebutuhan pelaksanaan kernitraan kepada puskesmas. kecamatan . dinas kesehatan dan bupati 6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber daya itu dimobilisasi? Paling banyak 5OO kata, sebutkan biaya untuk sumber daya keuangan, teknis dan manusia yang berkaitan dengan inisiatif ini. Bagaimana proyek ini dibiayai dan siapa yang mendukung pembiayaan tersebut? Untuk melaksanakan kemitraan dukun-bidan di Aceh Singkil, berbagai pemangku kepentingan menyediakan dana guna mendukung inisiatil ini: - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012 sebesar Rp 56.250.000 (USD 4.625\ untuk kegiatan kemitraan bidan-dukun. - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil tahun 201 3 sebesar Rp 37.577 .000 (USD 3.100), termasuk dana untuk replikasi inisiatif ini di puskesnias-puskesmas lain. - Singkil dengan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2013 sebesar Rp 25.000.000 (USD 2.065) IIvIPACT-Yayasan Daun dari hibah internasional sebesar Rp 40.000.000 (USD 3.304) DaLrn dari kontribusi sumber sendiri sebesar Rp 1-11.346.58{ (USD 11.675) - Puskesmas Anggaran.lanrinan Pelsalinan sebesrr Ii.p -i0.00t) untirtk setiiip persalinan vanq dibantu bcrslutta - Anggaran desa Teluk Rumbia dan Rantau Gedang sebesar Rp 50.000 per bulan per dukun Untuk melakukan replikasi kemitraan bidan dan dukun diseluruh puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil, dinas kesehatan dan pemangku kepentingan Iainnya telah mengalokasikan anggaran sebagai berikut: 1. Desiminasi praktek baik kernitraan bidan dan dukun, pada tingkat kabupaten dan kecamatan sebesar Rp 80.000.000,- 2. 4. Penambahan insentif kepada dukun sebesar RpI00.000i perdukun perbulan dari Pemerintah kabupaten Aceh Singkil dengan pagu anggaran Rp, 146.000.000 Alokasi anggaran BOK tahun 2014 di I I Puskesmas untuk mendukung pelaksanaan replikasi kemitraan bidan dan dukun Alokasi Anggaran Desa Rp. 50.000 / bulan / dukun dari 9 Puskesmas yang 5. inelakukan replikasi kemitraan Alokasi dana insentif dukun dari bidan sebesar Rp. 50.000,- diambil dari JKN 3. Selain surnber daya anggaran diatas- yang n.rendtrkung proses replikasi kemitraan bidan dan dukun, juga melibatkan sumber daya yang lain meliputi - Bupati Aceh Singkil Dinas Kesehatan Aceh Singkil PlvlD Aceh Singkil Dewan Kesehatan Kepala Puskesmas daerah replikasi Komite Kesehatan Kecamatan (K3) Koordinator bidan dan bidan-bidan di desa di 9 puskesmas replikasi Dukun dari desa replikasi Koordinator kesehatan desa DLrkungan teknis dari spesialis pelayanan publik dan spesialis tata kelola yang disediakan oleh LSM lokal dan intemasional. - Tokoh masyarakat - Tokoh ulama - Media Semua sumber daya yang disebutkan di atas berperan aktif dalam mendukung dan mendorong pelaksanaan inisiatif di Aceh Singkil. Komitmen ini ditingkatkan melalui serangkaian diskusi dalam bentuk FGD, rapat koordinasi dan lokakarya. Diskusi yang diadakan secara terbuka dan bersifat umum ini sangat penting dalam merlbangun pemahaman bersama di kalangan warga desa dan memperkuat dukungan untuk mencapai keberhasilan progranl. 7. Apa saja keluaran yang paling berhasil? Paling banyak 4OO kata, sebutkan paling banyak lrma keluaran konkret yang mendukung keberhasilan inisiatif ini. ()v.ky,l Keluaran konkret yarig dicapai oleh kemitraan bidan-dukun adalah sebagai berikut: l. 2. i. 4. Instruksi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil No. 441/1515.aJZAl3 tentang Melakukan kemitraan dengan dukun untuk peningkatan pelayanan Kesehatan ibu dan Anak (KIA) Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Slngkil No. 14ll312llYDAl4 tentang Pemberitahuan Persiapan Lokakarya Pembentukan Kemitraan Bidan Dukun Surat Keputusan Kepala Kampung (Desa) dari 9 desa replikasi kemitraan Mou antara bidan desa dan dukun di 9 desa replikasi untuk meresmikan hubungan kerjasama yang sedang terjalin. Keluaran tersebut telah menyumbang kepada pencapaian berikut ini: l. 2. 3, 4. Perbaikan pelayanan petugas medis berupa meningkatnya jumlah Ibu hamil yang mendapat pelayanan KI yaitu : Tahun Z}rc Q.220),2011 (2461)2012 (2552) 2013 (2601) dan Pelayanan Kunjungan Nifas (Kf) sebesar : Tahun 2010 (1316),2011 (2022), 2012 Q2At) dan 2013 (2227). -fahun Meningkatnya persalinan oleh Tenaga Kesehatan yaitu . 2010 (1992),2011 (2354), 2012 (2393) dan 2013 (2441). meningkatnya Persalinan di lasilitas Kesehatan 2010 ( 246). 2Ar r (368),2012 (5 r 8),20 r 3 (66s). Terbangunriya komunikasi yang baik antara dukun clan Lridan ciesa. sehingga ibu hamil rnendapatkan pelayanan kesehatan yang baik Terbangunnya kepercayaan masyarakat kepada bidan. 8. Sistem apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan? Paling banyak 4OO kata, uraikan bagaimana anda memantau dan mengevaluasi pelaksanaan strategi ini. Agar lebih memahami pelaksanaan inisiatif dan untuk nlemantau dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai secara teratur maka Dinas Kesehatan bersama Deu,an Kesehatan dan Puskesmas melakukan evah:asi secara berjenjang mulai dari tingkat desa, puskesrnas dan kabupaten setiap 6 bulan berdasarkan MoU kemitraan bidan dan dukun. Disamping hal tersebut diatas. monitoring juga dilakukan dengan rlenggunakan pendekatan sebagai berikut; l. 2. 3. Dinas Kesehatan dan seluruh puskesmas membuat svstem informasi pantauan ibu Iiarnil. yang terpubllikasi Adanl,a kartu eniergensi persalinan di seluruh puskesmzrs Broaclcast kepada ibu hanril dengan program "pesan un-ri kepada ibu hamil" Selain itu- nontor hotline di Puskesnras Singkil tersedia rurtuk nrcnerinrzr keluhan dari rnaslarakat selttt['lunglttt rlengittt pelavattitn bitlan,.i.rrr rlukun di dcsu-clcslr rrritr,r. \trnltrr lrotline ini icilrh digunakan untuk memudahkan akses dan meningkatkan daya tanggap pemerintah terhadap kebutuhan perawatan kesehatan masyarakat. Misalnya, ibu-ibu hamil telah menggunakan nomor hotline ini untuk meminta pelayanan darurat seperti ambulan atau bantuan bidan. Untuk menindaklanjuti hasil pemantauan dan evaluasi, Puskesmas Singkil mulai mengembangkan kartu emergensi persalinan dengan nomor kontak kepala puskesmas. koordinator bidan, bidan desa, kepala desa dan komite kesehatan kecamatan. 9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi? Paling banyak 3OO kata, uraikan masalah utama yang dihadapi selama pelaksanaan serta cara penanggulangan dan penyelesaiannya. Kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inisiatif adalah adat istiadat yang sudah tertanam kuat dan penolakan warga masyarakat untuk berubah. Puskesmas di beberapa n'ilayah di Aceh Singkil pernah melakukan karnpanye, kegiatan dan kunjungan promosi dan sosialisasi kesehatan; tetapi perilaku masyarakat terhadap kesehatan tidak banyak berubah. Tradisi seperti lebih senang rnelahirkan di rumah atau kepercayaan bahrva rnembagikan inlormasi tentang keharnilan masa awal kepada petugas nredis dapat menyebabkan sang bayi rentan terhadap "ilmu ltitam", rnasih tertanatn kuat. Berlahannya kebiasaan-kebiasaan ini sebagian disebabkan oleh kenyataan balnva dukr-rn hanya memiliki sekilas pemahaman tentang aspek medis perawatan kehamilan, praktek persalinan aman atau perawatan pasca melahirkan dan banyak bidan tidak dapat berbicara dalam bahasa lokal yang menghambat mereka untuk menghadapi tradisi tersebut dengan contoh-contoh berbasis hLrkti. Akan terapi, pendekatan berbasis nrasyarakat dalam pelaksanaan kernitraau bidan-dr-rkun membuka peluang untuk ibu-ibu hamil dan keluarga, tokoh masyarakat dan tokoh agama terlibat dalam proses pembahasan pentingnya membahas pentingnya inisiatif baru ini bagi kesehatan keluarga di masyarakat. Keterlibatan dukun dalam formasi "tradisi baru" membantu rleneurangi penolakan terhadap perubahan dengan tetap menghormati kedudukan mereka yang dihormati di masyarakat dan memberikan akses ke bantuan persalinan medis yang modern serta penyuluhan pra dan pasca melahirkan. Kadane-kaclang. kon-ritmen bidan terhadap penqaturan barLr ini ntenttidar tetapi Llpava pemalttauan clan evaluasi Puskesrnas Singkil dan dinas kesehatan telah membantu ntempertahankan sernanqat rnereka dan ntenanggulangi pernrasalahan \'?og tintbul. PeugLrrnpulan data yang berkzritan dengan darnpak oleh Puskesntzis clari peneritra n'trtnl-irirl progrant perlu lebih cliperkuat. rang telah dicantunrkan clrrlanr rencana aksi tahttn tlep.;11l D. DAMPAK DAN KEBERLANIUTAN (4O persen dari nilai keseluruhan) 10. Apa saia manfaat utama yang dihasilkan inisiatif ini? paling banyak 7OO kata, uralkan dampak dari inisiatif ini. Berikan beberapa contoh konkret bagaimana inisiatif ini berhasil membuat perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Uraikan bagaimana perbaikan pelayanan publik tersebut telah memberikan dampak positif kepada masyarakat. lelaskan bagaimana dampak tersebut diukur. Bukti anekdotal dan kesaksian masyarakat yang ditemukan selama kunjungan pemantauan dan evaluasi bulanan oleh Puskesmas Singkii ke desa-desa peserta kemitraan bidan-dukun rncnyingkapkan dampak-dampak berikut ini: Dampak terhadap Kualitas Pelayanan: - Terjadinya peningkatan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan 2393 pada tahun 2012 menjadiT44l pada 2013. - Mleningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan pac'la lahun 2012 seiumlah 5l nrenirtgkat nieniadi 665 ditahrrrl - Depgan jelasnya pembagian peran dlrkun dan biclan sehingga ibu harnil nlendapatkart I dan pelayanan yanglebih baik, baik dari segi rnedis maupun non rnedis Dampak terhadap Akses ke Pelayanan Kesehatatr: - Dukun terbukti sangat penting dalam mendorong ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan ke[alrilan di sarana kesehatan ]'ang tepat. Sebagai hasilnya. 2552 ibu hamil meliikLtkan ibtr di tahr"lr-t 1;erneriksaan trinulan pertama keharnilan ttrereka pada tahitn 2012 dan 2601 201 3, sedangkan ditahr-rn 2014 sanrpai dengan Agustus seiurnlah I 8l 5 ibrr hamil. - Prograrn kemitraan bidan-dukun nrelahirkan perbaikan system informasi pelayanan ibu hamil dengan mengeluarkan kartu emergensi perslainan dan program "pesan urni kepada ibu hamil" sehingga akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan Iebih - Berkat adanya kemitraan bidan-dukun, kaum ibu sekarang dapat mengakses pelayanan kesehatan profesional dalan-r bahasa yang mereka paharni. Dengan adanl'a pelayanan dukun sebagai perantara bagi masvarakat desa. biclart sekarang dapat lebih efektif berkonrr-rnikasi dengan pasien-pasienll)/a. l)anrpak terhad:rp Publ ik : - \lcppipqkirln-r,a kesaillt6rp nrasr lrlkat tcrlttanta kelttir,irr. ibrr Itatttil ekiitt l.ctliill!lr\:r itcl;.tr uttan keselliliilll . perbaikan pelayanan kesehatan Terbangunnya kesadaran lintas sector dalam melakukan ibu hamil di Kabupaten Aceh Singkil - ini berkelaniutan dan direplikasi? 11. Apakah inisiatif (misalnya' paling banyak SOO fata, uraikan bigaimana inisiatii ini sedang dilanjutkan lingkungan, budaya, dan ekonomi, dalam hal berkelanjutan secara keuangan, sosial ini sedang direplikasi atau inisiatif apakah lelaskan kelembagaan dan peraturan). didiseminasiuntukseluruhpelayananpu.untditingkatnasionaldan/atauinternasional dan/atau bagaimana inisiatif ini dapat direplikasi' di Puskesmas Singkil dan Kabupaten Aceh Untuk memastikan agar kemitraan bidan-dukun maka langkah-langkarr berikut ini telah Singkir secara keseruruhan berjalan secara berkelanjutan diarnbil: l. dan dtrkun yang bertujuan untttk Peraturan Bupati yang mengatur tentang bidan kese[atan di fasilitas kesehatan dan rlenclorong peningkatan persalinan oleh tenaga mengttrangi angka kematian ibu dan anak' 2. i\lokasi anggaran dari Pemerintah Kabupaten untuk mendukung program kemitraan biclaricianclukunclarlanrllataanggarandinaskeselratan. i. akan diclistril-'usikan kepada daerah Buku Praktek baik kemitraan bidan dan dukttn 1'erng lain. 12. Apa sala pembelajaran yang dapat dipetik? umum yang anda peroleh dalam Pating banyak 5OO kata, uraikan pengalaman rekomendasi anda untuk masa depan' melaksanakan inisiatif ini, pembelajarannya serta lokal clan tokoh masyarakat' Tanpa Inisiatii ini berhasil berkat adanya kornitmen dari pemerir-rtah tidak akan diterirna oleh masy'arakat atau kerjasa,ra dari mereka, inisiatif crinas kesehata, ini menekankan partisipasi perubahan perilaku tidak akan terjadi begitu cepat' Pendekatan )ang atas hasil terbukti sangat diperlukan' publik untuk meningkatkan rasa memiliki dan akuntabilitas dan Dukun: Pen-rbelajaran yang dipetik dari Kemitraan Bidan - - Komitmen yang kuat dari para Partisipasi publik sangat penting untuk ketrerhasilan' bidan' dr-rkun dan kepala pemangku kepentingan termasuk dinas kesehatatl' pttskesnlas' inisiatif kernitraan- I-artpa adanl'zt desa r,erupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan ttntrtk nlenanggulangi ntasalah partisipasi aktif nras1,'arakat. kesaclaran clan konrittnen ticlak rllungk in ter*tli Lrd' nterttplrliltt ltritsvitrnt tttttttli Kepcrcll\,:lan itnt:tr:t mitra-lttitr:r penlllangtlniln rr Itlltsr ltntkltt r itt'tg llctltttit: illtlt krSel-lrrsitirn. pepglkrurn rlrrkrrn schagai srrn]i-',cr .lirr pelaku utama perubahan terhadap hasil-hasil kesehatan ibu dan anak menjadi faktor penting bagi keberhasilan inisiatif. Demikian pula, menyoroti peranan bidan sebagai' sumber daya dan bukan sebagai ancaman terhadap mata pencaharian dukun memungkinkan setiap mitra melaksanakan kewajibannya dengan lebih efektif. Melalui kemitraan bidan clan dukun, posisi mereka dihormati. dihargai dipisahkan dengan angka kematian ibu dan anak di masl'arakat. darp tidak dapat Insentif yang tepat dibutuhkan untuk membuat perubahan perilaku. Peraturan yang jelas, yang menjelaskan dan melindungi peranan setiap pihak merupakau pendorong yang besar bagi keberhasilan program ini. Komunikasi yang terus-menerus dibutuhkan untuk menjaga hubungan kerjasama. Kr-rnjungan ke masyarakat setiap bulan oleh staf puskesmas dan nomor hotline 24 jam/hari membantu r.nenjaga jalur komunikasi tetap terbuka, yang menjadi kunci dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan kendala yang timbul. Perubahan tradisi budaya yang telah dipelihara selama berpuluh-puluh tahun, barangkali bahkan selama berabad-abad, tidak mudah dan membutuhkarr sirategi c'lan penclekatau )anc, sesuai dengan adat istiadatdi ruasyarakat. Dalam kenritraan bidan dan dukun, penguatan dr-rkun merupakan strategi yang tepat rtntuk mengupayakan perubahan pengakuan peranan strategis rnereka di tingkat desa. Struktur budaya masyarakat memainkan peranan penting dalam menipengarr-rhi perilaku dan mempromosikan praktek-praktek persalinan aman dalam cakupan yang Iebih luas. Karena sesepuh di masyarakat sangat dihormati olelr masyarakat maka pendekatan kemitraan ini merupakan pendekatan yang tepat dalam konteks budaya-