6 BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori khusus yang digunakan untuk melengkapi Tugas Akhir adalah teori Jaringan Komputer, VLAN, MSTP dan OLT Dasan. 2.1 JARINGAN KOMPUTER Jaringan komputer dapat didefinisakn sebagai sebuah sistem atau kumpulan komputer dan –perangkat-perangkat lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan computer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama sama menggunakan hardware/software yang tehubung dengan jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. 2.1.1 Manfaat Jaringan Komputer Jaringan komputer menjadi sangat penting bagi suatu organisasi, karena jaringan komputer memiliki manfaat yang menguntungkan bagi organisasi yang menggunakannya. Dibawah ini adalah beberapa manfaat dari jaringan komputer, antara lain: 1. Jaringan komputer memungkinkan seseorang dapat mengakses file yang dimilikinya atau file orang lain yang telah diizinkan untuk diakses, dimana pun dan kapan pun melalui remote desktop. 2. Jaringan komputer memungkinkan proses pengiriman data dapat berlangsung cepat dan efisien. 3. Jaringan komputer memungkinkan adanya sharing hardware antar user. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 4. Jaringan komputer memungkinkan seseorang berhubungan dengan orang lain diberbagai negara dengan berupa teks, gambar, audio, dan video secara realtime. 5. Jaringan komputer dapat menekan biaya operasional seperti pemakaian kertas, pengiriman surat atau berkas, telepon serta pembelian hardware jaringan. 2.1.2 Jenis – Jenis Jaringan Komputer Secara umum, jaringan komputer terdiri dari lima jenis. Antara lain: 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network atau LAN merupakan jaringan yang menghubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area yang terbatas seperti ruang dan gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan wireless. Gambar 2.1 Local Area Network 2. Metropolitan Area Network (MAN) Suatu jaringan dalam suatu kota dengan transfer data berkecepatan tinggi, yang menghubungkan berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintah dan sebagainya. Jaringan MAN adalah gabungan dari beberapa LAN. Jangkauan dari MAN ini antar 10 hingga 50 km, MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 membangun jaringan antar kantor-kantor dalam satu kota antara pabrik/instansi dan kantor pusat yang berada dalam jangkauannya. Gambar 2.2 Metropolitan Area Network 3. Wide Area Network (WAN) Merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan Router dan saluran komunikasi publik. Gambar 2.3 Wide Area Network http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 4. Internet Internet adalah sekumpulan jaringan yang saling terinterkoneksi, biasanya menggunakan gateway yang digunakan untuk berhubungan dan menerjemahkan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. 5. Jaringan Tanpa Kabel Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel. 2.2 VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) Virtual Local Area Network (VLAN) merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti Local Area Network (LAN) , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. 2.2.1 Keuntungan VLAN VLAN memiliki keuntungan dibandingkan dengan LAN konvensional, antara lain: 1) Meningkatkan kinerja jaringan 2) Kemudahan dalam manajemen VLAN 3) Mengurangi biaya 4) Meningkatkan sekuritas jaringan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2.2.2 Konsep Kerja VLAN VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC address dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur. 2.3 GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) GPON (Gigabit Passive Optical Network) adalah suatu teknologi akses optik dengan kecepatan 2,488 Gbps yang terstandarisasi oleh ITU-T G.984. Teknologi GPON menawarkan suatu jaringan yang cost-efective, flexible dan scalbable dalam provisioning voice maupun data service yang reliable berbasis pada optical access network. Secara prinsip, GPON terdiri atas OLT (Optical Line Termination) yang terletak di Central atau pada STO dan sekumpulan perangkat ONT (Optical network Terminal) atau ONU (Optical Network Unit) yang terletak di customer premises. Antara OLT dan ONU tidak ada perangkat aktif dan dihubungkan melalui ODN – Optical Distribution Network yang terdiri atas fiber optik dan passive splitter. 2.3.1 Prinsip Dasar GPON Prisip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONT. Untuk ONT sendiri akan memberikan data – data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive Optical Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke arsitektur premise network dimana unpowered optikal splitter (splitter fiber) serat optik tunggal.Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1, dan DS3. ONT mempunyai kemampuan untuk mentransmisikan data di 3 mode http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 power. Pada mode 1, ONT akan mentransmisikan pada kisaran daya output yang normal. Pada mode 2 dan 3 ONT akan mentransmisikan 3 – 6 dB lebih rendah daripada mode 1 yang mengizinkan OLT untuk memerintahkan ONT menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya, OLT akan memberi perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal dari ONT terlalu lemah. Tabel 2.1 Standar dari Teknologi GPON 2.3.2 Karakteristik GPON Standardization ITU-T G.984 Frame ATM / GEM Speed Upstream 1.2 G / 2.4 G Speed Downstream 1.2 G / 2.4 G Service Data, Voice, Video Transmission Distance 10 km / 20 km Number of Branches 64 Wavelength Up 1310 nm Wavelength Down 1490 nm Splitter Passive Komponen GPON 1. Network Management System (NMS) NMS merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti POTS , VoIP , dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface)maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2. Optical Line Terminal (OLT) OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan jaringan telepon. Bagian ini akan membuat link ke sistem operasi penyedia layanan melalui Network Management System (NMS). Gambar 2.4 Optical line terminal (OLT) 3. ODC (Optical Distribution Cabinet) ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik pasif. 4. Optical Distribution Pack (ODP) Instalasi atau terminasi yang bagus dari serat adalah persyaratan utama untuk menjamin kemampuan transmisi pada kabel serat optik. Syarat utama DP adalah : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1) DP dapat diubah tanpa mengganggu kabel yang sudah terpasang dengan cara melebihkan kabel serat optik beberapa meter. 2) Setiap DP harus punya ruangan untuk memuat splitter. 3) DP harus memiliki akses dari sisi depan. 4) Setiap DP harus memiliki penutup depan untuk melindungi orang dari cahaya laser yang langsung keluar dari ujung serat. 5) DP harus mempunyai ruang untuk memuat dan memandu kabel serat optik. 5. Optical Network Termination (ONT) ONU menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. 2.4 SPANNING TREE PROTOCOL (STP) “Spanning-Tree Protocol” atau di-sebut juga STP adalah Protocol pada jaringan yang menjamin tidak terjadinya loop pada network layer 2, di mana loop tersebut bisa meng-akibatkan terjadinya broadcast pada network. Spanning Tree Protocol (STP) Layer 2 yang berada pada bridge dan Switch merupakan standard dari IEEE 802.1D. STP menye-diakan jalur redundant (tambahan) dan pada saat bersamaan mencegah loops yang tidak diinginkan dalam network. Sebuah network Ethernet dapat berfungsi dengan baik apabila hanya terdapat satu jalur aktif antara dua station. Loops terjadi dalam network dapat di-sebabkan oleh berbagai macam alasan. Alasan yang paling biasa kita dengar adalah kesalahan pada saat kita mencoba menyediakan redundancy di sebuah network. Berikut contoh loop STP menggunakn Switch: http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Gambar 2.5 Contoh Loop STP dengan menggunakan 2 Switch STP merupakan teknologi yang membolehkan bridge untuk ber-komunikasi satu sama lain untuk menemukan loop fisikal dalam net-work. Protocol tersebut akan menentukan algoritma yang dapat di-gunakan oleh bridge untuk membuat sebuah topologi logical yang bebas dari loop. Dengan kata lain, STP membuat pohon struktur bercabang yang daun dan dahannya mancakup network Layer 2 secara keseluru-han. Kegunaan dari STP sangat diperlukan karena dalam tiap pene-rapan redundant network, resiko terjadinya traffic loop sangat besar, dan traffic loop itu membebani network sehingga traffic yang baru pun tidak dapat lewat. Dengan adanya STP traffic loop pun dapat dicegah. STP menggunakan Spanning Tree Algorithm (STA) untuk menentukan port switch mana yang perlu dikonfigurasi untuk memblokir paket data sehingga dapat mencegah traffic loop untuk terjadi. STA memilih sebuah switch sebagai root bridge dan menggunakannya seba-gai titik referensi untuk kalkulasisemua jalur. Semua switch yang berpartisipasi dalam STP bertukar frame BPDU(Bridge Protocol Data Unit) untuk menentukan switch ma-na yang mempunyai bridge ID (BID) terendah pada network. BPDU di-gunakan oleh bridge pada network untuk bertukar informasi mengenai status mereka. Setiap BPDU berisi BID yang mengidentifikasi switch yang mengirim BPDU. BID berisi priority value, MAC address switch yang mengirim, dan extended sys-tem ID optional. BID terendah diten-tukan oleh kombinasi dari ketiga bidang tersebut. Setelah root bridge ditentukan, STA mengkalkulasikan jarak terpendek menuju ke root bridge. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Tiap switch menggunakan STA untuk menentukan port mana saja yang harus diblok. Pada saat STA menentukan jalur terbaik untuk menuju ke root bridge untuk semua tujuan dalam broadcast domain, semua traffic dicegah untuk mela-kukan forwarding melalui network. STA mempertimbangkan jalur serta jumlah hop (port costs) pada saat menentukan jalur mana yang akan dibiarkan terbuka. Cost jalur dikal-kulasi menggunakan nilai port cost yang dikaitkan dengan kecepatan port pada setiap port switch di jalur yang ditentukan. Bila ada lebih dari satu jalur yang dapat dilewati, STA akan memilih jalur dengan jalur cost yang paling rendah. Pada saat STA telah menentukan jalur mana yang dibiarkan terbuka, STA akan meng-konfigurasi port pada switch menjadi port yang mempunyai peran ter-sendiri. Peran port ini menggam-barkan hubungan mereka dalam network menuju ke root bridge dan diizinkan atau tidaknya mereka da-lam meneruskan traffic. Jika STP dikonfigurasi dalam sistem, tidak ada lingkaran karena memilih jalan yang lebih efisien dari mereka dan blok jalan lain. Dengan kata lain, ketika SWITCH C pada gambar di bawah mengirimkan paket ke SWITCH B, jalur 1 dipilih dan jalur 2 diblokir. Gambar 2.6 Prinsip Spanning Tree Protocol http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 2.5 MACAM MODE SPANNING TREE PROTOCOL 2.5.1 Rapid Spanning Tree Protocol Pada tahun 1998, IEEE dengan 802.1w dokumen memperkenalkan suatu evolusi dari Spanning Tree Protokol: Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP), yang menyediakan untuk lebih cepat mencakup konvergensi pohon setelah perubahan topologi. Standar IEEE-2004 802.1d sekarang menggabungkan RSTP dan obsoletes STP. Sementara STP dapat mengambil 30 sampai 50 detik untuk merespon perubahan topologi, RSTP biasanya mampu menanggapi perubahan dalam waktu 3 * Hello kali (default adalah 6 detik). Jembatan port RSTP peran: 1) Root - Sebuah port forwarding yang port terbaik dari Nonroot-jembatan untuk Rootbridge 2) Ditunjuk - Sebuah port forwarding untuk setiap segmen LAN 3) Alternatif - Jalur alternatif ke jembatan akar. Jalur ini berbeda dengan menggunakan port root. 4) Backup - backup A redundant path / ke segmen mana port lain jembatan sudah menghubungkan. 5) Cacat - Tidak sepenuhnya bagian dari STP, seorang administrator jaringan secara manual dapat menonaktifkan port RSTP adalah penyempurnaan dari saham STP dan karena itu sebagian besar karakteristik dasar operasi. Namun ada beberapa perbedaan penting dengan ringkasan sebagai berikut: 1) Deteksi kegagalan root menukar dilakukan dalam 3 halo kali, yang 6 detik jika default halo kali belum diubah. 2) Port dapat dikonfigurasi sebagai pelabuhan tepi jika mereka terpasang ke LAN yang tidak memiliki jembatan lain terlampir. Tepi ini port transisi langsung ke negara forwarding. RSTP masih terus memantau port untuk BPDUs dalam kasus jembatan tersambung. RSTP juga dapat dikonfigurasi untuk secara http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 otomatis mendeteksi port tepi. Segera setelah jembatan mendeteksi BPDU datang ke tepi port, port menjadi port non-tepi. 3) Tidak seperti di STP, RSTP akan merespon BPDUs dikirim dari arah jembatan akar. Sebuah jembatan RSTP akan "mengusulkan" informasi pohon rentang untuk pelabuhan yang ditunjuk. Jika ada jembatan RSTP menerima informasi ini dan menentukan ini adalah informasi akar unggul, itu set semua port lain untuk membuang. Jembatan dapat mengirimkan sebuah "kesepakatan" untuk jembatan pertama mengkonfirmasikan informasi pohon superior spanning. Jembatan pertama, setelah menerima perjanjian ini, tahu bisa cepat transisi bahwa port ke keadaan forwarding melewati mendengarkan tradisional / transisi negara belajar. Hal ini pada dasarnya menciptakan efek mengalir jauh dari jembatan akar di mana setiap jembatan yang ditunjuk mengusulkan untuk tetangga untuk menentukan apakah itu bisa membuat transisi yang cepat. Ini adalah salah satu elemen utama yang memungkinkan RSTP untuk mencapai konvergensi kali lebih cepat dari STP. 4) Seperti dijelaskan dalam rincian peran pelabuhan di atas, RSTP mempertahankan cadangan rincian tentang status pembuangan port. Hal ini untuk menghindari timeout jika port forwarding saat ini adalah untuk gagal atau BPDUs tidak diterima pada port akar dalam interval tertentu. 2.5.2 Per-VLAN Spanning Tree (PVST) Dalam Ethernet diaktifkan lingkungan di mana beberapa Virtual LAN ada, spanning tree dapat digunakan setiap Virtual LAN. Cisco nama s 'untuk ini adalah per VLAN spanning tree ( PVST dan PVST +, yang merupakan protokol standar yang digunakan oleh switch Cisco). Baik PVST dan PVST + protokol Cisco protokol proprietary dan mereka tidak dapat digunakan pada 3 switch pihak, meskipun Force10 Networks dan Extreme Networks dukungan PVST +, Extreme Networks melakukannya dengan dua keterbatasan (kurangnya dukungan pada port mana VLAN yang ditandai / asli dan juga pada VLAN dengan ID 1). PVST hanya bekerja dengan ISL (proprietary http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 protokol's Cisco untuk VLAN enkapsulasi) karena pohon merentang ID tertanam nya. Karena penetrasi tinggi dari IEEE 802.1Q VLAN trunking standar dan Temanketergantungan PVST di ISL, Cisco mendefinisikan PVST berbeda + standar untuk 802.1Q enkapsulasi. PVST bisa terowongan + melintasi MSTP Daerah. 2.5.3 Multiple Spanning Tree Protocol (MSTP) Multiple Spanning Tree Protocol (MSTP), awalnya didefinisikan dalam IEEE 802.1s dan kemudian digabungkan ke IEEE 802.1Q -2003, mendefinisikan ekstensi ke RSTP untuk mengembangkan lebih lanjut kegunaan LAN virtual (VLAN). Ini "PerVLAN" Multiple Spanning Tree Protocol mengkonfigurasi terpisah Spanning Tree untuk setiap grup VLAN dan blok semua kecuali salah satu jalan alternatif yang mungkin dalam setiap Pohon merentang. Jika hanya ada satu Virtual LAN ( VLAN ) dalam jaringan, tunggal (tradisional) STP bekerja tepat. Jika jaringan berisi lebih dari satu VLAN, jaringan logis dikonfigurasi oleh STP tunggal akan bekerja, tetapi adalah mungkin untuk membuat lebih baik menggunakan jalur alternatif yang tersedia dengan menggunakan pohon rentang alternatif untuk VLAN yang berbeda atau kelompok VLAN. MSTP memungkinkan pembentukan daerah MST yang dapat menjalankan beberapa contoh MST (MSTI). Beberapa daerah dan lainnya STP jembatan saling berhubungan menggunakan salah satu pohon rentang tunggal umum (CST). MSTP terinspirasi oleh Cisco Systems 'Beberapa Contoh Spanning Tree Protocol (MISTP), dan merupakan evolusi dari Spanning Tree Protokol dan Rapid Spanning Tree Protocol . Saat itu diperkenalkan di IEEE 802.1s sebagai perubahan atas 802.1Q, 1998 edisi. Standar IEEE 802.1Q-2003 sekarang termasuk MSTP. Tidak seperti beberapa implementasi per-VLAN pohon rentang eksklusif, MSTP mencakup semua informasi pohon rentang dalam format BPDU tunggal. Hal ini tidak hanya mengurangi jumlah BPDUs diperlukan pada LAN untuk berkomunikasi mencakup informasi pohon untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 setiap VLAN, tetapi juga memastikan kompatibilitas dengan RSTP (dan berlaku, STP klasik juga). MSTP melakukan hal ini dengan informasi pengkodean wilayah tambahan setelah BPDU RSTP standar serta jumlah pesan MSTI (0-64 kasus, walaupun dalam prakteknya banyak jembatan kurang mendukung). Masing-masing pesan konfigurasi MSTI menyampaikan informasi pohon rentang misalnya masing-masing. Setiap contoh dapat diberikan sejumlah VLAN dikonfigurasi dan frame (paket) yang ditugaskan untuk VLAN ini beroperasi dalam hal ini pohon rentang kapan pun mereka berada di dalam wilayah MST. Untuk menghindari menyampaikan VLAN seluruh mereka untuk mencakup pemetaan pohon di setiap BPDU, jembatan mengkodekan MD5 digest dari VLAN mereka ke meja misalnya dalam BPDU MSTP. Ini digest ini kemudian digunakan oleh jembatan MSTP lain, serta nilai-nilai administratif dikonfigurasi lain, untuk menentukan apakah jembatan tetangga di wilayah MST yang sama seperti itu sendiri. MSTP sepenuhnya kompatibel dengan RSTP jembatan, di sebuah BPDU MSTP dapat diartikan oleh jembatan RSTP sebagai BPDU RSTP. Hal ini tidak hanya memungkinkan kompatibilitas dengan jembatan RSTP tanpa perubahan konfigurasi, tetapi juga menyebabkan jembatan RSTP apapun di luar dari wilayah MSTP untuk melihat daerah sebagai jembatan RSTP tunggal, terlepas dari jumlah jembatan MSTP di dalam daerah itu sendiri. Dalam rangka untuk lebih memudahkan pandangan dari daerah MST sebagai jembatan RSTP tunggal, protokol MSTP menggunakan variabel yang dikenal sebagai hops sisa waktu untuk hidup counter bukan usia timer pesan yang digunakan oleh RSTP. Waktu umur pesan hanya bertambah sekali ketika mencakup informasi pohon memasuki wilayah MST, dan karena itu RSTP jembatan akan melihat suatu daerah karena hanya "hop" satu di pohon rentang. Pelabuhan di tepi sebuah daerah MST terhubung ke sebuah jembatan baik RSTP atau STP atau titik akhir dikenal sebagai port batas. Seperti di RSTP, port ini dapat dikonfigurasi sebagai pelabuhan tepi untuk memfasilitasi perubahan cepat ke negara forwarding ketika terhubung ke titik akhir. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2.6 PEMBENTUKAN SPANNING TREE PROTOCOL Awalnya semua jembatan berasumsi bahwa mereka adalah jembatan akar dengan ID akar dan jembaran ID sebagai ID mereka sendiri dan cost nol seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6 dibawah ini: Gambar 2.7 status port pada switch Jembatan yang mengirimkan BPDU dengan ID jembatan terendah dipilih sebagai jembatan akar. Pada gambar 2.6, Jembatan A memiliki MAC ID terendah dipilih sebagai Root Bridge. • Switch A memiliki: A sebagai ID akarnya, 0 sebagai cost dan A sebagai ID Bridgenya. • Switch B memilik: A sebagai ID akarnya, 1 sebagai cost dan B sebagai ID Bridgenya. • Switch C memilik: A sebagai ID akarnya, 1 sebagai cost dan C sebagai ID Bridgenya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Gambar 2.8 status port pada switch setelah menggunakan spanning tree protocol Berdasarkan gambar diatas switch A merupakan Root Bridge, dengan status portnya. Root Bridge ditentukan berdasarkan ID Switch terendah. Dalam hal ini, switch B lebih rendah dari ID Switch C oleh karena itu, Switch B dipilih sebagai bridge yang ditunjuk pada LAN 2. Pada Switch C yang terhubung ke LAN 2 di blokir dan oleh karena itu, switching loop is broken seperti Gambar 2.8 dibawah ini: Gambar 2.9 Status port setelah ada 1 port down http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2.7 CARA KERJA SPANNING TREE PROTOCOL STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bekerja seperti biasa, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang berada dalam status forwarding disebut berada pada jalur spanning tree (topologi STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antarsegment. Gambar 2.10 status port spanning tree protocol Ada empat peran yang berbeda yang terkon-figurasi secara automatis pada saat proses spanning tree : 1) Root port, merupakan port switch yang paling dekat terhadap root bridge. Root ports meneruskan traffic menuju ke root bridge. MAC address sumber dari frame yang diterima pada root port dapat digunakan untuk membuat table MAC. Hanya satu root port yang diperbolehkan per bridge. 2) Designated port, merupakan semua non-root ports yang masih diperbolehkan untuk menerus-kan traffic pada network. Hanya satu designated port yang diperbolehkan pada tiap segment. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 3) Non-designated port, merupakan semua port yang dikonfigurasi sebagai pemblokir untuk mencegah terjadinya traffic loop. 4) Disabled Port, merupakan port yang dinon-aktifkan secara ad-ministratif, port yang dinonaktif-kan tidak berfungsi dalam proses spanning tree. Sebelum menentukan peran pada port yang terkonfigurasi, harus menentukan terlebih dahulu Switch mana yang akan menjadi Root Bridge. Root Bridge ini akan menjadi titik fokus didalam network yang menggunakan teknologi spanning tree protocol. Root Bridge adalah bridge ID terbaik, kuncinya adalah agar semua switch di network memilih sebuah root bridge gunanya port mana yang akan menjadi root port, designated port, disable port seperti keterangan diatas. Setelah ditentukan root bridge, maka port yang aktif yang bukan root port diset menjadi blocked port. Kenapa di blok? Hal ini dilakukan untuk antisipasi jika root port tidak bisa bekerja dengan baik, maka port yang tadinya di blok akan di aktifkan dan kembali lagi untuk menentukan path baru atau disebut dengan redundant link/jalur backup. Status Port Spanning Tree Protocol (STP) 1. Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan. 2. Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC. 3. Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 4. Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini. 5. Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual 2.8 OLT DASAN V5824G OLT Dasan V5824G adalah sistem OLT GPON yang memiliki 8 Port GPON dan 2 port uplink (10GE) & 8 port Uplink (Optik atau electrical GE), yang menyediakan layanan FTTx ke ruang lingkup yang besar ataupun kecil pelanggan dan lebih efisien soal cost yang digunakan. V5824G memenuhi persyaratan operator dengan fleksibilas dan keandalannya. V5824G mendukung modul power-jenis (AC/DC), 10Gigabit port uplink (SFP +) dan combo-type port Gigabit uplink (optical or electrical GE), yang menjamin untuk menerapkan dalam berbagai keadaan. Operasi yang handal dan layanan dijamin melalui power redudancy, yang mencegah sistem shutting down di kegagalan daya terkait. Berikut gambar dari OLT Dasan V5824G Gambar 2.11 OLT Dasan V5824G Features pada OLT Dasan V5824: • 8-ports GPON OLT • 8-ports 1G Ethernet COMBO SFP/RJ45 • 2-ports SFP+ 10Gbit Ethernet http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2.9 No 1 • 2 hot plug power supply (redundant) AC or DC • 1U height, can be mounted in the rack 19" • management via WWW, SNMP, CLI • extended range of temperature PENELITIAN SEBELUMNYA Judul Jurnal Kesimpulan yang diambil “Spanning Tree Protocol in Juniper Networks eX Series Switches Layer2/Layer 3 Environments ethernet (Configuring STP with Juniper lingkungan layer 2 atau layer 3. Namun, jika Networks EX Series Ethernet lapisan 2 topologi adalah suatu keharusan, Switches” maka protokol Spanning Tree diperlukan dapat digunakan baik dalam untuk mencegah yang tidak diinginkan loop jembatan l2. panduan implementasi ini telah menutupi dasar-dasar dan konfigurasi dari ketiga protokol Spanning Tree berbasis standar. Dengan mengikuti panduan ini, pelanggan Juniper percaya diri dapat mengintegrasikan eX Seri switch ke dalam infrastruktur jaringan mereka saat ini tanpa mengorbankan stabilitas STP diinginkan, fungsionalitas dan fleksibilitas. 2 “Modeling and Algorithm for Dalam tulisan ini, kita telah mengusulkan Multiple Spanning Tree multi-VLAN Provisioning in Resilient and berdasarkan Load Balanced Ethernet kegagalan Networks” kemacetan dalam jaringan Ethernet. Dengan skema baru cepat http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk dan perlindungan pemulihan menghindari 26 menegakkan dua node akhir setiap link menjadi node daun pada VLAN backupnya, skema kami mampu melindungi kegagalan link tunggal dan kegagalan node tunggal. Kami telah memperkenalkan teknik transformasi grafik untuk memudahkan perumusan masalah bagi masalah ini. Dalam model optimasi mengambil yang load diusulkan, balancing kita menjadi pertimbangan untuk menghindari lalu lintas con- gestion pada link paling padat. Karena masalah ini merupakan masalah NP- lengkap, kami lebih lanjut mengusulkan algoritma heuristik untuk memberikan solusi untuk jaringan berukuran besar. Kami telah melakukan simulasi ekstensif pada beberapa jaringan secara acak. Hasil simulasi puncak-cate bahwa algoritma yang diusulkan performanya melebihi berat satuan dan algoritma heuristik acak. Meskipun pohon VLAN lebih kerja dapat memberikan lebih banyak jalur routing untuk meningkatkan load balancing, kami telah mengamati bahwa peningkatan Mance perfor- menjadi jenuh karena jumlah pohon yang bekerja meningkat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tiga pohon bekerja cukup untuk menyediakan load balancing ing rout-. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Karena jumlah maksimum VLAN dalam Ethernet adalah 4096 VLAN, pendekatan yang diusulkan bebas dari masalah skalabilitas. Untuk mengevaluasi waktu pemulihan kegagalan dalam sistem nyata, kami juga diterapkan pendekatan kami dalam sistem FPGA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu perlindungan switching dalam waktu 3 μ detik. Hal ini jauh lebih pendek dari suatu ketentuan 50msec digunakan dalam carrier jaringan telekomunikasi kelas untuk menjamin kualitas tertinggi untuk waktu layanan sensitif. 3 “Comparative Study On Dalam makalah ini Spanning Tree Protocol and digunakan sebagai kepercayaan routing Trust Basedd Routing protokol berdasarkan akan memberikan protocol” enkripsi kriptografi pendekatan untuk baru memberikan keamanan lebih bagi pemilik data yang yang mengupload data dan data pengguna secara efisien akan mengurangi delay paket dari hasil analisis yang ditunjukkan di atas. Juga menyediakan keamanan untuk transmisi paket di Manet, kinerja dihitung dan hasilnya dianalisis. 4 “Performance Evaluasi Survey Makalah ini membandingkan mekanisme On Loop Prevention pencegahan loop dalam topologi beralih Mechanisms in Redundant berlebihan. STP yang memiliki waktu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Switch Topology” konvergensi antara 30 dan 50 detik tidak cukup untuk kebutuhan jaringan Ethernet yang modern. STP adalah protokol stateless yang tidak memiliki mekanisme otentikasi yang kuat dan rentan terhadap berbagai serangan termasuk mengendus dan serangan DoS. Rapid (RSTP), Spanning standar Tree Ethernet Protocol yang menggantikan STP, tidak menyediakan mekanisme load balancing. MSTP menderita masalah built-in untuk topologi Ethernet - broadcast dan unicast banjir dan lamban mencakup konvergensi pohon. Ini membatasi penyebaran MSTP kecil Layer 2 domain. Di masa depan, analisis komparatif dapat dilakukan dengan tingkat yang lebih tinggi dari analisis kinerja menggunakan jumlah yang lebih tinggi dari parameter. Juga, teknik bawah survei dapat ditingkatkan atau dicampur dalam rangka meningkatkan kinerja keseluruhan skema. http://digilib.mercubuana.ac.id/